Agus Very Kurniawan, Ita Chairun Nissa, dan Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Agus Very Kurniawan, Ita Chairun Nissa, dan Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ELICITING ACTIVITIES (MEAs) PADA MATERI SEGI EMPAT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII SMPN 2 KURIPAN TAHUNPELAJARAN 2014/2015 Agus Very Kurniawan, Ita Chairun Nissa, dan Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram Agusverykurniawan@ymail.com ABSTRAK : This research aimed to know there is or no effect of Eliciting Activities model on quadrangel material towards problem solving ability at seventh year students of SMPN 2 Kuripan in Academic Year 2014/2015. This research consist of 48 students that is class VII F as experimental group which is given treatmen of Eliciting Activities model an class VII E as control group used conventional method. Population of this research was all seventh year students of SMPN 2 Kuripan consist of 142 students which is devided into 6 classes that is VII A to VII F. sample of this research was class VII F as experimental group and class VII E as control group. The method of this research used Quasi experimental design with Nonequivalen Control Group Design. Instrument of this research used final test of problem solving ability test consist of 5 items. Based on the result of test showed that mean score of experimental group was 71,05 and control group was 60,05. Based on t-test showed that t-test was 2,251 hinger than t-table was 2,021, so H 0 was rejected and H a was accepted. The conclusion of this research showed that there is significant difference of problem solving ability in experimental group with Eliciting Activities and control group with conventional method. Keywords :Eliciting Activities Model, Problem Solving Ability, Quadrangel, Experiment. ABSTRAK: Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaaran Eliciting Activities pada materi segiempat terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII SMPN 2 Kuripan Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini melibatkan 48 siswa yang terdiri dari kelas VII F sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model Eliciting Activities dan kelas VII E sebagai kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Seluruh siswa kelas VII SMPN 2 Kuripan berjumlah 142 orang yang terbagi dalam 6 kelas yaitu kelas VII A sampai VII F menjadi populasinya, sedangkan sampel penelitian terdiri dari dua kelas antara lain kelas eksperimen (VII F) yang siswanya berjumlah 24 orang dan kelas kontrol (VII E) yang berjumlah 24 orang. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan jenis rancangan Nonequivalen Control Group Design. Adapun instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yakni tes akhir yang merupakan tes kemampuan pemecahan masalah dengan 5 butir soal. Berdasarkan hasil tes akhir menunjukan rata-rata kelas eksperimen sebesar 71,05 dan kelas kontrol sebesar 60,05. Hasil uji-t diperoleh t hitung sebesar 2,251 lebih besar dari t tabel sebesar 2,021, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dengan model Eliciting Activities dan kelas kontrol dengan metode konvensional. Kata kunci: Model Eliciting Activities, Kemampuan Pemecahan masalah, Segiempat, Eksperimen.

2 1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Untuk itu dalam pendidikan terdapat kegiatan belajar mengajar sebagai pokoknya. Ada dua komponen utama yang berperan dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu guru dan siswa. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. (Supardi, Jurnal Formatif 2(3): 248) Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Permasalahan itu tentu saja tidak semuanya permasalahan matematika. Namun, matematika mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan masalah. Sehingga dalam pembelajaran matematika siswa tidak hanya dituntut untuk menguasi materi saja tetapi mampu mengaitkan antara konsep yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan sehari-hari. Untuk menguasai matematika siswa harus memiliki kemampuan berpikir logis, analitis dan kreatif karena ilmu matematika akan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Dalam belajar matematika siswa perlu belajar bersama agar memiliki kemapuan menerima dan mengelola informasi. Matematika adalah ilmu dasar yang harus di kuasai oleh siswa, tidak heran jika matematika diajarkan dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Selain itu juga pelajaran matematika diberi porsi jam pelajaran lebih banyak dibanding mata pelajaran lain. Namun sampai saat ini masih banyak siswa yang menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat sulit, menakutkan dan membosankan karena siswa kesulitan untuk memahami konsep dan mengerjakan soal-soal matematika. Hal ini menjadi tugas bagi guru untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada siswa betapa pentingnya mempelajari matematika karena matematika selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya dengan menggunakan strategi atau metode yang dapat diterima oleh siswa. Hal diatas juga dialami oleh siswa kelas VII SMPN 2 Kuripan. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 12 februari 2015 dengan guru mata pelajaran matematika SMPN 2 Kuripan bahwa, kegiatan belajar mengajar masih banyak didominasi oleh kegiatan guru sehingga siswa banyak diam, duduk dan tidak aktif dalam belajar. Tentu dalam hal ini siswa tidak bisa mengembangkan kemampuannya bahkan siswa tidak dilatih untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah sehingga dalam menyelesaikan soal-soal matematika siswa belum mampu memecahkannya dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena pemilihan metode atau model pembelajaran yang belum sesuai oleh guru. Guru sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan latihan sehingga berdampak pada hasil belajar matematika siswa yang tergolong rendah. Berdasarkan masalah diatas peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran Eliciting Activities pada pembelajaran untuk meningkatkan kemapuan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal matematika, sehingga mampu mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar dengan cara berpikir bersama atau berkelompok untuk memecahkan konsep atau masalah yang diberikan oleh guru. Sebuah model pembelajaran yang tidak mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah model yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, logis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Model Eliciting Activities adalah model pembelajaran matematika untuk memahami, menjelaskan, dan mengkomunikasikan konsep-konsep matematika yang terkandung dalam suatu sajian permasalahan melalui pemodelan matematika. Dalam Model Eliciting Activities, kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian masalah kepada siswa untuk menghasilkan model matematika yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika, dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian Yu dan Chang

3 (2009: 9), menyatakan bahwa Model Eliciting Activities berguna untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Chamberlin (2008: 4), memaparkan bahwa Model Eliciting Activities ini muncul pada pertengahan Pada MEAs ini siswa dihadapkan pada masalah yang dalam penyelesaiannya siswa diharuskan membuat model sendiri dan diterapkan dalam bentuk kelompok. Berdasarkan uraian diatas, Model Eliciting Activities adalah model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang mengharapkan siswa dapat membuat dan mengembangkan model matematika atas permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari serta dituntut untuk memahami konsepkonsep yang digunakan dalam menyelesaikan masalah matematika. Jadi, siswa tidak hanya sekedar mengahasilkan model matematika tetapi juga mengerti konsep yang di gunakan dalam pembuatan model matematika dari permasalahan yang diberikan. Lesh (2003: ), menyatakan enam prinsip yang harus diterapkan dalam penerapan Model Eliciting Activities, yaitu : 1. The Reality Principle, prinsip ini disebut prinsip keberartian. Prinsip ini menyatakan bahwa masalah yang disajikan sebaiknya realitas dan dapat terjadi dalam kehidupan siswa. Prinsip ini bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam mensimulasikan aktivitas yang nyata. Permasalahan yang realistis lebih memungkinkan solusi kreatif dari siswa. 2. The Construction Principle, prinsip ini menyatakan bahwa respon yang sangat baik dari tuntutan permasalahan adalah penciptaan sebuah model. Sebuah model adalah sebuah sistem yang terdiri atas elemen-elemen, hubungan antar elemen, operasi yang menggambarkan interaksi antar elemen, dan pola atau aturan yang diterapkan pada hubungan-hubungan dan operasi-operasi. 3. Prinsip Self-Assessment, prinsip Self-Assessment menyatakan bahwa siswa harus mampu mengukur kelayakan dan kegunaan solusi tanpa bantuan guru. Prinsip Self-Assessment terjadi saat kelompok-kelompok mencari jawaban yang tepat. 4. Prinsip konstruksi dokumentasi, prinsip ini menyatakan bahwa siswa harus mampu menyatakan pemikirannya mereka sendiri selama bekerja dalam MEAs dan bahwa proses berpikir mereka harus didokumentasikan dalam solusi. Tuntutan dokumentasi solusi melibatkan teknis penulisan. 5. Prinsip Effective Prototype, prinsip ini menyatakan bahwa model yang dihasilkan harus dapat ditafsirkan oleh orang lain. Prinsip ini membantu siswa belajar bahwa solusi kreatif yang diterapkan pada permasalahan matematis berguna dan dapat digeneralisasikan. Solusi terbaik dari masalah matematis harus cukup kuat untuk diterapkan pada situasi berbeda dan mudah dipahami. 6. Prinsip konstruksi Shareability dan Reusability, Prinsip ini menyatakan bahwa model harus dapat digunakan pada situasi serupa. Dalam kehidupan sehari-hari akan muncul banyak permasalahan, dengan permasalahan inilah seseorang mampu berpikir dan menemukan cara untuk menyelesaikannya, sehingga dengan permasalahan inilah dapat membuat seseorang semakin dewasa dan memiliki banyak pengalaman dalam menyelesaikannya. Menurut Bell dalam (isrok atun, 2006), suatu situasi dikatakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari keberadaan situasi tersebut, mengakui bahwa situasi tersebut memerlukan tidakan dan tidak dapat dengan segera menemukan pemecahannya. Suherman dkk. dikutip (Widjajanti, 2009: 403), menyatakan bahwa suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seorang anak dan anak tersebut langsung mengetahui cara menyelesaikannya dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah bagi anak tersebut. Dengan demikian, masalah dapat diartikan sebagai situasi persoalan atau pertanyaan yang harus dijawab pada saat itu, sedangkan kita tidak mempunyai rencana solusi yang jelas. Suatu masalah bagi seorang siswa apabila ia tidak bisa menyelesaikannya dengan menggunakan algoritma rutin. Selain itu dalam menyelesaikan masalah siswa harus bisa membedakan masalah agar bisa menyelesaikannya dengan mudah.

4 Pemecahan masalah adalah proses yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Hal ini berkaitan dengan proses berpikir dalam mengumpulkan fakta dan dianalisa sehingga mendapatkan sebuah kesimpulan. Begitupun dalam pemecahan masalah matematika, siswa harus paham cara memecahkan masalah sehingga pemecahan masalah ini sangat penting dimiliki oleh siswa. Ada beberapa tahap penyelesaian masalah yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : (1) memahami masalah, (2) mengidentifikasi masalah, dari persoalan apa yang ditanya, (3) membuat model matematika dan membuat rencana penyelesaiannya, (4) menyelesaiakan masalah menggunakan rencana yang sudah dipilih, (5) menguji kebenaran dari penyelesaian yang diperoleh. 2. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi eksperimen yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap sampel penelitian. (Sugiyono, 2014: 77) menjelaskan bahwa deesain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalen Control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh kelas VII SMPN 2 Kuripan tahun 2014/2015, pada penelitian ini tidak menggunakan teknik pengambilan sampel dalam hal ini sudah terbentuk 2 kelas sebagai sampel yaitu kelas VII E dan VII F, hanya saja untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan cara diundi sehingga didapatkan kelas VII F sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagia kelas kontrol. Instrumen dalam penelitian ini adalah : a. Lembar observasi Lembar observasi yaitu lembaran yang berisikan tentang komponen-komponen yang akan diamati di dalam tahapan pembelajaran guru. Instumen ini dirancang oleh peneliti untuk mengumpulkan data mengenai keterlaksanaan langkah pembelajaran oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Data observasi ini memuat kegiatan pembelajaran untuk setiap sub konsep yang dikaji, yang berisi lembar observasi keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Tes Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes ini berupa pretest dan post test, berbentuk uraian essay 5 butir soal pada pokok bahasan segiempat. Tes berupa soal-soal pemecahan masalah yang berguna untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Untuk mengetahui persyaratan tes yang baik, sebelum digunakan instrumen tersebut perlu di ujicoba terlebih dahulu agar ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang di nilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang harus di nilai. Uji coba instrumen dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dan reliabelitas instrument. Adapun teknik pengumpulan data yang digunkan dalam penelitian ini adalah: a. Lembar Obsevasi, digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. b. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes subjektif/essay. Tes ini juga dimaksudkan untuk melihat kemampuan yang dimiliki subjek dalam bentuk tertulis. Tes diberikan kepada subjek penelitian sebanyak dua kali, yaitu sebelum proses pembelajaran (Pretest) dan setelah mereka menerima materi pelajaran matematika (Posttest) baik pada kelas eksperimen yang menggunakan Model Eliciting Activities maupun pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Teknik Analisi Data dalam penelitian ini adalah :

5 1. Data Keterlaksanaan RPP Analisis hasil pengamatan keterlaksanaan RPP menggunakan rumus sebagai berikut: p = A N 100% 2. Uji homogenitas Uji homogenitas dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Rumus F = (Sugiyono, 2014:197) varians terbesar varians terkecil Varians untuk masing-masing kelas diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: S 1 2 = (X X)2 n Uji normalitas Uji normalitas dillakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari distribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Chi-kuadrat, adapun prosedur pengujian yaitu sebagai berikut: ᵡ2 = K (f o f h ) 2 i=1 f h Sugiyono, (2014:172) 4. Uji hipotesi (uji-t) Menurut (sugiyono, 2014), jika anggota sampel tidak sama n 1 n 2, dan varian homogen, maka dapat digunakan rumus Polled Varians dengan derajat kebebasan (dk) = n 1 + n 2 2 dan α = 0,05 sebagai berikut: t hitung = X 1 X 2 S1 n 1 + S 2 n 2 2r. s 1 n 1 + s 2 n 2 Riduwan, (2013:165) 3. Hasil Penelitian pada bagian ini akan dipaparkan laporan hasil penelitian yang meliputi hasil uji coba instrumen, keterlaksanaan pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah siswa. a. Hasil uji coba instrumen Uji coba instrumen dilakasanakan pada tanggal 24 April 2015 di SMPN 2 Kuripan pada kelas VII A sebanyak 22 siswa. Dilaporkan hasil uji coba instrumen meliputi uji validitas instrumen dan uji reliabilitas instrumen.

6 1. Hasil uji validitas instrumen pretest Dapat dilihat pada tabel 3.1 Analisis uji coba instrumen pre test No. Butir Koefesien r R tabel (N=22;5%) kriteria Soal 1 0,601 0,423 Valid 2 0,460 0,423 Valid 3 0,425 0,423 Valid 4 0,455 0,423 Valid 5-0,017 0,423 Tidak valid Berdasarkan tabel diatas dari 5 butir soal pretest bentuk subjektif/esai diperoleh 1 soal yang tidak valid diantaranya nomor 5. Soal tersebut tidak valid karena nilai r hitung < r tabel, dimana nilai r tabel = 0,423. Soal tersebut memiliki kriteria validitas sangat rendah karena koefesien korelasi adalah antara 0,000 r<0, Hasil uji validitas instrument post test Dapat dilihat pada tabel 3.2 Analisis uji coba instrumen posttest No. Koefisien Korelasi Kriteria Validitas No. Butir Soal 1 0,602 0,423 Valid 2 0,432 0,423 Valid 3 0,426 0,423 Valid 4-0,57 0,423 Tidak valid 5 0,465 0,423 Valid Berdasarkan tabel diatas dari 5 butir soal pretest bentuk subjektif/esai diperoleh 1 soal yang tidak valid diantaranya nomor 4. Soal tersebut tidak valid karena nilai r hitung < r tabel, dimana nilai r tabel = 0,423. Soal tersebut memiliki kriteria validitas sangat rendah karena koefesien korelasi adalah antara 0,000 r<0,200. Dan sebaliknya diperoleh 4 butir soal yang valid diantaranya nomor 1,2,3, dan 5 karena nilai r hitung > r tabel, dimana nilai r tabel = 0,423.soal-soal tersebut memiliki kriteria validitas sedang dan kuat karena nilai koefesien korelasi adalah antara 0,400 r<0,600, dan 0,600 r<0,800. Artinya 4 butir soal tersebut memiliki validitas yang baik jika digunkan dalam penelitian. 3. Hasil uji reliabelitas instrument pre test Dari hasil perhitungan diperoleh Reliabelitas (r 11 ) pre test sebesar 0,625 dari 5 soal, didapatkan r tabel = 0,423. Karena r hitung lebih besar dari r tabel maka berdasarkan kriteria pengujian jika r hitung > r tabel, maka soal tersebut dikatan reliabel dan jika r hitung < r tabel maka soal tersebut tidak reliabel. Dari tabel diperoleh r tabel = 0,423 lebih kecil dari r hitung = 0,625, artinya soal tersebut reliabel dengan kategori cukup tinggi, apabila digunakan dalam penelitian maka data yang diperoleh dapat dipercaya. 4. Hasil uji reliabelitas instrument post test Dari hasil perhitungan diperoleh Reliabelitas (r 11 ) post test sebesar 0,610 dari 5 soal, didapatkan r tabel = 0,423. Karena r hitung lebih besar dari r tabel maka berdasarkan kriteria pengujian jika r hitung > r tabel, maka soal tersebut dikatan reliabel dan jika r hitung < r tabel maka soal tersebut tidak reliabel. Dari tabel diperoleh r tabel = 0,423 lebih kecil dari r hitung = 0,610, artinya soal tersebut reliabel dengan kategori cukup tinggi, apabila digunakan dalam penelitian maka data yang diperoleh dapat dipercaya.

7 5. Uji homogenitas Uji homogenitas dilakukan sebelum berlangsungnya perlakuan pada kedua sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas tersebut, apakah memiliki kemampuan yang sama. pabila hasil uji-f didapatkan F hitung F tabel maka disimpulkan bahwa kedua kelas sampel homogen, maka dapat dilanjutkan ketahap perlakuan yaitu dengan pembelajaran menggunakan model eliciting activities untuk kelas eksperimen dan pembelajaran dengan metode konvensional untuk kelas kontrol. Dari data awal dilakukan uji-f dan diperoleh F hitung sebesar 1,136 dan F tabel sebesar 2,00. Maka nilai F hitung < F tabel dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal kedua kelas sampel tersebut homogen. b. Hasil observasi keterlaksanaan RPP Data hasil observasi keterlaksanaan RPP dalam penelitian ini di peroleh melalui pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen dan kelas control. Adapun hasil keterlaksanaan RPP dari kedua kelas tersebut dapat di lihat pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Ringkasan Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Hasil Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pertemuan Pertemuan I II I II Jumlah sekor yang dicapai Sekor maksimal Persentase keterlaksanaan RPP 86,67% 100% 81,81% 90,90% Katagori Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Berdasarkan tabel 3.3 di atas menunjukkan bahwa sekor keterlaksanaan RPP untuk pertemuan pertama pada kelas eksperimen setelah menggunakan model pembelajaran eliciting activities sebanyak 13 sekor, dengan sekor maksimal adalah 15 sehigga dapat dilihat persentase keterlaksanaan RPP adalah 86,67% hal ini dapat digolongkan dalam katagori sangat baik. Pada pertemuan kedua pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yaitu jumlah sekor yang diperoleh lebih besar dari pertemuan pertama yaitu sebesar 15, dengan sekor maksimal 15 sehingga persentase keterlaksanaan RPP sebesar 100% dan digolongkan kedalam katagori sangat baik. Sedangkan pada kelas kontrol setelah menggunakan metode konvensional pada pertemuan pertama memperoleh sekor sebesar 9 sekor dan sekor maksimal 11 sekor dengan persentase keterlaksanaan RPP sebesar 81,81% hal ini digolongkan kedalam katagori sangat aktif. Pada pertemuan kedua pada kelas kontrol mengalami peningkatan dengan jumlah sekor yang tercapai sebesar 10 sekor dengan sekor maksimal 11 sehingga didapatkan persentase keterlaksanaan RPP pada pertemuan kedua meningkat menjadi 90,90% dan digolongkan kedalam katagori sangat baik. c. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah Tes akhir diberikan setelah kedua kelas sampel dikenai perlakuan. Adapun hasil tes akhir siswa untuk kedua sampel kelas dapat dilihat pada tabel berikut :

8 Tabel 3.4 Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kontrol. Pada tabel ini menerangkan analisis data kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Diantaranya jumlah atau total nilai, nilai rata-rata, standar deviasi, variansi dan nilai tertinggi serta nilai terendah pada kedua kelas sampel. No. Keterangan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1. Jumlah Rata-Rata 71,05 60,05 3. Sd 2 15,318 16, Variansi 234, , Tertinggi Terendah Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, dimana hasil belajar siswa pada materi segiempat pokok bahasan menghitung keliling bangun segiempat, untuk kelas eksperimen dengan pembelajaran menggunakan model eliciting activities lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional, nilai ini dilihat dari nilai keseluruhan (jumlah) kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen sebesar 1492 dan kelas kontrol 1261 dan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 71,05 dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 60,05. Nilai tertinggi dari kelas eksperimen yaitu 96 dan nilai tertinggi dari kelas kontrol yaitu 85, sedangkan nilai terendah pada kelas eksperimen sebesar 48 dan kelas kontrol 25. d. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data kedua kelas sampel.berikut hasil uji normalitas kelas sampel berdasarkan data tes akhir. Tabel 3.5 Hasil Uji Normalitas. Pada tabel ini menerangkan hasil uji normalitas pada kedua kelas sampel dengan menggunakan persamaan (3.7) sebagai syarat untuk menguji hipotesis. No Kelas Sig Α Kriteria 1. Eksperimen 0,54 0,05 Berdistribusi normal 2. Kontrol ,05 Berdistribusi normal Kriteria pengujiannya yaitu berdistribusi normal jika sig > α dengan α=0,05. Dalam hal lainnya tidak terdistribusi normal. Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikan untuk variabel eksperimen adalah 0,54 sedangkan signifikan untuk variabel kontrol adalah 0,246 dan keduanya > 0,05. Karena nilai sig 0,05 maka kedua kelas sama-sama berdistribusi normal. e. Pengujian hipotesis penelitian Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 71,05 dan nilai ratarata kelas kontrol adalah 60,05. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikansi antara nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dengan model pembelajaran eliciting activities dan kelas kontrol dengan metode konvensional. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut : H a : jika H a diterima, maka ada pengaruh Model Eliciting Activities terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. H o : jika H o diterima, maka tidak ada pengaruh Model Eliciting Activities terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka diperoleh hasil seperti dalam tabel dibawah ini.

9 Tabel 3.6 Hasil Uji Hipotesis. Pada tabel ini menerangkan hasil uji hipotesis pada kedua sampel penelitian yang bertujuan untuk menghitung perbedaan signifikansi hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol No Kelas t hitung t tabel Kriteria 1. Eksperimen 2,251 2,021 μ 1 - μ Kontrol 2,251 2,021 μ 1 - μ 2 0 Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 2,251 dan t tabel sebesar 2,021 pada dk = 40 dan taraf signifikan 5% (cara perhitungannya dapat dilihat pada lampiran). Karena t hitung = 2,251> t tabel = 2,021, maka Ho ditolak dan Ha terima. Jadi kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dengan pembelajaran model Eliciting Activties dan kelas kontrol dengan metode konversional. 4. Pembahasan Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tes akhir (post test) pada kedua kelas sampel yang homogen yaitu kelas VII E menggunakan metode konvensional dan kelas VII F yang menggunakan Model Eliciting Activities. Berdasarkan hasil perhitungan kedua kelas, didapatkan nilai rata-rata kelas VII F sebagai kelas eksperimen adalah 71,05. Sedangkan rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah kelas VII E sebagai kelas kontrol adalah 60,05. Di bawah ini akan ditampilkan diagram nilai kedua kelas sampel. Gambar 1.1 diagram Nilai Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol. Pada gambar di bawah ini menerangkan perbedaan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol eksperimen kontrol Dari data di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang sama-sama berjumlah 24 orang diperoleh nilai kelas eksperimen yang menggunakan model Eliciting Activities memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Ini dilihat dari gambar 4.1 yaitu digram kelas eksperimen yang berwarna biru dan kelas kontrol yang berwarna merah lebih rendah dari pada kelas eksperimen. Dari data tes kemampuan pemecahan maslah tersebut akan dilakukan uji hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan pada dua kelompok data, meliputi data kelompok eksperimen dan data kelompok kontrol. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui sebaran data skor post test dalam pengujian hipotesis. Kriteria pengujiannya yaitu berdistribusi normal jika sig α, dengan α=0,05. Berdasarkan hasil analisis normalitas pada taraf signifikansi 5%, nilai sig untuk variabel eksperimen adalah 0,054 sedangkan sig untuk variabel kontrol adalah 0,246 dan keduanya > 0,05. Karena nilai sig/p > 0,05 maka kedua kelas sama-sama berdistribusi normal, ini berarti data nilai post test siswa kelas VII SMPN 2 Kuripan pada data kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

10 Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah uji beda mean (uji t). Kriteria pengujiannya adalah jika t hitung < t tabel, maka H 0 diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) atau taraf kepercayaan 95% dengan dk = N 1 + N 2 2. Dari hasil analisis data diperoleh t hitung = 2,251, sedangkan t tabel dengan dk = (21+21) 2 = 40 adalah 2,021 pada taraf signifikansi 5%, sehingga t hitung = 2,251 > t tabel = 2,021, yang berarti H 0 ditolak dan Ha diterima. sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dengan model pembelajaran Eliciting Activities dan kelas kontrol dengan metode konvensional. Lebih tingginya nilai post test pada kelas eksperimen menunjukan bahwa siswa telah belajar sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh model Eliciting Activities, dimana dalam model ini siswa mampu belajar secara aktif dalam kelompok untuk menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Permasalahan tersebut adalah permasalahan dunia nyata siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model Eliciting Activities memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan oleh suasana pembelajaran dengan model Eliciting Activities dapat memotivasi peserta didik untuk aktif dalam kelompoknya, menemukan solusi bersama. Solusi-yang didapatkan oleh siswa akan disampaikan atau dipresentasikan di depan kelas, sehingga ada interaksi antara siswa dengan siswa lain yang memotivasi mereka agar lebih aktif dalam belajar. Pada pembelajaran dengan menggunakan model Eliciting Activities, guru tidak sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi juga membimbing siswa dalam belajar. 5. Simpulan dan Saran a. Simpulan Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa penggunaan model Eliciting Activities berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok segiempat kelas VII SMPN 2 Kuripan tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh t hitung sebesar 2,251 dan t tabel sebesar 2,021 pada dk = 40 dan taraf signifikan 5% Karena t hitung = 2,251> t tabel = 2,021, maka Ho ditolak dan Ha terima. Jadi kesimpulannya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen dengan pembelajaran model Eliciting Activties dan kelas kontrol dengan metode konvensional. b. Saran Adapun saran-saran berikut, peneliti tujukan untuk pihak-pihak sebagai berikut: 1. Bagi Siswa, diharapkan kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam belajar karena guru tidak akan mengulang lagi materi yang sudah diajarkan. 2. Bagi Guru, diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran Eliciting Activities yang digunakan dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi Pihak Sekolah, Diharapkan untuk senantiasa melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan baik yang berkenan dengan kualitas guru, siswa maupun sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas pendidikan pada masa-masa yang akan datang. 4. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mencoba menerapkan Model pembelajaran Eliciting Activities pada materi-materi yang lain agar lebih sempurna.

11 DAFTAR PUSTAKA. Chamberlin, S. A., Moon, S. M. Model-Eliciting Activities as a Tool to Delevop and Identify Creatively Gifted Mathematicians. Journal of Secondary Gifted Education. Vol. XVII, No. I, 2005 Chamberlin dan Moon. How Does the Problem Based Learning Approach Compare to the Model- Eliciting Activities Approach in Mathematics?. januari2015. Isrok atun. Konsep Pembelajaran pada Materi Peluang Guna Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Januari Lesh, Richard, and Doerr, Helen M. Beyond Constructivism: Models and Modeling Perspectives on Mathematics Problem Solving, Learning, and Teaching. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers Riduwan Belajara Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Alfabeta. Bandung. Supardi. Peran Berpikjir Kreatif dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Formatif 2(3): Widjajanti, D. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa dan Bagaimana Mengembangkannya. Prosiding Seminara Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. UNY, 2009 Yu, S. Y. & C. K. Chang. n.d. What did Taiwan Mathematics Teacher Think of Model Eliciting Activities and Modeling?. Tersedia di 04pa.pdf [diakses pada ].

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pokok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari sampai 21 Februari semester genap tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Quasi Eksperimen, hal ini disebabkan peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V ARTIKEL PENELITIAN Oleh FRIENDA WIMADWI PERMASTYA NIM F37011002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Pada dasarnya, langkah-langkah

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH ISTIQOMAH TUSSANGADAH NIM F32110037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP N 16 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PutriYulia*, Nencita O. Sunggu

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS 1 Melli Sasmita Sari (1), Arnelis Djalil (2), Nurhanurawati (3) Universitas Lampung,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR Siti Aisah, Kartono, Endang Uliyanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2011, hlm. 3) menyatakan bahwa metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN 2 Siak

Lebih terperinci

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR Journal of EST, Volume 2 Nomor 2 Agustus 2016 hal. 91-97 91 p-issn: 2460-1497 e-issn: 2477-3840 PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan RME dengan strategi pembelajaran

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEF SISWA PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BELIEF SISWA Risa Safera 1, Sugeng Sutiarso 2, Haninda Bharata 2 risasafera@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR IPA

PRESTASI BELAJAR IPA PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA Lastian Dwi Hastuti Disusun bersama: Drs. Veator Renyaan, M.Pd. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sarjawiyata Tamansiswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sasaran, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Sasaran Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V Frienda Wimadwi Permastya, K.Y. Margiati, Nurhadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT Diana Puspita Sari 1, Bagus Ardi Saputro FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA. OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 2, No. 2. April 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang terletak di Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.14 Labuhanratu, Kedaton. Populasi dalam

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ),

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ), BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI 894 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 ke-5 Tahun 2016 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI THE EFFECT OF CONTEXTUAL LEARNING

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Jurnal e-dumath Volume No., Agustus 016 Hlm. 10-17 PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS Siti Koyumah 1), Rukmono Budi Utomo ) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2013: 11) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang berjumlah 6 siswa dan terdistribusi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM AUDIO DI SMK NEGERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian. Sugiyono (2013: 2) bahwa Metode penelitian adalah cara ilmiah BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Bentuk, dan Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Ratna Wulan Ndari 1, Caswita 2, Tina Yunarti 2 ratnawulanndari@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

NURMALIATI

NURMALIATI PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DENGAN TIPE THINK PAIRS CHECK PADA SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NURMALIATI lia.pascaunp@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole Kecamatan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Peternakan Negeri Lembang yang terletak di Jalan Raya Tangkuban Perahu Km. 22 Desa Cikole

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA Cita Bhekti Laksana Ria (1), Rini Asnawati (2), M.Coesamin (2) Citabhekti24@gmail.com 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu serta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl. Soekarno Hatta Gg. Turi Raya No. 1 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR Sony Cornelis Lee dan Farida Nur Kumala Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIKAMA sony.cornelis1994@gmail.com dan faridankumala@unikama.ac.id

Lebih terperinci

Andrie Eka Priyanti, I Wayan Wiarta, I Ketut Ardana. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Andrie Eka Priyanti, I Wayan Wiarta, I Ketut Ardana. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD GUGUS P.B. SUDIRMAN DENPASAR TAHUN AJARAN 2015/2016 Andrie Eka Priyanti,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental dibagi menjadi dua, yakni penelitian eksperimental

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Meraih

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMPN 1 Cikoneng Tahun Ajaran 2015/2016) THE EFFECT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Rancangan yang digunakan peneliti adalah rancangan true-experimental dengan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA 1 Weny Atika (1), Tina Yunarti (2), Pentatito Gunowibowo (3) Pendidikan Matematika, Universitas Lampung atikaweny@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan termasuk ke dalam penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan termasuk ke dalam penelitian kuantitatif adalah 0 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan termasuk ke dalam penelitian kuantitatif adalah jenis quasi eksperimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas 1 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh siswa kelas X IPA semester genap pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Arifin (011:68), metode eksperimen merupakan cara praktis untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Matematika, Matematika Realistik, komunikasi matematika.

ABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Matematika, Matematika Realistik, komunikasi matematika. ABSTRAK Ida Farihah. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP. Muhammadiyah Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP. Muhammadiyah Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/ 2013 mulai dari tanggal 18 Mei sampai tanggal 8 Juni 2013 di SMP Muhammadiyah

Lebih terperinci

Siti Kiani Pemerhati Pendidikan Matematika -

Siti Kiani Pemerhati Pendidikan Matematika   - Jurnal Media Pendidikan Matematika MPM Vol. 1. No., ISSN 338-3836 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MODELING THE WAY TERHADAP AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 5 GERUNG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN Kehutanan Pekanbaru,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING Jurnal Edumath, Volume 4. No. 1, (2018) Hlm. 58-64 ISSN Cetak : 2356-2064 ISSN Online : 2356-2056 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING Eka Senjayawati

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING Pengaruh Penerapan Problem. (Aunurrofiq Hidayat) 454 PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN AKTIVITAS KOLABORATIF TRUE OR FALSE STRATEGY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penuh. Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian yang digunakan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu ( quasi eksperiment), di mana variabel ini tidak memungkinkan untuk dikontrol secara

Lebih terperinci

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes. Pengaruh Penggunaan Media Video. (Muhammad Saeful) 241 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 BANTUL TAHUN

Lebih terperinci

EEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE) BERBASIS OPEN-ENDED-PROBLEM TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA

EEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE) BERBASIS OPEN-ENDED-PROBLEM TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA EEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE) BERBASIS OPEN-ENDED-PROBLEM TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA Sri Hudia Rohmatin dan Shahibul Ahyan Pendidikan Matematika STKIP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil yaitu mulai tanggal 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil yaitu mulai tanggal 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil yaitu mulai tanggal 9 September s/d 30 September 2013 di Sekolah Menengah Pertama Negeri 029

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA Intan Permata Sari (1), Sri Hastuti Noer (2), Pentatito Gunawibowo (2) intanpermatasari275@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang A. Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain yang digunakan peneliti

Lebih terperinci

The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram. Nurul Fitriyani

The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram. Nurul Fitriyani The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram Nurul Fitriyani Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Mataram Jl. Majapahit Mataram 83125

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Sasaran, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Sasaran Penelitian Dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandarlampung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdistribusi ke dalam delapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta dan pengambilan data telah dilakukan pada tanggal 19 26 November 2016 di kelas VII

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experiment), dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh. Desain

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Annissawati 1, Sri Hastuti Noer 2, Tina Yunarti 2 annissawati@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang. mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1

BAB III METODE PENELITIAN. dapat sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang. mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat sepenuhnya

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI OLEH TRIAPRIANTINI E1M

JURNAL SKRIPSI OLEH TRIAPRIANTINI E1M PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X IPA SMAN 1 LEMBAR TAHUN PELAJARAN 2015-2016 JURNAL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan,

BAB III METODE PENELITIAN. 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan, BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di kelas VII MTs Al-Muttaqin Pekanbaru. Sedangkan, pelaksanaannya dimulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan kata lain, penelitian eksperimen dapat diartikan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA ISSN 2502-5872 M A T H L I N E PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA Dian Nopitasari Universitas Muhammadiyah Tangerang, d_novietasari@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Febuari 3 Maret 2014, pada semester

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Febuari 3 Maret 2014, pada semester 36 A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Febuari 3 Maret 014, pada semester genap tahun ajaran 013/014.. Tempat Penelitian Lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel

METODE PENELITIAN. Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel III. METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas metode penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, jenis dan teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung 31 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

Lebih terperinci

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Gajah Mada Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar yang terdiri dari 8 SD.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui efektif tidaknya model pembelajaran Probing Prompting dengan pendekatan Scientific dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi Sifat-sifat Operasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa : 42 A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA 30 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XIV, Nomor 2, Tahun 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA INFLUENCE OF LEARNING INTERACTIVE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN. Bhakti Pekanbaru, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Februari s/d 17 Maret 2014, dan lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Tri Bhakti Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP TUNAS BARU JIN-SEUNG BATAM TAHUN AJARAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP TUNAS BARU JIN-SEUNG BATAM TAHUN AJARAN PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP TUNAS BARU JIN-SEUNG BATAM TAHUN AJARAN 2014/2015 Nina Agustyaningrum*, Helen Tio Simanungkalit

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD 762 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017 PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD THE DIFFERENT EFFECTS

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Discovery

Pengaruh Metode Discovery Pengaruh Metode Discovery Disertai Penggunaan Media Kartu Kwartet Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Sumber Daya Alam Di SDN Sempolan 01 Jember (The Influence Of

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur manipulasi yaitu mengubah keadaan biasa secara sistematis kekeadaan tertentu

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jl. Untung Suropati Gg. Bumi Manti II No. 16, Kota Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 4 Nomor 1 Bulan Juni Tahun 2013 Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada

Lebih terperinci