BAB III METODE. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode guna mengetahui arti dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode guna mengetahui arti dan"

Transkripsi

1 117 BAB III METODE A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode guna mengetahui arti dan tujuan penelitian itu sendiri. Metode yang tepat akan menunjang tercapainya tujuan penelitian. Dengan mengkaji permasalahan penelitian secara umum maka metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitiaan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 1990: 309; Mardalis, 2003: 26; Nazir, 2003: 54). Pendapat di atas memberikan makna bahwa penelitian deskriftif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan kejadian apa adanya yang terjadi di lapangan berdasarkan informasi yang didapat. Lebih jelas lagi Hasan (2002: 22) menjelaskan tentang tujuan digunakannya metode deskriptif, yaitu sebagai berikut: 1) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, dan 2) Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku. Pendekatan dalam penulisan ini adalah pendekatan kualitatif untuk mengetahui efektif tidaknya pembinaan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) cabang olahraga dayung ditinjau dari kepemimpinan dan kompetensi kepelatihan pelatih. 117

2 118 Dari penjelasan dan pendapat di atas tentang metode deskriptif serta pendekatannya, maka penulis berpendapat bahwa penulisan deskriptif dengan pendekatan kualitatif cocok digunakan dalam penulisan ini. Hal ini sesuai dengan penulisan yang akan dilakukan penulis yaitu mengetahui seberapa besar efektivitas pembinaan pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) cabang olahraga dayung ditinjau dari kepemimpinan dan kompetensi kepelatihan pelatih. B. Populasi dan Sampel Penelitian Untuk menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penulisan disebut populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti, seperti sekumpulan individu, sekumpulan keluarga, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang berguna untuk memecahkan masalah penulisan. Populasi penelitian adalah meliputi keseluruhan aspek pelaksanaan pembinaan pelatih dan atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) cabang olahraga dayung Rowing di Indonesia. Dengan demikian yang menjadi anggota populasi adalah 10 pelatih, 14 atlet putri dan 20 atlet putra dengan karakteristik usia berkisar tahun yang tersebar di 10 Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) yang ada di Indonesia seperti tercantum dalam tabel 3.1.

3 119 Tabel 3.1 Penyebaran Sampel Penelitian No. Daerah Jumlah Sampel Atlet Pa Atlet Pi Pelatih 1 NAD Riau DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Maluku Papua Jumlah Keterangan C. Definisi Operasional Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan pada Bab I, maka perlu dijelaskan secara operasional, beberapa peristilahan yang digunakan dalam penelitian ini agar tidak menimbulkan pengertian yang salah. Peristilahan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1990) efektif berarti adanya efek (akibat, pengaruhnya, kesannya) manjur atau mujarab, dapat membantu hasil. Dengan demikian efektivitas dapat diartikan keefektivan ataupun daya guna, atau adanya kesesuaian dalam suatu aktivitas antar hal-hal yang telah dilaksanakan dengan sasaran yang diinginkan.

4 Kepemimpinan Seorang pemimpin adalah orang yang memotivasi, memberikan arah dan mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang kepada para relawan. Dia menantang mereka untuk menyelesaikan pekerjaan, memecahkan masalah dan mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran kelompok yang diliburkan. Dia dihormati karena pekerjaan dan kemitraannya, akena kebijakan dan kepribadiannya dan untuk keadilan dan perlakuan yang tepat terhadap orang lain. Dalam buku Olympic Solidarity (1998), dijelaskan bahwa: Leadership can be broadly defined as the ability to influence the behavior of others. A leader is one who motivates, provides direction and delegates responsibility and authority to the volunteers. He challenges them to get the job done, to solve problems and to make decisions for the achievement of goals and objectives of the group involved. He is respected for his commitment and work, for his wisdom and personality, and for fairness and appropriate treatment of others. 3. Kompetensi Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Arti lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan sebagaimana diungkap di Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap pelatih akan menunjukkan kualitas pelatih yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan

5 121 terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai pelatih. Berdasarkan pengertian tersebut, kompetensi kepemimpinan dan kepelatihan adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan dalam bidang kepemimpinan dan kepelatihan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kepelatihan sehingga layak disebut kompeten, yaitu meliputi aspek 1) manajemen diri, 2) memimpin orang lain, 3) manajemen tugas, 4) inovasi, dan 5) tanggung jawab social untuk kepemimpinan dan. aspek; 1) analisis penampilan, 2) perencanaan dan desain latihan, 3) desain program, 4) dukungan latihan, 5) dukungan perlombaan, 6) program manajemen, dan 7) kepemimpinan untuk kepelatihan. 4. Performa Performa diistilahkan sama dengan prestasi kerja. Bernardin dan Russel (1993:378) dalam memberikan definisi tentang prestasi kerja sebagai performance is defined as the record of outcome produced on a specified job function or activity during a specified time period. Performa didefinisikan sebagai catatan dari hasilhasil yang diperoleh melalui fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama tempo waktu tertentu. Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa performa lebih menekankan pada hasil atau yang diperoleh dari sebuah pekerjaan pada periode waktu tertentu. Dengan demikian, performa yang dimiliki oleh setiap atlet akan menunjukkan kualitas atlet yang sebenarnya.

6 122 Performa tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai atlet. Berdasarkan pengertian tersebut, performa performa atlet adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan dalam proses pembinaan atlet, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang atlet sehingga layak disebut atlet, yaitu fisik, teknik, keadaan mood, dan aspek penentu prestasi. 5. Kepemimpinan Seorang pemimpin adalah orang yang memotivasi, memberikan arah dan mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang kepada para relawan. Dia menantang mereka untuk menyelesaikan pekerjaan, memecahkan masalah dan mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran kelompok yang diliburkan. Dia dihormati karena pekerjaan dan kemitraannya, akena kebijakan dan kepribadiannya dan untuk keadilan dan perlakuan yang tepat terhadap orang lain. Dalam buku Olympic Solidarity (1998), dijelaskan bahwa: Leadership can be broadly defined as the ability to influence the behavior of others. A leader is one who motivates, provides direction and delegates responsibility and authority to the volunteers. He challenges them to get the job done, to solve problems and to make decisions for the achievement of goals and objectives of the group involved. He is respected for his commitment and work, for his wisdom and personality, and for fairness and appropriate treatment of others. Mengacu pada pernyataan di atas dapatlah diungkapkan bahwa prinsip pokok kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain. 6. Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP)

7 123 Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) adalah wadah pembibitan olahragawan pelajar berbakat untuk dibina prestasinya dibidang olahraga dan dapat menyelesaikan pendidikannya secara baik. Pembinaan bidang akademis siswa PPLP dilakukan disekolah-sekolah umum sesuai jenjang pendidikannya dan pembinaan prestasi olahraga dilakukan di bawah bimbingan atlet yang ditunjuk oleh Induk Organisasi Olahraga terkait. D. Instrumen Penelitian Dalam penulisan ini, selain menggunakan tes untuk performa atlet dan observasi untuk performa teknik atlet dayung, juga digunakan alat pengumpul data yang berupa angket (kuesioner) mengenai variabel yang sedang diteliti, yaitu variabel performa kepemimpinan atlet PPLP cabang olahraga dayung, performa keatletan atlet PPLP cabang olahraga dayung, aspek profil keadaan mood atlet PPLP cabang olahraga dayung dan aspek penentu untuk berprestasi atlet PPLP cabang olahraga dayung. Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar dalam pembuatan alat pengembangan/pengumpulan data ini adalah: 1. Agar hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti dapat dianalisis dan diolah secara statistik. 2. Pengumpulan data tersebut memungkinkan dapat diperoleh data yang obyektif. 3. Alat pengumpulan data ini, memungkinkan penulisan dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga.

8 Angket Peneliti menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang langsung berhubungan dengan sampel. Angket dalam penelitian ini terdiri dari komponen atau variabel yang dijabarkan melalui sub komponen, indikator dan pertnyataan.. Butir-butir pernyataan itu merupakan gambaran tentang profil keaadaan mood, penentu prestasi, kompetensi kepemimpinan dan kepelatihan pelatih. Sedangkan untuk bentuk angket yang dipilih oleh peneliti yaitu angket tertutup, sebab dalam angket peneliti telah menyediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden. Untuk memudahkan dalam penyusunan butir-butir pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya. Jawaban yang diberikan responden dinilai dengan menggunakan skala berjenjang, dengan batas tertinggi 10 dan terendah 1 untuk kompetensi kepemimpinan dan kepelatihan pelatih. Sedangkan untuk aspek profil keadaan mood dan aspek penentu untuk berprestasi atlet PPLP cabang olahraga dayung jawaban yang diberikan responden dinilai dengan menggunakan skala berjenjang, dengan batas tertinggi 6 dan terendah 1. a. Profil keadaan mood Aspek profil keadaan mood atlet meliputi aspek; kelelahan, suasana amarah, perasaan siap, ketegangan, penilaian diri, suasana bingung dan depresi; memakai instrumen yang bersumber dari Sistem Monitoring dan Evaluasi Atletan (SMEP) Pelaksanaan dan Hasil Program Atletan Olahraga, (Rusli Lutan, dkk.,1999) yang

9 125 dikeluarkan oleh KONI Pusat. Jakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi dalam Tabel 3.2. Having special talent, strong motivation, and a willingness to work extremely hard, are characteristics of the successful athlete (Olympiq Solidarity, 1998:190) Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen untuk Mengukur Kondisi Psikis Atlet Variabel Sub Variabel Indikator Profil keadaan mood. Pengertian mood adalah suasana mental yang berkaitan dengan respons emosional seperti yang dialami oleh seseorang sehubungan dengan kegiatan sehari-hari yang selanjutnya mempengaruhi performa tugas kerja. Suasana ini menyebabkan performa menjadi menurun (Rusli Lutan, dkk., 1999:4) Kelelahan Suasana amarah Perasaan siap, enerjik dan penuh teaga Ketegangan Penilaian diri Suasana bingung Depresi Kualitas mental/aspek penentu prestasi mencakup: (1) kemampuan memikul dan mengatasi stress, (2) kemampuan memotivasi diri, (3) pengendalian diri, (4) ketekunan dan ketabahan, dan (5) kecepatan dan kejernihan pikiran dalam membuat putusan (Rusli Lutan, dkk, 1999: 4) Motivasi Fokus Percaya diri Pengendalian Visualisasi Persiapan b. Faktor penentu prestasi Sedangkan aspek penentu untuk berprestasi meliputi aspek-aspek seperti motivasi, fokus, percaya diri, pengendalian, visualisasi dan persiapan, memakai instrumen yang bersumber dari Sistem Monitoring dan Evaluasi Atletan (SMEP) Pelaksanaan dan Hasil Program Atletan Olahraga, (Rusli Lutan dkk., 1999) yang

10 126 dikeluarkan oleh KONI Pusat. Jakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi dalam Tabel 3.2. c. Kompetensi kepemimpinan Untuk variabel kompetensi kepemimpinan pelatih PPLP cabang olahraga dayung penilaian meliputi aspek; 1) manajemen diri, 2) memimpin orang lain, 3) manajemen tugas, 4) inovasi, dan 5) tanggung jawab sosial yang merupakan adaptasi dari Leadership Competency Assesment dari Leadership Central, Central Michigan University (2004). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisikisi dalam tabel 3.3. People can choose to become leaders. People can learn leadership skills. This is the Transformational Leadership Theory (Concept of Leadership dari Leadership Central, Central Michigan University, 2004) Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Kompetensi Kepemimpinan Pelatih Variabel Sub Indikator Indikator Idealnya seorang pemimpin adalah seorang yang mampu memenej diri, memimpin orang lain, memenej tugas, inovator dan mempunyai tanggung jawab sosial (Concept of Leadership dari Leadership Central, Central Michigan University, 2004) Kebiasaan bekerja Sikap bekerja Manajemen stress Pemahaman diri Pembelajaran Berkomunikasi Kesadaran antar pribadi Memotivasi orang lain Mengembangkan orang lain Mempengaruhi orang lain Melaksanakan tugas Memecahkan masalah Memanaj sumber informasi dan materi Memenej sumber daya manusia Memperbaiki prestasi Kreativitas Keberanian berusaha Mengintegrasikan sudut pandang Meramalkan

11 127 Memenej perubahan social Tanggung jawab sebagai warga negara Pengetahuan social Proses-proses etika Memimpin orang lain secara etika Bertindak dengan integritas d. Kompetensi Kepelatihan Untuk variabel kompetensi kepelatihan pelatih PPLP cabang olahraga dayung penilaian meliputi aspek; 1) analisis penampilan, 2) perencanaan dan desain latihan, 3) desain program, 4) dukungan latihan, 5) dukungan perlombaan, 6) program manajemen, dan 7) kepemimpinan, yang merupakan modifikasi dari Handbook on Performance Review of Coaches (Rose Mercier and Penny Werthner, 2007), Coaching Association of Canada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi dalam Tabel 3.4. Kompetensi Kepelatihan Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrument Performa Kepelatihan Pelatih Variabel Sub Variabel Indikator 1. Analisis Analisis latihan dan persiapan performa kompetisi Analisis strategi Analisis persiapan psikologi Identifikasi factor-faktor yang 2. Perencanaan dan desain program mempengaruhi penampilan Perencanaan sesi latihan yang disesuaikan dengan program jangka pendek dan jangka panjang Pengorganisasian sesi-sesi latihan 3. Desain program Analisis performa atlet Menentukan sasaran Merencanakan peak performa

12 Dukungan latihan 5. Dukungan perlombaan 6. Manajemen program Monitoring Efektif umpan balik Prinsip individialisasi Kerjasama Manajemen elemen-elemen pendukung kompetisi Analisis performa atlet sendiri dan lawan Memenej logistik Kerja sesuai kode etik Informasi program 7. Leadership Belajar dari pengalaman Konsisten terhadap kode etik Perumuskan visi dan misi Motivator 2. Penilaian performa teknik Aspek-aspek teknik yang akan dinilai dan indikator-indikator yang akan dijadikan sebagai bahan penyusunan pedoman observasi atau format penilaian observasi serta skala yang digunakan dalam penulisan ini mengadaptasi dari Rowing and sculling technical checklist (Western Australian Institut of Sport). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi dalam Tabel 3.5. Untuk penilaian penulis melibatkan para tenaga ahli dalam hal ini pelatih dayung rowing sebanya 3 orang sebagai tim penilai. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala bertingkat atau ratting scale dari 1 5. Tabel 3.5 Aspek-aspek yang Dinilai dalam Teknik Mendayung Rowing Variabel Mendayung bukanlah sebuah permainan, cenderung seperti membaca, sketing, Posisi Mendayung Catch Aspek yang diamati Jangkauan terlalu pendek. Jangkauan terlalu panjang. Tungkai terlalu rapat ke tumit. Tangan bengkok saat catch.

13 129 dancing atau bentuk lain dari sebuah gerakan seni. Gerakan mendayung dilakukan secara ritmik, terus menerus, harmonis dan ada rasio antara fase kerja dan fase istirahat. (Stephen, 1990:1). Drive Recovery Lengan ditekan terlalu rendah. Lengan diangkat terlalu tinggi. Pergelangan tangan diputar di atas handle. Lengan tinggi sebelah saat catch. Kepala dilempar kebelakang Tungkai didorong dibawah badan. Badan diayun terlalu cepat. Lengan ditarik terlalu awal. Tungkai tinggi sebelah saat mendorong. Lengan ditarik kebawah saat finish. Badan diayun terlalu belakang. Badan miring kesamping. Badan diadukan kepengayuh. Pergelangan tangan ditekuk. Pergelangan ditekuk diatas pegangan/handle. Lengan naik turun. Overlaping/Persilangan kedua lengan. Badan membungkuk sebelum lengan lurus. Tungkai ditekuk sebelum badan membungkuk. Lengan terlalu rendah saat recovery. Sumber: Stephen (1990:1), Thompson (2005: 29-54), Davenport (2000: ) dan (Nolte: ( ). 3. Penilaian performa fisik. Peneliti menggunakan metode tes rowing ergometer 2000 meter untuk mengumpulkan data tentang performa fisik atlet dayung rowing. Tes ini sudah banyak dipergunakan oleh berbagai negara untuk proses monitoring dan evaluasi pada proses pembinaan atlet dayung rowing Volker Nolte (2005:26) dan Australian Sports Commission (2000:156).

14 130 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penulisan ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai ke empat teknik tersebut, yaitu sebagai berikut: 1. Observasi Untuk memperoleh informasi data primer dipergunakan teknik observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada atlet. Adapun informasi yang dikumpulkan adalah yang berkaitan dengan performa teknik atlet dayung. 2. Dokumentasi Teknik dokumentasi ini sebagai pelengkap data yang bersifat sekunder, dan dokumentasi tersebut diharapkan dapat menjadi nara sumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak dimungkinkan atau ditanyakan melalui teknik observasi dan wawancara. Guna mendukung penulisan ini, diperlukan alat berbentuk foto (kamera) dan catatan lapangan. Data yang dikumpulkan oleh teknik dokumentasi ini antara lain: kurikulum/program, biodata atlet, dan hasil perlombaan kejurnas antar Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) cabor dayung dalam kurun waktu Tes Pengumpulan data menggunakan bentuk tes, digunakan untuk mengetahui kinerja atau performa atlet program Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) cabor dayung. Tes adalah alat atau instrumen penilaian yang

15 131 dipergunakan untuk mengukur kemampuan kondisi fisik dan keterampilan teknik mendayung sebagai hasil dari suatu proses latihan mendayung. 4. Angket Dalam penulisan ini selain menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes, juga menggunakan teknik angket dengan jawaban tertutup. Pengumpulan data menggunakan bentuk tes, digunakan untuk mengetahui kompetensi kepelatihan yang digambarkan ke dalam tujuh (7) komponen, yang terdiri dari komponen: 1) kepemimpinan, 2) program manajemen, 3) analisis performa, 4) rencana dan desain latihan, 5) desain program, 6) dukungan latihan, dan 7) dukungan pertandingan; kompetensi kepemimpinan yang meliputi lima (5) komponen yang akan diungkapkannya yaitu: 1) manajemen diri, 2) memimpin orang lain, 3) manajemen tugas, 4) inovasi, dan 5) tanggung jawab social; profil keadaan mood yang meliputi 1) kelelahan, 2) suasana amarah, 3) perasaan siap, 3) ketegangan, 4) penilaian diri, 5) suasana bingung, dan 6) depresi; serta aspek penentu prestosi yang meliputi 1) motivasi, 2) focus, 3) percaya diri, 4) pengendalian, 5) visualisasi dan 6) persiapan. F. Prosedur dan Tahapan Penelitian Untuk penelitian dengan metode deskriftif maka teknik penelitian yang dipilih adalah survey, yaitu mencari dari dekat gejala penyelidikan untuk mengumpulkan informasi tentang orang dalam jumlah yang besar, yaitu dengan cara menjawab daftar isian sejumlah kecil dari populasi.

16 132 Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mencoba menyusun suatu langkah-langkah penelitian yang sistematis dan sesuai dengan prosedur, yakni sebagai berikut: Masalah Populasi Sampel Pengambilan Data Profil Fisik Profil Teknik Profil Keadaan Mood Profil Kompetensi Kepemimpinan Pelatih Profil Kompetensi Kepelatihan Pelatih Pengolahan Data Kesimpulan Bagan 3.5 Langkah-langkah Penelitian Sedangkan prosedur penelitian dapat peneliti jelaskan sebagai berikut: 1. Bahwa masalah yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah profil efektivitas pembinaan pada pusat pendidikan dan latihan olahraga pelajar

17 133 (PPLP) cabang olahraga dayung serta kompetensi kepelatihan dan kepemimpinan pelatih. 2. Populasi yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah seluruh atlet dan pelatih yang bergabung pada program Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Cabang Olahraga Dayung. 3. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 14 atlet putri, 20 atlet putra, dan 10 pelatih. 4. Menyebarkan angket untuk mengetahui profil aspek penentu prestasi kepada atlet dan kompetensi kepemimpinan dan kepelatihan pelatih. 5. Menyebarkan angket untuk mengetahui profil keadaan mood sebelum perlombaan dayung rowing nomor ergometer dimulai. 6. Tes rowing ergometer jarak 2000 meter yang hasilnya merupakan profil performa fisik atlet dayung rowing. 7. Langkah selanjutnya adalah pengamatan dan memberikan penilaian terhadap performa teknik atlet dayung rowing ketika sedang berlomba oleh para tenaga ahli yang peneliti libatkan dalam penelitian ini untuk memperoleh hasil yang objektif yang bisa menggambarkan profil performa teknik atlet dayung.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan olahraga dapat dilihat melalui beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan olahraga dapat dilihat melalui beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan olahraga dapat dilihat melalui beberapa indikator atau tolak ukur, antara lain tingkat partisipasi olahraga, kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

SISTEM PEMBINAAN ATLET BERPRESTASI

SISTEM PEMBINAAN ATLET BERPRESTASI SISTEM PEMBINAAN ATLET BERPRESTASI Oleh: Dede Rohmat Nurjaya Disampaikan pada acara Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa, HMJ Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FPOK UPI Bandung Ahad 21 Desember 2008 1 SURAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas berolahraga belakangan telah menjadi suatu hal yang fenomenal didunia yang menjadi bagian serta life style tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Lebih terperinci

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang dan menunjukkan perkembangan yang terus meningkat. Salah satu indikatornya

Lebih terperinci

TEKNIK ROWING. Kegiatan Belajar 2:

TEKNIK ROWING. Kegiatan Belajar 2: Kegiatan Belajar 2: TEKNIK ROWING 1. Pendahuluan Kualitas teknik atlet yang dikombinasikan dengan kemampuan fisik dapat meningkatkan kualitas penampilan meskipun peran teknik sangat umum bagi setiap cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang dan menunjukkan tendensi yang terus meningkat. Salah satu indikatornya adalah peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembinaan olahraga di Indonesia dewasa ini semakin maju, hal ini tidak lepas dari peran serta masyarakat yang semakin sadar dan mengerti akan arti pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang dimilikinya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dayung merupakan salah satu jenis cabang olahraga aerobic. Air sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dayung merupakan salah satu jenis cabang olahraga aerobic. Air sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dayung merupakan salah satu jenis cabang olahraga aerobic. Air sebagai sarana utamanya, dan perahu serta dayungan sebagai medianya. Cabang olahraga dayung ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang dan menunjukkan tendensasi yang terus meningkat. Salah satu indikatornya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Olahraga bola voli merupakan salah olahraga bola besar yang dimainkan pada nomor kategori beregu yang masing-masing terdiri 6 pemain, di lapangan dibagi 2 sama besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabang olahraga dayung nomor rowing dalam kejuaraan profesional biasanya dipertandingkan dalam jarak 2000 meter. Tetapi terdapat ketentuan lain seperti dijelaskan pada

Lebih terperinci

TEKHNIK DASAR MENDAYUNG ROWING

TEKHNIK DASAR MENDAYUNG ROWING TEKHNIK DASAR MENDAYUNG ROWING Oleh: Dede Rohmat Nurjaya (Disampaikan pada acara Penataran Pelatih Cabang Olahraga Dayung pada Pengda (Pengurus Daerah), PPLP (Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pemberian otonomi daerah yang dirumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pemberian otonomi daerah yang dirumuskan dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan pemberian otonomi daerah yang dirumuskan dalam Undang- Undang no. 22 tahun 1999 adalah meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dalam bingkai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati BAB II URAIAN TEORITIS I. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu Musyayyadah (2006) dengan skripsi berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati Deli

Lebih terperinci

TEACHING METHODOLOGY

TEACHING METHODOLOGY TEACHING METHODOLOGY Oleh: Dede Rohmat Nurjaya (Disampaikan pada acara Penataran Pelatih Cabang Olahraga Dayung pada Pengda (Pengurus Daerah), PPLP (Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar), PPLM

Lebih terperinci

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Afid Burhanuddin Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami sumber dan teknik pengumpulan data Indikator Mahasiswa mampu memahami sumber data dalam penelitian pendidikan.

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd. l.

Oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd. l. Oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd l Pendahuluan Istilah pelatih atau coaching sering digunakan untuk mencakup aktivitas kegiatan yang sangat luas, biasanya untuk membantu seseorang mempersiapkan diri untuk sesuatu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan di dalam dunia bisnis pada saat ini mengakibatkan persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada setiap cabang olahraga memiliki perbedaan karakteristik baik itu dari teknik dalam gerakan maupun fisik dalam latihan, latihan merupakan bagian terpenting agar

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pencapaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah diperlukan suatu metode penelitian, Penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan. Tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar. Penelitian merupakan suatu pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Penelitian Dayung merupakan salah satu jenis olahraga daya tahan (endurance) yang sarana utamanya adalah air dengan media perahu dan dayung. Cabang olahraga dayung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pencapaian prestasi atlet nasional di tingkat internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaid Muksin, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaid Muksin, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga dayung yang dikenal dan berkembang di Indonesia, sebenarnya merupakan gabungan dari tiga cabang olahraga, yaitu canoeing, rowing, dan traditional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan karena masalah yang akhirnya menentukan dan. memprediksikan keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan, strategi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan karena masalah yang akhirnya menentukan dan. memprediksikan keberhasilan atau kegagalan suatu kebijakan, strategi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam usaha mencapai tujuan ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia merupakan salah satu faktor yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan terhadap kepemimpinan kepala sekolah ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan derajat kepemimpinan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas pokok Bank Indonesia (BI) sebagaimana ditetapkan dalam Undang undang tentang Bank Sentral, memiliki fungsi yang sangat strategis yaitu mencapai dan memelihara

Lebih terperinci

Jadwal & Hasil Pertandingan Voli Pantai PON XIX Jawa Barat

Jadwal & Hasil Pertandingan Voli Pantai PON XIX Jawa Barat Jadwal & Hasil Pertandingan Voli Pantai PON XIX Jawa Barat Contributed by benny Tuesday, 20 September 2016 Last Updated Thursday, 22 September 2016 volimania.org volimania.org Pekan Olahraga Nasional XIX

Lebih terperinci

PERENCANAAN YANG BAIK MERUPAKAN SALAH SATU ELEMEN PENTING DALAM BAGAIMANA MELATIH YANG EFEKTIF

PERENCANAAN YANG BAIK MERUPAKAN SALAH SATU ELEMEN PENTING DALAM BAGAIMANA MELATIH YANG EFEKTIF Periodisasi adalah suatu perencanaan latihan dan kompetisi (pertandingan / perlombaan) yang disusun sedemikian rupa sehingga kondisi puncak (peak performance) dapat dicapai pada waktu (tanggal) yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga hingga kini kian meluas dan memiliki makna sebagai sebuah fenomena yang bersifat global, mencakup wilayah kajian hampir seluruh sendisendi kehidupan manusia.

Lebih terperinci

STANDAR 3. MAHASISWA DAN LULUSAN

STANDAR 3. MAHASISWA DAN LULUSAN Workshop Strategi meraih APT peringkat B, oleh Dr. Taswan, SE, MSi 1 STANDAR 3. MAHASISWA DAN LULUSAN Disampaikan oleh DR. Taswan, SE, MSi 2 Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu mahasiswa dan lulusan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani dan rohani. Untuk mencapai hasil pembangunan yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era globalisasi yang semakin dapat dirasakan dalam kehidupan seharihari, pola hidup dari dampak tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian, penetapan metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan suatu penelitian, penetapan metode yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode/Desain Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian, penetapan metode yang digunakan dalam penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan pemilihan

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA BANJARBARU

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA BANJARBARU PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA BANJARBARU SITI MADINA / HELDA WARNI ABSTRAKSI Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh disiplin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai.

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan emosi Kondisi psikis atau mental akan mempengaruhi performa atlet baik saat latihan maupun saat bertanding. Menurut Suranto (2005, dalam Anggraeni, 2013) mengatakan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Prinsip Pengawasan dan Pengendalian Mutu

1. Pendahuluan 2. Prinsip Pengawasan dan Pengendalian Mutu 1 1. Pendahuluan 2. Prinsip Pengawasan dan Pengendalian Mutu 2 Merupakan sekumpulan penyelenggaraan aktifitas untuk menilai parameter produk dan proses sesuai spesifikasi, norma dan target yang ditentukan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap 187 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, khususnya di kalangan pelajar sebagai generasi bangsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Atlet merupakan olahragawan yang berpartisipasi dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif. Dalam suatu pertandingan atau kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kinerja Guru 2.1.1 Pengertian Kinerja Guru Kinerja atau performance merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.143 Gresik. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.143 Gresik. Alasan 42 BAB III METODE PENELITIAN A. LokasiPenelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. PLN (persero) yang terletak di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.143 Gresik. Alasan pemilihan lokasi ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipilih untuk menyelesaikan masalah penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu metode penelitian eksperimen. Nazir (2003, hlm. 221) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Populasi merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian. Arikunto (2010, hlm. 173) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 1 (3) (2012) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PEMBINAAN OLAHRAGA DAYUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah yang penting dalam usaha pembangunan bangsa adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia,olahraga yang selama ini masih bisa dipandang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena memiliki bakat, tenaga dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang Olahraga sepakbola merupakan salah satu cabang Olahraga yang saat ini sudah memasyarakat disemua lapisan masyarakat, baik dari usia anakanak, remaja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah tantangan di era globalisasi sekarang ini. Sumber daya manusia tersebut, tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian 8 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 15 (1), Januari Juni 2016: 77-84

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 15 (1), Januari Juni 2016: 77-84 Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 15 (1), Januari Juni 2016: 77-84 HUBUNGAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BOLA BASKET DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP MINAT MAHASISWA MENJADI WASIT CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Dalam berolahraga individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membantu peneliti untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. membantu peneliti untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat akan sangat berguna, karena dengan menggunakan metode yang tepat akan membantu peneliti untuk

Lebih terperinci

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dengan beberapa aturan permainan yang cukup menarik dan mudah diterima oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga pada masa sekarang merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam olahraga maupun berolahraga terdapat berbagai tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakaria Nur Firdaus, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah berkembang di masyarakat luas, baik di klub-klub, maupun sekolah-sekolah. Berbagai tingkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau unit analisa yang dijadikan sebagai tempat pelaksana penelitian atau tempat pengumpulan data

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga merupakan tindakan dilakukan secara menyeluruh yang bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah keberhasilan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PELAKSANA PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PELAKSANA PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PELAKSANA PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Abd. Gafur Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah dikenal dan banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan orang tua. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

2014 MODIFIKASI TES KETERAMPILAN DRIBBLING

2014 MODIFIKASI TES KETERAMPILAN DRIBBLING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga permainan bola basket adalah suatu permainan beregu yang beranggotakan 12 orang pemain, terdiri dari 5 orang pemain serta 7 orang cadangan. Pemain cadangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Permainan bola basket Indonesia pada saat ini semakin banyak penggemarnya,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 80 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 80 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 80 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 80 TAHUN 2012 T E N T A N G STANDAR KOMPETENSI DAN SYARAT JABATAN STRUKTURAL KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau rancangan penelitian yang dipakai oleh penulis adalah sebagaimana. Sampel eksperimen hard games

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau rancangan penelitian yang dipakai oleh penulis adalah sebagaimana. Sampel eksperimen hard games BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain atau rancangan penelitian yang dipakai oleh penulis adalah sebagaimana pada gambar 3.1 Sampel eksperimen hard games Sampel eksperimen soft games Pre

Lebih terperinci

106 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

106 Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN 106 107 LAMPIRAN 1 KUESIONER 108 KUESIONER Persepsi Suporter Panser Biru di Karangrejo Mengenai Job Specification Pelatih Sepakbola Tim PSIS Semarang Saya mohon kesediaan saudara untuk mengisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berharga yang dapat menentukan maju mundurnya sebuah organisasi/perusahaan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sangat berharga yang dapat menentukan maju mundurnya sebuah organisasi/perusahaan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi/perusahaan, yang sudah mempunyai tujuan atau target yang telah ditentukan, ingin mencapai tujuan tersebut secara efektif dan efisien sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan segala aktivitas fisik yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial

Lebih terperinci

GENERAL FITNESS TRAINING

GENERAL FITNESS TRAINING GENERAL FITNESS TRAINING Oleh: Dede Rohmat Nurjaya (Disampaikan pada acara Penataran Pelatih Cabang Olahraga Dayung pada Pengda (Pengurus Daerah), PPLP (Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar), PPLM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberian upah atau gaji atas jasa-jasa yang diberikan karyawan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pemberian upah atau gaji atas jasa-jasa yang diberikan karyawan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor dominan dalam suatu perusahaan sebagai asset (kekayaan) yang berperan penting menentukan berhasil tidaknya sebuah perusahaan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

Fitria Dwi Andriyani, M.Or. Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PRINSIP LATIHAN Prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler olahraga di antaranya ialah: prinsip multilateral, individu, adaptasi, beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang? undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi? tingginya bagi masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupan manusia, manusia akan mengalami perubahan, baik perubahan dari luar maupun dari dalam. Dari dalam seperti fisik, pertumbuhan tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan yang terjadi, maka perusahaan mulai mencari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan yang terjadi, maka perusahaan mulai mencari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetisi di era globalisasi mengharuskan manusia untuk memiliki pengetahuan yang luas dan pengalaman yang cukup sebagai modal untuk menjadi manusia yang

Lebih terperinci

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi PROFIL KONDISI FISIK ATLET DAYUNG SENIOR NOMOR PERAHU NAGA PROPINSI JAMBI 2017 ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi ABSTRAK

Lebih terperinci

Jadwal & Hasil Pertandingan Voli Pasir Popnas 2015

Jadwal & Hasil Pertandingan Voli Pasir Popnas 2015 Jadwal & Hasil Pertandingan Voli Pasir Popnas 2015 Contributed by Nindy Thursday, 17 September 2015 Last Updated Friday, 18 September 2015 volimania.org volimania.org Masih di event yang sama, yaitu POPNAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Sugiyono (2008:107) Terdapat tiga metode penelitian bila dilihat dari tingkat

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga dalam bahasa asing disebut sport merupakan aktifitas fisik berupa permainan dalam bentuk pertandingan ataupun perlombaan. Untuk kegiatan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengacu pada hasil guna dari pada suatu organisasi, program atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengacu pada hasil guna dari pada suatu organisasi, program atau kegiatan 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna dari pada suatu organisasi, program atau kegiatan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Melalui pendidikan ini manusia dapat mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. matras, sehingga terjadi touché, (kemenangan mutlak). Touché untuk menyatakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gulat merupakan cabang olahraga beladiri yang memiliki karakteristik tersendiri yaitu saling berhadapan dengan menggunakan anggota tubuh untuk menjatuhkan lawan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban. 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan untuk membuktikan sesuatu

Lebih terperinci