Karakteristik Propagasi dalam Ruang berdasarkan Analisa RSSI pada Jaringan Sensor Nirkabel
|
|
- Sonny Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Karakteristik Propagasi dalam Ruang berdasarkan Analisa RSSI pada Jaringan Sensor Nirkabel Triuli Novianti 1) Wirawan 2) 1) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, 2) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya wirawan@ee.its.ac.id Abstrak Sebuah jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah infrastruktur yang mempunyai kemampuan sensing (deteksi), penghitungan dan elemen-elemen komunikasi yang memberikan kemampuan kepada administrator untuk mengukur, mengobservasi, dan memberikan reaksi kepada event (kejadian) dan fenomena pada lingkungan tertentu. Tren teknologi adalah untuk mencapai ukuran kecil, murah, dan daya node sensor yang efisien, yang akan membuat sistem yang handal dan efisien. Crossbow Technologies MICAz digunakan dalam makalah ini. karakteristik propagasi dalam lingkungan yang realistis akan membantu penyebaran dan pemasangan motes ini untuk membentuk JSN. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran dan analisa terhadap parameter-parameter propagasi yang berpengaruh terhadap kinerja jaringan sensor nirkabel baik pada kondisi indoor. Pada penelitian ini digunakan parameter RSSI ( Received Signal Strength Indication ) terhadap jarak pada JSN. Kata Kunci: Jaringan Sensor Nirkabel, Karakteristik Propagasi,RSSI, MICAz Motes 1. PENDAHULUAN Teknologi Wireless Sensor Network (WSN) bukan konsep baru, aplikasi militer telah lama telah digunakan untuk surveilans dan pengumpulan data. Baru-baru ini, hasil teknologi aplikasi di Micro Electromechanical System (MEMS) membuat fabrikasi dari node sensor berukuran kecil dan murah. sensor, atau motes, adalah berukuran kecil, sensor canggih dengan kemampuan untuk dihubungkan satu sama lain. Motes ini bisa dikerahkan secara acak menggunakan artileri atau parasut di militer domain. Penyebaran metode lain adalah menginstal motes di lokasi tertentu untuk mendapatkan cakupan dan konektivitas yang terbaik. Sensor node diharuskan untuk memiliki banyak fungsi. Meskipun mereka kecil, mereka harus mampu mengamati fenomena (suhu, cahaya, tekanan,dll), dan pada waktu yang sama berkomunikasi dengan lainnya, dengan base station, atau dengan kepala cluster. Perbedaan utama antara jaringan nirkabel dan jaringan kabel yang tradisional adalah peralatan nirkabel pada satu jaringan berkomunikasi melalui kanal nirkabel menggunakan penerima nirkabel. Agar dapat bekerja dengan baik, kinerja jaringan nirkabel sangat tergantung dari konfigurasi pada Physical Layer (PHY) seperti propagasi, antena, jarak antara transmitter, receiver dan sebagainya. Dengan demikian, untuk memahami jaringan ad hoc nirkabel dan mendesain algoritma dan protokol yang efisien untuk jaringan wireless, kita perlu memahami karakteristik dari komunikasi jaringan nirkabel. Satu hal pembahasan penting dari jaringan ad hoc nirkabel adalah model kanal nirkabel. IEEE Std adalah standar untuk memberikan kompleksitas ultra-rendah, murah, dan daya konektivitas nirkabel sangat rendah antara perangkat murah seperti node sensor. Hal ini mendefinisikan lapisan fisik (PHY) dan MAC, dan lebih jauh lagi memiliki fungsi untuk mengukur kekuatan sinyal yang diterima sebagai indikator kekuatan sinyal yang diterima (RSSI). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk analisa dilakukan pengukuran dan analisa RSSI terhadap jarak pada JSN yang berpengaruh terhadap kinerja jaringan sensor nirkabel pada kondisi indoor. Makalah ini dibagi menjadi lima bagian. Bagian 2 membahas RSSI dan spesifikasi MICAz. Bagian 3 perancangan dan implementasi sistem dan simulasi digambarkan dalam bagian 4. Terakhir, kita simpulkan dalam Bagian RSSI ( Received Signal Strength Indication ) dan MICAZ MOTE RSSI adalah teknologi yang umum digunakan mulai sekarang. Penggunaan RSSI mulai membutuhkan overhead komunikasi yang kurang, kompleksitas pelaksanaan yang lebih rendah, dan biaya lebih rendah, sehingga sangat cocok untuk node pada jaringan sensor nirkabel yang memiliki kemampuan terbatas Sistem Lokalisasi Menggunakan RSSI RSSI ( Received Signal Strength Indication ) adalah pengukuran terhadap daya yang diterima oleh sebuah perangkat wireless. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan selama ini, pengukuran RSSI menunjukkan variasi yang besar karena adanya pengaruh fading atau shadowing. Propagasi gelombang radio pada free space mengikuti aturan persaman Friis dan path loss sebanding dengan
2 , dimana d adalah jarak antara sumber dan receiver. Pada aplikasi yang real, path loss sangat sulit untuk diprediksi karena bergantung pada karakteristik dari lingkungan dimana komunikasi wireless itu terjadi. Redaman akan proporsional sebesar untuk transmisi yang dekat dengan tanah, dimana komponen sinyal akan dipantulkan oleh tanah yang akan menginterferensi komponen sinyal LOS (line of sight) bahkan akan lebih tinggi daripada dalam ruangan yang komplek. (1) pt p n r i X Si P r merupakan nilai RSS yang terbaca pada sensor ke-i, P t adalah daya sinyal target, X merupakan lokasi target dalam koordinat 2 dimensi, S i merupakan lokasi dari sensor ke-i, X-S i, α merupakan pathloss eksponen dan n i merupakan noise. komunikasi single hop, dimana setiap node akan langsung berkomunikasi dengan sink dan mengirimkan datanya, yang berupa pancaran sinyal radio (beacon) pada sink tanpa harus berkomunikasi dengan node lainnya. Sink bertugas untuk mengukur besar kekuatan penerimanan sinyal (RSSI) dari node dan sekaligus mengumpulkan data tersebut yang selanjutnya bisa diproses lebih lanjut untuk dilakukan analisa. 2.2 Deteksi Energi/RSSI Pada Chipcon Smart RF CC2420 Chip CC2420 mempunyai built-in RSSI yang memberikan nilai digital yang dapat dibaca dengan bentuk 8 bit. Nilai RSSI selalu memiliki rata-rata lebih dari 8 periode simbol (128μs)[1]. Nilai register RSSI_VAL juga dapat menunjukkan power P di pin RF dengan menggunakan rumus: P = RSSI_VAL + RSSI_OFFSET (dbm) (2) Gambar 2.1 Typical RSSI value vs input power [1] Dimana RSSI_OFFSET kira-kira sebesar -45. Sebagai contoh bila nilai register RSSI yang terbaca adalah - 20, maka input power RF kira-kira sebesar -65 dbm. Plot dari pembacaan RSSI_VAL sebagai fungsi dari power input ditunjukkan oleh gambar 2.1. Gambar 3.1 Topologi Jaringan Komunikasi Single Hop Gambar 3.1 adalah ilustrasi dari topologi jaringan yang digunakan dalam penelitian ini. Terdapat 6 buah node, sebuah sink, dan sebuah server. Identitas (ID) dari tiap-tiap node sebagai pembeda fungsi dan peran dari masing-masing node. ID node 0 adalah sink, sedangkan ID node 1, 2, 3, 4 dan 5 berfungsi sebagai sensor node. Dan yang berperan sebagai gateway atau penghubung antara jaringan sensor dengan user adalah node 0. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Metodologi Penelitian Metode penelitian pada penelitian ini dibagi menjadi dua tahap penelitian. Pertama adalah pengukuran terhadap besarnya RSSI (Received Signal Strength Indication) yang diterima oleh base station/sink dari pancaran sinyal radio yang telah dikeluarkan oleh node, kedua adalah analisa implementasi sistem yang telah dirancang. Berdasar atas disain topologi yang sudah dirancang sebelumnya seperti terlihat pada gambar 3.1 akan dilakukan pengamatan RSSI terhadap jarak node. Diagram alir pengukuran RSSI terhadap jarak pada jaringan sensor nirkabel ini dapat dilihat pada diagram alir gambar 3.2 sebagai berikut : 3. PERANCANGAN DAN APLIKASI SISTEM 3.1 Perencanaan Topologi Jaringan Pada penelitian ini, topologi jaringan sensor nirkabel yang diimplementasikan adalah dengan
3 Gambar 3.3 Micaz mote (MPR2400) 2. Gateway Gateway yang digunakan adalah ethernet base dengan tipe MIB600. Gambar gateway MIB600 terlihat pada gambar 3.4 di bawah ini. Sedangkan keterangan spesifikasi dari gateway MIB600 lebih lengkap terdapat pada lampiran. Gambar 3.2 Diagram Alir 3.3 Persiapan Hardware Pada persiapan hardware, diperlukan beberapa perangkat yang berperan sebagai node, gateway, dan server. merupakan perangkat yang dapat mengambil data sensor, dan kemudian mengirimkannya pada sink. Gateway yaitu sebuah perangkat yang menghubungkan antara komputer server dengan jaringan sensor atau node. Gateway yang digabungkan dengan node membentuk suatu komponen yang bernama sink yang dapat mengumpulkan data dari jaringan sensor kepada server. Server merupakan sebuah komputer yang berperan untuk monitoring, mengolah data, dan pengawasan terhadap jaringan sensor nirkabel. Pada penelitian ini, server terhubung dengan jaringan sensor melalui gateway menggunakan wireless acces point dengan kecepatan mencapai 54 Mbps. Pada penelitian ini digunakan perangkat node dan sink dengan platform Micaz buatan perusahaan Crossbow Technology, Inc. Spesifikasi perangkat keras yang digunakan oleh Jaringan Sensor Nirkabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sensor () Menggunakan Micaz dengan platform MPR2400 seperti terlihat pada gambar 3.1, keterangan spesifikasi lebih lengkap terdapat dalam lampiran. Gambar 3.4 MIB Server Server yang digunakan adalah sebuah laptop dengan spesifikasi sebagai berikut : Acer 4732 Z, Microsoft Windows XP Profesional Operating System, Processor Intel Pentium Dual Core CPU T4300 (2.1 GHz, 800 MHz FSB), Memori DDR2 1 GB 3.4 Persiapan Software Persiapan perangkat lunak yang paling utama adalah mempersiapkan sistem operasi yang akan digunakan. Dalam penelitian ini, sistem operasi yang digunakan adalah TinyOS yang memang di disain untuk jaringan sensor nirkabel. Untuk menginstal sistem operasi ini diperlukan linux environment yaitu Cygwin untuk Windows. Selain itu, diperlukan software-software pendukung lainnya yaitu program Lantronix Device Installer, Serial forwarder, Listen, Message Center. Seluruh software pendukung ini sudah terinstall bersama ketika menginstall TinyOS. Lantronix Device Installer merupakan software yang digunakan untuk memanajemen perangkat gateway (MIB600). Software ini dapat digunakan untuk memberikan alamat IP pada gateway, mengatur baud rate gateway, dan mengatur port yang ada pada gateway. Pada penelitian ini diberikan alamat IP pada gateway.
4 Serial forwarder merupakan software yang digunakan untuk menerima paket yang dikumpulkan oleh sink. Serial forwarder merupakan perangkat lunak yang berbasis pemrogaman java. Prinsip kerja Serial forwarder ialah menerima paket yang diteruskan oleh sink dan meneruskannya melalui port yang lain pada server. Perangkat lunak ini sangat penting karena perangkat lunak yang lain seperti Listen dan Message Center tidak akan dapat bekerja sebelum perangkat lunak ini dijalankan terlebih dahulu. Listen merupakan software berbasis pemrogaman Java yang digunakan untuk menampilkan paket yang diterima oleh server. Listen baru dapat bekerja jika Serial forwarder sudah dijalankan. Listen menampilkan paket dalam bentuk raw (hexadesimal). Listen menampilkan paket yang asli dan tidak dapat mengolah format representasi paket yang diterima. Message Center merupakan software yang digunakan untuk mengamati dan mengolah paket yang diterima oleh server. Berbeda dengan Listen, Message Center dapat mengubah format representasi paket yang diterima dan menambah fasilitas tertentu. Message Center dapat mengubah representasi paket yang diterima dari heksadesimal menjadi desimal. Selain itu, Message Center juga dapat menambahkan time stamp pada setiap paket yang ditampilkan. Time Stamp yang diberikan oleh Message Center bahkan sampai satuan nilai milidetik. 3.5 Konfigurasi Program Aplikasi Pada bagian ini akan dibahas mengenai konfigurasi program yang dipakai pada sistem keamanan kendaraan anti pencurian ini. Bahasan bagian ini dibagi menjadi 2 yaitu, konfigurasi program pada node dan konfigurasi program pada sink/base station yang tugasnya mengumpulkan data hasil pengukuran. Ada 3 komponen penting dalam mengkonfigurasi dan membuat sebuah program aplikasi berbasis nesc-tinyos, yaitu pembuatan program module, configuration, dan Makefile. Konfigurasi dan pembuatan program tersebut selanjutnya akan dibahas lebih rinci dibawah ini Konfigurasi Program pada Program yang akan diinstall pada node merupakan program yang dibuat dengan tujuan agar node memancarkan sinyal radio (beacon) yang nantinya akan diterima oleh sink. Kemudian sink akan menghitung besarnya sinyal yang diterima (RSSI) yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan analisa pada penelitian ini. Seperti dijelaskan sebelumnya di atas, bahwa ada 3 komponen penting dalam mengkonfigurasi sebuah program aplikasi yang berbasis TinyOS, yaitu pembuatan program module, configuration, dan Makefile. Namun sebelum mengkonfigurasi 3 komponen tadi, kita harus mengatur konfigurasi file Xbowlocal terlebih dahulu. Xbowlocal merupakan file yang digunakan untuk pengaturan sensor secara umum, yaitu pengaturan programming board yang digunakan, pengaturan Group ID, RF band, kanal yang digunakan, dan RF power yang digunakan. Xbowlocal terdapat pada direktori /opt/tinyos- 1.x/contrib/xbow/apps. Terdapat 16 kanal frekuensi yang dapat digunakan dalam implementasi jaringan sensor nirkabel sesuai dengan standard Daya yang dapat dipancarkan bervariasi antara 0 sampai -25 dbm. Daya 0 dbm merupakan daya maksimum yang dipancarkan oleh node sedangkan -25 dbm merupakan daya minimum yang dapat digunakan node. Pada penelitian ini digunakan daya maksimum sebesar 0 dbm dan kanal frekuensi yang digunakan adalah kanal 11 dan 15. Selain kanal frekuensi dan daya pancar juga dapat diatur Group ID pada node. Group ID sangat penting digunakan apabila menghendaki jaringan sensor nirkabel dengan topologi Cluster Tree. Pada penelitian ini digunakan Group ID 0xFF pada semua node. Gambar 3.5 Diagram Alir Program pada Gambar 3.5 merupakan diagram alir konfigurasi program yang nantinya akan diinstall pada Dari diagram alir diatas dapat dijelaskan bahwa suatu node sebelum mem-broadcast sinyal, ditentukan terlebih dahulu power transmitter dan kanal frekuensi yang akan digunakan. Pada penelitian ini digunakan power transmitter 0 dbm dan kanal frekuensi yang dipakai adalah kanal 11 dan 15 sesuai pada pengaturan file Xbowlocal. 3.6 RSSI (Received Signal Strength Indication) terhadap Jarak Indoor ini dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai RSSI dari masing-masing node yang diterima oleh base station/sink. RSSI pada lingkungan indoor dilakukan di Lab 304 Teknik Elelktro ITS. ini juga bertujuan untuk mencari besar cakupan dari pancaran sinyal radio (beacon) dari node yang telah dipasang, sehingga nantinya bisa diestimasi keperluan jumlah base station yang diperlukan untuk menjangkau semua area Lab 304 Teknik Elektro ITS. Ketinggian 0 dari lantai 75 cm dan ketinggian setiap node 1-5 dari lantai 90 cm.
5 Jarak node dari sink sebagai berikut : 1 : 1,5 meter 2 : 2,5 meter 3 : 4,5 meter 4 : 5 meter 5 : 6,5 meter Gambar ilustrasi pengukuran pada lingkungan indoor ini seperti terlihat pada gambar 3.6 dan 3.7 berikut ini : Gambar 3.6 indoor lab B304 ITS 1 Ruang a. Pada lingkungan indoor satu ruang dilakukan di lab B304 Teknik Elektro ITS, tepatnya di lantai 3 gedung Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya. Metode pengambilan data pengukuran RSSI terhadap jarak, yaitu pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali dengan waktu tiap pengukuran adalah selama 30 detik. ini juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik hasil pengukuran RSSI apabila dilakukan di tempat indoor. Di samping itu, dari pengukuran ini diharapkan diketahui jangkauan terjauh node dalam mentransmisikan sinyal radio ke base station/sink. Tabel hasil rata-rata pengukuran seperti terlihat pada tabel 4.1. Rata-rata dari data hasil pengukuran tiap 30 detik pengukuran ke-i diberikan pada lembar lampiran. Tabel 4.1 Hasil Rata-rata RSSI di lab B304 Indoor Jarak BS- (m) 1 RSSI (dbm) Berdasarkan tabel pengukuran di atas terlihat bahwa pengukuran RSSI pada lingkungan indoor memberikan nilai RSSI yang lebih kecil pada node 4 dan node 5 sedangkan untuk node 1 dan node 2 memberikan nilai RSSI yang lebih besar. Pada pengukuran indoor antar ruang ini juga menunjukkan bahwa base station masih bisa menerima sinyal radio sampai jarak sebesar 6.5 meter jarak sebenarnya antara node dengan base station. Namun hasil pengukuran RSSI semakin kecil sebanding dengan jarak base stasion dan node yang semakin besar. Berdasarkan data pengukuran tersebut juga dapat ditentukan bahwa posisi peletakan node terbaik yaitu di dalam satu ruang pada node 1. Gambar grafik hasil rata-rata pengukuran seperti terlihat pada gambar 4.1. hal ini terjadi karena adanya pengaruh pathloss dalam komunikasi wireless. Dimana besar pathloss ini adalah berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara transmitter (node) dengan receiver (base station) Gambar 3.7 indoor lab B304 ITS 2 Ruang 4. ANALISA DATA Pada bab ini akan ditampilkan data-data hasil pengukuran RSSI terhadap jarak baik untuk pengukuran pada tempat parkir outdoor maupun indoor disertai dengan analisa terhadap data-data tersebut. 4.1 Analisa Data RSSI terhadap Jarak pada Lab B304 Indoor
6 Nilai RSSI (dbm) Nilai RSSI (dbm) pengukuran pengukuran Nilai RSSI (dbm) pengukuran Gambar 4.1 Grafik Nilai RSSI terhadap Jarak pada lab B 304 Indoor b. Pada lingkungan indoor beda ruang dilakukan di lab B304 Teknik Elektro ITS, tepatnya di lantai 3 gedung Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya. Metode pengambilan data pengukuran RSSI terhadap jarak, yaitu pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali dengan waktu tiap pengukuran adalah selama 30 detik. ini juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik hasil pengukuran RSSI apabila dilakukan di tempat indoor antar ruang. Di samping itu, dari pengukuran ini diharapkan diketahui jangkauan terjauh node dalam mentransmisikan sinyal radio ke base station/sink. Tabel hasil rata-rata pengukuran seperti terlihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Rata-rata RSSI di lab B304 Indoor Jarak BS- (m) Keterangan 1 RSSI (dbm) Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Pada pengukuran indoor antar ruang ini juga menunjukkan bahwa base station sudah tidak menerima sinyal radio dari node 5 saat jarak sebesar 12.5 meter jarak sebenarnya antara node dengan base station. Sedangkan untuk node 1, 2, 3 dan node 4 menunjukkan hasil yang hampir sama dengan pengukuran pada indoor satu ruang. Berdasarkan data pengukuran tersebut juga dapat ditentukan bahwa posisi peletakan node terbaik yaitu di dalam satu ruang. RSSI pada indoor, nilai RSSI yang diterima oleh base station mengalami penurunan setelah node dipindah menjauhi base station dan antar ruang. Gambar grafik hasil rata-rata pengukuran seperti terlihat pada gambar 4.2, hal ini terjadi karena adanya pengaruh pathloss dalam komunikasi wireless. Dimana besar pathloss ini adalah berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara transmitter (node) dengan receiver (base station) Nilai RSSI pada node 4 masih bisa terbaca meskipun jarak base station dengan node 4 lebih jauh dibandingkan node 5. Hal ini dapat terjadi karena pada keadaan sebenarnya komunikasi wireless sangat bergantung pada karakteristik dari lingkungan disekitarnya dan karena pengukuran dilakukan di tempat indoor maka pengaruh multipath fading yang diakibatkan oleh dinding, lantai, tiang atau benda lain yang berada di tempat pengukuran juga menjadi besar Nilai RSSI (dbm ) Nilai RSSI (dbm) -10 pengukuran pengukuran Gambar 4.2 Grafik Nilai RSSI terhadap Jarak pada lab B 304 Indoor antar ruang 5. KESIMPULAN Tulisan ini telah menunjukkan karakteristik propagasi dari sinyal radio IEEE di lingkungan dalam ruang. propagasi dari sinyal itu telah mengungkapkan variasi dari kekuatan sinyal yang diterima. Makalah ini mengajukan sistem jaringan sensor nirkabel dengan pengukuran RSSI. Hasil numerik menunjukkan bahwa, faktor daya RSSI semakin besar pada jarak yang terdekat dengan node sink. Nilai RSSI juga dipengaruhi oleh propagasi sinyal radio node dalam ruang dan antar ruang seperti refleksi, hamburan dalam ruang.
7 DAFTAR REFERENSI [1] Chipcon, SmartRF CC2420 Datasheet, URL: pdf [2] H. Shinsuke,dkk, Propagation Characteristics of IEEE Radio Signal and Their Application for Location Estimation, Graduate School of Engineering, Osaka University, Corporate R&D Group, Oki Electric Industry Co., LTD. [3] IEEE std : Wireless Medium Access Control (MAC) and Physical Layer (PHY) specifications for Low Rate Wireless Personal Area Networks (LR-WPANs) pdf [4] Jiuqiang X, dkk, WSN Distance Measurement Model Based on RSSI in WSN, 2010, School of Information Science & Engineering Northeastern University, Shenyang, China [5] K. Lorincz, MoteTrack User's Manual v2.1, 2005, Harvard University ck/manual/motetrack-manual-2.1.html [6] K. Lorincz, M. Welsh, MoteTrack: a robust, decentralized approach to RF-based location tracking, 2005, Springer-Verlag London [7] Wireless Sensor Network, 2010, [8] M. Grimmer, Radio Communication Links Considerations, Crossbow Technology, Inc. [9] T. Rappaport, Wireless Communications: Principle and Practice, 2001, 2nd edition, Prentice Hall.
PEMODELAN KARAKTERISTIK PROPAGASI BERDASARKAN RSSI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL. Triuli Novianti 1, Iwan Santosa 2
PEMODELAN KARAKTERISTIK PROPAGASI BERDASARKAN RSSI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Triuli Novianti 1, Iwan Santosa 2 1 Program Studi D3 Teknik Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PROPAGASI DI OUTDOOR BERDASARKAN ANALISIS RSSI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL
KARAKTERISTIK PROPAGASI DI OUTDOOR BERDASARKAN ANALISIS RSSI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Iwan Santosa Program Studi S1Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Email: triuli81@yahoo.com
Lebih terperinciKarakterisasi Propagasi Indoor dan Outdoor pada Jaringan Sensor Nirkabel
Karakterisasi Propagasi Indoor dan Outdoor pada Jaringan Sensor Nirkabel Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA Oleh : Triuli Novianti 2209 203 006 Latar Belakang Perbedaan utama antara jaringan nirkabel
Lebih terperinciKajian Implementasi Tinysec Untuk Keamanan Pada Jaringan Sensor Nirkabel
Kajian Implementasi Tinysec Untuk Keamanan Pada Jaringan Sensor Nirkabel Nur Kholifah 1) Wirawan 2) 1) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, email: eefha_2002@yahoo.com 2) Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciSISTEM PEMANTAUAN LINGKUNGAN BERBASIS WSN DENGAN LAJU SAMPLING YANG ADAPTIF
SISTEM PEMANTAUAN LINGKUNGAN BERBASIS WSN DENGAN LAJU SAMPLING YANG ADAPTIF Marcho Senda Djisoko 2206100158 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111 Abstrak
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL
IMPLEMENTASI KOLABORASI NODE PADA SISTEM KOMUNIKASI AD HOC MULTIHOP BERBASIS JARINGAN SENSOR NIRKABEL Oleh : Angga Galuh Pradana 2204 100 005 Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA NIP : 1963 1109 1989 0310
Lebih terperinciBAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel
BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari
Lebih terperinciBAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN)
BAB II WIRELESS PERSONAL AREA NETWORK (WPAN) 2.1 Umum Dewasa ini kebutuhan untuk mengakses layanan telekomunikasi melalui media nirkabel (wireless) menunjukkan peningkatan yang signifikan, sehingga teknologi
Lebih terperinciSistem Pemantauan Kondisi Struktur Bangunan Menggunakan Jaringan Sensor Nirkabel
Sistem Pemantauan Kondisi Struktur Bangunan Menggunakan Jaringan Sensor Nirkabel Anandita Sulistya Priatama 2205100013 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya
Lebih terperinciStudi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring
Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring Sugondo Hadiyoso 1), Achmad Rizal 2), Suci Aulia 3), M. Sofie 4) 1,3 Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom email:
Lebih terperinciOPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL
OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Miftahur Rohman 1) dan Wirawan 2) Laboratorium Komunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi
Lebih terperinciDesain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO
Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem D-MIMO Siherly Ardianta 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciPENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PENGKAJIAN KUALITAS SINYAL DAN POSISI WIFI ACCESS POINT DENGAN METODE RSSI DI GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Aishah Garnis 1, Suroso 1, Sopian Soim 1 1 Jurusan Teknik Elektro PS Teknik Telekomunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini sangat signifikan seiring dengan meningkatnya kebutuhan pengguna layanan sistem informasi
Lebih terperinciBAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL
21 BAB III IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL 3. 1 Sejarah Singkat Wireless Fidelity Wireless fidelity (Wi-Fi) merupakan teknologi jaringan wireless yang sedang berkembang pesat dengan menggunakan standar
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI WIRELESS DEVICE REMINDER MULTI USER MENGGUNAKAN TEKNIK MODULASI DIGITAL PADA MODUL XBEE
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 253 PERANCANGAN DAN REALISASI WIRELESS DEVICE REMINDER MULTI USER MENGGUNAKAN TEKNIK MODULASI DIGITAL PADA MODUL XBEE DESIGN AND
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Keterangan : Nodal Sensor Router Nodal Koordinator/Gateway Gambar 3.1. Konsep jaringan ZigBee Gambar 3.1. memperlihatkan konsep jaringan ZigBee yang terdiri
Lebih terperinciDesain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO
Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO Nurista Wahyu Kirana 1, Tri Budi Santoso 2, Okkie Puspitorini 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah melakukan simulasi pengaruh
III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah melakukan simulasi pengaruh ketinggian nodal sensor dan menganalisa Quality of Service (QoS) dari Jaringan
Lebih terperinciANALISIS RSSI (RECEIVE SIGNAL STRENGTH INDICATOR) TERHADAP KETINGGIAN PERANGKAT WI-FI DI LINGKUNGAN INDOOR
ANALISIS RSSI (RECEIVE SIGNAL STRENGTH INDICATOR) TERHADAP KETINGGIAN PERANGKAT WI-FI DI LINGKUNGAN INDOOR Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM Yogyakarta nilafeby@amikom.ac.id Abstraksi Menempatkan perangkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara langsung melalui jaringan kabel[1,2]. Implementasi jaringan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang JSN merupakan jaringan sistem pemantauan objek yang tersebar dalam cakupan area tertentu, dimana kondisi lingkungan tidak mendukung adanya transmisi data secara langsung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat
Lebih terperinciKARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT
KARAKTERISASI KANAL PROPAGASI VHF BERGERAK DI ATAS PERMUKAAN LAUT Putri Kusuma Ningtyas 2206100144 1) 1) Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-6011
Lebih terperinciPENGARUH JARAK DAN OBSTACLE PADA RSSI JARINGAN ZIGBEE ( ) Reza Febrialdy Yuwono 1, Novian Anggis S. 2
PENGARUH JARAK DAN OBSTACLE PADA JARINGAN ZIGBEE (802.15.4) Reza Febrialdy Yuwono 1, Novian Anggis S. 2 1,2 Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Telkom 1 rezafebrialdy@gmail.com, 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sistem CDMA pengendalian daya baik pada Mobile Station (MS) maupun Base Station (BS) harus dilakukan dengan baik mengingat semua user pada CDMA mengggunakan
Lebih terperinciANALISIS PENINGKATAN KINERJA SOFT HANDOFF TIGA BTS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI OKUMURA
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February ANALISIS PENINGKATAN KINERJA SOFT HANDOFF TIGA BTS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI OKUMURA Ari Purwanto, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen
Lebih terperinciOPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG
1/6 OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG Bayu Sampurna 2206 100 180 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Kampus
Lebih terperinciPERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G
PERHITUNGAN PATHLOSS TEKNOLOGI 4G Maria Ulfah 1*, Nurwahidah Jamal 2 1,2 Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan * e-mail : maria.ulfah@poltekba.ac.id Abstract Wave propagation through
Lebih terperinciUNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION
UNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION MAKSUM PINEM Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan e-mail : maksum.pinem@gmail.com ABSTRAK-
Lebih terperinciAnalisa karakteristik lingkungan propagasi pada daerah pepohonan di area PENS ITS
Analisa karakteristik lingkungan propagasi pada daerah pepohonan di area PENS ITS Fajar Budiman #1, Ari Wijayanti #2, hani ah mahmudah #3 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciWIRELESS SENSOR NETWORKS SERVER FOR SMART CITY APPLICATIONS
INTERNET WIRELESS SENSOR NETWORKS SERVER FOR SMART CITY APPLICATIONS (JARINGAN SENSOR NIRKABEL UNTUK APLIKASI KOTA PINTAR) Oleh: Prima Kristalina Jaringan Sensor Nirkabel (EEPIS Wireless Sensor Networks
Lebih terperinciAnalisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)
Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE 802.11n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center) Silmina Farhani Komalin 1,*, Uke Kurniawan Usman 1, Akhmad Hambali 1 1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi,
Lebih terperinciINTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE B
INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE 802.11B Alicia Sinsuw Dosen PSTI Teknik Elektro Unsrat I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi jaringan data saat ini semakin pesat. Adanya teknologi
Lebih terperinciPEMODELAN LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL
PEMODELAN LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Miftahur Rohman 1, Wirawan 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya, Indonesia
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT
SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT Muhammad Sa ad 2408100106 Dosen Pembimbing Ir. Syamsul Arifin, MT. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan
BAB 3 ANALISIS 3.1 Pendahuluan Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan menggunakan teknologi Mobile Ad Hoc Network. Simulasi akan dilakukan berdasarkan beberapa skenario
Lebih terperinciANALISA PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM RUANG PADA KOMUNIKASI RADIO BERGERAK
ANALISA PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM RUANG PADA KOMUNIKASI RADIO BERGERAK Amir D Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln. Banda Aceh Medan Km. 280.5
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi
BAB II DASAR TEORI Sebelum melakukan perancangan sistem pada penelitian, bab II menjelaskan teori-teori yang digunakan sehubungan dengan perancangan alat dalam penelitian skripsi. 2.1 Sistem Komunikasi
Lebih terperinciA I S Y A T U L K A R I M A
A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Menguasai konsep networking (LAN &WAN) Megnuasai
Lebih terperinciBABII. LANDASAN TEORI
BABII. LANDASAN TEORI 2.1 Multipath Propagation Menurut(Ekwe & Abioye, 2014), di dalam komunikasi nirkabel, multipathpropagation adalah suatu fenomena yang mengakibatkan sinyal radio sampai ke antena penerima
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan landasan teori dari beberapa konsep yang digunakan pada penelitian ini seperti Teknologi Jaringan, Network Simulator 2, Bluetooth dan Zigbee. 2.1 Teknologi
Lebih terperinciVisualisasi Propagasi Gelombang Indoor Pada Wi-Fi 2,4 GHz
Visualisasi Propagasi Gelombang Indoor Pada Wi-Fi 2,4 GHz Nur Khasanah, Tri Budi Santoso 1, Hani ah Mahmudah 2 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 1 Laboratorium Digital
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGIRIMAN DATA SENSOR ALTITUDE YANG TERPASANG PADA MIKROKONTROLER ARDUINO MENGGUNAKAN PROTOKOL XBEE
PERANCANGAN SISTEM PENGIRIMAN DATA SENSOR ALTITUDE YANG TERPASANG PADA MIKROKONTROLER ARDUINO MENGGUNAKAN PROTOKOL XBEE Michael Anthony (1), Soeharwinto (2) Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi wireless yang semakin pesat beberapa tahun belakangan ini menyebabkan mendorong berkembangnya perangkat-perangkat telekomunikasi yang berbasis
Lebih terperinciPERFORMA TRANSMISI DAN PROPAGASI RADIO PADA JARINGAN WLAN
Faktor Exacta Vol. 5 No. 4: 317-33 PERFORMA TRANSMISI DAN PROPAGASI RADIO PADA JARINGAN WLAN NOVY HAPSARI Program Studi Teknik Elektro, Institut Teknologi Indonesia Jl. Raya Puspiptek Serpong, Tangerang
Lebih terperinciSIMULASI PERANCANGAN COVERAGE AREA DAN ANALISA HASIL PENGUKURAN NILAI RSSI MENGGUNAKAN TOPOLOGY MESH WI-FI DALAM IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN WI-FI SMART CITY Stevent Leonard Naibaho / 0522109 Email : steventln2011@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE
ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) 802.11b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE Dontri Gerlin Manurung, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Power control pada sistem CDMA adalah mekanisme yang dilakukan untuk mengatur daya pancar mobile station (MS) pada kanal uplink, maupun daya pancar base station
Lebih terperinciSistem Monitoring Energi Lampu Penerangan Jalan Umum Berbasis Wireless Sensor Network dengan Topologi Mesh
Sistem Monitoring Energi Lampu Penerangan Jalan Umum Berbasis Wireless Sensor Network dengan Topologi Mesh Rudy Santoso Lukito 1,Deddy Susilo 2,F. Dalu Setiaji 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA ST014 REMEDIAL S1 Teknik Informatika. DOSEN PENGAMPU : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs
KOMUNIKASI DATA ST014 REMEDIAL S1 Teknik Informatika DOSEN PENGAMPU : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs Outlines 2 Tujuan Materi Materi Pembahasan Klasifikasi Nilai Definisi Data, Komunikasi, dan Informasi
Lebih terperinciKINERJA LEACH PROTOCOL PADA WSN YANG BEKERJA DI LINGKUNGAN DENGAN TEMPERATUR YANG TINGGI
KINERJA LEACH PROTOCOL PADA WSN YANG BEKERJA DI LINGKUNGAN DENGAN TEMPERATUR YANG TINGGI Abdi Wahab 1, Mudrik Alaydrus 2 Program Studi Magister Teknik Elektro, Fakultas Pascasarjana, Universitas Mercu
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1 DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem. Pembahasan yang dianalisis terbagi menjadi 2 yaitu analisis masalah dan analisis
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan
KOMUNIKASI DATA ST014 Komunikasi data nirkabel dan topologi jaringan S1 Teknik Informatika DOSEN PENGAMPU : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs Joko Dwi Santoso, M.Kom Naskan, S.Kom Rico Agung F., S.Kom Rikie
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada tahap ini akan diuji hasil perancangan dengan pengukuranpengukuran serta evaluasi dari hasil pengukuran tersebut. Implementasi dan evaluasi yang dijelaskan berupa spesifikasi
Lebih terperinciImplementasi Kolaborasi Node Pada Sistem Komunikasi Ad Hoc Multihop Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel
Implementasi Kolaborasi Node Pada Sistem Komunikasi Ad Hoc Multihop Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel Angga Galuh Pradana 2204100005 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP
JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. 1, (215) ISSN: 2337539 (231-9271 Print) A Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP Desrina Elvia,
Lebih terperinciIndoor Positioning Menggunakan Wireless LAN
Indoor Positioning Menggunakan Wireless LAN Rendy Budi Mulia +628-578-031-369-9 rendy_bm_1990@yahoo.com Salah satu keterbatasan dalam global positioning system saat ini yaitu perlunya koneksi satelit,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Home Automation memberikan interoperabilitas timbal balik antara berbagai perangkat elektronik dan peralatan listrik serta antarmuka interaktif bagi orang untuk mengendalikan
Lebih terperinciPERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC
PERCOBAAN 7 KOMUNIKASI WIRELESS MODE AD-HOC A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja WLAN 2. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi WLAN mode ad-hoc 3. Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi WLAN
Lebih terperinciINDOOR POSITIONING WIFI DI SMARTPHONE ANDROID ABSTRACT
JURNAL TEKNIK VOL. 5 NO. 2 OKTOBER 2015 INDOOR POSITIONING WIFI DI SMARTPHONE ANDROID Ryan Ari Setyawa Staf Pengajar Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Jalan Tentara Rakyat
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Konsep Seluler Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi bergerak adalah sistem komunikasi tanpa kabel (wireless) yaitu sistem komunikasi radio lengkap dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) merupakan sebuah jaringan yang disusun oleh
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jaringan Sensor Nirkabel Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) merupakan sebuah jaringan yang disusun oleh sensor sensor yang terdistribusi dalam suatu cakupan area tertentu yang dihubungkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun
Lebih terperinciAnalisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)
Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang) Subuh Pramono Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang E-mail : subuhpramono@gmail.com
Lebih terperinciMedium Access Control Sublayer
Medium Access Control Sublayer ETHERNET, WIRELESS LANS K E L O M P O K 4 : Z A Y N U L A R I F I N ( 0 4 2 1 1 0 8 0 ) E K A P R A Y O G A ( 0 4 2 1 1 0 7 0 ) S U R Y A A D T Y A ( 0 4 1 1 1 0 2 8 ) Ethernet
Lebih terperinciPERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING
Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal yang digunakan oleh berbagai macam teknologi komunikasi seluler. Salah satu fasilitas dalam komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum
Lebih terperinci4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xi INTISARI... xiii ABSTRACT...
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN PROPAGASI LOS DAN NLOS DALAM RUANG PADA JARINGAN WI-FI
ANALISA PERBANDINGAN PROPAGASI DAN DALAM RUANG PADA JARINGAN WI-FI Joneva Mangku Wibowo, Hani ah Mahmudah, ST,MT, Ari Wijayanti, ST, MT Jurusan Teknik Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Lebih terperinciOPTIMALISASI PERENCANAAN KONFIGURASI WIRELESS LAN DENGAN METODE DRIVE TEST (Studi kasus : Kantor Wireless Broadband Telkom Malang)
OPTIMALISASI PERENCANAAN KONFIGURASI WIRELESS LAN DENGAN METODE DRIVE TEST (Studi kasus : Kantor Wireless Broadband Telkom Malang) Citra Kurniawan, ST., MM 1 Program Studi Teknik Elektronika Sekolah Tinggi
Lebih terperinciSIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI
SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI Zulkha Sarjudin, Imam Santoso, Ajub A. Zahra Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciSoftware Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless
Software Wireless Tool InSSIDer untuk Monitoring Sinyal Wireless Mega Elinda A. lynda.loverscake@gmail.com http://nunalinda.blogspot.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen
Lebih terperinciANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR
> Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS 0< ANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR Yunia Ikawati¹, Nur Adi Siswandari², Okkie Puspitorini² ¹Politeknik Elektronika
Lebih terperinciOptimasi Penataan Sistem Wi-Fi di PENS-ITS dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika
Optimasi Penataan Sistem Wi-Fi di PENS-ITS dengan Menggunakan Metode Algoritma Genetika Kurnia P. Kartika 1, Tri Budi Santoso 2, Nur Adi Siswandari 2 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik
Lebih terperinciSISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL
SISTEM NIRKABEL TERDISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN KUAT SINYAL WIFI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL Cipto Prabowo,MT 1), Zurnawita, MT 2) 1) Teknik Komputer, Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Padang,
Lebih terperinciSIMULASI NILAI PERBANDINGAN ENERGI BIT PER NOISE YANG AKAN MENENTUKAN BESARNYA KEMUNGKINAN KESALAHAN PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESSLAN
SIMULASI NILAI PERBANDINGAN ENERGI BIT PER NOISE YANG AKAN MENENTUKAN BESARNYA KEMUNGKINAN KESALAHAN PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESSLAN MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Disusun Oleh : AHMAD ARWANI L2F 399 361
Lebih terperinciDukungan yang diberikan
PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DATA NIRKABEL Pertengahan abad 20, teknologi nirkabel berkembang pesat, diimplementasikan dalam bentuk teknologi radio, televisi, telepon mobil, dll. Komunikasi lewat sistem satelit
Lebih terperinciPEMANFAATAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL UNTUK MEMANTAU KELEMBABAN TANAH PADA BUDIDAYA TANAMAN CABAI. Abstrak
PEMANFAATAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL UNTUK MEMANTAU KELEMBABAN TANAH PADA BUDIDAYA TANAMAN CABAI Agung Priyanto Program Studi S1 Teknik Informatika STMIK Jenderal Achmad Yani Yogyakarta agungpriyanto@hotmail.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Point to Point Komunikasi point to point (titik ke titik ) adalah suatu sistem komunikasi antara dua perangkat untuk membentuk sebuah jaringan. Sehingga dalam
Lebih terperinciBAB II PROPAGASI SINYAL. kondisi dari komunikasi seluler yaitu path loss, shadowing dan multipath fading.
BAB II PROPAGASI SINYAL 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari komunikasi
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Syarat Pengukuran Pengukuran suatu antena yang ideal adalah dilakukan di suatu ruangan yang bebas pantulan atau ruang tanpa gema (Anechoic Chamber). Pengukuran antena
Lebih terperinciPenentuan Optimalisasi Jarak Antara Mobile Robot Dengan Menggunakan Nilai RSSI
ISBN: 978-602-74635-1-6 Penentuan Optimalisasi Jarak Antara Mobile Dengan Menggunakan Nilai RSSI Muhammad Maulana Aditya 1, Ade Silvia Handayani 2, Ra. Halimatussa diyah 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian Dalam penelitian perancangan dan implementasi radio streaming di LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini, digunakan beberapa data pendukung sebagai
Lebih terperinciPerbandingan Penerapan Model Propagasi Free Space Pathloss Dan Log Distance Pathloss Pada Indoor Wifi Positioning System Untuk Smartphone Android
Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol. 2, No.2, Oktober 2014, 189-196 189 Perbandingan Penerapan Model Propagasi Free Space Pathloss Dan Log Distance Pathloss Pada Indoor Wifi Positioning System Untuk
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless
Lebih terperinciKampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya
Penentuan Posisi Node Jaringan Sensor Dengan Menggunakan Metode Trilaterasi Berdasarkan Kekuatan Sinyal Radio Agus Suhariyanto.# Ali Husein Alasiry #, Endah Suryawati Ningrum # # Jurusan Teknik Elektronika,
Lebih terperincie-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065
e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3066 Penyelenggaraan Komunikasi Data dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
BAB III PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Perancangan Sistem Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan dan metode pengambilan data dari jaringan ad hoc pada aplikasi video conference. Dan akan dibagi
Lebih terperinciMEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009
MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 29 Sirmayanti, Pemodelan End-to End SNR pada Dual-Hop Transmisi dengan MMFC PEMODELAN END-TO-END SNR PADA DUAL-HOP TRANSMISI DENGAN MIXED MULTIPATH FADING CHANNEL
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Syarat Pengukuran Pengukuran suatu antena yang ideal adalah dilakukan di suatu ruangan yang bebas pantulan atau ruang tanpa gema (Anechoic Chamber). Pengukuran antena
Lebih terperinciProtokol Routing Power Efficient Gathering in Sensor Information Systems pada Wireless Sensor Network
Kevin Anggana, Veronica Windha Mahyastuty, Protokol Routing Power Efficient 51 Protokol Routing Power Efficient Gathering in Sensor Information Systems pada Wireless Sensor Network Kevin Anggana 1, Veronica
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3
BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3 3.1 Jaringan 3G UMTS dan HSDPA Jaringan HSDPA diimplementasikan pada beberapa wilayah. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan jaringan komputer yang terdiri dari beberapa intercommunicating
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wireless Sensor Network (WSN) atau Jaringan Sensor Nirkabel merupakan jaringan komputer yang terdiri dari beberapa intercommunicating computers yang dilengkapi dengan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. atau gedung. Dengan performa dan keamanan yang dapat diandalkan,
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Jaringan wireless LAN sangat efektif digunakan di dalam sebuah kawasan atau gedung. Dengan performa dan keamanan yang dapat diandalkan, pengembangan jaringan wireless LAN menjadi
Lebih terperinciSEKILAS WIRELESS LAN
WIRELESS NETWORK SEKILAS WIRELESS LAN Sejarah kemunculan WLAN dimulai pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN yang pertama diberi kode 802.11. Peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan. Skripsi ini bertujuan untuk membuat pedoman penggunaan modul USR- WIFI232-G.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan WIFI232-G. Skripsi ini bertujuan untuk membuat pedoman penggunaan modul USR- 1.2 Latar Belakang Saat ini teknologi jaringan berkembang pesat, berbagai macam teknologi dikembangkan
Lebih terperinciKomunikasi dan Jaringan
Komunikasi dan Jaringan Kartika Firdausy - UAD kartika@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menyebutkan perangkat pengirim dan penerima dalam
Lebih terperinci