INTEGRASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN KEDALAM KURIKULUM DALAM RANGKA PENCAPAIAN TARGET SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DI INDONESIA
|
|
- Glenna Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INTEGRASI PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN KEDALAM KURIKULUM DALAM RANGKA PENCAPAIAN TARGET SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DI INDONESIA Muhammad Ancha Sitorus Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara Abstrak Bangsa Indonesia kedepan akan menghadapi suatu fenomena besar dengan proporsi penduduk usia produktif berada pada jumlah tertinggi akan menurunkan angka ketergantungan (dependency ratio) yang berdampak pada pembangunan ekonomi. Pemahaman penduduk usia muda mengenai kependudukan melalui jalur formal disekolah diharapkan dapat membantu agar mampu mempersiapkan diri untuk memiliki pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan sikap perilaku berwawasan kependudukan. Kewaspadaan akan dampak kependudukan oleh penduduk usia muda akan membantu pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) pada Tahun Pendidikan kependudukan yang terintegrasi dalam kurikulum merupakan salah satu upaya strategis dengan membahas materi kependudukan seperti jumlah penduduk, penduduk remaja, usia produktif, penduduk lansia, urbanisai dan pembangunan perkotaan yang diintegrasikan dengan mata pelajaran sesuai dengan pokok bahasan. Prinsip pembelajaran terpadu pendidikan kependudukan dalam kurikulum diawali dengan penggalian tema, proses pembelajaran dengan guru yang berperan aktif sebagai fasilitator dan mediator dan mengakomodir ide peserta didik, melakukan evaluasi bersama dalam ketercapaian belajar sesuai dengan kriteria tujuan yang telah ditetapkan, serta reaksi guru terhadap aksi siswa dalam yang mengarah pada suatu kesatuan pemahaman yang utuh. Guru menuangkan materi pendidikan kependudukan kedalam Garis garis Besar Program pengajaran (GBPP), program tahunan, satuan pembelajaran terpadu, dan penyajian materi dengan strategi belajar yang inovatif. Pelatihan bagi guru dalam integrasi pendidikan kependudukan ini sangat penting untuk mendapatkan pemahaman mengenai dinamika kependudukan, dalam tujuan dan target global SDGs yang kemudian dapat membentuk pemahaman siswa untuk mampu mempersiapkan diri untuk berperan dalam pembangunan. Integrasi pendidikan kependudukan dalam kurikulum dapat membahas 13 target SDGs melalui jalur formal sehingga peningkatan pemahaman dan upaya percepatan pencapaian target SDGs di Indonesia dapat dipersiapkan dari sekarang. Kata Kunci: Integrasi Kurikulum, Pendidikan Kependudukan, SDGs PENDAHULUAN Penduduk berkualitas merupakan indikator keberhasilan pembangunan pada suatu bangsa. Dinamika penduduk ditandai dengan adanya peningkatan jumlah dan pertumbuhan penduduk yang semakin kompleks dengan tingginya tingkat kelahiran dan mobilitas penduduk yang semakin tinggi. Tingkat kepadatan penduduk akan mempengaruhi aktifitas pada suatu wilayah yang berpengaruh pada semua aspek kehidupan. Pada Konfrensi Asia Pasifik ke 5 di Bangkok, Thailand pada Desember 2002, penduduk diposisikan sebagai sumberdaya yang paling penting dan berharga bagi setiap bangsa. Penduduk menjadi dasar bagi pembangunan dan juga secara langsung menjadi sasaran pembangunan itu sendiri. Pembangunan dalam suatu wilayah dapat dibagi dalam proyek produktif dan sosial (Jayadinata, 1999). Pengembangan kependudukan harus diselaraskan dengan dinamika kebutuhan masyarakat dan disusun dengan berpijak pada kondisi, potensi, dan permasalahan yang ada serta harus berpihak pada kebutuhan masyarakat. Pertambahan penduduk menyebabkan berbagai permasalahan di masyarakat seperti persaingan dalam mendapatkan pekerjaan, persaingan dalam mendapatkan pemukiman, serta kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Arah pembangunan dunia saat ini setelah disepakati oleh konfrensi PBB pada 25 September 2015 merumuskan konsep pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan 17 indikator yang menggantikan program Millenium Development Goals (MDGs) yang dujalankan bersama sampai tahun Tujuan dan target SDGs bersifat global dan bisa diaplikasikan secara universal dengan berbagai pertimbangan seperti kondisi nasional, kapasitas pembangunan dan serta prioritas nasional yang dijalankan secara terpadu. Untuk mencapai target SDGs diperlukan penanganan program yang berkesinambungan dan konsisten dengan konteks kelokalan. Permasalahan yang masih tinggi saat ini adalah masih tingginya angka kemiskinan (22, 76 juta), pengangguran nasional (5, 61% dengan usia muda 19,54%), kekurangan gizi (19,6%) dan banyak masalah lain yang harus menjadi perhatian kita bersama. BKKBN sebagai salah satu lembaga pemerintah yang memiliki fokus pada pengendalian penduduk menggagas pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), yaitu sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga ke dalam beberapa mata pelajaran dalam kerangka pengayaan materi pembelajaran, agar guru dan peserta didik dapat memahami isu kependudukan secara lebih luas dan guru mampu mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran sesuai kurikulum. 20
2 Bangsa Indonesia akan menghadapi suatu fenomena besar dengan proporsi penduduk usia produktif (15-60 tahun) dan penduduk usia muda (10-24 tahun) sampai dengan sekitar tahun 2030 berada pada jumlah tertinggi. Hal ini akan menurunkan angka ketergantungan (dependency ratio) dan sangat berdampak positif pada pembangunan ekonomi. Kondisi tersebut menjadi peluang untuk investasi yang efektif, efisien dan berkualitas di bidang kesehatan, pendidikan dan pelatihan terkait dengan permasalahan dan isu-isu kependudukan dan pembangunan keluarga. Pemahaman penduduk usia muda mengenai kependudukan melalui jalur formal disekolah diharapkan dapat membantu agar mampu mempersiapkan diri untuk memiliki pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan sikap perilaku berwawasan kependudukan. Kewaspadaan akan dampak kependudukan membantu mencapai target SDGs pada 2030 yang selanjutnya akan di bahas dalam makalah ini. Pendidikan kependudukan adalah suatu pola pendidikan untuk membangun kesadaran dan pengertian akan situasi kependudukan dan juga mengembangkan sikap dan tingkah laku rasional untuk pencapaian kualitas kehidupan bagi hidup induvidu, keluarga, masyarakat, negara dan dunia secara keseluruhan. (BKKBN, 2015). Kependudukan menjadi salah satu isu strategis terkait population momentum yang mengangkai isu strategis kependudukan Indonesia kedepan seperti: (1) Jumlah dan pertumbuhan penduduk, (2) Penduduk usia remaja, (3) Penduduk usia produktif, (4) Penduduk lanjut usia, dan (5) Urbanisasi dan perkembangan perkotaan. Dalam pendidikan kependudukan, tidak terlepas dari penyusunan kurikulum. Kurikulum dalam sistem pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai persiapan isi, silabus, metode dan evaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, pasal 1 disebutkan bahwa: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi mengemukakan kesesuaian kurikulum meliputi dua hal yaitu pertama kesesuaian kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antar komponen kurikulum, yaitu tujuan, isi, organisasi dan strategi. (Sukmadinata: 2005) Dalam pengembangan kurikulum terdapat dua prinsip pengembangan yaitu pengembangan umum dan pengembangan khusus. Pengembangan kurikulum (curriculum development) merupakan suatu istilah komprehensif yang di dalamnya mencakup perencanaan, penerapan, dan penilaian (Peter F Olisa, 1992). Pengembangan kurikulum terpadu (integrated Curriculum) bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan. Kurikulum disusun dengan memadukan keseluruhan bagian-bagian indikatornya dalam suatu bingkai kurikulum untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun bagianbagian tersebut menggambarkan (a) hasil belajar peserta didik (kognitif, afektif, dan psikomotorik), (b) tahapan pengembangan kurikulum (perencanaan, monitoring, evaluasi, dan pengendalian), dan (c) program pendidikan yang ditawarkan, seperti program pendidikan umum, program pendidikan agama, dan program pendidikan pilihan (Arifin, 2012). Pengertian kurikulum terintegrasi menurut Humphreys, Post, and Ellis, 1981 (Dalam Aida, 2007) definisi integrated curriculum adalah An integrated study is one in whichm children broadly explore knowledge in various subjects related to certain aspects of their environment. (Sebuah pembelajaran terintegrasi merupakan salah satu cara mengajar dengan memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menggali pengetahuan dalam berbagai variasi materi yang terkait dengan aspek-aspek yang nyata di lingkungan mereka). Kurikulum terintegrasi diawali dengan keyakinan bahwa pada era globalisasi, siswa harus memiliki pandangan holistik terhadap dunia, sehingga diperlukan kurikulum yang disusun secara terintegrasi. Siswa tidak lagi berpikir secara tradisional bahwa dalam belajar mereka akan mempelajari sejumlah mata pelajaran yang berbeda-beda dan terpisah satu sama lain. Arah pembangunan global saat ini merupakan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang memberikan wacana baru mengenai pentingnya melestarikan lingkungan alam demi masa depan, generasi yang akan datang. Budimanta (2005) menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya. Pada bulan September 2015, Sidang Umum PBB yang diikuti oleh 159 Kepala Negara, termasuk Indonesia, telah menyepakati Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi agenda global SDGs berisikan 17 target dan 169 target untuk periode pelaksanaan tahun target pembangunan yang menjadi indikator dalam SDGs antara lain: (1) Tanpa kemiskinan; (2) Tanpa kelaparan; (3) Kehidupan sehat dan sejahtera; (4) Pendidikan berkualitas; (5) Kesetaraan gender; (6) Air bersih dan sanitasi layak; (7) Energi bersih dan terjangkau; (8) Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; (9) Industri, inovasi dan infrastruktur; (10) Berkurangnya kesenjangan; (11) Kota dan permukiman yang berkelanjutan; (12) Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab; (13) Penanganan perubahan iklim; (14) Ekosistem lautan; (15) Ekosistem daratan; (16) Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh; (17) Kemitraan untuk mencapai tujuan (BPS, 2017). Sejalan dengan perumusan TPB/SDGs di tingkat global, Indonesia juga menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPMN) tahun , sehingga substansi yang terkandung dalam TPB/SDGs telah selaras dengan RPJMN yang merupakan penjabaran Nawacita sebagai Visi dan Misi Presiden. 21
3 Memahami keterkaitan kependudukan dengan berbagai pemasalahan pembangunan berkelanjutan merupakan satu hal penting yang harus dipahami oleh masyarakat luas agar mewaspadai dampak kependudukan. Faktor dinamika kependudukan merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Lembaga pendidikan merupakan salah satu mitra strategis dalam pemberian pemahaman terkait isu kependudukan dalam pendidikan kependudukan yang terintegrasi dalam kurikulum sehingga dapat meningkatkan kualitas peserta didik khususnya pada bidang kependudukan dan siap menghadapi tantangan yang cukup berat dimasa yang akan datang untuk percepatan pencapaian target SDGs PEMBAHASAN Pendidikan kependudukan yang terintegrasi dalam kurikulum merupakan salah satu upaya strategis dalam pengelolaan bidang kependudukan yang membahas materi - materi kependudukan dan diintegrasikan dengan mata pelajaran sesuai dengan pokok bahasan. Materi yang akan di integrasikan kedalam kurikulum pendidikan terkait isu kependudukan antara lain: a. Jumlah penduduk yang tinggi yang membahas tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia dan strategi menekan laju pertumbuhan penduduk dengan tujuan peserta didik memahami dan menyusun upaya dalam menyikapi pertumbuhan penduduk. b. Jumlah remaja yang tinggi yang membahas pengertian remaja, jumlah penduduk remaja dan potensi remaja dalam pembangunan dengan tujuan memahami pertumbuhan penduduk remaja dan peran dalam pembangunan. c. Tantangan usia produktif yang membahas bonus demografi dan tantangan yang dihadapi dalam usia produktif dengan tujuan memahami dan mengidentifikasi tantangan penduduk usia produktif dalam membentuk generasi muda yang berkualitas. d. Jumlah lansia yang semakin meningkat yang membahas lansia dan perubahan pada lansia serta masalah yang dihadapi lansia dengan tujuan memahami dan mampu mengidentifikasi permasalahan lansia dalam pembangunan. e. Urbanisasi dan pembangunan perkotaan yang membahas penyebab, dampak dan upaya menanggulangi urbanisasi dalam pembangunan perkotaan yang bertujuan memahami konsep urbanisasi dan pembangunan wilayah. Melalui pemahaman isu kependudukan yang tertuang dalam pendidikan kependudukan yang terintegrasi dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan sikap perilaku berwawasan kependudukan pada peserta didik. Dengan mengetahui kondisi kependudukan, peserta didik dapat mempersiapkan hidup lebih baik, dapat memberi makna hidup dalam mengelola keluarga, masyarakat, lingkungan dan dunia. Peserta didik mampu berperan untuk membuat dunia yang lebih baik dari generasi sebelumnya, kesiapan peserta didik dalam menerima tantangan besar kependudukan kedepannya, apa yang dibutuhkan, pengarahan, dan aksi yang dilakukan peserta didik untuk mengembangkan kreativitas dan memahami peran dalam pembangunan. Isu kependudukan dalam pembelajaran integratif menekankan keterlibatan siswa secara aktif yang menghendaki siswa belajar sesuai pengalamannya. Menurut teori belajar konstruktivisme, belajar adalah upaya keras yang bersifat personal dan guru bertindak sebagai fasilitator dan meyakinkan siswa untuk menemukan prinsip, merekonstruksi pengetahuan dan pemecahan masalah dengan langkah yang realistis. Fogarty (1991: xi-xii) menetapkan 10 model pembelajaran terpadu: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Pembelajaran integratif/ terpadu mengembangkan pendekatan discovery inquiry yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi. Prinsip pembelajaran terpadu pendidikan kependudukan dalam kurikulum diawali dengan penggalian tema. Menurut (Ahmadi, 2011) ada beberapa syarat penentuan tema antara lain: (1) tema tidak terlalu luas; (2) tema harus bermakna untuk memberikan bekal bagi siswa; (3) tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa; (4) tema yang dikembangkan harus mewadahi minat siswa; (5) tema terpilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang belajar; (6) tema yang dipilih harus mempertimbangkan kurikulum yang berlaku; dan (7) tema yang dipilih mempertimbangkan ketersediaan. Dalam hal ini, tema yang diangkat dalam pembelajaran adalah tema yang terkait dengan isu kependudukan yang menjadi fokus pembangunan. Kedua dalam pengelolaan pembelajaran, guru harus menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses pembelajaran yang berperan aktif sebagai fasilitator dan mediator dan mengakomodir ide peserta didik. Ketiga dalam evaluasi diperlukan langkah-langkah: (1) memberi kesempatan siswa untuk mengevaluasi diri, disamping bentuk evaluasi lain; dan (2) guru perlu mengajar siswa untuk mengevalusi bersama ketercapaian belajar sesuai dengan kriteria tujuan yang telah ditetapkan. Keempat Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua aspek pembelajaran dengan tidak mengarahkan pada aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. (Fandeli, 2004) Pengangkatan isu kependudukan dalam pembelajaran sebagai salah satu upaya pemahaman peserta didik terhadap permasalahan kependudukan dan pembangunan menuntut guru untuk memahami berbagai aspek integrasi yang 22
4 tertuang dalam pembelajaran. Menurut Warnadi., Sunarto, dan Muchlidawati (1997: 89-90) keterampilan dalam pembelajaran integratif menyangkut hal-hal sebagai berikut ini. a. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) kurikulum yang berlaku dan kaitannya dengan materi pendidikan kependudukan. b. Penyusunan program tahunan sehingga seluruh materi esensial terintegrasi dalam mata pelajaran yang terkait c. Penyusunan satuan pelajaran yang terpadu, yakni dengan mengintegrasikan materi pendidikan kependudukan dalam pokok bahasan yang relevan d. Penyajian pendidikan kependudukan sebagai suatu sikap dan perilaku yang dipahami secara utuh oleh anak didik dan bukan hanya sebagai pengetahuan e. Strategi belajar mengajar yang inovatif. Melalui pengintegrasian materi kependudukan dalam kurikulum, peserta didik diharapkan mampu mempersiapkan diri untuk berpartisipasi dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam pembangunan nasional sehingga mampu secara sadar, peduli dan melakukan aksi nyata dalam menysusun langkah untuk mempersiapkan masa depannya. Penduduk usia muda melalui pendidikan kependudukan yang terintegrasi dalam kurikulum, secara aktif dapat memahami dan menyusun langkah secara individu dalam memberhasilkan target pembangunan global yang tertuang dalam SDGs. Pemahaman mengenai dinamika kependudukan, dalam tujuan dan target global SDGs dapat membentuk pemahaman siswa untuk mampu mempersiapkan diri untuk berperan dalam pencapaian target nasional. Ada 13 target SDGs yang mampu dibahas dan dimasukkan dalam isu kependudukan antara lain: a. Tanpa kemiskinan, Isu kependudukan untuk pemahaman komposisi penduduk, persebaran dan indikator kesejahteraan serta upaya dalam menekan angka kemiskinan. b. Tanpa kelaparan, isu kependudukan untuk pengetahuan jumlah penduduk serta mampu memetakan proyeksi kebutuhan pangan dan upaya mewujudkan ketahanan pangan dan pemenuhan gizi yang baik. c. Kehidupan sehat dan sejahtera, isu kependudukan dengan pengetahuan komposisi penduduk semua lapisan usia untuk menjamin kehidupan sehat dan kesejahteraan masyarakat. d. Pendidikan berkualitas, isu kependudukan dengan pengetahuan usia produktif dan usia remaja untuk bisa membentuk peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam menempuh pendidikan kedepannya dan mendapatkan pendidikan inklusif serta kesempatan belajar. e. Kesetaraan gender, isu kependudukan dengan pengetahuan tentang jumlah penduduk dan usia produktif untuk bisa memahami kesetraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan. f. Energi bersih dan terjangkau, isu kependudukan untuk menciptakan konsumsi energy yang bertanggung jawab. g. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, isu kependudukan yang dipahami secara terpadu untuk bisa mempersiapkan dan mengembangkan diri agar kemudian hari memiliki kesempatan kerja produktif dan layak sesuai kompetensi yang mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. h. Berkurangnya kesenjangan, isu kependudukan serta pengetahuan komposisi dan proyeksi penduduk serta pemahaman mengenai angka ketergantungan dalam upaya mengurangi kesenjangan sosial. i. Kota dan pemukiman yang berkelanjutan, isu kependudukan dan pemahaman mengenai urbanisasi dan pembangunan kota untuk bisa membentuk pemahaman peserta didik dalam memahami dan menemukan upaya pengurangan urbanisasi untuk kota dan lingkungan yang berkelanjutan. j. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, isu kependudukan untuk bisa menjamin pola konsumsi yang bertanggung jawab dikalangan peserta didik sesuai dengan penduduk dan daya dukung lingkungan. k. Penanganan perubahan iklim, isu kependudukan untuk bisa membentuk perilaku yang ramah lingkungan dan rencana aksi penanggulangan kebencanaan. l. Ekosistem lautan, isu kependudukan untuk memanfaatkan secara berkelanjutan lautan dan samudra untuk pembangunan. m. Ekosistem daratan, isu kependudukan untuk Melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, Melalui isu kependudukan yang dibahas dalam pendidikan kependudukan yang terintegrasi dalam kurikulum dapat membangun kesadaran pentingnya pengetahuan dan pemahaman serta aktualisasi perilaku hidup berwawasan kependudukan bagi kaum muda khususnya peserta didik dan masyarakat umumnya sebagai upaya percepatan pencapaian target SDGs di Indonesia. SIMPULAN Penduduk merupakan dasar bagi pembangunan dan juga secara langsung menjadi sasaran pembangunan itu sendiri. Indonesia akan menghadapi suatu fenomena besar dengan proporsi penduduk usia produktif (15-60 tahun) dan penduduk usia muda (10-24 tahun) sampai dengan sekitar tahun 2030 berada pada jumlah tertinggi. Hal ini akan 23
5 menurunkan angka ketergantungan (dependency ratio) dan sangat berdampak positif pada pembangunan. Untuk ini, isu kependudukan menjadi penting untuk diberikan kepada penduduk terutama penduduk muda untuk memahami dan mempersiapkan diri menghadapi kondisi tersebut. Pendidikan kependudukan yang terintegrasi dalam kurikulum merupakan salah satu upaya strategis dalam pengelolaan bidang kependudukan yang membahas materi - materi kependudukan dan diintegrasikan dengan mata pelajaran sesuai dengan pokok bahasan. Isu kependudukan dalam pembelajaran integratif menekankan keterlibatan siswa secara aktif yang menghendaki siswa belajar sesuai pengalamannya. Penduduk usia muda melalui pendidikan kependudukan yang terintegrasi dalam kurikulum, secara aktif dapat memahami dan menyusun langkah secara individu dalam memberhasilkan target pembangunan global yang tertuang dalam SDGs. REFERENSI Bappenas, Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta: Bappenas Bappenas, Ringkasan Meta Data Indikator Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia. Jakarta: Bappenas BKKBN, Modul Pembekalan Guru SMP Dalam Pengintegrasian Pendidikan Kependudukan Tahun Jakarta: BKKBN. BKKBN, Modul Pembekalan Guru SMA Dalam Pengintegrasian Pendidikan Kependudukan Tahun Jakarta: BKKBN. BKKBN Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: BKKBN. Budimanta, A, 2005, Memberlanjutkan Pembangunan di Perkotaan melalui Pembangunan Berkelanjutan dalam Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21. Fandeli, Chafid Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; Prinsif Dasar Dalam Pembangunan. Liberty. Yogyakarta. Jayadinata T. Johara, Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Desa, Perkotaan dan Wilayah. ITB: Bandung LDUI Buku Pegangan Bidang Kependudukan. LDUI: Jakarta Oliva, Peter F Developing the Curriculum, (United States of America: Harpers Collins Publishers, Third Edition) R Rusmilawati, Aida Model Kurikulum Integrasi Pada Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di SMA Negeri 3 Madiun. Malang: UMM Sukmadinata Metode Penelitian Pendidikan, Remaja Rosdakarya: Bandung Wardani, Model Simulasi Dalam Pembelajaran Interaktif. Jakarta. 24
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 A. Dasar Pemikiran Tanggal 10 Juli 2017, Pemerintah Indonesia telah mengundangkan Peraturan Presiden
Lebih terperinciDari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi
Dari MDGs Menuju SDGs: Pembelajaran dan Tantangan Implementasi Oleh: Nugrahana Fitria Ruhyana, SP., ME. (Perencana Muda - Bappeda Kab. Sumedang) I. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 seiring berakhirnya
Lebih terperinciKeynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas
Keynote Speech Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas The 4th Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keberadaan dan kebermaknaan kurikulum akan terwujud apabila ada proses pembelajaran
Lebih terperinciKERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)
KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah
Lebih terperinciIndonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016
Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016 Indonesia menuntut peranan negara-negara G-20 untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan Sejumlah isu dibahas dalam 'working
Lebih terperinciPengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN MDGs dirumuskan pada tahun 2000, Instruksi Presiden 10 tahun kemudian (Inpres No.3 tahun 2010 tentang Pencapaian Tujuan MDGs) Lesson Learnt:
Lebih terperinciINDONESIA NEW URBAN ACTION
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti tingkat kesehatan,
Lebih terperinciKESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)
KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS) LATAR BELAKANG KONDISI KABUPATEN MAROS PASCA MDGs (RPJMD PERIODE 2010 2015) DATA CAPAIAN INDIKATOR MDGs TAHUN 2010 2015 MENUNJUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia seharusnya dapat di akses oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. Tapi
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi
Lebih terperinciPEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Dr. Wartanto (Sekretaris Ditjen PAUD dan Dikmas) DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TUJUAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciKESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
KESIAPAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Arifin Rudiyanto Deputi Menteri Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan
Lebih terperinciMenuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan
Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Urbanisasi dan Pentingnya Kota Tingginya laju urbanisasi menyebabkan semakin padatnya perkotaan di Indonesia dan dunia. 2010 2050 >50% penduduk dunia tinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ruang Lingkup mata pelajaran IPA di SMP menekankan pada pengamatan fenomena alam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, isu-isu fenomena alam tersebut
Lebih terperinciBAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan
Lebih terperinciTANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA
TANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA Ir. Djuharsa M.D, MM KEPALA BADAN LITBANG DAN INFOMASI A G E N D A I. PROFIL PEKERJAAN LAYAK INDONESIA II. PERBANDINGAN RTKN DAN PROFIL DW INDONESIA
Lebih terperinciPANDUAN LOMBA KARYA ESAI 2018 BERSAMA INQU-ID
PANDUAN LOMBA KARYA ESAI 2018 BERSAMA INQU-ID Meraih Sustainable Development Goals dengan Ide dan Passion-mu PENDAHULUAN INQU-ID adalah platform penghubung investor dengan petani dan UMKM yang memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAEAH KOTA BINJAI TAHUN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan Daerah pada dasarnya harus selaras dengan tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional secara exsplisit dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera dan merupakan gerbang utama jalur transportasi dari dan ke Pulau Jawa. Dengan posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu proses prioritas pembangunan nasional sebagaimana dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) 2005-2009 yakni di bidang sumber daya
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciSistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni 1972. Pemerintah Indonesia sendiri menaruh
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2013-2018, adalah rencana pelaksanaan tahap ketiga (2013-2018) dari Rencana Pembangunan Jangka
Lebih terperinciOutline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs
Outline Presentasi PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II Bengkulu, 14 Oktober 2014 Kristanto Sinandang UNDP Indonesia Proses Penyusunan SDGs Tujuan dan sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan masyarakat yang begitu cepat sebagai dampak dari kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi, membawa akibat positif dan sekaligus akibat
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN
Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk
Lebih terperinci- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI
- 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ENERGI DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4S TMD
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di dalam proses belajar mengajar terdapat tiga komponen utama yang terlibat di dalamnya, yaitu pengajar (guru), pembelajar (siswa), dan bahan ajar. Pada
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012
[Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I 1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah memiliki arti sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan. Sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat multidimensional yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah dalam pembangunan.
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010.
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) ARIFIN RUDIYANTO Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Rapat Koordinasi
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH
BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)
Lebih terperinciMAKALAH KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional
MAKALAH KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebijakan Kesehatan Nasional Dosen Pembimbing : H. Toto Subiakto, S.Kp, M.Kep Disusun Oleh: 1. Yolanda
Lebih terperinciKementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2004 2009,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hayyah Fauziah, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ilmu pengetahuan memiliki peranan penting dalam kehidupan individu dan pembangunan bangsa secara ilmiah dan teknologi. Maju mundurnya suatu bangsa sangat
Lebih terperinciSTRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG
PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2013 STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG POKJA SANITASI KABUPATEN TANGGAMUS POKJA BADAN SANITASI PERENCANAAN KABUPATEN
Lebih terperinciPEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016
Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui
Lebih terperinciVISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN
VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih
Lebih terperinci3/1/2018. Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals. Pembangunan harus BERKELANJUTAN
Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals PEMBANGUNAN adalah usaha yang terus menerus dilakukan untuk menuju perubahan yang lebih baik menuju terjadinya peningkatan pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).
Lebih terperinciPerempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women
Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women Stand Alone Goal Prinsip Stand Alone Goal: 1. Kesetaraan Gender 2. Hak-hak perempuan sebagai hak asasi manusia. 3. Pemberdayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana untuk mendirikan provinsi-provinsi baru di Indonesia. Pembentukan provinsi baru ini didasari
Lebih terperinciVisi, Misi, Tujuan Dan Sasaran
Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi tersebut harus bersifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan oleh
Lebih terperinciPEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI
PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI Ria Wulandari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Surel: riawulandari.rw46@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai
Lebih terperinciPB 10 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP
PB 10 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP A. Kebijakan Lingkungan Hidup dan Kependudukan 1. Perkembangan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia a. Menjelang konferensi Stockholm (5 Juni 1972)
Lebih terperinciRPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.99/M.PPN/HK/11/2011 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN HIBAH TAHUN 2011-2014 MENTERI
Lebih terperinciMENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL. Oleh : Drs. Andang Muryanta
MENGGAPAI TARGET MDGs DALAM PROGRAM KB NASIONAL Oleh : Drs. Andang Muryanta PENDAHULUAN Banyak negara diberbagai belahan dunia telah berkomitmen secara serius dalam menggapai target MDGs (Millenium Development
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS
SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS GIZI: Magnitude dalam Membanguan Manusia dan Masyarakat Permasalahan gizi merupakan permasalahan sangat mendasar bagi manusia Bagi Indonesia, permasalahan ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa memandang dan mempelajari segala peristiwa yang terjadi di sekitarnya atau dialaminya sebagai suatu kesatuan yang utuh
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kubu Raya Tahun 2009-2029, bahwa RPJMD
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU (IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU (IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013) Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd Pendidikan IPA, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Makalah disampaikan dalam PPM Workshop Pengembangan
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN DAERAH 5.1 VISI DAN MISI KOTA CIMAHI. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
Lebih terperinciBINTAN BERTUAH, NEGERI BERMARWAH
BINTAN BERTUAH, NEGERI BERMARWAH Menuju BINTAN SEJAHTERA Visi Dan Misi Oleh Drs. H. KHAZALIK INDRA SETIAWAN,SST BINTAN, JUNI 2015 0 DAFTAR ISI I. LATAR BELAKANG 1 II. PERMALAHAN DAN TANTANGAN 2 A. PERMASALAHAN
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN
BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang
Lebih terperinciBAB IV VISI DAN MISI DAERAH
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lebak 2005-2025 disusun dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah yang diharapkan dapat dicapai pada
Lebih terperinciRio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.
Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kehidupan yang baik merupakan kehendak manusia yang paling hakiki. Tiada satu pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang dijalaninya
Lebih terperinciPEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SRI HAYATI
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SRI HAYATI DEFINISI PEMBANGUNAN pembangunan adalah seperangkat usaha yang terencana dan terarah untuk menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN
Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... v Daftar Gambar... ix Daftar Isi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen...
Lebih terperinciJakarta, 10 Maret 2011
SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,
Lebih terperinciBAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BAB II Rencana Aksi Daerah (RAD) VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA 2.1 Visi Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Pidie Jaya, menetapkan Visinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD , RPJMD ,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan daerah mulai dari RPJPD 2005-2025, RPJMD 2011-2016, Rencana Kerja Pembangunan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Dokumen perencanaan tahunan daerah yang digunakan sebagai acuan perencanaan pembangunan dan penyusunan anggaran Tahun 2014, adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah
Lebih terperinciTujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia Wahyuningsih Darajati Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas
Lebih terperinciBAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR
BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah
Lebih terperinciMENUJU BANGKA BERMARTABAT
MENUJU BANGKA BERMARTABAT TARMIZI SAAT BUPATI BANGKA DISAMPAIKAN PADA FORUM RENSTRA SKPD NOVILLA HOTEL, 21-22 MEI 2014 11/22/2016 1 MENGAPA HARUS BANGKA BERMARTABAT? 11/22/2016 2 POSISI BANGKA DALAM PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana tertulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, pemerintah menetapkan visi pembangunan yaitu Terwujudnya Indonesia yang
Lebih terperinciBAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH Bengkulu Tengah yang Lebih Maju, Sejahtera, Demokratis, Berkeadilan, Damai dan Agamis 1. Maju, yang diukur dengan : (a) meningkatnya investasi;
Lebih terperinciBAPPEDA KAB. LAMONGAN
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten
Lebih terperinciBAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH
BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH Kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia turut serta dan berperan aktif dalam setiap kegiatan dan program-program pembangunan yang menjadi agenda organisasi negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua
Lebih terperinciBismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Sambutan Pembukaan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Pada Sustainable Development Goals (SDGs) Conference Indonesia s Agenda for SDGs toward Decent Work for All Hotel Borobudur Jakarta, 17 Februari
Lebih terperinciV BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN
IMPLEMENTASI SDGs DALAM MEWUJUDKAN KETERPADUAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA BERKELANJUTAN Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE Bali, 4 November 2016 Outline Konsep dan Implementasi Pembangunan Berkelanjutan Perbandingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hak atas pangan telah diakui secara formal oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Akhir -akhir ini isu pangan sebagai hal asasi semakin gencar disuarakan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci