111. BAHAN DAN METODE
|
|
- Sugiarto Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 111. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Laboratorium Biologi Molekuler dan Seluler Tanaman, Laboratorium Mikrobiologi clan Biokimia, PAU Bioteknologi IPB. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 1997 sampai Oktober Penelitian ini terdiri atas dua seri penelitian (Gambar 6). Penelitian I. Studi Kriteria Analisis Vigor Benih dengan Mekanisme Pulih Vigor. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mekanisme pemulihan kriteria analisis vigor benih. 1 a. Mekanisrne Pulih Vigor. vigor untuk Benih kedelai varietas Wilis yang digunakan merupakan has11 panen tanggal 20 Januari 1997 dari Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Leuwikopo, Darmaga. Lot-lot benih dengan ragam viabilitas dibuat secara alami dan buatan. Pembuatan lot secara alami dilakukan dengan menyimpan benih dalam kondisi terbuka dengan taraf penyimpanan 0, 1, 2,..., 9 minggu (MO sampai dengan M9). Pembuatan lot dengan cara buatan dilakukan melalui proses devigorasi dengan pe- ngusangan cepat dalam deraan uap etanol dengan MPC IPB 77-1 pada taraf TO, TI, T2, T3, T4, T5, T6, T7, T8, dimana T O benih tanpa penderaan, T1 = ( ) menit, yang artinya dalam hembusan etanol selama 10 menit dan dibiarkan dalam etanol jenuh selama 10 menit. T2 = 2 x TI,... T8 = 8 x TI. Benih dilembabkan selama 6 jam sebelum diberi perlakuan etanol dan dikeringkan ke keadaan semula setelah perlakuan etanol.
2 Penelitian I Variasi lot benih oleh deteriorasi Variasi lot benih oleh devigorasi Lot benih dengan pulih vigor terlinggi Mekanisrne pulih vigor dengan parameter biok Penelitian I1 Pernanfaatan invigorasi untuk kriteria analisis benih vigor tinggi dan vigor sedang I Blended seed lot berbagai variasi rasio,lnvigorasi f Oeteksi viabilitas blended seed lot Garnbar 6. Skema pelaksanaan penelitian
3
4 U Ai Bj (AB)ij Eij k = rataan mum = pengaruh faktor tingkat viabilitas = pengaruh faktor invigorasi = pengaruh interaksi faktor A ke-i dengan faktor B ke-j = pengaruh acak Vigor benih dengan indikasi fisiologi (VgfiSiO') Parameter Viabilitas Potensial (Vp) diamati dengan tolok ukur DB. Parameter vigor (Vg) diamati dengan tolok ukur KST. Vigor benih dengan indikasi biokimiawi (vgbiok) Indikasi biokimiawi diamati dengan tolok ukur kandungan asam fitat, jurnlah P yang diesterifikasi oleh mitokondria dan aktivitas enzim peroksidase. lb. Hubungan antara V,"~'O' dan vgbiok Berdasarkan data penelitian la dilakukan analisis regresi linier Y= a + b X (X= indikasi fisiologi ; Y= indikasi biokimiawi) untuk mengetahui hubungan antara tolok ukur vigor benih dengan indikasi fisiologi dan vigor benih dengan indikasi biokimiawi. lc. Pemantapan mekanisme pulih vigor.- Berdasarkan hasil penelitian invigorasi pada beberapa taraf deteriorasi maupun devigorasi (Tabel Larnpiran 1 dan 2), maka lot benih yang dapat mencapai pulih vigor tertinggi yaitu penyimpanan 6 minggu dianalisis lebih lanjut untuk pemantapan mekanisme proses pulih vigor. Lot benih diberi perlakuan 1) Tanpa invigorasi, 2) Invigorasi dengan larutan KHzP04 ( 32.7 g/l) dan 3) Invigorasi dengan
5 larutan PEG (260 g/l). Metode osmotic priming dilakukan seperti pada penelitian 1 a. Indikasi fisiologi diamati dengan tolok ukur DB dan KST, sedangkan indikasi biokimiawi diamati dengan tolok ukur kandungan asam fitat, aktivitas enzim fitase dan pola pita protein. Id. Konsumsi energi selama perkecambahan Asam fitat di dalarn penelitian ini diteliti lebih rnendalam sebagai surnber P selama perkecambahan benih dan merupakan gambaran bagaimana konsumsi energi selama perkecambahan. Pada benih pulih vigor diduga penggunaan energi selama perkecambahan lebih efisien dan asam fitat merupakan salah satu tolok ukmya. Untuk memperkuat hipotesis tentang konsumsi energi selama perkecambahan, dilakukan analisis dari benih yang dikecambahkan pada kondisi gravitasi < 1 menurut metode Carlson (1996) yang dimodifikasi (Gambar 8) dan kontrol. Benih ditanam dalam kertas merang lembab berlapis plastik dan diletakkan pada roda yang berputar searah poros dengan kecepatan 7 rpm dan tegak lurus poros dengan kecepatan 14 rpm. Jarak antara benih dengan poros 18 cm. Indikasi fisiologi yang diamati adalah panjang akar dan panjang hipokotil, bobot kering kecambah, indikasi biokimiawi diamati dengan tolok ukur asam fitat. 11. Pemanfaatan Invigorasi untuk Deteksi Tingkat Pulih Vigor. 2a. Aplikasi Pulih Vigor untuk Kriteria Analisis Vigor Benih Proses invigorasi diukur dengan tingkat pulih vigor yaitu selisih nilai viabilitas benih baik yang dinyatakan dengan tolok ukur fisiologi maupun biokimiawi antara lot benih yang diinvigorasi dan kontrolnya (tanpa invigorasi).
6
7 2b. Aplikasi Pulih Vigor dalam SeedBIending Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemungkinan benih vigor sedang dapat dicampur secara optimal dengan benih vigor tinggi sehingga terwujud seed blending yang memuaskan. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mempelajari metode osmotic priming dalam penentuan efektivitas rasio dalam blending. Keterangan : Benih vigor tinggi : adalah lot yang terletak sebelum titik belok pertama. Benih vigor sedang : adalab lot benih yang terletak antara tit& belok pertama dan titik maksimum kurva Benih Vigor rendah : adalah lot benih yang terletak antara titik maksimum kurva dan titik belok kedua Benih Vigor nihil : adalah lot benih yang terletak setelah titik belok kedua. Tingkat Pulih Vigor : selisih antara Vp maupun Vg antara benih yang diberi perlakuan osmotic priming dengan PEG 6000 dm kontrol. Gambar 9. Teoritis kriteria vigor benih berdasarkan tingkat pulih vigor.
8 Variasi rasio blending yang dicobakan dapat dilihat pada Tabel 1. Lot benih vigor tinggi yaitu lot benih dengan DB sekitar 95 % dan lot benih vigor sedang yaitu benih dengan DB sekitar 80%. Selanjutnya untuk pengujian pulih vigor lot-lot benih tersebut diberi perlakuan osmotic priming dengan larutan KH2P g /l. Metode osmotic priming dilakukan seperti pada penelitian la. Indikasi viabilitas yang diamati adalah indikasi fisiologi dengan tolok ukur DB dan KST, indikasi biokimiawi dengan tolok ukur kandungan asarn fitat dm jumlah P yang diesterifikasi mitokondria. Tabel 1. Variasi rasio blending lot benih vigor tinggi dan sedang Lot I Lot I1 Lot I11 Lot IV Lot V Lot VI Vigor tinggi 85 % 80 % 75 % 70 % 65 '10 60 % Vigor sedang 15 % 20 % 25 % 30 % 35 % 40 Oh Percobaan faktorial dengan dua faktor disusun dalam rancangan acak lengkap. Faktor I adalah rasio blended seed dengan enarn taraf (Tabell). Faktor I1 adalah perlakuan invigorasi dengan dua taraf yaitu tanpa invigorasi clan invigorasi dengan larutan KH2P04. Model rancangan statistik yang digunakan adalah : Yijk = U + Ai + Bj + (AB)ij + Eijk Yijk = hasil pengarnatan u - rataan umum Ai = pengaruh faktor rasio blended seed Bj = pengaruh faktor invigorasi (AB)ij = pengaruh interaksi faktor A ke-i dengan faktor B Eij k = pengaruh acak
9 Penentuan rasio yang optimum dalam blending dilakukan dengan analisis data tingkat pulih vigor dengan regresi polinornial tingkat tinggi. Pada kurva tingkat pulih vigor yang menunjukkan garis konstan, maka rasio dalam kisaran ini termasuk optimum, apabila garis tingkat pulih vigor menanjak maka rasio blending ditolak (Gambar 5). Metode analisis secara fisiologi dan biokimiawi yang digunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut : 1. Nilai DB Benih ditanam dengan metode Uji ~ e & Digulung didirikan dengan plastik. (UKDdp) pada kertas merang lembab. Setiap gulung ditanam 25 butir benih. Pengamatan dilakukan dua kali yaitu pada hari ke-3 (hitungan I) dan hari ke-5 (hitungan 11). DB dihitung berdasarkan persentase kecambah normal pada hitungan I dan Nilai KST Benih ditanam dengan metode UKDdp pada kertas merang lembab. Setiap gulung ditanam 25 butir benih. Pengamatan dilakukan pada hari ke-4 berda- sarkan persentase kecambah normal kuat. Kriteria kecambah normal kuat adalah panjang akar minimal 10 cm dengan akar sekunder yang lebat, panjang hipokotil minimal 4 cm, kondisi akar, hipokotil dan kotiledon tidak cacat. 3. Jumlah P teresterifikasi oleh mitokondria. Ekstraksi mitokondria dilakukan dengan metode Abu-Shakra dan Ching (1967). Hipokotil kecambah umur 4 hari diblender dengan larutan penyangga (Tabel Larnpiran 3) dengan perbandingan 4 ml/g hipokotil. Selanjutnya campuran disaring dengan kain. Kloroplas dan debris diendapkan dengan tiga kali sentrifigasi: 1000, 2000 dan 3000 g selarna 10 menit. Fraksi mitokondria
10 diendapkan dengan sentrifugasi g selama 20 menit. Selanjutnya endapan disuspensikan di dalam penyangga Tris/sukrosa (Tabel Lampiran 3). Jumlah P yang diesterifikasi oleh mitokondria dihitung berdasarkan pg P anorganik teresterifikasi, berdasarkan selisih jumlah awal dan setelah akhir periode inkubasi (Mattoon dan Walter, 1967). Inkubasi dilakukan dengan membuat campuran reaksi dengan total volume 2 rnl yang terdiri dari : 20 p mol malat, 2 pmol KH2P04, 2 prnol ADP, 20 pmol glukosa, 150 unit enzim heksokinase, 10 pmol MgC12, 10 mg bovin serum albumin, 60 pmol tris, 2 prnol EDTA dan 2 mg protein mitokondria. Pengukuran konsentrasi protein dilakukan dengan metode Biuret (Apriantono et al., 1989). Inkubasi dilakukan pada suhu 30 C selarna 1 jam. Untuk menghentikan reaksi ditambahkan 3 ml asam trikloroasetat 0.4 M. Selanjutnya campuran tersebut disentrifugasi 5000 g selama 8 menit untuk mengendapkan mitokondria. P anorganik ditentukan dengan metode Fiske dan Subbarow. Pereaksi Fiske dan Subbarow digunakan untuk penentuan P anorganik (Malik dan Singh, 1980). Supematan sejumlah 0.5 ml ditarnbah dengan 3.3 ml aquadest dan 1 ml pereaksi amoniurn molibdat (1.5 g amonium molibdat ml HC1 pekat lalu dilarutkan dengan aquadest menjadi 100 ml). Tabung dikocok dan sesudah 5 menit ditambah 0.2 ml pereaksi Fiske dan Subbarrow, ditunggu sarnpai 15 menit pada suhu 30 C kemudian absorbansinya diukur pada 660 nm. Pereaksi Fiske dan Subbarow dibuat dengan melarutkan 1.45 g sodium metabisulfit, 50 mg sodium sulfit dan 25 mg asam 1-amino-2-naphtol sulfonate dalarn 5 ml air panas (80 OC) kemudian ditambah aquadest sampai volume akhir I0 mi.
11 4. Aktivitas enzim peroksidase (Pian, 1981) Bagian yang dianalisis adalah kotiledon kecambah urnur 4 hari. Sampel yang sudah dihaluskan lalu ditimbang 1 g lalu ditambah 10 ml bufer fosfat M ph 6 kemudian diaduk-aduk. Campuran disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 20 menit, lalu disaring dengan kertas Whatrnan no.1. Campuran reaksi yang terdiri atas 2 ml larutan pirogalol 0.05 M dalam bufer fosfat, 50 p1 filtrat enzim dan 50 p1 H202 1 % dimasukkan di dalam kuvet, lalu secepatnya diukur absorbansnya pada panjang gelombang 420 nm setiap 15 detik selama 2.5 menit. Aktivitas enzim dihitung berdasarkan rata-rata selisih absorbans per menit per mg protein enzim. metode Biuret. 5. Kandungan asam fitat (Wheeler clan Ferrel, 1971). Pengukuran protein enzim dilakukan dengan Jaringan yang dianalisis adalah kotiledon kecambah kedelai umur 4 hari yang sudah dikeringkan pada suhu 60 C selama 3 hari. Contoh sebanyak 250 mg ditambah 5 ml TCA 3 % lalu dikocok selama 30 menit. Campuran tersebut disentrifugasi dengan kecepatan rpm selama 10 menit. Supernatan dipisahkan, 1.3 ml supematan dimasukkan ke dalam tabung sentrifusa lalu ditambahkan 0.52 ml larutan FeC13 (2 mg ion ~e~+/ml TCA 3 %). Campuran tersebut selanjutnya dipanaskan dalam air mendidih selama 45 menit. Jika supernatan tidak jemih ditambahkan 1 tetes Na2S04 3% dalam TCA 3 % dan pemanasan dilanjutkan. Tahap selanjutnya campuran disentrifugasi dengan kecepatan rpm selama 10 menit, kemudian supematan didekantasi dengan pipet pasteur. Endapan ditambah dengan 1.6 ml TCA 3 % dan dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit, dilanjutkan dengan sentrifugasi rpm selama
12 10 menit. Supematan didekantasi, selanjutnya endapan ditambah 1.6 ml TCA 3%, dipanaskan dalarn air mendidih selama 10 rnenit dilanjutkan dengan sentrifugasi rpm selarna 10 menit. Supernatan didekantasi dan endapan ditambah aquades 1.6 ml kemudian dipanaskan selama 10 menit lalu disentrifugasi rpm selama 5 menit. Supernatan didekantasi, endapan ditarnbah dengan 0.65 ml aquades dan 0.39 ml NaOH 1.5 N. Campuran dipindah ke tabung reaksi 15 ml, tabung sentrifusa dibilas dengan 4 ml aquades, bilasan dijadikan satu dalam tabung reaksi lalu dipanaskan selama 30 menit. Endapan disafing panas-panas dengan kertas saring kecepatan medium (Whatrnan no. 40). Endapan yang tersisa dibilas dengan aquades panas 10 ml. Endapan yang ada di kertas saring dilarutkan dengan 5.2 ml HN N panas. Kertas saring dibilas dengan 8 ml aquades, bilasan dijadikan satu. Larutan didinginkan lalu ditepatkan dengan aquades sampai 13 ml. Dari larutan contoh yang sudah siap, diambil 0.5 ml lalu ditambah aquadest 4.5 ml. Selanjutnya ditambah 1 ml KSCN 1.5 N dan diukur absorbansinya dalam waktu tidak lebih dari 1 menit dengan panjang gelombang 480 nm. 6. Aktivitas enzim fitase Akivitas enzim fitase ditentukan menurut metode Mandal dan Biswas (1970). Kotiledon kecambah umur 4 hari dicuci dengadair, dihomogenasi dengan volume yang sama dengan 0.05 M buffer ph 7 dan disentrifugasi selama 20 menit pada g. Supernatan dipanaskan pada suhu 60'~ dalam penangas air yang dijaga suhunya selama 5 menit. Selanjutnya didiiginkan dalam es, lalu disentrifugasi pada g selama 20 menit.
13 Supernatan dijenuhkan sampai 90% dengan arnonium sulfat dm disentrifugasi untuk memperoleh endapannya. Endapan dilarutkan dengan 0.05 M buffer tris dengan volume seminimum mungkin, kemudian didialisis dengan buffer yang sama selama 1 malam pada suhu 10 C. Uji aktivitas enzim fitase dilakukan dengan membuat campuran sebanyak 1 ml yang terdiri : 400 pl buffer tris ph 7.5, 400 pi fitat (250 pglml), dan 200 p1 protein enzim. Campuran diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37'~. Reaksi dihentikan dengan menambafikan 1 ml 0.4 M asarn trikloroasetat dingin dan didiamkan pada suhu karnar selama 15 menit. Campuran lalu disentrifugasi, P yang dibebaskan dihitung dengan metode Fiske dan Subarrow. 7. Analisis pola pita protein (Copeland, 1994) Protein diekstrak dari kotiledon kecambah kedelai umur 4 hari. Sifat-sifat protein dianalisis dengan metode elektroforesis SDS-PAGE. Komposisi resolving gel, stacking gel, larutan buffer elektroforesis, larutan sampel, larutan pewarna dan larutan pencuci dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4. Sampel dilarutkan dalam lamtan sarnpel lalu dimasukkan dalam air mendidih selama 2 menit. Bovin serum albumin (1 mg/ml) diperlakukan sama seperti sampel digunakan untuk standar. Sampel dengan konsentrasi protein 5 pgnubang maupun standar selanjutnya diinjeksikan ke dalam lubang sampel pada gel yang sudah dimasukkan dalam perangkat elektroforesis yang berisi buffer. Aliran listrik &atur pada 75 ma, setelah 15 menit ditingkatkan menjadi 100 rna. Aliran listrik dihentikan setelah zat warna biru mencapai posisi kurang lebih 1 cm dari dasar gel. Gel diangkat dan direndam dalam larutan pewarna pada suhu 50 C selama 30 menit. Larutan pewarna dituang, kemudian gel dibilas dengan larutan pencuci satu kali, selanjutnya gel direndam dalarn larutan pencuci seiama
14 20 jam pada suhu kamar sambil digoyang. Larutan pencuci dituang dan gel dipindahkan ke plastik transparan.
(1981) adalah menurunnya potensi tumbuh rnaksimum, daya berkecambah dan vigor
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Selama periode penyimpanan benih mengalami kemunduran yang disebabkan oleh faktor-faktor alami. Proses ini disebut deteriorasi. Kemunduran benih dapat juga tejadi oleh tindakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012. Penderaan fisik benih, penyimpanan benih, dan pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan
30 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Agustus sampai Oktober
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB. Pelaksanaan percobaan dimulai dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan dilaksanakan di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas
Lebih terperinciLampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)
LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium sulfat dalam menghasilkan enzim bromelin dan aplikasinya sebagai koagulan pada produksi keju. 3.1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green House dan Laboratorium Genetika dan Molekuler jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008 sampai dengan Maret 2009. Tempat penelitian di Kebun IPB Tajur I dan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, IPB, dari bulan Oktober 2011 Mei 2012. Bahan Isolasi untuk memperoleh isolat B. thuringiensis
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea terhadap ketersediaan NH3, volatile fatty acids dan protein total secara in vitro dilaksanakan pada tanggal
Lebih terperinciMETODE. Tempat dan Waktu Penelitian
13 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor pada bulan Desember 2011 sampai Agustus
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) terdiri dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan
16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai
Lebih terperinciA. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Kerja Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.), Pengambilan Sampel Darah, Penetapan Profil Urea Darah (DAM) dan Penentuan Profil Asam Urat Darah (Follin-Wu)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL ) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PENELITAN Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan dengan 3
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Darmaga, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari 2011 sampai dengan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Oktober 2013 sampai bulan
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode
23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di
15 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Universitas Diponegoro, Semarang. Bahan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)
Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan
1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan tegalan Perumahaan Puri Sejahtera, Desa Haji Mena Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada Oktober 2013
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan Metode Pengusangan APC IPB 77-1 MM Alat Pengusangan Cepat (APC) IPB 77-1 MM ini dirancang untuk dapat melakukan pengusangan cepat secara fisik maupun kimia. Prosedur
Lebih terperinciPengamatan Pertumbuhan dan Produksi Tinggi Tajuk dan Panjang Akar Analisis Askorbat peroksidase (APX) Bobot Tajuk dan Bobot Akar
3 kemudian dilakukan hidrasi selama 24 jam di botol kecil. Setelah 24 jam dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot jenuh (BJ. Untuk mengetahui bobot kering (BK maka potongan daun tersebut dikeringkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2011 di Laboratorium Agromikrobiologi, Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan;
Lebih terperinciLampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)
LAMPIRAN Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984) Pereaksi Blanko (µl) Standar (µl) Sampel (µl) Penyangga Tris HCl (0.2 M) ph 7.5 Substrat kasein for biochemistry (1 %) Ekstrak kasar
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos
LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2006 sampai dengan Januari 2008. Penelitian bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 5x4. Faktor pertama adalah konsentrasi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2016
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2016 Januari 2017 di Food Technology Laboratory, Laboratorium Terpadu, Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih serta Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan tegalan Perumahaan Puri Sejahtera, Desa Haji Mena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada Oktober 2013
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Kromatografi dan Analisis Tumbuhan, Departemen
Lebih terperinciKadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis. 1. Kadar Air (AOAC, 1999) Sebanyak 3 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot keringnya. tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi
Lebih terperinciANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih
ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Produksi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan
Lebih terperinciBAB III BAHAN, ALAT DAN METODA
15 BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 3.1 BAHAN Lactobacillus acidophilus FNCC116 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan dari Universitas Gajah Mada), Bacillus licheniformis F11.4 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O
Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Bahan-bahan - air destilasi - larutan kalium chloride (KCl) 1N ditimbang 373 g KCl yang sudah dikeringkan di dalam oven pengering 105 o C, dilarutkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP
35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP Fakultas Pertanian Unila, Laboratorium Politeknik Negeri Lampung
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium BIORIN (Biotechnology Research Indonesian - The Netherlands) Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB. Penelitian
Lebih terperinciLampiran 1 Lay out penelitian I
LAMPIRAN 65 Lampiran 1 Lay out penelitian I 66 Lampiran 2 B. humidicola tanpa N (A), B. humidicola dengann (B), P. notatum tanpa N (C), P. notatum dengan N (D), A. compressus tanpa N (E), A.compressus
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene Glycol)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.
19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
28 HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Metode Pengusangan Cepat Benih Kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan metode pengusangan cepat benih kedelai menggunakan
Lebih terperinciLampiran 1 Formulir organoleptik
LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi
Lebih terperinciLampiran 1 Analisis fitokimia
113 Lampiran 1 Analisis fitokimia a. Uji alkaloid Satu gram sampel daun digerus dan ditambahkan 1.5 ml kloroform dan tiga tetes amoniak. Fraksi kloroform dipisahkan dan diasamkan dengan lima tetes H 2
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperincisetelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8
40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Lot Benih Pembuatan lot benih dilakukan untuk memperoleh beragam tingkat vigor yang berbeda. Lot benih didapat dengan perlakuan penderaan terhadap benih jagung melalui Metode
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian dasar dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program
Lebih terperinciBAHAN DAN METODA. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini hlaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian
BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini hlaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, dimulai pada tanggal 10 April 200 1 sampai dengan
Lebih terperinciMETODE. Materi. Rancangan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2008, bertempat di laboratorium Pengolahan Pangan Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
13 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 hingga Januari 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Lebih terperinciII. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Alat Alat yang digunakan adalah akuarium berukuran 40 X 60 X 60 cm 3 dan ketinggian air
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Perlakuan Penelitian ini terdiri dari enam perlakuan yang masing-masing diberi 3 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan berupa perendaman dengan dosis relhp berbeda yaitu
Lebih terperincimesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit
Lampiran 1. Prosedur Penelitian 1. Sifat Kimia Tanah a. C-Organik Ditimbang g tanah kering udara telah diayak dengan ayakan 10 mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml Ditambahkan 10 ml K 2
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rangcangan Penelitian Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL) faktorial atau completely Rondom design pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 kali
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat
12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat Penambahan Berbagai Level Zeolit Sumber Nitrogen Slow Release pada Glukosa Murni secara In Vitro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen
Lebih terperinciIII. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium
28 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciAnalisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
Analisa Protein Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar berbagai metode analisa protein Mahasiswa mampu memilih metode yang tepat untuk mengukur
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder jagung hidroponik dengan media perendaman dan penggunaan dosis pupuk yang berbeda dilakukan pada tanggal
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung
Lebih terperinciEkstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.
LAMPIRAN 47 Lampiran 1. Prosedur Kerja Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.),Penetapan Kadar Protein, Penetapan Kadar Lemak, dan Penetapan Kadar Kolesterol Hati Itik Cihateup 48 Ekstraksi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Oktober 2011. Ekstraksi, analisis sifat kimia ekstrak campuran bahan organik dan analisis
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung
Lebih terperinci