MEDIASI PERBANKAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DAN NASABAH ARTIKEL
|
|
- Glenna Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEDIASI PERBANKAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DAN NASABAH (Studi Pada Kantor Bank Indonesia Dan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Padang) ARTIKEL LISTYA ATIKA ARDI BAGIAN HUKUM PERDATA PROGRAM STRATA SATU FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2015
2
3 MEDIASI PERBANKAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DAN NASABAH (Studi Pada Kantor Bank Indonesia Padang dan Pada Kantor Otoritas Jasa Keuangan Padang) Listya Atika Ardi 1, Syafril,S.H.,M.H 1, Elyana Novira,S.H.,M.H 1 1 Legal Studies Program, Faculty of Law, Bung Hatta University listyaatikaardi@gmail.com Abstract The dispute between bank and it customers can be solved through an alternative dispute resolution which is done by Indonesian Central Bank based on PBI Number 8/5/PBI/2006 regarding Banking Mediation, also through Financial Services Authority based on POJK Number 1/POJK.07/2014 regarding Altenative Dispute in Financial Services Sector. The problem that will be discussed are: (1) What is the cause of dispute emergence between bank and customers? (2) How is the role of Indonesian Central Bank in dispute resolution between bank and customers through banking mediation after the launching of POJK Number 1/POJK.07/2014 regarding Alternative Dispute Resolution in Financial Service Sector? To answer the problems, the writer do the research using juridicial sosiologis method, getting the primary data through interview and secondary data through related document. The data is analyzed qualitatively. It can be concluded that (1) The cause of the dispute between bank and customer come from the customers themselves that do not understand their rights and obligations, and from the bank party who are less transparent, (2) Indonesian Central Bank still do its role in banking mediation, but it focuses on the in payment system. Keyword: Banking Mediation, Alternative Dispute Resolution, Bank and Customer
4 Pendahuluan Salah satu sendi dalam pembangunan ekonomi Indonesia terletak pada industri perbankan. Dalam sistem hukum Indonesia, apapun bentuk praktek perbankan harus berdasarkan pada prinsip-prinsip yang terdapat dalam ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila serta Tujuan Negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Secara yuridis formal pengakuan mengenai eksistensi perbankan sudah ada sejak dilahirkannya Undang- Undang Nomor 14 Tahun 1967 yang kemudian diganti dengan Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan dan selanjutnya diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun Sebagai badan usaha dalam dunia modern sekarang ini, peranan bank dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu, saat ini dan pada masa yang akan datang kita tidak akan dapat terlepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan. 1 Sebagai suatu lembaga keuangan, bank memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi suatu negara. Dimana bank merupakan suatu nyawa bagi perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, maju mundurnya bank pada suatu negara menjadi ukuran kemajuan dari negara yang bersangkutan. Dimana peranan bank dalam pengendalian suatu negara akan terlihat jika negara yang bersangkutan mengalami kemajuan. Artinya bahwa keberadaan lembaga perbankan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. 2 Dalam rangka menarik minat nasabah untuk melakukan penyimpanan dana di bank, bank akan menawarkan berbagai macam hadiahhadiah, mengadakan berbagai undian, menawarkan berbagai biaya serta 1 Kasmir,2014,Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi 2014,PT.Rajagrafindo Persada,Jakarta.hlm.3 2 Kasmir,Op.cit.,hlm.3
5 bunga yang lebih menarik, serta berbagai cara-cara yang menarik lainnya. Sehingga dengan adanya upaya-upaya untuk menarik minat nasabah tersebut, banyak masyarakat yang akan melakukan penyimpanan dana pada bank yang nantinya dana tersebut akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana melalui transaksi-transaksi seperti pemberian kredit, bahkan saat ini masyarakat bisa memanfaatkan saranasarana fasilitas bank seperti kartu kredit (credit card), anjungan transaksi mandiri (ATM), surat-surat berharga, dan lain sebagainya. 3 Terlihat jelas bahwa kedudukan bank adalah sebagai lembaga yang berhubungan erat dengan masyarakat dan mempunyai hubungan intermediasi dengan masyarakat itu sendiri. Dalam perspektif Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, baik perjanjian simpanan maupun perjanjian kredit, kedudukan nasabah bank merupakan konsumen yang harus memperoleh perlindungan hukum. Perlindungan hukum bagi nasabah bank seharusnya sudah dilakukan pada tahap pra-perjanjian sampai dengan pelaksanaan perjanjian. Ketika hubungan hukum antara bank dan nasabah mulai tercipta, maka sejak itulah timbul adanya peluang terjadinya wanprestasi baik itu dari pihak nasabah maupun dari pihak bank itu sendiri. Dengan adanya wanprestasi dalam suatu perjanjian antara bank dan nasabah, akan menjadi suatu sengketa bagi para pihak yang dalam dunia perbankan disebut dengan sengketa perbankan. Dalam prakteknya, pada penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah jarang dijumpai penyelesaian sengketa tersebut dilakukan melalui jalur non-litigasi. Mengingat bahwa perjanjian yang dibuat antara bank dan nasabah tidak mencantumkan klausul bahwa jika adanya sengketa maka akan diselesaikan melalui jalur arbitrase, mediasi dan lain sebagainya seperti yang tercantum pada Undang- Undang Nomor 30 tahun Rahmadi Usman,2001,Aspek-Aspek Hukum Perbankan Indonesia,PT.Gramedia Pustaka Umum,Jakarta,hlm.14-16
6 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. 4 Dalam upaya mengurangi berbagai keluhan nasabah tersebut, maka Bank Indonesia sebagai BankSentraldiIndonesia mengeluarkan peraturan yang menjadi dasar hukum bagi nasabah untuk menyatakan ketidakpuasannya dan mengajukan aduan kepada pihak perbankan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 Tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah. Melalui ketentuan ini, maka diberikan kesempatan bagi nasabah untuk menyampaikan segala ketidakpuasannya terhadap berbagai jenis transaksi perbankan yang dilakukan. Kemudian, jika nasabah merasa kurang puas dengan penyelesaian tersebut, Bank Indonesia mengambil inisiatif untuk mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/1/PBI/2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 Tentang Mediasi Perbankan. 4 Richad Sahat Ritonga,2007,Mediasi Perbankan sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Antara Bank dan Nasabah,USU Repository,hlm 7 Dengan adanya permasalahan yang menjadi keluhan bagi nasabah bank, baik mengenai permasalahan dari produk perbankan yang dilakukan maupun permasalahan mengenai cara kerja petugas pada perbankan yang tidak simpatik dan kurang professional khususnya petugas service point, seperti teller, customer service, dan satpam. Namun semenjak dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan pada akhir tahun 2011, Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disebut OJK mulai efektif tahun 2013 untuk mengawasi lembaga keuangan bukan bank, dan pada tahun 2014 OJK pun efektif mengawasi lembaga keuangan. Dengan dibentuk OJK, fungsi pengawasan serta pengaturan lembaga perbankan yang sebelumnya dikuasai oleh Bank Indonesia beralih fungsi ke OJK. Dengan dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, Dalam hal penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah yang saat ini menjadi wewenang dari OJK,maka OJK mengeluarkan peratuan yang mengatur mengenai
7 perlindungan konsumen sektor jasa keuangan yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 01/POJK.07/2013. Dimana dengan dikeluarkannya peraturan tersebut tercapai tujuan daripada OJK dalam hal untuk melindungi kepentingan konsumen industri jasa keuangan. Demikian dalam hal penyelesaian sengketa yang timbul antara bank dan nasabah, OJK juga mengeluarkan suatu peraturan yang mengatur mengenai lembaga alternatif penyelesaian sengketa di sektor jasa keuangan yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 Tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa di Sektor Jasa Keuangan. Dalam Ketentuan Pasal 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa di Sektor Jasa Keuangan tercantum bahwa salah satu bentuk pelayanan penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah ialah melalui mediasi. Selain mediasi perbankan merupakan wewenang dari Bank Indonesia, mediasi juga merupakan wewenang daripada OJK. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul Mediasi Perbankan Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Antara Bank Dan Nasabah. Teknik Pengumpulan Data Teknik pegumpulan data yang digunakan adalah berupa wawancara. Sebelum melakukan wawancara, penulis terlebih dahulu mempersiapkan sejumlah pertanyaan yang akan diajukan kepada informan yang dalam hal ini adalah dengan Bapak Agusman Piliang pada bagian Perizinan dan Pengawasan Sistem Pembayaran pada Kantor Bank Indonesia Padang dan kepada Ibu Cristy Rosyemary pada bagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen pada Kantor Otoritas Jasa Keuangan Padang. Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan ada pertanyaan baru yang muncul ketika melakukan wawancara dengan informan. Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif, dimana semua hasil dari penelitian akan diuraikan yang pada
8 akhirnya bermuara pada suatu kesimpulan jawaban atas permasalahan yang dikemukan. Sebab Timbulnya Sengketa Antara Bank dan Nasabah Dalam hal menghimpun dana dari masyarakat, bank berdasarkan pada prinsip kepercayaan dimana saat masyarakat percaya kepada bank maka masyarakat akan merasa aman untuk menyimpan dana atau uangnya pada bank. Bank juga harus menjaga tingkat kepercayaan tersebut agar masyarakat menyimpan dana atau uangnya di bank sehingga bank memiliki dana untuk disalurkan kepada masyarakat. Dalam bentuk interaksi yang begitu intensif antara bank dan nasabah, dimana bank berusaha untuk menarik nasabah kedalam suatu perjanjian. Perjanjian antara bank dan nasabah tersebut berupa perjanjian simpanan dan perjanjian kredit yang mengikat bagi bank dan nasabah dan berujung pada timbulnya suatu hubungan hukum. Dengan timbulnya suatu hubungan hukum antara bank dan nasabah, maka akan timbul juga peluang terjadinya sengketa akibat salah satu pihak melakukan wanprestasi. Berdasarkan wawancara pada tanggal 13 November 2015 dengan Ibu Cristy Rosyemary pada bagian edukasi dan perlindungan konsumen pada kantor Otoritas Jasa Keuangan Padang, dan dengan Bapak Agusman Piliang pada bagian perizinan dan pengawasan sistem pembayaran, dapat disimpulkan bahwa: Penyebab timbulnya sengketa antara bank dan nasabah adalah karena banyaknya pihak nasabah yang tidak memenuhi kewajibannya. Nasabah hanya mengetahui apa yang menjadi haknya sebagai nasabah suatu bank sebagai pelaku usaha jasa keuangan. Dalam hal ini, bukan berarti seluruh nasabah tidak mengetahui kewajibannya, hanya beberapa nasabah yang tidak melakukan kewajibannya yang pada akhirnya berujung timbulnya sengketa. Banyak nasabah yang mengalami kerugian akibat dari kelalaian nasabah itu sendiri. Seperti, nasabah pengguna produk bank seperti ATM atau Kartu Kredit, dimana ATM atau Kartu Kredit
9 mereka digunakan oleh orang lain tanpa sepengetahuannya, yang pada akhirnya pemilik ATM atau Kartu Kredit tersebut menyadari bahwa berkurangnya saldo pada saat men-cek saldo melalui ATM-nya, atau besarnya tagihan yang harus dibayarkan akibat penggunaan Kartu Kredit tersebut dan berujung komplain ke pihak pelaku usaha jasa keuangan atau banknya. Pihak bank akan menanggapi komplain tersebut dengan memperlihatkan bukti yang tercatat pada mesin transaksi yang terdapat pada bank. Jika pihak nasabah tetap menentang bahwa ia tidak pernah melakukan transaksi tersebut sebagaimana tercatat pada bukti transaksi pada bank, maka disinilah sengketa itu berawal yang pada akhirnya diselesaikan dulu oleh bank tersebut dengan nasabah yang bersangkutan. Jika pada akhirnya tidak menemukan kesepakatan untuk perdamaian, makan para pihak bisa melanjutkan sengketa tersebut melalui penyelesaian sengketa baik secara litigasi maupun non-litigasi. Namun timbulnya sengketa juga tidak terlepas dari pihak pelaku usaha jasa keuangannya atau dari pihak bank yang tidak bersifat terbuka dalam pemberian informasi mengenai berbagai layanan dari berbagai produk bank seperti penggunaan Kartu kredit, ATM dan lainnya, sehingga menimbulkan ketidak pahaman secara utuh pada nasabah terhadap karakteristik produk atau jasa perbankan yang ditawarkan dan juga menimbulkan ketimpangan hubungan antara bank dan nasabah yang berujung pula pada timbulnya sengketa. Oleh karena itu perlu adanya komunikasi yang baik antara bank dan nasabahnya, bahwa bank wajib memberikan informasi yang jelas kepada nasabahnya dan nasabah lebih memahami lagi kewajibannya sebagai nasabah dan tidak hanya mengedepankan haknya saja sebagai nasabah suatu bank. Peran Bank Indonesia dalam Penyelesaian Sengketa Antara Bank dan Nasabah Melalui Mediasi Perbankan Setelah Dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
10 Nomor 1/POJK.07/2014 Tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa di Sektor Keuangan Mediasi perbankan merupakan suatu proses penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah yang melibatkan mediator untuk membantu para pihak yang bersengketa guna mencapai penyelesaian dari sengketa tersebut. Semenjak dibentuknya dan efektifnya lembaga OJK dan dikeluarkannya Peraturan OJK Nomor 1/POJK.07/2013Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, maka nasabah akan mendapatkan perlindungan. Dan dalam hal penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah, Otoritas Jasa Keuangan mengeljuarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 Tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Sektor Jasa Keuangan. Jadi, disini terlihat bahwa peran mediasi perbankan di lakukan oleh dua lembaga yaitu oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Menurut hasil wawancara pada tanggal 13 November 2015 dengan Ibu Cristy Rosyemary pada bagian edukasi dan perlindungan konsumen pada kantor Otoritas Jasa Keuangan Padang, dan dengan Bapak Agusman Piliang,dapat disimpulkan bahwa: Mediasi perbankan memang dilakukan oleh dua lembaga yaitu pada Otoritas Jasa Keuangan dan pada Bank Indonesia, dan hanya terdapat perbedaan kompetensinya saja. Namun kedua lembaga tersebut berperan sebagai fasilitator untuk memfasilitasi para pihak yang bersengketa. Pada Otoritas Jasa Keuangan, lembaga ini melakukan mediasi terhadap pengaduan nasabah yang sengketanya diluar dari sistem pembayaran. Karena untuk pengaduan nasabah mengenai sistem pembayaran merupakan kompetensi Bank Indonesia. OJK yang bertindak sebagai fasilitator dalam penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah yang menyediakan layanan yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Dalam hal sebagai fasilitator, OJK tetap mengarahkan bahwa pengaduan yang diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan harus melalui pengiriman surat, dan tidak dianjurkan
11 melalui telepon. Pada kantor OJK, khususnya OJK Provinsi Sumatera Barat belum terdapat mediator yang bersertifikasi, karena mediator masih berkedudukan di OJK Pusat di Jakarta, namun Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa menyediakan layanan dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan menggunakan teknologi teleconference dan/atau video teleconference. Dengan adanya fasilitas ini, fasilitator pada OJK yang berkedudukan di OJK pusat tidak harus mendatangi kantor OJK yang membutuhkan fasilitator dalam penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mediasi dilakukan oleh OJK hanya menangani pengaduan mengenai sengketa di bidang perbankan, pasar modal, dan pensiun, asuransi jiwa, pembiayaan, perusahaan gadai, atau pinjaman, dan di bidang asuransi umum sebagaimana terdapat dalam Ketentuan Pasal 41 Peraturan OJK Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Pelindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Dan selain mengenai sengketa diatas, dalam hal sistem pembayaran seperti kerugian yang ditimbulkan dalam kegiatan instrument pemindahan dan penarikan dana, kerugian dalam penggunaan Kartu Kredit, Kartu ATM/Debet, transfer dana, uang elektronik, penyediaan dan penyetoran uang rupiah, penyelenggaraan sistem pembayaran, dan lainnya, merupakan kompetensi dari Bank Indonesia. Jika diamati secara cermat, terlihat bahwa Bank Indonesia dan OJK memiliki peran yang sama yaitu sebagai fasilitator dalam penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah, dan hanya terdapat perbedaan dari segi jenis sengketa yang menjadi kompetensi masing-masing lembaga PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Kantor Otoritas Jasa Keuangan Padang dan pada Kantor Bank Indonesia Provinsi Padang, dapat disimpulkan: a. Bahwa sengketa yang timbul antar bank dan nasabah disebabkan karena adanya kelalaian sendiri dari pihak nasabahnya dan juga adanya ketidak terbukaan pihak pelaku
12 usaha jasa keuangan atau pihak bank dalam memberikan informasi berbagai karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan oleh pihak pelaku usaha jasa keuangan atau pihak bank. b. Bahwa mediasi perbankan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam bidang perbankan, pasar modal, dan pensiun, asuransi jiwa, pembiayaan, perusahaan gadai, atau pinjaman, dan di bidang asuransi umum. Sedangkan mediasi perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia khusus untuk sengketa di bidang Sitem Pembayaran seperti, Instrument Pemindahan dan penarikan dana, APMK (Kartu Kredit, Kartu ATM/Debet), transfer dana, uang elektronik, penyediaan dan penyetoran uang rupiah, penyelenggaraan sistem pembayaran dan lainnya. Dan untuk kedua lembaga tersebut pada dasarnya bertindak sebagai fasilitator. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Bambang Sunggono,2013, Metode Penelitian Hukum,PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Gatot Supramono,2009, Perbankan dan Masalah Kredit Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis,PT. Rineka Cipta, Jakarta. Jimmy Joses Sembiring,2011,Cara Menyelesaikan Sengketa di Luar Pengadilan,Cet- 1,Visimedia,Jakarta. Kasmir,2015, Dasar-Dasar Perbankan,Ed.2014,Rajawali Pers,Jakarta. Lukman Santoso,2011,Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank,Cet-1,Pustaka Yustisia,Yogyakarta. Muhammad Djumaha,1996, Hukum Perbankan Di Indonesia,PT.Citra Aditya Bakti,Bandung. Munir Fuady, 1999, Hukum Perbankan Modern, Cet-1, PT.Citra Aditya Bakti,Bandung.
13 Neni Sri Imaniyati,2008, Hukum Perbankan untuk Lingkungan Sendiri, Fakultas Hukum Unisba,Bandung. Nurnaningsih Amriani, 2012, Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan,Rajawali Pers,Jakarta. Rahmadi Usman,2001,Aspek-Aspek Hukum Perbankan Indonesia, PT.Gramedia Pustaka Umum,Jakarta. Remy Sjahdeni,1993,Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Institut Bankir Indonesia,Jakarta. Salim H.S,2011, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Cet-8,Sinar Grafika, Jakarta. Soerjono Soekanto, Sri Mamudji,2013, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Pers,Jakarta. Sudiarto,2013, Negosiasi,Mediasi, & Arbitrase Penyelesaian Sengketa Alternatif di Indonesia, Pustaka Reka Cipta, Bandung. Syahrizal Abbas, 2011, Mediasi dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, & Hukum Nasional, Ed.1 Cet- 2, Kencana, Jakarta. Takdir Rahmadi,2010, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat,Rajawali Pers, Jakarta. B. Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesain Sengketa Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/10/PBI/2001 Tentang
14 Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 Tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 Tentang Mediasi Perbankan. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/1/PBI/2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 Tentang Mediasi Perbankan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2014 Tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Sektor Jasa Keuangan C. Sumber Lain Ali, 2015, Pengertian Mediasi Menuru Pakar, com/ 2015/03/pengertianmediasi-menurut pakar.html/m=1, diakses pada tanggal 17 September 2015 Asma1981,2012,Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah, Blogspot.co.id/2012/09/perlind ungan-hukum-terhadapnasabah.html/m=1,diakses pada tanggal 15 September 2015 Bismar Nasution,2007,Penyelesaian Sengketa Alternatif Melalui- Mediasi, ess.com/2007/06/penyelesaiansengketa-alternatif-melaluimediasi.pdf,hlm.5, diakses pada tanggal 15 September 2015 Ekonomi Holic,2015,Tugas dan Wewenang Bank Indonesia (Bank Sentral),
15 wewenang-bank-indonesiabank.html?m=1,diakses pada tanggal 4 November 2015 Erna Priliasari,2010, Mediasi Perbankan Sebagai Wujud Perlindungan Terhadap Nasabah Bank, ham.go.id/hukum-perbankansebagai-wujud-perlindungantehadap-nasabah-bank.html, Diakses pada tanggal 24 Oktober 2015 om, hlm.1-2, diakses pada tanggal 16 September 2015 Infobankterbaru,2015,Pengertian Bank Sentral, Beserta Fungsi, Peran, dan Fungsinya, ru.blogspot.co.id/2015/02/peng ertian- bank-sentral-besertafungsi-peran-danfungsinya.html/m=1,diakses pada tanggal 28 Oktober 2015 Muliaman D, Hadad, Perlindungan Dan Pemberdayaan Nasabah Bank Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia,
BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DENGAN NASABAH MELALUI MEDIASI PERBANKAN
BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DENGAN NASABAH MELALUI MEDIASI PERBANKAN Oleh Anak Agung Ayu Intan Puspadewi Suatra Putrawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciLex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017
PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN MELALUI MEDIASI MENURUT UU NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN 1 Oleh: Adistya Dinna 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciLEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)
LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM) Oleh Ida Bagus Eddy Prabawa Gede Putra Ariana Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. PBI APMK belum sepenuhnya terlaksana dengan baik terutama dalam hal peningkatan keamanan dan teknologi terhadap penggunakan kartu debet. Sejak dikeluarkannya PBI APMK tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak membutuhkan dana yang besar. 1 Salah satu sumber dananya yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitaas
Lebih terperinci3 Lihat UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa. Keuangan (Bab VI). 4 Lihat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
FUNGSI DAN PROSEDUR KERJA LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN 1 Oleh : Putri Ayu Lestari Kosasih 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan aturan hukum beserta
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK MELALUI MEDIASI Oleh Ni Made Dewi Juliantini G. Ni Putu Purwanti
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK MELALUI MEDIASI Oleh Ni Made Dewi Juliantini G. Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar Abstract : A paper entitled "Legal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara efektif dan efisien pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendirian bank di Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat. Banyaknya produk barang dan/atau jasa yang ditawarkan para pelaku usaha kepada masyarakat sama-sama
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PENERBITAN KARTU KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG PADANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang telah memiliki beberapa Undang-undang yang mengatur tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan pada tiap negara Indonesia, yang telah memiliki beberapa Undang-undang yang mengatur tentang perbankan, diantaranya yaitu
Lebih terperinciJURNAL. Peran BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam Menyelesaikan Sengketa Konsumen Melalui Proses Mediasi di Yogyakarta
JURNAL Peran BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam Menyelesaikan Sengketa Konsumen Melalui Proses Mediasi di Yogyakarta Diajukan oleh : Edwin Kristanto NPM : 090510000 Program Studi : Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai agent of trust yang berarti dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai agent of trust yang berarti dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan atau trust baik dalam hal penghimpunan
Lebih terperinciOleh Anandita Sasni I Gst. Ayu Puspawati Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENERBIT KARTU KREDIT BERKAITAN DENGAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/2/PBI/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ABSTRAK Oleh Anandita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha di sektor jasa keuangan pada saat sekarang ini sedang mengalami perkembangan dan kemajuan, hal itu dapat terlihat dari besarnya antusias masyarakat
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : OJK, klasula baku, perjanjian kredit, perlindungan konsumen.
TINJAUAN HUKUM PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MENGAWASI PENERAPAN KLAUSULA BAKU DALAM TRANSAKSI KREDIT SEBAGAI UPAYA UNTUK MELINDUNGI NASABAH DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciPELAKSANAAN MEDIASI PERBANKAN SEBAGAI WUJUD PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH ( STUDI PADA KANTOR BANK INDONESIA PADANG ) SKRIPSI
PELAKSANAAN MEDIASI PERBANKAN SEBAGAI WUJUD PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH ( STUDI PADA KANTOR BANK INDONESIA PADANG ) SKRIPSI Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada saat ini. Undang-Undang perbankan mulai disahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan menjadi salah satu pilar yang penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia pada saat ini. Undang-Undang perbankan mulai disahkan sejak lahirnya Undang-Undang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sebenarnya tidak dipermasalahkan mengenai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap sektor masyarakat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan bidang pengetahuan dan teknologi, di era yang modern ini membuat bank semakin berperan penting dalam kehidupan masyarakat, yaitu menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaturan mengenai perekonomian untuk dapat dimanfaatkan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan ekonomi suatu negara diperlukan adanya pengaturan mengenai perekonomian untuk dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam
Lebih terperinciMEDIASI PERBANKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
101 MEDIASI PERBANKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN Amaliyah Program Studi Ilmu Hukum Universitas Hasanuddin Makassar Email: amaliyah_recht26@gmail.com Abstrak: Mediasi perbankan adalah
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.12, 2014 KEUANGAN. OJK. Sengketa. Penyelesaian. Alternatif. Lembaga. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5499) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciEmmy Yuhassarie, Proceeding Arbitrase dan Mediasi, Pusat Pengkajian. Garry Goodpaster, Panduan Negosiasi dan Mediasi, Proyek ELIPS, Jakarta,
101 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Departemen Hukum dan Ham RI, Analisa dan Evaluasi Hukum Tentang Perubahan Undang-Undang Perbankan, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta,
Lebih terperincivii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PERANAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP PERKEMBANGAN PERJANJIAN HAK GUNA PAKAI PRODUKTIF KENDARAAN BERMOTOR DIKAITKAN DENGAN ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN Dewasa ini, perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Perkembangan teknologi yang semakin canggih telah banyak membantu dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini produk perbankan telah berkembang dengan pesat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang. Namun, pada masa sekarang pengertian bank telah berkembang sedemikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembali kepada masyarakat. Selain itu, bank juga memberikan jasa-jasa keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menjalankan usahanya terutama dari dana masyarakat dan kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat.
Lebih terperinciLex Privatum Vol. V/No. 5/Jul/2017. penyunan dan penandatanganan akta kesepakatan. Kata kunci: Penyelesaian sengketa, perbankan, mediasi
PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN MELALUI MEDIASI MENURUT PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/1/PBI/2008 TENTANG MEDIASI PERBANKAN 1 Oleh : Theo Sondakh 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.07/2014 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.07/2014 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abbas, Syahrizal, Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta : Kencana, 2011.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Abbas, Syahrizal, Mediasi Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta : Kencana, 2011. Ali, Achmad, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence),
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. Huruf e Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan. Lahan Pertanian Pangan yang mengamanatkan pembentukan bank bagi
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Faktor-faktor yuridis yang mendorong pembentukan bank pertanian terdiri dari 2 (dua) faktor yuridis. Faktor yang pertama adalah amanat Pasal 63 Huruf e Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciTESIS ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DALAM KONTRAK SHOWBIZ DI INDONESIA
TESIS ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DALAM KONTRAK SHOWBIZ DI INDONESIA OLEH : RADEN BONNY RIZKY NPM 201220252022 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016 TESIS
Lebih terperinciDIDAHULUI OLEH BOCORNYA DATA NASABAH DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DI INDONESIA
ABSTRAK PERTANGGUNGJAWABAN BANK SEBAGAI KORPORASI DAN OKNUM PEGAWAI BANK ATAS TERJADINYA KERUGIAN NASABAH AKIBAT TINDAKAN TRANSFER DANA SECARA MELAWAN HUKUM MELALUI SMS BANKING DIDAHULUI OLEH BOCORNYA
Lebih terperinciLisa Junia ( ) Kata Kunci: Transaksi Elektronik Perbankan, Tanggung Jawab Bank, dan Perlindungan Nasabah
ABSTRAK PERTANGGUNGJAWABAN BANK ATAS PENDEBITAN DANA REKENING NASABAH SECARA ELEKTRONIK AKIBAT KESALAHAN SISTEM BANK DAN PERLINDUNGAN NASABAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH ATAS DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING YANG DIBERIKAN OLEH PIHAK PERBANKAN ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH ATAS DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING YANG DIBERIKAN OLEH PIHAK PERBANKAN ABSTRAK Riani Susanti, 0810015001 Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Hukum
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan. bahwa :
57 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Undang-Undang No 3 Tahun 2004 membatasi tugas dan kewenangan Badan Supervisi hanya pada
Lebih terperinciIMPLIKASI PENERAPAN KETENTUAN OTORITAS JASA KEUANGAN MENGENAI LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
IMPLIKASI PENERAPAN KETENTUAN OTORITAS JASA KEUANGAN MENGENAI LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA I Gede Hartadi Kurniawan Fakultas Hukum - Universitas Esa Unggul Jalan Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik karena adanya unsur kepercayaan. Kepercayaan ini muncul karena adanya pelaksanaan hak dan kewajiban yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. 1. Kontrak elektronik yang dilakukan melalui SMS Banking sah sepanjang
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kontrak elektronik yang dilakukan melalui SMS Banking sah sepanjang memenuhi syarat-syarat sahnya kontrak elektronik berdasarkan Pasal 17 ayat 2, Pasal 8 dan Pasal 15 Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman telah menuntut berbagai jenis bidang usaha untuk memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan dalam rangka mendukung efisiensi
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING
Abstrak : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DATA PRIBADI NASABAH DALAM LAYANAN INTERNET BANKING Oleh : Gusti Ayu Putu Wulan Pradnyasari Made Maharta Yasa Hukum Perdata, Fakultas Hukum Universitas Udayana Tulisan
Lebih terperinciMediasi Perbankan Dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Secara Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan
Mediasi Perbankan Dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Secara Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan Noor Hafidah, M. Natsir Asnawi Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat hafidahnoor@gmail.com Abstract
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI
PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) KHATULISTIWA LUBUKSIKAPING DENGAN ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DALAM ASURANSI JIWA PENERIMA KREDIT SKRIPSI Diajukan guna memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perbankan memiliki peran penting dalam pembangunan khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah satu lembaga pembiayaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan prinsip syari ah tidak mungkin dihindari akan terjadinya konflik. Ada yang berujung sengketa
Lebih terperinciekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan produk bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan saat ini memiliki peranan yang startegis dalam kehidupan perekonomian suatu negara, yakni sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat
Lebih terperinciUndang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya disebut sebagai UUPK). 2 Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan da
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah pemenuhan dan perkembangan kebutuhan manusia, tercipta hubungan yang interpenden dan saling berhadapan antara pemberi kebutuhan dan penikmat kebutuhan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. , 1996, Hukum Perkreditan Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Bahsan, M., 2007, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Fuady, Munir, 1996, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, buku I, Bandung:
Lebih terperinciOleh L.P Hadena Hoshita Adiwati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana
PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL YANG MENGANDUNG BAHAN KIMIA BERBAHAYA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh L.P Hadena Hoshita Adiwati
Lebih terperincioleh I Nyoman Triambara Saputra Desak Dewi Kasih Bagian Hukum Bisnis Fakultas HukumUniversitas Udayana
PENYELESAIAN WANPRESTASI TERHADAP DEBITUR YANG BUKAN ANGGOTA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT PAKRAMAN TELAGA KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN SINGARAJA oleh I Nyoman Triambara Saputra Desak Dewi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA A. BUKU. Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992 Abdulkadir, Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung,
Lebih terperinciPELAKSANAAN REKENING GIRO DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JEMURSARI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Oleh: MOH. YUSRIL ATTAMIMI NIM :
PELAKSANAAN REKENING GIRO DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG JEMURSARI SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh: MOH. YUSRIL ATTAMIMI NIM : 2013111072 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2016 i ii 1.1
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : protection of law, consumer, electronic banking, system service of banking. ABSTRAK
ASPEK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DALAM PENERAPAN ELECTRONIC BANKING SEBAGAI SISTEM PELAYANAN PERBANKAN Oleh : Rika Rahim Makaramah I Ketut Sudiarta Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas
Lebih terperinciMEDIASI PERBANKAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA BANK DAN NASABAH MELALUI OTORITAS JASA KEUANGAN
MEDIASI PERBANKAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA BANK DAN NASABAH MELALUI OTORITAS JASA KEUANGAN JURNAL ILMIAH Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciLex Crimen Vol. V/No. 6/Ags/2016
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG POLIS ASURANSI MENURUT UU NO. 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN 1 Oleh: Fajrin Husain 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017 TENTANG LAYANAN PENGADUAN KONSUMEN DI SEKTOR JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperinciLex Crimen Vol. VI/No. 3/Mei/2017
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH YANG DIDAFTARHITAMKAN AKIBAT KESALAHAN SISTEM PERBANKAN MENURUT UU No. 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN 1 Oleh : Anggraini Said 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perdagangan merupakan sektor jasa yang menunjang kegiatan ekonomi antar anggota masyarakat dan antar bangsa. Bagi Indonesia dengan ekonominya yang bersifat terbuka,
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5896 KEUANGAN OJK. Efek. Perantara. Agen. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 127). PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat manusia mampu menjalani kehidupannya. Contoh kecil yaitu manusia tidak bisa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dikenal dengan makhluk sosial, karena manusia tidak bisa hidup sendiri yang artinya manusia membutuhkan sesama manusia dalam hal kebutuhan hidupnya.
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.34, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5849) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciPERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1
PERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1 Muliaman D. Hadad 2 I. Pendahuluan Fungsi lembaga perbankan sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5499 KEUANGAN. OJK. Sengketa. Penyelesaian. Alternatif. Lembaga. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 12) PENJELASAN PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinciTribuana Pupsitasari ABSTRAK
v PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM PIHAK BANK ATAS HILANGNYA DOKUMEN AGUNAN NASABAH DITINJAU DARI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN (POJK) NO. 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN Tribuana
Lebih terperinciABSTRAK. Aldy Christian Tarigan ( )
ABSTRAK PERANAN BANK INDONESIA SEBAGAI BANK SENTRAL DALAM MENGAWASI PEREDARAN UANG PALSU DAN TANGGUNG JAWAB BANK PEMILIK MESIN ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) YANG DIJADIKAN SARANA PEREDARAN UANG PALSU DIKAITKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstitusinya, yaitu pada Pasal 33 Undang-Undang Dasar Republik. terdapat di dalam Pasal 33 ayat (1) yang mengatur sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian merupakan kegiatan yang harus memperoleh perhatian dari negara karena berkaitan langsung dengan kesejahteraan rakyat. Negara Indonesia mengatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Negara Kesatuan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia itu sendiri diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan di Indonesia merupakan salah satu wujud dari kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Tujuan pembangunan Indonesia itu sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan masyarakat (financial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pokok masyarakat. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kegiatan jual beli merupakan salah satu kegiatan yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) menyatakan bahwa
Lebih terperinciKEDUDUKAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011
KEDUDUKAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 Oleh: Ni Kadek Lisnadewi I Gusti Ayu Agung Ari Krisnawati Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DALAM HAL TERJADI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG JAMINAN DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) KOTA MADIUN
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DALAM HAL TERJADI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG JAMINAN DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) KOTA MADIUN Rizki Sukma Hapsari Email: rizkishapsari@gmail.com Mahasiswa Magister
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG oleh Toni Setiawan Ni Ketut Supasti Darmawan Ni Putu Purwanti
Lebih terperinciLex Administratum, Vol. V/No. 7/Sep/2017
ANALISA HUKUM TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PERKREDITAN ANTARA NASABAH DAN BANK MELALUI MEDIASI BANK INDONESIA 1 Oleh : Mikhael N. H. Rambitan 2 ABSTRAK Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penulisan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Bank, baik bank sentral maupun bank umum merupakan inti dari sistem keuangan setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan,
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL
TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Oleh: FEBRI
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Utama Surabaya sebagai objek laporan Tugas Akhir.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah dikemukakan serta hasil penelitian di bank BTPN kantor Cabang Utama Surabaya, saya dapat member kesimpulan dan saran
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH YANG DISIMPAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) Oleh Putu Hartawiguna Yasa Dewa Gde Rudy A.A. Gede Agung Dharma Kusuma Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. penyimpanan uang demi kepentingan pribadi atau pun badan usaha, akan tetapi saat
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga yang mana dulunya dimanfaatkan untuk penyimpanan uang demi kepentingan pribadi atau pun badan usaha, akan tetapi saat ini peran bank bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Perbankan merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting perannya dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Dimana fungsi utamanya adalah sebagai penghimpun dan
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK Oleh Gusti Ayu Putu Leonita Agustini I Ketut Westra Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan salah satu aktivitas kehidupan manusia dan bahkan telah merasuki semua sendi kehidupan masyarakat modern. Dengan fenomena ini mustahil orang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan penelitian yang telah dilakukan penulis pada Bank BTN Cabang Pembantu Mojokerto, maka dapat memberikan kesimpulan
Lebih terperinci2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.151, 2017 KEUANGAN OJK. Bank. Bencana Alam. Daerah Tertentu. Kredit. Pembiayaan. Perlakuan Khusus. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciSTIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik
Manajemen Kartu Plastik Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 7 Pengertian Merupakan kartu yang dikeluarkan/diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan selain bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan badan usaha swasta, badan badan usaha milik negara, bahkan lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan badan usaha
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2017 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI DAERAH TERTENTU DI INDONESIA YANG TERKENA BENCANA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN WILAYAH JARINGAN KANTOR BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN MODAL
Lebih terperinciMEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN Oleh : I Gede Agus Satrya Wibawa I Nengah Suharta Bagian Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperinciIMPLIKASI PEMBERLAKUAN UNDANG-UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA KEUANGAN DIKAITKAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
PERSPEKTIF Volume XXI No. 1 Tahun 2016 Edisi Januari IMPLIKASI PEMBERLAKUAN UNDANG-UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA KEUANGAN DIKAITKAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Lebih terperinciPENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PADA BANK NAGARI UNIT SYARIAH PADANG SKRIPSI
PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PADA BANK NAGARI UNIT SYARIAH PADANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum Disusun Oleh :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisien. Hal ini ditandai dengan semakin terintegrasinya pasar keuangan dunia yang menuntut
BAB I PENDAHULUAN Perkembangan perekonomian dunia yang dewasa ini sedang mengalami perubahan pesat yang cukup mendasar menuju kepada sistem ekonomi global yang lebih efektif dan efisien. Hal ini ditandai
Lebih terperinciPeran BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam Menyelesaikan Sengketa Konsumen Melalui Proses Mediasi di Yogyakarta
SKRIPSI Peran BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam Menyelesaikan Sengketa Konsumen Melalui Proses Mediasi di Yogyakarta Diajukan oleh : Edwin Kristanto NPM : 090510000 Program Studi : Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia, kegiatan bisnis bank umum menjadi semakin canggih dan beraneka ragam. Berbagai macam kegiatan
Lebih terperinciLex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015
MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERBANKAN 1 Oleh : Budi Triadi Kurniawan 2 Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tata cara pengajuan dan penerimaan pengaduan nasabah
Lebih terperinci