Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumor Ovarium Tumor ovarium adalah massa atau jaringan baru yang bersifat abnormal yang terbentuk pada ovarium dan mempunyai bentuk serta sifat yang berbeda dari sel jaringan aslinya. 9 Hal ini terjadi disebabkan karena adanya proliferasi dan diffrensiasi yang abnormal dari sel pada ovarium akibat adanya mutasi gen yang mengatur proliferasi sel tersebut. Tumor ovarium dapat bersifat jinak maupun ganas. 1, Epidemiologi Tumor Ovarium Tumor ovarium merupakan neoplasma yang paling sering terjadi pada wanita dengan insidens 80% tumor jinak dan sisanya tumor ganas ovarium. Tumor ganas ovarium sangat berbahaya karena memiliki angka kematian yang tinggi. Tumor ganas ovarium menempati urutan kelima dari seluruh tumor ganas yang menyebabkan kematian dan merupakan tumor ganas kandungan dengan angka kematian tertinggi di Amerika Serikat. Di Amerika ditemukan sebanyak kasus baru tumor ganas ovarium setiap tahunnya dengan angka kematian sebanyak kasus. 1,2 Di Indonesia, tumor ganas ovarium menempati urutan keenam dari seluruh tumor ganas yang menyerang pada laki-laki dan perempuan dan merupakan urutan ketiga pada tumor ganas yang menyerang perempuan. 1 Tumor ovarium sangat berbahaya terutama yang bersifat keganasan disebabkan karena letak tumor itu sendiri yang masuk ke dalam rongga pelvis serta ditambah dengan pertumbuhan sel tumor yang tidak menimbulkan gejala pada stadium dini, sehingga membuat penderita baru akan mengeluhkan gejala dan datang berobat pada stadium lanjut. Hal inilah yang menyebabkan tumor ganas ovarium memiliki angka kematian yang tinggi. 1-5

2 Penelitian pada tahun 1970 menunjukkan overall-survival sebesar 36%, sedangkan penelitian pada tahun 1994 menunjukkan peningkatan hingga 50%. Pada jangka waktu yang sama ditemukan bahwa angkat kematian penderita muda semakin menurun, sedangkan pada wanita tua ( >65 tahun ) semakin meningkat. Diperkirakan penyebabnya adalah pada wanita muda tersebut penyakitnya lebih cepat terdiagnosis dalam stadium dini dibandingkan pada wanita yang tua sehingga menyebabkan terapi akan lebih cepat dilakukan dan ditemukan juga bahwa respon terapi pada wanita yang lebih muda lebih agresif daripada terapi untuk wanita yang telah tua. Hal ini menyebabkan ditemukannya prognosis yang jauh lebih baik pada wanita yang lebih muda dibandingkan pada wanita yang telah tua. Penelitian lain juga melaporkan meningkatnya 5-year survival rate dengan makin akuratnya tindakan surgical staging yang dilakukan. 10 Tabel 2.1. Five-year Survival rate berdasarkan stadium pada keganasan ovarium 10 Stadium Five-year Survival (%) All stages Stadium I Stadium II Stadium III Stadium IV 3-15 Berdasarkan asal keganasan pada tumor ganas ovarium dilaporkan bahwa 90% merupakan tipe epithelial dan 10% merupakan tipe nonepithelial. Tumor ovarium yang bersifat nonepithelial bersumber dari sel germinal, sex cordstromal, tumor metastase pada ovarium, dan berbagai karsinoma yang sangat jarang. 11

3 Klasifikasi Tumor Ovarium Berikut klasifikasi tumor ovarium menurut WHO : Tabel 2.2. Klasifikasi Tumor Ovarium berdasarkan WHO Epithelial tumours Serous tumours Mucinous tumours Endometrioid tumours Clear cell tumours Brenner tumours Seromucinous tumours Undifferentiated tumours Mesenchymal tumours Mixed epithelial and mesenchymal tumours Sex cord-stromal tumours Pure stromal tumours Pure sex cord tumours Mixed sex cord-stromal tumours Sertoli-Leydig cell tumours Sex cord-stromal tumours Germ cell tumours Dysgerminoma Yolk sac tumour Embryonal carcinoma Non-gestational choriocarcinoma Mature teratoma Immature teratoma Mixed germ-cell tumour Monodermal teratoma and somatic-type tumours arising from a dermoid cyst Struma ovarii Carcinoidrmal Neuroectodermal-type tumours Sebaceous tumours Other rare monodermal teratomas Carcinoma Germ cell-sex cord-stromal tumours Gonadoblastoma Mixed germ cell-sex cord Miscellanous tumours Mesothelial tumours Adenomatoid tumours

4 Mesothelioma Soft tissue tumours Myxoma Tumour-like lessions Lymphoid and myeloid tumours Lymphomas Plasmacytoma Myeloid neoplasm Secondary tumours Gambar 2.2. Pembagian Tumor Ovarium Menurut Sel Asalnya Faktor Resiko Tumor Ovarium Penyebab pasti dari tumor ovarium jinak maupun ganas belum diketahui secara jelas. Hal yang jelas ditemukan adalah adanya pengaruh umur, faktor riwayat keluarga dan mutasi gen. Hal yang memperbesar resiko terjadinya tumor ovarium ganas diantaranya adalah umur yang lanjut, ras kulit putih, adanya sejarah keluarga yang memiliki penyakit tumor ovarium ganas, kanker payudara, atau kanker usus besar, mengalami obesitas, menarki terlalu cepat, menopause terlambat, tidak pernah

5 hamil dan tidak pernah mempunyai anak, pernah melakukan terapi sulih hormon lebih dari 5 tahun serta adanya mutasi pada gen-gen penyebab tumor. Diduga adanya riwayat pemakaian obat tamoxifen mempunyai peningkatan resiko terhadap pembentukan kista ovarium. 3,9, Deteksi Dini Tumor Ovarium A. Skrining Genetik Skrining genetik lebih ditujukan pada pencegahan terhadap timbulnya penyakit, yaitu untuk penelitian lebih lanjut tentang gen dan heterogenitas gen manusia yang ada kaitanya dengan keainan fisik. Pada tumor ovarium, beberapa gen yang mungkin diturunkan dan dapat menimbulkan keadaan tumor adalah BRCA1 dan BRCA2. Bila seseorang dengan BRCA1 atau BRCA2 yang positif dan dengan mempergunakan data informasi keluarga resiko tinggi, kemungkinan menimbulkan resiko tinggi pada pasien. Meskipun seseorang mendapat hasil BRCA1 atau BRCA2 yang positif, belum tentu akan timbul kanker pada dirinya, mutasi gen BRCA1 atau BRCA2 dapat diturunkan pada anak laki-laki ataupun perempuannya. Dengan hasil tes BRCA1 atau BRCA2 yang positif, maka perlu dilakukan deteksi dini lebih lanjut seperti ultrasonografi transvaginal, pemeriksaan CA-125 dan pemeriksaan klinis. B. Pemeriksaan Tumor Marker Pada tumor ovarium perlu dilakukannya pemeriksaan tumor marker CA-125. CA-125 adalah salah satu antigen yang dilepaskan dari epitel kanker ovarium. Kira-kira 83% pasien dengan tumor ovarium tipe epitel memiliki kadar CA-125 > 35 IU/ml. Peningkatan CA-125 menjadi prediktor kuat terhadap kemungkinan progresivitas penyakit.

6 C. Pencitraan ( Imaging ) Ultrasonografi adalah salah satu pencitraan yang digunakan untuk keperluan diagnostik sebagai pelengkap pemeriks`aan klinik. Skrining dengan ultrasonografi real-time merupakan suatu cara untuk mendeteksi secara dini perubahan struktur organ genitalia, khususnya ovarium dalam proses karsinogenesis. Ultrasonografi transvaginal merupakan suatu teknik pemeriksaan yang sering dilakukan karena hasilnya yang lebih akurat. 3, Gambaran Klinis Tumor Ovarium 3,10,11 Pertumbuhan tumor ovarium dapat menimbulkan gejala. Meskipun pada tumor ovarium dapat ditemukan keluhan, pada tumor jinak ovarium yang memiliki diameter kecil sering ditemukan secara kebetulan dan tidak memberi gejala klinis yang berarti. Karena gejala klinis yang terjadi biasanya tidak terlihat jelas sampai penyakit nerada pada tahap lanjut menyebabkan penyakit ini disebut dengan silent killer. Secara umum, tumor yang ganas memiliki karakteristik solid, nodular dan terfiksir. Namun ukuran tumor tidak sesuai derngan derajat keganasan. Keluhan yang dirasakan oleh penderita tumor ovarium bersumber dari: A. Keluhan akibat pertumbuhan besar dan letaknya tumor, seperti : a. Tumor kecil tanpa keluhan ringan bersifat insidentil. b. Tumor besar di rongga pelvis : - Rasa tidak nyaman di perut bagian bawah. - Mendesak gangguan miksi dan defekasi. - Desakan ureter menyebabkan hidroureter sampai hidronefrosis. - Gangguan aliran darah dan cairan limfa menimbulkan edema pada tungkai bawah. c. Tumor yang melayang menimbulkan : - Keluhan berat pada perut - Tumor membesar dapat menimbulkan gangguan fungsi usus.

7 d. Kombinasi kehamilan dengan kista ovarium. - Menyebabkan abortus atau persalinan prematuritas. - Menyebabkan kelainan letak janin. - Torsi kista saat ante natal care atau post partum. - Kista menghalangi persalinan sehingga perlu dilakukan seksio sesarea. B. Keluhan akibat aktivitas endokrinologi, seperti : Tumor ovarium mengeluarkan hormon menimbulkan gangguan pada menstruasi dan dapat menyebabkan kondisi infertilitas dan maskulinisasi. C. Keluhan khusus sindroma Meig. D. Keluhan akibat komplikasinya : e. Komplikasi tumor ovarium diantaranya : 1. Torsi kista ovarii. 2. Perdarahan. 3. Infeksi. 4. Ruptura kapsul kista. 5. Degenerasi menjadi keganasan 1. Torsi kista ovarii - Terjadi saat kehamilan kecil ataupun post partum. - Keluhannya : a. Nyeri perut mendadak, makin bertambah makin berat torsinya. b. Memerlukan laparotomi. c. Torsi menahun tidak dirasakan karena perlahan-lahan. d. Kista lepas ditangkap omentum menjadi parasitik kista ovarii. e. Kedatanggannya karena ada tumor di dalam perutnya. 2. Perdarahan - Dapat terjadi trauma abdomen, langsung pada kistanya. - Keluhannya : a. Trauma diikuti rasa nyeri mendadak. b. Diperlukan laparotomi.

8 - Perdarahan menimbulkan pembesaran kista dan memerlukan tindakan laparotomi. 3. Infeksi kista ovarii : - Infeksi pada kista dapat terjadi akibat : Infeksi asenden dari serviks, tuba dan menuju lokus ovulasi, sampai abses. - Keluhan infeksi : a. Panas badan meningkat. b. Lokal kista terasa nyeri spontan saat digoyang atau dipegang. c. Mendekati sepsis perlu laparotomi. 4. Ruptura kapsul kista : - Terjadi sebagai akibat dari : a. Perdarahan mendadak. b. Infeksi kista dengan pembentukan abses membesar ruptur. c. Trauma langsung. - Tindakan perlu dilakukan laparotomi. 5. Degenerasi ganas : a. Degenerasi ganas berlangsung secara perlahan silent killer. b. Terdiagnosa setelah stadium lanjut. c. Diagnosa dini karsinoma ovarium dilakukan pemeriksaan tumor marker CA-125. d. Profilaksis degenerasi ganas diatas 45 tahun, dilakukan total histerektomi bilateral salfingooforektomi dan omentektomi. e. Asites dan papilla kapsul dicurigai keganasan perlu : - Sitologi dan PA seluruhya. - Omentektomi harus dilakukan.

9 Diagnosa Tumor Ovarium Dengan melakukan pemeriksaan secara sistematis, diagnosa tumor ovarium tidak terlalu sukar untuk ditegakkan. Tanda yang paling penting untuk penyakit ini adalah ditemukannya massa pada daerah pelvis. Bila tumor tersebut padat, bentuknya irreguler dan terfiksir di dinding panggul, keganasan perlu dicurigai. Bila di bagian atas abdomen ditemukan juga massa dan disertai asites, keganasan hampir dapat dipastikan. Penegakkan diagnosa pada tumor ovarium dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu : 1. Anamnesa a. Keluhan klinik kista ovarii ringan karena besarnya tumor. b. Keluhan mendadak akibat komplikasi kista ovarii. 2. Pemeriksaan fisik : a. Fisik umum sebagai tanda vitalnya. b. Pemeriksaan palpasi : - Teraba tumor di abdomen, bentuk kista atau padat. - Terfiksir atau bergerak. - Terasa nyeri atau tidak. c. Pemeriksaan dalam : - Letak tumor apakah melekat dengan uterus. - Mobilitas dan konsistensinya. d. Pemeriksaan spekulum : - Melihat serviks dilakukan biopsi ataupun pap smear. - Melakukan sondese, dibedakan antara mioma uteri dan solid ovarial tumor. e. Pemeriksaan rektal : - Memberikan konfirmasi jelas tentang keberadaan tumor. 3. Pemeriksaan penunjang : a. Ultrasonografi

10 - Membedakan kista denga tumor solid ovarium atau mioma uteri. - Dipergunakan sebagai penuntun parasentesis-pengambilan cairan asites untuk sitologi. b. Laparoskopi : - Memastikan hubungan kista dengan sekitarnya. - Untuk tindakan operasi laparoskopinya. - Terdapat perlekatan berat maka dilakukan laparotomi sehingga lapangan pandangan terlihat lebih jelas. c. Foto thorak. - Menetapkan plural effusion sebagai bagian sindrom Meig atau bersifat tersendiri. d. Tumor marker CA Pada dugaan tumor ovarium dengan keadaan tanpa gejala dan keluhan maka dilakukan pemeriksaan tumor marker. 10,11 Dengan kondisi yang dapat dijumpai : Tabel 2.3. Persentase Peningkatan Kadar Ca 125 pada Masing-Masing Stadium Tumor Ganas Ovarium 11 Stadium Peningkatan Tumor marker CA-125 dengan nilai batas 35 IU/ ml I 50% II 60% III 90% Kemungkinan keganasan dapat pula diprediksi dengan memperhatikan penampilan makroskopis dari tumor ovarium seperti dalam tabel berikut :

11 Tabel 2.4. Tampilan Makroskopis Tumor Ovarium Jinak dan Ganas 10 Jinak Ganas a. Unilateral b. Kapsul utuh c. Bebas dari perlekatan Bilateral Kapsul pecah Ada perlengketan dengan organ sekitarnya d. Permukaan licin Pertumbuhan abnormal di permukaan tumor e. Tidak ada asites Asites hemorragik f. Peritoneum licin Ada metastasis di g. Seluruh permukaan peritoneum Ada bagian-bagian yang tumor viabel h. Tumor kistik nekrotik dan berdarah Padat atau kistik dengan bagian-bagian padat i. Permukaan dalam kista Terdapat pertumbuhan licin j. Bentuk tumor seragam papiller intra kista Bentuk tumor bermacammacam Tumor Marker CA-125 CA-125 adalah salah satu tumor marker yang telah diterima untuk penggunaan klinis pada tumor ovarium. 1 CA-125 disebut juga Cancer Antigen 125 atau Carbohydrate Antigen 125 pertama kali ditemukan pada tahun 1981 oleh Bast dkk. 3

12 Struktur Molekular CA-125 CA-125 merupakan suatu glikoprotein yang dapat dikenali oleh antibodi monoklonal CA CA-125 adalah suatu zat yang dapat ditemukan di dalam darah dan juga merupakan glikoprotein transmembran yang memiliki karakteristik mirip dengan protein yang berikatan dengan mucin. 3,14 Karena itu CA-125 disebut juga dengan MUC-16. CA-125 merupakan antigen dengan berat molekul kda. 1 CA-125 terdapat pada semua jaringan yang berasal dari derivat sel mesotel dan epitel coelemik, diantaranya seperti pleura, perikardium, peritoneum, tuba, ovarium, endometrium dan endoserviks. 3 MUC-16 terdiri dari terminal-n, multiple repeat domain dan terminal-c. MUC-16 mengandung 60 subunit terminal-n dengan terdapat 156 asam amino pada masing-masing unit. Terminal N terdidi dari serine, threonin dan prolin. Terminal C terdiri dari tironin. Terminal C memiliki domain SEA (sperm protein, enterokinase dan agrin) yang memiliki muatan positif dan dapat berikatan dengan asam nukleat dan asam lainnya yang memiliki muatan negatif. MUC-16 terdapat pada kromosom 19p Gambar 2.3. Struktur Molekular CA-125 3

13 Cara Kerja CA-125 Meskipun telah banyak studi yang dilakukan untuk menganalisa fungsi dari CA-125, namun peranannya dalam tubuh dan patogenesis penyakit masih belum bisa dipastikan dengan jelas. Diduga CA-125 ditemukan pada permukaan tumor ovarium dapat berikatan dengan mesotelin, yaitu suatu zat protein yang diekspresikan oleh sel mesotelial seperti pada peritoneum ataupun pleura dan juga zat ini dapat diekspresikan pada banyak sel tumor. Hal inilah yang menyebabkan interaksi antara CA-125 dan sel mesotel memiliki peranan sebagai indikator metastasis tumor ovarium. CA-125 diekspresikan oleh sel NIH-OVCAR 3. Sel NIH-OVCAR 3 menghasilkan kadar MUC-16 yang tinggi pada permukaan sel dari sel kanker ovarium. Ikatan dari CA-125 dengan mesotelin dapat menunjukkan tahap lanjut dari stadium adenocarcinoma ovarium. CA-125 dan mesotelin yang berikatan menunjukkan efek interaksi adhesi antara sel. Sehingga hal ini diduga memberikan efek bahwa ikatan mesotelin dan CA-125 berkontribusi terhadap metastasis kanker ovarium ke peritoneum. 15,16 Diduga CA-125 juga berperan dalam patogenesis kanker ovarium epitelial dimana kadar CA-125 yang tinggi berhubungan dengan prognosis yang buruk. Sebuah studi menyebutkan bahwa CA-125 bukan hanya sekedar biomarker tetapi juga ikut berperan terhadap patogenesis dan progresi serta metastasis dari kanker ovarium epitelial. Hal ini berhubungan dengan ikatan antara CA-125 dengan mesotelin. MUC-16 (CA-125) menunjukkan sifat yang dapat menghambat obat yang merangsang apoptosis pada sel. Sebuah penelitian yang melakukan penghambatan pengeluaran MUC-16 dari sel NIH-OVCAR3 dengan menggunakan anti MUC-16 antibodi rantai tunggal didapati hasil bahwa penurunan kadar MUC-16 hampir membatalkan secara sempurna kemampuan sel NIH-OVCAR3 untuk berkembang secara in vivo serta dapat menahan pertumbuhan sel yang secara kuat dapat menghambat pertumbuhan tumor secara in vivo dan in vitro. Meskipun begitu, penurunan MUC-16 tidak menunjukkan

14 peningkatan proses apoptosis. Penurunan sel tumor pada in vitro dan in vivo yang berhubungan dengan penurunan MUC-16 tidak dapat dijelaskan dengan proses apoptosis. Kemungkinan yang dapat dijelaskan adalah sel-sel ini akan mencapai kepadatan tertentu dan kemudian mereka akan berhenti berproliferasi dan tidak akan berbentuk tumor bernodul dengan berukuran besar. 15, Peranan Klinis CA-125 CA-125 dihasilkan oleh epithel coelemik, yang termasuk didalamnya adalah sel mesothel dan jaringan mullerian. Hal ini menyebabkan secara umum tumor non-epithelial tidak mengekspresikan glikoprotein ini ataupun dapat mengekspresikan tetapi dalam jumlah yang rendah. 3 Kadar normal CA-125 adalah 0-35 IU/ml. Kondisi kadar CA-125 yang berada <35 IU/ml ditemukan pada 99% orang sehat dari populasi normal. 8 Pada 90% kasus tumor ganas ovarium tipe epitel ditemukan kadar CA-125 lebih dari 35 IU/ml, dengan frekuensi kenaikan kadar CA-125 berhubungan dengan stadium yang sedang terjadi. 2,8 Kadar CA-125 pada kanker ovarium tipe epitel bervariasi tergantung pada jenis selnya. Dengan tissue array Hogdall dkk mendapatkan kadar CA-125 meningkat pada 85% tipe serous, 65% tipe endometroid, 40% tipe clear cell, 36% undiffrentiated adenocarcinoma dan hanya 12% pada tipe musinous. 3 Selain itu kadar CA-125 juga bisa meningkat pada kondisi lain, misalnya pada keadaan tidak ganas seperti mioma uteri, endometriasis, kista jinak ovarium, kehamilan ektopik terganggu, kehamilan dan menstruasi maupun pada keadaan ganas lainnya seperti kanker payudara, kanker paru dan kanker endometrium. 1,3 Tetapi terdapat perbedaan terhadap pola kenaikan CA-125 pada keganasan dan non keganasan, yaitu pada kondisi keganasan kadar CA-125 cenderung terus meningkat sementara pada kondisi non keganasan kadar CA-125 cenderung stasis atau menurun. 3

15 Tes CA-125 dapat digunakan pada banyak situasi seperti sebagai alat untuk deteksi kanker ovarium, memprediksi prognosis dari hasil terapi, deteksi kekambuhan penyakit dan untuk memantau keberhasilan pengobatan. 14 Tingginya angka kematian pada penyakit kanker ovarium disebabkan karena kurangnya strategi untuk deteksi dini penyakit ini, padahal jika penyakit bisa dideteksi pada stadium awal maka prognosis akan jauh lebih baik sehingga angka harapa hidup penderita akan jauh meningkat. 3 Belum adanya tes diagnosis yang efektif menjadi permasalahan untuk deteksi dini kanker ovarium. Saat ini CA-125 secara luas sudah digunakan untuk skrining kanker ovarium tetapi belum dianggap sebagai tumor marker yang ideal karena rendahnya spesifisitas pada tumor marker ini. 3 Pada penelitian Maggini dkk, angka sensitifitas CA-125 sebagai alat untuk diagnosis kanker ovarium adalah sebesar 78,3% dan spesifisitas 82% dengan menggunakan nilai batas kadar sebesar 35U/ml, sedangkan pada penelitian lain yang dilakukan oleh Pungky Mulawardhana dkk, didapati sensitivitas sebesar 70,59% dan spesifisitas 20%. 5 Padahal seharusnya untuk deteksi dini kanker ovarium dibutuhkan marker yang memiliki sensitivitas >75% dan spesifisitas > 99,6%. Karena rendahnya spesifisitas ini, maka peneliti maupun dokter sering mengkombinasikan pemeriksaan CA-12 dengan pemeriksaan lain seperti USG, HE4 dan marker lainnya walaupun hingga saat ini belum ditemui hasil yang memuaskan dari pemeriksaan kombinasi yang dilakukan. 3 Tetapi dari hasil penelitian di RS yang ada di Provinsi Sulawei Utara pada tahun 2008 yang dilakukan oleh Max Rarung, dihasilkan terdapat hubungan yang sangat bermakna antara kadar CA-125 dengan tingkat keganasan ovarium berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Dengan nilai batas 35 U/ml diperoleh sensitifitas 100% dan spesifisitas 84,4% dan akurasi sebesar 87,5%. Hal ini menyebabkan pemeriksaan tumor marker CA-125 dapat dianjurkan sebagai penunjang diagnosis untuk keganasan ovarium. 18

16 Karena biaya pemeriksaan yang cukup mahal, pemeriksaan CA-125 tidak direkomendasikan untuk skrining kanker ovarium secara umum. Namun, pada beberapa kelompok pasien dengan resiko tinggi seperti adanya riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium, pemeriksaan CA-125 dapat berguna untuk deteksi dini. 3 Nilai kadar CA-125 juga dapat menjadi faktor prognosis untuk terjadinya rekurensi kanker ovarium. Hal ini ditunjukkan dengan apabila adanya peningkatan dari kadar CA-125 meskipun hanya sedikit, menunjukkan adanya resiko terjadinya rekurensi. Peningkatan kadar ini ditemukan pada 56-94% kasus kanker ovarium yang mengalami rekurensi Tumor Jinak Ovarium Klasifikasi 3 A. Tumor jinak epitelial (60% dari kasus tumor jinak ovarium). B. Tumor jinak berasal dari sel germinal. C. Tumor jinak berasal dari sex cord-stromal Jenis Tumor Berdasarkan Klasifikasi 13,19,20 A. Tumor jinak epitelial (60% dari kasus tumor jinak ovarium). 1. Kistadenoma serosum a. Merupakan tumor epitelial-stroma yang terbentuk dari sel yang mirip dengan sel yang melapisi tuba fallopi. b. Tumor jinak serosa adalah bentuk kista dengan dinding tipis yang terbentuk dengan sebuah rongga berair yang berisi cairan kekuningkuningan. c. Lapisan dalam kista biasanya rata tapi bisa juga menunjukkan adanya sedikit bagian kasar dengan bintil-bintil yang menonjol.

17 d. Tumor ini biasanya bersifat kistik tapi sangat mudah berkembang menjadi tumor padat. e. Sering terjadi pada wanita usia tahun. f. Sekitar 15-20% kasus bersifat bilateral dan 20-25% dapat berkembang menjadi ganas. 2. Kistadenoma musinusom a. Merupakan tumor epitelial yang terbentuk dari sel yang mirip dengan sel epitel yang melapisi endoserviks (endocervical or Mullerian type) atau yang lebih sering dari sel epitel yang melapisi saluran cerna (intestinal type). b. Merupakan tumor ovarium yang memiliki potensi untuk menjadi tumor yang berukuran sangat besar, yaitu bisa mencapai 30 cm. c. Semakin besar ukuran maka akan meningkatkan resiko terjadinya ruptur, jika tumor ini ruptur khususnya yang instestinal type dapat menyebabkan pseudomyxoma peritonei. d. Biasanya kista ini memiliki dinding yang rata dan berisi cairan berwarna kuning serta jarang memiliki tonjolan pada dindingnya. e. Dapat bersifat unilokular maupun multilokular. f. Biasanya dialami pada wanita usia tahun. g. Sekitar 5-10% kasus bersifat bilateral dan sekitar 5% dapat berubah menjadi ganas. 3. Tumor endometrioid a. Tumor endometrioid adalah tumor ovarium epitelial yang terbentuk dari sel yang mirip dengan sel yang melapisi bagian dalam dinding uterus (endometrium). b. Tumor ini dapat disertai endometriosis, yaitu suatu kondisi dimana jaringan yang mirip dengan lapisan endometrium tumbuh di bagian lain.

18 c. Tumor jinak endometrioid jarang terjadi dan biasanya bersifat kistik dan unilateral. 4. Tumor Brenner a. Merupakan tumor ovarium epitelial yang terbentuk dari sel yang mirip dengan sel yang melapisi kandung kemih (transisional epitelium / urothelium). Tumor ini diduga berasal dari epithelium ovarium yang mengalami transformasi menjadi sel yang mirip dengan urothelium. b. Tumor ini biasanya bersifat asimtomatik dan memiliki ukuran yang kecil, berbatas tegas dan padat. c. Hampir 95% bersifat jinak dan lebih dari 90% bersifat unilateral. d. Dapat disertai dengan kistadenoma musinus dan kista teratoma. e. Biasanya memiliki prognosis yang baik, tergantung dari status keganasannya. B. Tumor jinak berasal dari sel germinal. 1. Kista teratoma jinak a. Tumor ini jarang bersifat ganas. b. Merupakan tumor sel germinal yang terbentuk dari sel yang berasal dari lapisan embriyonik (ektoderm, mesoderm dan endoderm), tetapi sebagian besar teratoma terbentuk dari unsur endoderm ataupun ektoderm. c. Dapat bersifat matur (jinak) ataupun immatur (jinak ataupun ganas). d. Teratoma jinak yang bersifat matur mungkin dapat berisi welldiffrentiated tissue, seperti rambut dan gigi. e. Teratoma matur dapat bersifat padat maupun kistik. Tetapi teratoma matur yang bersifat padat sangat jarang, teratoma padat lebih sering dijumpai pada teratoma immatur. f. Teratoma matur sering dijumpai pada anak-anak dan wanita usia muda.

19 g. Kebanyakan tumor ini bersifat unilateral dan memiliki perkembangan yang lambat sehingga biasanya pada saat didiagnosis tumor sudah dalam keadaan berukuran besar. C. Tumor jinak berasal dari sex cord-stromal. 1. Fibroma a. Fibroma adalah tumor jaringan ikat yang berasal dari stroma ovarium. b. Berukuran kecil, tumor jinak padat yang berasal dari jaringan fibrosa dan biasanya dihubungkan dengan Meig s sindrom dan asites. c. Biasanya terjadi pada wanita diusia post-menopause. d. Bersifat unilateral dan berukuran lebih kurang 3 cm. e. Berbeda dengan tumor sex cord-stromal lainnya, fibroma jarang berhubungan dengan kondisi produksi hormon. 2. Tekoma a. Kasusnya jarang ditemukan. b. Merupakan tumor ovarium jinak yang terbentuk dari sel stroma yang mirip dengan sel theka yang normalnya berada mengelilingi folikel ovarium. c. Biasanya bersifat unilateral dan terjadi pada wanita postmenopause. d. Jarang ditemukan pada wanita berusia dibawah 30 tahun. e. Tumor ini memiliki manifestasi estrogenik, seperti perdarahan uterus postmenopause ataupun endometrial hiperplasia Patogenesis Tumor Jinak Ovarium Hingga saat ini mekanisme pembentukan kista masih belum jelas diketahui. Beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium hipothalamus. Hal ini dikarenakan ovarium dapat berfungsi secara normal tergantung pada hormon yang

20 dihasilkan dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Diduga juga adanya hubungan dengan proses angiogenesis yang mempengaruhi berbagai proses patologik ovarium, termasuk pembentukan kista folikuler, sindrom ovarium polikistik, sindrom hiperstimulasi ovarium dan neoplasma ovarium jinak maupun ganas. Vascular endothelial growth factor merupakan mediator utama dan merupakan faktor dalam pertumbuhan neoplasma ovarium. 13, Penatalaksanaan Tumor Jinak Ovarium Konsep terapi tumor ovarium adalah tergantung dari kondisi tumor itu sendiri. Berikut terapi tumor ovarium yang dapat dilakukan : 1. Besar tumor dengan diameter 5 cm. - Sama atau kurang dari 5 cm dilakukan tidakan konservatif disertai observasi setiap 2-3 bulan. - Bila mengecil atau menghilang dilakukan evalusi tiap 3-6 bulan. - Jika tumor muncul kembali maka dilakukan evaluasi laparoskopi dan dapat diikuti salpingo oophorektomi. - Dilakukan pemeriksaan frozen section : Jika dijumpai kelainan maka dilakukan tindakan laparotomi. 2. Besar tumor diatas 5 cm. - Dilakukan laparoskopi-laparotomi. a. Salfingooforektomi. b. Wedge reseksi kontra lateralnya. 3. Terjadi komplikasi mendadak (akut). - Torsi tumor/kista ovarii. - Perdarahan. - Infeksi, pembentukan abses, dan sepsis.

21 - Ruptura kapsul tumor atau kista ovarii. Maka sikapnya segera lakukan laparoskopi atau "laparotomi. 4. Komplikasi degenerasi ganas lambat sebagai silent killer. - PMPO Barnes, sebagai tanda ganas kista ovarii pada usia lanjut. 11 Konsep terapi ovarium dapat dijelaskan dalam skema berikut :

22 Kecurigaan tumor ovarium Etiologinya : Ovarium multipotensi Kejadian spontan Keluhan utama : Besar dan lokalisasi Akibat perubahan hormonal Dasar-dasar diagnosa : Anamnesa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Besar tumor kurang atau sama dengan 5 cm Besar tumor diatas 5 cm Mengecil-Hilang Evaluasi tiap 3-6 bulan Tumor muncul Tetap bertambah besar dan sertai adanya keluhan Laparoskopi/laparotomi Komplikasi mendadak tumor ovarii kista Salfingoooforektomi : Wedge reseksi kontralateral Sitologi cairan Frozen section Pemeriksaan Histopatologi Profilaksis radikal THA+Bil SO dan omentektomi : Umur diatas 45 tahun Terdapat asites PMPO Barnes

23 2.3. Tumor Ganas Ovarium Klasifikasi Kira-kira 90% kanker ovarium berasal dari epitel koelom atau mesotelium (epithelial ovarian tumor) dan 10% adalah kanker ovarium non-epitelial (non epithelial ovarium tumor). 15 Kanker ovarium dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu : A. Tumor ganas epitelial / Epitelial karsinoma. B. Tumor ganas sel germinal. C. Tumor sex-cord dan stromal. D. Tumor sel lipid. E. Sarkoma. F. Tumor metastasis. 10, Jenis Tumor berdasarkan Klasifikasi A. Tumor ganas epitelial / Epitelial karsinoma 1. Tumor ganas serosum a. Merupakan jenis yang paling sering ditemukan dari semua jenis kanker ovarium epitelial. b. Kebanyakan tumor ganas serosum bersifat partially cistic. c. Tumor ini mempunyai banyak rongga kista atau lokulasi dan juga terdapat daerah yang bersifat padat. d. Kebanyakan kasus menunjukkan adanya banyak bintil-bintil yang menonjol pada rongga kista dan beberapa kasus, bintil tersebut ditemukan pada permukaan luar dari tumor. 10,20 2. Tumor ganas musinosum a. Tumor ganas musinosum mengandung lebih banyak benjolan pada rongga kista dan memiliki area padat yang lebih luas dan terdapat area luas yang mengalami nekrosis dan pendarahan.

24 b. Sekitar 6-20% kasus bersifat bilateral Tumor ganas endometroid a. Tumor ganas endometroid bisa bersifat kistik tetapi pada kebanyakan kasus dijumpai tumor yang padat. b. Tumor ganas endometrioid memiliki prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan karsinoma serosum dan musinosum Clear cell tumor a. Sekitar 4-5% dari seluruh kasus tumor ganas epitelial. b. Bisa bersifat kistik maupun padat dengan satu atau lebih massa polipoid yang menonjol ke lumen. c. Dua pertiga dari wanita yang mengalami tumor ganas clear cell tidak akan bisa melahirkan dan 50-70% penderita akan mengalami endometriosis. d. Sekitar 15-20% bersifat bilateral Tumor ganas Brenner a. Tumor ini mengandung area padat dan juga kistik dengan benjolan polipoid ataupun internal papillary. b. Tumor ganas Brenner mempunyai prognosis yang baik dan telah dilaporkan bahwa tumor ini dapat merespon kemoterapi dengan baik dibandingkan dengan jenis tumor epitel lainnya. 6. Undiffrentiated carcinoma a. Kira-kira 5% dari seluruh kanker ovarum dan 14% dari semua jenis tumor epitelial-stromal digolongkan dalam jenis ini. b. Setengah dari kasus bersifat bilateral. c. Terbentuk dari sel-sel yang menunjukkan ciri-ciri keganasan yang tinggi Malignant mixed Mullerian tumor

25 B. Tumor ganas sel germinal 1. Disgerminoma e. Merupakan tumor ganas sel germinal ytang paling sering ditemukan, yaitu 30-40% dari semua tumor ganas germinal. f. Sekitar 75% ditemukan pada wanita usia tahun, 5% pada usia 10 tahun dan jarang pada usia diatas 50 tahun. g. Karena disgerminoma terutama pada usia reproduksi, kasus kehamilan dengan kanker ovarium adalah kehamilan dengan disgerminoma. h. Ukurannya sekitar 5-15 cm dan ditemukan lebih sering bilateral Teratoma immatur a. Mengandung unsur-unsur jaringan yang berasal dari embrio. b. Hanya ditemukan kurang dari 1% dari semua kasus kanker ovarium. c. Sekitar 50% ditemukan pada wanita berusia tahun dan jarang ditemukan pada wanita pascamenopause Tumor sinus endodermal a. Disebut juga tumor yolk-sac atau karsinoma yolk-sac. b. Rata-rata ditemukan pada wanita usia 18 tahun. c. Keluhan yang khas adalah nyeri perut dan pelvis yang dialami oleh 75% penderita, pada 10% kasus ditemukan tumor tetapi tanpa gejala Embrional karsinoma a. Merupakan tumor sel germinal yang terbentuk dari sel yang mirip dengan sel pada perkembangan embrio. b. Tumor ini dapat berukuran besar, kebanyakan tumor bersifat padat dengan berbagai macam bentuk dan kebanyakan unilateral. c. Tumor ini dapat memproduksi alpha-feto-protein atau human chorionic gonadotropin.

26 d. Biasanya dijumpai pada anak-anak dan wanita dewasa muda. e. Dapat menyebabkan precocious puberty dan perdarahan abnormal uterus Koriokarsinoma a. Merupakan tumor sel germinal yang terbentuk dari sel plasenta (tropoblastik). b. Biasanya padat dan terlihat seperti berdarah. c. Kebanyakan bersifat unilateral. 20 C. Tumor ganas sex-cord dan stromal Tumor sel granulosa Tumor sel granulosa merupakan tumor ovarium sex-cord yang jarang terjadi. Tumor ini terbentuk dari sel yang berasal dari sel germinal yang melapisi folikel ovarium. 11 Tumor sel granulosa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Tumor sel granulosa adult type a. Mencakup 95% kasus dari semua tumor sel granulosa. b. Keluhan yang paling sering dialami adalah perdarahan abnormal vagina, distensi abdomen dan nyeri abdomen. c. Distensi dan nyeri abdomen biasanya dialami oleh pasien yang sudah menderita tumor yang besar, biasanya dengan diameter cm. d. Sekitar 12% kasus disertai asites. e. Pada gambaran makroskopis dapat dilihat tumor dengan kista kecil multipel yang berisi darah dan pada pemeriksan mikroskopis tampak gambaran sel-sel granulosa dengan beberapa Call-Exner bodies. f. Tumor marker yang dapat diperiksa untuk mendeteksi rekurensi atau keberhasilan pengobatan adalah estrogen dan inhibin Tumor sel granulosa juvenille type

27 a. Kira-kira 90% tumor sel granulosa yang ditemukan pada anakanak dan wanita usia dibawah 30 tahun adalah tumor sel granulosa juvenille type. b. Umumnya papa penderita prapubertas akan menunjukkan gejala isosexual precocious pseudopuberty yang meliputi pembesaran payudara, tumbuhnya rambut pubis, meningkanya sekret vagina, pertumbuhan somatis yang cepat, dan perubahan tanda-tanda seks sekunder lainnya. c. Terkadang karena penyakit ini menghasilkan hormon andogen sehingga dapat menyebabkan virilisasi. d. Tanda yang selalu ditemukan pada penderita tumor sel granulosa juvenille type adalah meningkatnya lingkar perut. e. Makroskopis tumor juvenille type hampir sama dengan adult type, mikroskopis merupakan tumor dengan sel-sel yang besar dengan sitoplasma yang banyak inti hiperkromatik, padat dengan beberapa folikel dengan bentuk dan ukuran berbeda serta tidak ditemukan Call-Exner bodies. f. Tumor marker yang digunakan sama dengan tumor sel granulosa adult type. 10 D. Tumor sel lipid / Tumor sel steroid 1. Stromal luteomas 2. Leydig (hilus) cell tumor 3. Steroid cell tumors not otherwise spesific (NOS) Tumor sel steroid ini jarang ditemukan, tumor ini bersifat padat dan berwarna kuning. Dari ketiga tipe ini yang cenderung menjadi ganas adalah kelompok Steroid cell tumors not otherwise spesific (NOS). Tumor NOS ini kirakira hanya ditemukan sekitar 20% kasus, dengan diameter 8 cm dan lesi-lesi metastatik. 10,20

28 E. Sarkoma Sarkoma ovarium dibedakan atas low grade (mitosis < 10 mitosis per hpf ) dan high grade ( mitosis > 10 mitosis per `10 hpf ). Berdasarkan jenis selnya, sarkoma dibedakan menjadi sarcoma of purely mullerian origin dan heterologous sarcoma yang mengandung nonovarian elemen. Sarkoma ovarium ditemukan kurang dari 1% kasus dari seluruh tumor ganas ovarium. 10 F. Tumor metastasis Cara metastasisnya terjadi karena : a. Perikontinuitatum berdekatan, terjadi kontak metastase. b. Penyebaran melalui kelenjar atau aliran limfe. c. Penyebaran melalui hematogen. d. Penyebaran transcoelomic dengan implantasi pada permukan ovarium Stadium Tumor Ganas Ovarium Tabel 2.5. Stadium Tumor ganas ovarium berdasarkan FIGO 21 Stadium I Tumor terbatas pada ovarium Stadium IA Tumor hanya pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada pertumbuhan tumor pada permukaan ovarium, dan tidak ada asites. Stadium IB Tumor berada pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor pada permukaan ovarium, dan tidak ada asites. Stadium IC Tumor berada pada satu atau kedua ovarium, terdiri dari: Stadium IC 1 Surgical spill intraoperatively. Kapsul pecah sebelum dilakukan operasi dan tumor terdapat Stadium IC 2 pada permukaan ovarium. Asites terdapat pada daerah peritoneal dan dapat dijumpai selsel ganas didalamnya. Stadium IC 3 Stadium II Tumor terdapat pada satu atau kedua ovarium, dengan

29 Stadium IIA Stadium IIB disertai perluasan ke dalam pelvis. Tumor meluas ke uterus dan/ tuba. Perluasan tumor ke jaringan intraaperitoneal pelvis lainnya. Stadium III Tumor terdapat pada satu atau kedua ovarium dengan hasil konfirmasi secara sitologi dan histologi telah menyebar ke peritoneum di luar rongga pelvis atau metastatis ke luar kelenjar getah bening retroperitoneum. Stadium IIIA Kelenjar getah bening retroperitoneal positif, dan konfirmasi dengan mikroskopis telah bermetastasis di luar pelvis. Stadium IIIA 1 Hanya positif pada kelenjar getah bening. i. metastasis 10 mm ii.metastasis > 10 mm Stadium IIIA 2 Secara mikroskopis telah melibatkan ektrapelvis pada rongga peritoneal ± positif pada kelenjar getah bening retroperitoneal. Stadium IIIB Makroskopik, ekstrapelvis, metastasis ke peritoneal 2 cm, ± positif pada kelenjar getah bening retroperitoneal. Termasuk meluas hingga ke kapsul pada hati/spleen. Stadium IIIC Makroskopik, ekstrapelvis, metastasis ke peritoneal > 2 cm ± positif pada kelenjar getah bening retroperitoneal. Termasuk meluas hingga ke kapsul pada hati/spleen. Stadium IV Metastasis jauh dan tidak termasuk ke rongga peritoneal. Stadium IVA Adanya efusi pleura dengan sitologi positif. Stadium IVB Metastasis hingga ke parenkim hati atau spleen, metastasis pada organ ekstraabdominal (termasuk kelenjar getah bening inguinal dan kelenjar getah bening di luar kavitas abdominal.

30 Patogenesis Tumor Ganas Ovarium Tumor ovarium sering ditemukan ataupun sering didiagnosa ketika sudah memasuki stadium lanjut. Sekitar >70% kasus terdiagnosa pada stadium III dan IV dengan 5 years survival rate 11-37%. Hal ini disebabkan karena tidak adanya keluhan ataupun gejala yang dirasakan oleh penderita pada stadium awal. 22 Kanker ovarium merupakan keganasan organ visceral dan paling mematikan serta dianggap sebagai silent killer pada wanita saat ini. Kanker ovarium umumnya baru menimbulkan keluhan apabila telah menyebar ke rongga peritoneum atau organ viscera lainnya. Sehingga pada saat ini, penyakit telah mencapai stadium lanjut sehingga tindakan pembedahan dan terapi adjuvan seringkali tidak menolong. 23 Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang patogenesis terjadinya tumor ovarium, khususnya patogenesis terjadinya proses malignansi pada epitelial ovarium. Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui patogenesisnya, sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari tumor ovarium itu sendiri. Namun para ahli memiliki beberapa teori tentang patogenesis pada kanker ovarium, antara lain teori incessant ovulation, inflamasi dan gonadotropin. 3 Teori incessant ovulation menganggap kanker ovarium berasal dari epitel permukaan ovarium sendiri. Saat terjadinya ovulasi, terjadi trauma pada epitel permukaan ovarium yang perlu direparasi. Selama siklus reproduksi wanita, proses tersebut terus terulang. Selama proses tersebut epitel permukaan ovarium rentan mengalami kerusakan DNA dan transformasi. Selain itu, seiring dengan bertambahnya usia, permukaan ovarium membentuk invaginasi pada stroma kortikal. Invaginasi tersebut dapat menyebabkan epitel permukaan terperangkap ke dalam stroma dan menjadi kista inklusi. Akibat paparan hormon-hormon ovarium, kista inklusi tersebut dapat berproliferasi dan jika disertai kerusakan DNA akan mengarah menjadi suatu keganasan. Hal ini berhubungan dengan

31 faktor risiko kanker ovarium, dimana semakin dini wanita mengalami menstruasi dan semakin tua usia menopause serta tidak pernah hamil meningkatkan frekuensi terjadinya kanker ovarium. Sebaliknya, berbagai kondisi yang menekan faktor ovulasi seperti kehamilan dan menyusui menurunkan frekuensi terjadinya kanker ovarium. 3 Teori kedua adalah teori inflamasi. Hal ini didasarkan pada penelitian dimana angka kejadian kanker ovarium meningkat pada wanita yang mengalami infeksi atau radang panggul. Menurut teori ini, berbagai karsinogen dapat mencapai ovarium melalui saluran genitalia. 24 Teori ketiga adalah teori gonadotropin. Adanya kadar gonadotropin yang tinggi yang berkaitan dengan lonjakan yang terjadi selama ovulasi dan hilangnya gonadal negative feedback pada menopause serta kegagalan ovarium prematur memegang peranan penting dalam perkembangan kanker ovarium. Pada penelitian yang dilakukan oleh Cramer dan Welch ditemukan hubungan antara kadar gonadotropin dan estrogen. Adanya sekresi gonadotropin dalam jumlah yang tinggi ternyata mengakibatkan stimulasi estrogen pada epitel permukaan ovarium. Hal tersebut diduga berperan dalam proses terjadinya kanker ovarium. 3 Faktor lain yang turut perperan dalam patogenesis kanker ovarium adalah faktor genetik. Kanker ovarium terjadi akibat dari akumulasi perubahan genetik yang mengarah ke transformasi keganasan yang berasal dari kista jinak kemudian bermodifikasi menjadi tumor yang berpotensi keganasan rendah dan pada akhirnya berkembang menjadi kanker ovarium invasif. Pada jenis tumor tersebut ditemukan mutasi dari K-ras, H-ras dan N-Ras. Seorang wanita yang dilahirkan dengan mutasi BRCA hanya memerlukan satu hit pada allel pasangannya yang normal untuk menghentikan produk BRCA yang memiliki fungsi tumor suppressor gene. Sehingga kanker yang berkaitan dengan BRCA biasanya akan muncul sekitar 15 tahun lebih awal daripada kasus-kasus kanker yag bersifat sporadik. Setelah itu, BRCA-related ovarian cancer nampaknya memiliki

32 patogenesis molekuler yang berbeda, memerlukan terjadinya inaktivasi p53 untuk dapat berkembang Penatalaksanaan Tumor Ganas Ovarium Prinsip terapi karsinoma umumnya adalah : A. Deteksi dini akan menyelamatkan jiwa penderita. - Hanya operasi yang mempunyai arti terapeutik. - Seluruh jaringan tumor dapat diangkat tidak menimbulkan rekuren atau komplikasi lainnya. - Kemungkinan rekuren akan semakin kecil. B. Pengobatan tambahan memperhitungkan beberapa faktor : - Faktor sensitivitas sel terhadap radiasi atau kemoterapi. - Volume sel tumor dibandingkan dengan volume sel aktif tubuh. - Seharusnya volume sel tumor lebih kecil dibandingkan dengan volume sel tubuh sehingga keberhasilan terapi tambahan akan semakin besar. C. Bila volume sel aktif tubuh lebih kecil, terjadi komplikasi berat dan fatal : - Pansitopenia yang diikuti kematian. 11 Terapi kanker ovarium terdiri dari tindakan pembedahan dan non pembedahan. Tindakan pembedahan memiliki dua tujuan, yaitu pengobatan dan penentuan stadiun surgikal. Terapi pembedahan yang dapat dilakukan adalah histerektomi, salfingoooforektomi, omentektomi, pemeriksaan asites/bilasan peritoneum dan limfadenektomi. Pembedahan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya sumber metastase. Selanjutnya dilakukan observasi dan pengamatan lebih lanjut dengan pemeriksaan kadar tumor marker. 3,11 Pengobatan utama untuk kanker ovarium adalah surgical staging. Surgical staging adalah suatu tindakan bedah laparotomi eksplorasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perluasan suatu kanker ovarium dengan melakukan evaluasi daerah-daerah yang potensial akan dikenai perluasan atau penyebaran

33 kanker ovarium. Temuan yang didapati pada surgival staging akan menentukan stadium penyakit dan pengobatan adjuvan yang perlu diberikan. Pemahaman tentang perkembangan penyakit dan pola penyebaran kanker ovarium adalah dasar dilakukannya surgical staging. Bila tumor ovarium tersebut dicurigai ganas, prosedur standar surgical staging yang harus diikuti adalah : 1. Insisi mediana melewati umbilikus sampai diperoleh kemudahan untuk melakukan eksplorasi rongga abdomen atas. 2. Asites atau cairan di kavum douglas, fosa parakolika kanan dan kiri serta subdiafragma diambil sebanyak cc menggunakan alat suntik 20 cc atau 50 cc yang ujungnya telah disambung dengan kateter untuk pemeriksaan sitologi. Pengambilan cairan ini harus dilakukan segera sebelum terkontaminasi dengan darah. 3. Bila tidak terdapat asistes dilakukan pembilasan ( peritoneal washing ) dengan menggunakan cc larutan NaCl 0,9%. pembilasan dilakukan pada 5 lokasi, yaitu Cul de sac, parakolika kanan dan kiri serta hemidiafragma kanan dan kiri. Kemudian cairan tersebut diambil kembali dengan alat suntik yang ujungnya sudah disambungkan dengan kateter. 4. Lakukan eksplorasi sistematik ( staging ) semua permukaan dalam abdomen dan visera. Eksplorasi dilaknjutkan pada genitalia interna. Lokalisasi dan ukuran tumor primer serta hubungannya dengan organ sekitar dicatat dengan baik. Jika terdapat metastasis ke organ intraabdomen lainnya, catat bentuk dan ukuran tumornya. 5. Tumor ovarium diangkat sedapatnya in toto ( intact ) dan dikirim untuk pemeriksaan potong beku ( frozen section ). Ketika tumor terlalu besar dan tidak dapat diangkat dengan segera, maka hanya sebagian tumor yang dikirim untuk pemeriksaan potong beku. 6. Bila hasil potong beku ternyata ganas, surgical staging dilanjutkan ke lankah selanjutnya.

34 7. Pengangkatan seluruh genitalia interna dengan histerektomi total dan salfingoooforektomi bilateral. 8. Untuk mengetahui adanya mikrometastasis, dilakukan : a. Biopsi peritoneum : kavum douglas, paravesika urinaria, parakolika kanan dan subdiafragma. b. Biopsi perlengketan-perlengketan organ intraperitoneal. c. Limfadenektomi sistematik kelenjar getah bening pelvis dan paraaorta. d. Omentektomi. e. Apendektomi jika tumor jenis musinosum. Jika tindakan surgical staging dilakukan sesuai dengan langkah-langkah di atas, tindakan tersebut disebut complete surgical staging. Sebaliknya, jika ada langkah-langkah yang ditinggalkan, tindakan tersebut disebut incomplete surgical staging. 10 Penatalaksanaan kanker ovarium dilakukan sesuai dengan stadium klinis. Pengobatan primer pada stadium awal, yakni stadium I dan II adalah dengan tindakan operatif. Histerektomi dan bilateral salfingo-oophorektomi merupakan tindakan pilihan tetapi pada pasien dengan stadium I resiko rendah yang ingin mempertahankan fertilitas, dapat dipertimbangkan unilateral salfingooophorektomi. Sedangkan pada stadium I resiko tinggi dibutuhkan terapi tambahan seperti kemoterapi serelah dilakukan tindakan pembedahan. Gynecology Oncology Group (GOG) menjelaskan kelompok yang membutuhkan kemoterapi tambahan adalah pasien dengan stadium IA dan IB dengan kondisi histologi berdiffrensiasi buruk dan pasien stadium IC dan II. Pada stadium lanjut, pembedahan juga merupakan pilihan utama. Pada pasien dengan kondisi stabil, pembedahan dilakukan untuk mengangkat tumor dan metastasis sebanyak-banyaknya. Kemudian selanjutnya dilakukan kemoterapi

35 sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing pasien untuk memaksimalkan efek terapi dan meminimalkan efek toksisitas bagi tubuh. 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor ovarium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor ovarium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TUMOR OVARIUM Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor ovarium berdasarkan konsistensinya bisa bersifat solid atau kistik. Tumor ovarium berdasarkan

Lebih terperinci

Ovarian Cysts: A Review

Ovarian Cysts: A Review Ovarian Cysts: A Review Cheryl Horlen, BCPS University of the Incarnate Word Feik School San Antonio, Texas 7/20/2010 US Pharm. 2010;35(7):HS-5-HS-8 Kista ovarium adalah penyebab umum dari prosedur bedah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Ovarium Tumor ovarium merupakan neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium,yang mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda dari jaringan asalnya. Kanker ovarium biasanya

Lebih terperinci

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Tumor jinak pelvik Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Massa pelvik merupakan kelainan tumor pada organ pelvic yang dapat bersifat jinak maupun ganas Tumor jinak pelvik

Lebih terperinci

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya: ASKEP CA OVARIUM A. Pengertian Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumor ovarium merupakan bentuk neoplasma yang paling sering ditemukan pada wanita. Sekitar 80% merupakan tumor jinak dan sisanya adalah tumor ganas ovarium (Crum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker ovarium adalah kanker ginekologi yang dijumpai hampir 30% dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada perempuan,

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

Ardina Miastuti

Ardina Miastuti Ardina Miastuti 1510221045 Ca endometrium merupakan urutan ketujuh penyebab kematian dari keganasan pada wanita. ± 2 3% wanita akan mengalami ca endometrium selama hidupnya. Sekitar 75% dijumpai pada stadium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan penyebab kematian ketujuh pada wanita di dunia. Diperkirakan terdapat 239.000 kasus baru kanker ovarium dan 152.000 kasus meninggal dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan 24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Kehamilan Ektopik Terganggu Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi diluar rongga uteri. Lokasi tersering

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Rekam Medik Paien Kanker Ovarium di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode Januari Desember 2011

Lampiran 1: Data Rekam Medik Paien Kanker Ovarium di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode Januari Desember 2011 Lampiran 1: Data Rekam Medik Paien Kanker Ovarium di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2011- Desember 2011 No Umur Paritas Keluhan Utama Jenis Kanker Ovarium Stadium Klinik Terapi 1 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah kesehatan perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terkait dengan tingginya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini merupakan desain penelitian crosssectional atau uji potong lintang untuk mengetahui hal-hal mengenai tumor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat dan bentuk berbeda dari sel asalnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai 85-90% adalah kanker ovarium epitel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Ovarium merupakan penyebab utama kematian dari kanker ginekologi. Selama tahun 2012 terdapat 239.000 kasus baru di seluruh dunia dengan insiden yang bervariasi

Lebih terperinci

4 Universitas Indonesia

4 Universitas Indonesia 1. BAB II 2. TINJAUAN PUSTAKA 3. 4. 2.1 Epidemiologi Kanker ovarium menempati urutan ketiga sebagai keganasan terbanyak di saluran genital wanita. Kanker ovarium sulit dideteksi pada stadium awal sehingga

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri 78 BAB 6 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri stadium lanjut yaitu stadium IIB dan IIIB. Pada penelitian dijumpai penderita dengan stadium IIIB adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Histologi Ovarium Sistem reproduksi wanita terdiri atas dua ovarium, dua tuba uterina, uterus, vagina, dan genitalia eksterna. Ovarium merupakan suatu badan berbentuk buah

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG

PENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG PENATALAKSANAAN SARKOMA UTERI YANG BERULANG PENDAHULUAN Sarkoma uteri adalah tumor mesodermal yang jarang dijumpai, yang pada umumnya dikatakan kurang dari 5% dari seluruh kanker pada uterus, namun penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. 4.1 Pengambilan Data

BAB 4 HASIL. 4.1 Pengambilan Data 28 BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari Arsip Departemen Patologi Anatomi FKUI/RSUPN-CM Jakarta berupa data sekunder tumor ovarium primer tahun 1997-2006. Data tersebut diambil untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ovarium.tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ovarium.tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tumor Indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium.tumor ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker ovarium merupakan peringkat keenam keganasan terbanyak di dunia, dan merupakan penyebab kematian ketujuh akibat kanker. Kanker ovarium didiagnosis pada 225.500

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik, yang menjadi sumber pengetahuan dan juga merupakan suatu cara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik, yang menjadi sumber pengetahuan dan juga merupakan suatu cara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengalaman Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Pengalaman merupakan guru yang baik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 2.1 Defenisi Kista Ovarium BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kista Ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang beisi cairan, yang tumbuh di indung telur. Cairan ini bisa berupa air, darah, nanah,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Ovarium Tubuh kita disusun oleh triliunan sel hidup. Sel tubuh yang normal dapat beregenerasi dan mati dengan teratur. Pada awal kehidupan, pertumbuhan sel terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tumor ganas ovarium adalah penyebab kematian akibat tumor ginekologi yang menduduki urutan ke empat di Amerika Serikat. (1-10) Laporan statistik kanker Amerika Serikat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benjolan pada payudara merupakan keluhan yang paling sering ditemui pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang bersifat jinak mengalami peningkatan

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

KEGANASAN PADA UTERUS

KEGANASAN PADA UTERUS Dr. EINIL RIZAR, SpOG (K) 1 KEGANASAN PADA UTERUS 3 (tiga) bentuk utama keganasan dpt terjadi pd uterus: Endometrial Carcinoma (± 95%) Sarcoma Uterus (± 5%) Metastase dari organ lain ENDOMETRIAL CARCINOMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor satu dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi. Penderita kanker ini umumnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker endometrium adalah kanker paling sering pada saluran genitalia wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia setelah payudara,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak. BAB 2 TUMOR 2.1 Definisi Tumor Sel mempunyai tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak bergantung pada aktivitas intinya. Proliferasi

Lebih terperinci

TESIS REZA ADITYA DIGAMBIRO Pembimbing : Prof Dr. Gani W Tambunan, SpPA (K) Dr. H Delyuzar M.Ked(PA), SpPA (K)

TESIS REZA ADITYA DIGAMBIRO Pembimbing : Prof Dr. Gani W Tambunan, SpPA (K) Dr. H Delyuzar M.Ked(PA), SpPA (K) PROFIL PENDERITA TUMOR GANAS PADA TESTIS YANG DIDIAGNOSA SECARA HISTOPATOLOGI DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAN INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Endometriosis merupakan salah satu penyakit jinak ginekologi yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di negara-negara maju maupun berkembang,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG A. Definisi Ca ovarium adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel cepat disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat pada tahun 2014 karsinoma ovarium adalah karsinoma peringkat tujuh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ; 4 BAB II LANDASAN TEORI A. TinjauanPustaka 1. Kanker Payudara a. Definisi Kanker atau neoplasma adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan sistem Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Kanker Ovarium Dengan Metode Certainty Factor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kanker payudara merupakan masalah kesehatan pada wanita di seluruh dunia. Di Amerika, kanker payudara merupakan kanker dengan frekuensi paling banyak pada wanita dan

Lebih terperinci

ENDOMETRIOID ADENOKARSINOMA OVARII SINISTRA BERDIFERENSIASI BURUK DENGAN INVASI KE UTERUS

ENDOMETRIOID ADENOKARSINOMA OVARII SINISTRA BERDIFERENSIASI BURUK DENGAN INVASI KE UTERUS Laporan Kasus ENDOMETRIOID ADENOKARSINOMA OVARII SINISTRA BERDIFERENSIASI BURUK DENGAN INVASI KE UTERUS Arlene Elizabeth P, AAAN Susraini Bagian/SMF Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung didiagnosis pada stadium lanjut dan merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi serta menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks uteri merupakan salah satu masalah penting pada wanita di dunia. Karsinoma serviks uteri adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi dan merupakan

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kista coklat ovarium adalah salah satu entitas atau jenis kista ovarium yang paling sering ditemukan para klinisi dalam bidang obstetri dan ginekologi.

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan perawat tentang penilaian nyeri dan intervensi sangat penting untuk management nyeri yang efektif dan berkualitas dalam perawatan pasien (Patricia 2010).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningioma merupakan tumor otak jinak pada jaringan pembungkus otak atau meningens. Meningioma tumbuh dari sel arachnoid cap yang berasal dari arachnoid villi atau lapisan

Lebih terperinci

Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal 1.Hamartoma ginjal 2. Adenokarsinoma ginjal / grawitz / hipernefroma / karsinoma sel ginjal Staging : Grading :

Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal 1.Hamartoma ginjal 2. Adenokarsinoma ginjal / grawitz / hipernefroma / karsinoma sel ginjal Staging : Grading : Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal - Definisi Massa abnormal yang berkembang di ginjal - Epidemiologi Ketiga terbanyak setelah ca prostat dan ca buli-buli Dekade 5-6 (50-60 tahun) Pria > Wanita : 2 > 1

Lebih terperinci

PERAN KLINIS CA-125 PADA KANKER OVARIUM. dr. I Nyoman Gede Budiana, Sp.OG (K)

PERAN KLINIS CA-125 PADA KANKER OVARIUM. dr. I Nyoman Gede Budiana, Sp.OG (K) PERAN KLINIS CA-125 PADA KANKER OVARIUM dr. I Nyoman Gede Budiana, Sp.OG (K) BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2014 1 1 BAB I PENDAHULUAN Salah satu keganasan ginekologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah keganasan yang berasal dari epitel pada serviks terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar kanker serviks adalah epidermoid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kanker payudara merupakan masalah besar di seluruh dunia dan merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., 2009). Di Amerika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prognosis Kanker Payudara Prognosis dipengaruhi oleh ukuran tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan jenis histopatologi. Menurut Ramli (1994), prognosis kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini

Lebih terperinci

Seri penyuluhan kesehatan. Kanker Leher Rahim. Dipersembahkan dengan gratis. Oleh: Klinik Umiyah. Jl. Lingkar Utara Purworejo,

Seri penyuluhan kesehatan. Kanker Leher Rahim. Dipersembahkan dengan gratis. Oleh: Klinik Umiyah.  Jl. Lingkar Utara Purworejo, Seri penyuluhan kesehatan Kanker Leher Rahim Dipersembahkan dengan gratis Oleh: Klinik Umiyah www.klinik-umiyah.com Jl. Lingkar Utara Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia Pengertian dan gejala kanker leher

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal: peritoneum panggul, ovarium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumor ganas ovarium tipe epitel adalah penyebab kematian kanker ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika Serikat terkena tumor ganas

Lebih terperinci

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang IMUNOLOGI TUMOR INNATE IMMUNITY CELLULAR HUMORAL PHAGOCYTES NK CELLS COMPLEMENT CYTOKINES PHAGOCYTOSIS

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 Adindha, 2012; Pembimbing I : Laella K. Liana, dr., Sp. PA., M. Kes. Pembimbing II : Rimonta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker serviks adalah keganasan yang berasal dari sel- sel serviks uterus. 7 Serviks terletak pada sepertiga bawah uterus dan terproyeksi melalui bagian atas dinding

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uterus 2.1.1. Anatomi dan Histologi Uterus Uterus berbentuk seperti buah pir dan berdinding tebal. Yang terdiri dari fundus uteri, korpus uteri, cavum uteri. Ukuran dari fundus

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di seluruh dunia, kanker ovarium adalah kanker keenam yang paling sering didiagnosis. Sekitar dua pertiga wanita yang menderita kanker ovarium didiagnosis dengan stadium

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU April 2014 HUBUNGAN TUMOR MARKER CA-125 DENGAN SIFAT DAN TIPE SEL TUMOR OVARIUM DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU April 2014 HUBUNGAN TUMOR MARKER CA-125 DENGAN SIFAT DAN TIPE SEL TUMOR OVARIUM DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU HUBUNGAN TUMOR MARKER CA-125 DENGAN SIFAT DAN TIPE SEL TUMOR OVARIUM DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU Tryanda Ferdyansyah 1, Amru Sofian 2, Fatmawati 3 1 Penulis untuk korespondensi: Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015

Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari Desember 2015 Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 26 Gambaran jenis kanker ovarium di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado periode Januari 23 - Desember 25 Imanuel T. Gea 2 Maria F. Loho 3 Freddy W.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Tumor Ganas Ovarium 2.1.1. Pendahuluan Tumor ganas ovarium masih menjadi masalah di berbagai belahan dunia, dengan insidensi yang semakin meningkat sesuai dengan pertambahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patogenesis 2.1.1. Diagnosis Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Karsinoma serviks merupakan kanker kedua tersering di dunia dan pertama di Indonesia. 1,5 Gambaran histologik tersering dari karsinoma serviks adalah karsinoma sel skuamosa

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 23 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Prevalensi: Data Demografi Usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh dunia. Berbeda dengan negara maju dengan insiden kanker payudara yang stagnan atau malah semakin menurun

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : KBK301 Blok : NEOPLASMA (Blok 9) Bobot : 4 SKS Semester : III Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa nasofaring dengan predileksi di fossa Rossenmuller. Kesulitan diagnosis dini pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan dengan usia rata-rata 55 tahun (Stoler, 2014). Diperkirakan terdapat 500.000 kasus baru setiap

Lebih terperinci

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kanker payudara menjadi penyebab kematian kedua terbanyak bagi wanita Amerika pada tahun 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan (sel-sel kelenjar dan stroma) abnormal mirip endometrium (endometrium like tissue) diluar kavum uterus. Terutama pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur adalah timbulnya mioma uteri (20-25%). Biasanya penyakit ini ditemukan secara tidak sengaja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumor rongga hidung dan sinus paranasal atau disebut juga tumor sinonasal adalah tumor yang dimulai dari dalam rongga hidung atau sinus paranasal di sekitar hidung.

Lebih terperinci

Gangguan Hormon Pada wanita

Gangguan Hormon Pada wanita Gangguan Hormon Pada wanita Kehidupan reproduksi dan tubuh wanita dipengaruhi hormon. Hormon ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada tiga hormon panting yang dimiliki wanita, yaitu estrogen, progesteron,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan kedua tersering pada keganasan daerah kepala leher di beberapa Negara Eropa (Chu dan Kim 2008). Rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keganasan ini dapat menunjukkan pola folikular yang tidak jarang dikelirukan

BAB I PENDAHULUAN. Keganasan ini dapat menunjukkan pola folikular yang tidak jarang dikelirukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma tiroid merupakan keganasan tersering organ endokrin.sebagian besar neoplasma tersebut berasal dari sel epitel folikel dan merupakan tipe papiler. Keganasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Gamba. r 1. Beberapa Penyebab Infertilitas pada pasangan suami-istri. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Infertilitas dalam arti klinis didefinisikan sebagai Ketidakmampuan seseorang atau pasangan untuk menghasilkan konsepsi setelah satu tahun melakukan hubungan seksual

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumor Paru Sekunder 2.1.1 Definisi Tumor Paru Sekunder Tumor paru adalah suatu kondisi abnormal yang terjadi pada tubuh akibat terbentuknya suatu lesi atau benjolan pada tubuh,

Lebih terperinci