Pemberdayaan dan Keberdayaan dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Tanjung Luar Lombok Timur
|
|
- Sri Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pemberdayaan dan Keberdayaan dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Tanjung Luar Lombok Timur Sulkiah Universitas Gunung Rinjani, Lombok, Indonesia ABSTRAK Masalah penelitian adalah bagaimana meningkatkan keberdayaan masyarakat sebagai pendukung peningkatan Kesejahteraan Nelayan. Tujuan penelitian untuk mengembangkan model yang didukung oleh konsep pengembangan teoritik. Penelitian ini menfokuskan proses sebagai kunci keberhasilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hubungan antara pemberdayaan dan perbaikan keberdayaan nelayan Lombok Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan induktif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian adalah penelitian melalui kepustakaan, wawancara dan penelitian langsung kelapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar Kec. Keruak Kab. Lombok Timur belum berjalan secara maksimal. Kata Kunci: pemberdayaan, keberdayaan, masyarakat nelayan PENDAHULUAN Dalam program pembangunan berbasis masyarakat yang menjadi tanggung jawab utama adalah memberdayakan masyarakat. Adapun masyarakat yang diberdayakan adalah masyarakat berdaya atau memiliki daya, kekuatan atau kemampuan. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi, kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Kemampuan berdaya mempunyai arti yang sama dengan kemandirian masyarakat. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan apa yang dilakukan. Hal ini ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi 102
2 Sulkiah-Pemberdayaan dan Keberdayaan Dalam Rangka... mencapai pemecahan masalahmasalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki. Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material. Kemandirian masyarakat dapat dicapai tentu memerlukan sebuah proses belajar. Masyarakat yang mengikuti proses belajar yang baik, secara bertahap akan memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan secara mandiri. Berkaitan dengan hal ini, Sumodiningrat (2000) menjelaskan bahwa keberdayaan masyarakat yang ditandai adanya kemandiriannya dapat dicapai melalui proses pemberdayaan masyarakat. Keberdayaan masyarakat pesisir dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi dengan adanya pelaku pemberdayaan. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah mereka yang lemah dan tidak memiliki daya, kekuatan atau kemampuan mengakses sumberdaya produktif atau masyarakat terpinggirkan dalam pembangunan. Tujuan akhir dari proses pemberdayaan masyarakat adalah untuk memandirikan warga masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya. Saat ini tuntutan terhadap pelaku pemberdayaan harus memiliki kemampuan yang memadai semakin menguat. Pelaku pemberdayaan tidak hanya dituntut untuk memperkaya pengetahuannya, melainkan mereka dituntut meningkatkan ketrampilannya dalam mendesain program pemberdayaan. Penelitian ini mengkaji beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pendekatan dan model pemberdayaan dalam rangka pembangunan berbasis masyarakat. Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut; Bagaimana pendekatan dan model pemberdayaan dalam rangka pembangunan berbasis masyarakat? Adapun tujuan penelitian adalah menganalisis pendekatan dan moodel pemberdayaan dalam rangka pembangunan brbasis masyarakat. TELAAH LITERATUR Pemberdayaan Masyarakat Menurut Suhendra (2005 ), pemberdayaan masyarakat dapat diartikan bahwa masyarakat diberi kuasa, dalam upaya untuk menyebarkan kekuasaan, melalui 103
3 pemberdayaan masyarakat, organisasi agar mampu menguasai atau berkuasa atas kehidupannya untuk semua aspek kehidupan politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pengelolaan lingkungan dan sebagainya. Upaya Pemberdayaan Masyarakat G.Kartasasmita (1995 ) mengemukakan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat harus dilakukan melalui tiga cara, yaitu : 1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa setiap individu dan memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Hakikat dari kemandirian tiap individu perlu untuk diperdayakan. Proses pemberdayaan rakyat berakar kuat pada proses kemandirian tiap individu, yang kemudian meluas ke keluarga, serta kelompok masyarkat baik ditingkat lokal maupun nasional. 2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh rakyat dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan prasarana dan sarana fisik (irigasi, jalan dan listrik). Maupun sosial (sekolah dan fasilitas pelayanaan kesehatan) yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling bawah. Terbentuknya akses pada berbagai peluang akan membuat rakyat makin berdaya, seperti tersedianya lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan dan pemasaran di perdesaan, dimana terkonsentrasi pendudukan yang keberdayaannya amat kurang. Dalam upaya memberdayakan rakyat ini yang penting antara lain adalah peningkatan mutu dan perbaikan sarana pendidikan dan kesehatan serta akses pada sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi lapangan kerja dan pasar. 3. Pemberdayaan rakyat dalam arti melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah jangan sampai yang lemah bertambah lemah atau makin terpinggirkan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi dan membelah harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya 104
4 Sulkiah-Pemberdayaan dan Keberdayaan Dalam Rangka... persaingan yang tidak seimbang dan ekspoitasi atas yang lemah. Penerapan Pendekatan Pemberdayaan Menurut Suharto (2005 ) penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat di singkat menjadi 5P, yaitu: 1. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural dan struktural yang menghambat. 2. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhankebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka. 3. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompokkelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil. 4. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan. 5. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha. Kesejahteraan Kesejahteraan pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu: 1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhankebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial. 105
5 2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. 3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai sejahtera. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan melakukan pendekatan kualitatif yang diterapkan untuk menggambarkan keadaankeadaan secara nyata tentang pemberdayaan masyarakat nelayan serta faktor-faktor pendukung dan penghambat, dalam hal ini adalah pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar kecamatan Keruak Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik yaitu suatu penelitian yang menggunakan teori-teori dan kajian literatur sebagai dasar pertimbangan penelitian yang dilakukan, untuk selanjutnya dikomparasikan dengan temuan-temuan yang ada di lapangan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yaitu dengan cara menggali data dan informasi lapangan secara luas, agar ditemukan berbagai fenomena sesuai variabel penelitian ini dan dapat terungkap secara mendalam sehingga pertanyaan penelitian akan mampu terjawab. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Pemberdayaan masyarakat nelayan pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kesejateraan sosialbudaya serta meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan, dan hal ini menjadi basis membangun fondasi civil society di kawasan pesisir, untuk mencapai tujuan ini diperlukan dukungan sumber daya manusia (SDM), kapasitas, dan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang optimal dalam kehidupan warga serta tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi. Model yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: 106
6 Sulkiah-Pemberdayaan dan Keberdayaan Dalam Rangka... Temuan ini memberikan solusi bahwa peran kemampuan pelaku pemberdayaan akan efektif dapat meningkatkan keberdayaan masyarakat jika masyarakat sebelumnya pemberdayaannya. meningkatkan Pelaku pemberdayaan tidak dapat langsung berpengaruh terhadap keberdayaan masyarakat, tetapi harus dimediasi dengan proses yang mengiringi Peningkatan pemberdayaan. pemberdayaan sebagai penentu keberhasilan pelaku dalam upaya peningkatan keberdayaan masyarakat. Proses pemberdayaan di desa Tanjung Luar Kemampuan Pelaku Proses Pemberdayaan Keberdayaan Masyarakat Peningkatan Kesejahteraan berpengaruh secara signifikan terhadap keberdayaan masyarakat. Proses pemberdayaan ini ditandai adanya kemampuan masyarakat dalam membuat analisis masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi suatu program pemberdayaan. Peran pelaku perlu memperbaiki pengetahuan dan ketrampilannya yang lebih baik agar dapat memberi dukungan dalam memperlancar keberhasilan pemberdayaan, sehingga dapat meningkatkan kemandirian masyarakat yang berkelanjutan. Penelitian ini menegaskan bahwa masyarakat dalam meningkatkan pemberdayaannya didasari atas pertimbangan sumber daya yang ada. Untuk dapat menyesuaikan dengan komdisi sekarang ini, masyarakat harus dapat melakukan perubahan yang lebih kompetitif dengan melakukan peningkatan pendidikan dan ketrampilannya untuk menjadi masyarakat yang tajam dalam menangkap peluang yang berorientasi pada masa depan. Temuan ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fukuyama (1995) tentang hubungan kemampuan masyarakat dengan modal manusia (human capital) dan berimplikasi pada teori yang terkait dengan konsep yang dikembangkan Romer dimana human capital sebagai anteseden proses pemberdayaan. Peningkatan keberdayaan masyarakat memerlukan satu paket 107
7 secara koheren dari perubahan modal fisik yang dibangun berdasarkan kekuatan sarana dan prasarana pendidikan dalam mengembangkan sumber daya manusia dan kemampuan pelaku pemberdayaan dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat. Hasil ini merupakan kontribusi terhadap aplikasi empirik dari konsep yang dikembangkan oleh Fukuyama (1995) tentang hubungan human capital dan keberdayaan masyarakat. Dan juga mendukung penelitian Sumodiningkrat (2000) bahwa keterlibatan fasilitator sebagai pelaku pemberdayaan dalam mengawal proses pemberdayaan merupakan sumber penting sebagai jalur untuk meraih keberdayaan masyarakat. Pemungkinan Perlunya peran Pemerintah dalam mendorong dan memotivasi masyarakatnya untuk menjadi lebih berdaya, dan menciptakan suasana yang mampu mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat. Pada umumnya masyarakat Desa Tanjung Luar bermukim di dataran rendah sebagian dari masyarakatnya bermukim di daerah pesisir pantai, kondisi masyarakat desa Tanjung Luar yang sebagian dari penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan dan pembudidaya perikanan. Adapun potensi perikanan yang sangat memungkinkan untuk dilakukan pengembangan dan pemberdayaan dalam bidang wisata, budidaya perikanan seperti tambak, keramba ikan dan kolam air tawar serta jasa pemancingan. Pemungkinan dalam potensi perikanan yang ada di Desa Tanjung Luar sangat mendukung. Penguatan Berdasarkan hasil penelitian, penguatan seperti bantuan sarana dan prasaran pihak UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan telah mengupayakannya dengan memberikan fasilitas pendukung dalam mengembangkan budidaya perikanan, namun dalam hal permodalan pihak pemerintah belum bisa mengupayakan secara langsung, sama halnya dengan pemasaran ikan pihak pemerintah tidak bisa langsung menentukan harga di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Tanjung Luar. Perlindungan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa pihak pemerintah mengupayakan kebijakan mengenai perlindungan dan pemberdayaan nelayan agar berjalan secara menyeluruh di kecamatan Keruak khususnya di Desa Tanjung Luar, sedangkan dalam hal pemasaran masyarakat nelayan masih bergantung pada konsumen, adapun masalah illegal fishing yang terjadi di 108
8 Sulkiah-Pemberdayaan dan Keberdayaan Dalam Rangka... Desa Tanjung Luar disebabkan karena lemahnya pengawasan dan penegakan hukum di wilayah laut, dalam hal ini pihak pemerintah mengupayakan dengan berkerjasama dengan Polisi Perairan Lombok Timur dan mengikut sertakan masyarakat nelayan untuk berparsipasi dalam mengawasi wilayah laut di Desa Tanjung Luar. Penyokongan Berdasarkanhasil penelitian di lapangan bahwa pelaksanaan pemberdayaan masyarakat nelayan pemerintah telah mengupayakan dengan memberikan dukungan dan bimbingan agar masyarakat mampu menjalankan peranannya, proses bimbingan ini diperlukan untuk mempermudah masyarakat nelayan untuk bisa lebih mandiri dan diberikan melalui mengembangkan potensi dari masyarakat itu sendiri, melalui agenda atau program dari lembaga pemerintah. Namun pemerintah kurang maksimal dalam melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat nelayan desa Tanjung Luar, bisa dilihat dari pelatihan yang diadakan oleh pemerintah hanya dua kali setahun, tidak berlanjut dan tidak menyeluruh, begitu juga dengan study banding yang dilakukan hanya perwakilan yang ikut serta, agenda sosialisasi yang hanya dilakukan pada tahun lalu dan fasilitas alat tangkap yang diberikan hanya sebatas bantuan yang cendung tidak bisa memandirikan masyarakat nelayan dan hanya semakin membuat ketergantungan. Pemeliharaan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa dalam pemeliharaan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan telah mengupayakan dengan melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap budidaya perikanan. Namun pengawasan yang dilakukan belum maksimal dikarenakan monitoring dan pendampingan tidak dilakukan secara menyeluruh dan rutin, hal ini juga tidak berjalan sesuai apa yang diharapkan karena diketahui wilayah Desa Tanjung Luar masih banyak faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberdayaan. masyarakat nelayan salah satunya sarana listrik yang masih belum terjangkau yang menghambat pemberdayaan. Faktor Penghambat dan Pendukung Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh penulis yang menjadi faktor penghambat dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) pendidikan yang masih kurang, sarana dan prasarana, serta modal. Adapun faktor 109
9 pendukung yaitu potensi hasil perikanan yang melimpah. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan proses menentukan segalanya. Proses meningkatkan keberdayaan warga masyarakat melalui proses pemberdayaan akan terwujud sumberdaya yang kita milki serta kemampuan pelaku. Hal ini akan dapat memberikan solusi yang lebih baik karena dapat menambah penjelasan bahwa proses pemberdayaan masyarakat mutlak diperlukan utuk mencapai keberdayaan masyarakat demi peningkatan kesejahteraannya. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan yang dikemukakan diatas mengenai studi tentang pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Tanjung Luar. Adapun saran-saran itu adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah daerah hendaknya lebih memperhatikan masyarakat nelayan, memperkuat program pemberdayaan masyarakat nelayan dan didukung lagi dengan memberikan modal serta bantuan fasilitas yang bisa membuat masyarakat nelayan lebih mandiri. 2. Kegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan seperti kegiatan sosialisasi dan pelatihan disarankan dapat dilakukan secara bertahap 3x setahun dan berkelajutan, bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para nelayan agar dapat mengembangkan usaha perikanannya. 3. Kebijakan mengenai perlindungan dan pemberdayaan nelayan yang telah dikeluarkan dilakukan secara menyeluruh agar berjalan secara efektif dan permasalahan illegal fishing pihak UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan lebih menguatkan dalam hal pengawasan dan pemantauan dilakukan setiap satu kali sebulan. 4. Pemerintah daerah sebaiknya berkerja sama dengan pihak swasta untuk mendukung pemberdayaan dan melindungi masyarakat nelayan dan lebih banyak membangun industri pengelolahan hasil perikanan sehingga hasil tangkapan nelayan tidak hanya dijual mentah tapi dapat menjadi produk-produk olahan. Sarana dan prasarana pendukung dalam bidang perikanan harusnya segera dibangun agar dapat berjalan suatu kegiatan secara efektif. 110
10 Sulkiah-Pemberdayaan dan Keberdayaan Dalam Rangka Serta pemerintah juga harusnya memberikan pengawasan secara rutin dan menyeluruh agar bisa berjalanya pemberdayaan secara efektif dan tidak terfokus pada satu usaha budidaya saja. DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto Intervensi Komunitas dan Pengembangan Masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat (Edisi Revisi 2012), PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Anwas, Oos M Pemberdayaan Masyarakat Di Era Global. Alfabeta. Bandung Awang, San Afri, dkk Program IDT dan Pemberdayaan Masyarakat. Bappenas. Irianto, Jusuf Purwanto Isuisu Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Insan Cendekia. Surabaya. Jamasy, Owin Keadilan,Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan, Blantika. Jakarta. Karjadi Mintaroem U. Mohammad Iman Farisi Laporan Penelitian Nelayan Tradisional di Madura (Studi Sosial -Budaya Terhadap Aktivitas Perekonomian di Desa Bandaran Kab. Pamekasan) Universitas Terbuka. Kartasasmita, Ginanjar Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. CIDES. Jakarta. Kusnadi Jaminan Sosial Nelayan, PT. Lkis Pelangi Aksara. Yogyakarta. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung. Mulyadi, S Ekonomi Kelautan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Prijono, Onny S.& A.M.W. Pranarka (eds) Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Centre For Strategis and International Studies. Soetomo Pembangunan Masyarakat merangkai sebuah kerangka, Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Suhartini,R dkk Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. PT. Lkis Pelangi Pesantren. Suharto, Edi Ph.D Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Aditama. Bandung. Suhendra, K. SH., Peranan Birokrasi Dalam pemberdayaan Masyarakat, Alfabeta. Bandung. Sulistiyani, Ambar Teguh Kemitraan dan Model-Model pemberdayaan, Gava Media. Yogyakarta. Usman, Sunyoko Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wrihatnolo, Randy R.& Riant Nugroho D Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarkat. Jakarta: PT Elcx Media Komputindo. Dokumen-Dokumen : 111
11 Undang-Undang Nomor 15 tahun 1990 Tentang Perikanan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan 112
STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA TANJUNG LIMAU KECAMATAN MUARA BADAK KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NIRWANA 1
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2015 : 3 (4) 1666-1680 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA TANJUNG LIMAU KECAMATAN MUARA BADAK
Lebih terperinciOleh, Nurin Fajrina Pada Tahun 2015 ABSTRAK. program pengelolaan hasil laut yang diberikan PT.Petrokimia kepada ibu-ibu nelayan di
PROSES PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM KEMITRAAN PENGELOLAAN HASIL LAUT ( STUDI PADA PELAKSANAAN CSR PT.PETROKIMIA GRESIK DI KELURAHAN LUMPUR, KECAMATAN GRESIK, KABUPATEN GRESIK) Oleh, Nurin Fajrina
Lebih terperinciSTUDI TENTANG UPAYA UPT
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1579-1588 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 STUDI TENTANG UPAYA UPT. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos yang mengambil dari kata strator yang berarti militer dan ag yang berati memimpin.
Lebih terperinciMELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara
MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara PEMBUKAAN PSB KOTA SURABAYA Oleh: Dr. Asmara Indahingwati, S.E., S.Pd., M.M TUJUAN PROGRAM Meningkatkan pendapatan dan Kesejahteraan masyarakat Daerah. Mempertahankan
Lebih terperinciTOR KULIAH UMUM JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
TOR KULIAH UMUM JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM Judul: Muncul dan Berkembangnya Desa Wisata Bleberan: Peran Yang Harus Dimainkan Pendamping Masyarakat Disusun oleh: Jurusan Pengembangan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Sebagai desa yang berada di wilayah pesisir,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus untuk mendorong terjadinya perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIK
BAB II KERANGKA TEORITIK A. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Secara konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan (Empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan) keterangan. Ide utama
Lebih terperinciBAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS
BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS A. Potensi Sumber Daya Pengembangan Wisata di Desa Kampung Baru Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan sosial (social development); pembangunan yang berwawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal dengan potensi sumber daya alamnya yang melimpah. Namun, sering ditemukan pemanfaatan sumber daya alam oleh pelaku pembangunan yang hanya berorientasi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. PIPPK di Kecamatan Panyileukan, dapat kita analisa melalui teori implementasi
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Untuk mengetahui faktor apa saja yang mengakibatkan keberhasilan implementasi PIPPK di Kecamatan Panyileukan, dapat kita analisa melalui teori implementasi Edward
Lebih terperinciPROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA
PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA Fahrur Razi Penyuluh Perikanan Muda pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan email: fahrul.perikanan@gmail.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai kesatuan socia l kolektif, masyarakat yang hidup di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis, kawasan pesisir terletak pada wilayah transisi antara darat dan laut. Sebagian besar masyarakat yang hidup di wilayah tersebut, disebut sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. seringkali disebut fasilitator masyarakat (community facilitator/cf) karena
BAB II KAJIAN TEORI A. Pendampingan Pendampingan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh fasilitator atau pendamping masyarakat dalam berbagai kegiatan program. Fasilitator juga seringkali disebut fasilitator
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Desa Tanjung Binga merupakan salah satu kawasan yang berada di zona pusat pengembangan pariwisata di Belitung yaitu terletak di Kecamatan Sijuk kawasan pesisir
Lebih terperincidapat menghasilkan padi lebih melimpah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Mekanisme kerja gapoktan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI DI KELURAHAN KAKENTURAN DUA KECAMATAN MAESA KOTA BITUNG
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI DI KELURAHAN KAKENTURAN DUA KECAMATAN MAESA KOTA BITUNG OLEH FRENNY RUMUAT 100813083 ABSTRAKSI Yang melatar belakangi program BLT tidak lain tidak bukan hanyalah
Lebih terperinciPROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KEL. MALALAYANG 1 TIMUR KEC. MALALAYANG KOTA MANADO
PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA MINA PERDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KEL. MALALAYANG 1 TIMUR KEC. MALALAYANG KOTA MANADO Oleh Reifan A.H Chorneles Abstrak : Sesuai dengan Misi
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH Strategi pembangun daerah adalah kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujdkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciRANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah
Lebih terperincipenelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.
8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang
Lebih terperinciBUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO
BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciTABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel
Lebih terperinciBEKASI (6/8/2016)
2016/08/06 21:05 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan UPAYA SITI CHODIJAH, PENYULUH PERIKANAN BANTU KABUPATEN BEKASI BERDAYAKAN NELAYAN MUARAGEMBONG BEKASI (6/8/2016) www.pusluh.kkp.go.id Kegiatan upaya pembangunan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga
Lebih terperinciImplementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program
Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK) mulai tahun Konsepsi Pemberdayaan
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.
BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KINERJA. VISI DAN MISI SKPD
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KINERJA. VISI DAN MISI SKPD Dalam rangka pencapaian Visi Kepala Daerah yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Maluku Tenggara Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu pulau yang terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudera,
Lebih terperinciVIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN
VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah
Lebih terperinciVISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN
VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih
Lebih terperinciPEKERJAAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PEKERJAAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Aulia Hadi 1 Judul Buku : Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial) Pengarang
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,
BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.
Lebih terperinciMATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015
MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 NAMA SKPD : Dinas Peran Dan Kelautan NO KODE TOLOK UKUR TARGET CAPAIAN KINERJA 1 2 3 4 5 6 7 8 2.05.01 1 2.05.01.19 2.05.02 PROGRAM
Lebih terperinciDESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL OLEH
DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL OLEH TONI KOEM NIM. 121 411 015 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS
Lebih terperinciPERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI
PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk melaksanakan berbagai kebijakan yang berorientasi pada upaya mempercepat terwujudnya kesejahteraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan 34.623,80 km², kota Bandar Lampung merupakan Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung yang memiliki
Lebih terperinciVISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO
1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
-62- BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2005-2025 4.1. Visi Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi Kabupaten Bangkalan sampai saat ini, isuisu strategis dan dengan memperhitungkan
Lebih terperinciBAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR
BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah
Lebih terperinciakan menonjolkan keberhasilan meraka dalam meningkatkan pertumbuhan
BAB VI REFLEKSI A. Pemberdayaan masyarakat Sebagaimana diuraikan dalam bab dua tentang teori dalam memandang kriteria hidup yang lebih baik terdapat banyak sudut pandang, hal ini amat tegantung dari teori
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta km 2, yang terdiri dari perairan kepulauan dan teritorial seluas 3,1 juta km
Lebih terperinciMATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014
MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 NAMA SKPD : Dinas Perikanan Dan Kelautan NO KODE USULAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara maritim yang tidak bisa lepas dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara maritim yang tidak bisa lepas dari budaya perikanan. Sektor perikanan merupakan sektor yang dari jaman dahulu mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciDATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN PAUDEAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG
DATA PERENCANAAN DESA KELURAHAN PAUDEAN KECAMATAN LEMBEH SELATAN KOTA BITUNG 1. PENGELOLAAN LINGKUNGAN 1. Menjaga dan memperbaiki kualitas ekosistem terumbu karang dan habitat yang berhubungan dengan terumbu
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah perairan lebih luas dibanding daratan. Secara fisik luas daratan di Indonesia ± 1,9 juta
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1. Sasaran Pokok dan Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tujuan akhir pelaksanaan pembangunan jangka panjang daerah di Kabupaten Lombok Tengah
Lebih terperinciBAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN
BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Berbicara tentang kelautan dan perikanan tidak lepas dari pemanfaatan
Lebih terperinciUPAYA PENYULUH KABUPATEN BEKASI DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK PERIKANAN
2016/03/27 20:49 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan UPAYA PENYULUH KABUPATEN BEKASI DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK PERIKANAN BEKASI (27/3/2016) www.pusluh.kkp.go.id
Lebih terperinciJurnal Paradigma, Vol. 6 No. 1, April 2017 ISSN:
PARTISIPASI MASYARAKAT DESA DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI DI DESA BINUANG KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Farhanuddin Jamanie Dosen Program Magister Ilmu
Lebih terperinciBAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi
BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi pelayanan SKPD Badan Pelaksana
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti
Lebih terperinciDOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN SERANG Tahun Anggaran 2015
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPPA SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN SERANG Tahun Anggaran 2015 Urusan Pemerintahan : 2 Urusan Pilihan Bidang Pemerintahan : 2. 05 Kelautan
Lebih terperinciBAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan adalah Menjadi Fasilitator dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Perikanan
Lebih terperinciC. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN
C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN Yang dimaksud dengan urusan pilihan adalah urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan
Lebih terperinciFAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MELALUI PROGRAM TRANSMIGRASI UMUM (Studi Kasus di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumenep) DEDY ARFIYANTO (mrdego.ar@gmail.com)
Lebih terperinciVII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN
VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN 7.1. Latar Belakang Rancangan Program Kemiskinan di Desa Mambalan merupakan kemiskinan yang lebih disebabkan oleh faktor struktural daripada faktor
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya
Lebih terperinciBUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDI DAYA IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciKESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)
KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS) LATAR BELAKANG KONDISI KABUPATEN MAROS PASCA MDGs (RPJMD PERIODE 2010 2015) DATA CAPAIAN INDIKATOR MDGs TAHUN 2010 2015 MENUNJUKAN
Lebih terperinciJURNAL LOGIKA, Volume XI, No 2, Tahun 2014 ISSN:
ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PIMPINAN PERGURUAN TINGGI YANG BERIMPLIKASI TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Program Dana Bergulir Unswagati Cirebon) Siti Khumayah (Universitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional memfokuskan diri pada masalah kemiskinan di pedesaan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI WILAYAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Berdasarkan kondisi yang dihadapi Kabupaten Aceh Barat Daya serta permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang dengan memperhitungkan
Lebih terperinciBab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan
Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MANIS KIDUL DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN FORMAL DI OBJEK WISATA CIBULAN KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MANIS KIDUL DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN FORMAL DI OBJEK WISATA CIBULAN KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN Asti Destiana 1, D. Suryatman 2, Nur Eka Setiowati 3 1, 2, 3
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN
1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Masih ditemukannya banyak penduduk miskin wilayah pesisir Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, menunjukkan adanya ketidakoptimalan kegiatan pemberdayaan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Kebangkitan dan keruntuhan suatu bangsa tergantung pada sikap dan tindakan mereka sendiri. Penulis melakukan penelitian studi komparatif sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara garis besar merupakan negara kepulauan yang luas lautnya mencapai 70% total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas disertai dengan kekayaan
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SERANG RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
Urusan Pemerintahan : 2 Urusan Pilihan Bidang Pemerintahan : 2. 05 Kelautan dan Perikanan Unit Organisasi : 2. 05. 01 DINAS KELAUTAN, PERIKANAN, ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Sub Unit Organisasi : 2. 05.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI
341 BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI REKOMENDASI Berdasarkan permasalahan kajian penelitian ini, maka ditarik beberapa kesimpulan bagi penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah, khususnya program pendidikan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 08 Tahun 2015 Menimbang : Mengingat : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. mengkaji hakikat dan makna dari temuan penelitian, masing-masing temuan
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan tentang pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan Tuna Jaya di Desa Tasikmadu Kccamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, telah dipaparkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pokdakan Minasari merupakan suatu wadah untuk pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada pengembangan potensi perempuan dalam bidang perikanan yaitu budidaya
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR - UMB DADAN ANUGRAH S.SOS, MSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
2. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal merupakan langkah strategis bangsa Indonesia untuk menyongsong era globalisasi ekonomi dengan memperkuat basis perokonomian daerah. Otonomi yang diberikan kepada
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015
BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,
Lebih terperinciMENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN R.I. KEPUTUSAN MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN R.I. KEPUTUSAN MENTERI TRANSMIGRASI DAN PEMUKIMAN PERAMBAH HUTAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP
Lebih terperinci