Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum Tujuan Sasaran Ruang Lingkup Pemberi Bantuan dan Sumber Pendanaan Pengertian BAB II. TUJUAN PENGGUNAAN BANTUAN PEMERINTAH Tujuan Sasaran Indikator Keberhasilan BAB III. KEGIATAN, PERSYARATAN DAN PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH Kegiatan Bantuan Pemerintah Persyaratan Penerima Bantuan Penetapan Penerima Bantuan BAB IV. BENTUK BANTUAN PEMERINTAH Pemberian Penghargaan Bantuan Sarana/Prasarana Bantuan Rehabilitasi/Pembangunan Gedung/Bangunan i

11 4.4. Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Yang Ditetapkan Oleh PA BAB V. RINCIAN JUMLAH BANTUAN PEMERINTAH Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Pengelolaan Produksi Serealia Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari Gangguan OPT dan DPI Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Pada Ditjen Tanaman Pangan BAB VI. TATA KELOLA PENCAIRAN DANA BANTUAN PEMERINTAH Bentuk Uang Bentuk Barang BAB VII. PENYALURAN DANA BANTUAN PEMERINTAH Bentuk Uang Bentuk Barang/Jasa BAB VIII. PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH, KETENTUAN PERPAJAKAN DAN SANKSI Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah Ketentuan Perpajakan Sanksi BAB IX. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Pembinaan ii

12 9.2. Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan 97 BAB X. MEKANISME PENYELESAIAN PEMBAYARAN TERTUNDA KEGIATAN TAHUN BAB XI. PENUTUP iii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017 Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2017 Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Serealia Tahun 2017 Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Padi dan Jagung Tahun 2017 Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Tahun 2017 Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan Pemerintah Kegiatan Desa Mandiri Benih, Penguatan Desa Mandiri Benih dan Bantuan Benih Padi Inbrida Tahun 2017 Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2017 Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan Pemerintah Kegiatan PPHT, PPDPI dan Pestisida Tahun 2017 iv

14 Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017 Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan Pemerintah Kegiatan Alsintan Pascapanen dan Sertifikasi Tahun 2017 Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2017 v

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Matrik Program, Kegiatan dan Output Kegiatan Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jendral Tanaman Pangan Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja Lampiran 3. Format Lampiran Pertanggung Jawaban Bantuan Operasional Lampiran 4. Format Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Format Berita Acara Serah Terima Contoh Surat Perjanjian Kerjasama Contoh Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah BMN Contoh Naskah Perjanjian Hibah BMN Contoh Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara Lampiran 10. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara Pengadaan Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota Lampiran 11. Contoh Lampiran Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara Lampiran 12. Alokasi Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA vi

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) , sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi nyata sektor pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku industri kecil dan menengah, penyumbang nyata Produk Domestik Bruto, penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyedia bahan pakan dan bio-energi dan berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Salah satu agenda NAWACITA terkait sektor pertanian adalah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, dimana dua program aksi strategis yang dicanangkan adalah membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan dan membangun kedaulatan energi berbasis kepentingan nasional. Pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk mulai dari hulu sampai hilir. Pembangunan tanaman pangan berorientasi pada peningkatan produksi (ketersediaan) dan peningkatan pendapatan. Untuk itu, faktor optimalisasi efisiensi usaha,

17 peningkatan produktivitas, peningkatan kapasitas usaha, serta peningkatan nilai tambah dan daya saing menjadi indikator penting dalam mewujudkan kedua orientasi tersebut. Subsektor tanaman pangan memiliki keragaman komoditas yang cukup banyak untuk dapat ditumbuhkembangkan sebagai sumber kehidupan bagi rakyat Indonesia. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang Daftar Komoditi Binaan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Perkebunan, dimana Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki 36 komoditi tanaman pangan sebagai tanggung jawab binaan. Arah dan kebijakan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan diprioritaskan pada padi, jagung, dan kedelai. Peningkatan produksi komoditas strategis menjadi pilihan kebijakan nasional subsektor tanaman pangan. Keberhasilan pencapaian peningkatan produksi hanya dapat diupayakan dengan menggerakkan semua sumber daya yang dimiliki, baik dari kondisi eksisting maupun melalui pengembangan potensi baru. Mengacu pada realitas yang ada, pemberian fasilitasi atau bantuan kepada pelaku usaha (petani) menjadi salah satu langkah strategis untuk mewujudkan pencapaian sasaran produksi dimaksud. 2

18 Dalam hal ini, pencapaian sasaran produksi diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani. Mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, sasaran produksi komoditi strategis yang telah ditetapkan pada tahun 2017 yaitu (a) padi sebesar ton gabah kering giling, (b) jagung sebesar ton pipilan kering, dan (c) kedelai sebesar ton biji kering. Dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran produksi tanaman pangan, pemerintah menyalurkan bantuan untuk peningkatan produksi kepada kelompok tani/gabungan kelompok tani dan penerima manfaat lainnya yang dapat memberikan kontribusi peningkatan produksi tanaman pangan. Penyaluran bantuan pemerintah secara tepat perlu diatur secara baik agar pelaksanaannya tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab serta mengakselerasi pencapaian sasaran produksi. Terkait hal tersebut, sesuai amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 dan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga beserta perubahannya, maka disusun Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran

19 1.2. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman. 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 tentang Alat dan Mesin Budidaya Tanaman. 9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya Tanaman. 10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Pangan dan Gizi. 4

20 12. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 14. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja. 15. Peraturan Presiden Nomor 172 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 16. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara. 5

21 19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga. 20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang. 21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga. 22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/ 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. 23. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 1 Tahun 2015 tentang e-tendering. 24. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Katalog Elektronik dan e-purchasing. 25. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/ OT.140/1/2007 tentang Syarat dan Tata Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat Alat dan Mesin Budidaya Tanaman. 6

22 26. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 58/Permentan/ OT.140/8/2007 tentang Pelaksanaan Sistem Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian. 27. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/Permentan/ PL.130/5/2008 tentang Pedoman Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian. 28. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/ OT.140/7/2008 tentang Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan Yang Baik (Good Manufacturing Practices). 29. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. 30. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/ OT. 140/6 Tahun 2010 tentang Pedoman Perijinan Usaha Budidaya Tanaman Pangan. 31. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/ OT.140/3/2013 tentang Pedoman Administrasi Keuangan Kementerian Pertanian. 32. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik. 33. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135/Permentan/ OT.140/12/2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 34. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/ HK.140/4/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan 7

23 Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/ 10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian Asal Tanaman (Good Handling Practices). 35. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/ RC.020/3/2016 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/ OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. 37. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/RC.110/12/2016 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran Tujuan Tujuan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 ini adalah untuk: 1. Memberikan acuan dalam melaksanakan penyaluran program/kegiatan bantuan pemerintah program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bagi petugas dan stakeholders lainnya baik di Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. 8

24 2. Memberikan petunjuk pemanfaatan dana belanja Bantuan Pemerintah kepada penerima bantuan. 3. Memberikan petunjuk bagi petugas dalam pelaksanaan pekerjaan dan pertanggungjawaban keuangan Sasaran Sasaran Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 ini adalah terlaksananya penyaluran bantuan pemerintah kepada penerima bantuan Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 mengatur mengenai pengalokasian, pencairan, penyaluran dan pertanggungjawaban Anggaran Bantuan Pemerintah yang bersumber dari APBN. Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi : 1. Dasar hukum pemberian bantuan pemerintah. 2. Tujuan penggunaan bantuan pemerintah. 3. Kegiatan, persyaratan dan penetapan penerima bantuan pemerintah. 4. Bentuk bantuan pemerintah. 5. Rincian jumlah bantuan pemerintah. 6. Tata kelola pencairan dana bantuan pemerintah. 9

25 7. Penyaluran dana bantuan pemerintah. 8. Pertanggungjawaban bantuan pemerintah, ketentuan perpajakan dan sanksi. 9. Mekanisme tunda bayar dan penyelesaian tunggakan tahun Pemberi Bantuan dan Sumber Pendanaan Pemberi bantuan pemerintah adalah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian melalui program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan. Sumber dana adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dituangkan dalam DIPA TA.2017, yang dialokasikan pada DIPA Satuan Kerja Pusat, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan Provinsi dan Tugas Pembantuan Kabupaten tersebar di 127 Satker. Untuk rincian alokasi anggaran bantuan pemerintah lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan seperti tertera pada Lampiran Pengertian Beberapa pengertian yang perlu dijelaskan sebagai berikut: 1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga Pemerintah/Non 10

26 Pemerintah. 2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 4. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. 5. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Kuasa PA untuk melakukan pengujian atas Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM). 6. Bendahara adalah orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama negara, menerima, menyimpan, dan membayar/menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara. 7. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang oleh karena negara, dan tugasnya menerima, menyimpan, 11

27 membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang dan/atau surat-surat berharga dalam rangka pelaksanaan belanja APBN oleh Kementerian Negara/Lembaga dan atau satuan kerja selaku PA/KPA. 8. Pembukuan adalah kegiatan pencatatan baik penerimaan maupun pengeluaran uang atau barang. 9. Surat Perintah Pembayaran yang selanjutnya disebut SPP adalah suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan/ppk dan disampaikan kepada PP-SPM. 10. Verifikasi adalah kegiatan pengujian terhadap suatu dokumen untuk memperoleh kebenaran sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 11. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) atau dokumen lain yang dipersamakan. 12. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. 12

28 13. Bank Pemerintah adalah bank/pos mitra kerja sebagai tempat dibukanya rekening atas nama satuan kerja untuk menampung Dana Bantuan Pemerintah yang akan disalurkan kepada penerima Bantuan Pemerintah. 14. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal Pusat di daerah. 15. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. 16. Barang Milik Negara yang selanjutnya disebut BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. 17. Calon Petani dan Calon Lokasi yang selanjutnya disebut CPCL adalah kelompok tani/gapoktan penerima bantuan benih dan lokasi lahan yang akan ditanami dengan menggunakan benih bantuan. 13

29 18. Petani adalah orang perseorangan atau korperasi, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. 19. Kelompok Tani (poktan) adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumberdaya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota. 20. Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. 21. UPJA adalah lembaga ekonomi perdesaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam maupun di luar kelompok tani/gapoktan. 22. Brigade adalah satuan mobilisasi sarana/alat mesin pertanian prapanen dan pascapanen yang dikelola dalam struktur organisasi yang jelas dan berfungsi mengkoordinir kegiatan prapanen dan pascapanen di wilayahnya. 23. Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. 14

30 24. Laporan Uji (Test Report) adalah keterangan hasil pengujian dari uji verifikasi, uji unjuk kerja, uji beban berkesinambungan, uji pelayanan dan uji kesesuaian terhadap alat dan mesin pertanian. 25. Monitoring dan Evaluasi adalah kegiatan pemantauan dari awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan. 26. Penyelesaian pembayaran tertunda adalah penyelesaian pembayaran terhadap kegiatan tahun 2016 yang telah selesai pekerjaanya sesuai kontrak/perjanjian namun belum terbayarkan sebagian atau keseluruhan yang disebabkan pemotongan/penghematan anggaran tahun 2016 sesuai dengan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016, dan pembayaran dibebankan pada DIPA Tahun Anggaran

31 BAB II TUJUAN PENGGUNAAN BANTUAN PEMERINTAH 2.1. Tujuan Mendukung peningkatan produksi padi, jagung, kedelai nasional dalam rangka pencapaian swasembada padi berkelanjutan, swasembada jagung, dan percepatan peningkatan produksi kedelai tahun Sasaran 1. Mempercepat peningkatan produksi padi, jagung kedelai untuk mempertahankan swasembada padi, dan mencapai swasembada jagung, serta mengurangi impor kedelai. 2. Menyediakan sarana produksi budidaya padi, jagung, kedelai, berupa benih, pupuk, alat mesin pasca panen, pestisida bagi kelompok tani/gapoktan/ LMDH/Koperasi/AsosiasiProfesi/Lembaga Pemerintah /Non Pemerintah, dan masyarakat/ lembaga lainnya. 3. Meringankan beban biaya usaha tani padi, jagung, kedelai bagi kelompok tani/gapoktan/lmdh/ Koperasi/Asosiasi Profesi/Lembaga Pemerintah/Non Pemerintah, dan masyarakat/lembaga lainnya peserta program. 4. Meningkatkan minat dan motivasi petani berusahatani tanaman padi, jagung, kedelai 16

32 5. Mendorong petani menerapkan teknologi budidaya padi, jagung, kedelai sesuai rekomendasi untuk mencapai tingkat produktivitas tinggi. 6. Memperbaiki sistem perbenihan dalam upaya penyediaan benih bermutu. 7. Mengamankan pertanaman dan produksi dari gangguan OPT dan dampak perubahan iklim. 8. Mengamankan produksi dari susut hasil melalui pengelolaan pascapanen. 9. Meningkatkan produksi tanaman pangan yang bermutu. 10. Menambah lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani Indikator Keberhasilan Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan Bantuan Pemerintah pada program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan, maka perlu ditetapkan indikator keberhasilan sebagai alat untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan. Indikator keberhasilan pengelolaan produksi tanaman pangan mencakup indikator output, outcome dan impact. 17

33 Indikator keberhasilan pemberian Bantuan Pemerintah program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan : 1) Indikator Output Tersalurnya Bantuan Pemerintah bentuk sarana dan prasarana berupa benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin pascapanen, serta bantuan lainnya. 2) Indikator Outcome Meningkatnya produktivitas dan areal tanam padi, jagung dan kedelai. 3) Indikator Impact Meningkatnya produksi padi, jagung dan kedelai dan pendapatan petani. 18

34 BAB III KEGIATAN, PERSYARATAN DAN PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH 3.1. Kegiatan Bantuan Pemerintah Kegiatan dan output kegiatan Bantuan Pemerintah lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 ditampung pada DIPA Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, yaitu: 1. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Kegiatan ini untuk mendorong peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi dan jagung. Bantuan Pemerintah yang diberikan yaitu fasilitas penerapan budidaya padi, fasilitas penerapan budidaya jagung dan tunda bayar/penyelesaian tunggakan kegiatan budidaya padi dan/atau jagung tahun a. Fasilitas Penerapan Budidaya Padi Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penerapan budidaya padi meliputi : - Bantuan Budidaya Padi Inbrida Sawah/Tadah Hujan/Lahan Kering - Bantuan Budidaya Pengembangan Padi Khusus - Bantuan Budidaya Padi Hibrida - Bantuan Budidaya Padi Sub Optimal/Hazton - Bantuan Budidaya Padi Salibu - Bantuan Budidaya Mina Padi 19

35 - Bantuan Budidaya Pengembangan Desa Pertanian Organik Untuk Padi - Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) b. Fasilitas Penerapan Budidaya Jagung - Bantuan Budidaya Jagung Hibrida - Bantuan Budidaya Jagung Komposit 2. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Kegiatan ini untuk mendorong peningkatan produksi kedelai. Bantuan Pemerintah yang diberikan melalui kegiatan ini antara lain fasilitasi penerapan budidaya kedelai, dan tunda bayar/penyelesaian tunggakan PAT/intensifikasi kedelai serta komoditas aneka kacang dan umbi lainnya tahun Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penerapan budidaya kedelai meliputi: a. Peningkatan Produksi Kedelai b. Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Budidaya Jenuh Air (BJA). 3. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Kegiatan ini untuk menumbuhkembangkan produsen benih tanaman pangan dalam rangka mendukung ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat melalui bantuan desa mandiri benih, tunda bayar/penyelesaian tunggakan kegiatan bantuan 20

36 benih padi inbrida dan jagung hibrida tahun 2016, dan pemberian penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi. Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penyediaan benih bersertifikat meliputi : a. Penguatan Desa Mandiri Benih - Bantuan Benih Sumber - Bantuan Biaya Sertifikasi b. Pengembangan Desa Mandiri Benih - Biaya Sarana Produksi dan Lainnya - Sarana Peralatan Mesin Pengolahan dan Pengemasan Benih - Gudang Penyimpanan Benih - Lantai Jemur c. Bantuan Benih Padi Inbrida d. Bantuan Pemerintah untuk Penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi 4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari Gangguan OPT dan DPI Kegiatan ini untuk memperkuat perlindungan tanaman pangan dalam rangka mengamankan pertanaman dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Bantuan Pemerintah yang diberikan dalam kegiatan ini adalah kegiatan penerapan pengendalian hama 21

37 terpadu (PPHT) dan penerapan penanganan dampak perubahan iklim (PPDPI). Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI meliputi : a. Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Padi b. Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Jagung c. Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Kedelai d. Bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi (Pembuatan sumur pantek dan pompa air) e. Bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi (Pembuatan Biopori) f. Bantuan Sarana Pestisida dan/atau Herbisida 5. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kegiatan ini bertujuan untuk mengamankan produksi tanaman pangan dari susut hasil dan meningkatkan daya saing. Bantuan Pemerintah yang diberikan yaitu fasilitas sarana pascapanen tanaman pangan dan fasilitas penerapan standardisasi dan mutu hasil tanaman pangan, termasuk memfasilitasi tunda bayar/penyelesaian tunggakan sarana tahun Fasilitas Sarana Pascapanen Tanaman Pangan Bantuan Pemerintah untuk fasilitas sarana pascapanen tanaman pangan meliputi : a. Combine Harvester Kecil b. Combine Harvester Sedang 22

38 c. Combine Harvester Besar d. Vertikal Dryer Padi + Bangunan Kapasitas 6 Ton/proses e. RMU Beras Organik f. RMU + Packing Daerah Perbatasan g. Sarana Penanganan dan Pengemasan Beras Bermutu (Grading dan Packing) h. Corn Combine Harvester i. Corn Sheller j. Power Thresher Multiguna 2. Fasilitas Penerapan Standardisasi Dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Bantuan Pemerintah untuk fasilitas penerapan standardisasi dan mutu hasil tanaman pangan meliputi: a. Sertifikasi Organik; b. Sertifikasi Non Organik (Beras Non Organik) 6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Bantuan Pemerintah yang diberikan melalui kegiatan dukungan manajemen dan teknis lainnya adalah penghargaan untuk Mantri Tani/KCD berprestasi. 23

39 3.2. Persyaratan Penerima Bantuan Secara umum, persyaratan penerima bantuan pemerintah sangat tergantung pada karakteristik di lapangan dan diberikan kepada kelompok tani/gapoktan dan/atau pihak lain yang diatur secara eksplisit. Pemberian bantuan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki persyaratan teknis sebagai berikut: 1. Penerapan Budidaya Padi Penerima bantuan pemerintah pada kegiatan produksi padi dan pengembangan UPPO adalah Kelompok Tani/Gapoktan/lembaga lainnya yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: Poktan/Gapoktan/Lembaga lainnya yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA. Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan atau Kepala UPTD dan atau Petugas Lapangan/ Penyuluh. Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu 24

40 minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan atau pun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Kelompok tani/gapoktan bersedia melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak mencukupi. Seluruh bantuan yang telah diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya melalui swadaya atau sumber pendanaan lainnya sesuai peraturan perundangan. Penggunaan bantuan diutamakan pada lahan Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dan/atau Perluasan Areal Tanam (PAT) tanaman pangan (lahan sawah irigasi, lahan sawah rawa, lahan sawah tadah hujan, dan lahan kering) dan lahan non tanaman pangan seperti lahan inhutani, lahan transmigrasi, dan lain-lain, sedangkan untuk beberapa Provinsi/Kabupaten/Kota yang arealnya sangat terbatas dan tidak memungkinkan pelaksanaan kegiatan pada lokasi 25

41 PIP dan atau PAT, maka dimungkinkan kegiatan tersebut di alokasikan pada areal eksisting dengan syarat peningkatan produktivitas menjadi tujuan utama kegiatan dan memberikan kontribusi yang signifikan. Untuk Gapoktan atau Kelompok Tani penerima bantuan budidaya padi organik/desa pertanian organik, harus memiliki komitmen mengikuti proses sesuai dengan SNI 6729 : 2016 tentang Sistem Pertanian Organik. Penerima bantuan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) diutamakan pada lahan Desa Pertanian Organik tahun 2016, 2017 dan rencana tahun 2018, Desa Organik Swadaya, Desa Organik di Daerah Perbatasan, lokasi lainnya yang mendukung peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (pajale) atau lokasi lainnya sesuai rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/Provinsi. Penerima bantuan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) harus menyediakan lahan sebagai tempat bangunan/rumah kompos dan kandang yang dikukuhkan dengan surat pernyataan Hibah Tanah/Hak Guna Pakai atau dengan perjanjian lainnya. 26

42 Apabila Bantuan Pemerintah disalurkan melalui Mekanisme Transfer Uang maka kelompok tani/gapoktan, harus memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat. Rekening bank dimaksud adalah rekening kelompok tani/gapoktan penerima bantuan. Jika menggunakan rekening gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Kelompok tani/gapoktan pelaksana kegiatan, membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan tersebut sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya. Mekanisme pengembalian, sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya, jika kegiatan tersebut mencapai tujuan, secara swadaya atau pendanaan lainnya sesuai peraturan yang berlaku. 27

43 2. Penerapan Budidaya Jagung Persyaratan penerima bantuan budidaya jagung sebagai berikut: Gapoktan/Poktan/LMDH/Koperasi/Asosiasi Profesi/Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah. Khusus untuk Gapoktan/Poktan/ LMDH yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh dinas pertanian, yang ditetapkan PPK dan disahkan oleh KPA. Kelompok penerima bantuan yang sudah terdaftar pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi, dapat membeli pupuk bersubsidi sesuai harga pupuk bersubsidi. Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan/atau Kepala UPTD dan atau Petugas Lapangan/Penyuluh. Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan atau pun penggarap/ 28

44 penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Kelompok penerima bantuan dapat di lahan perkebunan (BUMN, swasta, perkebunan rakyat), kawasan hutan (perhutani/inhutani), lahan milik lembaga pemerintah/lembaga Non pemerintah, lahan adat/ulayat, lahan masyarakat, lahan Perluasan Areal Tanam (PAT) baru/lahan pengembangan 2016 dan lain-lain. Apabila lahan yang digunakan milik perusahaan/hgu swasta atau BUMN/BUMD atau Perum Perhutani/Inhutani, maka Badan Hukum pemilik lahan tidak berhak mendapat bantuan benih jagung dan sarana produksi. Bantuan hanya boleh diberikan kepada petani/ pelaksana. Apabila Bantuan Pemerintah disalurkan melalui Mekanisme Transfer Uang Kelompok tani/gapoktan dan lembaga lainnya, harus memiliki rekening yang masih berlaku/masih aktif di Bank Pemerintah (BUMN atau BUMD/Bank Daerah) yang terdekat. Rekening bank dimaksud adalah rekening kelompok tani/gapoktan penerima bantuan. Jika menggunakan rekening gapoktan, mekanisme pengaturan antar kelompok tani agar diatur 29

45 lebih lanjut oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Kelompok tani/gapoktan atau lembaga lainnya pelaksana kegiatan, membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan tersebut sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana apabila tidak sesuai peruntukannya. Mekanisme pengembalian, sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 3. Penerapan Budidaya Kedelai Penerima Bantuan Pemerintah pengelolaan produksi kedelai dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah kelompok tani/gapoktan yang telah ditetapkan sebagai pelaksana program pengelolaan produksi kedelai. Dana bantuan akan diberikan dalam bentuk transfer uang. Kelompok tani/ Gapoktan penerima Bantuan Pemerintah diseleksi dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Surat Keputusan penerima Bantuan Pemerintah dan disahkan oleh KPA sebagai dasar untuk pemberian bantuan. Persyaratan kelompok tani/gapoktan/lmdh/ Lembaga lainnya penerima Bantuan Pemerintah 30

46 pelaksana kegiatan pengelolaan produksi kedelai adalah sebagai berikut: Gapoktan/Poktan/LMDH/Koperasi/Asosiasi Profesi/Lembaga Pemerintah dan Lembaga Non Pemerintah. Khusus untuk Gapoktan/Poktan/ LMDH yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh dinas pertanian. Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan atau Kepala UPTD dan/atau Petugas Lapangan/Penyuluh. Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan ataupun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Kelompok tani/gapoktan bersedia melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak mencukupi. Seluruh bantuan yang telah 31

47 diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya melalui swadaya atau sumber pendanaan lainnya sesuai peraturan perundangan. Kelompok tani/gapoktan/lmdh/lembaga lainnya diutamakan yang dapat melaksanakan perluasan areal tanam baik di lahan bukaan baru atau melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) karena penggunaan lahan tersebut masih belum optimal dan berpeluang untuk dapat ditingkatkan. Kelompok tani/gapoktan/lmdh/lembaga lainnya dengan kemampuan penerapan teknologi usaha taninya masih belum optimal sehingga produktivitas yang dihasilkan rendah bila dibandingkan dengan potensi hasil dari varietas yang ditanam, namun masih berpeluang untuk ditingkatkan dengan penerapan teknologi usahatani yang lebih baik. Kelompok tani/gapoktan/lmdh/lembaga lainnya penerima Bantuan Pemerintah, harus mampu mengelola dana Bantuan Pemerintah 32

48 meliputi pengelolaan keuangan, pengadaan barang secara transparan, efektif dan efisien, penyaluran bantuan kepada anggotanya, penata usahaan uang dan barang, penyetoran pajak, pembuatan laporan dan pertanggung jawaban pemanfaatan bantuan. Bersedia mengadakan perjanjian kerjasama dengan Pejabat Pembuat Komitmen, membuat berita acara serah terima barang, menyusun laporan, menyetorkan pajak dan sisa uang yang tidak dimanfaatkan. Wajib mengikuti setiap tahap pertanaman dan mengaplikasikan kombinasi komponen teknologi spesifik lokasi sesuai petunjuk teknis. 4. Desa Mandiri Benih Persyaratan pemberian bantuan desa mandiri benih sebagai berikut: Kelompok penerima bantuan adalah kelompok tani, kelompok penangkar atau gabungan kelompok tani dengan kelompok penangkar penerima kegiatan Desa Mandiri Benih Tahun Anggaran 2015, 2016 dan 2017 yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh dinas pertanian, ditetapkan PPK dan disahkan oleh KPA. 33

49 Bersedia melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya sarana produksi apabila bantuan yang diberikan tidak mencukupi. Bersedia menyediakan lahan untuk tempat membangun gudang dan lantai jemur dan lahan tersebut bukan lahan sengketa. Memiliki rekening kelompok di Bank Pemerintah (BUMN, BUMD atau Bank Daerah) terdekat, dan bagi yang belum memiliki harus membuka rekening kelompok di Bank tersebut. Membuat surat pernyataan bersedia dan sanggup menggunakan dana bantuan sesuai peruntukannya dan sanggup mengembalikan dana tersebut apabila tidak sesuai dengan peruntukannya. Benih dari hasil kegiatan ini dimanfaatkan oleh petani/kelompok tani setempat sehingga desa yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhan benihnya secara mandiri. Mekanisme pemanfaatan benih tersebut agar dimusyawarahkan bersama petani/kelompok tani setempat. 5. Bantuan Benih Padi Inbrida Persyaratan lokasi dan penerima bantuan benih padi inbrida sebagai berikut: 34

50 Poktan/Gapoktan/Lembaga lainnya yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA. Kelompok tani/gapoktan/lembaga Pemerintah/ Lembaga Non Pemerintah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota. Kelompok tani/gapoktan merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa, KCD dan/atau Petugas Lapangan/Penyuluh. Kelompok tani/gapoktan adalah petani aktif dan mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan ataupun penggarap/ penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Kelompok tani/gapoktan/lembaga pemerintah/ Lembaga non Pemerintah bersedia melaksanakan kegiatan dengan sebaik-baiknya dan bersedia menambah biaya pembelian sarana produksi dan biaya operasional/pendukung lainnya, bilamana bantuan yang diberikan tidak 35

51 mencukupi. Seluruh bantuan yang telah diterima petani pelaksana kegiatan tidak untuk diperjualbelikan. Kelompok tani/gapoktan penerima bantuan kegiatan bersedia untuk melanjutkan usaha budidaya tersebut pada musim tanam berikutnya melalui swadaya atau sumber pendanaan lainnya sesuai peraturan perundangan. 6. Pemberian Penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi Persyaratan penerima Pemberian Penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi sebagai berikut: Diusulkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi tanaman pangan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih yang diusulkan adalah petugas perbenihan yang mempunyai prestasi tertinggi dalam melaksanakan pengawasan mutu benih, serta produsen benih dan balai benih lingkup UPTD Balai Benih Tanaman Pangan yang berprestasi di bidang produksi dan penyaluran benih. 36

52 Belum pernah menjadi juara tingkat nasional dan tidak sedang dicalonkan dalam lomba lainnya lingkup Kementerian Pertanian pada waktu yang bersamaan. 7. Penerapan Penanganan DPI Persyaratan pemberian bantuan penerapan penanganan DPI sebagai berikut: Kelompok Tani/Gapoktan yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi berwenang yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan memiliki motivasi di bidang penanganan DPI. Kelompok Tani/Gapoktan diutamakan memiliki 5 anggota yang memahami penanganan dampak perubahan iklim dan menguasai lahan minimal 10 Ha. Kelompok Tani/Gapoktan diprioritaskan di lokasi hamparan sawah yang berpotensi mengalami kebanjiran/kekeringan sebagai akibat Dampak Perubahan Iklim. 8. Penerapan PHT Persyaratan pemberian bantuan penerapan PHT sebagai berikut: Kelompok Tani yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi berwenang yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian dan memiliki motivasi di bidang penanganan PHT. 37

53 Kelompok Tani penerima diprioritaskan di lokasi endemis atau potensi serangan OPT dengan luasan minimal 25 Ha untuk padi, 15 Ha untuk jagung dan 10 Ha untuk kedelai. Kelompok tani yang memiliki peserta alumni SLPHT/PPHT minimal 5 orang yang berperan sebagai petani pengamat. Berada di daerah potensi tanaman pangan dan potensi serangan OPT. 9. Pestisida Persyaratan pemberian bantuan pestisida sebagai berikut: Petani/Kelompok Tani/Gapoktan/Dinas Pertanian Provinsi/Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Bantuan pestisida disediakan sebagai stok dan dikeluarkan apabila ada permintaan dan atau keadaan lapangan yang membutuhkan penanganan segera dan diperkuat dengan laporan serta rekomendasi petugas POPT-PHP. Bantuan Herbisida diberikan kepada kelompok tani yang sudah dikukuhkan oleh Dinas Pertanian Provinsi pada lokasi percepatan tanam. 38

54 10. Bantuan Sarana Pascapanen dan Sertifikasi a. Persyaratan Penerima Bantuan Sarana Pascapanen Pemberian bantuan sarana pascapanen memperhatikan aspek lokasi dan jenis penerima bantuan. Hal ini sangat penting karena terkait dengan persyaratan tata kelola dari bantuan tersebut. 1. Persyaratan Lokasi - Memenuhi persyaratan teknis untuk operasional sarana pascapanen disesuaikan kondisi spesifikasi lokasi. - Mendukung program dan kegiatan pengembangan budidaya padi, jagung dan kedelai di daerah sentra produksi dan atau wilayah pengembangan kawasan tanaman pangan. - Memperhatikan ketersediaan dan kebutuhan sarana di wilayah tersebut dengan prioritas tingkat kejenuhan sarana pascapanen tanaman pangan yang masih rendah (< 80%). - RMU Beras Organik berlokasi di daerah potensi beras organik untuk meningkatkan mutu dalam rangka mendukung ekspor beras organik. 39

55 - RMU wilayah perbatasan berlokasi di daerah perbatasan untuk mendukung kemandirian pangan di wilayahnya dan ekspor beras ke negara tetangga yang berbatasan dengan wilayah tersebut. 2. Persyaratan Penerima Penerima bantuan sarana pascapanen meliputi Kelompok tani/gapoktan, UPJA, Lembaga Lainnya, dan Pemerintah Daerah dalam bentuk Brigade dengan penjelasan sebagai berikut: a) Kelompok tani/gapoktan/upja/lembaga Lainnya - Kelompok Tani/Gapoktan/UPJA atau Lembaga Lainnya yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang, dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian. - Bersedia memanfaatkan, mengelola dan mampu mengoptimalkan bantuan, serta bertanggungjawab dalam memanfaatkan dan merawat bantuan sarana pascapanen yang diterimanya dengan baik. - Kelompok penerima dalam memanfaatkan bantuan harus berintegrasi dengan unit pengelola alsintan/upja dalam atau di luar 40

56 kelompok dan bersedia memobilisasi sarana yang diterima secara bersama untuk mendukung panen secara serentak. - Khusus penerima bantuan sarana pengering (dryer) dan RMU harus mampu menyediakan lahan untuk menempatkan dryer dan RMU, yang dikukuhkan dengan surat pernyataan hibah atau hak guna pakai. - Penerima RMU beras organik harus menyusun RUK sesuai dengan anggaran yang tersedia. - Memiliki komitmen yang kuat dalam mendukung program peningkatan produksi pertanian. - Penerima bantuan bersedia memasarkan sebagian hasil produksi kepada Pemerintah untuk mendukung stok pangan nasional. - Bersedia menandatangani Pakta Integritas dalam rangka mempergunakan dan mempertanggungjawabkan hibah dari Pemerintah. b) Pemerintah Daerah - Penerima dan pengelola sarana alsintan adalah Pemerintah Daerah Provinsi/ 41

57 Kabupaten/Kota dalam hal ini Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota. - Pengelolaan alsintan dalam bentuk Brigade dan harus dilengkapi struktur organisasi pengelolaan brigade. - Bantuan alsintan mendukung Brigade dalam operasionalnya diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota. - Pengelolaan Brigade oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dilaksanakan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Provinsi. - Bersedia menyediakan biaya operasional pelaksanaan brigade alsintan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota antara lain: (1) gudang/garasi penyimpanan dan perawatan alsintan; (2) kemampuan memobilisasi alsintan dan (3) kemampuan membiayai pemeliharaan alsin. - Pengelolaan sarana pascapanen oleh Brigade diatur oleh Dinas Pertanian Provinsi /Kabupaten/Kota sesuai peraturan yang berlaku. 42

58 b. Persyaratan Penerima Bantuan Sertifikasi Kelompoktani yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan direkomendasikan oleh Dinas Pertanian Bersedia, mau dan mampu mendorong akses pasar, baik domestik maupun ekspor. Memiliki komitmen untuk mengembangkan sistem pertanian organik diwilayah sekitarnya. Memiliki komitmen dalam melakukan kerjasama atau kemitraan. 11. Pemberian Penghargaan Mantri Tani Berprestasi Kriteria dan persyaratan pemberian penghargaan mantri tani berprestasi yaitu : Mantri Tani yang berprestasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya terutama dalam koordinasi pelaksanaan pembangunan pertanian di wilayahnya, pengumpulan, pencatatan dan pelaporan data statistik pertanian. Dalam melaksanakan tugas, mantri tani dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan pejabat yang berwenang di wilayahnya. Telah menduduki jabatan sebagai mantri tani minimal 3 tahun terakhir. Tidak sedang diusulkan sebagai calon penerima penghargaan yang sejenis pada saat yang bersamaan. 43

59 3.3. Penetapan Penerima Bantuan Tahapan Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah Tahapan penetapan penerima Bantuan Pemerintah meliputi: a. PPK melakukan seleksi penerima Bantuan Pemerintah berdasarkan kriteria /persyaratan yang telah ditetapkan. Seleksi penerima Bantuan Pemerintah dapat dilaksanakan sebelum tahun anggaran berjalan. b. PPK menetapkan Surat Keputusan penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA. Surat keputusan tersebut merupakan dasar pemberian Bantuan Pemerintah. c. Surat Keputusan dibuat dengan ketentuan sebagai berikut : - Untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk barang/jasa paling sedikit memuat : Identitas penerima bantuan Jumlah barang/jasa Nilai nominal barang/jasa - Untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang paling sedikit memuat : Identitas penerima bantuan. Nominal uang 44

60 Nomor rekening penerima bantuan untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang yang disalurkan melalui mekanisme transfer. 45

61 BAB IV BENTUK BANTUAN PEMERINTAH Bentuk Bantuan pemerintah lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dapat diberikan berupa uang dan barang/jasa yang meliputi bantuan sebagai berikut : a. Pemberian Penghargaan b. Bantuan sarana/prasarana c. Bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan d. Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh PA Pemberian Penghargaan Bantuan Pemerintah berupa pemberian penghargaan kepada penerima penghargaan diberikan dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa. Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi dan keunggulan tertentu yang dapat diberikan oleh Pemerintah kepada perorangan, petani/kelompok tani dan Gabungan Kelompok Tani. Penghargaan diberikan agar mereka bekerja dan berdedikasi tinggi serta berprestasi dalam mencapai tujuan swasembada pangan dan kemajuan pertanian Indonesia. Sistem penghargaan harus mampu meningkatkan prestasi dalam bidang pangan dan pertanian, dan membuat upaya untuk mempertahankan petani/ 46

62 kelompok tani dan Gabungan kelompok tani yang berpotensi dari alih profesi. Fungsi Penghargaan terpenting bagi pembentukan perilaku perorangan, petani/kelompok tani dan kelompok tani yang diharapkan adalah kebanggaan terhadap profesi yang ditekuni dan kuatnya motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi mencapai swasembada pangan dan pertanian. Bantuan Pemerintah berupa pemberian penghargaan meliputi pemberian penghargaan mantri tani berprestasi dan pemberian penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi Bantuan Sarana/Prasarana Bantuan Pemerintah berupa bantuan sarana/prasarana diberikan kepada Kelompok Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan, Lembaga Keagamaan, dan Lembaga Kesehatan pada Lembaga Pemerintah maupun Lembaga Non Pemerintah. Pemberian bantuan sarana/prasarana kepada penerima Bantuan Pemerintah dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang. Bantuan Pemerintah untuk Kelompok/gabungan kelompok/lembaga yang dimaksud, yaitu kelompok masyarakat yang memiliki usaha di bidang pertanian yang dikelola oleh petani atau kelompok/gabungan 47

63 kelompok/lembaga dan pelaku Agribisnis. Bantuan Sarana/Prasarana dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan aktivitas kelompok tani sehingga mampu memenuhi kebutuhan utama/dasar kegiatan usahataninya. Bantuan Pemerintah berupa bantuan sarana/prasarana meliputi bantuan budidaya padi inbrida sawah/tadah hujan/lahan kering, bantuan budidaya padi hibrida, bantuan benih sumber untuk penguatan desa mandiri benih, sarana peralatan mesin pengolahan dan pengemasan benih untuk pengembangan desa mandiri benih, bantuan benih padi inbrida, bahan dan/ atau alat pendukung PPHT padi, bahan dan/atau alat pendukung PPHT jagung, bahan dan/atau alat pendukung PPHT kedelai, bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi (pembuatan sumur pantek dan pompa air), bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi (pembuatan biopori), bantuan sarana pestisida, bantuan sarana herbisida, dan bantuan sarana pascapanen (Combine Harvester Kecil, Combine Harvester Sedang, Combine Harvester Besar, Vertikal Dryer Padi Kapasitas 6 Ton/proses, RMU Beras Organik, RMU + Packing Daerah Perbatasan, Sarana Penanganan dan Pengemasan Beras Bermutu (Grading dan Packing), Corn Combine Harvester, Corn Sheller, Power Thresher Multiguna). 48

64 4.3. Bantuan Rehabilitasi dan/atau Pembangunan Gedung/Bangunan Bantuan Pemerintah berupa bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan dapat diberikan kepada Lembaga Pemerintah atau lembaga Non Pemerintah dalam bentuk uang atau barang yang dimaksudkan sebagai upaya fasilitasi peningkatan kebutuhan dasar penopang kegiatan usaha tani didaerah. Bantuan Pemerintah berupa bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan meliputi gudang penyimpanan benih dan lantai jemur untuk pengembangan desa mandiri benih, bangunan vertikal dryer padi, dan bangunan RMU Beras Organik, serta bangunan RMU Daerah Perbatasan Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Yang Ditetapkan Oleh PA Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA adalah bantuan dalam bentuk uang atau barang/jasa. Bantuan sebagaimana dimaksud dapat diberikan kepada perseorangan, kelompok tani, gabungan kelompok tani, kelompok masyarakat, Lembaga Pemerintah atau Lembaga Non Pemerintah. 49

65 Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dapat dimanfaatkan petani/kelompok tani sebagai stimulan usaha, motor penggerak utama dalam mengatasi akses pembiayaan dan permodalan produksi pertanian serta pemulihan atas resiko usaha tani yang dialami karena bencana kekeringan dan Puso. Bantuan lainnya tersebut dapat digunakan untuk usaha ekonomi produktif kelompok sasaran baik di hulu, on farm, hilir, maupun jasa penunjang terkait pertanian. Penggunaan disesuaikan dengan tahapan kebutuhan pengembangan usaha kegiatan kelompok, yang dituangkan dalam proposal RUK. Diarahkan untuk menggerakkan usaha tani (on-farm), jaringan usaha kelompok tani, kelembagaan SDM, pemanfaatan sumberdaya lokal secara optimal, dan pemenuhan tambahan pangan dan gizi keluarga dengan mengutamakan efisiensi usaha produksi pertanian. Pengembangan manajemen usaha kegiatan kelompok diarahkan pada peningkatan kemampuan pengurus kelompok dalam mengelola usaha/kegiatan dan menumbuhkan partisipasi aktif para anggotanya sehingga tercapai kemandirian kelompok tani. Bantuan Pemerintah berupa bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA meliputi peningkatan produksi 50

66 kedelai, peningkatan produksi kedelai melalui budidaya jenuh air (BJA), bantuan budidaya pengembangan padi khusus, bantuan budidaya padi hazton, bantuan budidaya padi salibu, bantuan budidaya mina padi, bantuan budidaya pengembangan desa pertanian padi organik, Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), bantuan budidaya jagung hibrida, bantuan budidaya jagung komposit, sertifikasi organik, dan sertifikasi non organik (beras non organik). 51

67 BAB V RINCIAN JUMLAH BANTUAN PEMERINTAH Bantuan pemerintah yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2017 senilai Rp ,00 atau 90% dari alokasi total anggaran Ditjen TP, termasuk alokasi anggaran untuk penyelesaian tunda bayar dan penyelesaian pembayaran tunggakkan. Rincian alokasi kegiatan tersebut sebagai berikut: 5.1. Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan pengelolaan produksi Aneka Kacang dan Umbi tahun 2017 senilai Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2017 NO JENIS BANTUAN VOLUME SATUAN ANGGARAN Rp.(000) 1 Peningkatan Produksi Kedelai Hektar Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Penerapan Budidaya Jenuh Air (BJA) Fasilitasi Penyelesaian Tunda Bayar Tahun 2016 *) Jumlah Hektar *) Nilai yang dibayarkan sesuai hasil verifikasi BPKP atau Inspektorat Jenderal Kementan 52

68 Untuk Bantuan Pemerintah kegiatan pengelolaan produksi kedelai diberikan berupa bantuan paket sarana produksi meliputi benih, Rhizobium dan pupuk organik dan atau kapur pertanian yang disalurkan melalui transfer uang ke rekening kelompok tani. Jenis, volume dan harga patokan bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan disusun oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satuan Kerja (Satker) masing-masing daerah, sesuai kebutuhan dan berdasarkan rekomendasi teknis setempat (spesifik lokasi), dengan nilai maksimal per hektar sesuai alokasi pada DIPA dan POK. Sebagai bahan acuan/referensi, penyusunan jenis, volume, harga bantuan sarana produksi per hektar per kegiatan. Tabel 2. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan per hektar Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2017 NO JENIS 1 Peningkatan Produksi Kedelai 2 BIAYA SATUAN (Rp) JUMLAH (Rp) Benih 50 Kg Pupuk Organik/ Anorganik/Pestisida/ Herbisida Total Biaya per Hektar Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Budidaya Jenuh Air 1 Pkt Benih 50 Kg Pupuk Anorganik 200 Kg Rhizobium 1 Pkt Pestisida/Herbisida 5 Ltr Kapur Pertanian 1 Pkt Pengelolaan Saluran 1 Pkt Total Biaya per Hektar VOLUME

69 5.2. Pengelolaan Produksi Serealia Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan pengelolaan produksi serealia tahun 2017 senilai Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Serealia Tahun 2017 NO JENIS BANTUAN VOLUM E SATUAN ANGGARAN Rp.(000) 1 Budidaya Padi Inbrida Hektar Budidaya Padi Hibrida Hektar Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton Hektar Budidaya Padi Teknologi Salibu Hektar Budidaya Mina Padi Hektar Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik Hektar Budidaya Padi/Beras Khusus 75 Hektar Budidaya Jagung Hibrida Hektar Budidaya Jagung Komposit Hektar Pengembangan Unit 10 Pengelola Pupuk Organik Unit Fasilitasi Penyelesaian Tunda 11 Bayar Tahun 2016 *) Jumlah Ket : *) Nilai yang dibayarkan sesuai hasil verifikasi BPKP atau Inspektorat Jenderal Kementan 54

70 Tabel 4. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan per hektar Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Produksi Padi dan Jagung Tahun 2017 NO JENIS VOLUME BIAYA SATUAN (Rp) JUMLAH (Rp) 1 Budidaya Padi Inbrida Benih 25 Kg Total Biaya per Hektar Budidaya Padi Hibrida Benih 15 Kg Total Biaya per Hektar Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton Benih 40 Kg Pupuk Organik Padat/Granul Kg POC 2 Ltr Pembenah tanah 4 Sachet Total Biaya per Hektar Budidaya Padi Teknologi Salibu Urea 200 Kg NPK 150 Kg Alat Bantu Multiguna Budidaya Salibu 1 Unit/5 Ha Total Biaya per Hektar Budidaya Mina Padi Benih Padi 25 Kg Bibit Ikan Nila ekor Pakan Ikan 250 Kg Pupuk Urea Subsidi 400 Kg Insektisida 10 Ltr Pupuk Organik 450 Kg Total Biaya per Hektar Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik Benih 10 Kg Pupuk Organik Padat/Granul Kg Pestisida Nabati 10 Lt MOL 30 Lt Total Biaya per Hektar Budidaya Padi/Beras Khusus Benih 25 Kg Pupuk Organik Padat/Granul Kg Urea 150 kg NPK 150 Lt Total Biaya per Hektar Budidaya Jagung Hibrida Benih 15 Kg Urea 50 Kg Total Biaya per Hektar Budidaya Jagung Komposit Benih 25 Kg Urea 50 Kg Total Biaya per Hektar Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) UPPO 1 unit/20 Ha Total Biaya per 20 Hektar

71 Rincian jumlah bantuan pemerintah yang diberikan kepada penerima bantuan, disesuaikan dengan budidaya yang akan dilaksanakan. Secara umum sebagai berikut : 1. Budidaya Padi Inbrida (Sawah/Tadah Hujan/Lahan Kering) Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi inbrida sebesar Rp ,00/ha, untuk pembelian/ pengadaan benih padi inbrida bermutu (varietas unggul dan bersertifikat) dengan harga non subsidi (tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah). Untuk benih padi inbrida yang ditanam di lahan kering apabila varietas unggul padi gogo bersertifikat tidak tersedia maka dapat menggunakan varietas unggul lainnya yang biasa ditanam di lahan kering, sesuai dengan kebiasaan petani dan diketahui oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Provinsi atau BPTP atau UPTD BPSBTPH. Jika benih bermutu dari padi varietas unggul lainnya tidak tersedia maka dapat digunakan varietas unggul lokal namun anggaran yang disediakan tidak dapat digunakan untuk itu. 56

72 2. Budidaya Padi Hibrida Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi hibrida sebesar Rp ,00/ha untuk pembelian/ pengadaan benih padi hibrida. 3. Budidaya Padi Sub Optimal/Teknologi Hazton Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi sub optimal/teknologi hazton sebesar Rp ,00/ha, untuk pembelian/pengadaan benih padi bermutu (varietas unggul dan bersertifikat) dengan harga non subsidi (tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah). Disamping itu digunakan pula untuk pembelian/pengadaan sarana produksi lainnya yaitu: pupuk organik, pupuk hayati, agensia hayati, pupuk organik cair/poc dan pembenah tanah/dekomposer. 4. Budidaya Padi Teknologi Salibu Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi teknologi salibu sebesar Rp ,00/ha, untuk pembelian/ pengadaan pupuk Urea dan NPK serta alat bantu multiguna yang digunakan untuk memotong bagian tanaman padi untuk disalibukan. Untuk 1 (satu) unit alat bantu multiguna digunakan untuk areal seluas 5 (lima) hektar. Untuk itu perencanaan dan 57

73 identifikasi calon penerima dan calon lokasi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan guna memudahkan operasional di lapangan. Pertanaman yang akan diterapkan dengan teknologi salibu dapat menggunakan pertanaman swadaya petani/poktan/gapoktan dan atau pertanaman yang mendapatkan bantuan pemerintah sebelumnya. 5. Budidaya Mina Padi Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya mina padi sebesar Rp ,00/ha, untuk pembelian/ pengadaan: benih padi bermutu (varietas unggul dan bersertifikat dengan harga non subsidi/tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah), bibit ikan, pakan ikan, pupuk Urea, pupuk organik dan atau insektisida, jika diperlukan. Bibit ikan yang digunakan adalah bibit ikan yang bersertifikat atau mempunyai surat keterangan sehat dari Balai Benih/Instansi lembaga yang memproduksi benih (Pemerintah/Swasta). Ukuran benih ikan yang digunakan disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi baik secara teknis, ekonomis dan budaya masyarakat setempat. Pemilihan varietas padi untuk kegiatan tersebut harus memperhatikan beberapa hal seperti: perakaran dalam, cepat beranak/bertunas, batang kuat/tidak 58

74 mudah rebah, tahan genangan, daun tegak dan tahan OPT. 6. Budidaya Padi Organik/Desa Pertanian Organik Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi organik/desa pertanian organik sebesar Rp ,00/ha, untuk pembelian/pengadaan benih padi bermutu dengan harga non subsidi (tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah). Penggunaan benih padi pada budidaya padi organik mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016. Penggunaan benih diuraikan sebagai berikut: a) Benih yang digunakan adalah benih bersertifikat organik dan memiliki izin edar. b) Bila benih sertifikat organik tidak tersedia dapat menggunakan benih hasil budidaya tanaman organik. c) Bila benih hasil budidaya tanaman organik tidak tersedia, dapat menggunakan benih non organik untuk tahap awal, selanjutnya harus menggunakan benih organik. d) Bila butir (a), (b) dan (c) tidak tersedia, dapat menggunakan benih yang diperdagangkan. Benih dimaksud selanjutnya harus dilakukan pencucian untuk menghilangkan kontaminan pada benih. 59

75 e) Benih hasil rekayasa genetik (GMO) tidak diperkenankan. Disamping itu, fasilitasi dana bantuan pemerintah digunakan pula untuk pembelian sarana produksi lainnya yaitu: pupuk organik, pestisida organik dan MOL (Mikro Organisme Lokal). Penggunaan pupuk organik dan pestisida pada budidaya padi organik mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016. Penggunaan pupuk organik yang berasal dari produk pupuk organik komersil yang beredar di pasaran harus bersertifikat organik dan memiliki izin edar. Pupuk organik yang proses pembuatannya dengan pemanasan buatan dan sulit terurai pada aplikasinya (granul) tidak diizinkan digunkan dalam sistem pertanian organik. MOL yang digunakan bukan hasil rekayasa genetik (GMO). Pupuk organik atau pupuk organik produksi petani (in situ) dan atau hasil UPPO yang memanfaatkan bahan baku di sekitar lokasi, dapat digunakan sepanjang proses pembuatan pupuk organik tersebut mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016. Apabila komponen sarana produksi tersebut diatas dapat disediakan sendiri oleh Kelompok Tani/ Gapoktan penerima bantuan dan sepanjang proses produksinya/cara perolehannya mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016 maka fasilitasi dana bantuan 60

76 tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan lain sesuai spesifik lokasi dan secara teknis disesuaikan dengan tingkat perkembangan pertanian organik di lokasi masing-masing dengan terlebih dahulu disetujui dan atau diketahui oleh Petugas Lapangan/Penyuluh, Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan atau BPTP setempat. 7. Budidaya Padi/Beras Khusus Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi khusus sebesar Rp ,00/ha, untuk pembelian/ pengadaan benih padi bermutu dengan harga non subsidi (tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah). Varietas padi yang dibudidayakan adalah varietas untuk konsumen tertentu, atau varietas lainnya yang selama ini kebutuhan padi/beras tersebut didatangkan dari luar negeri seperti Thai Hom Mali, Kwao Dwak Mali, Basmati, Japonica, ketan hitam dan beras kukus atau lainnya. Jika benih bermutu (bersertifikat) dari varietas tersebut belum tersedia maka dapat digunakan benih lainnya dengan sepengetahuan dari Balai Besar Padi Sukamandi dan atau BPTP setempat. Untuk itu, koordinasi dan 61

77 kerjasama dengan instansi tersebut sangat diharapkan dalam upaya penyediaan benihnya. Disamping itu, fasilitas dana bantuan pemerintah digunakan pula untuk pembelian/pengadaan sarana produksi lainnya yaitu: pupuk organik padat, pupuk Urea dan NPK. 8. Budidaya Jagung Hibrida Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya jagung hibrida sebesar Rp ,00/ha, untuk pembelian/ pengadaan benih jagung hibrida dan pupuk Urea. 9. Budidaya Jagung Komposit Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya jagung hibrida sebesar Rp ,00/ha, untuk pembelian/ pengadaan benih jagung komposit dan pupuk Urea. 10. Pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan unit pengolahan pupuk organik sebesar Rp ,00 per unit, untuk pembelian/pengadaan: rumah kompos, mesin alat pengolah pupuk organik (APPO), ternak dan obat-obatan, kandang komunal dan bak permentasi, pakan ternak dan atau kendaraan roda tiga, jika anggaran memungkinkan. 62

78 Pengadaan bangunan, peralatan dan ternak dan pendukung lainnya disesuaikan dengan standar/spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sedangkan pengadaan ternak dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari instansi yang berwenang/dinas Peternakan setempat. Disamping itu, penerima bantuan UPPO harus menyediakan lahan sebagai tempat bangunan/rumah kompos dan kandang, yang dikukuhkan dengan surat pernyataan Hibah/Hak Guna Pakai atau perjanjian lainnya. Komponen sarana produksi (benih padi, benih ikan, benih jagung hibrida, benih jagung komposit, pupuk anorganik, pupuk organik, alat dan mesin pertanian, ternak, bangunan dan lain sebagainya), hendaknya digunakan sesuai SOP teknologi masing-masing kegiatan agar hasil yang diperoleh sesuai yang diharapkan. Khusus jumlah dan varietas padi dan ikan serta jumlah sarana produksi lainnya yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi setempat (spesifik lokasi) dan secara teknis disesuaikan dengan anjuran teknologi di masing-masing lokasi, tercantum dalam blanko Rencana Usaha Kelompok (RUK), disetujui dan/atau diketahui oleh Petugas Lapangan/Penyuluh 63

79 /Mantri Tani, Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan/atau BPTP setempat. Sedangkan untuk benih jagung hibrida sebanyak 15 kg/ha, benih jagung komposit 25 kg/ha serta pupuk urea disesuaikan dengan ketersediaan anggaran. RUK disusun oleh penerima bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat serta hasil survei. Benih, bibit dan sarana produksi lainnya dapat diperoleh di kios, penangkar benih/bibit, produsen (BUMN/BUMD/ Swasta), distributor dan atau tempattempat lain yang jelas keberadaannya. Selanjutnya kemasan dan label agar disimpan dengan baik untuk keperluan monitoring/pemeriksaan. Kebutuhan sarana produksi dan pendukung lainnya yang tidak dapat difasilitasi melalui bantuan pemerintah (APBN Tahun 2017) maupun kekurangannya, agar ditanggung dan diusahakan secara swadaya oleh anggota kelompok tani/gabungan kelompok tani atau dari sumber lainnya yang sah dan tidah saling tumpangtindih dengan maksud mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar petani/kelompok tani/gabungan kelompok tani mempunyai rasa ikut memiliki sehingga mempunyai tanggung jawab moral untuk menyukseskan kegiatan 64

80 tersebut dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi padi tahun Apabila terdapat sisa penggunaan dana yang berasal dari DIPA APBN Tahun 2017 tersebut, maka sisa dana dikembalikan ke kas Negara melalui mekanisme dan peraturan perundangan yang berlaku Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan tahun 2017 senilai Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Tahun 2017 NO JENIS BANTUAN VOLUME SATUAN ANGGARAN Rp.(000) 1 Pengembangan Desa Mandiri Benih 200 Unit Fasilitas Penguatan Desa Mandiri Benih Unit Pengadaan dan Penyaluran Bantuan Benih Hektar Pemberian Penghargaan 11 Orang 4 Petugas Perbenihan, Produsen Balai Benih, dan Balai Benih 5 Fasilitasi Penyelesaian Tunda Bayar Tahun 2016 *) Jumlah Ket : *) Nilai yang dibayarkan sesuai hasil verifikasi BPKP atau Inspektorat Jenderal Kementan 65

81 Tabel 6. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan Pemerintah Kegiatan Desa Mandiri Benih, Penguatan Desa Mandiri Benih dan Bantuan Benih Padi Inbrida Tahun 2017 NO 1 Desa Mandiri Benih JENIS BIAYA SATUAN (Rp) JUMLAH (Rp) a Sarana Produksi dan Lainnya 10 Ha (Benih Pokok, Biaya Sertifikasi, Pupuk, Bantauan Biaya Prosesing, Ongkos VOLUME Benih Pokok 250 Kg Biaya sertifikasi 10 Ha Biaya sarana produksi (Pupuk Organik) Kg b Bantuan Biaya Prosesing 10 Paket Bantuan sarana pelengkap gudang 1 Paket (stapel/rak benih), karung, plastik dll Sarana/Peralatan Pengolahan dan Pengemasan *) (Seed cleaner, box driyer, sealer, troly, mesin jahit, dll) 1 Paket c Gudang 1 Unit (Minimal : Luas 40 M2, Tinggi 4 M) d Lantai Jemur 1 Unit e (Minimal 80 M2) Jasa Konsultan (perencanaan dan pengawasan) Total Biaya per unit (10 Hektar) 1 Paket Penguatan Desa Mandiri Benih Benih Pokok 250 Kg Biaya sertifikasi 10 Total Biaya per unit (10 Hektar) Ha Bantuan Benih Padi Inbrida Benih 25 Total Biaya per Hektar Kg

82 5.4. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI tahun 2017 senilai Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 7. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2017 NO JENIS BANTUAN VOLUME SATUAN ANGGARAN Rp.(000) 1 PPHT Padi, Jagung dan Kedelai Hektar PPDPI Pembuatan Biopori dan Sumur Pantek 350 Hektar Pestisida - - Insectisida Kg/Ltr Fungisida Kg/Ltr Bakterisida Kg/Ltr Rodentisida Kg/Box Herbisida Jumlah Kg/Ltr

83 Tabel 8. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan Pemerintah Kegiatan PPHT, PPDPI dan Pestisida Tahun 2017 NO 1 PPHT Padi JENIS VOLUME BIAYA SATUAN (Rp) JUMLAH (Rp) Pupuk Organik Kg Agens Pengendali Hayati (APH) 100 Kg Benih Refugia 25 Kg Total Biaya per 25 Hektar PPHT Jagung Pupuk Organik Kg Agens Pengendali Hayati (APH) 60 Kg Total Biaya per 15 Hektar PPHT Kedelai Pupuk Organik Kg Agens Pengendali Hayati (APH) 40 Kg Total Biaya per 10 Hektar PPDPI (Pembuatan Biopori) Pipa PVC (4") Pipa Fiting Cup PVC 200 Total Biaya per 10 Hektar PPDPI (Pembuatan Sumur Pantek) Paralon (2,5") Slang Hisap 15 m Paralon (2") Elbow Lem Paralon Slang Paralon Pompa Air Total Biaya per 10 Hektar PPDPI (Pembuatan Sumur Pantek Maluku) Paralon (2,5") Slang Hisap 15 m Paralon (2") Elbow Lem Paralon Slang Paralon Pompa Air 1 Total Biaya per 10 Hektar Pestisida a Insektisida Karbofuran kg/l Imidakloprid kg/l Dimehipo kg/l Buprofezin kg/l BPMC kg/l MIPC kg/l Fipronil kg/l Flubendiamida kg/l b Fungisida Metil Tiofanat kg/l Mankozeb dan Trisiklazol kg/l c Bakterisida Tembaga Oksi Sulfat kg/l Tembaga Oksida kg/l d Rodentisida Brodifakum kg/l Bahan Asap kg/l e Herbisida Parakuat Diclorida kg/l Ametrin kg/l Isopropil Amina Glifosat kg/l 68

84 5.5. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan tahun 2017 senilai Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 9. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Tahun 2017 NO JENIS BANTUAN VOLUME SATUAN ANGGARAN Rp.(000) 1 Combine Harvester Kecil 610 Unit Combine Harvester Sedang 672 Unit Combine Harvester Besar Unit Corn Combine Harvester 100 Unit Corn Sheller Unit Power Thresher Multiguna 605 Unit Vertical Dryer Padi+Bangunan 2 Paket RMU dan Packing Daerah Perbatasan+Bangunan 20 Paket RMU Beras Organik 1 Paket Sarana Penanganan dan Pengemasan Beras Bermutu (Grading dan Packing) 6 Paket Sertifikasi Organik 30 Unit Sertifikasi Non Organik (Beras 12 Non Organik 6 Unit Fasilitasi Penyelesaian Tunda 13 Bayar Tahun 2016 *) Jumlah *) Nilai yang dibayarkan sesuai hasil verifikasi BPKP atau Inspektorat Jenderal Kementan 69

85 Tabel 10. Komponen Bantuan dan Biaya Satuan Bantuan Pemerintah Kegiatan Alsintan Pascapanen dan Sertifikasi Tahun 2017 NO JENIS SATUAN Combine Harvester Kecil (Daya Motor minimal 7 kw atau 9,38 HP) Combine Harvester Sedang (Daya Motor minimal 11,1 kw atau 14,87 HP) Combine Harvester Besar (Daya Motor minimal 31,1 kw atau 41,67 HP) Corn Combine Harvester (Daya Motor minimal 20 kw atau 28 HP) Corn Sheller (kapasitas min. 1 ton/jam) dengan kelengkapan 2 unit terpal ukuran minimal 6 x 6 m Power Thresher Multiguna (kapasitas min. 500 kg/jam) dengan kelengkapan 2 unit terpal ukuran minimal 6 x 6 m Dryer Padi (3-6 ton/proses) + Bangunan RMU Wilayah Perbatasan + Bangunan RMU Beras Organik + Bangunan BIAYA SATUAN (Rp) Unit Unit Unit Unit Unit Unit Paket Paket Paket Sarana Grading & Packing Paket Sertifikasi Organik Unit Sertifikasi Non Organik (Beras Non-Organik) Unit KETERANGAN Harga rata-rata (range s/d ) Harga rata-rata (range s/d ) Harga rata-rata (range s/d ) Harga rata-rata (range s/d ) Harga rata-rata (range s/d ) 70

86 5.6. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan Alokasi anggaran Bantuan Pemerintah untuk kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan senilai Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 11. Rincian Volume dan Anggaran Bantuan Pemerintah Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2017 NO JENIS BANTUAN VOLUME SATUAN 1 Pemberian Penghargaan Mantri Tani/KCD Berprestasi Jumlah ANGGARAN Rp.(000) 5 Orang

87 BAB VI TATA KELOLA PENCAIRAN DANA BANTUAN PEMERINTAH 6.1. Bentuk Uang Pemberian Penghargaan Pemberian penghargaan dalam bentuk uang dapat diberikan melalui mekanisme: a. Pembayaran langsung (LS) ke rekening penerima penghargaan atau ke rekening bendahara pengeluaran; atau b. Uang Persediaan (UP) Pemberian bantuan sarana/prasarana 1. Pemberian bantuan sarana/prasarana dilakukan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening penerima bantuan sarana/prasarana. 2. Pencairan bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang dengan penerima bantuan sarana/prasarana yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA. 3. Perjanjian kerjasama memuat: a. hak dan kewajiban kedua belah pihak; b. jumlah dan nilai barang yang akan dihasilkan/ dibeli; 72

88 c. Jenis dan spesifikasi barang yang akan dihasilkan/dibeli; d. jangka waktu penyelesaian pekerjaan; e. tata cara dan syarat penyaluran; f. pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menghasilkan/membeli barang sesuai dengan jenis dan spesifikasi; g. pengadaan akan dilakukan secara transparan dan akuntabel; h. pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara; i. sanksi; dan j. penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran. 4. Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang, untuk barang bantuan yang dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh penerima bantuan yang nilai bantuannya Rp ,00 (seratus juta rupiah) ke atas, dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. Tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari keseluruhan dana bantuan sarana/prasarana setelah perjanjian kerjasama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK. 73

89 b. Tahap II sebesar 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana bantuan sarana/prasarana, apabila prestasi pekerjaan telah mencapai 50% (lima puluh persen). Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang Tahap I: Penerima bantuan sarana/prasarana mengajukan permohonan pembayaran tahap I dengan dilampiri: - perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan sarana/prasarana; - kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan sarana/prasarana. PPK melakukan pengujian permohonan pembayaran tahap I bantuan sarana/ prasarana sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran Bantuan Pemerintah. PPK menandatangani perjanjian kerja sama dan mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran tahap I serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran Bantuan Pemerintah. 74

90 Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan. SPP disampaikan kepada PP-SPM dilampiri: - perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK; - kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK. Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang Tahap II: Penerima bantuan sarana/prasarana mengajukan permohonan pembayaran tahap II dengan dilampiri: - kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan; - laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan sarana/prasarana. PPK melakukan pengujian permohonan pembayaran tahap II bantuan sarana/ 75

91 prasarana sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran Bantuan Pemerintah. PPK mengesahkan bukti penerimaan uang untuk pembayaran tahap II serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran Bantuan Pemerintah. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan. SPP disampaikan kepada PP-SPM dilampiri: - kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK; - laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan. 5. Laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan dibuat sesuai format yang tertera pada lampiran Penerima bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang secara sekaligus untuk barang yang nilai per jenis barang bantuan yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan sampai dengan Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) dan 76

92 barang bantuan yang dapat diproduksi dan/atau dihasilkan nilainya sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah) mengajukan permohonan pencairan dana kepada PPK dengan dilampiri: a. perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan; dan b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan. 7. PPK melakukan pengujian permohonan yang diajukan penerima bantuan sesuai petunjuk teknis penyaluran Bantuan Pemerintah. 8. PPK menandatangani perjanjian kerjasama dan mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran Bantuan Pemerintah. 9. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan petunjuk teknis penyaluran Bantuan Pemerintah, PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan. 10. SPP disampaikan kepada PP-SPM dengan dilampiri: a. perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK; 77

93 b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah yang Ditetapkan Oleh Pengguna Anggaran 1. Pencairan bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dalam bentuk uang dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap. 2. Penentuan pencairan secara sekaligus atau bertahap ditetapkan oleh KPA dengan mempertimbangkan jumlah dana dan waktu pelaksanaan kegiatan. 3. Pencairan dana bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dalam bentuk uang yang diberikan kepada perseorangan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan. 4. Pencairan dana bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA yang diberikan kepada Kelompok Masyarakat dan Lembaga Pemerintah atau Lembaga Non Pemerintah dapat dilakukan sekaligus atau bertahap berdasarkan Surat Keputusan dan 78

94 Perjanjian Kerjasama antara penerima bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dengan PPK. Perjanjian kerjasama memuat: a. hak dan kewajiban kedua belah pihak; b. jumlah bantuan yang diberikan; c. tata cara dan syarat penyaluran; d. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menggunakan bantuan sesuai rencana yang telah disepakati; e. pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara; f. sanksi; dan g. penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran. 5. Pembayaran bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA yang diberikan kepada perseorangan yang dilaksanakan secara sekaligus berdasarkan surat keputusan, disalurkan secara langsung dari rekening kas negara ke rekening penerima bantuan melalui mekanisme LS. 6. Kelompok Masyarakat, Lembaga Pemerintah atau lembaga non pemerintah penerima bantuan 79

95 mengajukan permohonan pembayaran dengan dilampiri dokumen pencairan dana sesuai dengan perjanjian kerjasama. 7. Pengajuan permohonan pembayaran secara sekaligus atau Tahap I dilampiri : a. perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan; dan b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan. 8. Pengajuan permohonan pembayaran Tahap II dan selanjutnya dilampiri: a. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan; dan b. laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan penerima bantuan. 9. PPK melakukan pengujian permohonan pembayaran sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah. 10. PPK menandatangani Perjanjian Kerjasama dan mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang serta menerbitkan SPP setelah pengujian telah sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah. 11. Dalam hal pengujian tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis, PPK menyampaikan informasi kepada 80

96 penerima bantuan untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan. 12. SPP untuk pembayaran secara sekaligus atau tahap pertama disampaikan kepada PP-SPM dengan dilampiri : a. perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK; b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK. 13. SPP untuk pembayaran tahap kedua dan seterusnya disampaikan kepada PP- SPM dengan dilampiri : a. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK; b. laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangni oleh Ketua/Pimpinan penerima Bantuan Pemerintah Bentuk Barang Pemberian Penghargaan Pencairan dana dalam rangka pengadaan barang dan/ atau Jasa yang akan disalurkan kepada penerima Bantuan Pemerintah dilakukan melalui mekanisme: 81

97 a. LS ke rekening penyedia barang/jasa; atau b. Uang Persediaan (UP) Pemberian Bantuan Sarana/Prasarana Pencairan dana bantuan sarana/prasarana dalam rangka pengadaan barang yang akan disalurkan untuk penerima Bantuan Pemerintah dilakukan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening penyedia barang melalui mekanisme LS Pemberian Bantuan Rehabilitasi dan/atau Pembangunan Gedung/Bangunan Pencairan dana bantuan rehabilitasi dan/atau pembangunan gedung/bangunan dalam rangka pengadaan barang yang akan disalurkan untuk penerima Bantuan Pemerintah dilakukan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening penyedia barang melalui mekanisme LS Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah yang Ditetapkan Oleh Pengguna Anggaran Pencairan dana bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dalam rangka pengadaan barang dan/atau jasa dilaksanakan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening penyedia barang dan/atau jasa melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS). 82

98 BAB VII PENYALURAN DANA BANTUAN PEMERINTAH Penyaluran Bantuan Pemerintah lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2017 kepada penerima bantuan diberikan dalam bentuk uang dan barang/jasa Bentuk Uang Pemberian Penghargaan Pemberian penghargaan dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA Bantuan Sarana/Prasarana 1. Bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang diberikan dengan ketentuan : a. Barang bantuan dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh penerima bantuan; atau b. Nilai per jenis barang bantuan di bawah Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan. 2. Pemberian bantuan sarana/prasarana dalam bentuk uang dilaksanakan dengan ketentuan : a. Secara bertahap, untuk barang bantuan yang dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh penerima bantuan. 83

99 b. Secara sekaligus, untuk barang yang nilai per jenis barang bantuan yang dapat dilaksanakan oleh penerima bantuan sampai dengan Rp ,00 (lima puluh juta rupiah). 3. Dalam hal barang bantuan yang dapat diproduksi dan/atau dihasilkan oleh penerima bantuan, nilainya sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah), pemberian bantuan sarana/prasarana dilakukan secara sekaligus Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah yang Ditetapkan Oleh Pengguna Anggaran 1. Penetapan bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dalam bentuk uang atau barang dan/atau jasa ditetapkan oleh KPA dengan memperhatikan sifat dan karakteristik bantuan. 2. Pemberian bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA kepada penerima bantuan diberikan berdasarkan Surat Keputusan yang ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA. 3. Pencairan bantuan ini dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap berdasarkan Surat Keputusan dan perjanjian kerjasama antara 84

100 penerima bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dengan PPK. Perjanjian kerjasama tersebut memuat : a. Hak dan kewajiban kedua belah pihak; b. Jumlah bantuan yang diberikan; c. Tata cara dan syarat penyaluran; d. Pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menggunakan bantuan sesuai rencana yang telah disepakati; e. Pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Pemerintah untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara; f. Sanksi; g. Penyampaian laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran. 4. Penentuan pencairan sekaligus atau bertahap ditetapkan oleh KPA dengan kerjasama yang telah ditandatangani jumlah dana dan waktu pelaksanaan kegiatan. 5. Pembayaran bantuan ini disalurkan secara langsung dari rekening kas negara ke rekening penerima bantuan melalui mekanisme LS. 85

101 6. Penerima bantuan mengajukan permohonan pembayaran dengan dilampiri dokumen pencairan dana sesuai perjanjian kerjasama. 7. Pengajuan permohonan pembayaran secara sekaligus atau tahap I dilampiri perjanjian kerjasama dan kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan. 8. Pengajuan permohonan pembayaran tahap II dan selanjutnya dilampiri kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani penerima bantuan dan laporan kemauan penyelesaian pekerjaan yang ditandaatangani oleh ketua/pimpinan penerima bantuan. 9. PPK melakukan pengujian permohonan pembayaran, menandatangani perjanjian kerjasama, mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang serta menerbitkan SPP untuk kemudian disampaikan kepada PP-SPM. 10. Laporan penerima bantuan harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran dengan dilampiri : a. Berita Acara Serah Terima b. Foto/film hasil pekerjaan yang telah diselesaikan. 86

102 11. Berdasarkan laporan pertanggungjawaban PPK melakukan verifikasi dan kemudian mengesahkan BAST setelah hasil verifikasi sesuai dengan perjanjian kerjasama Bentuk Barang/Jasa Pemberian Penghargaan 1. Pemberian Penghargaan dalam bentuk barang dan/ atau jasa dilaksanakan melalui mekanisme pengadaan barang dan jasa dengan cara: a. Kontraktual; atau b. Swakelola. 2. Pengadaan barang dan/atau jasa berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. 3. Pengadaan barang dan/atau jasa yang akan disalurkan kepada penerima Bantuan Pemerintah dapat termasuk pelaksanaan penyaluran barang dan/atau jasa sampai dengan diterima oleh penerima Bantuan Pemerintah. 4. Pelaksanaan penyaluran pemberian penghargaan dalam bentuk barang dan/atau Jasa kepada penerima Bantuan Pemerintah dilakukan oleh: a. PPK; atau b. Penyedia barang dan/atau jasa perjanjian/ kontrak. 87

103 Bantuan Sarana/Prasarana 1. Pengadaan barang untuk bantuan sarana/prasarana yang disalurkan dalam bentuk barang kepada penerima Bantuan Pemerintah, PPK menandatangani kontrak pengadaan barang dengan penyedia barang. 2. Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. 3. Pengadaan barang dapat termasuk pelaksanaan penyaluran barang sampai dengan diterima oleh penerima Bantuan Pemerintah. 4. Pencairan dana bantuan dilakukan secara langsung dari rekening kas negara ke rekening penyedia barang melalui mekanisme LS. 5. Pelaksanaan penyaluran bantuan dilaksanakan oleh PPK atau penyedia barang dan/atau jasa sesuai kontrak Bantuan Rehabilitasi dan/atau Pembangunan Gedung/Bangunan 1. Pengadaan bantuan Rehabilitasi dan/atau Pembangunan Gedung/Bangunan yang disalurkan dalam bentuk barang kepada penerima Bantuan Pemerintah, PPK menandatangani 88

104 kontrak pengadaan barang dengan penyedia barang. 2. Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dana Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Ditetapkan Oleh Pengguna Anggaran 1. Pengadaan Bantuan Lainnya Yang Memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah Ditetapkan Oleh Pengguna Anggaran yang disalurkan dalam bentuk barang dan/atau jasa kepada penerima Bantuan Pemerintah, PPK menandatangani kontrak pengadaan barang dan/atau jasa dengan penyedia barang. 2. Pengadaan barang berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. 3. Pengadaan barang dan/atau jasa dapat termasuk pelaksanaan penyaluran barang dan/atau jasa sampai dengan diterima oleh penerima Bantuan Pemerintah. 4. Pencairan dana bantuan dilaksanakan secara langsung dari rekening kas negara ke rekening 89

105 penyedia barang dan/atau jasa melalui mekanisme LS. 5. Pelaksanaan penyaluran bantuan dilakukan oleh PPK atau penyedia barang dan/atau jasa sesuai kontrak. 90

106 BAB VIII PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH, KETENTUAN PERPAJAKAN DAN SANKSI 8.1. Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah Bantuan Dalam Bentuk Uang Penerima Bantuan Pemerintah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK sesuai dengan perjanjian kerja sama setelah pekerjaan selesai atau pada akhir Tahun Anggaran, dengan dilampiri: a) Berita acara penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh dua orang saksi; b) Berita acara serah terima barang yang ditandatangani oleh ketua/pimpinan penerima bantuan; c) Foto/film barang yang dihasilkan/dibeli; d) Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana; e) Surat Pernyataan bahwa buktibukti pengeluaran telah disimpan; f) Bukti surat setoran sisa dana ke rekening Kas Negara dalam hal terdapat sisa dana Bantuan Dalam Bentuk Barang Prosedur pemanfaatan barang sebagai berikut: a. Seluruh barang yang diterima kelompok dibukukan secara sederhana; b. Bukti serah terima barang kepada anggota kelompok dibukukan; 91

107 c. Ketua kelompok tani diwajibkan membuat laporan rutin penggunaan barang kepada PPK; d. Seluruh aset kelompok dirawat dan dikelola dengan baik Ketentuan Perpajakan Ketentuan perpajakan dalam penggunaan dana bantuan pemerintah tahun anggaran 2017 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait perpajakan Sanksi Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan Negara dan/atau Kementerian dan/atau kelompok tani/gapoktan akan diberikan oleh aparat/pejabat yang berwenang atau penanggungjawab kegiatan. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dana bantuan pemerintah yang diterima Kelompok tani/gapoktan atau lembaga lainnya apabila tidak digunakan sesuai peruntukannya dan tidak mengembalikan sisa dana bantuan tersebut, maka kelompok penerima tersebut akan dipertimbangkan untuk tidak mendapatkan bantuan pemerintah pada tahun berikutnya dan atau sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 92

108 Apabila dalam pelaksanaannya terdapat sarana yang tidak dimanfaatkan oleh penerima bantuan, maka Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dapat merealokasi sarana tersebut ke kelompok lainnya di wilayah kecamatan yang sama/antar kecamatan. Apabila diperlukan realokasi antar Kabupaten/Kota, maka menjadi kewenangan Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Kelompok penerima bantuan dapat dikenakan sanksi apabila melanggar pakta integritas yang sudah ditandatangani. 93

109 BAB IX PEMBINAAN, PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 9.1. Pembinaan Pembinaan kepada penerima bantuan harus dilakukan secara berjenjang dan berkelanjutan sehingga penerima bantuan mampu mengembangkan usahanya atau fungsi yang dimiliki secara mandiri. Untuk mengoptimalkan keberhasilan pembinaan tersebut, diperlukan komitmen dan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean government), maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip prinsip, sebagai berikut: a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundang-undangan; b. Membebaskan diri dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; d. Memenuhi asas efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas. Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan ini berada pada Dinas lingkup Pertanian Kabupaten/Kota. Tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada Dinas 94

110 lingkup Pertanian Provinsi atas nama Gubernur. Tanggung jawab atas program dan kegiatan, yaitu Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Unit kerja Eselon I memfasilitasi program dan kegiatan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kegiatan koordinasi pembinaan lintas Kabupaten/Kota difasilitasi oleh Provinsi, sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional difasilitasi oleh Kabupaten/Kota. Untuk kelancaran pelaksanaan program pembangunan pertanian di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat Kabupaten/Kota dibentuk Tim Teknis Kabupaten/Kota. 1. Penanggung Jawab Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi koordinasi persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan bantuan pemerintah antara lain: a. Menyusun petunjuk teknis dan pola pemberdayaan yang berkelanjutan untuk mengarahkan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran sesuai rencana strategis yang ditetapkan; b. Menggalang koordinasi dan sinergitas dengan provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi kegiatan; c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pelaksanaan program dan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 95

111 2. Tim Pembina Provinsi Tim Pembina Provinsi terdiri atas unsur Dinas Pertanian, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Pertanian seperti Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), Balai Benih, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), perguruan tinggi, asosiasi profesi, serta organisasi petani dan masyarakat sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran. Tim Pembina tersebut ditunjuk dan ditetapkan oleh Gubernur setempat atau Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang mempunyai tugas yaitu: a. Menyusun petunjuk pelaksanaan yang mengacu pada pedoman atau petunjuk teknis yang disusun oleh Pusat; b. Melakukan koordinasi lintas sektoral antar instansi ditingkat Provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan; c. Melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota dalam pemantauan dan pengendalian, serta membantu mengatasi permasalahan dilapangan; dan d. Menyusun laporan hasil pemantauan dan pengendalian serta menyampaikan laporan pelaksanaan program dan kegiatan ke tingkat Pusat. 96

112 3. Tim Teknis Kabupaten/Kota Tim Teknis Kabupaten/Kota beranggotakan Dinas Pertanian, lembaga penyuluhan pertanian Kabupaten/Kota, perguruan tinggi, organisasi petani/petani ahli/asosiasi petani, serta instansi terkait lainnya sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran. Tim Teknis tersebut ditunjuk dan ditetapkan oleh Bupati/Walikota setempat atau Kepala Dinas Pertanian. Tugas Tim Teknis Kabupaten/Kota yaitu: a. Menyusun petunjuk teknis (juknis) dengan mengacu pada petunjuk teknis penyaluran bantuan pemerintah atau pedoman pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Pusat, dan petunjuk pelaksanaan (juklak) yang disusun oleh Provinsi disesuaikan dengan kondisi sosial budaya setempat dan usaha yang dikembangkan; b. Melakukan sosialisasi dan seleksi calon kelompok sasaran; c. Melakukan bimbingan teknis, pengendalian, dan evaluasi; d. Membuat laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan ke Pemerintah Pusat dan Provinsi Pengendalian, Evaluasi dan Pelaporan Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi 97

113 Pelaksanaan Rencana Pembangunan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Pengendalian dan Evaluasi Pengendalian merupakan rangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan (tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan). Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan melalui kegiatan pemantauan (monitoring) dan pengawasan. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Pengawasan dapat dilakukan oleh unsur internal unit kerja dan menggunakan unit pengawasan pembangunan seperti Inspektorat Jenderal atau institusi lainnya. Tata cara pengawasan pelaksanaan rencana pembangunan yang dilakukan oleh Pimpinan Kementerian/Lembaga /SKPD dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tindaklanjut merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional yang ditempuh berdasarkan pada hasil pelaksanaan kegiatan dan pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan 98

114 rencana yang telah ditetapkan, seperti antara lain; melakukan koreksi atas penyimpangan kegiatan, akselerasi atas keterlambatan pelaksanaan, atau pun klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan rencana. Titik kritis pelaksanaan kegiatan bantuan pemerintah lingkup Ditjen Tanaman Pangan tahun 2017 yaitu : 1. Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk Pelaksana Anggaran yang bersumber dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2. Sosialisasi yang dilakukan oleh Tim Pengarah/Pembina di Pusat/Provinsi dan Tim Teknis di Kabupaten/Kota. 3. Persiapan pelaksanaan seleksi CPCL yang dilakukan oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota, dilanjutkan penetapan CPCL oleh PPK dna pengesahan oleh KPA. 4. Transfer/penyaluran dana kegiatan Bantuan Pemerintah ke rekening penerima Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang. 5. Pencairan dana kegiatan Bantuan Pemerintah oleh penerima bantuan. 6. Pelaksanaan pengadaan barang dan penyaluran bantuan sampai kepada penerima bantuan. 7. Kebenaran dan ketepatan penggunaan dana yang dilakukan oleh penerima bantuan. 99

115 8. Pengembalian sisa dana sebelum akhir tahun anggaran yang dilakukan oleh penerima bantuan. 9. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output, benefit, dan impact. 10. Berita Acara Serah Terima dan Surat Pernyataan Bersedia menerima hibah. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk dapat mengetahui dengan pasti apakah pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan rencana pembangunan dapat dinilai dan dipelajari untuk perbaikan pelaksanaan rencana pembangunan di masa yang akan datang. Fokus utama evaluasi diarahkan kepada keluaran (outputs), hasil (outcomes), dan dampak (impacts) dari pelaksanaan rencana pembangunan. Di dalam pelaksanaannya, kegiatan evaluasi dapat dilakukan pada berbagai tahapan yang berbeda, yaitu; Evaluasi pada Tahap Perencanaan (ex-ante), yaitu evaluasi dilakukan sebelum ditetapkannya rencana pembangunan dengan tujuan untuk memilih dan menentukan skala prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan cara mencapai tujuan yang telah 100

116 dirumuskan sebelumnya; Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan (on-going), yaitu evaluasi dilakukan pada saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya, dan Evaluasi pada Tahap Pasca Pelaksanaan (ex-post), yaitu evaluasi yang dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk melihat apakah pencapaian (keluaran/hasil/dampak) program mampu mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini digunakan untuk menilai efisiensi (keluaran dan hasil dibandingkan masukan), efektivitas (hasil dan dampak terhadap sasaran), ataupun manfaat (dampak terhadap kebutuhan) dari suatu program. Terkait dengan pemberian bantuan pemerintah, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 Tahun 2015, pasal 43 diamanatkan agar KPA bertanggung jawab atas hal-hal sebagai berikut: a. Pencapaian target kinerja pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah. b. Transparansi pelaksanaan dan penyaluran bantuan pemerintah. c. Akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran bantuan 101

117 pemerintah. Dalam menjamin pelaksanaan tanggung jawab di atas, KPA melaksanakan monitoring dan evaluasi dengan menitik beratkan pada: - Kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah dengan pedoman umum dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan serta ketentuan peraturan terkait lainnya. - Kesesuaian antara target capaian dengan realisasi. Hasil monitoring dan evaluasi tersebut sebagai acuan bagi KPA untuk mengambil langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki penyaluran bantuan pemerintah. Dalam hal ini, terkait dengan pelaksanaan kegiatan, unit kerja pusat dan pimpinan SKPD perlu melakukan evaluasi kinerja. 2. Pelaporan Pelaporan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan pelaporan sangat penting dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentuan kebijakan yang relevan. Mengingat kebutuhan saat ini dan perkembangan teknologi saat ini, pelaksanaan kegiatan pelaporan dilakukan secara 102

118 berkala dan berjenjang yaitu bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan. Sedangkan, pelaporan berjenjang dimaksudkan adalah dari satu unit kerja paling bawah dalam suatu organisasi sampai kepada pucuk pimpinan organisasi, dengan alur sebagai berikut: Penerima bantuan Dinas Kabupaten/Kota Dinas Provinsi Pemerintah Pusat Pelaporan harus dilakukan kepada masyarakat baik dilakukan secara aktif maupun pasif. Pelaporan secara aktif dimaksudkan agar setiap unit organisasi menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas melalui media cetak/elektronik. Sedangkan, pelaporan secara pasif dimaksudkan agar setiap organisasi perlu mengembangkan media penyebarluasan informasi melalui situs informasi sehingga dapat diakses oleh masyarakat luas. Beberapa hal yang perlu dilaporkan antara lain pelaksanaan fisik dan keuangan (realisasi anggaran), permasalahan yang dihadapi dan penyelesaian yang dibutuhkan, serta kemajuan pencapaian indikator kinerja. Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup pertanian provinsi dan kabupaten/kota penanggungjawab kegiatan belanja Bantuan Pemerintah, kelompok tani yang sudah ditetapkan sebagai penerima kegiatan di-entry ke database penerima dalam e-proposal. 103

119 2.1. Laporan perkembangan kegiatan Pelaporan dilakukan rutin sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan dan dilaksanakan secara berjenjang. Provinsi akan melaporkan laporan perkembangan kegiatan setiap bulan, triwulan dan tahunan ke unit kerja Eselon I, laporan triwulan dan tahunan dari unit kerja Eselon I ke Menteri Pertanian c.q Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, dan disamping itu terdapat laporan perkembangan kegiatan triwulan dan tahunan dari Kementerian Pertanian kepada Kantor Staf Presiden (KSP) setiap triwulan dan tahunan Pelaporan Keuangan/Barang Milik Negara Sesuai Bagan Akun Standar (BAS), bahwa penggunaan Akun 526 (Belanja yang diserahkan kepada Masyarakat/Pemda) harus dicatat sebagai aset persediaan pada Neraca Laporan Keuangan. Terkait pemberian Bantuan Pemerintah, sesuai PMK Nomor 173/PMK.05/2016 pasal 53A bahwa Tata Cara Penyerahan Barang Milik Negara (BMN) dari pemberi bantuan kepada penerima bantuan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai tata cara pemindahtanganan 104

120 Barang Milik Negara, dalam hal ini Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/ Bantuan Pemerintah Berupa Barang pada DIPA Kantor Pusat Untuk Bantuan Pemerintah (Akun 526) dalam bentuk barang yang bersumber dari DIPA Pusat, mekanismenya sebagai berikut: 1. Pada saat penyerahan barang, kelompok penerima menandatangani: a. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah BMN bermaterai (Lampiran 7); b. Naskah Perjanjian Hibah BMN (Lampiran 8); c. Berita Acara Serah Terima Hibah BMN (Lampiran 9); d. Foto Fisik Barang. 2. Petugas Penerima dan Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) di daerah memeriksa kelengkapan dan kesesuaian pengisian formulir tersebut diatas, selanjutnya disampaikan kepada PPK Pusat bersamaan dengan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST). 3. PPK Pusat berkoordinasi dengan Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan c.q. Bagian Keuangan dan Perlengkapan untuk proses penandatanganan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan pada formulir (Lampiran 7,8,9 yang sudah 105

121 ditandatangani Kelompok Penerima). Selanjutnya Pengajuan proses hibah ke Sekretariat Jenderal Cq. Biro Keuangan dan Perlengkapan. 4. Petugas SIMAK BMN dan SAIBA Satker Pusat melakukan pencatatan pada neraca Laporan Keuangan dari mulai proses pencairan SP2D sampai persetujuan Hibah/ Serah Terima BMN Bantuan Pemerintah pada DIPA Tugas Pembantuan/Dekonsentrasi Untuk bantuan pemerintah (Akun 526) yang bersumber dari DIPA Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, mekanismenya sebagai berikut : 1. Untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk barang, setelah terbit SP2D, Satker mencatat pada aplikasi persediaan; 2. Setelah barang diterima oleh Penerima Bantuan yang dibuktikan dengan BAST (Penerima Bantuan, Penyedia, PPK), segera Kepala Satker mengusulkan permohonan Hibah kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan dengan dilampirkan Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara (BMN) yang sudah ditandatangani Kepala Satker (c.q.pemerintah Daerah) menggunakan Kop Surat Garuda berikut lampiran rekap jenis barang, volume, nilai, penerima bantuan (Lampiran 10). 106

122 3. Setelah Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara (BMN) tersebut ditandatangani oleh Dirjen Tanaman Pangan (a.n. Menteri Pertanian), Satker segera mengeluarkan Saldo Persediaan dari Neraca Laporan Keuangan 4. Untuk Bantuan Pemerintah (Akun 526) dalam bentuk transfer uang, setelah terbit SP2D dilakukan pencatatan pada aplikasi persediaan secara kolektif per paket bantuan atau per kontrak. 5. Untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang, tidak perlu dibuat Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara (BMN) antara Kepala Satker (a.n. Pemda) dengan Eselon I. 6. Setelah dilakukan pembelian barang oleh Penerima Bantuan, dibuat Berita Acara Serah Terima Barang (BAST) yang ditandatangani oleh Penerima Bantuan, Supplier dan diverifikasi oleh PPK. BAST tersebut sebagai dasar untuk mengeluarkan saldo persediaan dari Neraca Laporan Keuangan. 107

123 BAB X MEKANISME PENYELESAIAN PEMBAYARAN TERTUNDA KEGIATAN TAHUN 2016 Berdasarkan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang Langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016 bahwa dalam melakukan penghematan, Menteri/Pimpinan Lembaga tetap mengamankan program prioritas yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam rangka pelaksanaan penghematan tersebut, terdapat kegiatan yang sudah dikontrakkan/perjanjian namun dilakukan selfblocking (blokir mandiri) sehingga pembayaran dilakukan di tahun 2017 melalui tunda bayar/pembayaran tunggakan. Mekanisme penyelesaian pembayaran tertunda tersebut antara lain : 1. Seluruh pekerjaan selesai pada TA 2016 dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB). 2. Kegiatan dan anggaran dialokasikan pada DIPA TA 2017, memuat catatan Tunda Bayar/Tunggakan pada Halaman IV DIPA. 3. Mengacu PMK Nomor 15/PMK.02/2016, dilakukan verifikasi dokumen sesuai kewenangan berdasarkan nilai tunda bayar/tunggakan per Satker/per DIPA: (a) sampai 108

124 dengan Rp (dua ratus juta rupiah) dilampirkan Surat Pernyataan KPA; (b) diatas Rp (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp (dua miliar rupiah) verifikasi oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (APIP); (c) diatas Rp (dua miliar rupiah) verifikasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 4. Verifikasi dilakukan terhadap dokumen pembayaran, antara lain: (a) Dokumen Kontrak/perjanjian, Addendum Kontrak (b) SPM, SP2D yang sudah dibayar ditahun 2016 (c) SK Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah; (d)berita Acara Serah Terima Barang/pekerjaan (BASTB) (e) Dokumen lainnya terkait syarat-syarat pembayaran APBN sesuai ketentuan yang berlaku. Hasil verifikasi dituangkan dalam Berita Acara atau Laporan Hasil Verifikasi dan dilaporkan kepada Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan paling lambat satu minggu setelah verifikasi selesai. 5. KPA mencatat tunda bayar/tunggakan pada Neraca Laporan Keuangan Semester II (Desember 2016) sebagai Hutang dengan menggunakan akun Belanja yang Masih Harus Dibayar menggunakan Jurnal Manual. 6. Berdasarkan DIPA TA 2017, KPA/PPK melalui PPSPM mengajukan tagihan SPM Non Kontraktual kepada KPPN. 7. Setelah dilakukan pembayaran, KPA menghapus pencatatan hutang akun belanja yang masih harus dibayar 109

125 pada neraca Laporan Keuangan Semester I Tahun Anggaran 2017 dengan membuat jurnal manual. 8. KPA menyampaikan laporan hasil verifikasi BPKP atau Inspektorat Jenderal serta laporan penyelesaian pembayaran tunda bayar/tunggakan. 9. KPA menyampaikan Laporan penyelesaian pembayaran kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan paling lambat satu minggu setelah terbit SP2D. 110

126 BAB XI PENUTUP Pemberian Bantuan Pemerintah merupakan fasilitasi bagi pelaku usaha tanaman pangan dalam meningkatkan kemampuan produksi dan mendorong usahatani yang mandiri. Hal ini menjadi kekuatan ekonomi di pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, mengurangi kemiskinan, dan dapat meningkatkan perekonomian secara nasional. Dengan diterbitkannya Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017, pelaksanaan program pembangunan tanaman pangan kaitannya dengan dukungan dalam bentuk bantuan pemerintah dapat dilaksanakan secepatnya sesuai dengan target yang telah ditetapkan, namun harus tetap berpedoman pada peraturan yang berlaku. Petunjuk Teknis ini harus ditindaklanjuti daerah juga dengan menyusun petunjuk pelaksanaan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan bantuan pemerintah secara lebih lengkap dan rinci, serta harus pula mempertimbangkan kebijakan lokal dan spesifikasi daerah. Dengan telah tersusunnya Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017, diharapkan kegiatan Bantuan Pemerintah dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku dan dapat diselesaikan tepat waktu. 111

127 LAMPIRAN 112

128 Lampiran 1. Matrik Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA Ruang Lingkup Bantuan Pemerintah Bentuk Bantuan Pemerintah NO. PROGRAM KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN PENERIMA MANFAAT NAMA BANTUAN PEMERINTAH SATUAN BIAYA SATUAN (Rp.000) KET Pemberian Penghargaan Bantuan Sarana/Prasara na Bantuan Rehabilitasi/Pemban gunan Gedung/Bangunan Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh PA Uang Jasa Barang Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan 1 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 1. Fasilitas penerapan budidaya padi 2. Fasilitas penerapan budidaya jagung Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Padi Inbrida Sawah/Tdh Hujan/Lahan Kering Ha Prov/388 Kab Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Pengembangan Padi Khusus Ha Prov/3 Kab Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Padi Hibrida Ha Prov/83 Kab Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Padi Sub Optimal/Hazton Ha Prov/129 Kab Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Padi Salibu Ha Prov/26 Kab Gapoktan / Poktan Bantuan Budidaya Mina Padi Ha Prov Desa Organik Padi Bantuan Budidaya Pengembangan Desa Pertanian Ha Prov/162 Kab Organik Untuk Padi Gapoktan / Poktan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) Unit Prov/276 Kab Gapoktan /Poktan /LMDH / Koperasi /Asosiasi / Profesi / Lembaga Pemerintah / Lembaga Non Pemerintah Gapoktan / Poktan / LMDH / Koperasi /Asosiasi / Profesi / Lembaga Pemerintah / Lembaga Non Pemerintah Bantuan Budidaya Jagung Hibrida Ha Prov Bantuan Budidaya Jagung Komposit Ha Prov/4 Kab Pengelolaan Produksi Fasilitas penerapan Tanaman Aneka Kacang budidaya kedelai dan Umbi Petani/Poktan Peningkatan Produksi Kedelai Ha Prov/127 Kab Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Teknologi Budidaya Jenuh Air (BJA) Ha Prov/14 Kab

129 Ruang Lingkup Bantuan Pemerintah Bentuk Bantuan Pemerintah NO. PROGRAM KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN PENERIMA MANFAAT NAMA BANTUAN PEMERINTAH SATUAN BIAYA SATUAN (Rp.000) KET Pemberian Penghargaan Bantuan Bantuan lainnya yang Bantuan Rehabilitasi/Pemban memiliki karakteristik Sarana/Prasara gunan bantuan pemerintah yang na Gedung/Bangunan ditetapkan oleh PA Uang Jasa Barang Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Fasilitas penyediaan benih Kelompok Tani/Kelompok bersertifikat Penangkar atau Gabungan Kelompok Tani dengan Kelompok Penangkar Penguatan Desa Mandiri Benih - bantuan benih sumber Kg bantuan biaya sertifikasi Ha Pengembangan Desa Mandiri Benih 31 Prov - biaya sarana produksi dan lainnya Ha sarana peralatan mesin pengolahan dan Unit pengemasan benih - gudang penyimpanan benih Unit lantai jemur Unit Petani/kelompok tani/kelompok masyarakat/ lembaga pemerintah/ lembaga non pemerintah Bantuan Benih Padi Inbrida (Pusat) Kg 10,8 30 Prov Dokumen Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi Penghargaan Petugas Perbenihan, Produsen Benih dan Balai Benih Berprestasi Paket Orang dan 3 Balai Benih 4 Penguatan Perlindungan Fasilitas penguatan Petani/Poktan/Gapoktan yang Tanaman Pangan dari perlindungan tanaman wilayahnya berpotensi terkena Gangguan OPT dan DPI pangan dari gangguan OPT serangan OPT dan DPI Petani/Poktan/Gapoktan yang wilayahnya di daerah rawan DPI (banjir/kekeringan) Petani/Poktan/ Gapoktan/BPTPH/ Dinas Pertanian Provinsi Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Padi Hektar Prov Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Jagung Hektar Prov Bahan dan/atau alat pendukung PPHT Kedelai Hektar Prov Bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi Hektar Prov (Pembuatan sumur pantek dan pompa air) Bahan dan/atau alat pendukung PPDPI padi Hektar Prov (Pembuatan Biopori) Bantuan Sarana Pestisida/Herbisida Paket Prov

130 Ruang Lingkup Bantuan Pemerintah Bentuk Bantuan Pemerintah NO. PROGRAM KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN PENERIMA MANFAAT NAMA BANTUAN PEMERINTAH SATUAN BIAYA SATUAN (Rp.000) KET Pemberian Penghargaan Bantuan Sarana/Prasara na Bantuan Rehabilitasi/Pemban gunan Gedung/Bangunan Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh PA Uang Jasa Barang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Fasilitas sarana pascapanen tanaman pangan Fasilitas penerapan standardisasi dan mutu hasil tanaman pangan Poktan/Gapoktan/UPJA/Pemda /Lembaga Lainnya Combine Harvester Kecil (Pusat) Unit Prov - - Poktan/Gapoktan Combine Harvester Kecil Unit Prov/130 Kab - - Poktan/Gapoktan Combine Harvester Sedang Unit Prov/124 Kab - - Poktan/Gapoktan/UPJA/Pemda Combine Harvester Besar (Pusat) Unit Prov /Lembaga Lainnya - - Poktan/Gapoktan Combine Harvester Besar Unit Prov/196 Kab - - Poktan/Gapoktan Vertikal Dryer Padi + Bangunan Kap 6 Ton/Proses Paket Prov/2 Kab - Gapoktan RMU Beras Organik Unit Prov/1 Kab - Poktan/Gapoktan RMU + Packing Daerah Perbatasan Unit Prov/15 Kab - Poktan/Gapoktan Sarana Penanganan dan Pengemasan Beras Paket Prov - - Bermutu (Grading dan Packing) Poktan/Gapoktan/UPJA/Pemda Corn Combine Harvester (Pusat) Unit Prov /Lembaga Lainnya Poktan/Gapoktan/UPJA/Pemda Corn Sheller (Pusat) Unit Prov /Lembaga Lainnya Poktan/Gapoktan Corn Sheller Unit Prov/175 Kab - - Poktan/Gapoktan/UPJA/Pemda Power Thresher Multiguna (Pusat) Unit Prov /Lembaga Lainnya - - Poktan/Gapoktan Power Thresher Multiguna Unit Prov/73 Kab - - Poktan/Gapoktan Sertifikasi Organik Paket Prov Poktan/Gapoktan Sertifikasi Non Organik (Beras Non Organik) Paket Prov Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen Tanaman Pangan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Mantri Tani Penghargaan Mantri Tani berprestasi bidang Tanaman Pangan Paket Orang 113

131 Lampiran 2. Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja < KOP SURAT> SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama Lembaga : Nama Pimpinan Lembaga : Alamat Lengkap : Nama Bantuan : Bantuan Operasional... Berdasarkan Surat Keputusan Nomor... dan Perjanjian Kerjasama Nomor... mendapatkan Bantuan Operasional... sebesar... Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Sampai dengan bulan... telah terima pencairan Tahap Ke -... dengan nilai nominal sebesar Rp.... (... ), dengan rincian penggunaan sebagai berikut: a. Jumlah total dana yang telah di terima : Rp... (... ) b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp... (... ) c. Jumlah total sisa dana : Rp... (... ) 2. Persentase jumlah dana bantuan operasional... yang telah digunakan adalah sebesar... (... ). 3. Bertanggungjawab penuh atas pengeluaran yang telah dibayar lunas kepada pihak yang berhak menerima. 4. Bersedia menyimpan dengan baik seluruh bukti pengeluaran belanja yang telah dilaksanakan. 5. Bersedia untuk dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran oleh aparat pengawas fungsional Pemerintah. 6. Apabila di kemudian hari, pernyataan yang saya buat ini mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Demikian surat penyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Materai Rp

132 Lampiran 3. Format Lampiran Pertanggung Jawaban Bantuan Operasional <KOP SURAT> LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN OPERASIONAL Yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama Lembaga : Nama Pimpinan Lembaga : Alamat Lengkap : Nama Bantuan : Bantuan Operasional... Berdasarkan Surat Keputusan Nomor... dan Perjanjian Kerja Sama Nomor... mendapatkan Bantuan Operasional... dengan nilai nominal sebesar sebesar Rp... Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini saya menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan sebagai berikut: 1. Laporan Penggunaan Jumlah Dana a. Jumlah total dana yang telah di terima : Rp... (... ) b. Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp... (... ) c. Jumlah total sisa dana : Rp... (... ) 2. Telah menyelesaikan seluruh pekerjaan (100%) Bantuan Operasional... berdasarkan Perjanjian Kerjasama tersebut di atas. Berdasarkan hal tersebut di atas, saya dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa: 1. Bukti-bukti pengeluaran pengunaan dan Bantuan Operasional... sebesar Rp... (... ) telah kami simpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. 2. Telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar... (... ) sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN). 3. Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana Bantuan Operasional... mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Demikian laporan pertanggungjawaban Bantuan Operasional ini kami buat dengan sesungguhnya dan penuh tanggungjawab Materai Rp

133 Lampiran 4. Format Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan <KOP SURAT> LAPORAN KEMAJUAN PENYELESAIAN PEKERJAAN NOMOR... Pada hari ini... tanggal... bulan... tahun..., yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :... Jabatan : Pimpinan Lembaga... Alamat :... Dengan ini menyatakan sebagai berikut: Berdasarkan Surat Keputusan Nomor... dan Perjanjian Kerjasama nomor... mendapatkan bantuan... berupa... dengan nilai bantuan sebesar... (... ). 1. Sampai dengan tanggal..., kemajuan penyelesaian pekerjaan... sebesar...%. 2. Apabila di kemudian hari, atas laporan penyelesaian pekerjaan yang telah dibuat mengakibatkan kerugian Negara, maka saya bersedia untuk dituntut penggantian kerugian negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Demikian Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.... Pimpinan/Ketua Lembaga... Materai Rp

134 Lampiran 5. Format Berita Acara Serah Terima <KOP SURAT> BERITA ACARA SERAH TERIMA NOMOR... Pada hari ini... tanggal... bulan... Tahun... yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama :... Jabatan : Pimpinan/Ketua... Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU 2. Nama :... NIP :... Jabatan : PPK Satker... Alamat :... Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA Dengan ini menyatakan sebagai berikut: 1. PIHAK KESATU telah melaksanakan penyelesaian pekerjaan berupa... sesuai dengan Surat Keputusan Nomor... dan Perjanjian Kerjasama Nomor PIHAK KESATU telah menerima dana bantuan dari PIHAK KEDUA dan telah dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Perjanjian Kerjasama, dengan rincian sebagai berikut: a. Jumlah total dana yang telah diterima :... (... ) b. Jumlah total dana yang dipergunakan :... (... ) c. Jumlah total sisa dana :... (... ) 3. PIHAK KESATU menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana bantuan... sebesar... (... ) telah disimpan sesuai dengan ketentuan untuk kelengkapan adminitrasi dan keperluan pemeriksaan aparat pengawas fungsional. 4. PIHAK KESATU menyerahkan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK KESATU berupa... dengan nilai PIHAK KESATU telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar... sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN) terlampir *). Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh Pihak pada hari ini dan tanggal tersebut di atas, untuk dipergunakan sebagaiman mestinya. PIHAK KESATU PIHAK KEDUA... PPK Satker NIP... Keterangan : *) angka nomor 5 dicoret apabila tidak terdapat sisa dana 117

135 Lampiran 6. Contoh Surat Perjanjian Kerjasama SURAT PERJANJIAN KERJASAMA Nomor : PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN BIDANG TANAMAN PANGAN PADA DINAS PERTANIAN... PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... DENGAN PENERIMA BANTUAN... TENTANG PEMANFAATAN DANA BANTUAN PEMERINTAH BERUPA... DALAM RANGKA KEGIATAN... Pada hari ini tanggal bulan tahun.. bertempat di Dinas Pertanian Provinsi/Kabuapten/Kota Jalan, kami yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama :... Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota.. atas nama Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota sebagai pelaksana DIPA Tahun 2016 Nomor SP DIPA-.../2017 tanggal... Desember Alamat :... Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU. 2. Nama :... Jabatan : Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan Bantuan Pemerintah pada Kelompok Tani/Gapoktan... selaku penanggungjawab keuangan untuk mendukung kegiatan..., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani/Gapoktan... Alamat :... Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana Bantuan Pemerintah berupa... untuk mendukung kegiatan... dengan ketentuan sebagai berikut :

136 PASAL 1 LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahaaran Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 240, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5948); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816); 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah juncto Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 juncto Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012; 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017; 9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan; 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga; 11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga; 12. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Nomor... tentang Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji Tagihan/ Penandatangan SPM dan Bendahara Pengeluaran Dana Tugas Pembantuan Tahun Anggaran 2017;

137 13. Peraturan lainnya yang terkait. PASAL 2 LINGKUP PEKERJAAN PIHAK KESATU memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan dana bantuan Pemerintah berupa... (sebutkan volumenya) untuk mendukung kegiatan... sesuai dengan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). PASAL 3 LOKASI PEKERJAAN Pekerjaan Bantuan Pemerintah yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yaitu berada di Dusun... Desa/Kelurahan... Kecamatan... Kabupaten /Kota... provinsi... PASAL 4 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pekerjaan sejak tanggal ditandatangani kontrak/perjanjian kerjasama yaitu tanggal... sampai dengan tanggal... (batas waktu pelaksanaan paling lambat tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan). PASAL 5 PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN 1. PIHAK KEDUA harus melaporkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK PERTAMA yang dalam hal ini diwakili oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis serta dibuktikan dengan Berita Acara. 2. PIHAK KEDUA menyampaikan laporan hasil pekerjaan dilampiri dengan: a. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi. b Berita Acara Serah Terima Barang yang ditandatangani oleh Ketua/Pimpinan Penerima Bantuan. c. Foto/film barang yang dihasilkan/dibeli. d. Daftar perhitungan dana awal, penggunaan dan sisa dana. e. Surat penyataan bahwa bukti-bukti pengeluaran telah disimpan. f. bukti setor ke rekening kas negara dalam hal terdapat sisa bantuan.

138 PASAL 6 SUMBER DAN JUMLAH DANA 1. Sumber dana bantuan Pemerintah yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tugas Pembantuan Bidang Tanaman Pangan Dinas... Tahun Anggaran... Nomor DIPA :... Tanggal... Desember Jumlah dana bantuan Pemerintah yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah sebesar Rp... (terbilang :... rupiah) PASAL 7 PEMBAYARAN 1. Pembayaran dana bantuan Pemerintah dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. Setelah perjanjian kerjasama ini ditandatangani, dengan nilai bantuan sebesar Rp... (terbilang...) dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)... dengan cara pembayaran ke rekening PIHAK KEDUA pada Bank... Nomor Rekening : Cara pembayaran bantuan pemerintah dibawah Rp 50 Juta dilakukan sekaligus sebesar Rp... (terbilang...). 3. Cara pembayaran bantuan diatas Rp 50 Juta dilakukan secara bertahap sebagai berikut: a. Tahap I sebesar... b. Tahap II sebesar... dst... PASAL 8 KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCEMAJEURE 1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau force Majeure adalah suatu keadaan yang dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat diatasi baik oleh PIHAK PERTAMA maupun oleh PIHAK KEDUA karena diluar kesanggupannya dan atau diluar kewenangannya, misalnya : a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, tsunami, huru hara atau peperangan yang mengakibatkan terhentinya atau terlambatnya pelaksanaan pekerjaan.

139 b. Adanya perubahan Peraturan Pemerintah ataupun Kebijakan Moneter olehpemerintah. c. Adanya peristiwa-peristiwa lain yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang didukung dengan bukti bukti yang sah serta Surat Keterangan Instansi yang berwenang dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA. 2. Setiap terjadi peristiwa/keadaan memaksa atau force Majeure PIHAK KEDUA wajib melaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 (empat) hari sejak kejadian/peristiwa tersebut. PASAL 9 S A N K S I Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana bantuan Pemerintah sesuai dengan Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal demi hukum dan PIHAK KEDUA diwajibkan mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan Pemerintah yang telah digunakannya serta menyerahkan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK PERTAMA guna penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku. PASAL 10 PERSELISIHAN 1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat. 2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri... sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. PASAL 11 LAIN LAIN 1. Bea materai yang timbul Karena pembuatan perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK PERTAMA. 2. Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

140 3. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu dengan persetujuan kedua belah pihak. PASAL 12 P E N U T U P Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat dalam rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk digunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Unit Pengelola Keuangan Kegiatan PIHAK PERTAMA Pejabat Pembuat Komitmen (...) (... ) NIP... Mengetahui : Ketua Gapoktan/Kelompok Tani Kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kaupaten/Kota (... ) (... ) NIP...

141 Lampiran 7. Contoh Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah BMN SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA Nomor :.. Yang bertanda Tangan dibawah ini : Nama :. Jabatan :. Alamat :. Dengan ini menyatakan bersedia menerima hibah Barang Milik Negara yang berasal dari kegiatan.. Tanaman Pangan APBN Pusat TA dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berupa.. dengan nilai Rp... -( ) sebagaimana tercantum dalam lampiran surat ini untuk digunakan sebagai sarana keperluan poktan dibidang pertanian, dengan rincian sebagai berikut : NO KODE BARANG JENIS BARANG MERK / TYPE / VARIETAS TAHUN JUMLAH NILAI PEROLEHAN NILAI BUKU KONDISI BAIK Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya..., Ketua.. Materai Rp

142 Lampiran 8. Contoh Naskah Perjanjian Hibah BMN NASKAH PERJANJIAN HIBAH BARANG MILIK NEGARA BERUPA.. ANTARA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN PENERIMA.. Nomor :. Pada hari ini.. tanggal bulan.. tahun..., kami yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : NIP : Jabatan : Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia Yang bertandatangan untuk dan atas nama Menteri Pertanian berkedudukan di Jalan AUP Nomor 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan selanjutnya disebut PIHAK KESATU. II. Nama : Jabatan : Yang bertandatangan untuk dan atas nama berkedudukan di Jalan.. selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. dengan memperhatikan : 1. Surat Permohonan.. Kabupaten Nomor : tanggal. hal Permohonan Persetujuan hibah berupa.. Kepada Penerima

143 2. Surat Pernyataan Bersedia Menerima Hibah Barang Milik Negara yang berasal dari Kegiatan Pengadaan. APBN TA dari Kelompok Tani/Gapoktan Nomor : 3. Surat Menteri Pertanian Nomor :.. tanggal hal Persetujuan Hibah Barang Milik Negara berupa Peralatan dan Mesin Pada Kementerian Pertanian R.I. Kepada Dalam rangka menindaklanjuti persetujuan Hibah Barang Milik Negara dari Menteri Pertanian Nomor :... tanggal... dan Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara, PIHAK KESATU menerangkan dengan ini menghibahkan kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerangkan dengan ini menerima hibah dari PIHAK KESATU, Barang Milik Negara Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ( KP) Kegiatan.. APBN Pusat TA berupa. Senilai Rp.- (. ) sebagaimana terlampir. Kedua belah pihak menerangkan bahwa hibah ini dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: PASAL 1 JUMLAH DAN TUJUAN HIBAH 1) PIHAK KESATU menghibahkan Barang Milik Negara Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ( KP) sebagaimana daftar terlampir kepada PIHAK KEDUA yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Naskah Perjanjian Hibah ini, dengan nilai sebesar Rp,- (..) Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi. PASAL 2 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KESATU 1) Menyerahkan Objek Hibah Kepada PIHAK KEDUA;

144 2) Mengeluarkan Catatan Barang Milik Negara tersebut dari Laporan SIMAK - BMN Kementerian Pertanian c.q. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ( KP) 3) Melakukan monitoring atas pelaksanaan Naskah Perjanjian Hibah ini menjamin difungsikannya aset sesuai dengan Permohonan Hibah, baik secara berkala maupun sewaktu-waktu; 4) Meminta keterangan, tanggapan atas penjelasan dari PIHAK KESATU terhadap hal-hal yang diperlukan terkait dengan pelaksanaan monitoring tersebut pada ayat (3). PASAL 3 KEWAJIBAN PIHAK KEDUA 1) Menerima Objek dari PIHAK KESATU; 2) Menggunakan dan memelihara Objek Hibah dengan baik sesuai dengan tujuan hibah; 3) Melakukan pengamanan Objek Hibah yang meliputi pengamanan adminitrasi, fisik dan pengamanan hukum. PASAL 4 SERAH TERIMA Penyerahan Barang Milik Negara dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan atas nama Menteri Pertanian Kepada Kelompok Tani/Gapoktan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Naskah perjanjian Hibah ini. PASAL 5 LAIN-LAIN 1) Segala Ketentuan dan persyaratan dalam Naskah Perjanjian Hibah ini berlaku serta mengikuti bagi PARA PIHAK yang menandatangani; 2) Naskah Perjanjian Hibah ini dibuat dalam rangkap 4 (empat) masingmasing satu rangkap untuk PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dan Kepala KPKNL Jakarta II Demikian Naskah Perjanjian Hibah ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana tersebut diatas.

145 PIHAK KEDUA Penerima PIHAK PERTAMA a.n Menteri Pertanian Direktur Jenderal Tanaman Pangan... NIP.

146 Lampiran Naskah Perjanjian Hibah Barang Milik Negara Nomor : Tanggal : NO KODE BARANG JENIS BARANG MERK / TYPE / VARIETAS TAHUN JUMLAH NILAI PEROLEHAN NILAI BUKU KONDISI BAIK PIHAK KEDUA Penerima PIHAK PERTAMA a.n Menteri Pertanian Direktur Jenderal Tanaman Pangan... NIP.

147 Lampiran 9. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara BERITA ACARA SERAH TERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA ANTARA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN PENERIMA.. Nomor :. Pada hari ini.. tanggal bulan.. tahun..., kami yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : NIP : Jabatan : Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia Yang bertandatangan untuk dan atas nama Menteri Pertanian berkedudukan di Jalan AUP Nomor 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan selanjutnya disebut PIHAK KESATU. II. Nama : Jabatan : Yang bertandatangan untuk dan atas nama berkedudukan di Jalan.. selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. dengan ini menyatakan sebagai berikut : 1. PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima penyerahan dari PIHAK PERTAMA Barang Milik Negara berupa.. dengan nilai sebesar Rp. ( ) yang terletak di. sebagaimana tercantum dalam lampiran Berita Acara Serah Terima ini.

148 2. Penyerahan ini dilakukan dalam rangka hibah dari Kementerian Pertanian Cq. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan kepada. sesuai persetujuan Nomor tanggal.. bulan tahun Nilai Barang Milik Negara yang akan dihibahkan seluruhnya berdasarkan. 4. Terhitung sejak penandatanganan Berita Acara Serah Terima ini, maka seluruh hak dan kewajiban, tanggung jawab, dan kepemilikan terhadap BMN berupa.. sebagaimana dimaksud dalam angka 1 beralih dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. 5. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Berita Acara Serah Terima ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Penerima PIHAK PERTAMA a.n Menteri Pertanian Direktur Jenderal Tanaman Pangan... NIP.

149 Lampiran Naskah Perjanjian Hibah Barang Milik Negara Nomor : Tanggal : NO KODE BARANG JENIS BARANG MERK / TYPE / VARIETAS TAHUN JUMLAH NILAI PEROLEHAN NILAI BUKU KONDISI BAIK PIHAK KEDUA Penerima PIHAK PERTAMA a.n Menteri Pertanian Direktur Jenderal Tanaman Pangan... NIP.

150 Lampiran 10. Contoh Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara Pengadaan Satker Dinas Pertanian Kabupaten/Kota BERITA ACARA SERAH TERIMA HIBAH BARANG MILIK NEGARA PENGADAAN SATKER DINAS PERTANIAN.. KABUPATEN/KOTA. (KODE SATKER) DARI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ATAS NAMA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPADA BUPATI KABUPATEN/KOTA.. C.Q KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA (KODE SATKER) NOMOR : Pada hari ini.. tanggal bulan.. tahun..., kami masing-masing yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : NIP : Pangkat : Jabatan : Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk dan atas nama Menteri Pertanian berkedudukan di Jalan AUP Nomor 3 Pasar Minggu Jakarta Selatan selanjutnya selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. II. Nama : NIP :

Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2017

Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN juklak rev.indd i 5/17/17

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR : TANGGAL :

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR : TANGGAL : LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR : TANGGAL : PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PROGRAM DAN MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DAN PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2017

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DAN PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DAN PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN ANGGARAN 2017 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA Jl. AUP NO. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 KATA PENGANTAR Kebutuhan kedelai nasional meningkat setiap

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK. 02/2006 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK. 02/2006 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK. 02/2006 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN CADANGAN BENIH NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2006

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP i KATA PENGANTAR Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional. Permintaan jagung terus mengalami peningkatan berbanding lurus dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Tanggal 4 Januari 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OUTLINE 1. Evaluasi 2016 2. Sasaran luas tanam

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan alsintan oleh Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota maupun oleh Satuan Komando

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa

5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa 1. Alih fungsi lahan 2. Rusaknya infrastruktur jaringan irigasi; 3. Tenaga kerja berkurang dan mahal, kurangnya peralatan mekanisasi Pertanian; 4. Masih tingginya susut hasil (losses); 5. Pupuk dan benih

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 38 /PER-DJPB/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 167/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA CADANGAN BENIH NASIONAL DAN BANTUAN LANGSUNG BENIH UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Melalui CF-SKR Tahun 2016 PETUNJUK TEKNIS

Petunjuk Teknis Peningkatan Produksi Kacang Tanah dan Ubijalar Melalui CF-SKR Tahun 2016 PETUNJUK TEKNIS PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KACANG TANAH DAN UBI JALAR MELALUI COUNTERPART FUND SECOND KENEDY ROUND (CF-SKR) TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016 Direktorat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.55/MenLHK/Setjen/Kum.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYALURAN BANTUAN LAINNYA YANG MEMILIKI KARAKTERISTIK BANTUAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. KATA PENGANTAR Kekayaan sumber-sumber pangan lokal di Indonesia sangat beragam diantaranya yang berasal dari tanaman biji-bijian seperti gandum, sorgum, hotong dan jewawut bila dikembangkan dapat menjadi

Lebih terperinci

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BUDIDAYA JAGUNG TAHUN 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BUDIDAYA JAGUNG TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BUDIDAYA JAGUNG TAHUN 2017 3333 i i ii iii iv v vi vii KATA PENGANTAR Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional.

Lebih terperinci

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2017 KEMEN-LHK. Penyaluran Bantuan Lainnya. Karakteristik Bantuan Pemerintah. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUDIDAYA JAGUNG TAHUN 2017

PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUDIDAYA JAGUNG TAHUN 2017 REVISI 1 PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN BUDIDAYA JAGUNG TAHUN 2017 3333 i i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016 PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI UBIJALAR TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian i Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki posisi strategis dalam penyediaan kebutuhan, sumber lapangan kerja dan pendapatan, serta sumber devisa.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.563, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Belanja. Bantuan Sosial. Kementerian/Lembaga. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.05/2012 TENTANG BELANJA BANTUAN

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SINJAI TAHUN ANGGARAN 2016

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Kebutuhan akan komoditi aneka kacang dan umbi (akabi) meningkat setiap tahunnya sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, berkembangnya industri pangan dan pakan. Produksi yang dihasilkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PENUGASAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA TUGAS PEMBANTUAN PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PELIMPAHAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA DEKONSENTRASI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 80/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG KRITERIA DAN TATA CARA PENILAIAN PETANI BERPRESTASI TINGGI PADA LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik KONSEP GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 73 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA SURABAYA TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR 2015 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2015, maka menyusun laporan tahunan. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 ini merupakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11/KPTS/KN.110/K/02/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11/KPTS/KN.110/K/02/2016 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11/KPTS/KN.110/K/02/2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 LAK KIP (LAPORAN KINERJA IN NSTANSI PEMERINTAH) DIREKTORAT PASCAPAN NEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2014 DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Scanned

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DAN PERIKANAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 76/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PRODUK UNGGULAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU No.103, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. Pelaksanaan. APBN. Tata Cara. (Penjelesan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG TAHUN 2018 REVISI 1. Fda3333

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN JAGUNG TAHUN 2018 REVISI 1. Fda3333 REVISI 1 Fda3333 i ii iii iv KATA PENGANTAR Jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan strategis dalam pembangunan nasional. Permintaan jagung terus mengalami peningkatan berbanding

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

2017, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba No.1828, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. Penataan Kawasan PKL. Dana Tugas Pembantuan. TA 2018. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 /PER/M.KUKM/XII/2017

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017

Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 Petunjuk Teknis Kegiatan Pengembangan Sayuran dan Tanaman Obat Tahun 2017 STATISTIK PRODUKSI HORTIKULTURA TAHUN 2015 Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat Jl. AUP NO. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 036/HK.150/C/01/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 036/HK.150/C/01/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 036/HK.150/C/01/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 81 /PER-DJPB/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SALINAN BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi perkebunan yang sebagian terbesar merupakan perkebunan rakyat, perjalanan sejarah pengembangannya antara usaha perkebunan rakyat dan perkebunan besar, berjalan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/PERMEN-KP/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA, BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung Program Peningkatan

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BELITUNG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan. No.348, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN,

Lebih terperinci

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012 BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012 T E N T A N G ALOKASI DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1583, 2016 KEMENKES. Program Pelayanan Kesehatan. Bantuan Pemerintah. Penyaluran. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PENYALURAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN SAMPANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU Jl. Let. Jend. S. Pa[ PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA BENGKULU

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubikayu dan Bantuan Pemerintah 2016 PETUNJUK TEKNIS

Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Ubikayu dan Bantuan Pemerintah 2016 PETUNJUK TEKNIS PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI UBIKAYU DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2016 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian i

Lebih terperinci

15. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun ; 16.

15. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun ; 16. 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Samarinda, 1 Maret 2017

Samarinda, 1 Maret 2017 Samarinda, 1 Maret 2017 Oleh : DINAS PANGAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROV. KALTIM PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DINAS PANGAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA S A M A R I N D A 2 0 1 7 KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI

PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI PETUNJUK PELAKSANAAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Pengadaan dan Penyaluran

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5.

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa peranan pupuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu produksi dan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, No.1464, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. Anggaran. Bantuan Pemerintah. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 96/Pennentan/ar.140/12/2011 TENTANG

. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 96/Pennentan/ar.140/12/2011 TENTANG /.-=' "'.. II.U:N'nml RJo:I'UBUK PERTANIAN INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 96/Pennentan/ar.140/12/2011 TENTANG PENUGASAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Kejadian El Nino Tahun 2015

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Prosedur. Dana Cadangan. Benih Nasional. Benih Unggul.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Prosedur. Dana Cadangan. Benih Nasional. Benih Unggul. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Prosedur. Dana Cadangan. Benih Nasional. Benih Unggul. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124/PMK.02/2009 TENTANG TATA

Lebih terperinci

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN 94 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA JAWA TIMUR Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2013 BUPATI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011 GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci