PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA RSUD dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR SKRIPSI MINOR. Diajukan Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA RSUD dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR SKRIPSI MINOR. Diajukan Oleh"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA RSUD dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR SKRIPSI MINOR Diajukan Oleh DESY AFRIYANI N I M DIPLOMA III AKUNTANSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Desy Afriyani : Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar, 2008 USU Repository 2009

2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI DIPLOMA III MEDAN TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI MINOR NAMA : Desy Afriyani NIM : PROGRAM STUDI : Diploma III Akuntansi JUDUL : Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Tanggal :..., 2008 Dosen Pembimbing (Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak) NIP Tanggal :..., 2008 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi (Drs. Hasan Sakti siregar, M.Si, Ak) NIP Tanggal :..., 2008 Dekan Fakultas Ekonomi (Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP

3 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi minor ini, guna melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III Fakultas Ekonomi, Universitas sumatera Utara. Terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda Tugiono dan Ibunda Wati atas semua dukungan berupa moril, material, dan do a yang tiada hentinya serta kerja keras yang menghantarkan penulis meraih cita-cita. Juga buat bu Ika, penulis mengucapkan terima kasih atas semua pengorbanan dan dukungan semangat selama mengikuti perkuliahan hingga selesainya skripsi minor ini. Dalam penyelesaian skripsi minor ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan fikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi minor ini. Desy Afriyani : Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar, 2008 USU Repository 2009 i

4 4. Bapak M. Simba Sembiring, SE. selaku Ka. Sub. Bag. Akademik. 5. Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, Ak. selaku dosen wali penulis serta seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi USU atas arahan, bimbingan, dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan. 6. Pimpinan dan pegawai RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, yang telah memberikan kesempatan serta izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di rumah sakit yang bersangkutan. 7. Adik- adik ku tersayang: Pandu, Kaka, Koko dan Yayang, yang selalu memberikan keceriaan dan kebahagiaan di hati penulis. 8. Teman-teman yang selalu menemani penulis selama masa perkuliahan dan memberikan kecerian di hari-hari penulis: Ika Kd, Ika Ar, Eva, Nel, Fit dan masih banyak lagi namun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua bantuan yang diberikan. Penulis menyadari skripsi minor ini jauh dari kesempurnaan oleh karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi peningkatan mutu penulisan skripsi minor ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi minor ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua, terima kasih. Medan, Mei 2008 (Desy Afriyani) NIM ii

5 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi...iii Daftar Tabel... v BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 2 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3 D. Metode Penelitian... 4 E. Sistematika Pembahasan... 6 BAB II : RSUD dr DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR A. Sejarah Singkat Perusahaan dan Struktur Organisasi Sejarah Perusahaan Visi dan Misi Struktur Organisasi Uraian Tugas B. Penggolongan Aktiva Tetap C. Pengadaan Aktiva Tetap D. Penggunaan Aktiva Tetap E. Penyimpanan dan Pemeliharaan Aktiva Tetap F. Penyusutan dan Penghapusan Aktiva Tetap G. Pengawasan Intern Aktiva Tetap Desy Afriyani : Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar, 2008 USU Repository 2009 iii

6 BAB III : ANALISA DAN EVALUASI A. Pengertian Aktiva Tetap B. Penggolongan Aktiva Tetap C. Pengadaan Aktiva Tetap D. Penggunaan Aktiva Tetap E. Penyimpanan dan Pemeliharaan Aktiva Tetap F. Penyusutan dan Penghapusan Aktiva Tetap G. Pengawasan Intern Aktiva Tetap BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

7 DAFTAR TABEL 1. Penyusutan Menurut Metode Stright Line Penyusutan Menurut metode Unit Produksi Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Berganda v

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pasti memiliki aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Namun jenis aktiva tetap yang dimiliki mungkin berbeda satu sama lainnya seperti perusahaan jasa, aktiva tetapnya berbeda dengan aktiva tetap perusahaan perkebunan, perkapalan, perminyakan, perdagangan dan lainlain. Namun yang jelas masing-masing mempunyai aktiva tetap. Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, pengolahannya yang melibatkan banyak orang, dan pembuatannya yang sering dalam jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya yang sangat rumit. Investasi aktiva tetap membutuhkan pengawasan yang baik, oleh karena itu diperlukan satu bagian yang mampu melaksanakan fungsi tersebut agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Tidak adanya pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap, akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan dan sebaliknya pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Selain itu aktiva tetap yang dikelola dengan baik akan memberikan manfaat bagi perusahaan sesuai dengan jumlah investasi yang ditanamkan pada aktiva tetap yang bersangkutan. Penanganan aktiva tetap bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan pengamanan terhadap aktiva tetap sesuai kapasitas dan jangka waktu pemakaiannya. 1

9 2 Dari segi akuntansi, pengawasan intern aktiva tetap ini dilakukan agar perlakuan terhadap aktiva tetap sesuai dengan kebijaksanaan akuntansi yang diterapkan sebelumnya dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim sehingga diharapkan kesalahan kesalahan pencatatan yang sehubungan dengan aktiva tetap dapat dihindari. Selain itu perencanaan dan pengawasan intern perusahaan juga merupakan hal yang paling penting sebagai pendukung kebijaksanaan aktiva tetap untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan. Melihat begitu besarnya pengaruh aktiva tetap bagi perusahaan seperti yang telah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk mencoba meneliti dan mengevaluasi pengawasan aktiva tetap. Untuk itu dalam penyusunan paper ini penulis mengambil judul Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas diatas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah Apakah system pengawasan intern aktiva tetap yang diterapkan RSUD dr. Djasamen Saragih Pematang siantar telah efektif dan efisien?

10 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui apakah pengawasan intern Aktiva Tetap yang diterapkan RSUD dr Djasamen Saragih Pematang siantar telah efektif dan efisien. b. Untuk memahami lebih jauh lagi tentang teori yang didapat dalam perkuliahan dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis Dapat memperdalam wawasan penulis mengenai pengawasan intern aktiva tetap yang baik dalam membantu perusahaan dalam mengurangi kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan. b. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi perusahaan, untuk melihat sejauh mana penerapan yang telah dilakukan dalam pengawasan intern aktiva tetap. c. Bagi Pembaca Sebagai informasi perbandingan di dalam penelitian dimasa yang akan datang.

11 4 D. Metode Penelitian Dalam penyusunan paper ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan paper, penulis melakukan penelitian di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar di Jl. Sutomo No Sumber data Penulisan paper digunakan data yang berhubungan dengan objek penelitian yang berupa: a. Data Primer Data yang secara langsung penulis peroleh dari objek penelitian dan dikumpulkan. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari sumber lain dalam bentuk laporan atau disebut sebagai data eksternal. 3. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian kepustakaan (library research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menggunakan bukubuku, laporan-laporan, literature yang berhubungan dengan judul paper ini. Dalam hal ini penelitian bersifat teoritis guna membandingkan dengan masalah yang diteliti di lapangan.

12 5 b. Penelitian Lapangan (Field research) Penelitian yang langsung dilakukan ke lapangan atau objek penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam menyusun paper, dengan memberikan pertanyaan langsung kepada pihak yang ada di dalam perusahaan. Di dalam penelitian lapangan ada cara pengumpulan data, yaitu: a. Teknik Observasi Yaitu melakukan pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti. b. Teknik Interview Yaitu mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan atau dengan pihak yang bersangkutan dalam memberikan informasi mengenai keadaan intern perusahaan. 4. Metode Analisa Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua metode penelitian yaitu: a. Metode Deskriptif Yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan merangkum data-data yang diperoleh, selanjutnya diolah kembali sehingga memperoleh gambaran yang jelas dan terarah, serta menyeluruh dari dari masalah yang dibahas. b. Metode Komparatif Yaitu metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori secara umum untuk

13 6 menunjukkan hubungan antar variable yang diteliti. Dan selanjutnya ditarik kesimpulan serta membuat saran yang dianggap perlu secara umum. E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan merupakan suatu gambaran mengenai pembahasan, penyusunan dan perincian isi dari paper ini. Sehingga para pembaca memahami hal-hal yang dibahas di dalam paper ini. Secara garis besar pembahasan dan penyusunan paper ini dibagi dalam 4 bab, yakni sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II : RSUD dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi dan uraian tugas RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, penggolongan aktiva tetap, pengadaan aktiva tetap, penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan aktiva tetap, penyusutan dan penghapusan aktiva tetap serta pengawasan intern aktiva tetap.

14 7 BAB III : ANALISA DAN EVALUASI Dalam bab ini penulis akan menguraikan defenisi aktiva tetap, dan menganalisa serta mengevaluasi system pengawasan intern aktiva tetap berdasarkan teori dan hasil penelitian. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan intern aktiva tetap pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar.

15 BAB II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR A. Sejarah Perusahaan dan Struktur Organisasi 1. Sejarah Perusahaan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar terletak sangat strategis yaitu di tengah kota Pematangsiantar, yang beralamat di Jalan Sutomo No. 230 Pematangsiantar dengan nomor kode Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1911, dengan luas areal 12,28 Ha. Luas bangunan rumah sakit ini m 2 dengan jumlah bangunan sebanyak 59 unit. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar terletak di Kota Pematangsiantar, dan merupakan daerah lintasan Kota Medan. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar telah mengadakan kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Medan sejak tahun Rumah sakit ini dijadikan tempat pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI melaksanakan Praktek Kepaniteraan Klinik Senior (Co-Schap) di RSUD Pematangsiantar. Rumah sakit ini juga dijadikan tempat pendidikan AKPER, AKBID, dan lain-lain kejuruan seperti Radiologi. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar adalah rumah sakit rujukan kelas B Non pendidikan berdasarkan persetujuan MENPAN RI No. B- 1267/1/1992 tanggal 2 Nopember 1992 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1070/Menkes/SK/XI/1992 tanggal 28 Nopember 1992 dan Surat 8 Desy Afriyani : Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar, 2008 USU Repository 2009

16 9 Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor : 445/3155/K/Tahun 1992 tanggal 31 Desember diserahkan oleh pemerintah propinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar pada tanggal 27 Desember Pada tanggal 23 April 2007 nama Rumah Sakit Umum Kota Pematang Siantar berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 515/ MENKES/SK/IV/ Visi dan Misi RSUD dr. Djasamen Saragih memiliki visi Terwujudnya Rumah Sakit Idaman, Terbaik dan Terpercaya Menuju Indonesia Sehat 2010 sesuai dengan SK Direktur Nomor 3313/II/TU/XI/2006. Kata IDAMAN diambil dari visi Kota Pematangsiantar yakni Terwujudnya Pematangsiantar Kota Idaman berdasarkan RPJM Kota Pematangsiantar Tahun yang pengertiannya sebagai Kota Indah, Damai dan Mandiri. Adapun pengertian konsep RSUD IDAMAN adalah sebagai berikut: INDAH Konsep indah dalam visi tersebut menyangkut tujuan dan harapan bagaimana mewujudkan fisik Rumah Sakit yang memenuhi standar medis yang berorientasi, yang asri dan berwawasan lingkngan yang bersih dan sehat.

17 10 DAMAI Konsep damai mengandung harapan terwujudnya kondisi psikologi di Rumah Sakit yang aman, berjalan tertib dan bebas dari segala gangguan baik bagi pasien dan karyawan Rumah Sakit. MANDIRI Konsep mandiri mengandung pengertian dan harapan bagaimana penyelengaraan dan pengelolaan keuangan Rumah Sakit dapat dikendalikan secara mandiri dengan arah dan tujuan yang jelas. TERBAIK dan TERPERCAYA Yang dimaksud merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit di segala bidang. Terbaik dan terpercaya mempunyai parameter yan terukur pada setiap bidang pelayanan yang ada di Rumah Sakit. Adapun Misi RSUD dr. Djasamen Saragih adalah sebagai berikut: 1. Mengupayakan Pelayanan Kesehaatan yang prima bagi semua golongan masyarakat, melalui prosedur yang berlaku dengan cepat, tepat, ramah dan terjangkau. 2. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu, melalui pelayanan yang bersifat Spesialiatik dan Sub spesialistik secara profesional dan etis. 3. Mengupayakan Rumah Sakit yang mampu memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang berorientasi kepada keindahan alam dan lingkungan dan mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan melalui keramah tamahan.

18 11 4. Meningkatkan peran Rumah Sakit sebagai tempat Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Bidang Kesehatan. 5. Mengupayakan Rumah Sakit yang mampu mandiri untuk membiayai sendiri operasionalnya dengan konsep RSUD menuju Badan Layanan Umum. Motto dari RSUD dr. Djasamen Saragih adalah SENYUM S : E : N : Y : Sosio ekonomi, melayani pasien dengan tidak memandang status ekonomi. Empati, peduli terhadap kesembuhan dan perasaan pasien. Nyaman, dapat membuat lingkungan pelayanan yang menyenangkan. Yakin, bahwa kesembuhan pasien dapat diperoleh dengan pelayanan yang baik. U : Unggul, bahwa pelayanan yang diberikan adalah secara professional dan diusahakan untuk selalu baik daripada di rumah sakit lain. M : Memuaskan, bahwa hasil pelayanan yang diberikan dapat memberikan rasa puas bagi penderia maupun keluarganya sehingga merupakan promosi masyarakat lainnya. 3. Struktur Organisasi Setiap perusahaan hendaknya memiliki rencana strategis yang mengindetifikasi arah bisnis dimasa yang akan datang. Tanggung jawab para manajer harus diatur agar dapat mencapai rencana strategis. Setiap perusahaan membentuk struktur organisasi di dalam perusahaan yang mengindetifikasi

19 12 tanggung jawab untuk setiap posisi pekerjaan dan hubungan antara posisi-posisi itu. Struktur organisasi juga mengindentifikasi bagaimana semua tanggung jawab pekerjaan saling melengkapi. Struktur organisasi berdampak pada efisiensi di mana suatu perusahaan menghasilkan produknya dan oleh karena itu berdampak pada nilai perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas sampai batas-batas tertentu. Selain itu, struktur organisasi, memperlihatkan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut. Struktur organisasi juga menjelaskan hirarki dan susunan kewenangan, serta hubungan pelaporan. Dengan adanya struktur organisasi, maka stabilitas dan komunitas organisasi bisa tetap bertahan. Ada empat elemen dalam struktur, yaitu Spesialisasi Aktivitas, Standarisasi Aktivitas, Koordinasi Aktivitas dan Besar Unit Kerja. Struktur organisasi sangat kompleks untuk dijelaskan secara lisan. Karena itu perlu dibuat bagan organisasi yang menggambarkan funsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi dalam organisasi, serta hubungan seluruh fungsi, departemen atau posisi tersebut. Para manajer hendaknya mengatur organisasi dan sub-unitnya agar sejalan dengan tujuan perusahaan, kemampuan sumber daya yang dimiliki, serta kondisi lingkungan organisasi internal maupun eksternal. Ada beberapa factor utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan struktur organisasi, yaitu strategi dan struktur organisasi, teknologi sebagai penentu struktur, manusia sebagai penentu struktur serta ukuran dan struktur.

20 13 Struktur organisasi setiap perusahaan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini karena kebutuhan dan kondisi atau type setiap perusahaan berbeda-beda. Oleh karena itu jenis struktur organisasi yang dipakai harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Dalam hal ini RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar menggunakan struktur organisasi berbentuk lini dan staf dimana pimpinan biasanya mendelegasikan wewenang kepada staf sesuai bidang masing-masing untuk memberikan perintah atau instruksi kepada bawahan atas nama pimpinan. Susunan kepegawaian Rumah Sakit Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar sesuai peraturan Daerah Nomor 3 tanggal 7 Mei 2004 dapat dilihat pada lampiran II. 4. Uraian Tugas Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut: a. Kepala Rumah Sakit Umum Tugas Kepala Rumah Sakit Umum, adalah sebagai berikut : Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan Rumah Sakit Umum. Merencanakan dan menyusun program kerja Rumah Sakit Umum. Menetapkan kebijakan pelaksanaan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum. Mengelola kekayaan Rumah Sakit Umum.

21 14 Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan Rumah Sakit Umum kepada Kepala Daerah. Wewenang Kepala Rumah Sakit Umum adalah sebagai berikut : Pengelolaan personil, perlengkapan dan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Memanfaatkan peluang pasar sesuai kemampuan Rumah Sakit Umum dengan tetap melaksanakan fungsi social Rumah Sakit Umum. Dalam melaksanakan tugasnya kepala Rumah Sakit Umum bertanggung jawab kepada Kepala Daerah. b. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas meliputi ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, perlengkapan dan keuangan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Rumah Sakit Umum. Bagian tata usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Umum. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut: Melakukan tugas ketatausahaan. Mengurus Rumahtangga dan perlengkapan. Mengurus dan mengelola kepegawaian. Mengurus dan mengelola keuangan Rumah Sakit Umum.

22 15 Bagian Tata Usaha terdiri dari : 1). Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian 2). Sub Bagian Keuangan. Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha. c. Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian Tugas Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian adalah sebagai berikut: Mempersiapkan pengelolaan surat menyurat, tata kearsipan, expedisi dan penggandaan. Melaksanakan pengurusan rumah tangga perlengkapan, ketenteraman dan ketertiban lingkungan Rumah Sakit Umum. Melaksanakan pengurusan kepegawaian dan kesejahteraan pegawai. Melaksanakan tugas keprotokolan, kehumasan dan pengaturan perjalan dinas. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Tata Usaha. Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

23 16 d. Sub Bagian Keuangan Tugas Sub Bagian Keuangan adalah sebagai berikut: Mempersiapkan dan mengolah bahan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja Rumah Sakit Umum. Mobilisasi dana yang diperoleh dari pelayanan dan jasa Rumah Sakit Umum. Berkoordinasi dengan instansi / lembaga lain dalam penggalian dana. Menyusun Daftar Isian Kegiatan dan Daftar Isian Proyek. Melaksanakan pertanggungjawaban keuangan dan laporan hasil mobilisasi dana Rumah Sakit Umum. Melaksanakan Verifikasi laporan keuangan, pembukuan dan pencatatan keuangan lainnya. Menghimpun data penyusunan perubahan anggaran Rumah Sakit Umum. Mengelola gaji pegawai dan hak keuangan pegawai. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Tata Usaha. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

24 17 e. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis mempunyai tugas mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan medis dan penunjang medis, melaksanakan pemantauan, pengawasan, penggunaan fasilitas kegiatan pelayanan medis dan penunjang medis, pengawasan serta pengendalian penerimaan dan pemulangan pasien. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Umum. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis mempunyai fungsi: Mengkoordinasikan seluruh kebutuhan Unit Pelaksana Fungsional yang secara langsung memperlancar kegiatan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Kepala Rumah Sakit Umum. Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis terdiri dari: 1). Sub Bidang Pelayanan Medis. 2). Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung

25 18 jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis. f. Sub Bidang Pelayanan Medis. Sub Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas sebagai berikut: Menyiapkan bahan dan mengkoordinasikan kebutuhan pelayanan medis pada Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Darurat, Perawatan Intensif, Bedah Sentral dan Rehabilitasi Medis. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas dan kegiatan pelayanan medis. Melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas dan kegiatan pelayanan medis. Melakukan pemantauan dan pengawasan penerimaan dan pemulangan pasien. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepal Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis. g. Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis mempunyai tugas-tugas sebagai berikut: Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas dan kegiatan pelayanan penunjang medis. Melaksanakan pengawasan dan penilaian pelayanan kepada pasien.

26 19 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Penunjang Medis. h. Bidang Keperawatan Bidang keperawatan mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan keperawatan, etika serta mutu keperawatan. Bidang keperawatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalamtugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Umum. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Keperawatan mempunyai fungsi pengaturan dan pengendalian kegiatan pelayanan keperawatan pada Unit Pelaksana Fungsional. Bidang keperawatan terdiri dari: 1). Sub Bidang Pelayanan Keperawatan 2). Sub Bidang Tenaga Keperawatan Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Keperawatan. i. Sub Bidang Pelayanan Keperawatan Sub Bidang Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas sebagai berikut: Menyiapkan kebutuhan dan mengatur peralatan keperawatan.

27 20 Menyiapkan bahan dan menyusun renana peningkatan mutu dan etika asuhan keperawatan. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelayanan keperawatan. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan. j. Sub Bidang Tenaga Keperawatan Sub Bidang Tenaga Keperawatan mempunyai tugas sebagai berikut: Menyiapkan bahan pembinaan tenaga paramedic perawatan. Melaksanakan kegiatan untuk pengembangan profesi tenaga keperawatan. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keperawatan. k. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis Bidang Perencanaan dan Rekam Medis mempunyai tugas meliputi penyusunan program dan laporan, kegiatan rekam medis, hokum, perpustakaan, publikasi, emasaran social serta informasi Rumah Sakit Umum. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Umum.

28 21 Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Perencanaan dan Rekam Medis mempunyai fungsi pengaturan dan pengendalian kegiatan perencanaan dan rekam medis. Bidang Perencanaan dan Rekam Medis terdiri dari: 1). Sub Bidang Perencanaan dan Penyusunan Program. 2). Sub Bidang Pengelolaan Rekam Medis dan Pelaporan. Setiap Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis. l. Sub Bidang Perencanaan dan Penyusunan Program. Sub Bidang Perencanaan dan Penyusunan Program mempunyai tugas sebagai berikut: Menghimpun, mengkaji data serta menyusun laporan persiapan dan rencana kegiatan Rumah Sakit Umum. Melaksanakan pemantauan dan menyusun laporan pelaksanaan program. Menyiapkan data untuk penyusunan peratran perundangan. Melaksankan dokumentasi, kehumasan serta mengelola perpustakaan. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis.

29 22 m. Instalasi Instalasi merupakan unsure pelaksana fungsional yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepaa Kepala Rumah Sakit. Instalasi dipimpin oleh seorang pejabat Fungsional yang disebut Kepala Instalasi. Instalasi Rumah Sakit Umum terdiri dari : Instalasi Rawat Jalan Instaasi Rawat Jalan mempunyai tugas melaksanakan diagnose, pengobatan, perawatan, penyuluhan, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan untuk penderita rawat jalan yang dating dan atau melaksanakan rujukan, baik ke instalasi lainnya maupun ke unit kesehatan di luar Rumah Sakit Umum. Instalasi Rawat Inap Instalasi Rawat Inap mempunyai tugas melaksanakan diagnose, pengobatan, tindakan, perawatan, penegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan untuk penderita rawat inap. Instalasi Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan darurat medis yang meliputi diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan.

30 23 Instalasi Bedah Sentral Instalasi Bedah Sentral mempunyai tugas untuk mempersiapkan ruangan peralatan medis dan non medis serta tenaga medis untuk suatu tindakan pembedahan. Instalasi Radiologi Instalasi Radiologi mempunyai tugas melaksanakan pelayanan Radiologi yang meliputi diagnosa, pengobatan. Instalasi Gizi Instalasi Gizi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyediaan, pengolahan, penyaluran makanan dan penyuluhan gizi yang dilakukan oleh tenaga gizi. Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi mempunyai tugas peracikan, penyimpanan, dan penyaluran obat-obatan, gas medis serta bahan kimia; penyimpanan dan penyaluran bahan/alat kedokteran, alat perawatan dan alat kesehatan. Instalasi Patologi Klinik Instalasi Patologi Klinik mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan di bidang laboratorium klinik untuk keperluan diagnosa serta kegiatan transfuse darah. Instalasi Patologi Anatomi

31 24 Instalasi patologi anatomi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan di bidang patologi anatomi untuk keperluan diagnosa. Instalasi Perawatan Intensif Instalasi Perwatan Intensif mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, perawatan dan peningkatan pemulihan kesehatan terhadap penderita yang memerlukan perawatan intensif. Instalasi Rehabilitasi Medis Instalasi Rehabilitasi Medis Mempunyai Tugas melaksanakan pengobatan, rehabilitasi fisik terhadap penderita yang dirujuk. Instalasi Pemulasaran Jenazah Instalasi Pemulasaran jenazah mempunyai tugas melaksanakan kegiatan dalam bidang jenazah dan perawatan mayat. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum Instalasi Pemeliharaan sarana Rumah Sakit Umum mempunyai tugas melaksanakan : Pemeliharaan bangunan instalasi air minum, air panas, listrik, gas tehnik, zat lemas serta pembuangan sampah dan cairan buangan.

32 25 Pemeliharaan peralatan listrik, elektronik medis dan radiology. Penyediaan air minum, air panas, gas tehnik, zat lemas dan listrik. n. Komite Medis Komite Medis mempunyai tugas membantu Kepala Rumah Sakit Umum dalam menyusun standar pelayanan medis, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur prosedur kerja dan standar kewenangan profesi Staf Medis Fungsional, mengembangkan program pelayanan, pendidikan dan latihan. B. Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, berdasarkan jenisnya dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Tanah Tanah yang dimiliki RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar terdiri dari tanah sekolah/pendidikan dengan luas 23,163 m 2 dan tanah rumah sakit dengan luas 122,800 m Bangunan dan Gedung Bangunan Gedung yang dimiliki RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar terdiri dari:

33 26 Bangunan Gedung dengan luas 6.584,75 m 2. Rumah Dinas dengan luas 3.470,95 m 2. Rumah Ibadah dengan luas 460 m 2. Gedung Kantor dengan luas 9.066,98 m Peralatan dan Mesin Peralatan dan mesin yang dimiliki RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar terdiri dari: Alat Angkutan. Alat Bengkel dan Alat Ukur. Alat Kantor dan Rumah Tangga. Alat Kedokteran dan Kesehatan. Alat Laboratorium. C. Pengadaan Aktiva Tetap Pengadaan aktiva tetap RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Pembelian. Pembelian dilakukan berdasarkan persetujuan dan pembiayaan dari Pemerintah Kota Pematangsiantar, sumber dana ini berdasarkan dari APBD yang telah dianggarkan. b. Penerimaan (Hibah/sumbangan atau kewajiban pihak ketiga). Hibah atau sumbangan biasanya diperoleh dari pihak-pihak yang mempunyai ikatan kerjasama dengan rumah sakit, misalnya PT.

34 27 ASKES, PT. JAMSOSTEK ataupun sumbangan dari organisasi masyarakat, misalnya Kumpulan Masyarakat Simalungun. Aktiva tetap yang diperoleh dari pihak ketiga berupa hibah harus dituangkan dalam berita acara serah terima yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan disertai dokumen kepemilikan. D. Penggunaan Aktiva Tetap Penggunaan aktiva tetap pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar disesuaikan berdasarkan kebutuhannya, yaitu aktiva tetap akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang memang dalam aktivitasnya menggunakan aktiva tetap tersebut. Selama penggunaan aktiva tetap tentu tidak terlepas dari expenditures yang dikeluarkan untuk aktiva tersebut. RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dalam penggunaan aktiva tetap mengeluarkan berbagai macam biaya aktiva tetap, yaitu: 1. Biaya Reparasi, yaitu biaya untuk memperbaiki aktiva tetap menjadi baik kembali. 2. Biaya Pemeliharaan, yaitu biaya untuk menjaga aktiva tetap tersebut tetap pada kondisi baik. 3. Biaya Pergantian, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan sebagian dari aktiva tetap yang rusak. RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar menggolongkan pengeluaran untuk aktiva tetapnya menjadi 2 macam, yaitu:

35 28 1. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar menggolongkan Revenue Expenditure jika pengeluarannya kurang dari 1 juta. 2. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar menggolongkan Capital Expenditure jika pengeluarannya sama dengan atau lebih dari 1 juta, dengan ketentuan: 1 juta 10 juta, sebelum dikeluarka dananya harus ada surat perintah kerja yang ditandatangani oleh Kepala Rumah Sakit, yang ditujukan kepada satu perusahaan tertentu untuk melaksanakan kegiatan/menyediakan barang tersebut. 10 juta 50 juta, harus ada pengumuman pelelangan untuk pengadaan barang yang diikuti oleh minimal tiga perusahaan. E. Penyimpanan dan Pemeliharaan Aktiva Tetap RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar menyimpan aktiva tetapnya di tempat yang mudah terjangkau oleh pihak-pihak yang menggunakan aktiva tetap tersebut. Sebelum disimpan, aktiva tersebut harus diperiksa terlebih dahulu oleh tim pemeriksa barang. Untuk mempermudah melakukan pengawasan aktiva tetapnya RSUD dr. Djasamen Saragih juga memberikan nomor kode pada setiap jenis aktiva tersebut. Dalam melakukan pemeliharaan terhadap aktiva tetapnya RSUD dr. Djasamen Saragih mengalokasikan anggaran untuk biaya perbaikan. Pengawasan

36 29 intern yang dilakukan Rumah Sakit terhadap perbaikan aktiva tetap yang rusak dengan cara mengadakan sensus barang setiap tahun secara berkala. Aktiva tetap tidak dapat dikeluarkan tanpa instruksi dari pimpinan, selain itu aktiva tetap harus diinspeksi secara periodic dalam rangka menentukan kondisinya, apakah telah rusak dan memerlukan perbaikan. Perbaikan diserahkan pada yang benar-benar ahli sehingga aktiva tetap dapat diperbaiki dengan benar dan selama masa perbaikan harus selalu diawasi. F. Penyusutan dan Penghapusan Aktiva Tetap RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar merupakan rumah sakit milik pemerintah Kota Pematangsiantar. RSUD dr. Djasmen Saragih Pematangsiantar tidak melakukan penyusutan pada pencatatan aktiva tetapnya, jika ada barang yang rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi maka akan dilakukan penghapusan terhadap aktiva tetap tersebut dihapus. Adapun prosedur penghapusan yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit yaitu dari unit ada pengusulan untuk penghapusan barang, kemudian IPSRSU (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum) melihat kondisi barang tersebut, apabila masih dapat diperbaiki akan diperbaiki tapi jika tidak bisa maka IPSRSU membuat pernyataan tidak dapat memperbaiki dan mengusulkan kepada manajemen rumah sakit untuk memperbaiki aktiva tersebut kepada pihak luar yang lebih berkompeten. Apabila pihak luar/ rekanan juga tidak bisa memperbaiki maka RSUD dapat menghapuskan aktiva tetap tersebut dari daftar inventaris.

37 30 G. Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pengawasan terhadap aktiva tetap sangat penting sekali dalam melindungi aktiva tetap agar tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan atas pengggunaan aktiva tetap seperti pencurian dan penyalahgunaan. Adapunpengawasan intern yang dilakukan RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar adalah sebagai berikut: Melaksanakan pengawasan administrasi terhadap aktiva tetap yang dilakukan oleh Ka. Sub. Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian. Semua pengadaan barang inventaris harus seizin Pemerintah Kota Pematangsiantar. Memberikan nomor kode peda setiap jenis barang inventaris. RSUD dr. Djasamaen Saragih Pematangsiantar selalu melakukan pencatatan tanggal penerimaan barang, tipe, merek dan tahun pembuatan barang. Dalam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi dilakukan perhitungan fisik persediaan aktiva tetap/sensus tahunan secara berkala terhadap aktiva tetap yang dikoordinir oleh kaur Logistik di bawah Ka. Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian. Membuat sertifikat tanah rumah sakit. Melakukan pemeriksaan secara periodik untuk menentukan serta mengetahui kondisi aktiva tetap.

38 31 Penyerahan aktiva tetap kepada yang membutuhkan hanya dapat dilakukan apabila ada surat keputusan atau instruksi dari pimpinan.

39 BAB III ANALISA DAN EVALUASI Berdasarkan penelitian pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, penulis mencoba memberikan analisa dan evaluasi atas aktiva tetap pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dengan cara membandingkan antara teori dengan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Adapun analisa dan evaluasi yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut. A. Pengertian Aktiva Tetap Untuk memahami pengertian aktiva tetap perlu dikemukakan beberapa defenisi mengenai aktiva tetap tersebut yang dikeluarkan oleh beberapa ahli di bidang akuntansi, antara lain seperti yang di uraikan di bawah ini. Menurut Henry Simamora (2000; 297) defenisi aktiva tetap adalah sebagai berikut Aktiva tetap adalah aktiva-aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Desy Afriyani : Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada RSUD dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar, 2008 USU Repository

40 33 Michell Suharli (2006:259) menyatakan aktiva tetap disebut juga plant asset atau fixed asset dan mendefenisikannya sebagai berikut Aktiva tetap adalah harta berwujud (tangible assets) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, bernilai material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan. Adapun menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;13), pengertian aktiva adalah Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. B. Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat digolongkan dalam berbagai sudut antara lain: 1. Sudut Substansi, Aktiva tetap dapat dibagi: a. Tangible Assets (aktiva tetap berwujud), seperti lahan, mesin, gedung dan peralatan. b. Intangible Assets (aktiva tetap tidak berwujud) seperti HGU, HGB, Goodwill-paten, Copyright, Hak cipta, Franchise, dan lain-lain. 2. Sudut disusutkan atau tidak a. Depreciated Plant Assets, yaitu aktiva tetap yang disusutkan, seperti building, equipment, machinery, invntaris, jalan dan lainlain. b. Undepreciated Plant Assets, yaitua aktiva tetap yang tidak disusutkan, seperti land (lahan).

41 34 3. Berdasarkan Jenis a. Lahan yaitu bidang tanah terhampar yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabla ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri. b. Bangunan Gedung yaitu bangunan yang berdiri di atas bumi, baik di atas lahan ataupun air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu. c. Mesin. Mesin termasuk peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. d. Kendaraan, terdiri dari semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truck, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain. e. Perabot, terdiri dari perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan. f. Inventaris (peralatan), peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan, seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris gudang, dan lain-lain. g. Prasarana. Perusahaan di Indonesia pada umumnya mengklasifikasikan sarana seperti jalan, jembatan, pagar, dan lainlain.

42 35 Dari teori di atas penggolongan aktiva tetap yang dibuat RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yang berupa : 1. Tanah 2. Bangunan dan Gedung 3. Peralatan dan Mesin C. Pengadaan Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut: 1. Pembelian tunai Aktiva yang dibeli dengan tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya-biaya sehubungan dengan pembelian aktiva itu, dikurangi potongan harga yang diberikan baik karena pembelian dalam partai besar maupun karena pembayaran yang dipercepat. 2. Pembelian secara kredit jangka panjang Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam hal harga perolehan tidak boleh termasuk bunga, dalam kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembelian akan dilakukan dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunga. Pembebanan bunga atas kredit ada dua kemungkinan:

43 36 a. Secara flat, yaitu biaya bunga sama untuk pembayaran angsuran setiap semester. b. Berdasarkan sisa hutang, yaitu biaya bnga dihitung dari sisa hutang terakhir. 3. Pembelian dengan surat berharga Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku besar, harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. Kadang-kadang harga pasar surat berharga dan aktiva tetap yang ditukar tidak diketahui, dalam keadaan seperti ini, nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. 4. Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah/donasi Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan maka transaksi ini disebut nonreciprocal transfer (transfer yang tidak memerlukan umpan balik). Aktiva ini harus dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independent. 5. Aktiva tetap yang dibangun sendiri Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang langsung (biaya variable), yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk pembangunan ini harus dikapitalisasi.

44 37 6. Aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran Aktiva tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aktiva tetap yang kita miliki dengan aktiva tetap lainnya yang dimilliki pihak lain. Transaksi pertukaran bisa bersih tanpa tambahan-tambahan lain atau dapat juga ditambah dengan transaksi tambahan lainnya, misalnya kas. Seperti yang telah diuraikan di atas tentang beberapa cara perolehan aktiva tetap, RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar memperoleh aktiva tetapnya dengan dua cara, yaitu pembelian yang berdasarkan persetujuan dan pembiayaan dari Pemko Pematangsiantar dan hibah/sumbangan dari pihak-pihak yang mempunyai ikatan kerjasama dengan rumah sakit. Adapun prosedur pengadaan aktiva tetap yang ada di RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar bersifat Bottom Up, dimana setiap unit merencanakan kebutuhan untuk unit masing-masing dan diusulkan kepada Bidang Perencanaan RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar kemudian Bidang Perencaan mempelajari perencanaan dari masing-masing unit dan membuat skala prioritas yang akan dirujuk dalam perencanaan. Kemudian diajukan ke Pemko untuk dimasukkan dalam APBD. D. Penggunaan Aktiva Tetap Selama masa penggunaan aktiva tetap dalam perusahaan tentu akan mengalami perbaikan atau pertambahan agar aktiva tetap dapat dipergunakan dengan baik. Oleh karena itu terdapat pengeluaran perusahaan yang meliputi biaya

45 38 perawatan maupun biaya lain yang menambah kegunaan kemampuan aktiva tersebut. Selama penggunaan aktiva tetap perusahaan tidak dapat menghindarkan diri dari pengeluaran-pengeluaran untuk aktiva tetap itu. Pengeluaran itu ada dua macam, yaitu: a. Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditure) Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan untuk tahun dimana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu, pengeluaran pendapatan akan dicatat sebagai beban. Pengeluaran untuk pemeliharan dan perbaikan rutin merupakan contoh dari pengeluaran ini. Beban pemeliharaan terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik. Sedangkan beban perbaikan adalah beban-beban untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik. b. Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah pengeluaranpengeluaran yang harus dicatat sebagai aktiva (dikapitalisir). Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk dalam kategori ini. Dalam praktek sangat sulit membedakan antara revenue expenditure dengan capital expenditure. Untuk mengatasi kesulitan ini dalam akuntansi diberikan beberapa pedoman bagaimana untuk membedakannya. Pedoman itu adalah sebagai berikut:

46 39 a. Segi Keuntungan jika pengeluaran itu memberikan keuntungan selama lebih dari satu tahun, maka dianggap sebagai capital expenditure. Jika sebaliknya maka dianggap sebagi revenue expenditure. b. Kebiasaan Jika pengeluaran itu merupakan pengeluaran yang sifatnya lazim dan rutin dikeluarkan dalam periode tertentu maka dianggap sebagai revenue expenditure, jika sebaliknya maka dianggap sebagai capital expenditure. Jika pengeluaran itu jumlahnya relative besar dan sifatnya penting biasanya dianggap sebagai capital expenditure. Sedangkan jika pengeluaran tersebut relative kecil maka dianggap sebagai revenue expenditure. c. Jumlah Jika pengeluarannya relative kecil dianggap sebagai revenue expenditure dan jika pengeluaran itu jumlahnya relative besar dan sifatnya penting maka dianggap sebagai capital expenditure. Berasarkan hal tersebut RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar menggolongkan pengeluarannya menjadi: 1. Sebagai revenue expenditure apabila dana yang dikeluarkan untuk perbaikan aktiva tetap kurang dari Rp 1 juta dan memiliki manfaat hanya kurang dari satu tahun.

47 40 2. Sebagai capital expenditure apabila perbaikan yang dilakukan terhadap aktiva tetap mempunyai manfaat lebih dari satu tahun dan mengeluarkan dana lebih dari Rp 1 juta. E. Penyimpanan dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Penyimpanan aktiva tetap seharusnya diletakkan pada tempat yang strategis, artinya aktiva tetap mudah dijangkau bagi pihak yang menggunakannya. Aktiva tetap yang disimpan sebaiknya diberi kode, agar lebih mudah dalam melakukan pengawasan terhadap aktiva tetap. Menurut Mulyadi (2001:597) dalam bukunya sistem akuntansi Diantara informasi penting yang perlu dicerminkan dalam kode aktiva tetap adalah: golongan aktiva tetap, jenis aktiva tetap, lokasi, port ability, tahun perolehan, fungsi yang bertanggung jawab dalam pemakaian aktiva tetap tersebut. Dalam pemeliharaan aktiva tetap terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk aktiva tetap itu. 1. Biaya Reparasi, yaitu biaya untuk memperbaiki aktiva tetap menjadi baik kembali. 2. Biaya Penambahan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menambah aktiva tetap yang lama dengan bagian-bagian yang baru. Pengeluaran ini dilakukan untuk menambah mutu serta manfaat aktiva tetap tersebut.

48 41 3. Biaya pemeliharaan, yaitu biaya untuk menjaga aktiva tetap tersebut tetap pada kondisi baik. 4. Biaya Pergantian, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan sebagian dari aktiva tetap yang rusak. 5. Biaya Perbaikan (betterment dan improvement), yaitu peurbahan dari bentuk dan kerangka aktiva sehingga meningkatkan kapasitas dan jasa yang diberikan maka disebut betterment atau improvement. Jika pengeluaran untuk ini sifatnya biasa dan jumlahnya kecil dianggap sebagai biaya reparasi. Jika pengeluaran itu sifatnya tidak biasa dan jumlahnya besar sehingga aktiva itu dianggap baru, maka pengeluaran itu didebitkan ke perkiraan akumulasi penyusutan. Berdasarkan teori di atas, yang dilakukan RSUD dr. Djasamen Saragih dalam melaksanakan pengawasan terhadap aktiva tetap berupa penyimpanan dan pemeliharaan, yakni dengan menyelenggarakan pengawasan administrasi untuk setiap jenis aktiva tetap dan memberikan kode pada setiap jenis aktiva tetapnya. F. Penyusutan dan Penghapusan Aktiva Tetap Penyusutan Di samping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002;53) Yang dimaksud dengan penyusutan adalah: Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya.

49 42 Atau dapat juga disebut sebagai Biaya yang dibebankan terhadap produksi akibat penggunaan aktiva tetap itu dalam proses produksi. Perusahaan tidak diharuskan menggunakan satu metode penyusutan tunggal bagi sema aktivanya. Tiga metode penyusutan yang paling umum digunakan adalah metode garis lurus, metode unit produksi dan metode saldo menurun berganda. Metode Garis Lurus Metode garis lurus (straight line method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut: C S D = n Keterangan: D = Beban penyusutan (depresiasi) C = Harga Pokok Aktiva (cost) S = Salvage Value (nilai residu) n = Useful life (umur teknis)

50 43 Contoh: Sebuah peralatan dibeli dengan harga Rp nilai residu ditaksir Rp dan estiamasi umurnya adalah 5 tahun. Penyusutan tahunan aktiva tersebut dihitung sebagai berikut = = Rp Tabel 1 Penyusutan Menurut Metode Straight Line Akhir Harga pokok Penyusutan Akk. Penyusutan Nilai buku tahun Sumber : Data diolah Metode garus lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke beban periodic jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama dari periode ke periode.

BAB III METODE PENELITIAN. sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek penelitian. penilaian atas aspekaspek pertimbangan yaitu aspek teknis atau keakuratan teknologi yang dimiliki oleh aktiva tetap tersebut dan juga aspek umur aktiva tetap secara ekonomis. Kebijakan akuntansi aktiva

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO Menimbang : Mengingat : 1.

Lebih terperinci

SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP AKTIVA TETAP DAN PENERAPAN METODE DEPRESIASI PADA RSUD DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR OLEH : DESY AFRIYANI

SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP AKTIVA TETAP DAN PENERAPAN METODE DEPRESIASI PADA RSUD DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR OLEH : DESY AFRIYANI SKRIPSI PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP AKTIVA TETAP DAN PENERAPAN METODE DEPRESIASI PADA RSUD DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR OLEH NAMA : DESY AFRIYANI NIM : 080522060 DEPARTEMEN : AKUNTANSI EKS. PROGRAM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RSUD DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 1996 Seri D ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTAMADYA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 6 TAHUN 1996 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sektor perekonomian teknologi yang semakin maju mempengaruhi perkembangan pada setiap perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Masalah

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. SOEKANDAR KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 21 TAHUN 1999 SERI D.16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 6 TAHUN 1999 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 A TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. MOHAMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON NOMOR 6 TAHUN 1997 SERI D. 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II C I R E B O N NOMOR 06 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311 1 BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) 21022 Kode Pos 92311 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016 - 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEDONO PROPINSI DAERAH

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia, sehingga mendorong untuk segera menyediakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MALINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH 1 SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PRATAMA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan bagian dari harta kekayaan perusahaan yang memiliki manfaat ekonomi lebih dari satu periode akuntansi. Manfaat menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN, SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDONO MADIUN PROVINSI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 54 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM dr. SLAMET KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1996 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM A.M. PARIKESIT TENGGARONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM KOTA TANGERANG SELATAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 );

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 ); PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAKUHAJI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Secara singkat perkembangan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru sejak tahun 1950 sampai dengan tahun 2010

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA,

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA, BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Rumah Sakit Bina Kasih Rumah Sakit Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005, yang sudah 8 tahun berdiri dan diresmikan oleh Dr. Hj. Linda Wardani.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap menurut IAI, PSAK No 16 (2011 : 16.2) adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar tercapainya tujuan itu, setiap perusahaan

Lebih terperinci

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ABDUL AZIZ SYAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2000 TAHUN : 2000 NOMOR : 15 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN

AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN TUGAS AKHIR Ditulis untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Diajukan Oleh WINDA LESTARI NIM 1105081106 PROGRAM

Lebih terperinci

Uraian Tugas Rumah Sakit

Uraian Tugas Rumah Sakit Uraian Tugas Rumah Sakit Direktur (1) Direktur mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijaksanaan, membina, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas pelayanan rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN, SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT KUSTA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT KUSTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT KUSTA PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN,YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA

Lebih terperinci

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan BAB III TOPIK PENELITIAN A. Sistem Pengawasan Intern Aktiva Tetap Dalam BAB III ini penulis akan membahas sistem pengawasan intern aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BESUKI TIPE D KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin kesinambungan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Secara umum, tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin kesinambungan usaha (continue),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rugi laba. Salah satu pos dalam neraca adalah aktiva tetap. Aktiva tetap dalam

BAB I PENDAHULUAN. rugi laba. Salah satu pos dalam neraca adalah aktiva tetap. Aktiva tetap dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi keuangan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan utama yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah neraca dan laporan rugi laba.

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 012 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR ORGANISASI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT GUSTI HASAN AMAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Nilai kegunaan akuntansi sebagai salah satu fungsi dalam suatu

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB II RSUP H. ADAM MALIK MEDAN BAB II RSUP H. ADAM MALIK MEDAN A. Sejarah Singkat Rumah sakit Umum Pusat H. Adam Malik RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK. Menkes no.335/ Menkes / Sk / VII dan sebagai rumah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11 LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 SERI D NO. 11 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG Menimbang NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 44 TAHUN 2011

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 44 TAHUN 2011 - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NATAL KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. R. SOEDJATI SOEMODIARDJO PURWODADI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 1 TAHUN 1989 SERI : D 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 1 TAHUN 1989 SERI : D 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 1 TAHUN 1989 SERI : D 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 1988 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aset/Aktiva Aset atau aktiva adalah Produk bernilai yang dikuasai atau dimiliki suatu perusahaan, baik berupa harta benda ( properti ), hak atau suatu tuntutan terhadap

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. RASIDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 42 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI KABUPATEN SERANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH BAGIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aset Tetap Aset tetap merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relatif tetap atau jangka waktu perputarannya

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dimiliki oleh perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual serta memiliki

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOPIDO TOLITOLI

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOPIDO TOLITOLI SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOPIDO TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2002 NOMOR : 52 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 37 TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 37 TAHUN 2017 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA

Lebih terperinci