EFEKTIFITAS PEER HEALTH EDUCATION TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MASALAH KESEHATAN JANTUNG
|
|
- Yanti Vera Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEKTIFITAS PEER HEALTH EDUCATION TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MASALAH KESEHATAN JANTUNG Riza Fikriana 1, Al Afik 2 1 STIKes Kepanjen Malang 2 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Alamat Korespondensi : Jl. Trunojoyo No.16 Kepanjen Malang, ) riza_fikriana@stikeskepanjen-pemkabmalang.ac.id, 2) afik72@umy.ac.id Abstrak : Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu kurangnya perilaku hidup sehat dalam upaya mencegah masalah kesehatan jantung. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan promosi kesehatan menggunakan metode Peer Health Education. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas metode Peer Health Education terhadap pengetahuan masayarakat tentang masalah kesehatan jantung. Desain penelitian menggunakan quasy eksperimnetal dengan pendekatan pretest posttest. Sampel adalah kelompok masyarakat beresiko yang diambil dengan teknik purpossive sampling sebanyak 58 orang serta terbagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner. Pengukuran dilakukan sebelum perlakuan dan dua minggu sesudah perlakuan. Analisis data menggunakan Uji Regresi linier dengan taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peer Health Education efektif meningkatkan pengetahuan responden dengan p-value sebesar 0,013. Peer Health Education tentang pola hidup sehat meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk merubah perilaku hidup sehat, sehingga harapannya hal ini akan mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat. Dengan melakukan pola hidup sehat, masyarakat akan terhindar dari masalah kesehatan jantung sehingga dapat menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit jantung. Kata kunci : Kesehatan Jantung, Peer Health Education, Pengetahuan 1. PENDAHULUAN Penyakit jantung merupakan masalah utama yang bukan hanya terjadi di Indonesia, akan tetapi diseluruh dunia. Penyakit ini merupakan penyebab pertama kematian yang ada di dunia. Diperkirakan sebanyak 23,6 juta penduduk di dunia pada tahun 2030 akan mengalami kematian akibat serangan jantung 1. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia didapatkan bahwa sebayak 2,650,340 penduduk Indonesia didiagnosis mengalami peyakit jantung koroner. Dari jumlah tersebut, sebanyak 375,127 berasal dari wilayah Jawa Timur 2. Beberapa faktor resiko diduga menjadi penyebab terjadinya penyakit jantung antara lain pola hidup yang tidak sehat seperti pola makan, kecemasan, kurangnya aktifitas fisik serta adanya hipertensi pada seseorang 3. American Heart Association merekomendasikan beberapa tatalaksana untuk mencegah terjadinya penyakit jantung yaitu dengan meningkatkan pola konsumsi makanan sehat dengan membatasi makanan berlemak dan manis, meningkatkan aktifitas fisik dengan olahraga, mengurangi stress, mengurangi konsumsi merokok, menghindari konsumsi alkohol berlebihan serta yaitu mengontrol tekanan darah 1. Tahun 2011, WHO mengembangkan kerangka kerja tatalaksana pencegahan penyakit jantung dengan pendekatan promosi kesehatan kepada masyarakat melalui pendidikan kesehatan dan konseling dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup sehat 4. Promosi kesehatan melalui pendidikan dan Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
2 konseling ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam berpola hidup sehat 5. Peer Health Education merupakan salah satu metode pendidikan kesehatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta mempengaruhi kelompok masyarakat yang mengalami resiko masalah kesehatan jantung. Metode ini mempunyai keunggulan karena pendidikan kesehatan dilakukan oleh seseorang yang diambil dari kelompok masyarakat sendiri dan dianggap dekat atau mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi kelompok lainnya sehingga akan dengan mudah meningkatkan motivasi anggota kelompoknya untuk berperilaku hidup sehat 5. Dengan mempunyai pengetahuan yang baik, akan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang untuk berperilaku hidup sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas metode promosi kesehatan Peer Health Education dalam mengontrol tekanan darah. 2. METODE Desain penelitian menggunakan quasy eksperimental dengan pendekatan pretest-posttest nonequivalent control group design. Sampel diambil dengan teknik purpossive sampling dari kelompok masyarakat yang beresiko mengalami penyakit jantung sebanyak 58 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama sebanyak 29 responden merupakan kelompok kontrol yang mendapatkan perlakuan Peer Health Education, sedangkan 29 responden berikutnya merupakan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan Peer Health Education. Pemberian Peer Health Education tentang pola hidup sehat untuk mencegah masalah kesehatan jantung dilakukan oleh seorang Peer Health Educator yang merupakan seseorang yang ditunjuk oleh peneliti karena mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan memotivasi anggota kelompoknya. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian kuisioner. Tahapan awal dimulai dengan mengambil data pretest dengan mengukur pengetahuan tentang pola hidup sehat dan masalah kesehatan jantung masing-masing responden sesuai dengan kelompoknya. Selanjutnya pada kelompok kontrol dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan metode Peer Health Education tentang pola hidup sehat. Dua minggu sesudah mengikuti Peer Health Education, dilakukan pengukuran pengetahuan kembali. Analisis data untuk mengetahui keefektifan Peer Health Education terhadap pengetahuan responden dilakukan dengan menggunakan uji Regresi linier dengan taraf signifikansi 95%. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 HASIL Hasil analisis dengan menggunakan uji wilcoxon masing masing kelompok ditampilkan pada tabel 1. Tabel 1 Hasil Analisis Uji Wilcoxon Pengetahuan Pola Hidup Sehat Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Pengetahuan Median p-value (Minimum- Maksimum) Kelompok Perlakuan Sebelum Perlakuan Dua Minggu Setelah Perlakuan 7 (6 10) 8 (6 10) 0,003 Kelompok Kontrol Test pertama Dua Minggu Setelah Test pertama 7 (4 10) 7 (4 10) 0, SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk
3 Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa pada kelompok yang mendapatkan Peer Health Education mengalami perbedaan peningkatan pengetahuan antara sebelum mengikuti kegiatan Peer Health Education dengan sesudah mengikuti kegiatan Peer Health Education (p-value 0,003). Sedangkan pada kelompok yang tidak mendapatkan Peer Health Education, tidak terdapat perbedaan antara pengukuran pertama dengan pengukuran dua minggu setelah pengukuran pertama (p-value 0,346). Selanjutnya masing masing item pertanyaan responden pada kelompok perlakuan diidentifikasi prosentase jumlah pertanyaan yang benar seperti tertera pada tabel 2. Tabel 2. Prosentase Item Benar Pada Masing Masing Butir Pengetahuan Responden No Pengetahuan Kelompok Perlakuan (%) 1 Gejala masalah kesehatan jantung 93 2 Faktor resiko masalah kesehatan jantung 87 3 Tatalaksana pencegahan 97 4 Frekuensi aktivitas fisik / olahraga 57 5 Dampak merokok 50 6 Dampak konsumsi alkohol 80 7 Upaya pembatasan konsumsi lemak 60 8 Jenis makanan untuk kesehatan jantung 70 9 Jenis makanan beresiko meningkatkan masalah kesehatan 97 jantung 10 Pencegahan masalah kesehatan jantung : pengendalian stress/kecemasan 97 Berdasarkan pada tabel 2 di atas diketahui bahwa terdapat tiga komponen pengetahuan responden yang masih kurang yaitu pengetahuan tentang frekuensi aktifitas fisik / olahraga (57%), pengetahuan tentang dampak merokok (50%) serta pengetahuan tentang upaya pembatasan konsumsi lemak (60%). Selanjutnya dilakukan analisis uji regresi linier. Hasil uji regresi linier dengan taraf signifikansi 95% didapatkan p-value sebesar 0,013. Hal ini menunjukkan bahwa Peer Health Education tentang pola hidup sehat efektif meningkatkan pengetahuan responden. 3.2 PEMBAHASAN Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya pencegahan primer yang dapat digunakan untuk mencegah angka kesakitan dan kematian berbagai penyakit, salah satunya yaitu penyakit jantung. Beberapa metode promosi kesehatan dapat dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat agar termotivasi untuk mengikuti promosi kesehatan yang diberikan. Peer Health Education merupakan salah satu strategi metode promosi kesehatan yang digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat dengan karakteristik karakteristik tertentu. Peer Health Education diberikan oleh seorang Peer Health Educators yang merupakan seseorang degan karakteristik yang sama dengan kelompok masyarakat dan dianggap oleh masyarakat tersebut mempunya kemampuan dalam mempengaruhi kelompok lainnya. Dengan metode ini harapannya upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat akan lebih mudah. Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa Peer Health Education efektif meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku kesehatan seseorang 5. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa Peer Health Education mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pola hidup sehat untuk mencegah masalah kesehatan jantung (p-value 0,003). Selain itu juga terlihat bahwa pada responden yang tidak mendapatkan Peer Health Education, pengetahuan tentang pola hidup sehat untuk mencegah penyakit jantung menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara pengukuran pertama dengan Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
4 pengukuran kedua (p-value 0,346). Sehingga dari analisis kedua kelompok tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan tentang pola hidup sehat untuk mencegah masalah kesehatan jantung antara kelompok masyarakat yang mendapatkan Peer Health Education dengan kelompok masyarakat yang tidak mendapatkan Peer Health Education. Sesuai dengan tabel 2 diketahui bahwa terdapat tiga komponen pengetahuan responden yang mendapatkan perlakuan Peer Health Education dan tergolong masih kurang yaitu pengetahuan tentang frekuensi aktifitas fisik / olahraga (57%), pengetahuan tentang dampak merokok (50%) serta pengetahuan tentang upaya pembatasan konsumsi lemak (60%). Berdasarkan data pendukung dihasil wawancara, masyarakat masih banyak menganggap bahwa aktivitas sehari hari yang telah mereka lakukan dalam menjalankan pemenuhan kebutuhan rumah tangga seperti menyapu, memasak, mencuci dll sudah tergolong ke dalam aktivitas olahraga. Tentunya pemahaman tersebut akan mempengaruhi sikap mereka untuk melakukan aktivitas olahraga. Selain itu pemahaman yang kurang baik terhadap dampak merokok serta pentingnya pembatasan konsumsi makanan lemak juga akan turut mempengaruhi kesadaran masyarakat untuk melakukan perilaku hidup yang sehat. Ketidaktahuan masyarakat akan dampak merokok terhadap penyakit jantung akan menyebabkan masyarakat akan terus terpapar oleh konsumsi rokok. Hal ini sangat membahayakan karena kandungan yang terkandung dalam rokok akan dapat menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah yang mengakibatkan pembuluh darah tersebut lebih rentan tertempel oleh plak plak. Kandungan nikotin dalam rokok secara bertahap akan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah. Selain itu, jika konsumsi makanan berlemak juga tidak dikendalikan dan dikontrol, maka akan cenderung terjadi hiperkolesterolemia yang akan meningkatkan resiko terjadinya penumpukan plak dalam dinding pembuluh darah. Adanya penumpukan plak dalam dinding pembuluh darah koronaria inilah yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung koroner. Untuk mencegah penyakit jantung baik pada pencegahan primer dan skunder, pengetahuan yang baik tentang diet rendah kolesterol dan garam dianjurkan. Rekomendasi konsumsi kolesterol perhari yaitu <200mg. Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) atau yang dikenal dengan kolesterol jahat, merupakan komponen yang sangat berperan dalam terjadinya aterosklerosis. Sedangkan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) merupakan lemak baik yang dapat menurunkan terjadinya penyakit jantung 11. Pemahaman terhadap pentingnya aktifitas fisik atau olahraga juga sangat diperlukan. American Heart Association merekomendasikan bahwa olahraga harus dilakukan secara rutin dengan rentang waktu 3 4 kali setiap minggunya, masing masing selama 40 menit. Selain itu juga dapat dilakukan setiap seminggu sekali dengan intensitas waktu 75 menit untuk olahraga dengan intensitas tinggi, dan 2,5 jam untuk olahraga dengan intensitas sedang. Pelaksanaan olahraga secara rutin ini akan mempengaruhi tekanan darah seseorang dan dapat meningkatkan kesehatan jantung. Selain itu, rutin berolahraga akan dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah dan menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah 10. Hasil penelitian lain yang telah dilakukan oleh White S et al (2010) menunjukkan bahwa Peer Health Education sangat efektif untuk mempengaruhi masyarakat dalam merubah pola perilakunya untuk menjadi pola perilaku yang sehat. Perubahan perilaku ini tentunya didasari oleh pengetahuan dan pemahaman baik yang didapatkan ketika mengikuti Peer Health Education. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik maka akan mempengaruhi sikap seseorang untuk melakukan tindakan kesehatan tertentu berdasarkan pada pengetahuan yang telah didapatkannya 6. Penelitian ini juga sejalan dengan yang telah dilakukan oleh Buller D et al (2000) yang menyebutkan bahwa Peer Health Education mempengaruhi seseorang untuk melakukan perubahan ke pola hidup yang lebih sehat 9. Akan tetapi hasil penelitian yang telah dilakukan ini tidak sesuai dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa kefektifan metode Peer Health Education masih belum jelas. Masih diperlukan pengkajian lebih lanjut penyebab tidak berhasilnya metode ini dalam mencapai tujuan promosi kesehatan yang diharapkan 7. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan Peer Health Education antara lain proses perekrutan 28 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk
5 Peer Health Educators, pengaturan organisasi pelaksanaan Peer Health Education serta pengembangan kepribadan dari seorang yang ditunjuk sebagai Peer Health Educators KESIMPULAN Promosi kesehatan dengan melakukan pendidikan kesehatan menggunakan metode Peer Health Education sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pola hidup sehat dalam rangka mencegah masalah kesehatan jantung. Pengetahuan yang baik ini sangat diperlukan karena beberapa faktor resiko terjadinya masalah kesehatan jantung adalah perilaku hidup yang kurang sehat seperti diet makanan berlemak dan manis manis yang tidak terkontrol, kurangnya aktifitas fisik/olahraga, ketidakmampuan dalam mengendalikan stress, konsumsi rokok serta konsumsi alkohol berebihan. Perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Sehingga dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat, harapannya akan mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat dalam melakukan pola hidup sehat. Hal ini tentunya akan dapat menurunkan angka kesakitan maupun angka kematian akibat penyakit jantung. Sehingga pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan metode Peer Health Education dapat digunakan sebagai salah satu metode yang efektif untuk dapat terus digalakkan dengan melibatkan beberapa sektor terkait. DAFTAR PUSTAKA [1] Mozaffarian D, Benjamin EJ, Go AS, Arnett DK, Blaha MJ, Cushman M, de Ferranti S, Després J-P, Fullerton HJ, Howard VJ, Huffman MD, Judd SE, Kissela BM, Lackland DT, Lichtman JH, Lisabeth LD et al; on behalf of the American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. (2015). Heart disease and stroke statistics 2015 update: a report from the American Heart Association. Circulation. doi: /CIR [2] Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI [3] Bickley, Lynn S. (2015). Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Jakarta : EGC [4] Chestnov, Oleg. (2011). NCD Global Monitoring Framework : Ensuring progress on noncommunicable diseases in countries. World Health Organization (WHO) [5] Duncanson K, Burrows T, Collins C. (2014). Peer education is a feasible method of disseminating information related to child nutrition and feeding between new mothers. BioMed Central Public Health. 14: DOI : / [6] White Sabina MA, Yong S.Park MA, Tania Israel, Elizabet D Longitudinal Evaluation of Peer Health Education on a College Campus: Impact on Health Behaviors. JACH [7] Harden Angela, Oakley Ann, Oliver Sandy Peer-delivered health promotion for young people: A systematic review of different study designs. SAGE Journals. Vol 60. Issue 4 [8] Backett-Milburn Kathryn, Wilson Sheila Understanding peer education: insights from a process evaluation. Health Education Research, Volume 15, Issue 1, 1 February 2000, Pages 85 96, [9] Buller David, Buller Mary KleinLarkey Linda Implementing a 5-a-Day Peer Health Educator Program for Public Sector Labor and Trades Employees. Health Education and Behavior.Vol 27. Issue 2 [10] American Heart Association American Heart Association Recommendations for Physical Activity in Adults. [Online]. From: Adults_UCM_307976_Article.jsp#.WelknbU4DIU [Acessed on 20 Mei 2017]. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
6 [11] American Heart Association What Your Cholesterol Levels Mean Online]. From: Cholesterol-Levels-Mean_UCM_305562_Article.jsp#.WelnPLU4DIU [Acessed on 20 Mei 2017]. 30 SENASPRO 2017 Seminar Nasional dan Gelar Produk
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan di negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang diikuti oleh penyakit stroke (Mozaffarian, Benjamin, Go, Arnett, Blaha,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit terbesar kedua setelah penyakit jantung yang diikuti oleh penyakit stroke (Mozaffarian, Benjamin, Go, Arnett, Blaha, Cushman, et al,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 38 juta orang setiap tahun. (1) Negara Amerika menyatakan 7 dari 10 kematian berasal dari PTM dengan perbandingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah. untuk pasien dan keluarganya (Adibhatla et al., 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinis gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis. Definisi lain lebih mementingkan defisit neurologis
Lebih terperinciAYU CANDRA RAHMAWATI J
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN RASIO ANTARA TOTAL KOLESTEROL DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah tidak normal dan frekuensi nadi tidak normal merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena sering terdengar dialami orang. Namun,
Lebih terperinciMitos dan Fakta Kolesterol
Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologi. Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World
Lebih terperinciRS PERTAMINA BALIKPAPAN
D MUHAMMAD IQBAL Dr. IQBAL, S Sp.JP JP RS PERTAMINA BALIKPAPAN RS. 2 Penyakit Kardiovascular : Penyakit Jantung Koroner (PJK ) menyebabkan 7.2 juta kematian di dunia di tahun 1996 14% dari total kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suplai darah ke seluruh tubuh sangat penting bagi kehidupan karena di dalam darah terkandung oksigen yang sangat dibutuhkan sebagai pengangkut bahan makanan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian mengambil tempat di dalam ruangan kerja karyawan kantor dan ruang guru di sekolah-sekolah negeri. Responden dalam penelitian ini terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka kematian penyakit tidak menular (PTM). Hal ini sesuai dengan data World
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan proporsi tertinggi angka kematian penyakit tidak menular (PTM). Hal ini sesuai dengan data World Health Organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi cukup tinggi dan terus meningkat di berbagai negara. Hipertensi dapat menyebabkan serangan stroke,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan.kebutuhan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesian saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan akan memberikan beban mortalitas, morbiditas dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama yang mengakibatkan kematian nomor satu secara global dan umum terjadi di masyarakat.
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI O U T L I N E PENDAHULUAN SITUASI TERKINI STROKE
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi
0 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Tempat Penelitian dan Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan subyek pegawai swasta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (cardiovascular disease) merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih tinggi angka morbiditas dan mortalitasnya. Dalam laporannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit diabetes secara global diderita oleh sekitar 9% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2014. Diabetes menjadi penyebab besarnya jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Kolesterol merupakan salah satu dari golongan lemak (lipida) padat yang berwujud seperti lilin. Kolesterol bersifat aterogenik atau sangat mudah menempel yang kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah terjadi perubahan pola penyakit akibat program kesehatan serta perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan pada masyarakat. Penyakit infeksi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi
Lebih terperinciTingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya
Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak bisa bertugas dengan baik. Penyakit jantung merupakan penyakit yang paling ditakuti di dunia karena dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemui pada orang dewasa. Pada PJK, fungsi jantung terganggu akibat adanya penyempitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2013). Penyakit ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan diet dan perilaku membaca informasi nilai gizi makanan kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sedang berkembang menuju masyarakat industri yang membawa kecenderungan baru dalam pola penyakit dalam masyarakat. Perubahan ini memberi peran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan meningkatnya konstraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi aliran
Lebih terperinciDiary Kolesterol Untuk Menentukan Resiko Terkena Penyakit Jantung
Diary Kolesterol Untuk Menentukan Resiko Terkena Penyakit Jantung Nadia Citra Mufidah 1, Sri Kusumadewi 2 Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang km 14 Yogyakarta 55510 Telp
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah kelebihan kolesterol di dalam darah. Kolesterol yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan akan menimbulkan suatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi di dunia. Stroke merupakan penyakit neurologi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007
Lebih terperinciHUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS
Lebih terperinciStroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia
Lebih terperinciHEART ATTACK PREVENTION
HEART ATTACK PREVENTION AddHEALTH your company slogan SECTION PENCEGAHAN SERANGAN JANTUNG ITU MUDAH SEPERTI : MENGHINDARI MEROKOK MENJADI LEBIH AKTIF MEMILIH MAKANAN SEHAT LOGO QHSE-HEALTH SERVICES Avoid
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) A. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian pada tahun 2005, (WHO), dan 80 % kematian
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini
61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan masalah global, dimana angka morbiditas dan mortalititasnya tinggi. Prevalensi di Amerika diperkirakan 82.6 juta orang mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian pada tahun 2012. Angka mortalitas ini mengalami peningkatan apabila
Lebih terperinciHubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang
13 Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang Filandita Nur Septianggi 1, Tatik Mulyati, Hapsari Sulistya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari gangguan neurologi yang sering terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Menurut data World Health Organization (WHO) obesitas
Lebih terperinciHUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. Penyakit serebrovaskular ini merupakan salah satu penyebab utama kecacatan fisik dan kematian
Lebih terperinci