4 LAlU PERHUMBUMAN DAN PWOSEHTASE BERAT KERIN6 DARl

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 LAlU PERHUMBUMAN DAN PWOSEHTASE BERAT KERIN6 DARl"

Yohanes Hermanto
6 tahun lalu
Tontonan:

2 4 LAlU PERHUMBUMAN DAN PWOSEHTASE BERAT KERIN6 DARl ALGA MERAH (Eucheuma cottonii) PADW METODA PENANAMAM WAKIT TERCIPUNG DAN LEPAS DASAR Dl PERAIRAN PAWTAI GEGER, HUSA DUA, PROPlHSl Ball S K R I P S I Oleh BETTY SOEVIYETt C JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1990

3 LAJU PERTUMBUHAN DAN PROSENTASE BERAT KERING DARI ALGA MERAH (Eucheuoa cottonii) PADA METODA PENANAMAN RAKIT TERAPUNG DAN LEPAS DASAR DI PERAIRAN PANTAI GEGER, NUSA DUA, PROPINSI BALI SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Keahlian Manajemen Sumberdaya Perairan (KSP) di Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor Oleh BETTY SOEVIYETI C Mengetahui, Dr.Ir. KADARWAN SO r. Ir. I NJOMAN?i NUITJA Ketua Ketua 1 September 1990 Dr. Ir. DEDI SOEDHARMA Tanggal Ujian

4 RINGKASAN BETTY SOEVIYETI. C LAJU PERTUMBUHAN DAN PROSENTASE BERAT KERING ALGA MERAH Eucheuma cottonii PADA METODA PENANAMAN RAKIT TERAPUNG DAN LEPAS DASAR DI PERAlKAN PAN'I'AL GE(;t(H, NllSA DUA, BALI. (Di bawah bim- bingan Bapak Dr.Ir. I NYOMAN SUMERTHA NUITJA dan Bapak Dr. Ir. DEDI SOEDHARMA). Pantai Indonesia sepanjang km dengan pi1 lnnnye lebi h ki~rnng buah memungkinkan tumbuhr~ya bermacam-macam rumput laut. Penyebaran rumput laut di Indonesia meliputi daerah P.Bangka, P. Belitung, Lampung, Jawa Barat, Kepulauan Seribu, Jawa Timur, Madura, Bali, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku bahkan Irian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metoda penanaman yang baik dalam usaha budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii dengan melihat pertambahan laju pertumbuhannya melalui pertambahan biomasnya, nilai berat kering dan kandungan karaginan. Penelitian ini dilaksanakan selama 42 hari yang berlangsung dari tanggal 19 September hingga 31 Oktober 1989 di perairan Pantai Geger, Nusa Dua Bali dengan

5 menggunakan metoda rakit terapung dan lepas dasar. Metoda terapung merupakan rakit terapung dimana rakit mengikuti naik turunnya permukaan air. Metoda ini terdiri atas tiga macam kedalaman yaitu pada permukaan, 30 cm dari permukaan dan 60 cm dari permukaan. Metoda lepas dasar adalah cara penanaman di dasar perairan. Dimana fanaman diikatkan pada bagan yang menancap di dasar, sehingga tidak mendapatkan cahaya matahari secara kontinyu seperti -pads metoda rakit terapung. Metoda lepas dasar juga terdiri atas tiga macam kedalaman, yaitu pada dasar perairan, 30 cm dari dasar perairan dan 60 cm dari dasar perairan. Penggunaan jenis bibit, yaitu bibit bagian ujung dan pangkal adalah untuk melihat kualitasnya baik dari kandungan karaginan, prosentase penyusutan maupun laju pertumbuhannya. Pengamatan terhadap pertambahan biomas dilakukan seminggu sekali untuk menduga laju pertumbuhan harian, sedangkan nilai berat kering dilakukan dengan menimbang berat kering rumput laut setelah penjemuran selama empat hari. Analisa kandungan karaginan dilakukan di Labora- torium dengan menghitung berat karaginan terhadap berat kering rumput laut. Rancangan analisa yang digunakan untuk pengamatan perminggu adalah rancangan Split Plot, sedangkan uji

6 lanjutan dengan menggunakan uj i Duncan. Dan analisa selama enam minggu digunakan model pertumbuhan (linier, logaritmik, eksponensial dan geometrik) yang memenuhi data pertambahan biomas. Kondisi lingkungan penelitian Pantai Geger, sangat cocok bagi pembudidayaan rumput laut. Karena faktor ekologi sangat mendukung seperti keadaan suhu, salinitas dan derajat keasaman memungkinkan rumput laut tumbuh dan berkembang. Laju pertumbuhan rumput laut pada metoda rakit terapung tidak dipengaruhi oleh kedalaman, karena inten- sitas cahaya yang diterima oleh tanaman cederung homo- gen. Tetapi sebaliknya jenis bibit sangat berpengaruh nyata, bibit bagian ujung umumnya tumbuh lebih cepat sebesar 0.63 % dari bibit bagian pangkal pada permukaan perairan, 0.91 % pada kedalaman 30 cm dari permukaan air dan 0.83 % pada kedalaman 60 cm dari permukaan air. Nilai prosentase penyusutan tidak dipengaruhi oleh kedalaman, tetapi dipengaruhi oleh jenis bibit. Pada permukaan perairan bibit bagian ujung akan mempunyai prosentase penyusutan yang lebih tinggi sebesar 1.41 % dibandingkan bibit bagian pangkal, 1.71 % pada kedalaman 30 cm dari permukaan air dan 1.70 % pada dari permukaan air. Tetapi walaupun

7 bagian ujung cenderung mempunyai kandungan karaginan yang tinggi. Pada metoda lepas dasar kedalaman dan jenis bibit sangat mempengaruhi laju pertumbuhan. Laju pertumbuhan bibit ujung pada kedalaman 60 cm dari dasar perairan mempunyai laju pertumbuhan lebih tinggi sebesar 0.19 % jika dibandingkan bibit bagian pangkal pada kedalaman yang sama, 0.35 % pada kedalaman 30 cm dari dasar air dan 0.20 % pada dasar. Untuk nilai penyusutan (dry matter yield) tertinggi dicapai oleh bibit bagian ujung dan ada kecenderungan bahwa kandungan karaginan pada bibit ujung juga lebih tinggi dibandingkan pada bibit bagian pangkal.

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

dokumen-dokumen yang mirip

4 LAlU PERHUMBUMAN DAN PWOSEHTASE BERAT KERIN6 DARl

4 LAlU PERHUMBUMAN DAN PWOSEHTASE BERAT KERIN6 DARl ALGA MERAH (Eucheuma cottonii) PADW METODA PENANAMAM WAKIT TERCIPUNG DAN LEPAS DASAR Dl PERAIRAN PAWTAI GEGER, HUSA DUA, PROPlHSl Ball S K R I P S I