BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah pemikiran Islam, tema kemerdekaan berfikir merupakan
|
|
- Benny Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah pemikiran Islam, tema kemerdekaan berfikir merupakan kajian yang menempati posisi penting. Fenomena ini nampaknya didukung oleh sejumlah alasan. Sebagian bahwa Islam adalah agama wahyu, maka perlu bagaimana posisi akal sebagai pusat kerja berfikir, dalam wahyu tersebut. Alasan lain karena berfikir merupakan dimensi intern manusia yang memiliki pengaruh besar. Formula bahwa pemikiran mempengaruhi kehidupan adalah hal yang sangat terkenal dan merupakan dalil yang kebenarannya diterima umum. 1 Secara etimologis, kalimat kemerdekaan berfikir terdiri dari dua kata yang masing-masing memiliki kandungan makna yang berbeda. Secara sederhana kemerdekaan mengandalkan sebuah situasi tanpa terbelenggu, sepadan dengan kata kebebasan. Sementara berfikir adalah proses kerja otak secara biologis yang kemudian menghasilkan output berupa pemikiran. Keduanya merupakan hak pasti manusia tetapi dengan pasti pula keduanya menghendaki batasan-batasan dalam proses interaksi. Dalam pengertian yang demikian, tidak terdapat persoalan serius, tetapi masuk pada pemahaman bahwa pemikiran mempengaruhi kehidupan, kemerdekaan berfikir meniscayakan rumusan-rumusan makna pada tingkat konsep yang paling mendasar, ada atau tidaknya batasan terhadap 1 Nurcholis Madjid, Islam Agama Kemanusiaan, (Jakarta: Paramadina, 1995), hlm
2 2 kemerdekaan berfikir akan tergantung pada penjelasan konsep dasar suatu sistem nilai tertentu. Islam dalam hal ini memiliki konsep yang jelas, universal dan teruji. Hubungan Islam dengan kemerdekaan berfikir berlangsung dalam bentuk yang khas. Islam memberi tempat dan Al-Qur'an sebagai sumber ajaran menegakkan kemerdekaan berfikir, dan juga Islam pada saat yang sama memberi batasan-batasan trerhadap penggunaan setiap hasil pemikiran, wilayah kemerdekaannya dan seterusnya. Salah seorang pemikir modernis Islam Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap persoalan ini adalah Mohammad Natsir. Dalam banyak tulisannya mengenai kemerdekaan berfikir dan Islam, Natsir memberikan uraian interpretatif yang menarik dikaji. Secara keseluruhan, pemikirannya dalam konteks ini mencerminkan respon seorang pemikir yang bertanggung jawab bukan saja terhadap kejelasan konsep Islam, tetapi juga terhadap persoalan-persoalan internal umat Islam. Pada masa senjanya, Natsir dikenal sebagai ulama, da i dan seorang pemimpin spiritual kaum modernis, karena kedudukannya dan perannya sebagai pendiri dan ketua Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), anggota World Muslim League (Makkah), anggota Majlis A la al Islamy (Makkah) dan wakil presiden World Muslim Congress (Karachi). Pada masa-masa akhir tersebut, aktifitas Natsir di bidang politik praktis, tidak terlihat lagi meskipun ia tetap berwibawa sebagai pemimpin umat. 2 2 Kuntowijoyo, dalam majalah Umat (No. 9 / Th. I / 13 Oktober 1995), hlm. 34.
3 3 Dalam bidang dakwah, pemikiran dan Natsir sebagian besar bisa ditemukan pada buku Fiqh Dakwah. Sebuah buku yang sumbangannya terhadap ilmu dakwah tidak sederhana. Dalam buku tersebut, Natsir menempatkan istilah kemerdekaan berfikir sebagi variabel penting proses kerja dakwah. Mubaligh-tegas Natsirharus disiapkan sebagai pribadi yang menghormati kemerdekaan berfikir dan beri tikad, yang merupakan hak asasi manusia dan salah satu kaidah agama yang utama, itulah sebabnya mubaligh senantisasa berhadapan dengan dua hal yaitu, kewajiban dakwah yang harus ditunaikan di satu sisi dan penghormatan terhadap kemerdekaan berfikir di sisi lain. 3 Melakukan tugas dalam suasan dan dalam rangka menghormati kemerdekaan berfikir bagi Natsir merupakan karakteristik dari pekerjaan da i yang diakui dan ditegaskan risalah. 4 Dengan landasan berfikir demikian, Natsir melihat kekuatan dakwah tidak terletak pada pesona retorika dan kecanggihan peralatan teknis, tetapi lebih pada kemampuan da i memberikan hujjah (argumentasi) yang bisa diterima dan mental set up (daya panggil) yang menjemput jiwa serta raga. Dengan demikian kemerdekaan berfikir dapat pula dipergunakan dalam proses bimbingan dan penyuluhan islamiyah dikarenakan hujjah dan mental set up tersebut yang telah disebutkan di atas. Dari pemikiran natsir di atas, nampaknya bisa dilihat bahwa bagi seorang da i memahami kemerdekaan berfikir secara benar merupakan 3 M. Natsir, Fiqih Dakwah, (Solo: Media Dakwah, 2000, Cet. Ke 10). hlm Ibid., hlm. 234.
4 4 persoalan urgen, sebab dengan cara itu ia akan mampu membentuk dirinya sebagai seorang yang berfikiran terbuka, memiliki wawasan luas dan siap berhadapan dengan objek dakwah yang ideologi dan kemampuan berfikirnya tak terduga. Sementara penghormatannya terhadap kemerdekaan berfikir sebagai hak asasi, memungkinkan ia menyikapi perbedaan dengan cara yang benar dan strategis. Pembinaan mental (al idad al fikr) menurut Natsir jelas merupakan kebutuhan mendasar bagi muballigh. 5 Selain kesiapan mental, seorang konselor dan juga seorang da i harus memahami benar-benar risalah yang hendak diteruskannya, mengetahui isi, dan bidangnya, memahami sari pati dan menjiwainya, merasakan dinamika yang terkandung di dalamnya agar risalah itu benar-benar memberi hidup dan menghidupkan. Sesungguhnya para da i dan para konselor Islami dituntut untuk memahami manusia. Ia harus memahami unsur fitrahnya, sifat, tingkah laku, pikiran, dan alam perasaan masyarakat yang dihadapinya. Konfrontasi yang berlangsung kata Natsir antara pembawa dakwah serta konselor Islam di satu pihak dan objek di pihak lain tidak senantiasa berhasil. Mungkin berhasil dalam waktu singkat atau membutuhkan waktu yang panjang, tetapi juga ada kalanya menemukan jalan buntu. Dalam menghadapi keadaan buntu, yang penting bagi da i adalah kemampuan mengendalikan diri, memelihara keseimbangan dan ketenangan jiwanya dan menghindarkan pemborosan tenaga sia-sia. 5 M. Natsir, Op. Cit. hlm. 133.
5 5 Kesimpulan awal dari pemikiran utuh Natsir adalah betapa Natsir berupaya keras memperlihatkan bahwa komunikasi dalam bentuk kontak pemikiran adalah upaya mencari titik pertemuan dengan objek. Dan itu harus dilakukan atau hanya bisa dicapai dengan ijtihad yang bersifat ilmiah. Namun juga tak kalah pentingnya adalah unsur kejiwaan, daya panggil hati yang menawan rasa, dan itu terletak di luar wilayah rasio manusia, sesuatu yang tak bisa dicapai oleh semata-mata ilmu pengetahuan. Dimensi inilah yang disebut Natsir Jiwa Pribadi (Mental set up) muballigh yang tidak bisa dilengkapi oleh alat-alat modern, teknologi komunikasi, seminar ilmiah dan segenap teknik-teknik mempesona lainnya. Berdasarkan uraian di atas, maka ada alasan untuk mengungkap pemikiran Natsir mengenai persoalan di atas, yaitu : Islam sebagai ajaran yang memiliki kekuatan transformatif, ditantang untuk mampu merealisasikan ajarannya dalam setiap tarikan nafas kehidupan, setiap relung realitas. Pada tiitk ini, baik da i dan para konselor Islam akan senantiasa berhadapan dengan fenomena kemerdekaan berfikir. Dari pemikiran Natsir mengenai masalah ini dalam kaitannya dengan Bimbingan Penyuluhan Islamiah ingin dilihat bagaimana rumusan sikap para da i maupun konselor Islam menghadapi fenomena tersebut, menyikapinya sebagai sebuah sasaran dan sejarah serta menempatkan pemikiran tersebut dalam kerangka dakwah dan formula proses bimbingan dan penyuluhan yang nantinya akan dipergunakan oleh para konselor Islam.
6 6 B. Rumusan Masalah Term kemerdekaan berfikir mengandung makna yang luas dan kompleks sehingga kajian ini akan diarahkan untuk melihat hubungan kemerdekaan berfikir dengan bimbingan penyuluhan Islam, maka skripsi ini dititik beratkan pada : 1. Bagaimana pemikiran Natsir tentang kemerdekaan berfikir? 2. Bagaimana aplikasi kemerdekaan berfikir menurut M. Natsir dalam proses bimbingan dan penyuluhan Islam terhadap masyarakat modern? C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian Bertitik tolak pada masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui pemikiran Natsir tentang kemerdekaan berfikir. 2. Untuk mengetahui aplikasi kemerdekaan berfikir menurut M. Natsir dalam proses bimbingan dan penyuluhan Islam kepada masyarakat modern. D. Telaah Pustaka M. Natsir merupakan tokoh nasional yang sangat menarik untuk dikenal, dan sepanjang pengetahuan penulis belum ada yang mengkaji peranan Natsir dari segi kebebasan berfiir yang dalam hal ini berhubungan dengan bimbingan dan penyuluhan Islam. Akan penulis kemukakan tentang skripsi / penelitian dan buku-buku yang ada relevansinya dengan skripsi yang akan ditulis ini :
7 7 - Sri Mulyani, 1994, Pemikiran Dakwah M. Natsir Tentang Toleransi Beragama Dalam Bukunya Islam dan Kristen di Indonesia. Dijelaskan bahwa toleransi yang harus dilaksanakan sebenarnya merupakan satu hal yang wajar terjadi, hal ini disebabkan, baik Islam maupun Kristen mengajarkan tentang kedamaian dan keinginan yang sama untuk hidup berdampingan. - M. Amin, 1991, Studi Tentang Pemikiran dan Aktivitas M. Natsir Dalam Dakwah Islam. Menjelaskan tentang pemikiran-pemikiran M. Natsir dalam bidang dakwah aktivitas yang dilakukan M. Natsir dalam pengembangan dakwah serta karya-karya cemerlang yang berhasil dihasilkan dari pemikiran Natsir dalam bidang dakwah. - Widya Rokhayati, 1996, Aplikasi Metode BP I Dalam Pembentukan Kader Utama di Pondok Pesantren An-Nur, Kec. Pegandon, Kab. Kendal (Studi Tokoh Dakwah K.H. Subhan Nor). Dijelaskan tentang pengembangan metode bimbingan penyuluhan yang dilakukan oleh KH. Subhan Nor terhadap santri dalam rangka pembentukan kader ulama. Banyak buku-buku telah mengkaji tentang M. Natsir, kebebasan berfikir dan peranan akal dari berbagai sudut pandang dan diantaranya adalah : - Pemikiran Natsir dalam perkumpulan intelektual di Indonesia: Anwar Haryono dan Lukman Hakim yang secara gamblang membeberkan tentang
8 8 pemikiran-pemikiran M. Natsir dalam bidang politik dan hubungan antara agama, bangsa dan negara. - Muhammad Natsir 70 tahun: kenang-kenangan kehidupan dan perjuangan: Yusuf Abdullah Puas, yang memberikan banyak informasi tentang kehidupan, perjuangan dan pemikiran-pemikiran Natsir dalam bidang politik dan dakwah. - M. Natsir, sebuah biografi: Ayip Rosyidi, yang pada garis besarnya menjelaskan tentang sikap Islam terhadap kemerdekaan berfikir. - Kebudayaan Islam dalam perspektif sejarah: M. Natsir, yang mengupas tentang kebudayaan Islam dan perkembangan kebudayaan Islam dengan lahirnya para pemikir-pemikir besar Islam. E. Metode Penelitian Sebuah pemikiran niscaya menampilkan kompleksitas makna yang membutuhkan kajian tersendiri. Hal ini terjadi karena konteks sosial dari pemikiran itu ketika dilahirkan berbeda dengan pada masa ia diuji kembali. Untuk itulah harus dirumuskan strategi yang tepat untuk membahasnya. 1. Jenis Penelitian Merupakan penelitian kepustakaan (library research) 2. Sumber Data Sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh, 6 maka penulis mengambil data dari berbagai sumber seperti buku-buku maupun hlm Winarno Surahmad, Ed, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1994),
9 9 majalah, artikel, surat kabar, essai, makalah-makalah maupun karya ilmiah yang mendukung dan sangat relevan dengan pokok permasalahan dalam skripsi ini. Sumber-sumber itu sendiri terbagi menjadi dua sumber, yaitu : sumber primer dan sumber pokok yang berkaitan langsung dengan karya Natsir secara pribadi dan sumber sekunder, yaitu karangan khusus tentang Natsir. 3. Analisis Data Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptifanalitis. Dalam kerangka ini, upaya yang dilakukan adalah mendeskripsikan pemikiran disekitar masalah di atas dan menganalisa secara kritis untuk menemukan rumusan-rumusan yang dibutuhkan. Karenanya akan ada yang tidak terhindarkan dari upaya ini yakni proses interpretasi dan bisa jadi muncul distorsi-distorsi sebagai akibat dari keterbatasan penulis. F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika yang digunakan dalam skripsi ini adalah : Bab I, merupakan bab pendahuluan yang di dalamnya dibahas tentang latar belakang kajian atas kebebasan berfikir, rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai, telaah pustaka, metode yang digunakan dan sistematika penulisan skripsi.
10 10 Bab II, merupakan bab tinjauan umum tentang kemerdekaan berfikir dan bimbingan penyuluhan islamiyah. Dimana akan dijelaskan tentang Islam dan kemerdekaan berfikir dalam konteks historis serta konsep kemerdekaan berfikir, kemudian akan dijelaskan tentang pengertianh BPI, Dasar BPI, Tujuan BPI dan Metode BPI. Bab III, akan dilihat biografi M. Natsir secara singkat dan akan diungkap profil Natsir sebagai da i yang kecerdasannya, keluwesan, keberanian dan konsistensinya sudah teruji. Bab IV, akan dibahas tentang konsep pemikiran Natsir tentang kemerdekaan berfikir, kemudian akan dijelaskan tentang problem alienasi masyarakat yang terjadi pada masyarakat modern. Bab V, akan dilihat pengaplikasian dari nilai-nilai kebebasan berfikir M. Natsir dalam proses bimbingan dan penyuluhan Islami dalam masyarakat modern. Bab VI, merupakan bab penutup, meliputi kesimpulan, saran-saran, kata penutup serta daftar pustaka.
11 11 DAFTAR PUSTAKA Arifin, M., Drs. H., Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, Arifin, Muzayyin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, Jakarta: Holden Tryan Press, Haryono Anwar, dkk., Pemikiran M. Natsir Dalam Perkumpulan Intelektual di Indonesia, Jakarta: Media Dakwah, Madjid, Nurcholis, Islam Agama Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina, Majalah Umat, Kuntowijoyo, No. 9 / Th. I / 13 Oktober Munawir, Imam, Kebangkitan Islam dan Tangtangan yang Dihadapi dari Masa ke Masa, Jakarta: Bina Ilmu, Natsir, M., Fiqih Dakwah, Solo: Media Dakwah, 2000, Cet. Ke 10., Kebudayaan Islam dalam Perspektif Sejarah, Jakarta: Girimukti Pustaka, Paloma, Margaret, M., Sosiologi Kontemporer, Jakarta: Rajawali, Puas, Yusuf Abdullah, dkk., M. Natsir; 70 Tahun, Jakarta: Pustaka Antara, Rahman, Fazlur, Islam Modern, Tantangan dan Perkembangan Islam, Yogyakarta: Shalahudin Press, Rasyidi, Asif, M. Natsir Sebuah Biografi, Jakarta: Girimukti Pustaka, 1996, Cet. I. Surahmad, Winarno, Prof. Dr., Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, Tofler, Alfin, Kejutan Masa Depan, Jakarta: Pantja Simpati, Raharjo, Dawam, Insan Kamili Konsepsi Manusia Menurut Islam, Jakarta: Pustaka Grafiti Press, Madjid, Nurcholis, Islam ke Modernan dan ke Indonesiaan, Bandung: Mizan, 1992.
BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Taylor sebagaimana dikutip oleh Moeloeng mendefinisikan metodologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Merujuk pada rumusan masalah yang diajukan, penelitian ini dapat diklasifikasikan penelitian kualitatif deskriptif analisis kritis. Bogdan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam dapat menjamin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmat bagi seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerukunan antar umat beragama merupakan satu unsur penting yang harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras, aliran dan agama. Untuk
Lebih terperinciSumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan
c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya
Lebih terperinciMEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA: Perspektif Sosiologis. Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel
MEMBANGUN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA: Perspektif Sosiologis Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi Guru Besar Sosiologi IAIN Sunan Ampel Dasar Filosofis Rukun: Orang Indonesia (khususnya Orang Jawa) selalu mengedepankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup manusia mempunyai tugas dan tujuan yang harus dijalankan sebaikbaiknya, namun kenyataan yang terjadi banyaknya manusia yang melalaikan tugas dan tujuannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses
Lebih terperinciMAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOSTRATEGI/ KETAHANAN NASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA. Dosen Pengampu : Alam Budi Kusuma, S. Pd. I., M. Pd. I.
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOSTRATEGI/ KETAHANAN NASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA Dosen Pengampu : Alam Budi Kusuma, S. Pd. I., M. Pd. I. Disusun Oleh : Nur Rochmah 15812550 Sri Sayekti 15812553 PROGRAM
Lebih terperinciSeminar Pendidikan Agama Islam
Seminar Pendidikan Agama Islam Peran Pendidikan Karakter Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani Latar Belakang: Dalam konteks masyarakat Indonesia keinginan reformasi dengan sendirinya memerlukan pula perubahan
Lebih terperinciTELAAH DAKWAH TENTANG INSAN KAMIL DALAM BUKU "KONSEPSI MANUSIA MENURUT ISLAM"
TELAAH DAKWAH TENTANG INSAN KAMIL DALAM BUKU "KONSEPSI MANUSIA MENURUT ISLAM" SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Erlangga, 2010), terj. Eka Widayati, hlm Jenny Thompson, Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap peserta didik yang lahir ke dunia ini telah membawa karakter dan wataknya masing-masing. Hal itu dirangsang mulai dari pembelajaran sejak dalam kandungan, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan hal terpenting dalam ajaran agama, karena dengan berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena pentingnya dakwah bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan lain sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ghoirumahdloh (horizontal). Sebagaimana firman Allah swt berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan kemajuan yang ada. Mereka
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. tesis ini untuk menjawab rumusan masalah dapat penulis uraikan sebagai
146 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Hal-hal yang dapat penulis simpulkan setelah melakukan penelitian tesis ini untuk menjawab rumusan masalah dapat penulis uraikan sebagai berikut : 1. Format kurikulum fiqih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya
BAB VI PENUTUP A. Simpulan Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya cabang-cabang Hidayatullah, baik di tingkat provinsi, kota/kabupaten maupun di setiap kecamatan dan kelurahan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam
204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan
Lebih terperinciTOLERANSI BERAGAMA MENURUT PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID
TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin oleh: M. SUBKHAN NIM: 4104030/PA FAKULTAS USHULUDDIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar yang berkembang menjadi krisis multidimensi, melanda negeri kita tercinta. Lima tahun adalah suatu periode waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja atas melimpahnya harta benda.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT. setelah manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja atas melimpahnya harta benda. Karena memang membayar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan dalam kehidupannya, baik informasi umum maupun infomasi agama. Segala informasi tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang menempatkan pendidikan dalam posisi yang sangat vital. Oleh karena itu Muhammadiyah yang dikenal sebagai gerakan Islam modern di Indonesia, menjadikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian, metode menjadi sangat penting bagi seorang peneliti. Ketepatan dalam menggunakan suatu metode akan dapat menghasilkan data yang tepat pula dan dapat dipertanggungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong umatnya untuk berbuat kebaikan dan mengajak orang lain agar menjadi insan yang baik. Implikasi dari
Lebih terperincimendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metodologi adalah suatu pengkajian dalam
Lebih terperinciMAKALAH ISLAM. Mbah Sa'id, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam (Bagian II, Habis)
MAKALAH ISLAM Mbah Sa'id, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam (Bagian II, Habis) 25 April 2014 Makalah Islam Mbah Sa'id, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam (Bagian II, Habis) Disusun oleh : Jaja Zarkasyi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. andil pada perubahan sistem dan tata nilai dalam masyarakat Islam.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi dalam era globalisasi sekarang ini telah membawa perubahan-perubahan dalam
Lebih terperinciSKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)
PENDAPAT M. YUNAN NASUTION TENTANG KEKUATAN DOA TERHADAP PERKEMBANGAN ROHANIAH DALAM BUKU PEGANGAN HIDUP (ANALISIS MATERI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sistem pendidikan modern tak mungkin berjalan baik tanpa melibatkan
Lebih terperinci2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar
Lebih terperinciBAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK
BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat
Lebih terperinciPengantar Penerbit. iii
Pengantar Penerbit Ekpresi rasa syukur wajib senantiasa kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Berilmu karena atas izinnya sehingga buku ini dapat diterbitkan. Suatu kehormatan bagi kami karena mendapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar pemeluk agama, misalnya Hindu, Islam, dan Sikh di India, Islam, Kristen dan Yahudi di Palestina,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Hadis dan merancang segenap kegiatan pendidikannya. 2. madrasah, yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga pendidikan yang memainkan perannya di Indonesia jika dilihat dari struktur internal pendidikan Islam serta praktek-praktek pendidikan yang dilaksanakan, ada
Lebih terperinciBAB V PENUTUP Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman dimana kualitas kehidupan semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga terus berkembang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam penulisan skripsi ini digunakan beberapa macam metode untuk mengumpulkan informasi maupun data berkaitan erat dengan masalah peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dalam kondisi terkendali dan dimanipulasi.
80 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pemahaman-pemahaman yang. dilakukan kadangkala sering ditolak kemunculannya oleh masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak muncul paham keagamaan yang berada di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pemahaman-pemahaman yang dilakukan kadangkala sering ditolak kemunculannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan di dunia ini dalam rangka mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian/penyelidikan secara sistematis memerlukan metodemetode. Metodologi penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji mengenai metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Problematika Umat Disebabkan Penurunan Kualitas Pendidikan Islam Problematika umat manusia dewasa ini telah menjalar ke setiap lini kehidupan. Dari aspek moral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan tumpuan sekaligus harapan dari semua orang tua. Anak merupakan satu-satunya penerus bangsa yang mempunyai tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Islam Pati merupakan Rumah sakit yang didirikan oleh Yayasan Kesejahteraan Muslimat (YKM). Rumah Sakit ini dalam memberikan pelayanan kesehatan bersifat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Transseksual merupakan permasalahan yang kompleks. Di satu sisi, di
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Transseksual merupakan permasalahan yang kompleks. Di satu sisi, di wilayah publik transseksual dipandang sebagai perbuatan yang melanggar hukum, tabu, dan dosa. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciSilabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara
SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 Mata Kuliah : Filsafat Dakwah Kode MK : FDK 14105 Bobot / Semester : 2 sks / IV Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tinjauan sosiologis mengenai lingkungan berarti sorotan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan tinjauan sosiologis mengenai lingkungan berarti sorotan yang didasarkan pada hubungan antar manusia, hubungan antar kelompok serta hubungan antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam perspektif ilmu-ilmu sosial terutama filsafat dan sosiologi, oposisi diantara subjektivisme dan objektivisme merupakan bagian yang selama ini tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari makna lazimnya, pendidikan adalah suatu proses transfer of knowledge dari seorang guru kepada murid, namun ketika dicermati dari subtansi pendidikan itu
Lebih terperinciPOLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG
POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG A. Latar Belakang Masalah Pada setiap kajian tentang Islam tradisional di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting, karena pendidikan akan mampu meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga sumber daya alam di tanah air akan terolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci terakhir yang di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW guna untuk dijadikan sebagai pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTAR AGAMA DI INDONESIA Dosen : Mohammad Idris.P, Drs, MM Nama : Dwi yuliani NIM : 11.12.5832 Kelompok : Nusa Jurusan : S1- SI 07 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA
Lebih terperinciINTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi
INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : NANANG FEBRIANTO F. 100 020 160 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arifin, Muzayyin. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku Arifin, Muzayyin. (2009). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Asrohah, H. (1999). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos. Azra, A. (2000). Pendidikan Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umat Islam. Dakwah di tengah masyarakat intelektual dalam arti tingkat SDM
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dakwah seyogyanya melihat apa yang menjadi kebutuhan dan kondisi umat Islam. Dakwah di tengah masyarakat intelektual dalam arti tingkat SDM nya cukup tinggi
Lebih terperinciEMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN
EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penulis angkat dalam mengkaji pendidikan ekologi dalam perspektif Islam,
161 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagaimana telah diuraikan dalam bab pendahuluan, bahwa penelitian ini akan diarahkan guna menjawab rumusan masalah yang telah penulis angkat dalam mengkaji pendidikan
Lebih terperinciBAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI
BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Adanya penyelewengan terhadap pelaksanaan khittah Tarbiyah yang lebih
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Adanya penyelewengan terhadap pelaksanaan khittah Tarbiyah yang lebih cenderung melakukan ijtihad politik praktis ketimbang menjalankan perjuangan triologi khtitah Tarbiyah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. penulis
i KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq serta hidayahnya skripsi yang berjudul Peranan Da i Dalam Menanamkan Nilai-nilai Pemahaman Keagamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kajian tentang pendidikan adalah sebuah kajian yang tidak pernah selesai untuk dibahas. Sebuah perubahan apapun bentuknya, senantiasa akan mengacu pada pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan
Lebih terperinciANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi, dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang secara geografis sangat luas wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah sepatutnya Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan hukum Islam dalam jangka waktu setengah abad ini memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya pembaharuan dan perkembangan masalah-masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soetan Sjahrir merupakan tokoh yang kontroversial pada masa itu, ia mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikirannya sering kali berbeda dengan tokoh perjuangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian. 1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan. Dalam pandangan Islam bukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia, telah memberikan petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan. Dalam pandangan Islam bukan semata memberikan panduan bagaimana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini
BAB III METODE PENELITIAN Untuk mencapai hasil yang memuaskan, maka kerangka kerja setiap penelitian harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini dilakukan agar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara sekuler, melainkan Negara yang berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa, karena ada bermacam-macam agama yang hidup di dalamnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia bukan Negara yang berdasarkan kepada agama dan juga bukan Negara sekuler, melainkan Negara yang berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa, karena ada bermacam-macam
Lebih terperinci2016 NEO- SUFISME NURCHOLISH MADJID. (Menyegarkan Kembali Pemikiran dan Kehidupan Tasawuf) Muhamad Nur, M.S.I
2016 NEO- SUFISME NURCHOLISH MADJID (Menyegarkan Kembali Pemikiran dan Kehidupan Tasawuf) Muhamad Nur, M.S.I PUSTAKA AMANAH Bekerja Sama dengan STIT Muh. Kendal Press 9/6/2016 MUHAMAD NUR, M.S.I NEO-SUFISME
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN WIB.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang dikategorikan sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia.1 Hal ini disebabkan karena banyaknya angka kelahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling
Lebih terperinciBAB VII REFLEKSI MEMBANGUN KESADARAN PEMUDA DARI KESENJANGAN DAN HILANGNYA PERAN DALAM DESA. 1. Membangun Kesadaran Pemuda Menjadi Agen
104 BAB VII REFLEKSI MEMBANGUN KESADARAN PEMUDA DARI KESENJANGAN DAN HILANGNYA PERAN DALAM DESA A. Refleksi Teoritis 1. Membangun Kesadaran Pemuda Menjadi Agen Problem yang dialami pemuda desa Banjar adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin modern, manusia justru merasakan kegelisahan, kesepian, dan keterasingan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern, manusia justru merasakan kegelisahan, kesepian, dan keterasingan. Manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang tinggi, selalu meletakkan pendidikan dan pada derajat yang tinggi. Adapun untuk memperoleh derajat manusia didunia adalah melalui ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dakwah adalah suatu istilah yang sangat dikenal dalam dunia Islam. Dakwah dan Islam merupakan dua bagian yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya, karena Islam
Lebih terperinci