BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang dihadapi seluruh Negara di dunia terutama Negara berkembang seperti Indonesia adalah kemiskinan. Kemiskinan atau tingkat kesejahteraan yang rendah menjadi masalah yang sangat komplek bagi Negara-negara berkembang termasuk Negara Indonesia. Banyak ahli berusaha memecahkan masalah ini di mulai dari perintah daerah maupun pemerintah pusat untuk mengurangi angka penduduk miskin. Semenjak berlakunya desentralisasi kemiskinan merupakan tanggung jawab pemerintah. Pemerintah daerah mendapatkan kesempatan besar untuk menangani secara langsung upaya penyejahteraan masyarakat, khususnya dalam upaya penanggulangan permasalahan kesejahteraan social terkait kemiskinan. Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik (2014), jumlah penduduk yang memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah menunjukkan tren menurun pada periode Pada tahun 2010 penduduk miskin sebesar 31,02 juta jiwa kemudian pada tahun 2014 berkurang menjadi 28,28 juta jiwa. Hal tersebut menunjukan kemiskinan belum benar-benar terselesaikan walaupun telah banyak program pemerintah yang telah dilaksanakan dalam rangka penuntasan kemiskinan. Terdapat penelitian tentang kesejahteraan dan kemiskinan. Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi ciri dari kelompok rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan rendah seperti umur kepala rumah tangga, pendidikan terakhir, pekerjaan sampai jenis kelamin kepala rumah tangga. Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga sehingga perlu dilakukan identifikasi faktor yang paling berpengaruh supaya nantinya dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan yang terarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat [1].

2 Menurut Badan Pusat Statistik (2014), Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang jumlah penduduk miskinnya terbanyak dengan persebaran kemiskinan terbanya di area pedesaan dibandingkan dengan area perkotaan dengan prosentase sebanyak 57,16 kemiskinan ada di area pedesaaan. Kabupaten grobogan terletak di provinsi Jawa Tengah yang mempunyai luas 1.975,83 Km yang menjadikan kabupaten grobogan menjadi kabupaten paling luas di jawa tengah. Menjadi kabupaten paling luas seharusnya berpotensi dalam pembangunan daerah namun masalah kesejahteraan social terutama kemiskinan menjadi kendala dan masih belum teratasi sampai tuntas. Terdapat beberapa penelitian tentang klasifikasi kesejahteraan dan kemiskinan masyarakat. Penelitian yang dilakukan oleh Dimas Arvian et al, tentang klasifikasi kesejahteraan rumah tangga dengan objek penelitian provinsi jawa timur. Metode klasifikasi yang digunakan pada penelitian menggunakan Multivariate Adaptive Regression Spline Bootstrap Aggregating (MARS Bagging). Berdasarkan hasil penelitian tingkat kesalahan dan ketepatan klasifikasi yang diberikan adalah sebesar 13.51% dan 86.49% [1]. Selain itu Derick Iskandar et al, juga melakukan penelitian yang membandingkan C4.5 dengan Naïve Bayes Classifier untuk mengklasifikasi tingkat kemiskinan. Hasil dari proses klasifikasi diperoleh bahwa metode C4.5 memiliki tingkat akurasi 3% lebih baik jika dibandingkan dengan metode Naïve Bayes [2]. Pada penelitian ini mengusulkan algoritma data mining Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) yang akan digunakan untuk klasifikasi masyarakat miskin pada kabupaten grobogan. ANFIS merupakan salah satu metode pada data mining yang dibentuk dari penggabungan dari jaringan syaraf tiruan (artificial neural network) dan Logika Fuzzy. Metode ANFIS dipilih karena neural network mampu belajar dengan sendirinya berdasarkan pelatihan pada data yang ada sebelumnya, dan Fuzzy Logic mampu melakukan klasifikasi berdasarkan informasi linguistik dan fuzziness. Kombinasi dari kedua metode ini diharapkan dapat menghasilkan suatu system yang mampu belajar secara terus menerus dan mampu memberikan output berupa klasifikasi dengan akurasi yang baik [3].

3 Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan, penelitian ini mengusulkan penggunaan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) sebagai algoritma data mining pada kasus klasifikasi masyarakat miskin yang disusun dalam laporan penelitian dengan judul Implementasi Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) Untuk Klasifikasi Masyarakat Miskin pada Kabupaten Grobogan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana menerapkan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) untuk mengklasifikasi masyarakat miskin pada kabupaten Grobogan? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya agar menghindari penyimpangan pembahasan pada tema penelitian ini adalah: 1. Data pada penelitian ini didapat dari Badan Pusat Statistik data masyarakat miskin di kabupaten grobogan. 2. Algoritma klasifikasi yang digunakan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS). 3. Tools yang digunakan untuk eksperimen adalah Matlab. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari laporan tugas akhir yang dibuat oleh penulis adalah mengimplementasikan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) untuk klasifikasi masyarakat miskin di kabupaten grobogan.

4 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Mendapatkan pengetahuan algoritma pada data mining Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) dan memberi inspirasi penulis untuk meneliti lebih lanjut tentang klasifikasi. 2. Bagi Pembaca Mendapat pengetahuan tentang penggunaan data mining klasifikasi dengan algoritma Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS). Pengetahuan dapat dijadikan landasan untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya.

5