IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional
|
|
- Sucianty Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung Kotak Pos 1234, Telp. (022) , Fax (022) uppm_polban@yahoo.co.id, URL : Pengantar Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS) adalah seminar tahunan yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Bandung ( POLBAN) sebagai forum publikasi dan komunikasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan para ilmuwan di lingkungan POLBAN khususnya, dan Perguruan Tinggi serta Institusi Penelitian yang lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pada tahun 2011 ini, penyelenggaraan IRWNS merupakan penyelenggaraan tahun kedua dengan mengambil tema : Peran Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional. Berbagai klaim penemuan, pembaharuan serta inovasi baru terangkum dalam 45 makalah dari berbagai cabang ilmu, yang disajikan dalam sesi paralel. Semoga penemuan, pembaharuan dan hasil inovasi baru yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi positif pada pembangunan ekonomi nasional, serta masuk dalam arus utama dalam rangka menuju era kemandirian bangsa. Penyelenggara menyampaikan terima kasih kepada pembicara utama yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan inspirasi serta arah penelitian di masa mendatang. Apresiasi kami tujukan kepada seluruh pembicara serta peserta seminar yang telah berperan aktif dalam sesi diskusi. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh Reviewer serta panitia yang telah meluangkan waktunya untuk mempersiapkan kegiatan ini. Kepada seluruh ilmuwan Selamat bertemu, berdiskusi dan bertukar pikiran, serta sukses bagi kita semua. Bandung, 17 November 2011 Ketua IRWNS 2011, Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono i
3 IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung Kotak Pos 1234, Telp. (022) , Fax (022) uppm_polban@yahoo.co.id, URL : Tim Reviewer Dr. Ismet P. Ilyas, BS.MET.,M.Eng.Sc. Dr. Ir. Kastam Astami, M.Sc. Haryadi, Ph.D Dr.Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono Ir. Hertog Nugroho,MSc., PhD. Dr. Maria F. Soetanto, MT Transmissia Semiawan, BSCS.,MIT.,PhD Ir. Conny K. Wahyoe, M.Eng.,PhD. Ir. Sumargo, M.Sc.,PhD. Dr.Ir. Hermagasantos Zein, MSc Dr. Dwi Suhartanto, MCM. Dr. M. Umar Mai, M.Si Dr. Ruhadi, SE.ME Ir. Suherman, M.Eng.,PhD. Dra. Bevy Lidya, MSi.,Apt Ir. Windy Hermawan M.,MT. ii
4 IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung Kotak Pos 1234, Telp. (022) , Fax (022) uppm_polban@yahoo.co.id, URL : Susunan Panitia Pengarah Penanggung Jawab Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota : Ir. Mei Sutrisno, M.Sc., Ph.D. Haryadi, Ph.D. Dr. Drs. Muhammad Umar Mai, M.Si. Bambang Wisnuadhi, S.Si., MT Ir. Hertog Nugroho, Ph.D : Dr. Ir. Ediana Sutjiredjeki, M.Sc. : Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono : Nani Yuningsih, S.Si., M.Si. : Dra. Katharina Priyatiningsih, M.Si. : Sri Susilo Windarti, S.Pd Ase Sulaeman Yuniarti Surtiasih, A.Md. Tusijati Ranny Indriyani Yane Hendriyani Elsa Yusi Irmala Watty Herlina Sutjipto Sri Mulyani Winarya Boyke Gunawan R Enjang Karyana Eka Kurnia Asep Gandamanah Asep Johan Surya Nurkhakam iii
5 IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung Kotak Pos 1234, Telp. (022) , Fax (022) uppm_polban@yahoo.co.id, URL : Jadwal Acara Waktu Acara SESI PLENO Conference Room Gedung P2T Lt Pendaftaran & Coffee Break Pagi Laporan Panitia Penyelenggara Pembukaan Pembicara Utama I (Dirut PLN) Pembicara Utama II (Ketua DRN) Pembicara Utama III (Kepala PPTIK ITB) SESI PARALEL R-1 R-2 R-3 R-4 Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah P1 P12 P23 P P2 P13 P24 P P3 P14 P25 P ISOMA P4 P15 P26 P P5 P16 P27 P P6 P17 P28 P P7 P18 P29 P P8 P19 P30 P P9 P20 P31 P P10 P21 P32 P P11 P22 P33 P Coffee Break Sore Penutupan iv
6 IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung Kotak Pos 1234, Telp. (022) , Fax (022) uppm_polban@yahoo.co.id, URL : Daftar Abstrak Kode Judul Halaman P01 P02 P03 P04 P05 P06 P07 P08 Studi Sifat Mekanik Komposit Hibrid Unsaturated Polyester/Clay/Serat Glass Kaji Teoritik dan Eksperimental Penempatan Ideal Vortex Generator pada TASV-Gorlov Penentuan Panjang Chord Sudu untuk Meningkatkan Kinerjanya Menggunakan Perangkat Lunak CFD Numeca Pengaruh Contraction Ratio Nosel Terhadap Kinerja Liquid Jet Gas Pump Simulasi Numerik Pengaruh Jumlah Nozzle Terhadap Separasi Energi pada Ranque-Hilsch Tube Vortex Pengaruh Variasi Voltase, Waktu pada Temperatur Pelapisan Krom Konstan (50º C) terhadap Karakteristik Logam Alumunium) Pengaruh Variasi Putaran Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Sambungan Las Tak Sejenis Paduan Aluminium 5083 dan 6061-T6 pada Proses Las FSW Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin) P09 P10 Pengaruh Pelapisan WN yang Diperoleh dengan Teknik DC Reaktive Magnetron Sputtering terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Korosi Baja Tahan Karat Martensitik AISI 410 Pengaruh Putaran Centrifugal Casting Velg dari Bahan Aluminium Scrap terhadap Karakteristik Perambatan Retak Fatik P11 The effect of sandblasting on AISI 316L stainless steels P12 P13 Pengaruh Penggunaan Ejector Terhadap Penurunan Daya Input Kompresor pada Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Studi Kelayakan dari Penggunaan Mesin Pengkondisi Udara Jenis Absorption Chiller pada Gedung di Negara Beriklim Tropis P14 Performansi Sistem Pendingin Kendaraan dengan Menggunakan HFC- 134a dan HC-134a v
7 IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung Kotak Pos 1234, Telp. (022) , Fax (022) uppm_polban@yahoo.co.id, URL : P15 P16 Performansi Sistem Pendingin Split Unit dengan Menggunakan HCFC- 22 dan HC-22 Kaji Eksperimental Mesin Refrigerasi Unit Kecil yang Dilengkapi dengan Secondary Refrigerant P17 Air Conditioning System Design for Polban Server Room P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Performansi Sistem Pendingin Kendaraan dengan Variasi Putaran Kompresor Menggunakan Kendali Logika Fuzzy Analisis Manajemen Perawatan untuk Perhitungan Availabilitas Sistem AC Toshiba RPU 4003X Pada Kereta Api Argo Gede di PT KAI Pengaruh Suntikan Udara pada Aliran Pusar Sekunder terhadap Kapasitas Pendinginan Keluaran Tabung Vortex Kajian Eksperimental Sistem Refrigerasi Adsorpsi Karbon Aktif Methanol Menggunakan Karbon Aktif Lokal Sistem Alarm Pada Cold Storage Berbasis Jaringan GSM Alarm System on Cold Storage Based on A GSM Network Implementasi ATN Tunneling pada Testbed VHF Datalink (VDL) Berbasis Software-Defined Radio Penerapan Metoda Project Based Learning (PBL) Pada Praktikum Mekatronika P25 Stabilisasi Networked Control Systems dengan Parameter Packet Dropout P26 Desain dan realisasi platform robot setimbang P27 P28 P29 P30 Penggunaan Aritmatika Interval sebagai Pendukung Proses Pembelajaran pada Jurusan Teknik Elektro Penggunaan Sensor Ultrasonik Sebagai Pendeteksi Ketinggian Air Sungai Pada Sistem Peringatan Dini Tanggap Darurat Bencana Banjir Implementasi Enkapsulasi pada VHF Data Link (VDL) Mode 2 Berbasis Software Gnuradio Perancangan Sensor Gelembung Udara Fault Tolerant Menggunakan Metoda Triple Modular Redundancy P31 Kontrol Kecepatan Turbin Angin Dengan Daya Sendiri P32 Fluktuasi Beda Tekanan Isyarat Gangguan Pada Saluran Pipa Horisontal P33 Water Pressure Transformer vi
8 IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung Kotak Pos 1234, Telp. (022) , Fax (022) uppm_polban@yahoo.co.id, URL : P34 P35 P36 P37 Interaktif TV Digital menggunakan Middleware Berbasis MHP (Multimedia Home Platform) Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process dan Pugh Peluang dan Tantangan Bagi Pengembangan Bahan Material Biopolimer dari Lautan Indonesia Fermentasi Mikroaerofilik Lactobacillus Acidophilus untuk Produksi Probiotik P38 Pengaruh Fiber Baja pada Kapasitas Tarik dan Lentur Beton P39 P40 P41 P42 P43 P45 The Effects of Multimode Load Pattern on Pushover Analysis to Estimate The Seismic Demands for Symmetric Steel Building Frames Komparasi Perencanaan Menara Telekomunikasi di Indonesia Mengacu pada TIA/EIA-222-F dan TIA/EIA-222-G Analisis Diskriminan Persepsi Wisatawan terhadap Kualitas Komponen Kepariwisataan di Kawasan Wisata Agro An Investigation of The Relationship Between Customers Perceptions of Internet Retail Service Quality, Customer Satisfaction and Customer Loyalty Amongst University Students Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Remaja Akhir (16-18 Tahun) Akibat Perceraian Orang Tua di SMA Negeri 3 Subang Analisis Kelajuan Gerak Pelari 100 Meter pada Kasus Pemecahan Rekor Dunia Tahun 2008 dan vii
9 Industrial Research Workshop and National Seminar 2011 Kajian Eksperimental Sistem Refrigerasi Adsorpsi Karbon Aktif Methanol Menggunakan Karbon Aktif Lokal RUDI RUSTANDI 1,2, PURNOMO 2, PRAJITNO 2 1 Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri Bandung 2 Jurusan Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta rustandis@gmail.com ABSTRAK Sistem refrigerasi adsorpsi merupakan sistem refrigerasi alternatif untuk menghadapi krisis energi dan penipisan lapisan ozon yang disebabkan oleh penggunaan refrigeran CFC dan HCFC pada sistem refrigerasi konvensional. Sistem ini menggunakan energi kalor yang bisa berasal dari minyak bumi,gas alam, listrik, energi buangan industri/ proses, atau energi matahari. Tetapi mesin refrigerasi adsorpsi jarang ditemui dipasaran, kalaun ada harganya cukup mahal dan biasanya perlu diimpor. Karena mesinnya harus diimpor, medium pendingin yang digunakan juga harus diimpor dengan harga yang mahal.pada penelitian ini dilakukan pengujian sistem refrigerasi adsorpsi dengan medium pendingin karbon aktif metanol dengan menggunakan karbon aktif yang terdapat di pasaran lokal. Sistem refrigerasi adsorpsi telah dibuat dengan dirancang untuk bisa dioperasikan menggunakan energi matahari. Dalam pengujian digunakan karbon aktif sebanyak 2,67 kg, sumber energi yang digunakan berasal dari heater listrik.. Pengujian dilakukan dengan variasi temperatur pemanasan (proses desorpsi) 140 o C dan 160 o C. Produk yang disimpan di kabin evaporator pada pengujian pendinginan adalah air 200 gram. Dari pengujian diperoleh temperatur terendah evaporator dan produk, ketika proses pendinginan dievaporator, untuk pemanasan 140 o C masing-masing adalah 14,1 o C dan 18,0, sedangkan pemanasan 160 o C adalah 10,0 o C dan 16,2 o C. Temperatur pendinginan yang tercapai masih jauh dari yang diharapkan, karena pasangan karbon aktifmetanol biasanya digunakan untuk menghasilkan es. Kata kunci : Refrigerasi, adsorpsi, karbon aktif, metanol 1.PENDAHULUAN Penggerak utama dalam operasi sistem refrigerasi adsorpsi adalah energi kalor yang bisa berasal dari minyak bumi, gas alam, listrik, energi buangan industri atau energi matahari. Dengan energi penggerak yang tidak tergantung pada listrik dan minyak bumi, sistem ini bisa menjadi alternatif untuk mengurangi pengaruh krisis energi terutama yang disebabkan oleh sistem refrigerasi kompresi uap yang banyak berkontribusi dalam pemakaian energi saat ini. Dengan menggunakan energi matahari, sistem ini bisa beroperasi di tempat terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik, terutama di daerah tropis seperti indonesia. Media kerja dari sistem refrigerasi adsorpsi terdiri dari dua zat yaitu adsorbent, penyerap yang berbentuk padat, dan refrigerant (adsorbat) yang diserap adsorbent dalam fasa uap. Pasangan media kerja bisa bermacam-macam, diantaranya Karbon aktif Metanol, karbon aktif amonia, CaCl amonia, atau Silicagel Air. Sistem adsorpsi dengan menggunakan pasangan media kerja karbon aktif metanol dan CaCl amonia dapat digunakan untuk pembuatan es, karena temperatur kerjanya bisa berada di bawah 0 o C. Untuk pembuatan es pasangan karbon aktif metanol lebih banyak digunakan. Pasangan silicagel air digunakan untuk pengkondisian udara yang mempunyai temperatur kerja di atas 0 o C (Pridasawas, 2006). Dengan media kerja yang tidak menggunakan senyawa CFC (chloro flouro carbon) atau HCFC (hidrogen flouro chloro carbon) yang banyak digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap konvensional, maka sistem ini tidak berpengaruh pada penipisan lapisan ozon. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan kelayakan pemanfaatan sistem refrigerasi adsorpsi ini. A. Boubakri (A Boubakri, 2003) telah melakukan penelitian dengan sistem adsorpsi carbon aktif -metahanol yang digerakkan oleh tenaga surya, menggunakan kolektor surya jenis datar (plat), kondenser menyatu dengan adsorber dengan menggunakan pendingin udara. Dengan alat tersebut berhasil dikurangi biaya komponen dan juga peningkatan COP. Dari hasil 111
10 Industrial Research Workshop and National Seminar 2011 penelitian diketahui salah satu kelemahan dari sistem adsorpsi adalah rendahnya koefisien perpindahan kalor pada adsorbent (karbon aktif) sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkannya. N.M. Khatab (N.M. Khatab, 2004) melakukan penelitian dengan beberapa bentuk susunan pengumpul surya, dan melakukan pencampuran karbon aktif dengan butiran logam. Dari hasil penelitiannya diketahui terdapat peningkatan koefisien perpindahan kalor pada kumpulan adsorbent yang dicampur dengan butiran logam. Sumathy dan Zhongfu (Sumathy, K, Zhongfu, Li, 1999) telah membuat sistem adsorpsi karbon aktif-metanol yang digerakan oleh sinar matahari menggunakan pengumpul sinar matahari jenis datar (flat plate collector) dengan luas 0,92 m 2 A alat tersebut bisa menghasilkan es sebanyak 4-5 kg per hari. Vanek (Jaroslav Vanek, 1996) telah membuat sistem adsorpsi CaCl2 amonia dengan sumber energi matahari, menggunakan pengumpul Sistem refrigerasi adsorpsi bisa dioperasikan menggunakan energi matahari dengan bantuan konsentrator parabola, seperti terlihat pada gambar 1. Pada sistem ini proses regenerasi terjadi di waktu siang dan refrigerasi terjadi di waktu malam, secara bergantian, oleh karena itu sistem ini dikenal sebagai sistem intermiten. Gambar 1. Sistem adsorpsi menggunakan energi matahari sinar matahari berbentuk parabola. dalam satu siklus alat bisa menghasilkan es sekitar 4 kg. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian sistem refrigerasi adsorpsi Karbon aktif-metanol dengan menggunakan karbon aktif yang terdapat di pasaran lokal. Generator dirancang untuk bisa dioperasikan oleh energi matahari dengan bantuan kolektor surya. Untuk memudahkan dalam pengujian, sumber kalor diperoleh dari heater listrik. 2. METODELOGI Siklus refrigerasi pada sistem adsorpsi terdiri dari dua proses utama, yaitu proses refrigerasi (adsorpsi) dan proses regenerasi. Pada saat proses refrigerasi uap refrigeran diserap oleh adsorbent digenerator, yang menghasilkan pendinginan di evaporator. Sedangkan saat regenerasi (desorpsi) uap refrigeran dilepaskan dari adsorbent dengan bantuan pemberian kalor pada generator. selanjutnya menyebabkan pelepasan uap refrigeran (desorpsi), selanjutnya uap tersebut akan berkondensasi di kondenser dan masuk ke evaporator. 3. Penurunan temperatur adsorbent (D-F) Proses ke tiga, ketika energi matahari menurun, temperatur adsorbent turun dan tekanan uap refrigeran pun turun sampai mencapai kondisi dimana mulai terjadi kembali penyerapan uap refrigeran oleh adsorbent (F). 4. Pengikatan (adsorpsi) di adsorber dan pendinginan di Evaportor (F-A) Proses ke empat, semakin turunnya temperatur adsorber menyebabkan terjadinya penyerapan (adsorpsi) kembali uap refrigeran, sehingga refrigeran cair yang ada di evaporator menguap, menyebabkan terjadinya pendinginan di ruangan tempat evaporator Siklus refrigerasi adsorpsi yang menggunakan energi matahari pada dasarnya terdiri dari 4 proses (N.M. Khatab,2004), seperti terlihat pada gambar 2.5, yaitu : 1. Proses pemanasan (A-B) Prores pertama, A-B, Adsorbent dipanaskan oleh energi matahari sampai tekanannya mencapai tingkat yang memungkinkan terjadinya pelepasan uap refrigeran dari permukaannya (kondisi B). 2. Proses Pelepasan uap refrigeran (B-D) Proses ke dua, setelah kondisi B tercapai, penambahan panas dari energi matahari Gambar 2. Siklus refrigerasi adsorpsi ideal Pada diagram Clapeyron 112
11 Industrial Research Workshop and National Seminar 2011 Persamaan Energi Dari diagram Calpeyron, persamaan energi dari proses yang terjadi adalah: Q T = Q AB + Q BD (2.1) Q AB = (m AC C pac + Cp m m ma )(T B T A ) (2.2) Q BD = [m AC C pac + Cp m (m ma + m md )/2)](T D - T B ) + (m ma m md )H (2.3) Keterangan : Q T = Energi total yang diterima sistem. Q AB = Energi penikan temperatur karbon aktif dan metanol dari A ke B. Q BD = Energi untuk menaikan temperatur karbon aktif dari B ke D dan energi pelepasan (desorption) metanol. m AC = Massa karbon aktif m ma = massa metanol pada karbon aktif di titik A. m md = massa metanol pada karbon aktif di titik D. Cp = Kalor spesifik. T A = Temperatur di titik A T B = Temperatur di titik B. H = Energi pelepasan metanol dari karbon aktif. Kalor yang diserap selama pendinginan dievaporator Q e1, sama dengan energi penguapan dari metahanol. Q e1 = (m ma m md ) L (2.4) Sedangkan energi yang digunakan untuk menghasilkan es adalah: Q e = Q e1 Q e2 (2.5) Q e2 adalah energi yang diperlukan untuk mendinginkan cairan adsorbat dari temperatur kondensasi ke temperatur evaporasinya. Q e2 = (m ma m md ) Cpm (Tc Te) (2.6) Q ice1 adalah energi yang diperlukan untuk mendinginkan air dari T A ke 0 o C dan untuk menghasikan es. Q ice1 = M*(L* + Cp Water (TA -0)) (2.7) M* dan L* masing-masing adalah massa dan kalor laten peleburan es dan pendinginan neto yang dihasilkan adalah Q ice = M* L* (2.8) 1. Efisiensi kolektor : η I = Q T /Q I (2.9) Q I adalah energi input total ke sistem selama proses generasi. 2. Efisiensi Evaporator η 2 = Q ice /Q e (2.10) 3. COP Siklus refrigerasi COP = Qe1/QT (2. 11) 4. COP neto matahari (Sumber kalor lain) COP = Q ice /Q I (2-12) Karbon Aktif Karbon aktif (activated carbon) adalah suatu bentuk dari karbon yang telah diolah supaya zat tersebut mempunyai banyak pori-pori sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat besar untuk penyerapan(adsorption) atau reaksi-reaksi kimia (Wikipedia). Disebut karbon aktif karena mempunyai derajat mikroporositas (degree of microporosity) yang tinggi, satu gram karbon aktif mempunyai luas permukaan lebih dari 500 m 2. Karbon aktif bisa dihasilkan dari beberapa bahan diantaranya tempurung kelapa, kayu, dan batubara. Bentuk karbon aktif yang digunakan untuk penyerapan gas adalah Granular (butiran). Pada penelitian ini karbon aktif yang digunakan adalah bentuk granular yang terdapat di pasaran lokal. 3. PENGUJIAN Sistem refrigerasi adsorpsi yang dibuat dirancang untuk bisa digerakan oleh energi matahari dengan bantuan konsentrator parabola. Pengujian yang dilakukan baru sampai tahap unjuk kerja generator dengan bantuan sumber kalor dari heater listrik. Skema sistem terlihat pada Gambar 3. Generator terbuat dari dua pipa tembaga masingmasing berdiameter 2,5 inci dan 3/4 inci, yang dipasang secara konsentrik, panjang 196 cm. Pipa dalam diberi lubang-lubang berdiameter 5 mm, dengan jarak antar lubang 1 cm, kemudian ditutup screen. Karbon aktif sebanyak 2,67 kg diletakan di ruang antara ke dua pippa tersebut (anulus). Metanol yang digunakan adalah jenis praktikal analisys, dari Merck, diisikan ke evaporator sebanyak 400 ml. Skema konstruksi generator terlihat pada Gambar 4. Perkiraan Unjuk Kerja Perkiraan unjuk Kerja (performance estimates) dari system refrigerasi adsorpsi tertutup bisa dinyatkan sebagai berikut : 113
12 Industrial Research Workshop and National Seminar 2011 Dari hasil pengujian, untuk pemanasan diperoleh temperatur refrigeran keluar generator tidak sama dengan temperatur permukaan generator, perbedaan cukup jauh, seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 3. Skema sistem adsorpsi pengujian Pengujian dilakukan dengan temperatur pemanasan generator 140 o C dan 160 o C, lama pemanasan 4 jam. Gambar 5. Pemanasan generator 140 o C Perbedaan temperatur tersebut disebabkan karena rendahnya koefisien perpindahan kalor dari karbon aktif, hal ini sesuai dengan pernyataan A. Boubakri (A Boubakri, 2003). Temperatur generator dan keluar generator selama 4 jam pemanasan untuk setting temperatur termostat 140 o C dan 160 o C terlihat pada Gambar 6. Dari Gambar 6 tersebut, pada 50 menit pertama temperatur generator tidak berbeda jauh untuk kedua setting termostat, hal ini karena kalor yang diberikan sama, sesuai dengan daya listrik heater yang digunakan. Termostat yang digunakan sudah berfungsi dengan baik. Gambar 4 Konstruksi generator 5.HASIL DAN PEMBAHASAN Dari percobaan awal diperoleh kondisi metanol seperti Tabel 1. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa daya serap karbon aktif yang digunakan terhadap metanol adalah 0,087/2,67 kg/kg = 32,679 g/kg, jauh lebih kecil daripada yang dinyatakan oleh Leite dkk, yaitu 286 gr/kg. Sehingga perlu jumlah karbon aktif yang lebih besar untuk menyerap lebih banyak metanol. Tabel 1. Kuantitas metanol yang digunakan Metanol diisikan Metanol tersisa setelah adsorpsi Metanol terserap karbon aktif Massa metanol terserap 400 ml 289,8 ml 110,2 ml 0,087 kg Gambar 6. Temperatur Pemanasan Perubahan tekanan selama 4 jam pemanasan terlihat pada Gambar 7. Temperatur pemanasan yang lebih tinggi menghasilkan tekanan generator yang lebih besar, ketika katup generator ke Kondenser (KGK) dan katup kondenser ke evaporator dibuka (KKE) maka terjadi penyesuaian tekanan, tekanan gtenerator dan tekanan evaporator hampir sama. 114
13 Industrial Research Workshop and National Seminar 2011 katup KGK dan KKE dibuka Gambar 7. Tekanan selama pemanasan Pada saat proses pendinginan di evaporator (absorpsi), perubahan temperatur yang terjadi terlihat pada Gambar 8. Pada saat penyerapan (adsorpsi) metanol oleh karbon aktif terjadi, generator mengalami penaikan temperatur, hal ini sesuai dengan teori bahwa reaksi adsorpsi menyebabkan terjadinya pelepasan kalor. Proses pendinginana di evaporator dari hasil pemanasan generator 140 o C mengasilkan temperatur evaporator terendah 14,1 o C dan produk 18 o C, sedangkan untuk pemanasan generator 160 o C temperatur evaporator terendah 10,0 o C dan produk terendah 16,2 o C. Dari Gambar 8 terlihat bahwa setelah temperatur evaporator terendah tercapai, evaporator mengalami kenaikan temperatur, demikian juga temperatur produk. Kenaikan temperatur yang cepat disebabkan masuknya kalor dari lingkungan luar kabin, berarti insulasi kabin kurang baik. Gambar 8. Perubahan temperatur pada saat proses absorpsi (refrigerasi) Temperatur evaporator dan produk yang tercapai tidak memungkinkan untuk menghasilkan es. Untuk mencapai temperatur rendah perlu digunakan karbon aktif yang lebih banyak. KESIMPULAN Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan : 1. Daya serap karbon aktif lokal terhadap metanol, dari penelitian ini diperoleh 32,679 gram/kg. 2. Sistem refrigerasi adsorpsi menggunakan karbon aktif lokal, bisa bekerja namun temperatur yang dicapai masih terlalu tinggi. 3. Daya serap karbon aktif lokal terhadap metanol yang rendah, memerlukan jumlah karbon aktif yang lebih besar untuk pencapaian temperatur yang sama dengan karbon aktif impor. DAFTAR PUSTAKA ASHRAE,ASHRAE HANDBOOK OF FUNDAMENTAL 2001, SI Edition, Atlanta, Boubakri, A., A New Conception of An Adsorptive solar powered ice maker, Renewable Energy 28 (2003) , Pergamon Press Hu, Eric Jing, Simulated Results Of A non-valve, daily-cycled, Solar-Powered Carbon/Methanol Refrigerator With Tubular Solar Collector Khatab, N.M., A Novel Solar-Powered Adsorption Refrigeration Module, Applied Thermal Engineering 24 (2004) , Elsevier Leite, Antonio P. Ferreira, Machado, Moacir Martin, Riffel, Douglas Bressan, Belo, Francisco Antonio, Experimental Study of an Adsorptive Refrigeration Cycle, Perry, Robert H., Green, Don W., Maloney, James O., Perry s Chemical Engineers Hand Book, Mc Graw-Hill, New York, Pridasawas, W. Solar-Driven Refrigeration Systems with Focus on the Ejector Cycle, Doctoral Thesis School of Industrial Engineering and Management Insitute of Technology, KTH, Stockholm (2006). Saphis, N.,et all, Study on Solar Adsorption refrigeration cycle utilizing activated carbon prepared from olive stones, Revue des Energies renouvelables, vol 10 (2007), p Sumathy, K, Zhongfu, Li, Experiments With Solarpowered Adsorption Ice-Maker, Renewable Energy 16 (1999) Thumautok, P., Wongsuwan, W., and Kiatsiriroat,T. Performance Analysis of A Solar Adsorption Heating And Cooling Sytem 115
14 Industrial Research Workshop and National Seminar 2011 Vanek, Jaroslav, et all, A Solar Ammonia Absorption Icemaker, Home Power #53, 1966 Wang, R.Z., Li, M., XU, X, and Wu, J.Y., An Energy Efficient Hybrid System of Solar Powered Water Heater And Adsorption Ice Maker, Solar Energy Vol. 68. No. 2, pp , Elsevier Science Ltd,
Kajian Eksperimental Sistem Refrigerasi Adsorpsi Karbon Aktif Methanol Menggunakan Karbon Aktif Lokal
Kajian Eksperimental Sistem Refrigerasi Adsorpsi Karbon Aktif Methanol Menggunakan Karbon Aktif Lokal RUDI RUSTANDI 1,2, PURNOMO 2, PRAJITNO 2 1 Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri
Lebih terperinciIRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional
IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung
Lebih terperinciIRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional
IRWNS 2011 Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional POLITEKNIK NEGERI BANDUNG POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008
BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah proses yang terjadi ketika gas atau cairan berkumpul atau terhimpun pada permukaan benda padat, dan apabila interaksi antara gas atau cairan yang terhimpun
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI MINI FREEZER YANG DILENGKAPI DENGAN FLUIDA PENYIMPAN DINGIN (THERMAL STORAGE)
ANALISIS PERFORMANSI MINI FREEZER YANG DILENGKAPI DENGAN FLUIDA PENYIMPAN DINGIN (THERMAL STORAGE) Triaji Pangripto Pramudantoro. Jurusan Teknik Refrigerasi & Tata Udara Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong
Lebih terperinciBAB IV ANALISA KOMPONEN MESIN
4. Pipa saluran dari Kondensor menuju Hand expansion valve Bagian ini dirancang sebagai saluran yang mengalirkan metanol dari Kondensor ke hand expansion valve pada saat proses kondensasi berlangsung.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4].
BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul molekul tadi mengembun
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 7 Universitas Indonesia
BAB II DASAR TEORI 2.1 Adsorpsi 2.1.1 Pengertian Adsorpsi Adsopsi adalah proses dimana molekul-molekul fluida menyentuh dan melekat pada permukaan padatan (Nasruddin,2005). Adsorpsi adalah fenomena fisik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE
BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE Green Medical Box Portable dirancang dengan menggunakan sistem refrigerasi yang terintegrasi dengan box. Box terdiri dari dua tingkat, tingkat pertama/bawah
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SATU UNIT MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA DENGAN LUAS KOLEKTOR 1,5 m 2
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK SIMULASI SATU UNIT MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA DENGAN LUAS KOLEKTOR 1,5 m 2 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Lebih terperincimenurun dari tekanan kondensasi ( Pc ) ke tekanan penguapan ( Pe ). Pendinginan,
menurun dari tekanan kondensasi ( Pc ) ke tekanan penguapan ( Pe ). Pendinginan, adsorpsi, dan penguapan (4 1) : Selama periode ini, sorber yang terus melepaskan panas ketika sedang terhubung ke evaporator,
Lebih terperinciPenggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT
Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Refrigerasi ejektor tampaknya menjadi sistem yang paling sesuai untuk pendinginan skala besar pada situasi krisis energi seperti sekarang ini. Karena refregerasi ejector
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DASAR TEORI Absorbsi adalah proses yang terjadi ketika gas atau cairan berkumpul atau terhimpun pada permukaan benda padat, dan apabila interaksi antara gas atau cairan yang terhimpun
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Desorp/melepaskan
BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciGambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada
Lebih terperinciBAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI
BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI 3.1 SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI Desain dan peralatan sistem refrigerasi dengan menggunakan prinsip adsropsi yang direncanakan pada percobaan kali ini dapat dilihat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin
Lebih terperinciBAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR
BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem
Lebih terperinciTugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika
Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Oleh : Robbin Sanjaya 2106.030.060 Pembimbing : Ir. Denny M.E. Soedjono,M.T PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
State of the art penelitian BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Mesin refrigerasi Siklus Kompresi Uap Standar (SKU) pada adalah salah satu jenis mesin konversi energi, dimana sejumlah energi dibutuhkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi ejector refrigeration telah lama diketahui dan dikembangkan, pertama kali ditemukan oleh Charles Parsons awal tahun 1900. Ejector pertama kali digunakan
Lebih terperinciPengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a
Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a Faldian 1, Pratikto 2, Andriyanto Setyawan 3, Daru Sugati 4 Politeknik Negeri Bandung 1,2,3 andriyanto@polban.ac.id
Lebih terperinciKajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft
Kajian Awal Sistem Kontrol Cold Storage Multi-Fungsi Menggunakan Perangkat Lunak Zeliosoft Apip Badarudin Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds Ciwaruga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi udara yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman bagi penghuni
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH
TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH Diajukan guna melengkapi sebagaian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA
BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara
Lebih terperinciBAB III PERBAIKAN ALAT
L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk
Lebih terperinciANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN
ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN 1 Amrullah, 2 Zuryati Djafar, 3 Wahyu H. Piarah 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Bosowa, Makassar 90245,Indonesia
Lebih terperinciAnalisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga
Analisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri Rumah Tangga IDG Agus Tri Putra (1) dan Sudirman (2) (2) Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Jurusan
Lebih terperinciKarakteristik Mesin Pendingin Energi Surya dengan Pasangan Metanol dan Karbon Aktif
Karakteristik Mesin Pendingin Energi Surya dengan Pasangan Metanol dan Karbon Aktif Characteristics of Solar Refrigerator with Methanol/Activated CarbonPair Tulus B. Sitorus 1, Farel H. Napitupulu 2, Himsar
Lebih terperinciBAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin
BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.
Lebih terperinciANALISIS KINERJA AIR CONDITIONING SEKALIGUS SEBAGAI WATER HEATER (ACWH)
ANALISIS KINERJA AIR CONDITIONING SEKALIGUS SEBAGAI WATER HEATER (ACWH) Azridjal Aziz, Herisiswanto, Hardianto Ginting, Noverianto Hatorangan, Wahyudi Rahman Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN GEOMETRI EJECTOR PADA PERFORMA SISTEM REFRIGERASI STEAM EJECTOR
KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN GEOMETRI EJECTOR PADA PERFORMA SISTEM REFRIGERASI STEAM EJECTOR Rudy Kurniawan 1), MSK Tony Suryo Utomo 2), Saiful 2) 1)Magister Teknik Mesin Program Pasca Sarjana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan
Lebih terperinciPERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI R-22
PERFORMANSI SISTEM REFRIGERASI HIBRIDA PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN REFRIGERAN HIDROKARBON SUBSITUSI Azridjal Aziz (1), Yazmendra Rosa (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciKAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER
No. Vol. Thn.XVII April ISSN : 85-87 KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER Iskandar R. Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciPERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN
PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR- UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN Eko Prasetyo 1, Azridjal Aziz, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium Rekayasa
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pengujian dilakukan pada bulan Desember 2007 Februari 2008 bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) yang
Lebih terperinciKampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Indonesia 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu,
Jurnal Sains dan Teknologi 15 (2), September 16: 51-56 EFEK BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR MESIN REFRIGERASI SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA DENGAN KONDENSOR DUMMY TIPE TROMBONE COIL ( 1/4, 7,9 m) SEBAGAI
Lebih terperinci= Perubahan temperatur yang terjadi [K]
BAB II DASAR TEORI 2.1 KALOR Kalor adalah salah satu bentuk energi. Jika suatu zat menerima atau melepaskan kalor, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Yang pertama adalah terjadinya perubahan temperatur
Lebih terperinciPENDINGINAN KOMPRESI UAP
Babar Priyadi M.H. L2C008020 PENDINGINAN KOMPRESI UAP Pendinginan kompresi uap adalah salah satu dari banyak siklus pendingin tersedia yang banyak digunakan. Metode ini merupakan yang paling banyak digunakan
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY
PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY TIPE TROMBONE COIL SEBAGAI WATER HEATER Arya Bhima Satria 1, Azridjal Aziz 2 Laboratorium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X
ANALISIS KARAKTERISTIK MESIN REFRIGERASI MOBIL MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK SEBAGAI ALAT UJI Annisa Wulan Sari 1* Sunaryo 1** 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Riau Jl. K.H.
Lebih terperinciPengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin
Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin BELLA TANIA Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya May 9, 2013 Abstrak Mesin
Lebih terperinciANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK
ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT PK Imron Rosadi, Agus Wibowo, Ahmad Farid. Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Pancasakti, Tegal,. Dosen Teknik Mesin, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Refrigerasi merupakan proses penyerapan kalor dari suatu medium dengan temperatur lebih tinggi, kemudian memindahkan kalor tersebut ke medium lain yang memiliki temperatur
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel
BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling
Lebih terperinciQs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap. laju peningkatan rata-rata temperatur.
Qs Kalor sensibel zat [J] Q L Kalor laten Zat [J] ΔT Beda temperatur [ C] Δ Pads-evap Perbedaan tekanan antara Adsorber dengan Evaporator [cmhg] laju peningkatan rata-rata temperatur pada adsorber [ ]
Lebih terperinciKomparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin
Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin Azridjal Aziz Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan
Lebih terperinciMODIFIKASI MESIN PENDINGIN ADSORPSI PADA KOMPONEN KONDENSOR, RESERVOIR, KATUP EKSPANSI DAN EVAPORATOR
MODIFIKASI MESIN PENDINGIN ADSORPSI PADA KOMPONEN KONDENSOR, RESERVOIR, KATUP EKSPANSI DAN EVAPORATOR TUGAS AKHIR Oleh NISHIO AMBARITA 06 06 04 212 1 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap
Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap Azridjal Aziz 1,a* dan Boby Hary Hartanto 2,b 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciSeminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548
Lebih terperinciANALISA KOMPONEN KOLEKTOR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI TENAGA SURYA DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 0 0 DAN 30 0
ANALISA KOMPONEN KOLEKTOR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI TENAGA SURYA DENGAN VARIASI SUDUT KOLEKTOR 0 0 DAN 30 0 Skripsi yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulator Pengertian simulator adalah program yg berfungsi untuk menyimulasikan suatu peralatan, tetapi kerjanya agak lambat dari pada keadaan yg sebenarnya. Atau alat untuk melakukan
Lebih terperinciPERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W
PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-2 DAN R-34a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W Ridwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma e-mail: ridwan@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE
Studi Eksperimental Pengaruh Perubahan Debit Aliran... (Kristian dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE Rio Adi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda
BAB II DASAR TEORI 2.1 Benih Kedelai Penyimpanan benih dimaksudkan untuk mendapatkan benih berkualitas. Kualitas benih yang dapat mempengaruhi kualitas bibit yang dihubungkan dengan aspek penyimpanan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Sistem refrigerasi kompresi uap paling umum digunakan di antara
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga
Lebih terperinciPompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter. A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada
Pompa Air Energi Termal dengan Fluida Kerja Petroleum Eter A. Prasetyadi, FA. Rusdi Sambada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus 3, Paingan, Maguwoharjo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi. merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Tanpa adanya
Lebih terperinciANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD Tony Suryo Utomo*, Sri Nugroho, Eflita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi Mesin pendingin icyball beroperasi pada tekanan tinggi dan rawan korosi karena menggunakan ammonia sebagai fluida kerja. Penelitian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect Cooling System) Sistem pendinginan tidak langsung (indirect Cooling system) adalah salah satu jenis proses pendinginan dimana digunakannya
Lebih terperinciMULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng
MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI (REF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Ir. Johnner Sitompul,
Lebih terperinciKaji Eksperimental Pemanfaatan Panas Kondenser pada Sistem Vacuum Drying untuk Produk Kentang
Kaji Eksperimental Pemanfaatan Panas Kondenser pada Sistem Vacuum Drying untuk Produk Kentang Ade Suryatman Margana, Doni Oktaviana Refrigeration And Air Conditioning Department Politeknik Negeri Bandung
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2012
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil
Lebih terperinciREFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan
REFRIGERAN & PELUMAS Persyaratan Refrigeran Persyaratan refrigeran (zat pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki
Lebih terperinciANALISIS ENERGI PENINGKATAN KINERJA MESIN PENDINGIN MENGGUNAKAN LIQUID-SUCTION SUBCOOLER DENGAN VARIASI TEMPERATUR LINGKUNGAN
ANALISIS ENERGI PENINGKATAN KINERJA MESIN PENDINGIN MENGGUNAKAN LIQUID-SUCTION SUBCOOLER DENGAN VARIASI TEMPERATUR LINGKUNGAN A.P. Edi Sukamto 1), Triaji Pangripto P. 1), Sumeru 1), Henry Nasution ) 1)
Lebih terperinciMODIFIKASI DAN PENGUJIAN EVAPORATOR MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA
MODIFIKASI DAN PENGUJIAN EVAPORATOR MESIN PENDINGIN SIKLUS ADSORPSI YANG DIGERAKKAN ENERGI SURYA SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik JUNIUS MANURUNG NIM.
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN
PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA State of the art penelitian Residential Air Conditioning (RAC) didisain untuk memindahkan kalor dari dalam ruangan (indoor) dan membuangnya ke bagian luar ruangan atau ke lingkungan
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air
Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,
Lebih terperinciKINERJA AIR CONDITONING HIBRIDA PADA LAJU ALIRAN AIR BERBEDA DENGAN KONDENSOR DUMMY TIPE HELICAL COIL (1/4", 6,7 m) SEBAGAI WATER HEATER
Jurnal Sains dan Teknologi 15 (2), September 216: 43-5 KINERJA AIR CONDITONING HIBRIDA PADA LAJU ALIRAN AIR BERBEDA DENGAN KONDENSOR DUMMY TIPE HELICAL COIL (1/4", 6,7 m) SEBAGAI WATER HEATER Faisal Tanjung
Lebih terperinciPRESTASI SISTEM DESALINASI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN BERBAGAI TIPE KACA PENUTUP MIRING
PRESTASI SISTEM DESALINASI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN BERBAGAI TIPE KACA PENUTUP MIRING Mulyanef Jurusan Teknik Mesin Universitas Bung Hatta Jalan Gajah Mada No.19 Padang, Telp.754257, Fax. 751341 E-mail:
Lebih terperinciBAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur
BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket.
SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011 No Minggu ke 1 1-2 20 Feb 27 Feb Materi Tujuan Ket. Pendahuluan, Jenis dan Contoh Aplikasi system Refrigerasi Siswa mengetahui
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik
Lebih terperinciPemanfaatan Air Kondensat Untuk Meningkatkan Unjuk Kerja Dan Efisiensi AC Split
Pemanfaatan Air Kondensat Untuk Meningkatkan Unjuk Kerja Dan Efisiensi AC Split Rudi Rustandi Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir, Ds Ciwaruga, Bandung,
Lebih terperinciBAB 3 DESAIN SISTEM ADSORPSI DENGAN DUA ADSORBER
BAB 3 DESAIN SISTEM ADSORPSI DENGAN DUA ADSORBER 3.1. Desain Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang didesain memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1).
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 3, No. 2, Juli 2015 ANALISIS PENGARUH VARIASI MODE KERJA TERHADAP PERFORMANSI MESIN REFRIGERASI KOMPRESI UAPWATER CHILLER TYPE WITH WATER COOLED CONDENSER DENGAN REFRIGERAN
Lebih terperinciDESAIN SISTEM ADSORPSI DENGAN DUA ADSORBER SKRIPSI BOBI WAHYU SAPUTRA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM TEKNIK MESIN DEPOK DESEMBER 2008
UNIVERSITAS INDONESIA DESAIN SISTEM ADSORPSI DENGAN DUA ADSORBER SKRIPSI BOBI WAHYU SAPUTRA 0606041913 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM TEKNIK MESIN DEPOK DESEMBER 2008 UNIVERSITAS INDONESIA DESAIN SISTEM ADSORPSI
Lebih terperinciPENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK
PROS ID I NG 2 0 1 3 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lebih terperinciAzridjal Aziz (1) Hanif (2) ABSTRAK
PENGGUNAAN HIDROKARBON SEBAGAI REFRIGERAN PADA MESIN REFRIGERASI SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA DENGAN MEMANFAATKAN PANAS BUANG PERANGKAT PENGKONDISIAN UDARA Azridjal Aziz () Hanif () () Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinci