CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN"

Transkripsi

1 LAMPIRAN VII Audited PEMERINTAH KOTA SURABAYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015

2 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kota Surabaya dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang dilaksanakan berdasarkan peran serta masyarakat dan program-program yang telah ditetapkan dalam Target APBD tahun Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kota Surabaya dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran, program maupun kegiatan telah mengacu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun Pedoman tersebut mengisyaratkan bahwa dalam pengelolaan keuangan daerah agar berasaskan prestasi kerja. Hal tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban dari suatu kegiatan untuk sebuah produk/hasil yang mengutamakan output. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, maka Kepala Daerah harus menyampaikan Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas (LAK) dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). a.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan a. Maksud disusunnya Laporan Keuangan adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Walikota Surabaya atas pengelolaan keuangan beserta kinerja atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Surabaya. b. Tujuan laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang andal dan relevan mengenai posisi keuangan serta seluruh transaksi yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan pemerintah daerah juga digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 1

3 dan efisiensinya, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundangundangan. a.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Secara rinci landasan hukum penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2014 meliputi: 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355). 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 10. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5043); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 210 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4028); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4502); Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 2

4 13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 136 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4574); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 137 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 138 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4576); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 139 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4577); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Tambahan Lembaran Negara Nomor 5165); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 153 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5179); 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; 25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2007 tentang Pedoman Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah; Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 3

5 28. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2008 Nomor 11 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 11); 29. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2008 Nomor 12 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 12) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 4 Tahun 2009 (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2009 Nomor 4 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 4); 30. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 21 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015; 31. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 04 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015; 32. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Surabaya; 33. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 33 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Kota Surabaya; 34. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015; 35. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 10 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015; 36. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 17 Tahun 2015 tentang Perubahan ke dua atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya Tahun Anggaran 2015; 37. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 26 Tahun 2015, tentang Perubahan ke tiga atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya Tahun Anggaran 2015; 38. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 34 Tahun 2015, tentang Perubahan ke empat atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya Tahun Anggaran 2015; 39. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 47 Tahun 2015, tentang Perubahan ke lima atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya Tahun Anggaran 2015; 40. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 47 Tahun 2015, tentang Perubahan ke enam atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya Tahun Anggaran 2015; Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 4

6 41. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 63 Tahun 2015 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015; a.3 Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Memuat informasi tentang: Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, Landasan hukum penyusunan laporan keuangan dan Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan. Bab II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD Memuat informasi tentang: Ekonomi makro, Kebijakan keuangan dan Pencapaian target kinerja APBD. Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan Memuat informasi tentang: Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan serta hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan. Bab IV Kebijakan akuntansi Memuat informasi tentang: Entitas pelaporan keuangan daerah, Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan, Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan, Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan. Bab V Penjelasan pos-pos laporan keuangan Memuat informasi tentang: Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan, Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja serta rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual. Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan Memuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapun dari Laporan Keuangan. Bab VII Penutup Memuat uraian penutup Catatan atas Laporan Keuangan. Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 5

7 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET 2.1 Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan KINERJA APBD Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku (PDRB ADHB) maupun atas dasar harga konstan (PDRB ADHK). PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Selain itu nilai PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahuai nilai produk yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi dan mengetahui kondisi struktur perekonomian Kota Surabaya. Pada tahun 2015 PDRB ADHB Kota Surabaya sebesar Rp ,80 juta atau meningkat sebesar 11,68 persen dibanding dengan tahun 2014 yang hanya sebesar Rp ,32 juta. Tabel 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rupiah) * (Juta (Rp) (%) (Juta (Rp) (%) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ,32 0, ,84 0,18 B Pertambangan dan Penggalian ,14 0, ,48 0,01 C Industri Pengolahan ,08 19, ,95 19,46 D Pengadaan Listrik dan Gas ,22 0, ,41 0,49 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang ,35 0, ,06 0,15 F Konstruksi ,80 10, ,63 10,26 G Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ,35 27, ,28 26,97 H Transportasi dan Pergudangan ,93 5, ,57 5,28 I Penyediaan Akomodasi dan Makan ,64 14, ,16 15,30 J Minum Informasi dan Komunikasi ,27 5, ,63 5,42 K Jasa Keuangan dan Asuransi ,51 5, ,78 5,36 L Real Estate ,45 2, ,50 2,56 M,N Jasa Perusahaan ,16 2, ,90 2,41 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib ,08 1, ,82 1,33 P Jasa Pendidikan ,73 2, ,10 2,56 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ,82 0, ,99 0,79 R,S,T,U Jasa lainnya ,44 1, ,72 1,47 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ,32 100, ,80 100,00 Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan: *) data sementara Kinerja sektor ekonomi pembentuk PDRB pada tahun 2015 mengalami peningkatan yang bervariasi namun masih lebih tinggi dibanding dengan tahun sebelumnya. Kinerja sektor tertinggi yang berkontribusi terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya adalah sektor Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 6

8 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar Rp ,35 juta di tahun 2014 yang mengalami peningkatan menjadi Rp ,28 juta di tahun Sektor tertinggi yang kontribusi adalah industri pengolahan dengan nilai kontribusi sebesar ,95 juta atau sebesar 12,27 persen dibandingkan total PDRB kota pada tahun Selain memberikan kontribusi besar dalam pembentukan PDB, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor serta Industri Pengolahan juga merupakan sektor yang tumbuh tinggi sehingga menjadi menopang pertumbuhan ekonomi Surabaya. Tabel 2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya Atas Dasar Harga Konstan Tahun * (Juta Rupiah) Lapangan Usaha * (Juta (Rp) (%) (Juta (Rp) (%) A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ,93 0, ,16 0,17 B Pertambangan dan Penggalian ,88 0, ,42 0,01 C Industri Pengolahan ,45 19, ,51 19,63 D Pengadaan Listrik dan Gas ,33 0, ,94 0,47 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang ,91 0, ,46 0,15 F Konstruksi ,67 10, ,94 9,98 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ,05 28, ,75 28,32 H Transportasi dan Pergudangan ,22 4, ,20 4,91 I Penyediaan Akomodasi dan Makan ,56 13, ,20 14,14 J Minum Informasi dan Komunikasi ,86 6, ,64 6,47 K Jasa Keuangan dan Asuransi ,73 4, ,77 4,90 L Real Estate ,54 2, ,06 2,71 M,N Jasa Perusahaan ,21 2, ,67 2,30 O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib ,47 1, ,91 1,25 P Jasa Pendidikan ,86 2, ,70 2,35 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial ,77 0, ,14 0,78 R,S,T,U Jasa lainnya ,78 1, ,45 1,48 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ,20 100, ,92 100,00 Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan: *) data sementara Sejalan dengan peningkatan PDRB ADHB Kota Surabaya, PDRB ADHK juga menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2014 PDRB ADHK Kota Surabaya sebesar Rp ,20 juta menjadi sebesar Rp ,92 juta di tahun 2015 atau meningkat sebesar 6,02 persen di tahun Sektor yang paling besar menghasilkan PDRB ADHK tahun 2015 masih tetap sama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yaitu sebesar Rp ,75 juta. Meskipun nilai PDRB Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor pada tahun 2015 mengalami peningkatan, kontribusi nilai tersebut terhadap pembentukan PDRB Kota Surabaya sedikit Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 7

9 menurun. Sektor terbesar selanjutnya adalah sektor industri pengolahan yang menghasilkan PDRB ADHK sebesar Rp ,51 juta b. Ekspor Impor Kota Surabaya Sebagai Kota bisnis yang memiliki salah satu pelabuhan terpesat di Indonesia, tentunya aktivitas perdagangan menjadi aktivitas ekonomi yang paling dominan di Kota Surabaya. Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh tingginya arus barang dan jasa yang keluar masuk ke Kota Surabaya melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Selain sebagai penghubung perdagangan dari wilayah Kota Surabaya, Pelabuhan Tanjung Perak juga menjadi pintu penghubung arus barang dan jasa bagi perdagangan wilayah Indonesia bagian timur. Ditambah lagi, ketersediaan infrastruktur yang lengkap menjadi salah faktor pendukung pesatnya aktivitas perdagangan di Pelabuhan Tanjung Perak Kota Surabaya. Tabel 2.3 Komoditas Ekspor-Impor Non Migas Kota Surabaya Tahun 2015 Ekspor Nilai Nilai Impor (US$) (US$) 71. Perhiasan dan Permata Mesin/Peralatan Mekanik Lemak dan Minyak Nabati Besi dan Baja kayu dan Barang dari Kayu Plastik dan Barang dari Plastik Ikan dan Udang Sisa Industri Makanan Kertas dan Karton Pupuk Bahan Kimia Organik Gandum-ganduman Tembaga Bahan Kimia Organik Perabot dan Penerangan Rumah Mesin dan Peralatan Listrik Alas Kaki Kapal, Perahu dan Perlengkapan Mesin dan Peralatan Lisrik Biji-bijian Minyak Jumlah Komoditas 10 Komoditas Jumlah Komoditas 10 Komoditas Jumlah Komoditas Lainnya Jumlah Komoditas Lainnya Nilai Total Ekspor Non Migas Nilai Total Impor Non Migas Sumber data: Bank Indonesia, Februari 2016 Berdasarkan catatan data Bank Indonesia, aktivitas perdagangan di Kota Surabaya yang tercermin dari nilai ekspor impor terbilang masih cukup pesat meskipun sedikit mengalami perlambatan. Perlambatan tersebut ditunjukkan oleh realisasi pada sisi ekspor Kota Surabaya pada tahun 2015 sebesar US$ yang menurun dibandingkan tahun 2014 yang sebesar US$ Penurunan ini masih dipengaruhi oleh dengan belum adanya indikasi perbaikan ekonomi di negara tujuan ekspor Kota Surabaya seperti China, Jepang dan Amerika. Jika pada tahun 2014 kinerja ekspor Kota Surabaya ke China sebesar US$ menurun menjadi sebesar US$ di tahun 2015, kinerja ekspor Kota Surabaya ke Amerika dari sebesar US$ di tahun 2014 menurun menjadi sebesar US$ di tahun 2015 sementara ekspor ke Jepang dari sebesar US$ di tahun 2014 menurun menjadi US$ di tahun Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 8

10 Mengingat tingginya besaran share ekspor Kota Surabaya ketiga negara tersebut terhadap total ekspor Kota Surabaya, maka perlambatan ekonomi di kawasan tersebut berpengaruh terhadap menurunnya kinerja ekspor Kota Surabaya. Gambar 2.4 Negara Utama Tujuan Ekspor Kota Surabaya Tahun 2015 Sumber data: Bank Indonesia, Februari 2016 Berdasarkan jenis komoditasnya, perhiasaan dan permata masih menjadi daya tarik yang paling diminati di pasar internasional yang ditunjukkan oleh tingginya permintaan di tahun 2015 yang mencapai US$ Nilai tersebut meningkat dibanding dengan permintaan tahun 2014 yang mencapai US$ Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, komoditas non migas yang masih mendominasi ekspor Kota Surabaya selama tahun 2015 antara lain lemak dan minyak nabati; kayu dan barang dan barang dari kayu; ikan dan udang; kertas dan karton; barang-barang kimia dan komoditi lainnya. Selengkapnya terkait 10 Komoditi yang paling banyak di ekspor dan diimpor oleh Kota Surabaya terangkum dalam Tabel 2.5. Sebaliknya kinerja impor Kota Surabaya pada tahun 2015 mengalami peningkatan dengan realisasi US$ yang lebih tinggi dibanding tahun 2014 sebesar US$ Nyatanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD yang terdepresiasi tidak menghambat permintaan impor. Mengingat produk-produk impor Kota Surabaya merupakan bahan baku produksi yaitu alat-alat berat serta bahan kimia seperti mesin/peraralatan mekanik serta besi dan baja, plastik dan barang dari plastik, dan bahan kimia organik maka adanya depresiasi rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan permintaan impor. Meskipun realisasi impor Kota Surabaya tinggi namun nilai Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 9

11 tersebut bukan hanya cerminan arus barang dan jasa untuk wilayah Kota Surabaya, melainkan juga kebutuhan barang dan jasa untuk Indonesia bagian Timur. Gambar 2.5 Kawasan Negara Tujuan Ekspor-Impor Non Migas Kota Surabaya Tahun 2015* Sumber data: Bank Indonesia, Februari 2016 Berdasarkan kawasannya asal dan tujuan ekspor impor Kota Surabaya, selama tahun 2015 ekspor Kota Surabaya sebagian besar ke negara kawasan Asia yaitu sebesar US$ atau 61,23 persen terhadap total ekspor Kota Surabaya tahun Share terbesar ekspor Kota Surabaya di Kawasan Asia dikontribusi oleh tujuan ekspor ke negara utamanya yaitu China (US$ ), Jepang (US$ ), dan Malaysia (US$ ). Tujuan selanjutnya adalah negara-negara di kawasan Amerika dengan nilai ekspor sebesar US$ yang tidak jauh berbeda dengan nilai ekspor Kota Surabaya ke kawasan Eropa yaitu sebesar US$ Pola yang sama juga terjadi pada sisi impor, di mana asal negara yang menjadi pengimpor kebutuhan Kota Surabaya dan wilayah Indonesia Bagian Timur mayoritas dipenuhi oleh negara-negara yang berada di kawasan Asia (China, Amerika dan Jepang) yaitu sebesar US$ yang selanjutnya diikuti oleh kawasan di negara Eropa dan Amerika dengan masing-masing nilai yaitu US$ dan US$ c. Pertumbuhan Ekonomi Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya berdasarkan tahun dasar 2010 sebesar 6,10 persen mengalami sedikit perlambatan jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya pada tahun 2014 yang sebesar 6,73 persen. Namun lebih tinggi Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 10

12 dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional yang masing-masing sebesar 5,4 persen dan 4,7 persen. Perlambatan ekonomi saat ini salah satunya didorong oleh melambatnya tingkat konsumsi swasta (konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit) yang merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya dari sisi permintaan. Melambatnya konsumsi swasta tersebut seiring dengan penurunan keyakinan masyarakat terhadap kondisi perekonomian saat itu. Ditambah lagi berlanjutnya depresiasi rupiah terhadap dollar yang mencapai pada titik tertinggi hingga mencapai level hampir Rp juga diperkirakan menjadi faktor penurunan keyakinan masyarakat sehingga kondisi tersebut direspon oleh masyarakat dengan menahan tingkat konsumsinya. Gambar 2.6 Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2015 Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan : *) data sementara Dari sisi penawaran, kinerja perekonomian Kota Surabaya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi per sektoral. Meskipun pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya mengalami sedikit perlambatan namun secara umum masih cukup menggembirakan dengan pertumbuhan yang positif pada hampir seluruh sektor pembentuk PDRB Kota Surabaya. Mengingat kondisi secara keseluruhan baik perkonomian domestik maupun perekonomian global dalam kondisi yang semakin tidak kondusif dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi persektoral Kota Surabaya pada tahun 2015 lebih lengkapnya terangkum dalam Gambar 2.7 berikut : Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 11

13 Gambar 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kota Surabaya Tahun 2015* Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan : *) data sementara Selama tahun 2015 kinerja sektor ekonomi pembentuk PDRB Kota Surabaya tumbuh bervariasi. Kontribusi sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor sektor pengadaan akomodasi dan makanan minuman. Dari 17 sektor pembentuk PDRB 10 sektor ekonomi menggalami pertumbuhan diatas angka 5 persen. Bahkan terdapat 3 sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan diatas 7 persen yaitu sektor pengadaan akomodasi dan makanan minuman; jasa kesehatan dan kegiatan lainnya serta industri pengolahan. Sedangkan sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami pertumbuhan paling rendah yaitu sebesar 0,69 persen. Meskipun demikian, terdapat sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu sektor pengadaan listrik dan gas. Tabel 2.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya Tahun 2015* (Juta Rupiah) Keterangan Surabaya Jawa Timur Nasional Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,02 5,44 4,79 PDRB Atas Harga Berlaku (Juta Rp) 407,703,251, PDRB Atas Harga Konstan (Juta Rp) 323,682,584, PDRB Perkapita (Juta Rp) 142,05 39,90 45,18 Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2016 Catatan : *) data sementara Ditengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya pada tahun 2015 yang diukur berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan masih menunjukkan kinerja yang baik meskipun mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya. Kendati demikian, perekonomian Kota Surabaya tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional. Nilai total PDRB Kota Surabaya yang dihitung berdasarkan Dasar Harga Berlaku mencapai Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 12

14 Rp ,80 juta, atau setara dengan Rp ,94 juta bila dihitung berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 2.8. d. Inflasi Kota Surabaya Indikator ekonomi lainnya yang dapat digunakan sebagai berometer dalam mengukur kinerja perekonomian suatu wilayah adalah inflasi. Capaian inflasi digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengetahui kondisi kestabilan harga barang dan jasa. Berdasarkan perkembangan harga selama tahun 2015, kondisi inflasi di Kota Surabaya cukup terkendali. Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh capaian inflasi Kota Surabaya yang dirilis Badan Pusat Statitik sebesar 3,04 persen yang mengalami penurunan signifikan dibanding tahun 2014 yang sebesar 7,90 persen. Terkendalinya inflasi Kota Surabaya selama tahun 2015 merupakan bentuk keberhasilan Pemerintah Kota Surabaya menjaga stabilitas harga barang dan jasa di Kota Surabaya. Mengingat karakteristik Kota Surabaya yang memiliki tingkat konsumsi disertai daya beli yang tinggi maka sangat dimungkinkan terjadinya perubahan harga yang sangat berfluktuatif yang dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan. Berdasarkan komoditasnya, mayoritas penyumbang utama inflasi Kota Surabaya selama tahun 2015 masih berasal dari kelompok barang bergejolak ( volatile food). Kelompok barang bergejolak yang sering berkontribusi terhadap inflasi Kota Surabaya selama tahun 2015, antara lain beras, daging ayam ras, daging sapi, bawang merah, telur ayam ras. Selain disebabkan karena tingginya permintaan, adanya fenomena iklim El Nino atau kemarau panjang sejak Mei hingga Oktober 2015 dan abu vulkanik hasil erupsi Gunung Raung menyebabkan tanaman padi, palawija dan holtikultura mengalami gagal panen di beberapa daerah di Jawa Timur. Mengingat tingginya ketergantungan kebutuhan pangan Kota Surabaya terhadap daerah lain di Jawa Timur, maka adanya gangguan distribusi maupun pasokan di pasaran secara otomatis akan berpengaruh terhadap kenaikan inflasi di Kota Surabaya. Sementara inflasi yang disebabkan oleh harga yang diatur pemerintah pusat (administered price) selama tahun 2015 cenderung menjadi penyumbang deflasi karena terjadi penurunan harga bahan bakar minyak khususnya harga bensin serta penurunan beberapa golongan tarif listrik yang mengalami adjusment sebagai imbas menurunnya harga minyak dunia. Selengkapnya terkait kondisi inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional terangkum dalam Gambar 1.5 Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 13

15 Gambar 2.9 Perkembangan Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun Tahun 2015 (%) Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari Kebijakan Keuangan a. Pendapatan Daerah Memperhatikan potensi yang masih akan dihadapi pada Tahun 2015, maka sasaran pendapatan daerah yang ditetapkan adalah meningkatnya PAD dan penerimaan daerah lainnya, yang tercermin dari adanya peningkatan realisasi penerimaan PAD sebesar 122,02% dari Rp ,47 (2014), dibandingkan dengan realisasi untuk tahun anggaran 2015 sebesar Rp ,97. Terkait gambaran proyeksi pendapatan di atas, maka pendapatan daerah yang merupakan unsur penting dalam mendukung penyediaan kebutuhan belanja daerah diharapkan dapat memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi yang akan memberikan konsekuensi logis bagi peningkatan potensi penerimaan daerah. Selain itu, perlu tetap dihindari upaya peningkatan peneriman pajak dan retribusi daerah yang akan menambah beban masyarakat dan dapat menimbulkan distorsi ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang. b. Belanja Daerah 1. Pada sisi belanja daerah, dana yang disediakan akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan program RPJM Daerah sebesar Rp ,00 dan dialokasikan untuk belanja non program sebesar Rp ,09. Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 14

16 2. Sehubungan dengan aspek belanja daerah ini, maka penggunaan belanja daerah diharapkan dapat lebih diarahkan dalam mendukung peningkatan nilai tambah sektorsektor ekonomi yang akan memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja sebagai upaya untuk turut meningkatkan perluasan lapangan kerja guna menurunkan angka kemiskinan. Beberapa sektor tersebut adalah sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor industri pengolahan (pendukung sektor jasa), sektor pengangkutan komunikasi dan sektor jasa-jasa, serta sektor konstruksi. 3. Penggunaan belanja juga harus dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan, perumahan dan permukiman), penanggulangan masalah sosial, menjaga kelayakan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial. 4. Keseluruhan upaya penggunaan belanja sebagaimana tersebut diatas harus tetap dalam koridor pencapaian sasaran pembangunan daerah dan pelaksanaan program daerah yang telah tertuang dalam target APBD tahun c. Pembiayaan 1. Pada sisi pembiayaan daerah yang direncanakan, penerimaan sebesar Rp ,00 dan pengeluaran sebesar Rp , Terkait dengan aspek pembiayaan daerah ini, maka pada sisi penerimaan pembiayaan daerah, harus dapat mengoptimalkan alternatif penerimaan yang paling cepat dan memungkinkan untuk dapat dimanfaatkan dalam mengantisipasi munculnya defisit anggaran yang diperkirakan akan terjadi. Disamping itu pula dalam kaitan penerimaan pembiayaan ini perlu mulai dipertimbangkan untuk mencari alternatif sumber-sumber pembiayaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Selanjutnya dari sisi pengeluaran pembiayaan, harus dapat memenuhi kewajiban angsuran utang pokok serta penyertaan modal yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja BUMD Pencapaian Target Kinerja APBD Anggaran Belanja Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 direncanakan sebesar Rp ,00 yang terdiri dari Belanja Operasi sebesar Rp ,00, Belanja Modal sebesar Rp ,00, Belanja Tidak Terduga sebesar Rp ,00 dan Belanja Transfer sebesar Rp ,00. Sedangkan Anggaran Belanja Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2014 direncanakan sebesar Rp ,00 yang terdiri dari Belanja Operasi sebesar Rp ,00, Belanja Modal sebesar Rp ,00, Belanja Tidak Terduga sebesar Rp ,00, dan Belanja Transfer sebesar Rp ,00. Realisasi belanja Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2015 adalah sebesar Rp ,00 yang terdiri dari Belanja Operasi sebesar Rp ,00 dan Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 15

17 Belanja Modal sebesar Rp ,00. Sedangkan Realisasi belanja Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2014 sebesar Rp ,09 yang terdiri dari Belanja Operasi sebesar Rp ,09 dan Belanja Modal sebesar Rp ,00. Anggaran Pendapatan Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 direncanakan sebesar Rp ,00 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp ,00, Pendapatan transfer sebesar Rp ,00 dan Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar Rp ,00. Dibanding Anggaran Pendapatan Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2014 direncanakan sebesar Rp ,80 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp ,00, Pendapatan transfer sebesar Rp ,80 dan Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar Rp ,00. Realisasi pendapatan Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 adalah sebesar Rp ,01 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp ,99, Pendapatan transfer sebesar Rp ,00 dan Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar Rp ,00. Sedangkan Realisasi pendapatan Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2014 adalah sebesar Rp ,47 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp ,47, Pendapatan transfer sebesar Rp ,00 dan Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar Rp ,00. Berikut ini ringkasan rencana dan realisasi anggaran untuk masing-masing program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada Tahun 2015 dan Tabel Rencana dan Realisasi Belanja Program Tahun 2015 KODE KEGIATAN NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 82, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 72, Program Pendidikan Anak Usia Dini , ,00 88, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun , ,00 86, Program Pendidikan Menengah , ,00 87, Program Pendidikan Non Formal , ,00 97, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan , ,00 91, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 92, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 19, Program Upaya pengadaan, Kesehatan peningkatan Masyarakat dan perbaikan , ,00 89,69 sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya , ,00 85,73 Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 16

18 KODE KEGIATAN NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak , ,00 94, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah , ,00 89,07 Sakit Mata Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 88, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 87, Program pengendalian banjir , ,00 84, Program Pembangunan jaringan Air Bersih Perkotaan , ,00 17, Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan , ,00 84, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 95, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 29, Program Pencegahan dan Penanggulaangan Kebakaran , ,00 85, Program Utilitas Perkotaan , ,00 82, Program Perumahan dan Permukiman , ,00 65, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 85, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 94, Program Penataan Ruang , ,00 89, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 88, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 73, Program perencanaan pembangunan daerah , ,00 84, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 74, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 78, Program Pengembangan Sistem Transportasi , ,00 91, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 94, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 84, Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) , ,00 84, , ,00 41, Program Pengelolaan Kebersihan Kota , ,00 54,04 Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 17

19 KODE KEGIATAN NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % Program Pengelolaan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Program Sertifikasi Tanah Milik Pemerintah Kota Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Penataan Administrasi Kependudukan , ,00 65, , ,00 72, , ,00 74, , ,00 84, , ,00 89, Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan , ,00 86, , ,00 90, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 80, Program Keluarga Berencana , ,00 79, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 83, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 73, Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial , ,00 87, Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktifitas Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 90, , ,00 82, , ,00 75, , ,00 87, , ,00 85, , ,00 77, , ,00 95, , ,00 86, , ,00 45, , ,00 88, , ,00 97, , ,00 88,70 Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 18

20 KODE KEGIATAN NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi , ,00 93, Program Pelayanan Administrasi Perkanto , ,00 95, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 87, Program Pengelolaan Keragaman Budaya , ,00 96, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 89, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 80, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 89, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 82, Program pemeliharaan kamtrantibmas dan pencegahan tindak kriminal , ,00 91, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 91, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 91, Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah , ,00 58, Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah , ,00 79, Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH , ,00 87, Program Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat , ,00 91, Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah , ,00 70, Program Penataan Peraturan Perundangundangan , ,00 88, Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur , ,00 80, Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan , ,00 90, Program Penataan Daerah Otonom , ,00 83, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 91, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 87, Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) , ,00 59, Program Penanggulangan Kemiskinan , ,00 86, Program perbaikan sistem administrasi kearsipan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa , ,00 84, , ,00 83, , ,00 69, , ,00 91,76 Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 19

21 KODE KEGIATAN NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % Program peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 92, , ,00 89, , ,00 78, , ,00 96, , ,00 96, , ,00 90, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani , ,00 65, Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata , ,00 95, Program Pengembangan Destinasi Pariwisata , ,00 98, Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir , ,00 68, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 94, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor , ,00 84, Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan , ,00 79, Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan , ,00 74, , ,00 80,39 Sumber data : Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya 2015, diolah KODE KEG Tabel Rencana dan Realisasi Belanja Program Tahun 2014 NAMA KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 53, , ,00 72, Program Pendidikan Anak Usia Dini , ,00 83, Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun , ,00 81, Program Pendidikan Menengah , ,00 87, Program Pendidikan Non Formal , ,00 94, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan , ,00 74, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 82, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 74,91 Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 20

22 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 75, , ,00 83, , ,00 90, , ,00 93, , ,00 85, , ,00 92, Program pengendalian banjir , ,00 84, Program Pembangunan jaringan Air Bersih Perkotaan Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran , ,00 61, , ,00 52, , ,00 97, , ,00 52, , ,00 96, Program Utilitas Perkotaan , ,00 83, Program Perumahan dan Permukiman Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 51, , ,00 79, , ,00 90, Program Penataan Ruang , ,00 87, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program perencanaan pembangunan daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pengembangan Sistem Transportasi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran , ,00 90, , ,00 67, , ,00 80, , ,00 87, , ,00 81, , ,00 72, , ,00 84,42 Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 21

23 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Program Pengelolaan Kebersihan Kota Program Sertifikasi Tanah Milik Pemerintah Kota Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program PenataanAdministrasi Kependudukan Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , ,00 86, , ,00 88, , ,00 84, , ,00 94, , ,00 78, , ,00 89, , ,00 82, , ,00 84, , ,00 79, , ,00 79, , ,00 71, , ,00 76, Program Keluarga Berencana , ,00 84, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi , ,00 81, , ,00 83, , ,00 87, , ,00 80, , ,00 76, , ,00 73, , ,00 73, , ,00 74, , ,00 90, , ,00 87, , ,00 56, , ,00 77,17 Pemerintah Kota Surabaya Catatan atas Laporan Keuangan 22

BAB I PENDAHULUAN. Catatan atas Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Catatan atas Laporan Keuangan BAB I PENDAHULUAN dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, maka Kepala Daerah harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, maka Kepala Daerah harus BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kota Surabaya dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Surabaya Catatan Atas Laporan Keuangan 1

Pemerintah Kota Surabaya Catatan Atas Laporan Keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kota Surabaya dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kota Surabaya Catatan Atas Laporan Keuangan 1

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kota Surabaya Catatan Atas Laporan Keuangan 1 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kota Surabaya dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan BAB I PENDAHULUAN dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 11/02/35/Th.XV, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2016 TUMBUH 5,55 PERSEN MEMBAIK DIBANDING TAHUN 2015 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th.XIV, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2016 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III 2016 TUMBUH 5,61 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN III-2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 29/05/34/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I 2015 TUMBUH 0,16 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2016 No. 1/0/33/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN TUMBUH 5,8 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN PERTUMBUHAN TAHUN SEBELUMNYA 17 1 A. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2016 Pertanian, Kehutanan, dan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Konstruksi Perdagangan Besar dan Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA No. 10/02/94/Th. X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 EKONOMI PAPUA TAHUN 2016 TUMBUH 9,21 PERSEN TUMBUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 5,4 PERSEN MENGUAT SETELAH MENGALAMI PERLAMBATAN SEJAK EMPAT TAHUN SEBELUMNYA No. 13/02/33/Th.IX, 5 Februari 2015 Release

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 No. 06/2/62/Th. IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2014 TUMBUH 6,21 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kalimantan Tengah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2016 No. 10/02/36/Th.XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN EKONOMI BANTEN TAHUN TUMBUH 5,26 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA Perekonomian Banten tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 73/11/52/X/2016, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN III-2016 TUMBUH 3,47 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT 10/02/32/Th. XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN TUMBUH 5,03 PERSEN Perekonomian Jawa Barat tahun yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen No. 11/02/75/Th.XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen Perekonomian Gorontalo tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN 2016 No. 12/02/51/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TAHUN EKONOMI BALI TAHUN TUMBUH 6,24 PERSEN MENINGKAT JIKA DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA. Perekonomian Bali tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 No. 11/02/15/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 4,21 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 No. 78/11/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN III-2015 TUMBUH 6,28 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan III-2015 yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 10/02/32/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT 2016 EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN IV-2016 TUMBUH 5,45 PERSEN EKONOMI JAWA BARAT 2016 TUMBUH 5,67 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 31/05/52/Th XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN I-2017 MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 No. 11/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 7,9 PERSEN KINERJA POSITIF YANG TERUS TERJAGA DALAM KURUN LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017 No. 40/08/Th.XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017 EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2017 MENGALAMI PERTUMBUHAN SEBESAR 2,01 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 07/02/53/Th.XIX, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TAHUN 2015 EKONOMI NTT TAHUN 2015 TUMBUH 5,02 PERSEN Perekonomian NTT tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017 No. 27/05/36/Th.X, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017 EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2017 TUMBUH 5,90 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDING TRIWULAN I TAHUN 2016 Perekonomian Banten triwulan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TUMBUH 5,82 PERSEN Sampai dengan triwulan IV-2016 perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/2/16/Th.XIX, 6 Februari 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 TUMBUH 5,3 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 10/02/73/Th. IX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 EKONOMI SULAWESI SELATAN TAHUN 2016 TUMBUH 7,41 PERSEN PDRB MENURUT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/02/16/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN TUMBUH 4,50 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th.XV, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I 2017 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 TUMBUH 3,36 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -0,72 PERSEN 26/05/94/Th.X,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2015 No. 13/0/33/Th.X, 5 Februari 016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 015 EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 015 TUMBUH 5, PERSEN MENCAPAI PERTUMBUHAN TERTINGGI SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Jawa Tengah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 No. 06/02/62/Th.XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 TUMBUH 6,36 PERSEN Perekonomian Kalimantan Tengah Tahun 2016 berdasarkan Produk

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 27/05/94/ Th. VIII, 5 Mei 2015 PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Papua triwulan I tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 No. 38/08/36/Th.IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI BANTEN TRIWULAN II TAHUN 2015 TUMBUH 5,26 PERSEN LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA EKONOMI PAPUA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 4,91 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -5,17 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA EKONOMI PAPUA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 4,91 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -5,17 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA 45/08/94/Th.X, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN II-2017 EKONOMI PAPUA TRIWULAN II-2017 TUMBUH 4,91 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2015 No. 13/02/71/Th. X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TAHUN 2015 TUMBUH 6,12 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara tahun 2015 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2014 No. /2/1/Th.XVI, 5 Februari 215 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2 berbasis SNA 28 EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 2,62 PERSEN Perekonomian Riau tahun

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2015 No. 11/2/36/Th.X, 5 Februari 216 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 215 EKONOMI BANTEN TAHUN 215 TUMBUH 5,37 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA Perekonomian Banten tahun 215 yang diukur

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 No. 9/02//13/Th. XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN IV-2016 TUMBUH 4,86 PERSEN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2016 TUMBUH 5,26 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 76/11/35/Th.XIII, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III- EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III TUMBUH 5,44 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN III-2014 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/08/34/Th.XVII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2015 MENGALAMI KONTRAKSI 0,09 PERSEN,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 11/02/32/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI JAWA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,07 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-217 Ekonomi Gorontalo Triwulan III- 217 tumbuh 5,29 persen Perekonomian Gorontalo berdasarkan besaran Produk Domestik

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 EKONOMI RIAU TRIWULAN III/2016 TUMBUH 1,11 PERSEN LEBIH BAIK DIBANDING TRIWULAN III/2015 No. 054/11/14/Th.XVII, 7 November 2016 Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014 BPS PROVINSI BENGKULU No. 11/02/17/Th.VIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2014 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,49 PERSEN, PERTUMBUHAN TERENDAH SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 No. 31/05/51/Th. XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2017 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2017 TUMBUH SEBESAR 5,75% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,34% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 No. 11/2//13/Th XIX, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Sumatera Barat tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI No. 01/10/1218/Th.VII, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Serdang Bedagai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I-2015 No. 35/05/33/Th.IX, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I-2015 EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I-2015 TUMBUH 5,5 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 52/08/52/Th. XI, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TRIWULAN II-2017 MENGALAMI KONTRAKSI 1,96 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 10/02/61/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN IV- TUMBUH 3,77 PERSEN TERENDAH SELAMA TAHUN EKONOMI KALIMANTAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2016 No. 010/0/15/Th.XI, 6 Februari 017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH,37 PERSEN Perekonomian Provinsi Jambi tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2014 No. 09/02/36/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TAHUN 2014 EKONOMI BANTEN TAHUN 2014 TUMBUH 5,47 PERSEN Perekonomian Banten tahun 2014 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 No. 32/05/51/Th. X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2016 EKONOMI BALI TRIWULAN I-2016 TUMBUH SEBESAR 6,04% (Y-ON-Y) NAMUN MENGALAMI KONTRAKSI SEBESAR 1,46% (Q-TO-Q) Total perekonomian Bali

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2014 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008 No. 11/02/34/Th.XVII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN EKONOMI DAERAH

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2016 No. 13/02/71/Th. XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2016 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TAHUN 2016 TUMBUH 6,17 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara tahun 2016 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 11/02/61/Th.XIX, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 4,81 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2014

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Bali

Pemerintah Provinsi Bali BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016 No. 64/11/36/Th.X, 7 November 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016 EKONOMI BANTEN TRIWULAN III TAHUN 2016 TUMBUH 5,35 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN DENGAN TRIWULAN YANG SAMA TAHUN SEBELUMNYA

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 15/02/21/Th.XI, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 TUMBUH 6,02 PERSEN Perekonomian Kepulauan Riau tahun 2015

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK No. 07/02/53/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NTT TAHUN EKONOMI NTT TAHUN TUMBUH 5,04 PERSEN Perekonomian NTT tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017 No. 26/05/75/Th.XI, 5 Mei 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017 EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I-2017 TUMBUH 7,27 PERSEN MENINGKAT DIBANDING TRIWULAN I-2016 Perekonomian Gorontalo yang diukur

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten. Agustus Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten. OKI;Andayani [Pick the date]

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten. Agustus Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten. OKI;Andayani [Pick the date] Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten Agustus 2017 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten OKI;Andayani [Pick the date] 2017 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 KATEGORI Konsumsi

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan analisis statistik Perekonomian Daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi perekonomian Kota

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2016 No. 77/11/33/Th.X, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III- EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III- TUMBUH 5,6 PERSEN LEBIH BAIK DIBANDING TRIWULAN III-15 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2010 No. 7/10/3171/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008

Lebih terperinci

EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015

EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I-2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 38/05/21/Th.XI, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I-2016 TUMBUH 4,58 PERSEN MELAMBAT DIBANDING

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017

Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara Triwulan III 2017 EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III- 2017 TUMBUH 6,49 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara berdasarkan besaran

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

Perekonomian Papua tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perekonomian Papua tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) No. 09/02/94/Th. IX, 05 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TAHUN EKONOMI PAPUA TAHUN TUMBUH 7,97 PERSEN TUMBUH LEBIH CEPAT DIBANDING TAHUN LALU Perekonomian Papua tahun yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

Lainnya. Infokom. konstruksi. Perdagangan. Industri PDRB. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan IV-2015 (q-to-q) Pertanian

Lainnya. Infokom. konstruksi. Perdagangan. Industri PDRB. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan IV-2015 (q-to-q) Pertanian No. 33/05/33/Th.X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I-2016 EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I-2016 TUMBUH 5,1 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I- Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 16/2/Th.XIX, 5 Februari 216 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN IV- TUMBUH 5,4 PERSEN TERTINGGI SELAMA TAHUN EKONOMI INDONESIA TAHUN TUMBUH 4,79 PERSEN

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN MALINAU

BPS KABUPATEN MALINAU BPS KABUPATEN MALINAU No. 03/07/6501/Th.I, 19 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 TUMBUH 1,71 PERSEN Perekonomian Malinau tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2016 No. 35/05/71/Th. X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2016 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN I 2016 TUMBUH 5,96 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan I 2016 yang diukur

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT SEMESTER I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NTT SEMESTER I TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 07/08/53/Th.XVIII, 5 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI NTT SEMESTER I TAHUN EKONOMI NTT SEMESTER I TAHUN TUMBUH 4,84 PERSEN Perekonomian NTT semester I tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2017 No. 44/08/13/Th XX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2017 EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,32 PERSEN Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan besaran

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2014 Ekonomi Gorontalo Tahun 2014 Tumbuh 7,29 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2014 Ekonomi Gorontalo Tahun 2014 Tumbuh 7,29 Persen Persen (%) No. 11/02/75/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN Ekonomi Gorontalo Tahun Tumbuh 7,29 Persen Release PDRB tahun dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2016 No. 09/02/14/Th. XVIII, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 2,23 PERSEN MEMBAIK DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA (0,22 PERSEN) Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 12/02/35/Th.XIV, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,44 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Timur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I Ekonomi Gorontalo Triwulan I-2015 Tumbuh 4,69 Persen Melambat Dibanding Triwulan I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I Ekonomi Gorontalo Triwulan I-2015 Tumbuh 4,69 Persen Melambat Dibanding Triwulan I-2014 Persen (%) No. 29/05/75/Th.IX, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TRIWULAN I- 2015 Ekonomi Gorontalo Triwulan I-2015 Tumbuh 4,69 Persen Melambat Dibanding Triwulan I-2014 Perekonomian Gorontalo yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 52/08/35/Th.XV, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

No. 25/05/31/Th.XVII, 5 Mei 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2015 TUMBUH 5,08 PERSEN MENGALAMI KONTRAKSI 0,12 PERSEN DIBANDINGKAN TRIWULAN IV/2014

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,05 PERSEN LEBIH TINGGI DIBANDING TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA No. 5/5/Th. IX, Mei 1 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA EKONOMI SULAWESI TENGGARA TRIW. I-1 TUMBUH 5,1 PERSEN (YEAR ON YEAR) Perekonomian Sulawesi Tenggara triwulan I-1 yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016 No. 28/05/36/Th.X, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016 EKONOMI BANTEN TRIWULAN I TAHUN 2016 TUMBUH 5,15 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Banten triwulan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

Lebih terperinci