1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konservatisme Akuntansi Pengertian Konservatisme Akuntansi Konservatisme diartikan, apabila perusahaan memilih satu di antara dua teknik akuntansi yang ada, maka harus dipilih alternatif yang kurang menguntungkan. Apabila terdapat kondisi yang kemungkinan akan menimbulkan kerugian maka biaya atau hutang yang berkaitan tersebut harus segera diakui. Sebaliknya, apabila terdapat kondisi yang kemungkinan akan menghasilkan laba, maka pendapatan atau aset yang berkaitan tidak boleh langsung diakui sampai betul-betul telah terealisasi (Deviyanti, 2012). Menurut SFAC No. 2. Paragraf 95 yang menyatakan sebagai berikut: Conservatism is a prudent reaction to uncertainty to try to ensure that uncertainties and risk inherent in business situation are adequately considered. Konservatisme diartikan sebagai reaksi kehati-hatian (prudent reaction) dalam menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam aktivitas ekonomi dan bisnis. Terlihat bahwa konservatisme akuntansi dianggap suatu reaksi yang menunjukkan kehati-hatian dalam mengantisipasi ketidakpastian di masa mendatang. 13

2 14 Sedangkan menurut Belkaoi (2011) prinsip konservatisme adalah: Suatu prinsip yang mengimplikasikan bahwa nilai terendah dari aktiva dan pendapatan serta nilai tertinggi dari kewajiban dan beban yang sebaiknya dipilih untuk dilaporkan. Oleh karena itu, prinsip konservatisme mengharuskan bahwa akuntan menampilkan sikap pesimistis secara umum ketika memilih teknik akuntansi untuk pelaporan keuangan. Belkaoi (2011) juga menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau lebih teknik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampak paling tidak menguntukan terhadap ekuitas pemegang saham. Pemahaman lain menurut Smith dan Skousen (1987) dalam Handojo (2012) menyatakan bahwa: Konservatisme di definisikan sebagai sebuah aturan ketika terdapat keraguraguan akan beberapa alternatif pilihan pelaporan akuntansi, maka hendaklah dipilih alternatif yang paling memberikan dampak yang paling rendah terhadap ekuitas pemilik. Pengertian lain tentang konservatisme menurut Watts (2003a) mendefinisikan bahwa konservatisme akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, ligitasi, pajak, dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak-pihak seperti manager, pemegang saham, pengadilan, dan pemerintah. Selain itu, konservatisme juga menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini yang dapat mengarahkan pada overstatement terhadap laba pada periode periode berikutnya, sebagai akibat understatement terhadap biaya pada periode tersebut.

3 15 Definisi konservatisme dalam praktiknya adalah memilih prinsip akuntansi yang mengarah pada minimalisasi laba kumulatif yang dilaporkan yaitu mengakui pendapatan lebih lambat, mengakui biaya lebih cepat, menilai aset dengan nilai lebih rendah dan menilai kewajiban menilai kewajiban dengan nilai yang lebih tinggi (Suprihastini dan Herlina, 2007). Jadi konservatisme akuntansi itu mengukur aset dan laba dengan kehatihatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi suatu ketidak pastian yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan untuk mengurangi pengambilan keputusan yang terlalu optimistik Teori yang Mendasari Konservatisme Akuntansi Teori Akuntansi Positif ( Positive Accounting Theory) Penelitian ini didasari oleh teori positif. Belkaoui (2011) menyatakan teori positif didasarkan pada adanya dalil bahwa manajer, pemegang saham, dan aparat pengatur/politisi adalah rasional dan bahwa mereka berusaha untuk memaksimalkan kegunaan mereka, yang secara langsung berhubungan dengan kompensasi mereka, dan oleh karena itu, kesejahteraan mereka pula. Watts dan Zimmerman (1986) menyatakan teori ini dapat digunakan untuk menjelaskan sifat manajer yang memiliki dorongan untuk memaksimalkan kemakmurannya sendiri. Teori ini juga dapat digunakan untuk memprediksi kinerja buruk manajer yang dapat ditutupi oleh kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Pilihan akuntansi tergantung pada variabel-variabel yang mencerminkan insentif manajemen dalam memilih metode akuntansi berdasarkan rencana bonus, kontrak hutang, dan biaya

4 16 politik. Sebagai hasilnya hipotesis ini secara umum dinyatakan dalam bentuk perilaku oportunitis dari para manajer. Hipotesis tersebut adalah sebagai berikut : a. Hipotesis Program Bonus (Bonus Plan Hypotesis) Hipotesis ini menjelaskan tentang perolehan bonus manajer perusahaan atas perhitungan dan pelaporan laba yang diperoleh perusahaan yang dijalankan manajer. Hipotesis ini juga yang membuat manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan laba atau manajer memilih prosedur yang optimis, karena perhitungan bonus dihitung dari laba yang diperoleh perusahaan. b. Hipotesis Ekuitas Hutang (Debt Equity Hypotesis) Hipotesis ini mensyaratkan kriteria-kriteria tertentu sebagai perjanjian atas hutang yang diberikan. Kreditor memperoleh jaminan dari perusahaan bahwa memiliki cukup kas untuk memenuhi kewajiban tersebut terhadap kreditor. Perjanjian utang tersebut berpedoman pada angka atau rasio akuntansi seperti debt to equity, debt to asset dan lain sebagainya. Menurut Watts dan Zimmerman (1990), semakin tinggi jumlah pinjaman yang ingin diperoleh perusahaan, maka perusahaan berupaya menunjukkan kinerja yang baik agar kreditur yakin bahwa perusahaan mampu menutupi hutanghutangnya. Pada situasi laba yang tinggi, kreditur akan beranggapan dapat mengurangi tingkat risiko utang tidak dibayar. Maka semakin besar kemungkinan bahwa para manajer menggunakan metode-metode akuntansi yang meningkatkan laba. Pada kasus ini standar akuntansi yang konservatif mungkin akan melindungi kreditor.

5 17 c. Hipotesis Biaya Politis (Political Cost Hypotesis) Hipotesis selanjutnya berkaitan dengan biaya politis. Watts dan Zimmerman (1978) menyatakan bahwa biaya politis muncul karena adanya konflik kepentingan antara manajer atau perusahaan dengan pemerintah sebagai pihak ketiga yang memiliki wewenang untuk mengalihkan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang berlaku, meliputi regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif dan lain sebagainya. Dalam hipotesis ini Watts dan Zimmerman (1978) juga menyatakan bahwa perusahaan besar secara politis lebih sensitif daripada perusahaan kecil. Oleh karena itu perusahaan tidak semuanya sama dalam pemilihan prosedur akuntansi terkait dengan biaya politis. Menurut Wydia (2004), jika suatu perusahaan tersebut semakin besar maka perhatian pemerintah semakin tertuju pada perusahaan tersebut dan semakin besar untuk diatur. Maka dari itu perusahaan besar cenderung menjadi perhatian pemerintah dalam setiap peraturan yang berlaku. Hubungan antara teori akuntansi positif dengan penelitian ini adalah hipotesis-hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dapat digunakan untuk pemilihan keputusan manajemen untuk menggunakan prinsip konservatisme akuntansi atau tidak. Hipotesis-hipotesis tersebut memiliki masing-masing proksi yang digunakan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan konservatisme akuntansi serta menjadi variabel independen dalam penelitian ini.

6 Teori Agensi (Agency Theory) Teori ini memegang peran penting dalam kegiatan bisnis perusahaan. Teori agensi merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Prinsipal sebagai pemegang saham sedangkan agen sebagai manajer. Jensen dan Meckling (1979) menyatakann bahwa teori agensi pada dasarnya merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, yang mana prinsipal mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam perusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan agen berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan kepadanya. Hubungan antara prinsipal dan agen dapat mengarah pada kurang lengkapnya informasi (asymmetrical information) karena agen memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan daripada prinsipal (Elqorni, 2009). Dengan informasi yang banyak tersebut agen dapat melakukan tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingannya sendiri. Sedangkan bagi prinsipal, akan sulit untuk mengawasi tindakan yang dilakukan oleh agen karena hanya memiliki sedikit informasi yang didapat. Dalam prakteknya di perusahaan ternyata agen dalam aktifitasnya kadangkala tidak sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati dari awal untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham, melainkan cenderung untuk kepentingan sendiri, sehingga muncullah suatu konflik keagenan. Dalam agency

7 19 theory ini terjadi ketidakseimbangan informasi. Adanya asumsi bahwa individuindividu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agen memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh prinsipal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mendorong untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika berkaitan dengan kinerja agen dengan memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Atas uraian mengenai teori agensi di atas, maka dapat dilihat hubungan antara teori agensi dengan penelitian ini adalah apakah akan digunakan atau tidak prinsip konservatisme akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan oleh manajer perusahaan. Pemilihan metode konservatisme tidak terlepas dari kepentingan manajer untuk mengoptimalkan kepentingannya dengan mengorbankan kepentingan pemegang saham maupun pemerintah, sehingga dukungan manajemen terhadap konservatisme berkaitan dengan teori ini Alasan Munculnya Konservatisme Menurut Hendriksen (1982) dalam Handojo (2012) alasan bahwa konservatisme dilakukan karena: 1. Kecenderungan untuk bersikap pesimis dianggap perlu untuk mengimbangi optimisme yang mungkin berlebihan dari para manajer

8 20 dan pemilik sehingga kecenderungan melebih-lebihkan dalam pelaporan relatif dapat dikurangi. 2. Laba dan penilaian (valuation) yang dinyatakan terlalu tinggi (overstatement) lebih berbahaya bagi perusahaan dan pemiliknya daripada penyajian yang bersifat kerendahan (understatement) dikarenakan resiko untuk menghadapi tuntutan hukum karena dianggap melaporkan hal yang tidak benar menjadi lebih besar. 3. Akuntan kenyataannya lebih mampu memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan mampu mengkomunikasikan informasi tersebut selengkap mungkin yang dapat dikomunikasikan kepada para investor dan kreditor, sehingga akuntan menghadapi 2 macam risiko yaitu risiko bahwa apa yang dilaporkan ternyata tidak benar dan risiko bahwa apa yang tidak dilaporkan ternyata benar Kontroversi Dalam Konservatisme Banyak kritik mengenai kegunaan konsep konservatisme berkaitan dengan kualitas laporan keuangan, karena penggunaan metode yang konservatif akan menghasilkan angka-angka yang cenderung bias dan tidak mencerminkan realitanya terhadap laba dan tingkat pengembalian (rate of return), dan mengakibatkan laba berkualitas rendah tidak sustainable. Pemikiran serta bukti empiris menunjukkan masih terdapat kontroversi mengenai manfaat angka-angka akuntansi yang konservatif. Terdapat dua pandangan yang bertentangan mengenai manfaat konservatisme akuntansi, yaitu:

9 21 Akuntansi konservatif bermanfaat LaFond dan Watts, mereka berpendapat bahwa laporan keuangan yang memberlakukan adanya prinsip konservatiseme diduga akan dapat mengurangi kemungkinan manajemen melakukan suatu manipulasi terhadap laporan keuangan Budiasih dalam Ghesiyah (2014). Givoly dan Hayn (2000) menyatakan bahwa : Akuntansi konservatif akan menguntungkan dalam kontrak kontrak antara pihakpihak dalam perusahaan maupun dengan luar perusahaan karena konservatisme dapat membatasi tindakan manajer untuk membesar-besarkan laba serta memanfaatkan informasi yang asimetri ketika menghadapi klaim atas aktiva perusahaan. Konservatisme juga berperan mengurangi konflik yang terjadi antara manajemen dan pemegang saham akibat kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan. Mayangsari dan Wilopo (2002) konservatisme memiliki value relevance yang digambarkan dalam laporan keuangan perusahaan bahwa perusahaan tersebut menggunakan prinsip konservatisme sehingga dapat mencerminkan nilai pasar perusahaan. Akuntansi Konservatif Tidak Bermanfaat Meskipun prinsip konservatisme telah diakui sebagai dasar laporan keuangan di Amerika Serikat, namun terdapat manfaat konservatisme yang masih meragukan diantaranya yaitu: Menurut Basu (1997) mengemukakan mengenai konservatisme bahwa : Konservatisme sebagai sistem akuntansi yang bias. Pendapat ini dipicu oleh definisi akuntansi yang mengakui biaya dan kerugian lebih cepat, mengakui pendapatan dan keuntungan lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai terendah, dan kewajiban dengan nilai yang tertinggi. Selain itu konservatisme menghasilkan kualitas laba yang rendah dan kurang relevan dimana konservatisme mempengaruhi kualitas angka-angka yang dilaporkan di neraca maupun laba dalam laporan laba rugi.

10 22 Ketika perusahaan meningkatkan jumlah investasi, maka akuntansi konservatif akan menghasilkan perhitungan laba yang lebih rendah dibandingkan akuntansi liberal/optimis. Akuntansi konservatif juga akan menciptakan cadangan yang tidak tercatat, sehingga memungkinkan manajemen lebih leluasa melaporkan angka laba dimasa mendatang Alasan Konservatisme Masih Bertahan Terdapat beberapa hal yang menyebabkan konservatisme masih layak untuk diterapkan dalam akuntansi. Watts (2003a) mengungkapkan bahwa konservatisme masih diterapkan karena : 1. Alasan Contracting Adanya konservatisme akan membatasi prilaku opportunistik manajer dan konservatisme merupakan suatu penyeimbang bila terdapat bias manajerial dengan tuntutan verifikasi yang bersifat asimetris sehingga dengan adanya usaha menyeimbangkan antara tindakan opportunistik manajer dengan kewajiban melakukan verifikasi terlebih dahulu akan menyebabkan pelaporan tidak akan bersikap berlebihan namun juga tidak kerendahan. Di sisi lain, konservatisme dapat meningkatkan nilai perusahaan karena konservatisme membatasi pembayaran kepada pihak manajer atau pihak lain (shareholders) yang bersifat opportunistik. 2. Alasan Litigasi Terkait dengan litigasi atau tuntutan hukum maka litigasi lebih kecil kemungkinannya terjadi bagi perusahaan yang meng-understate net asset dibanding meng-overstate net asset. Masalah-masalah hukum yang umumnya

11 23 menjerat auditor dan perusahaan karena terjadinya kebangkrutan yang merugikan investor umumnya terjadi karena adanya overstatement dan bukan understatement. Selain itu, investor cemderung bersifat risk averse sehingga understatement lebih dirasa aman dibanding overstatement yang beresiko lebih menyesatkan bagi pengambilan keputusan seorang investoor dibandingkan kondisi understatement. 3. Alasan Political Cost Bagi perusahaan yang mampu menghasilkan profit makan pengakuan yang asimetris antara gains dan losses (menunda pengakuan pendapatan dan mempercepat pengakuan beban) akan mengurangi present value dari pajak (menunda pembayaran pajak) dan meningkatkan nilai perusahaan. Penentu standar akuntansi dan otoritas regulator juga diuntungkan dengan sedikitnya kemungkinan datangnya kritik karena terjadinya perusahaan yang melakukan overstate nilai net asset dibandingkan bila perusahaan melakukan understate dari nett asset-nya Konservatisme Dalam IFRS Seiring perkembangan kebutuhan pasar keuangan internasional, konsep seperangkat pelaporan keuangan diadopsi untuk mengembangkan laporan keuangan komparatif internasional. IFRS merupakan bentuk manifestasi atas keseragaman penyajian laporan keuangan untuk meningkatkan keinformatifan dan komparatif dalam pelaporan keuangan secara global. Berdasarkan kerangka konseptual IFRS untuk pelaporan keuangan yang telah dikeluarkan oleh IASB tahun 2010, tujuan keseluruhan informasi keuangan

12 24 adalah agar dapat bermanfaat bagi investor yang ada atau investor potensial. Berbeda dengan kerangka konseptual penyajian informasi keuangan 1989, prinsip konservatisme sudah bukan lagi karakteristik kualitatif dalam kerangka konseptual yang baru Namun dalam aturan IFRS tertentu, prinsip konservatisme masih dipertahankan dalam area tertentu meskipun dalam standar pelaporan internasional (IFRS) menyiratkan bahwa prinsip konservatisme sudah tidak diterapkan lagi. Prinsip konservatisme tetap ada dalam IFRS. Prinsip konservatisme berdasarkan IFRS diterapkan dalam konservatisme sementara (perubahan estimasi akuntansi yang sementara seperti understated aset bersih melalui cadangan tersembunyi yang kemudian dapat dibalik) daripada cara konservatisme konsisten (penilaian aset bersih yang terlalu rendah). Hal ini berarti penekanan yang lebih rendah dari konservatisme yang konsisten pada implementasi IFRS digantikan oleh penekanan pada konservatisme sementara yang lebih besar (Wulandari, 2014) Pengukuran Konservatisme Akuntansi Watts (2003) menyatakan terdapat tiga ukuran konservatisme yaitu: 1. Earnings/stock return relation measures Harga pasar saham berusaha untuk merefleksikan perubahan nilai aset pada saat terjadinya perubahan baik perubahan atas rugi ataupun laba dalam nilai asset- stock return tetap berusaha untuk melaporkannya sesuai dengan waktunya. Menurut Basu (1997) konservatisme diukur dengan pendekatan reaksi pasar atas

13 25 informais yang diungkapkan perusahaan. Konservatisme dikukur dengan cara membentuk regresi antara return saham terhadap laba (Basu, 1997). Hal ini disebabkan karena salah satu definisi konservatisme menyebutkan bahwa kejadian yang diperkirakan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan harus segera diakui sehingga mengakibatkan kabar buruk lebih cepat terefleksi dalam laba dibandingkan kabar baik. Konservatisme dihitung dengan rumus : NI= β0 + β1 NEG + β2 RET + β3 RET* NEG + e Keterangan : NI : Laba per lembar saham i tahun t RET NEG : Return saham i tahun t : Variabel dummy dimana (1) apabila return negatif, (0) apabila return positif. β1 β2 : Slope Regresi β3 : Proksi konservatisme, apabila bertanda positif hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan menerapkan akuntansi konservatif. Menurut metode di atas, maka sebuah perusahaan dikatakan menerapkan konservatisme akuntansi apabila β3 sebagai interaksi antara Return saham i tahun t dan dummy variabel return menunjukkan hasil positif. Hal ini didasarkan pada asumsi pasar dimaka pasar saham lebih cepat berekasi terhadap bad news dari pada good news. 2. Earnings/accrual measures Ukuran konservatisme yang kedua ini menggunakan akrual, yaitu selisih antara net income dan cash flow. Net income yang digunakan adalah net income sebelum depresiasi dan amortisasi, sedangkan cash flow yang digunakan adalah

14 26 cash flow operasional. Givoly dan Hayn (2002) melihat kecenderungan dari akun akrual selama beberapa tahun. Apabila terjadi akrual negatif (net income lebih kecil daripada cash flow operasional) yang konsisten selama beberapa tahun, maka merupakan indikasi diterapkannya konservatisme. Akrual dibagi menjadi dua, yaitu operating accrual yang merupakan jumlah akrual yang muncul dalam laporan keuangan sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan dan nonoperating accrual yang merupakan jumlah akrual yang muncul diluar hasil kegiatan operasional perusahaan. Mungkin dapat diperjelas dengan rumus berikut: Ait = NIit CFit Keterangan : Ait : nilai akrual pada perusahaan i saat waktu t NIit : laba bersih sebelum extraordinary item ditambah depresiasi dan amortisasi CFit : arus kas dari kegiatan operasi Givoly dan Hayn (2000) menyatakan bahwa apabila akrual bernilai negatif, maka laba digolongkan konservatif, yang disebabkan karena laba lebih rendah dari cash flow yang diperoleh oleh perusahaan pada periode tertentu. 3. Net asset measures. Ukuran ketiga yang digunakan untuk mengetahui tingkat konservatisme dalam laporan keuangan adalah nilai aset yang understatement dan kewajiban yang overstatement. Salah satu model pengukurannya adalah proksi pengukuran yang digunakan oleh Beaver dan Ryan (2000) yaitu dengan menggunakan market

15 27 to book ratio yang mencerminkan nilai pasar relatif terhadap nilai buku perusahaan. Adapun persamaan untuk mengukur konservatisme akuntansi (Agustina, 2016) : Market to Book = Nilai buku per saham = Rasio ini merupakan perbandingan antara nilai pasar ekuitas dengan nilai buku ekuitas. Rasio yang bernilai lebih dari 1, mengindikasikan akuntansi yang konservatif karena perusahaan mencatat nilai perusahaan lebih rendah dari nilai pasarnya (Beaver dan Ryan, 2000). Dalam penelitian ini, pengukuran konservatisme menggunakan net asset measure Tingkat Kesulitan Keuangan Menurut Altman dalam Rodoni dan Ali (2010:172) menyatakan: Ketidakmampuan membayar hutang (insolvency), kondisi dari aset atau milik dan kewajiban seseorang yang dahulunya tersedia menjadi tidak cukup melunasi hutang. Kesulitan keuangan juga bisa didefinisikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangan yang telah jatuh tempo. (Beaver et ai., 2010). Tingkat kesulitan keuangan (financial distress) bisa diartikan sebagai munculnya sinyal atau gejala-gejala awal kebangkrutan terhadap penurunan

16 28 kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, atau juga kondisi yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi (Pramudita, 2012). Model prediksi financial distress The Altman Model akan lebih tepat diinterpretasikan sebagai satu penjelasan mengenai kondisi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. Model Altman adalah sebagai berikut : Z = 0.717X₁ X₂ X₃ X₄ X₅ Keterangan : a. X₁ = working capital/total asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Modal kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar. Modal kerja bersih negatif kemungkinan besar akan menghadapu masalah dalam menutupi hutang jangka pendeknya karena tidak tersedianya aset lancar yang cukup menutupi kewajiban tersebut (Endri, 2009) b. X₂ = retained earnings/total asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden kepada para pemegang saham. Laba ditahan terjadi karena pemegang saham biasa mengizinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali

17 29 laba yang tidak didistribusikan sebagai deviden. Dengan demikian, laba ditahan yang dilaporkan dalam neraca bukan merupakan kas dan tidak tersedia untuk pembayaran deviden atau yang lain (Endri, 2009). c. X₃ = earnings before interest and taxes/total asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bungan dan pajak (Endri, 2009). d. X₄ = book value of equity/book value of total debt Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari modal sendiri (Endri, 2009). e. X₅ = sales/total asset Rasio ini merupakan rasio yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu. Semakin kecil rasio ini menunjukkan semakin kecilnya tingkat penjualan atau pendapatan perusahaan (Endri, 2009). Kriteria yang digunakan untuk nilai Z dikategorikan sebagai berikut : Tabel 2.1 Kriteria Untuk Cut-Off Model Z Score Kriteria Nilai Z Tidak sulit jika Z > 2,90 Daerah rawan kesulitan (grey area) 1,23-2,90 Sulit jika Z < 1,23 Fatmawati (2012) menyatakan model ini mengalami beberapa revisi hingga menjadi persamaan baru yang telah disesuaikan agar prediksi dapat

18 30 dilakukan terhadap perusahaan swasta dan tidak hanya sebatas perusahaan manufaktur yang telah go public. Anjum (2012) berpendapat bahwa model ini dapat diterapkan pada ekonomi modern yang mampu memprediksi kebangkrutan hinga satu, dua, dan tiga tahun ke depan. Sejalan dengan pendapat Hayes, dkk (2010) serta Odipo dan Sitati (2010) bahwa model ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi yaitu diatas 80% Tingkat Hutang Dalam kegiatannya suatu perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari dalam perusahaan (modal sendiri) dan dari luar (hutang). Hutang merupakan salah satu sumber pendanaan eksternal yang digunakan untuk mendanai kegiatan perusahan. Menurut Munawir (2004) hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Menurut Alhayati (2013) leverage merupakan salah satu rasio solvabilitas yaitu rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan itu dilikuidasi. Rasio leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. (Harahap, 2008). Tingkat hutang dapat diukur dengan rasio leverage. Salah satu rasio leverage yaitu rasio Debt Equity Ratio, yang rumusnya sebagai berikut :

19 31 Debt to Equity Ratio = Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. (Harahap, 2008:303) Kesempatan Tumbuh Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan. Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan perusahaan. Pengertian pertumbuhan pada umumnya menunjukkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan sizenya (Kaliapur dan Trombley dalam Widya, 2005). Kesempatan tumbuh adalah suatu kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk memperbesar perusahaan dengan cara berinvestasi atau dengan cara membuat cadangan tersembunyi (Alfian, 2013). Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Chung dan Charoenwong (1991) yang menyatakan esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah adanya kesempatan perusahaan untuk berinvestasi pada hal-hal yang menghasilkan keuntungan. Untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan memperbesar perusahaan, manajer dapat mengambil kesempatan investasi tersebut. Perusahaan dengan kesempatan tumbuh yang tinggi memerlukan dana yang besar untuk membiayai pertumbuhan. Oleh karena itu, perusahaan akan selalu mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan (Rachmatika, 2006).

20 32 Pertumbuhan dapat dinilai responsif oleh investor sehingga nilai pasar pada perusahaan konservatif lebih besar daripada nilai bukunya sehingga akan terjadi goodwill. Pasar akan menilai positif atas investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan karena dari investasi yang dilakukan saat ini diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan (Fitriyah, 2007). Kesempatan tumbuh dapat diukur dengan menggunakan price earning ratio atau besarnya perbandingan harga saham terhadap hasil investasi atau earning per share (EPS) (Agustina, 2016), yang di rumuskan : Price Earnings Ratio = Price Earnings Ratio (PER) merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Rasio ini memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap resiko dan prospek perusahaan di masa depan. Bagi para investor Price Earning Ratio (PER) dipandang sebagai ukuran kekuatan perusahaan untuk memperoleh laba di masa yang akan datang (Rahma, Djumahir, dan Djazuli, 2014 : 363). Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi biasanya mempunyai PER yang tinggi, demikian pula sebaliknya perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah memiliki PER yang kecil atau rendah (Husnan, 2001).

21 Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No. Penulis/Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian 1. Agustina dkk Analisa Faktor- Independen: (2016) Faktor yang ukuran Mempengaruhi perusahaan Konservatisme (X1), risiko Akuntansi pada perusahaan Perusahaan (X2), intensitas Manufaktur yang modal (X3), Terdaftar di Bursa leverage (X4), Efek Indonesia pajak (X5), litigasi (X6), struktur kepemilikan (X7), growth opportunity (X8). Dependen: Konservatisme akuntansi (Y1) Hasil Penelitian Secara simultan, ukuran perusahaan, risiko perusahaan, intensitas modal, leverage, pajak, litigasi, struktur kepemilikan dan growth opportunity berpengaruh signifikan terhadap prinsip konservatisme pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Secara parsial, ukuran perusahaan, risiko perusahaan, struktur kepemilikan dan growth opportunity berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi, intensitas modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi, sedangkan leverage, secara negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap prinsip konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode

22 34 No. Penulis/Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian 2. Fajri Alhayati Pengaruh Tingkat Independen: (2013) Hutang (Leverage) leverage (X1), Dan Tingkat tingkat Kesulitan kesulitan Keuangan keuangan (X2). Perusahaan Dependen: Terhadap konservatisme Konservatisme akuntansi (Y1) Akuntansi 3. Alfian Angga & Arifin Sabeni (2013) Analisis Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Pemilihan Konservatisme Akuntansi Independen, yaitu leverage (X1), ukuran perusahaan (X2), intensitas modal (X3), kepemilikan manajerial (X4), kepemilikan publik (X5), dan kesempatan tumbuh (X6). Depeden : Konsevatisme Akuntansi (Y1) Hasil Penelitian Tingkat hutang berpengaruh signifikan positif terhada konservatisme akuntansi pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Sehingga hipotesis pertama diterima. Tingkat kesulitan keuangan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan yang terdaftar di BEI, sehingga hipotesis kedua ditolak Rasio leverage, intensitas modal dan kesempatan tumbuh perusahaan mendorong perusahaan untuk menggunakan prinsip konservatisme akuntansi. Sedangkan faktor-faktor lainnya terbukti tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

23 35 No. Penulis/Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian 5. Euis Ningsih Pengaruh Tingkat (2013) 6. Lo, Eko Widodo (2005) Kesulitan Keuangan Perusahaan Risiko Terhadap Konservatisme Akuntansi Dan Litigasi Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Terhadap Konservatisme Akuntansi Independen: tingkat kesulitan keuangan (X1) dan litigasi Dependen: konservatisme akuntansi (Y1) risiko (X2). Independen : Tingkat kesulitan keuangan (X1) Dependen : Konservatisme akuntansi Hasil Penelitian Tingkat kesulitan keuangan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Sehingga hipotesis pertama ditolak. Risiko litigasi berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi, sehingga hipotesis pertama diterima. Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat kesulitan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. 7. Deffa Agung Nugroho & Siti Mutmainah (2012) Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant, Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan, Dan Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi Independen: kepemilikan manajerial (X1), debt covenant (X2), tingkat kesulitan keuangan (X3), risiko litigasi (X4), Dependen: konservatisme akuntansi (Y1) Kepemilikan manajerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme debt covenant berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme, tingkat kesulitan keuangan berpengaruh negatif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. risiko litigasi berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

24 36 No. Penulis/Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian 8. Luh Putu Faktor-faktor yang Independen: Kusuma Dewi, Berpengaruh risiko litigasi Nyoman Trisna Terhadap (X1) pajak Herawati, dan Konservatisme (X2), kontrak Ni Kadek Akuntansi hutang (X3), Sinarwati Struktur (2014) Kepemilikan (X4) Growth Opportunity. Dependen: konservatisme akuntansi (Y1) 9. Willyza Purnama H, Daljono (2013) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Rasio Leverage, Intensitas Modal, dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Konservatisme Akuntansi (2013) Sumber : Data diolah, 2016 Independen: ukuran perusahaan (X1), rasio leverage (X2), intensitas modal (X3), Likuiditas (X4) Dependen: Konservatisme Akuntansi (Y1) Hasil Penelitian Risiko litigasi berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi. pajak berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi. kontrak hutang atau leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi. struktur kepemilikan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi. growth opportunities berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi, dan. risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, dan growth opportunities berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Ukuran perusahaan, dan intensitas modal berpengaruh signifikan sedangkan, likuiditas dan rasio leverage tidak perpengaruh signifikan. Secara simultan menujukkan berpengaruh signifikan terhadap konservatisme

25 Kerangka Pemikiran Perekonomian serta aktivitas bisnis perusahaan dilingkupi dengan ketidakpastian. Untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut, perusahaan harus berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan. Menurut Rahmawati (2010), salah satu fokus utama dalam laporan keuangan adalah informasi laba, karena menyediakan informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan selama satu periode. Bagi kreditur dan investor, informasi laba membantu mereka dalam mengevaluasi kinerja perusahaan, memprediksi laba di masa yang akan datang, dan juga untuk memperhitungkan risiko investasi atau pinjaman kepada perusahaan. Salah satu prinsip yang berhubungan dengan informasi laba dan laporan keuangan adalah konservatisme akuntansi. Konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian dalam melaporkan laba. Konservatisme akuntansi menjadi sangat penting karena prinsip ini salah satu cara untuk mengurangi risiko dari kondisi ekonomi yang tidak stabil, maka untuk mengurangi risiko biasanya perusahaan melakukan tindakan kehati-hatian dalam menyajikan laporan keuangan. Tindakan kehati-hatian dilakukan dengan cara pengakuan dan pengukuran aset, laba, utang, serta biaya dengan hati-hati (Nugroho dan Indriana, 2012). Konservatisme sering dikatakan sebagai prinsip yang pesimis dikarenakan pendapatan yang diakui belakangan daripada beban. Namun ada juga yang mengatakan konservatisme sebagai prinsip perusahaan untuk mengantisipasi agar tidak terlalu optimis, dikarenakan setiap spekulasi perusahaan tidak selalu dapat berjalan lancar (Agustina dkk. 2016).

26 38 Konservatisme penting dilakukan untuk mengimbangi optimisme berlebihan dari manajer dan pemilik, penilaian lebih saji laba, lebih berbahaya daripada kurang saji laba (konsekuensi kesulitan keuangan lebih serius daripada keuntungan) (Ningsih, 2013). Pemakai laporan keuangan perlu memahami kemungkinan bahwa perubahan laba akuntansi selain dipengaruhi oleh kinerja manajer juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan konservatisme akuntansi yang ditempuh oleh manajer Tingkat Kesulitan Keuangan Berpengaruh Terhadap Konservatisme Akuntansi Tingkat kesulitan keuangan (financial distress) bisa diartikan sebagai munculnya sinyal atau gejala-gejala awal kebangkrutan terhadap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, atau juga kondisi yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi (Pramudita, 2012). Teori akuntansi positif memprediksi bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan dapat mempengaruhi tingkat konservatisme akuntansi. Tingkat kesulitan keuangan yang tinggi akan mendorong manajemen untuk menurunkan tingkat konservatisme akuntansi (Ningsih, 2013). Jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, manajer sebagai agen dapat akan dianggap melanggar kontrak. Kondisi keuangan yang bermasalah diakibatkan oleh kualitas manajer yang buruk. Keadaan tersebut dapat memicu pemegang saham melakukan penggantian manajer, yang kemudian dapat menurunkan nilai pasar manajer dipasar tenaga kerja. Ancaman tersebut dapat mendorong manajer menurunkan tingkat konservatisme akuntansi.

27 39 Pada perusahaan yang tidak mempunyai masalah keuangan, manajer tidak menghadapi tekanan pelanggaran kontrak sehingga manajer menerapkan akuntansi konservatif untuk menghindari kemungkinan konflik dengan kreditur dan pemegang saham. Oleh karena itu, tingkat kesulitan keuangan yang semakin tinggi akan mendorong manajer untuk mengurangi tingkat konservatisme akuntansi, dan sebaliknya (Lo, 2005). Tingkat kesulitan keuangan perusahaan akan berpengaruh negatif terhadap tingkat konservatisme akuntansi, karena pada kondisi distress manajer cenderung menaikkan laba untuk menyembunyikan kinerja buruknya (Wulandari, 2012) Tingkat Hutang Berpengaruh Terhadap Konservatisme Akuntansi Rasio leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. (Harahap, 2008). Watts dan Zimmerman (1990) untuk mengidentifikasi tingkat hutang dapat menggunakan proksi dari tingkat rasio leverage. Leverage digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang. Leverage dalam penelitian ini diproksikan dengan DER (Debt to Equity Ratio). DER menggambarkan perbandingan antara total utang dan total ekuitas dalam suatu perusahaan. Pengaruh leverage terhadap konservatisme akuntansi ditunjukkan dengan perbandingan antara pembiayaan atau pendanaan melalui utang dan ekuitas dengan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan perusahaan.

28 40 Semakin besar total utang atau pinjaman yang ingin diperoleh perusahaan, maka penyajian laporan keuangan menjadi tidak konservatif. Hal ini dikarenakan perusahaan ingin menunjukkan kinerja yang baik pada pemberi pinjaman, agar pemberi pinjaman dapat meyakini kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo. Perusaahan ingin menunjukan kinerja yang baik terhadap pemberi pinjaman, agar mendapatkan utang jangka panjang dan pemberi pinjaman dapat merasa yakin bahwa dana yang diberikan akan terjamin. Oleh karena itu perusahaan melakukan pelaporan keuangan secara optimis atau kurang konservatif dengan cara menaikkan nilai aset dan laba setinggi mungkin, serta menurunkan liabilitas dan beban. Hal tersebut dilakukan agar pemberi pinjaman dapat merasa yakin dan memberikan dana pinjaman kepada perusahaan (Alfian & Arifin, 2013). Hal ini juga sejalan dengan hipotesis debt/equity pada teori akuntansi yang memprediksikan semakin tinggi rasio DER suatu perusahaan, kemungkinan manajer akan menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan. Manajer pun menjalankan kebijakan dengan memilih metode akuntansi untuk meningkatkan pendapatan guna mengurangi kendala hutang dan mengurangi biaya kesalahan teknis (Watts & Zimmerman, 1990) Kesempatan Tumbuh Pengaruh Terhadap Konservatisme Akuntansi Kesempatan tumbuh adalah kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Perusahaan dengan kesempatan

29 41 tumbuhyang tinggi akan cenderung membutuhkan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membiayai pertumbuhan tersebut pada masa yang akan datang (Winelti dan Yeni, 2013). Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi juga memiliki motivasi untuk meminimalkan laba (Resti, 2012). Konservatisme cenderung terjadi pada perusahaan yang berkembang karena terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, nilai pasar perusahaan yang konservatif lebih tinggi dari nilai bukunya sehingga akan terjadi goodwill (Agustina dkk, 2016). Selain itu Feltham dan Ohlson (1995) juga mengatakan pertumbuhan dan konservatisme memiliki efek sinergis dalam hubungan ini. Di samping itu, perusahaan yang sedang dalam tahap pertumbuhan cenderung akan menjadi sorotan pihak luar, sehingga akan cenderung lebih konservatis dalam menyajikan keuangannya (Agustina dkk, 2016). Perusahaan yang tumbuh (growth) indentik dengan perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi konservatif karena terdapat cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi. Cadangan yang tersembunyi yang digunakan untuk investasi akan membuat pasar menilai positif atas investasi yang dilakukan saat ini diharapkan akan mendapatkan kenaikan arus kas di masa depan. Sehingga hal tersebut cenderung membuat perusahaan untuk melaporkan laba secara konservatif agar senantiasa memiliki cadangan tersembunyi yang dapat digunakan untuk investasi (Resti, 2012). Widya (2014) berhasil menemukan bukti bahwa kesempatan tumbuhberpengaruh terhadap prinsip konservatisme di dalam sebuah perusahaan. Hal ini disebabkan karena semakin besarnya biaya politik yang akan dikeluarkan

30 42 oleh perusahaan cenderung akan membuat perusahaan memilih strategi akuntansi yang lebih konservatif. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 2.1 sebagai berikut : Gambar 2.1 Paradigma Konseptual Penelitian 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian keterkaitan antara tingkat kesulitang keuangan, tingkat hutang, kesempatan tumbuh, terhadap konservatisme akuntansi di atas, mengacu pada pemikiran dan identifikasi masalah, maka hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut :

31 43 1. Hipotesis 1 : Tingkat kesulitan keuangan berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. 2. Hipotesis 2 : Tingkat hutang berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi akuntansi. 3. Hipotesis 3 : Kesempatan tumbuh berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. 4. Hipotesis 4 : Tingkat kesulitan keuangan, tingkat hutang, kesempatan tumbuh secara simultan dan signifikan memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II A. Landasan Teoritis TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori sinyal (Signaling Theory) Teori sinyal mengasumsikan bahwa informasi yang diterima oleh masingmasing pihak tidak sama. Atau dengan kata lain, teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara principal dan agen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan praktisi terhadap teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang memuaskan (Halim: 2009). Laba yang memuaskan tersebut salah satunya bertujuan untuk memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya laju pertumbuhan bisnis saat ini menuntut Indonesia untuk menyetarakan standar keuangan serta penyusunan laporan keuangan mengikuti standar internasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan untuk membandingkan dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya kesamaan dengan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA 7 BAB II TELAAH PUSTAKA A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 1. Teori Agensi Teori agensi merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan saat ini. Teori agensi merupakan teori yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan menurut Jensen dan Meckling (1976) hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat untuk melakukan evaluasi atas suatu kinerja perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan handal.

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan handal. BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - teori 1. Pengertian dalam Akuntansi Menurut Belkaoui (2011:288), konservatisme sebagai suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam prinsip tersebut bertindak sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Agency Theory Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang lain. Maka dalam tinjauan ini dicantumkan hasil-hasil penetian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang lain. Maka dalam tinjauan ini dicantumkan hasil-hasil penetian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan untuk membandingkan dan sebagai pedoman bagi peneliti serta untuk menghindari adanya kesamaan dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan publik memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab dalam menerbitkan laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam dua bentuk yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam dua bentuk yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan pihak BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan (Agency Theory) Husnan, dkk (2002:12) menyatakan bahwa masalah keagenan muncul dalam dua bentuk yaitu antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan. Di Indonesia, laporan keuangan harus disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu prinsip yang dianut dalam proses pelaporan keuangan adalah prinsip konservatisme. Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi penting seputar kondisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan kepada pihakpihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan gambaran kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Perusahaan yang menerapkan sistem pengolahan informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan merupakan media informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi keuangan suatu organisasi mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat para manajer perusahaan harus lebih kreatif dalam menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. membuat para manajer perusahaan harus lebih kreatif dalam menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kejamnya persaingan bisnis antar perusahaan di lingkungan pasar modal membuat para manajer perusahaan harus lebih kreatif dalam menunjukkan pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan. Laporan keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) Menurut Weston dan Brigham (1998) dalam Alfian 2013, hubungan keagenan terjadi antara pemegang saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Teori Agensi / Keagenan (Agency Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Teori Agensi / Keagenan (Agency Theory) 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Teori Agensi / Keagenan (Agency Theory) (Anthony dan Govindarajan, 2005) menyatakan teori keagenan dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konservatisme merupakan konvensi laporan keuangan yang penting dalam akuntansi, sehingga disebut sebagai prinsip akuntansi dominan. Konvensi seperti konservatisme

Lebih terperinci

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer

BAB I PENDAHULUAN. dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konservatisme dinilai sebagai prinsip yang paling mempengaruhi penilaian dalam akuntansi (Sterling, 1970), seperti membatasi perilaku oportunistik manajer sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi keuangan perusahaan disediakan untuk menjelaskan tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang

Lebih terperinci

PENGARUH KONFLIK BONDHOLDERS SHAREHOLDERS TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KONFLIK BONDHOLDERS SHAREHOLDERS TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KONFLIK BONDHOLDERS SHAREHOLDERS TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Muhammad Faridz Ilham R. Abstraksi Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori keagenan, teori akunntansi positif, manajemen laba, perataan laba, sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Keagenan (Agency theory) Teori keagenan merupsksn salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi dengan mem

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Teori agensi menjelaskan adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai

II. LANDASAN TEORI. Teori agensi menjelaskan adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Agensi Teori agensi menjelaskan adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan. Jensen dan Meckling,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai kepentingan. Oleh karena itu, kualitas dari suatu laporan. penggunanya dalam mengambil keputusan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai kepentingan. Oleh karena itu, kualitas dari suatu laporan. penggunanya dalam mengambil keputusan yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No.1 paragraf ke 7 revisi 2009). Laporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu 8 II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.

Lebih terperinci

Dalam penyusunan laporan keuangan terdapat prinsip-prinsip yang dianut antara lain: Prinsip Pengakuan Pendapatan, Pengakuan Beban, Pengakuan Penuh,

Dalam penyusunan laporan keuangan terdapat prinsip-prinsip yang dianut antara lain: Prinsip Pengakuan Pendapatan, Pengakuan Beban, Pengakuan Penuh, PENDAHULUAN Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi dalam Mursyidi (2010:17) adalah proses pengidentifikasian data keuangan, memproses pengolahan dan penganalisisan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice (praktik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice (praktik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice (praktik internasional yang paling baik) dalam pengelolaan keuangan modern (Kementerian Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu,antara lain : 1. Christian Herdinata, 2012. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai pihak eksternal perusahaan, kreditor dan investor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai pihak eksternal perusahaan, kreditor dan investor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai pihak eksternal perusahaan, kreditor dan investor membutuhkan informasi-informasi yang berhubungan dengan perusahaan, khususnya informasi laporan keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu. Berikut merupakan uraian dari beberapa penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu. Berikut merupakan uraian dari beberapa penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu. Berikut merupakan uraian dari beberapa penelitian terdahulu:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Laporan Tahunan Perusahaan Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan keuangan emiten dalam jangka waktu satu tahun. Termasuk di dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara prinsipal dan agen dimana keduanya menjalankan sebuah perusahaan yang akan timbul

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dibuat oleh perusahaan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber dayanya. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan dunia bisnis membuat perusahaan-perusahaan bersaing ketat, yang mendorong manajemen selalu ingin menampilkan hasil kerja yang terbaik atas kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang kian meningkat menuntut setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang kian meningkat menuntut setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha yang kian meningkat menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerja sehingga dapat menciptakan daya saing yang kuat di antara para pesaingnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian. II.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan go public. Laporan keuangan harus mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa praktek perataan laba dipengaruhi oleh konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dibuat oleh perusahaan memiliki berbagai tujuan diantaranya adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Agensi Praktik manajemen laba dilakukan karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak agent dengan pihak principal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pentingnya informasi laba membuat setiap perusahaan berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pentingnya informasi laba membuat setiap perusahaan berlombalomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya informasi laba membuat setiap perusahaan berlombalomba meningkatkan labanya agar bisa terlihat baik bagi para penggunanya. Namun, ada beberapa pihak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaannya. Laporan keuangan menjadi penting bagi penggunanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasikan adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis laporan keuangan Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin meningkat, tidak hanya dalam satu sektor industri melainkan juga terjadi antara sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis saat ini semakin ketat pada perusahaan, agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan bisnis saat ini semakin ketat pada perusahaan, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini semakin ketat pada perusahaan, agar dapat menarik investor perlu dituntut untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Memaksimalkan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam era ekonomi modern sekarang ini, khususnya pada perusahaan Go Public, terdapat pemisahan antara pihak manajemen dan pemilik. Manajemen adalah pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kreditor. Informasi akuntansi terjadi pada laporan keuangan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kreditor. Informasi akuntansi terjadi pada laporan keuangan perusahaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi keuangan merupakan media informasi yang disusun oleh manajemen selaku pengelola bisnis untuk kepentingan publik khususnya investor dan kreditor. Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go public merupakan faktor terpenting sebelum para investor menanamkan sejumlah modalnya. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan

Lebih terperinci

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan

Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan. Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Pengaruh Aliran Kas Bebas Dan Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham Dengan Set Kesempatan Investasi Sebagai Variabel Moderasi membutuhkan kajian teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga, Indonesia yang pendapatannya berasal dari pajak. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga, Indonesia yang pendapatannya berasal dari pajak. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap negara memperoleh pendapatan yang berasal dari pajak. Demikian juga, Indonesia yang pendapatannya berasal dari pajak. Indonesia adalah negara yang pendapatannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Potensi Kesulitan Keuangan pada Konservatisme Akuntansi dengan Leverage

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Potensi Kesulitan Keuangan pada Konservatisme Akuntansi dengan Leverage Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Potensi Kesulitan Keuangan pada Konservatisme Akuntansi dengan Leverage sebagai Pemoderasi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015)

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Model Penelitian Terdahulu Dewi (2004) menyediakan bukti empiris tentang hubungan antara konservatisme laporan keuangan dan discretionary accruals.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu manajemen perusahaan memiliki tugas yang harus dilakukan dengan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Suatu manajemen perusahaan memiliki tugas yang harus dilakukan dengan penuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu manajemen perusahaan memiliki tugas yang harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dalam mempertanggungjawabkan kegiatannya selama menjalankan proses

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan. Laba membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dividend Payout Ratio dan Net Profit Margin terhadap Perataan Laba membutuhkan kajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to Equity Ratio, dan Dividend Payout Ratio terhadap Praktik Perataan Laba membutuhkan kajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi merupakan teori yang digunakan perusahaan dalam mendasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi merupakan teori yang digunakan perusahaan dalam mendasari 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Agency Theory Teori agensi merupakan teori yang digunakan perusahaan dalam mendasari praktik bisnisnya. Teori agensi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci