PENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA TENTANG SOAL-SOAL MATEMATIKA BENTUK CERITA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Sri Tresnaningsih 1).

Transkripsi

1 PENINGKATKAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA TENTANG SOAL-SOAL MATEMATIKA BENTUK CERITA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME Sri Tresnaningsih 1). 1) Dosen FKIP Universitas Terbuka, UPBJJ Surabaya Abstract This study, by researcher collaboratesa with classroom teachers SDN Jururejo 02 Ngawi District. The results of the field study, students have difficulty in learning mathematics, especially in the form of story problems. The low value mastery of students demonstrated in the subject matter. To improve student achievement and learning outcomes, it was classroom action research. With a constructivist approach chosen method of discussion and assisted using appropriate props gained increasing student achievement at each cycle. Activity increased in the learning process. From the results of test scores at each cycle showed an increase in students in the classical mastery learning. Similarly, the average value of the class has increased. So it can be said that the class V student achievement SDN Jururejo 02 Ngawi District in solving story problems has increased. Keywords : math, shapes the story, improving achievement PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan modern, seperti era sekarang ini perkembangan IPTEK sangat pesat sekali hal ini tidak terlepas dari peranan matematika.matematika mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu yang dapat memajukan daya pikir manusia. Dengan perkataan lain perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika.matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak, penuh simbul-simbul (Karso.2009:1.4). Dalam Permendiknas (2008:134) dijelaskan bahwa untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Dalam dunia pendidikan peran guru sangatlah penting. Bagaimana mengoptimalkan keprofesionalan pendidik?. Hal demikian tidaklah mudah apabila guru tidak sadar akan perannya sebagai pendidik. Bagaimana guru membuat suatu perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan berusaha memperbaiki kualitas proses pembelajaran?. Hal demikian menuntut pengorganisasian kelas yang tepat, penggunaan metode maupun strategi pembelajaran yang sesuai, juga sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses pembelajaran sehingga siswa dapat aktif mengkonstruk daya pikirnya. Guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan pada siswa. Selaku fasilitator guru seharusnya berusaha menciptakan kondisi belajar yang efektif. Bila hal ini terwujud, maka peningkatan kemampuan siswa untuk menyimak mata pelajaran matematika terutama soal-soal bentuk cerita dapat tercapai secara optimal. Ide dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diawali pada waktu pelaksanaan praktek mata kuliah PKM ( PDGK 4209) maupun PKP (PDGK 4501) Tahun 2012 di Sosial Volume 14 Nomor 2 September 2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN 83

2 Pokjar Kabupaten Ngawi. Pada waktu itu peneliti sedang melakukan monitoring pelaksanaan praktek PKM PGSD dan PKP PGSD. Pada waktu itu ada guru yang mengeluh pada saya (peneliti) bahwa hasil belajar siswa terhadap penguasaan bahasan soal-soal matematika bentuk cerita selalu paling jelek dibanding hasil belajar pokok bahasan/sub pokok bahasan yang lain.nilai rata-rata kelas selalu dibawah 5,5. Hasil belajar siswa selalu dibawah ketuntasan belajar. Guru merasa motivasi siswa terhadap mata pelajaran matematika tentang soal-soal bentuk cerita rendah. Guru tersebut adalah guru kelas V SDN Jururejo 02 lulusan D-2 PGSD yang sedang kuliah di UT untuk menempuh program studi S-1 PGSD. Terpikir bahwa guru tersebut mempunyai masalah pembelajaran dalam kelasnya. Maka perlunya suatu tindakan yaitu tindakan untuk memperbaiki kinerja guru melalui refleksi diri sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Melalui PTK guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan nya sendiri (Wardhani, 2007:1.4). Langkah selanjutnya peneliti menyarankan supaya pada waktu guru tersebut mengajar di kelas V membahas mata pelajaran matematika tentang menyelesaikan soal-soal bentuk cerita untuk diamati dan dibuatkan Lembar Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran. Temuan hasil studi lapangan oleh teman sejawat terhadap proses pembelajaran yang dilakukan Guru SDN Jururejo kelas V diuraikan sebagai berikut. 1. Proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan masih didominasi oleh kegiatan ceramah secara murni yakni ceramah yang didominasi sajian komunikasi verbal yang lebih banyak berpusat pada guru. 2. Contoh-contoh soal banyak dikerjakan guru, siswa kurang diberi kesempatan/ kurangnya dilibatkan aktivitas siswa 3. Pada waktu proses pembelajaran beberapa siswa mengantuk 4. Media yang kurang mendukung, seperti alat bantu berupa alat peraga 5. Beberapa siswa tidak mengerjakan tugas. Berdasarkan diskusi yang dilakukan peneliti dan teman sejawat perlu adanya upaya untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika bentuk cerita dengan memperbaiki strategi pembelajaran yang dilakukan guru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini langkahlangkah yang digunakan adalah merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan, mengamati dan melakukan refleksi. Keempat langkah terserbut merupakan satu daur atau siklus yang dapat berulang yang biasa disebut berlapis berulang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan konstruktivisme dengan lebih banyak menggunakan metode diskusi didukung alat bantu matematika. Dengan pendekatan konstruktivisme diharapkan pengetahuan yang diperoleh siswa dibentuk oleh siswa sendiri melalui interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan penggunaan alat bantu matematika bertujuan untuk: 1. Memberikan motivasi. 2. Matematika antara lain bersifat abstrak, dengan adanya alat bantu dapat meminimalisir keabstrakan tersebut 3. Siswa lebih kreatif 4. Dengan siswa melakukan sendiri akan timbul suasana pembelajaran lebih Menyenangkan 5. Menunjang matematika di luar kelas. Sosial Volume 14 Nomor 2 September 2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN 84

3 Dengan adanya alat peraga dapat ditunjukkan penerapan matematika dalam keadaan sesungguhnya sehingga dapat dihubungkan pengalaman belajar dengan kehidupan sehari-hari (Putra, 2012:21). Dengan bantuan alat peraga diharapkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai. Dalam pencapaian tujuan tersebut, penggunaan alat peraga memegang peranan penting, sebab dengan menggunakan alat peraga dapat menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.(sudjana, 2009: 99). Dengan dihadirkannya alat peraga dalam proses pembelajaran, siswa dapat mengamati secara langsung. Sedangkan kemampuan daya serap manusia paling besar adalah dengan indera penglihatan. Menurut penelitian, dengan penglihatan kemampuan daya serap manusia mencapai 82%, indera pendengar 11%, indera penciuman 1%, indera pengecap 2,5% dan indera peraba 3,5% (Daryanto, 2011:13). Dalam penelitian ini metode yang digunakan lebih banyak diskusi. Ada beberapa jenis metode, tidak ada metode yang dikatakan paling baik tetapi antara metode yang satu dengan yang lain saling menunjang. Yang perlu ditekankan dalam metode mengajar adalah bahwa metode mengajar merupakan suatu cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswanya agar dalam pembelajaran terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif karena setiap metode mengajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda.dalam membentuk pengalaman belajar siswa. Dengan harapan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tercapai dan hasil belajar siswa meningkat. Dalam penelitian ini dipilih metode diskusi karena disesuaikan dengan materi yang akan dibahas yaitu cerita. Metode ini dianggap yang relevan.dengan metode diskusi, apabila sekelompok siswa dihadapkan dengan soal-soal matematika bentuk cerita untuk diselesaikan akan dapat: - bertukar pikiran - menyampaikan permasalahan - menyampaikan pendapat - mempunyai rasa tanggung jawab - keputusan diambil secara bersama - timbul rasa empati dan kerjasama Tugas guru dalam kegiatan ini lebih banyak berperan sebagai pembimbing, fasilitator, motivator supaya jalannya diskusi lebih efektif, sehingga guru seharusnya mampu: - merumuskan permasalahan - membimbing siswa - mengembangkan kemampuan siswa - mengelola pembelajaran - menguasai permasalahan (Anitah, Sri. 2009:5.21) Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Jururejo 02, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan Agustus sampai November Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V mata pelajaran matematika Pokok Bahasan Bilangan Bulat, Sub Pokok Bahasan Operasi Hitung Bilangan Bulat tentang Penggunaan Faktor Prima dan Faktorisasi Prima untuk Memecahkan Masalah Seharihari. Jumlah siswa kelas V SDN Jururejo 02 Kec. Ngawi, Kab. Ngawi ada 22 anak, dengan rincian 9 laki-laki, 13 perempuan. Masing-masing anak memiliki kecerdasan dan perkembangan yang berbeda. Prosedur Pelaksanaan Pelaksanaan PTK ini memerlukan dua siklus, dengan prosedur penelitian sebagai berikut: I.Siklus 1 a. Rencana Tindakan Tahap ini merupakan tahap persiapan, yaitu persiapan akhir sebelum dilaksanakannya perbaikan. Dalam menyelesaikan soal-soal matematika bentuk cerita Sosial Volume 14 Nomor 2 September 2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN 85

4 tentang Penggunaan Faktor Prima dan Faktorisasi Prima untuk Memecahkan Masalah Sehari-hari, yang perlu disiapkan adalah: 1. Mempersiapkan RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) 2. Menyediakan Alat Peraga Balok Garis Bilangan, siswa juga diminta membuat balok garis bilangan secara kelompok. 3. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) 4. Menyiapkan Lembar Pengamatan 5. Ketersediaan teman sejawat 6. Mempelajari skenario pembelajaran perbaikan yang telah disiapkan 7. Menentukan ketuntasan belajar yaitu apabila tingkat penguasaan 80% atau lebih. b. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Pelaksanaan tindakan perbaikan adalah diuraikan sebagai berikut. 1. Mengucapkan salam 2. Absensi siswa 3. Menyampaikan tujuan pem belajaran yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan. 4. Tanya jawab tentang pengertian faktor, bilangan prima, faktorisasi bilangan prima dan soal-soal bentuk cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari 5. Membagi siswa menjadi 5 kelompok 6. Membagi (LKS), ada 5 jenis LKS dengan soal cerita yang berbeda 7. Penyiapan alat peraga balok garis bilangan 8. Siswa berdiskusi 9. Guru membimbing pelaksanaan diskusi 10.Peneliti dan teman sejawat mengamati pelaksanaan tindakan perbaikan dengan lembar pengamatan 10.Kelompok presentasi hasil diskusi dan memperagakan alat peraga 11.Siswa menanggapi hasil diskusi 12.Jika ada permasalahan guru membimbing dalam penyelesaian masalah 13.Penyimpulan materi yang baru dibahas oleh siswa dibimbing guru 14.Secara individu siswa mengerjakan tes untuk menyelesaikan soal-soal matematika bentuk cerita 15.Pada akhir pembelajaran peneliti meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk dievaluasi. Skor kemampuan siswa menjawab soal-soal digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika bentuk cerita tentang Penggunaan Faktor Prima dan Faktorisasi Prima untuk Memecahkan Masalah Sehari-hari. Hasil tes menunjukkan bahwa dari 22 siswa yang menjawab 10 orang yang 12 siswa masih melakukan kesalahan. c. Melakukan Refleksi Dari hasil tes yang dikerjakan siswa dapat disimpulkan bahwa belum semua kelompok dapat mengerjakan dengan, perinciannya sebagai berikut. - Hasil pekerjaan kelompok dua 87% - Hasil pekerjaan kelompok lima 81% - Hasil pekerjaan kelompok tiga 62% - Hasil pekerjaan kelompok empat 59% - Hasil pekerjaan kelompok satu 52% Hasil renungan guru yang lain adalah dalam pelaksanaan diskusi guru tidak dapat membimbing secara merata, waktu pembimbingan lebih banyak pada kelompok yang duduknya di depan yaitu kelompok dua dan lima. Demikian pula pada waktu memperagakan balok garis bilangan guru kurang merata dalam membimbing. Berdasarkan hasil refleksi guru berjanji untuk mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua sebagai berikut. Sosial Volume 14 Nomor 2 September 2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN 86

5 1. Walaupun dalam PTK ini menggunakan pendekatan konstruktivisme namun masih perlu pembimbingan,guru akan melakukan pembimbingan terhadap pelaksanaan diskusi lebih merata 2. Dalam memperagakan peragaan balok garis bilangan yang dibawa masing-masing kelompok, guru kurang merata dalam pembimbingan siswa dibiarkan begitu saja sehingga kesalahan yang dilakukan siswa tidak terdeteksi oleh guru. 3. Setelah peragaan penggunaan balok garis bilangan di depan kelas, setiap kelompok diminta memperagakan balok garis bilangan yang dibawa sendiri secara bergantian dengan pengawasan guru, yang apabila penggunaan balok garis bilangan tersebut kurang tepat langsung mendapat komentar dari guru untuk didiskusikan bersama-sama. II. Siklus 2 a. Rencana Tindakan Pembelajaran dalam siklus 2 ini merupakan kelanjutan dari pelaksanaan siklus 1. Dengan berpijak dari masukan siklus 1 bahasan pada siklus 2 juga tentang menyelesaikan soal-soal matematika bentuk cerita tentang Penggunaan Faktor Prima dan Faktorisasi Prima untuk Memecahkan Masalah Seharihari. Topik yang sama dipilih karena hasil belajar siswa dalam mengerjakan tes pada siklus 1 baru ada 2 kelompok yang berhasil mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih yaitu kelompok dua dan lima atau sebesar 40%. Sedangkan yang tiga kelompok atau 60% dari jumlah kelompok semua perolehan tingkat penguasaan kurang dari 80%. Demikian pula peragaan yang dilakukan siswa dalam menggunakan balok garis bilangan masih belum tepat. Dalam siklus 2 ini tujuan perbaikan dirumuskan sebagai berikut. 1. Guru mampu mengelola kegiatan kelompok secara merata dalam cerita 2. Mengintensifkan pembimbingan dalam peragaan balok garis bilangan. Persiapan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan tindakan perbaikan siklus 2 adalah menyiapkan pertanyaan sebagai berikut. 1. Langkah-langkah apa yang sangat penting dalam menyelesaikan soalsoal bentuk cerita 2. Jika ada soal sebagai berikut: Ade pergi berenang ke Jalan Bali setiap 8 hari sekali, Parni pergi berenang di tempat yang sama setiap 6 hari sekali demikian pula Fikri setiap 4 hari sekali. Jika hari ini mereka pergi berenang bersama-sama, berapa hari lagi mereka akan berenang bersama-sama lagi? - Untuk memahami soal tersebut langkah apa saja yang harus kalian pikirkan - Peragakan dengan balok garis bilangan hal yang diketahui pada soal tersebut - Tuliskan faktorisasi prima dari masing-masing bilangan 8, 6 dan 4 - Bagaimana hubungan antara hal yang ditanyakan pada soal di atas dengan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) - Bagaimana kalian memperagakan dengan balok garis bilangan untuk menyelesaikan soal di atas? b. Tindakan Perbaikan Siklus 2 Peneliti dan teman sejawat telah siap menempati tempat duduk untuk mengamati jalannya pelaksanaan tindakan perbaikan siklus 2. Setelah diucapkan salam, guru meminta siswa menempati tempat duduk berdasarkan kelompok seperti pada pelaksanaan tindakan siklus 1. Secara kelompok, siswa diminta cerita yang telah disiapkan dalam Lembar Kerja Siswa sebagai berikut: Ade Sosial Volume 14 Nomor 2 September 2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN 87

6 pergi berenang ke Jalan Bali setiap 8 hari sekali, Parni pergi berenang di tempat yang sama setiap 6 hari sekali demikian pula Fikri setiap 4 hari sekali. Jika hari ini mereka pergi berenang bersama-sama, berapa hari lagi mereka akan berenang bersamasama lagi? Pertanyaannya adalah : - Untuk memahami soal tersebut langkah apa saja yang harus kalian pikirkan - Peragakan dengan balok garis bilangan hal yang diketahui pada soal tersebut - Tuliskan faktorisasi prima dari masing-masing bilangan 8, 6 dan 4 - Bagaimana hubungan antara hal yang ditanyakan pada soal di atas dengan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) - Bagaimana kalian memperagakan dengan balok garis bilangan untuk menyelesaikan soal di atas? Ada lima pertanyaan yang harus diselesaikan oleh setiap kelompok, selanjutnya secara bergantian guru meminta pada semua kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya sesuai tugasnya. Hasilnya cukup memuaskan, guru menganggap bahwa siswa telah menguasai materi dalam menyelesaikan soal-soal matematika bentuk cerita tentang Penggunaan Faktor Prima dan Faktorisasi Prima untuk Memecahkan Masalah Sehari-hari. Selanjutnya pada akhir pembelajaran setiap siswa diminta mengerjakan tes akhir. Hasil dari pekerjaan tes akhir setiap siswa cukup menggembirakan guru yang diuraikan sebagai berikut.dari 22 siswa yang menjawab ada 19 anak, 3 siswa masih melakukan kesalahan yang tidak fatal. Demikian pula hasil observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus 2 oleh teman sejawat dapat diuraikan sebagai berikut. - Pertanyaan yang dibuat guru sudah mengacu pada bahasan materi pembelajaran, tidak menyimpang dari tujuan perbaikan tindakan siklus 2 - Dari 22 siswa ada 5 siswa yang belum mendapat giliran pertanyaan dari guru - Ada 2 siswa yang mendapat giliran pertanyaan sampai dua kali - Jawaban siswa terhadap pertanyaan yang diberikan guru memuaskan - Peragaan balok garis bilangan berhasil dan membuat suasana menyenangkan walaupun kadangkadang terjadi kegaduhan - Berdasarkan hasil dialog dengan siswa, sebagian besar siswa merasa senang dan merasa puas. Siswa merasa materi yang dibahas bisa dipahami. c. Refleksi Siklus 2 Guru merasa bahwa tindakan perbaikan yang ia lakukan tentang penyelesaian soal-soal matematika bentuk cerita Penggunaan Faktor Prima dan Faktorisasi Prima untuk Memecahkan Masalah Sehari-hari merasa berhasil.guru bisa menggali kemampuan siswa dalam cerita dengan mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan. Hasil kerja kelompok berjalan lancar, memuaskan dan menyenangkan. Demikian pula hasil tes akhir menunjukkan peningkatan dibanding siklus 1. Meskipun guru merasa target telah tercapai, ia masih belum merasa puas.ada beberapa hal masih mengganjal yang menjadi anganangannya, yaitu: 1. Ada 3 siswa yang pada hasil tes nya masih belum maksimal 2. Ada siswa yang belum mendapat giliran pertanyaan Mengapa 3 siswa tersebut hasil tesnya belum maksimal memang kemampuan anak tersebut rendah dan kondisi orang tuanya bermasalah. Pada akhirnya guru dapat menyimpulkan berdasarkan hasil refleksi siklus 2 yaitu pelaksanaan Sosial Volume 14 Nomor 2 September 2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN 88

7 tindakan perbaikan siklus 2 telah berhasil meskipun ada hal-hal yang perlu diperbaiki lagi terutama dalam penanganan terhadap 3 siswa yang belum mencapai hasil maksimal yang memerlukan perhatian secara khusus. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pelaksanaan PTK ini memerlukan dua siklus, dengan prosedur penelitian sebagai berikut: I.Siklus 1 a. Rencana Tindakan Tahap ini merupakan tahap persiapan, yaitu persiapan akhir sebelum dilaksanakannya perbaikan. Persiapan meliputi : Penyusunan RPP, Alat Peraga, LKS, Lembar Observasi, Mempersiapkan RPP, Teman sejawat, Mempelajari scenario pembelajaran perbaikan, Menetukan besarnya ketuntasan belajar b. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Dengan mengacu pada tahap persiapan, pelaksanaan tindakan perbaikan adalah mengucapkan salam, absensi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, Tanya jawab, membagi LKS sesuai kelompok, peragaan alat peraga, membimbing jalannya diskusi, penyimpulan materi, melaksanakan postes. c. Observasi Pada tahap ini teman sejawat memegang peranan penting, dengan lembar observasi proses pembelajaran direkam. d. Melakukan Refleksi Dalam tahap refleksi ini guru merenung tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan baik kekurangan maupun kesuksesannya.hasilnya ada 2 kelompok yang mendapat nilai di atas ketuntasan belajar yang 3 kelompok masih di bawahnya. Mengapa demikian? Hal demikian ternyata dalam pelaksanaan diskusi, guru tidak dapat membimbing secara merata, waktu pembimbingan lebih banyak pada kelompok yang duduknya di depan yaitu kelompok dua dan lima. Demikian pula pada waktu memperagakan balok garis bilangan guru kurang merata dalam membimbing. II. Siklus 2 a. Rencana Tindakan Pembelajaran dalam siklus 2 ini merupakan kelanjutan dari pelaksanaan siklus 1. Dengan berpijak dari masukan siklus 1, bahasan pada siklus 2 juga tentang menyelesaikan soal-soal matematika bentuk cerita tentang Penggunaan Faktor Prima dan Faktorisasi Prima untuk Memecahkan Masalah Sehari-hari. Dalam siklus 2 ini tujuan perbaikan dirumuskan sebagai berikut. 1. Guru mampu mengelola kegiatan kelompok secara merata dalam cerita 2. Mengintensifkan pembimbingan dalam peragaan balok garis bilangan. Persiapan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan tindakan perbaikan siklus 2 adalah menyiapkan pertanyaan tentang langkah-langkah dalam cerita dan menyajikan soal untuk diselesaikan siswa, dimana guru mempersiapkan pertanyaanpertanyaan yang relevan. b. Tindakan Perbaikan Siklus 2 Peneliti dan teman sejawat menempati tempat duduk untuk mengamati jalannya pelaksanaan tindakan perbaikan siklus 2. Setelah diucapkan salam, guru meminta siswa menempati tempat duduk berdasarkan kelompok, kemudian secara kelompok siswa diminta menyelesaikan soal-soal bentuk cerita yang telah disiapkan Sosial Volume 14 Nomor 2 September 2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN 89

8 dalam Lembar Kerja Siswa.Selanjutnya pada akhir pembelajaran setiap siswa diminta mengerjakan tes akhir. c. Observasi Peneliti dan teman sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran. Lembar observasi yang telah disiapkan diisi dan merekam kegiatan siswa baik individu maupun kelompok. d. Refleksi Siklus 2 Guru merasa bahwa tindakan perbaikan yang ia lakukan tentang penyelesaian soal-soal matematika bentuk cerita Penggunaan Faktor Prima dan Faktorisasi Prima untuk Memecahkan Masalah Sehari-hari merasa berhasil., meskipun guru merasa target telah tercapai, ia masih belum merasa puas, yaitu adanya: 1. Tiga siswa yang pada hasil tes nya masih belum maksimal 2. Siswa yang belum mendapat giliran pertanyaan II. PEMBAHASAN Adanya keluhan dari guru kelas V SDN Jururejo 02 Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi pada peneliti waktu pelaksanaan praktek PKM dan PKP Tahun 2012 bahwa siswa mengalami kesulitan dalam penyelesaian soalsoal matematika bentuk cerita tentang Penggunaan Faktor Prima dan Faktorisasi Prima untuk Memecahkan Masalah Sehari-hari.Ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang selalu rendah dibanding nilai matematika Sub Pokok Bahasan yang lain. Data pendukung yang lain adalah pengamatan dari teman sejawat pada proses pembelajaran sehari-hari, guru kelas V SDN Jururejo masih banyak menggunakan metode ceramah, pembelajaran masih terpusat pada guru, siswa kurang dilibatkan. Untuk menyelesaikan masalah ini kami sepakat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaikinya. Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Konstruktivisme dengan Metode Diskusi yang lebih banyak digunakan diselingi Tanya jawab dan Pemberian Tugas. Pelaksanaan PTK sampai dua siklus, dari siklus pertama ke siklus kedua ada peningkatan hasil belajar siswa, pada siklus kedua pembelajaran sudah dianggap berhasil. Uraiannya adalah sebagai berikut. Hasil belajar siswa pada siklus 1 secara kelompok adalah: - Hasil pekerjaan kelompok dua 87% - Hasil pekerjaan kelompok lima 81% - Hasil pekerjaan kelompok tiga 62% - Hasil pekerjaan kelompok empat 59% - Hasil pekerjaan kelompok satu 52% Hasil tes akhir pada siklus 1 dari 21 siswa yang menjawab 10 orang yang 11 siswa masih melakukan kesalahan. Sedangkan hasil tes akhir pada siklus 2 dari 22 siswa yang menjawab ada 19 anak, 3 siswa masih melakukan kesalahan yang tidak fatal KESIMPULAN Dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan dapat disimpulkan, yaitu: 1. Penggunaan alat peraga balok garis bilangan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam cerita tentang Penggunaan Faktor Prima dan Faktorisasi Prima untuk Memecahkan Masalah Sehari-hari pada siswa kelas V SDN Jururejo 02 Kec. Ngawi, Kab. Ngawi. 2. Penerapan pendekatan konstruktivisme dengan metode diskusi yang diselingi tanya jawab dan pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa 3. Dengan memperagakan alat peraga yang tepat dan didukung metode mengajar yang sesuai akan meningkatkan gairah siswa dan siswa merasa senang. Sosial Volume 14 Nomor 2 September 2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN 90

9 SARAN 1. Dalam melaksanakan pembelajar an di kelas perlunya menggunakan alat peraga yang tepat agar menarik perhatian siswa. 2. Untuk mengefektifkan pengguna an alat peraga perlu dilakukan kegiatan pendampingan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan alat tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri, dkk Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Daryanto Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera Karso, dkk Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka Khafid,M Matematika Penekanan pada Berhitung untuk Sekolah Dasar Kelas 5.Jakarta: Penerbit Erlangga Permendiknas Standar Kompetensi Kelulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas- Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Putra, Sitiatava R Berbagai Alat Bantu untuk Memudahkan Belajar Matematika.Diva Press Bandung :Alfabeta. Sudjana, Nana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Cet. V. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo Wardhani,IGAK,dkk.2007.Penelitian Tindakan Kelas.Cetakan kedua puluh. Jakarta: Universitas Terbuka. Sosial Volume 14 Nomor 2 September 2013 PENINGKATAN PEMAHAMAN 91