PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN GRESIK

Transkripsi

1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GRESIK : a. Bahwa dalam rangka menghadapi perkembangan keadaan serta tantangan persaingan global dipandang perlu menyelenggarakan Otonomi Daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proposioanal; b. Bahwa berhubungan dengan maksud huruf a diatas, perlu menyelenggarakan pelayanan Rumah Sakit yang berdaya guna dan berhasil guna dengan mutu dan jangkauan pelayanan sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat; c. Bahwa untuk melaksanakan sebagaimana konsideran huruf a dan b menimbang ini, maka dipandang perlu menyusun dan menata Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur; 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan; 3. Undang-undang Nornor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; 4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang-undang Nornor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

2 7. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 8. Peraturan Pemerintah Nornor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2000 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 10. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen; 11. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984 tentang Susunan Organisasi Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1983; 12. Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1991 tentang Unit Swadana dan Tata Cara Pengelolaan Keuangan 13. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik Nomor 18 Tahun 1996 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gresik Menjadi Unit Swadana Daerah; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik Nomor 10 Tahun 1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 27 Tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Gresik Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GRESIK MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN GRESIK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud:

3 a. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom Daerah adalah Kabupaten Gresik; b. Yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; c. Kepala Daerah adalah Bupati Gresik; d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD Kabupaten adalah Badan Legeslatif Daerah; e. Pemerintahan Daerah adalah Penyelanggaraan Pemerintah oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas Desentralisasi; f. Desentralisasi adalah penyerahan Wewenang Pemerintahan oleh Pemerintahan Pusat kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Republik Indonesia; g. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau perangkat pusat di Daerah; h. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan Desa dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskan; i. Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan; j. Daerah Otonom selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat Hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; k. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik; l. Kepala Dinas Kesehatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik; m. Badan Pengelola Rumah Sakit Umum adalah Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik sebagai Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Gresik yang merupkan Badan Pelayanan Umum dan selanjutnya disebut Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik; n. Klasifikasi Rumah Sakit Umum adalah pengelompokan Rumah Sakit Umum berdasarkan perbedaan tingkatan menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan;

4 o. Pelayanan Medis Spelistik Dasar, adalah Pelayanan Medis Spealistik Penyakit dalam, Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Bedah serta Kesehatan Anak; p. Pelayanan Medis Spealistik Luas, adalah Pelayanan Medis Spesialistik dasar ditambah dengan spealis telinga, hidung dan tenggorokan, mata, syarat, kulit dan kelamin, jantung, paruh, radiologi, anestesi, patologi, anatomi, dan pelayanan spealistik lain sesuai dengan kebutuhan; q. Rumah Sakit Swadana Daerah adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah yang diberi wewenang untuk menggunakan penerimaan fungsionalnya secara langsung untuk Operasional Rumah Sakit; r. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang mewujudkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang dalam kedudukannya dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan tertentu yang dimiliki serta bersifat mandiri. BAB II KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI Pasal 2 (1) Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik adalah Unit Swadana (Swakelola Mandiri) Kabupaten yang merupakan Lembaga Tehnis Daerah dalam bentuk Badan Pelayanan Umum (2) Rumah Sakit Umum dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada Bupati. Pasal 3 Rumah Sakit Umum rnempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan yang berhasil guna dengan mengupayakan penyembuhan, pemulihan, dilaksanakan secara serasi, terpadu dalam peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan. Pasal 4 Untuk rnelaksanakan tugas tersebut pada pasal 3 Peraturan Daerah ini, Rumah Sakit Umum mempunyai fungsi: a. Menyelenggarakan pelayanan medis; b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang non medis; c. Menyelenggarakan pelayanan asuhan keperawatan; d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan;

5 e. Menyelenggarakan pendidikan pelatihan. f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kesehatan g. Menyelenggarakan administrasi dan keuangan h. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati dan melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan sesuai bidang tugasnya. BAB III KLASIFIKASI DAN ORGANANISASI Pasal 5 Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Umum kelas C plus yang mempunyai fasilitas dan pelayanan medis spesialistik dasar dan beberapa pelayanan spesialistik luas. Pasal 6 Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Perencanaan Program; d. Bidang Pelayanan; e. Bidang Keperawatan; f. Bidang Keuangan g. Bidang Pendidikan dan Latihan h. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari: 1. Instalasi Rawat Inap; 2. Instalasi Rawat Jalan; 3. Instalasi Rawat Darurat; 4. Instalasi Perawatan Instensif; 5. Instalasi Bedah Sentral; 6. Instalasi Patologi Klinik; 7. Instalasi Rehab Medik; 8. Instalasi Gizi; 9. Instalasi Pemeliharaan Sarana; 10. Instalasi Pemularasan Jenazah; 11. Instalasi Radiologi; 12. Instalasi Farmasi; 13. Komite Medik; 14. Komite Keperawatan;

6 15. Staf Medis Fungsional; j. Satuan Pengawas Intern. BAB IV URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Pertama Kepala Badan Pasal 7 Kepala Badan mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijakan, membina mengkoordinasikan serta melakukan pelaksanaan tugas-tugas kesehatan secara berhasil berdaya guna dan berdaya guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya promotif preventif dan rehabilitatif Pasal 8 Dalam melakukan tugasnya Kepala Badan dibantu oleh Sekretaris dan Kepala Bidang Bagian Kedua Sekretariat Pasal 9 Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris mempunyai tugas melaksanakan, pengendalian dan Pengkoordinasian kegiatan umum, ketatausahaan, administras kepegawaian, ke rumah tanggaan, hukum, kehumasan, publikasi dan pemasaran sosial dan koordinasi dengan Instansi lain yang terkait. Pasal 10 Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 9 Peraturan Daerah ini, sekretaris mempunyai fungsi: a. Melaksanakan kegiatan ketata usahaan, kearsipan, urusan rumah tangga, dan perlengkapan kantor; b. Melaksanakan administrasi kepegawaian; c. Mengkoordinasikan perumusan peraturan perundang-undangan dan penelaahan hukum Rumah Sakit; d. Menyelenggarakan hubungan dengan masyarakat dan pemasaran sosial Rumah Sakit; e. Melakukan koordinasi dengan Instansi lain yang terkait; f. Mengadakan evaluasi dan pelaporan tentang kerumah sakitan; g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

7 Pasal 11 (1) Sekretaris terdiri dari: a. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan; b. Sub Bagian Kepegawaian; c. Sub Bagian Hukum, Humas dan Publikasi. (2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. Pasal 12 (1) Sub Bagian Umum dan Perlengkapan tugas: a. Melaksanakan pengelolaan surat menyurat ekspedisi dan tata kearsipan; b. Melaksanakan kegiatan rumah tangga dan perlengkapan kantor; c. Melaksanakan pemeliharaan dan pengadaan barang; d. Melaksanakan pencucian, kebersihan, ketertiban, dan keamanan; e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lian yang diberikan oleh Sekretaris; (2) Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas: a. Menyusun dan memelihara data kepegawaian serta pengembangan pegawai; b. Menyiapkan bahan dan memperoses pengangkatan, kenaikan pangkat, penempatan dalam jabatan, hukaman jabatan, pemberhentian, pemindahan, cuti, bebas tugas, kenaikan gaji berkala, pemberian tanda jasa dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelolaan kepegawaian; c. Menyiapkan bahan dan melakukan upaya dalam meningkatkan disiplin pegawai serta mengurus kesejahteraan dan kedudukan hukum pegawai; d. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris. (3) Sub Bagian Hukum, Humas dan Publikasi mempunyai tugas : a Menelaah dan mengevaluasi peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan perumah sakitan; b. Mengkoordinasikan perumusan rancangan peraturan perundangundangan di bidang kesehatan dan perumah sakitan; c. Memberikan saran dan pertimbangan dan bantuan hukum atas masalah hukum yang timbul dalam pelaksanaan tugas;

8 d. Mengumpulkan, menghimpun, mensistimasikan, menganalisa, menyaring, dan mengendalikan informasi serta mengumpulkan bahanbahan untuk dipublikasikan, dan tugas-tugas kehumasan lainnya; e. Melaksanakan tugas keprotokolan; f Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh sekretaris. Bab Ketiga BIDANG PERENCANAAN PROGRAM Pasal 13 Bidang Perencanaan Program dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan program, pelaporan, rekam medis dan pengelolaan perpustakaan. Pasal 14 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 13 Peraturan Daerah, Bidang Perencanaan Program mempanyai fungsi : a. Melaksanakan Koordinasi dalam rangka penyusunan rencana dan program pelaporan; b. Melaksanakan Analisa dan Evaluasi di bidang realisasi pelaksanaan program; c. Melaksanakan tugas-tugas pelaporan hasil analisa dan evaluasi; d. Melaksanakan pengelolaan rekam medik; e. Melaksanaka tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Pasal 15 (1) Bidang Perencanaan Program terdiri dari: a. Sub Bidang Penyusunan Program; b. Sub Bidang Analisa dan Evaluasi; c. Sub Bidang Rekam Media (2) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Perencanaan Program. Pasal 16 (1) Sub Bidang Program mempunyai tugas: a. Melakukan koordinasi dalam perencanaan strategik Rumah Sakit; b. Melaksanakan pemantauan dan menyusun laporan pelaksanaan program;

9 c. Melaksanakan penyelenggaraan perpustakaan; d. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Program. (2) Kepala Sub Bidang Analisa dan Evaluasi mempunyai tugas: a. Melaksanakan kegiatan audit dokumentasi mutu program; b. Melaksanakan kegiatan audit atas aktivitas mutu program; c. Melaksanakan kegiatan audit atas mutu produk; d. Melaksanakan kegiatan audit atas pelayanan dan keperawatan; e. Melaksanakan kegiatan audit atas performance kinerja; f. Melaksanakan surveilance, validasi program dan produk; g. Menghimpun dan mengkaji serta mengaudit dokumentasi dan aktivitas program; h. Menghimpun dan mengkaji kebutuhan pelanggan internal dan external; i. Mengembangkan produk-produk unggulan Rumah Sakit baik medis maupun non medis; j. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap program dan produk Rumah Sakit; k. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan Program. (3) Kepala Sub Bidang Rekam Medik mempunyai tugas: a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan data rekam medik; b. Pelaksanaan kegiatan rekam medik; c. Memberikan informasi rekam medik bagi yang memerlukan; d. Melaksanakan kegiatan pelaporan Rumah Sakit; e. Menyusun data informasi Rumah Sakit; f. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Bidang Perencanaan Program. Bagian Keempat BIDANG PELAYANAN Pasal 17 Bidang Pelayaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medis, penunjang medis, pengawasan dan penilaian terhadap penggunaan fasilitas pelayanan medis, fasilitas penunjang media serta pengawasan penilaian administrasi penerimaan dan pemulangan pasien.

10 Pasal 18 Untuk melaksanakan tugas dimaksud dalam pasal 17, Bidang Pelayanan mempunyai fungsi: a. Melaksanakan koordinasi rencana kebutuhan pelayanan medis dan penunjang medis; b. Melaksanakan Pemantauan, pengawasan, dan penilaian penggunaan fasilitas pelayanan, kegiatan pelayanan medis dan penunjang medis; c. Melaksanakan pengendalian, penerimaan dan pemulangan pasien pada instalasi terkait; d. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Pasal 19 (l) Bidang Pelayanan terdiri dari: a. Sub Bidang Pelayanan Medis; b. Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis. (2) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pelayanan. Pasal 20 (1) Sub Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas: a. Menyiapkan dan mengkoordinasikan kebutuhan pelayanan medis; b. Melakukan pemantauan dan pengawasan kegiatan pelayanan medis; c. Melakukan pengawasan dan pemantauan penerimaan dan pemulangan pasien; d. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan dan mengkoordinasikan kebutuhan penunjang medis pada instalasi; b. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas penunjang medis; c. Melaksanakan pengawasan, pemantauan dan penilaian pelayanan penunjang medis pada pasien; d. Melakukan pemantauan terhadap kegiatan pelayanan penunjang medis; e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya

11 Bagian Kelima BIDANG KEPERAWATAN Pasal 21 Bidang Keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas mengkoordinasikan kegiatan pelayanan, kebutuhan pelayanan, pemantauan mengatur, mengendalikan asuhan keperawatan, kebutuhan tenaga, perlengkapan dan fasilitas keperawatan, pembinaan dan bimbingan pelaksananaan asuhan keperawatan, etika dan mutu pelayanan keperawatan, serta merencanakan pengembangan mutu pelayanan keperawatan. Pasal 22 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Peraturan Daerah ini Kepala Bidang Keperawatan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Melaksanakan koordinasi rencana kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana kebutuhan asuhan keperawatan; b. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan kegiatan asuhan keperawatan; c. Merencanakan upaya pengembangan tenaga keperawatan; d. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Pasal 23 (1) Bidang Keperawatan terdiri dari : a. Sub Bidang Tenaga Keperawatan; b. Sub Bidang Peralatan Keperawatan. (2) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Keperawatan. Pasal 24 (1) Sub Bidang Tenaga Keperawatan, mempunyai tugas: a. Menyiapkan bahan dan menyusun rencana peningkatan mutu dan etika keperawatan; b. Melakukan kegiatan dalam rangka pengembangan profesi tenaga keperawatan; c. Melakukan evaluasi dan penilaian mutu, etika serta kemampuan profesi tentang keperawatan;

12 d. Menyiapkan bahan pembinaan bagi tenaga paramedis perawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standar; e. Melakukan koordinasi perencanaan kebutuhan untuk pengembangan profesi tenaga keperawatan; f. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan kegiatan asuhan keperawatan; g. Melakukan penelitian di bidang pelayanan keperawatan; h. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala Bidang Keperawatan sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Sub Bidang Peralatan Keperawatan mempunyai tugas: a. Mengkoordinasi rencana kebutuhan pelayanan dan peralatan keperawatan; b. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan kegiatan pelayanan keperawatan serta pemanfaatan peralatan keperawatan; c. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian penerimaan setia pemulangan pasien; d. Melakukan kegiatan perawatan jenazah; e. Memantau kegiatan pelayanan keperawatan dan merencanakan kebutuhan serta pemanfaatan peralatan keperawatan; f. Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan dan kelayakan pakai fasilitas peralatan keperawatan pada instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi rawat darurat, instalasi perawatan intensif instalasi bedah sentral, instalasi rehab medik; g. Melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi terhadap kegiatan pelayanan pada penderita di semua instalasi mulai dari penerimaan sampai dengan pemulangan; h. Melakukan pemantauan dan pengendalian serta mengevaluasi terhadap pemanfaatan peralatan perawatan; i. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perawatan sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Keenam BIDANG KEUANGAN Pasal 25 Bidang keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas menyiapkan bahan untuk menyusunan anggaran, mengelola keuangan dan melaksanakan verifikasi, kegiatan akutansi dan mobilisasi dana.

13 Pasal 26 Untuk melaksanakan tugas dimaksud dalam pasal 25, Bidang Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja Rumah Sakit serta menyusun daftar rencana kerja (DRK); b. Pengelolaan keuangan; c. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka mobilisasi dana; d. Penyajian laporan keuangan dan kegiatan mobilisasi dana; e. Pelaksanaan verifikasi dana dan akutansi Rumah Sakit; f. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya Pasal 27 (1) Bidang Keuangan terdiri dari a. Sub Bidang Akutansi dan Verifikasi b. Sub Bidang Perbendaharaan; c. Sub Bidang Mobilisasi Dana. (2) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Keuangan. Pasal 28 (1) Sub Bidang Akutansi dan Verifikasi mempunyai tugas: a. Melakukan verifikasi dan akutansi Rumah Sakit; b. Mengadakan pemeriksaan dan penelitian terhadap realisasi anggaran rutin pembangunan; c. Memeriksa dan melakukan penilaian terhadap pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran; d. Melaksanakan verifikasi laporan keuangan, pembukuan dan pencatatan keuangan lainnya; e. Melaksanakan pembukuan pendapatan dan belanja Rumah Sakit melalui proses akutansi; f. Menyajikan laporan akutansi keuangan Rumah Sakit; g. Melaksanakan verifikasi laporan kuangan; h. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya (2) Sub Bidang Perbendaharaan, mempunyai tugas: a. Melaksanakan pembukuan dan pencatatan keuangan; b. Menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan; c. Mengelolah anggaran pendapatan dan belanja Rumah Sakit;

14 d. Menyusun daftar isian kegiatan dan daftar isian proyek; e. Menyusun daflar rencana kerja; f. Mengolah keuangan Rumah Sakit; g. Menghimpun dan menyusun perubahan anggaran keuangan Rumah Sakit; h. Mengelola gaji pegawai dan pemberian hak keuangan pegawai; i. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya. (3) Sub Bidang Mobilisasi Dana, mempunyai tugas sebagai berikut: a. Melaksanakan koordinasi dalam rangka mobilisasi dana; b. Penyajian laporan keuangan dan kegiatan mobilisasi dana; c. Melakukan terobosan dalam upaya pengelolaan manajemen keuangan Rumah Sakit; d. Menyusun laporan pertanggung jawaban keuangan; e. Menyiapkan bahan koordinasi atau kerja sama dengan instansi atau lembaga lain dalam penggalian dana Rumah Sakit; f. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keuangan sesuai dengan bidang tugasnya Bagian Ketujuh BIDANG PENDIDIKAN DAN LATIHAN Pasal 29 Bidang Pendidikan dan Latihan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas mengkoordinasikan kebutuhan untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan, penelitian, pengembangan sumber daya manusia. Pasal 30 Untuk melaksanakan tugas dimaksud pada pasal 29, Bidang Pendidikan dan Latihan mempunyai fungsi: a. Melakukan koordinasi, perencanaan kebutuhan kegiatan pelatihan dan bimbingan, penelitian, pengembangan, dan pembinaan; b. Melaksanakan kegiatan pelatihan dan bimbingan, penelitian, pengembangan, dan pembinaan; c. Melaksanakan pengawasan dan penilaian terhadap pelaksanaan pelatihan dan bimbingan, pengembangan, penelitian dan pembinaan; d. Meningkatkan mutu dan pengembangan sumber daya manusia; e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugasnya.

15 Pasal 31 (1) Bidang Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari: a. Sub Bidang Pembinaan Sumber Daya; b. Sub Bidang Riset, Litbang dan Peningkatan Mutu. (2) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, berada dan bertanggung jawab terhadap kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan. Pasal 32 (1) Sub Bidang Pembinaan Sumber Daya Manusia, mempunyai tugas: a. Melaksanakan perencanaan kebutuhan pembinaan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan sumber mutu daya manusia; b. Melaksanakan pembinaan pada karyawan; c. Melaksanakan koordinasi, perencanaan kebutuhan kegiatan pelatihan dan bimbingan, pengembangan, penelitian dan pembinaan; d. Melaksanakan kegiatan pelatihan dan bimbingan, pengembangan, penelitian dan pembinaan; e. Mengadakan pengawasan, penilaian terhadap pelaksanaan pelatihan dan bimbingan, pengembangan, penelitian dan pembinaan; f. Mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam rangka pendidikan dan latihan; g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan sesuai bidang tugasnya (2) Sub Bidang Riset, Libang dan Peningkatan Mutu, mempunyai tugas: a. Menyiapkan rencana kebutuhan pelatihan dan bimbingan dan upaya pengembangan tenaga medis, paramedis dan tenaga lain; b. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pelatihan dan bimbingan dalam rangka upaya pengembangan tenaga lain yang akan mengikuti pelatihan dan bimbingan; c. Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan tentang kegiatan pelatihan dan bimbingan dalam upaya pengembangan tenaga medis dan tenaga lain; d. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan sesuai bidang tugasnya.

16 Bagian Kedelapan KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 33 (1) Kelompok Jabatan fungsional memiliki tugas melaksanakan tugas-tugas teknis fungsional sesuai dengan kebutuhan dan bidang keahlian yang dimiliki; (2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. (3) Kelompok jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang fungsional senior yang ditunjuk; (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja; (5) Dalam melaksanakan tugas pimpinan unit kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik kedalam maupun keluar sesuai dengan tugas masing-masing. (6) Kelompok Jawatan Fungsional dimaksud terdiri dari instalasi-instalasi dan/atau Unit kerja yang memiliki fungsi teknis dan terdiri dari: a. Instalasi Rawat Inap; b. Instalasi Rawat Inap; c. Instalasi Rawat Jalan; d. Instalasi Rawat Darurat; e. Instalasi Perawatan Intensif; f. Instalasi Bedah Sentral; g. Instalasi Patologi Klinik; h. Instalasi Rehap Medik; I. Instalasi Gizi j. Instalasi Pemeiliharaan Sarana; k. Instalasi Pemeliharaan Jenazah; 1. Instalasi Radiologi m. Instalasi Farmasi; n. Komite Medik o. Komite Keperawatan; p. Staf Medis Fungsional; q. Satuan Pengawas Intern. Pasal 34 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 33, Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai fungsi:

17 a. Melaksanakan tugas-tugas teknis operasional sesuai dengan bidang keahlian; b. Melaksanakan koordinasi dengan satuan unit pelaksana teknis yang lain; c. Melaporkan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; d. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 35 Jenis dan tugas instalasi di Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik terdiri dari : a. Instalasi Rawat Inap mempunyai tugas mengkoordinasikan kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas sumber daya di Instalasi Rawat Inap; b. Instalasi Rawat Jalan mempunyai tugas mengkoordinasikan kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas sumber daya di Instalasi Rawat Jalan; c. Instalasi Rawat Darurat mempunyai tugas mengkoordinasikan kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas sumber daya di Instalasi Rawat Darurat; d. Instalasi Perawatan Intensif mempunyai tugas mengkoordinasikan kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas sumber daya di Instalasi Perawatan Intensif; e. Instalasi Bedah Sentral mempunyal tugas mengkoordinasikan kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas sumber daya di Instalasi Bedah Sentral; f. Instalasi Radiologi mempunyai tugas mengkoordinasikan kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas sumber daya di Instalasi Radiologi; g. Instalasi Farmasi mempunyai tugas mengkoordinasikan kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas sumber daya di Instalasi Farmasi; h. Inslalasi Gizi mempunyai tugas mengkoordinasikan kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas sumber daya di Instalasi Gizi; i. Instalasi Palologi Klinik mempunyai tugas mengkoordinasikan kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas sumber daya di Instalasi Patologi Klinik;

18 j. Instalasi Pemeliharaan Sarana mempunyai tugas merencanakan pengembangan, perbaikan, pemeliharaan sarana dan prasarana medis dan non medis Rumah Sakit, menjaga kelancara operasional peralatan pelayanan medis dan penunjang medis serta mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan Rumah Sakit; k. Instalasi Rehab Medik mempunyai tugas mengkoordinaiskan kebutuhan, pemantanan, pengawasan dan penggunaan fasilitas sumber daya di Instalasi Rehab Medik; I. Instalasi Kamar Jenazah mempunyai tugas mengkoordinasikan kebutuhan, pemantauan, pengawasan dan penggunaan fasilitas di Instalasi Kamar Jenazah dan melaksanakan kegiatan pembuatan Visum et Repertum; m. Instalasi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas menyediakan semua fasilitas dan kebutuhan untuk menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan sanitasi lingkungan Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik. Bagian Kedelapan KOMITE MEDIK Pasal 36 (1) Komite Medik adalah kelompok tenaga medis yang keanggotaannya dipilih dari anggota staf medis fungsional yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan; (2) Komite Medik mempunyai tugas membantu Kepala Badan dalam menyusun standart pelayanan, memantau pelaksanaan, melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medis fungsional, mengembangkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan; (3) Pembentukan komite Medik, pada Rumah Sakit Umum ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usul Direktur; (4) Komite Medik terdiri dari: a. Ketua merangkap anggota; h. Wakil Ketua merangkap anggota; c. Sekretaris merangkap anggota; d. Anggota-anggota.

19 Pasal 37 (1) Dalam melaksanakan tugas, Komite Medik dapat dibantu oleh panitiapanitia yang anggotanya terdiri dari staf medis fungsional dan tenaga profesi lainnya secara ex-officio. (2) Panitia dimaksud ayat (1) di atas adalah kelompok khusus didalam Komite Medik yang dibentuk untuk mengatasi masalah khusus. (3) Pembentukan panitia ditetapkan oleh Direktur dengan masa bakti 3 (tiga) tahun. Bagian Kesepuluh KOMITE KEPERAWATAN Pasal 38 (1) Komite keperawatan adalah kelompok tenaga keperawatan yang keanggotaannya dipilih dari anggota staf keperawatan fungsional di Rumah Sakit, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan, melalui bidang keperawatan. (2) Komite keperawatan mempunyai tugas: a. Membantu bidang keperawatan untuk memberikan masukan dalam mengembangkan mutu keperawatan meliputi: 1. Aspek pelayanan keperawatan 2. Aspek pendidikan dan pengembangan 3. Aspek penelitian keperawatan b. Penataan sistem keperawatan dan pemeliharaan mutu keperawatan; c. Menyusun standart atau SOP keperawatan dan pemantauan penerapannya; d. Penetapan norma dan pembinaan etika profesi. e. Pembentukan komite keperawatan pada Rumah Sakit Umum ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan. (3) Komite keperawatan terdiri dari: a. Ketua merangkap anggota; b. Wakil Ketua merangkap anggota; c. Sekretaris merangkap anggota; d. Bendahara merangkap anggota; e. Anggota-anggota

20 Bagian Kesebelas STAF MEDIS FUNGSIONAL Pasal 39 (1) Staf medis fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di Instalasi dalam jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosis. pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan, pendidikan, pelatihan serta penelitian dan pengembangan; (2) Dalam rnelaksanakan tugasnya staf medis fungsional dikelompokkan sesuai dengan keahliannya dan setiap kelompok dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih oleh anggota kelompok lainnya untuk masa bakti 3 (tiga) tahun serta berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan; (3) Ketua kelompok diangkat oleh Bupati atas usul dari Kepala Badan. Bagian Keduabelas SATUAN PENGAWAS INTERN Pasal 40 (1) Satuan pengawas Intern adalah kelompok fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya Rumah Sakit. (2) Satuan pengawas intern dapat dibentuk pada Rumah sakit yang ditetapkan sebagai unit swadana (3) satuan pengawas intern ditetapkan oleh Kepala Badan. Bagian Ketigabelas DEWAN PEMBINA Pasal 41 (1) Dewan Pembina adalah kelompok pengarah/penasehat yang keanggotaannya terdiri dari unsur Pemerintah Daerah dan tokoh masyarakat; (2) Dewan Pembina memberikan masukan dan saran-saran kepada Kepala Badan dalam melaksanakan misi Rumah Sakit dengan memperhatikan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah Daerah; (3) Dewan Pembina dapat dibentuk pada Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai unit swadana;

21 (4) Dewan Penyantun dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah untuk masa kerja 3 (tiga) tahun. BAB V TATA KERJA Pasal 42 (1) Dalam melaksanakan tugas, Rumah Sakit Umum dan Instansi Vertikal yang urusannya sejenis menyelenggarakan koordinasi/kerjasama dengan sebaik-baiknya; (2) Dalam melaksanakan tugas, Rumah Sakit Umum menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama fungsional dengan Dinas Kesehatan Daerah. Pasal 43 (1) Kepala Badan berkewajiban memberikan petunjuk, membimbing, mengawasi pekerjaan unsur-unsur pembantu dan pelaksana yang berada dalam lingkungan satuan kerjanya; (2) Kepala Badan secara periodik membuat laporan pelaksanaan program kepada Bupati; BAB VI PENGANGKATAN DALAM JABATAN Pasal 44 (1) Kepala Badan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati; (2) Sekretaris, Kepala Bidang, diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usulan Kepala Badan; (3) Pejabat-pejabat lainnya di Lingkungan Rumah Sakit Umum diangkat dan diberhentikan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 45 (1) Jabatan Kepala Badan tidak boleh dirangkap (2) Apabila Kepala Badan berhalangan hadir Kepala Badan dapat menunjuk salah satu pejabat yang dianggap mampu mewakilinya;

22 BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 46 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 10 Tahun 1997 dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 47 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannva diatur lebih lanjut oleh Bupati. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 48 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Gresik. Disahkan di : Gresik Pada tanggal : 20 Nopember 2001 BUPATI GRESIK TTD Drs. KH. ROBBACH MA SUM Diundangkan di : Gresik Pada Tanggal : 21 Nopember 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GRESIK TTD Drs. G U N A W A N, MSi Pembina Utama Muda Nip LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2001 NOMOR 4 SERI D.

23 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN GRESIK I. PENJELASAN UMUM Kebutuhan akan Kesehatan masyarakat semakin hari semakin meningkat dengan meningkatnya kebutuhan tersebut, maka sangat memerlukan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kebutuhan tersebut secara terus menerus dengan didukung oleh tenaga handal dan profesionalisme. Dalam era globalisasi persaingan antara daerah satu dengan daerah lainnya untuk memberikan pelayanan kesehatan saling berlomba. Bertitik tolak dari persaingan yang sama-sama berkeinginan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat akan manfaat kesehatan bagi setiap masyarakat di Kabupaten Gresik, maka Perlu menata kembali Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik dan meningkatkan fungsi kelembagaannya dan unit Pelaksana teknis Dinas Kesehatan menjadi Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Kabupaten Gresik dengan suatu Peraturan Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d Pasal 48 : Cukup Jelas

24 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR : 14 TAHUN 2001 TANGGAL : 20 NOPEMBER 2001 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN GRESIK KEPALA BADAN DEWAN PEMBINA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM & PERLENGKAPAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN HK. HUMAS & PUBLIKASI BIDANG PERENCANAAN PROGRAM BIDANG PELAYANAN BIDANG KEPERAWATAN BIDANG KEUANGAN BIDANG DIKLAT SUB BIDANG PENYUSUNAN PROGRAM SUB BIDANG PELAYANAN MEDIS SUB BIDANG KEPERAWATAN TENAGA SUB BIDANG AKUTANSI & FERIVIKASI SUB BIDANG PEMBINAAN SDM SUB BIDANG ANALISA & EVALUASI SUB BIDANG PELAYANAN PENUNJANG MEDIS SUB BIDANG PERALATAN KEPERAWATAN SUB BIDANG PERBENDAHARA AN SUB BIDANG RISET LITBANG PENINGKATAN MUTU SUB BIDANG REKAM MEDIS SUB BIDANG MOBILISASI DANA Disahkan di Gresik Pada tanggal 20 Nopember 2001 BUPATI GRESIK Ttd Diundangkan di Gresik Pada Tanggal 21 Nopember 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GRESIK Ttd Drs. G U N A W A N, MSi Pembina Utama Muda Nip Drs. KH. ROBBACH MA SUM