) PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA BITUNG TAHUN
|
|
- Shinta Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KANDUNGAN FOSFAT (PO₄) PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA BITUNG TAHUN 2016 Indri Risya Rompas*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Woodford Baren Solaiman Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Rumah sakit merupakan tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat yang memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan dapat menjadi tempat penularan penyakit berupa pencemaran dari suatu kegiatan, yaitu bila limbah yang dihasilkan dibuang ke lingkungan tanpadi kelola dengan baik.limbah cair yang berasal dari rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial.penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis kandungan fosfat pada limbah cair rumah sakit umum daerah (RSUD) kota bitung tahun Jenis penelitian adalah observasional analisis berbasis laboratorium.sampel air limbah diambil pada titik masuk (inlet) dan titik keluar (outlet) pada IPAL. Teknik pengambilan sampel menggunakan grab sampling. Hasil penelitian untuk kandungan fosfat pada limbah cair di bak outlet RSUD Kota Bitung pada waktu pengambilan pagi hari mempunyai nilai rata-rata yaitu 2,8 mg/l dan pada waktu pengambilan malam hari mempunyai nilai rata-rata yaitu 1,8 mg/l. Disimpulkan bahwa kandungan fosfat di RSUD Kota Bitung pada waktu pengambilan pagi hari di bak outlet tidak memenuhi syarat standar baku mutu menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 sedangkan kandungan fosfat pada waktu pengambilan malam hari di bak outlet memenuhi syarat standar baku mutu. Perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala, perawatan dan pengontrolan untuk mengetahui penurunan kualitas air hasil olahan IPAL dan perlu adanya perbaikan peralatan IPAL yang rusak, agar dapat meningkatkan efisiensi penguraian dan penurunan zat-zat organik sebelum air limbah dibuang ke lingkungan. Kata Kunci :Limbah Cair, rumah Sakit, grab sampling ABSTRACT The hospital was a gathering place for the sick and healthy people which allows environmental pollution, health problems and could be the spot of disease transmission such as pollution of an activity, that is, when the resulting waste discharged into the environment without managed properly. The liquid waste coming from hospitals was one source of water pollution potential. This study aimed to analyze the content of phosphate in wastewater of Regional General Hospital (RGH) of Bitung city in This study was an observational laboratory-based analysis. This research was conducted in Bitung City Hospital in May to October The wastewater sample has been taken at the point of entry (inlet) and exit point (outlet) on the WWTP. Variable in this research was the phosphate on the vessel inlet and outlet. The sampling technique was conducting by using a grab sampling. The results of this research for phosphate content in waste water in the tub outlet of RGH Bitung City which are taking in the morning had an average value at 2.8 mg / L and the retrieval time night had an average value at 1.8 mg / L. It was concluded that the effluent quality of RGH Bitung City at the morning time taking in the bath outlet ineligible quality standards according to the Regulation of the Minister of Environment No. 5 In 2014, while the quality of wastewater at the evenings time taking in the tub outlet qualifies quality standards. It was necessary to testing periodic examination, treatment and control to determine the processed water quality deterioration and needed for improvement of WWTP damaged equipment, in order to increase efficiency and decrease the decomposition of organic matter before the wastewater discharged into the environment. Keywords: Wastewater, Hospital, grab sampling 1
2 PENDAHULUAN Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan sarana kesehatan.menurut (Muchtar dkk, 2016), RS adalah salah satu upaya penunjang pembangunan dalam bidang kesehatan. Sebagai sarana pelayanan umum, Rumah sakit juga merupakan tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat yang memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan dapat menjadi tempat penularan penyakit berupa pencemaran dari suatu kegiatan, yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak di kelola dengan baik. Limbah cair medis Apabila limbah tidak dikelolah dengan baik atau langsung dibuang ke saluran pembuangan umum akan sangat berbahaya dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta sumber pencemaran air yang sangat potensial (Chandra, 2012) Fosfor banyak digunakan dalam kebutuhan manusia antara lain sebagai pupuk, sabun atau detergen, bahan industri keramik, minyak pelumas, produk minuman dan makanan, katalis dan sebagainya. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bitung diperoleh informasi bahwa rumah sakit tersebut adalah rumah sakit tipe C. Dalam pengelolaan limbah padat menggunakan insinerator, dan limbah cair menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) dimana pengelolaan limbahnya tidak maksimal karena ada kerusakan pada blower sehingga limbah yang dihasilkan masih berwarna hitam dan air limbahnya langsung dibuang ke kolam kecil di permukaan tanah yang tidak jauh dari pemukiman. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartati, dkk (2015) menunjukkan bahwa kadar Fosfatsetelah pengolahan pada outlet tidak memenuhi syarat 4,1 mg/l setelah dibandingkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep- 58/MENLH/12/1995, yaitu kadar yang ditetapkan sebesar 2 mg/l.tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kandungan fosfat pada limbah cair RSUD Kota Bitung. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional berbasis laboratorium.dilakukan di RSUD Kota Bitung pada Mei sampai dengan Oktober Sampel air limbah diambil pada titik masuk (inlet) dan titik keluar (outlet).teknik pengambilan sampel menggu-nakan Grab Sampling.Variabel penelitian yaitu kandungan fosfat pada bak inlet dan outlet.analisa di laboratorium BTKLPP Kelas I Manado.Data dibandingkan dengan aturan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Laboratorium pada bak inlet Gambar 1. Hasil Uji Laboratorium pada baik inlet Berdasarkan gambar 1, Hasil pengukuran parameter fosfat pada limbah cair selama tiga hari memiliki nilai yang bervariasi. Hari pertama di bak inlet pada pengambilan pagi hari memiliki nilai 4,6 mg/l, hari kedua 0,7 mg/l, hari ketiga 2,2 mg/l sedangkan hari pertama di bak inlet pada pengambilan malam hari memiliki nilai 4,1 mg/l, hari kedua 2,5 mg/l, hari ketiga 2,8 mg/l, untuk kandungan fosfat tertinggi pada hari pertama. Kandungan fosfat untuk 3 hari pada bak inlet mempunyai nilai rata-rata 2,5 mg/l sedangkan pada jam pengambilan malam hari mempunyai nilai ratrata 3,1 mg/l. Hasil Uji Laboratorium pada bak outlet Gambar 2. Hasil Uji Laboratorium pada baik outlet Berdasarkan gambar 2, Hasil pengukuran parameter fosfat pada limbah cair selama tiga hari memiliki nilai yang bervariasi. Hari pertama di bak outlet pada pengambilan pagi hari memiliki nilai 4,4 mg/l, hari kedua 1,0 mg/l, hari ketiga 3,1 mg/l sedangkan hari pertama di bak inlet pada pengambilan malam hari memiliki nilai 0,9 mg/l, hari kedua 0,7 mg/l, hari ketiga 3,8 mg/l, untuk kandungan fosfat tertinggi pada hari ketiga. Kandungan fosfat untuk 3 hari pada bak outlet mempunyai nilai rata-rata 2,8 mg/l sedangkan pada jam pengambilan malam hari mempunyai nilai ratrata 1,8 mg/l. Analisis Kandungan fosfat Hasil pengukuran parameter Fosfat pada limbah cair di bak inlet dan outlet IPAL selama tiga hari berturut-turut berbeda antara pengambilan pada waktu pagi dan pengambilan pada waktu malam. Hasil pengukuran pada waktu pagi mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata di bak inlet IPAL 2,5 mg/l dan pada waktu pagi di bak outlet IPAL 2,8 mg/l, sedangkan untuk nilai rata-rata pada waktu malam terjadi penurunan di bak inlet IPAL 3,1 mg/l dan pada waktu malam di bak outlet IPAL 1,8 mg/l. Bervariasinya nilai Fosfat dikarenakan jumlah limbah yang dihasilkan berbeda setiap harinya, dan adanya kerusakan juga dalam reaktor biofilter sehingga proses Anaerob- Aerob tidak berjalan sebagaimana mestinya, kombinasi proses Anaerob-Aerob efisiensi 3
4 penghilangan senyawa phospor menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses anaerob atau proses aerob saja. Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa phospor anorganik yang ada dalam sel-sel mikrooragnisme akan keluar sebagai akibat hidrolisa senyawa phospor. Sedangkan energi yang dihasilkan digunakan untuk menyerap BOD (senyawa organik) yang ada di dalam air limbah.. Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan diserap oleh bakteria/mikroor-ganisme dan akan sintesa menjadi polyphospat dengan menggunakan energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi senyawa organik (BOD). Dengan demikian kombinasi proses anaerob-aerob dapat menghilangkan BOD maupun phospor dengan baik, begitu pula peningkatan nilai Fosfat mempengaruhi nilai BOD. Proses ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban organik yang cukup besar (Kementrian Kesehatan RI, 2011). Kadar Fosfatpada waktu pengambilan pagi hari didapatkan nilai rata-rata outlet sebesar 2,8 mg/l. Nilai tersebut menunjukkan belum memenuhi standar baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, yaitu kadar yang ditetapkan sebesar 2 mg/l untuk Fosfat. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartati, Adrianto, Nazriati (2015) tentang Implementasi Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru, dimana kadar Fosfatsetelah pengolahan pada outlet tidak memenuhi syarat 4,1 mg/l. Nilai ini menunjukkan bahwa kadar Fosfatpada air limbah di Rumah Sakit Umum Islam Ibnu Sina Pekanbarutidak memenuhi Standar Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep- 58/MENLH/12/1995, yaitu kadar yang ditetapkan sebesar 2 mg/l. Hasil ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alamsyah (2007) di Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang. Pada penelitian ini Kandungan fosfat pada Kolam Efluen sebesar 2,25 dan 1.56 mg/l, dan di Badan air sebesar 1,99 mg/l diatas batas toleransi yang ditetapkan sebesar 2 mg/l. Kadar fosfat pada Kolam Efluen pernah mencapai 2.48 mg/l sedikit diatas normal, hal ini disebabkan oleh diterjen (Effendi,2003) yang masuk kedalam IPAL dari hasil pencucian yang menggunakan diterjen sehingga diperlukan usulan agar dibuat SOP tentang pencucian yang memakai diterjen, agar pemakaian sabun yang mengandung diterjen lebih rasioanal dan ramah lingkungan. Nilai ini menunjukkan bahwa kadar fosfat pada limbah cair Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang tidak memenuhi syarat baku mutu menurut SK Gubernur Kaltim No: 26 Tahun 2002, yaitu kadar yang ditetapkan 2 mg/l. Kadar Fosfatpada waktu pengambilan malam didapatkan nilai rata-rata outlet sebesar 1,8 mg/l. Nilai tersebut menunjukkan sudah memenuhi standar baku mutu berdasarkan 4
5 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, yaitu kadar yang ditetapkan sebesar 2 mg/l untuk Fosfat. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Olii (2013) tentang Studi Kualitas Kimia Air Limbah Rumah Sakit Umum Daerah Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow, dimana kadar BOD setelah pengolahan pada Nilai kadar BOD pada titik effluent I tidak memenuhi syarat (0,3 mg/l), pada titik effluent II juga tidak memenuhi syarat (0,2 mg/l). Nilai ini menunjukkan bahwa kadar Fosfatpada air limbah di Rumah Sakit Umum Daerah Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow memenuhi Standar Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-58/MENLH/12/1995, yaitu kadar yang ditetapkan sebesar 2 mg/l. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyati dan Narhadi (2014) tentang Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit RK Charitas Palembang, dimana kadar Fosfatsetelah pengolahan adalah 1,8 mg/l. Nilai ini menunjukkan bahwa kadar Fosfatpada air limbah Rumah Sakit RK Charitas Palembang sudah memenuhi standar baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, yaitu kadar yang ditetapkan adalah 2 mg/l. Fosfor merupakan elemen penting dalam proses metabolisme organismeorganisme biologis pada proses biologis, diperlukan konsentrasi yang minimal untuk mencapai operasi yang optimal. Fosfor terdapat dalam air limbah dalam bentuk, antara lain ortofosfat, pirofosfat, polifosfat dan metafosfa, serta fosfor organik. Di antara ketiga bentuk fosfor tersebut, ortofosfat merupakan bahan metabolism organisme yang paling baik (Siregar, 2005). Kelebihan Fosfor menyebab-kan keadaan tidak seimbang yang disebut eutrofikasi eutrofikasi adalah suatu fenomena yang melibatkan banyak faktor seperti kekeruhan, sedimen, produktivitas dan suhu rata-rata.ganggang menyebabkan eutrofikasi karena menambah bahan organik pada sistem. Bila terdapat nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan ganggang, maka akan terjadi ledakan populasi ganggang. Selama ledakan, antara siang dan malamhari terjadiperbedaan yang besar dalam kadar oksigen air. Pada malam hari respirasi ganggang berlanjut dan terjadi pemecahan oksigen. Ganggang yang mati akan ke bagian dasar danau dan dioksidasi oleh bakteri, menghasilkan lumpur dan pemecahan oksigen (Fardiaz, 2005). KESIMPULAN 1. Nilai rata-rata kadar Fosfat pada waktu pengambilan pagi hari di bak inlet di IPAL RSUD Kota Bitung Tahun 2016 yaitu Fosfat = 2,5 mg/l, dan pada waktu pengambilan malam hari pada bak inlet yaitu Fosfat = 3,1. 5
6 2. Nilai rata-rata kadar Fosfat pada waktu pengambilan pagi hari di bak outlet di IPAL RSUD Kota Bitung Tahun 2016 yaitu Fosfat = 2,8 mg/l (tidak memenuhi syarat) dan pada waktu pengambilan malam hari pada bak outlet yaitu Fosfat = 1,8 mg/l (memenuhi syarat) dibandingkan berdasarkan standar baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Fosfat = 2 mg/l, BOD = 50 mg/l, COD = 80 mg/l, ph = 6-9 tidak. SARAN RSUD Kota Bitung melakukan pemeriksaan kualitas air limbah secara berkala untuk mengetahui penurunan kualitas air hasil olahan IPAL untuk dijadikan laporan untuk evaluasi rumah sakit dan harus mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah. DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, B Pengelolaan Limbah Di Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang Untuk Memenuhi Baku Mutu Lingkungan.Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Dipenogoro. Semarang. Anonim, 2008.Standar Nasional Indonesia tentang Metoda pengambilan contoh air limbah. Anonim Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tentang PedomanTeknis Instalasi Pengolahan Air Limbah tahun Anonim Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. Chandra, B Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hartati, Ahmad. A., Nazriati. E Implementasi Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru, Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia, Vol. 2, No.2. Juli 2015, hal Fardiaz, S Polusi Air Dan Udara.Yogyakarta : PENERBIT KANISIUS. Muchtar, M., Khair, A., dan Noraida Hukum Kesehatan Lingkungan (Kajian Teor- itis dan Perkembangan Pemikiran).Yogyakarta : Penerbit Pustaka Baru Press. Mulyati, M., Narhadi, S., J., M Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Rk Charitas Palembang,Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 12, No. 2, hal
7 Olii, H Studi Kualitas Kimia Air Limbah Rumah Sakit Umum Daerah Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. Siregar, A., dan Sakti Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 7
ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN
ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN 2016 Selomita Lamato*, Odi Pinontoan*, Woodford Baren Solaiman Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciANALISIS KANDUNGAN AMONIAK DAN BAKTERI COLIFORM TOTAL PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA BITUNG PADA TAHUN
ANALISIS KANDUNGAN AMONIAK DAN BAKTERI COLIFORM TOTAL PADA LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA BITUNG PADA TAHUN 2016 Bima Febrian Harlisty *, Rahayu H. Akili *, Grace D. Kandou * * Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan
Lebih terperinciKata Kunci: IPAL Komunal Gerbang, Parameter Kimia, Bakteri Total Coliform
EFEKTIFITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL DOMESTIK BERDASARKAN PARAMETER KIMIA DAN BAKTERI TOTAL COLIFORM DI KELURAHAN MALENDENG KOTA MANADO Tirta Nanda Perdana Panambunan*, Jootje Marthe Luther
Lebih terperinciEfisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014
ISSN : 2443 1141 P E N E L I T I A N Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014 Abd. Gafur 1 * Abstract Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciABSTRAK. Eries Sejahtera, Pembimbing I : Ignatius Setiawan, drg., MM. Pembimbing II: Dr. Ahmad Soleh Setiyawan, ST., MT.
ABSTRAK PERBANDINGAN MUTU DAN EFISIENSI PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE AEROB DAN METODE KOMBINASI ANAEROB-AEROB DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT Eries Sejahtera, 2015. Pembimbing I
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010
ANALISIS KUALITAS LIMBAH CAIR PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPLC) RUMAH SAKIT UMUM LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2010 Ferdy G. Pakasi Jurusan Kesehatan Lingkungan Kemenkes Manado Abstract. Hospital
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPAL) RUMAH SAKIT TINGKAT III ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO
ANALISIS EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (IPAL) RUMAH SAKIT TINGKAT III ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO Ellys D. Siagian*, Bobby Polli*, Veronica Kumurur* *Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian
Lebih terperinciCAIR DI RSUD RAA SOEWONDO PATI
TUGAS AKHIR ANALISA OUTLET PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI RSUD RAA SOEWONDO PATI Catur Yuli Kumalasakti R0010026 PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELASS
Lebih terperinciSISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN
EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era modern ini, proses modernisasi akan menaikkan konsumsi sejalan dengan berkembangnya proses industrialisasi. Dengan peningkatan industrialisasi tersebut maka
Lebih terperinciDESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA
DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA Afry Rakhmadany dan Mohammad Razif Jurusan Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang
Lebih terperinciKata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos
VARIASI WAKTU AERASI DALAM INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KECAP DAN SAOS AERATION TIME VARIATION IN THE TREATMENT OF WASTEWATER INDUSTRIAL SOY AND SAUCE Daniel Dae Nuba H (1), A. Wibowo Nugroho
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciEFFISIENSI COOLING POND UNTUK PENURUNAN KONSENTRASI PHENOL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR BUANGAN
EFFISIENSI COOLING POND UNTUK PENURUNAN KONSENTRASI PHENOL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR BUANGAN Yudi Saputra, Arnes, Reni Desmiarti dan Elmi Sundari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor seperti pariwisata, industri, kegiatan rumah tangga (domestik) dan sebagainya akan meningkatkan
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP
STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP Lutfi Noorghany Permadi luthfinoorghany@gmail.com M. Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The
Lebih terperinciKAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama
KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN Andita Yulli Puspita Dewi dita_mommyarkhan@yahoo.co.id Setyawan Purnama igiwan@ugm.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan kegiatan terencana dalam upaya merubah suatu keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu membawa dampak positif dan
Lebih terperinciII. LINGKUP KEGIATAN PERUSAHAAN DAERAH PENELITIAN...22
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR/FOTO... ix DAFTAR LAMPIRAN... x INTISARI... xi ABSTRACT... xii I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1
Lebih terperinciJURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 12 Issue 2: 66-71(2014) ISSN EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT RK CHARITAS PALEMBANG
2014 Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNDIP JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume 12 Issue 2: 66-71(2014) ISSN 1829-8907 EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT RK CHARITAS PALEMBANG
Lebih terperinciNurandani Hardyanti *), Sudarno *), Fikroh Amali *) Keywords : ammonia, THMs, biofilter, bioreactor, honey tube, ultrafiltration, hollow fiber
Nurandani Hardyanti, Sudarno, Fikroh Amali TEKNIK KEAIRAN EFISIENSI PENURUNAN KEKERUHAN, ZAT ORGANIK DAN AMONIAK DENGAN TEKNOLOGI BIOFILTRASI DAN ULTRAFILTRASI DALAM PENGOLAHAN AIR MINUM (STUDI KASUS:
Lebih terperinciImplementasi Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru
Dinamika Lingkungan Indonesia, Juli 2015, p 87-91 ISSN 2356-2226 Volume 2, Nomor 2 Dinamika Lingkungan Indonesia 87 Implementasi Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Hartati 1,
Lebih terperinciWASTEWATER TREATMENT AT PT. X BY ACTIVE SLUDGE ( Pengolahan Limbah Cair PT. X Secara Lumpur Aktif )
WASTEWATER TREATMENT AT PT. X BY ACTIVE SLUDGE ( Pengolahan Limbah Cair PT. X Secara Lumpur Aktif ) Dea Soraya, Dra. Ani Iryani, M.Si. dan Ade Heri Mulyati, M.Si. Program Studi Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah BOD 5.1.1. Parameter BOD Analisa terhadap nilai BOD pada instalasi pengolahan air limbah pada tahun 2007-2014 dilakukan dengan menganalisa
Lebih terperinciEFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD
EFEKTIFITAS SISTEM RBC PADA IPAL PEKAPURAN RAYA PD.PAL BANJARMASIN TERHADAP PENURUNAN KADAR BOD Fidyan Hifzhani., Syarifudin A., Arifin Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. H.
Lebih terperinciBAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS
6.1 Pre Eksperimen BAB VI HASIL Sebelum dilakukan eksperimen tentang pengolahan limbah cair, peneliti melakukan pre eksperimen untuk mengetahui lama waktu aerasi yang efektif menurunkan kadar kandungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciPEMANFAATAN GULMA AIR PERUPUK (Phragmites karka Trin) SEBAGAI TUMBUHAN PEREDUKSI LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET
EnviroScienteae 11 (2015) 75-82 ISSN 1978-8096 PEMANFAATAN GULMA AIR PERUPUK (Phragmites karka Trin) SEBAGAI TUMBUHAN PEREDUKSI LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET Deddy Dharmaji 1), Emmy Sri Mahreda 2), Danang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dewasa ini dibeberapa negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, isu kualitas lingkungan menjadi permasalahan yang perlu dicari pemecahannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukan gejala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tadi tidak
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph
KUALITAS FISIKA DAN KIMIA AIR BERSIH DI DESA PESISIR MINAHASA UTARA (Studi Kasus Di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur) Priskila E. Posumah*, Oksfriani J. Sumampouw*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Instansi yang paling banyak menghasilkan limbah salah satunya adalah rumah sakit. Limbah yang dihasilkan rumah sakit berupa limbah padat maupun limbah cair, mulai dari
Lebih terperincikimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat
1 2 Dengan semakin meningkatnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan maka mengakibatkan semakin meningkatnya potensi pencemaran lingkungan. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERSEN VOLUME LIMBAH CAIR KELUARAN DIGESTER SEDIMENTASI DAN FERMENTASI BIOGAS UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
PERBANDINGAN PERSEN VOLUME LIMBAH CAIR KELUARAN DIGESTER SEDIMENTASI DAN FERMENTASI BIOGAS UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Cristallica Mogolaingo Safrudin*, Woodford Baren Solaiman Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan bidang kesehatan dengan bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun promotif (Kusumanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi sektor industri terhadap
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL
59 PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL The Effect of Liquid Waste on The Content of Cu. Zn, Cn,
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KAWASAN PASAR ANGGREK KOTA PONTIANAK Astari Dwi Putri (1), Isna Apriani 1), Winardi Yusuf (1) 1
PERANCANGAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KAWASAN PASAR ANGGREK KOTA PONTIANAK Astari Dwi Putri (1), Isna Apriani 1), Winardi Yusuf (1) 1 Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Lebih terperinciSTUDI KUALITAS LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TULEHU PROVINSI MALUKU
STUDI KUALITAS LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TULEHU PROVINSI MALUKU Study of Liquid Waste Quality in General Hospital of Tulehu Province of Maluku Ali Arsad Kerubun 1, Makmur Selomo 2, Ruslan
Lebih terperinciANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS
ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS Daud Satria Putra, Ardian Putra Laboratorium Fisika Bumi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan zaman, membuat masyarakat terpacu memberikan kontribusi untuk membangun. Pembangunan yang terjadi tidak hanya dari satu sektor, tetapi banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sepertiga populasi dunia tinggal di negara yang mengalami kesulitan air dan sanitasi yang bervariasi dari mulai sedang hingga sangat tinggi. Masalah
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
SKRIPSI ANALISIS KUALITAS SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT DAN ANALISIS KUALITAS AIR BADAN AIR SERTA KELUHAN KESEHATAN PEKERJA IPAL (Studi Kasus di Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya)
Lebih terperinciBAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL
BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RSUD WANGAYA DENPASAR
Tri Habsari M. dan Lilis S., Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Limbah Cair FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RSUD WANGAYA DENPASAR Influencing Factors to Waste Water Management at Denpasar
Lebih terperinciUji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling
JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 1, 59-64, Mei 212 59 Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling (Physical Model Test Water Treatment Media Shape Pipe with
Lebih terperinciBAB V ANALISA AIR LIMBAH
BAB V ANALISA AIR LIMBAH Analisa air limbah merupakan cara untuk mengetahui karakteristik dari air limbah yang dihasilkan serta mengetahui cara pengujian dari air limbah yang akan diuji sebagai karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah organik. Limbah industri tahu yang dihasilkan dapat berupa limbah padat dan cair, tetapi limbah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia,
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui
Lebih terperinciPengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-35 Pengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik Laily Zoraya Zahra, dan Ipung Fitri Purwanti Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air buangan merupakan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Jenis limbah cair ini dibedakan lagi atas sumber aktifitasnya,
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN. Darajatin Diwani Kesuma
PENGARUH LIMBAH INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI KABUPATEN KLATEN Darajatin Diwani Kesuma daradeka@gmail.com M.Widyastuti m.widyastuti@geo.ugm.ac.id Abstract The amis of this study are to
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK
MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT OLEH : HENDRA SASMAYA 30408425 LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Peraturan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Limbah Limbah deidefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR WADUK RIO RIO DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENGURANGI DAMPAK PENCEMARAN
Dinda Rita K.Hartaja : Analisis Kualitas Air Waduk Rio Rio dengan... JAI Vol 8. No. 2. 2015 ANALISIS KUALITAS AIR WADUK RIO RIO DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENGURANGI DAMPAK PENCEMARAN
Lebih terperinciSPO INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN SISTEM TANGKI SEPTIK MODIFIKASI
RSUD TANI DAN NELAYAN KABUPATEN BOALEMO STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO ) BAGIAN HOUSE KEEPING ( UNIT IPAL) TERBIT TANGGAL : 2010 DISUSUN OLEH : RUSLI BADU PENANGGUNG JAWAB BAGIAN HOUSE KEEPING DISETUJUI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI
SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI O l e h : HARI WIBOWO THAMRIN 0652010031 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciMukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang
OP-18 REKAYASA BAK INTERCEPTOR DENGAN SISTEM TOP AND BOTTOM UNTUK PEMISAHAN MINYAK/LEMAK DALAM AIR LIMBAH KEGIATAN KATERING Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG
ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG Sudarno, Dian Ekawati ABSTRACT Domestic wastewater treatment was needed for every towns. This domestic wastewater such as black water
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT
PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT Oleh : Agus Mirwan, Ulfia Wijaya, Ade Resty Ananda, Noor Wahidayanti Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS
BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang sedang berkembang, sektor perekonomian di Indonesia tumbuh dengan pesat. Pola perekonomian yang ada di Indonesia juga berubah, dari yang
Lebih terperinciKualitas Air Sungai Walannae di Dusun Kampiri Desa Pallawarukka Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo
SSN : 2443 1141 P E N E L T A N Kualitas Air Sungai Walannae di Dusun Kampiri Desa Pallawarukka Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo R.Puty Ranijintan 1 *, A. M.Fadhil Hayat 2, St. Raodhah 3 Abstract River
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT DENGAN PROSES ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC)
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT DENGAN PROSES ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) SKRIPSI O l e h : AINA AZZAH ALI 0952010009 JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Kuantitas Air Limbah Untuk kuantitas dapat dilakukan dengan menghitung debit limbah cair dan beban pencemaran. Untuk analisa kualitas dengan cara menghitung efesiensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara profesional yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi perawatan kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter,
Lebih terperinciLAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER
LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh cukup pesat. Pada tahun
Lebih terperinciDARI IPAL INDUSTRI FARMASI DENGAN SISTEM
PENGOLAHAN EFFLUENT DARI IPAL INDUSTRI FARMASI DENGAN SISTEM LAHAN BASAH BUATAN ALIRAN BAWAH PERMUKAAN (SSF-WETLANDS) MENGGUNAKAN TUMBUHAN CYPERUS ALTERNIFOLIUS DAN CANNA INDICA, L. ( Studi Kasus : PT
Lebih terperinciINSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG KONTEN Pendahuluan Skema Pengolahan Limbah Ideal Diagram Pengolahan Limbah IPAL Bojongsoang Pengolahan air limbah di IPAL Bojongsoang: Pengolahan Fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejak beberapa dasawarsa terakhir masyarakat semakin menyadari pentingnya upaya mengatasi masalah-masalah lingkungan hidup. Di antara masalah-masalah lingkungan yang
Lebih terperinciEfektifitas Instalasi Pengolahan Air Limbah Dalam Menurunkan Kadar BOD Di IPAL Rumah Sakit Dokter Raden Soetijono Blora Tahun 2013
Efektifitas Instalasi Pengolahan Air Limbah Dalam Menurunkan Kadar BOD Di IPAL Rumah Sakit Dokter Raden Soetijono Blora Tahun 2013 Wisnu Handyasmara Putra 1, Supriyono Asfawi 2, Eko Hartini 2 1 Alumni
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. peternakan semakin pesat. Daging yang merupakan salah satu produk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dekade terakhir ini kebutuhan masyarakat terhadap produk-produk peternakan semakin pesat. Daging yang merupakan salah satu produk peternakan dihasilkan dari usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas manusia yang semakin beragam di berbagai sektor sekarang ini sehingga menimbulkan dampak positif dan dampak negatif, salah satu dampak negatif dari aktivitas
Lebih terperinciNama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.
Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : 35410453 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.T TUGAS AKHIR USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL Berdasarkan hasil pengamatan sarana pengolahan limbah cair pada 19 rumah sakit di Kota Denpasar bahwa terdapat
Lebih terperinciAnis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI
Kadar N dan P Limbah Cair Tahu Anis Artiyani PENURUNAN KADAR N-TOTAL DAN P-TOTAL PADA LIMBAH CAIR TAHU DENGAN METODE FITOREMEDIASI ALIRAN BATCH DAN KONTINYU MENGGUNAKAN TANAMAN HYDRILLA VERTICILLATA Anis
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman
Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Dekomposisi material organik akan menyerap oksigen sehingga proses nitrifikasi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti. Hal ini ditunjukkan dari
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
66 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Penyebab Penyimpangan Baku Mutu Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang ada di Central Parkmenggunakan sistem pengolahan air limbah Enviro RBC.RBC didesain untuk
Lebih terperinciIII.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.
39 III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Makna, Ciledug yang terletak di Jalan Ciledug Raya no. 4 A, Tangerang. Instalasi Pengolahan Air
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARA ALAMI (FITOREMEDIASI) DENGAN TANAMAN KAYU APU (PISTIA STRATIOTES)
FORMAT HALAMAN DEPAN SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARA ALAMI (FITOREMEDIASI) DENGAN TANAMAN KAYU APU (PISTIA STRATIOTES) O l e h : RIDO WANDHANA 0852010009. PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS
Lebih terperinci