BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Leony Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Kecemasan Gangguan ansietas menurut Stuart & Sundeen (1998) adalah sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi lemas untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan. Kecemasan adalah sesuatu keadaan dimana individu atau kelompok mengalami perasaan yang sulit dan aktivasi sistem syaraf otonom dalam berespon terhadap ketidakjelasan(carpenito,1998). Banyak ahli menganggap kecemasan sebagai sumber segala macam nerosa.kecemasan mengganggu dan mengancam ketenangan setiap orang.kecemasan menghilangkan rasa aman dan merupakan suatu tanda bahaya. Reaksi manusia ialah menghilangkan kecemasan (Maramis,1998) Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan memperingatkan adanya bahaya dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi kecemasan. Kecemasan adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui internal samar- samar dan konflik. Pada teori biologis sistim neurotransmitter gamma aminobutyric acid (GABA ) berperan kuat dalam
2 kecemasan. Penelitian pada primata menemukan bahwa gejala sistim syaraf otonomi bisa timbul jika diberikan agunis kebalikan benzodiasepin. Data tersebut di atas mewujudkan bahwa pasien dengan gangguan kecemasan memiliki fungsi reseptor gaba yang abnormal walaupun hubungan tersebut belum terbukti secara langsung ( Kaplan dan Sadock,1997 ). Menurut Layarus (1991 ) Kecemasan adalah sesuatu yang tidak jelas, hal ini sebagai kunci pengembangan ketelitian bentuk perilaku untuk mengatur sistim yang kurang efektif. 2. Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah Penyampaian pesan kepada orang lain dengan menyertakan kode atau lambang penyampaian melalui suatu proses dengan adanya berbagai komponen diantaranya pembawa berita dan penerima berita sehingga terjadi umpan balik ( Kariyoso,1994 ) 3. Pengertian Komunikasi Terapeutik Hubungan terapeutik adalah hubungan antara perawat dan klien dalam bertukar pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik dengan tujuan mengidentifikasi masalah dan membantu memecahkan masalah. Komunikasi terapeutik adalah.hubungan antara perawat dan klien dalam proses komunikasi sehingga terjadi penyampaian informasi, pertukaran perasaan dan pikiran dengan mempengaruhi perilaku orang lain yang tujuannya merubah perilaku dalam pencapain kesehatan yang optimal dengan beberapa elemen pada proses komunikasi yaitu adanya pengiriman pesan, penerima pesan,pesan media dan adanya umpan balik. ( Keliat. B, 1996 ).
3 Dalam berkomunikasi perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya hakikat kecakapan, sikap perawat dalam berkomunikasi,pengetahuan dalam berkomunikasi sangat mendukung peranan penting. Sikap perawat dalam komunikasi menyangkut lima sikap diantaranya : berhadapan, pertahankan kontak mata, membungkuk kearah pasien, pertahankan sikap kukuh, tetap rileks. Sedangkan dalam rangkaian komunikasi seorang perawat mempunyai keharusan yaitu : Pengetahuan tentang penjelasan dari masalah pasien, Ketulusan seorang perawat dalam berkomunikasi, Semangat dalam pemberian penjelasan, Praktek dalam pelaksanaan penjelasan komunikasi.(kariyoso,1994 ) Penelitian tentang kecemasan telah mewujudkan bahwa intervensi psikologi menjadi terpenting dalam perawatan pasien menghadapi masalah utama untuk diidentifikasikan. Masalah ini dapat menyebabkan ancaman serius ( Yasmin Asih,1996) Kecemasan dapat dikurangi dengan tindakan perawat yang berfokus pada komunikasi terapeutik dan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga. Pembedahan selalu dipandang sebagai krisis hidup dan menimbulkan kecemasan serta ketakutan. Tindakan dari komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat diberikan pada fase pre operasi diantaranya bagaimana manajemen nyeri,kegiatan fisik untuk turunkan komplikasi dan proses penyembuhannya. Hal ini dilakukan 1 sampai 2 hari sebelum pasien menjalani operasi. Komunikasi terapeutik pada pasien pre operasi telah terbukti bermanfaat untuk turunkan komplikasi post operasi berdampak positif untuk penyembuhan (Taylor. C ; Lillis. C; Le Mone. P, 1997 )
4 Kecemasan bisa diatasi dengan Komunikasi Terapeutik melalui dimensi respon perawat yang sangat penting pada awal berhubungan dengan kllien untuk membina hubungan saling percaya dengan tindakan atau sikap keiklasan yaitu perawat menyatakan ketulusan, kejujuran, keterbukaan dan berespon aktif. Perawat tidak berpura-pura harus berespon dengan tulus dan mengekspresikan dengan perasaan yang sebenarnya.selanjutnya perawat harus bisa menghargai dan menerima klien apa adanya, sikap tidak menghakimi, tidak mengkritik, tidak mengejek atau menghina. Empati merupakan cara membina hubungan terapeutik untuk mempengaruhi kecemasan klien yaitu perawat masuk dalam kehidupan dan perasaan klien, perawat memandang melalui pandangan klien kemudian mengidentifikasi masalah tersebut. ( Keliat,1998 ). Dalam hubungan komunikasi antara perawat dan klien melalui berbagai hubungan fase yaitu fase pra interaksi dimana tugas perawat menggali perasaan yang memungkinkan untuk menganalisa data keterbatasan diri sendiri serta rencanakan untuk pertemuan pertama dengan klien, sedang fase kedua yaitu perkenalan darimana perawat menggali perasaan serta mencari alasan mengapa pasien mencari bantuan dari tetapkan tujuan. Pada fase ini juga perawat bisa merumuskan kontrak yang saling menguntungkan dengan tanggung jawab dan bisa menjaga kerahasiaan pasien.fase selanjutnya yaitu fase dimana perawat bisa menggali stressor yang relevan dan meningkatkan pengembangan penghayatan dari penggunakan mekanisme mekanisme koping pasien yang konstruktif. Fase terakhir dalam komunikasi terpeutik adalah terminasi dimana perawat bisa mengungkap perasaan pasien secara timbal balik yang
5 meliputi penolakan, kehilangan, ketersediaan,dan kemarahan serta perilaku yang terkait lainnya ( Keliat, 1998 ) Teknik teknik yang digunakan dalam komunikasi terapeutik yang harus kerjakan oleh seorang perawat meliputi 2 persyaratan, komunikasi yang efektif yaitu komunikasi menghormati baik pasien perawat dalam komunikasi tentang penerimaan dan informasi yang lebih spesifik ( Stuart & Sundeen, 1998 ). Komunikasi terapeutik dipengaruhi oleh kondisi fisiologis dan psikologis dari partisipan. Jika perawat mengevaluasi proses komunikasi terapeutik, maka sangat berpengaruh pada kecemasan pasien dan masalah masalah spesifik atau kesalahan yang potensial dapat teridentifikasi karena keterbukaan antara pasien perawat dan klien dapat menurunkan tingkat kecemasan klien ( Keliat,1998 ) Hubungan komunikasai terapeutik dilakukan dengan interaksi sosial untuk menciptakan hubungan saling percaya yang lebih akrab, tahapan ini sebagai tahapan awal dari proses keperawatan.dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan kesehatan dalam menentukan prioritas dan tindakan keperawatan serta menentukan apa yang di inginkan pasien berkaitan dengan keperawatan ( Arwani, 2003 ) Adapun bentuk komunikasi terapeutik ada 2 cara yaitu: komunikasi verbal dan non verbal dimana bentuk dari komunikasi verbal dilakukan dengan menggunakan kata kata yang dilakukan dengan lisan dan bahasa yang terpenting dalam proses komunikasi ini. Karena dengan bahasa lisan dapat mewakili kenyataan konkrit dalam dunia sekeliling dan juga dapat mewakili hal hal yang abstrak.pada komunikasi non verbal perawat bisa mengungkapkan dengan sikap gerak gerik ekspresi wajah dan penampilan. (Kariyoso, 1998 )
6 B. Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pre Operasi Terdapat beberapa teori yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan berhubungan dengan pre operasi dilihat dari faktor : 1. Predisposisi antara lain : a. Teori Psikoanalisa oleh Sigmund Freud Kecemasan terjadi karena adanya konflik yang emosional antara Id dan super ego dalam emosional elemen kepribadian b. Teori Interpersonal menurut (Stuart dan Sundeen, 1998 ) Kecemasan timbul karena adanya rasa takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan yaitu dengan tindakan pembedahan pasien merasa cemas. c. Teori Behavior Mengatasi kecemasan merupakan produk frustasi, dikaitkan dengan tindakan pembedahan, tindakan ini sebagai sesuatu yang mengganggu dan diinginkan pada pencapaian yang diinginkan. d. Teori Fisiologis Operasi adalah merupakan stressor pada tubuh yng memicu pada neuroendokrine.respon terdiri dari syaraf simpatik dan respon hormonal yang bertugas melindungi menjaga tubuh dari ancaman cedera ( Long,1996 ). 2. Faktor faktor presipitasi: 1. Eksternal : Menurut Stuart & Sundeen 1998,faktor-faktor disini terdiri dari:
7 Faktor yang dapat terjadi dan menyebabkan gangguan fisik yaitu misalnya:masuknya kuman,virus,polusi udara,bahaya lingkungan. 2. Internal : Kegagalan dari organ tubuh fisiologi, misal:jantung,sistem imun,pengaturan suhu,dll. Faktor-faktor penyebab timbulnya kecemasan menurut ( Fattah Nur Aeni, 2002 ),faktor penyebab kecemasan masih belum jelas, yang sangat mendukung dari penyebab ini adalah faktor biologi dan psikologi bekerja sama sebagai faktor pencetus. C. Deskripsi Kecemasan Pasien Pre Ope Operasi. Tindakan pembedahan akan menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada pasien walaupun respon individu terhadap tindakan tersebut berbeda-beda.beberapa pasien menyatakan takut dan menolak dilakukan tindakan pembedahan,tapi klien mengatakan tidak tahu yang jadi penyebabnya,namun ada beberapa pasien yang menyatakan ketakutannya dengan lebih jelas dan spesifik ( Long,1998 ). Sedangkan menurut ( Smeltzer & Bare, 2002 ) segala bentuk prosedur pembedahan selalu didahului dengan reaksi emosional klien baik tersembunyi atau jelas,normal dan abnormal, kecemasan pasien pre operasi merupakan suatu respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dianggap pasien sebagai suatu ancaman terhadap perannya dalam hidup. Integritas tubuh bahkan kehidupannya, kecemasan sangat mempengaruhi fungsi tubuh pada tindakan operasi, oleh karena itu perawat perlu mengidentifikasi kecemasan yang dialami pasien. Kecemasan dan reaksi ini bisa didasarkan pada banyak faktor yang meliputi :ketidaknyamanan dan perubahan
8 perubahan yang diantisipasi baik fisik, finansial psikologi spiritual,sosial dan akhir dari pembedahan tersebut. Sedang menurut seorang peneliti, kecemasan adalah keadaan tak menyenangkan yang meliputi interprestasi subyektif atau respon fisiologis yang bisa diketahui dengan tanda tanda : nafas cepat, jantung berdebar-debar, keringat dingin (Ollendick, 1985 ). D. Gejala Kecemasan Kecemasan mempunyai gejala baik secara fisiologis,emosional maupun kognitif.gejala secara fisiologis meliputi peningkatan denyut nadi,peningkatan tekanan darah,peningkatan frekwensi nafas,mata bergetar gemetar,palpitasi, mual, sering kencing, badan terasa sakit, pusing, panas dingin, parastesia. Gejala cemas secara emosional ditandai dengan : individu mengatakan merasa takut, kehilangan rasa percaya diri, kehilangan kontrol,tegang, tidak dapat rilek dan antisipasi kemalangan.selain itu individu juga memperlihatkan peka rangsang tidak sabar, marah meledak-ledak,menangis, cenderung menyalahkan orang lain,reaksi terkejut, mengkritik diri sendiri dan orang lain.sedangkan berdasarkan reaksi kognitif kecemasan ditandai dengan tidak mampu konsentrasi, disorientasi lingkungan, pelupa, termenung, orientasi masa lalu, dan pada saat ini serta masa yang akan datang, memblok pemikiran dan perhatian yang berlebihan. Reaksi fisiologis terhadap kecemasan merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem saraf otonom, meliputi peningkatan frekuensi nadi dan pernafasan, pergerakan tekanan darah dan peningkatan suhu tubuh, relaksasi otot polos pada
9 kandung kemih dan usus, kulit dingin dan lembab, peningkatan respirasi dan dilatasi pupil dan mulut kering ( Smeltzer. & Bare, 2002 ) Fisiologi cemas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: a. Interpretasi stimuli oleh otak Respon fisiologi terhadap stressor merupakan mekanisme protektif dan adaptif untuk pelihara keseimbangan oleh hipotalamus yang berpusat diotak dan dikelilingi oleh sistem limbik dan hemisfer serebri, hipotalamus ini mengitegrasikan mekanisme sistem saraf otonom yang memelihara kestabilan kimia internal tubuh. Hipotalamus ini mengatur emosi dan beberapa kegiatan viseral yang diperlukan untuk bertahan hidup. b. Respon neuroendokrin Jalur neural dan neuroaendokrin dibawah kontrol hipotalamus akan diaktifkan dalam respon stress,akan disekresi oleh saraf simpati diikuti oleh sekresi simpati adrenal medular dan sistem hipotalamus pituitary akan diaktifkan. Respon ini bersifat cepat dan singkat, kerjanya Norepineprin akan dikeluarkan pada ujung saraf yang berhubungan langsung dengan ujung organ yang dituju. Akibatnya fungsi organ vital frekuensi jantung meningkat, terjadi vasokonstrisi perifer sehingga tekanan darah meningkat. Glukosa meningkat dan sumber energi yang siap lebih banyak, pupil berdilatasi, aktifitas mental meningkat. Secara subyektif akan merasa kaki dingin, kulit dan tangan lembab, menggigil, berdebar dan kejang perut. Secara khas kita akan merasa tegang dengan otot leher, punggung atas dan bahu menegang,nafas dangkal dan cepat dengan diagfragma yang menegang ( Brunner & Suddarth,2001).
10 c. Stres dan sistem imun Glukosa akan mendepresi sistem imun. Bila konsentrasi cukup tinggi akan terjadi penurunan respon inflamasi terhadap infeksi. Tahap infeksi akan terhambat, limposit akan dihancurkan dalam jaringan limpoid dan produksi antibody akan menurun,akibatnya seseorang akan menahan infeksi berkurang ( Smeltzer.& Bare, 2002 ). E. Tingkat Kecemasan Menurut (Long,1996) tingkat kecemasan pada pasien dapat diklasifikasikan : Tingkatan Kecemasan Ringan Pola perilaku Waspada, gerakan mata, ketajaman bertambah, dan kesadaran meningkat Kecemasan Sedang Berfokus pada dirinya (penyakitnya) menurunnya perhatian terhadap lingkungan secara terperinci. Kecemasan Berat Perubahan pola pikir, Ketidakselarasan pikiran, tindakan dan perasaan lapang persepsi menyempit. Panik Persepsi terhadap lingkungan mengalami distorsi ketidakmampuan memahami situasi, Respon tidak dapat diduga, Aktivasi motorik yang tidak menentu. Gambar 2.1 Tingkat Kecemasan ( Long,1996) Sedangkan menurut ( Stuart & Sundeen 1998 ) kecemasan dibagi dalam beberapa klasifikasi yaitu: a. Kecemasan ringan Kecemasan yang berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan seharihari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
11 persepsinya yang dapat memotivasi minat belajar dan menghasilkan pertumbuhanpertumbuhan kreatifitas. b. Kecemasan sedang. Seseorang dimungkinkan untuk mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Manifestasi pada kecemasan ini : kelelahan meningkat,bicara dengan volume tinggi dan cepat,lahan persepsi menyempit, irama jantung cepat dan pernafasan meningkat,ketegangan otot meningkat,bisa belajar tapi tidak optimal,mudah tersinggung, mudah lupa, marah dan menangis c. Kecemasan panik. Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang,cenderung untuk memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak berpikir tentang hal lain. Orang tersebut biasanya mondar-mandir dan melamun. d. Panik. Berhubungan dengan ketakutan yang terus menerus dan mengalami kehilangan kendali, pasien ini tidak dapat melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Menurut ( Hawari, 2001 ), tingkat kecemasan yang tinggi dapat merupakan respon mal adaptif yang dapat terganggunya fungsi fisiologis, intelek menurun dan mengganggu konsentrasi. Pasien yang mengalami pembedahan minor dengan cemas sedang lebih berhasil saat post operasinya bila dibanding dengan cemas berat dan cemas ringan. Halminton Rating Scala for Anxiety, mempunyai parameter masingmasing memberi skort 0-100, adapun parameter tersebut yaitu tidak cemas, tidak
12 tegang, tidak takut, bisa tidur, konsentrasi baik dan tidak depresi. Kemudian skor tingkat kecemasan adalah : <150 : tidak ada cemas : Cemas ringan : Cemas sedang : Cemas berat > 400 : Cemas Panik Analog Anxiety Scala ( AAS ) merupakan skala kecemasan yang standar dan dapat di terima secara internasional(iskandar,1984), skala ini merupakan modifikasi Halminton Rating scala for Anxiety yang mencakup 6 gejala psikis dari kecemasan yang disebutkan diatas F. Proses Terjadinya Kecemasan Pre Operasi Proses terjadinya kecemasan pada pasien pre operasi adalah ketika penyakit tidak kunjung sembuh dan kecemasan meningkat ketika tim medis menginformasikan tindakan pembedahan sebagai therapy medis yang harus dijalani. Dalam keadaan ini peran orang terdekat sangat penting termasuk perawat mengingat salah satu faktor pendukung yang mempengaruhi tingkat kecemasan adalah sistem pendukung(long, 1996). Meski demikian kecemasan pasien pre operasi mungkin terjadi dan bila kecemasan ini berlanjut sampai detik-detik operasi akan berdampak yang signifikan terhadap keberhasilan tindakan pembedahan.tetapi lain halnya dengan pasien yang memiliki kemantapan yang baik selama proses dan paska operasi memungkinkan memperoleh tingkat keberhasilan yang lebih dibandingkan dengan pasien yang dilanda kecemasan sehingga kecemasan
13 yang seharusnya timbul dapat ditanggulangi sebagai motivasi karena keinginan untuk seluruh tubuh dan terbebas dari penyakit. G. Dampak Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Pada tingkat-tingkat kecemasan pada pasien pre operasi akan sangat berpengaruh pada keberhasilan pembedahan sehingga kesiapan mental pasien sebagai tolak ukur yang penting bagi keberhasilan pembedahan baik dari tim medis sendiri maupun perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Penelitian tentang kecemasan pasien telah menunjukkan bahwa intervensi psikologi menjadi bagian terpenting dalam perawatan pasien menghadapi masalah utama untuk diidentifikasi masalah ini dapat menyebabkan ancaman serius terhadap persiapan pasien dalam pembedahan dan setelah paska operasi.. Dalam masalah komunikasi ini perawat memerlukan waktu khusus untuk menanyakan dan mendengarkan ketakutan,kekawatiran,keyakinan mengenai kesehatan dan keadaan pasien sendiri. Kekhawatiran atau kecemasan mengenai apa yang akan terjadi dan dirasakan sebelum dan setelah tindakan operasi dapat dikurangi dengan komunikasi terapeutik. Kecemasan ini bisa terjadi karena kurangnya informasi dan akan menjadi lebih buruk dari pada kenyataan yang sebenarnya ( Yasmin Asih,1996 ) Informasi ini meliputi : 1. Informasi prosedur,yang diharapkan pasien tahu dan pas apa yang sebenarnya terjadi secara prosedur berjalan 2. Informasi sensasi, yang membantu pasien mengantisipasi bagaimana atau apa yang akan dirasakan sebenarnya selama prosedur atau sesudah suatu prosedur
14 3. Informasi relaksasi,membantu mengurangi ketegangan otot dan membantu rilek secara perlahan lahan 4. Latihan penanggulangan kognitif, membuat pasien mengantisipasi dan menghargai respon respon psikologi (Yasmin Asih,1996 ) H. Kerangka Teori Faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik Persepsi Keyakinan sesorang Latar belakang pendidikan Pola hubungan Emosi Pengetahuan - Pengetahuan penjelasan masalah klien - Praktek dalam pelaksanaan penjelasan komunikasi Gambar 2.2: Kerangka Teori Referensi : (Arwani, 2003 ) I. Kerangka Konsep (Long, 1996 ) ( Stuart & Sunndeen,1998) Komunikasi terapeutik Pendidikan Sensasi Manajemen nyeri Kegiatan fisik menurunkan komplikasi Faktor faktor yang mempengaruhi kecemasan a. Predisposisi - Emosi - Tipe Kepribadian - Ras takut - Frustasi b. Presipitasi - Eksternal (Masuknya kuman,virus,polusi udara, bahaya lingkungan ) - Internal (Kegagalan dari organ fisiologi, misal sistem kardiovaskuler,sistem immune) Variabel Independen Komunikasi terapeutik Variabel Dependen Tingkat Kecemasan pasien Pre operasi
15 - Usia - Tingkat Pendidikan - Pengetahuan - Pengalaman masa lalu - Sosek Variabel Penganggu Gambar 2.3: Kerangka Konsep Penelitian Area yang diteliti yaitu Pemberian komunikasi terapeutik sebagai variabel independent dan tingkat kecemasan pasien pre operasi sebagai variabel dependen. Adapun kerangka design penelitian sebagai berikut: Pre test Post test Kelompok Eksperimen Komunikasi Terapeutik 02 Kelompok kontrol X2 Kuesioner I Kuesioner II Gambar 2.4: Design Penelitian Pre dan Post test quasi eksperimen X2 J. Hipotesa Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas maka rumusan hipotesa penelitian ini adalah adanya perbedaan tingkat kecemasan pada pasien preoperasi antara yang dilakukan komunikasi terapeutik dan yang tidak dilakukan Komunikasi terapeutik Definisi Operasional DO Kriteria Skala Komunikasi Terapeutik Adalah hubungan antara perawat dan klien dengan proses komunikasi sehingga terjadi penyampaian Nominal - Kelompok kontrol diberikan
16 informasi, pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud mempengaruhi perilaku orang lain komunikasi terapeutik - Kelompok Eksperimen tidak Kecemasan Adalah reaksi emosional yang tidak spesifik dan tidak mempunyai obyek yang pasti serta dirasakan sebagai suatu ancaman terhadap integritas tubuh yang dinilai berdasarkan Anxiety Analog Scale dilakukan komunikasi terapeutik Ordinal < 150: Tidak ada cemas : Cemas ringan :Cemas sedang : Cemas berat > 400 : Cemas panik Gambar 2.5: Definisi Operasional
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS I. PENGKAJIAN PASIEN ANSIETAS 1. DEFINISI Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak merniliki objek yang spesifik. Kecemasan adalah
Lebih terperinciKECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari
KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari 1. Definisi Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas dan berhubungan dengna perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (stuart & sundeeen,1995). Kecemasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Ada beberapa pengertian tentang kecemasan, diantaranya disampaikan oleh Kaplan dan Saddok (1997) kecemasan merupakan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan
Lebih terperincidan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Kecemasan Remaja yang Menjalani Perawatan (Hospitalisasi) Remaja 1. Kecemasan Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dan mengingatkan adanya bahaya yang mengancam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kecemasan berbeda dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Tindakan operasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal, suatu respon emosional yang tidak baik dan penuh kekhawatiran. Suatu rasa yang tidak terekspresikan
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinci1. Bab II Landasan Teori
1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi cemas Cemas atau ansietas antara lain adalah reaksi emosional yang ditimbulkan oleh penyebab yang tidak pasti atau spesifik yang dapat menimbulkan perasaan
Lebih terperinciPATOFISIOLOGI ANSIETAS
PATOFISIOLOGI ANSIETAS Faktor Predisposisi (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : 1. Peristiwa traumatik 2. Konflik emosional 3. Konsep diri terganggu 4. Frustasi 5. Gangguan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Terapeutik 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Menurut Purwanto (2009), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF SELAMA MENUNGGU JAM OPERASI ANTARA RUANG RAWAT INAP DENGAN RUANG PERSIAPAN OPERASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : PARYANTO J.210
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Cemas merupakan suatu reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Skripsi 1. Pengertian Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa setingkat strata satu (S1) dalam rangka persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir atau program
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan Kecemasan merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara Umun Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ansietas 1. Pengertian Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati,
Lebih terperincikepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan (Robbins, 2002).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Persepsi 1.1 Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan mengintepretasikan kesan- kesan sensori mereka guna memberikan arti bagi lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bedah mulut merupakan salah satu bidang dalam ilmu kedokteran gigi. Dalam bidang kedokteran gigi gejala kecemasan sering ditemukan pada pasien tindakan pencabutan gigi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian motivasi Walgito (2004), mendefinisikan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Departemen
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian di RSJ dr. Amino Gondohutomo Semarang, ditampilkan pada tabel dibawah ini: 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 4.1 Distribusi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hospitalisasi 1. Pengertian Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persepsi ialah daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta perbedaan antara suatu hal melalui proses mangamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca indranya
Lebih terperinciPedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Pedologi Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Kecemasan : Kecemasan (anxiety) dapat diartikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dan terkait dengan topik yang akan di ambil. Bab II ini akan menjelaskan tentang landasan teori, kerangka
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2010) diketahui komplikasi kehamilan secara nasional dialami oleh 6,5% ibu hamil. Ibu melahirkan dengan cesaria adalah 15,3%.
Lebih terperinciKecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Pengertian Kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik. Menurut Freud (dalam Alwisol, 2005:28) mengatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep dan Teori Terkait Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien GGT yang sedang menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat mempunyai kontak paling lama dalam menangani persoalan pasien dan peran perawat dalam upaya penyembuhan pasien menjadi sangat penting. Seorang perawat dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan pemenuhan kebutuhan dasar yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi merupakan pengalaman yang biasa menimbulkan kecemasan, kecemasan biasanya berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang dijalani pasien dan juga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas konsep-konsep yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu : 1. Dukungan Keluarga 1.1 Defenisi Keluarga Friedman (1998) mendefenisikan bahwa
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. keperawatan kecemasan pada pasien pre operasi sectio caesarea di RSUD
BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Dalam pembahasan ini penulis akan membahas tentang kasus yang diambil dengan judul Penerapan teknik relaksasi genggam jari pada asuhan keperawatan kecemasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, rasa takut yang kadang kita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. transfusi darah, prosedur invasif). (Potter & Perry, 2005). operasi dan prosedur-prosedur diagnostik yang besar, seperti
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Informed Consent Informed Consent atau persetujuan tindakan adalah persetujuan seseorang untuk memperbolehkan sesuatu yang terjadi (mis. operasi, transfusi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kerusakan interaksi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
Lebih terperinciPENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Peran Keluarga 1.1 Pengertian Keluarga Friedman (1992) mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih individu yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. xiv
xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan walaupun minor/mayor merupakan pengalaman yang sulit dan bisa menimbulkan kecemasan bagi hampir semua pasien dan keluarganya. Kecemasan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memiliki objek yang spesifik. Cemas dialami secara subjektif dan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KECEMASAN 1.1. Pengertian Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Komunikasi Terapeutik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst kemudian menjadi anxiety berarti kecemasan yaitu suatu kata yang digunakan oleh Frued untuk menggambarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kecemasan 1. Defenisi Kecemasan adalah keadaan yang menggambarkan suatu pengalaman subyektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori 1. Kecemasan Situasi yang mengancam atau yang dapat menimbulkan stres dapat menimbulkan kecemasan pada diri individu. Atkinson, dkk (1999, p.212) menjelaskan kecemasan merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Stres 2.1.1 Pengertian Menurut Hawari (2001), stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. terapeutik, komunikasi interpersonal, persiapan tindakan operasi dan kecemasan.
8 BAB II TINJAUAN TEORI Dalam tinjauan teoritis ini akan dibahas tentang konsep dasar hubungan terapeutik, komunikasi interpersonal, persiapan tindakan operasi dan kecemasan. 2.1. Konsep Hubungan terapeutik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan adalah sinyal peringatan; memperingatkan akan adanya bahaya yang akan terjadi dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres 2.1.1 Definisi Stres dan Jenis Stres Menurut WHO (2003) stres adalah reaksi atau respon tubuh terhadap tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health,
Lebih terperinciGangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif
Gangguan Ansietas, Fobia, dan Obsesif kompulsif Ns Wahyu Ekowati MKep., Sp J Materi Kuliah Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) www.unsoed.ac.id 1 Tujuan pembelajaran Menyebutkan kembali
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian Stres Menurut Vaughan dan Hogh (2002) stres adalah suatu kondisi psikologis yang terjadi ketika suatu stimulus diterima sebagai suatu hambatan atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik, keadaan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan tubuh ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan istilah yang menggambarkan keadaan khawatir dalam kehidupan sehari-hari (Dalami, 2005). Kecemasan dapat ditimbulkan dari peristiwa sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan tindakan melahirkan janin yang sudah mampu hidup beserta plasenta dan selaput ketuban secara transabdominal melalui insisi uterus. Seksio sesarea
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
Lebih terperinciBAB II KONSEP TEORI. Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu
BAB II KONSEP TEORI A. Pengertian Perubahan sensori persepsi, halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang internal / eksternal (Carpenito,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan kesehatan tidak terlepas dari pembelajaran praktik bagi mahasiswa. Ketika pembelajaran praktik, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya maupun lingkungan luarnya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat membedakan antara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali kehidupan, masa pensiun dan penyesuaian diri dengan peran-peran sosial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Lanjut Usia Menurut Santrock (2006) masa lanjut usia (lansia) merupakan periode perkembangan yang bermula pada usia 60 tahun yang berakhir dengan kematian. Masa ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan jenis gangguan mental paling sering terjadi di dunia dengan prevalensi lebih dari 15%, dengan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Istilah kecemasan
Lebih terperinciFRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI
FRUSTRASI & STRESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu membedakan antara frustrasi dan stress Mengerti gejala stress Mampu menjelaskan terjadinya stress Menguraikan cara-cara mengatasi stress
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam segala proses kehidupan komunikasi merupakan hal paling pokok. HAM (Hubungan Antar Manusia) bisa terjadi tidak lain karena adanya sistem komunikasi. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koping 2.1.1 Pengertian Koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan
Lebih terperinciINFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN)
Lampiran 1 Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis Kelamin: INFORMED CONCENT (SURAT PERSETUJUAN) Setelah mendapat penjelasan dan pemahaman tentang manfaat dari relaksasi autogenik dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama 2.1.1 Pengertian Kecemasan atau dalam Bahasa Inggris adalah anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciMenurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut
Konsep kenyamanan Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM
Lebih terperinciBAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
1 BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa setelah merdeka. Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dikembangkan sejalan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Beban Kerja 1.1 Defenisi Beban kerja Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR
PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
Lebih terperinciKONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA
KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan perawatan umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar adalah suatu kerusakan integritas pada kulit atau kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia, radiasi dan arus listrik. Berat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ansietas 2.1.1. Definisi Kecemasan atau ansietas adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih memerlukan perhatian yang serius. 1 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan
Lebih terperinciARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN
ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien Dalam konteks teori consumer behaviour, kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman pasien setelah mendapatkan pelayanan rumah sakit. Kepuasan
Lebih terperinci