BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian profesionalisme menurut Arens et al., (2008:105) yaitu: maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian profesionalisme menurut Arens et al., (2008:105) yaitu: maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesionalisme Auditor Internal Pengertian Profesionalisme Pengertian profesionalisme menurut Arens et al., (2008:105) yaitu: Profesionalisme means a responsibility for conduct that extands beyond statisfuing individual responsibillities and beyond the requirements of our society law and regulation. Menurut Arens et al., (2008:105), profesionalisme merupakan tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat. Menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (KOPAI) yang disusun oleh Hiro Tugiman, dkk (2004:59) mengungkapkan bahwa: Profesionalisme adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi serta mempunyai keahlian yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya. Profesionalisme menurut Hiro Tugiman (2006:24) dalam jurnal bisnis manajemen dan ekonomi yang ditulis oleh Bachtiar Asikin (2006:791) yaitu: Profesionalisme sebagai suatu sikap dan perilaku seseorang dalam melakukan profesi tertentu. Definisi-definisi audit internal yang telah dikemukakan sebelumnya membawa kepada konsekuensi tuntutan profesionalitas sebagai bentuk peran profesi dalam memberikan nilai tambah pada perusahaan. Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. 8

2 9 Dari semua kutipan di atas, maka profesionalisme internal audit dapat mengantisipasi setiap tindakan penyimpangan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Profesionaslime internal auditor akan sangat membantu untuk mencegah kejadian penyimpangan terulang lagi dalam perusahaan dan menjadi bahan penindakan bagi karyawan yang melakukan tindakan penyimpangan Pengertian Auditor Internal berikut: Auditor internal di definisikan dalam Mulyadi (2008:29) adalah sebagai Auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efesiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai organisasi. Sawyer (2005:7) menyatakan auditor internal sebagai berikut: Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha. Sedangkan menurut Katijo (2008:11) pengertian auditor internal adalah sebagai berikut : Auditor internal merupakan karyawan atau staf dari organisasi atau entitas. Tugas auditor internal adalah melakukan penilaian secara independen atas aktivitas dari suatu organisasi. Atas beberapa kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa auditor internal merupakan seseorang yang membantu suatu organisasi mencapai tujuan-

3 10 tujuannya dengan mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profesionalisme Auditor Internal Auditor internal harus memiliki kualitas teknis dan profesi yang diperlukan unutk melaksanakan tugas pemeriksaan. Auditor internal diharuskan unutk memahami standar profesi secara keseluruhan secara mendalam (Akmal, 2008:53). Agar terciptanya auditor internal yang efektif, maka dibutuhkan auditor internal yang profesional, untuk mencapai kedua hal tersebut diperlukan adanya kriteria atau standar. Kriteria Profesionalisme Auditor Intenal dalam SPAI menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:55), yaitu sebagai berikut: 1. Indepedensi; internal auditor harus mandiri dan terpisah dari kegiatan yang diperiksanya. a. Status organisasi: harus memberikan keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggungjawab permeriksaan yang diberikan kepadanya. b. Objektivitas: internal auditor harus melaksanakan tugasnya yang objektif. 2. Kemampuan profesional; internal auditor harus mencerminkan keahlian dan ketelitian profesional. a. Kesesuaian dengan standar profesi; internal auditor harus mematuhi standar profesional dalam melaksanakan pemeriksaan. b. Pengetahuan dan kecakapan: internal auditor harus memiliki dan mendapatkan pengetahuan, kecakapan dan disiplin ilmu yang penting dalam melaksankan pemeriksaan.

4 11 c. Hubungan antar manusia dan komunikasi: internal auditor harus memiliki kemampuan untuk menghadapi orang lain dan berkomunikasi secara efektif. d. Pendidikan berkelanjutan: internal auditor harus mengembangkan kemampuan teknisnya melalui pendidikan yang berkelanjutan. e. Ketelitian profesional: internal auditor harrus bertindak dengan ketelitian profesional yang sepatutnya. 3. Lingkup pekerjaan; harus meliputi pemgujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pegendalian internal yang dimiiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggungjawab yang diberikan. a. Keandalan informasi: internal auditor harus memeriksa keandalan informasi keuangan dan pelaksanaan pekerjaan dan cara-cara yang dipergunakan unutk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasikan dan melaporkan informasi tersebut. b. Kesesuaian dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur dan perundangundangan: internal auditor harus memeriksa sistem yang telah ditetapkan untuk menyakinkan apakah telah sesuai dengan kebijaksanaan, rencana, prosedur dan peraturan yang memiliki akibat penting terhadap pekerjaan-pekerjaan, laporan-laporan serta melaporkan apakah organiasai telah melaporkan hal-hal tersebut. c. Perlindungan terhadap harta: internal auditor harus memeriksa alat atau cara yang digunakan unutk melindungi harta dan aktiva. Jika diperlukan memverifikasi keberadaan berbagai harta organisasi. d. Penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien: internal auditor harus menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada. e. Pencapaian tujuan: internal auditor harus menilai pekerjaan, operasi dan program untuk menentukan apakah hasilnya telah dicapai sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

5 12 4. Pelaksanaan kegiatan audit; harus meliputi perencaan pemeriksaan, pegujian serta pengevaluasiaan informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti. a. Perencanaan pemeriksaan: internal auditor harus merencanakan setiap pemeriksaan yang dilakukan. b. Pengujian dan pengevaluasian informasi: internal auditor harus mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasi dan membuktikan kebeneran informasi yang mendukung hasil pemeriksaan. c. Penyampaian hasil pemeriksaan: internal auditor harus melaporkan hasil pemeriksaan yang diperoleh dari kegiatan pemeriksaan yang dilakukan. d. Tindak lanjut hasil pemeriksaan: internal auditor harus terus melakukan follow up untuk memastikan bahwa terhadap temuantemuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindak lanjut yang tepat. 5. Manajemen bagian audit internal; pimpinan audit internal harus mengelolal bagian audit internal secara tepat. a. Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab: pimpinan audit internal harus memiliki pernyataan tujuan, kewenangan dan tanggung jawab bagi bagian audit internal. b. Perencanaan: pimpinana audit internal harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggung jawab bagian internal audit. c. Kebijaksanaan dan prosedur: pimpinan audit internal harus membuat berbagai kebijaksanaan dan prosedur secara tertulis yang akan dipergunakan sebagai pedoman oleh staf internal audit. d. Manajemen personel: pimpinana audit internal harus menetapkan program untuk menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian internal audit. e. Auditor eksternal: pimpinan audit internal harus mengkoordinasikan usaha-usaha kegiatan audit internal dengan audit eksternal.

6 13 f. Pengendalian mutu: pimpinan audit iternal harus menetapkan dan mengembangkan pengendlaian mutu dan jaminan kualitas untuk mengevaluasi berbagai kegiatan bagian internal audit. Adapun standar kode etik yang telah diteteapkan oelh IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia), apabila seorang auditor dapat dikatakan professional antara lain (Wahyudi dan Aida, 2006:28): 1. Prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh IAI yaitu standar ideal dari perilaku etis yang telah ditetapkan oleh IAI seperti dalam terminologi filosofi. 2. Peraturan perilaku seperti standar minimum perilaku etis yang ditetapkan sebagai peraturan khusus yang merupakan suatu keharusan. 3. Inteprestasi peraturan perilaku tidak merupakan keharusan, tetapi para praktisi harus memahaminya. 4. Ketetapan etika seperti seorang akuntan publik untuk harus tetap memegang teguh prinsip kebebasan dalam menjalankan proses auditnya, walaupun auditor dibayar oleh kliennya. 2.2 Audit Internal Pengertian Audit Internal berikut: berikut : Audit internal menurut Hiro Tugiman (2006:11) didefinisikan sebagai Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Menurut Islahuzzaman (2012:42), pengertian audit internal adalah sebagai

7 14 Audit internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan resiko, pengendalian, dan proses governance. Audit Internal mempunyai peranan yang cukup penting dalam suatu organisasi seperti yang dikemukakan oleh Lawrence B. Sawyer mengutip pernyataan dari Institute of Internal Auditors mengenai pengertian audit internal (Sawyer, 2005: 9) yakni : Internal auditing is an independent appraisals function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. Menurut pernyataan IIA tersebut, fungsi audit internal dalam suatu organisasi adalah untuk memeriksa dan juga mengevaluasi segala operasional perusahaan dengan penilaian yang independen, agar tidak menyimpang dari tujuan perusahaan itu sendiri. Memeriksa dan juga mengevaluasi merupakan tugas utama dan juga peran yang harus dilaksanakan auditor internal terhadap perusahaan. Berdasarkan definisi audit internal yang dikemukakan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa audit internal adalah merupakan kegiatan penilaian bebas, dipersiapkan dalam organisasi sebagai suatu jasa dengan cara memeriksa dan menilai efektivitas kegiatan unit lain untuk memperbaiki kinerja perusahaan Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal berikut: Menurut Hiro Tugiman (2006:11) tujuan pemeriksaan intern adalah sebagai

8 15 Tujuan dasar audit internal adalah untuk membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, pemeriksaan internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar. Tujuan audit internal menurut The Chief of Internal Auditors (Sawyer, 2005:28) yaitu: The objective of internal audit to provide guidance and related matters to the organization so as to assist management in the dischange of its responsibilities for installing and maintaining controls that to ensure organizatiomal objective are achieved. To this end it furnishes them with analysis, appraisals, recommendation and information concerning the activities reviewed. Menurut pernyataan The Chief of Internal Auditors (2005:28) tujuan audit internal adalah untuk menyediakan suatu pedoman bagi organisasi yang dapat membantu manajemen dalam melaksanakan tanggungjawabnya untuk membentuk dan memelihara pengendalian yang dapat memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai. Untuk itu fungsi audit internal akan memberikan analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan membentuk informasi mengenai aktivasi yang diperiksa. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (SPAI 2004:81) menyatakan bahwa: Tujuan, kewenangan dan tanggung jawab fungsi audit internal harus dinyatakan secara formal dalam charter audit internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal dan mendapat persetujuan dari pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa tujuan pemeriksaan intern meliputi: 1. Membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya. 2. Memberikan jaminan kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan perundang undangan.

9 16 3. Memberikan penilaian saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. 4. Mencapai tujuan dengan cara etis. Definisi ruang lingkup pemeriksaan intern menurut Hiro Tugiman (2006:99), adalah sebagai berikut: Menilai keefektifan sistem pengendalian internal serta pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas dan tanggung jawab pelaksanaan yang diberikan. Adapun ruang lingkup dalam internal audit seperti yang dinyatakan oleh The Institute of Internal Auditors (Sawyer, 2005:23): The scope of internal auditing work encompasses a systematic, disciplined approach to evaluating and improving teh adequacy and effectiveness of risk management, control and governance processes and the quality of performance in carrying out assigned responsibilities. Ruang lingkup audit internal menurut The Institute of Internal Auditors mencakup pendekatan sistematis yang dirancang untuk mengevaluasi dan meningkatan kecukupan atau kememadaian dan keefektifan manajemen resiko, pengendalian, pengelolaan organisasi serta kualitas dari kinerja organisasi dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam organisasi. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ruang lingkup internal audit penting untuk diperhatikan karena mencakup kegiatan yang harus dilakukan oleh internal auditor yang mencakup: 1. Keandalan dan kebutuhan informasi 2. Ketaatan dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan serta kontrak. 3. Perlindungan terhadap harta benda.

10 17 4. Penggunaan sumber daya secara secara ekonomis dan efisien. 5. Peningkatan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengelolaan. 6. Pencapaian tujuan perusahaan Fungsi Audit Internal Fungsi pemeriksaan intern menurut The Institute of Internal Auditors pada International Profesional Practice Framework (IPPF, 2011:27) sebagai berikut: The internal audit must evaluated and contibute to the improvement of governance, risk management, and control processes using a systematic and disciplined approach. Fungsi pemeriksaan intern menurut International Profesional Practice Framework adalah audit internal harus mengevaluasi dan berkontribusi terhadap peningkatan tata kelola, manajemen risiko, dan proses kontrol menggunakan pendekatan sistematis yang disiplin. Sedangkan menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:20) menyatakan bahwa fungsi pemeriksasan intern, yaitu: Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proes pengelolaan risiko, pengendalian dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematik, tertaur, dan menyeluruh. Menurut Robert Tampubolon (2005:1) menyatakan bahwa fungsi audit internal, yaitu: Fungsi audit internal lebih berfungsi sebagai mata dan telinga manajemen, karena manajemen buruh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pemeriksaan intern adalah mengevaluasi dan memberikan kontribusi terhadap

11 18 kegiatan perusahaan agar sesuai dengan tujuan dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan teratur Pelaksanaan Audit Internal Pelaksanan pemeriksaan intern menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:16) yaitu: Dalam melaksanakan audit, auditor intenal harus mengindentifikasi informasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumetasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan. Pelaksanaan kegiatan audit dinyatakan oleh Hiro Tugiman (2006:41) sebagai berikut: Kegiatan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan hasil dan menindaklanjuti (follow up) Pelaksanaan audit internal menurut Standar Profesi Audit Internal (2004:18) sebagai berikut : 1) Perencanaan audit, auditor internal harus merencanakan setiap pemeriksaan pengujian. 2) Pengevaluasian informasi, auditor internal harus menginterpretasikan dan membuktikan kebenaran-kebenaran informasi untuk mendukung hasil pemeriksaan. 3) Penyampaian hasil audit, auditor internal harus melaporkan hasil-hasil pemeriksaan yang diperoleh dari kegiatan pemeriksaannya. 4) Tindak lanjut hasil audit, auditor internal harus terus meninjau atau melakukan follow up untuk memastikan bahwa terhadap temuan-

12 19 temuan audit yang dilaporkan kepada manajeman,dan telah dilakukan tindak lanjut. Dengan demikian dapat disimpulkan apabila rencana audit sudah disetujui, maka auditor internal melakukan analisis, verifikasi dan pengevaluasian. Hasil asudit yang diperoleh dalam melakukan kegiatan audit tersebut dilaporkan kepada manajeman untuk ditindaklanjuti. 2.3 Fraud Pengertian Fraud Pengertian fraud didefinisikan oleh Hiro Tugiman (2006:63) adalah sebagai berikut : bahwa : Fraud mencakup perbuatan melanggar hukum dan pelanggaran terhadap peraturan dan perundang-undangan lainnya yang dilakukan dengan niat untuk berbuat curang. Perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja demi keuntungan atau kerugian suatu organisasi oleh orang dalam atau juga oleh orang di luar organisasi tersebut. Definisi lain yang dikemukakan oleh Sawyer s (2005:556) menjelaskan Fraud (kecurangan) adalah suatu tindakan pelangaran hukum yang dicirikan dengan penipuan, menyembunyikan, atau melanggar kepercayaan. Adapun menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:63) kecurangan adalah : Kecurangan mencangkup perbuatan melanggar hukum dan perundangan lainnya yang dilakukan dengan niat untuk berbuat curang. Perbuatan tersebut dilakukan dengan sengaja demi keuntungan atau kerugian suatu organisasi oleh orang dalam atau juga oleh orang di luar organisasi tersebut.

13 20 Berdasarkan definisi sebelumnya kecurangan (fraud) dapat didefinisikan bahwa kecurangan merupakan kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan yang disembunyikan dari sebuah fakta material yang dapat merugikan orang lain (khususnya dilakukan secara sengaja) dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan keuangan lainnya atau meniadakan suatu kewajiban Jenis-Jenis Fraud Menurut Assocation of Certified Fraud Examinations (2012), salah satu asosiasi di USA yang mendarmabaktikan kegiatannya dalam pencegahan dan pemberantasan kecurangan, mengkategorikan kecurangan dalam tiga kelompok sebagai berikut: 1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud) Kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material laporan keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat finansial atau kecurangan non finansial. 2. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropration) Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam kecurangan kas dan kecurangan atas persediaan aset lainnya serta pengeluaranpengeluaran biaya secara curang (fraudulent disbursement). 3. Korupsi (Corruption) Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan

14 21 TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery), pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan (economic extorton). Sedangkan menurut Albrectht et al., (2006:10-15) terdapat enam jenis fraud yaitu: 1. Employee embezzlement merupakan fraud yang terjadi ketika karyawan menipu pemberi kerja dengan melakukan pencurian terhadap aset perusahaan. Fraud tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Fraud terjadi secara langsung apabila karyawan mencuri kas perusahaan, persediaan, peralatan, atau aktiva lain. Fraud dapat juga terjadi ketika karyawan menciptakan perusahaan palsu dan membiarkan perusahaannya membayar sejumlah utang untuk benda yang sebenarnya tidak diterima oleh perusahaan. Fraud yang terjadi secara tidak langsung, terjadi ketika karyawan menerima suap dari supplier, konsumen, atau pihak diluar perusahaan lainnya untuk mengijinkan adanya harga jual yang lebihrendah, harga beli yang lebih tinggi, barang yang tidak dikirim, atau pengiriman barang berkualitas rendah. 2. Management fraud adalah manipulasi yang menyesatkan atas laporan keuangan, stockholders lenders dan semua pengguna laporan keuangan merupakan korban dari fraud jenis ini.

15 22 3. Investment scams merupakan fraud yang terjadi ketika seseorang mengelabui investor untuk menanamkan sejumlah uang ke dalam investasi yang sebenarnya tidak berharga. 4. Vendor fraud dapat terjadi akibat fraud yang dilakukan oleh vendor yang bertindak sendiri ataupun fraud yang dilakukan melalui kolusi antara pembeli dan vendor. Vendor fraud biasanya mengakibatkan biaya pembelian yang lebih tinggi, pengiriman barang yang berkualitas rendah, maupun tidak adanya pengiriman barang meskipun pembayaran telah dilakukan. 5. Customers fraud merupakan fraud yang terjadi ketika pelanggan tidak membayar penuh barang yang dibeli, atau pelanggan menipu perusahaan untuk memberikan sesuatu kepada mereka yang bukan merupakan haknya. 6. Miscellaneous fraud adalah fraud yang tidak termasuk kedalam lima jenis fraud diatas digolongkan kedalam miscellaneous fraud. Atas dasar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis fraud terbagi menjadi 3 yaitu Financial Statement Fraud, Asset Misappropration, dan Corruption. yang dapat dilakukan oleh manajemen, karyawan, vendor bahkan pelanggan Faktor-faktor Terjadinya Fraud Menurut Arens et al (2010:432) Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang dan penyalahgunaan aktiva diuraikan dalam SAS 99 (AU 316). Fraud Triangle (Seditiga Fraud) ada 3 hal yang mendorong

16 23 terjadinya sebuah upaya fraud, yaitu pressure (dorongan), opportunity (peluang), dan rationalization (rasionalisasi). 1. Pressure Pressure adalah dorongan yang menyebabkan seseorang melakukan fraud, contohnya hutang atau tagihan yang menumpuk, gaya hidup mewah, ketergantungan narkoba, dll. Pada umumnya yang mendorong terjadinya fraud adalah kebutuhan atau masalah finansial. Tapi banyak juga yang hanya terdorong oleh keserekahan. 2. Opportunity Opportunity adalah peluang yang memungkinkan fraud terjadi. Biasanya disebabkan karena pengendalian internal suatu organisasi yang lemah, kurangnya pengawan, dan penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud. 3. Rationalization Rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari pembenaran atas tindakannya, misalnya: a. Bahwasanya tindakanya untuk membahagiakan keluarga dan orang-orang yang dicintainya. b. Masa kerja pelaku cukup lama dan dia merasa seharusnya berhak mendapatkan lebih dari yang telah dia dapatkan sekarang (posisi, gaji, promosi, dll).

17 24 c. Perusahaan telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar dan tidak mengapa pelaku mengambil bagian sedikit dari keuntungan tesebut. Adapun menurut Hiro Tugiman (2006:28) tanda awal (Red Flag) terjadinya kecurangan sebagai berikut: 1. Pribadi yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang tidak diharapkan, seperti dililit hutang, dan menderita sakit berat. 2. Keadaan perusahaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang tidak semestinya, seperti kesulitan ekonomi, banyaknya hutang, meningkatnya persaingan, dan kredit pinjaman yang terbatas. 3. Risiko pengendalian yang spesifik, seperti satu orang menangani semua bagian dari suatu transaksi yang penting, supervisi yang buruk, penugasan dan tanggung jawab yang tidak jelas. Dari beberapa pernyataan di atas, pelaku fraud merasionalkan bahwa tindakan kecurangan adalah suatu hal yang wajar karena adanya tekanan dan didukung oleh kesempatan untuk melakukan kecurangan yang dapat merugikan diri sendiri, orang lain, maupun perusahaan. 2.4 Kriteria Pencegahan Fraud Syarat Penemuan Fraud Standar audit pada dasarnya mampu mengetahui adanya kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2013:71-73) bahwa syarat penemuan fraud terdiri dari :

18 25 1. Penemuan fraud Audit internal diharapkan dapat menemukan kelemahan atau fraud yang terjadi di dalam perusahaan, sehingga segala aktivitas yang bertentangan dengan prosedur atau kebijakan perusahaan dapat dicegah dan diatasi sehubungan dengan itu. Penemuan fraud, dapat diketahui dari sistem pengawasan yang diterapkan (misalnya melalui audit internal), kebetulan (by accident), dan laporan pihak lain. Amin Widjaja Tunggal (2013:72) menyatakan bahwa: Suatu studi yang dilakukan di Inggris, mengungkapkan bahwa diperkirakan hanya 19% fraud ditemukan oleh auditor, 51% ditemukan karena kebetulan, 10% ditemukan melalui pengendalian manajeman, dan lebih dari 20% merupakan tips atau laporan dari pihak luar. Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa fraud dapat ditemukan dari hasil audit yang dilakukan, secara kebetulan dan melalui pengendalian manajeman serta informasi dari pihak lain. 2. Bukti yang Cukup dan Kompeten Bukti yang cukup merupakan bukti yang faktual dan meyakinkan, sehingga orang yang diberi bukti akan mempunyai kesimpulan yang sama dengan auditor. Sedangkan bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya dan cara terbaik untuk memperolehnya adalah dengan mempergunakan teknik audit yang tepat. Adapun syarat penemuan fraud menurut Josua Tarigan (2013:24) meliputi: 1. Adanya tindakan kecurangan yang mempengaruhi pemeriksaan audit yang dianggap keliru dan tidak sesuai dengan yang seharusnya. 2. Adanya kesepakatan bahwa tindakan tersebut keliru dilakukan.

19 26 3. Adanya keyakinan atau pengakuan dari pelaku akan tindakan yang salah tersebut. 4. Adanya kerugian yang diderita oleh pihak lain. Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa syarat penemuan fraud dilakukan oleh auditor internal dengan mendapatkan penemuan fraud. Dilakukan oleh pelaku fraud yang dapat menyebabkan kerugian oleh pihak lain Ruang Lingkup Fraud Ruang lingkup fraud auditing merupakan pembatasan-pembatasan tertentu dalam melakukan audit. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2013:77-80) ruang lingkup fraud auditing meliputi: 1. Tingkat materialitas Dimana suatu fraud tetap dianggap material secara kualitatif dan tidak menjadi masalah terhadap beberapa jumlah uang yang tersangkut. 2. Biaya Untuk biaya manajeman harus menganalisis keadaan biaya secara keseluruhan atas manfaat dari perluasan audit dan tindakan-tindakan yang akan diambil untuk mencegah fraud pada masa yang akan datang. Karena pada dasarnya untuk menguji setiap transaksi dibutuhkan biaya yang sangat besar. 3. Informasi yang sensitive Perusahaan yang mengetahui ruang lingkup fraud, segera membuat kebijakan untuk menghalangi dan mendeteksi aktivitas fraud. Sifat sensitif dari aktivitas fraud atau dicurigai adanya aktivitas demikian

20 27 membutuhkan suatu petunjuk formal dalam pelaporan dan praktek penyelidikannya. 4. Pengembangan integritas Auditor internal sering kali diminta untuk melakukan program peningkatan integritas, dimana prioritas manajeman ditinjau bersama seluruh karyawan. Adapun menurut Akmal (2008:18) ruang lingkup pemeriksaan dalam fraud auditing meliputi: 1. Memeriksa kembali apakah keandalan informasi sudah sesuai dengan fakta atau belum. 2. Memeriksa kembali bahwa apa yang dilaporkan sudah sesuai dengan standar, kebijakan, rencana, prosedur dan perundang-undangan. 3. Memeriksa kembali untuk melindungi harta perusahaan dan keberadaan harta tersebut. 4. Menilai apakah penggunaan sumber daya digunakan dengan semestinya dan efisien. Dengan melihat pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa dengan meningkatkan integritas dalam organisasi, fraud dapat dengan mudah dapat diungkapkan karena adanya kejujuran dan sikap yang tegas dari karyawan Pendekatan Audit Dalam hal pendekatan audit dilakukan agar audit internal dengan mudah melakukan evaluasi atau penilaian terhadap informasi yang diperoleh. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2013:81-84) bahwa pendekatan auditing terdiri dari:

21 28 1. Analisis ancaman Dalam pendekatan fraud auditing, analisis ancaman seperti analisis dari pengungkapan fraud harus dilakukan. Analisis ancaman dapat mengarahkan rencana audit, misalnya melakukan pengawasan pada aktiva untuk mengetahui terjadinya fraud. 2. Survey pendahuluan Audit internal dalam perusahaan melakukan survey pendahuluan dasar untuk memformulasikan audit program. 3. Audit program Audit internal diharuskan menyusun dan mendokumentasikan program kerja dalam rangka mencapai sasaran penugasan. 4. Pemilihan tim auditor Tugas dari tim audit ini yaitu harus mengumpulkan informasi mengenai catatan-catatan yang tidak lengkap, ketidakcukupan buktibukti, kesalahan penyajian, atau mengubah bukti secara sengaja dalam melaksanakan kecurangan audit. Adapaun menurut Hadi Setia (2013:57) pendekatan adalah sebagai berikut: 1. Prosedur yang sistematis Prosedur yang dirancang secara sistematis dan dapat dimengerti oleh auditor internal. 2. Penugasan Adanya seleksi dan penugasan personil yang qualified dan berpengaruh.

22 29 3. Tanggung jawab auditor Adanya alokasi tugas dan tanggung jawab yang jelas kepada yang diberi penugasan audit. Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya penugasan yang sesuai dengan kemampuan auditor dan seusuai prosedur yang sistematis dalam pemilihan tim auditor yang akan melaksanakan tugas audit Pencegahan Kecurangan (Fraud) Menurut Tuanakotta (2007:162) pencegahan fraud dapat dilakukan dengan Pencegahan fraud dapat dilakukan dengan mengaktifkan pengendalian internal. Pengendalian internal yang aktif biasanya merupakan bentuk pengendalian internal yang paling banyak diterapkan. Ia seperti pagar yang menghalangi pencuri masuk ke halaman orang. Seperti pagar, bagaimanapun kokohnya tetap dapat ditembus oleh pelaku fraud yang cerdik dan mempunyai nyali untuk melakukannya. Dibawah ini juga terdapat beberapa hal dalam mencegah kecurangan dalam penilitian Mohammad Iqbal (2003:60), yaitu: 1. Informasi sensitive Perusahaan yang mengetahui akan adanya kecurangan, segera mencanangkan peraturan untuk menghambat dan mencegah kegiatan tersebut. 2. Usaha peningkatan integritas Auditor intern sering diminta untuk melakukan program peningkatan integritas, dimana prioritas manajemen tingkat atas ditinjau bersama dengan seluruh karyawan.

23 30 3. Program audit Program audit akan berlanjut dari survey pendahuluan kea rah pencarian daerah berisiko tinggi sampai menguji metode yang paling mungkin digunakan untuk melaksanakan audit kecurangan. 4. Kemampuan sistem kendali untuk mencegah kecurangan serta keterbatasan kendali. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen perusahaan bila ingin mencegah terjadinya tindakan fraud menurut Rezaee dan Riley (2005:7), yaitu: 1) Menciptakan dan mengembalikan budaya yang menghargai kejujuran dan nilai-nilai etika yang tinggi. Salah satu tanggung jawab organisasi adalah menumbuhkan budaya yang menghargai kejujuran dan nilai-nilai etika yang tinggi dan menjelaskan perilaku yang diharapakan dan kesadaran dari masingmasing pegawai, menciptakan budaya yang menghargai kejujuran dan nilai-nilai etika tinggi hendaknya mencangkup hal-hal sebagai berikut: a) Setting the at the top b) Merekrut dan mempromosikan karyawan yang tepat c) Pelatihan d) Disiplin 2) Penerapan dan evaluasi proses pengendalian anti-fraud

24 31 Fraud tidak akan terjadi tanpa persepsi adanya kesempatan dan menyembunyikan perbuatannya organisasi hendaknya proaktif mengurangi kesempatan dengan : a) Mengidentifikasi dan mengukur resiko fraud b) Pengurangan resiko fraud c) Implementasi dan monitoring pengendalian intern. 3) Pengembangan Proses Pengawasan (Oversight Process) Untuk mencegah dan menangkal kecurangan secara efektif, entitas hendaknya memiliki fungsi pengawasan yang tepat, pengawasan dalam berbagai jenis dan bentuk ini dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak, antara lain Komite audit, Manajemen, Internal auditor. Dari beberapa pernyataan diatas, maka auditor dapat lebih efektif dalam melaksanakan pengauditan yang sekaligus dapat lebih efektif dalam mencegah adanya kecurangan di perusahaan. 2.5 Kerangka Pemikiran Auditor Internal memainkan peranan penting dalam memantau aktivitas untuk memastikan bahwa program dan pengendalian anti fraud telah berjalan efektif. Aktivitas audit internal dapat mencegah sekaligus mendeteksi risiko fraud (Amin Widjaja Tunggal, 2012). Jika auditor internal mencurigai terjadinya kecurangan, auditor internal memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berwenang dalam organisasi. Auditor internal merekomendasikan dilakukannya investigasi yang dianggap perlu dalam kondisi tersebut (Amin Widjaja Tunggal, 2012)

25 32 Seorang auditor internal yang professional akan selalu berusaha untuk mencapai hasil terbaik dalam segala hal yang ia kerjakan. Maka auditor internal yang memilki sikap profesionalisme akan melaksanakan tugasnya dalam pelaksanaan audit internal dengan baik (Bachtiar Asikin, 2006). Menurut Siswati (2012) untuk meningkatkan kualitas peran auditor internal dalam mengungkapkan temuan audit, diperlukan profesionalisme yaitu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas auditor internal yang terkait dengan kegiatan perusahaan secara professional. Auditor internal dikatakan professional apabila memenuhi beberapa elemen meliputi dedikasi terhadap profesi, tanggung jawab social, tuntunan otonomi, percaya pada pengaturan sendiri, dan memiliki perkumpulan profesi (Bachtiar Asikin, 2006). Profesionalisme merupakan suatu kredibilitas dan profesionalisme pada auditor internal merupakan salah satu kunci dalam menjalankan profesinya dengan baik dan benar. Profesionalisme akan meningkat dengan sendirinya seiring dengan perkembangan sikap mental auditor internal sendiri dalam melakukan perkerjaannya (Bachtiar Asikin, 2006). Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:21) menyatakan bahwa auditor internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti dan menguji adanya indikasi penyimpangan. Dengan adanya badan audit internal pada suatu organisasi diharapkan dapat menjadi nilai tambah untuk membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuannya terutama dalam hal adanya auditor internal yang professional dapat diharapkan membantu pencegahan kecurangan.

26 33 Dengan adanya sikap profesionalisme yang handal maka diharapkan seorang auditor internal dapat mengambil tindakan untuk mengantisipasi setiap kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang dan mengungkapnya dalam temuan audit. Saran dan sikap korektif dari auditor internal akan sangat membantu untuk mencegah terjadinya penyimpangan terulang lagi dalam perusahaan dan menjadi bahan penindakan bagi karyawan yang melakukan penyimpangan (Bachtiar Asikin, 2006). Profesionalisme seorang auditor internal sangat penting dalam menjaga kredibilitas perusahaan. Profesionalisme auditor internal merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang auditor internal dalam melakukan pemeriksaan intern dan juga merupakan salah satu kunci sukses dalam pencegahan fraud dalam suatu perusahaan (Hiro Tugiman, 2006). Berdasarkan penjelasan di atas, penting adanya profesionalisme dalam seorang auditor dalam perusahaan untuk mencegah terjadinya fraud. Profesionalisme auditor internal menurut Taufik (2010) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan mencegah kecurangan (fraud). Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal (X) Bachtiar Asikin (2006), Hiro Tugiman (2006), Wahyudi dan Aida (2006), Bachtiar Asikin (2012),Taufiq (2008), Hiro Tugiman (2006), Pencegahan Kecurangan (Y) Mohammad Iqbal (2003), Rezaee dan Riley (2005), Tuanakotta (2007)

27 Hipotesis Penelitian Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan yang sementara dari penilitian ini, yaitu sebagai berikut: Profesionalisme auditor internal berpengaruh terhadap pencegahan kecurangan (fraud)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian profesionalisme menurut Arens et al., (2008:105) yaitu: maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian profesionalisme menurut Arens et al., (2008:105) yaitu: maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profesionalisme Auditor Internal 2.1.1 Pengertian Profesionalisme Pengertian profesionalisme menurut Arens et al., (2008:105) yaitu: Profesionalisme means a responsibility for

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi yang telah berkembang saat ini, suatu perusahaan tidak dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan cepat

Lebih terperinci

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih

Lebih terperinci

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang mengalami keadaan yang tidak menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Audit internal menurut Hiro Tugiman (2001:11) adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu organisasi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1 Pengertian Hubungan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:409), Hubungan diartikan sebagai berikut: Hubungan adalah (1) keadaan berhubungan; (2) kontak; (3) sangkutpaut; (4) ikatan. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku bisnispun akan semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis berusaha dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang komunikasi, khususnya dalam memberikan pelayanan jasa surat menyurat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era teknologi maju dan globalisasi. Bangsa Indonesia juga menghadapi tantangan yang berhubungan dengan masalah kecurangan, kolusi, nepotisme, dan penggelapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Penelitian ini mengenai hubungan antara pemahaman auditor internal dengan redefinisi auditor internal dengan kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada awal abad 21, sejak munculnya kasus Enron yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Meskipun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari sebuah perusahaan salah satunya adalah untuk memperoleh laba/profit yang menunjang tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung untuk memajukan perusahaan. (Tugiman, 2006 : 167).

BAB I PENDAHULUAN. mendukung untuk memajukan perusahaan. (Tugiman, 2006 : 167). Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini audit internal memberikan penekanan pada hubungan antar manusia. Audit internal merupakan interaksi antara auditor internal, manajer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terasa lama,koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. terasa lama,koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntansi menghadapi berbagai masalah karena sepanjang musim panas yang terasa lama,koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi korporasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal Audit merupakan pengendalian manajemen serta pendukung utama untuk tercapainya pengendalian internal dalam suatu organisasi. Selama melaksanakan kegiatannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang mengalami keadaan yang tidak menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah: 2.1 Pengertian Internal Audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi internal audit menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) adalah: Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu di perlukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya pengendalian internal dalam suatu organisasi. Selama melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya pengendalian internal dalam suatu organisasi. Selama melaksanakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Internal Audit merupakan pengendalian manajemen serta pendukung utama untuk tercapainya pengendalian internal dalam suatu organisasi. Selama melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Penelitian ini mengenai hubungan antara pemahaman auditor internal dengan redefinisi auditor internal dengan kepatuhan auditor internal atas Standar Profesi

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) sebagai pelaku ekonomi tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahap kegiatan yang akan dilaksanakan harus direncanakan, dianalisa dan diteliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahap kegiatan yang akan dilaksanakan harus direncanakan, dianalisa dan diteliti 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit 2.1.1 Pengertian Audit Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk memperoleh laba disamping beberapa tujuan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

Lebih terperinci

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Auditing 2015-12-17 Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks, khususnya perusahaan besar yang sudah go public, menyebabkan dibutuhkannya pemisahan antara pemilik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar maupun di dalam organisasi. Fraud biasanya menyangkut penyajian yang secara

BAB I PENDAHULUAN. luar maupun di dalam organisasi. Fraud biasanya menyangkut penyajian yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecurangan atau fraud meliputi serangkaian tindakan-tindakan yang tidak wajar dan ilegal yang sengaja dilakukan untuk menipu. Tindakan tersebut dapat dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jangkauan aktivitas dari audit internal tidak hanya menyangkut pada pemeriksaan keuangan saja, akan tetapi jangkauan pemeriksaannya telah diperluas

Lebih terperinci

dalam profesi dan juga definisi tersebut juga mengarahkan Auditor Internal

dalam profesi dan juga definisi tersebut juga mengarahkan Auditor Internal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal Pengertian audit internal menurut Committee Of Sponsoring Organization (COSO) adalah: adalah : Audit internal adalah suatu proses yang dijalankan dewan direksi,

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan garmen PT. X sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organization) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan perekonomian di negeri kita, Bangsa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan perekonomian di negeri kita, Bangsa Indonesia juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Seiring dengan kemajuan perekonomian di negeri kita, Bangsa Indonesia juga menghadapi tantangan yang berhubungan dengan masalah kecurangan, kolusi, nepotisme,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya. Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Internal Auditor dan Ruang Lingkupnya Kata internal auditor terdiri dari dua kata yaitu internal dan Auditor. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, internal artinya

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Jamsostek merupakan salah satu Perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang jasa asuransi. Jasa Asuransi yang dihasilkan PT. Jamsostek ini

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk alat komunikasi oleh manajer puncak kepada bawahannya serta kepada pihak luar perusahaan untuk menginformasikan

Lebih terperinci

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill

PT. Bangkitgiat Usaha Mandiri. Palm Oil Plantation & Mill PROFRESI & STANDAR UNTUK PRAKTIK PROFESIONAL Pendahuluan Internal Audit Department (IAD). merupakan bagian integral kerangka kerja tata kelola NT Corp. Kewenangan spesifik suatu fungsi yang menjelaskan

Lebih terperinci

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal 1. Definisi a) Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unit operasi perusahaan, jenis usaha, melebarnya jaringan distribusi, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Fungsi Internal Auditor 1. Pengertian Internal Audit Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit unit operasi perusahaan, jenis usaha,

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2011 Piagam Internal Audit ini merupakan salah satu penjabaran dari pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Audit Intern Auditing merupakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu pernyataan, pelaksanaan dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak independen guna memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Menurut Komaruddin (1994;768), yang dimaksud peranan adalah : 1) Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen. 2) Pola penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Pengertian Auditing pertama kali dikenal dari bahasa latin, yaitu: audire, yang artinya mendengar. Sedangkan orang yang melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA INTERNAL AUDIT Materi 1 Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA 1 FAKTOR PENTING PERKEMBANGAN INTERNAL AUDIT PERDEBATAN MENGENAI PERAN INTERNAL AUDIT 1. Jenis Usaha 2. Luas Kegiatan Usaha 3. Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan modern. Akuntansi dan auditing memainkan peran penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan auditing bisa dipahami melalui kebutuhan akuntabilitas ketika pemilik bisnis mempekerjakan manajer untuk mengelola bisnis mereka seperti dalam perusahaan

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER

INTERNAL AUDIT CHARTER Halaman : 1 dari 5 I. PENDAHULUAN Tujuan utama Piagam ini adalah menentukan dan menetapkan : 1. Pernyataan Visi dan Misi dari Divisi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Bank Woori Saudara 2. Tujuan dan ruang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini merupakan pengertian audit internal menurut para ahli. Menurut Mulyadi (2002:29) mengatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini merupakan pengertian audit internal menurut para ahli. Menurut Mulyadi (2002:29) mengatakan bahwa : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Variabel Penelitian 2.1.1 Audit Internal 2.1.1.1 Pengertian Audit Internal Profesi audit internal mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan bisnis pada era

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015

SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015 SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015 DASAR Peraturan Perundangan: 1. UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,

Lebih terperinci

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP. MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP Abstract Auditor Internal dituntut untuk mampu melaksanakan perannya memberikan

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) Piagam Audit Internal ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 Tahun 2015 tanggal

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu peran auditor eksternal adalah untuk memberikan keyakinan kepada pihak yang berkepentingan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai standar yang berlaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengaruh 2.1.1 Pengertian Pengaruh Pengertian pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:879), yaitu : Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari suatu(orang atau

Lebih terperinci

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek

BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Audit Secara umum, auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang

Lebih terperinci

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM

SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Modul ke: 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS SEJARAH,PERKEMBANGAN, DAN GAMBARAN UMUM Dewi Rosaria, SE.,Msi.,Ak.,CA.,CPAI Program Studi AKUNTANSI Materi Definisi dan sejarah Internal Auditing Auditor ekstern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) bertugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Internal Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep Audit internal

Lebih terperinci

Fraud Risk Management

Fraud Risk Management Fraud Risk Management Semua organisasi rentan terhadap fraud Tindak kecurangan adalah risiko yang susah untuk diatasi, kebanyakan pimpinan perusahaan lebih suka percaya bahwa karyawan mereka tidak akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya,

Lebih terperinci

Brink s Modern Internal Auditing

Brink s Modern Internal Auditing Brink s Modern Internal Auditing A Common Body of Knowledge ROBERT R. MOELLER John Wiley & Sons, Inc. Changing Definitions of Internal Auditing 1947 1981 1999 Independent appraisal activity within an organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua organisasi, apapun jenis, bentuk, skala operasi dan kegiatannya memiliki risiko terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Internal a. Pengertian Audit Internal Audit Internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengeavaluasi sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Audit Pengertian Audit Setiap Perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Audit Pengertian Audit Setiap Perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk memperoleh laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit 2.1.1 Pengertian Audit Setiap Perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk memperoleh laba disamping beberapa tujuan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia akan membawa pengaruh yang besar dan luas terhadap perubahan ekonomi selama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8

DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 STANDAR PROFESI...8 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...I MUKADIMAH...1 LATAR BELAKANG...1 TUJUAN...2 STANDAR DAN PEDOMAN PRAKTIK AUDIT INTERNAL...2 PENERAPAN DAN TANGGAL EFEKTIF BERLAKU...3 DEFINISI...5 KODE ETIK...6 TUJUAN...6 PENETAPAN...6

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter DAFTAR ISI HAL 1. Pengantar 2 2. Struktur dan Kedudukan 2 3. Tujuan 3 4. Ruang Lingkup 4 5. Wewenang 4 6. Tugas dan Tanggung Jawab 5 7. Pelaporan 5 8. Kode Etik 5 9. Persyaratan Auditor 7 10. Standar Profesional

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing pada saat ini adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Menurut Komaruddin (1994:768), yang dimaksud peranan adalah: 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seseorang dalam manajemen; 2. Pola penilaian

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk suatu negara tanpa disertai peraturan yang ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut

Lebih terperinci