GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE TENGAH KABUPATEN SIMEULUE SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE TENGAH KABUPATEN SIMEULUE SKRIPSI"

Transkripsi

1 GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE TENGAH KABUPATEN SIMEULUE SKRIPSI RAHMA RONITA NIM: 09C PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

2 GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE TENGAH KABUPATEN SIMEULUE Skripsi Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat RAHMA RONITA NIM: 09C PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2014

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, yang bersama - sama sering disebut sebagai "Segitiga Kesehatan" (Bascom, 2009). Hening (1992), menyebutkan ada beberapa tanda dan gejala senam hamil harus dihentikan yakni, timbul rasa nyeri terutama nyeri dada, nyeri kepala dan nyeri pada persendian, kontraksi rahim yang lebih sering (interval < 20 menit), pendarahan pervagina, keluarnya cairan ketuban, nafas pendek yang berlebihan, denyut jantung yang meningkat ( >140 x /menit), mual dan muntah yang menetap, kesulitan jalan, pembengkakan yang menyeluruh, aktifitas janin yang berkurang. Primadi dalam Roosytasari (2009) salah satu bentuk latihan atau olahraga bagi ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil merupakan suatu program latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam peroses persalinan, serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi persalinan. Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya baik fisik maupun mental dalam menghadapi 1

4 2 persalinan. Ibu hamil sangat membutuhkan tubuh yang sehat dan bugar. Oleh karena itu, selain makan secara teratur, ibu hamil harus cukup istirahat dan berolahraga sesuai dengan kebutuhannya, salah satu olahraga yang baik untuk ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil sangat diperlukan oleh setiap ibu hamil, karena senam hamil dapat membuat tubuh yang bugar dan sehat, dan dapat membuat ibu hamil tetap mampu menjalankan aktivitas sehari - hari, sehingga stres akibat rasa cemas menjelang persalinan akan dapat diminimalkan (Indiarti, 2008). Pergerakan dan latihan senam kehamilan tidak saja menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang dikandungnya. Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri, maka oksigen akan mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitu melalui darah ibunya kedalam aliran darah bayi yang dikandung. Senam kehamilan akan menambah jumlah oksigen dalam darah di seluruh tubuh sang ibu dan karena itu aliran oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi lancar (Widianti, 2010). Latihan senam hamil tidak dapat dikatakan sempurna bila penyajiannya tidak disusun secara teratur yaitu minimal satu kali dalam seminggu yang dimulai saat umur kehamilan 28 minggu. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, wanita tetsebut akan menjaga kesehatan tubuhnya dan janin yang dikandungnya secara optimal (Evariny, 2007). Meskipun tubuh cukup sehat dan dapat menyesuaikan diri dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi tapi akan sangat membantu jika melakukan olahraga atau senam hamil. Biasanya proses pemulihan setelah melahirkan pun

5 3 akan lebih cepat dibandingkan tubuh yang kondisinya kurang baik. Dengan berlatih senam hamil secara teratur, tingkat kesadaran secara keseluruhan terhadap hakekat hidup bertambah, kelelahan pun akan berkurang dan ini akan membuat semangat bertambah.(musbikin, 2009). Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Oetomo, Sofoewan (1998) juga menunjukkan bahwa 100 wanita primigravida, didapat bahwa kejadian partus lama lebih kecil secara bermakna (1,9%-15%). Dikalangan wanita hamil yang melakukan senam hamil juga lama persalinan kala II nya juga bermakna lebih singkat dari pada yang tidak melakukan senam hamil. Secara statistik resiko relatifnya 0,125; artinya resiko partus lama pada ibu yang melakukan senam hamil 0,125 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan senam hamil. (Supriatmaja, 2012) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue ibu hamil berjumlah 15 responden, yang melakukan senam hamil 9 responden dengan usia kehamilan pada masa tua trimester III (7-9 bulan), sedangkan yang tidak melakukan senam hamil 4 reponden usia kehamilan masa yang dapat digolongkan ke dalam masa mudah trimester II (4-6 bulan), dan 2 responden usia kehamilan masa mudah trimester I (0-3 bulan) karena usia kehamilannya masih belum cukup umur untuk melakukan senam hamil. Bedanya trimester II (4-6 bulan) merupakan suatu priode pertumbuhan yang cepat pada priode ini bunyi jantung janin sudah dapat di dengar, gerakan janin jelas panjang janin kurang lebih 30 cm dan beratnya 600 gram. Sedangkan usia kehamilan trimester I (0-3 bulan) dalam masa kehamilan

6 4 trimester pertama terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada sel telur yang telah dibuahi dan terbagi dalam 3 fase yaitu fase ovum, fase embrio dan fase janin. Fase ovum sejak proses pembuahan sampai proses implantasi pada dinding uterus, kemudiaan disebut dengan zigot. Fase ovum memerlukan waktu hari setelah proses pembuahan. Fase embrio ditandai dengan proses pembentukan organ organ utama, fase ini berlangsung dari 8 minggu sampai tiba waktunya kelahiran, pada fase ini tidak ada lagi proses pembentukan melainkan proses pertumbuhan dan perkembangan. (Bobak, 2011). Dengan melakukan latihan atau gerakan yang dilakukan dalam senam hamil akan memiliki tujuan dan manfaat tertentu seperti yang dikemukakan oleh Mellyna Huliana, (2009) menyatakan bahwa senam hamil mempunyai tujuan mempersiapkan mental ibu hamil yaitu tercapainya ketenangan rohani dan terbentuknya kepercayaan diri. Pada wanita hamil, selama pengawasan antenatal diperiksa tentang kehamilanya dan diberikan nasehat-nasehat serta dibeberapa rumah sakit telah dilakukan senam hamil. Sesungguhnya senam hamil bukanlah suatu hal yang aneh dan luar biasa karena wanita-wanita di negara maju sangat menyukai senam dan latihan fisik, baik saat hamil maupun diluar kehamilan, untuk menjaga kondisi fisik dan mentalnya. Di Indonesia hal ini baru disadari oleh sekelompok masyarakat kota - kota besar yang modern dan maju demikian pula halnya, dengan latihan senam hamil (Mochtar, 2010). Kurangnya pengetahuan ibu terhadap senam hamil mengakibatkan kurangnya minat dan keinginan ibu untuk melakukan kegiatan senam hamil

7 5 tersebut. Sehingga berdampak negatif terhadap keadaan ibu dan janinnya. Dampak tersebut meliputi, terjadinya perdarahan pervagina, memperlambat proses persalinan, rentan terhadap kelahiran prematur, adanya tanda kelainan pada janin, eklamsi / pre eklamsi dan sebagainya (Bobak, 2011). Dampak yang akan terjadi dapat dicegah jika latihan senam hamil tersebut dilakukan secara teratur baik ditempat latihan maupun di rumah dalam waktu senggang dapat menuntun ibu hamil ke arah persalinan yang fisiologis selama tidak ada keadaan patologis yang menyertai kehamilan. Ibu hamil yang melakukan senam hamil secara teratur selama masa kehamilannya dilaporkan dapat memberikan keuntungan pada saat persalinan yaitu pada masa kala aktif (kala II) menjadi lebih pendek, mencegah terjadinya letak sungsang (miring) dan mengurangi terjadinya insiden sectio caesaria. Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa terdorong untuk mengambil judul penelitian ini yakni Gambaran Perilaku Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. 1.2 Rumusan Masalah Sehubungan dengan uraian latar belakang di atas, di tetapkan rumusan masalah penelitian ini yaitu Bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil

8 6 Tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam bidang Pengetahuan Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam bidang Sikap Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. 3. Untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil terhadap Tindakan Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Sebagai memperkaya khasanah acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengatahui secara mendalam gambaran perilaku ibu hamil tentang senam hamil.

9 Manfaat Praktis Manfaat praktis yaitu dapat memberikan masukan yang berarti bagi ibu hamil dalam meningkatkan pengetahuan sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. 1. Bagi Pemerintah Kabupaten Simeulue. Sebagai temuan yang dapat dijadikan standar bagi pembina masyarakat khususnya ibu hamil di Kabupaten Simeulue. 2. Bagi Instansi Dinas Kesehatan. Sebagai tolak ukur dalam memberikan pelayanan dan usulan yang baik bagi Ibu hamil. 3. Bagi Ibu Hamil. Agar ibu hamil dapat memperoleh pemahaman yang optimal tentang cara menjaga kesehatan ibu hamil.

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Notoatmodjo (2007), Perilaku dipandang dari segi bologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku dan gejala yang tampak pada organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan faktor genetik dan lingkungan merupakan penentu dari perilaku mahluk hidup termasuk dari manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku mahluk hidup itu selanjutnya. Sedangkan faktor lingkungan adalah merupakan kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan perilaku tersebut. Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini bersifat fasif (tanpa tindakan) maupun aktif disertai tindakan (Notoatmodjo, 2007) 8

11 Bentuk Perilaku Notoatmodjo (2007), secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar objek. Respon dibedakan menjadi 2 (dua) : 1. Perilaku tertutup (covert behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran dan sikap yang terjadi orang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata atau praktek (practice) contoh seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau bidan praktik swasta. Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2007), maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok: 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance)

12 10 Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang uantuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek: a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit. b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin. c) Perilaku gizi (makanan dan minuman), makanan dan minuman dapat memelihara dan dan meningkatkan kesehatan seseorang tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada prilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut. 2. Perilaku pencaharian dan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau disebut perilaku pencaharian pengobatan ( health seeking behavior). 3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya,sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya Domain Perilaku Kesehatan Perilaku manusia sangat kompleks dam mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2007) seorang ahli psikologi pendidikan membagi prilaku itu kedalam 3 domain ( ranah / kawasan ), meskipun

13 11 kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa dalam tujuan suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain prilaku tersebut, yang tediri dari : ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain). Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain itu diukur dari: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude ), dan praktik atau tindakan (Practik ) Pengetahuan Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atua kognitif merupakan domian yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

14 12 1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu 2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus (objek). 3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5. Adoption, subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogert menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini di dasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaiknya apabila perilaku ini tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan. 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajadi sebelumnya. Termasuk mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluru bahan yang di pelajari atau ransangan yang telah di terima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

15 13 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang teleh dipelajari pada situasi kondisi yang real (sebenarnya). 4. Analisa (analisys) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesia (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi Sikap Menurut Notoatmodjo (2007) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum

16 14 merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu : 1. Kepercayaan( keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional untuk evaluasi emosional terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak ( Trend to behave ) Keyakinan bahwa "Diskriminasi itu salah" merupakan sebuah pernyataan evaluatif. Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap komponen afektifnya. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti "Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas." Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu (Notoatmodjo, 2007). Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian. Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap dengan perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan

17 15 semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait (Notoatmodjo, 2007) Tindakan Tindakan yaitu suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior) jadi untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain ada fasilitas yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2007) Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour) untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Selain faktor fasilitas juga diperlukan juga diperlukan faktor dukungan (Support) dari pihak lain antara lain: a. Persepsi Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan paktik tingkat pertama. b. Respon terpimpin (Guided respons) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua. c. Mekanisme (Mecanism) Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomasis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

18 16 d. Adaptasi (Adaptation) Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik ataupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan. Senam hamil biasanya dimulai sejak usia dini, namun biasanya di lakukan saat kehamilan memasuki trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28 minggu kehamilan. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan. Gerakan senam hamil diatur secara bertahap untuk dilakukan pada setiap perkembangan usia kehamilan, disesuaikan pula dengan kebutuhan. (Mandriwati, 2008) Sejarah Singkat Senam Hamil Suatu evolusi ke arah penanggulangan aspek-aspek fisik dari persalinan dan pemeliharaan pre-postnatal yang bertujuan melindungi ubu dan anak telah dirintis sejak 300 tahun yang lalu. Pada permulaan abad ke - 20 tercapailah suatu kemajuan yang memberikan kesempatan kepada wanita untuk memperoleh persalinan yang fisiologis dengan memberikan bimbingan baik fisik maupun psikis.

19 17 Yang menjadi pelopor Prenatal Care ini adalah Europa. Buku pertama mengenai prenatal care ini adalah Birth Mankid yang diterbitkan oleh Thomas Tasynald pada tahun Selanjutnya Thomas Bull (tahun 1837) menulis buku tentang Kesehatan Wanita Hamil yang membahas pemeliharaan buah dada, senam hamil, defekasi dan sebagainya. Di amerika pun terjadi evolusi dalam bidang prenatal care ini. Seorang physiothetapist berkebangsaan Inggris menulis buku A Way To Natural Childbirth yang mempopulerkan senam hamil. Akhirnya Read yang terkenel dengan lingkaran setannya yaitu Ear tension-paind syndrome, telah mempopulerkan senam hamil dalam teorinya Natural Childbirth. Di Indonesia pun pre postnatal care ini berkembang. Masyarakat mulai sakit bersalin yang telah memasukkan latihan senam hamil ini kedalam kegiatan bagian Obstetri. Pada tahun 1972 R.S. dr. Hasan Sadikin di Bandung mulai meningkatkan pelayanannya dalam bidang Obstetri dengan memberikan latihan senam kepada pasien-pasiennya dan pasien lainnya yang dikirim dari luar rumah sakit tersebut. Latihan senam hamil ini telah disusun secara metodis dan disesuaikan dengan tujuan prenatal care dan kepentingan wanita hamil (Widianti, 2010) Tujuan Senam Hamil Mandriwati (2008, hal 81) menyebutkan ada sebelas tujuan senam hamil antara lain, 1.menguasai teknik pernapasan, 2.memperkuat elastisitas otot, 3.mengurangi keluhan, 4.melatih relaksasi, 5.menghindari kesulitan, 6.memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar

20 18 panggul yang penting dalam proses persalinan, 7.mengurangi kecemasan dan ketegangan selama kehamilan, 8.melatih berbagai tehnik pernafasan, 9.memperlancar persalinan normal secara fisik dan mental, 10.meningkatkan mood dan pola tidur ibu dan, 11.mempercepat penurunan berat badan ibu setelah melahirkan. Sebelas tujuan tersebut semata-mata diarahkan untuk memperkuat otot perut sehingga, persalinan jadi lancar. Selain itu, senam hamil melatih ibu memiliki sikap tubuh yang prima sehingga terbukti mampu mengurangi beberapa keluhan seputar kehamilan seperti nyeri pinggang, punggung, dan sesak nafas. Tak kalah pentingnya, dalam latihan ini ibu akan diajarkan bagaimana cara menghadapi kontraksi dan relaksasi, tehnik pernapasan, serta mengatur ketenangan psikologis saat persalinan. Tak jarang pula, beberapa gerakan senam hamil terbukti ampuh mengubah posisi janin yang menyungsang Syarat-Syarat Senam Hamil Mandriwati (2008) juga menyebutkan tentang syarat-syarat senam hamil yakni, 1 kehamilan berjalan normal dengan rekomendasi dari dokter atau bidan, 2 kehamilan berusia minimal 7 bulan, 3 diutamakan pada kehamilan yang pertama atau kehamilan berikutnya yang mengalami kesulitan persalinan atau melahirkan prematur, 4 latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana tenang, 5 berpakaian cukup longgar, 6 menggunakan kasur atau matras jangan di lantai. Enam syarat ini tentu harus dipenuhi secara mutlak dengan demikian syarat dipenuhi untuk menghindari resiko ibu hamil.

21 Manfaat Senam Hamil Selain syarat- syarat senam di atas untuk ibu hamil juga harus memperoleh manfaat senam seperti, 1. mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung, 2. memperbaiki sirkulasi darah, 3. membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari, 4. tidur lebih nyenyak, 5. mengurangi resiko kelahiran premature, 6. mengurangi stress, 7. membantu mengembalikan bentuk tubuh lebih cepat setelah melahirkan, 8. tubuh lebih siap dan kuat di saat proses persalinan, 9. bertemu dengan calon ibu lain bila ibu melakukannya kelas senam hamil. Manfaat tersebut sangat diperlukan oleh ibu hamil karna menyangkut mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung, memberbiki sirkulasi darah, membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari, tidur lebih nyenyak dan lain-lain. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkecil resiko bagi seorang ibu hamil. (Mellyna Huliana, 2009) Tahapan Senam Hamil Senam bagi ibu hamil memiliki dua tahapan latihan yaitu, latihan pendahuluan dan latihan inti, baik latihan pendahuluan maupun latihan inti masing-masing memiliki tujuan, 1. latihan pendahuluan, 2. latihan inti. Latihan pendahuluan tujuannya untuk melemaskan otot-otot supaya tidak terjadi kekakuan pada otot sebelum memulai senam hamil, latihan pendahuluan dilakukan kurang lebih 5 menit. Latihan inti tujuannya untuk membentuk sikap tubuh, dan untuk melatih pernapasan ibu. Latihan Inti pada senam hamil terdiri dari beberapa gerakan yaitu, 1 latihan membentuk sikap tubuh, 2 latihan kontraksi dan relaksasi, 3 latihan pernafasan.

22 20 Latihan membentuk sikap yaitu latihan untuk memperoleh sikap tubuh yang baik, latihan kontraksi dan relaksasi yaitu latihan untuk memperoleh dan mengatur sikap tubuh yang relax pada saat diperlukan, latihan pernapasan yaitu latihan untuk menguasi berbagai teknik pernapafasan sehingga pada saatnya dapat digunakan sesuai dengan kepentingannya (Evariny, 2007) Tahap-Tahap Gerakan Selain tahapan senam hamil di atas untuk ibu hamil juga harus memperoleh tahap-tahap gerakan senam seperti gerakan tegak lurus dan menunduk datar (dorsi fleksi dan plantar fleksi), gerakan menutup dan membuka (inversi dan eversi), gerakan memutar (sirkulasi duksi), gerakan tegak lurus dan menunduk datar adalah tegakkan kedua telapak kaki, posisi lutut bagian belakang menekan kasur sehingga betis dan lutut bagian belakang terasa sakit, tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya pada posisi datar lakukan beberapa kali ulangan. Gerakan menutup dan membuka adalah tegakkan kedua telapak kaki, hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain, posisi lutut tetap menghadap ke atas, lalu tegakkan kembali, gerakan telapak kaki ke bawah, buka kesamping, tegakkan lalu kembalikan ke posisi semula (posisi telapak kaki tetap berhadapan). Gerakan memutar adalah tegakkan kedua telapak kaki, tundukkan ke bawah, buka ke samping secara memutar, lalu tegakkan kembali, tegakkan kedua telapak kaki, buka dari atas ke samping secara memutar, tundukkan kedua telapak kaki, dan tegakkan kembali, lakukan setiap gerakan 3-4 kali dalam 1 kali latihan (1hari). Jika terjadi pembengkakan, lakukan gerakan ini sebanyak mungkin (Mellyna Huliana, 2009).

23 21 Senam hamil juga bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun senam ini harus dilakukan secara teratur, dengan kondisi yang tenang dan menggunakan pakaian yang longgar. Berikut beberapa petunjuk dalam melakukan senam hamil yaitu, latihan penguatan dan pelemasan otot tujuan latihan adalah melatih otot perut, punggung, pinggang, dasar panggul, dan tungkai agar tidak tegang dan mengurangi nyeri di lokosi tersebut: Ibu telentang di matras,ganjal bahu dengan bantal, lutut ditekuk dan tangan disamping badan. Kerutkan otot-otot yang ada di kedua paha hingga dengan sendirinya pantat terlepas dari alat tidur. Jangan melakukan gerakan mengangkat paha dengan sengaja agar latihan ini efektif. Kemudian, lepaskan kerutan pelanpelan sehingga pantat kembali menyentuh alas tidur. Lakukann sebanyak 2 x 8 hitungan. Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, kedua lutut ditekuk, lalu tangan di samping badan. Angkat kedua tungkai, kemudian gerakkan pergelangan kaki ke depan dan belakang, luruskan kembali dalam hitungan 2 x 8 hitungan. Lakukan hal yang sama pada kedua tungkai bergantian. Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, lutut kiri di tekuk dan tungkai kanan lurus, sementera tangan di samping badan. Gerakan tungkai secara rata dengan alas tidur ke arah pantat (sehingga tungkai seperti pendek) dan arah ke arah mata kaki (sehingga tungkai seperti panjang) dalam hitungan 2 x 8. Lakukan hal yang sama pada tungkai kiri dengan menekuk lutut kanan. Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, satu lutut di tekuk dan kedua lengan membuka di samping badan, kemudian gulingkan lutut bergantian

24 22 ke kanan dan kiri dengan menjaga badan tetap pada posisinya sebanyak 2 x 8 hitungan. Ibu dengan duduk tangan bertumpu di belakang badan, kedua tungkai lurus terbuka selebar bahu. Gerakkan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang bergantian, dalam hitungan 2 x 8 hitungan. Latihan Pernafasan tujuan latihan pernafasan adalah melatih pernafasan dada dan diafragma. Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, lutut ditekuk dan tangan terjalin di atas dada. Tiupkan nafas dari mulut sepanjang mungkin sambil kedua tangan menekan dada pada hitungan Kemudian, tarik nafas dalam dengan mengembungkan dada pada hitungan Lakukan sebanyak 2 x 8 hitungan. Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, kedua lutut ditekuk. Kali ini tangan terjalin di atas perut. Tiupkan nafas dari mulut sepanjang mungkin sambil kedua tangan menekan perut atas pada hitungan Kemudian terik nafas dalam dengan mengembungkan perut atas pada hitungan Lakukan sebanyak 2 x 8 hitungan (Saifuddin, 2011). Latihan koreksi sikap tujuan latihan untuk mengurangi beban yang harus disangga pinggang selama ibu mengandung. Ibu berdiri dengan kedua kaki lurus, tetapi rileks. Agar posisi ibu tidak terlalu tegak maka aturlah agar dada dan perut agak terdorong ke belakang dan pantat agak ke depan. Pertahankanlah posisis ini semampu mungkin setiap saat. (Brock, 2007) Tahap-tahap Istirahat Mental Ada beberapa tahap-tahap istirahat mental yang harus dipenuhi oleh ibu agar dapat melakukan latihan ini secara aman antara lain, 1. Bengkokkan jari-jari

25 23 kaki dengan kuat posisi telapak tegak tahan lalu lepaskan, lakukan sebanyak 2 kali ulangan, 2. Bengkokkan jari-jari kaki dengan kuat posisi telapak tegak tahan lalu kempeskan perut kerutkan pantat tahan dan lepaskan, lakukan sebanyak dua kali ulangan, 3. Bengkokkan jari - jari kaki dengan kuat posisi telapak tegak tahan lalu kempeskan perut kerutkan pantat tahan rapatkan bahu ke badan genggam jari-jari tangan dengan kuat tahan dan lepaskan, lakukan sebanyak dua kali ulangan, 4. Bengkokkan jari-jari kaki dengan kuat posisi telapak tegak tahan lalu kempeskan perut kerutkan pantat tahan rapatkan bahu ke badan genggam jari-jari tangan dengan kuat tahan pejamkan mata, kerutkan alis dengan kuat rapatkan rahang dengan kuat tahan dan lepaskan, lakukan sebanyak 3-4 kali ulangan, 5. Jika kondisi jasmani sudah lelah, konsentrasikan pikiran pada proses pernafasan saja jangan memikirkan hal-hal yang lainnya, 6. Setelah selesai, keluarkan nafas dari mulut (tiup), kemudian tarik nafas dengan mulut terbuka sebanyak tiga kali ulangan, tiup nafas panjang-panjang, lalu tarik nafas dengan mulut terbuka, 7. lanjutkan pernafasan dengan irama yang semakin panjang dan lambat sampai anda tertidur, saat terjaga jangan langsung bangun, tetapi tidur terlentang dulu dan konsentrasikan pikiran lalu bangun, 8. lakukan latihan ini 1 kali sehari sesudah makan siang atau malam sebelum tidur (Ana, 2012) Kontra Indikasi Senam Hamil Larangan atau kontra indikasi mengikuti senam hamil seharusnya dapat dikuti oleh semua wanita hamil yang tanpa komplikasi atau kelainan. Tetapi beberapa kondisi pada ibu hamil tetap tidak dianjurkan melakukan senam hamil

26 24 seperti ibu hamil dengan 1. penyakit jantung, 2. paru-paru, 3. bayi kembar, 4. ibu yang pernah mengalami pendarahan saat kehamilan, 5. adanya riwayat keguguran, 6. servix inkompeten (servix membuka), 7. kelainan letak ari-ari seperti pelasenta previa, 8. adanya tekanan darah tinggi, 9. menderita anemia berat, 10. riwayat diabetes melitus, 11. kegemukan yang sangat hebat (obesitas), 12. penyakitpenyakit dengan riwayat operasi, 13. perokok berat, 14. serta bila bobot badan ibu terlalu kurus di bawah normal. Para ibu hamil dengan kondisi di atas sebaiknya tidak melakukan senam hamil karena dapat menimbulkan resiko yang membahayakan baik untuk ibu maupun janinnya (Musbikin, 2009). Senam hamil sebaiknya secara rutin dilakukan dua kali dalam satu minggu sejak usia kehamilan menginjak 28 minggu. Hal lain yang harus diperhatikan adalah, gunakanlah pakaian yang longgar dan matras sebagai alas saat latihan, pastikan pula ibu sedang dalam kondisi yang sehat saat latihan. Lakukan setiap sesi latihan secara serius tetapi santai. Hentikan latihan bila ibu merasa lelah karena senam hamil dilakukan untuk membuat ibu menjadi lebih sehat, bukan malah membuat ibu menjadi sakit. (Widianti, 2010) Relaksasi Tujuan gerakan relaksasi untuk mencapai rileksasi bagi otot-otot perut dan tungkai yang merupakan otot-otot yang sangat berperan selama ibu mengandung. Dalam melakukan gerakan yang juga disebut pendinginan ini, ibu bisa sambil mendengarkan musik jazz atau instrumen yang santai untuk membantu pikiran ibu menjadi rileks.

27 25 1. Ibu tidur terlentang di atas matras dengan kepala disanggga bantal hingga punggung dan kedua tungkai bersila. Atur napas perlahan, tarik lewat hidung sebanyak 4 hitungan dan keluarkan lewat mulut sebanyak 4 hitungan, 2. Ibu tidur miring ke kiri (lebih baik) di atas matras, kepala disangga bantal, tungkai kanan ditekuk di atas tungkai kiri yang diluruskan, ganjal guling di sela-sela paha. Atur nafas perlahan, tarik lewat hidung sebanyak 4 hitungan dan keluarkan lewat mulut sebanyak 4 hitungan. Lakukan hal yang sama dengan posisi tidur miring ke arah kanan, 3. Ibu berbaring miring di atas matras, sebaiknya ke arah kiri. Ganjal kepala dengan bantal, kedua lutut ditekuk ke arah perut, kedua tangan ditekuk di bawah bantal, dan pejamkan mata. Tarik napas panjang sebanyak 4 hitungan melalui mulut. Lakukan hal yang sama ke arah kanan. Tehnik relaksasi ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi mulas pada saat persalinan (Ana, 2012) Landasan Teori Adapun landasan teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teori Benyamin Bloom yang dikutip oleh Notoadmodjo (2007), yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindaraan terhadap objek tertentu. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Tindakan yaitu suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior) jadi untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain ada fasilitas yang memungkinkan. Sedangkan untuk teori senam hamil penulis menggunakan

28 26 teori Mandriwati, (2008). Mengatakan bahwa senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik ataupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan. Peneliti mencatat beberapa penelitian yang serupa yang berkaitan dengan penelitian - penelitian yang peneliti lakukan yaitu : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Khoiriyah tahun 2007 dengan judul Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Klinik Bidan Praktek Swasta Hj. Endang Purwanti Am. Keb di Yogyakarta. Metode Penelitian yang digunakan deskriptif dan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling. Hasil dari penelitian tersebut pada kategori baik dengan persentase 78,5 %. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarni tahun 2003 dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Rumah Bersalin Dwi Hastuti Bugisan Prambanan Klaten. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif serta dengan metode pendekatan cross sectional. Hasil penelitian yang disajikan dengan cara deskriptif dengan hasil pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil di Rumah Bersalin Dwi Hastuti Bugisan Prambanan Klaten. Pada kategori cukup baik sebanyak 65%. 3. Perbedaan penelitian ini adalah penelitian dengan judul Gambaran Perilaku Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. Ibu yang melakukan senam hamil berjumlah 9 responden umur kehamilan trimester III (7-9 bulan).

29 Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti, (Notoatmodjo, 2007) Untuk memberikan arah pengetahuan ini, maka disusun kerangka konsep sebagai berikut: Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen) Pengetahuan Sikap Senam Hamil Tindakan Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

30 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Deskriptif adalah pengumpulan informasi mengenai status gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak dimasukkan untuk menguji hipotesa tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk menggambarkan gambaran perilaku ibu hamil tentang senam hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue pada tanggal 3 sampai dengan 16 Mei tahun Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berjumlah 15 orang ibu hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. 28

31 Sampel Pengamambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan total populasi. Menurut Arikunto (2008) apabila sampel kurang dari 100 maka dapat diambil dari seluruh jumlah populasi yaitu berjumlah 15 orang ibu hamil, dari usia kehamilan 2 orang trimester pertama I (0-3 bulan), 4 orang trimester kedua II (4-6 bulan) dan 9 orang trimester ketiga III (7-9 bulan). Dari usia kehamilan 0-3 bulan dan usia kehamilan 4-6 bulan tidak bisa melakukan senam hamil sedangkan yang bisa melakukan senam hamil adalah usia kehamilan 7-9 bulan di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue (Terlampir 6) Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung ibu hamil dengan teknik wawancara melalui alat ukur kuesioner untuk mengetahui gambaran prilaku ibu hamil tentang senam hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue Data Skunder Data Skunder adalah data yang diperoleh dari catatan, laporan dan profil Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue untuk mengetahui jumlah ibu hamil beserta usia kehamilan di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

32 Definisi Operasional Tabel 3.1 Variabel Penelitian Variabel Bebas (Independen) No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Pengetahuan Segala sesuatu Wawancara Kuesioner 1. Tinggi Ordinal yang diketahui 2. Rendah ibu hamil tentang senam hamil 2. Sikap Reaksi atau Wawancara Kuesioner 1. Positif Ordinal respon yang 2. Negatif masih tertutup terhadap stimulan atau objek dalam melakukan aktifitas 3. Tindakan Suatu perbuatan Wawancara Kuesioner 1. Baik Ordinal yang dilakukan 2. Kurang ibu hamil dalam baik menghadapi persalinan Variabel Terikat (Dependen) 3. Senam Hamil Upaya yang dilakukan Wawancara Kuesioner 1. Baik Ordinal ibu hamil untuk 2. Kurang melancarkan baik persalinan 3.6. Aspek Pengukuran Variabel 1. Pengetahuan Untuk tingkat pengetahuan responden adalah : a. Tingkat pengetahuan tinggi jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan b. Tingkat pengetahuan rendah jika nilai skor responden 5 dari pertanyaan

33 31 2. Sikap Ukuran penilaian sikap adalah: a. Untuk sikap positif jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan b. Untuk sikap negatif jika nilai skor responden 5 dari pertanyaan 3. Tindakan Ukuran penilaian Tindakan adalah: a. Untuk tindakan baik jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan b. Untuk tindakan kurang baik jika nilai skor responden 5 dari pertanyaan 4. Senam Hamil a. Untuk tindakan baik jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan b. Untuk tindakan kurang baik jika nilai skor responden 5 dari pertanyaan 3.7. Pengolahan Data Setelah data terkumpul melalui angket atau kuesioner, maka dilakukan pengolahan data yang melalui berupa tahapan sebagai berikut: 1. Editing yaitu melakukan pengecekan terhadap hasil pengisian kuisioner yang meliputi kelengkapan identitas dan jawaban yang diberikan oleh responden. 2. Coding yaitu memberikan kode berupa angka-angka untuk setiap hasil jawaban pada kuisioner. 3. Transfering yaitu memindahkan jawaban atau kode jawaban dalam media tertentu 4. Tabulating yaitu mengelompokkan nilai responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk tiap-tiap variable dan selanjutnya dimasukan kedalam tabel distribusi frekuensi.

34 Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat yaitu data yang mendeskripsikan atau menggambarkan data tersebut dalam bentuk persentase dengan formula. Untuk mempresentasikan jumlah jawaban maka digunakan rumus sebagai berikut : p = f x 100 % n Keterangan : p = persentase f = frekuensi n = jumlah seluruh responden (Arikunto, 2010).

35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah yang merupakan suatu desa yang sumber pendapatan masyarakatnya bertumpu dari hasil pertanian adalah suatu daerah pemukiman dengan jumlah penduduk 213 jiwa yang terdiri dari 110 jiwa penduduk laki-laki dan 103 jiwa penduduk dengan jenis kelamin perempuan. Potensi Desa Lamayang cukup besar, baik potensi yang sudah dimanfaatkan secara maksimal. Secara adminstratif Desa Lamayang mempunyai batas - batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatas dengan Desa Sigulai - Sebelah Selatan berbatas dengan Desa Kuta Baru / Kampung Aie - Sebelah Timur berbatas dengan Desa Latitik - Sebelah Barat berbatas dengan Desa Sibulu Karakteristik Umur Responden Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. No Umur Frekuensi Persentase (%) 1 < , > ,7 Total Sumber: Data Primer,diolah dari kuesioner

36

37 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam bidang Pengetahuan tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah cukup tinggi. Hal ini terbukti bahwa 8 responden (53,3%) memiliki pengetahuan rendah, dan 7 responden (46,%) memiliki pengetahuan tinggi. 2. Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam bidang Sikap tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah cukup negatif. Hal ini terbukti bahwa 10 responden (66,6%) memiliki sikap negatif, dan 5 responden (33,4%) memiliki sikap positif. 3. Gambaran Perilaku Ibu Hamil terhadap Tindakan Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah cukup baik. Hal ini terbukti bahwa 6 responden (40%) memiliki tindakan kurang baik, dan 9 responden (60,%) memiliki tindakan baik. 5.2 Saran 1. Sehubungan dengan rendahnya sikap ibu hamil terhadap senam hamil, maka diperlukan peran Petugas Dinas Kesehatan untuk memberikan penyuluhan dan Sosialisasi bagi Ibu Hamil yang ada di Desa Lamayang khususnya dan Simeulue pada umumnya. 41

38 42 2. Bagi ibu hamil Sebaiknya ibu hamil menambah pengetahuan tentang senam hamil agar ibu dapat melaksanakan senam hamil sehingga kehamilan dan persalinan ibu dapat berlangsung dengan lancar. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penelitian yang berbeda dan jumlah populasi yang berbeda sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik.

39 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta. Ana, Panduan Calon Ibu Untuk Menjalani Kehamilan dan Persalinan Yang Menyenangkan, Jakarta: PT Agromedia Pustaka. Bobak, Senam Hamil Praktis, Yokyakarta: Media Pressindo. Brock, Senam Hamil. Jakarta : Rineka Cipta. Bascom, Konsep Perilaku Kesehatan. Jakarta : Al Fabeta. Evariny, Kesehatan Wanita Hamil. Yokyakarta : Knisius. Huliana Mellyna, Perawatan Ibu Hamil, Yogyakarta Fitramaya. Hening, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta EGC. Indriarti, Senam Hamil Praktis, Yokyakarta: Media Pressindo. Khoiriyah, S, Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Klinik Bidan Praktek Swasta Hj. Endang Purwati Yogyakarta. Yogyakarta. Lamayang, Profil Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue. Musbikin, Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil), Yokyakarta: Knisius. Mandriwati, Senam Kesehatan. Yokyakarta : Nuha Medika. Mochtar, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC. Notoadmodjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta. Roosytasary, Ragam Senam Hamil. Jakarta : Al Fabeta. Saifuddin, Senam Hamil Praktis, Yokyakarta: Media Pressindo. Supriatmaja, Senam Hamil Bisa Lancarkan Persalinan,Yokyakarta: Knisius. 43

40 Suwarni, Gambaran Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Rumah Bersalin Bugisan Prambanan Klaten. Klaten. 44 Widianti, A,. A., Garry, and Proverawati, Panduan Lengkap Senam Hamil Sehat Khusus Ibu Hamil. Yogyakarta : Power Book.

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak : SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak : Saat ini, wanita yang tengah hamil tidak menjadi halangan untuk tetap berolahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan Kehamilan adalah satu dari tiga periode dalam kehidupan wanita saat mengalami perubahan hormonal yang penting. Periode pertama adalah menarche yaitu masa pertumbuhan

Lebih terperinci

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil Senam Hamil Pengertian Senam Hamil Senam ibu hamil adalah jenis olahraga yang ringan untuk ibu hamil, olahraga ini bisa dilakukan untuk ibu hamil yang usia kandungannya di atas 6 bulan. Usia kandungan

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll NAMA PEKERJAAN MATA KULIAH : Senam Hamil : ASKEB I (Kehamilan) UNIT : Antenatal Care REFERENSI : Dikes Prop. Sumatera Barat-JICA, 2003, Pedoman Kelas Ibu. Dikes Prop. Sumareta Barat-JICA, Padang Dikes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN SIKAP IBU TENTANG SENAM HAMIL DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 KEPERAWATAN Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KEHAMILAN RISIKO TINGGI 2.1.1 Defenisi Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri ini. Pasalnya, angka kematian ini menunjukkan gambaran derajat kesehatan di suatu wilayah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).

Lebih terperinci

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) : KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan Persalinan atau Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui jalan lahir vagina ke dunia luar ( Wiknjosastro,

Lebih terperinci

telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam

telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk kedalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap senam hamil.. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi berarti penilaian atau penaksiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 1. Pengetahuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek terentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan terus menerus dalam perilaku atau pemikiran (Seifert,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO ABSTRAK HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL DENGAN KETIDAKNYAMANAN IBU HAMIL TRIMESTER III DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI SUPADMI, KUNDEN BULU, SUKOHARJO Nur Aini Rahmawati 1, Titin Rosyidah 2, Andrya Marharani 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA Siti Aisyah* Titi Sri Budi** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL Kelompok 3 : 1. Asti salin (14001) 2. Intan kusumajati (14012) 3. Magdalena (14015) 4. Nawangsari (14020) 5. Nia rifni (14021) 6. Niken Ayu (14022) 7. Pascalia (14023) 8. Ratna A (14024) 9. Siska R (14025)

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravid,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan bidang kesehatan modern mencakup berbagai macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah sectio caesaria. Di negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN Nur Aini Rahmawati 1), Sutaryono 2), Sri Lestari 3) STIKES Muhammadiyah Klaten ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment melalui rancangan Non-random Control Group Pretest-

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Senam Nifas 1. Defenisi Senam Nifas Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang berrtujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWI KEBIDANAN TENTANG PERSALINAN DENGAN HYPNOBIRTHING DI AKADEMI KEBIDANAN MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Gusni Rahmarianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Hypnobirthing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan suami istri. Dimana pada masa ini sesuatu anugrah seorang anak akan hadir diantara mereka. Masa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok BAB V PEMBAHASAN A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata tinggi fundus uteri awal pada kelompok eksperimen sebesar 14,47

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS Tambahan kalori yg dibutuhan oleh bufas yaitu 500 kalori/hari Diet berimbang utk mendapatkan sumber tenaga, protein, mineral, vit, dan mineral yg ckp Minum sedikitnya 3 lt/hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI BKIA RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI BKIA RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI BKIA RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Intyaswati, Albina Handriana Ganggu Stikes William Booth, Jl. Cimanuk No: 20, telp: 031-5633365

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013 HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013 Sri Wahayu 1, Erika Agung M, SST 2, Heni Maryati, S.Kep.,Ns,.M.Kes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengobatan Sendiri (Swamedikasi) Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat dengan tujuan mengobati penyakit atau gejala sakit tanpa menggunakan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN KETIDAKNYAMANAN IBU SELAMA HAMIL

EFEKTIFITAS PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN KETIDAKNYAMANAN IBU SELAMA HAMIL EFEKTIFITAS PRENATAL YOGA TERHADAP PENGURANGAN KETIDAKNYAMANAN IBU SELAMA HAMIL Ni Kadek Ayu Sri Susilawati¹, Chichik Nirmasari² Prodi D-IV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo email

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011 Siti Aisyah* Ifa Fatmawati** *Dosen Program Studi Diploma III kebidanan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami perkembangan sepanjang hidupnya, mulai dari masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal, dewasa menengah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Kecemasan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu hal yang paling menyenangkan bagi seorang wanita pada umumnya. Kehamilan juga merupakan salah satu cara untuk mencapai kesempurnaan seorang

Lebih terperinci

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Paket Latihan Mental Khusus Pelatda PON XVI Jawa Barat Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ] Komite Olahraga Nasional Indonesia - Jawa Barat Bandung,

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER 3 TENTANG SENAM HAMIL

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER 3 TENTANG SENAM HAMIL TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER 3 TENTANG SENAM HAMIL Ethyca Sari Akper William Booth Surabaya, Jl. Cimanuk No ;20,telp.031-5633365 Email : ethyca.sari@yahoo.com ABSTRAK Pendahuluan : Senam hamil

Lebih terperinci

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA Sri Mintarsih STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta Email

Lebih terperinci

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin By. Ulfatul Latifah, SKM Kebutuhan Dasar pada Ibu Bersalin 1. Dukungan fisik dan psikologis 2. Kebutuhan makanan dan cairan 3. Kebutuhan eliminasi 4. Posisioning dan aktifitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. A. Pengertian Perilaku Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas, baik yang dapat diamati langsung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI Aniq Maulidya, Nila Izatul D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jalan Mataram No.09 Tegal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup didalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Lebih terperinci

B. Status Obstetrikus (meliputi : paritas ibu dan jarak kelahiran) 1. Paritas Ibu

B. Status Obstetrikus (meliputi : paritas ibu dan jarak kelahiran) 1. Paritas Ibu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Berat Bayi Lahir (BBL) Berat bayi lahir adalah hasil penimbangan bayi dalam 24 jam pertama kehidupan yang dinyatakan dalam gram. 4) Seorang bayi mulai menyesuaikan diri terhadap

Lebih terperinci

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan) SENAM REFLEKSI Senam refleksi dilakukan dengan menggabungkan gerakan tubuh dan teknik pengaturan pernapasan. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi-fungsi otot-otot yang berhubungan dengan alat-alat/organ

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Imunisasi 2.1.1. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2012 memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT Disusun oleh: ANISA RATNA N P.17424213046 INTAN NUR FATIMAH P.17424213068 RETNO FITRIYANI

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: NOVITA SARI

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: NOVITA SARI PENEGTAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPUNG BARU KELURAHAN KAMPUNG BARU KECAMATAN MEDAN MAIMUN MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: NOVITA SARI 11.041 AKADEMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

BAB I PENDAHULUAN. dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa atau proses alamiah yang dialami oleh seorang ibu. Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperma dan ovum dan dilanjutkan

Lebih terperinci

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016 Lampiran 1 Nama : Agung Prasetio NIM : 1401100116 No. Kegiatan Penelitian I II III Tahap Persiapan a. Penentuan Judul b. Mencari Literatur c. Penyusunan Proposal d. Konsultasi Proposal e. Perbaikan Proposal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di dunia ini sekitar 500.000 ibu meninggal karena proses kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% diantaranya di negara yang sedang berkembang, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum serta dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi (Prawirohardjo,2008 dalam Kumalasari, 2015).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID. Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID. Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID Topik : Senam Nyeri Haid Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I. A Pemberi materi Tempat : Kelompok PSIK A6 : Rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN Marniati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh E-mail: marniati_skm@yahoo.co.id Abstrak Kecemasan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHAN. kelahiran hidup, 334/ kelahiran hidup, dan 307/ kelahiran

BAB I PENDAHULUHAN. kelahiran hidup, 334/ kelahiran hidup, dan 307/ kelahiran 1 BAB I PENDAHULUHAN A. Latar Belakang Pada saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Gambaran penurunan AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari tahun

Lebih terperinci

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi karena seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Saya yang bernama Khairul Bariah / 095102019 adalah mahaiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

INFOKES, VOL. 5 NO. 1 Februari 2015 ISSN : SENAM HAMIL SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

INFOKES, VOL. 5 NO. 1 Februari 2015 ISSN : SENAM HAMIL SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA SENAM HAMIL SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA Siti Farida 1, Sunarti 2 D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta Email: faridajihan45@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUANG NIFAS RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Purnamawati*, Istiqomah 1, Siti Hateriah 2 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN

HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN MIFTAHUL MUNIR, SKM. M Kes STIKES NU Tuban ABSTRAK Lanjut usia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian perilaku Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari Tahu dan ini akan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 1

Jurnal Kesehatan Kartika 1 TINGKAT KECEMASAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI POLIKLINIK KANDUNGAN RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG Oleh : Tri Ardayani STIK Immanuel Bandung ABSTRAK Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002). Nyeri

Lebih terperinci

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), yang merupakan tujuan kelima untuk meningkatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017 ISSN:2089-6778 HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL Rusmini, 1

Lebih terperinci