KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI DI SMA NEGERI 11 AMBON

Transkripsi

1 Bimafika, 2009, 1, KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI DI SMA NEGERI 11 AMBON Hasan Bin Gawi * Staff Pengajar Program Studi Matematika, FKIP Universitas Pattimura Ambon Diterima ; Terbit ABSTRACT The research about ability of student in problem solving has been carried out. The data was taken by initially observation at the school to collect information about trigonometry subject, make teaching action plan problem solving and take discussion with the teacher who will teach, following teaching process, make the test and get the result respectively. The data which resulted analysed according Polya problem solving. Based on the resulted show that ability in problem known, ability in solution plan, ability in problem solving, and ability in re- check problem solving there are 47,525%, 43,75%, 36,275%, 25 % respectively. Keywords: Matrix stability; Lozinskii measure; Compound matrix, SEIR, Epidemic model. PENDAHULUAN Matematika sebagai disiplin ilmu yang diajarkan di sekolah,dalam pembelajarannya mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu siswa terampil pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, dimana tujuan pembelajaran matematika perlu diarahkan pada upaya menumbuhkembangkan penalaran siswa. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum 2004, yakni (1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, ekslorasi, ksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi, (2) Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba, (3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah (4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi, mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, * Korespondensi : gawihasan@yahoo.co.id catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Berdasarkan tujuan di atas, maka sudah saatnya pembelajaran matematika sekolah memperhatikan pengembangan kemampuan memecahkan masalah (problem solving) siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Tran Vui [1] bahwa problem solving is put forth as a major method and goal (pemecahan masalah harus di letakkan sebagai tujuan utama dan metode utama pembelajaran matematika). Menurut Lakson dalam Syah [2], guru matematika sangat dianjurkan menggunakan model dan strategi mengajar yang berorentasi pada pemecahan masalah. Pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Lemahnya kemampuan problem solving siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika turut mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, kajian

2 tentang kemampuan problem solving siswa menjadi hal yang penting untuk dibicarakan sebagai suatu solusi dalam meningkatkan mutu hasil belajar matematika. Trigonometri sebagai salah satu dari materi matematika yang diajarkan pada Sekolah Menengah Atas kelas X membutuhkan kemampuan problem solving siswa dalam pembelajarannya dimana masalah-masalah sehari-hari membutukan konsep trigonometri untuk pemecahannya. Hal ini menjadi permasalahan yang krusial dihampir semua sekolah, termasuk di antaranya adalah SMA Neg 11 Ambon. Pada umumnya kesalahan yang terjadi adalah kesalahan dalam menentukan soal terkait dengan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku atau perbandingan trigonometri sudut-sudut semua kuadran. Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan pengkajian tentang kemampuan problem solving siswa Kelas X pada materi trigonometri di SMA Negeri 11 Ambon. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto, penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena. Sehubungan dengan penelitian ini maka tujuannnya adalah untuk menggambarkan tingkat kemampuan pemecahan masalah (problem solving) yang dimiliki siswa akelas x di SMA negeri 11 Ambon. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X SMA Negeri 11 Ambon yang terdiri dari 7 kelas paralel sedangkan sampel yang dipilih adalah satu kelas yakni kelas X 3, teknik yang digunakan yakni Stratified Randon Sampling yaitu sampel berdasarkan tujuan. C. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yakni kemampuan problem Pemecahan masalah (problem solving) siswa pada materi trigonometri D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat tes, yang terdiri dari tes problem solving yang diberikan kepada siswa untuk melihat kemampuan siswa. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan sebagai berikut : a. Melakukan observasi ke sekolah untuk mendapatkan informasi terkait dengan pembelajaran matematika khususnya trigonometri. b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pemecahan masalah dan perangkat lainnya seperti LKS dan bahan ajar. Selanjutnya berdiskusi dengan guru tentang pelaksanaan pembelajaran. c. Mendampingi guru dalam pelaksanaan pembelajarn d. Melaksanakan tes tentang materi triginometri. e. Mengoreksi hasil pekerjaan siswa untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan siswa dalam menyelesikan soal-soal peluang. 46

3 F. Analisa Data Data yang terkumpul berupa angka atau data kuantitatif dianalisis dengan mengguanakan teknik statistic deskriptif yakni menghitung presentase dari skor yang dicapai setiap siswa dalam tes secara keseluruhan dengan rumus sebagai berikut : Tingkatkem ampuan jumlah skor yang diperoleh = x skor total 100 % Selanjutnya data dianalisis dengan mengguanakn langkah pemecahan masalah menurut Polya yakni kemampuan memahami masalah, kemampuan merencanakan penyelesaian, kemampuan menyelesaikan msalah dan kemampuan mengecek kembali hasil penyelesaian masalah. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari keseluruhan siswa kelas X SMA Negeri 11 Ambon dipilih satu kelas yaitu kelas X 3 dengan jumlah 43 siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari 3 kali pertemuan dan 4 kali tes kemampuan problem solving hanya 40 siswa yang datanya lengkap untuk dianalisis. Kemampuan Problem Solving Awal Siswa Tes Tes kemampuan awal ini diberikan oleh guru sebelum memulai pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan problem solving awal siswa dan soal-soal pada tes awal masih pada taraf mudah dengan materi trigonometri dasar yang pernah diperoleh di SMP. Data yang diperoleh pada tes awal yang terdiri dari 3 soal dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 : Kemampuan Problem Solving Siswa pada Tes Awal Masalah Siswa 1 Memahami masalah 1 2,5 2 Merencanakan 4 10 masalah 3 Menyelesaikan 6 15 masalah sesuai rencana 4 Memeriksa kembali 0 0 hasil yang diperoleh Berdasarkan hasil tes tersebut terlihat kemampuan memahami masalah 1 siswa (2,5%), kemampuan merancanakan masalah 4 siswa (10%), kemampuan pemecahan masalah sebanyak yakni 6 siswa (15%) memeriksa kembali tidak ada (0%). Setelah dihitung skor tes awal diperoleh rata-rata skor tes 3,25. Artinya tingkat penguasaan awal problem solving siswa pada materi trigonometri sangat rendah ini diakibatkan karena sebagaian besar siswa tidak lagi mengingat materi trigonometri yang pernah dipelajari di SMP. Selain itu kemampuan problem solving siswa sangat rendah hal ini diakibatkan karena guru tidak pernah melatih siswa untuk belajar matematika dengan menggunakan strategi pemecahan masalah (Porblem Solving) Kemampuan Problem Solving Siswa Tes 1 Tes pertama dilakukan oleh guru setelah guru melaksanakan pembelajaran materi perbandingan trigonometri dalam sigitiga sikusiku dengan menggunakan strategi Pemecahan Masalah (problem solving). Data yang diperoleh pada tes pertama yang terdiri dari 2 soal dapat dilihat pada tabel 2. 47

4 Tabel 2 : Kemampuan Problem Solving Siswa pada Tes-1 Masalah Siswa 1 Memahami masalah 15 7,5 2 Merencanakan masalah 3 Menyelesaikan masalah sesuai rencana 4 Memeriksa kembali hasil yang diperoleh Hasil tes menunjukkan adanya peningkatan yang cukup berarti yaitu kemampuan memahami masalah 15 siswa (37,5%), kemampuan merencanakan penyelesaian 16 siswa (40%), kemampuan menyelesaiakan masalah 12 siswa (30%) dan kemampuan memeriksa kembali sesuai masalah 10 siswa (25%). Meningkatnya kemampuan siswa dalam pemecahan masalah secara keseluruahan terjadi karena siswa mulai memahami masalah, merencanakan penyelesaian dengan baik, menyelesaikan masalah dari yang mudah kemudian menyelesaikan yang sulit tetapi tehap memeriksa kembali belum sepenuhnya baik. Hal ini terjadi karena siswa muai memahami bagaimana menyelesaikan masalah dengan menggunakan strategi tang baik. Meningkatknya pemahaman siswa tentang pemecahan masalah diikuti dengan mningkatnya skor rata-rata siswa sebesar 4,97. Kemampuan Problem Solving Siswa Tes 2 Data yang diperoleh pada tes ke dua terdiri dari 2 soal dapat dilihat pada tabel 3. yang Tabel 3 : Kemampuan Problem Solving Siswa pada Tes-2 Masalah Siswa 1 Memahami masalah 25 62,5 2 Merencanakan masalah Menyelesaikan masalah 15 37,5 sesuai rencana 4 Memeriksa kembali hasil yang diperoleh 15 37,5 Berdasarkan hasil analisis tes-2, terlihat kemampuan pemecahan masalah (problem Solving ) dalam memahami masalah meningkat dari 15 siswa menjadi 25 siswa (62,5%), hal ini berarti kemampuan memahami masalah siswa dapat dikatakan sangat baik atau siswa telah mengerti bagaiamana memahami masalah yang diberikan oleh guru, selanjutnya kemampuan merencanakan masalah juga meningkat menjadi 20 siswa (50%), kemampuan menyelesaikan masalah sebanyak 15 siswa (37,5%) dan kemampuan memeriksa kembali ternyata sudah sama dengan kemampuan menyelesaikan masalah yaitu 15 siswa (37,5%). Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan ditas maka sudah terjadi peningkatan pada tes ke-2 ini sehingga terjadi juga peningkatan nilai rata-rata siswa sebesar 58,4. Kemampuan Problem Solving Siswa Tes - 3 Tes ke-3 dilakukan setelah guru menyelesaikan pembelajaran ke tiga yaitu semua pembelajaran sesuai jumlah RPP untuk mencapai kompetensi dasar yang ditentukan pada materi trigonometri kelas X SMA. Data yang diperoleh pada tes ke dua yang terdiri dari 2 soal dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 : Kemampuan Problem Solving Siswa pada Ke-3 Masalah Siswa 1 Memahami masalah 35 87,50 2 Merencanakan masalah 30 75,00 3 Menyelesaikan masalah 25 62,50 sesuai rencana 4 Memeriksa kembali hasil 25 62,58 yang diperoleh Pada tes yang terakhir ini terlihat kenaikkan yang cukup signifikan dimana setiap kenaikkan tahapan telah mencapai kemampuan rata-rata 72,85% dengan skor rata-rata siswa dalam 48

5 menjawab soal adalah 69,8 dan jelas terlihat bahwa pada tes terakhir telah terjadi ketuntasan belajar yaitu hasil belajar sudah lebih dari 65. KESIMPULAN Dari hasil pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan pada siswa KelasX 3 SMA 11 Ambon, kemampuan problem solving siswa dalam menyelesaikan soal-soal trigonometri berdasarkan rata-rata kemampuan problem solving dari tes awal, tes ke-1, tes-ke-2 dan tes ke-3 diperoleh skor kemampuan memahami masalah sebesar 47,525%, kemampuan merencanakan penyelesaian 43,75%, kemampuan menyelesaikan masalah sebesar 36,275% dan kemampuan mengecek kembali penyelesaian masalah adalah sebesr 25 %. DAFTAR PUSTAKA [1] Diknas, KBK Mata Pelajaran Matematika. Jakarta Pusat Kuriukulum Badan Peneltian dan Pengembangan. [2] Syah, M.,.2003 Psikologi Belajar. Jakarta PT.Rajagrapindo Persada [3] Ratumanan, Belajar dan Pembelajaran. Edisi Ke dua. Surabaya: UNESA University Press [4] Shadiq, Makalah. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembangan Matematika SMA Jenjang Dasar. Yogyakarta : Widyaiswara PPPG Matematika. [5] Soejadi, R., 2000, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Konstalasi ke Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. [6] Soedjadi, R., Masalah kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah. Surabaya: Depdiknas Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA. [7] Usodo, B., Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pembelajaran Matematika di SMA. Buletin Pendidikan Matematika, Volume 8, nomor 1. FKIP Unpatti. Ambon. [8] Anonim,2004, UU RI No 14 tentang Sistim Pendidikan Nasional [9] Wirodikromo, S., Matematika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga. 49