PERAN MAHASISWA DALAM MENDUKUNG PENERAPAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI AGAMA BUDDHA. Oleh : Jumadi NPM:
|
|
- Ari Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERAN MAHASISWA DALAM MENDUKUNG PENERAPAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI AGAMA BUDDHA Oleh : Jumadi NPM: PROGRAM STUDI DHARMA ACARYA SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA BUDDHA JINARAKKHITA BANDAR LAMPUNG 2014
2 Kata kunci: Peran Mahasiswa, Anti Korupsi ABSTRAK Perguruan tinggi agama Buddha bisa menjadi motor penggerak integritas dan pembentukan karakter mahasiswa, karena perguruan tinggi Agama mampu berperan penting memberhentikan lingkaran koruptor di negeri ini. Perguruan tinggi dapat berperan sebagai penjaga dan pengembang integritas bangsa, bukan saja sebagai bagian dari gerakan antikorupsi. Institusi pendidikan ini harus bisa menjadi tonggak bagi pembangunan akuntabilitas dan transparansi supaya generasi koruptor tidak terus bermunculan. Salah satu cara memerangi korupsi adalah melalui jalur pendidikan formal. Pendidikan Tinggi, apalagi pendidikan tinggi agama merupakan salah satu strategi yang diharapkan cukup signifikan, mengingat masyarakat terdidik inilah yang perannya dimasyarakat cukup dominan. Perguruan tinggi agama Buddha sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berperan pembentuk perubahan perilaku berlandaskan moral dan spiritual serta ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan dalam menjaga moralitas mahasiswa sehingga dapat mempergunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki dengan sebaik mungkin dan tidak melanggar norma-norma agama. Mahasiswa tidak cukup hanya menerima bekal pengetahuan dan kemampuan bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat, tetapi juga harus pro aktif untuk menangkal hasrat korupsi dan menggunakan ilmu dan cara-cara tersebut dengan benar, tanpa korupsi, bahkan termasuk kiat-kiat untuk melawan korupsi, dorongan atau motivasi untuk aktif berperan dalam upaya memerangi atau memberantas korupsi. Mahasiswa perlu dibekali dengan nilai-nilai moral yang baik sehingga mahasiswa memiliki kesadaran untuk tidak melakukan tindakan korupsi yang dapat diimplementasikan kepada lingkungan kampus, keluarga dan masyarakat. Peran mahasiswa dalam mendukung gerakan anti korupsi dilingkungan Perguruan Tinggi Agama Buddha dilakukan dengan cara menumbuhkan kesadaran mahasiswa untuk memiliki sikap berani jujur, peduli lingkungan, disiplin. Cara lain yang dilakukan adalah dengan mengembangkan spiritual melalui pelatihan Pabbajja dan Retret Hidup Berkesadaran, serta mengikuti seminar dan studi kasus korupsi untuk memperoleh informasi dan cara penyelesaian kasus korupsi. Pendahuluan Korupsi merupakan permasalahan yang sangat besar karena membawa dampak pada kehancuran bangsa. Kehancuran bangsa ini terjadi karena korupsi akan mengakibatkan kesengsaraan rakyat. Anggaran negara yang seharusnya digunakan untuk pembangunan negara dan kesejahteraan rakyat tidak digunakan dengan baik sehingga membawa kemiskinan rakyat. Kemiskinan dan
3 ketidakadilan akan membawa kehancuran bagi bangsa karena kemiskinan akan membuat orang melakukan tindakan apapun baik atau buruk untuk dapat bertahan hidup. Permasalahan korupsi terjadi memperlihatkan bagaimana masyarakat lebih suka mengejar keberhasilan dengan cepat dan tanpa usaha keras. Cara yang ditempuh untuk menggapai keberhasilan juga dengan menggunakan jalan pintas, dan menggunakan cara-cara yang tidak terpuji seperti korupsi demi mencapai tujuan. Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi krisis moral dikalangan masyarakat Indonesia, dan dikhawatirkan akan menjalar pada generasi muda yang masih menempuh pendidikan. Benih korupsi yang terjadi dilingkungan kampus dapat berupa kebiasaan buruk yang dilakukan mahasiswa. Kebiasaan buruk seperti terlambat datang ke kampus, menitipkan absen kepada teman dan menyuap dosen untuk memperoleh nilai yang tinggi dan macam-macam tindakan lainnya. Kebiasaan-kebiasaan ini memang terlihat sederhana tetapi dapat berdampak buruk pada pola pikir dan membentuk karakter koruptif dalam diri mahasiswa. Pendidikan anti korupsi perlu diberikan kepada mahasiswa di lingkungan kampus. Banyaknya tindak pidana korupsi dikalangan pejabat pemerintahan menjadi alasan pentingnya pendidikan anti korupsi dilingkungan kampus. Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 55 tahun 2012 tentang setrategi pencegahan dan pemberantasan korupsi (PPK). Dalam PerPres tersebut dirancang 6 strategi aksi PPK yaitu pencegahan, penegakan hukum, peraturan perundangundangan, kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil korupsi, pendidikan dan budaya anti korupsi dan mekanisme pelaporan. Dalam hal ini pendidikan dan budaya anti korupsi perlu diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menanamkan budaya anti korupsi di masyarakat terutama para mahasiswa yang masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Dengan kompetensi yang dimiliki mahasiswa melalui pendidikan anti korupsi dilingkungan kampus diharapkan mahasiswa mampu menjadi agen perubahan, agar mahasiswa mampu menyuarakan kepentingan rakyat, mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, menjadi pengamat lembaga-lembaga negara
4 dan penegak hukum sehingga mampu memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Pembahasan Pengertian korupsi Korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti pengertian penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya (Poerwadarminta : 1976). Sedangkan pengertian korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara. Sang Buddha menjelaskan bahwa dalam mata pencarian seseorang akan menjadi tidak benar ketika mata pencariannya didapat dari: Menipu (kuhana), Membual (nemittakata), Menggelapkan (neppisikata), Merampok agar mendapatkan hasil yang banyak (labha) (Majjhima Nikaya;117). Dalam Sutta tersebut Sang Buddha menjelaskan bahwasannya mencari mata pencarian dengan cara yang seperti di atas itu tidak dibenarkan. Korupsi telah memenuhi kelima hal di atas, sehingga perbuatan yang telah dilakukan seperti kelima tindakkan diatas tidak dibenarkan dalam agama Buddha. Penyebab korupsi Menurut, Nur Syam (2009) memberikan pandangan bahwa penyebab seseorang melakukan korupsi adalah karena ketergodaannya akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu ditahannya. Ketergodaan yang besar terhadap kekayaan akan menyebabkan seseorang akan sulit untuk tidak melakukan korupsi. Dalam pandangan agama Buddha, korupsi terjadi karena seseorang dikuasai keserakahan, kebencian dan kebodohan. Sang Buddha berkata bahwa segala jenis ketamakan, kebencian dan kegelapan batin adalah perbuatan yang buruk dan akan membawa kesengsaraan (AN.III:69). Korupsi yang terjadi di indonesia merupakan imbas dari ketamakan untuk memperoleh kekayaan dengan
5 cara yang tidak sesuai karena kegelapan batin seseorang dan moralitas yang rendah yang akan mengakibatkan kesengsaraan bagi bangsa dan negara. Seseorang mampu melakukan sesuatu dalam hal ini adalah korupsi, karena sebenarnya bersumber pada diri sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Buddha, segala keadaan batin didahului oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran dan dibentuk oleh pikiran (Dhp.1). Seseorang melakukan perbuatan setelah timbul kehendak dalam batinnya (AN.III:415). Selain faktor dalam diri lingkungan juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakteristik seseorang. Dalam Maha Manggala Sutta, Buddha mengatakan bahwa tak bergaul dengan orang yang sesat, bergaul dengan orang yang bijak adalah sebuah berkah utama (Sn ). Lingkungan yang buruk juga akan membawa seseorang tertarik dalam jurang kejahatan, apabila orang tersebut tidak memiliki kebijaksanaan (panna), maka dari itu penting membentuk lingkungan yang baik sehingga dapat mencegah perilaku buruk yang dilakukan seseorang. Dampak korupasi Korupsi memiliki damapak penghancur yang besar terhadap berbagai sisi kehidupan suatu bangsa. Damapak pengahncuran dari korupsi dapat dilihat dari semakin buruknya kondisi ekonomi negara, misalnya harga barang yang mahal dengan kualitas yang buruk hal ini terjadi karena anggaran produksi yang tidak digunakan dengan semestinya sehingga barang yang dihasilkan memiliki kualitas yang buruk. Dampak lain dari korupsi adalah kesejahteraan rakyat yang semakin menurun serta tingginya angka kemiskinan. Pengadaan sarana dan prasarana publik yang tidak terpenuhi seperti sulit mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang baik, menurunnya etika sosial karena rendahnya kejujuran dari pemerintah maupun masyarakt, tingkat kriminalitas yang semakin meningkat, keamanan negara semakin terancam, krisis ekonomi yang berkepanjangan, dan negara pun menjadi semakin terperosok dalam kemiskinan. Dalam Cakkavatti Sihananda Sutta, Sang Buddha berkata bahwa kemerosotan moral dan kejahatan seperti pencurian, pemalsuan, kekerasan, kebencian, kekejaman, dapat timbul dari kemiskinan. Beliau memperlihatkan bagaimana suatu negara dapat menjadi korup, merosot nilainya dan tidak bahagia
6 ketika kepala pemerintahan menjadi korup dan tidak adil (DN.III:587). Beliau menentang korupsi dan bagaimana suatu pemerintahan harus bertindak berdasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan. Upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi Pemberantasan dan pencegahan korupsi perlu melibatkan peranserta seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali mahasiswa. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2000 merupakan amanat Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 yang mengatur adanya peran serta masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi. Pemerintah memberikan hak kepada masyarakat untuk mencari, memperoleh, dan memberikan informasi tentang dugaan korupsi serta menyampaikan saran dan pendapat maupun pengaduan kepada penegak hukum. Upaya pemberantasan korupsi salah satunya dilakukan dengan pemberian hukuman pidana kepada pelaku korupsi. Pemberian hukuman pidana bertujuan untuk memberikan efek jera dan penderitaan kepada pelaku korupsi berupa kurungan penjara dan pengembalian aset negara. Pemberantasaan ini dilakukan setelah terjadinya tindak pidana korupsi sehingga dirasa masih kurang efektif. Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia sendiri salah satunya dengan membentuk lembaga pemberantasan korupsi yang bernama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pencegahan korupsi dilakukan dengan cara tindakan preventif sebelum tindak korupsi terjadi. Berberapa tindakan preventif yang dilakukan adalah dengan memberikan informasi tentang indikasi, dampak dan penumbuhan kesadaran tentang bahaya korupsi melalui penyuluhan dan pendidikan yang dilakukan kepada masyarakat dengan media masa seperti spanduk, brosur dan media lainnya. Pendidikan dirasa akan memberikan dampak positif bagi pencegahan korupsi kepada generasi muda. Pemberian pendidikan anti korupsi ini bertujuan agar para generasi muda tidak terjerumus tindak korupsi dengan penanaman moralitas kepada mahasiswa. Dengan moralitas yang baik maka mahasiswa akan memiliki rasa malu (hiri) untuk melakukan korupsi dan takut akan akibat (otapa) dari tindak korupsi.
7 Peran mahasiswa dalam mendukung penerapan pendidikan anti korupsi di lingkungan kampus Perguruan tinggi agama buddha merupakan lembaga pendidikan tinggi yang berperan pembentuk perubahan perilaku berlandaskan moral dan spiritual serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini pendidikan bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi tetapi juga menanamkan nilai moral dan spiritual bagi para mahasiswa sehingga dapat mempergunakan ilmu dan pengetahuan dengan baik dan bijaksana sehingga tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Pendidikan anti korupsi kepada mahasiswa bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral yang baik sehingga mahasiswa memiliki kesadaran dalam diri untuk tidak melakukan tindakan korupsi dimulai dari diri sendiri. Dengan pendidikan anti korupsi diharapkan mahasiswa mampu di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan keluarga, kampus, masyarakat bangsa dan negara (Tim Penulis:2011). Pendidikan anti korupsi di lingkungan perguruan tinggi agama Buddha bertujuan agar mahasiswa memiliki karakter anti korupsi, sehingga mahasiswa memiliki moralitas yang baik dan kesadaran dalam diri untuk berlaku jujur, bertanggung jawab, disiplin, mandiri dan peduli terhadap diri sendiri dan orang lain. Menciptakan karakter anti korupsi dimulai dari menanamkan kesadaran masing-masing mahasiswa yang dimulai dari lingkungan kampus. Penerapan pendidikan anti korupsi di lingkungan PTAB dilakukan dengan cara: 1. Berani Jujur Kejujuran merupakan sifat yang penting bagi kehidupan mahasiswa, tanpa kejujuran mahasiswa akan sulit untuk dipercaya oleh orang lain. Sifat jujur berarti tidak melakukan kebohongan maupun kecerangan. Penanaman moralitas yang baik akan menumbuhkan sifat jujur dalam diri mahasiswa, hal ini dapat dilakukan dengan cara menanamkan kesadaran mahasiswa untuk senantiasa melaksanakan Pancasila Buddhis. Beberapa penanaman nilai kejujuran yang dilakukan dilingkungan kampus adalah dengan menumbuhkan kesadaran mahasiswa untuk tidak
8 mencontek pada saat ujian, tidak plagiasi pada saat mengerjakan makalah atau pembuatan laporan penelitian, dan tidak melakukan penyuapan kepada pihak kampus untuk mendapatkan nilai yang bagus. 2. Peduli lingkungan Kepedulian merupakan sifat yang penting bagi kehidupan mahasiswa dikampus dan bermasyarakat. Mahasiswa harus memiliki kepedulian kepada lingkungan kampus berupa kepedulian terhadap proses belajar dan peduli terhadap teman. Kepedulian terhadap lingkungan bermasyarakat juga harus dimiliki oleh mahasiswa seperti peduli terhadap para fakir miskin dengan memberikan Dana Paramitha untuk membantu penderitaan orang lain. Dengan ketulusan hati dan ikhlas dalam melaksanakan dana paramitha tanpa berharap apapun maka para mahasiswa berlatih untuk melepaskan apa yang dimiliki dan melatih diri untuk tidak mengharap imbalan setelah memberikan dana atau bantuan. Hal ini akan membentuk perilaku mahasiswa yang tidak koruptif melalui penyuapan. 3. Disiplin Korupsi berarti semua tindakan yang merugikan, dalam hal ini kerugian bukan hanya dilihat dari uang semata melainkan dari aspek yang lain seperti waktu. Dengan memiliki sikap disiplin maka mahasiswa akan menghargai dan mempergunakan waktu dengan baik sehingga akan mengurangi tindakan-tindakan yang buruk dengan bermalas-malas, sering datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, seing absen dan melanggar tata tertib kampus. Disiplin yang dimulai dilingkungan kampus akan membentuk perilaku disiplin mahasiswa yang akan dibawa dilingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan kerja sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan dari orang lain. 4. Mengembangkan spiritual melalui pelatihan Pabbajja dan Retret Hidup Berkesadaran Pabbajja merupakan cara melatih diri dengan menempuh kehidupan sebagai seorang samana. Dengan berlatih diri menjadi seorang samana, maka
9 akan membentuk spiritual mahasiswa dengan pelaksanaan sila yang baik. Berlatih pabbajja menjadi samana juga berguna untuk berlatih hidup sederhana dan jauh dari kesenangan duniawi sehingga akan mengurangi perilaku konsumerisme. Perilaku konsumerisme merupakan salah satu faktor penyebab korupsi. Pelatihan pabbajja juga bertujuan untuk melatih disiplin dan tanggung jawab yang dalam diri mahasiswa. Praktik ini dilakukan dengan kewajiban pelaksanaan sila dan mengikuti setiap peraturan yang telah ditetapkan dalam pelatihan tersebut. Dengan praktik ini maka peserta pabbajja akan memiliki kesadaran untuk tidak melanggar peraturan yang ada baik norma agama maupun peraturan pemerintah. Retret hidup berkesadaran juga merupakan kegiatan yang bertujuan melatih spriritual dan sadar setiap saat. Kegiatan ini berupa kesadaran dalam berfikir bertindak maupun berucap sehingga dalam melakukan sesuatu selalu penuh dengan perhitungan, berhati-hati dan bijaksana. Dengan moralitas dan kesadaran yang baik maka seseorang tidak akan melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dengan kesadaran bahwa korupsi dapat berdampak buruk bagi kehidupan maka seseorang tidak akan melakukan tindakan korupsi. 5. Mengikuti seminar atau studi kasus korupsi Informasi tidak hanya diperoleh melalui kegiatan pendidikan formal maupun dari membaca akan tetapi dapat diperoleh melalui beberapa kegiatan seperti seminar dan studi kasus. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada mahasiswa tentang indikasi bagaimana bentuk korupsi, proses, peraturan yang dilanggar, pelaku, kerugian/dampak yang ditimbulkan, dan mampu menghasilkan pemecahan masalah (problem solving), dengan cara melaporkan kepada penegak hukum dengan bukti-bukti yang valid. Kesimpulan Korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti pengertian penggelapan uang, penipuan pencurian dan perampasan hak-hak rakyat. Dalam pandangan agama Buddha tindakan tersebut dikategorikan sebagai mata pencaharian yang tidak
10 benar dan melanggar pancasila Buddhis. Korupsi merupak pelanggaran sila ke 2 dari pancasila Buddhis yaitu menghindari untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan (mencuri). Korupsi terjadi karena seseorang dikuasai keserakahan, kebencian dan kebodohan. Korupsi yang terjadi di Indonesia merupakan imbas dari ketamakan untuk memperoleh kekayaan dengan cara yang tidak sesuai karena kegelapan batin (kebodohan) seseorang dan moralitas yang rendah dan mengakibatkan kesengsaraan bagi bangsa dan negara. Pemberantasan dan pencegahan korupsi dilakukan dengan cara memberikan hukuman berupa tindakan pidana dan pengembalian aset-aset negara, dan memberikan efek jera kepada pelaku korupsi, salah satu cara pemberantasan korupsi di Indonesia adalah dengan membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Upaya pemberantasan dianggap kurang efektif untuk menekan tindak korupsi karena upaya ini dilakukan setelah korupsi terjadi. Sedangkan pencegahan dianggap lebih efektif karena upaya ini dilakukan sebelum korupsi terjadai sehingga tidak ada yang dirugikan dalam hal ini. Cara pencegahan dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan pendidikan kepada generasi muda. Penerapan pendidikan anti korupsi dilingkungan Perguruan Tinggi Agama Buddha dilakukan dengan cara Penanaman nilai berani jujur, peduli terhadap sesama, disiplin, mengikuti kegiatan pengembangan spiritual, dan aktif dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan berupa seminar atau studi kasus korupsi. Daftar Rujukan Anguttara-nikaya The Book of the Gradual Sayings. Diterjemahkan oleh F. L. Woodward & E. M. Hare. London: Pali Text Society (PTS), Digha-nikaya Dialogues of Buddhas. Diterjemahkan oleh T. W. & C. A. F. Rhys Davids. London: PTS, Dhammapada. Diterjemahkan oleh Cunda J. Supandi. Bandung: Karaniya, Nur Syam. (2009). Penyebab Korupsi Poerwadarminta, WJS (1976), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
11 Samyutta-nikaya The Books of the Kindred Sayings. Diterjemahkan oleh C. A. F. Rhys Davids & F. L. Woodwar. London: PTS, Tim Penulis. (2011), Pendidikan Anti Korupsi untuk perguruan tinggi/anti Korupsi, Jakarta: Kemendikbud. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Peraturan Presiden nomor 55 tahun 2012 tentang Strategi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK).
BAB I PENDAHULUAN. reformasi berjalan lebih dari satu dasawarsa cita- cita pemberantasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alasan mendasar terjadinya reformasi tahun 1998 karena pemerintahan waktu itu yaitu pada masa orde baru telah terjadi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Lebih terperinciPENDIDIKAN ANTI-KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI DI PERGURUAN TINGGI Oleh Wayan Gede Suacana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korupsi menjadi sebuah kata yang paling sering kita dengar saat ini. Lewat berita di televisi, surat kabar, bahkan melalui pembicaraan orang di sekitar kita.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga dapat menyengsarakan dan menghancurkan suatu negara. Dampak korupsi bagi negara-negara dengan kasus korupsi berbeda-beda bentuk,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi dewasa ini sudah semakin berkembang baik dilihat dari jenis, pelaku maupun dari modus operandinya. Masalah korupsi bukan hanya menjadi masalah nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian, E) Manfaat Penelitian, F) Penegasan Istilah.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab I Pendahuluan ini akan dibahas secara sistematis mengenai A) Latar Belakang, B) Rumusan Masalah, C) Tujuan Penelitian, D) Batasan Penelitian, E) Manfaat Penelitian, F) Penegasan
Lebih terperinciTIK (Kompetensi Dasar) II. Gambaran Umum III. Relevansi terhadap pengetahuan IV. Sub-sub Bab 1. Pengertian Korupsi
105 106 I. TIK (Kompetensi Dasar) Mahasiswa Mampu memahami, mampu menjelaskan, terjadi perubahan pola berpikir tentang hak dan kewajiban bela negara khususnya tentang pengertian korupsi, tindak korupsi,
Lebih terperinciPROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI INFORMATIKA
MENINGKATKAN KESADARAN INTELEKTUAL MAHASISWA DENGAN MENERAPKAN BUDAYA SERTA KEHIDUPAN YANG CERDAS DAN BERINTEGRITAS UNTUK MEMBENTUK POLA PIKIR ANTI KORUPSI DI MAHASISWA KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikuti
Lebih terperinciTEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG
Propaganda Pemberantasan Korupsi Di Indonesia KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Antikorupsi 2016 Oleh Cheryl Marlitta Stefia NIM 1102140004 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciPERANAN MAHASISWA DALAM MEMERANGI KORUPSI
PERANAN MAHASISWA DALAM MEMERANGI KORUPSI Disarikan dari Modul Sosialisasi Anti Korupsi BPKP tahun 2005 oleh Mohamad Risbiyantoro, Ak., CFE (PFA pada Deputi Bidang Investigasi BPKP). Mahasiswa dan sejarah
Lebih terperinciAgama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama
Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama Kata agama berasal dari kata dalam bahasa Pali atau bisa juga dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu dari akar kata gacc, yang artinya adalah pergi
Lebih terperinciLex Et Societatis Vol. V/No. 8/Okt/2017
URGENSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI PELAJAR DAN MAHASISWA DI KOTA MANADO 1 Oleh : Adi Tirto Koesoemo; Telly Sumbu; Grace Y. Bawole 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Seberapa besar
Lebih terperinciGERAKAN SAYA PEREMPUAN ANTI KORUPSI
GERAKAN SAYA PEREMPUAN ANTI KORUPSI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR TAHUN 2016 http://acch.kpk.go.id/spak 2 SPAK (Saya Perempuan Anti Korupsi) merupakan gerakan pencegahan korupsi melalui perempuan
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Dosen PJMK : H. Muhammad Adib. Essay Bebas (Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Dosen PJMK : H. Muhammad Adib Essay Bebas (Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini) OLEH: NADHILA WIRIANI (071211531003) DEPARTEMEN KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN
Lebih terperinciPERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
Contoh Artikel Konseptual PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI oleh Kholis Rahmat Riyadi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Korupsi adalah
Lebih terperinciMEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI
MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK
Lebih terperinciPANCASILA sebagai SISTEM ETIKA. Modul ke: 10TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur
Modul ke: PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA Fakultas 10TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Pokok Bahasan Pendahuluan Pengertian Korupsi Pancasila Sebagai Solusi Persoalan Bangsa dan Negara
Lebih terperinciPendidikan dan Budaya Anti Korupsi
Prototipe Media Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi Prakata SALAM SEHAT TANPA KORUPSI, Korupsi merupakan perbuatan mengambil sesuatu yang sebenarnya bukan haknya,
Lebih terperinciMAHASISWA. Diajukan untuk. Disusun oleh: Rahmawati PROGRAM FAKULTA BANDUNG
PERAN KELUARGA DALAM MELAHIRKAN GENERASI MAHASISWA YANG ANTI KORUPSI KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikutii Kompetisi Propaganda Anti korupsi 2016 Disusun oleh: Rahmawati i Kartikasari 1202130030 Mutiah
Lebih terperinciTindak Pidana Korupsi
Tindak Pidana Korupsi 1. Apa korupsi itu? Korupsi adalah semua perbuatan atau tindakan yang diancam dengan sanksi sebagaimana diatur di dalam UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Lebih terperinciModul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.
Modul ke: ETIK UMB Mengenali Tindakan Korupsi Fakultas Ilmu Komputer Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Mengenal Tindakan Korupsi Masyarakat sepakat bahwa Korupsi
Lebih terperinci5/31/2013. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI. No impunity to corruptors. Bab.
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti-korupsi 1 Bab 08 No impunity to corruptors PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI
Lebih terperinciTANTANGAN DAN HARAPAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
TANTANGAN DAN HARAPAN PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI Padamu Negeri, Kami Anti Korupsi Oleh Farida Patittingi Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Disampaikan pada Seminar Nasional
Lebih terperinciPendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti-korupsi 1 Bab 08 No impunity to corruptors PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan berusaha mencari sesuatu dengan segala upaya memenuhi kepuasannya, baik dari segi
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SITEM ETIKA (LANJUTAN)
PANCASILA SEBAGAI SITEM ETIKA (LANJUTAN) Modul ke: 9 Udjiani Fakultas Ekonomi dan Bisnis C. Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa seperti Korupsi, Kerusakan Lingkungan, Dekadensi Moral, dan lain-lain.
Lebih terperincisuami yang sah dan melahirkan anak-anak serta mendidik untuk menjadi generasi yang berguna.
menjatuhkan nilai atau martabatnya seorang wanita. Wanita seharusnya menjadi pendamping suami yang sah dan melahirkan anak-anak serta mendidik untuk menjadi generasi yang berguna. Bila mereka terjerumus
Lebih terperinciPeran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG
DPD Patria Sumatera Utara Juara Harapan I Lomba Berkarya Dhamma Peran umat Buddha terhadap masyarakat ARNHANTYO DAMARSETO, SEMARANG www.patria.or.id Page 1 Era globalisasi saat ini dapat dilihat sangat
Lebih terperinciSTUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA
Modul ke: STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA Disampaikan pada perkuliahan ETIK UMB kelas PKK Fakultas TEKNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi TEKNIK INDUSTRI www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung lurus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan suatu negara yang berdasar atas hukum bukan berdasarkan kepada kekuasaan semata. Hal tersebut dipertegas di dalam Konstitusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa bencana, tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis kejahatan yang paling sulit diberantas. Realitas ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan dan pembentukan lembaga untuk pemberantasan korupsi sudah banyak terjadi, namun tindak pidana korupsi di Indonesia hingga hari ini masih merupakan
Lebih terperinciPidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta
Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. Latar Belakang Saat ini, kewenangan untuk merumuskan peraturan perundang undangan, dimiliki
Lebih terperinci6/11/2014. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI. No impunity to corruptors. Bab.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI 6/11/2014 Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti-korupsi 1 Bab 08 No impunity to corruptors PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN
Lebih terperinciPendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti-korupsi 1 Bab 08 No impunity to corruptors PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KORUPSI
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 1 Bab 02 Fight Corruption: be the one who helps build a better society. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
Lebih terperinciTrio Hukum dan Lembaga Peradilan
Trio Hukum dan Lembaga Peradilan Oleh : Drs. M. Amin, SH., MH Telah diterbitkan di Waspada tgl 20 Desember 2010 Dengan terpilihnya Trio Penegak Hukum Indonesia, yakni Bustro Muqaddas (58), sebagai Ketua
Lebih terperinciTINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA
TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA Modul ke: 11 Udjiani Fakultas PSIKOLOGI 1. Pengertian Korupsi 2. Bentuk-bentuk Korupsi 3. Jenis Tindak Pidana Korupsi 4. Grafitikasi 5. Penyebab Korupsi Hatiningrum,SH.,M
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Simpulan Umum Pendidikan karakter antikorupsi merupakan hal yang paling penting dalam melihat situasi kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini. Melihat fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia perlu melaksanakan pembangunan di segala bidang
Lebih terperinciETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Modul ke: 12Fakultas ISLAHULBEN, Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen ETIK UMB Tindakan Korupsi dan Penyebabnya SE., MM Pendahuluan Bentuk Korupsi Akhiri Presentasi Gratifikasi Daftar Pustaka Pendidikan
Lebih terperinciPendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Faktor Penyebab Korupsi 1 Bab 02 FAKTOR PENYEBAB Fight Corruption: be the one who helps build a better society. KORUPSI Faktor Penyebab Korupsi 2 Kompetensi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Penelitian ini mengungkapkan bagaimana persepsi masyarakat terhadap perilaku gratifikasi gratifikasi pada sektor pelayanan sipil, yang dalam pembahasannya juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan pelanggaran menjadi sesuatu hal yang sudah menjadi suatu hal yang wajar untuk dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu mengalami perkembangan diberbagai bidang. Perkembangan yang diawali niat demi pembangunan nasional tersebut
Lebih terperinciKONSEP PENCEGAHAN KORUPSI PADA LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
KONSEP PENCEGAHAN KORUPSI PADA LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA I. Pendahuluan Sebagai bangsa yang sadar akan perjuangan mewujudkan kesejahteraan masyarakat-bangsanya, maka setiap langkah usaha mencapai cita-cita
Lebih terperinciKorupsi dan Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Penanggulangannya. Oleh : Dewi Asri Yustia. Abstrak
Korupsi dan Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Penanggulangannya Oleh : Dewi Asri Yustia Abstrak Apakah kita masih bangga dengan Negara kita? apabila kita melihat catatan dari Ignatius Haryanto dalam artikelnya
Lebih terperinciPEMBUDAYAAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI DALAM LINGKUNGAN KELUARGA BERBASIS PEMBENTUKAN KARAKTER
PEMBUDAYAAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI DALAM LINGKUNGAN KELUARGA BERBASIS PEMBENTUKAN KARAKTER Sri Sulistyawati 1, Nelvitia Purba 2, Hardi Mulyono 3, Gelora Sinaga 4 Universitas Muslim Nusantara (UMN)
Lebih terperinciUPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H
1 UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H A. LATAR BELAKANG Pemerintah sangat menjunjung tinggi perlindungan hukum bagi setiap warga negaranya, sehingga diperlukan pemantapan-pemantapan
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------
Lebih terperinciPERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-026/A/JA/10/2013 TENTANG
PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-026/A/JA/10/2013 TENTANG PENANGANAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP PELAPOR PELANGGARAN HUKUM DI LINGKUNGAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cita-cita untuk melaksanakan amanat para pejuang kemerdekaan bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cita-cita untuk melaksanakan amanat para pejuang kemerdekaan bangsa dan Negara yang kini berada di pundak para aparatur Negara (Pemerintah) bukanlah pekerjaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manusia disebut sebagai makhluk ekonomi, yaitu makhluk yang selalu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia disebut sebagai makhluk ekonomi, yaitu makhluk yang selalu mempertimbangkan manfaat dan pengorbanan dari tindakan yang dilakukannya serta tidak pernah merasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam suatu negara. Kemajuan sumber daya manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maju dan kuat tidaknya suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara. Kemajuan sumber daya manusia dan kuatnya karakter suatu bangsa
Lebih terperinciKejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban
A. Latar Belakang Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban manusia, bahkan lebih maju dari peradaban manusia itu sendiri, maka kejahatanpun berkembang bahkan lebih maju dari peradaban manusia itu sendiri.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1980 TENTANG TINDAK PIDANA SUAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1980 TENTANG TINDAK PIDANA SUAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perbuatan suap dalam pelbagai bentuk
Lebih terperinciPENGERTIAN KORUPSI. Bab. To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Bab 01 PENGERTIAN To end corruption is my dream; togetherness in fighting it makes the dream come true. KORUPSI 2 Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu menjelaskan arti kata dan definisi korupsi secara tepat
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERITAS TELKOM BANDUNG
Strategi Cerdas dalam Menanamkan Jiwa Anti Korupsi untuk Meningkatkan Integritas Mahasiswa KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Antikorupsi 2016 Oleh Muhammad Andar Rahman (1102130249)
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciNOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperincid. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.
BAB II PEMBAHASAN A. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Menurut UUD 1945. Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KORUPSI. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi 3/8/2013. Bab. Fight Corruption: be the one who helps build a better society.
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi 1 Bab 02 Fight Corruption: be the one who helps build a better society. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
Lebih terperinciPendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi Faktor Penyebab Korupsi 1 Bab 02 Fight Corruption: be the one who helps build a better society. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI Faktor Penyebab Korupsi 2 Kompetensi
Lebih terperinciMEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi
MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI Penyusun Desain Sampul & Tata Letak Isi MPRCons Indonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSISTEM PERUNDANG-UNDANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI
TRAINING PENGARUSUTAMAAN PENDEKATAN HAK ASASI MANUSIA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA BAGI HAKIM SELURUH INDONESIA 0Bali, 17 20 Juni 2013 1MAKALAH SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN PEMBERANTASAN KORUPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siapa pun berpotensi untuk melakukan kecurangan. Seperti yang kita ketahui bahwa
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Kecurangan merupakan hal yang serius dan menjadi perhatian saat ini, karena siapa pun berpotensi untuk melakukan kecurangan. Seperti yang kita ketahui bahwa
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan Latar Belakang Struktur yang Koruptif 1
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Struktur yang Koruptif 1 Sebenarnya bukan budaya masyarakat Indonesia yang menyebabkan Indonesia menjadi negara terkorup. Namun struktur negara Indonesia lah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah karena membutuhkan pengorbanan yang luar biasa kala itu dan merupakan
Lebih terperinciNOMOR : M.HH-11.HM.03.02.th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG
PERATURAN BERSAMA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KETUA
Lebih terperinciESSAY PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMANGAT KEBANGSAAN DEMI MASA DEPAN CEMERLANG
ESSAY PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMANGAT KEBANGSAAN DEMI MASA DEPAN CEMERLANG DISUSUN OLEH : AMALIA GHASSANI W. ( 071211531031 ) ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinci1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia
Modul E-Learning 1 PENGENALAN ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME Bagian Keempat. Pengaturan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang di Indonesia Tujuan Modul bagian keempat yaitu Pengaturan
Lebih terperinciDosen PJMK : Drs.H.Mohammad Adib,MA PEMBANGUNAN KARAKTER ANTI KORUPSI AWALI LANGKAHKU
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Dosen PJMK : Drs.H.Mohammad Adib,MA PEMBANGUNAN KARAKTER ANTI KORUPSI AWALI LANGKAHKU Disusun oleh : SANDRA SEPTYA MEGA SARI NIM : 071211532013 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciEtik UMB KORUPSI DAN PENYEBABNYA. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. M.Pd. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen
Etik UMB Modul ke: KORUPSI DAN PENYEBABNYA Fakultas FEB Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. M.Pd. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KORUPSI Arti harfiah dari kata itu ialah kebusukan, keburukan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau corruptus yang mempunyai arti kerusakan atau kebobrokan. sebagainya. Selain itu korupsi juga diartikan sebagai:
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Korupsi 1. Pengertian korupsi Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dijumpai dimana-mana, fakta menunjukkan bahwa korupsi tersebut ada disetiap negara negara berkembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara etimologis kata hakim berasal dari arab hakam; hakiem yang berarti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang diharapkan mampu memberikan kedamaian pada masyarakat saat kekuasaan negara seperti eksekutif dan kekuasaan legislatif hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan korupsi yang terjadi di Indonesia selalu menjadi hal yang hangat dan menarik untuk diperbincangkan. Salah satu hal yang selalu menjadi topik utama
Lebih terperinciJERAT BUDAYA KORUPSI MASYARAKAT DI INDONESIA
JERAT BUDAYA KORUPSI MASYARAKAT DI INDONESIA Kata korupsi mungkin sudah sering terdengar oleh Anda sekalian sebagai mahasiswa dan warga negara Indonesia. Pers dan media sosial hampir setiap hari menuliskan
Lebih terperinciPEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN
PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN DASAR HUKUM KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara
Lebih terperinciAssalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR-RI PADA ACARA GERAKAN INDONESIA ANTIKORUPSI BERSAMA RAKYAT KITA PERANG TERHADAP KORUPSI Di Sasono Langen Budoyo, TMII, Jakarta 8 Desember
Lebih terperinciKAITAN EFEK JERA PENINDAKAN BERAT TERHADAP KEJAHATAN KORUPSI DENGAN MINIMNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH
KAITAN EFEK JERA PENINDAKAN BERAT TERHADAP KEJAHATAN KORUPSI DENGAN MINIMNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH I. Pendahuluan. Misi yang diemban dalam rangka reformasi hukum adalah
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 9 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA
PERTEMUAN KE 9 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Bab 02 Fight Corruption: be the one who helps build a better society. FAKTOR PENYEBAB KORUPSI Faktor Penyebab Korupsi 2 DUA FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil, makmur, sejahtera, dan tertib berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencatat banyak pemimpin yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi dalam lingkungan pejabat publik terutama penguasa bukanlah hal baru. Korupsi tidak hanya masalah nasional tetapi juga masalah internasional. Pelaku-pelaku
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.479, 2015 BNP2TKI. Penempatan. Perlindungan. TKI. Pelayanan. Kode Etik. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 06 TAHUN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memperlancar proses sampai korupsi besar seperti penggelapan dana Anggaran
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai ungkapan tertoreh untuk melukiskan betapa maraknya kasus korupsi di Indonesia. Pelaku tindak pidana korupsi tidak hanya dikalangan pemerintah saja,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan rakyat. Peran dan partisipasi rakyat sangat besar peranannya
Lebih terperinciKOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA
KOLUSI MERUSAK MORAL BANGSA EKA MUHAMAD NUR ROSID / 11.12.5992 KELOMPOK: I (KEADILAN) PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN: SISTEM INFORMASI DOSEN: MOHAMMAD IDRIS.P, DRS, MM LATAR BELAKANG MASALAH
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI DATA
BAB II IDENTIFIKASI DATA 2.1. Definisi Buku Saku Secara umun buku adalah kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan.
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena korupsi yang terjadi di Indonesia selalu menjadi persoalan yang hangat untuk dibicarakan. Salah satu hal yang selalu menjadi topik utama sehubungan
Lebih terperinciMempopulerkan kembali Jujur dan Integritas dalam kehidupan anak muda demi peradaban Anti- Korupsi, mungkinkah?
Menanggapi hasil riset Survey Integritas Anak Muda Transparansi Internasional Indonesia tahun 2012: Mempopulerkan kembali Jujur dan Integritas dalam kehidupan anak muda demi peradaban Anti- Korupsi, mungkinkah?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik melalui proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh berbagai ilmu berupa pengetahuan,
Lebih terperinciMEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI. Komisi Pemberantasan Korupsi
MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU PANDUAN UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI Penyusun Desain Sampul & Tata Letak Isi MPRCons Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia seutuhmya yang adil, makmur, sejahtera dan tertib berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PANCASILA KORUPSI
TUGAS AKHIR PANCASILA KORUPSI ERICH ZULKIFLI 11.02.7991 A D III MANAJEMEN INFORMATIKA Khalis Purwanto.MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 DAFTAR ISI BAB I 1. ABSTRAK 2. Latar Belakang Masalah 3. Rumusan
Lebih terperinciMENANGKAL KORUPSI DENGAN MEMAHAMI FRAUD TRIANGLE. Oleh : Juli Winarto, Ak. MM, CA Widyaiswara Badan Diklat Pemprov. Jawa Timur
MENANGKAL KORUPSI DENGAN MEMAHAMI FRAUD TRIANGLE Oleh : Juli Winarto, Ak. MM, CA Widyaiswara Badan Diklat Pemprov. Jawa Timur Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK) merupakan
Lebih terperinciModul ke: Etik UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 2. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU.
Modul ke: Etik UMB Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 2 Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU www.mercubuana.ac.id Tindakan Korupsi dan Penyebabnya - 2 Etik UMB Abstract:Korupsi di Indonesia
Lebih terperinci