PENGARUH PUPUK ORGANIK PLUS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS BIMA-3 PADA DEMFARM SL-PTT JAGUNG DI LAHAN KERING, LAMPUNG SELATAN

Transkripsi

1 PENGARUH PUPUK ORGANIK PLUS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG VARIETAS BIMA-3 PADA DEMFARM SL-PTT JAGUNG DI LAHAN KERING, LAMPUNG SELATAN Endriani, Yulia Pujiharti dan Nina Mulyanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Peningkatan kebutuhan jagung terkait dengan makin berkembangnya usaha peternakan, terutama unggas. Sementara itu produksi jagung dalam negeri belum mampu memenuhi semua kebutuhan, sehingga kekurangannya dipenuhi dari jagung impor. Pengembangan jagung dilahan kering atau lahan sub optimal merupakan langkah yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan produksi jagung dengan menerapkan komponen teknologi budidaya secara lengkap. Pupuk organik adalah pupuk yang dapat berbentuk padat atau cair yang berasal dari tanaman dan atau hewan. Pupuk organik digunakan sebagai alternatif dari penggunaan pupuk anorganik, karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, pupuk organik secara ekonomis jauh lebih terjangkau dari pupuk anorganik, sehingga dapat mengurangi biaya produksi pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan dosis pemberian pupuk organik yang berasal dari kotoran ayam, pupuk organik plus yang mengandung bahan organik komplek dan mikroba penambat N terhadap pertumbuhan dan produksi jagung. Penelitian dilaksanakan pada lokasi Demfarm SL-PTT Jagung dilahan kering Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan pada Bulan Nopember 2011 sampai dengan Pebruari Luas lahan percobaan m 2, ukuran petak perlakuan 17,5 meter x 20 meter, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 perlakuan dan 7 ulangan, sehingga terdapat 21 satuan percobaan, jumlah tanaman sampel 10 tanaman masing-masing petak, dengan luas petak pengamatan masing-masing perlakuan 3 meter x 4 baris tanaman (6.3 m 2 ). Jarak tanam yang digunakan 70 cm antar baris x 20 cm dalam baris, tanam dengan cara ditugal, 1 biji per lubang tanam.varietas yang digunakan jagung Hibrida varietas BIMA-3. Data hasil pengamatan dianalisis ragam dan apabila terdapat perbedaan nyata diuji menggunakan uji DMRT pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaan pertumbuhan tanaman tidak berbeda nyata, demikian juga dengan produksi tidak terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan yang menggunakan pupuk organik dibandingkan kontrol. Kata kunci : pupuk organik plus, kotoran ayam, pertumbuhan, produksi 122

2 ABSTRACT Increased corn needs associated with the growing livestock, especially poultry. Meanwhile, the domestic corn production has not been able to meet all needs, so that the shortcomings met from corn imports. Development in dryland or suboptimal land is a step that needs to be done in an effort to increase maize production by applying the technology component of the complete cultivation. Organic fertilizer is a fertilizer that can be solid or liquid that is derived from plants and or animals. Organic fertilizer is used as an alternative to the use of inorganic fertilizers, because in addition to improve the physical, chemical and biological soil, organic fertilizer is economically more affordable than inorganic fertilizers, thus reducing the cost of agricultural production.this aim of study was to determine the effect and dose of organic fertilizer from manure, organic fertilizer plus and microbial N fastening complex on the growth and production of corn. The experiment was conducted at the location Demfarm Field Study ICM in dryland Banjarmasin Village, Penengahan District of Sout Lampung regency in November 2011 to February The land area 2,750 m 2 trials, treatment plot size of 17.5 meters x 20 meters, using a randomized block design with 3 treatments and 7 replications, so that there are 21 units of the experiment, the number of plants sampled 10 plants of each plot, with an area of observation plots of each treatment 3 meters x 4 rows of plants (6.3 m 2 ). Spacing the use of 70 cm between rows x 20 cm in rows, planting with one seed per hole plant.varietas used hybrid maize BIMA-3. The data were analyzed using ANOVA and if there are significant differences were tested using DMRT at 5% significance level. The results showed that the performance was not significantly different plant growth, as well as the production no significant differences between treatments using organic fertilizers compared to controls. Keyword : organic fertilizer plus, manure, growth, yield PENDAHULUAN Seiring pertambahan penduduk dan meningkatnya kebutuhan pangan nasional, kebutuhan jagung terus meningkat baik untuk pangan maupun pakan ternak. Peningkatan kebutuhan jagung terkait dengan makin berkembangnya usaha peternakan, terutama unggas. Sementara itu produksi jagung dalam negeri belum mampu memenuhi semua kebutuhan, sehingga kekurangannya dipenuhi dari jagung impor. Jagung (Zea mays L.) ialah komoditas pangan yang penting dan menempati urutan kedua setelah padi di Indonesia. Jagung mengandung 8 g protein dan 73 g karbohidrat dalam setiap 100 g. Potensi produktivitas jagung di Indonesia yang dapat mencapai ton ha-1 masih jauh dari harapan, karena Tahun 2010 tercatat produksi jagung hanya 4.43 ton ha-1 (Badan Pusat Statistik, 2010). Penerapan SL-PTT Jagung tahun 2010 telah terbukti memicu peningkatan produksi jagung nasional sebesar 1.22%. Penggunaan Pupuk 123

3 anorganik seperti urea, KCL dan TSP yang mengandung berbagai senyawa kimia dapat memberikan dampak negatif pada tanah jika digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, mengakibatkan tanah menjadi cepat mengeras dan kemampuan menyimpan air berkurang, sehingga produktivitas tanaman akan menurun karena tanah menjadi asam (Parman S, 2007). Salah satu program pemerintah dalam rangka pencapaian swasembada jagung adalah Program SL-PTT Jagung, dimana dalam pelaksanaannya terdapat Demfarm dengan penerapan komponen PTT sebagai media percontohan dan pembelajaran bagi petani. Secara teknis, upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri dapat ditempuh melalui perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Di Indonesia, jagung ditanam pada agroekosistem yang beragam, mulai dari lingkungan berproduktivitas tinggi (lahan subur) sampai berproduktivitas rendah (lahan sub optimal dan marjinal), karena itu diperlukan teknologi produksi spesifik lokasi, sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. Pengembangan jagung dilahan kering atau lahan sub optimal merupakan langkah yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan produksi jagung dengan menerapkan komponen teknologi budidaya secara lengkap. Selama ini komponen teknologi budidaya jagung diterapkan secara parsial, terutama pada lahan sub optimal, sehingga tidak memberikan dampak yang nyata terhadap peningkatan produksi. Memadukan berbagai komponen teknologi yang saling menunjang atau bersifat sinergis diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi sistem produksi jagung. Pupuk organik adalah pupuk yang dapat berbentuk padat atau cair yang berasal dari tanaman dan atau hewan. Pupuk organik digunakan sebagai alternatif dari penggunaan pupuk anorganik, karena selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, pupuk organik secara ekonomis jauh lebih terjangkau dari pupuk anorganik, sehingga dapat mengurangi biaya produksi pertanian (Lingga, 2007). Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan dosis pemberian pupuk organik yang berasal dari kotoran ayam, pupuk organik plus yang mengandung bahan organik komplek dan mikroba penambat N terhadap pertumbuhan dan produksi jagung. METODOLOGI Penelitian dilaksanakan pada lokasi Demfarm SL-PTT Jagung dilahan kering Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung 124

4 Selatan pada Bulan Nopember 2011 sampai dengan Pebruari Luas lahan percobaan 2750 m 2, ukuran petak perlakuan 17,5 meter x 20 meter, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 perlakuan dan 7 ulangan, sehingga terdapat 21 satuan percobaan, jumlah tanaman sampel 10 tanaman masing-masing petak, dengan luas petak pengamatan masing-masing perlakuan 3 meter x 4 baris tanaman (6,3 m 2 ). Jarak tanam yang digunakan 70 cm antar baris x 20 cm dalam baris, tanam dengan cara ditugal, 1 biji per lubang tanam.varietas yang digunakan jagung Hibrida varietas BIMA-3. Dosis pupuk organik plus yang digunakan yaitu 500 kg/ha kg Urea diberikan 1 hari sebelum tanam disebar merata, pupuk kotoran ayam dengan dosis 2 ton/ha dan kontrol (tanpa pupuk organik). Aplikasi pupuk urea diberikan sebanyak 2 kali. Pempukan ke-1 pada umur 7-10 HST dan pemupukan ke-2 pada umur 40 HST. Pupuk anorganik berdasarkan respon hasil dan status hara tanah. Pupuk N dalam bentuk urea sebanyak 100 kg/ha, Pupuk P dalam bentuk SP-36 sebanyak 200 kg dan KCl 100 kg/ha. Aplikasi pupuk anorganik dilakukan sebanyak 3 kali selama pertumbuhan tanaman yaitu pada umur 7 HST, pada umur 30 HST dan pada 45 HST. Variabel yang diamati yaitu komponen pertumbuhan dan produksi antara lain: populasi tanaman per petak, tinggi tanaman 30 HST dan 60 HST (cm), jumlah daun, warna daun pada umur 45 HST berdasarkan BWD, jumlah tanaman dipanen per petak, jumlah tongkol panen per petak, bobot tongkol panen per petak (kg), Bobot 6 tongkol (kg), kadar air 6 tongkol, Bobot biji pipilan 6 tongkol, bobot 100 butir dan produksi (ton/ha). Data hasil pengamatan dianalisis ragam dan apabila terdapat perbedaan nyata diuji menggunakan uji DMRT pada taraf nyata 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman Berdasarkan hasil pengamatan terhadap komponen pertumbuhan tanaman jagung, tidak terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan pupuk organik, baik tinggi tanaman maupun jumlah daun pada umur 30 HST dan 60 HST (Tabel 1). 125

5 Tabel 1. Pengaruh pupuk organik terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun Perlakuan Tinggi tanaman 30 HST (cm) Jumlah daun Tinggi tanaman 60 HST (cm) Jumlah daun 60 HST (helai) Organik Plus a 9.14 a a a Kotoran ayam a 9.65 a a a Kontrol a 9.31 a a a KK % 10.93% 11.99% 13.11% 3.03% Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5%, menurut uji DMRT. Tingkat kehijauan daun pada perlakuan pupuk organik plus terlihat lebih hijau, bila dibandingkan dengan kontrol. Pupuk organik plus yang berbentuk granul mengandung bahan organik kompleks dan mikroba penambat N (Azotobacter sp, Azotomonas sp), sehingga efektif untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, memperbaiki struktur dan mempertahankan kesuburan tanah serta meningkatkan produktivitas tanaman dengan kandungan C-Organik > 12%, C/N rasio 10-20%, Kadar air 10-20%, ph 5-8, kandungan P 4,3%, K, 4.5%. ( PT. Ersindo Mulia, 2010). Tabel 2. Keragaan komponen hasil jagung varietas BIMA-3 Perlakuan Jumlah tongkol Panen/petak (buah) Bobot Tongkol Panen/petak (kg) Bobot6 Tongkol (kg) Bobot pipilan 6Tongkol Organik Plus a 7.3 a 1.31a 1.02 a Kotoran ayam a 8 a 1.41 a 1.08 a Kontrol a 7 a 1.37 a 1.05 a KK % 13.45% 20.03% 11.83% 12.43% Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5%, menurut uji DMRT. Dari Tabel 2 terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara pupuk organik plus, kotoran ayam dan kontrol (tanpa pupuk organik), akan tetapi pada pemberian kotoran ayam sebanyak 2 ton per hektar, menunjukkan bobot tongkol yang lebih berat (8 kg) dan bobot enam tongkol serta bobot pipilan enam tongkol juga lebih tingi dibandingkan yang lain, namun secara statistik tidak berbeda nyata. 126

6 Tabel 3. Pengaruh pupuk organik terhadap produktivitas jagung varietas BIMA-3 Perlakuan Kadar air panen Populasi tanaman Produktivitas 6 tongkol (%) per petak 60 HST (ton/ha) Organik Plus a a 7.51 a Kotoran ayam a 58 a 8.24 a Kontrol a a 7.11 a KK % 6.36% 11.11% 21.19% Keterangan : Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5%, menurut uji DMRT. Jagung varietas BIMA-3 merupakan varietas jagung hibrida silang tunggal (single cross), dengan batang yang sedang dan tegap, tahan rebah dan mempunyai perakaran yang sangat baik, bentuk tongkol besar, silindris dan panjang + 21 cm. Mempunyai potensi hasil 10 ton/ha pipilan kering, dengan ratarata hasil 8,27 ton/ha pipilan kering (Balilsereal Maros, 2012). Pupuk organik merupakan salah satu input produksi yang memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka memperbaiki unsur hara tanah yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Secara teknis, penempatan pemberian pupuk dengan cara ditutup kembali dengan tanah atau dibenamkan, lebih efektif dan efisien untuk pertumbuhan tanaman jagung (Akil M, 2006). Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat. Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu: pupuk kandang dingin dan pupuk kandang panas (BBPP, 2013). diuraikan Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang Secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi. Pupuk panas 127

7 adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat proses kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman. Pupuk organik yang didalamnya terdapat bahan organik berpengarurh terhadap pasokan unsur hara tanah disamping juga menjaga sifat fisik, biologi dan kimia tanah. Peranan pupuk organik yang didalamnya terdapat bahan-bahan organik terhadap sifat fisik tanah meliputi struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan menjaga ketahanan tanah terhadap erosi. Pupuk organik dengan bahan organik merupakan salah satu pembentuk agregat tanah yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah. Pupuk organik juga mempunyai manfaat dalam memberikan media bagi kehidupan mikroorganisme menguntungkan bagi kesuburan tanah dan mengurangi porostias pada tanah pasir dan membantu aerasi pada tanah lempung. Pemakaian pupuk organik sangat disarankan, khususnya bahan-bahan organik yang terkandung didalam pupuk organik tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberian pupuk organik plus dan pupuk kotoran ayam tidak berbeda nyata dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dibandingkan kontrol, demikian juga dengan produktivitas tidak terdapat perbedaan antar pengaruh pupuk organik dengan (tanpa pupuk organik) atau kontrol, namun pemberian pupuk organik plus, kotoran ayam, dapat meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi biaya pembelian pupuk anroganik. Disarankan untuk pemberian pupuk organik sebaiknya dilakukan dengan cara dibenamkan, agar efisien dalam penyerapan 128

8 hara bagi tanaman karena dapat mengurangi penguapan unsur hara akibat proses kimia dalam tanah. DAFTAR PUSTAKA Akil, M Evaluasi Cara Pemberian Bentuk dan Formulasi Pupuk Anorganik Pada Tanaman Jagung. Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengkajian Spesifik Lokasi.Departemen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bara, A Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Frekuensi Pemberian Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi jagung (Zea Mays L.) di Lahan kering. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. BPS Indonesia Dalam Angka. Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta. Balitseral, Maros Deskripsi Varietas Jagung. BBPP Batang Kaluku Pupuk Organik Solusi Peningkatan Produksi Nasional. diunduh pada website: Diakses tgl 30 okt Lingga, P Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Parman, Sarjana Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair TerhadapPertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum Tuberosum L.). Buletin Anatomi dan fisiologi Vol. XV. No.2. Rudi Hartono, R. Wirosoedarmo, Liliya Dewi Susanawati, 2014.Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio-Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Varietas Bima. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Universitas Brawijaya Malang. Sumarno dan Unang G. Kartasasmita, Kesiapan Petani Dalam Menggunakan Pupuk Organik untuk Padi Sawah. Berita Puslitbangtan. Hal :