BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Widya Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Multiple Access Pada sistem komunikasi transmisi radio dikenal metode multiplex. Teknik multiplex digunakan untuk menyalurkan banyak kanal kedalam sebuah medium transmisi yang sama. Metode multiple access ialah teknik yang memungkinkan penggunaan medium tansmisi yang sama oleh banyak pengguna secara simultan. Dengan metode ini suatu medium transmisi dapat digunakan bersama-sama oleh banyak pengguna secara bersamaan, yang kemudian menjadi dasar teknologi komunikasi digital yang saat ini sangat berkembang dan berfariasi aplikasinya, baik untuk komunikasi data, suara, gambar maupun video. Gambar 2.1 Klasifikasi Multiple Access
2 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa metode multiple access pada dasarnya dibagi kedalam dua bagian besar yaitu contentionless dan contention. Pada metode contentionless pembagian akses terhadap suatu media transmisi dilakukan terjadwal. Metode ini dibagi kembali kedalam dua bagian yaitu fixed assigned dimana pembagian pola-pola jadwal tersebut dibagi secara tetap atau fixed, dan demand assigned dimana pembagian pola-pola jadwal tersebut dilakukan bedasarkan kebutuhan yang ada. Sedangkan pada metode contention akses terhadap media transmisi diberikan secara acak yang secara garis besar dibagi kedalam 2 bagian lagi yaitu repeated random access dimana akses diberikan dengan pengulangan-pengulangan dan random access with reservation dimana tidak ada pengulangan dalam akses terhadap suatu media transmisi. Metode yang secara luas dipakakai saat ini adalah metode contentionless multiple access protocols yang didalamnya terdapat sisitem modulasi FDMA/TDMA dan CDMA FDMA (Frequency Division Multiple Access) Konsep dasar dari FDMA ialah saluran atau kanal fisik dibagi berdasarkan alokasi frekuensi yang berlainan, dalam arti lain kanal fisik yang memiliki frekuensi lebar dibagi kedalam beberapa alokasi frekuensi kecil yang berbeda-beda untuk kemudian ditransmisikan secara simultan dalam satu kanal fisik tersebut. Metode ini dapat dipergunakan untuk transmisi analog dan digital. 7
3 Gambar 2.2 FDMA (Frequency Division Multiple Access) Salah satu aplikasi dari teknik FDMA ialah jaringan telepon celuar AMPS yang menggunakan bandwidth sebesar 30 Khz dalam tiap kanal suara. Di Indonesia operator yang memiliki lisensi AMPS (Advanced Mobile Phone Sistem) dahulu menggunakan frekuensi dengan bandwidth masing-masing 27Mhz, yaitu frekuensi Mhz untuk uplink dan frekuensi Mhz untuk downlink. Gambar 2.3 AMPS - FDMA TDMA (Time Division Multiple Access) Time division multiple access (TDMA) adalah teknologi transmisi digital yang memungkinkan beberapa pengguna untuk menggunakan frekuensi radio yang 8
4 sama secara simultan tanpa menimbulkan interferensi frekuensi, hal ini dapat terjadi karena tipa-tiap pengguna memperoleh alokasi timeslot yang unik dalam setiap kanal frekuensi yang digunakan. Gambar 2.4 Kombinasi TDMA dan FDMA Salah satu contoh pengaplikasian teknik FDMA yang berkombinasi dengan TDMA adalah pada sistem telepon celluler GSM 900. Pada setiap carrier (kanal) pada GSM dialokasikan frekuensi cellebar 200 khz yaitu uplink = (N-1) (MHz) dan downlink = (N-1) (MHz) dengan N adalah 1 sampai dengan 124. Setiap kanal yang 200 khz dibagi lagi ke dalam 8 time slot yang terdiri dari 1 timeslot signaling dan 7 timeslot traffic secara TDMA. Karena GSM menggunakan duplex frekuensi (Uplink dan downlink berbeda frekuensi), maka sepasang time slot dialokasikan kepada sepasang frekuensi (duplex). 9
5 Gambar 2.5 Kanal pada GSM tiap 200 Khz CDMA (Code Division Multiple Access) CDMA adalah merupakan salah satu aplikasi teknologi multiple access spared spectrum artinya spekrum frekuensi di sebar dalam frekuensi dengan bandwidth yang lebar. Ada dua kategori dari sistem spread-spectrum yaitu direct sequence (DS) dan frequency hopping. CDMA yang digunakan dalam sistem cellular menggunakan direct sequence spread-spectrum technique (DS-SS) Dalam DS-SS transmitter, setiap signal informasi pelanggan dimodulasi dengan suatu PN code yang unik yang menspread-spectrum dari signal informasi aslinya Dalam DS-SS receiver, spread signal didemodulasi dengan PN code yang identik. Untuk setiap kanal atau carrier frekuensi, setiap pengguna bisa menggunakan keseluruhan kanal frekuensi tersebut secara simultan. Hal ini tidak menyebabkan terjadinya interferensi karena setiap pengguna dibedakan dengan alokasi kode yang berbeda dan unik untuk masing-masing pengguna. 10
6 Gambar 2.6 CDMA (Code Division Multiple Access) 2.2 Metode Spared Spectrum Spread spectrum adalah teknik memancarkan sinyal pada pita frekuensi yang jauh lebih lebar dari pita frekuensi yang dibutuhkan pada transmisi standar pada metode TDMA dan FDMA. Sebagai contoh CDMA IS-95 menggunakan lebar pita frekuensi atau bandwidth 1.25 MHz, bandwidth tersebut sangat lebar bila dibandingkan dengan AMPS yang hanya 30 khz untuk menyalurkan sinyal suara. Proses pelebaran pita frekuensi ini disebut dengan spreading. Terdapat dua teknik utama dalam spread spectrum yaitu frequency hopping dan Direct Sequence Code Division Multiple Access atau yang kemudian lebih dekenal sebagai CDMA. Frequency hoping diperoleh dengan merubah-rubah frekuensi pembawa berdasarkan waktu dengan pola yang mendekati acak atau pseudo random. Sedangkan CDMA diperoleh dengan memodulasi sinyal informasi dengan spreading sequence yang dikenal sebagai pseudo noise (PN) sinyal digital yang menjadikan sinyal informasi berpita lebar dan berbentuk seperti derau (noise). 11
7 Gambar 2.7 Bentuk spektrum sinyal frequency hopping dan DS-CDMA Jika dibanding sistem multiple akses yang lain seperti FDMA (Frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access), skema CDMA merupakan sistem yang diminati oleh perusahaan telekomunikasi, karena dapat digunakan pada frekuensi dan waktu yang sama secara bersamaan. Sehingga sangat tepat diterapkan pada komunikasi seperti sekarang ini dimana penggunaan kanal frekuensi sudah cukup padat sehingga interferensi dan noise dari transceiver lain cukup dominan berpengaruh Proses Spreading Bagian utama dari pembangkitan sinyal spread spectrum (SS) pada sistem komunikasi DS-CDMA adalah proses spreading. Pada proses ini dilakukan penebaran terhadap spektrum frekuensi sinyal informasi yang relatif sempit yaitu sinyal narrowbandb(t), oleh PN code s(t). Hasil yang didapatkan berupa sinyal wide-band y(t), yaitu sinyal spread spektrum yang memiliki spektrum frekuensi lebar identik dengan spectrum frekuensi kode PN, yang cellanjutnya akan dikirimkan. Gambar dibawah menggambarkan proses spreading. sinyal spread 12
8 spektrum yang memiliki spektrum frekuensi lebar identik dengan spectrum frekuensi kode PN, yang cellanjutnya akan dikirimkan. Gambar 2.8 Proses spreading pada CDMA 2.3 Arsitektur Jaringan CDMA x Bagian - bagian dari konfigurasi jaringan CDMA x dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian sebagai berikut: 1. Subscriber Devices (SD) / Moble Station (MS) Merupakan alat yang digunakan oleh pengguna untuk menggunakan jaringan CDMA tersebut. Alat yang dapat digunakan yaitu: Fixed Terminal. Contohnya seperti telepon rumah. Portable handled. Contohnya seperti handphone. 2. Radio Access Network (RAN) Radio Access Network terdiri dari 2 bagian yaitu: 13
9 Base Transceiver Station (BTS) BTS bertanggung jawab untuk mengalokasikan daya yang digunakan pelanggan serta berfungsi sebagai antar muka atau interface yang menghubungkan jaringan CDMA x dengan perangkat pelanggan. BTS terdiri dari perangkat radio yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal CDMA. Base Station Controller (BSC) BSC bertanggung jawab untuk mengontrol semua BTS yang berada di dalam daerah cakupannya dan mengatur rute paket data dari BTS ke PDSN atau sebaliknya, serta trafik suara berbasis TDM dari BTS ke MSC atau sebaliknya. 3. Circuit Core Network ( CCN) Berfungsi menyediakan layanan menggunakan circuit switch untuk PSTN (Public Switching Telephone Network). CCN merupakan interface antara PSTN dengan sistem wireless. Pada bagian CCN terdapat beberapa komponen antra lain: Mobile Switching Center (MSC) MSC diletakkan dipusat jaringan mobile communication dan juga bekerja dengan jaringan lain seperti PSTN, PLMN, dll. Home Location Register (HLR) HLR merupakan tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data. Layanan informasi dari HLR diambil dalam Visitor Location Register (VLR) pada jaringan switch cellama proses registrasi berhasil. 14
10 Visitor Location Register (VLR) VLR secara temporari menyimpan dan mengontrol semua informasi dari mobile station, yang berada pada area kontrol. Ketika pelanggan melakukan panggilan, maka VLR mengirimkan semua informasi yang berhubungan dari MSC. 4. Packet Data Serving Network (PDSN) PDSN adalah komponen baru yang terdapat dalam sistem celluler berbasis CDMA x yang bertujuan untuk mendukug layanan paket data. Beberapa fungsi PDSN antara lain: a. Membentuk, memelihara, dan memutuskan sesi point-to-point protocol (PPP) dengan pelanggan. b. Membentuk, memelihara, dan memutuskan hubungan dengan radio network melalui antar muka radio-packet. c. Mengumpulkan data autentifikasi, autorisasi, dan akunting yang diperlukan oleh AAA (Autentication, Autorization and Accounting). d. Autentication, Autorization and Accounting (AAA) AAA menyediakan fungsi untuk autentikasi bekaitan dengan PPP dan hubungan mobile IP, Melakukan autorisasi yaitu layanan profil dan kunci keamanan distribusi dan manajemen, dan akunting untuk jaringan paket data dengan menggunkan protokol Remote Access Dial In User Service (RADIUS). AAA server juga digunakan oleh PDSN untuk berhubungan dengan jaringan suara dari HLR dan VLR. 15
11 2.4 Kanal-Kanal Pada CDMA Sebuah Sinyal dalam teknologi CDMA dibentuk dari proses spreading PN code dalam metode spread spektrum dengan kecepatan rata-rata 1,2288 Mcps (Megachips per second) Gambar 2.9 CDMA Channel Generation Forward Channel CDMA CDMA Forward channel adalah sinyal dari arah BTS menuju MS yang didalamnya terdiri dari beberapa saluran yang masing-masing mempunyai peran dalam pembangunan suatu hubungan percakapan telepon (call set-up). Saluransaluran tersebut antara lain : 16
12 1. Pilot Channel 2. Sync Channel 3. Pagging Channel 4. Traffic channel Gambar 2.10 Forward CDMA Link Channels Pilot Channel Pilot Channel menggunakan walsh code 0. Setiap cell di BTS harus memancarkan sebuah pilot channel untuk setiap frekuuensi yang digunakan. Pilot channel berfungsi sebagai beacon atau sinyal penanda untuk memberitahu pengguna potensial akan keberadaan BTS CDMA dalam jangkauanya. Pilot Channel ini tidak mengandung informasi didalamnya, namun MS menggunakanya sebagai rujukan dalam proses de-modulasi. Pilot channel juga digunakan sebagai perbandingan kekuatan signal antar BTS yang fungsinya sangat vital dalam proses handoff. 17
13 Sync Channel Sync channel digunakan untuk sinkronisasi clock dan timming antara BTS dengan MS serta informasi spesifik lainya, meliputi : Pilot PN Offset Sistem pewaktuan Status Long code PN Level dari Air Interface yang digunakan Sistem ID Network ID Paging Channel data rate BTS harus menangkap sync channel dan menerima informasi-informasi yang terkandung diatas untuk sinkronisasi dengan sistem. Sync channel dipancarkan pada walsh code 32 yang dipancarkan secara terus-menerus oleh BTS ke MS Paging Channel Paging channel digunakan untuk mengirimkan overhead messages dan mobile directed messages yang ditumpangkan pada walsh code 1 sampai 7. Operator CDMA dapat memilih untuk mengurangi walsh code yang digunakan untuk paging channel sehingga dapat menambah jumlah walsh code yang 18
14 digunakan untuk trafic channel. Pesan-pesan yang dikirimkan dalam paging channel meliputi : Sistem parameter Neighbor list Access Parameter CDMA Channel list messages Global Service Redirection messages Forward Traffic Channel Forward traffic channel digunakan untuk mengirimkan data pengguna dan informasi signaling. Forward traffic channel menggunakan seluruh 64 walsh code selain yang digunakan untuk pilot, sync dan pagging channel. Walsh code yang digunakan sebagai forward traaffic channel bersifat unik dalam setiap cell, artinya walsh code yang digunakan tidak dapat digunakan oleh pengguna yang lain di cell tersebut sampai walsh code tersebut selesai digunakan oleh satu pengguna. Forward traffic channel dapat digunakan sebagai fundamental channel dan supplemental channel. Sebagai fundamental channel forward traffic channel digunakan untuk mengirimkan data pengguna, signaling dan power control subchannel. Sedangkan sebagai suplemental code channel, dapat digunakan untuk layanan data. 19
15 2.4.2 Reverse Channel CDMA Reverse channel CDMA ialah saluran dari MS ke BTS, Berbeda dengan forward channel, reverse channel memiliki perbedaan yang disebabkan oleh power control dan kondisi lingkungan dari tipa-tiap MS yang tidak sama. Terdapat dua tipe reverse link CDMA, yaitu reverse traffic channel dan reverse access channel Reverse Traffic Channel Reverse traffic channel memiliki fungsi yang sama dengan forward traffic channel, namun dalam proses pembangkitan saluranya. Skema modulasi orthogonal digunakan dalam reverse traffic channel yang diikuti dengan data burst randomizer yang berfungsi untuk mengirimkan peasan kapan harus mematikan pemancar pada MS untuk mengurangi rata-rata power yang dikirimkan Reverse Access Channel Reverse access channel berfungsi untuk mengirimkan pesan ke BTS untuk meminta diberi akses untuk melakukan panggilan. Dalam prosess pembangkitanya mirip dengan reverse traffic channel randomization, karena access channel namun tidak ada proses data burst bukan merupakan kanal pembicaraan sehingga memancar dengan rate yang konstan. 20
16 Gambar 2.11 Reverse CDMA Link Channels 2.5 Karekteristik CDMA PN Sequence Untuk melindungi sinyal dari berbagai interferensi dan jamming, digunakan kode pseudorandom. Terlihat seperti acak tetapi sebenarnya determenistik dan periodik, sehingga receiver dapat merekonstruksi kode untuk deteksi sinkron karena diketahui baik oleh penerima maupun pengirim. Kode pseudorandom ini juga disebut dengan Pseudo Noise (PN code). Untuk tiap kanal, base station membangkitkan kode yang unik yang berubah untuk tiap koneksi. Base station menjumlahkan secara bersama-sama semua kode transmisi untuk setiap pengguna. Setiap unit pengguna membangkitkan kode nya sendiri dan menggunakannya untuk mengekstrak sinyal tertentu. Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk membangkitkan PN Code antara lain M-Sequence, Gold Codes, dan Handmard-Walsh Code. Namun 21
17 yang saat ini secara umum digunakan dalam apalikasi telepon cellular CDMA adalah metode Handmard-Walsh Codes Walsh Code Kode ini dibentuk dari fungsi orthogonal yang dibentuk dengan memulai dari angka 0, kemudian ditulis kembali pada kolum vertical dan horizontal, kemudian ditulis sebagai lawanya yaitu 1 secara diagonal. Proses ini dilanjutkan dengan blok-blok yang baru sampai kode yang diinginkan dengan panjang kode yang dibutuhkan tercipta. Perulangan proses ini secara berturut-turut akan menghasilakan walsh code. Gambar 2.12 Fungsi orthogonal sebagai dasar walsh codes Deret orthogonal yang saat ini digunakan dalam sistem walsh codes CDMA adalah sepanjang 64 bit. Dalam CDMA Forward link, walsh codse digunakan memishkan pengguna jaringan, sedangkan pada CDMA Reverse link, walsh codes digunakan sebagia signaling yang diatur oleh baseband orthogonal modulator pada pesawat telefon pengguna. 22
18 2.5.3 Power Control Power control berfungsi untuk mengurangi near/far effect pada arah reverse, dimana daya terima pada user akan berbeda sesuai dengan jarak ke BTS. Sehingga rata-rata daya terima akan konstan pada setiap user akibat dari perbedaan jarak dengan BTS. Pada arah forward, power control bertujuan untuk meminimalisasi interferensi ke cell lain dan untuk mengimbangi interferensi dari cell lain. Masalah Near/ Far berkaitan dengan gangguan yang kuat pada penerima yang berakibat pada melemahnya sinyal. Ini dapat muncul pada komunikasi seluler yaitu jika suatu unit penerima (mobile station) dekat dengan base station. Hal ini akan melemahkan sinyal dari unit yang jauh dari base station. Pada masalah Near/Far, ada beberapa hal yang terjadi, antara lain: Unit yang jauh letakya dari base station akan memilki perbandingan sinyal terhadap interferensi yang lebih rendah dibandingkan unit yang letaknya dekat. Untuk unit jauh, performansinya akan menurun. Kapasitas sistem akan berkurang. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pengendalian daya. Pada sistem celluler CDMA, ini dilakukan dengan cara mengontrol daya yang dipancarkan pada unit mobile station ke base station secara adaptif, hal ini dikenal sebagai CDMA power control. Jika setiap daya pancar dari tiap unit mobile station terkontrol, maka pada base station sinyal-sinyal yang diterima akan memiliki daya yang sama, sehingga dengan rasio signal-to-interference tertentu kapasitas sistem akan bernilai maksimum. 23
19 2.5.4 Handoff Handoff adalah suatu peristiwa perpindahan kanal dari MS tanpa terjadinya pemutusan hubungan dan tanpa campur tangan pemakai. Handoff terjadi karena pergerakan MS dari cakupan cell lama masuk ke cakupan cell yang baru. Macammacam tipe handoff, yaitu: 1. Intersektor atau Softer Handoff Handoff Terjadi ketika MS (mobile station) berkomunikasi pada dua sector dalam satu cell atau satu BTS. 2. Intercell atau Soft Handoff Terjadi ketika MS (mobile station) berkomunikasi pada dua atau tiga sektor dari BTS yang berbeda. BTS yang memiliki kontrol langsung pada MS tersebut dinamakan BTS primer dan yang tidak memiliki kontrol langung disebut BTS sekunder. Soft-Softer Handoff Terjadi ketika suatu MS berkomunikasi pada dua sektor dari suatu cell dan satu sektor dari cell lainnya. Pada keadaan ini akan terjadi soft handoff antar cell dan softer handoff dalam satu cell. 3. Hard Handoff Terjadi ketika MS berkomunikasi pada satu atau bebrapa sector di bebrapa BTS yang masuk kedalam BSC dan MSC yang berbeda. Tipe ini menggunakan metode break before make yang berarti harus terjadi pemutusan hubungan degan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan baru. Kontrol dalam hard handoff berada di MSC dimana MSC yang lama akan mengirimkan clear request untuk memutuskan traffic channel di BTS 24
20 lama, untuk kemudian mengirimkan assignment request untuk memulai pembangunan traffic channel dari BTS baru. Gambar 2.13 CDMA Soft Handoff Struktur dari sinyal CDMA sangat mendukung soft handoff karena pada reverse channel, dua atau lebih base station bisa menerima sinyal yang sama, sedangkan pada jalur forward link, mobile station bisa secara koheren mengkombinaskan sinyal dari base station yang berbeda. 2.6 Keuntungan Penerapan Sistim CDMA Keuntungan utama sistim CDMA adalah pita frekuensi dapat digunakan pada setiap cell (frequency reuse) serta dapat dilakukan peningkatan kapasitas cell dengan menggunakan VOX (Voice Activation Factor) dan konsep sektorisasi antenna. 25
21 2.6.1 Faktor Aktifitas Suara (α) Kapasitas sistim CDMA dibatasi oleh daya interferensi, sehingga dapat disimpulkan bahwa bila suatu percakapan tidak selalu memancarkan sinyal radio (saat kanal/pengguna tidak aktif akan mengurangi interferensi. Oleh karena itu, secara teori CDMA akan mempunyai kapasitas yang lebih besar. Dari hasil pengukuran oleh Bell laboratories diketahui bahwa pengguna hanya aktif selama 35-40% dari waktu percakapan. Angka ini dikenal sebagai 'Voice Activation Factor', (VOX) atau disimbolkan (α) dan bernilai sekitar 0,4. yang berarti kanal yang memancar pada saat bersamaan hanya 0,4N atau dengan kata lain kapasitas naik 2.5 kalinya. Untuk sistim cell banyak (multi cell) dikenal adanya faktor penggunaan ulang frekuensi F, yang didefinisikan sebagai perbandingan antara total daya interferensi (yang berasal dari cell itu sendiri dan cell-cell tetangganya) dibagi dengan daya interferensi dari cell itu sendiri. Qualqomm melaporkan bahwa interferensi dari cell lain adalah sekitar 61% sehingga faktor penggunaan ulang frekuensi adalah sekitar 1,6. 'Frequency reuse factor' ideal adalah 1 yang dapat terjadi apabila pemisahan antar cell cukup besar. Mengingat, F tergantung pada karakteristik propagasi yang merupakan fungsi lingkungan, topografi dimana sistim ini diterapkan, maka F dapat berbeda untuk setiap lokasi Faktor Sektorisasi Antena Teknik lain untuk meningkatkan kapasitas BTS adalah dengan melakukan sektorisasi antena. Dua konfigurasi sektorisasi antenna telah dihitung yaitu 3 sektor 26
22 dan 6 sektor oleh Gilhounsen. Untuk 3 sektor cell akan mempunyai antena beamwidth 120 derajat. Sehingga, interferensi yang dilihat oleh antena tersebut kurang lebih 1/3 dari yang dilihat oleh antena omni yang kemudian akan kapasitas dasar sebsar 3 kalinya. Tetapi mengingat terdapat overlapping cakupan antena untuk menjamin tidak adanya daerah yang kosong (tidak tercakup) maka peningkatan kapasitas karena sektorisasi G,menjadi 2,55. Dengan kelebihan-kelebihan diatas maka kapasitas per cell pada sistim multi cell CDMA pada suatu pita frekuensi diperlihatkan oleh persamaan dibawah:. (2.1) Dalam CDMA x, bit rate 9,6 kbps, Eb/No = 6 db,dan bila sistim menggunakan F = 1,6 α = 2,5, G = 2,55, maka dengan pita frekuensi hanya 1,25 MHz yang digunakan pada setiap cell akan memberikan efisiensi kurang lebih 9,54 KHz/kanal (131 kanal/cell). Apabila menggunakan AMPS, maka 1,25 MHz hanya akan memberikan 6 kanal/pengguna per cell. Selain kelebihan diatas, maka Qualcomm menyebutkan kelebihan lain yang diperoleh dari penerapan CDMA pada sistim komunikasi bergerak sebagai berikut : Meningkatkan kualitas suara Memperbaiki karakteristik cakupan yang dapat menurunkan jumlah cell. Meningkatkan privacy dan security. Menyederhanakan perencanaan sistim 27
23 Memerlukan daya pancar yang lebih rendah, sehingga waktu bicara ponsel dapat lebih lama. Mengurangi interferensi pada sistim lain Mampu melakukan soft handoff mengingat semua sistim menggunakan frekuensi yang sama. Lebih tahan terhadap multipath. Dapat dioperasikan bersamaan dengan teknologi lain (misal AMPS). 2.7 Kendala Operasional CDMA Setelah dioperasikannya kurang lebih 2 tahun di Korea, Hongkong dan Amerika, maka Global Telephony melaporkan bahwa kapasitas yang diklaim oleh Qualqom kali kapasitas AMPS tidak terlalu tepat. Hal ini mengingat bahwa, secara operasional CDMA hanya memberikan kapasitas sebesar kurang lebih kali AMPS tergantung pada lingkungan penerapan. Disamping itu juga terdapat masalah optimasi cakupan karena cakupan CDMA dapat mengembang dan menciut. Gejala ini dikenal dengan istilah breathing yang diperlihatkan pada gambar Pada kondisi normal dimana jumlah kanal/pengguna sesuai dengan rancangan maka derau dari pengguna lain tidak terlalu banyak. Tetapi, pada saat jumlah kanal/pengguna meningkat pada beberapa cell, maka derau dari kanal/pengguna juga akan meningkat sehingga power control akan memerintahkan untuk menaikkan daya pancar untuk memperoleh Eb/No yang diinginkan. 28
24 Gambar 2.14 Perubahan besarnya cell karena peningkatan trafik. Dengan meningkatkan daya derau dari kanal/pengguna lain, maka kanal/pengguna yang lokasinya agak jauh dengan base station tentunya dapat kehabisan daya pancar (sudah maksimum) yang kemudian tidak bisa mempertahankan Eb/No dan hubungan terputus. Akibat dari ini, secara sistim dapat dilihat sebagai menciutnya cakupan suatu cell. Bila beberapa cell yang berdampingan menciut maka daerah perbatasan antar cell tersebut menjadi tidak tercakup (blankspot). Untuk mengatasi hal ini maka secara operasional Eb/No yang digunakan pada perencanaan adalah 3-6 db lebih tinggi dari Eb/No minimum yang dipersyaratkan. Dengan adanya margin tambahan ini, kapasitas kanal/pengguna per cell akan menurun. Perhitungan margin akan semakin rumit apabila cell-nya kecil dan kanal/pengguna bergerak relatif cepat, sehingga margin untuk setiap daerah dapat berbeda tergantung pada trafik, tingkat mobilitas pengguna serta kemacetan lalu lintas mengingat banyak terjadi komunikasi dilakukan pada saat lalu lintas macet. 29
BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik
BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi
Lebih terperinciApa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??
Teknik multiplex untuk menyalurkan banyak kanal ke dalam sebuah medium transmisi yang sama. Teknik Multiple Akses merupakan penggunaan medium transmisi yang sama oleh banyak user secara simultan. Apa perbedaan
Lebih terperinciPENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina
SISTIM SELULER GENERASI 2 By: Prima Kristalina POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA 2016 Overview Pengenalan Sistim Seluler Generasi 2 Arsitektur GSM Upgrade GSM (2G) to GPRS (2.5G) CDMA IS 95 Arsitektur
Lebih terperinciBAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik
BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) 2.1 Pengenalan CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain
Lebih terperinciMultiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes
Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code
Lebih terperinciPengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi
Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi Jaringan CDMA 2000-1X Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengenalan Teknologi CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak yang memisahkan setiap percakapan dalam domain kode. CDMA merupakan
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
Lebih terperinciTeknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA
Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA OVERVIEW Dalam sistem komunikasi wireless, efisiensi pemakaian lebar bidang frekuensi diusahakan diantaranya melalui teknik multiple akses, agar dalam alokasi frekuensi
Lebih terperinciTTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access
TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom Oleh: Linda Meylani Agus D. Prasetyo Tujuan Pembelajaran Memahami konsep multiple access.
Lebih terperinciI. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.
I. Pembahasan 1. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak
Lebih terperinciTeknologi Seluler. Pertemuan XIV
Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi
Lebih terperinciCode Division multiple Access (CDMA)
Code Division multiple Access (CDMA) 1.1 Konsep Dasar CDMA CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik akses jamak (multiple access) yang memisahkan percakapan dalam domain
Lebih terperinciWIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER
WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KONTROL DAYA TERHADAP KAPASITAS SISTEM CDMA X
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KONTROL DAYA TERHADAP KAPASITAS SISTEM CDMA 2000-1X Diajukan guna memenuhi persyaratan Dalam mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun oleh : Nama : FATAH SYAHPUTRA
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta
SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, 31358-TE Tito Maulana, 31475-TE Ashif Aminulloh, 32086-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 PENDAHULUAN Dengan pertumbuhan komunikasi tanpa
Lebih terperinciBAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS. Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh
BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS 2.1 Pendahuluan Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh perusahaan Bell Telephone di Amerika, yang sebelumnya menggunakan pemancar berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi digital saat ini dituntut untuk dapat mentransmisikan suara maupun data berkecepatan tinggi. Berbagai penelitian sedang dikembangkan
Lebih terperinciPENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER
PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan
Lebih terperinciMEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA
Makalah Seminar Kerja Praktek MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA Oleh : Hayu Pratista (L2F007036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Perkembangan generasi
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER 2.1 Arsitektur Sistem Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile Communication) dapat dilihat pada Gambar 2.1. Seorang pengguna memakai perangkat
Lebih terperinciBAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perkembangan Sistem Komunikasi Bergerak Sistem komunikasi bergerak mulai berkembang ketika AMPS (Advanced Mobile Phone System) untuk pertama kali diuji coba pada tahun 1978 di
Lebih terperinciBAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang
BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,
Lebih terperinciBAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA
BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA Pada Tugas Akhir ini, akan dilakukan perencanaan jaringan VSAT CDMA pada Bank Mandiri, dengan hasil akhir nanti akan didapatkan apakah perlu
Lebih terperinciAgus Setiadi BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel
Lebih terperinciTEKNOLOGI SELULER ( GSM )
TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup
Lebih terperinciDalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :
Frekuensi Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Terbatasnya spektrum frekuensi
Lebih terperinciBluetooth. Pertemuan III
Bluetooth Pertemuan III Latar Belakang Pada bulan Mei 1998, 5 perusahaan promotor yaitu Ericsson, IBM, Intel, Nokia dan Toshiba membentuk sebuah Special Interest Group (SIG) dan memulai untuk membuat spesifikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???
SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS??? KELOMPOK 4 1.BAYU HADI PUTRA 2. BONDAN WICAKSANA 3.DENI ANGGARA PENGENALAN TEKNOLOGI 2G DAN 3G Bergantinya teknologi seiring majunya teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PROTOKOL KOMUNIKASI
BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian individu, dan suatu proses pengiriman dari lambang- lambang antar pribadi dengan makna-makna yang dikaitkan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. yang setiap penggunanya diberikan kode unik yang digunakan untuk mengkodekan
BAB II DASAR TEORI 2.1 Prinsip Dasar CDMA Code Division Multiple Access (CDMA) adalah salah satu metode akses jamak yang setiap penggunanya diberikan kode unik yang digunakan untuk mengkodekan sinyal informasinya,
Lebih terperinciPerkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA
Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai
Lebih terperinciDalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa
Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa depan CDMA adalah teknologi berbasis spread spectrum
Lebih terperinciSISTEM SELULAR. Pertemuan XIV
Pertemuan XIV SISTEM SELULAR Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak disebut dengan sistem cellular karena daerah layanannya dibagi bagi menjadi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular
BAB II DASAR TEORI 2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular Dalam sistem komunikasi wireless seluler (baik fixed maupun mobile) daerah layanan (coverage) akan dibagi-bagi menjadi daerah-daerah dengan cakupan
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)
ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN) Elis Fronika Hutasoit, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciTUGAS KOMUNIKASI DIGITAL CODE DIVISION MULTIPLE ACCES
2012 TUGAS KOMUNIKASI DIGITAL CODE DIVISION MULTIPLE ACCES OLEH Yustrinana Damantalm (D411 08 366) Adrianus Bonny (D411 08 370) Astriana (D411 08 381) Muh. Hafiansyah (D411 08 329) JURUSAN ELEKTRO FAKULAS
Lebih terperinciMOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK
MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK By : Prima Kristalina Program Studi S2 T. Elektro- PENS 2015 OVERVIEW Konsep Dasar Mobility Management Location Management Handoff Management Mobility
Lebih terperinciBAB II CDMA (CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS) Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh
BAB II CDMA (CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS) 2.1 Pendahuluan Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh perusahaan Bell Telephone di Amerika, yang sebelumnya menggunakan pemancar
Lebih terperinciMULTIPLEXING. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung
MULTIPLEXING Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2010 1 Pengertian Multiplexing: Proses penggabungan beberapa
Lebih terperinciKuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital
TKE 8329W Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital (lanjutan) Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data
DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message
Lebih terperinciCell boundaries (seven cell repeating pattern)
Dr. Risanuri Hidayat Cell boundaries (seven cell repeating pattern) All the cell sites in a region are connected by copper cable, fiber optics, or microwave link to a central office called a mobile switching
Lebih terperinciKONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT
KONSEP DASAR SELULER TEKNIK TRANSMISI SELULER (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT A. Pendahuluan Yang mendasari perkembangan Keterbatasan spektrum frekuensi Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sistem komunikasi bergerak seluler GSM (Global System For Mobile Communication) merupakan sebuah sistem komunikasi dengan daerah pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah
Lebih terperinciPengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi
Pengaruh Pollution terhadap Performansi Jaringan CDMA 2000-1X Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. budihardja@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan wireless menjadi salah satu sarana yang paling banyak dimanfaatkan dalam sistem komunikasi. Untuk menciptakan jaringan wireless yang mampu
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Teknik Multiple Access
BAB II DASAR TEORI.1 Definisi Teknik Multiple Access Konsep dasar dari teknik multiple access yaitu memungkinkan suatu titik dapat diakses oleh beberapa titik yang saling berjauhan dengan tidak saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia modern telah menjadikan keberadaan telepon seluler sebagai bagian yang tidak terpisahkan bagi kehidupan manusia di mana dan kapan saja. Hingga akhir tahun 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Layanan 3G komersial telah diluncurkan sejak tahun 2001 dengan menggunakan teknologi WCDMA. Kecepatan data maksimum yang dapat dicapai sebesar 2 Mbps. Walaupun demikian,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 1 Outline Blok Sistem Komunikasi secara Umum
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Trafik Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi
Lebih terperinci6.2. Time Division Multiple Access (TDMA)
6.2. Time Division Multiple Access (TDMA) Pada sistem FDMA, domain frekuensi di bagi menjadi beberapa pita non-overlaping, oleh karena itu setiap pesan pengguna dapat dikirim menggunakan band yang ada
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. fasilitas media udara atau ruang bebas (free space), teknologi ini akhirnya menjadi
6 BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Selular Sistem komunikasi tanpa kabel adalah sistem komunikasi yang memanfaatkan fasilitas media udara atau ruang bebas (free space), teknologi ini akhirnya
Lebih terperinciANALISA UNJUK KERJA CDMA X PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING LEVY OLIVIA NUR. Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia
bidang REKAYASA ANALISA UNJUK KERJA CDMA 2000 1X PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING LEVY OLIVIA NUR Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia Komunikasi radio seluler adalah salah satu yang
Lebih terperinciTEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER
TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER 6:59 DTGG Konsep Dasar Sistem Seluler by : Dwi Andi Nurmantris DEFINISI Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan
Lebih terperinciObjective PT3163-HANDOUT-SISK OMBER
Objective Setelah mengikuti dan mempelajari modul ini siswa diharapkan memahami ; faktor-faktor yang dapat menentukan kapasitas jaringan CDMA, mekanisme pengaturan daya up-link dan mekanisme pengalihan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana menggunakan dua buah kanal
Lebih terperinciBAB II SISTEM CDMA X EV-DO (EVOLUTION-DATA OPTIMIZED) sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang
BAB II SISTEM CDMA 2000 1X EV-DO (EVOLUTION-DATA OPTIMIZED) 2.1 Umum Sistem komunikasi dewasa ini sudah semakin berkembang, terutama sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang
Lebih terperinciAnalisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA
Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)
Lebih terperinciSTUDI KASUS PENGENDALIAN DAYA DOWNLINK PADA SISTEM SELULAR CDMA
STUDI KASUS PENGENDALIAN DAYA DOWNLINK PADA SISTEM SELULAR CDMA OLEH : FANNY FEDRINA S 41406110128 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008 STUDI KASUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi wireless saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat penting dalam banyak aspek di kehidupan sehari-hari. Semakin banyak komputer yang menggunakan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH JUMLAH PANGGILAN TERHADAP KEGAGALAN PAGING PADA BTS AREA MEDAN KOTA TAHUN 2011
ANALISIS PENGARUH JUMLAH PANGGILAN TERHADAP KEGAGALAN PAGING PADA BTS AREA MEDAN KOTA TAHUN Jhon Henri Zalukhu, M Zulfin Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Tri Nopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER (SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS) BLOK SISTEM
Lebih terperinciIntroduction to spread spectrum (SS) Alfin Hikmaturokhman,MT
Introduction to spread spectrum (SS) 1 A L F I N H I K M A T U R O K H M A N, S T., M T H T T P : / / A L F I N. D O S E N. S T 3 T E L K O M. A C. I D / LATAR BELAKANG 2 CDMA merupakan salah satu jenis
Lebih terperinciBAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT
BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT 2.1 Konfigurasi Jaringan VSAT Antar stasiun VSAT terhubung dengan satelit melalui Radio Frequency (RF). Hubungan (link) dari stasiun VSAT ke satelit disebut uplink, sedangkan
Lebih terperinciPowered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -
Powered By http:/ TeUinSuska2009.Wordpress.com Upload By - Vj Afive - Jarlokar Adalah jaringan transmisi yang menghubungkan perangkat terminal pelanggan dengan sentral lokal dengan menggunakan media radio
Lebih terperinciBAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ
BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan
Lebih terperinciPERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING
Widya Teknika Vol.19 No. 1 Maret 2011 ISSN 1411 0660 : 34 39 PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING Dedi Usman Effendy 1) Abstrak Dalam
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN
ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciBAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD
BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD 2.1 UTRA-TDD UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) adalah sistem yang pertama kali dikembangkan oleh ETSI (European Telecommunications Standard
Lebih terperinci10/13/2016. Komunikasi Bergerak
0//06 TI dan Telekomunikasi Komunikasi Bergerak Definisi Sistem komunikasi yang memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak dimana daerah layanannya dibagi bagi menjadi daerah yang kecil
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA
ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA Linda Nurmalia, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciDiajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau
7 BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau komponen yang digunakan, antara lain teori tentang: 1. Sistem Monitoring Ruangan 2. Modulasi Digital
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SOFT HANDOFF DAN HARD HANDOFF TERHADAP KAPASITAS SISTEM SELULAR CDMA
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SOFT HANDOFF DAN HARD HANDOFF TERHADAP KAPASITAS SISTEM SELULAR CDMA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun
Lebih terperinciMultiple Akses : FDMA, TDMA
Modul #12 TE3113 SISTEM KOMUNIKASI 2 Multiple Akses : FDMA, TDMA Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi Departemen Teknik Elektro - Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung 2007 Multiple Akses 2 Definisi
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple
BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM 2.1 Tinjauan Pustaka Metode akses telepon seluler ada tiga macam yaitu, metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple Access),
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Sistem standar 3G yang dipakai di Indonesia menggunakan teknologi WCDMA ( Wide Code Division Multiple Access ) dimana dengan teknologi ini memungkinkan kecepatan data mencapai 384
Lebih terperinciSekilas Tentang WIFI. Berdasarkan kemampuan roaming wireless data dibagi menjadi:
Sekilas Tentang WIFI Wireless LAN merupakan salah satu aplikasi pengembangan wireless untuk komunikasi data. Sesuai dengan namanya wireless yang artinya tanpa kabel, WLAN ( Wireless Local Area Network
Lebih terperinciBAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS. Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh perusahaan
BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS 2.1 Pendahuluan Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh perusahaan Bell Telephone di Amerika, yang sebelumnya menggunakan pemancar berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG TDMA (Time Divison Multiple Access) merupakan metode pengembangan dari FDMA yakni setiap kanal frekuensi masih dibagi dalam slot waktu sekitar 10 ms. Data pada setiap
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI BERGERAK. Pemrograman Sistem
SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK Pemrograman Sistem Overview Teknologi komunikasi saat ini telah berkembang pesat. Selain telah menerapkan komunikasi wireless atau nirkabel, juga telah diaplikasikan untuk kondisi
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)
BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM) Global Sistem For Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, bidang telekomunikasi telah berkembang dengan pesatnya di seluruh dunia. Perkembangannya sendiri terus berlanjut tiap tahunnya. Banyak peneliti di seluruh
Lebih terperinciDasar Sistem Transmisi
Dasar Sistem Transmisi Dasar Sistem Transmisi Sistem transmisi merupakan usaha untuk mengirimkan suatu bentuk informasi dari suatu tempat yang merupakan sumber ke tempat lain yang menjadi tujuan. Pada
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T
Multiplexing Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu saluran. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar &
Lebih terperinciTeknik Modulasi dan Frekuensi GSM
Teknik Modulasi dan Frekuensi GSM Isa Falaq Albashar, 31285-TE Umar Sidiq An Naas, 31768-TE Rezky Mahendra, 31789-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 PENDAHULUAN Komunikasi bergerak (mobile
Lebih terperinciGlobal System for Mobile Communication ( GSM )
Global System for Mobile Communication ( GSM ) Pulung Ajie Aribowo, 31257-TE Radityo C. Yudanto, 31261-TE Anugerah Adiputra, 31310 - TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Global
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM
Lebih terperinciSISTEM SELULAR CDMA X EV-DO
SISTEM SELULAR CDMA 2000 1X EV-DO Sejarah Teknologi mobile Di Indonesia, liberalisasi bisnis seluler dimulai sejak tahun 1995, saat pemerintah mulai membuka kesempatan kepada swasta untuk berbisnis telepon
Lebih terperinciKUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)
KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA 2000 1x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO) Eva Yovita Dwi Utami, Peni Listyaningsih KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA 2000 1x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO) Eva Yovita
Lebih terperinciBAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan
Lebih terperinciKata kunci : Spread spectrum, MIMO, kode penebar. vii
ABSTRAK Direct Sequence - code Division Multiple Acces (DS-CDMA) merupakan teknik CDMA yang berbasis teknik Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS). DS-CDMA adalah salah satu teknik akses spread spectrum
Lebih terperinci