PARTISIPASI MASYARAKAT MUSLIM DALAM PENDIDIKAN DI MASA AWAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PARTISIPASI MASYARAKAT MUSLIM DALAM PENDIDIKAN DI MASA AWAL"

Transkripsi

1 PARTISIPASI MASYARAKAT MUSLIM DALAM PENDIDIKAN DI MASA AWAL Drs. Sarwan, M. Pd. Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Jember Abstrak Pendidikan merupakan kebutuhan pokok dalam menciptakan suasana psikologis dan jiwa yang sehat. Oleh karenanya, proses pendidikan memerlukan situasi dan keadaan yang kondusif dalam rangka melahirkan insan yang baik lahir dan batin. Sehingga dalam konteks ini, keterlibatan atau partisipasi masyarakat menjadi sesuatu pendukung yang tidak bisa dielakkan. Belajar dari masa awal pendidikan Islam ditumbuh-kembangkan maka banyak model keterlibatan masyarakat dalam memajukan pendidikan Islam. Partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam memajukan pendidikan Islam antara lain; pertama, pencatatan al-qur an al- Karim yang diketuai oleh Zaid Bin Tsabit dengan beberapa tim. Kedua, penulisan hadist Nabi, sebagai sebuah ijtihad yang dilakukan komunitas masyarakat muslim awal, guna menyampaikan pesan-pesan kenabian sampai ke seluruh penjuru dunia. Ketiga, penterjemahan ilmu pengetahuan dari bahasa Romawi, Persia, Yunani, Ibrani ke dalam bahasa arab. Buku-buku yang diterjemahkan meliputi filsafat, sejarah dan lain sebagainya. Keempat, penyusunan ilmu nahwu (gramatika bahasa arab), mendirikan majlis mujadalah (forum berdebat dan berdiskusi) dan pendirian berbagai lembaga pendidikan yang berakar dari masjid dan small group (komunitas diskusi) umat Islam. Sehingga melahirkan kajian tafsir, fikih, tasawuf dan berbagai cabang ilmu pengetahuan lainnya. Kata kunci: masyarakat, pendidikan dan partisipasi aktif. A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia N0. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab I pasal 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik (siswa) secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan sebagai salah satu wadah proses pendewasaan kader bangsa, kehadiran dan eksistensinya sangat dibutuhkan, bukan hanya bagi Indonesia baru, 1

2 tapi juga bagi bangsa-bangsa di dunia. Sepanjang perjalanan umat manusia dapat merenungkan dan membayangkan betapa pendidikan menjadi alat yang cukup ampuh untuk membangun sebuah kesadaran, keyakinan, prinsip hidup yang sesuai dengan moralitas masyarakat beradab. Pendidikan sebagai salah satu proses formal dan non formal bagi penciptaan kesadaran yang konstruktif mesti harus dilalui dan dilaksanakan secara terstruktur dan sistemik, guna menciptakan suasana kehidupan yang dinamis dan normal bagi terciptanya sebuah peradaban yang baik. Tulisan ini dimaksudkan agar masyarakat muslim Indonesis dapat melakukan perenungan, pembelajaran sekaligus perbandingan keterlibatan masyarakat dalam menciptakan suasana pendidikan yang baik dan konstruktif. Hal ini penting, sebab akar sejarah pendidikan kita tidak dapat dilepaskan dari tradisi pengembangan pendidikan Islam yang lahir, tumbuh dan berkembang di Timur Tengah. Oleh karenanya, pemahaman akan sejarah masa lalu dan akar tradisi pendidikan yang dimiliki perlu dipahami secara menyeluruh dan holistic, sebagaimana dikatakan KH. Abdurrahman Wahid dalam uraiannya di bawah ini nantinya. Memahami sejarah, dalam konteks ini keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan sangatlah penting artinya untuk membangun dan melanjutkan serta mengembangkan tradisi pendidikan yang lebih baik dan lebih bermakna untuk masa depan umat manusia yang lebih beradab. Pendidikan selalu menjadi perhatian umat manusia, oleh karena, dengannyalah, manusia dapat mewariskan segala nilai yang diluhurkan dalam transformasi sosial kehidupannya. Dengan pendidikan, manusia dapat membedakan dirinya, atau komunitas komunalnya dengan mahluk lain yang tidak memiliki masa depan peradaban. Dalam konteks peradaban manusia, pendidikan menjadi tolak ukur akan eksistensi manusia di atas muka bumi. Keberhasilan pendidikan, akan turut menentukan masa depan yang cerah bagi umat manusia. Demikian pula dalam konteks ini, saya berupaya mengurai tentang pendidikan dan peran serta masyarakat pada masa klasik, sehingga nantinya, mendapatkan satu gambaran tentang pendidikan di masa lampau itu. Pendidikan identik dengan pendidikan 2

3 Islam, di mana pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohani dan jasmani yang berlangsung secara bertahap. Kematangan seseorang yang bertitik akhir pada optimalisasi perekembangan atau pertumbuhan, baru dapat tercapai jika berlangsung malalui proses demi proses kearah tujuan akhir perkembangan dan pertumbuhan. Sedangkan pendidikan Islam sebagai proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiaan sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah), sebagai pedoman dasar untuk berbuat dan bertindak di muka bumi. Maka obyek yang menjadi sasaran baik dalam pendidikan maupun dalam pandangan pendidikan Islam yaitu manusia. Dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, Zakiah Darajat (2006: 18) menyatakan bahwa manusia dilihat dari tiga segi yaitu: (1) manusia sebagai makhluk yang mulia; dikatakan mulia, karena manusia mempunyai akal dan perasaan, ilmu pengetahuan, kebudayaan yang seluruhnya dikaitkan dengan pengabdian kepada Allah SWT. (2) manusia sebagai khalifah di bumi; setelah bumi diciptakan, Allah memandang perlu bumi diolah dan diurus, maka Ia menciptakan manusia yang disertai tugas dan jabatan khalifah. Kemampuan bertugas merupakan anugerah Allah sekaligus amanah yang pelaksanaannya merupakan tanggungjawab manusia yang bernama khalifah dan (3) manusia sebagai makhluk paedagogik; makhluk paedagogik maerupakan makhluk Allah yang dilahirkan membawa potensi yang dapat dididik dan mendidik yaitu manusia. Dari serangkaian di atas, melakukan nostalgia dengan masa keemasan pendidikan Islam. Namun, penulis berupaya untuk melakukan pembacaan, agar dapat belajar dari sejarah masa lalu. Sebagaimana kata KH. Abdurrahman Wahid, (2010:54) sebuah episode besar dari sejarah lama berlalu tanpa dramatisasi, dan kita hanya ketahui dari cerita yang pendek dalam kisah perjalanan Fahien dan catatan sejarah. Dalam hal ini, diperlukan rekonstruksi kesejarahan yang banyak bersandar pada kemampuan visualisasi sebagai pengamat sejarah. Tanpa kemampuan rekonstruksi seperti itu, kita akan menjadi buta akan sejarah lama bangsa (agama, pen) kita sendiri. Di sinilah kita memerlukan investigasi 3

4 kesejarahan dan kemampuan mencari data kesejarahan dari cerita-cerita dan datadata yang ada, serta catatan yang masih tertinggal. Dalam konteks ini, sudut pandang manhaji yang penulis pakai adalah tentang bagaimana melihat sejarah masa lalu, khususnya dalam kontek pendidikan Islam pada masa klasik, dengan sudut pandang kajian tentang partisipasi masyarakat dalam pendidikan masa klasik. Dalam konteks inilah penulis menilai, perlunya melihat ulang tentang sejarah masa lalu dalam kaca mata pendidikan Islam. Lebih lanjut KH. Abdurrahman Wahid (2010: 56) mengatakan; Dengan demikian, nyatalah bahwa, betapa pentingnya arti karya-karya masa lama dari berbagai daerah (sejarah pendidikan Islam, pen) di masa lampau. Tanpa karyakarya yang ada, tidaklah mungkin memahami masa lampau kita sendiri. Meskipun kelihatannya hanya berbentuk cerita-cerita tentang suatu daerah atau tentang tokoh tertentu, maka kehadirannya sangat diperlukan diperlukan, jika ingin mengetahui masa lampau kita sendiri (khususnya tentang tradisi pendidikan Islam, pen). Melihat partisipasi masyarakat pada masa klasik, setarap pentingnya dengan melihat tokoh, ajaran, substansi, nilai dan karakteristik pendidikan Islam di masa lampau. Penulis mengajukan tulisan ini, sebagai sebuah kerangka berkelanjutan, untuk memahami dimamika pendidikan Islam secara universal. Sebelum menutup uraiannya, KH. Abdurrahman Wahid (2010: 57) maka menulis uraikan sebagai berikut; jelaslah dari uraian di atas, berbagai cara pendekatan dan penafsiran, merupakan alat-alat sejarah yang diperlukan, untuk mengenal kehidupan bangsa/agama/pendidikan, di masa lampau. Terpulang kepada kita sebagai bangsa (Islam), ingin memahami perkembangan masa lampau itu atau tidak. Jadi, untuk mengantarkan semua kajian yang lebih mendalam tentang pastisipasi masyarakat dalam pendidikan di masa klasik, menarik sekali kiranya untuk mengamati tulisan ini secara utuh dan komprehensif. Demikian, selamat membaca dan merefleksikan sejarah masa lampau. 4

5 B. Partisipasi masyarakat klasik dalam pendidikan Pertama, yang perlu diuraikan tentang masa klasik secara defenitif. Ada beberapa perbedaan dalam merumuskan masa klasik, di antaranya Harun Nasution, menyebutkan antara tahun M, Nasution (2001: 75). Sedangkan dalam catatan yang lain disebutkan dimulai sejak Rasulullah SAW., menyampaikan seruannya sampai pada masa runtuhnya Dinasti Abbasyiyah pada tahun 656 H/ 1258 M. Cirinya ialah tanpa menutup mata terhadap adanya dinastidinasti kecil, Dinasti Umayyah Barat yang berkedudukan di Andalusia dan interengum (masa peralihan dari pemerintahan) dinasti Fatimah di Mesir, pada masa inilah umat Islam mencapai puncak kebudayaan, Muhaimin (2005: 125). Sedangkan Soebahar (2002: 95) menyebutkan dengan periode pembinaan sampai menuju masa keemasan pendidikan Islam, pendidikan Islam dalam perspektif sosio-histories. Menurutnya, periodesasi yang dilalui oleh pendidikan Islam meliputi sebagai berikut; periode pembinaan, periode keemasan, periode kemunduran, periode pembaharuan dan pembinaan kembali prospek pendidikan Islam. Harun Nasution (2001: 50) membagi masa klasik dalam dua bagian, yang pertama masa kemajuan Islam I dan masa disintegrasi. Masa kemajuan Islam I ( M). Pada masa ini, nabi telah berhasil menundukkan daerah-daerah Jazirah Arab untuk satu komando dalam barisan umat Islam. Namun, ekspansi ke luar Jazirah Arab dilakukan setelah nabi wafat pada tahun 632 M. Tentunya dimulai pada masa pemerintahan khalifah Abu Bakar As Siddik dan seterusnya. Pada masa ini (klasik: M), partisipasi masyarakat muslim cukup kuat dan kental dalam memajukan pendidikan Islam. Walaupun pada masa awal ini konstalasi politik cukup kuat dan dominan. Namun setidaknya, pada masa berikutnya pencapain puncak keilmuan berpihak kepada umat muslim, yaitu pada abad pertengahan sekitar tahun M, Nasution (2001: 85). Sebagaimana gambaran perjalanan waktu berikut ini; Periode pra klasik ( M), yang meliputi 3 fase; yaitu fase pembentukan agama ( ), fase pembentukan Negara ( M), dan fase pra ekspansi ( M); Periode klasik ( M), yang meliputi dua fase, yaitu: fase ekspansi, integrasi dan 5

6 puncak kemajuan ( M) dan fase disintegrasi ( M); periode pertengahan ( M), yang meliputi dua fase, yaitu; kemunduran ( M), dan fase 3 kerajaan besar ( M), dan periode modern (1800 M) dan seterusnya yang merupakan fase kebangkitan umat Islam, Muhaimin (2005: 126). Beberapa hal yang menjadi alasan masyarakat klasik dalam memajukan peradaban Islam dan pendidikan, di antaranya; Pertama, Islam sebagai agama tidak hanya mementingkan hubungan relasional dengan sang pencipta. Namun pada saat yang sama, juga memiliki perhatian akan tatanan hidup yang berlandaskan aturan, undang-undang dan semangat kebersamaan. Kedua, dalam hati para sahabat nabi, terdapat sebuah keyakinan yang cukup kuat untuk menyebarkan agama Islam. Sehingga, bersamaan dengan ini, perjuangan yang dilakukan oleh masyarakat muslim, mengorbankan banyak hal, Yatim (2008). Mulai dari waktu, harta, jiwa dan raga sebagai bentuk pengorbanan dalam memajukan agama Islam. Sehingga wajar sekali jika pada masa klasik, umat Islam mencapai kemajuan dalam bidang kebudayaan, Muhaimin (2005: 125). Dalam masa klasik, nabi memberikan prioritas yang tinggi akan pendidikan Islam, sebagaimana proses pendidikan yang diberikan di suffah (pojok-pojok masjid jami ) yang dilakukan oleh nabi kepada para sahabat miskin, agar dapat belajar agama secara lebih sempurna. Bahkan sampai berabad-abad, masjid dan suffah tersebut menjadi cikal bakal lahirnya lembaga pendidikan Islam, mulai dari lembaga-lembaga kuttab, khanqah, ribat, zawiyah sampai pada perguruan tinggi. Partisipasi masyarakat cukup besar dalam konteks kontribusinya bagi kemajuan lembaga penddikan Islam. Mulai dari spiritnya yang tinggi untuk belajar akan ilmu pengetahuan, menyumbangkan sebagian hartanya untuk lembaga pendidikan, hingga pemberian gaji yang cukup bagi para tenaga pengajar yang mengajarkan ilmu pengetahuannya kepada mereka yang membutuhkan ilmu pengetahuan dan sains. 6

7 Sebagaimana kita amati dalam perjalanan sejarah Islam, besarnya partisipasi masyarakat pada masa klasik, dapat membuahkan hasil yang cukup gemilang pada masa sesudahnya, sebagaimana dicatat oleh Azra (1998: 49) sebagai berikut;... pengembangan akal dan intelektual merupakan satu dorongan intrinsik dan in heren dalam ajaran Islam. Tumbuh dan berkembangnya akal pikiran, yang menghasilkan kebudayaan Islam, yang tinggi, pada abad pertengahan, seperti dikatakan Sayyed Husein, tidak lain disebabkan adanya pandangan kesatuan dalam keseluruhan ajaran Islam. Adapun partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam memajukan pendidikan Islam antara lain; pertama, pencatatan al-qur an al-karim yang diketuai oleh Zaid Bin Tsabit dengan beberapa tim. Sebagaimana dimaklumi, bahwa,hadirnya al Qur an secara utuh di tengah-tengah masyarakat muslim sehingga detik ini diberbagai penjuru dunia. Al Qur an (al Kitab) merupakan kontribusi besar masyarakat pada masa awal pemerintahan Islam, guna menjadi pedoman dasar dalam pengembangan pedidikan Islam dan berbagai sendi-sendi kehidupan umat muslim, lihat QS al Baqoroh: ayat 2, bahwa al Kitab tidak ada keraguan sebagai petunjuk (pedoman) bagi manusia. Kedua, penulisan hadist Nabi Muhammad Saw, sebagai sebuah ijtihad yang dilakukan komunitas masyarakat muslim awal, guna menyampaikan pesanpesan kenabian sampai ke seluruh penjuru dunia. Sehingga, al Qur an dan al Hadist menjadi pondasi dalam pengembangan pendidikan Islam, Azra (2005: 49). Ketiga, penterjemahan ilmu pengetahuan dari bahasa Romawi, Persia, Yunani, Ibrani ke dalam bahasa Arab. Buku-buku yang diterjemahkan meliputi filsafat, sejarah dan lain sebagainya. Aktifitas inilah yang pada abad pertengahan sehingga saat ini, menjadi cikap bakal munculnya peradaban Islam dalam pentas ilmu pengetahuan, Muntasyir (2007: 97). Keempat, penyusunan ilmu nahwu (gramatika bahasa Arab), mendirikan majlis mujadalah (ruang berdebat dan berdiskusi). 7

8 Kelima, pendirian berbagai lembaga pendidikan yang berakar dari masjid dan small group (komunitas diskusi) umat Islam. Sehingga melahirkan kajian tafsir, fikih, tasawuf, dan lain sebagainya, Nizar, ( 2008). Keenam, satu hal yang terpenting dalam partisipasi masyarakat klasik dalam pendidikan adalah kesadaran untuk berzakat untuk kesejahteraan sosial umat Islam. Selain itu, harta rampasan perang yang menjadi hak milik Negara, pada kenyataannya dikembalikan kepada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Ketujuh, para tenaga edukasi/para syaikh/para dosen dan para guru mendapatkan tempat yang begitu mulia di hati para pelajar dan masyarakat luas. Sehingga, wibawa dan pancaran keilmuan para cendekiawan mislim waktu itu, menjadi magnet kecintaan umat kepada ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang dicatat dalam diskusi-diskusi (dialog) yang merupakan bentuk salah satu partisipasi masyarakat dalam pendidikan masa klasik adalah kerelaan para sahabat nabi, agar rumahnya dijadikan sebagai tempat untuk penggemblengan pengembangan keilmuan dalam Islam. Sedangkan rumah sahabat dapat dijadikan sebagai tempat awal institusi pendidikan Islam, dilanjutkan pada kuttab dan masjid dan seterusnya. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan di masa klasik tidak hanya itu, bahkan masa klasik yang sampai abad ke 13 itu, telah melahirkan banyak pemikir yang handal dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Mereka kemudian menjalankan dan mengembangkan tradisi keilmuan dalam Islam mencapai berbagai bidang. Seperti halnya, matematika, kimia, kedokteran, filsafat, teologi, geografi, biologi dan lain sebagainya. Tentu, dalam hal ini yang tidak mungkin dilewati adalah masjid, sebagai lembaga pendidikan Islam yang tidak bias tergantikan sampai hari ini. Masjid sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam hingga detik ini, tetap melakukan tradisi pengajaran dan pengembangan ilmu pengetahuan. Walaupun secara eksistensi berbeda dengan masa lalu, namun keberadaannya selalu menjadi maspion dalam tradisi pengembangan intelektual dalam Islam. Yang terpenting, ternyata masjid tetap konsisten sebagai lembaga penebar ilmu pengetahuan. 8

9 Bahkan menurut pandangan cendekiawan muslim disebutkan, bahwa Damaskus memiliki 588 masjid, pada abad ke 10 (masa Islam klasik). Hal ini menunjukkan, tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat dapat dirasakan oleh kalangan elit hingga kalangan alit. Yang menarik dari keterlibatan masyarakat klasik pada lembaga pendidikan adalah; mereka dapat memilih lembaga manakah atau studi club manakah yang mereka sukai dan senangi. Bahkan sebagaimana yang di dokumentasikan Syaih Az Zarnuji dalam kitabnya ta liul mutaallimnya, peserta didik bebas memilih guru dan pengajian yang akan dipilihnya. Misalkan tafsir, teologi, tasawuf, nahwu dan lain sebagainya. Namun, Masjid dan Kuttab demikian lembaga-lembaga lainnya cukup menjadi tempat pembiakan tradisi keilmuan dalam Islam. Banyak ulama besar dalam Islam yang lahir dari tradisi pembelajaran klasik sebagaimana pada masa lampau. Wal hasil, periode klasik, merupakan periode keemasan, kemajuan dan peradaban Islam yang tinggi, dan memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap tingkat kemajuan ilmu pengetahuan yang ada di dunia barat hingga sekarang, sungguhpun tidak secara langsung diakui oleh mereka. Namun terdapat beberapa orientalis yang mengakui hal itu, di antaranya; 1. Cristoper Dawson, menyatakan periode kemajuan Islam ini bersamaan masanya dengan abad kegelapan yang terjadi di dunia barat (Eropa). 2. H. McNeill mengatakan kebudayaan Kristen di Eropa di antara tahun M sedang mengalami masa surut yang rendah. Di abad XI Eropa mulai sadar akan adanya peradaban Islam yang tinggi di timur, dan melalui Spanyol, Sicilia, perang salib peradaban itu sedikit demi sedikit di bawa ke Eropa. 3. Gustave Labon mengatakan orang arablah yang menyebabkan kita mempunyai peradaban, karena mereka adalah imam kita selama 6 abad. 4. Rom Landayu, dari hasil penelitiannya mengambil kesimpulan dari orang Islam periode klasik inilah orang barat belajar berfikir secara objektif dan logis dan belajar berlapang dada. Ketika Eropa diselubungi 9

10 oleh cara berfikir yang sempit, tidak adanya toleransi terhadap kaum minoritas, dan oleh suasana penindasan atas pemikiran mereka. Hal inilah menurut keterangannya yang membawa pada kemajuan peradaban barat seperti sekarang. 5. Jaques C. Rislar berpendapat ilmu pengetahuan dan teknik Islam amat dalam mempengaruhi kebudayaan barat, Nasution, (1984: 57), Muhaimin, ( 2005: 136). Setelah melihat dan mencermati berbagai sudut pandang dari para ahli sejarah di atas, nampaknya umat Islam sudah terlena dengan pencapain sejarah keilmuan yang pernah gilang-gemilang. Namun umat Islam masih enggan untuk bangun dari tidur panjang yang telah dilakukan. Menurut hemat penulis, disinilah pentingnya belajar sejarah masa lalu kita (Islam), agar tidak selamanya dan seterusnya mengalami kebelengguan yang tak berkesudahan. Dalam konteks inilah apa yang di sampaikan KH. Abdurahman Wahid, (2010: 56) sebagai berikut: dengan demikian, nyatalah bagi kita, betapa pentingnya arti karya-karya lama mengenai berbagai daerah (sejarah pendidikan Islam, pen) di masa lampau. Tanpa karya-karya yang ada, tidaklah mungkin kita memahami masa lampau kita sendiri. Meskipun kelihatannya hanya berbentuk cerita-cerita tentang suatu daerah atau tentang tokoh tertentu, kehadirannya sangatlah diperlukan, jika kita ingin mengetahui masa lampau kita sendiri (khususnya tentang tradisi pendidikan Islam). Lebih jauh lagi dari uraian di atas, dijelaskan oleh KH. Abdur Rahman Wahid (2010: 57) yaitu berbagai cara pendekatan dan penafsiran, merupakan alat-alat sejarah yang diperlukan untuk mengenal kehidupan bangsa/agama/pendidikan di masa lampau. Terpulang kepada kita sebagai bangsa (Islam), ingin memahami masa lampau itu atau tidak. Saat ini jawabannya terkembali kepada seluruh umat Islam, akankah ada keinginan untuk bangkit dan mau berubah? atau biarlah saja kabilah berlalu? Di sinilah letak titik relefansi dan signifikansinya belajar pada masa lalu, demi memperoleh secercah jawaban dan gambaran yang secara utuh dan sirna untuk bangkit dan berkembang kembali. 10

11 Jika Eropah dalam tradisi filsafat pernah mengalami kemajuan, kemunduran/ kegelapan sehingga kemajuan kembali dengan renainsance, kenapa umat Islam tidak bias demikian? Sekali lagi, rotasi sejarah selalu berjalan menemui sumbunya. Adakalanya zaman keemasan, kemajuan, kemunduran, atau pembinaan kembali untuk menemui masa puncaknya (masa kejayaan) yang abadi. C. Kesimpulan Adapun partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam memajukan pendidikan Islam antara lain; pertama, pencatatan al-qur an al-karim yang diketuai oleh Zaid Bin Tsabit dengan beberapa tim. Kedua, penulisan hadist Nabi, sebagai sebuah ijtihad yang dilakukan komunitas masyarakat muslim awal, guna menyampaikan pesan-pesan kenabian sampai ke seluruh penjuru dunia. Ketiga, penterjemahan ilmu pengetahuan dari bahasa Romawi, Persia, Yunani, Ibrani ke dalam bahasa Arab. Buku-buku yang diterjemahkan meliputi filsafat, sejarah dan lain sebagainya. Keempat, penyusunan ilmu nahwu (gramatika bahasa arab), mendirikan majlis khilafah dan pendirian berbagai lembaga pendidikan yang berakar dari masjid dan small group (komunitas diskusi) umat Islam. Sehingga melahirkan kajian tafsir, fikih, tasawuf yang madani. Dalam dunia modern seperti sekarang, tentu keterlibatan masyarakat masih sangat dibutuhkan dalam proses pengembangan pendidikan, mengingat keterlibatan masyarakat dalam konteks ini orang tua, akan ikut serta terlibat dalam menciptakan situasi dan kondisi pendidikan yang kondusif. Selain itu, keterlibatan masyarakat juga akan melahirkan system dan mekanisme multi control kepada peserta didik yang dimungkinkan akan melakukan kejanggalan-kejanggalan social. Demikianlah penting dan signifikansi keterlibatan masyarakat dalam dunia pendidikan, semoga kita dapat merenungkan dan mengambil manfaatnya. Dalam perkembangan dunia pendidikan mutakhir, khsusunya di Indonesia keterlibatan masyarakat diwadahi dalam system yang resmi dan diakui oleh pemerintah, dengan nama Komite Madrasah (KM) atau Komite Sekolah (KS). Keterlibatan ini menjadi sangat penting agar semua pihak yang 11

12 berkepentingan dengan pendidikan dapat terlibat dan meninjau secara langsung terhadap kondisi dan pasca pendidkan putra-putri kita. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam kitab-kitab pendidikan klasik, bahkan keterlibatan orang tua maupun masyarakat bukan hanya secara fisik, tapi keterlibatan secara spiritual juga sangat dibutuhkan agar dapat membangun tujuan yang sinergis di masa mendatang. Masyarakat secara umum adalah pihak yang paling berkepentingan terkait dengan keberadaan pendidikan. Sebab kembalinya peserta didik bukan hanya akan dinikmati atau dirasakan oleh orang tuanya saja, akan tetapi lebih jauh daripada itu, manfaat dan efek positif dan negatifnya pelaksanaan pendidikan akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Oleh karenanya, di sinilah sisi pentingnya memahami keterlibatan masyarakat dalam mengawal pendidikan kapanpun dan dimanapun berada. Bukan hanya di negara-negara muslim atau negara-negara miskin, bahkan disemua tempat dan pada semua kondisi. 12

13 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Wahid Membaca Sejarah Nusantara; 25 Kolom Sejarah Gus Dur. LKIS, Yogyakarta. Abdul Halim Soebahar Wawasan Baru Pendidikan Islam. Kalam mulian. Jakarta. Azzumardi Azra Essai-Essai Intelektual Muslim & Pendidikan Islam. Logos Wacana Ilmu. Jakarta. Armai Arief Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik. Angkasa. Bandung. An nu aimi. Ad daris Fi At Tarikh Al Madarisi. Arifin Kapita Selekta Pendidikan dan Umum. Bina Aksara: Jakarta Badri Yatim Sejarah peradaban Islam. Rajawali Press. Jakarta. Busyairi Madjidi Sejarah Pendidikan Islam Bagian Pertama. Tiga A. Yogyakarta. Harun Nasution Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jilid I. UI Press. Jakarta. Muhaimin, et.al Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Prenada media. Jakarta. Muhaimin, Abdul Majid Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filiosifis dan Dasar Operasionalisasinya. Trigendi Karya Bandung: Bandung Mahmud Yunus Sejarah Pendidikan Islam. Hida Karya Agung. Jakarta. Mahmud Yunus.... Sejarah Pendidikan Islam. Mutiara. Jakarta. Khalil Abdul Karim Negara Madinah; Politik Penaklukan Masyarakat Suku Arab. LKIS. Yogyakarta. Hasan Ibrahim Hasan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Kalam Mulia. Jakarta. Jalaluddin Rahmat Islam alternatif. Mizan. Bandung. 13

14 Sayyed Husen Nashr Seince and Civilization In Islam. New York. New American Library. Rizal Muntasyir & Misnal Munir, Filsafat Ilmu, 2007, Pustaka Pelajar, Yogjakarta. Samsul Nizar Sejarah Pendidikan Islam. Kencana. Jakarta. Undang-Undamg RI No.20 Tahun Sistem Pendidik Nasional. Bandung: Renusty Hublusher Zakiah Darajat Ilmu Pendidikan Islam. Bumi aksara: Jakarta 14

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

SEJARAH ISLAM AHMADIN

SEJARAH ISLAM AHMADIN SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling

Lebih terperinci

A. Deskripsi Mata Kuliah:

A. Deskripsi Mata Kuliah: SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM DOSEN : DRS. ANDI SUWIRTA, M.HUM. YENI KURNIAWATI, M.PD. ENCEP SUPRIATNA, M.PD. BOBOT 3 SKS/SJ 201 =======================================================================================================

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal serta mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula dengan pendidikan sebagai

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus 195 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bagian akhir tesis ini, peneliti memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan judul Pendidikan Islam Berwawasan kebangsaan menurut perspektif KH.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan judul Pendidikan Islam Berwawasan kebangsaan menurut perspektif KH. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan judul Pendidikan Islam Berwawasan kebangsaan menurut perspektif KH. Abdurrahman Wahid, terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai agama semitik yang diturunkan terakhir, Islam tidak hanya sempurna ditinjau dari segi ajarannya saja, akan tetapi pada masa-masa awal sejarah penyebarannya,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql. 147 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Corak Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb Muhammad Abduh dalam corak pemikiran pendidikannya, memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

Mengukir Masa dengan Tulisan

Mengukir Masa dengan Tulisan Mengukir Masa dengan Tulisan -Aulia Rahim- Jika kau bukan anak raja atau bangsawan dan bukan anak ulama besar besar, maka menulislah. (Imam Al Ghazali) Menulis merupakan suatu aktivitas yang mulia. Aktivitas

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS FILSAFAT ILMU

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS FILSAFAT ILMU FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS FILSAFAT ILMU Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Kode Mata Kuliah : Bobot : 2 SKS Dosen : Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag. Program Studi : Pend. Sejarah

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

H I S T O R I O G R A F I P E N D I D I K A N S E J A R A H R H O M A D W I A R I A Y U L I A N T R I, M. A C. I D

H I S T O R I O G R A F I P E N D I D I K A N S E J A R A H R H O M A D W I A R I A Y U L I A N T R I, M. A C. I D Historiografi Islam H I S T O R I O G R A F I P E N D I D I K A N S E J A R A H R H O M A D W I A R I A Y U L I A N T R I, M. P D E M A I L : A R I AY U L I A N T R I @ U N Y. A C. I D 1. Al Ayyam (Ayyam

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Non Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I

Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I MAKALAH ISLAM Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I 26 Maret 2014 Makalah Islam Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I Jaja Zarkasyi, MA (Rumah Moderasi Islam/Rumi)

Lebih terperinci

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI 141 LAMPIRAN XII SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hingga Daulah Abbasiyah Nama : Waktu : 2x 45 menit Kelas : Semester : II (Genap) Mulailah bekerja dengan membaca basmallah!

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

Prestasi, bukan Prestise

Prestasi, bukan Prestise Prestasi, bukan Prestise Oleh Nurcholish Madjid Setialp kali memperingati tahun baru, orang umumnya menunggu tengah malam sebagai pergantian tahun, karena dalam sistem penanggalan syamsiyah atau penanggalan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah BAB I PENDAHULUAN Belajar tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Walau ajal menjemput, tak kenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya adalah membaca, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam

Lebih terperinci

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS Nuryani, M. IAIN Palopo Abstrak: Filsafat merupakan sebuah sistem komprehensif dari ide-ide mengenai keadaan yang murni

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Konsep pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada

BAB V PENUTUP. 1. Konsep pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada 94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Konsep pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang

Lebih terperinci

Sumbangan Wakaf pada Peradaban Islam (1) Monday, 23 October :01

Sumbangan Wakaf pada Peradaban Islam (1) Monday, 23 October :01 Seorang pakar sejarah kenamaan Khalil Syahin Azh-Zhahir mengemukakan bahwa ia pernah berkunjung ke salah satu rumah sakit di Damaskus tahun 831 H/1427 M. Ia belum pernah melihat rumah sakit wakaf semegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Psikologi Pendidikan, Graha Ilmu, Yogjakarta, 2014, Hlm.3 2

BAB I PENDAHULUAN. Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Psikologi Pendidikan, Graha Ilmu, Yogjakarta, 2014, Hlm.3 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara harfiyah adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik, untuk mewujudkan tercapainya perubahan tingkah laku, budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW TANGGAL

Lebih terperinci

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal Kelompok 4 Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal MENU UTAMA F Perjalanan hijrah Nabi Muhamm. SAW Usaha-usaha Rasulullah SAW dalam mewujudkan masyarakat Islam: Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode

Lebih terperinci

Merubah Peradaban dengan Pendidikan Islam

Merubah Peradaban dengan Pendidikan Islam Merubah Peradaban dengan Pendidikan Islam Oleh : Muhammad Nsrurrohman, 24 April 2010 Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah yang menjadi mukjizat, diturunkan kepada Nabi sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril, tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kehidupannya, yaitu manusia yang beriman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan koloniaisme memegang peranan

Lebih terperinci

Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV

Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV 1 Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV Oleh: Nurcahya K 4401033 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak runtuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan atau paedagogi berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mendirikan shalat merupakan suatu ibadah yang wajib dilakukan bagi seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada manusia tersebut,

Lebih terperinci

MENOROPONG PENDIDIKAN ISLAM (Analisis Hakikat, Tugas, Serta Tujuannya). Bulu STAIN Palopo

MENOROPONG PENDIDIKAN ISLAM (Analisis Hakikat, Tugas, Serta Tujuannya). Bulu STAIN Palopo MENOROPONG PENDIDIKAN ISLAM (Analisis Hakikat, Tugas, Serta Tujuannya). Bulu STAIN Palopo Jurnal Pendidikan IQRA Abstrak: Pendidikan Islam adalah proses pentransferan nilai yang dilakukan oleh pendidik,

Lebih terperinci

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada 130 BAB V ANALISA ATAS PANDANGAN SHAIKH MUHAMMAD AL-GHAZAli> memang tidak akan mungkin dilupakan dalam dunia pemikiran Islam. Karena

Lebih terperinci

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: MENGENAL ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Sumbangan Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah. Tidak heran bila suatu kematangan yang

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan di dunia ini dalam rangka mempertahankan

Lebih terperinci

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M FILSAFAT ISLAM Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Sumber Ilmu: AL 'ALAQ (1-5) 1. Bacalah dengan (menyebut)

Lebih terperinci

AYAT ASAS Oleh Nurcholish Madjid

AYAT ASAS Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d AYAT ASAS Oleh Nurcholish Madjid Manusia menurut fitrahnya adalah makhluk agama. Sifat itu berpangkal dari naluri alamiahnya untuk menyembah atau mengabdi kepada suatu obyek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan dan masalah kehidupan selalu muncul secara alami seiring dengan berputarnya waktu dan perkembangan zaman. Berbagai masalah muncul dari berbagai sudut

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Modul ke: 13 Yayah Fakultas Ekonomi Materi Ini Memuat : 1.Praktek Demokrasi di Madinah 2.Kepedulian sosial cermin demokrasi 3.Pandangan pluralisme dalam Islam Hidayah, Dra. M.Si

Lebih terperinci

KEUTAMAAN MEMPELAJARI SIRAH NABAWIYAH. Fais al-fatih #KajianSirahNabawiyah01

KEUTAMAAN MEMPELAJARI SIRAH NABAWIYAH. Fais al-fatih #KajianSirahNabawiyah01 KEUTAMAAN MEMPELAJARI SIRAH NABAWIYAH Fais al-fatih #KajianSirahNabawiyah01 ل ق د ك ان ف ي ق ص ص ه م ع ب ر ة لاول ي الا ل ب اب م ا ك ان ح د يث ا ي ف ت ر ى و ل ك ن ت ص د يق الذ ي ب ي ن ك ل ش ي ء و ه د ى

Lebih terperinci

SILABUS SEJARAH ASIA BARAT

SILABUS SEJARAH ASIA BARAT SILABUS SEJARAH ASIA BARAT Oleh: Miftahuddin, M. Hum. NIP. 19740302 200312 1 006 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 S I L A B U S Fakultas :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia tidak diragukan lagi peranannya dan kiprahnya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012 satu cara yang perlu ditempuh adalah mengembangkan model home schooling (yang antara lain berbentuk pembelajaran personal ) seperti yang pernah diterapkan pada masa kejayaan Islam abad pertengahan. - Membangun

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI PAI ASPEK: TARIKH DAN PERADABAN ISLAM. Oleh Aprianto Widyaiswara Pertama

PENDALAMAN MATERI PAI ASPEK: TARIKH DAN PERADABAN ISLAM. Oleh Aprianto Widyaiswara Pertama PENDALAMAN MATERI PAI ASPEK: TARIKH DAN PERADABAN ISLAM Oleh Aprianto Widyaiswara Pertama SOAL 1. Jelaskanlah pengertian tarikh dan peradaban Islam! 2. Jelaskanlah manfaat dari pembelajaran PAI aspek Tarikh

Lebih terperinci

DESKRIPSI DAN SILABUS SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (SPAI) KU 300, 2 SKS. Oleh : Syarip Hidayat, M.Pd, MA. NIP

DESKRIPSI DAN SILABUS SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (SPAI) KU 300, 2 SKS. Oleh : Syarip Hidayat, M.Pd, MA. NIP DESKRIPSI DAN SILABUS SEMINAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (SPAI) KU 300, 2 SKS Oleh : Syarip Hidayat, M.Pd, MA. NIP. 198007082005011002 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS TASIKMALAYA 2009/2010 DESKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh

Lebih terperinci

Etos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid

Etos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid c Prestasi, bukan Prestise d Etos Hijrah Oleh Nurcholish Madjid Pelajaran pertama yang bisa dipetik dari keputusan Umar menjadikan Hijrah Rasul sebagai permulaan perhitungan kalender Islam ialah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dakwah adalah suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan, seruan dan sebagai pemberi peringatan dengan tujuan agar orang lain

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Pendidikan dan Kompetensi Modul Etik UMB [TM1] Fakultas TEKNIK Ayatullah, M. Pd Program Studi Teknik Mesin Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti sesi ini, diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. BAB I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Ketika Rasulullah SAW wafat, seluruh Jazirah Arab telah berhasil disatukan dalam pangkuan Islam. Praktik paganisme yang ada di dalamnya pun berhasil

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi BAB V ANALISIS Adanya sekolah dan madrasah di tanah air sebagai institusi pendidikan Islam, hanyalah akan mempersempit pandangan kita tentang pendidikan Islam itu sendiri. Ini berarti, kita hanya mementingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Pendidikan yang diberikan kepada anak sebagaimana yang dikonsepkan melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat sebuah metode yang disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah PENDAHULUAN Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban di antaranya peradaban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H WALIKOTA BLITAR SAMBUTAN WALIKOTA BLITAR PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H SENIN, 11 JUNI 2012 Assalamu

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie

Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie Judul diatas adalah judul sebuah buku yang ditulis oleh Suwarsono Muhammad, seorang dosen dan akademisi

Lebih terperinci

ETIKA. Membangun Masyarakat Islam Modern. Informatika. Dr. Rais Hidayat.

ETIKA. Membangun Masyarakat Islam Modern. Informatika. Dr. Rais Hidayat. ETIKA Membangun Masyarakat Islam Modern Dr. Rais Hidayat Informatika www.mercubuana.ac.id Islam dan Demokrasi Memahami tradisi islam dalam demokrasi Menjelaskan pelaksanaan praktek demokrasi di madinah

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak anak-anak kita yang belum dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak anak-anak kita yang belum dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan semua manusia, baik itu pendidikan formal maupun non formal. Di negara kita sendiri yakni Indonesia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan sikap, langkah dan keputusan hidupnya karena pendidikan. agama adalah jiwa (spiritualitas) dari pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan sikap, langkah dan keputusan hidupnya karena pendidikan. agama adalah jiwa (spiritualitas) dari pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek pendidikan agama yang kurang mendapat perhatian adalah pendidikan membaca Al-Qur'an. Pada umumnya orang tua lebih menitik beratkan pada pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dan Aku (Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (QS. Adz- Dzariyat: 56)

BAB I PENDAHULUAN. Dan Aku (Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (QS. Adz- Dzariyat: 56) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sebenarnya potensi agama sudah ada pada setiap manusia sejak ia dilahirkan. Potensi ini berupa dorongan untuk mengabdi kepada sang pencipta.

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Melanjutkan Spirit Qurban dalam Kehidupan. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. Lima hari yang lalu Allah SWT mempertemukan kita dengan Idul Adha; disebut pula yaumun nahar, hari raya qurban. Lalu hari ini kita dipertemukan-nya dengan hari raya pekanan;

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN SENI. terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-

BAB III PERKEMBANGAN SENI. terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al- BAB III PERKEMBANGAN SENI A. Islam dan Seni Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar sistematis, dilakukan orang-orang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan

Lebih terperinci

Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global

Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global Setiap diundang ke wilayah Aceh, saya selalu berusaha hadir. Saya sangat tertarik dengan semangat keber-islaman masyarakat Aceh yang saya

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam Kelas : VII (tujuh) Ganjil Kompetensi Inti : (K1) (K2) (K3) (K4) : Menghargai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Problematika Umat Disebabkan Penurunan Kualitas Pendidikan Islam Problematika umat manusia dewasa ini telah menjalar ke setiap lini kehidupan. Dari aspek moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Kholiq, dkk. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi pendidikan Islam yang dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem pendidikan Barat ternyata menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam, yakni umat Islam

Lebih terperinci