GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES YOGYAKARTA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES YOGYAKARTA SKRIPSI"

Transkripsi

1 GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: SUSANTI AMBAR SARI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017 i

2 ii

3 iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian berjudul Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di RSUD Wates Yogyakarta. Usulan penelitian ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes, selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Sp.Kep.MB, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta. 3. Fajriyati Nur Azizah, M.Kep.Sp.Kep.J selaku dosen pembimbing atas bimbingan, saran dan diskusinya. 4. Miftafu Darussalam, M.Kep.,Sp.Kep.M.B selaku dosen penguji atas bimbingan saran dan diskusinya. 5. Terimakasih kepada RSUD Wates yang telah membantu jalannya penelitian, dari studi pendahuluan sampai dengan pengambilan data di ruang Hemodialisa 6. Terimakasih kepada Responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di RSUD Wates Yogyakarta 7. Segenap staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta 8. Rekan-rekan mahasiswa Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta angkatan 2013 terima kasih atas dukungan dan sarannya. 9. Terimakasih kepada kedua orang tua saya yang telah mendukung saya, yang tak terhingga atas doa, semanggat, kasih sayang, pengorbanan, dan ketulusannya dalam mendampingi penulis. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-nya kepada keduanya. 10. Terimakasih kepada saudara saudari yang saling mendukung Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, iv

5 atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua. Yogyakarta, oktober 2017 Penyusun Susanti Ambar Sari v

6 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii INTISARI..ix ABSTRAK..x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gagal Ginjal Kronis 1. Definisi Gagal Ginjal Kronis Etiologi Gagal Ginjal Kronis Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronis Perubahan Fisik Pada Penderita Gagal Ginjal Kronis B. Hemodialisa 1. Definisi Hemodialisa Prinsip-Prinsip Yang Mendasari Hemodialisa Indikasi dan Kontraindikasi Hemodialisa Penatalaksanaan Proses hemodialisa Dosis Hemodialisa Komplikasi Akut C. Depresi 1. Definisi Depresi Gejala Depresi Penyebab Depresi Tingkat Depresi Faktor-Faktor Resiko Depresi Pasien GGK D. Pasien GGK yang Mengalami Depresi E. Beck Depression Inventory F. Tingkat Depresi vi

7 G. Kerangka Teori H. Pertanyaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi dan Subyek Penelitian D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional F. Alat dan Metode Pengumpulan Data G. Validitas dan Reabilitas H. Metode Pengolahan dan Analisa Data I. Etika Penelitian J. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien GGK Tabulasi Silang Jenis Kelamin Pasien Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien GGK Tabulasi Silang Status Perkawinan pasien Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien GGK Tabulasi Silang Lama Menjalani HD Terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien GGK B. Pembahasan 1. Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien GGK Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien GGK Yang Menjalani Hemodialisa Berdasarkan Jenis Kelamin Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien GGK Yang Menjalani Hemodialisa Berdasarkan Status Pernikahan Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien GGK Yang Lama Menjalani Hemodialisa C. Ketebatasan Penelitian...47 BAB V KESIMPULAN DAN HASIL A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 DAFTAR TABEL Hal Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel 3.2 Koding Tabel 4.1 Karakteristik Responden Pasien Hemodialisa Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Depresi GGK Tabel 4.3 Tabulasi Silang Jenis Kelamin Pasien GGK Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabulasi Silang Berdasarkan Umur Terhadap Tingkat Depresi Pasien GGK..41 Tabulasi Silang Status Perkawian Terhadap Tingkat Depresi Pasien GGK Tabulasi Silang lama Menjalani HD Terhadap Tingkat Depresi Pasien GGK viii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori Hal ix

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Persetujuan Menjadi Responden Penelitian (Informed Consent) Kuisioner Data Demografi Lembar Kuisioner Data Mentah Hasil Uji Statistik Surat Ijin Pendahuluan Bupati Kulon Progo Surat Ijin Pendahuluan Direktur RSUD Wates Kab.Kulonprogo Lampiran 8. Surat ijin penanaman pendahuluan Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Tembusan Bupati Kulon Progo, Kepala Bapeda Kab. Kulon Progo, Kepala Kesbangpol, Kepala DINKES,Direktur RSUD Wates Kab. Kulon Progo Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Tembusan Bupati Kulon Progo, Kepala Bapeda Kab. Kulon Progo, Kepala Kesbangpol, Kepala Dinkes,Direktur RSUD Wates Kab. Kulon Progo Lampiran 10. Surat Ijin Pendahuluan RSUD Wates Kabupaten Kulonprogo Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian RSUD Wates Kabupaten Kulonprogo Etik Penelitian Jadwal Penyusunan Skripsi x

11 GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES YOGYAKARTA, INTISARI Latar Belakang : Pasien gagal ginjal kronik jika Laju Filtrasi Glomerulus < 15 ml/ menit sehingga menjalani terapi hemodialisa untuk mengganti fungsi ginjal. Pasien yang menjalani terapi hemodialisa memiliki dampak pada aspek fisik dan psikologis yang berdampak pada mental pasien, salah satu dampak mental yang dialami adalah depresi. Tujuan Penelitian : Diketahui gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Wates Kulon Progo. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive dengan pendekatan Retrospektif study. Sampel yang digunakan sebanyak 65 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan September 2017 di Ruang Hemodialisa RSUD Wates Yogyakarta. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan descriptive analisis. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki yaitu 37 responden (56,9%), usia responden sebagian besar adalah tahun yaitu 29 responden (44,6%), status pernikahan responden sebagian besar adalah menikah yaitu 52 responden (80,0%), dan sebagian besar lama menjadi pasien HD antara 1-5 tahun yaitu sebesar 42 responden (64,6%). Gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa sebagian besar adalah termasuk kategori depresi sedang yaitu sebanyak 29 responden (44,6%). Kesimpulan : Sebagian besar tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani Hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta, termasuk kategori depresi sedang. Kata Kunci : Depresi, Gagal Ginjal Kronik, Hemodialisa xi

12 The Description of Depression Level of Patients With Chronic Renal Failure and Under Hemodyalisis Therapy in General Hospital of Wates, Yogyakarta 1, ABSTRACT Background : Patients with chronic renal failure if glomerulus filtration rate <15 ml to receive hemodialysis therapy in order to replace kidney function. Patients under hemodialysis therapy may experience effects of physical and psychological aspects such as depression. Objective : To identify The Description of Depression Level of Patients With Chronic Renal Failure and Under Hemodialysis Therapy in General Hospital of Wates, Yogyakarta. Methods : This study was descriptive with retrospective study approach. Number of samples was 65 respondents selected by applying purposive sampling technique. The study was conducted during September 2017 in Hemodialysis room in general hospital of Wates, Yogyakarta. The study result was analyzed by descriptive analysis Results : The result of study identified that the sex of respondents was mostly male as many as 37 respondents (56,9%), the age of respondents was mostly years old as many as 29 respondents (44,6%), the marital status of respondents was mostly married as many as 52 respondents (80,0%), the length of period of becoming patients was mostly 1-5 years as many as 42 respondents (64,6%). The Description of Depression Level of Patients With Chronic Renal Failure and Under Hemodialysis therapy was mostly in moderate depression category as many as 29 respondents (44,6%). Conclusion : Most of Depression Level of Patients With Chronic Renal Failure and Under Hemodialysis therapy in general hospital of Wates, Yogyakarta, was in moderate depression category Keywords : Depression, Chronic Renal Failure, Hemodialysis xii

13 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hemodialisis (HD) adalah suatu proses dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin luar tubuh yang disebut dialiser. Frekuensi tindakan hemodialisis bervariasi tergantung banyaknya fungsi ginjal yang tersisa. Rata-rata penderita gagal ginjal kronis menjalani terapi hemodialisis tiga kali dalam seminggu, sedangkan lama pelaksanaan terapi hemodialisis paling sedikit tiga sampai empat jam setiap kali tindakan terapi (Supriyadi dkk,2011). Prevalensi gagal ginjal kronis di Amerika Serikat berdasarkan Center For Disease Control and Prevention pada tahun 2011 diperkirakan lebih dari 10% orang atau lebih dari 20 juta orang yang beresiko mengalami gagal ginjal kronis. Sedangkan jumlah penderita gagal ginjal kronis tahap akhir di Amerika Serikat yang menjalani pengobatan sebanyak penderita (National Chronic Kidney Disease,2014). Prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia diperkirakan mencapai pasien. Dari jumlah pasien tersebut pasien gagal ginjal kronik membutuhkan dialisis, transpaltasi ginjal serta epidemiologi penyakit ginjal (Indonesia Renal Registry, 2011). Pada tahun 2012 dalam survey komunitas yang dilakukan oleh perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), di Indonesia prevalensi populasi yang memiliki gangguan ginjal sebesar 12,5% dari populasi di 4 kota Indonesia (Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bali). Pada tahun 2013 berdasarkan data survey yang dilakukan PERNEFRI mencapai 30,7 juta penduduk yang mengalami penyakit gagal ginjal kronis dan ada sekitar 14,3 juta orang penderita penyakit gagal ginjal tingkat akhir yang saat ini menjalani pengobatan (PERNEFRI, 2013). Sedangkan prevalensi jumlah penderita gagal ginjal kronis di DIY tahun 2014 adalah 149 penderita (Profil Kesehatan, 2015). Berdasarkan data dan PERNEFRI jumlah pasien hemodialisis di Indonesia tahun 2011 sekitar orang. Hasil penelitian Amalia dkk (2015) menyatakan bahwa di Indonesia jumlah penderita penyakit ginjal kronik meningkat sangat cepat. Penyakit ginjal kronik 1

14 2 merupakan penyakit yang mengancam jiwa, serta menjadi permasalahan sosial dan ekonomi bagi penderita dan keluarganya. Pada tahun 2000 asuransi kesehatan pemerintah mensubsidi biaya untuk hemodialisis sebanyak 33 milyar rupiah. Menurut Central Board Statistics Data data di tahun 2006 menjelaskan bahwa penderita gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis 219,2 juta orang, 58,3% di Pulau Jawa, 21,2% di Pulau Sumatra, 5,7% di Kalimantan, dan 14,8% di bagian timur Indonesia termasuk Bali. Hasil penelitian dari Amalia dkk (2015) menyebutkan lebih lanjut bahwa penyakit gagal ginjal memiliki dampak yang signifikan pada aspek psikologis kehidupan pasien. Salah satunya akibat efek samping pengobatan, yaitu imobilitas dan kelelahan terkait ketidakmampuan untuk bekerja, disfungsi seksual, takut mati dan ketergantungan pada mesin untuk hidup dan mempengaruhi kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis sehingga menyebabkan terjadinya depresi. April (2012) menyatakan proses hemodialisis yang lama pada pasien gagal ginjal kronik umumnya akan menimbulkan stress fisik, kelelahan, sakit kepala, dan keluar keringat dingin akibat tekanan darah yang menurun. Faktor patofisiologis gagal ginjal kronik menimbulkan penurunan fungsi ginjal. Proses eritropoesis juga menyebabkan anemia, terjadinya hipertensi dan edema sehingga hal tersebut akan mempengaruhi keadaan psikologis, gangguan proses berfikir, dan konsentrasi serta gangguan dalam hubungan sosial. Semua kondisi tersebut akan menyebabkan depresi yang berkepanjangan dari segi fisik, mental dan sosial. Depresi merupakan salah satu dari gangguan mood yang utama. Depresi yaitu perasaan hilangnya energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan berfikir kematian atau bunuh diri. Depresi dapat mengenai seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan pendidikan. Depresi adalah penyebab utama sakit dan kecacatan di seluruh dunia. Menurut perkiraan terbaru dari WHO, lebih dari 300 juta orang kini hidup dengan depresi, meningkat lebih dari 18% antara tahun 2005 dan 2015 (WHO, 2017). Depresi adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan trias depresi, yaitu kesedihan yang berkepanjangan motivasi menurun, dan kurang tenaga untuk melakukan kegiatan sehari- hari. Gejala gangguan depresi ditandai

15 3 perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan tidak ada harapan. Berpusat pada kegagalan dan menuduh diri, juga sering disertai ide dan pikiran bunuh diri. Klien tidak berminat pada pemeliharan diri dan aktivitas sehari hari (WHO, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Chin-Ken Chen dkk pada tahun 2010 menunjukkan bahwa dari 200 pasien, pasien yang mengalami tanda dan gejala depresi sebanyak 35%, pasien yang berkeinginan untuk bunuh diri sebanyak 25%. Sedangkan hasil penelitian lainnya menjelaskan bahwa penderita penyakit ginjal yang mengalami depresi sebanyak 28,8% dari 59 orang, hal ini menunjukkan bahwa masih banyak penderita gagal ginjal kronik yang mengalami depresi. Pada penderitaan gagal ginjal kronik, kondisi tubuh yang melemah dan ketergantungan pada mesin-mesin dialisis sepanjang hidupnya akan menyebabkan penderita dituntut untuk dapat melakukan penyesuaian diri secara terus menerus sepanjang hidupnya, keadaan tersebut dapat menimbulkan perasaan tertekan dan tidak nyaman bahkan dapat berujung pada munculnya gangguan mental seperti depresi pada penderita (Azahra, 2013). Berdasarkan hasil penelitian Stankovic et all (2014) dengan judul Depression and Quality of Sleep in Maintenance Hemodialysis Patients. Penelitian ini dilakukan di 3 pusat dialisis di Serbia Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi depresi dan kualitas tidur serta mengetahui hubungan gangguan (depresi dan kualitas tidur) dengan karakteristik demografi dan klinik pada pasien ESRD (End Stage Renal Disease) yang menjalani hemodialisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk dan depresi sering ditemui pada pasien hemodialisis dan memiliki hubungan yang positif. Studi yang dilakukan oleh Azahra (2013) dengan judul penelitian Peran Konsep Diri dan Dukungan Sosial terhadap Depresi pada Penderita Gagal Ginjal yang menjalani Terapi Hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan konsep diri dan dukungan sosial terhadap depresi pada penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis. Hasil menunjukkan adanya peran

16 4 konsep diri dan dukungan sosial terhadap depresi pada penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara dengan kepala ruang, pasien dan observasi Rekam Medis (RM) tanggal 24 Mei 2017 di ruang Hemodialisis RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta, diperoleh data bahwa pada tahun 2016 akhir bulan November sampai dengan Desember terdapat pasien berjumlah 1046 yang berkunjung di ruang Hemodialisis RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta. Sedangkan tahun 2017 pada awal bulan Januari sampai dengan bulan April terdapat 2053 pengunjung dari 77 pasien rutin datang untuk terapi Hemodialisis di Unit Hemodialisis dengan usia rentang diantara 24 tahun sampai dengan 76 tahun. Lamanya menjalani hemodialisis bervariasi antara pasien satu dengan lainnya. Pasien yang paling banyak menjalani terapi Hemodialisis adalah dengan frekuensi dua kali setiap minggu dan paling sedikit satu kali seminggu. Hasil wawancara dengan 11 pasien yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD Wates Kulon Progo terdapat 9 pasien mengalami depresi. Pasien merasa sedih, lebih sering menangis, merasa murung yang berkepanjangan akan penyakit yang di deritanya, mengalami gangguan tidur dan hilangnya nafsu makan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penyakit gagal ginjal yang diderita oleh individu ini menimbulkan dampak psikologi yang cukup berat khususnya pada penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis. Banyak diantara pasien yang menunjukkan adanya gangguan depresi, padahal masalah psikologis yang dialami ini dapat memberikan dampak yang merugikan bagi kondisi kesehatan penderita seperti dapat memperburuk kondisi kesehatan penderita. Berdasarkan data di atas untuk mendapatkan data dasar terkait depresi pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis. maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis menjalani terapi hemodialisia di RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta.

17 5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD Wates Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Wates Kulon Progo. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya gambaran karakteristik pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis (jenis kelamin, usia, status pernikahan, lama menjalani hemodialisis) di RSUD Wates Yogyakarta. b. Diketahuinya gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai masukan bagi institusi pendidikan (Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta) khususnya dalam bidang ilmu keperawatan dewasa dan keperawatan jiwa dalam pembelajaran asuhan keperawatan pada pasien yang mejalani terapi hemodialisis. b. Sebagai masukan peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan model keperawatan khususnya bagi klien yang menjalani hemodialisis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit RSUD Wates Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pelaksanaan perawatan untuk memacu kesembuhan pasien yang menjalani terapi hemodialisis yang melibatkan aspek psikologis pasien. b. Bagi perawat HD Bagi perawat seharusnya melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan psikososial Bagi Pasien HD

18 6 Pasien mendapatkan informasi tentang maanfaat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis sehingga menjadikan pasien lebih peduli dengan kondisi psikososialnya selama menjalani Hemodialisis dan dapat mencari bantuan layanan kesehatan terkait kondisi psikologisnya. c. Bagi Stikes Achmad Yani Yogyakarta Dapat digunakan sebagai bahan pustaka dan kajian tentang gambaran tingkat depresi pada pasien menjalani terapi hemodialisis. d. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat mengembangkan penelitian dengan menghubungkan tingkat depresi pasien menjalani hemodialisis dengan variabel yang lain. e. Bagi pasien Pasien mendapatkan informasi tentang depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis. E. Keaslian Penelitian 1. Amalia, dkk (2015) dengan judul penelitian Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di RSUP dr. M. Djamil Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP dr. M. Djamil padang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional study. Subyek diambil dari seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi menggunakan teknik total sampling. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi diwawancarai menggunakan The Hamilton Rating Scale for Depression dari seluruh populasi didapatkan 16 subjek yang memenuhi kriteria. Hasil yang didapatkan ialah 9 responden (56,25%) tidak mengalami depresi, depresi ringan 6 responden (37,50%) dan depresi sedang 1 responden (6,25%). Dapat

19 7 disimpulkan tingkat depresi terbanyak pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP dr. M. Djamil tahun 2015 adalah tingkat depresi ringan. Karakteristik responden terbanyak yang mengalami depresi adalah sebagai berikut: usia tahun, perempuan, menikah, berpendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Persamaan penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu gambaran tingkat depresi pada pasien penyakit ginjal kronik, metode penelitian menggunakan cross sectional study dan peneliti juga menggunakan metode cross sectional study. Perbedaan penelitian ini adalah pada teknik pengambilan sampel total sampling, menggunakan instrumen yang berbeda yaitu The Hamilton Rating Scale For Depression, sedangkan peneliti menggunakan instrumen Skala Beck Depression Inventory (BDI) waktu dan tempat penelitian yang berbeda. 2. Azahra (2013) dengan judul penelitian Peran Konsep Diri dan Dukungan Sosial terhadap Depresi pada Penderita Gagal Ginjal yang menjalani Terapi Hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan konsep diri dan dukungan sosial terhadap depresi pada penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis. Subyek dalam penelitian ini adalah penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis secara rutin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang berjumlah 60 Orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Konsep Diri, Skala Dukungan Sosial, dan Skala Beck Depression Inventory (BDI). Analisis dengan metode statistik analisis dengan metode statistik analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 For windows. Hasil menunjukkan : (1) Adanya peran konsep diri dan dukungan sosial terhadap depresi pada penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis dengan R = 0,616 dan nilai F = 17,400 dengan p = 0,000 (p < 0.01), (2) Adanya peran negatif konsep diri terhadap depresi dengan nilai t = - 2,957 dan p = 0,005 (p<0,001), (3) Adanya peran negatif dukungan sosial terhadap depresi dengan nilai t = -3,820 dan p = 0,000 (p< 0.01). Persamaan penelitian ini adalah menggunakan instrumen yang sama yaitu Skala Beck

20 8 Depression Inventory (BDI) dan variabel depresi penderita gagal ginjal. Perbedaan penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel yang menggunakan total sampling menggunakan skala konsep diri, skala dukungan sosial. Metode penelitian berbeda dengan peneliti yaitu menggunakan statistik analisis regresi sedangkan metode peneliti menggunakan metode adalah cross sectional study variabel penelitian ini yaitu tingkat depresi. 3. Stankovic et all (2014) dengan judul Depression and Quality of Sleep in Maintenance Hemodialysis Patients. Penelitian ini dilakukan di 3 pusat dialisis di Serbia Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi depresi dan kualitas tidur serta mengetahui hubungan gangguan (depresi dan kualitas tidur) dengan karakteristik demografi dan klinik pada pasien ESRD (End Stage Renal Disease) yang menjalani hemodialisis. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner Beck Depression Inventory(BDI) (depresi) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) (kualitas tidur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk dan depresi sering ditemui pada pasien hemodialisis dan memiliki hubungan yang positif. Hasil penelitian ini adalah rata-rata pasien hemodialisis pada pasien lansia adalah mengalami depresi P=0,041 dan terjadi gangguan kualitas tidur P= 0,001. Persamaan penelitian yaitu dengan menggunakan metode cross sectional study, variabel tunggal depresi pada pasien hemodialisis, menggunakan instrument Beck Depression Inventory (BDI). Perbedaan penelitian ini adalah memakai instrument berbeda yaitu memakia instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) (kualitas tidur) sedangkan peneliti memakai Beck Depression Inventory (BDI) waktu dan tempat penelitian.

21 39 1. Gambaran Lokasi Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian RSUD Wates terletak di wilayah Kulon Progo tepatnya di jalan Tentara Pelajar Km 1 Nomor 5 Wates, Kulon Progo. Tanggal 26 Februari 1983 diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI dengan status kelas D. Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo Nomor 18 tahun 1994, kedudukan RSUD Wates tetap sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). Pengelolanya mulai diatur secaramandiri setelah terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kulon Progo Nomor 23 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSUD Wates. Rumah Sakit Umum Daerah ditingkatkan kelasnya menjadi Kelas C dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 491/SK/V/1994 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Wates. Tanggal 15 juni 2010, RSUD Wates ditetapkan sebagai RSUD Kelas B Non Pendidikan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 720/Menkes/SK/VI/2010 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Wates milik Pemerintah Daerah Kulon Progo. Pelayanan yang tersedia di RSUD Wates meliputi pelayanan poliklinik spesialis, pelayanan instalasi gawat darurat, pelayanan konsultasi gizi, pelayanan rawat inap, pelayanan kebidanan, dan kandungan, pelayanan rawat jalan, kamar operasi, pelayanan radiologi, pelayanan labolatorium, pelayanan farmasi, pelayanan hemodialisis, dan pelayanan penunjang lain. Penelitian dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Wates. Unit Hemodialisis RSUD Wates memiliki kapasitas pelayanan yang terdiri dari 8 mesin cuci darah dan terdapat tirai pembatas di setiap bilik, 10 perawat serfitikat ginjal intensif serta 1 dokter spesialis ginjal. dimulai pada pukul WIB dan untuk sesi pertama, untuk sesi ke dua dimulai pada pukul WIB dan untuk sesi ketiga dimulai pada pukul WIB. 39

22 40 Proses hemodialisis di RSUD Wates terlebih dahulu dilakukan dengan mengukur tanda-tanda vital serta berat badan klien, kemudian klien diminta untuk berbaring di tempat tidur yang telah disediakan untuk dilakukan pemasangan alat hemodialisis. Perawat mulai memprogram mesin hemodialisis sesuai dengan hitungan peningkatan berat badan klien interdialisis berat badan kering. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh klien selama proses hemodialisis di RSUD Wates berlangsung diantaranya menonton televisi, berbincang bincang dengan klien lainnya dan kebanyakan klien tidur saat menjalani hemodialisis. Setelah proses hemodialisis selesai, perawat kembali mengobservasi tanda-tanda vital sebelum klien pulang. Lama penderita yang menjalani terapi hemodialisis di Unit Hemodialisis RSUD Wates sangat bervariasi tergantung kondisi penyakit yang diderita. Jumlah responden yang bersedia mengikuti penelitian ini adalah 65 responden. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Pada saat penelitian, hasil observasi peneliti didapatkan belum optimalnya layanan psikososial untuk mengatasi permasalahan psikologis pada pasien hemodialisis seperti pendidikan kesehatan tentang cara menurunkan kecemasan, diskusi pasien dengan perawat, dan paguyuban atau kelompok khusus yang memfasilitasi diskusi antar pasien hemodialisis yang menjalankan pengobatannya secara rutin. 2. Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan di Hemodialisis RSUD Wates Yogyakarta dengan jumlah responden 65 pasien yang rutin menjalani terapi Hemodialisis di RSUD Wates Yogyakarta pada tahun Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden dapat didiskripsikan sebagai berikut:

23 41 Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden Pasien Hemodialisis No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) 1. Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Usia Pasien Tahun Tahun Tahun Tahun Total Status Pernikahan Menikah Janda/Duda Total Lama Menjadi HD 1-5 Tahun Tahun > 10 Tahun Total Sumber : Data Primer, 2017 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki yaitu 37 responden atau 56,9%. Usia responden sebagian besar adalah tahun yaitu 29 responden atau 44,6%. Status pernikahan responden sebagian besar adalah menikah yaitu 52 responden atau 80,0%. Dan sebagian besar lama menjadi pasien HD responden antara 1-5 tahun yaitu sebesar 42 responden atau 64,6%. 3. Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden berdasarkan gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta yaitu sebagai berikut:

24 42 Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di RSUD Wates Yogyakarta Kategori Frekuensi Prosentase Tidak Ada Gejala Depresi Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat Total Sumber : data primer 2017 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Wates Yogyakarta, sebagian besar adalah termasuk kategori depresi sedang yaitu sebanyak 29 responden (44,6%). 4. Tabulasi Silang Jenis Kelamin Pasien Terhadap Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di RSUD Wates Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden berdasarkan tabulasi silang jenis kelamin pasien terhadap tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani Hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta yaitu sebagai berikut: Tabel 4.3 Tabulasi Silang Jenis Kelamin Pasien Terhadap Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta Jenis kelamin Tidak Ada Gejala Depresi Depresi Ringan Tingkat Depresi Depresi Sedang Depresi Berat Total F % F % F % F % F % Laki-Laki 3 4, , ,6 8 12, ,9 Perempuan 4 6,2 6 9, ,0 5 7, ,1 Total 7 10, , , , ,0 Sumber : data primer 2017 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil tabulasi silang diatas menyatakan bahwa sebagian besar responden jenis kelamin laki-laki

25 43 dengan tingkat depresi sedang sebanyak 16 responden (24,6%), sedangkan hasil tabulasi silang paling sedikit yaitu jenis kelamin laki-laki dengan tidak ada gejala depresi adalah yaitu 3 responden (4,6%). 5. Tabulasi Silang berdasarkan Usia Pasien terhadap Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Wates Yogyakarta Usia Pasien Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden berdasarkan tabulasi silang usia pasien terhadap tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD Wates Yogyakarta yaitu sebagai berikut : Tabel 4.4 Tabulasi Silang Usia Pasien terhadap Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di RSUD Wates Yogyakarta Tidak Ada Gejala Depresi Depresi Ringan Tingkat Depresi Depresi Sedang Depresi Berat Total F % F % F % F % F % tahun 0 0,0 0 0,0 2 3,1 5 7,7 7 10, tahun 0 0,0 0 0, ,2 7 10, , tahun 4 6, ,6 8 12,3 1 1, , tahun 3 4,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 4,6 Total 7 10, , , , ,0 Sumber : data primer 2017 berdasarkan table 4.4 dapat diketahui bahwa hasil tabulasi silang diatas menyatakan bahwa sebagian responden berusia tahun dengan tingkat depresi sedang sebanyak 19 responden (29,2%). 6. Tabulasi Silang Status Pernikahan Pasien terhadap Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden berdasarkan tabulasi silang status pernikahan pasien terhadap tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta yaitu sebagai berikut:

26 44 Tabel 4.5 Tabulasi Silang Status Pernikahan Pasien terhadap Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta Status Pernikahan Tidak Ada Gejala Depresi Depresi Ringan Tingkat Depresi Depresi Sedang Depresi Berat Total F % F % F % F % F % Menikah 7 10, , ,5 4 6, ,0 Janda/Duda 0 0,0 0 0,0 4 6,2 9 13, ,0 Total 7 10, , , , ,0 Sumber : data primer 2017 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil tabulasi silang diatas menyatakan bahwa sebagian besar responden berstatus menikah dengan tingkat depresi sedang sebanyak 25 responden (38,5%). 7. Tabulasi Silang Lama Menjalani HD terhadap Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik responden berdasarkan tabulasi silang lama menjadi HD terhadap tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta yaitu sebagai berikut: Lama Menjalani HD Tabel 4.6 Tabulasi Silang Lama Menjadi HD Terhadap Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta Tidak Ada Gejala Depresi Depresi Ringan Tingkat Depresi Depresi Sedang Depresi Berat Total F % F % F % F % F % 1-5 Tahun 0 0,0 0 0, , , , Tahun 4 6, ,6 0 0,0 0 0, ,8 > 10 Tahun 3 4,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 4,6 Total 7 10, , , , ,0 Sumber : data primer 2017 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hasil tabulasi silang diatas menyatakan bahwa sebagian besar responden lama menjadi HD 1-5 tahun dengan tingkat depresi sedang sebanyak 29 responden (44,6%).

27 45 B. Pembahasan 1. Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisa di RSUD Wates Yogyakarta Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta, sebagian besar adalah termasuk kategori depresi sedang yaitu sebanyak 29 responden (44,6%). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hedayati et al (2008) yang menyatakan bahwa 26,7% pasien hemodialisis mengalami depresi, Son et al (2009) melaporkan 25,34% dan Drayer et al (2006) 28%. Chilcott J (2008) menyatakan bahwa prevalensi depresi mempunyai variasi yang sangat besar yaitu berkisar 0%-100%. Perbedaan ini tergantung pada beberapa hal, yaitu metode yang digunakan, jumlah sampel, waktu dan tempat pengambilan sampel serta ketelitian dan keahlian dalam pengambilan sampel. Tingginya kejadian depresi pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis disebabkan oleh berbagai faktor yang berhubungan dengan kehidupan sosial, psikologis dan mekanisme biologi. Pengobatan dialisis secara rutin dan perubahan status kesehatan akan berpengaruh terhadap adanya rasa putus asa, hal ini akan menginduksi adanya episode depresif. Pada beberapa responden, mereka seringkali merasa kurang nyaman pada hari di saat akan menjalani hemodialisis. Hal ini dikarenakan prosedur hemodialisis yang invasif (Amani, 2010). Pasien gagal ginjal kronik selalu ketergantungan pada mesin dialisa atau harus melakukan hemodialisis seusia hidup, hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien, di antaranya perubahan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Efek fisik dapat menimbulkan kelelahan, sakit kepala dan biaya yang dikeluarkan cukup mahal, produktivitas di rumah menurun, kondisi seperti ini akan menyebabkan pasien menjadi pesimis dan beranggapan hidup tidak akan bertahan lama, sebagai kepala keluarga pasien akan kehilangan sumber pendapatnya karena

28 46 tidak mampu bekerja seperti biasanya, sehingga tidak sedikit pasien yang menjalani hemodialisis banyak yang merasa putus asa dan ingin menghentikan pengobatannya serta melakukan tindakan bunuh diri (Canisti, 2007). Penelitian yang dilakukan di RSUD Wates Yogyakarta, sebagian besar pasien mengalami tingkat depresi sedang karena sebagian besar pasien telah menjalani HD 1-5 tahun yaitu 64,6% dan didukung juga status pernikahan responden yang tanpa pasangan (duda/janda) yaitu sebesar 20% kondisi ini menyebabkan sebagian besar pasien mengalami depresi sedang. Pasien yang awal mengalami hemodialisis akan lebih mengalami tingkat depresi berat dan didukung dengan tidak adanya pasangan, sehinggga yang membuat kebanyakan pasien akan lebih cenderung putus asa (Andri, 2013). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh responden dengan jenis kelamin laki-laki mengatakan merasa tidak berguna karena sudah tidak produktif lagi (sudah tidak bisa menjadi tulang punggung keluarga), menjadi beban keluarga, dan menghabiskan banyak biaya untuk pengobatan. Peran pasangan hidup dalam hal ini adalah istri memberikan bantuan kepada responden untuk memenuhi aktifitas sehari-hari dan peningkatan harga diri. Responden dengan jenis kelamin perempuan mengatakan bahwa dirinya sudah tidak bisa menjalani kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dengan baik dan menjadi beban dalam rumah tangga. Banyak yang mengekspresikan kesedihannya dengan cara menangis pada saat wawancara dilakukan. Peran pasangan hidup dalam hal ini suami memberikan motivasi untuk tetap menjalani hidup dengan positif. Sedangkan responden yang sudah tidak menpunyai pasangan hidup (duda/janda) mengatakan lebih berat menjalani kehidupannya karena tidak ada yang mendukungnya pada saat sakit. 2. Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodilalisa berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD Wates Yogyakarta

29 47 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil tabulasi silang diatas menyatakan bahwa sebagian besar responden jenis kelamin laki-laki dengan tingkat depresi sedang sebanyak 16 responden (24,6%), sedangkan hasil tabulasi silang paling sedikit yaitu jenis kelamin laki-laki dengan tidak ada gejala depresi adalah yaitu 3 responden (4,6%).Hasil yang didapatkan bertentangan dengan kecendrungan gangguan depresi unipolar pada wanita dalam buku Synopsis Of Psychiatry BAB mood disorders adalah 20%, pria dibawah 10% (Sadock s, 2007). Hal ini juga dilaporkan oleh Saeed (2012) dalam penelitiannya yang menunjukkan peningkatan prevalensi depresi di kalangan perempuan. Kebanyakan penelitian yang dilakukan di seluruh dunia dan dalam laporan penelitian di Pakistan juga mendapatkan peningkatan gejala depresi pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini bisa terjadi kemungkinan karena responden laki-laki lebih banyak daripada perempuan saat dilakukan wawancara. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2005) menyatakan bahwa walaupun pada penelitiannya didapatkan kejadian depresi pada wanita lebih besar dari pria, namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian depresi. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini bisa saja terjadi dikarenakan responden laki-laki lebih banyak dibandingkan responden perempuan. Depresi lebih sering terjadi pada wanita, dilihat dari wanita lebih sering mencari pengobatan sehingga terdiagnosis. Adanya depresi berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon pada wanita dan ada pula yang menyatakan wanita lebih sering menggunakan perasaan dan mudah terpapar stressor sedangkan ambangnya terhadap stressor lebih rendah dibandingkan pria (Saddock, 2007).

30 48 3. Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodilalisa berdasarkan Usia Di RSUD Wates Yogyakarta Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil tabulasi silang diatas menyatakan bahwa sebagian responden berusia tahun dengan tingkat depresi sedang sebanyak 19 responden (29,2%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Boulware et al (2006), dimana kelompok usia yang paling banyak ditemukan sindrom depresi adalah pada kelompok usia tahun. Tiga responden pada kelompok usia tahun mengalami depresi, dengan masing-masing yaitu depresi sedang dan berat. Hal ini mungkin terjadi karena pada usia muda mereka, sudah terdapat adanya keterbatasan dalam melakukan aktifitas dan juga harus menjalani pengobatan sepanjang hidupnya. Wijaya (2005) mengatakan bahwa pasien dengan usia di atas 60 tahun lebih dapat menerima terhadap apa yang dialaminya. Pasien lanjut usia biasanya membandingkan dirinya terhadap orang lain yang sebayanya dan menderita sakit dikarenakan penyakit kronik lainnya, dan menerima keadaannya yang sekarang. Pengalaman yang diperoleh seiring dengan lamanya pasien menjalani hemodialisis. Pasien baru dan pasien lama akan memiliki pengalaman yang berbeda, sehingga cara pandang mereka dalam menyelesaikan stresor yang ada dapat berbeda. Pasien yang baru menjalani hemodilisa cenderung mengalami penolakan dengan kondisi yang dihadapinnya sekarang (Lukman Nabilla, 2013). Berdasarkan hasil yang didapatkan, pasien yang baru menjalani hemodilisa sering merasa sedih, putus asa, dan merasa ketidak berdayaan. Pasien yang sudah lama menjalani hemodialisis akan memiliki pandangan yang lebih positif terkait dengan penyakit yang dideritanya. Mereka lebih menerima dengan kondisi sakit mereka dan berusaha untuk tetap mempertahankan hidup mereka. Sehingga pada usia pasien diatas dari 50

31 49 tahun pasien lebih cenderung tidak mengalami depresi berat dan sedang (Rustina, 2012). 4. Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodilalisa berdasarkan Status Pernikahan di RSUD Wates Yogyakarta Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil tabulasi silang diatas menyatakan bahwa sebagian besar responden berstatus menikah dengan tingkat depresi sedang sebanyak 25 responden (38,5%). Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Brian (2010) menyatakan bahwa kebanyakan pasien yang menjalani Hemodilalisa dengan tingkat depresi berat adalah yang belum menikah atau duda/janda. Dimana pasien yang tidak mempunyai pasangan akan lebih cenderung depresi ketimbang pasien yang mempunyai pasangan hal ini yang menyebabkan pasien yang belum menikah atau janda/duda akan lebih besar tingkat depresinya ketimbang pasien yang mempunyai pasangan atau menikah. Status perceraian menempatkan seseorang pada resiko depresi lebih tinggi. Hal sebaliknya dapat pula terjadi, yaitu depresi menempatkan seseorang pada resiko diceraikan. Wanita lajang lebih jarang menderita depresi dibandingkan dengan wanita yang sudah menikah. Sebaliknya pria yang menikah lebih jarang menderita depresi bila dibandingkan pria lajang (Zaher et al, 2012). Dukungan yang diberikan oleh pasangan akan membantu meningkatkan motivasi pasien untuk berperilaku ke hal yang lebih positif. Dukungan yang diberikan oleh pasangan membuat pasien lebih bersemangat dan senang, sehingga pasien akan berfikir ke hal yang lebih positif. Pemikiran yang positif dapat membantu klien mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi. Semakin berkurangnya masalah pasien maka stressor yang dapat memunculkan permasalahan akan semakin berkurang, sehingga tingkat depresi pada pasien dapat berkurang. Berbeda dengan pasien yang tidak menikah atau janda/duda. Pasien yang tidak

32 50 memiliki pasangan yang dapat memberikan motivasi atau semangat (Wijaya, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Boulware et al (2006) juga mendapatkan bahwa pasien yang menikah lebih banyak menderita sindrom depresi dibandingkan yang tidak. Sadock (2007) menyatakan bahwa pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat, pasangan yang bercerai atau berpisah. 5. Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodilalisa berdasarkan Lama menjalani HD di RSUD Wates Yogyakarta Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hasil tabulasi silang diatas menyatakan bahwa sebagian besar responden lama menjalani HD 1-5 tahun dengan tingkat depresi sedang sebanyak 29 responden (44,6%), sedangkan hasil tabulasi silang paling sedikit yaitu lama menjalani HD > 10 tahun seluruh responden tidak mengalami depresi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Zaher et al (2012), gambaran depresi pasien penyakit ginjal kronik berdasarkan lamanya menjalani hemodialisis 6-12 bulan depresi ringan 2 orang (28,58%), bulan depresi ringan 1 orang (14,29%), bulan depresi ringan 2 orang (28,58%), bulan depresi sedang 1 orang (14,29%), >31 bulan depresi ringan 1 orang (14,29%). Rentang waktu lama menjalani hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik sangat berpengaruh terhadap keadaan dan kondisi pasien baik fisik maupun psikisnya, perasaan takut adalah ungkapan emosi dari pasien yang paling sering diungkapkan. Pasien sering merasa takut akan masa depan yang akan dihadapi dan perasaan marah yang berhubungan dengan pertanyaan mengapa hal tersebut terjadi pada dirinya. Ketakutan dan keputusasaan juga kerap datang karena pasien harus bergantung dengan alat hemodialisis seusia hidupnya (Butar, & Cholina, 2012).

33 51 Pertama kali pasien gagal ginjal didiagnosis harus menjalani dialisis jangka panjang, pasien akan merasa khawatir atas kondisi sakit serta pengobatan jangka panjangnya. Penelitian yang RSUD Wates Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa responden yang telah lama dalam menjalani hemodialisis cenderung memiliki tingkat kecemasan tidak ada dibandingkan dengan responden yang baru menjalani hemodialisis, hal ini disebabkan karena dengan lamanya seseorang menjalani hemodialisis maka seseorang akan lebih adaptif dengan alat/unit dialisis. Terdapat beberapa tahapan reaksi seseorang dalam menghadapi stress berat. Pasien yang sudah lama menjalani hemodialisis kemungkinan sudah dalam fase penerimaan dalam kriteria Kubler-Ross, sehingga tingkat depresinya lebih rendah dibandingkan pada pasien yang baru menjalani hemodialisis. C. Keterbatasan Penelitian 1. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada saat responden dalam proses hemodialisis. Kondisi ini dirasa oleh peneliti kurang efektif dalam pengisian kuisioner dikareakan responden sedang terpasang alat-alat hemodialisis sehingga responden memerlukan bantuan keluarga ataupun peneliti untuk mengisi kuisioner tersebut. 2. Beberapa responden masih ada yang kesulitan untuk mengisi kuisioner meskipun sudah dijelaskan sebelumnya oleh peneliti. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa responden ada yang tidak sekolah ataupun tingkat pendidikannya masih SD. Sehingga memerlukan bantuan peneliti untuk mengisi kuisioner tersebut 3. Saat wawancara, peneliti menemukan beberapa responden kurang terbuka saat diteliti.

34 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ruang Penyakit Dalam RSUD Wates Yogyakarta tahun 2017 dapat disimpulkan bahwa : 1. Sebagian besar tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani Hemodilalisa di RSUD Wates Yogyakarta, termasuk kategori depresi sedang yaitu sebanyak 29 responden (44,6%). 2. Gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodilalisa berdasarkan jenis kelamin di RSUD Wates Yogyakarta didapatkan bahwa sebagian besar responden jenis kelamin laki-laki dengan tingkat depresi sedang sebanyak 16 responden (24,6%). 3. Gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodilalisa berdasarkan usia di RSUD Wates Yogyakarta didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia tahun dengan tingkat depresi sedang sebanyak 19 responden (29,2%). 4. Gambaran tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodilalisa berdasarkan status pernikahan di RSUD Wates Yogyakarta didapatkan bahwa sebagian besar responden berstatus menikah dengan tingkat depresi sedang sebanyak 25 responden (38,5%). 5. Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodilalisa Berdasarkan Lama Menjadi HD Di RSUD Wates Yogyakarta didapatkan bahwa sebagian besar responden lama menjalani HD 1-5 tahun dengan tingkat depresi sedang sebanyak 29 responden (44,6%). 52

35 53 B. Saran 1. Bagi Rumah Sakit RSUD Wates Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tentang gambaran depresi pada pasien Hemodialisis untuk memacu sebagai dasar menentukan intervensi psikososial yang tepat. 2. Bagi Stikes Achmad Yani Yogyakarta Dapat digunakan sebagai bahan pustaka dan kajian tentang gambaran tingkat depresi pada pasien menjalani terapi hemodialisis. 3. Bagi perawat HD Bagi perawat seharusnya melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan psikososial 4. Bagi Pasien HD Pasien mendapatkan informasi tentang maanfaat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis sehingga menjadikan pasien lebih peduli dengan kondisi psikososialnya selama menjalani Hemodialisis dan dapat mencari bantuan layanan kesehatan terkait kondisi psikologisnya. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat mengembangkan penelitian dengan menghubungkan tingkat depresi pasien menjalani hemodialisis dengan variabel yang lain seperti variabel lama menjalani Hemodialisis.

36 DAFTAR PUSTAKA Agganis Brian T.,Weiner Daniel E.,Giang Lena M.,Scott Tammy, Tighiouart Hocine, Griffith John L. et al. (2010). Depression and cognitive function in maintenance hemodialysis patients. US National library of medicine, national institute of health. Am J Kidney Dis;56(4): Alam., & Hadibroto, (2008). Gagal Ginjal. Jakarta: PT Gramedia Amalia. f., Nadjmir., & Azmi., S. (2015), Gambaran Tingkat Depresi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. Djamil Padang. Journal Kesehatan Andalas, 4(1). Amir, N. (2005). Depresi; Aspek Neurobiologi Diagnosa dan Tatalaksana. Jakarta:UI Armaly Zaher, Farah Joseph, Jabbour Adel, Bisharat Bishara, El Qader Abd Amir,Saba Sahira et al.(2013). Major depressive disorders in chronic hemodialysis patients in Nazareth: Identification and assessment. Neuropsychiatric disease and treatment; 8: Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Aulia.(2012), Gambaran Tingkat Depresi Pada Mahasiswa Program Sarjana Yang Melakukan Konseling Di Badan Konseling Mahasiswa Di Universitas Indonesia, Skripsi, Sarjana Keperawatan Universitas Indonesia, Depok,Jakarta. Azahra, M. (2013) Peran Konsep Diri Terhadap Depresi Pada Penderita Gagal Ginjal Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Journal, 2 (1) hal Boulware LE Liu Y, Fink NE, Coresh J, Ford DE, Klag MJ, Powe NR. (2006). Temporal relation among depression symptoms, cardiovascular disease events, and mortality in end-stage renal disease: contribution of reverse causality. Clin J Am Soc Nephrol; 1: Butar & Cholina (2012). Karakteristik Pasien Dan Kualtas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa. Journal keperawatan klinis vol 4. No Brunner & Suddart (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 1 Edisi 8. EGC: Jakarta Brunner., & Suddart (2008). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. EGC: Jakarta Cahyaningsih, N. D. (2009). Hemodialisis (cuci darah), Panduan Praktis Perawatan Gagal Ginjal Edisi II. Yogyakarta: Mitra Medika Press.

37 Canisti, R. (2008). Gambaran Kecemasan dan Depresi pada Penderita Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa juni Centers for Disease Control and Prevention. Chronic Kidney Disease Surveillance System. Atlanta. Atlanta, GA : Centers for Disease Control and Prevention,US Dept of Health and Human Service; Accessed 8 januari, Chen C- K. Tsai Y, C, Hsu H-J, et al. Depression and Suicide Risk In Hemodialysis Patients With Chronic Renal Failure. Psychosomaties 2010;52 (2): doi : /J.ijinurstu. diakses Chilcott J, Wellsted D, Da Silva-Gane M. Farrington K. (2008). Depression on dialysis. Nephron Clin Pract;108: Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC. Davison, G.C. Neale, J & Kring,A Psikologi abnormal. Edisi ke -9. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Davis, T & Craig, T.K.J. (2009), ABC Kesehatan mental, edisi Bahasa Indonesia Husny muttaqin. EGC, Jakarta. Drayer RA, Piraino B, Reynolds CF. (2006). Characteristics of depression in haemodialysis patients: symptoms, quality of life and mortality risk. Gen. Hosp. Psychiatry; 28 (4): DepKes RI. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Depkes Jakarta. DepKes DIY.(2013). Profil Kesehatan Provinsi DIY Tahun Yogyakarta DinKes DIY. Hadi, P. (2004). Depresi dan Solusinya. Yogyakarta: Tugu Publisher Hidayat, A. (2011). Metode Penelitian Kesehatan: Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Salemba Medika. Hawari, D. (2011). Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Health Services. Hedayati SS, Bosworth HB, Briley LP. (2008). Death or hospitalization of patients on chronic haemodialysis is associated with a physicianbased diagnosis of depression. Kidney Int; 74:

38 Holon, D Steven. (2010). Aaron T. Beck: The Cognitive resolution in theory and therapy. USA. Di akses Beck-chapter-.pdf pada tanggal 29 juli 2017 Indonesia Renal Registery, (2011) 4 th Report Of Indonesia Renal Regitery Diakses, Desember IRR%2011.pdf.> Kaplan & Sadock (2010). Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. EGC:Jakarta Khalil A. Amani, Lennie A. Terry, Frazier K. Susan. Understanding the negative effects of depressive symptoms in patients with ESRD receiving hemodialysis. Nephrologi nursing journal.2010;37(3): Kusuma,H.. (2011). Depresi dengan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien HIV / AIDS. Jakarta. Di akses ontar.ui.ac.id/file?file=digital/ T-Henni%20Kusuma.pdf. pada tanggal 29 juli Kusumawati, F,. & Hartono, Y. (2010). Buku ajar keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika. Lubis, N. L. (2009), Depresi Tinjauan Psikologi, Jakarta: kencana. Morton, P. G., Fontaine, D., Hudak, C. M., & Gallo, B. M. (2011). Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC. Mutaqqin., A & Sari, K. (2011). Asuhan Keperawatan gangguan sistem perkemihan. Salemba Medika, Jakarta. Muttaqin dan Kumala (2009) Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan, salemba medika, Jakarta. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika PERNEFRI. (2013). Konsensus Nutrisi Pada Penyakit Ginjal Kronik. PERNEFRI Indonesia, Jakarta. Diakses di 0REGISTRY% pdf pada tanggal 15 juli Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktek, Jakarta:EGC.

39 Profil Kesehatan. (2015). Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Data Tahun Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, (2012), Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter Anugrah, EGC, Jakarta Riaz A, Kamal S, Butt NS. (2013). Psychometry analysis of depression, anxiety and stress among women of Wazirabad city. Caspian Journal of Applied Science Research;2(10):61-9. Risky.A.A.R., Rudiansyah M., dan Triawanti (2013) Hubungan Antara Adekuasi Hemodialisis Dan Kualitas Hidup Pasien Di RSUD Ulin Banjarmasin: Tinjauan Terhadap Pasien Ginjal Kronik yang Menjalani hemodialisis Rutin, Berkala Kedokteran Vol.9 No.2 september Diakses juni http//%3a%2f%2fdownload.portalgaruda.org%2farticle.php%3farticle%3 D96013%26Val%3D5073&ei=UbLPVO6eHdPW8gXAzoGYCg&usg=AF QJCNGdBxnL1D4Vj6j12qM7oqVh5Op0ow.> Roesli, M.A. (2006). Terapi Pengganti Ginjal Berkesinambungan (CRRT). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1, Edisi IV Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal: Saddock s, B.J. and Virginia, A. Theories of Personality and Psychopathology, Moood Disorder, Kaplan & Sadock s: Synopsis of psychiatry. New York. 2007;197; Smeltzer., & Bare, (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: dr. H.Y. Kuncara. EGC, Jakarta. Stancovic.,Trbojjevic, S., Stojimirovic, B., and Bukumiric, Z. (2014). Depression and Quality of Sleep in Maintenance Hemodialysis Patients. 142(7-8) Doi: /SARH T. Sudoyo, dkk. (2009) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Jakarta: FKUI. Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2015). Statistika untuk penelitian. Bandung:Alfabeta. Supriyadi, Wagiyo, & Sekar, (2017) Tingkat Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Terapi Hemodialisis. Journal Kesehatan Masyarakat. Di akses 29 Desember,

40 Suwitra, K. (2006). Penyakit Ginjal Kronik Dalam Sudoyo, A.W., dkk Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1, Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas. Saddock s, Benyamin James, Virginia Alcott. (2007). Theories of personality and psychopathology, Mood Disorders, Kaplan &Sadock s: Synopsis of psychiatry. New York; 197: Saeed Zeb, Ahmad M. Aizaz, Shakoor Abdul, Ghafoor Farkhanda, Kanwal Shumaela. (2012). Depression in patients on hemodialysis and their caregiver. Departement of nephrology and psychiatry, Federal sheikh zayed postgraduate medical institute, Lahore, national health research complex, Federal sheikh zayed postgraduate medical institute, Lahore, Pakistan;23(5): Son YJ, Choi KS, Park YR, Bae JS, Lee JB. (2009). Depression, symptoms and the quality of life in patients on haemodialysis for end stage renal disease. Am. J. Nephrol; 29 (1): The Renal Association, (2013) CKD stages Diakses 28 agustus Tezel Ayfer, Elanur Karabulutlu, and Ozlem Sahin Depression. Family in Turkish patients with chronic renal failure treated by hemodialysis. Diunduh 16 september 2014, dari Wijaya, A. (2005). Kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dan mengalami depresi [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. World Health Organization (WHO). (2013) Depression : A Global Public Health Concern Diakses, 28 februari ression_wfmh_2012.pdf World Health Organisation (WHO). (2017). World health Day 7 th April 2017 Diakses, 23 agustus Zaher, A., Joseph, F., Adel, J., Bishara, B., Amir, E. Q., & Sahira, S. (2012). Major Depressive Disorders in Chronic Hemodialysis Patients in Nazareth and Assesment. Neuroppsychiatric Disease and Treatment, Zeb, S., M, A., Abdul, S., Farkhanda, G., & Shumaela, K. (2012). Depression in Patients on Hemodialysis and their Cargiver. Departemen of nephrology and psychiaty, Federal sheikh Zayed postgraduate medical institute lahore, national health research complex, federal sheikh zayed postgraduate medical institute, lahore, pakistan,

41 Zuyana L. Dan Adriani (2013) Perbedaan Asupan Makanan Dan Status Gizi Antara Pasien Hemodialisis Adekuat Dan Inadekuat Penyakit Ginjal Kronik. Media Gizi Indonesia volume 9. NO.1 Januari-Juni Diakses 30 juli <http%3a%fjournal.unair.ac.id%2ffillerpdf%2fmgi4d79c6bbfull.pdf&ei >

42 L A M P I R A N

43 KUESIONER GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES YOGYAKARTA A. Kuisioner Demografi Isilah pertanyaan di bawah ini yang sesuai dengan data bapak/ibu Nama (inisial) : Jenis kelamin : pria / perempuan* Usia : Status perkawinan : menikah / janda / duda Lama menjalani HD : Tahun bulan Pekerjaan : PNS / Swasta / Wiraswasta / Lainnya*

44 Tanggal penelitian : Kode responden : LEMBAR KUISIONER GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA Petunjuk Pengisian 1. Bacalah pertanyaan di bawah ini dengan teliti 2. Isilah titik-titik di bawah ini sesuai dengan pertanyaan 3. Mengisi titik-titik atau memberikan tanda (X) pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi anda saat ini 4. Jika anda salah dalam memilih beri tanda (X) dan diberi tanda (X) kembali pada jawaban yang sama 5. Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/i kesulitan dalam mengisi pertanyaan dalam kuisioner

45 A. Kuisioner Beck Depression Inventory No Perasaan Anda Dalam Kurun Waktu 2 Minggu Terakhir Tentang Kondisi Yang Dialami Saat ini 1. a. Saya tidak merasa sedih b. Saya merasa sedih c. Saya merasa sedih sepanjang waktu d. Saya merasa sedih dan tidak dapat mengatasinya 2. a. Saya tidak berkecil hati tentang masa depan b. Saya merasa berkecil hati tentang masa depan c. Saya merasa tidak ada yang saya harapkan untuk terjadi di masa depan d. Saya merasa putus asa dengan masa depan saya dan kehidupan saya tidak akan lebih baik dari sekarang Skor (diisi oleh peneliti)

46 3. a. Saya tidak merasa gagal b. Saya merasa telah lebih banyak gagal daripada orang pada umumnya c. Ketika saya melihat kembali kemasa lalu, saya melihat banyak kegagalan terjadi dalam hidup saya d. Saya merasa gagal total sebagai seorang manusia No Perasaan Anda Dalam Kurun Waktu 2 Minggu Terakhir Tentang Kondisi Yang Dialami Saat ini 4. a. Saya mendapatkan kepuasan dari hal-hal yang bisa saya lakukan b. Saya tidak menikmati hal-hal yang saya biasa lakukan c. Saya tidak mendapatkan kepuasan dari beberapa hal dalam hidup saya d. Saya tidak mendapatkan kepuasan apa pun dari yang biasa saya lakukan dengan santai atau saya merasa bosan dengan segala hal dalam hidup saya 5. a. Saya tidak merasa terlalu bersalah b. Saya merasa bersalah atas beberapa hal yang telah saya lakukan atau yang seharusnya saya lakukan Skor (diisi oleh peneliti)

47 c. Saya merasa bersalah hampir sepanjang waktu d. Saya merasa diri saya bersalah atau tidak berharga 6. a. Saya tidak merasa saya sedang dihukum b. Saya merasa saya seperti sedang dihukum c. Saya berharap untuk dihukum d. Saya merasa saya sedang dihukum No Perasaan Anda Dalam Kurun Waktu 2 Minggu Terakhir Tentang Kondisi Yang Dialami Saat ini 7. a. Saya merasa diri saya sama seperti biasanya b. Saya kehilangan kepercayaan diri c. Saya kecewa dengan diri saya d. Saya tidak menyukai diri saya 8. a. Saya tidak merasa saya lebih buruk dari orang lain b. Saya lebih kritis terhadap kelemahan atau kesalahan diri saya daripada sebelumnya c. Saya mengkritik diri saya atas semua kesalah yang saya lakukan d. Saya menyalahkan diri saya sendiri atas semua keburukan yang telah terjadi 9. a. Saya tidak berpikir untuk bunuh diri b. Saya memiliki pikiran untuk bunuh diri tetapi saya tidak akan melakukannya c. Saya ingin bunuh diri d. Saya akan bunuh diri jika saya ada kesempatan 10. a. Saya tidak bisa menangis lebih dari biasanya Skor (diisi oleh peneliti)

48 b. Saya menangis lebih sering dari sebelumnya c. Saya selalu menangis belakangan ini d. Saya merasa seperti menangis, tetapi saya tidak bisa menangis No Perasaan Anda Dalam Kurun Waktu 2 Minggu Terakhir Tentang Kondisi Yang Dialami Saat ini 11. a. Saya tidak lebih gelisah atau tegang dari biasanya b. Saya merasa lebih gelisah atau tegang dari biasanya c. Saya sangat gelisah sehingga sulit untuk tetap diam d. Saya sangat gelisah sehingga saya harus terus bergerak atau melakukan sesuatu 12. a. saya tidak kehilangan ketertarikan terhadap orang lain atau aktivitas lain b. saya kehilangan ketertarikan terhadap orang lain atau aktivitas lain c. saya kehilangan hampir semua ketertarikan terhadap orang lain atau hal-hal lain d. sangat sulit bagi saya untuk tertarik pada siapapun 13. a. Saya membuat keputusan seperti biasa saya lakukan sebelumnya b. Saya merasa lebih sulit (lama) membuat keputusan dari pada biasanya c. Saya mengalami kesulitan lebih besar dalam mengambil keputusan dibandingkan dulu d. Saya sulit (tidak bisa) mengambil keputusan Skor (diisi oleh peneliti)

49 sama sekali No Perasaan Anda Dalam Kurun Waktu 2 Minggu Terakhir Tentang Kondisi Yang Dialami Saat ini 14. a. Saya tidak merasa diri saya tidak berharga (lebih buruk dari biasanya) b. Saya merasa diri saya tidak lebih berharga dari sebelumnya c. Saya merasa lebih tidak berharga dibandingkan dengan orang lain d. Saya merasa sangat tidak berharga (saya sangat jelek) 15. a. Saya mempunyai energi (dapat bekerja) seperti biasanya b. Saya kehilangan energi daripada biasanya atau saya butuh energi ekstra untuk mengerjakan pekerjaan seperti biasanya c. Saya tidak memiliki cukup energi untuk melakukan banyak pekerjaan atau saya harus memaksakan diri saya untuk mengerjakan sesuatu d. Saya tidak memiliki energi untuk melakukan apapun 16. a. Saya tidak mengalami perubahan pola tidur b. Saya tidur lebih sedikit dari biasanya atau saya tidur lebih banyak dari biasanya c. Saya tidur 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan susah untuk tidur kembali d. Saya bangun lebih cepat dari biasa dan tidak Skor (diisi oleh peneliti)

50 bisa kembali tidur. 17. a. Saya tidak lagi mudah marah / lelah dari biasanya b. Saya lebih mudah marah / lelah dari pekerjaan yang biasa saya lakukan c. Saya sangat lebih mudah marah / lelah dari biasanya d. Saya mudah marah / lelah setiap saat 18. a. Saya tidak mengalami perubahan nafsu makan b. Nafsu makan saya lebih berkurang dari sebelumnya atau nafsu makan saya bertambah dari sebelumnya c. Nafsu makan saya berkurang banyak dari biasanya atau nafsu makan saya bertambah banyak dari biasanya d. Saya tidak nafsu makan sama sekali atau nafsu makan saya selalu besar setiap saat 19. a. Saya bisa berkonsentrasi dengan baik b. Saya tidak dapat berkonsentrasi dengan baik seperti biasanya c. Sangat sulit bagi saya untuk mengigat apapun dalam jangka waktu yang panjang d. Saya tidak dapat berkonsentrasi terhadap apapun

51 No Perasaan Anda Dalam Kurun Waktu 2 Minggu Terakhir Tentang Kondisi Yang Dialami Saat ini 20. a. Saya tidak lagi merasa lelah seperti biasanya b. Saya merasa lebih mudah lelah dari biasanya c. Saya mudah merasa terlalu lelah melakukan banyak hal seperti biasa saya lakukan d. Saya merasa sangat lelah untuk melakukan hampir semua pekerjaan yang biasa saya lakukan 21. a. Saya tidak menyadari adanya perubahan minat dalam hal seks akhir-akhir ini b. Saya kehilangan ketertarikan dalam hal seks dibandingkan biasanya c. Saya sangat kurang berminat dalam hal seks akhir-akhir ini d. Saya sudah kehilangan minat dalam hal seks Skor (diisi oleh peneliti)

52

53

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal bagi tubuh, sehingga tubuh tidak mampu untuk mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan glomerular. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Lokasi Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari yang merupakan salah satu rumah sakit umum milik pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya menginginkan dirinya selalu dalam kondisi yang sehat, baik secara fisik maupun secara psikis, karena hanya dalam kondisi yang sehatlah manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal ginjal merupakan suatu kondisi dimana fungsi ginjal mengalami penurunan, sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan filtrasi sisa metabolisme tubuh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization (WHO) secara global lebih dari 500 juta orang dan sekitar 1,5 juta orang harus menjalani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis adalah kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan medis dan keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Ginjal manusia berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik hampir selalu bersifat asimtomatik pada stadium awal. Definisi dari penyakit ginjal kronik yang paling diterima adalah dari Kidney Disease:

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estimasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami gagal ginjal. Data dari The United State Renal Data System (USRDS) tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan ginjal. Awitan gagal ginjal dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta orang mengalami GGK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) sebagai suatu proses patofisiologi yang menyebabkan kerusakan struktural dan fungsional ginjal ini masih menjadi permasalahan serius di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronik yang selanjutnya disebut CKD (chronic kidney disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi penderita akan meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Karena ginjal memiiki peran vital dalam mempertahankan homeostasis, gagal ginjal menyebabkan efek sistemik multipel. Semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin/air seni, yang kemudian dikeluarkan dari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Proses Hemodialisa Di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo.

ABSTRAK. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Proses Hemodialisa Di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. ABSTRAK Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal Yang Menjalani Proses Hemodialisa Di RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. Oleh: Ida Royani Kecemasan pada pasien gagal ginjal yang menjalani proses hemodialisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal merupakan suatu keadaan dimana terjadinya penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan cairan yang berlebihan dari dalam tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal Ginjal Kronik merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting mengingat selain insidens dan pravelensinya yang semakin meningkat, pengobatan pengganti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional study. Dalam arti kata luas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada fungsi ginjal, dimana tubuh tidak mampu untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan rancangan penelitian cross sectional. Sastroasmoro dan Ismael (2011) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai fungsi utama, yaitu mempertahankan homeostatis dalam tubuh. Ginjal mempertahankan homeostatis dengan cara mengatur

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr. HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr. MOEWARDI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital dalam tubuh. Ginjal berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang berfungsi untuk memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa metabolisme tubuh yang tidak diperlukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini bertujuan untuk menarik suatu kesimpulan, menguraikan dan menganalisa suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemamouan tubuh gagal untuk

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada manusia, fungsi kesejahteraan dan keselamatan untuk mempertahankan volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang. Oleh karena itu kesehatan, baik individu, kelompok maupun masyarakat merupakan aset yang harus dijaga, dilindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang mempunyai peran penting dalam sistem ekskresi dan sekresi pada tubuh manusia. Apabila ginjal gagal melakukan fungsinya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronis mempunyai prevalensi yang terus meningkat di seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis diperkirakan mengakibatkan sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain non eksperimen dengan rancangan penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan rancangan survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) dalam jangka waktu yang lama (Black & Hawks, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) atau Chronic Kidney Diseases (CKD) merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gagal ginjal kronik adalah penyakit sistemik dan merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit taktus urinarius dan ginjal. Awitan gagal ginjal dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Hidup 1. Pengertian Menurut WHOQOL Group (1997) kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan sistem nilai dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam, depresi masih sering terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena seringkali pasien depresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco & Barros (2012), mendefinisikan tidur sebagai suatu kondisi dimana proses pemulihan harian terjadi.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU Badariah 1), Farida Halis Dyah Kusuma. 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA Ns. Edy Mulyadi, M.Kep 1 1 Dosen STIKes Cut Nyak Dhien Langsa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa. Oleh: Diah Kartikasari

ABSTRAK. Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa. Oleh: Diah Kartikasari i ii iii ABSTRAK Dukungan Keluarga Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Oleh: Diah Kartikasari Pasien gagal ginjal membutuhkan salah satu terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat mengalami penurunan fungsi, yang disebut dengan gagal ginjal. Prevalensi gagal ginjal di dunia cukup tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di daerah tropis seluruh dunia. Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah suatu infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. konsentrasi elektrolit pada cairan ekstra sel (Tawoto & Watonah, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ tubuh yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Fungsi ginjal antara lain, pengatur volume dan komposisi darah, pembentukan sel darah

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA. Di Ruang Hemodialisa RSUD Dr.

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA. Di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA Di Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Harjono Ponorogo Oleh : RISKA HARDIYANTI NIM 13612503 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat penelitian : Poli Rawat Jalan

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian Tabel 1.1 Keaslian penelitian Peneliti No (tahun) 1 Sunarni (2009) 2 Dwi susilo wati (2003) 3 Ahmad Sapari (2009) Judul Hubungan antara kepatuhan pelaksanaan hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik

Lebih terperinci

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENGARUH LATIHAN FLEKSIBILITY TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI KLINIK GINJAL DAN HIPERTENSI RASYIDA MEDAN SKRIPSI Oleh FRISKA Br SEMBIRING

Lebih terperinci

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z. GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG Engelbertus A. Wutuna,c*, Serlibrina Turwewib, Angela

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN POLI PENYAKIT DALAM RSD Dr.

HUBUNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN POLI PENYAKIT DALAM RSD Dr. HUBUNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN POLI PENYAKIT DALAM RSD Dr. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI Oleh Amalia Firdaus NIM 102010101014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa. Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku caring perawat merupakan suatu sikap rasa peduli dan menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang lebih kepada pasien tersebut.

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PASIEN HEMODIALISIS DALAM MENGONTROL CAIRAN TUBUH. Di Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PASIEN HEMODIALISIS DALAM MENGONTROL CAIRAN TUBUH. Di Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PASIEN HEMODIALISIS DALAM MENGONTROL CAIRAN TUBUH Di Ruang Hemodialisis RSUD Dr. Harjono Ponorogo Oleh: WAHYU WIJAYANTI NIM: 13612558 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data statistik organisasi WHO tahun 2011 menyebutkan Indonesia menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak setelah Amerika Serikat, China, India.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir (End Stage Renal Desease/ESRD) merupakan gangguan penurunan fungsi ginjal yang progresif serta irreversible

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan besar dalam kehidupan modern saat ini. Jumlah penderitanya semakin meningkat setiap tahun, tidak hanya menyerang usia tua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa. 1 Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara progresif dan ireversibel, saat ini angka kejadian gagal ginjal kronik

BAB 1 PENDAHULUAN. secara progresif dan ireversibel, saat ini angka kejadian gagal ginjal kronik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (GGK) juga dikenal sebagai penyakit gagal ginjal tahap akhir, merupakan sindroma yang ditandai dengan kehilangan fungsi ginjal secara progresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan menjadi penyakit yang terus meningkat kejadiannya. Studi Framingham memberikan gambaran yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gagal ginjal merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan filtrasi glomerulus (Glomeralur Filtration Rate/GFR) kurang dari 60mL/min/1.73 m2 selama 3bulan atau

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PENURUNAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN BERATNYA ANEMIA PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD DR. SAYYIDIMAN MAGETAN SKRIPSI

KORELASI ANTARA PENURUNAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN BERATNYA ANEMIA PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD DR. SAYYIDIMAN MAGETAN SKRIPSI KORELASI ANTARA PENURUNAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN BERATNYA ANEMIA PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD DR. SAYYIDIMAN MAGETAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 1

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan pembangunan nasional memberikan dampak perubahan pada sistem kesehatan Indonesia ke dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Layanan kesehatan tingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gamping terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi perhatian utama secara global dalam kesehatan. Setiap tahun terjadi peningkatan kasus dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan rancangan belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan bukan hanya di Indonesia bahkan di negara maju. Di Amerika Serikat misalnya, angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh banyak faktor resiko yang terdiri dari hipertensi, peningkatan kadar gula darah,

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP

GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP GAMBARAN PENGOBATAN DAN ANALISIS BIAYA TERAPI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: ATIKAH DWI ERLIANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada masalah medik, ekonomi dan sosial yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, baik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lanjut usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang berdampak pada gangguan interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini penyakit gagal ginjal kronis menduduki peringkat ke- 12 tertinggi angka kematian atau angka ke-17 angka kecacatan diseluruh dunia, serta sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016. 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016. Metode pengumpulan data dalam

Lebih terperinci

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :

Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronik (PGK) kini telah menjadi masalah kesehatan serius di dunia. Menurut (WHO, 2002) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran kemih telah

Lebih terperinci

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RSUP

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RSUP KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Sekretariat : Kantor Dekanat FK Undip Lt.3 Telp. 024-8311523/ Fax. 024-8446905 1. Nama Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al.,

BAB I PENDAHULUAN. komposisi kimia darah, atau urin, atau kelainan radiologis (Joannidis et al., BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi merupakan gangguan mental umum yang dikarakteristikkan dengan perasaan tertekan, kehilangan minat terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini depresi menjadi jenis gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh masyarakat (Lubis, 2009). Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal atau renal failure merupakan gangguan fungsi ginjal menahun yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan kemampuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun. diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu misteri yang dijalani seseorang. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat didefinisikan sebagai pengganti ginjal. Di seluruh dunia, jumlah yang menerima terapi pengganti ginjal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya polusi lingkungan, tanpa disadari dapat mempengaruhi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya polusi lingkungan, tanpa disadari dapat mempengaruhi terjadinya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman telah merubah pola perilaku dan gaya hidup masyarakat. Perubahan pola konsumsi makanan, jarang berolah raga dan meningkatnya polusi lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal berperan sangat penting bagi sistem pengeluaran (ekskresi) manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa metabolisme yang tidak diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan di Indonesia karena jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita diabetes melitus

Lebih terperinci