Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie"

Dewi Kusumo
6 tahun lalu
Tontonan:

1 Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie Judul diatas adalah judul sebuah buku yang ditulis oleh Suwarsono Muhammad, seorang dosen dan akademisi senior dari Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Buku in ditulis oleh penulisnya karena oleh dorongan kegelisahan akademik yang luar biasa yang melanda jiwanya, katanya, momentum kegelisahan akademik lahir. Gelisah itu sudah sering terjadi, tetapi kali ini tampaknya dengan intensitas yang lebih dalam dan guncangan yang lebih keras. Sungguh harus mengucap syukur. Wujud riilnya terlihat pada lahirnya pertanyaan-pertanyaan baru yang berkaitan dengan krisis dan sejarah. Ada kemungkinan besar tidak mudah menemukan jawaban dari pertanyaanpertanyaan itu. Halaman 5. Selanjutnya pada halaman yang sama, penulis menanyakan apa yang menjadikan negara dan peradaban dapat mencapai puncak kejayaan? Apa yang menjadi sebab mengalami penurunan dan kehancuran? Adakah masa jaya yang hilang itu dapat diraih lagi dengan resep yang serupa yang dahulu pernah digunakan atau harus dengan resep baru? Jika dilihat dari isi uraian dalam buku ini, mungkin ada baiknya batas dari suatu bangsa yang menjadi obyek kajiannya serta wilayah dimana kejadian itu berlangsung perlu ditegaskan, dalam judul karena Islam tidak terbatas pada suatu bangsa dan wilayah tertentu saja, bahkan Alquran 21:107 sebagai landasan kebenaran Islam sendiri yang menegaskan bahwa kehadiran Islam adalah untuk memberikan rahmat bagi alam semesta seluruhnya. Karena itu 1

2 akan lebih baik kalau diubah judulnya menyadi EKONOMI POLITIK, Peradaban Arab Islam Klasik. Buku ini kaya referensi tetapi miskin analisis eksploratif, mungkin karena keterbatasan waktu dari penulisnya. Kegelisahan intelektualnya tidak dapat tersalurkan secara tuntas, karena keterbatasan waktu yang secara alamiah selalu ada pada setiap diri penulis. Jika seandainya keterbatasan waktu itu bisa diterjang dan penulisnya focus untuk melakukan analisis eksploratif, buku ini akan menjadi tulisan panjang, mungkin berbagai judul buku akan lahir dari kegelisahan intelektualnya, dan akan menjadi sebuah pengembaraan intelektual yang mencerahkan. Bagi penulis resensi buku ini membuka pandangan baru terhadap realitas dialektik dalam kehidupan seorang nabi yang disebutkan sebagai nabi terakhir yaitu Muhammad Saw., selama ini penulis memandang kisah perjuangan nabi itu sepenuhnya kisah kemu jizatan yang turun dari langit, yang penulis percayai kebenarannya begitu saja tanpa syarat, tanpa sikap kritis untuk menggugat dan mempertanyakan adanya proses dialektika historis dari kejadian itu terjadi. Kegelisahan intelektual seorang Suwarsono Muhammad perlu mendapatkan pernghargaan tinggi untuk mendorongnya focus pada pengembaraan intelektual yang mencerahkan. Proses Dialektik Suatu Agama Agama pada mulanya atau pada tahap pertama adalah firman atau sabda dari Tuhan kepada seorang yang dipilih-nya untuk menjadi utusan-nya. Firman Tuhan yang diterimanya adalah sebagai kebenaran mutlak yang harus dipercayai umatnya dan menjadi pedoman hidup selamanya. 2

3 Dalam agama yang bersumber dari nabi Ibrahim As., Tuhan itu hanya satu yaitu Allah yang menciptakan segala sesuatu yang ada, tetapi firman-nya banyak dan nabi-nya juga banyak. Ada nabi Musa As., dengan kitab suci Taurat, ada nabi Isa As., dengan kitab suci Injil dan terakhir ada nabi Muhammad Saw., dengan kitab suci Alquran. Pada tahap kedua, yaitu ketika firman itu diajarkan oleh nabi kepada ummatnya untuk menjadi pedoman hidup dalam menghadapi setiap persoalan yang dihadapinya, maka pengajaran dan penjelasan nabi terhadap kitab suci sebagai wujud dari wahyu Tuhan yang diterimanya adalah ajaran dan penjelasan yang harus diyakini umatnya sebagai kebenaran yang mutlak juga. Hal ini karena diri pribadi nabi sendiri yang terjaga dari penyelewengan kebenaran dan kecenderungan kejahatan atau ma shum. Pada tahap ketiga, yaitu tahap ketika nabi itu telah wafat, maka ajaran nabi itu mau tidak mau harus ditafsirkan dari waktu ke waktu oleh para ahli dan para tokoh dengan kemampuan yang satu dengan lainnya masing-masing berbeda, dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang beragam pula, baik sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya dan keagamaan. Pada tahap penafsiran, pemahaman dan pemikiran para ahli/tokoh itu yang datang dan berasal dari manusia biasa, yang tidak ma shum, maka kebenaran penafsiran, pemahaman dan pemikirannya adalah tidak mutlak dan tidak boleh dimutlakkan. Pada tahap keempat, yaitu ketika penafsiran, pemahaman dan pemikiran para ahli dan para tokoh itu berkembang dan membentuk komunitas berdasarkan penafsiran, pemahaman dan pemikiran para ahli dan tokoh, yang kemudian membentuk kelompok berdasarkan penafsiran, pemahaman dan pemikiran para ahli/tokoh, maka dengan sendirinya akan muncul berbagai 3

4 pandangan yang beragam dan beranekaragam dan semua pemikiran, penfasiran dan pemahaman yang beragam itu tidak mutlak kebenarannya. Pada tahap kelima, yaitu ketika komunitas itu berkembang menjadi institusi sosial berdasarkan suatu ideologi yang berasal dari para ahli/tokoh dari berbagai wilayah, suku bangsa dan budaya, maka karena kepentingan ideologis yang ada, membuat institusi sosial yang berbeda kepentingannya itu, seringkali menimbulkan konflik dan kekerasan seperti yang terjadi di Yaman saat ini. Pada Tahap Keenam, yaitu ketika institusi sosial keagamaan itu terlibat dalam konflik kepentingan untuk memperebutkan kekuasaan politik dan ekonomi bisnis, maka konflik yang terjadi telah mencabik-cabik persatuan umat beragama dan menimbulkan peperangan yang berdarah-darah serta memakan korban yang besar dalam sejarah perkembangan agama. Agama telah berubah menjadi konflik kepentingan instiusi sosial keagamaan yang memperebutkan kekuasaan politik dan ekonomi bisnis. Konflik kekerasan itu sesungguhnya bukan agama. Pada tahap ke satu dan kedua semua umat beragama harus menerimanya sebagai kebenaran mutlak. Akan tetapi pada tahap ketiga dan keempat kebenaran itu menjadi relatif yang bisa diterima atau tidak, sepanjang masingmasing mempunyai landasan pemikiran yang kuat untuk menerima dan menolaknya. Sedangkan pada tahap kelima dan keenam rasanya seorang beragama harus menolak konflik kekerasan atas nama agama atau pun ideologi keagamaan tertentu yang mana pun juga. Teologi, Politik dan Ekonomi. Dialektika historis ekonomi politik pada peradaban Islam klasik seperti yang ditulis dalam buku yang sedang kita bahas ini adalah proses dialektik 4

5 ekonomi politik dari masyarakat arab yang jahiliyah dalam perspektif trilogi yaitu antara teologi materialisme, politik kekuasaan dan ekonomi bisnis. Jika pada mulanya ekonomi politik bergerak dari konflik antara suku, yang basisnya adalah ghonimah, dengan landasan ketuhanan yang jahiliyah atau musyrik yaitu mempertuhankan patung sebagai symbol yang dipakai untuk pembenaran konflik kepentingan politik kekuasaan dan ekonomi bisnis, maka sebenarnya kelahiran Islam pada masyarakat jahiliyah saat itu, menjadi alternatif solusi bagi krisis kemanusiaan yang fundamental. Penulis resensi ini berharap eksplorasi lebih jauh dan mendalam, perlu terus dilakukan untuk menjadi dasar bagi lahirnya semangat mengembangkan ekonomi Islam, dan sebenarnya bisa lahir dari pengembaraan intelektual dari penulis buku yang sedang kita bahas ini. Trologi yang dalam kerajaan Islam di Jawa digambarkan kesatuan masjid, alun-alun dan pasar. Keseimbangan yang harmonis atas berdirinya masjid (teologi), alun-alun (politik) dan pasar (ekonomi) sebenarnya dapat menjadi landasan bagi pengembangan ekonomi Islam. Semoga tulisan risensi ini ada manfaatnya, amin. Wallahu a lamu bishowab. 5

6 Risensi buku EKONOMI POLITIK PERADABAN ISLAM KLASIK Oleh : MUSA ASY ARIE, Guru Besar/IVE Lahir Pekalongan, 31 Desember 1951 Pekerjaan : Rektor UIN SUKA Dewan Pengawas TVRI Staf Ahli Menteri Kominfo Sosbud & Peran Masyarakat Anggota Lembaga Sensor Film Penasihat khusus Menteri Perindustrian & Perdagangan RI Direktur Pasca Sarjana UIN Suka Direktur Pasca Sarjana UMS Pendidikan : Pondok Tremas Pacitan , Fakultas Ushuluddin Jurusan Filsafat IAIN SUKA , Program Doktor Bebas IAIN SUKA Pengusaha Pengecoran Logam sejak 1978 sampai sekarang UPAKARTI AWARD dari Presiden RI

dokumen-dokumen yang mirip

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M FILSAFAT ISLAM Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Sumber Ilmu: AL 'ALAQ (1-5) 1. Bacalah dengan (menyebut)