BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 1. Pengertian Sistem Sistem berasal dari bahasa latin (Systema) dan bahasa Yunani (Sustema). Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan, Setyawan (2013). Secara umum dalam arti sempit, sistem dapat diartikan sebagai suatu susunan atau sebagai suatu cara. Suatu sistem melingkupi struktur dan proses, dimana struktur membicarakan elemen-elemen atau unsur yang membentuk sistem itu sendiri sedangkan proses membicarakan cara kerja/prosedur dari setiap elemen secara berurutan, teratur dan sistematis. Suatu sistem dirancang dan diterapkan untuk melakukan aktivitas yang sifatnya berulang. Sistem terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan erat satu sama yang lainnya dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu, Amri (2010). 8

2 9 Sistem adalah gabungan berbagai elemen yang berinteraksi dan secara bersama berfungsi untuk mencapai tujuan. Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang menimbulkan hubungan satu dengan yang lainnya Bondar (1995) dalam Susilatri, dkk (2010). Dari definisi yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kesatuan dari beberapa unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, Jogiyanto (2001) dalam Setyawan (2013) yaitu sebagai berikut: a. Komponen sistem Sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi dan dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem memounyai sifat dari sistem yang menjalakan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. b. Batas sistem Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. c. Lingkungan luar sistem Lingkungan luar dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. d. Penghubung sistem Penghubung merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya.

3 10 e. Masukan dan keluaran sistem Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Sedangkan keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan. f. Pengolah sistem Pengolah sistem mengelola masukan menjadi keluaran g. Sasaran sistem Suatu sistem akan dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuannya. 2. Pengertian Informasi Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat, Bodnar dan Hopwood (1996: 1) dalam Setyawan (2013). Sedangkan menurut Jogiyanto (2005) yang dikutip dalam Nurhayanti (2012) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Pengertian informasi yang dikemukakan oleh Chushing yang diterjemahkan oleh Midjan dan Susanto (2003: 7) menyatakan bahwa informasi diartikan sebagai keluaran (output) dari suatu pengolahan data (sistem informasi) yang telah terorganisir dan berguna bagi orang yang menerima. Pengertian informasi menurut Rommey dan Steinbart yang diterjemahkan oleh Fitrianasari dan Kwary (2004: 11) menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk

4 11 memberikan arti. Sedangkan menurut Laudon yang diterjemahkan oleh Sungkono dan Eka (2007: 13) mengungkapkan bahwa informasi adalah data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari data yang telah diolah dan diorganisasikan, sehingga memberikan arti bagi penerima yang dapat mempengaruhi tindakan dalam pengambilan keputusan yang dikutip dalam Nurhapsari (2013). Calliueot dan Lapayre dalam Handayani (2007) menyatakan bahwa penciptaan suatu informasi yang efektif membutuhkan suatu pengorganisasian untuk mengembangkan sejumlah sistem-sistem pendukung. Penarikan staf yang kompeten dan layak adalah suatu tindakan yang sangat penting. Investasi yang besar dalam perangkat keras, perangkat lunak dan pendukung sistem yang lain adalah sesuatu yang penting, namun tanpa manusia bersumber daya yang tidak layak tidak tepat waktu atau tidak akurat. Sumber informasi adalah data dimana data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal data item. Kualitas suatu informasi tergantung dari beberapa hal, Mukhtar (2002: 4) dalam Setyawan (2013) yaitu sebagai berikut: a. Akurat Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan. Informasi harus akurat karena dari sumber

5 12 informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. b. Tepat waktu Ini berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Jika pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. c. Relevan Relevan berarti informasi tersebut harus mempunyai manfaat untuk pemakainya. d. Lengkap Informasi yang disajikan termasuk di dalamnya semua data-data yang relevan dan tidak mengabaikan kepentingan yang diharapkan oleh pembuat keputusan. e. Dapat dimengrti Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pembuat keputusan. Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Formulasi pendapat ini: Nilai Informasi = Manfaat Biaya

6 13 3. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi dapat diartikan sebagai suatu pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan, menginput, memproses, menyimpan, mengatur, mengontrol dan melaporkan informasi untuk pencapaian tujuan perusahaan, Setyawan (2013). Menurut James A Hall (2009) yang dikutip dalam Nurhayanti (2012) sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. Menurut Mukhtar (2002), suatu sistem informasi dapat dibagi menurut keberadaannya di suatu perusahaan. Ada sistem informasi informal dan sistem informasi formal. Sistem informasi informal keberadaannya di suatu organisasi tidak diakui secara resmi dan informasi yang dihasilkan seringkali mendukung informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi formal. Sedangkan sistem informasi formal secara eksplisit diakui keberadaannya di perusahaan dan bertanggung jawab untuk menghasilkan informasi, yang dikutip dalam Setyawan (2013). Selain itu sistem informasi juga dibagi berdasarkan proses yang dijalankan untuk mendapatkan informasi, yaitu sistem informasi manual, semua proses untuk memproduksi informasi tidak menggunakan mesin atau komputer, maka sistem informasi otomatis melibatkan mesin atau komputer dalam memproduksi informasi.

7 14 Sistem informasi mempunyai komponen yang terdiri dari blok maasukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali. Tujuan sistem informasi, Jogiyanto (2001) dalam Setyawan (2013): a. Sistem informasi bisa meningkatkan produk dan jasa. b. Sistem informasi bisa meningkatkan efisiensi. c. Sistem informasi bisa meningkatkan proses kerja manajemen. 4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Dalam melaksanakan suatu sistem informasi akuntansi unsur-unsur yang terlibat adalah manusia sebagai pelaksana dari sistem, organisasi atau perusahaan sebagai objek yang membutuhkan sistem dan pengolahan data transaksi untuk menghasilkan informasi. Unsur-unsur tersebut merupakan rangkaian yang terpadu dan saling berkaitan dalam melaksanakan suatu sistem Amri (2010). Dalam Nugerahmawati (2013) terdapat beberapa definisi sistem informasi akuntansi yang telah dikemukakan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut : Menurut Bodnar dan Hopwood (2010:1) sistem informasi akuntansi adalah: An accounting information system is a collection of resources, such as people and equipment, design tranform financial and other data into information.

8 15 Pernyataan Bodnar dan Hopwood menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Menurut Romney dan Steinbart (2009: 28) sistem informasi akuntansi adalah: An accounting information system is a system that collect, records, stores and processes data to prodece information for decision makers. Pernyataan yang dikemukakan oleh Romney dan Steinbart menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data sehingga menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan. Menurut Wilkinson (2000:7), bahwa sistem informasi adalah: Unified structure within an entity such as business firm that employes phsycal resources and other components to transform economics data into accounting information with purpose if satisfying the information needs of variety of users. Definisi yang dijelaskan oleh Wilkinson menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah bersatunya sebuah struktur dalam entitas seperti bisnis perusahaan yang memperkerjakan sumber daya dan komponen lainnya untuk merubah data ekonomi ke informasi akuntansi dengan tujuan memuaskan kebutuhan informasi para pengguna.

9 16 Menurut Jogiyanto (2008:227), bahwa sistem informasi akuntansi adalah sebagai sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya. Menurut Azhar Susanto (2008:72) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan (integrasi) dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan. Definisi sistem informasi akuntansi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut dikutip dalam Nugerahmawati (2013). 5. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mahsun, Sulistiyowati, dan Purwanugraha (2006) dalam Nurhayanti (2012) mengemukakan kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang terutang dalam strategic planning suatu organisasi. Menurut Wibowo (2007: 67) yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) kinrja dapat dipandang sebagai berikut: Proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Namun hasil pekerjaan itu juga merupakan kinerja. Kinerja mengandung pengertian gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam periode tertentu. Kinerja

10 17 dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Secara umum istilah kinerja juga digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya. Tujuan kinerja sistem informasi akuntansi adalah untuk memberikan gambaran apakah suatu kinerja sistem yang ada sudah sesuai dengan yang dibutuhkan serta sesuai dengan tujuan. Selain itu kinerja bertujuan untuk evaluasi yang menekankan pada perbandingan untuk pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan pada periode tertentu, pemeliharaan sistem, serta untuk dokumentasi keputusan-keputusan bila terjadi peningkatan, yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013). Untuk menilai kinerja sistem informasi akuntansi dapat dinilai dari PIECES yaitu kerangka yang dikemukakan oleh Wetherbe (1994) dalam Susanto (2008: 322) yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013). PIECES dapat digunakan sebagai dasar analisis tingkat kepentingan suatu masalah atau efektifitas suatu solusi, yang terdiri dari beberapa kerangka kerja, yaitu sebagai berikut: a. Peformance b. Information c. Economy

11 18 d. Control e. Efficiency f. Service Persoalan kinerja sistem informasi akuntansi tersebut dijelaskan sebagai berikut : a. Kinerja (performance) Kebutuhan untuk meningkatkan kinerja (performance). b. Informasi (information) Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas informasi atau data (information). c. Ekonomis (economy) Kebutuhan untuk meningkatkan bidang ekonomi (economy). d. Control atau pengendalian (control) Kebutuhan untuk meningkatkan pengendalian (control) dan keamanan. e. Efisiensi (efficiency) Kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi (efficiancy) sumber daya manusia dan mesin. f. Pelayanan (service) Kebutuhan untuk meningkatkan jasa/pelayanan (service) pada pelanggan, rekanan, pegawai dan pihak-pihak lainnya. Kehadiran sistem informasi telah memberikan begitu banyak pengaruh terhadap sebuah organisasi, bukan hanya organisasi secara luas

12 19 namun pengaruh tersebut masuk hingga proses bisnis dan transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Penentu kepuasan dari pengguna adalah mutu dari sistem dan informasi serta ketergantungan sistem tersebut didasarkan pada kebutuhan dan harapan pengguna. Apabila harapan dan kebutuhan dari pengguna sudah dipenuhi mutu informasi dan sistem yang disediakan bernilai baik pada akhirnya akan mendukung kesuksesan dari suatu suatu sistem informasi. Kesuksesan suatu sistem informasi akan berdampak kepada organisasi, dimana beberapa faktor penentunya adalah mutu sistem dan mutu informasi, Nugerahmawati (2013). Menurut Almilia dan Briliantien (2006) dan Komara (2005) dalam penelitiannya tentang kinerja sistem informasi akuntansi dapat diukur dari kepuasan dan pemakaian sistem yaitu sebagai berikut : a. Kepuasan Pemakai Sistem Kepuasan pemakai sistem informasi Jen (2002) dalam Almilia dan Briliantien (2006) mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean (1992) seperti yang dikutip oleh Soegiharto (2001) mengemukakan ketika sebuah sistem diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai. Kebutuhan manusia sangat beraneka ragam, baik jenis maupun tingkatnya, bukan manusia memiliki kebutuhan yang baik jenis

13 20 maupun tingkatnya, bahkan manusia memiliki kebutuhan yang cenderung tak terbatas. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Menurut Rival (2005) dalam Nugerahmawati (2013) kepuasan kerja diartikan sebagai berikut: Segala sesuatu yang ingin dimilikinya, dicapai dan dinikmati. Prajitno (2006) menyebutkan bahwa kepuasan pemakai seperti berikut: Kepuasan pemakai yaitu seberapa jauh pemakai merasa puas dan percaya pada sistem informasi yang diselesaikan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya, serta kesesuaian antara yang diharapkan dengan yang diperoleh. Kehadiran sistem informasi telah memberikan begitu banyak pengaruh terhadap sebuah organisasi, bukan hanya organisasi secara luas namun pengaruh tersebut masuk hingga proses bisnis dan transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Penentu kepuasan dari pengguna adalah mutu dari sistem dan informasi serta ketergantungan sistem tersebut didasarkan pada kebutuhan dan harapan pengguna. Apabila harapan dan kebutuhan dari pengguna sudah dipenuhi serta mutu informasi dan sistem yang disediakan

14 21 bernilai baik pada akhirnya akan mendukung kesuksesan dari suatu sistem informasi. Kesuksesan suatu sistem informasi akan berdampak kepada organisasi, dimana beberapa faktor penentunya adalah mutu sistem dan mutu informasi. Menurut Istianingsih (2009) dalam Wahyudin (2012) yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) kepuasan pemakai terdiri dari komponen sebagai berikut: 1. Content Content yaitu mengukur kepuasan pemakai sistem dari sisi apakah sistem menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan serta ditunjang dengan adanya kelengkapan modul yang digunakan. 2. Accuracy Accuracy adalah kepuasan pengguna dari sisi keakuratan data ketika sistem mengolahnya menjadi sebuah informasi, keakuratan itu diukur dari seberapa sering sistem tersebut menghasilkan output yang salah ketika mengolah data. 3. Format Format adalah mengukur kepuasan pemakai dari sisi tampilan sistem. Apakah tampilan itu memudahkan pemakai ketika menggunakan sistem tersebut serta tampilan keluaran yang dihasilkan apakah sesuai dengan kebutuhan para pemakai.

15 22 4. Ease of use Ease of use adalah mengukur kepuasan pemakai dari sisi kemudahan pemakai dalam menggunakan sistem seperti proses memasukan data dan mudah dalam mengoperasikan. 5. Timeliness Timeliness adalah mengukur kepuasan pengguna dari sisi ketepatan waktu sistem dalam menyajikan atau menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai. Menurut Veithzal Rival (2005: 477) dalam Nugerahmawati (2013) konteks kepuasan dapat ditinjau dari tiga sisi yaitu individu akan merasa puas apabila dia mengalami: 1. Apabila hasil atau imbalan yang didapat atau diperoleh individu tersebut lebih dari yang diharapkan. Masing-masing individu memiliki target pribadi. Apabila mereka termotivasi untuk mendapatkan target tersebut mereka akan bekerja keras. Pencapaian hasil dari kerja tersebut akan membuat individu merasa puas. 2. Apabila hasil yang dicapai lebih besar dari standar yang ditetapkan. Apabila individu memperoleh hasil yang lebih besar dari standar yang ditetapkan oleh perusahaan, maka individu tersebut memiliki produktivitas yang tinggi dan layak mendapatkan penghargaan dan perusahaan.

16 23 3. Apabila yang didapatkan oleh karyawan sesuai dengan persyaratan yang diminta dan ditambah dengan ekstra yang menyenangkan konsisten untuk setiap saat serta dapat ditingkatkan setiap waktu. b. Pemakaian Sistem Informasi Dalam Almilia dan Briliantien (2006) penelitian yang dilakukan oleh Hamilton dan Chervany (1981), Ives dan Olson (1984) dalam Jen (2002) menunjukan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukan keberhasilan sebuah sistem informasi manajemen. Sedangkan penelitian yang dilakukan Jahangir et al (2000) dalam Jen (2002) menunjukan perbedaan penentuan keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi. Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai dampak atau pengaruh dipemakai individual di dalam melakukan pekerjaannya dan dampak-dampak individu ini secara kolektif akan berakibat pada dampak-dampak organisasional. Penggunaan sistem informasi menunjukan frekuensi penggunaan dan kesediaan menggunakan sistem (Choe, 1996) dalam Komara (2005). Menurut Jogiyanto (2007: 19) yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) pemakaian sistem informasi adalah penggunaan keluaran suatu sistem informasi oleh penerima. Banyak penelitian yang menggunakan proksi penggunaan laporan dari sistem

17 24 informasi sebagai pengukur kesuksesan sistem informasi. Dalam Jogiyanto (2007: 39) mengungkapkan banyak sekali pengukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi. Tidak ada satu pengukuran yang lebih baik dari pengukuran lainnya. Pemilihan pengukuran harus mempertimbangkan beberapa aspek misalnya sasaran dari penelitian, kontek organisasi yang menggunakan, dan tingkat analisisnya apakah pada tingkat individual, organisasi atau masyarakat. Dalam jogiyanto (2007: 41) yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) terdapat pengukuranpengukuran dari pemakaian sistem yaitu terdiri dari : 1. Banyaknya penggunaan/durasi penggunaan 2. Kerutinan penggunaan 3. Sifat dari penggunaan: - Digunakan untuk maksud yang diinginkan - Ketepatan penggunaan - Tipe informasi Adapun penjelasan mengenai pengukuran di atas adalah sebagai berikut : 1. Banyaknya penggunaan/durasi penggunaan Untuk mengukur banyaknya penggunaan sistem dalam waktu tertentu atau lama tidaknya menggunakannya sistem yang disediakan.

18 25 2. Kerutinan penggunaan Untuk mengetahui seberapa sering pemakai menggunakan sistem informasi yang disediakan. 3. Sifat dari penggunaan - Digunakan untuk maksud yang diinginkan Untuk mengetahui apakah sistem yang sedang digunakan memang benar sesuai dengan yang pemakai harapkan. - Ketepatan penggunaan Suatu sistem harus digunakan oleh user yang berwenang sesuai dengan otoritas yang telah diberikan oleh perusahaan sehingga user tidak melanggar batasan akses yang ditetapkan. - Tipe informasi Apakah sistem menyediakan informasi yang berkualitas artinya informasi membantu dalam memecahkan masalah, terformat, dan akurat. 6. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Agar tercipta suatu sistem informasi akuntansi yang baik artinya sistem dapat berjalan seefektif mungkin dalam suatu perusahaan maka terdapat beberapa prinsip diantaranya, mengenai costawareness, maksudnya suatu sistem haruslah sesuai pengguna dan biaya yang dikeluarkannya; usefull output, yaitu informasinya yang digunakan

19 26 haruslah dapat dimengerti, relevan dan akurat; flexible, suatu sistem informasi akuntansi haruslah dapat mengakomodasikan keinginan dari pengguna dan perubahan dari kebutuhan informasi yang diperlukan, yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013). Menurut komara (2005) banyak faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yaitu sebagai berikut: a. Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem informasi akuntansi b. Kapabilitas personal sistem informasi c. Ukuran organisasi d. Dukungan manajemen puncak e. Formalisasi pengembangan sistem f. Pelatihan dan pendidikan pengguna g. Komite pengendalian sistem informasi h. Lokasi departemen sistem informasi Dalam penelitian ini hanya 4 faktor yang akan diteliti oleh penulis, diantaranya sebagai berikut: a. Keterlibatan pemakai b. Kemampuan teknik personal sistem informasi c. Formalisasi pengembangan sistem informasi d. Program pelatihan dan pendidikan pemakai

20 27 Adapun penjelasan mengenai ke-5 faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Keterlibatan Pemakai Keterlibatan pemakai yaitu digunakan untuk menunjukan intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan, sampai tahap implementasi sistem informasi. Keterlibatan pemakai dapat meningkatkan kualitas sistem dan dapat meningkatkan dukungan pemakai, Ermawati (2012). Dalam Nugerahmawati (2013) menurut Susanto (2008: 254) para pemakai sistem informasi sebagian besar merupakan orangorang yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah dikembangkan seperti operator dan manajer (end user). Para pemakai akhir sistem informasi biasanya kurang begitu perhatian dengan biaya yang dikeluarkan serta manfaat yang diperoleh dibandingkan dengan pemilik sistem informasi. Perhatian utama dari pemakai akhir sistem informasi tersebut adalah bagaimana agar sistem informasi dapat membantu menyelesaikan pekerjaannya. Menurut Soegiharto (2001) dalam Almilia dan Briliantien (2006) bahwa keterlibatan pemakai secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Ketika sebuah sistem informasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan

21 28 kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kinerja sistem informasi. Beberapa alasan pentingnya keterlibatan user dalam perencanaan dan pengembangan sistem informasi menurut Susanto (2008: 369) yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan user 2. Pengetahuan akan kondisi lokal 3. Keengganan untuk berubah 4. User merasa terancam 5. Meningkatkan alam demokrasi Lebih lengkap Susanto menerangkan pentingnya keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi sebagai berikut: 1. Kebutuhan pemakai Pemakai adalah orang dalam perusahaan. Analisis sistem adalah orang di luar perusahaan. Sistem informasi dikembangkan bukan untuk pembuat sistem tapi untuk pemakai agar sistem bisa diterapkan, sistem tersebut harus bisa menyerap kebutuhan pemakai dan yang tahu kebutuhan pemakai adalah pemakai sendiri, sehingga keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkatkan tingkat keberhasilan walaupun tidak memberikan jaminan berhasil.

22 29 2. Pengetahuan akan kondisi lokal Pemahaman terhadap lingkungan di mana sistem informasi akuntansi akan ditetapkan perlu dimiliki oleh perancangan sistem informasi, dan untuk memperoleh pengetahuan tersebut perancang sistem harus meminta bantuan pemakai yang sangat memahami lingkungan tempatnya bekerja. 3. Keengganan untuk berubah Seringkali pemakai merasa bahwa sistem informasi disusun tidak dapat dipergunakan dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengurangi keengganan untuk berubah itu dapat dikurangi bila pemakai terlibat dalam proses perancangan dan pengembangan sistem informasi. 4. Pemakai merasa terancam Banyak pemakai menyadari bahwa penerapan sistem informasi komputer dalam organisasi mungkin saja mengancam pekerjaannya, atau menjadikan kemampuan yang dimilikinya tidak lagi relevan dengan kebutuhan organisasi. Keterlibatan pemakai dalam proses perancangan dan pengembangan sistem informasi merupakan salah satu cara menghindari kondisi yang tidak diharapkan dari dampak penerapan sistem informasi akuntansi dengan komputer.

23 30 5. Meningkatkan alam demokrasi Makna dari demokrasi di sini adalah bahwa pemakai dapat terlibat secara langsung dalam mengambil keputusan yang akan berdampak kepada mereka. Penerapan sistem informasi berbasis komputer tentu akan berdampak kepada para pegawai, oleh karenanya diperlukan keterlibatan pemakai secara langsung dalam proses perancangan sistem informasi akuntansi ini. Teknik pada umumnya berhubungan dengan data dan prosesnya, tetapi dalam kaitannya dengan pengembangan sistem informasi, teknik Joint Application Development (JAD) adalah suatu teknik baru yang berhubungan dengan manusia. JAD adalah suatu kerja sama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi, manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan pemakai, teknik-teknik yang dibutuhkan dan unsur rancangan eksternal (input, output, tampilan). Tujuan dari JAD adalah memberikan kesempatan pada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi. Dalam hal ini partisipasi pemakai sistem informasi seperti yang dikemukakan oleh Susanto (2008: 367) dapat dilihat dari: 1. Hubungan 2. Wawasan 3. Tanggungjawab

24 31 4. Waktu 5. Keinginan User 6. Nilai, kepuasan dan dukungan 7. Biaya Berikut penjelasan mengenai indikator-indikator yang ada sebagai berikut: 1. Meningkatkan hubungan antara user, manajemen dan ahli sistem informasi 2. Memperluas wawasan user dan manajemen dalam bidang komputer, disisi lain memperluas wawasan bisnis dan aplikasinya bagi ahli sistem informasi 3. Meringankan beban tanggungjawab user dan manajemen bila terjadi konflik 4. JAD umumnya juga mempersingkat waktu pengembangan sistem informasi yang biasanya diperlukan untuk melakukan berbagai wawancara, melalui satu pola kerja yang lebih terstruktur 5. Melalui penentuan keinginan user yang lebih tepat dan penentuan prioritas utama, maka pengguna JAD ini akan lebih menghemat biaya. 6. JAD seringkali menghasilkan sistem informasi yang lebih bernilai dan memberikan kepuasan yang lebih baik bagi user maupun pihan manajemen, sehingga meningkatkan kepercayaan

25 32 dan dukungan user dan manajemen terhadap projek pengembangan sistem informasi yang dilakukan. 7. Mengurangi biaya pemeliharaan, karena sejak versi pertama dihasilkan, telah mampu memenuhi kebutuhan organisasi umumnya. Tidak semua keterlibatan pemakai ini membawa keberhasilan, ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya kegagalan menurut Susanto (2008: 370) yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Tidak tepatnya pengetahuan yang dimiliki pemakai sehingga tidak bersedia membuat keputusan atau memberikan pandangannya, karena pemakai kurang memahami dampak dari keputusan yang diambil. 2. Kurangnya pengalaman dalam menentukan keputusan karena kultur lingkungan yang tidak mendukung dan kurangnya dukungan dari organisasi dalam berpartisipasi untuk mengambil keputusan. 3. Pengambilan keputusan tersebut terbatas pada tahan-tahapan yang memungkinkan pemakai atau karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan. 4. Kurangnya kesempatan untuk melakukan uji coba dan kurangnya kesempatan untuk belajar. Hal ini muncul karena

26 33 ketakutan akan tingginya biaya yang perlu dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. b. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Kemampuan merujuk ke kepastian individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Itulah penilaian tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan untuk melakukan fungsi pekerjaan sambil menerapkan atau menggunakan pengetahuan penting. Kemampuan yang dibuktikan melalui kegiatan atau perilaku yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Menurut Robbins dan Judge (2008: 57) yang dialih bahasakan oleh Angelica yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) menjelaskan mengenai kemampuan sebagai berikut: 1. Kemampuan intelektual Kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental. Pekerjaan membebankan tuntutan-tuntutan berbeda kepada pelaku untuk menggunakan kemampuan intelektual. Singkat saja makin banyak tuntutan pemrosesan informasi dalam pekerjaan tertentu, makin banyak kecerdaasan dan kemampuan verbal umum yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sukses.

27 34 2. Kemampuan fisik Khususnya bermakna penting bagi keberhasilan menjalankan pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan dan yang lebih standar. Misalnya pekerjaan yang keberhasilannya menuntut stamina. Menurut Robbins (2008: 45) yang telah dialih bahasakan oleh Angelica yang dikutip dalam Nugerahmawati (2013) kemampuan pemakai sistem informasi dapat dilihat dari: 1. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari: - Memiliki pengetahuan mengenai sistem informasi akuntansi - Memahami pengetahuan tugas dari pekerjaannya sebagai pemakai sistem informasi. 2. Kemampuan (abilities) Kemampuan senagai pemakai sistem informasi dapat dilihata dari: - Kemampuan menjalankan sistem informasi akuntansi yang ada - Kemampuan untuk mengekspresikan kebutuhan informasi - Kemampuan untuk mengekspresikan bagaimana sistem seharusnya

28 35 - Kemampuan mengerjakan tugas dari pekerjaan yang menjadi tanggungjawab - Kemapuan menyelaraskan pekerjaan dengan tugas 3. Keahlian (skills) Keahlian sebagai pemakai sistem informasi dapat dilihat dari: - Keahlian dalam pekerjaan yang menjadi tanggungjawab - Keahlian dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhannya dalam pekerjaan. Dalam hal melakukan pengembangan sistem informasi setiap orang tidak semua akan menghasilkan keberhasilan. Ada beberapa lasan mengapa pengembangan tidak berhasil seperti kurangnya pengetahuan yang dimiliki pemakai. Selain itu kemampuan pemakai dalam mengoperasikan sistem informasi yang baru sangat dibutuhkan, hal ini penting dalam pengoperasian sistem agar sistem dapat beroperasi secara maksimal, Nugerahmawati (2013). c. Formalisaasi Pengembangan Sistem Informasi Formalisasi pengembangan sistem informasi merupakan suatu organisasi yang cenderung untuk membentuk pengembangan sistem informasi karena hal itu dibutuhkan untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara pengembangan sistem dan pengguna atau antara pengembangan sistem khusus, Ermawati (2012). Setyawan (2013) menyatakan bahwa formalisasi pengembangan sistem

29 36 informasi berarti pemberitahuan akan tahap-tahap dari proses pengembangan sistem yang tercatat secara sistematik dan secara aktif melakukan penyesuaian terhadap catatan. Menurut Almilia dan Briliantien (2006) faktor-faktor formalisasi pengembangan sistem informasi antara lain sebagai berikut: - Laporan proyek pengembangan - Dokumentasi pengembangan sistem - Biaya pengembangan sistem - Teknik - Waktu pencatatan pengembangan dan pengenalan sistem baru. Formalisasi pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesuksesan harapan antara sistem analis, pengguna, sponsor dan customer. Perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional. Kegagalan pengembangan sistem informasi baru diakibatkan tidak memperhatikan aspek organisasional. Perubahan perilaku dan organisasional ini dapat berupa pengembangan sistem, Davis (1998). Oleh karena itu pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perancanaan dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, Nurhayanti (2012).

30 37 d. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Menurut Gomes (2001: 197) pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan para pekerja secara perorangan. Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling umum dan para pimpinan mendukung adanya pelatihan. Hal ini dikarenakan melalui pelatihan, para pekerja akan menjadi lebih terampil dan lebih produktif walaupun manfaat-manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang dilatih, Handoko (2009). Pelatihan menurut Garry Dessler (1997: 263) merupakan suatu proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Sedangkan menurut John R. Schermerhorn, Jr (1999:323) pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang memberikan kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang berkaitan pekerjaan, Handoko (2009). Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan pendidikan pemakai adalah suatu proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu yang mengajarkan kepada karyawan baru maupun karyawan saat ini. Suatu

31 38 keterampilan dasar yang akan digunakan untuk membantu melaksanakan pekerjaan mereka dan mencapai tujuan dari perusahaan atau organisasi. Melalui program pelatihan dan pendidikan, user diajarkan melaksanakan aktivitas atau pekerjaan tertentu, misalnya cara menggunakan komputer untuk menginput order masuk suatu barang atau lain sebagainya. Pelatihan terdidri dari program-program yang dirancang untuk meningkatkan kinerja pada level individu, kelompok, atau organisasi. Kinerja user yang meningkat pada gilirannya akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi keseluruhan, Handoko (2009). Tujuan dari program pelatihan dan pendidikan umumnya dilakukan untuk kepentingan karyawan, perusahaan, dan konsumen. Menurut Moekijat (1991: 55) yang dikutip dalam Handoko (2009) tujuan umum dari pelatihan adalah: 1. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif. 2. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional. 3. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerja sama dengan teman-teman pegawai dan pimpinan. Beberapa tujuan di atas merupakan penerapan program pelatihan dan pendidikan untuk kepentingan karyawan dan untuk kepentingan perusahaan. Tujuan dilaksanakannya pelatihan yakni

32 39 untuk memenuhi kebutuhan PSDM, penghematan, mengurangi tingkat kerusakan dan kecelakaan, serta memperkuat komitmen karyawan. Sedangkan untuk kepentingan konsumen program pelatihan lebih diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan agar produk yang dihasilkan lebih baik. Menurut Hariandja (2002: 168) dalam Handoko (2009) ada beberapa alasan penting untuk diadakannya pelatihan, yaitu sebagai berikut: 1. Karyawan yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana melakukan suatu pekerjaan. 2. Perubahan-perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan disini meliputi perubahan dalam teknologi proses seperti munculnya teknologi baru atau munculnya metode kerja baru. Perubahan dalam tenaga kerja seperti semakin beragamnya tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian, nilai, sikap yang berbeda memerlukan pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku terhadap pekerjaan. 3. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas. Saat ini daya saing perusahaan tidak hanya dengan mengandalkan aset berupa modal yang dimiliki, tetapi juga harus dengan sumber daya manusia yang menjadi elemen paling penting untuk meningkatkan daya saing. Hal ini

33 40 disebabkan sumber daya manusia merupakan aspek penentu utama daya saing yang baik. 4. Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada, misalnya standar pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan pemerintah, untuk menjamin kualitas produksi atau keselamatan dan kesehatan kerja. 2.2 Penelitian Terdahulu Penulis merujuk pada 4 penelitian terdahulu dalam melakukan penelitian, yaitu sebagai berikut: No Nama dan tahun penelitian 1 Nugerahmawati (2013) Variabel 1. Partisipasi pemaakai sistem informasi 2. kemampuan pemakai sistem informasi 3. ukuran organisasi. Hasil Penelitian 1. Berpengaruh 2. Berpengaruh 3. Tidak berpengaruh 2 Rasmadi (2011) 1. Keterlibatan pemakai 2. kemampuan teknik personal sistem informasi 3. dukungan manajemen puncak 4. formalisasi pengembangan sistem informasi 5. program pelatihan dan pendidikan. 1. Berpengaruh signifikan 2. berpengaruh positif dan signifikan 3. tidak berpengaruh signifikan 4. tidak berpengaruh signifikan 5. tidak berpengaruh signifikan.

34 41 3 Ermawati (2012) 4 Sulastrini, dkk (2014) 1. Keterlibatan pengguna 2. kemampuan teknik personal sistem informasi 3. ukuran organisasi 4. dukungan manajemen puncak 5. formalisasi pengembangan sistem informasi 6. program pelatihan dan pendidikan 7. keberadaan dewan pengarah sistem informasi 8. lokasi departemen sistem informasi. 1. Partisipasi pemakai 2. kemampuan pemakai 3. ukuran organisasi 4. program pelatihan dan pendidikan. 1. berpengaruh positif 2. tidak berpengaruh signifikan 3. tidak berpengaruh signifikan 4. tidak berpengaruh signifikan 5. berpengaruh positif 6. tidak berpengaruh 7. tidak berpengaruh 8. berpengaruh positif. 1. berpengaruh positif 2. berpengaruh positif 3. berpengaruh positif 4. berpengaruh 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka secara skematis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut: Keterlibatan Pemakai (X1) H 1 (+) Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi (X2) Formalisasi pengembangan sistem informasi (X5) H 3 (+) H 2 (+) Kinerja Sistem Informasi Akuntansi H 4 (+) Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X6)

35 Hipotesis Hipotesis merupakan kesimpulan sementara terhadap masalah yang diteliti yang masih dikaji kebenarannya dan perlu dibuktikan. Berdasarkan uraian teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang dibentuk model kerangka pemikiran di atas maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: Keterlibatan Pemakai Keterlibatan pengguna merupakan keterlibatan dalam proses pengembangan sistem oleh anggota organisasi atau anggota dari kelompok pengguna target (Olson & Ives, 1981 dalam Choe, 1996). Jen (2002) berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja SIA dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi terhadap kinerja SIA, yang dikutip dalam penelitian Nurhayanti (2012). Jika keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem semakin baik, maka kinerja sistem informasi akan semakin meningkat. Sebaliknya jika keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem semakin buruk akan menurunkan kinerja sistem informasi akuntansi.

36 43 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugerahmawati (2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara keterlibatan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Maka hipotesis pertama pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H 1 : Terdapat pengaruh positif keterlibatan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Anderson dalam Soegiharto (2001) mengusulkan potensi kontribusi pengguna haruslah lebih tinggi selama tahap perencanaan dan implementasi pengembangan sistem. Para pengguna lebih memahami teknologi, tugas dan keputusan yang terlibat dan lingkungan sosial politik di mana sistem akan digunakan, semakin besar kemungkinan mereka dapat berkontribusi untuk pengembangan sistem. Pendidikan rata-rata atau tingkat pengalaman kelompok pengguna sistem informasi dapat digunakan untuk mengukur kemampuan personil sistem informasi Ives et al, dalam Sularso (2003). Kemampuan teknis personel sistem informasi memiliki pengaruh besar pada analisis informasi persyaratan dan desain sistem informasi. Sebagai contoh, analis sitem yang kompeten memiliki efek positif pada penilaian kebutuhan informasi, Huff dan Munro, 1985; McFarlan dan McKenncy 1983, dalam Soegiharto (2001). Bruwer 1984 dalam Soegiharto (2001) juga menyarankan bahwa kinerja sistem informasi terkait dengan kualitas teknis atau kualitas desain dari sistem, yang merupakan tanggung jawab personil sistem. Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal sistem

37 44 informasi akuntansi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi yang dikutip dalam Nurhayanti (2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rasmadi (2011) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan teknik personal sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Maka hipotesis kedua pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H 2 : Terdapat pengaruh positif kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi Dalam Nurhayanti (2012) kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesuksesan harapan antara sistem analis, pengguna, sponsor dan customer. Perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional. Kegagalan pengembangan sistem informasi baru diakibatkan tidak memperhatikan aspek organisasional. Perubahan perilaku dan organisasional ini dapat berupa pengembangan sistem Davis (1998). Oleh karena itu pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Jen (2002) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya

38 45 hubungan yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ermawati (2012) menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara formalisasi pengembangan sistem informasi terhadap kinerja sistem inforasi akuntansi. Maka hipotesis ke lima pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H 3 : Terdapat pengaruh positif formalisasi pengembangan sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai Jen (2002) berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. Sedangkan Brady dalam Soegiharto (2001) menyarankan bahwa kurangnya pendidikan merupakan alasan utama kurangnya pemanfaatan sistem informasi. Sebuah penelitian tentang keutamaan dari sistem informasi yang dikemukakan oleh Forthe dalam Soegiharto (2001) yaitu pendidikan pengguna sangat mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi, yang dikutip dalam Nurhayanti (2012). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulastrini, dkk (2014) menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Maka hipotesis ke-enam pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H 4 : Terdapat pengaruh positif program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Banyak ahli yang mencoba untuk mendefenisikan sistem informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Banyak ahli yang mencoba untuk mendefenisikan sistem informasi 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Banyak ahli yang mencoba untuk mendefenisikan sistem informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah: Wilkinson

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam arti luas sistem ternyata telah disamakan maknanya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam arti luas sistem ternyata telah disamakan maknanya dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sistem dan Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Secara umum dalam arti luas sistem ternyata telah disamakan maknanya dengan ungkapan cara. Sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang diperoleh dan pengaruhnya pada penelitian dan hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang diperoleh dan pengaruhnya pada penelitian dan hipotesis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengantar Pada bab ini akan disajikan mengenai tinjauan pustaka tentang kerangka konsep dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian serta penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank.

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis perbankan di Indonesia berkembang dengan pesat. Salah satunya disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan fungsi bank dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. susunan atau sebagai suatu cara. Suatu sistem melingkupi struktur dan proses, dimana

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. susunan atau sebagai suatu cara. Suatu sistem melingkupi struktur dan proses, dimana BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Secara umum dalam arti sempit, sistem dapat diartikan sebagai suatu susunan atau sebagai suatu cara. Suatu sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. tanggung jawab yang diberikan kepadanya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pengertian kinerja menurut Simanjuntak dalam Septianingrum, 2014 ialah, tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan suatu tugas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem W. Gerarld Cole dalam Baridwan (2009: 3) menyatakan sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi atau yang sering disingkat dengan SIA merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi atau yang sering disingkat dengan SIA merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sistem informasi akuntansi atau yang sering disingkat dengan SIA merupakan salah satu penyedia informasi keuangan yang banyak dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian oleh Rizki, Sukirman, dan Nurhasan (2013). Penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian oleh Rizki, Sukirman, dan Nurhasan (2013). Penelitian ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti disusun berdasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya yang mendorong penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perekonomian suatu negara, setiap perusahaan baik perusahaan kecil maupun besar selalu ingin mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, KETERLIBATAN USER DALAM PROSES PENGEMBANGAN SISTEM, SERTA PROGRAM PELATIHAN

BAB II KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, KETERLIBATAN USER DALAM PROSES PENGEMBANGAN SISTEM, SERTA PROGRAM PELATIHAN BAB II KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, KETERLIBATAN USER DALAM PROSES PENGEMBANGAN SISTEM, SERTA PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN USER YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem. Secara umum, sistem terdiri dari input, pemrosesan, dan output. Sistem adalah suatu kerangaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah berkembang pesat bila dibandingkan dengan waktu dulu, misalnya dalam bidang komunikasi. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pekerjaan individual pemakai (Jogiyanto, 2007:18). Dalam memprediksi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pekerjaan individual pemakai (Jogiyanto, 2007:18). Dalam memprediksi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1.Teori Model Penerimaan Teknologi (Technology Accpetance Model atau TAM) Teori ini pada mulanya dikembangkan oleh Davis et al.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSKATA. terdahulu berupa definisi dari kata kunci penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSKATA. terdahulu berupa definisi dari kata kunci penelitian. BAB II TINJAUAN PUSKATA 2.1. Pengantar Pada bab ini akan disajikan mengenai tinjuan pustaka tentang kerangka konsep dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian serta penelitian terdahulu berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi (information systems) atau processing systems atau information

BAB I PENDAHULUAN. informasi (information systems) atau processing systems atau information 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh melalui sistem informasi (information systems)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin banyaknya kegiatan-kegiatan manusia yang semakin kompleks. Kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. perilakunya di masa lampau (Bandura, 1977). memiliki kinerja di bawah tingkat kemampuan aktualnya dan mengabaikan

BAB II KAJIAN TEORI. perilakunya di masa lampau (Bandura, 1977). memiliki kinerja di bawah tingkat kemampuan aktualnya dan mengabaikan BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Keyakinan Diri Teori keyakinan diri (self efficacy theory) merupakan suatu prediktor kinerja yang akurat. Seseorang dapat menilai kinerja masa depannya melalui perilakunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat bersaing

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat bersaing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditengah dinamisme lingkungan bisnis pada era globalisasi sekarang ini membuat persaingan bisnis antar perusahaan dalam mendapatkan pangsa pasar semakin ketat. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi yang berbasis komputer. Sistem informasi akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi yang berbasis komputer. Sistem informasi akuntansi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya kemajuan dalam bidang teknologi komputer dan informasi saat ini, sistem informasi akuntansi telah berkembang menjadi sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (competitive advantage). Untuk mencapai semua ini maka

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (competitive advantage). Untuk mencapai semua ini maka 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Dewasa ini lingkungan organisasi mengalami perkembangan yang pesat dan perubahan yang luar biasa. Baik itu organisasi kecil maupun organisasi yang besar, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Pada bidang akuntansi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5) menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5) menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian sistem Menurut Hall (2001:5) menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lahirnya perusahaan-perusahaan yang baru menimbulkan ketatnya per-saingan dunia usaha, khususnya dunia otomotif, keadaan ini menyebabkan perusahaan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi saat ini memegang peranan penting baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Informasi memiliki banyak manfaat khususnya bagi pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan yang ketat. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kecanggihan teknologi informasi saat ini memberikan pengaruh kepada banyak bidang, utamanya bisnis. Perkembangan sistem teknologi informasi ini telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dunia usaha, seperti penggunaan telepon, fax, komputer, , website

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dunia usaha, seperti penggunaan telepon, fax, komputer,  , website BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini teknologi berkembang begitu pesat, dan tidak bisa dipungkiri teknologi merupakan kebutuhan yang penting bagi individu maupun organisasi modern. Keberadaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN DISUSUN OLEH NURAINI TRIWIJAYANTI E.47 2013 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Banyak 1 BAB I A. PENDAHULUAN PENDAHULUAN Dewasa ini persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Banyak diantara perusahaan mengubah strategi bisnis mereka guna meningkatkan laba dan juga dengan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak secara dinamis dan proaktif, sejalan dengan perubahan-perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak secara dinamis dan proaktif, sejalan dengan perubahan-perubahan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang ada di negara kita, dewasa ini dituntut untuk bergerak secara dinamis dan proaktif, sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi terjadi begitu pesat di era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi terjadi begitu pesat di era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang diiringi dengan perkembangan sistem informasi akuntansi terjadi begitu pesat di era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi Dan Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mardi (2011) pengertian sistem adalah suatu kesatuan komponen atau elemen yang di hubungkan bersama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperoleh pihak internal perusahaan adalah membantu mendukung pihak. Informasi yang terkait dengan Akuntansi dan Keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperoleh pihak internal perusahaan adalah membantu mendukung pihak. Informasi yang terkait dengan Akuntansi dan Keuangan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi saat ini memegang peranan penting baik bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Informasi memiliki banyak manfaat khususnya bagi pihak

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja SIA

ABSTRAK. Kata Kunci : Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja SIA Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Minimarket Di Wilayah Jakarta YUNITA NURHAYANTI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS GUNADARMA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Dehghanzade et al. (2011) menyatakan bahwa system informasi akuntansi adalah elemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. nama Technology Acceptance Model (TAM) yang mengasumsikan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. nama Technology Acceptance Model (TAM) yang mengasumsikan bahwa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Technology Acceptance Model (TAM) Teori tentang penggunaan teknologi sistem informasi dikenal dengan nama Technology

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks serta berubah secara konstan. Kemajuan dalam teknologi

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks serta berubah secara konstan. Kemajuan dalam teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekarang ini, para akuntan profesional bekerja dalam lingkungan yang kompleks serta berubah secara konstan. Kemajuan dalam teknologi informasi (IT) terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. akuntansi, beberapa diantaranya adalah: Bodnar dan Hopwood (2000:3),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. akuntansi, beberapa diantaranya adalah: Bodnar dan Hopwood (2000:3), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Banyak ahli yang mencoba untuk mendefenisikan sistem informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah: Bodnar dan Hopwood

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem merupakan kumpulan dari sub system atau komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka ini terdiri dari dua Sub Bab yaitu Sub Bab 2.1 Landasan Teori yang memaparkan teori teori yang digunakan dalam penelitian ini, dan Sub Bab 2.2 Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga kata yang mempunyai arti tersendiri, apabila ketiga kata tersebut digabungkan akan membentuk suatu rumusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Tugas pengolahan data di dalam Lembaga Keuangan maupun perusahaan dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi ( SIA ) yang mengumpulkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global seperti saat ini, dunia perekonomian mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan global seperti saat ini, dunia perekonomian mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global seperti saat ini, dunia perekonomian mengalami persaingan yang semakin ketat. Globalisasi membuat pasar dan perusahaan tumbuh melampaui

Lebih terperinci

Manajemen Sistem Informasi Publik

Manajemen Sistem Informasi Publik Manajemen Sistem Informasi Publik Disusun Oleh Kelompok 1: Praherdyan Navy P (105030101111011) Dhio Yudhistira (105030107111006) Kurnia Romadhoni (105030100111012) UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi terbaru guna mencapai tingkat efisiensi yang lebih baik. Peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi terbaru guna mencapai tingkat efisiensi yang lebih baik. Peran teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat berbanding lurus dengan perkembangan sistem informasi. Perusahaan saling bersaing untuk menerapkan teknologi terbaru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktif lembaga keuangan khususnya sektor perbankan. Sebagai bagian dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. aktif lembaga keuangan khususnya sektor perbankan. Sebagai bagian dari suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia tentunya tidak terlepas dari peran aktif lembaga keuangan khususnya sektor perbankan. Sebagai bagian dari suatu sistem keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu melahirkan keunggulan yang kompetitif. Edison et al., (2012),

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu melahirkan keunggulan yang kompetitif. Edison et al., (2012), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut suatu organisasi dari sebuah perusahaan menjadi sangat tergantung pada sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu entity yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sistem dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem pemrosesan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem pemrosesan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang pesat memiliki berbagai manfaat dalam bidang akuntansi, salah satunya adalah kemajuan penyajian informasi akuntansi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi seperti sekarang ini menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan ketatnya tingkat persaingan. Bersamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajer. Pada era saat ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. manajer. Pada era saat ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses perkembangan teknologi sistem informasi akuntansi sering kali mengalami hambatan yang menjadi permasalahan serius bagi manajer. Pada era saat ini perkembangan

Lebih terperinci

keputusan. Oleh karena itu perusahaan perlu memikirkan bagaimana caranya mencapai kesuksesan. Kemampuan pengelolaan informasi secara efektif di

keputusan. Oleh karena itu perusahaan perlu memikirkan bagaimana caranya mencapai kesuksesan. Kemampuan pengelolaan informasi secara efektif di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran strategi sistem informasi adalah membantu pihak manajemen dalam menyediakan informasi yang dapat mendukung dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bagian input, proses, output. Tanpa ketiga itu sistem informasi tidak dapat berjalan. nantinya akan kita sajikan bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi adalah kumpulan informasi di dalam sebuah basis data menggunakan model dan media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan keputusan bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. susunan atau sebagai sebuah cara yang melingkupi struktur dan proses, dimana

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. susunan atau sebagai sebuah cara yang melingkupi struktur dan proses, dimana BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi A. Pengertian Sistem Secara umum dalam arti sempit, sistem dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adanya globalisasi prekonomian menimbulkan persaingan semakin ketat dalam dunia usaha, karena perusahaan harus bersaing dalam menjual produk yang dihasilkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah menghasilkan laba semaksimal mungkin dan berusaha untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. adalah menghasilkan laba semaksimal mungkin dan berusaha untuk tetap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama dari setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya adalah menghasilkan laba semaksimal mungkin dan berusaha untuk tetap bertahan dalam lingkungan

Lebih terperinci

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model. penerimaan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh pemakai. TAM

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model. penerimaan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh pemakai. TAM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Sistem merupakan kumpulan dari sub sistem atau komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak ektern maupun pihak intern perusahaan, disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini dirancang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Pada bidang akuntansi,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Manajemen berkepentingan dalam menyediakan sistem informasi yang menyeluruh dan terintegrasi untuk mengambil keputusan berbagai tingkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vital bagi kelangsungan hidup organisasi bisnis. Setiap hari dalam bisnis,arus

BAB I PENDAHULUAN. vital bagi kelangsungan hidup organisasi bisnis. Setiap hari dalam bisnis,arus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Informasi adalah salah satu sumber daya bisnis. Seperti sumber daya bisnis lainnya, bahan mentah, modal dan tenaga kerja, informasi merupakan sumber daya

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem teknologi dan informasi, termasuk di dalamnya sistem teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. sistem teknologi dan informasi, termasuk di dalamnya sistem teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepuasan pengguna akhir dalam banyak penelitian adalah merupakan variabel yang telah banyak mendapatkan perhatian. Tidak terkecuali pada bidang sistem teknologi dan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK UMUM PEMERINTAH DI WILAYAH SURABAYA DAN SIDOARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK UMUM PEMERINTAH DI WILAYAH SURABAYA DAN SIDOARJO FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK UMUM PEMERINTAH DI WILAYAH SURABAYA DAN SIDOARJO Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si. Irmaya Briliantien, S.E. STIE PERBANAS SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi akurat dan tepat waktu. Pada bidang akuntansi perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Davis pada tahun TAM dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Davis pada tahun TAM dibuat khusus untuk pemodelan adopsi pengguna BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1989.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. KARYA ANUGERAH MANDIRI SURABAYA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. KARYA ANUGERAH MANDIRI SURABAYA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. KARYA ANUGERAH MANDIRI SURABAYA SKRIPSI Diajukan oleh: Oriana Hayu Anggraeni 0713010088/FE/EA Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Asal kata Sistem berasal dari bahasa Latin systema dan bahasa Yunani sustema. Sistem merupakan sarana yang sangat penting dan bermanfaat bagi perusahaan, karena sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebijakan baru pemerintah Indonesia, tentang teknologi komunikasi akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebijakan baru pemerintah Indonesia, tentang teknologi komunikasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, membuat semakin banyaknya inovasi yang muncul di bidang informasi. Inovasi yang baru disertai dengan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut. Peningkatan penggunaan teknologi komputer

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut. Peningkatan penggunaan teknologi komputer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan yang signifikan dalam dunia organisasi. Perubahan yang terjadi bukan hanya berdampak pada satu sisi aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik sehingga sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kesesuaian

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik sehingga sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kesesuaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi saat ini telah memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan bisnis. Hal ini berdampak pada banyaknya perusahaan yang menerapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang sangat pesat jika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang sangat pesat jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang sangat pesat jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Banyak perusahaan yang kini telah menerapkan sistem

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak ekstern maupun pihak intern perusahaan, disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini dirancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang untuk dijual kembali dengan mengharapkan laba sebagai sumber pendapatan perusahaan (Weygandt

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG BENGKULU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG BENGKULU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG BENGKULU Khaidir Neri Susanti Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pemakaian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi peranannya tidak hanya sebagai pengumpulan data, mengolahnya menjadi informasi berupa laporan-laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan bentuk suatu variabel terhadap terwujudnya variabel yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan bentuk suatu variabel terhadap terwujudnya variabel yang lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh Secara etimologi, kata pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:849) memiliki arti sebagai berikut: Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi harus direncanakan,diimplementasikan dan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi harus direncanakan,diimplementasikan dan digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses perkembangan teknologi sistem informasi akuntansi sering kali mengalami hambatan yang menjadi permasalahan serius bagi manajer. Namun, pada era

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang sangat besar dan persaingan yang sangat ketat. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem. ikut merasakan ketergangguan tersebut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Henry Prat Fairchild dan Eric Kohler (2014: 31) Sistem adalah sebuah rangkaian yang saling terkait antara beberapa bagian dari

Lebih terperinci

Peran Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Informasi dan Proses Bisnis Suatu Entitas

Peran Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Informasi dan Proses Bisnis Suatu Entitas Tugas Makalah Bahasa Indonesia Dalam Karya Tulis Ilmiah Peran Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Informasi dan Proses Bisnis Suatu Entitas Disusun Oleh : Theana Regalia Firly Pinasti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pada dasarnya sistem merupakan suatu prosedur yang saling berhubungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pada dasarnya sistem merupakan suatu prosedur yang saling berhubungan yang 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sistem Sistem merupakan suatu kumpulan dari bagian atau komponen yang saling berhubungan untuk tujuan tertentu. 2.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut McLeod dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem adalah. Menurut Lucas dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem sebagai suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut McLeod dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem adalah. Menurut Lucas dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem sebagai suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Terdapat beberapa pengertian sistem menurut beberapa ahli yang diantaranya sebagai berikut: Menurut McLeod dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu pertama, pendekatan yang menekankan pada prosedur sistem dan yang kedua, pendekatan yang

Lebih terperinci

Pengertian Sistem. Ika Menarianti, M.Kom. - Konsep Dasar Sistem - Konsep Dasar Informasi - Konsep Dasar Sistem Informasi - Peranan Sistem Informasi

Pengertian Sistem. Ika Menarianti, M.Kom. - Konsep Dasar Sistem - Konsep Dasar Informasi - Konsep Dasar Sistem Informasi - Peranan Sistem Informasi CHAPTER 1 Pengertian Sistem - Konsep Dasar Sistem - Konsep Dasar Informasi - Konsep Dasar Sistem Informasi - Peranan Sistem Informasi Ika Menarianti, M.Kom 08/03/2014 Pengertian Sistem -- Ika Menarianti,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. tentang Sistem Informasi Akuntansi Keuangan pada Perusahaan Jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. tentang Sistem Informasi Akuntansi Keuangan pada Perusahaan Jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Menurut Fitriana, Yohana dan Heri dengan penelitian yang menyatakan tentang Sistem Informasi Akuntansi Keuangan pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini perlu melakukan peninjauan terhadap berbagai penelitian-penelitian terkait, yang pernah dilakukan sebelumnya guna mendapatkan referensi

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 5 Bab II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari dua sistem dan informasi yang memiliki pengertian sendiri-sendiri. Berikut penjelasan mengenai pengertian dari tiaptiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:3), sistem merupakan sekumpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:3), sistem merupakan sekumpulan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:3), sistem merupakan sekumpulan sumber daya yang saling terkait untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis perbankan yang meningkat menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis perbankan yang meningkat menuntut perusahaan untuk 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis perbankan yang meningkat menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan. Pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan Indonesia saat ini masih lemah, kerapuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan Indonesia saat ini masih lemah, kerapuhan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan Indonesia saat ini masih lemah, kerapuhan tersebut disebabkan karena Jaringan Pengamanan Sistem Keuangan (JPSK) yang diusung pemerintah tak kunjung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai materi tentang teori Technology

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai materi tentang teori Technology BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Pada bagian ini akan diuraikan mengenai materi tentang teori Technology Acceptance Model (TAM), sistem informasi akuntansi, komponen sistem

Lebih terperinci