Kiprah Mpok Nori dalam Mengembangkan Kesenian Betawi ( )
|
|
- Hengki Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kiprah Mpok Nori dalam Mengembangkan Kesenian Betawi ( ) Imas Yosita, Siswantari Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universtas Indonesia Kampus UI Depok Jawa Barat Indonesia Abstrak Skripsi ini membahas kiprah Mpok Nori dalam mengembangkan kesenian Betawi tahun Penelitian yang dilakukan merupakan kajian sejarah dengan mengambil peran sentral pada aktivitas Mpok Nori terhadap usahanya untuk mengembangkan kesenian Betawi yang dilakukannya melalui tari topeng Betawi, teater lenong, sanggar, layar kaca dan layar perak. Ia berhasil membawa kesenian Betawi bertahan di tengah modernisasi Jakarta yang berkembang cepat dengan seni budaya lain yang berasal dari berbagai daerah. Sanggar yang didirikannya telah menghasilkan anak didik yang berprestasi dalam mengembangkan kesenian Betawi. Penelitian ini membuktikan bahwa Mpok Nori berhasil membawa kesenian Betawi bertahan di tengah modernisasi Jakarta yang berkembang cepat. Kata kunci: Betawi, kesenian, Mpok Nori Abstract This thesis discusses about Mpok Nori s role in developing Betawinese art in The research done is a historical study which takes a central role on Mpok Nori s activities in trying to develop Betawinese art through Betawi mask dance, lenong theater, atelier, television and cinema. She has succeeded in bringing Betawineses art to survive in the middle modernization which grows fast together with the other cultural arts from various districts in Indonesia. The atelier which was built has produced successful students in evolving Betawinese art. This research proved that Mpok Nori has succeeded to bring Betawinese art keep in the fast-developed Jakarta modernization. Keywords: art, Betawi, Mpok Nori Pendahuluan Jakarta adalah ibu kota Negara Republik Indonesia yang mengalami perubahan fisik dan sosial dengan cepat dari waktu ke waktu. Kota Jakarta merupakan pusat kegiatan pemerintahan, ekonomi, sosial, dan budaya. Jakarta juga merupakan pintu gerbang keluar masuknya nilai budaya dari berbagai penjuru dunia yang merupakan suatu tempat berinteraksinya dari berbagai aspek budaya masyarakat. Situasi tersebut bagi seni budaya Betawi merupakan tantangan agar kebudayaan Betawi dapat bertahan di tengah modernisasi Jakarta yang berkembang cepat dengan seni budaya yang lain yang berasal dari berbagai daerah. Pada tahun 1960-an masyarakat Jakarta semakin lama semakin tidak berminat menyaksikan kesenian Betawi, seperti wayang 1
2 golek, wayang kulit, teater lenong, atau tari topeng Betawi yang acaranya dipentaskan semalam suntuk karena dianggap banyak menyita waktu. Tontonan seperti itu menjadi hidangan masa lampau. Generasi baru lebih mengenal hiburan serba gemerlap, termasuk bioskop yang mayoritas produksi Hollywood dengan pemain yang cantik dan tampan. Lapangan atau ruang terbuka yang dibutuhkan pertunjukkan teater lenong dan topeng untuk ngamen pun semakin menyempit seiring dengan bertambahnya pembangunan rumah untuk penduduk yang datang dari luar Jakarta. Pada tahun 1960-an teater lenong telah berada di pinggir jurang. Ngamen juga tak berlanjut hingga pagi, dan sudah berhenti sekitar jam sebelas malam karena hasil saweran sedikit. Pada tahun 1966, Gubernur Jakarta Ali Sadikin memandang perlu melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Betawi sebagai budaya yang menjadi ikon Kota Jakarta. Beliau mendirikan Pusat Kesenian Jakarta yang diberi nama Taman Ismail Marzuki diresmikan pada tanggal 10 November Maksud didirikannya TIM (Taman Ismail Marzuki) ialah sebagai tempat menyalurkan kreasi para seniman kepada masyarakat dan supaya masyarakat luas bisa menikmatinya. Orang Betawi yang selama ini seakanakan terlupakan dalam program pemerintahan mulai tersentuh. Tersentuhnya orang Betawi dalam program pemerintahan dimulai dengan tampilnya teater lenong di Taman Ismail Marzuki. Hal ini membuat teater lenong diterima dan diakui sebagai kesenian Betawi. Inilah awal bangkitnya teater lenong dengan wajah baru. Tampilnya teater lenong di gedung kesenian menunjukan kesenian rakyat dapat bersaing dengan kesenian modern. Kebijakan melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Betawi bagi Mpok Nori, membuka peluang untuk mengembangkan daya seninya melalui seni teater lenong dan tari topeng Betawi. Dengan kemampuannya bermain teater lenong dan tari topeng, secara perlahan tetapi pasti Mpok Nori berhasil mengangkat ke permukaan seni teater lenong dan tari topeng Betawi sehingga namanya menjadi legenda bagi seniman budaya Betawi. Tinjauan Literatur Profil Mpok Nori sebelumnya pernah ditulis oleh Sylviana Murni. Tulisannya merupakan suatu rangkaian pembahasan tentang kehidupan Mpok Nori yaitu buku Database Orang Betawi (2012) yang menjelaskan biografi orang-orang Betawi, salah satunya Mpok Nori. Di dalam buku tersebut menjelaskan secara garis besar tentang peranan Mpok Nori dalam mengembangkan dan melestarikan budaya Betawi dan secara singkat perjalanan kariernya. Berdasarkan literatur yang ada namun terbatas pembahasannya, penulis membahas lebih detail dan lengkap tentang biografi Mpok Nori dan kiprahnya dalam mengembangkan dan melestarikan kesenian Betawi tahun Tujuan Penelitian Tujuan penelitian penelitian ini adalah untuk mengungkap perjalanan hidup Mpok Nori dalam mengembangkan kesenian Betawi hingga memperoleh kepopuleran dalam masyarakat dan untuk melihat aspek perkembangan budaya Betawi, khususnya kesenian Betawi. Melalui Mpok Nori, kesenian Betawi khususnya teater lenong menjadi seni populer. Metode Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pada tahap heuristik, penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan tema penelitian yang sudah ditetapkan. Sumber-sumber yang didapat berupa artikel dan buku. Sumber artikel didapat dari surat kabar, seperti Kompas, yang banyak tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), di Salemba, Jakarta Pusat. Kemudian ada juga sumber artikel Majalah Kesenian dari PNRI. Buku-buku yang digunakan adalah buku yang membahas tentang budaya Betawi dan kesenian Betawi. Buku-buku tersebut penulis peroleh dari Perpustakaan Pusat UI, Perpustakaan Nasional, Lembaga Kebudayaan Betawi dan Perpustakaan DKI Jakarta. 2
3 Tahap berikutnya penulis melakukan kritik terhadap sumber-sumber yang didapat. Kritik dilakukan dalam dua tahap, yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Berdasarkan kritik ekstern, sumber primer yang diperoleh adalah hasil wawancara. Selebihnya adalah sumber sekunder berupa buku. Melalui kritik intern penulis menemukan beberapa perbedaan antara sumber satu dengan sumber lainnya. Selain itu penulis juga memperhatikan objektivitas dari sumber-sumber tersebut. Tahap selanjutnya adalah interpretasi atau penafsiran data-data yang diperoleh untuk mendapatkan fakta-fakta. Berdasarkan analisa dan perbandingan semua data yang diperoleh, sehingga penulis mendapatkan fakta yang akurat. Tahap terakhir adalah historiografi. Pada tahap ini penulis menguraikan faktafakta yang sudah didapat ke dalam bentuk tulisan sejarah dan kemudian menarik kesimpulan dari keseluruhan pembahasan. Pembahasan Indonesia adalah bangsa multietnis dan multibudaya. Salah satu etnis yang mengalami sejarah panjang akulturasi kebudayaan dan kini berada pada lingkungan perkotaan dengan segala dinamikanya adalah etnis Betawi. Jakarta sebagai ibukota negara mempunyai penduduk yang beraneka ragam. Banyaknya para pendatang membuat penduduk asli Jakarta terpinggirkan. Terpinggirnya masyarakat Betawi disebabkan oleh pembangunan kota Jakarta sekitar tahun 1960-an serta adanya arus urbanisasi. Terbentuknya masyarakat Betawi dari hasil percampuran berbagai etnis menyebabkan mereka mempunyai kesenian sendiri yang merupakan perpaduan dari berbagai macam unsur, seperti seni drama, seni silat, seni rupa dan seni kuliner Betawi. Mpok Nori memiliki nama asli Nuri Sarinuri. Mpok Nori lahir pada tanggal 10 Agustus 1939 di Jakarta. Nuri Sarinuri atau biasa dipanggil Mpok Nori adalah anak kedua dari tiga bersaudara putri dari pasangan Kenan dan Nemah yang merupakan orang Betawi asli. Sejak usianya 14 tahun Mpok Nori selalu diajak oleh ayahnya untuk ikut tampil tari topeng dan teater lenong pada saat pementasan keliling kampung bersama grup tari topeng Betawi milik ayahnya. Sekitar tahun 1960-an, karier seninya dimulai ketika ia ikut bergabung ke dalam sanggar Setia Warga milik H. Bokir. Ketika itu ia sering berkeliling dan mementaskan teater lenong dari kampung ke kampung. Kariernya di dunia teater lenong terus menanjak. Namanya mulai bersinar di era tahun 1970-an hingga 1990-an. Saat itu teater lenong memasuki masa keemasan sebagai acara primadona televisi. Bersama H. Bokir, Nasir, dan H. Bodong, ia kerap menampilkan humor khas Betawi. Mpok Nori pernah membintangi sinetron Pepesan Kosong, bersama Malih, Bolot, dan H. Bodong yang melambungkan namanya. Selain itu, ia juga membintangi berbagai layar lebar. Mpok Nori memulai karirnya sebagai pemain tari topeng Betawi yang bergabung dengan Grup Topeng Setia Warga pimpinan H. Bokir bin Jiun yang berdiri sejak tahun 1969 yang sering tampil di Taman Ismail Marzuki dan TVRI (Televisi Republik Indonesia). Bermula dari tari topeng dan teater lenong, Mpok Nori merambah ke dunia akting. Mpok Nori membintangi sinetronnya yang pertama berjudul Pepesan Kosong. Setelah sukses di sinetron, bakatnya dalam seni peran membuat sutradara terus mengajaknya bermain film dan layar lebar. Dalam mengembangkan dan melestarikan budaya Betawi serta melakukan pengkaderan, Mpok Nori membangun sanggar khas Betawi bernama Lenong Betawi pada tahun 1993 yang kemudian berubah menjadi Sanggar Sinorai. Sanggar yang didirikannya selalu mendapat panggilan untuk pentas mengisi acara-acara. Dalam sanggarnya Mpok Nori melibatkan anak, keponakan, cucu dan cicitnya. Sanggar tersebut terbuka untuk umum. Berkat keahliannya di kesenian tari topeng, pada tahun 1988 Mpok Nori menjadi dosen luar biasa pada mata kuliah tari topeng di IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Hasil Penelitian Adanya pertunjukan teater lenong yang ditampilkan oleh Mpok Nori di Taman Ismail Marzuki (TIM) dan di televisi, memperlihatkan bahwa pertunjukan teater Betawi dapat berkembang ke arah modern. Hal ini ditandai dengan penampilannya teater lenong di gedung kesenian dan televisi. 3
4 Tampilnya teater lenong di gedung kesenian menunjukan kesenian rakyat dapat bersaing dengan kesenian modern, kontemporer dan kota. Upaya Mpok Nori pun terlihat dari keberhasilan murid-muridnyadan beberapa timnya yang sering dipanggil untuk mengisi berbagai acara. Tidak hanya di berbagai acara yang dihadirinya, lomba pun sering diikuti oleh murid-muridnya guna berpartisipasi untuk melestarikan budaya Betawi dan tidak jarang meraih juara. Kesimpulan Kondisi kesenian asli Betawi pada tahun 1950-an hingga awal tahun 1960-an terancam punah. Sedikit sekali keseniankesenian asli Betawi, seperti teater lenong, tanjidor, gambang kromong, dan lain-lain yang dipertunjukkan di depan umum. Meskipun ada, kesenian tersebut hanya dapat ditemui di wilayah tertentu. Keseniankesenian Betawi tersebut belum bisa diterima di semua golongan masyarakat, bahkan di dalam masyarakat Betawinya sendiri. Faktor lain yang menyebabkan kesenian asli Betawi semakin memudar adalah karena gencarnya kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia. Masyarakat lebih menikmati kesenian yang berasal dari Barat, seperti musik-musik Barat serta film-film luar negeri. Peranan Mpok Nori terhadap kesenian Betawi di Jakarta dirasakan cukup besar. Dapat dikatakan bahwa Mpok Nori telah berhasil mengembangkan dan melestarikan kesenian Betawi melalui penampilannya di Taman Ismail Marzuki, layar kaca dan layar perak dengan menampilkan teater lenong menunjukan kesenian rakyat dapat bersaing dengan kesenian modern. Melalui Mpok Nori, kesenian Betawi khususnya teater lenong menjadi seni populer. Mpok Nori juga dianggap telah menghidupkan kembali kebudayaan Betawi dari mati surinya. Mpok Nori juga turut dalam mempertahankan pendidikan kesenian Betawi. Dalam bidang pendidikan kesenian Betawi, Mpok Nori mendirikan sanggar kesenian Betawi guna memberi pendidikan kesenian kepada muridnya dan menjadi dosen di IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Mpok Nori merupakan pejuang budaya Betawi. Dia berhasil membawa budaya Betawi khususnya kesenian Betawi menjawab tantangan zaman. Hasilnya kesenian ini mendapat tempat yang luas di hati masyarakat. Sejak itu penampilan kesenian Betawi bukan saja marak dan ikut memperkaya kesenian daerah tetapi juga melejitkan nama Mpok Nori ke deretan artis pemain teater lenong dan sekaligus tokoh yang mengembangkan dan melestarikan kesenian Betawi ke kancah nasional. Dengan peranannya di beberapa sinetron dan film yang dibintanginya pun laris. Satu diantaranya adalah Pepesan Kosong ( ) membuktikan bahwa budaya Betawi ternyata bisa dijadikan sebagai komoditas nasional yang laris dan sekaligus menjadi budaya tandingan terhadap arus filmfilm yang disiarkan oleh seluruh stasiun televisi. Saran Terima kasih kepada para pembaca yang telah bersedia membaca tulisan ini. Kami menyadari tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami siap menerima setiap kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca. Semoga ke depannya tulisan ini dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang kesenian Betawi. Daftar Pustaka Buku Alfian, Magdalia, dkk Betawi dan Dinamika Budayanya. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Castles, Lance (terj Gatot Triwira) Profil Etnik Jakarta. Jakarta: Masup Jakarta. 4
5 Probonegoro, Ninuk Kleden Teater lenong Betawi Studi Perbandingan Diakronik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan. Ramadhan, K.H Bang Ali Demi Jakarta Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Shahab, Yasmin Zaki Potensi dalam Perspektif Kontemporer Perkembangan, Potensi dan Tantangannya. Jakarta: Lembaga Kebudayaan Betawi. Wawancara Wawancara dengan Bang Yahya Andi Saputra (Pengamat Kebudayaan Betawi) pada tanggal 14 April 2014 pukul WIB di Rumah Batik Setu Babakan, Jakarta Selatan. Wawancara dengan Mpok Engkar Karmila (Anak ketiga Mpok Nori) pada tanggal 18 Juni 2014 di Setu Babakan, Jakarta Selatan pukul WIB Wawancara dengan Mpok Nori (Pelaku Sejarah) pada tanggal 26 April 2014 di Setu Babakan, Jakarta Selatan pukul WIB. 5
6 Lampiran Penampilan Mpok Nori di Gedung Kesenian Jakarta Menyambut HUT Kota Jakarta ya ng ke 487 tahun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Festival Budaya Betawi yang digelar di Setu Babakan Mpok Nori bersama Kombet (Komedi Betawi) Si Angkri Jagoan Pasar Ikan, Meriahkan Panggung TIM Pementasan Komedi Betawi (Kombet) 6
7 Mpok Nori Syuting Sinetron Si Cemong di Rumah Susun Petamburan, Jakarta Pusat 7
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan buku Ensiklopedi Jakarta Culture and Heritage (Pemerintah Provinsi Daerah Ibukota Jakarta Dinas Kebudayaan dan Permusiuman, 2005:335), kesenian Topeng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sejarah seni budaya di indonesia memiliki keragaman jenis kesenian dan budaya. mulai dari bahasa, pakaian, alat musik, taritarian dan masih banyak lagi.
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan budaya dan juga memiliki berbagai macam kesenian. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia terlahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
80 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dikaji sebelumnya, ada beberapa hal penting dalam kesenian Brai ini. 1. Kesenian Brai memiliki peran serta fungsi tersendiri bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai pada titik berjaya di sekitar tahun Pada saat itu layar tancap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Layar tancap merupakan hiburan bagi masyarakat Indonesia di era penjajahan sampai pada titik berjaya di sekitar tahun 1970. Pada saat itu layar tancap merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai Dinamika Kesenian Tanjidor di Kabupaten Bekasi Tahun 1970-1995, maka terdapat empat hal yang ingin penulis simpulkan.
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Bekasi adalah salah satu kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Jawa Barat, sebuah kabupaten dengan masyarakat yang khas dan heterogen karena daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta adalah kota besar yang tumbuh karena proses sejarah yang panjang. Disamping menjadi pusat pemerintahan dan kota metropolitan, Jakarta juga mempunyai seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian diciptakan oleh masyarakat sebagai wujud dari jati dirinya. Pencapaiannya dilakukan dengan cara yang beragam, sehingga melahirkan identitas yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesenian adalah bagian dari budaya serta merupakan sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai keanekaragaman seperti yang terdapat di daerah lain di Indonesia. Kesenian tersebut di antaranya
Lebih terperinciBAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk
BAB I Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk 1.1 Bagaimana Kabar Seni Pertunjukan Dulmuluk Dewasa Ini? Seni adalah bagian dari kebudayaan. Sebagai bagian dari kebudayaan, sebagai perwujudan keberakalan manusia,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari pembahasan yang sudah dikaji pada bab sebelumnya, ada beberapa poin penting dalam kesenian calung ini. 1. Kesenian calung memiliki peran serta fungsi tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang ditandai dengan munculnya kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat membuat kehidupan manusia menjadi serba mudah. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan etnis Sunda sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian. Kesenian itu sendiri lahir dari jiwa manusia dan gambaran masyarakatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni yang berkembang di masyarakat merupakan sebuah aspek penting dalam pengembangan berbangsa dan bernegara. Seni berkembang sesuai perkembangan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya di Indonesia ada begitu banyak ragam dan macamnya. Kemunculan budaya ini berawal melalui kegiatan turun temurun yang pada akhirnya menjadi sebuah budaya kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan bentuk dan ragam kebudayaan. Kebudayaan yang hidup pada berbagai suku bangsa menyumbangkan kekayaan melimpah bagi kebudayaan
Lebih terperinci48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK
48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat keindahan dan dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dan Pariwisata merupakan dua kegiatan yang saling memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Dalam konteks pariwisata telah menjadi atraksi atau daya tarik wisata
Lebih terperinci2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka adalah pulau yang terletak di sebelah timur pulau Sumatera, Indonesia dan termasuk ke dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ondel-Ondel merupakan sebuah kesenian yang berasal dari suku Betawi yang telah hadir dari zaman dahulu. Ondel-ondel berbentuk boneka besar dengan rangka anyaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam keanekaragaman suku, budaya, adat isitiadat. Ketiga hal tersebut merupakan ciri khas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum tahun 1970 sarana hiburan rakyat yang bersifat visual masih sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebelum tahun 1970 sarana hiburan rakyat yang bersifat visual masih sangat terbatas atau sederhana. Karena tempat pelaksanaan hiburan tersebut belum difokuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan lagi, dimana arus modernisasi tidak mengenal batasan antar kebudayaan baik regional, nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan jenis kesenian baik tradisi maupun kreasi. Salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang beraneka ragam. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat. Kebudayaan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Interior Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu maupun kelompok di tempat dan waktu tertentu, biasanya memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk multidimensi. Untuk menghasilkan manusia yang sempurna pembangunan harus meliputi semua bidang, pembangunan fisik, pembangunan olaraga,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang
Lebih terperinciPengantar. Assalaamualaikum Wr. Wb.
Pengantar Assalaamualaikum Wr. Wb. Globalisasi telah memberikan perubahan mendasar dalam kehidupan masyarakat, dimana berbagai informasi telah merambah ke seluruh sektor kehidupan masyarakat. Media pertunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional daerah dengan kekhasannya masing-masing senantiasa mengungkapkan alam pikiran dan kehidupan kultural daerah yang bersangkutan. Adanya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya. Berbagai jenis seni yang dimiliki Indonesia sangat beragam mulai dari bentuk, ciri khas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kota Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata dan kebudayaan juga merupakan pintu gerbang keluar masuknya nilai-nilai budaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari banyaknya kesenian yang diungkapkan para pakar, salah satunya adalah sebagimana diungkapkan Koentjaraningrat : Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di Kabupaten Bintan Tahun 1980-2007 diketahui bahwa kesenian Mak Yong merupakan seni pertunjukan
Lebih terperinciGebyar Pencanangan HUT Ke 478 Kota Jakarta 2005
Gebyar Pencanangan HUT Ke 478 Kota Jakarta 2005 Revisi Tanggal 19 Mei 2005 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jagakarsa Jakarta Selatan dmp DYNAMIC Latar Belakang Perkampungan Budaya Betawi (PBB),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dimaksudkan untuk mengetahui tindakan sosial suatu kelompok tertentu yaitu komunitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman seni khususnya bidang seni tari. Kekayaan Seni tari yang saat ini berkembang di berbagai
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)
DRAF EDISI 27 FEBRUARI 2016 KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) Dokumen ini telah disetujui Pada tanggal: Kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di jaman sekarang ini budaya asing sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di Indonesia. Salah satunya adalah budaya Barat. Tetapi seiring berubahnya waktu,
Lebih terperinci2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang mempunyai ciri khas dan bersifat kompleks, sebuah kebudayaan yang lahir di dalam suatu lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya dengan seni. Salah satu seni yang cukup berkembang saat ini adalah seni teater. Perkembangan ini terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,
Lebih terperinciDua artikel dapat dilihat seperti lampiran di bawah ini :
Jawaban Semester Nama : Baharudin ( ) Nim : 7306118005 Mata Kuliah : Media Pertunjukan Dosen : Drs. Arif Eko Suprihono, M.Hum. Konsentrasi : Produksi Media Informasi Publik 1. Setelah selesai mengikuti
Lebih terperinciIBING PENCAK PADA PERTUNJUKAN LAKON TOPENG PENDUL DI KABUPATEN KARAWANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki beragam kesenian daerah, diantaranya adalah Jaipongan, Odong odong, Tanjidor, Topeng Banjet,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. belakangan ini memberikan dampak signifikan terhadap sikap konsumerisme
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat berkembang pesat belakangan ini memberikan dampak signifikan terhadap sikap konsumerisme mengenai keberadaan media massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah unsur kebudayaan yang bersumber pada aspek perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi daya manusia untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB II LENONG BETAWI DI ERA GLOBALISASI
BAB II LENONG BETAWI DI ERA GLOBALISASI II.1 Budaya Nasional Di samping memiliki kekayaan alam yang luar biasa kita juga memiliki beragam kebudayaan. selain batik yang sudah menjadi predikat sebagai warisan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Kebutuhan akan informasi dan hiburan secara instan menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1) Ciri khas musik Rarak Godang Rarak Godang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perancangan ini penulis membuat Desain Merchandise Dalam Event Benyamin Days. Untuk membuat masyarakat mengetahui sejarah dari Benyamin Sueb itu lebih dalam. Bernama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Profil Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung Sejarah Terbentuknya Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung
49 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Profil Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung 4.1.1 Sejarah Terbentuknya Sanggar Tari Sasana Budaya Bandar Lampung Seiring dengan pesatnya perkembangan disegala bidang, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan
1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan kebudayaan adalah hasil dari karya manusia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa saat ini tidak bisa lepas oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi bagian dari media massa elektronik telah mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan serta pengembangan suatu kesenian apapun jenis dan bentuk kesenian tersebut. Hal itu disebabkan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dan diperoleh melalui proses belajar (Koentjaraningrat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung percepatan penyampaian pesan kepada khalayak. Dapat dikatakan pesan yang dikirim melalui transmisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan kesenian. Kesenian merupakan pencitraan salah satu sisi realitas dalam lingkungan rohani jasmani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cinta merupakan ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesastraan, agama, rekreasi, dan hiburan. Sebagai salah satu sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia menjadi bagian dari kehidupan sosial, harus berkomunikasi dengan manusia lainnya agar dapat mempertahankan hidupnya. Ia harus mendapat informasi tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan informasi di era globalisasi ini, komunikasi menjadi sebuah kegiatan penting. Informasi sangat dibutuhkan dalam mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Siti Rahmah Diyanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan sekumpulan individu yang selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi di seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya Indonesia memiliki kekayaan budaya yang berlimpah dan beragam. Namun dengan kekayaan budaya yang Indonesia miliki ternyata tidak memberikan bukti nyata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini berangkat dari pengamatan dan kesan penulis ketika melihat sikap dan tingkah laku anak muda yang cenderung tidak mengenal dan tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah televisi yang menyiarkan acaraacara yang menjunjung tinggi konten acara yang bermanfaat bagi masyarakat dan negaranya. Televisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam program acara. Hal tersebut menjadikan banyaknya bermunculan televisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang memilih menghabiskan waktu istirahatnya di depan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Bangka Belitung. Dari data Badan Pusat Statistik, secara geografis terletak antara 107 45 BT sampai 108 18 BT dan 02 30 LS sampai
Lebih terperinciKata kunci: Wayang Topeng, pelatihan gerak, pelatihan musik, eksistensi.
PEMATANGAN GERAK DAN IRINGAN WAYANG TOPENG DESA SONEYAN SEBAGAI USAHA PELESTARIAN KESENIAN TRADISI Rustopo, Fajar Cahyadi, Ervina Eka Subekti, Riris Setyo Sundari PGSD FIP Universitas PGRI Semarang fajarcahyadi@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, media massa menjadi sangat penting. Berbagai fungsi dan berbagai macam jenis-jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara, sehingga eksistensi kebudayaannya juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya suatu daerah berkembang dari adat kebiasaan setempat, perilaku khusus etnis bersangkutan yang terus menerus dipupuk dan dipelihara dalam jangka panjang sehingga
Lebih terperinci2015 PELATIHAN KERONCONG PADA REMAJA USIA TAHUN DI BATAVIA SUNDA KELAPA MARINA JAKARTA UTARA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan salah satu bagian pokok dalam kehidupan manusia. Hampir semua peradaban masyarakat di dunia ini memiliki musik sebagai hasil budaya mereka. Menurut Soeharto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negaranegara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini manusia sedang berada dalam suatu era informasi, di mana segala aspek kehidupan tidak terlepas dengan informasi. Salah satunya adalah melalui media televisi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga membuat semakin banyak tontonan yang dapat disaksikan melalui pementasan teater,
Lebih terperinci