Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Samarinda

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Samarinda"

Transkripsi

1 ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): ISSN , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Samarinda Krishna Yuliadi 1 Ringkasan Latar belakang penulisan ini adalah mengenai kontribusi pajak reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang kontribusi pajak reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Samarinda serta untuk mengetahui faktor penunjang dan kendala dalam kontribusi pajak reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Metodelogi dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian adalah Target dan Realisasi Penerimaan pajak reklame tahun 2009 sampai 2013, objek pajak reklame yang dipungut, faktor penunjang dan kendala terhadap kontribusi pajak reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta pengelolaan dan penerimaan pajak reklame. Pengambilan sumber data dilakukan secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan di dukung dengan data skunder yang ada. Data yang terkumpul dianalisa menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kontribusi pajak reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2009 sampai 2013 kota Samarinda masih belum mencapai target dan terlampau kecil. Adapun faktor kendala yang dihadapi seperti, adanya reklame politik dan sosial pada musim kampanye, kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak reklame, lemahnya pengawasan dari petugas terhadap reklame illegal. Kata Kunci : Pajak Reklame dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendahuluan Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan atau mengadakan perubahan-perubahan kearah keadaan yang lebih baik. Pembangunan yang ingin dicapai bangsa Indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur yang merata baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Demi tercapainya pembangunan Nasional, maka penyusunan program pembangunan tersebut mengikuti suatu pola atau tatanan yang telah ditentukan didalam pemerintah Negara Indonesia. Pembangunan yang menitikberatkan pada bidang ekonomi menuntut pemerintah agar mempersiapkan dana dalam jumlah yang besar. Besarnya 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. krishnayuliadi@gmail.com

2 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: pengeluaran dalam pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat. Untuk mengantisipasi hal itu maka pemerintah harus mencari sumber pendanaan lain ganti peningkatan penerimaan Negara dan efisiensi pengeluaran Negara dalam APBN dimaksudkan agar peranan tabungan pemerintah di dalam anggaran pembangunan Negara dapat semakin meningkat. Satu dari sekian banyak usaha untuk dapat meningkatkan penerimaan Negara terutama di luar minyak dan gas bumi adalah mengintensifkan pemungutan pajak, diantaranya yang berasal dari pajak daerah merupakan sumber pendanaan yang cukup potensial dalam memenuhi anggaran pembangunan Negara pada umumnya dan untuk anggaran daerah pada khususnya. Pajak Reklame adalah bagian dari pajak daerah yang sangat potensial yang merupakan sumber Pendapatan asli daerah (PAD) selain retribusi daerah, perusahaan daerah atau pengelolaan kekayaan daerah lainnya. Pajak Reklame merupakan salah satu jenis pajak yang dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA). Dalam peraturan daerah yang telah ditetapkan tersebut telah mengatur penyelenggaraan reklame dalam pengenaan pajak. Sesuai ketentuan Pemerintah Kota Samarinda, maka pemerintah kota mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor : 7 Tahun untuk memperkuat dalam penyelenggaraan reklame. Pemerintah Kota Samarinda mengeluarkan Peraturan Walikota Samarinda Nomor : 15 Tahun 2005, Tentang Perijinan Reklame di Kota Samarinda dan tentang Peraturan Walikota Samarinda Nomor : 16 Tahun 2005, tentang Tata Cara Penyelenggaraan reklame di Kota Samarinda. Permasalahan yang ditemukan peneliti setelah melakukan obesrvasi diantaranya, ada wajib pajak yang lalai, tidak mendaftarkan reklamenya, dan tidak melapor. Berdasarkan uraian di atas, maka penyusunan skripsi ini memilih judul ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SAMARINDA. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah 1. Kontribusi Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Samarinda. 2. Apa Saja Faktor Penunjang dan Kendala dalam mencapai penerimaan Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Samarinda. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui kontribusi Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Samarinda. 1142

3 Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan PAD (Krishna) 2. Untuk mengetahui Faktor Penunjang dan Kendala dalam mencapai penerimaan Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Samarinda. Kerangka Dasar Teori Definisi Keuangan Negara Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Pengertian Keuangan Daerah Keuangan Daerah menurut Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu: Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Sedangkan menurut Abdul Halim Keuangan Daerah ialah Semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau Daerah yang lebih tinggi serta pihakpihak lain sesuai ketentuan/ peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2004:18) Pendapatan Asli Daerah Menurut Mardiasmo (2002:132) Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah. Pajak Menurut Rochmad Soemitro dalam buku perpajakan Mardiasmo (2003:1) menyatakan sebagai berikut : Pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat cara timbal (kontra prestasi), yang langsung dapat ditujukan dan di gunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi Konsepsional Definisi konsepsional merupakan pembatasan pengertian tentang suatu konsep-konsep atau pengertian. Ini merupakan suatu unsur pokok dari suatu penelitian untuk menghindari adanya penafsiran-penafsiran yang berbeda yaitu Kontribusi Pajak Reklame merupakan peranan pada setiap jenis penerimaan Pajak Reklame yang ditinjau dari target dan realisasi dalam setiap satu tahun anggaran. Adapun Target dan Realisasi Pajak Reklame adalah merupakan batas dan hasil dalam jumlah rupiah dari penerimaan pajak reklame yang telah dianggarkan sebagai indikator keberhasilan atau ketidakberhasilan pemungutan pajak reklame. Jenis pajak reklame yang dipungut adalah jenis obyek reklame yang digunakan 1143

4 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: sebagai penerimaan pajak reklame. Sedangkan Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yamg masuk ke dalam kas daerah yang berasal dari sumber-sumber pendapatan wilayahnya sendiri berdasarkan peraturan daerah. Metode Penelitian Jenis Penelitian Sesuai dengan penelitian ini maka jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang memaparkan dan bertujuan untuk memberikan gambaran serta penjelasan tentang variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Samarinda. Fokus Penelitian Adapun fokus penelitian yang diukur dalam penelitian ini adalah mengenai proses pemungutan pajak, adalah sebagai berikut : 1. Kontribusi Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) di Kota Samarinda yang meliputi : a. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame Tahun dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) b. Objek Penerimaan Pajak Reklame yang Dipungut dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2. Faktor penunjang dan penghambat dalam mencapai penerimaan Pajak Reklame sebagai peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Sebagaimana telah diutarkan sebelumnya bahwa indikator yang diteliti dalam penelitian ini adalah kontribusi pajak. Kontribusi Pajak dalam penelitian ini adalah sumbangan yang didapat dari Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda Tahun ) Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame tahun dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2) Objek Penerimaan Pajak Reklame yang di pungut dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kontribusi Pajak Reklame dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame tahun Persoalan keuangan daerah merupakan suatu hal yang sangat potensi dan sentral bagi setiap daerah. Potensi karena segenap aspek penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah amat ditentukan atas faktor keuangan ini. Sentral karena bisa mempengaruhi bidang-bidang yang lain. Pemerintah daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dalam rangka memberikan pelayanan dan 1144

5 Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan PAD (Krishna) pembangunan kepada masyarakat secara efisien dan efektif tanpa tersedianya dana yang memadai. Dari sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah tadi, yang paling dominan memberikan kontribusi terbesar dalam struktur PAD adalah pendapatan yang berasal dari hasil pajak daerah. Pajak Reklame merupakan salah satu bagian dari pajak daerah Kota Samarinda, yang digali dan diupayakan oleh pemerintah daerah setempat dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Tabel Target dan Realisasi Pajak Reklame Kota Samarinda Tahun Anggaran No Tahun Target Realisasi Persentase Anggaran (Rp) (Rp) (%) ,50 93, ,00 87, ,50 83, , ,46 101,02 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Samarinda 2013 Adapun target dan realisasi penerimaan Pajak Reklame di Kota Samarinda tahun anggaran 2009 sampai dengan Anggaran pada tahun 2009 dengan target sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,50,- dengan pencapaian 93,40 %. Pada tahun anggaran 2010 dengan target Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- atau menurun 87,54 %. Pada tahun anggaran 2011 dengan target Rp ,- dengan realisasi Rp ,50,- atau dengan penurunan kembali 83,02 %. Kemudian pada anggaran tahun 2012 di targetkan sebesar Rp ,- dengan realisasi RP ,09,- atau mengalami banyak peningkatan hingga mencapai 108,34%. Pada tahun anggaran 2013 ditargetkan Rp ,- dengan realisasi Rp ,46,- mengalami sedikit penurunan yaitu 101,02%. Penerimaan dari sektor Pajak Reklame selama tahun pengamatan pada tahun 2009 tidak mencapai target dimana pencapaian tertinggi sekitar 93,40%, namun jika dilihat dari sektor pertumbuhannya pada tahun berikutnya 2010 mengalami penurunan menjadi 87,54%, tahun 2011 menurun lagi menjadi 83,02%, dan di tahun 2012 mengalami peningkatan hingga 108,34 %. Ditahun 2013 mengalami penurunan namun sangat kecil menjadi 101,02%. A. Penerimaan Pajak Reklame Tabel Penerimaan Pajak Reklame Kota Samarinda Tahun Tahun Anggaran Penerimaan Pajak Reklame(Rp) Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Samarinda tahun

6 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: Tabel di atas menunjukkan perolehan dari Pajak Reklame selalu mengalami peningkatan, DISPENDA selalu berusaha meningkatkan Pajak Reklame di masa mendatang seiring dengan otonomi daerah. Potensi reklame di Kota Samarinda di pandang sangat besar mengingat Kota Samarinda merupakan kota dagang dan jasa sehingga gairah usaha dan perdagangan yang semakin meningkat. Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25% dan ditetapkan dengan peraturan daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi masingmasing Kabupaten/Kota. Dengan demikian setiap daerah diberi kewenangan untuk besarnya tarif pajak yang mungkin berbeda dengan daerah lainnya, asalkan tidak lebih dari 25%. B. Tarif Pajak Reklame Kota Samarinda Adapun untuk tarif pajak yang dikenakan untuk pengguna jasa reklame tetap dan insidentil baik jenis Baliho, Papan/Billboard, Neon Box adalah sebagai berikut : Tabel Tarif Pajak Reklame Kota Samarinda Kelas Reklame Tetap/Permanen Reklame Insidentil Jalan A Rp /M²/Tahun Rp /M²/Tahun B Rp /M²/Tahun Rp /M²/Tahun C Rp /M²/Tahun Rp /M²/Tahun D Rp /M²/Tahun Rp /M²/Tahun Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Samarinda Izin diberikan dalam bentuk Surat Izin Penyelenggaraan Reklame (SIPR). Izin penyelenggaraan reklame tetap sebagaimana dimaksud, diberikan untuk penyelenggaraan reklame tetap diberikan jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. Sedangkan penyelenggaraan reklame insidentil diberikan waktu untuk penyelenggaraan reklame dengan jangka waktu : a. Paling singkat 7 (tujuh) hari dan paling lama 30 (tiga puluh) hari dan tidak dapat diperpanjang biasanya untuk jenis reklame baliho/billboard, balon udara, film/slide, dan peragaan b. Paling singkat 3 (tiga) hari dan paling lama 30 (tiga puluh) hari dan tidak dapat diperpanjang biasanya untuk jenis reklame jenis kain, spanduk dan umbul-umbul. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat melalui Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Besarnya kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) disusun ukuran sebagai berikut : 80% - 100% = Besar Sekali 60% - 79% = Besar 40 % - 59% = Cukup Besar 1146

7 Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan PAD (Krishna) 20% - 39% = Cukup 0% - 19% = Kecil (Sumber: DISPENDA Kota Samarinda) a. Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah Penerimaan Pajak Reklame Kontribusi Pajak Reklame = X 100 % Pajak Daerah (Sumber : Nugroho Budiyuwono, 1995 : 160 ) Tabel Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah Kota Samarinda tahun No Tahun Anggaran Pajak Reklame (Rp) Pajak Daerah (Rp) Kontribusi (%) , , , , , , , , , , Rata-rata Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Samarinda 2013 Dari tabel terlihat bahwa kontribusi Pajak Reklame terhadap pajak daerah selama lima tahun rata-rata sebesar 8,03 %. Hal ini menunjukan bahwa pajak reklame kecil dalam memberikan kontribusi pajak daerah. b. Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Penerimaan Pajak Reklame Kontribusi Pajak Reklame = X 100 % Pendapatan Asli Daerah (Sumber : Nugroho Budiyuwono, 1995 : 160 ) Tabel Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Samarinda tahun No Tahun Anggaran Pajak Reklame (Rp) Pendapatan Asli Daerah(Rp) Kontribusi (%) (1) (2) (3) (4) (5) ,93 3, ,32 2, ,14 3, ,45 2, , Rata-rata 2,88 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Samarinda 2013 Menurut tabel diatas terlihat bahwa kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah selama lima tahun rata-rata sebesar 2,88%. Hal ini menunjukan bahwa Pajak Reklame kecil dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Walaupun kontribusi Pajak Reklame kecil 1147

8 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan tetapi cukup berarti dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintah. Objek Penerimaan Pajak Reklame yang Dipungut Berdasarkan data di lapangan pada Anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda, penerimaan Pajak Reklame sebagai penyelenggara reklame yang ditetapkan menjadi objek Pajak Reklame Kota Samarinda adalah sebagai berikut : Tabel Target Dan Realisasi Objek Penerimaan Pajak Reklame No Tahun Anggaran Objek Pajak Reklame Target (Rp) Realisasi (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Reklame Papan/Billboard/ Videotorn/Megatorn Reklame Kain Reklame Selebaran Reklame Berjalan Reklame Papan/Billboard/ Videotorn/Megatorn Reklame Kain Reklame Selebaran Reklame Berjalan Reklame Papan/Billboard/ Videotorn/Megatorn Reklame Kain ,50 Reklame Selebaran Reklame Berjalan Reklame ,09 Papan/Billboard/ Videotorn/Megatorn Reklame Kain Reklame Selebaran Reklame Papan/Billboard/ Videotorn/Megatorn 1148 Reklame Berjalan ,76 Reklame Kain ,70 Reklame Selebaran Reklame Berjalan Sumber : Dinas Pendapatan Daerah 2013 Pada tahun 2006 dan 2007 tidak terdapat data rincian penerimaan Pajak Reklame dikarenakan belum adanya pengelolaan rincian anggaran dari DPPKAD yang mengatur penerimaan pajak reklame berdasarkan jenis reklame namun pada tahun 2008 hingga 2009 telah dibuat rincian penerimaan Pajak Reklame

9 Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan PAD (Krishna) berdasarkan jenis pajak reklame seperti, reklame papan/billboard,videotorn, megatorn, reklame kain, reklame selebaran, dan reklame berjalan. 1. Reklame Megatron Reklame megatron adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan alat elektronik audio visual berupa pesawat pemancaar yang menampilkan beberapa gambar atau naskah reklame secara sendiri-sendiri. Seperti terlihat di jalan M. Yamin dan jalan Kesuma Bangsa. 2. Reklame Papan atau Bilboard Reklame papan atau billboard adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kayu, plastik, fibre glass, mika, plastik kaca, batu, logam, alat penyinar atau bahan lain yang berbentuk lampu pijar atau antara lain yang bersinar yang dipasang pada tempat yang disediakan berdiri sendiri atau dengan cara digantungkan atau ditempelkan. 3. Reklame Kain Reklame kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain, dan atau bahan lain yang sejenis dengan itu. Reklame kain contohnya adalah umbul-umbul, reklame jenis ini sering digunakan pada acara-acara insidentiil, atau acara-acara tertentu saja. 4. Reklame Selebaran Reklame selebaran adalah reklame yang berbentuk selebaran lepas diselenggarakan dengan cara diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantungkan, pada suatu benda lain 5. Reklame Berjalan Reklame berjalan adalah reklame yang berpindah dari lokasi satu atau ke lokasi lain dengan suara atau tidak dengan suara. Reklame pada bus yang berjalan dengan iklan ban mobil, jamu tradisional dan mie instans adalah contoh reklame berjalan. Faktor Penunjang dan Kendala dalam Mencapai Penerimaan Pajak Reklame dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dari Penelitian yang dilakukan penulis di lapangan, terdapat beberapa faktor penunjang dan penghambat dalam proses penyelenggaraan reklame. Faktor penunjang merupakan suatu faktor yang menyebabkan kualitas didalam pengelolaan penerimaan Pajak Reklame menjadi lebih baik guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda. Faktor-faktor penunjang Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sebagai berikut : 1. Sarana dan prasarana pelayanan pajak, seperti adanya loket-loket pembayaran untuk memudahkan pelayanan pembayaran oleh wajib pajak dalam satu tempat. 2. Tersedianya payung hukum Pajak Reklame seperti Peraturan Daerah nomor 07 tahun 2006 tentang pajak reklame serta Peraturan Walikota Nomor 15 dan 16 tahun

10 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: Tersedianya sumber daya aparatur atau petugas yang menangani penarikan Pajak Reklame 4. Kesadaran membayar Pajak Reklame dari pemilik atau pengguna jasa reklame (subjek pajak) Pembahasan Pada bagian ini penulis akan mengemukakan tentang pembahasan terhadap data yang telah dikemukakan mengenai masalah ini. Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab III, bahwa penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis data model interaktif maka dalam pembahasannya harus menggambarkan dan menjabarkan fenomena data yang diperoleh dilapangan yang didukung hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis. Kontribusi Pajak Reklame dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) I. Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pajak Daerah Kontribusi Pajak Reklame Kota Samarinda terhadap pajak daerah selama lima tahun rata-rata sebesar 8,03%. Hal ini menunjukkan bahwa pajak reklame kecil dalam memberikan kontribusi terhadap pajak daerah, karena disebabkan banyaknya reklame yang sifatnya sosial dan politik sehingga hilangnya kesempatan dari reklame bisnis atau komersil, pemasangan reklame yang tidak ada izinnya dari instansi yang terkait atau kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengurus izin pemasangan reklame dapat dikatakan lemahnya pengawasan dari aparat, dan pengusaha reklame yang tidak membayar pajak namun setelah ditelusuri sudah pindah tempat atau alamat. II. Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda Kontribusi Pajak Reklame Kota Samarinda terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama lima tahun rata-rata sebesar 80,96%. Hal ini menunjukkan bahwa Pajak Reklame kecil dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena disebabkan banyaknya reklame yang sifatnya sosial dan politik sehingga hilangnya kesempatan dari reklame bisnis atau komersil, pemasangan reklame yang tidak ada izinnya dari instansi yang terkait atau kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengurus izin pemasangan reklame dapat dikatakan lemahnya pengawasan dari aparat, dan pengusaha reklame yang tidak membayar pajak namun setelah ditelusuri sudah pindah tempat atau alamat. Walaupun kontribusi pajak reklame kecil terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan tetapi cukup berarti dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintah. Target dan Realisasi penerimaan pajak reklame tahun 2009 sampai 2013 Dari data yang disajikan oleh penulis pada bab sebelumnya mengenai target dan realisasi penerimaan dari sektor Pajak Reklame pada tahun anggaran terlihat bahwa realisasi penerimaan Pajak Reklame Kota Samarinda dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan. 1150

11 Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan PAD (Krishna) Pajak Reklame merupakan salah satu sumber pendapatan yang potensial untuk membiayai pembangunan kota. Perkembangan sektor usaha dan pariwisata di Kota Samarinda yang pesat akan membawa dampak terhadap kebutuhan organisasi akan promosi dan publikasi di ruang publik, hal tersebut berimbas pada pertumbuhan objek pajak reklame yang akan semakin meningkat. Namun sangat mengherankan bahwa kontribusi pendapatan pajak ini begitu sedikit. Adapun target dan realisasi penerimaan Pajak Reklame di Kota Samarinda tahun anggaran 2009 sampai dengan Anggaran pada tahun 2009 terealisasi dengan pencapaian 93,40 %. Pada tahun anggaran 2010 terealisasi atau menurun 87,54 %. Pada tahun anggaran 2011 terealisasi atau dengan penurunan kembali 83,02 %. Kemudian pada anggaran tahun 2012 terealisasi atau mengalami peningkatan hingga 108,34%. Ditahun 2013 terealisasi dengan pencapaian 101,02 %. Penerimaan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah tiap tahunnya belum mencapai target yang ditetapkan. Hanya pada tahun 2012 dan 2013 penerimaan Pajak Reklame mengalami peningkatan dan melebihi target yang dianggarkan. Pada tahun 2009 sampai 2011 penerimaan Pajak Reklame mengalami penurunan dan tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Penurunan ini disebabkan oleh banyaknya reklame yang bersifat sosial dan politik atau alat peraga kampanye (algaka) akibat musim pemilu sehingga Pajak Reklame bisnis atau komersil kehilangan kesempatan, pengguna jasa reklame pada saat penagihan tidak berada ditempat atau sudah pindah keluar kota sehingga penarikan pajak tidak dapat dilaksanakan, serta pengguna jasa reklame illegal karena lemahnya pengawasan dari petugas. Objek Penerimaan Pajak Reklame yang Dipungut Dengan melihat keadaan yang terjadi sebaiknya potensi pajak reklame sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah perlu ditingkatkan lagi, antara lain dengan mencari objek-objek reklame baru yang dapat dikenakan pajak reklame, yang objek-objek reklame ini pada waktu yang lalu tidak dikenakan pajak. Upaya Pemerintah dalam peningkatan dan pembinaan terhadap para wajib pajak supaya lebih baik dalam pelayanan yang semaksimal dan secepat mungkin terhadap wajib pajak, antara lain dengan diadakan penataran-penataran yang berkesinanbungan terhadap para wajib pajak. Pihak Dispenda dan Pemerintah Daerah setempat perlu memberikan penerangan, pengawasan dan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh wajib pajak. Penerimaan Pajak Reklame Kota Samarinda terdapat 5 (lima) jenis objek reklame yang menjadi sasaran penerimaan Pajak Reklame sebagai pajak daerah baik yang bersifat permanen dan insidentil (sementara). Adapun jenis obyek reklame tersebut adalah reklame megatron, reklame papan/billboard,reklame selebaran, reklame kain, dan reklame berjalan. Untuk meningkatkan penerimaan Pajak Reklame diharapkan DISPENDA Kota Samarinda dapat mencari objek Pajak Reklame baru sebagai usaha peningkatan penerimaan Pajak Reklame guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda. 1151

12 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: Faktor Penunjang dan Kendala dalam Mencapai Penerimaan Pajak Reklame dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda Faktor faktor penunjang dalam penyelenggaraan reklame yaitu Adanya sarana dan prasarana penunjang dalam meningkatkan penerimaan Pajak Reklame, seperti loket-loket pembayaran pajak dalam satu tempat maka dapat memudahkan dan memberikan kenyamanan kepada para wajib pajak dalam melaksanakan transaksi pembayaran Pajak Reklame sehingga tidak perlu lagi melaksanakan proses transaksi dalam waktu yang relative lama, dan fasilitas mobil keliling demi memudahkan pelaksanaan proses izin dan pembayaran Pajak Reklame. Adanya Peraturan Daerah Nomor 07 tahun 2006 mengenai pajak reklame di Kota Samarinda didukung dengan dikeluarkan Peraturan Walikota Nomor 15 Tahun 2005 tentang perijinan penyelenggaraan reklame, dan Peratura Walikota Nomor 16 tahun 2005 tentang tata cara penyelenggaraan reklame dapat berjalan sesuai dengan fungsinya dalam memberikan kontribusi penerimaan terhadap pendapatan asli daerah. Dalam upaya peningkatan pelaksanaan pungutan Pajak Reklame, pihak pemerintah daerah mengeluarkan ketetapan tersebut sebagai dasar hukum yang sah untuk mengatur dalam penyelenggaraan reklame maupun dalam pungutan pajak reklame, ketetapan yang telah ditetapkan dan disepakati merupakan pelaksanaan pungutan pajak dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan yakni memberikan peningkatan terhadap PAD Kota Samarinda. Pembinaan sumber daya manusia aparatur pemerintah dalam menangani penarikan pajak reklame. Dibentuknya tim penarikan pajak disetiap kecamatan seluruh Kota Samarinda terdapat masing-masing koordinator penarikan Pajak Reklame. Adanya tim yang telah disesuaikan tugasnya seperti tim peremajaan data, dan tim reklame yang telah ditetapkan pada Peraturan Walikota Nomor 16 Tahun Oleh karena itu, penetapan kebijakan diharapkan akan dapat memperjelas arah dan tujuan dalam pelaksanaan penyelenggaraan dan pemungutan Pajak Reklame yang menjadi pedoman bagi pelaksanaan Pajak Reklame. Kesadaran dari pengguna jasa reklame dalam melaksanakan pembayaran pajak reklame diharapkan dapat terwujud dengan baik, peran aparat pemerintah daerah yang pro aktif dalam memberikan sosialisasi dan penyuluhan tentang pentingnya membayar pajak sehingga menjadi faktor penunjang untuk meningkatkan penerimaan Pajak Reklame. Pengaruh kesadaran masyarakat dalam membayar pajak sangatlah penting karena ketepatan ataupun keterlambatan dalam pembayaran dapat mempengaruhi tingkat penerimaan pajak reklame. Kelalaian masyarakat sebagai wajib pajak dapat mempengaruhi penurunan penerimaan pajak sehingga berdampak pada penurunan tingkat pendapatan daerah. Faktor kendala yang dihadapi dalam mencapai penerimaan Pajak Reklame dalam meningkatkan pendapatan asli daerah adalah banyaknya reklame politik dan sosial pada masa musim pemilu akibatnya terjadi penurunan penerimaan 1152

13 Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan PAD (Krishna) Pajak Reklame, ini disebabkan tidak ada aturan Undang-undang atau Perda yang mengatur dalam hal penerimaan pajak dari reklame politik dan sosial sehingga hilangnya kesempatan dari penyelenggaraan reklame komersil. Pengguna jasa reklame yang lalai dalam memenuhi kewajiban dalam membayar pajak, pada saat penagihan tidak berada ditempat atau pindah tanpa melakukan pemberitahuan sehingga menyulitkan petugas pajak dalam melaksanakan penagihan. Lemahnya pengawasan dari petugas dalam mendeteksi papan reklame sehingga terdapat pengguna jasa reklame yang tidak berijin dan memasang reklame di tempat yang telah dilarang seperti tiang listrik dan pohon di pinggir jalan. Usaha yang ditempuh dalam pelaksanaan penyelenggaraan reklame dalam meningkatkan penerimaan Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu: 1. Intensifikasi Yaitu suatu cara untuk memperbesar jumlah pendapatan dimana sumbersumber penerimaan yang ada ditingkatkan dengan cara : a) Melakukan Peremajaan data yang tiap 3 bulan diaccroskan oleh tim peremajaan data. b) Melakukan sosialisasi Peraturan Daerah No. 07 tahun 2006 tentang penyelenggaraan reklame, Peraturan Walikota Nomor 15 tahun 2005 tentang perizinan reklame, serta Peraturan Walikota Nomor 16 tahun 2006 tentang tata cara penyelenggaraan reklame. c) Menyederhanakan sistem dan prosedur perijinan pemasangan Pajak Reklame d) Melakukan pengawasan berkala dan berkesinambungan dengan SKPD terkait dalam menertibkan reklame yang tidak membayar pajak. 2. Ekstensifikasi Yaitu cara meningkatkan penerimaan pajak dengan melakukan perluasan pemungutan pajak dalam arti melakukan pendataan serta mencari objek pajak reklame baru yang dapat dikenakan Pajak Reklame, yang objek-objek ini pada waktu yang lalu tidak dikenakan pajak. Penutup Kontribusi Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda dari hasil perhitungan selama 5 (lima) tahun rata-rata 80, 96%, hal ini menunjukan bahwa Pajak Reklame relatif kecil dalam memberikan kontribusi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 1) Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame tahun Penerimaan Pajak Reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah tiap tahunnya belum mencapai target yang telah ditetapkan. Realisasi penerimaan dari sektor Pajak Reklame Kota Samarinda dalam tahun anggaran 2013 telah melebihi target yaitu sekitar 101,02%, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan 1153

14 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: hingga 93,40%. Pada tahun 2011 penerimaan dari Pajak Reklame kembali menurun hingga 83,02% dan tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 101,02%. Dari pertumbuhan penerimaan Pajak Reklame pada tahun pengamatan mengalami penurunan meskipun ada peningkatan di beberapa tahun terakhir. 2) Objek Penerimaan Pajak Reklame yang di pungut Penerimaan Objek Pajak Reklame yang dipungut terdapat 5 (lima) jenis reklame yang menjadi sumber pajak Kota Samarinda yaitu reklame megatron, reklame papan/billboard, reklame kain, reklame selebaran, dan reklame berjalan. Faktor penunjang dalam penyelenggaraan reklame yaitu adanya sarana dan prasarana yang menunjang penerimaan Pajak Reklame seperti tersedianya loketloket pembayaran dalam satu tempat yang dapat memudahkan dan memberikan kenyamanan wajib pajak untuk melaksanakan transaksi pembayaran pajak reklame serta memberikan kemudahan bagi wajib pajak, peraturan Daerah Nomor 07 tahun 2006 mengenai Pajak Reklame di Kota Samarinda, didukung Peraturan Walikota Nomor 15 tahun 2005 tentang perijinan penyelenggaran reklame dan Peraturan Walikota Nomor 16 tahun 2005 tentang tata cara penyelenggaraan reklame. Pembinaan sumber daya manusia aparatur pemerintah dalam menangani penarikan Pajak Reklame. Dan kesadaran dari pengguna jasa reklame dalam melaksanakan proses perizinan dan pembayaran Pajak Reklame. Kendala mencapai penerimaan Pajak Reklame dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda yaitu banyaknya reklame politik dan sosial pada masa musim pemilu akibatnya terjadi penurunan penerimaan Pajak Reklame, pengguna jasa reklame yang lalai dalam memenuhikewajiban dalam membayar pajak, dan lemahnya pengawasan dari petugas dalam mendeteksi papan reklame. DISPENDA Kota Samarinda dalam mengoptimalkan realisasi penerimaan yang berasal dari sumber Pajak Reklame dari tahun ke tahunnya sebaiknya memiliki upaya seperti mengawasi dan mengevaluasi penetapan tarif pajak reklame, serta meningkatkan kualitas data obyek dan subyek pungutan pajak reklame. DISPENDA Kota Samarinda dalam mengoptimalkan penerimaan pajak reklame sebaiknya menambah jenis data objek pajak reklame, seperti menambah objek-objek pajak reklame baru yang dapat dikenakan pajak. DISPENDA Kota Samarinda sebaiknya memiliki aturan hukum mengenai pemasangan reklame politik dan sosial seperti penetapan lokasi pemasangan reklame serta masa berlakunya sehingga dapat mengatasi masalah pelanggaran pemasangan reklamepolitik dan sosial, melaksanakan sanksi-sanksi perpajakan secara tegas dan konsekuen terhadap wajib pajak yang menghindari pembayaran pajak reklame dan data yang tidak lengkap serta alamat yang tidak jelas diminta kejelasannya. Dalam hal ini dituntut kesadaran sepenuhnya dari wajib pajak sehingga memudahkan dalam melaksanakan pembaruan data. 1154

15 Analisis Kontribusi Pajak Reklame Dalam Meningkatkan PAD (Krishna) Sebaiknya upaya DISPENDA Kota Samarinda dalam memberikan pelayanan/bantuan terhadap wajib pajak reklame dalam melaksanakan pembinaan terhadap wajib pajak dalam memahami prosedur, antara lain dengan mengadakan penyuluhan atau sosialisasi yang berkesinambungan terhadap wajib pajak. Untuk pemerintah kota Samarinda sebaiknya lebih meningkatkan penerimaan pajak reklame yang kemudian diikuti oleh peningkatan presentase pertumbuhan pajak reklame dari tahun ke tahun, dengan memperhatikan faktor yang berpengaruh seperti kesadaran dalam pembayaran pajak khususnya pajak reklame. Sebaliknya dalam presentase pertumbuhan pajak reklame agar pemerintah dapat mempertahankan dan lebih meningkatkannya untuk lebih baik lagi. Daftar Pustaka Arikunto, S Prosedur Penelitian, Rineka Cipta. Jakarta Hartono Kamus Praktis Bahasa Indonesia Mardiasmo Perpajakan. Andi, Yogyakarta Munir, Dasril, Henry Arys Djuanda Kebijakan Dan Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta: YPAPI Rachim, Abd Menyiasati dan Memikul Keuangan Daerah Kota Samarinda. Airlangga University Press, Surabaya Poerwadarminta, WJS Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Prakoso, Bambang. Kesit Pajak dan Retribusi Daerah. Uii, Yogyakarta. Sadono Sukirno, 1994, Pengantar Teori Makro Ekonomi, edisi kedua, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. Samudra, Azhari, A Perpajakan di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Saragi, Panglima. Juli Desentralisasi fiskal dan keuangan daerah dalam otonomi. Ghalia Indonesia, Jakarta. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alvabeta. Supriatna, Tjahya Sistem Administrasi Pemerintahan di daerah. Bumi Aksara, Jakarta. T.Guritno, Kamus Ekonomi, Jakarta: Erlangga Dokumen-dokumen Undang-undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2004, Tentang Pemerintah Daerah. Undang-undang Republik Indonesia No.33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Peraturan Walikota Samarinda No.15 Tahun 2005, tentang Perijinan Reklame. Peraturan Walikota Samarinda No.16 Tahun 2005, tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame. Peraturan Daerah Kota Samarinda No.7 Tahun 2006, tentang Pajak Reklame. 1155

KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KUDUS

KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KUDUS KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN KUDUS Oleh : Dhani Kurniawan*) Abstraksi Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan atau mengadakan

Lebih terperinci

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE 2012-2016 Arum Kusumaningdyah Adiati, Diessela Paravitasari, Trisninik Ratih Wulandari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS Surakarta Email : adiati_rk@yahoo.com

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

KONTRIBUSI PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN NUNUKAN ejournal Administrasi Negara, 2013, 1 (2): 324-337 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2013 KONTRIBUSI PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI Zulistiani Universitas Nusantara PGRI Kediri zulis.tiani.zt@gmail.com Abstrak Kota Kediri mempunyai wilayah yang cukup strategis

Lebih terperinci

UPAYA DINAS PENDAPATAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PAJAK REKLAME DI KOTA SAMARINDA

UPAYA DINAS PENDAPATAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PAJAK REKLAME DI KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Administrasi, 4 (2) 2014 : 1473 1486 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2014 UPAYA DINAS PENDAPATAN DAERAH DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PAJAK REKLAME DI KOTA SAMARINDA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA CIMAHI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA CIMAHI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN WALIKOTA CIMAHI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PERHITUNGAN HASIL NILAI SEWA REKLAME ATAU BIAYA PEMASANGAN SERTA KETINGGIAN DAN NILAI STRATEGIS PEMASANGAN REKLAME BERBANDING UMUR EKONOMIS/LAMA PEMASANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang mensejahterakan rakyat dapat dilihat dari tercukupinya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang mensejahterakan rakyat dapat dilihat dari tercukupinya BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia `merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang akan selalu melakukan pembangunan nasional guna mensejahterahkan rakyatnya. Pembangunan yang mensejahterakan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

EFEKTIFITAS PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA EFEKTIFITAS PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA Oleh: ENY KUSTIYAH & SURYANI Universitas Islam Batik Surakarta Pajak daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pajak Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti berurusan dengan pajak, oleh karena itu masalah pajak juga menjadi masalah seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan merupakan usaha terencana dan terarah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial budaya sebagai pendukung keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan yang dilaksanakan secara bersama-sama. Untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK REKLAME. definisi masing-masing yang berbeda-beda mengenai pajak. Meskipun, berbagai

BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK REKLAME. definisi masing-masing yang berbeda-beda mengenai pajak. Meskipun, berbagai BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK REKLAME A. Pengertian Pajak Banyak ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan pengertian atau definisi masing-masing yang berbeda-beda mengenai pajak. Meskipun, berbagai defenisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dampak positif dari reformasi total di Indonesia, telah melahirkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemungutan serta pengelolaan pajak dibagi menjadi dua yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah suatu pajak yang dikelola dan dipungut oleh Negara,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2010 NOMOR 7

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2010 NOMOR 7 BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2010 NOMOR 7 SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa reklame

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Obyek Penelitian 4.1.1 Pemerintah Kota Cimahi Kota Cimahi terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Cimahi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan tata cara pemerintahan terwujud dalam bentuk pemberian otonomi daerah dan desentralisasi fiskal dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Konsekuensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan adalah pajak. Sehingga dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

PENERAPAN BASIS AKRUAL PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GORONTALO

PENERAPAN BASIS AKRUAL PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GORONTALO PENERAPAN BASIS AKRUAL PAJAK REKLAME DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN GORONTALO Sutrisno Rivai, Hartati Tuli, Usman Jurusan Akuntansi, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT T E N T A N G PAJAK REKLAME

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT T E N T A N G PAJAK REKLAME A. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT T E N T A N G PAJAK REKLAME Dalam penyelenggaraan pemerintahan, Daerah mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urusan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK REKLAME, NILAI STRATEGIS PENYELENGGARAAN REKLAME DAN PERHITUNGAN PAJAK REKLAME WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK REKLAME, NILAI STRATEGIS PENYELENGGARAAN REKLAME DAN PERHITUNGAN PAJAK REKLAME WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Pajak..., Hendra, Fakultas Ekonomi 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Pajak..., Hendra, Fakultas Ekonomi 2015 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, oleh karena itu menempatkan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI Oleh: Muhammad Alfa Niam Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri,Kediri Email: alfa_niam69@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemerintahan di negara Indonesia khususnya dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemerintahan di negara Indonesia khususnya dalam sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak bergulirnya era reformasi telah terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan di negara Indonesia khususnya dalam sistem pemerintahan di daerah. Perubahan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH I. UMUM Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, tiap tiap daerah mempunyai hak dan kewajiban mengatur dan mengurus

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. Puspitasari dkk (2016) menjelaskan bahwa 1. Proses pemungutan Pajak

BAB II. Tinjauan Pustaka. Puspitasari dkk (2016) menjelaskan bahwa 1. Proses pemungutan Pajak BAB II 1. Penelitian Terdahulu Tinjauan Pustaka Puspitasari dkk (2016) menjelaskan bahwa 1. Proses pemungutan Pajak Parkir di Kota Malang telah dilaksanakan dengan baik. Proses pemungutan telah dilaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2008 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2008 Seri : E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2008 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA SURAKARTA TAHUN 1990-2010 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENEMPATAN REKLAME WALIKOTA GORONTALO,

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENEMPATAN REKLAME WALIKOTA GORONTALO, WALIKOTA GORONTALO PERATURAN WALIKOTA GORONTALO NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG IZIN PENEMPATAN REKLAME WALIKOTA GORONTALO, Menimbang : a. bahwa reklame merupakan benda atau alat yang akan dipasang pada tempat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri) EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri) Ayu Wulansari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Islam Kadiri ABSTRAK Pemerintah daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839); Menimbang : a. PEMERINTAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber terbesar penerimaan dalam negeri dan merupakan sumber pemasukan keuangan

I. PENDAHULUAN. sumber terbesar penerimaan dalam negeri dan merupakan sumber pemasukan keuangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu penerimaan Negara, yang beberapa tahun belakangan ini menjadi sumber terbesar penerimaan dalam negeri dan merupakan sumber pemasukan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelesaian Sengketa Pajak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 2.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelesaian Sengketa Pajak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir seluruh negara di dunia telah mengakui bahwa pajak dari waktu ke waktu telah menjadi sumber utama penerimaan negara dan bahwa pajak adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui potensi dan apa yang

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA

KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA 1 KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH KOTA SAMARINDA Jonetta Triyanti. D, H.Eddy Soegiarto K, Imam Nazarudin Latif Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional, Indonesia menganut pada asas desentralisasi dengan memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digolongkan menjadi penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. digolongkan menjadi penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terwujudnya masyarakat yang Adil, makmur dan merata berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah tujuan yang menjadi idaman masyarakat setelah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang : a. bahwa reklame merupakan salah satu alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan

I. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi negara yang dibayarkan oleh masyarakat. Pajak juga sebagai iuran pemungutan

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, otonomi daerah, pajak daerah, retribusi daerah, UU No. 32 Tahun 2004

Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, otonomi daerah, pajak daerah, retribusi daerah, UU No. 32 Tahun 2004 ABSTRAK Huslandari, Afrilyanita, Ery. 2009. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Pajak dan Retribusi Daerah di Kabupaten Probolinggo pada Era Otonomi Daerah Berdasarkan Undang-Undang No.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH KOTA MAKASSAR (STUDI DI DISPENDA KOTA MAKASSAR)

IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH KOTA MAKASSAR (STUDI DI DISPENDA KOTA MAKASSAR) IMPLEMENTASI PERDA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH KOTA MAKASSAR (STUDI DI DISPENDA KOTA MAKASSAR) Oleh: ISMAIL Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar MANAN SAILAN Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga keuntungan selisih nilai tukar rupiah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga keuntungan selisih nilai tukar rupiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu sumber keuangan daerah yang juga merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom. Setiap

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH I. PENJELASAN UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH Peraturan Daerah ini merupakan pengaturan kembali dan sebagai pengganti serta penyempurnaan peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam upaya pelaksanaan pembangunan nasional, hal yang paling penting adalah ketersediaan dana oleh suatu negara yang diperlukan untuk pembiayaan pengeluaran pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah khususnya Daerah Tingkat II (Dati II) merupakan titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui potensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah negara yang dibayarkan oleh masyarakat. Pajak juga sebagai iuran pemungutan yang dapat dipaksakan

Lebih terperinci

KONSTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PAMEKASAN

KONSTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PAMEKASAN KONSTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN PAMEKASAN R. Agoes Kamaroellah (Jurusan Ekonomi & Bisnis Islam STAIN Pamekasan, Email: agoeskamaroellah.stain@gmail.com) Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien. Tercapainya efisiensi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien. Tercapainya efisiensi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan pada hakekatnya adalah proses perubahan secara terus menerus, yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju ke arah yang ingin dicapai. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki fungsi dalam. mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki fungsi dalam. mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki fungsi dalam mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Agar dapat mewujudkan hal tersebut, segala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan. Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara

BAB II KAJIAN TEORI. Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan. Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara 10 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Definisi Pajak Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Otonomi Daerah Pergantian Pemerintahan dari Orde Baru ke orde Reformasi menuntut pelaksanaan otonomi daerah yang memberikan kewenangan yang lebih luas, nyata dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan. Ketersediaan dana, menjadi salah satu factor yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan. Ketersediaan dana, menjadi salah satu factor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah Republik Indonesia, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dalam proses

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Pengelolaan keuangan daerah merupakan sub-sistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan Pemerintahan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 08 Tahun 2004 Seri B PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 08 Tahun 2004 Seri B PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 08 Tahun 2004 Seri B PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG

Lebih terperinci

TESIS. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister. Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Tata Negara.

TESIS. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister. Program Studi Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Tata Negara. REALISASI PENDAPATAN PAJAK REKLAME DALAM PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 1998 DI KABUPATEN WONOGIRI (Studi Kasus Di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Wonogiri) TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IJIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IJIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERIAN IJIN PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa untuk ketertiban penyelenggaraan

Lebih terperinci

Andri Fathian Noor 1

Andri Fathian Noor 1 ejournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (1): 1634-1645 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 TINJAUAN TENTANG KONTRIBUSI PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah yang diterapkan di Indonesia merupakan bentuk dari desentralisasi fiskal sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Otonomi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2002. TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SLEMAN NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akhir Tujuan bangsa Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Alinea ke-iv, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. untuk membiayai kegiatannya, maka pemerintah daerah juga menarik pajak

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. untuk membiayai kegiatannya, maka pemerintah daerah juga menarik pajak BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya otonomi daerah, dalam pelaksanaan pembangunan daerah diberi tugas dan wewenang untuk mengurus rumah tangganya sendiri, anggaran keuangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wilayah yang lebih kecil. (Josef Riwu Kaho, 1998:135) pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi atau pelayanan yang diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. wilayah yang lebih kecil. (Josef Riwu Kaho, 1998:135) pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi atau pelayanan yang diberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang pemerintahan, banyak permasalahan dan urusan yang harus diselesaikan berkaitan dengan semakin berkembang pesatnya pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, desentralisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Dalam rangka mewujudkan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah Negara yang menjujung tinggi hak dan kewajiban setiap orang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu menempatkan pajak sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah pada saat ini sedang giatnya melakukan pembangunan di segala bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 18 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK REKLAME

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 23Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Sebagai daerah otonom, daerah mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan daerah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan daerah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan suatu bangsa. Dalam rangka pembiayaan pembangunan, potensi dan peranan

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR dan BUPATI OGAN KOMERING ILIR MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR dan BUPATI OGAN KOMERING ILIR MEMUTUSKAN: 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5049); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan informasi, komunikasi, dan transportasi dalam kehidupan manusia di segala bidang khususnya bidang ekonomi dan perdagangan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan bertujuan untuk menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik. Sejalan dengan perkembangan era globalisasi, nampaknya pembangunan yang merata pada

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjaun Teori Definisi Pajak

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjaun Teori Definisi Pajak BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjaun Teori 3.1.1. Definisi Pajak Definisi pajak yang dikemukan oleh Prof. Dr Rochmat Soemitro, S.H : pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi saat ini, Pemerintah Indonesia telah mengubah sistem sentralisasi menjadi desentralisasi yang berarti pemerintah daerah dapat mengurus keuangannya

Lebih terperinci

2016 PENGARUH EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK:

2016 PENGARUH EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era otonomi daerah ini, daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Hal ini, sebagaimana diatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono (2009: 207) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali. Secara langsung, yang

BAB I PENDAHULUAN. wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali. Secara langsung, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum pajak diartikan sebagai pungutan dari masyarakat oleh negara berdasarkan undang-undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK REKLAME DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kediri)

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK REKLAME DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kediri) ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK REKLAME DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (Studi pada Dinas Pendapatan Kabupaten Kediri) NIO ANGGUN SRIPRADITA TOPOWIJONO ACHMAD HUSAINI Program Studi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMASANGAN SARANA PUBLIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMASANGAN SARANA PUBLIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU, PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMASANGAN SARANA PUBLIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU, Menimbang : a. bahwa Retribusi Daerah merupakan sumber

Lebih terperinci

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG NCA N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN` dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah. Pemerintah Pusat dan Daerah, setiap daerah otonom diberi wewenang yang lebih BAB I PENDAHULUAN` 1.1 Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah di Indonesia mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001. dengan diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah menetapkan Undang- Undang (UU)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 6 TAHUN2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 11 TAHUN2001 TENTANGPAJAKREKLAME DENGAN RAHMA T TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hakikat mendasar dari prinsip kebijakan otonomi daerah sebagaimana yang dimaksudkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan perekonomiannya, Indonesia harus meningkatkan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah salah satu negara berkembang di Asia yang berusaha mempertahankan perekonomian dari goncangan krisis global. Dalam rangka mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA NCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan suatu daerah otonom dapat berkembang sesuai dengan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah yang mulai berlaku di Indonesia sejak tahun 2001 memberi kebebasan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya, menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan pembangunan nasional tersebut. Pemerintah harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan pembangunan nasional tersebut. Pemerintah harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan nasional merupakan suatu rangkaian pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruhan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Pembangunan

Lebih terperinci

MEIDA MELIANTINI ABSTRAK

MEIDA MELIANTINI ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGAWASAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI WISATA OLEH PEMERINTAH DESA CILIANG DALAM PENCAPAIAN TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI OBYEK WISATA BATUHIU KABUPATEN PANGANDARAN MEIDA MELIANTINI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Supriyanto, 2011). (Supadmi, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Supriyanto, 2011). (Supadmi, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, dengan kekayaan alam yang dimiliki tersebut seharusnya Indonesia dapat menjadi negara yang maju

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2010 T E N T A N G PAJAK REKLAME PEMERINTAH KABUPATEN KATINGAN BAGIAN HUKUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2010 T E N T A N G PAJAK REKLAME PEMERINTAH KABUPATEN KATINGAN BAGIAN HUKUM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2010 T E N T A N G PAJAK REKLAME PEMERINTAH KABUPATEN KATINGAN BAGIAN HUKUM TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2010 TENTANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 85 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah tangganya sendiri dengan sedikit campur tangan pemerintah pusat. Pemerintah daerah mempunyai hak

Lebih terperinci