PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

Transkripsi

1 PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG KETENTUAN BANGUNAN DAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TAMIANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi bangunan fisik yang menjamin keselamatan dan kenyamanan serta untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh Tamiang, maka perlu diubah Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Ketentuan Bangunan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dengan menambahkan ketentuan Bangunan Tower, Gapura dan Tangki serta Bangunan khusus yang terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang; b. bahwa untuk perubahan dan penambahan sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut diatas, selanjutnya diatur kembali Ketentuan Bangunan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu membentuk Qanun tentang Perubahan atas Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Ketentuan Bangunan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048); 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1999 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893);

2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang di Propinsi Nanggro Aceh Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 17. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4179); 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 621 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1980 tentang Ketentuan Umum mengenai Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah jo Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daearah; 17. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1993 tentang Izin Mendirikan Bangunan dan Izin Gangguan bagi Perusahaan Industri;

3 Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 03); 19. Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Ketentuan Bangunan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2003 Nomor 24 seri C); Dengan Persetujuan Bersama, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH TAMIANG dan BUPATI ACEH TAMIANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG KETENTUAN BANGUNAN DAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Qanun Kabupaten Aceh Tamiang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Ketentuan Bangunan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2003 Nomor 24 Seri C) diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 2 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut : Pasal 2 (1) Bangunan diklasifikasikan menurut penggunaannya sebagai berikut : a. bangunan umum meliputi, bangunan tempat pertemuan umum yang dipergunakan untuk peribadatan, kesenian, olah raga, pertemuan dan sejenisnya, rekreasi dan perpindahan jasa transportasi/ angkutan umum; b. bangunan perniagaan meliputi bangunan tempat melakukan penjualan jasa dan transaksi/jual beli secara langsung; c. bangunan pendidikan meliputi, bangunan tempat dilakukan kegiatan pendidikan formal, non formal agama, kejuruan keterampilan dan kegiatan perlengkapannya, seperti tempat pengelolaan sumber informasi atau kegiatan penelitian, perencanaan dan perancangan; d. bangunan industri meliputi, bangunan tempat dilakukan pengolahan bahan mentah, bahan setengah jadi menjadi bahan jadi dan tempat penyimpanan barang serta tempat pembangkit tenaga, penyalur tenaga atau pembagi tenaga; e. bangunan kelembagaan meliputi, bangunan tempat dilakukannya kegiatan yang berhubungan dengan urusan perkantoran, bidang kesehatan atau perawatan sosial serta bidang komunikasi; f. bangunan rumah tinggal meliputi, bangunan tempat tinggal milik perorangan atau suatu badan sosial/badan hukum atau pemerintah dan tempat tinggal yang disewakan pada pihak lain; g. bangunan campuran bangunan dengan status induk bangunan perumahan ditambah perniagaan, kelembagaan atau status induk bangunan umum ditambah perniagaan, kelembagaan atau status induk bangunan industri ditambah perniagaan bangunan yang penggunaannya lebih dari satu fungsi;

4 - 4 - h. bangunan khusus meliputi : 1. bangunan tower/menara yaitu bangunan khusus dimana ketinggian bangunan melebihi 25 meter dari permukaan tanah dengan bahan materialnya terbuat dari baja dan/atau beton; 2. bangunan tanki yaitu bangunan khusus yang terbuat dari baja dan/atau beton dalam semua bentuknya dengan volume paling sedikit 3000 liter; 3. bangunan gapura adalah bangunan khusus yang terbuat dari beton dan/atau baja dimana fungsinya sebagai tanda pembatas untuk jalan masuk keluar; 4. bangunan pagar adalah bangunan khusus yang terbuat dari baja dan atau beton dimana fungsinya sebagai pelindung, pembatas dan penyekat batasan pekarangan tanah maupun tempat dengan luas bangunan pagar 400 M 2 ke atas, khusus bangunan pagar yang memiliki kegiatan usaha di dalamnya. (2) Bangunan diklasifikasikan menurut konstruksi bangunan sebagai berikut : a. bangunan permanen; b. bangunan semi permanen; c. bangunan darurat. (3) Rincian klasifikasi bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati. 2. Ketentuan Pasal 108 dihapus. 3. Ketentuan Pasal 120 ayat (2) diubah sehingga Pasal 120 berbunyi sebagai berikut : Pasal 120 (1) Objek retribusi adalah pemberian izin bangunan. (2) Tidak termasuk objek retribusi adalah pemberian izin mendirikan bangunan kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat. 4. Ketentuan Pasal 124 ditambah 2 (dua) ayat, yakni ayat (3a) dan ayat (5) sehingga Pasal 124 berbunyi sebagai berikut : Pasal 124 (1) Tarif ditetapkan seragam untuk setiap bangunan. (2) Besarnya tarif retribusi ditetapkan berdasarkan lokasi/status jalan : a. jalan Negara... Rp ,-/m 2; b. jalan Provinsi... Rp. 990,-/m 2 ; c. jalan Kabupaten... Rp. 660,-/m 2 ; d. jalan Kampung... Rp. 525,-/m 2 ; e. jalan lingkungan/komplek perumahan... Rp. 525,-/m 2 ; (3) Penetapan garis sempadan ditetapkan sebagai berikut : a. jalan Negara m dari as jalan; b. jalan Provinsi m dari as jalan; c. jalan Kabupaten m dari as jalan; d. jalan Kampung... 6 m dari as jalan; e. jalan lingkungan/komplek perumahan... 5 m dari as jalan; (3a) Penetapan garis sempadan khusus untuk bangunan tower ditetapkan 20 meter dari as jalan (berlaku untuk semua jenis jalan).

5 - 5 - (4) Penetapan retribusi Izin Mendirikan Bangunan menggunakan perkalian koefisien Luas Bangunan (LB), Tingkat Bangunan (TB), Guna Bangunan (GB) dan lokasi bangunan. (5) Besarnya retribusi Izin mendirikan Bangunan khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) huruf h sebesar 1,5 % (satu koma lima persen ) dari rencana anggaran pembangunan yang diajukan pemohon dan disetujui oleh Instansi Teknis. 5. Ketentuan Pasal 145 diubah sehingga Pasal 145 berbunyi sebagai berikut : Pasal 145 Pada saat Qanun ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Aceh Tamiang Nomor 2 Tahun 2006 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Khusus (Berita Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2006 Nomor 8) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal II Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Tamiang. Ditetapkan di Karang Baru pada tanggal 16 Nopember 2009 M 28 Dzulqaidah 1430 H Diundangkan di Karang Baru pada tanggal 16 Nopember 2009 M 28 Dzulqaidah 1430 H SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG, BUPATI ACEH TAMIANG, Dto ABDUL LATIEF Dto SYAIFUL ANWAR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2009 NOMOR 21