BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas konseling behavioral dengan teknik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas konseling behavioral dengan teknik"

Transkripsi

1 78 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian mengenai efektivitas konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Singaraja ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian eksperimental (quasi eksperiment) menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan teknik desensitisasi sistematis dan pada kelompok kontrol mendapatkan perlakuan konvensional yang diberlakukan di sekolah. Perlakuan konvensional disini maksudnya adalah perlakuan yang biasa diberikan oleh konselor sekolah. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut. Tabel Desain Quasi Eksperiment KE O 1 X 1 O 2 KK O 1 X 2 O 2 Keterangan : KE : Kelompok Eksperimen. KK : Kelompok Kontrol X 1 : Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis X 2 : Perlakuan Konvensional O 1 : Pretest O 2 : Posttest 78

2 79 Adapun rancangan quasi eksperiment uji keefektifan Teknik Desensitisasi Sistematis dapat dijabarkan dalam gambar berikut. Preetest Treatment Posttest Kelompok Eksperimen Teknik Desensitisasi Sistematis Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Perlakuan konvensional Kelompok Kontrol Gambar 3.1. Rancangan Quasi Eksperiment B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Dalam penelitian ini dimaksud populasi penelitian adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Adapun populasi target dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Singaraja, sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Singaraja tahun akademik Dipilih kelas X SMA Negeri 2 Singaraja sebagai populasi penelitian ini karena : 1) Siswa kelas X SMA Negeri 2 Singaraja mendapatkan perlakukan konvensional (Layanan Bimbingan Konseling) secara rutin oleh guru pembimbing/konselor sekolah, sehingga peneliti mencoba membandingkan perlakukan konvensional tersebut dengan perlakukan (treatment) yang peneliti berikan sesuai dengan rancangan penelitian yang dibuat peneliti, (2) Siswa kelas

3 80 X tersebut baru memasuki jenjang sekolah baru yang sudah tentunya menyesuaikan diri dalam berbagai situasinya, khususnya dalam menghadapi ujian, apalagi standar nilai minimal yang harus dicapai siswa dalam mata pelajaran mencapai 8,0. Kondisi tersebut sudah tentunya menimbulkan kecemasan pada diri siswa (3) Sebagai persiapan awal dalam menghadapi Ujian Nasional saat kelas XII nanti yang sudah tentunnya diliputi berbagai persoalan khususnya masalah kecemasan. Jumlah populasi dalam penelitian ini cukup banyak, maka penelitian ini dilakukan terhadap sampel. Dalam mengambil sampel, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswa yang memiliki permasalahan kecemasan yang tinggi dalam menghadapi ujian. Adapun langkahlangkah dalam menentukan sampel dalam penelitian ini yaitu:1) langkah pertama adalah memberikan pretes kepada seluruh siswa kelas X, yang bertujuan untuk mengetahui siswa manakah yang mengalami kecemasan yang tinggi dalam menghadapi ujian. Instrumen penelitian diberikan setelah dijudgement oleh pakar; 2) Langkah selanjutnya adalah menentukan proporsi siswa yang mengalami kecemasan yang tinggi pada masing-masing kelas, 3) Dari jumlah siswa yang kecemasannya tinggi dibagi menjadi dua kelompok secara random, yaitu eksperimen dan kontrol. Berdasarkan ketentuan kaidah teknik eksperimen maka jumlah sampel yang digunakan adalah 48 orang. Dari jumlah tersebut maka dirandom menjadi dua kelompok dengan cara melakukan undian yang diambil oleh masing-masing sampel sehingga masing-masing sampel berkesempatan untuk terpilih dalam kelompok. Setelah terbentuk dua kelompok, maka jumlah

4 81 sampel pada kelompok eksperimen dan kontrol masing-masing berjumlah 34 orang siswa. Adapun tabel jumlah populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian No Subjek Jumlah 1 Populasi Sampel 68 3 Kelompok Eksperimen 34 4 Kelompok Kontrol 34 C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel yang dilibatkan Sugiyono (2008:61) mengungkapkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemuadian ditarik simpulan. Penelitian ini memiliki dua variabel utama yaitu variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel), variabel terikat adalah faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan pengaruh variabel bebas, sedangkan variabel bebas adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh pelaksana eksperimen untuk menentukan hubungannya dengan fenomena yang di observasi. Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini terdiri dari du variabel, yaitu : 1). Variabel bebas yaitu kecemasan menghadapi ujian, dan 2). Variabel terikat yaitu Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis.

5 82 2. Definisi Operasional a. Kecemasan Menghadapi Ujian Mengacu pada teori kecemasan yang diungkapkan oleh Casbarro, J (2005 :23) dan berdasarkan beberapa definisi para ahli, maka yang dimaksud kecemasan menghadapi ujian dalam penelitian ini adalah suatu kondisi psikologis dan fisiologis siswa yang tidak menyenangkan yang ditandai pikiran, perasaan dan perilaku motorik yang tidak terkendali yang memicu timbulnya kecemasan dalam menghadapi ujian. Adapun kondisi yang tidak terkendali dan tidak menyenangkan tersebut yaitu: sulit konsentrasi, bingung memilih jawaban yang benar, mental blocking, khawatir, takut, gelisah, gemetar pada saat menghadapi ujian (ulangan). Kecemasan dalam penelitian ini adalah berfokus pada kecemasan menghadapi ujian (ulangan semester), khususnya pada mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, seperti matematika, fisika, kimia dan bahasa inggris. Adapun aspek kecemasan menghadapi ujian dalam penelitian ini dapat dikategoriken menjadi tiga aspek yaitu manifestasi kognitif, afektif, dan perilaku motorik yang tidak terkendali. Adapun penjelasan tentang aspek dan indicator kecemasan menghadapi ujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manifestasi kognitif yang tidak terkendali adalah munculnya kecemasan sebagai akibat dari cara berpikir siswa yang tidak terkondisikan yang seringkali memikirkan tentang malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi dalam menghadapi ujian. Adapun indikator manifestesi kognitif dalam kecemasan menghadapi ujian yaitu:

6 83 a).sulit konsentrasi. Sulit konsentrasi dalam menghadapi ujian adalah suatu aktivitas berpikir siswa yang tidak bisa focus terhadap masalah yang akan diselesaikannya dalam menghadapi ujian. Sulit konsentrasi dalam ujian ditunjukkan dengan kesulitan dalam membaca dan memahami pertanyaan ujian, kesulitan berpikir secara sistematis, kesulitan mengingat kata kunci dan konsep saat menjawab pertanyaan essai atau uraian. b).bingung Bingung, adalah perasaan yang timbul saat siswa harus mengambil suatu keputusan yang sulit dalam menjawab soal ujian oleh karena terdapat beberapa laternatif jawaban yang menurutnya benar atau salah karena pikirannya. Dalam kondisi pikiran yang bingung tersebut sehingga tidak dapat memilih jawaban yang benar. c).mental blocking Mental blocking adalah hambatan secara mental / psikologis yang menyelubungi pikiran siswa saat ujian sehingga tidak bisa berpikir dengan tenang. Manifestasi (kemunculan) mental blocking ditunjukkan dengan pertanda bahwa saat membaca pertanyaan ujian, tiba-tiba pikiran seperti kosong (blank) dan kemungkinan tidak mengerti alur jawaban yang benar saat ujian atau bahkan lebih cemas lagi karena kehabisan waktu dalam pengerjaan soal ujian. 2) Manifestasi afektif yang tidak terkendali adalah kecemasan muncul sebagai akibat siswa merasakan perasaan yang berlebihan saat

7 84 menghadapi ujian yang diwujudkan dalam bentuk perasaan khawatir, gelisah dan takut dalam menghadapi ujian terutama pada mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Berdasarkan definisi tersebut, maka indikator kondisi afektif dalam kecemasan menghadapi ujian, yaitu: a).khawatir Khawatir adalah perasaan terganggu akibat bayangan/pikiran buruk yang dibuat oleh siswa sendiri dan dibayangkan akan terjadi saat menghadapi ujian. Bayangan dan pikiran buruk yang dimaksud yaitu merasa khawatir apabila soal ujian terlalu sulit untuk dijawab, perkiraan antara apa yang dipelajari tidak keluar dalam ujian. b).takut Takut adalah suatu perasaan tidak berani menghadapi sesuatu yang pada perasaannya akan mendatangkan bencana bagi siswa saat menghadapi ujian. Rasa takut tersebut membuat siswa menjadi tidak berdaya untuk berpikir dengan baik karena selalu dibayangi oleh bencana yang dibayangkan karena kemungkinan tidak bisa mendapatkan nilai yang memuaskan, takut tidak lulus, dan takut duduk paling depan sehingga tidak bisa tenang dalam ujian. c).gelisah Gelisah adalah perasaan tidak tentram yang dialami siswa saat ujian sehingga membuatnya tidak percaya diri untuk bisa menghadapi ujian dengan baik. Rasa gelisah dalam menghadapi ujian muncul karena siswa tidak bisa menemukan jawaban soal yang sulit, waktu yang disediakan

8 85 dirasa tidak cukup dan merasa gelisah ketika ada siswa yang sudah mendahului selesai mengerjakan soal ujian. 3) Perilaku motorik yang tidak terkendali adalah gerakan tidak menentu seperti gemetar dan tegang pada otot yang dirasakan oleh siswa ketika menghadapi ujian. Berdasarkan definisi tersebut, maka indikator perilaku motorik dalam kecemasan menghadapi ujian, yaitu: a).gemetar Gemetar adalah suatu gerakan yang dilakukan tanpa sengaja, karena merasakan suatu ancaman ketika menghadapi ujian seperti diharuskan untuk menjawab soal dengan cepat, diharuskan duduk di depan dan keterbatasan waktu yang tersedia saat ujian. Semua gerakan ini tanpa disadari dan dapat mempengaruhi tangan, lengan, kepala, wajah, pita suara dan kaki. b. Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Mengacu pada teori yang dikemukanan oleh Wolpe, maka yang dimaksud dengan Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis dalam penelitian ini adalah teknik yang diterapkan untuk membantu siswa guna memperbaiki pola tingkah lakunya dengan melakukan desensitisasi atau gerak-gerak relaksasi yang menyenangkan untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian. Desensitisasi sistematis digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif dalam situasi menghadapi ujian, dan menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan kondisi kecemasan menghadapi ujian yang hendak

9 86 direduksi tersebut. Desensitisasi sistematis diarahkan kepada mengajar konseli untuk menampilkan suatu respon yang tidak konsisten dengan kecemasan sehingga tercapai kondisi yang rileks dan nyaman. Gerakan relaksasi ini memungkinkan siswa untuk dapat mencapai kondisi yang nyaman dan rileks sehingga dapat menghadapi ujian dengan tenang. Dalam teknik-teknik relaksasi, konseli dilatih untuk santai dan mengasosiasikan keadaan santai dalam pengalaman tentang kecemasan yang dibayangkan dan divisualisasikan seterusnya sedikit demi sedikit dihilangkan seiring dengan kondisi rileks yang diciptakan oleh konseli, dan juga dilatih untuk menghilangkan ketegangan pada pikiran dan menciptakan kondisi rileks pada tubuh. Melalui penerapan desensitisasi sistematis, siswa dapat lebih nyaman dalam menghadapi permasalahan yang terkait dengan kecemasan. Siswa juga dianjurkan untuk dapat melatih Teknik Desensitisasi di rumah supaya tetap berada dalam situasi yang tenang. Dengan demikian, siswa pada nantinya dapat melakukan aktivitas dan mengikuti ujian tanpa rasa cemas yang tinggi. D. Pengembangan Instrumen Penelitian Data yang dikumpulkan adalah data tentang kecemasan menghadapi ujian pada siswa kelas X. Data tersebut diperoleh menggunakan instrumen kuisioner kecemasan pola Likert, baik pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) Secara operasional, pengembangan kuesioner kecemasan menghadapi ujian dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut, yaitu : (1) Menyusun kisi-kisi instrumen, (2) Merumuskan butir pernyataan, (3) Melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Ketiga langkah ini dijelaskan sebagai berikut, yaitu :

10 87 1. Menyusun Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan Untuk mengukur kecemasan siswa menghadapi ujian, digunakan skala kecemasan pola Likert dengan lima rentangan jawaban secara bertingkat, yaitu : sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Dimana skor bergerak dari skor satu sampai dengan lima. Pada pernyataan yang positif, responden yang menjawab Sangat Sesuai (SS) diberi skor 5, Sesuai (S) diberi skor 4, Kurang Sesuai (KS) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Bila pernyataan negatif, maka penskoran sebaliknya. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka tingkat kecemasannya semakin tinggi (sangat cemas) atau sebaliknya. Adapun kisi-kisi kuesioner disajikan dalam tabel 3.3. Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan Menghadapi Ujian Variabel Aspek Sub Aspek Indikator Nomor Item Jumlah Item Kecemasan menghadapi ujian 1. Manifestasi Kognitif yang tidak terkendali a. Ketegangan Pada pikiran 2. Manifestasi a. Perasaan akan Afektif yang terjadinya hal tidak terkendali buruk 3. Perilaku motorik a. Melakukan yang tidak gerakan tanpa terkendali disengaja 1) Sulit 1-5 Konsentrasi 2) Bingung 3) Mental blocking 1) Khawatir ) Takut ) Gelisah ) Gemetar Jumlah

11 88 2. Merumuskan butir-butir pernyataan Berpedoman terhadap kisi-kisi kuesioner kecemasan, sebagaimana telah disajikan dalam tabel 3.2, maka selanjutnya disusunlah butir-butir pernyataan. Adapun contoh pernyataan kuesioner kecemasan dapat disajikan seperti pernyataan di bawah ini, yaitu : - Saya sulit fokus saat menghadapi ujian mata pelajaran yang sulit. - Seolah-olah daya ingat menurun ketika dihadapkan pada soal ujian Setelah pernyataan-pernyataan tersusun, agar kuesioner kecemasan dapat digunakan dengan baik sebagai metode pengumpulan data penelitian, maka selanjutnya dilakukan kajian standarisasi instrumen dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas (keandalan) perangkat kuesioner kecemasan. 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Ada 2 persyaratan pokok dari instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian yakni validitas dan reliabilitas (Hamzah et.al, dalam Sutanaya, 2005:74).Validitas berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes dan seberapa cermat tes melakukan pengukurannya, atau dengan kata lain validitas tes berhubungan dengan ketepatan tes tersebut terhadap konsep yang akan diukur sehingga betul-betul bisa mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,2008).Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Program SPSS 17.0 For Windows. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner kecemasan menghadapi ujian. Kuesioner tersebut diberikan 2 kali, yaitu : pre-test diberikan untuk mengetahui profil umum kecemasan dan untuk menentukan sampel penelitian dan posttest diberikan setelah pemberian perlakuan berakhir.

12 89 a. Uji Validitas Isi dan Konstruk Instrumen Validasi isi dan konstruk kuesioner kecemasan ini langsung dikonsultasikan pada 3 orang pakar/judgest dengan format analsis yang sudah disediakan. Penilaian terhadap kuesioner ini dilakukan oleh tiga orang pakar (judgest), yaitu orang yang memiliki keahlian dalam bidang penyusunan instrumen/kuesioner. Penilaian ini dilakukan untuk menentukan validitas isi (content validity) dari kuesioner kecemasan menghadapi ujian yang telah disusun. Validitas isi adalah validitas yang ditentukan oleh derajat representativitas butir-butir tes yang telah disusun telah mewakili keseluruhan materi yang hendak diukur tersebut. Instrumen tersebut dinyatakan valid setelah dianalisis oleh ketiga pakar tersebut dan dinyatakan untuk bisa dijadikan sebagai instrumen penelitian untuk diuji di lapangan sebelum disebarkan pada subjek penelitian. Adapun ketiga pakar (judgest) yang menilai isi dan konstruk kuesioner kecemasan menghadapi ujian dalam penelitian ini adalah : Dr. Budi Susetyo,M.Pd yang memberikan saran untuk memperjelas pernyataan item dengan aspek dan indikator, item mudah dipahami oleh siswa dan fokus dengan teori kecemasan yang digunakan. Dr. Ilfiandra,M.Pd memberikan saran untuk membuat pernyataan dalam bentuk item negatif karena ingin mengetahui intensitas perilaku, harus jelas SPOK dalam membuat pernyataan dan lebih mengarah ke psikis dan bukan klinis. Prof. Dr. H. Ahmad Juntika Nurhisan,M.Pd., memberikan saran untuk tidak menggunakan kata-kata yang bermakna kontinyuitas seperti sering dan selalu dalam membuat item pernyataan. Berdasarkan penilaian ketiga pakar tersebut, dari 40 jumlah item

13 90 tersebut dilakukan perbaikan redaksi kalimat dan memperjelas maksud setiap item pernyataan. Setelah dinilai oleh para pakar, maka selanjutnya dilakukan uji keterbacaan instrumen pada siswa kelas X di sekolah yang berbeda. b. Uji Validitas Butir Instrumen Setelah dilakukan uji validitas isi dan konstruk berdasarkan penilaian para pakar/judgest, maka selanjutnya dilakukan uji validitas butir. Instrumen kecemasan ujian tersebut disebarkan pada responden yang sudah ditentukan untuk mengetahui validitas butirnya. Untuk menguji validitas butir digunakan korelasi product moment, yaitu korelasi antara skor butir dengan skor totalnya. Untuk menentukan validitas butir instrumen, dipergunakan rumus product moment, yaitu : r xy N XY X Y n X X Y Y 2 (Sutrisno Hadi.2005 :33) Keterangan : X r n Y X 2 Y 2 XY = Koefesien korelasi = Banyaknya responden = Jumlah skor variabel bebas = Jumlah skor variabel terikat = Jumlah kuadrat skor variabel bebas = Jumlah kuadrat skor variabel terikat = Jumlah hasil kali skor variabel bebas dan terikat

14 91 Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan harga r xy dengan harga tabel kritik r product moment, dengan ketentuan r xy dikatakan valid apabila r xy > r tabel pada taraf kepercayaan 5%. Perhitungan dalam menentukan validitas butir ini menggunakan bantuan program microsoft excel Berdasarkan hasil perhitungan melaui program microsoft excel 2007 didapatkan jumlah kuesioner yang valid adalah 30 item dan sisanya dinyatakan tidak valid. Adapun rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas ditampulkan pada tabel berikut. Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Uji Validitas Butir Kuesioner Kecemasan Menghadapi Ujian Aspek Sub Aspek Indikator Item r tabel r xy Ket 1. Manifestasi a) Ketegangan 1) Sulit 1 0,312 0,759 Valid Kognitif pada pikiran Konsentrasi 2 0,312 0,688 Valid yang 3 0,312 0,617 Valid tidak terkendali 4 0,312 0,671 Valid 5 0,312 0,289 Drop 2) Bingung 6 0,312 0,591 Valid 7 0,312 0,379 Valid 8 0,312 0,322 Valid 9 0,312 0,300 Drop 10 0,312 0,339 Valid 11 0,312 0,259 Drop 3) Mental 12 0,312 0,321 Valid Blocking 13 0,312 0,522 Valid 14 0,312 0,274 Drop 15 0,312 0,417 Valid 16 0,312 0,434 Valid 2. Manifestasi a) Perasaan 1) Khawatir 17 0,312 0,278 Drop Afektif akan terjadinya 18 0,312 0,335 Valid yang tidak hal buruk 19 0,312 0,351 Valid terkendali 20 0,312 0,370 Valid 21 0,312 0,591 Valid 22 0,312 0,303 Drop

15 92 2) Takut 23 0,312 0,285 Drop 24 0,312 0,495 Valid 25 0,312 0,485 Valid 26 0,312 0,396 Valid 27 0,312 0,469 Valid 28 0,312 0,256 Drop 29 0,312 0,329 Valid 3) Gelisah 30 0,312-0,08 Drop 31 0,312 0,410 Valid 32 0,312 0,581 Valid 33 0,312 0,399 Valid 34 0,312 0,493 Valid 35 0,312 0,526 Valid 36 0,312 0,495 Valid 3. Perilaku motorik a. Melakukan 1) Gemetar 37 0,312 0,425 Valid tidak terkendali gerakan tanpa 38 0,312 0,356 Valid disengaja 39 0,312 0,327 Valid 40 0,312-0,28 Drop Berdasarkan hasil analisis uji validitas instrumen di atas, maka dapat dibuat rekapitulasi item yang valid dan tidak valid (drop). Dari hasil analisis tersebut didapatkan 30 item yang dinyatakan valid dan 10 item dinyatakan drop atau tidak valid. c. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas merujuk pada ketetapan/keajegan alat ukur dalam menilai apa yang diinginkan akan memberikan hasil yang relatif sama. Artinya, instrument tersebut dapat dipercaya untuk mengukur karena sifatnya tetap sehingga dapat memberikan hasil yang dipercaya juga. Untuk mencari reliabilitas instrumen adalah menentukan alpha crobach (r). Analisis Reliabilitas Instrumen penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach yang dianalisis dengan Program SPS 17.0 For Windows.

16 93 r n k k SD t 2 1 SDi SD 2 t Sumber : Dantes, Nyoman (2007) Keterangan : r n = Koefesien Reliabilitas k = Banyaknya Butir Tes SD t 2 = Simpangan Baku Skor Total SD i 2 = Simpangan Baku Skor Butir ke-i Dasar pengambilan keputusannya adalah : Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut reliabel. H a diterima, (jika r Alpha > r tabel tapi bertanda negatif, H a tetap akan ditolak) dan Jika r Alpha positif dan r Alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel. H a ditolak. Sugiyono (1999:149) menjelaskan bahwa kualifikasi normatif nilai koefisien reliabilitas ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 3.5. Kriteria Nilai Koefisien Reliabilitas Koefesien Korelasi Kualifikasi 0,00 0,19 Sangat rendah 0,00 0,19 Rendah 0,40 0,59 Sedang 0,60 0,79 Tinggi 0,80 1,00 Sangat Tinggi Pada pengujian reliabilitas dalam penelitian ini, koefisien Alpha (α) dicari menggunakan program microsof office 2007.

17 94 Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program microsof office 2007 didapatkan nilai Alpha Cronbach 0,87 dan r tabel 0,312 pada taraf signifikansi 5 %. Jelas terlihat bahwa r Alpha > r tabel (0,87>0,312). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kuesioner kecemasan menghadapi ujian dinyatakan reliabel. Nilai reliabilitas sebesar 0,87 tersebut berada pada katagori sangat tinggi berdasarkan pada tabel koefesien reliabilitas. Perhitungan uji reliabilitas terlampir. E. Prosedur Analisis Data Prosedur analisis data disajikan dalam beberapa kajian yaitu : Pengujian Persyaratan Analisis dan Metode Analisis Data yang dijabarkan sebagai berikut. 1. Pengujian Persyaratan Analisis a. Uji normalitas Pada penelitian ini diupayakan pengujian normalitas sebaran data. Uji normalitas adalah dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas sebaran data dilakukan dengan cara membandingkan nilai Kolmogorov- Smirnov dan Probabilitas dengan nilai signifikannya adalah 0,05. Dengan dasar pengambilan keputusan bahwa : P dari koefesien K-S > 0,05, maka data berdistribusi normal, dan P dari koefesien K-S < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Uji normalitas dikenakan pada pretest dan posttest kelompok eksperimen dan control. Perhitungan dalam pengujian normalitas sebaran data ini menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.

18 95 2. Metode Analisis Data a. Deskripsi Data Data yang diperoleh melalui kuesioner kecemasan yang telah diujicobakan perlu untuk dideskripsikan kembali, ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan kecemasan siswa dalam menghadapi ujian. Dalam penelitian ini kuesioner dipergunakan untuk mengetahui rerata skor pretest untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa dan skor posttest untuk mengetahui rerata skor setelah masing-masing kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang menentukan efektif tidaknya teknik desensitisasi sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian pada siswa. Data dalam penelitian ini dideskripsikan dengan perbandingan rerata empiris data tingkat kecemasan siswa amatan awal dan akhir kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan teknik desensitisasi sistematis. b. Teknik Analisis Data Tujuan dari analisis data dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahui dari penelitian ini, yaitu ingin mengetahui Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian. Adapun perhitungan analisis datanya menggunakan program SPSS for windows. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini ada dua yaitu analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dari pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Sedangkan analisis data kualitatif menggunakan analisis non-statistik (berupa pernyataan kata-kata) yaitu

19 96 dengan mendeskripsikan dan memberikan makna terhadap hasil analsisi data. Adapun analisis data dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Analisis Profil Umum Tingkat Kecemasan Ujian pada Siswa Analisis terhadap profil tingkat kecemasan menghadapi ujian dilakukan untuk menentukan krtiteria kecemasan pada kategori : sangat cemas,cukup cemas dan tidak cemas. Adapun prosedurnya adalah berikut: a) Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: Skor maksimal ideal = Jumlah soal x skor tertinggi b) Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: Skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah. c) Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: Rentang Skor= Skor maksimal ideal Skor minimal ideal d) Mencari interval skor dengan rumus : Interval skor = Rentang skor/3 (Sudjana,1996) Berdasarkan langkah perhitungan tersebut didapatkan kriteria tingkat kecemasan menghadapi ujian dengan menggunakan rentang skor, sehingga didapatkan kriteria sangat cemas, cukup cemas dan tidak cemas. Rincian tabel distribusi kecemasan menghadapi ujian disajikan pada tabel 3.6 Tabel 3.6 Kriteria Umum Kecemasan Menghadapi Ujian No Interval Keterangan Sangat Cemas Cukup Cemas Tidak Cemas

20 97 2) Analisis Profil Kecemasan Menghadapi Ujian Berdasarkan pada Aspek-aspeknya Analisis terhadap profil tingkat kecemasan menghadapi ujian berdasarkan pada aspek-aspeknya dilakukan untuk menentukan kategori : sangat cemas, cukup cemas dan tidak cemas. Adapun prosedurnya adalah berikut: a) Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: Skor maksimal ideal = Jumlah soal x skor tertinggi b) Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: Skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah. c) Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel dengan rumus: Rentang Skor= Skor maksimal ideal Skor minimal ideal d) Mencari Interval skor = Rentang skor/3 (Sudjana,1996) Berdasarkan langkah perhitungan tersebut didapatkan kriteria tingkat kecemasan menghadapi ujian berdasarkan aspek-aspeknya. Rekapitulasi tabel distribusi kecemasan menghadapi ujian berdasarkan pada aspekaspeknya disajikan pada tabel 3.7 berikut. Tabel 3.7 Frekuensi Kecemasan Menghadapi Ujian Berdasarkan pada Aspek-aspeknya Aspek Interval Keterangan Manifestasi Kognitif Sangat Cemas yang Tidak Terkendali Cukup Cemas Tidak Cemas Manifestasi Kognitif Sangat Cemas yang Tidak Terkendali Cukup Cemas Tidak Cemas Manifestasi Kognitif Sangat Cemas yang Tidak Terkendali 8-11 Cukup Cemas 3-7 Tidak Cemas

21 98 3) Analisis Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian Pengujian efektivitas konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian dilakukan dengan melakukan uji t independent (independent sample t test) melalui analisis data tingkat kecemasan menghadapi ujian pada siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan teknik desensitisasi sistematis. Teknik ini dilakukan dengan membandingkan data normalized gain score antara kelompok eksperimen dengan kelompok control. Tujuan uji tersebut adalah untuk mengetahui data empirik tentang kefektifan teknik desensitisasi sistematis dibandingkan model lain yang diterima oleh kelompok kontrol. Perhitungan tersebut menggunakan bantuan software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 17.0 Adapun prosedur pengujian efektivitas teknik desensitisasi sistematis adalah sebagai berikut. Pertama menguji efektivitas teknik desensitisasi sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian menggunkaan uji t independent (independent sample t test). Kriteria untuk uji t tersebut berpandangan pada hipotesis statistik: Ho: µ 1 = µ 2 dan H 1 : µ 1 > µ 2. Hipotesis statistik ini yang menyatakan bahwa : H o. = Teknik desensitisasi sistematis tidak efektif untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Singaraja, H 1. = Teknik desensitisasi sistematis efektif untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Singaraja. Taraf keyakinan (α) yang digunakan sebagai kriteria dasar pengambilan keputusan hipotesisnya adalah pada taraf signifikansi

22 99 5% atau α= 0,05. Dengan demikian pengambilan keputusannya adalah : 1) Jika t hitung > t tabel, maka H o ditolak dan H 1 diterima; dan 2) Jika t hitung < t tabel, maka H o diterima dan H 1 ditolak. Apabila H 0 diterima dan H 1 ditolak, maka Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Tidak Efektif untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja, sedangkan apabila H 0 ditolak dan H 1 diterima, maka Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis Efektif untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja. Selanjutnya adalah menghitung data normalized gain (N-Gain). Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui selisih antara skor posttest dengan pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol. Apabila rata-rata kecemasan pada kelompok eksperimen lebih rendah daripada kelompok kontrol, maka dikatakan teknik desensitisasi efektif untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian. Pembuktian dilakukan uji t kembali terhadap selisih skor pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol, sehingga tergambar signifikansinya. Melalui pembuktian terhadap ketiga uji t, maka dapat diketahui efektif tidaknya konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian. F. Posedur Pelaksanaan Penelitian Melakukan suatu penelitian ilmiah diperlukan prosedur yang terstruktur untuk menentukan arah dan ketepatan pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan,

23 100 dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar tahapan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang kecemasan dan teknik Desensitisasi Sistematis yang merupakan salah satu teknik dalam Konseling Behavioral. b. Menyusun kuesioner penelitian untuk divalidasi oleh judgest/pakar sebagai prasyarat sebelum disebarkan ke responden/siswa untuk validasi selanjutnya. Sebelum disebarkan ke siswa, maka dilakukan uji keterbacaan pada beberapa siswa supaya kuesioner yang dibuat bisa dipahami oleh siswa sesuai dengan jenjang kelas, yaitu siswa kelas X SMA. Kuesioner ini berfungsi untuk mengukur tingkat kecemasan menghadapi ujian yang dialami oleh siswa. c. Pelaksanaan tes awal (pretest) pada seluruh siswa kelas X yang berjumlah 6 kelas untuk mengetahui profil kecemasan menghadapi ujian, baik secara umum maupun berdasarkan pada aspek-aspeknya. Pretest ini dilaksanakan di awal sebelum pemberian perlakuan. d. Menyusun program hipotetik teknik desensitisasi sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian. Program yang dibuat divalidasi oleh judgest/pakar sebagai penimbang layak tidaknya program yang dibuat bisa diterapkan dalam penelitian. Tujuan pembuatan program tersebut adalah sebagai dasar untuk melaksanakan segenap kegiatan yang direncanakan dalam penelitian.

24 101 e. Menentukan sampel penelitian menggunakan teknik random sampling. Sampel penelitian didapat dari siswa yang teridentifikasi sangat cemas dalam menghadapi ujian. Siswa yang sudah teridentifikasi tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan teknik desensitisasi sistematis dan kelompok kontrol yang diberi perlakuan konvensional. 2. Tahap Pelaksanaan Adapun beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut. a. Pelaksanaan Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis untuk Mereduksi Kecemasan dengan langkah sebagai berikut: 1) Menetapkan jadwal pelaksanaan perlakuan sesuai dengan hasil kesepakatan terhadap sampel pada kelompok eksperimen dan pertimbangan pihak sekolah. 2) Mengkondisikan kelompok yang sudah ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sehingga tahu dengan baik kegiatan yang akan diikuti oleh mereka. 3) Menyiapkan media yang mendukung seperti instrument music untuk relaksasi dalam penerapan teknik desensitisasi sitematis. Adapun media tersebut sudah terpilih sesuai dengan pertemuan yang dijadwalkan. 4) Memberikan perlakuan teknik desensitisasi sistematis pada kelompok eksperimen. Intervensi teknik desensitisasi dalam penelitian ini diberikan sebanyak 7 (tujuh) sesi yang mengacu pada program efektivitas yang

25 102 telah dirancang. Adapun rincian pemberian perlakuannya yaitu : 2 sesi untuk layanan dasar, 3 sesi untuk layanan responsif, 1 sesi untuk layanan perencanaan individual dan 1 sesi untuk layanan konseling individual. Adapun penjabaran perlakuan yang sudah dilakukan tersebut adalah sebagai berikut. Sesi 1 Sesi ini merupakan pemberian layanan dasar dengan tema Upaya Siswa untuk Dapat Mengikuti Ujian Tanpa Rasa Cemas yang Berlebihan. Strategi yang akan digunakan adalah dalam bentuk layanan informasi. Materi layanan yang dibahas adalah mengenai bagaimana upaya siswa supaya dapat mengikuti ujian dengan tenang. Pelaksanaan layanan dilakukan di ruang kelas. Pada tahap awal dalam sesi ini konselor menciptakan attending yang tepat dan menyenangkan sehingga siswa mengikuti kegiatan layanan dengan baik, selanjutnya konselor menyampaikan tujuan layanan yang dimaksud. Terlihat seluruh siswa berdisiplin untuk mengikuti kegiatan. Pada tahap awal ini salah seorang siswa diminta untuk menceritakan upaya yang sudah dilakukan untuk dapat mengikuti ujian dalam kondisi cemas yang dialaminya. Waktu untuk tahap awal ini adalah sekitar 10 menit Pada tahap inti, peneliti merumuskan tujuan yang ingin dicapai dan mendeskripsikan bagaimana upaya siswa supaya dapat menghadapi ujian dengan tenang. Siswa diajak untuk berargumentasi dan mendiskusikan mengenai upaya untuk mengikuti ujian dengan tenang. Pada saat

26 103 kegiatan berlangsung, hampir seluruh siswa aktif dalam kegiatan diskusi, sehingga proses layanan dapat berlangsung dengan baik. Waktu untuk tahap inti ini adalah sekitar 25 menit. Pada tahap akhir dalam sesi ini, dilakukan penilaian kegiatan layanan, dalam bentuk hasil observasi dan melontarkan beberapa pertanyaan ke siswa untuk mengetahui antusias siswa dalam mengikuti layanan dan daya serap terhadap layanan yang diikutinya. Di akhir kegiatan, siswa diminta untuk mengisi jurnal harian kegiatan setelah mengikuti layanan. Sesi 2 Sesi ini merupakan pemberian layanan dasar dengan tema Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian. Pemberian layanan dasar ini berlandaskan bahwa siswa perlu mengetahui beberapa aspek yang menyebabkan munculnya kecemasan menghadapi ujian dalam taraf yang mengkhawatirkan. Selanjutnya, supaya siswa dapat mengetahui gambaran awal mengenai upaya untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian. Strategi yang akan digunakan adalah dalam bentuk layanan informasi. Materi layanan yang dibahas adalah mengenai pemahaman kecemasan menghadapi ujian dan upaya untuk mereduksinya. Pada tahap awal dalam sesi ini diciptakan attending yang tepat dengan memberikan motivasi pada siswa sehingga dapat mengikuti kegiatan layanan dengan nyaman, selanjutnya konselor menyampaikan tujuan layanan yang dimaksud. Dalam tahap awal ini, siswa diminta

27 104 menceritakan bagaimana situasi dan kondisi mereka saat berada dalam situasi yang sangat cemas dalam menghadapi ujian. Waktu untuk tahap awal ini adalah sekitar 10 menit. Pada tahap inti dalam sesi ini, peneliti merumuskan tujuan yang ingin dicapai dan mendeskripsikan bagaimana kecemasan menghadapi ujian, faktor penyebab dan rancangan upaya untuk mereduksinya. Siswa diajak untuk berargumentasi dan mendiskusikan permasalahan yang disampaikannya terkait dengan kecemasan menghadapi ujian. Teknik yang digunakan dalam sesi ini adalah diskusi dan diimbangi dengan relaksasi. Waktu untuk tahap inti ini adalah sekitar 25 menit. Pada tahap akhir dalam sesi ini, peneliti melakukan penilaian kegiatan layanan, dalam bentuk hasil observasi dan melontarkan beberapa pertanyaan ke siswa untuk mengetahui antusias dan tangapan siswa dalam mengikuti layanan. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya seandainya ada yang belum dipahami oleh mereka. Siswa disuruh untuk mengisi jurnal kegiatan layanan untuk mengetahui keberhasilan layanan yang diberikan. Sesi 3 Sesi ini berjudul Mengendalikan Manifestasi Kognitif melalui Teknik Desensitisasi Sistematis. Intervensi ini bertujuan untuk melatih siswa mengendalikan manifestasi kognitif yang berlebihan, yaitu sulit konsentrasi, bingung dan mental blocking sehingga rasa sangat cemas dalam menghadapi ujian dapat direduksi. Intervensi ini dilakukan 3 (tiga) kali sesuai dengan kondisi dan waktu yang tersedia.

28 105 Pada tahap awal dalam sesi ini diawali dengan menciptakan attending yang tepat supaya siswa dapat mengikuti kegiatan dengan nyaman, selanjutnya mendorong siswa untuk mengungkapkan kondisi tidak terkendalinya manifestasi kognitif yang benar-benar dialaminya saat ujian. Waktu untuk tahap awal ini adalah sekitar 10 menit Pada tahap inti dalam sesi ini diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dan mempraktekkan teknik desensitisasi yaitu siswa dapat mengendalikan manifestasi kognitifnya sehingga rasa sangat cemas dapat direduksi. Siswa dikondisikan untuk membayangkan berada ditempat yang menyenangkan dan sejuk sambil diiringi musik relaksasi yang disediakan. Siswa diajak bersama-sama untuk mencapai keadaan rileks sampai pikirannya menjadi tenang dan nyaman, sehingga siswa benar-benar merasakan dapat mengendalikan menifestasi kognitif yang berlebihan dengan indikator tidak mengalami bingung, dapat konsentrasi dan tidak mengalami mental blocking. Waktu untuk tahap inti ini adalah sekitar 25 menit. Pada tahap akhir dalam sesi ini dilakukan penilaian intervensi kegiatan, menggunakan jurnal harian sebagai penilaian proses sesi intervensi yang diikuti siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan beberapa hal yang belum dipahami siswa terkait dengan pemberian intervensi yang dilakukan. Selanjutnya siswa diupayakan untuk melatih intervensi tersebut di rumah masing-masing secara individual. Waktu untuk tahap akhir ini dialokaskan sekitar 10 menit.

29 106 Sesi 4 Sesi ini berjudul Mengendalikan Manifestasi Afektif melalui Teknik Desensitisasi Sistematis. Intervensi ini bertujuan untuk melatih siswa mengendalikan manifestasi afektif yang berlebihan, yaitu merasa takut, khawatir dan gelisah sehingga rasa sangat cemas dalam menghadapi ujian dapat direduksi. Intervensi ini bertujuan untuk melatih siswa mengkondisikan manifestasi afektif yang tidak terkendali, yaitu merasa khawatir, takut dan gelisah sehingga rasa sangat cemas dalam menghadapi ujian dapat direduksi. Topik layanan dalam intervensi ini adalah upaya mengendalikan manifestasi afektif melalui teknik desensitisasi sistematis, sehingga siswa tidak cemas dalam menghadapi ujian. Intervensi ini juga dilakukan 3(tiga) kali. Pada tahap awal dalam sesi ini diawali dengan menciptakan attending yang tepat supaya siswa dapat mengikuti kegiatan dengan nyaman, selanjutnya mendorong siswa untuk mengungkapkan kondisi tidak terkendalinya manifestasi afektif yang benar-benar dialaminya saat menghadapi ujian. Waktu untuk tahap awal ini adalah sekitar 10 menit Pada tahap inti dalam sesi ini diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dan mempraktekkan teknik desensitisasi yaitu siswa dapat mengendalikan manifestasi afektifnya sehingga rasa sangat cemas dapat direduksi. Siswa dikondisikan untuk membayangkan berada ditempat yang menyenangkan dan sejuk sambil diiringi musik relaksasi yang disediakan. Siswa diajak bersama-sama untuk mencapai keadaan rileks sampai pikirannya menjadi tenang dan nyaman, sehingga siswa

30 107 benar-benar merasakan dapat mengendalikan menifestasi afektif yang berlebihan dengan indikator tidak merasa takut, tidak khawatir dan tidak gelisah. Waktu untuk tahap inti ini adalah sekitar 25 menit. Pada tahap akhir dalam sesi ini dilakukan penilaian intervensi kegiatan, menggunakan jurnal harian sebagai penilaian proses sesi intervensi yang diikuti siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan beberapa hal yang belum dipahami siswa terkait dengan pemberian intervensi yang dilakukan. Selanjutnya siswa diupayakan untuk melatih intervensi tersebut di rumah masing-masing secara individual. Waktu untuk tahap akhir ini dialokaskan sekitar 10 menit. Sesi 5 Sesi ini berjudul Mengendalikan Perilaku Motorik melalui Teknik Desensitisasi Sistematis. Intervensi ini bertujuan untuk melatih siswa mengkondisikan perilaku motorik yang tidak terkendali sehingga rasa sangat cemas dalam menghadapi ujian dapat direduksi. Topik layanan dalam intervensi ini adalah upaya mengendalikan perilaku motorik melalui teknik desensitisasi sistematis, sehingga siswa tidak cemas dalam menghadapi ujian. Pada tahap awal dalam sesi ini diawali dengan menciptakan attending yang tepat supaya siswa dapat mengikuti kegiatan dengan nyaman, selanjutnya mendorong siswa untuk mengungkapkan kondisi tidak terkendalinya perilaku motorik yang benar-benar dialaminya saat menghadapi ujian. Seluruh siswa diajak untuk melakukan gerakan tubuh,

31 108 yakni tangan dan bagian kepala sebagai persiapan awal melakukan relaksasi. Waktu untuk tahap awal ini adalah sekitar 10 menit Pada tahap inti dalam sesi ini diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dan mempraktekkan teknik desensitisasi yaitu siswa dapat mengendalikan perilaku motorik sehingga rasa sangat cemas dapat direduksi. Siswa dikondisikan untuk melakukan gerakan otot sambil diiringi musik relaksasi yang disediakan. Siswa diajak bersama-sama untuk mencapai keadaan rileks dan nyaman sehingga siswa benar-benar merasakan dapat mengendalikan perilaku motorik yang berlebihan dengan indikator tidak gemetar dalam menghadapi ujian. Waktu untuk tahap inti ini adalah sekitar 25 menit. Pada tahap akhir dalam sesi ini dilakukan penilaian intervensi kegiatan, menggunakan jurnal harian sebagai penilaian proses sesi intervensi yang diikuti siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan beberapa hal yang belum dipahami siswa terkait dengan pemberian intervensi yang dilakukan. Selanjutnya siswa diupayakan untuk melatih intervensi tersebut dirumah masing-masing secara individual. Waktu untuk tahap akhir ini adalah sekitar 10 menit. Sesi 6 Sesi ini merupakan pemberian layanan Perencanaan Individual dengan tema Perencanaan Siswa supaya Dapat mengikuti Ujian dengan Tenang tanpa Rasa Cemas yang Berlebihan. Layanan ini bertujuan supaya siswa memiliki perencanaan individual dalam upaya

32 109 mematangkan diri untuk dapat mengikuti ujian tanpa rasa cemas yang berlebihan. Pada tahap awal dalam sesi ini diawali dengan menciptakan attending yang tepat yakni dengan memberikan perhatian positif pada siswa karena telah bersedia mengikuti layanan. Siswa sangat antusias dalam mengikuti persiapan layanan tersebut. Siswa diajak bersama-sama untuk melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh sehingga lebih bersemangat dalam mengikuti layanan. Waktu untuk tahap awal ini adalah sekitar 10 menit. Pada tahap inti ini diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dan mendeskripsikan bagaiman perencanaan diri yang dilakukan oleh siswa supaya dapat mengikuti ujian dengan tenang tanpa rasa cemas yang berlebihan. Siswa diajak untuk berargumentasi dan mendiskusikan permasalahan yang disampaikannya terkait dengan perencanaan diri dalam menghadapi ujian. Waktu untuk tahap inti ini adalah sekitar 25 menit. Pada tahap akhir dalam sesi ini dilakukan penilaian kegiatan layanan, dalam bentuk hasil observasi dan melontarkan beberapa pertanyaan ke siswa untuk mengetahui antusias siswa dalam mengikuti layanan dan daya serap terhadap layanan yang diikutinya. Sesi 7 Pada sesi ini adalah Pemberian Layanan Konseling Individual pada siswa yang teridentifikasi sangat cemas dalam menghadapi ujian

33 110 dibandingkan siswa yang lainnya. Layanan konseling individual diberikan pada siswa yang memang mambutuhkan layanan tersebut. Terdapat dua orang siswa (ADS dan IDK) yang teridentifikasi sangat cemas dibandingkan siswa yang lainnya. Kedua siswa yang bernisial ADS dan IDK berkoordinasi dengan peneliti untuk tahu lebih lanjut mengenai upaya supaya tidak cemas dalam menghadapi ujian. Berdasarkan pada penyampaian masalah tersebut, maka dilakukan konseling individual. Konseling individual dilaksanakan di ruang konseling saat jam instirahat. Siswa yang bernisial ADS dan IDK tersebut merasa kecemasan tersebut selalu menghantuinya saat menghadapi ujian, terutama pada mata pelajaran yang sulit bagi mereka. Dalam proses konseling individual, mendapatkan suatu simpulan bersama bahwa mereka akan melatih ketenangan dan kenyamanan pikiran dan perasaan sehingga bisa mengikuti ujian dengan tenang. b. Pelaksanaan tes akhir (posttest) yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengetahui efektivitas konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian pada kelompok eksperimen dan perlakuan konvensional pada kelompok kontrol. Posttest diberikan setelah siswa selesai mengahdapi ujian akhir semester dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami siswa setelah diberikan perlakuan teknik desensitisasi sistematis dan perlakuan konvensional.hasil posttest ini adalah sebagai evaluasi tingkat keberhasilan

34 111 intervensi konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis dalam upaya untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian. 3. Analisis Data Analisis data berfungsi untuk mengetahui profil kecemasan menghadapi ujian secara umum dan berdasarkan pada aspek-aspeknya, serta mengetahui efektivitas konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis untuk mereduksi kecemasan menghadapi ujian. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam melakukan analisis data dapat dijabarkan sebagai berikut. a. Melakukan uji persyaratan statistik (keefektifan) yaitu uji normalitas data pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pada keompok eksperimen dan kelompok kontrol. b. Melakukan analisis data menggunakan uji t (skor pretest-postest kelompok eksperimen, posttest kelompok eksperimen dan kontrol, serta Gain Score kelompok eksperimen dan kontrol). Uji t menggunakan bantuan SPSS Pembahasan dan Simpulan Adapun yang dilakukan pada tahap ini adalah membahas dan menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisis data. Penjabarannya adalah sebagai berikut. a. Membahas hasil penelitian berlandaskan pada tujuan penelitian dan hasil analsis data. b. Membuat kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang dibahas serta tujuan awal yang sudah dirancang.

35 112 Adapun alur untuk mewujudkan desain quasi eksperiment dan prosedur penelitian tersebut di atas ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Identifikasi Permasalahan siswa kelas X SMAN 2 Singaraja Penentuan Masalah Berupa Kecemasan Ujian pada Siswa kelas X Studi Literatur yang Relevan Studi Lapangan Merancang Metode Penelitian (Quasi Eksperiment) Penentuan Sampel Penelitian Tes Awal (Pretest) Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Perlakuan Teknik Desensitisasi Sistematis Perlakuan Konvensional Tes Akhir (Posttest) Analisis Data Pembahasan dan Kesimpulan Gambar 3.2.Bagan Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan locus of control internal dalam pembelajaran pada siswa kelas XI SMA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN TEORI TENTANG KECEMASAN SISWA MENGHADAPI UJIAN DAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS DALAM KONSELING BEHAVIORAL...

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN TEORI TENTANG KECEMASAN SISWA MENGHADAPI UJIAN DAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS DALAM KONSELING BEHAVIORAL... DAFTAR ISI ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian tentang efektivitas teknik restrukturisasi kognitif dalam mereduksi kecemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan pemahaman dan generalisasi matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Prosedur Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Metode eksperimen diartikan sebagai metode dengan bentuk yang sistematis dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan suatu metode yang diharapkan mengungkapkan ketercapaian penelitian. Adapun metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Keefektifan Layanan Informasi tentang Bahaya Bullying untuk Meningkatkan Empati pada Peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen 81 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen (eksperimental research) dengan jenis variasi kuasi eksperimen yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Poerwanti, 2000:32) yaitu data penelitiannya bersifat numerik yang berupa gejala

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design. Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 84), pre eksperimental design seringkali dipandang sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas dengan jumlah 192 siswa. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen (percobaan). Dimana penelitian akan dibagi kedalam dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Sugiyono, (2010: 107) penelitian Eksperimental (Experimental Research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perhitungan serta pengukuran terhadap variabel dan pengujian terhadap hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. perhitungan serta pengukuran terhadap variabel dan pengujian terhadap hipotesis 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi (quasi experiment). Metode eksperimen kuasi digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental, yang dimaksud penelitian eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research). Perlakuan pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Hal ini disebabkan karena subjek yang akan diteliti merupakan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELTIAN BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu menggunakan model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau percobaan semu yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam sebuah penelitian memegang peranan penting karena salah satu ciri dari kegiatan ilmiah adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

Pretest Perlakuan Posttest AO AO 1 X AO 2 BO BO 1 BO 2

Pretest Perlakuan Posttest AO AO 1 X AO 2 BO BO 1 BO 2 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai pendekatan dan desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, instrumen penelitian,

Lebih terperinci

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, penyusunan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi. Kata komparasi dalam bahasa Inggris comparation,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan kualitatif-deskriptif untuk mengetahui proses berpikir siswa. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling islami dalam membantu meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment. Penelitian quasi experiment dengan pertimbangan bahwa metode kuasi eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment. Quasi experiment adalah eksperimen semu dimana penelitian menggunakan rancangan penelitian yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al- III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al- Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan fokus telaahan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan mengenai hubungan antara sikap terhadap pembelajaran dengan pelaksanaannya pada widyaiswara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 77) desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 75 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini, yaitu menghasilkan model pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012: 77),

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi 53 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Way Halim Kedaton Bandar Lampung. Waktu penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007) 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan capaian pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada penerapan kombinasi metode Inkuiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain penelitian berbentuk pretest-posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan sebab-akibat variabel bebas

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada 24 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 5 kelas berjumlah 150

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak di jalan Manunggal komplek KPAD, Bandung-Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan metode penelitian kuantitaftif eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Pada sub bab ini penulis akan mengenai jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, desain penelitian dan Perncanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Desain, dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian eksperimen semu). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi, di mana eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun 80 Bab III akan membahas BAB III METODE PENELITIAN pokok bahasan pada Bab III ini dimulai dari populasi rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun desain penelitian yang digunakan, dan sampel,

Lebih terperinci

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes 34 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Alur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen kuasi. Dalam penelitian, yang menjadi fokus adalah pengaruh pembelajaran PKn

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran CIRC terhadap peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah yang berlokasi di Jalan SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah yang berlokasi di Jalan SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah yang berlokasi di Jalan SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah. Waktu penelitian ini adalah pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Jenis metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Tujuan penelitian dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berkomunikasi siswa dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen semu, dengan desain yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA N 1 Sukahaji Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental design atau sering juga dikenal dengan istilah quasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental design atau sering juga dikenal dengan istilah quasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0R2R : 0R3R : 0R4R : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:77)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen semu yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada semester genap tahun pelajaran 013/014 yang terdiri dari delapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil 13 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil SMA.YPPL Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau Kuasi (Quasi Experimental) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan tujuan untuk menjaring data yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan

BAB III METODE PENELITIAN. pengelompokkan secara acak. Pembentukan kelas baru hanya akan menyebabkan 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen. Pada kuasi eksperimen ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan rancangan penelitian menjadi dua kelompok yaitu, pre experimental design (eksperimen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 3 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Udik tahun pelajaran 013/ 014 yang terdiri dari 5 kelas. Dari 5 kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment). Adapun desain penelitian yang digunakan mengacu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat, dan untuk meneliti pengaruh dari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23 30 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 76 Rawa Laut Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci