BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang Pengertian Gudang Gudang adalah fasilitas khusus yang bersifat tetap, yang dirancang untuk mencapai target tingkat pelayanan dengan total biaya yang paling rendah. Gudang dibutuhkan dalam proses koordinasi penyaluran barang, yang muncul sebagai akibat kurang seimbangnya proses penawaran dan permintaan. Kurang seimbangnya antara proses permintaan dan penawaran mendorong munculnya persediaan (inventory), persediaan membutuhkan ruang sebagai tempat penyimpanan sementara yang disebut sebagai gudang (Lambert, 2001). Definisi gudang menurut Lambert (2001) adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-inprocess, finished goods) pada dan antara titik sumber (point-of-origin) dan titik konsumsi (point-of-cumsumption), dan menyediakan informasi kepada manajement mengenai status, kondisi, dan disposisi dari item-item yang disimpan Apple (1990). Menjelaskan tentang masalah penyimpanan menembus keseluruh perusahaan, sejak penerimaan, melewati produksi sampai pengiriman. Aktivitas perancangan, persoalan penyimpanan menyeluruh dapat dipecah kedalam kategori-kategori berikut (Apple, 1990): 1) Penerimaan (receiving), selama proses penerimaan dan sebelum penyaluran. 2) Persediaan (inventory), penyimpanan bahan baku dan barang yang dibeli jadi. sampai diperlukan produksi. 3) Perlengkapan yaitu barang bukan produktif yang digunakan untuk mendukung fungsi produktif. 4) Ditengah proses yaitu barang setengah jadi dan sedang menunggu operasi 5

2 selanjutnya. 5) Komponen jadi yaitu yang sedang menunggu perakitan (dapat juga disimpan pada daerah ditengah proses atau daerah perakitan). 6) Sisa yaitu bahan, bagian, produk dsb, yang akan diproses kembali menjadi bentuk yang berguna lagi. 7) Buangan yaitu penumpukan, pemilihan, dan penyaluran barang yang tidak berguna lagi. 8) Macam- macam yaitu peralatan, perlengkapan dsb, yang tidak berguna untuk digunakan kembali pada masa yang akan datang. 9) Produk jadi yaitu produk yang siap di produksi atau disimpan pada jangka waktu yang cukup lama Kapasitas Gudang Salah satu yang sangat mempengaruhi berfungsi atau tidaknya suatu gudang adalah kapasitas gudang itu sendiri. Dalam menentukan kapasitas gudang, maka keadaan yang harus dipertimbangkan adalah keadaan maksimum. Gudang mencapai keadaan maksimum pada saat sediaan pengemas belum dipakai, terjadi keterlambatan pemakaian bahan, sedangkan pesanan datang lebih cepat (Lechman, 2008). Untuk menghitung besarnya kapasitas gudang yang harus dipenuhi, maka diperlukan data tentang (Lechman, 2008): 1) Jumlah pesanan (order quantity) dalam suatu periode tertentu dilakukan. 2) Besarnya persediaan pengemas yang ditentukan. 3) Variasi lead time. 4) Fluktuasi pemakaian. 6

3 2.1.3 Gudang Produk jadi Gudang produk jadi berhubungan dengan penyimpanan yang rapih dan pengeluaran produk jadi. Gudang ini bertanggung jawab atas (Apple, 1990): 1) Penerimaan produk jadi dari produksi. 2) Menyimpan barang dengan aman da rapi. 3) Pengambilan pesanan untuk pengiriman. 4) Pengepakan untuk pengiriman. 5) Menyimpan catatan yang tepat. Tujuan umum dari metode penyimpanan barang adalah (Apple, 1990) 1). Penggunaan volume bangunan yang maksimum. 2). Penggunan waktu, buruh dan perlengkapan yang sangkil. 3). Kemudahan pencapaian bahan. 4). Pengangkutan barang yang cepat dan mudah. 5). Identifikasi barang yang baik. 6). Pemeliharaan barang yang maksimum. 7). Penampilan yang rapih dan tersusun. 2.2 Aktivitas Gudang Aktivitas yang mendominasi di gudang lebih banyak pada kegiatan mencari, mengambil, menyiapkan, sampai menyerahkan barang yang diminta (order picking), maka layout gudang perlu dibuat untuk memotret kelancaran seluruh kegiatan tersebut. Pada dasarnya desain layout gudang merupakan pengaturan tata letak yang mengikuti system operasi gudang (order-picking system) yang telah ditetapkan. Mula-mula diperlukan penetapan dimana posisi setiap kegiatan (penerimaan, pengambilan, peenyimpanan, pemeriksaan dan pengiriman) serta diperhatikan pula keterkaitan antar pihak-pihak tersebut. 7

4 Secara umum fungsi-fungsi dan aliran dari aktivitas gudang menurut (Tomkins, 1996) adalah sebagai berikut : Reserve Storage & Pallet picking Case picking Broken case picking Direct put away to primary Direct put away to rese Accumulation, sortation, packing Receiving Cross-docking Shipping Gambar 2.1 Fungsi aliran aktivitas gudang (Tomkins, 1996) a) Aktivitas Dasar Adapun aktifitas dasar gudang yaitu sebagai berikut (Apple, 1990): 1) Receiving (Unloading), yaitu a. Penerimaan barang yang datang sesuai dengan aturan perusahaan atau gudang. b. Manajemen bahwa kualitas dan kuantitas material sesuai dengan pesanan. c. Penempatan material digudang atau ke bagian atau departemen lain yang memerlukan. 2) Putaway, yaitu aktivitas penempatan material atau produk yang telah dibeli digudang. Termasuk aktivitas material handling verifikasi lokasi material produk dan penempatan material atau produk tersebut. 8

5 3) Storage, yaitu penyimpanan material sementara sambil menunggu material tersebut digunakan untuk proses selanjutnya atau dikirim kepada bagian yang memerlukan atau pelanggan. Metode penyimpanan dan penanganan produk atau material tergantung pada ukuran, kualitas dan karakteristik produk atau material tersebut. 4) Order picking, yaitu proses pemindahan dari gudang untuk memenuhi permintaan tertentu. Proses ini merupakan wujud pelayanan gudang kepada para pemakai dan konsumennya. 5) Shipping (Loading), yaitu Proses pemeriksaan kesempurnaan pesanan. 6) finish good ke kendaraan dan siap untuk dikirm ke konsumen. b) Aktivitas Tambahan Prepackaging, yaitu aktivitas ini dilakukan apabila barang yang diterima dalam satuan bulk besar hendak disimpan dengan kemasan yang lebih kecil agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan atau konsumen (Apple, 1990). 2.3 Tujuan Gudang Tujuan dari adanya tempat penyimpanan dan fungsi dari pergudangan secara umum adalah memaksimalkan pengunaan sumber-sumber yang ada disamping memaksimalkan pelayanan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas.sumber daya gudang dan pergudangan adalah ruangan, peralatan dan personil.pelanggan membutuhkan gudang dan fungsi pergudangan untuk dapat memperoleh barang yang diinginkan secara tepat dan dalam kondisi yang baik. Maka dalam perancangan gudang dan system pergudangan diperlukan untuk halhal berikut ini (Purnomo, 2004): 1) Memaksimalkan penggunaan ruang. 2) Memaksimalkan menggunakan peralatan. 3) Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja. 9

6 4) Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material dan penerimaan barang. 2.4 Perancangan Layout Fasilitas Gudang Menurut Moore (1962), perancangan layout fasilitas menganalisis, membentuk, konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan barang dan jasa. Rancangan ini umumnya digambarkan sebgai rencana lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan, dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara singkat, ekonomis dan aman. Umumnya tujuan keseluruhan rancang fasilitas adalah membawa masukan (bahan, pasokan, dan lain-lain) melalui setiap fasilitas dalam waktu singkat yang memungkinkan, dengan biaya yang wajar. Dalam batasan industri, makin singkat beban berada dalam pabrik, makin kecil keharusan pabrik menanggung beban buruh dan ongkos tak langsung. Dalam perencanaan layout gudang ini pada dasarnya akan merupakan proses pengurutan dari suatu perencanaan layout yang sistematis. Urutan proses tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Menentukan gudang 2. Ongkos Material Handling (OMH), ongkos diganti dengan jarak 3. Tabel Skala Prioritas (STP) 4. Activity Relationship Chart (ARC) 2.5 Activity Relationship Chart (ARC) Activity Relationship Chart (ARC) adalah peta yang menggambarkan tingkat hubungan antar bagian-bagian atau kegiatan yang terdapat dalam suatu perusahaan industri. Setiap kegiatan atau aktivitas dalam industri manufaktur saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, bahwa setiap kegiatan itu perlu tempat untuk melaksanakannya (Muther,1995). 10

7 Kegiatan tersebut berupa aktivitas produksi, pelayanan kebutuhan karyawan, administrasi, inventory, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu maka dalam perancangan tata letak fasilitas harus dilakukan penganalisaan yang optimal untuk mencegah adanya penghamburan waktu dan biaya akibat harus terselenggaranya suatu aktivitas. Teknik untuk menganalisa hubungan antar aktivitas yang ada adalah dengan menggunakan activity relationship chart (ARC). Teknik ini dikemukakan oleh Richard Muthler yang mengatakan bahwa Hubungan antar aktivitas ditunjukan dengan tingkat kepentingan hubungan antar aktivitas. Hubungan ini digambarkan dengan lambang warna dan huruf. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini. Tabel 2.1 Karakteristik Hubungan Antar Aktivitas Derajat Kedekatan Deskripsi Kode Warna A Mutlak perlu didekatkan merah E Sangat penting untuk didekatkan kuning I Penting untuk didekatkan hijau O cukup/biasa biru U Tidak penting putih X Tidak dikehendaki berdekatan coklat Selain simbol simbol yang ada pada tabel 2.2, diharuskan juga mencantumkan alasan alasan yang memberikan penjelasan mengapa simbol atau warnu tersebut digunakan. Yang terpenting adalah bahwa alasan tersebut harus sesuai dengan tingkat hubungan aktivitas yang digambarkan. Untuk selengkapnya contoh alasan yang digunakan menyatakan tingkat kepentingan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini. 11

8 Tabel 2.2 Karakteristik Alasan Hubungan Antar Aktivitas No. Alasan 1 Menggunakan catatan yang sama 2 Menggunakan personil yang sama 3 Menggunakan ruangan yang sama 4 Tingkat hubungan personil 5 Tingkat hubungan kertas kerja 6 Urutan aliran kertas 7 Menggunakan aliran kerja yang sama 8 Menggunakan peralatan dan fasilitas yang sama 9 Ribut, kotor, dan lain lain 10 Lain - lain yang mungkin perlu 2.6 Jenis Layout Gudang Menurut (Miranda & Tunggal, 2003) perencanaan kapasitas ini sangat penting, apabila saat pendirian suatu pabrik atau akan memperluas suatu kegiatan. Dengan memperkirakan besarnya arus barang, maka direncanakan pula besarnya gudang. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan besar kapasitas gudang antara lain: 1. Besar ukuran dari masing-masing barang yang hendak disimpan. Semakin besar ukuran barang akan memerlukan ruang yang sangat besar. 2. Waktu tenggang (lead time) dari pemesanan barang, kalau waktu tenggang lebih cepat maka ruang penyimpanan harus semakin besar. 3. Jumlah atau banyaknya barang yang harus disimpan dan frekuensi keluar masuknya barang. Makin banyak barang yang disimpan akanmembutuhkan ruang gudang lebih besar. Apabila frekuensi keluar masuknya barang lebih kecil berarti banyak menumpuk digudang. 4. Faktor yang hendak diambil oleh pihak manajemen gudang yang meliputi faktor kehabisan barang. Faktor kekurangan tempat penyimpanan pada saat barang tiba di gudang 12

9 Selain ditentukan oleh besar ruangan, kapasitas gudang juga ditentukan oleh cara mengatur letak barang yang disimpan (layout ruang gudang). Gudang dengan tata ruang sembarangan dan berserakan tentunya kurang efisien dibandingkan dengan gudang yang tata ruangnya diatur dengan rapi. Selain hal tersebut diatas, terdapat hal lain yang harus diperhatikan, yaitu jenis barang yang disimpan apakah barang tersebut termasuk: a. Fast moving, yaitu barang sirkulasinya cepat, biasanya berupa barang-barang yang laku cepat. b. Slow moving, yaitu barang yang sirkulasinya lambat, biasanya berupa barangbarang yang lakunya lambat. 2.7 Fungsi Gudang Manfaat gudang dalam logistik dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari segi ekonomi dan pelayanan (Miranda & Tunggal. 2003): A. Manfaat ekonomi Manfaat gudang dari segi ekonomi yaitu apabila keseluruhan biaya logistik mengalami penurunan dengan adanya pemanfaatan satu atau beberpa fasilitas gudang. Empat jenis manfaat ekonomi dari pemanfaatan gudang, yaitu ; 1. Consolidation Pemanfaatan gudang sebagai consolidation yaitu gudang berfungsi sebagai tempat penerimaan dan konsolidasi material dari beberapa manufaktur (produsen). Sebelum selanjutnya akan didistribusikan kepada konsumen dalam transportasi tunggal 2. Break bulk and crossdock Pemanfaatan gudang sebagai Break bulk dan Cross Dock sebenarnya hampir dengan pemanfaatan gudang sebagai consolidation Hanya dalam break bulk dan CrossDock tidak dilakukan proses penyimpanan. 13

10 3. Processing/Postponement Pemanfaatan gudang sebagai Processing atau Postponement yaitu pada gudang tersebut dilakukan proses penundaan dengan melakukan proses manufaktur ringan terhadap produk atau material. 4. Stockpilling Pemanfaatan gudang sebagai Stockpililing yaitu gudang berfungsi untuk menyiman produk yang sifatnya musiman. Ketika tiba musim dimana jumlah permintaan akan produk tinggi, dengan adanya gudang maka produk dapat didistribusikan kepada konsumsi. B. Manfaat Pelayanan (service benefits) Manfaat pelayanan yang diperoleh dengan pemanfaatan yang diperoleh dengan pemanfaatan gudang dalam logistik mungkin tidak dapat mengurangi biaya, namun dapat memperbaiki pelayanan dengan mengurangi waktu pengiriman dan kapabilitas tempat. Berikut ini adalah penjelasan dari manfaat pelayanan : 1. Spot Stock Pemanfaatan gudang sebagai Spot Stock paling umum digunakan dalam saluran distribusi, khususnya untuk produk personal.perusahaan lebih memilih untuk mendapatkam produknya digudang agar dapat mengurangi waktu pengiriman produk ke konsumen. 2. Assortment Pemanfaatan gudang sebagai assortment yaitu gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan kombinasi produk sebagai abtisipasi terhadap permintaan konsumen. 3. Mixing Pemanfaatan gudang sebagai Mixing hampir sama dengan Break Bulk, hanya dalam Mixing maka melibatkan beberapa manufaktur atau supplier yang berbeda. 14

11 4. Prodution Support Pemanfaatan gudang sebagai Production Support yaitu gudang tersebut berfungsi sebagai gudang suplly bagi penyediaan bahan baku atau material yang akan digunakan dalam proses produksi. 5. Market Presence Pemanfaatan gudang sebagai Market Presence yaitu dengan adanya gudang lokal, yaitu gudang yang posisinya lebih dekat dengan konsumen, maka dapat memberikan respon yang lebih baik terhadap kebutuhan konsumen dengan mengirimkan produk lebih cepat kepada konsumen. 2.8 Fungsi yang ada dalam Pergudagan Sebagian orang beranggapan bahwa pergudangan hanya berfungsi sebagai tempat penyipanan barang, padahal banyak aktivitas yang ada pada pergudangan bukan hanya sekedar menaruh material kedalam dan mengeluarkannya dari dalam gudang tersebut. Pergudangan dapat dibedakan menjadi 3 fungsi dasar, yaitu (Purnomo, 2004) : A. Movement (Perpindahan) material yang terdiri dari: a. Receiving (penerimaan). b. Transfer (perpindahan). c. Order Selection (melakukan penyeleksian barang-barang). d. Shipping (pengiriman). B. Storage (penyimpanan). a. Temporare (sementara). b. Semi-Permanen. c. Transfer informasi. 15

12 2.9 Penyimpanan (storage) Penyimpanan merupakan proses penahanan barang sewaktu menunggu permintaan untuk dikeluarkan. Proses penahanan barang tersebut dilakukan disatu tempat yang berupa gudang. Jadi gudang atau storage merupakan tempat untuk menyimpan barang baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikirim kepelanggan. Sebagian besar gudang yang digunakan untuk menyimpan barang ditempatkan pada lokasi tertentu sampai barang tadi diperlukan di dalam proses produksi. Bentuk gudang akan tergantung ukuran dan kuantitas dari komponen didalam persediaan dan karakter sistem penanganan. (Sitompul, 2010). Penyimpanan didalam gudang barang jadi bisa mencapai waktu yang cukup lama itu berdasarkan kebutuhan barang itu sendiri, sehingga ada beberapa macam tipe penimpanan didalam gudang yaitu dari macam-macam produk, produk yang mungkin tingkat umurnya pendek hanya menyimpan dalam skala waktu beberapa lama, akan tetapi produk yang umur produknya lama bisa menyimpan dalam waktu yang cukup lama, sehingga perlu membutuhkan tempat penyimpanan atau (storage). 2.9 Perencanaan gudang Setelah mengenali beberapa penyimpanan yang potensial dalam perusahaan, kemudian perlu mempertimbangkan prosedur perancangan yang dibutuhkan. Dalam hal ini, semua gudang akan dikelompokan sebagai gudang saja karena pengumpulan data, analisis dan proses perencanaan sama untuk semua kategori (Apple, 1990). Tujuan umum dari metode penyimpanan barang adalah (Apple, 1990) 1. Penggunaan volume bangunan yang maksimum. 2. Penggunaan waktu, buruh dan perlengkapan yang sangkil. 3. Kemudahan pencapaian bahan. 16

13 4. Pengangkutan barang yang cepat dan mudah. 5. Identifikasi barang yang baik. 6. Pemeliharaan barang yang maksimum. 7. Penampilan yang rapih dan tersusun Kebutuhan ruang (Space Requirement) Space Requirement adalah Produk yang ditempatkan pada lokasi yang lebih spesipik dan hanya satu jenis produk saja yang ditempatkan pada lokasi penyimpanan tersebut dan metode ini merupakan bagian dari dedicated storage. Kebutuhan ruang pada gudang untuk setiap lokasi peletakan produk dapat dihitung dari kebutuhan penyimpanan maksimum produk tersebut (Apple, 1990) Manajemen Pergudangan Manajemen memiliki cakupan antara lain (Priambodo, 2007): 1). Mengatur orang petugas (SDM). 2). Mengatur penerimaan barang. 3). Mengatur penataan atau penyimpanan barang. 4). Mengatur pelayanan akan permintaan barang. Adapun sasaran pengelolaan gudang (manajemen pergudangan) adalah (Priambodo, 2007): 1. Fasilitas a. Penyediaan serta pengaturan yang baik terhadap fasilitas/perlengkapan/ peralatan yang dibutuhkan dalam gudang. b. Memungkinkan pemeliharaan yang baik dan mudah untuk semua fasilitas gudang. c. Fleksibilitas terhadap perubahan. 17

14 2. Tenaga kerja a. Penggunaan tenaga kerja seefektif mungkin. b. Mengurangi resiko kecelakaan. c. Memungkinkan pengawasan yang baik. 3. Barang a. Menghindari kerusakan barang ataupun yang mempengaruhi kualitasnya. b. Menghindari terjadinya kehilangan barang. c. Mengatur letak agar hemat tempat atau ruang. d. Pengaturan aliran keluar-masuknya barang Definisi Perencanaan Tata Letak Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas (facilities layout) dapat didefinisikan sebagai perancangan tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna memanjang kelancaran proses produksi, dimana dalam pengaturan tersebut akan dilakukan pemanfaatan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang lainnya, kelancaran gerakan pemindahan bahan (material handling), penyimpanan bahan (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil kerja dan sebagainya. Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan pengaturan tata letak dari mesin, peralatan, aliran bahan, dan orang-orang yang bekerja di masing-masing stasiun yang ada. Tahap tahap dalam perencanaan fasilitas secara tradisional dikemukakan sebagai berikut (Tompkins, 1996): 1. Definisikan masalah (define the problem). 2. Lakukan analisis terhadap masalah tersebut (analyze the problem). 3. Buat beberapa alternative rancangan (generate alternative design). 4. Lakukan evaluasi terhadap alternative yang dikemukakan (Evalute the alternatives). 18

15 5. Pilih rancangan terbaik (select the preferred design). 6. Implementasikan rancangan tersebut (implementthe design) Biaya Gudang Evaluasi kinerja merupakan kegiatan yang paling efektif yang dapat dilakukan dalam manajemen logistik. Salah satu penyebab penerapan manajemen rantai pengadaan terintegrasi, tidak mudah dilaksanakan karena sangat sulit bagi perusahaan menentukan biaya pada masing-masing tahapan atau proses. Kebutuhan mengelola logistik sebagai sebuah system integrasi berpangaruh terhadap dikelompokan menjadi biaya dalam kelompok besar, hal ini tidak memungkinkan kita melakukan analisa rinci biaya logistik sebenarnya (Hill, 2001). Karena kekuragan dan kinerja data kinerja logistik, secara umum analisa dilakukan berdasarkan: 1. Pengaruh terhadap total biaya. 2. Pengaruh terhadap penjualan. Pada saat ini perusahaan umumnya mendesain system akutansi biayanya berdasarkan cost centre atau biaya yang terjadi pada masing-masing fungsi didalam perusahaan misalnya purchasing, production, sales, marketing. Hal ini akan menyulitkan proses perhitungan biaya logistik yang merupakan suatu proses yang melalui berbagai fungsi tersebut. Ongkos Material Handling merupakan perhitungan biaya pada tiap masingmasing ongkos di dalam gudang, Ongkos Material Handling biasa dilakukan pada perhitungan di gudang yaitu berupa ongkos orang (tenaga kerja) maupun mesin. Pemindahan bahan atau material adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi. Aktivitas ini merupakan aktivitas non produktif sebab tidak 19

16 memberikan nilai perubahan apa-apa terhadap material atau bahan yang dipindahkan, tidak akan terjadi perubahan bentuk, dimensi, maupun sifat-sifat fisik atau kimiawi dari material yang berpindah. Kegiatan pemindahan bahan atau material tersebut akan menambah biaya (cost). Dengan demikian sebisa mungkin aktivitas pemindahan bahan tersebut diminimasi atau paling tepat untuk menekan biaya pemindahan bahan tersebut adalah memindahkan bahan pada jarak yang sependek-pendeknya dengan mengatur tata letak fasilitas produksi atau departmen yang ada. Material handling adalah aliran bahan yang harus direncanakan secermatcermatnya sehingga material (bahan) akan bisa dipindahkan pada saat dan menuju lokasi yang tepat. Biaya material handling dengan mudah akan dapat dihitung. Biasanya biaya material handling akan proporsional dengan jarak pemindahan material dan pengukuran jarak akan bisa dilaksanakan dengan sederhana bilamana layout dari fasilitas produksi tersebut bisa digambarkan. Biaya material handling seringkali akan sangat dipengaruhi oleh desain layout itu sendiri. Karena biaya material handling proporsional dengan jarak perpindahan material, maka pemilihan tipe layout itu sendiri sudah akan memberi pengaruh terhadap jumlah biaya material handling. Beberapa ongkos material handling yang ada pada perusahaan PT.PG Rajawali I Jatitujuh: Berikut rumus perhitungan Ongkos Material Handling (OMH) Perhitungan berdasarkan dari hasil wawancara dari pihak terkait : a) Ongkos pekerja kuli panggul Biaya kuli panggul = Upah pekerja/hari x jumlah orang x jumlah hari kerja b) Ongkos biaya listrik dihitung dalam satu tahun Biaya listrik = Biaya satu hari x jumlah hari kerja/pemakaian c) Ongkos biaya kebersihan Biaya kebersihan = upah pekerja x Jumlah pekerja x jumlah hari kerja 20

17 d) Ongkos biaya keamanan Biaya keamanan = Upah pekerja x jumlah pekerja x periode Perhitungan berdasarkan dari hasil rumus OMH sumber (Weygandt & Jerry, 2011) Metode Garis Lurus (Straight Line Method) Dalam metode ini penentuan besar penyusutan selama umur ekonomis sama besar, sehingga jika dibuatkan grafiknya terhadap waktu, dan akumulasi biaya akan berupa garis lurus. Rumus Straight Line Method a) Ongkos Forklift Depresiasi Jarak angkutan tiap jam Total biaya Total biaya = Biaya (maintenance + bahan bakar + depresiasi + operator) Ongkos Material Handling Forklift 21

18 b) Ongkos Conveyor Depresiasi Jarak angkutan tiap jam Total biaya Total biaya = Biaya (maintenance + bahan bakar + depresiasi + operator) Ongkos Material Handling Conveyor Straight Line Depreciation (SLD) / Depresiasi Garis Lurus Metode depresiasi garis lurus (SLD) adalaha metode paling sederhana dan yang paling sering dipakai dalam perhitungan depresiasi asset, karena metode ini relative sederhana. Metode ini pada dasarnya emberikan hasil perhitungan depresiasi yang sama setiap tahun selama umur perhitugan aset. Maka, nilai buku asset setiap akhir thun jika dibuatkan grafiknya akan membentuk garis lurus (Giatman.M) : 22

19 Rp Book value 1/n(i-s) SLD s n Jumlah aset yang didepresisasi (i-s) Grafik Depresiasi Garis Lurus Gambar 2.2 Parameter - parameter yang diperlukan dalam perhitungan ini adalah nilai investasi, umur produktif aset/lamanya aset akan dikenakan depresiasi, nilai sisa asset pada akhir umur produktif aset. Rumus : Di mana: SLD = Jumlah depresiasi per tahun I = Investasi (nilai aset awal) S = Nilai sisa asset akhir umur produktif N = Lamanya asset akan di depresiasi Jumlah asset yang telh didepresiasi selama t tahun adalah : Nilai buku (book value) tiap akhir t tahun depresiasi adalah: 23

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Gudang Gudang merupakan bagian dari sistem logistik yang digunakan untuk menyimpan produk (raw material, part, goods-in-process, finished goods), antara titik sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Misi, Manfaat dan Fungsi Gudang Gudang dapat didefinisikan sebagai tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam produksi sampai

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA GUDANG BAHAN BAKU DAN BARANG JADI DENGAN METODE SHARE STORAGE DI PT. BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG

ANALISIS PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA GUDANG BAHAN BAKU DAN BARANG JADI DENGAN METODE SHARE STORAGE DI PT. BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG 25 Dinamika Teknik Januari ANALISIS PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA GUDANG BAHAN BAKU DAN BARANG JADI DENGAN METODE SHARE STORAGE DI PT. BITRATEX INDUSTRIES SEMARANG Antoni Yohanes Dosen Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS 7 Definisi Pabrik Pabrik/Industri setiap tempat dimana faktor-faktor seperti : manusia, mesin dan peralatan (fasilitas) produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Persediaan 2.1.1 Uji Kenormalan Liliefors Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 engertian engendalian ersediaan ersediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Dalam melaksanakan aktivitas produksi suatu barang, setiap perusahaan, baik perusahaan jasa atau pun perusahaan perdagangan serta perusahaan manufaktur pasti mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan

Lebih terperinci

III BAB I PENDAHULUAN

III BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Suatu sistem manajemen rantai pasok memiliki peranan penting untuk meningkatkan kinerja dalam setiap aktivitas industri. Salah satu faktor pendukungnya adalah gudang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rancang Bangun Menurut George M Scott yang diterjemahkan oleh Jogiyanto HM dalam bukunya yang berjudul Analisa dan Desain Sistem Informasi, perancangan didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang merupakan salah satu bagian terpenting dari seluruh proses pabrik. Gudang dapat didefinisikan sebagai suatu tempat atau bangunan yang dipergunakan untuk menimbun,

Lebih terperinci

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

SISTEM PENANGANAN MATERIAL SISTEM PENANGANAN MATERIAL 167 Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material secara ekonomis dan aman. Material handling dirancang menggunakan metode yang tepat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Menurut Apple (1990), Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses

Lebih terperinci

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material Definisi 1. Material handling adalah ilmu dan seni memindahkan, menyimpan, melindungi, dan mengontrol/ mengawasi material. 2. Material handling merupakan penyediaan material dalam jumlah yang tepat, pada

Lebih terperinci

Perancangan Tata Letak

Perancangan Tata Letak Materi #2 TIN314 Perancangan Tata etak Fasilitas Perancangan Tata etak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitas-fasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin,

Lebih terperinci

2 pemakaian. Istilah 'warehouse' digunakan jika fungsi utamanya adalah sebagai buffer dan penyimpanan. Jika tambahan distribusi adalah fungsi utmanya,

2 pemakaian. Istilah 'warehouse' digunakan jika fungsi utamanya adalah sebagai buffer dan penyimpanan. Jika tambahan distribusi adalah fungsi utmanya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan produk berupa kaleng kemasan. Sehingga keberadaan warehouse sangat

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Persediaan merupakan aset terbesar yang dimiliki supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaanya melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset. Manajemen persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Dasi (2008), melakukan penelitian yang berlokasi di CV. Pandanus Internusa untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Tata Letak Pabrik Salah satu kegiatan rekayasa industri yang paling tua adalah menata letak fasilitas. Dan tata letak yang baik selalu mengarah kepada perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan 5.1.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal Pada kondisi awal lantai produksi, pengaturan tata letak pada PT IKP cenderung menempatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gudang adalah bagian dari sistem logistik perusahaan yang menyimpan produk-produk (raw material, parts, goods-in-process, dan finished goods) pada dan antara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam siklus

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam siklus BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory dan Klasifikasinya Inventory meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS Disusun Oleh Tim Dosen dan Asisten PLO 2017 LABORATORIUM KOMPUTASI DAN ANALISIS SISTEM JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat antar perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan asing yang diakibatkan oleh faktor globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEOI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5. Analisa Perancangan Tata Letak dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP). 5.. Activity Relationship Chart (ARC). Langkah awal yang dilakukan untuk merancang tata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Nastiti (UMM:2001) judul: penerapan MRP pada perusahaan tenun Pelangi lawang. Pendekatan yang digunakan untuk pengolahan data yaitu membuat Jadwal

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dilakukan beberapa analisa seperti yang dijelaskan berikut ini: 5.1 Analisa Aliran Material dengan From To

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri yang pesat, baik industri yang berskala besar maupun industri menengah ke bawah. Pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Definisi Tata Letak Fasilitas 1) Menurut Sritomo (1992, p52), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas - fasilitas fisik

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT By: Rini Halila Nasution, ST, MT Alat, bahan dan pekerja harus diatur posisinya sedemikian rupa dalam suatu pabrik, sehingga hasilnya paling efektif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Tata Letak Pabrik atau Fasilitas Tata letak pabrik atau fasilitas produksi dan area kerja adalah masalah yang kerap kali kita jumpai dalam teknik

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Taufik Martha Andrianta 1, Slamet Setio Wigati 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Gambaran Umum Persediaan dan Strategi Manajemen Persediaan. Hesti Maheswari SE., M.Si. Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Persediaan. Gambaran Umum Persediaan dan Strategi Manajemen Persediaan. Hesti Maheswari SE., M.Si. Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Persediaan Gambaran Umum Persediaan dan Strategi Manajemen Persediaan Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi S1 Manajemen Definisi Barang persediaa adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Logistik Menurut Bowersox (2000: 13), manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE

PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE 64 Dinamika Teknik Juli PERANCANGAN TATA LETAK GUDANG DENGAN METODE SHARED STORAGE Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Dosen Fakultas Teknik Universitas Stikubank Semarang DINAMIKA TEKNIK Vol. V, No. 2 Juli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Gudang adalah bangunan yang dipergunakan menyimpan barang dagangan. Penggudangan adalah kegiatan menyimpan dalam gudang (Warman, 2010). Pergudangan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perancangan Fasilitas Apple (1990) menginterpretasikan perancangan fasilitas sebagai penentuan bagaimana unsur perancangan fasilitas mendukung pencapaian tujuan fasilitas.

Lebih terperinci

BAB 2 PROSES BISNIS PERUSAHAAN

BAB 2 PROSES BISNIS PERUSAHAAN BAB 2 PROSES BISNIS PERUSAHAAN 2.1 Proses Bisnis Utama Rata - rata produksi semester pertama tahun 2006 antara 3-4 juta unit (4,5 juta di bulan Juli 2006) dan proses bisnisnya adalah sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

SISTEM ALIRAN MATERIAL

SISTEM ALIRAN MATERIAL SISTEM ALIRAN MATERIAL 207 Pentingnya Perencanaan Pola Aliran Material Perencanaan pola aliran material menjadi dasar untuk rancangan dasar dari fasilitas dan efisiensi seluruh operasi Keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah satu

Lebih terperinci

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL Oleh: Ir. R. Budi Setiawan, M.M., CISCP Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Persediaan secara umum dapat didefinisikan sebagai barang yang disimpan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi dan Pengolahan Data Hasil ekstrasi data yang penulis peroleh dari lapangan antara lain : 1) Ekstrasi data mesin, dapat dilihat pada halaman lampiran (halaman 99)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dapat berakibat terhentinya proses produksi dan suatu ketika bisa

BAB I PENDAHULUAN. produk dapat berakibat terhentinya proses produksi dan suatu ketika bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tersedianya produk yang cukup merupakan faktor penting guna menjamin kelancaran proses produksi. Persediaan yang terlalu banyak atau persediaan yang terlalu sedikit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

di CV. NEC, Surabaya

di CV. NEC, Surabaya Perbaikan Tata Letak Gudang Mesin Fotokopi Rekondisi di CV. NEC, Surabaya Indri Hapsari 1 dan Albert Sutanto 2 Teknik Industri Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut Surabaya Email: indri@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION

TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION TATA LETAK PABRIK KULIAH 1: INTRODUCTION By: Rini Halila Nasution, ST, MT TUJUAN Setelah mengikuti perkuliahan Tata Letak Pabrik, mahasiswa diharapkan mampu memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan analisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas dan Tata Letak Perencanaan fasilitas dan tata letak merupakan kegiatan menganalisis, bentuk konsep, merancang dan mewujudkan sistem bagi pembuatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69%

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan kategori SKU Berdasarkan Penggunaan Pallet 31% 69% BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang Logistic Service, adapun usaha yang dijalani yaitu Container Depot, Forwardinng Service, Port Management, Stevedoring,

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PERENCANAAN DISTRIBUSI

STRATEGI DAN PERENCANAAN DISTRIBUSI STRATEGI DAN PERENCANAAN DISTRIBUSI Oleh: Dr. Zaroni, CISCP., CFMP. Head of Consulting Division Supply Chain Indonesia Model bisnis sektor ritel mengalami perubahan besar dalam satu dekade terakhir ini.

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture)

Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture) Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture) Isana Arum Primsari Teknik Industri FTI Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email: i_prisa@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang yang dibeli/diproduksi/dimiliki oleh perusahaan yang akan dijual kembali sebagai aktivitas atau kegiatan normal perusahaan

Lebih terperinci

Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT. Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No Semarang

Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT. Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No Semarang PERANCANGAN TATA LETAK DEPARTEMEN PACKING PADA PT. MAITLAND SMITH INDONESIA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARC DAN CRAFT Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT 1 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O

Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Metode Pengendalian Persediaan Tradisional L/O/G/O Perencanaan Persediaan Input data yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan jumlah dan periode siklus waktu antar pemesanan/ pembuatan adalah: Total

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektur, sipil,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan 5.1.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal Pada kondisi awal lantai produksi, pengaturan tata letak pada PT TFI cenderung menempatkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA

PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA PERBAIKAN TATA LETAK GUDANG KALENG DI SURABAYA Indri Hapsari, Benny Lianto, Yenny Indah P. Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut, Surabaya Email : indri@ubaya.ac.id PT. JAYA merupakan

Lebih terperinci

Disain Jejaring (Network Design)

Disain Jejaring (Network Design) Disain Jejaring (Network Design) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Gambaran Disain Jejaring Jejaring Fasilitas Perusahaan Kebutuhan pergudangan Analisis

Lebih terperinci

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi 1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Bahan baku utama yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai tata letak fasilitas sudah dilakukan oleh banyak peneliti terdahulu dengan tempat dan analisis yang berbeda antara satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia usaha dituntut untuk berkinerja dengan efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI Ade Putri K 1, Alifah K 2, Finda Arwi M 3, Rizqy W 4, Virda Hersy L. S 5, Wakhid Ahmad Jauhari

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi BABTI KAJIAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Persediaaan adalah sumber daya menganggur (idle resource) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan

Lebih terperinci

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Jurnal Teknik Industri, Vol.1,.1, Maret 2013, pp.29-34 ISSN 2302-495X Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage Ayunda Prasetyaningtyas A. 1, Lely

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Persediaan di sepanjang supply chain memiliki implikasi yang besar

Lebih terperinci