PEMODELAN DAN SIMULASI ANALISA SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH DI PT SARANA SUMATERA BARAT VENTURA SSBV MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN DAN SIMULASI ANALISA SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH DI PT SARANA SUMATERA BARAT VENTURA SSBV MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO"

Transkripsi

1 PEMODELAN DAN SIMULASI ANALISA SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH DI PT SARANA SUMATERA BARAT VENTURA SSBV MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO Rizki Satria 1), Rini Sovia 1), Rima Liana Gema 1) 1 Universitas Putra Indonesia YPTK Padang rizkisatriaku@gmail.com Abstrak Abstrak - Penelitian sistem antrian yang ada pada PT Sarana Sumatera Barat Ventura SSBV untuk pembayaran kredit Nasabah didasarkan pada waktu pelayanan yang lama sehingga Nasabah merasa kurang nyaman saat menunggu antrian. Penelitian ini bertujuan untuk membantu pihak perusahaan terutama pelayanan PT SSBV agar proses antrian tidak membutuhkan waktu yang lama, sehingga mampu memberikan waktu pelayanan yang efektif, efisien dan pelayanan menjadi lebih cepat, dengan menggunakan pemodelan dan simulasi dengan metode Monte Carlo jenis Multi Channel Single Phase untuk antrian pelayanan Nasabah PT Sarana Sumatera Barat Ventura SSBV. Penelitian ini dikerjakan dengan cara datang langsung kelapangan, dengan melakukan riset perpustakaan dan penelitian di laboratorium, dimana hasil yang ditampilkan berbentuk simulasi menggunakan software promodel pada pc atau laptop. Kesimpulan penelitian, yaitu dengan analisa sistem antrian menggunakan metode Monte Carlo mampu mengetahui lamanya waktu pelayanan dan dapat mengurangi antrian dengan menggunakan bilangan random, sehingga waktu pelayanan yang lama menjadi lebih cepat serta memberikan kemudahan bagi Perusahaan dan Nasabah. Kata Kunci : Antrian, Promodel, Monte Carlo, Multi Channel single Phase 1. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan masalah antrian. permasalahan antrian dapat menimbulkan kerugian yang besar. Penelitian ini dilakukan sebagai aplikasi dari mata kuliah permodelan dan simulasi pada antrian. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mempelajari kinerja sistem dengan cara memodelkan simulasi antrian ganda dengan berbagai alternatif jumlah teller dengan menggunakan metode Monte Carlo. Pada saat ini sistem antrian pada PT Sarana Sumatera Barat Ventura (SSBV) masih menggunakan antrian manual yaitu dengan mengantri satu persatu dan berbaris tidak begitu efektif dalam sistem antriannya. Maka dari itu sistem yang dibuat ini dapat mempercepat antrian tanpa menghabiskan waktu dan membuat nasabah menunggu pada loket yang ada dikantor tersebut dengan menggunakan metode Monte Carlo. Antrian sudah menjadi bagian dalam proses atau pelayanan, dalam hal mengantri waktu merupakan komponen atau aspek yang sangat penting dan berharga, oleh karena itu sistem yang ada dapat mereduksi penggunaan waktu yang berlebihan, agar lebih efektif dan efisien dalam hal penggunaan waktu tersebut. Waktu mengantri juga menjadi komponen yang lebih penting, hal ini dikarenakan hubungan dengan peningkatan kualitas dari pelayanan itu sendiri. 2. Landasan Teori 2.1 Dasar Pemodelan dan Simulasi Pemodelan dan simulasi didasari oleh pengetahuan komputer, matematika serta probabilitas dan statistik, walaupun tidak dapat disangkal bahwa prosesnya sering masih dilakukan sebagai proses yang instingtif. Karena untuk membangun suatu model dari sistem dan melakukan simulasi tidak ada rumus-rumus yang eksak,maka yang dapat diberikan hanyalah petunjuk- 116

2 petunjuk secara garis besar dalam bidang tersebut.(pemodelan dan Simulasi Sistem Teori,Aplikasi Dan Contoh Program Dalam Bahasa C, Bambang Sridadi, 2009, Hal : 3) Tujuan Pemodelan dan Simulasi Secara umum ada tiga tujuan dari pemodelan dan simulasi adalah untuk pelatihan (training), studi perilaku sistem (behaviour), hiburan atau permainan (game). Simulasi di perlukan untuk memahami suatu sistem tertentu, misalnya sistem antrian perbankan, sistem transportasi darat, sistem lalu lintas udara dekat bandara, sistem kebijakan ekonomi, dan lain-lain.(pemodelan dan Simulasi Sistem Teori,Aplikasi Dan Contoh Program Dalam Bahasa C, Bambang Sridadi, 2009, Hal : 3). Simulasi sistem merupakan konsekuensi dari tiga hal berikut: 1. Kebutuhan terhadap suatu studi biaya-rendah atau perencanaan sistem yang mempunyai sifat alamiah kompleks sebagai pembuka ke arah pengembangan dalam suatu eksperimen laboratorium atau sebagai suatu model skala. 2. Kebutuhan untuk memverifikasi bahwa suatu sistem persamaan matematika pemodelan yang digunakan dalam suatu sistem kendali adalah valid. 3. Kebutuhan untuk meramal (forecast) tanggapan suatu sistem terhadap kebijakan atau kendali kompleks sebagai suatu alat evaluasi konsekuensi dari alternatif kebijakan atau kendali tertentu yang dipilih.(pemodelan dan Simulasi Sistem Teori,Aplikasi Dan Contoh Program Dalam Bahasa C, Bambang Sridadi, 2009, Hal : 3). 2.2 Model Model adalah representasi dari suatu objek, benda atau ide-ide dalam bentuk yang lain dengan entitasnya. Model berisi sebuah informasi tentang suatu sistem yang dibuat dengan tujuan untuk mempelajari prilaku sistem yang sebenarnya. Tujuan dari studi pemodelan adalah menentukan informasi (variabel dan parameter) yang dianggap penting untuk dikumpulkan, sehingga tidak ada model yang unik (Pemodelan dan Simulasi Sistem Teori Aplikasi Dan Contoh Program Dalam Bahasa C, Bambang Sridadi, 2009, Hal : 42) Jenis-Jenis Model Beberapa jenis model dapat dikelompokkan sebagai berikut (Pemodelan dan Simulasi Sistem Teori Aplikasi Dan Contoh Program Dalam Bahasa C, Bambang Sridadi, 2009, Hal : 44). a. Model skala: model yang dibuat biasanya memperkecil skala dari aslinya. Misalnya: model mobil, model pesawat terbang untuk uji terowongan angin (wind tunnel). b. Model piktorial (Visual Grafis): model yang dibuat dengan menggambar rancangan yang sebenarnya belum ada. Misalnya: designer mengambar model baju, arsitek menggambar rumah. c. Model Verbal: model yang penjelasannya dengan kata-kata. Misalnya: proses inflasi tergantung dari beberapa faktor ekonomi makro, dijelaskan dengan kata-kata baru dibuat diagram skematis. d. Model Skematis: model yang melukiskan unsur-unsur sistem dalam bentuk skema, petakpetak dan arus barang atau informasi. Model dapat berupa diagram, seperti: diagram blok DFD (Data Flow Diagram), CD (Context Diagram), Petri Net, Flowchart, PERT (Program Evaluation dan Review Technique). Model dalam bentuk skema statik, seperti: tabel, bagan Gantt (Gantt chart). e. Model simbolik (matematika): model dalam bentuk persamaan matematika seperti: persamaan diferential, persamaan deferens, persamaan aljabar, persamaan logika, dan lainlain. f. Model komputer: model dalam bentuk program komputer (source code) yang ditulis menggunakan bahasa komputer tertentu, seperti: C, Pascal, Ada, dan lain-lain. 2.3 Definisi Simulasi Simulasi adalah proses implementasi model menjadi program komputer (software) atau rangkain elektronik dan mengeksekusi software tersebut sedemikian rupa sehingga perilakunya menirukan atau menyerupai sistem nyata tertentu untuk tujuan mempelajari perilaku sistem, pelatihan atau permainan yang melibatkan sistem nyata. Jadi, simulasi adalah 117

3 proses merancang model dari suatu sistem yang sebenarnya, mengadakan percobaan-percobaan tersebut dan mengevaluasi hasil percobaan tersebut(pemodelan dan Simulasi Sistem Teori Aplikasi Dan Contoh Program Dalam Bahasa C, Bambang Sridadi, 2009, Hal : 65). Berdasarkan teknik atau metodologi simulasi, maka ada beberapa jenis simulasi antara lain (Pemodelan dan Simulasi Sistem Teori Aplikasi Dan Contoh Program Dalam Bahasa C, Bambang Sridadi, 2009, Hal : 67): 1. Simulasi Monte Carlo, tidak ada elemen waktu, digunakan untuk mengevaluasi ekspresi non- probabilistik (misalnya integral) menggunakan metode probabilistik, melibatkan banyak persoalan matematika. 2. Simulasi kemudi-jejak, secara ekstensif digunakan misalnya pada evaluasi unjuk kerja sistem komputer, misalnya algoritma penghalaman (paging). 3. Simulasi kejadian diskret, suatu simulasi yang menggunakan model sistem kejadian diskret (discrete event), misalnya pada studi unjuk kerja sistem komputer digital, studi sistem antrian bank, dan lain-lain. 4. Simulasi dinamis kontinu, menggunakan model keadaan perubahan kontinu terhadap waktu, misalnya pada studi proses reaksi kimia, gerakan dinamis suatu kendaraan ( vehicle) baik darat, laut ataupun udara. 2.4 Perangkat Lunak Perangkat lunak (software) adalah program komputer yang terasosiasi dengan dokumentasi perangkat lunak seperti dokumentasi kebutuhan, model desain, dan cara penggunaan (user manual). Sebuah program komputer tanpa terasosiasi dengan dokumentasinya maka belum dapat disebut perangkat lunak (software). Sebuah perangkat lunak juga sering disebut dengan sistem perangkat lunak. Sistem berarti kumpulan komponen yang saling terkait dan mempunyai satu tujuan yang ingin dicapai.(rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A.S, M.Shalahudin, 2013, Hal : 2). 2.5 Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak (software engineering) merupakan pembangunan dengan menggunakan prinsip atau konsep rekayasa dengan tujuan menghasikan perangkat lunak yang bernilai ekonomi dengan dipercaya dan bekerja secara efisien menggunakan mesin. (Rekayasa Perangkat Lunak,Rosa A.S, M.Shalahudin, 2013, Hal : 4). 2.6 Pengertian Software Development Life Cycle (SDLC) SDLC atau Software Development Life Cycle atau sering disebut juga System Development Life Cycle adalah proses pengembangan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya bedasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik.(rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A. S, M.Shalahuddin, 2013, Hal : 25). Berikut beberapa model System Development Life Cycle : Model Waterfall Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linier) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support). Model waterfall adalah model SDLC yang paling sederhana. Model ini hanya cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah.(rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A. S, M.Shalahuddin, 2013, Hal : 28). 118

4 Sistem / Rekayasa Informasi Analisis Desain Pengodean Pengujian Sumber : (Rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A. S, M.Shalahuddin, 2013) Gambar 1 : Ilustrasi Model Waterfall Model Prototipe Model prototipe dapat digunakan untuk menyambungkan ketidakpahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada pengembangan perangkat lunak. Model prototipe cocok digunakan untuk menggali spesifikasi kebutuhan pelanggan secara lebih detail tetapi beresiko tinggi terhadap membengkaknya biaya dan waktu proyek.(rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A. S, M.Shalahuddin, 2013, Hal : 31). Sumber : (Rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A. S, M.Shalahuddin, 2013) Gambar 2 : Ilustrasi Model Prototype 2.7 Diagram UML (Unified Modelling Language) Seperti yang kita ketahui bahwa menyatukan banyak kepala untuk menceritakan sebuah ide dengan tujuan untuk memahami hal yang sama tidaklah mudah, oleh karena itu diperlukan sebuah bahasa pemodelan perangkat lunak yang dimengerti oleh banyak orang. (Rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A. S, M.Shalahuddin, 2013, Hal : 137) Use Case Diagram Use Case atau Diagram Use Case merupakan pemodelan untuk melakukan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sisteminformasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. (Rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A. S, M.Shalahuddin, 2013, Hal : 155) Class Diagram Diagram kelas dibuat agar pembuat program atau programmer membuat kelas-kelas sesuai rancangan di dalam diagram kelas agar antara dokumentasi perancangan dan perangkat lunak sinkron. Kelas-kelas yang ada pada struktur sistem harus dapat melakukan fungsi-fungsi sesuai dengan kebutuhan sistem sehingga pembuat perangkat lunak atau programmer dapat membuat kelas-kelas di dalam program perangkat lunak sesuai dengan perancangan diagram kelas. (Rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A. S, M.Shalahuddin,2013, Hal : 141) Sequence Diagram Diagram sequence menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sequence maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta motode yang memiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram sequence juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case. (Rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A. S, M.Shalahuddin, 2013, Hal : 165). 119

5 2.7.4 Activity Diagram Activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. (Rekayasa Perangkat Lunak, Rosa A. S, M.Shalahuddin, 2013, Hal : 161). 2.8 Random Number Bilangan acak atau bilangan random adalah Suatu bilangan yang tidak dapat diprekdisi kemunculannya disebut dengan bilangan acak atau random. Ada beberapa algoritma pembangkit bilangan random atau pseudo random number yang digunakan seperti LCG (Linear Congruential Generators), MRNG (Multiplicative Random Number Generator) dan MCRNG (Mixed Congruential Random Number Generator). LCG merupakan metode yang digunakan untuk membangkitkan bilangan random dengan distribusi uniform. MRNG adalah metode pembangkitan bilangan random berupa bilangan-bilangan prima. Ketika membangkitkan pseudo-random numbers terdapat beberapa kesalahan tertentu seperti : 1. Angka yang dihasilkan tidak berdistribusi seragam. 2. Angka yang dihasilkan adalah discrete-valued sebagai ganti nilai kontinyu. 3. Rata-rata angka yang dihasilkan bernilai adalah terlalu tinggi atau terlalu rendah. 4. Tidak independen, misalnya masih terdapat nilai auto korelasi antar angka-angka yang dihasilkan. Suatu bilangan random harus replicable. Pembangkitan bilangan random memiliki beberapa metode, salah satunya yaitu Linear Conruential Method (LCM). LCM menghasilkan suatu urutan bilangan bulat x1, x2, antara 0 dan m-1 menurut hubungan berulang berikut ini : X I+1 = (a Xi + C) mod m, dengan I = 0,1,2 Di mana : a = Konstanta perkalian Xi = Nilai awal yang ditentukan C = Kenaikan Mod = Modulus Jika C 0, maka dikatakan sebagai Mixed Congruential Method.Ketika C = 0, maka dikatakan sebagai Multiplicative Congruential Method. Bilangan random antara 0 dan 1 dihasilkan oleh : Ri = x i, i = 0,1,2. m Yang terpenting adalah bahwa pembangkitan bilangan random menghasilkan R1, R2 mendekatai keseragaman dan independen.pertimbangan harus pula diberikan kepada maximum density dan maximum period. Maxium density berarti bahwa nilai-nilai dihasilkan oleh Ri, i= 1,2,. Tidak memberikan gap yang cukup besar [0,1]. Ini dapat dicapai dengan pembuatan m yang besar.untuk menghindari cycling (perulangan angka-angka yang dihasilkan) generator perlu mempunyai possible periode yang cukup besar.ini biasa dicapai oleh pemilihan a, c, m, dan X 0 yang sesuai. 2.9 Metode Monte Carlo Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Metode ini terbukti efisien dalam memecahkan persamaan diferensial, integral medan radians. Metode monte carlo umumnya dilakukan meggunakan komputer dan memakai teknik simulasi komputer Teknik Monte Carlo Teknik Monte Carlo merupakan pendekatan khusus yang sangat berguna untuk mensimulasikan situasi yang mengandung risiko sehingga diperoleh jawaban-jawaban perkiraan yang tidak dapat diperoleh dari penelitian-penelitian secara fisik atau dari penggunaan analisis matematika. Proses Monte Carlo dalam memilih angka acak berdasarkan distribusi probabilitas bertujuan untuk menentukan variabel acak melalui uji sampel dari distribusi probabilitas. Teknik ini dapat 120

6 dikerjakan degan alat bantu yaitu perangkat lunak dari komputer berupa lembar kerja (Spreadsheet) yang di program untuk membangkitkan bilangan random sesuai dengan yang dibutuhkan. Memunculkan nilai bilangan acak seperti: tabel bilangan acak, prosedur atau subrutin di dalam program (Simulasi Sistem Industri, Miftahol Arifin, 2008, Hal: 101). Langkah-Langkah Simulasi Monte Carlo. Teknik simulasi Monte Carlo terbagi atas lima langkah sederhana yaitu sebagai berikut : 1. Menetapkan sebuah distribusi probabilitas bagi variabel penting. Ide dasar simulasi Monte Carlo adalah untuk membangkitkan nilai untuk variabel pada model yang sedang diuji. Dalam sistem dunia nyata, sebagai besar variabel memilik probabilitas alami. Diantaranya adalah : a. Permintaan persediaan. b. Waktu tenggang pesanan untuk tiba. c. Waktu diantara mesin rusak. d. Waktu diantara kedatangan pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan. e. Waktu pelayanan. f. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas proyek, dan jumlah karyawan yang tidak hadir setiap hari. 2. Membuat distribusi probabilitas kumulatif bagi setiap variabel. Untuk mengubah distribusi probabilitas biasa menjadi sebuah distribusi probabilitas kumulatif (cumulative probability distribution) merupakan pekerjaan yang mudah. 3. Menetapkan sebuah interval angka acak bagi setiap variabel. Setelah distribusi probabilitas kumulatif bagi setiap varibel yang digunakan dalam simulasi sudah diterapkan, maka diberikan serangkaian angka yang mewakili setiap nilai atau ouput yang mungkin, angka ini disebut sebagai interval angka acak (random-number interval). 4. Membangkitkan angka acak yang sedang diteliti melibatkan banyak percobaan simulasi, maka digunakan program komputer untuk membangkitkan angka acak. Jika simulasi dilakukan dengan perhitungan tangan, angka acak dapat diambil dari sebuah tabel angka acak. 5. Membangkitkan serangkaian percobaan Hasil dari eksperimen dapat disimulasikan secara sederhana dengan memilih angka acak dari tabel angka acak Simulasi Monte Carlo Simulasi computer harus melakukan dengan menggunkana model computer untuk menirukan kehidupan nyata atau membuat prediksi. Bila diciptakan suatu model dengan satu spreadsheet seperti excel, maka dipunyai sejumlah tertentu parameter masukan dan beberapa persamaan yang menggunakan masukan tersebut untuk memberikan sekumpulan keluaran (atau variable tanggapan). Model jenis ini umumnya deterministic, maksudnya adalah akan diperoleh hasil yang sama berapapun komputasi diulang (Pemodelan dan Simulasi Sistem Teori Aplikasi Dan Contoh Program Dalam Bahasa C, Bambang Sridadi, 2009, Hal:369). 3. Metodologi Penelitian Kerangka penelitian adalah konsep atau tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian yang akan diuraikan pada gambar berikut ini: Gambar 1 : Kerangka Penelitian 121

7 4. Analisa dan Pengolahan Data 4.1 Single Channel Single Phase (satu saluran satu tahap) Pada analisa proses ini yang dicontohkan hanya 50 data antrian yang akan diolah menggunakan metode metode monte carlo dengan jalur antrian single channel single phase (satu saluran satu tahap) Ilustrasi simulasi sebagai berikut : a. Data Input Tabel 1 : Data Input Input Waktu atau orang Jumlah Nasabah Waktu Kedatangan Waktu Pelayanan 50 orang 0-3 menit 1-4 menit b. Interval waktu selisih dari sebuah kedatangan dimana dari pembagian banyak bilangan random dibagi dengan banyak interval / selisih waktu kedatangan Pembagian bialangan random = jumlah bilangan random jumlah interval = 50 4 = 12 nilai Banyak bilangan random yang didapatkan dari banyaknya kemungkinan yang terjadi, nilai interval didapat dari banyak nya interval yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2 : Data Input Selisih Waktu Kedatangan Iterval Random Interval mulai dari nol karena kedatangan pada nasabah dimulai dari nol dan selisih kedatanganya 4 menit. Interval waktu pelayanan didapatkan dari pembagian banyak bilangan random dibagi banyak interval. Tabel 3 : Data Input Interval Waktu Pelayanan Iterval Random Untuk mementukan angka random yang digunakan pada penentuan selisih waktu kedatangan dengan nilai waktu pelayanan dilakukan dengan menggunakan rumus LCM (Linear Congruent Method). Pada penarikan angka random untuk nilai IAT berikut ini penerapan simulasinya : 122

8 Rumus LCM : Xi+1= (axi+1+c) mod M a : Konstanta Perkalian Xi : Nilai awal yang ditentukan C : Kenaikan Mod : Modulus M : Bilangan tetap a=26 Xi=35 C=21 M=50 Xo = ( ) mod 50 = 931 mod 50 = 31 X1 = ( ) mod 50 = 827 mod 50 = 27 X2 = ( ) mod 50 = 723 mod 50 = 23 X3 = ( ) mod 50 = 619 mod 50 = 19 X4 = ( ) mod 50 = 515 mod 50 = 15 X5 = ( ) mod 50 = 411 mod 50 = 11 X6 = ( ) mod 50 = 307 mod 50 = 7 X7 = ( ) mod 50 = 203 mod 50 = 3 X8 = ( ) mod 50 = 99 mod 50 = 49 X9 = ( ) mod 50 = 1295 mod 50 = 45 X10 = ( ) mod 50 = 1191 mod 50 = 41 X11 = ( ) mod 50 = 1087 mod 50 = 37 X12 = ( ) mod 50 = 983 mod 50 = 33 X13 = ( ) mod 50 = 879 mod 50 = 29 X14 = ( ) mod 50 = 775 mod 50 = 25 X15 = ( ) mod 50 = 671 mod 50 = 21 X16 = ( ) mod 50 = 567 mod 50 = 17 X17 = ( ) mod 50 = 463 mod 50 = 13 X18 = ( ) mod 50 = 359 mod 50 = 9 X19 = ( ) mod 50 = 255 mod 50 = 5 X20 = ( ) mod 50 = 151 mod 50 = 1 X21 = ( ) mod 50 = 47 X22 = ( ) mod 50 = 1243 mod 50 = 43 X23 = ( ) mod 50 = 1139 mod 50 = 39 X24 = ( ) mod 50 = 1035 mod 50 = 35 X25 = ( ) mod 50 = 931 mod 50 = 31 Dikarenakan hasil dari pencarian LCM yang berulang, pada nilai 31 maka pencarian bilangan acak dihentikan. Sehingga 50 bilangan acak yang terbentuk tampak seperti tabel 4 di bawah ini: 123

9 Tabel 4 Merupakan Bilangan Acak Interval Waktu Kedatangan yang Terbentuk Untuk sebuah pengujian maka diambil 50 angka random yang digunakan untuk mendapatkan nilai Waktu Pelayanan. Sehingga 50 bilangan acak yang terbentuk tampak seperti tabel 5 di bawah ini: Tabel 5 Merupakan Bilangan Acak Interval Waktu Pelayanan yang Terbentuk Sistem antrian yang akan disimulasikan sesuai dengan keadaan sebenarnya pada PT Sarana Sumatera Barat Ventura (SSBV) Padang yaitu Single channel single phase (satu saluran dan satu tahapan) pada loket pembayaran. Adapun simulasi monte carlo yang dilakukan tampak seperti tabel 6 dibawah ini: Tabel 6 Ilustrasi Simulasi Single Channel Single Phase 124

10 Dari data diatas maka dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui waktu rata-rata pelanggan menunggu, dan juga waktu yang berjalan pada sistem seperti tabel 7 di bawah ini: Tabel 7 Informasi Pembayaran Nasabah Rata-rata 1230 / 50 = waktu nasabah 24.6 menit dalam antrian Informasi Rata-rata waktu nasabah dalam sistem 1327 / 50 = menit Keterangan pada kolom : 1. Merupakan nomor pada nasabah atau nomor urutan yang ada pada sistem 2. Merupakan bilangan random dari pencarian manual menggunakan Linear Congruent Method (LCM) untuk mendapatkan nilai IAT atau Interval Waktu Kedatangan 3. Merupakan selisih antar kedatangan yang diacak menggunakan bilangan random 4. Merupakan waktu kedatangan dimana nilai dari waktu kedatangan pada baris pertama didapat dari interval waktu kedatangan baris pertama dan untuk selanjutnya menggunakan rumus Waktu Kedatang pada baris pertama + Interval Waktu Kedatangan pada baris ke dua 5. Waktu Mulai Pelayanan = baris pertama diperoleh dari Waktu kedatangan baris pertama, untuk baris selanjutnya diperoleh dari perbandingan nilai yang lebih besar antara waktu selesai dilayani pada baris peratama dan waktu kedatangan pada baris kedua. 6. Merupakan bilangan random yang dihasilkan dengan cara Linear Congruent Method (LCM) untuk mendapatkan nilai IAT atau Interval Waktu Kedatangan 7. Merupakan waktu pelayanan yang diacak menggunakan bilangan random 8. Merupakan Waktu Selesai Dilayani yang diperoleh dari waktu mulai pelayanan + waktu pelayanan 9. Merupakan Waktu Antrian yang diperoleh dari Waktu Mulai Pelayanan Waktu kedatangan 10. Merupakan Waktu Sistem yang diperoleh dari Waktu selesai dilayani Waktu Kedatangan 3.2 Multi Channel Single Phase (banyak saluran satu tahap) Dimana pada tahap ini akan digunakan jalur antrian Multi Channel Single Phase (banyak saluran satu tahap), agar waktu pelayanan menjadi lebih cepat dan dapat mempercepat jalannya antrian. a. Data Input Tabel 8 : Data Input Input Jumlah Nasabah Waktu Kedatangan Waktu Pelayanan Waktu atau orang 50 orang 0-3 menit 1-4 menit b. Interval waktu selisih dari sebuah kedatangan dimana dari pembagian banyak bilangan random dibagi dengan banyak interval / selisih waktu kedatangan Pembagian bialangan random = jumlah bilangan random jumlah interval = 50 4 = 12 nilai Banyak bilangan random yang didapatkan dari banyaknya kemungkinan yang terjadi, nilai interval didapat dari banyak nya interval yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini : 125

11 Tabel 9 : Data Input Selisih Waktu Kedatangan Iterval Random Interval mulai dari nol karena kedatangan pada nasabah dimulai dari nol dan selisih kedatanganya 4 menit. Interval waktu pelayanan didapatkan dari pembagian banyak bilangan random dibagi banyak interval. Tabel 10 : Data Input Interval Waktu Pelayanan Iterval Random Untuk mementukan angka random yang digunakan pada penentuan selisih waktu kedatangan dengan nilai waktu pelayanan dilakukan dengan menggunakan rumus LCM (Linear Congruent Method). Pada penarikan angka random untuk nilai IAT maka diambil dari bilangan random pada tabel 4.7 sebelumnya. Untuk pengujian maka diambil 50 angka random yang digunakan untuk mendapatkan nilai Waktu Pelayanan loket 2 seperti tabel 11 di bawah ini: Tabel 11 Merupakan Bilangan Acak Interval Waktu Kedatangan yang Terbentuk Tabel 12 Ilustrasi Simulasi Multi Channel Single Phase Loket Pembayaran Kredit Nasabah 126

12 Tabel 13 Operating Charactheristic Hasil Simulasi Rata-rata waktu menunggu nasabah 77 / 50 = 1,54 Informasi diantrian menit Rata-rata waktu 201 / 50 = 4,02 nasabah dalam sistem menit Dari simulasi antrian pembayaran uang pinjaman nasabah pada PT Sarana Sumatera Barat Ventura (SSBV) Padang dengan metode monte carlo menunjukkan bahwa perhitungan hasil analisis dengan Multi Channel Single Phase (banyak saluran satu tahap) memiliki perbedaan yang jauh dari kenyataannya. 5. Implementasi dan Pengujian 5.1 Tampilan Software Promodel Tahap ini akan dilakukan pengujian pada software promodel untuk menganalisa waktu pelayanan. Berikut hasil dari proses sistem Multi Channel Single Phase dan Single Channel Single Phase yang terlihat pada gambar dibawah ini: Hasil dari proses Multi Channel Single Phase Gambar 3. Report Multi Channel Singgle Phase Dari report diatas terlihat pada location, dimana Scheduled di running selama 2.4 jam, Avg Time Per Entry nasabah dalam antrian pada Multi Channel Dan Utilization adalah beban kerja untuk setiap tugas pada antrian Multi Channel. Gambar 4. Report Multi Channel Singgle Phase Entity Activity dari report dapat dilihatavg Time Waiting(MIN) atau rata-rata waktu nasabah menunggu diantrian adalah 1.05 dimana hasil tersebut sama dengan hasil pencarian manual Hasil dari proses Single Channel Single Phase Gambar 5. Report Single Channel Singgle Phase 127

13 Dari report diatas terlihat pada location, dimana Scheduled di running selama 2.4 jam, Avg Time Per Entry nasabah dalam antrian pada Multi Channel Dan Utilization adalah beban kerja untuk setiap tugas pada antrian Multi Channel berikut ini. Gambar 6 Report Single Channel Single Phase Entity Activity dari report dapat dilihatavg Time Waiting (MIN) atau rata-rata waktu nasabah menunggu diantrian adalah dimana hasil tersebut sama dengan hasil pencarian manual 5. Kesimpulan Setelah mengimplementasikan bentuk model simulasi dari data antrian pada PT SSBV. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari data yang dihasilkan maka waktu pelayanan antrian yang ada pada PT SSBV jauh berbeda dengan waktu yang dihasilkan dengan metode Monte Carlo sistem antrian Multi Channel Single Phase 2. Waktu pelayanan yang lama pada PT SSBV menjadi lebih singkat sehingga waktu tunggu yang dihadapi nasabah juga dapat teratasi bila menggunakan metode Monte Carlo sistem antrian Multi Channel Single Phase 3. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Monte Cerlo dengan jenis antrian Multi Channel Single Phase, maka antrian yang panjang menjadi berkurang dan juga kinerja pelayanan menjadi lebih efektif dan efesien. Daftar Pustaka [1] Arifin, Miftahol, 2008, Simulasi Sistem Industri, Bandung: INFORMATIKA. [2] A.S, Rosa dan Shalahuddin M, 2013, Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek), Bandung: INFORMATIKA. [3] Farkhan, Feri, Hendikawati, Putriaji, dan Arifudin, Riza, 2013, Aplikasi Teori Antrian dan Simulasi pada Pelayanan Teller Bank, UNNES Journal of Mathematics, ISSN : [4] Fauziah, Agustins, Ina, dan Andryana, Septi, 2012, Analisis Implementasi Random Number Generate(RNG) pada Simulasi Antrian Menggunakan Aplikasi Berbasis. Net Framework, ISSN : [5] Kakiay, Thomas J, 2004, Dasar Teori Antrian Untuk Kehidupan Nyata, Yogyakarta: ANDI.. [6] Sridadi, Bambang, 2009, Permodelan dan Simulasi Sistem (Teori Aplikasi dan Contoh Program dalam Bahasa C, Bandung: INFORMATIKA. 128

Dasar-dasar Simulasi

Dasar-dasar Simulasi Bab 3: Dasar-dasar Simulasi PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM M O N I C A A. K A P P I A N T A R I - 2 0 0 9 Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-

Lebih terperinci

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika Riani L. Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PreTest 1. Apa yang dimaksud dengan simulasi? 2. Berikan contoh simulasi yang saudara ketahui (minimal i 3)! 2 2 Definisi Simulasi (1)

Lebih terperinci

Sistem berasal dari kata Yunani yaitu systema yang mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan

Sistem berasal dari kata Yunani yaitu systema yang mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan Sistem berasal dari kata Yunani yaitu systema yang mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (a whole) Menurut Gordon B davis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PT Bank Mandiri Cabang Jakarta Mal Puri Indah, merupakan Perusahaan Perseroan (Persero) yang bergerak di bidang jasa perbankan dengan misi umum untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Perancangan game mencocokkan gambar ini dibuat agar dapat berjalan pada sistem yang beroperasi pada perangkat komputer, game yang dikembangkan adalah

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI RANDOM NUMBER GENERATE(RNG) PADA SIMULASI ANTRIAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS.NET FRAMEWORK

ANALISIS IMPLEMENTASI RANDOM NUMBER GENERATE(RNG) PADA SIMULASI ANTRIAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS.NET FRAMEWORK ANALISIS IMPLEMENTASI RANDOM NUMBER GENERATE(RNG) PADA SIMULASI ANTRIAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS.NET FRAMEWORK Fauziah, Ina Agustina, Septi Andryana Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

BILANGAN ACAK (RANDOM NUMBER)

BILANGAN ACAK (RANDOM NUMBER) BILANGAN ACAK (RANDOM NUMBER) Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono Web : http://pakhartono.wordpress.com/ E-mail: pakhartono at gmail dot com budihartono at acm dot org Teknik Informatika [Gasal 2009

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk memahami informasi-informasi

Lebih terperinci

PEMBANGKIT BILANGAN ACAK (Random Number Generator)

PEMBANGKIT BILANGAN ACAK (Random Number Generator) PEMBANGKIT BILANGAN ACAK (Random Number Generator) Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 Random Number Generator (1) Cara memperoleh : ZAMAN DAHULU,

Lebih terperinci

Simulasi adalah proses implementasi model menjadi program komputer (software) atau rangkaian elektronik dan mengeksekusi software tersebut sedemikian

Simulasi adalah proses implementasi model menjadi program komputer (software) atau rangkaian elektronik dan mengeksekusi software tersebut sedemikian SIMULASI SISTEM Simulasi adalah proses implementasi model menjadi program komputer (software) atau rangkaian elektronik dan mengeksekusi software tersebut sedemikian rupa sehingga perilakunya menirukan

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN QUEUEING THEORY SISTEM ANTRIAN CUCIAN MOBIL CAR WASH AUTO BRIDAL 75 PADANG BERBASIS WEB

PENERAPAN QUEUEING THEORY SISTEM ANTRIAN CUCIAN MOBIL CAR WASH AUTO BRIDAL 75 PADANG BERBASIS WEB PENERAPAN QUEUEING THEORY SISTEM ANTRIAN CUCIAN MOBIL CAR WASH AUTO BRIDAL 75 PADANG BERBASIS WEB Firdaus, Rini Sovia, Rima Liana Gema Universitas Putra Indonesia YPTK Padang e-mail: firdausupi211@gmail.com

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. SIMULASI SISTEM Sistem Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Karakteristik Sistem: komponen ; Relasi; Tujuan ; Batasan; Lingkungan; Interface; Input; Output. Cara

Lebih terperinci

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 4, Tahun 2012, p 1-8

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 4, Tahun 2012, p 1-8 PREDIKSI PENDAPATAN PEMERINTAH INDONESIA MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Afry Rachmat, Sukmawati Nur Endah, Aris Sugiharto Program Studi Teknik Informatika, Universitas Diponegoro afry.rachmat27@gmail.com,

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 2, Desember 2016 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Simulasi Monte Carlo dan Animasi Operasinya

Lebih terperinci

FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ABSTRAK

FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ABSTRAK 1 FRAMEWORK PHP BERBASIS KOMPONEN UNTUK MEMBUAT FORMULIR DAN LAPORAN SECARA OTOMATIS ALI MUHTAS Program Studi Sistem Informasi S1, Fakultas Ilmu Komputer ABSTRAK Dalam pembangunan aplikasi perlu adanya

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 161~166 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Irza asrita 1, Oky Irnawati 2 1 AMIK BSI Jakarta

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2016 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Optimasi Persediaan Sparepart Menggunakan Model

Lebih terperinci

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL

MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL MATERI PEMODELAN PERANGKAT LUNAK KELAS XI RPL Oleh : Samsul Arifin, S.Kom Email : samsul.skom@gmail.com Konsep Pemodelan Perangkat Lunak (PL) Konsep rekayasa PL. Suatu disiplin ilmu yang membahas semua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata,

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INVENTARIS LABORATORIUM KOMPUTER FTIK UNIVERSITAS SEMARANG

APLIKASI SISTEM INVENTARIS LABORATORIUM KOMPUTER FTIK UNIVERSITAS SEMARANG APLIKASI SISTEM INVENTARIS LABORATORIUM KOMPUTER FTIK UNIVERSITAS SEMARANG Titis H. 1, Prind T. P. 2, Henny I. 3 Program Studi Sistem Informasi Jurusan Teknologi Informasi, Universitas Semarang 1 titis@usm.ac.id,

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PADA WEBSITE RENCANA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DASAR KOTA

ANALISA DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PADA WEBSITE RENCANA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DASAR KOTA UPI YPTK Jurnal KomTekInfo, Vol. x, No. x, 2017, pp. xx yy Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK ANALISA DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PADA WEBSITE RENCANA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DASAR KOTA Revi Gusriva

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Media Pembelajaran Balita (Game Akez) dengan Metode Linear Congruentials Generator (LCG)

Perancangan Sistem Media Pembelajaran Balita (Game Akez) dengan Metode Linear Congruentials Generator (LCG) Perancangan Sistem Media Pembelajaran Balita (Game Akez) dengan Metode Linear Congruentials Generator (LCG) Devri Suherdi Eresha School IT devrisuherdi10@gmail.com Deliansyah Universitas Islam Sumatera

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI TEKNIK INDUSTRI Menurut Institute of Industrial Engineers (IIE), Teknik Industri adalah Disiplin ilmu teknik yang berfokus kepada perancangan (Design), perbaikan (Improvement)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut maka dari sekarang kita harus bisa mempersiapkan diri untuk. mengimbangi perkembangan teknologi dari waktu kewaktu.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut maka dari sekarang kita harus bisa mempersiapkan diri untuk. mengimbangi perkembangan teknologi dari waktu kewaktu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi disegala bidang harus diikuti dengan persiapan sumber daya manusia yang handal. Teknologi bekembang tiap

Lebih terperinci

Juniardi Dermawan 1, Sari Hartini 2

Juniardi Dermawan 1, Sari Hartini 2 IMPLEMENTASI MODEL WATERFALL PADA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN NILAI MATA PELAJARAN BERBASIS WEB PADA SEKOLAH DASAR AL-AZHAR SYIFA BUDI JATIBENING Juniardi Dermawan 1, Sari Hartini 2 1. Sistem

Lebih terperinci

UNIKOM. Pendesainan Model. Pemodelan Simulasi

UNIKOM. Pendesainan Model. Pemodelan Simulasi UNIKOM Pendesainan Model Pemodelan Simulasi Rani Susanto,S.Kom 12/11/2009 Langkah langkah pendesainan suatu Model Secara umum, tahapan yang harus dilewati untuk membuat model dan simulasi adalah : Deskripsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Simulasi Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The Technique of imitating then behaviour of some situation or system (economic, mechanical,

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adapun masalah yang dihadapi oleh SMK ISLAM PLUS YAPIA dalam belajar mengajar dan dapat menumbuhkan semangat adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Adapun masalah yang dihadapi oleh SMK ISLAM PLUS YAPIA dalam belajar mengajar dan dapat menumbuhkan semangat adalah : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar merupakan tugas seorang guru yang mengupayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi sistem informasi sekarang ini sangat pesat, hampir semua kegiatan menggunakan sistem informasi sebagai penunjang kegiatannya, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi INTI merupakan koperasi yang berawal dari Ikatan Kesejahteraan Karyawan (IKK) oleh karyawan PT INTI. Koperasi yang ada di PT INTI diawali dengan adanya kegiatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Evaluasi hasil belajar dalam konteks pembelajaran sering kali disebut juga dengan evaluasi keluaran (output). Pelaksanaannya selalu

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

Percobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya

Percobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya Percobaan Perancangan Fungsi Pembangkit Bilangan Acak Semu serta Analisisnya Athia Saelan (13508029) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Komputer Sujatmiko (2012:156) mengemukakan, komputer adalah mesin yang dapat mengolah data digital dengan mengikuti serangkaian perintah atau program.

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MONTE CARLO

BAB IV SIMULASI MONTE CARLO BAB IV SIMULASI MONTE CARLO Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Penggunaan klasik metode ini adalah untuk mengevaluasi integral definit,

Lebih terperinci

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F TEKNIK SIMULASI Nova Nur Hidayati TI 5F 10530982 PENDAHULUAN TUJUAN MEMPELAJARI SIMULASI Melalui kuliah ini diharapkan kita dapat mempelajari suatu sistem dengan memanfaatkan komputer untuk meniru (to

Lebih terperinci

Perkuliahan. Pemodelan dan Simulasi (FI-476 )

Perkuliahan. Pemodelan dan Simulasi (FI-476 ) Perkuliahan Pemodelan dan Simulasi (FI-476 ) Topik hari ini (minggu 1): Silabus Pendahuluan Silabus Identitas Mata Kuliah Nama/Kode : Pemodelan dan Simulasi / Fi 476 Jumlah SKS Semester Kelompok : 3 SKS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI DALAM MENENTUKAN JUMLAH PENJUALAN PRODUK MOTOR DENGAN METODE MONTE CARLO. Eka Iswandy 1 Novinaldi 2 ABSTRACT

PEMODELAN DAN SIMULASI DALAM MENENTUKAN JUMLAH PENJUALAN PRODUK MOTOR DENGAN METODE MONTE CARLO. Eka Iswandy 1 Novinaldi 2 ABSTRACT PEMODELAN DAN SIMULASI DALAM MENENTUKAN JUMLAH PENJUALAN PRODUK MOTOR DENGAN METODE MONTE CARLO Eka Iswandy Novinaldi ABSTRACT Selling is an activity that is increasingly important and is a factor that

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Program Konsep dasar program merupakan suatu gambaran dari program aplikasi yang akan dibangun. Sekarang ini, semua perusahaan pastinya sudah harus terkomputerisasi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

1/14/2010. Jurusan Informatika

1/14/2010. Jurusan Informatika Riani L Jurusan Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PENDAHULUAN Pemodelan & Simulasi : Alat yang digunakan untuk mempelajari atau menganalisis perilaku suatu sistem/proses. Tujuan mempelajari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini digunakan landasan teori yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini digunakan landasan teori yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini digunakan landasan teori yang membahas tentang teori yang dijadikan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan. 2.1 Definisi Aplikasi Definisi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIMULASI PENGACAKAN SOAL TRYOUT UNTUK MEMBENTUK PAKET SOAL UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM)

PERANCANGAN SIMULASI PENGACAKAN SOAL TRYOUT UNTUK MEMBENTUK PAKET SOAL UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PERANCANGAN SIMULASI PENGACAKAN SOAL TRYOUT UNTUK MEMBENTUK PAKET SOAL UJIAN NASIONAL MENGGUNAKAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) Darma Perwira Hasibuan (0911467) Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, STMIK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan. Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Untuk merancang sebuah aplikasi mobile pelajaran Kimia dasar untuk siswa SMA Negeri 1 Parongpong, maka terlebih dahulu perlu

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM INFORMASI PENJUALAN

ANALISA SISTEM INFORMASI PENJUALAN Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 461~466 461 ANALISA SISTEM INFORMASI PENJUALAN Rusmana 1, Siti Masripah 2 1 AMIK BSI Bogor e-mail : vjruzzel@gmail.com 2 AMIK BSI Jakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tes Potensi Akademik (TPA) adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan seseorang dibidang akademik umum. Tes ini juga sering diidentikkan dengan tes kecerdasan

Lebih terperinci

Aplikasi Matrix Labolatory untuk Perhitungan Sistem Antrian dengan Server Tunggal dan Majemuk

Aplikasi Matrix Labolatory untuk Perhitungan Sistem Antrian dengan Server Tunggal dan Majemuk Scientific Journal of Informatics, Vol. 1, No. 1, Mei 2014 ISSN 2407-7658 Aplikasi Matrix Labolatory untuk Perhitungan Sistem Antrian dengan Server Tunggal dan Majemuk Nafiul Anam 1 & Putriaji Hendikawati

Lebih terperinci

#12 SIMULASI MONTE CARLO

#12 SIMULASI MONTE CARLO #12 SIMULASI MONTE CARLO 12.1. Konsep Simulasi Metode evaluasi secara analitis sangat dimungkinkan untuk sistem dengan konfigurasi yang sederhana. Untuk sistem yang kompleks, Bridges [1974] menyarankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan pengelolaan data pada saat ini sangatlah penting, dimana data akan berada pada media-media yang berlainan platform dan perlu dikelola ketika data memiliki

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu

ABSTRAK. Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu iv ABSTRAK Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu rambu tersebut adalah lampu lalu lintas. Namun seringkali terjadi kemacetan pada persimpangan jalan karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan Teknologi dan Informasi, mendorong berbagai perusahaan dan sektor publik untuk memanfaatkan teknologi yang telah berkembang. Supaya berbagai hal

Lebih terperinci

PEMODELAN BILANGAN ACAK DAN PEMBANGKITANNYA. Pemodelan & Simulasi

PEMODELAN BILANGAN ACAK DAN PEMBANGKITANNYA. Pemodelan & Simulasi PEMODELAN BILANGAN ACAK DAN PEMBANGKITANNYA Pemodelan & Simulasi Bilangan Acak Bilangan acak adalah bilangan yang kemunculannya terjadi secara acak. Bilangan acak ini penting untuk keperluan simulasi.

Lebih terperinci

PEMBANGKIT BILANGAN ACAK

PEMBANGKIT BILANGAN ACAK PEMBANGKIT BILANGAN ACAK Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 7 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 CARA MEMPEROLEH : Pembangkit Bilangan Acak (Random Number Generator)

Lebih terperinci

APLIKASI RANDOM BANK SOAL UJIAN NASIONAL SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE LINEAR CONGRUENTIAL GENERATORS (LCG)

APLIKASI RANDOM BANK SOAL UJIAN NASIONAL SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE LINEAR CONGRUENTIAL GENERATORS (LCG) APLIKASI RANDOM BANK SOAL UJIAN NASIONAL SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE LINEAR CONGRUENTIAL GENERATORS (LCG) Budanis Dwi Meilani 1), Maslu Ailik 2) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Tahap yang perlu dilakukan sebelum mengembangkan suatu sistem ialah menganalisis sistem yang sedang berjalan kemudian mencari

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN

I. BAB I PENDAHULUAN I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Android merupakan salah satu operating system pada smartphone yang banyak digunakan karena user dapat mengeksplorasi sendiri operating sistem tersebut, selain itu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi,semua sistem pada bidangbidang tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan membaca sangat diperlukan oleh semua orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan membaca sangat diperlukan oleh semua orang yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Keterampilan membaca sangat diperlukan oleh semua orang yang berbudaya. Membaca merupakan alat untuk mencari ilmu pengetahuan dari bacaan, membaca mengandung aneka

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Game Analisis game merupakan analisis yang dilakukan melalui analisis user dan analisis artikel game sejenis. Analisis user dilakukan dengan mengamati perilaku

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefinisikan

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND Aro Manis, Siti Tri Susiati Hutami Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Pada umumnya, bus kampus beroperasi untuk mengantarkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perusahaan atau instansi tentu nya memiliki data yang cukup besar, salah satunya adalah inventory. Suatu kegiatan dalam proses pengolahan data pada suatu gudang

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO. Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang

BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO. Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO 3. Simulasi Monte Carlo Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang dapat dibangun secara cepat menggunakan spreadsheet. Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persediaan Barang merupakan komponen utama yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II MODEL Fungsi Model

BAB II MODEL Fungsi Model BAB II MODEL Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang lain dengan entitasnya. Model berisi informasi-informasi tentang suatu sistem yang dibuat dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor Notaris PPAT Agus Rachman, S.H. merupakan kantor yang saat ini sangat dicari oleh masyarakat untuk membantu membuat berbagai macam akta otentik. Baik itu dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam menentukan objek penelitian, penulis melakukannya pada Rental Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 PENGEMBANGAN APLIKASI DAN ANALISIS SISTEM ANTRIAN NASABAH PADA PELAYANAN BANK BERBASIS CLIENT-SERVER

Lebih terperinci

RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN

RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN Seminar Nasional Teknologi Informasi 2015 RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN Qoriani Widayati, Irman Effendy 1) Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang semakin tinggi memungkinkan berbagai pembuatan aplikasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang semakin tinggi memungkinkan berbagai pembuatan aplikasi yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer yang semakin tinggi memungkinkan berbagai pembuatan aplikasi yang dapat menunjang pekerjaan. Hal ini menyebabkan pemanfaatan komputer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI KANTOR BPJS MENGGUNAKAN MATLAB Bella Nurbaitty Shafira 1), Risdawati Hutabarat 2), Winal Prawira 3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung BNShafira@gmail.com, Risdawatihtb@gmail.com,

Lebih terperinci

CS4 Professional serta, didapatkan tampilan yang menarik dan dapat memberikan. Melihat peluang yang ada maka Proposal Skripsi ini di beri judul

CS4 Professional serta, didapatkan tampilan yang menarik dan dapat memberikan. Melihat peluang yang ada maka Proposal Skripsi ini di beri judul 2 CS4 Professional serta, didapatkan tampilan yang menarik dan dapat memberikan minat untuk dimainkan. Melihat peluang yang ada maka Proposal Skripsi ini di beri judul RANCANG BANGUN APLIKASI GAME PUZZLE

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM PENGERTIAN SDLC atau Software Development Life Cycle atau System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Web WEB merupakan kumpulan informasi pada server komputer yang terhubung satu sama lain dalam jaringan internet, sedangkan aplikasi berbasis web (web base aplication)

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI MOBILE REPOSITORY SKRIPSI (SKRIPSI ALUMNI MAHASISWA) STMIK IBBI MEDAN BERBASIS ANDORID

PERANCANGAN APLIKASI MOBILE REPOSITORY SKRIPSI (SKRIPSI ALUMNI MAHASISWA) STMIK IBBI MEDAN BERBASIS ANDORID JURNAL ILMIAH CORE IT e-issn: 2548-3528 p-issn: 2339-1766 PERANCANGAN APLIKASI MOBILE REPOSITORY SKRIPSI (SKRIPSI ALUMNI MAHASISWA) STMIK IBBI MEDAN BERBASIS ANDORID Nur Ainun 1), Hartono 2), Jimmy 3)

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET PERNIKAHAN PADA CV. SABILLAH MANDIRI JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET PERNIKAHAN PADA CV. SABILLAH MANDIRI JAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 83~88 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN PAKET PERNIKAHAN PADA CV. SABILLAH MANDIRI JAKARTA 83 Ropiyan 1, Oky Irnawati 2 1 AMIK BSI

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Software Process(2) Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak 1. Linear Sequential Model 1. Waterfall Model 2. V Model 3. RAD Model 2. Prototyping Model 3. Evolutionary Model 1. Incremental Model

Lebih terperinci

ANALISIS PEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT UNTUK PEMASARAN OBAT TRADISIONAL

ANALISIS PEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT UNTUK PEMASARAN OBAT TRADISIONAL ANALISIS PEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT UNTUK PEMASARAN OBAT TRADISIONAL Nanik Susanti 1* 1, Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, PO Box 53,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 10 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menjelaskan mengenai analisis linear congruent method untuk mengacak pertanyaan dan perancangan aplikasi pada permainan kuis Islam berbasis android. 3.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teori antrian pertama kali dikemukakan oleh A.K.Erlang, yang menggambarkan model antrian untuk menentukan jumlah optimal dari fasilitas telepon switching yang digunakan untuk melayani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam membuat model simulasi, perlu diketahui mengenai beberapa teori yang berhubungan dengan pembuatan model dan teori yang berguna untuk menverfikasi model. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM APLIKASI UNDIAN BERHADIAH PADA PT. PS MAJU BERSAMA MENGGUNAKAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM)

PERANCANGAN SISTEM APLIKASI UNDIAN BERHADIAH PADA PT. PS MAJU BERSAMA MENGGUNAKAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PERANCANGAN SISTEM APLIKASI UNDIAN BERHADIAH PADA PT. PS MAJU BERSAMA MENGGUNAKAN LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) Maskur Muda Batubara (1011209) Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi yang dirasakan semakin cepat dan pesat, pada saat ini khususnya dalam perkembangan teknologi komputer. Hal ini menuntut perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan sistem Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa tahapan untuk membuat sebuah aplikasi mulai dari alur aplikasi, perancangan antar muka, perancangan arsitektural,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENCATATAN PERSEDIAAN OBAT MENGGUNAKAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK DI APOTEK NUR GESIFA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENCATATAN PERSEDIAAN OBAT MENGGUNAKAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK DI APOTEK NUR GESIFA PENGEMBANGAN APLIKASI PENCATATAN PERSEDIAAN OBAT MENGGUNAKAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK DI APOTEK NUR GESIFA Lufti Lukmanurkarim¹, Asri Mulyani² Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl.Mayor

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM

PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM PERTEMUAN 2 METODE PENGEMBANGAN SISTEM PENGERTIAN SDLC atau Software Development Life Cycle atau System Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKADEMIK STUDI KASUS : SMA AL-KHAIRIYAH JAKARTA UTARA DENGAN METODE WATERFALL

SISTEM INFORMASI AKADEMIK STUDI KASUS : SMA AL-KHAIRIYAH JAKARTA UTARA DENGAN METODE WATERFALL Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 601~606 601 SISTEM INFORMASI AKADEMIK STUDI KASUS : SMA AL-KHAIRIYAH JAKARTA UTARA DENGAN METODE WATERFALL Hady Ismaya Putra 1, Noer

Lebih terperinci