I. TINJAUAN PUSTAKA. Disini lebih dominan belajar dibandingkan dengan kegiatan bermain.
|
|
- Utami Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Metode Game teaching Belajar akan lebih menyenangkan jika dilakukan dalam bentuk permainan. Istilah game teaching atau bermain sambil belajar menggambarkan sebuah kegiatan yang dilakukan secara santai dan menyenangkan. Akan tetapi, kegiatan tersebut sarat dengan ilmu pengetahuan, informasi dan latihan. Disini lebih dominan belajar dibandingkan dengan kegiatan bermain. Metode game teaching dalam belajar adalah metode permainan dalam penyampaian materi pembelajaran. Metode secara etimologi dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai cara kerja yang sistematik untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Bermain adalah kegiatan yang sungguh-sungguh, menyenangkan dan mengasyikkan. Anggeni (2000: 2) mengemukakan bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau member informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangan imajinasi pada anak. Begitu juga menurut Conny.S (2002: 21) menyatakan bahwa bermain adalah aktivitas yang dilakukan siswa namun menyenangkan, sedangkan permainan adalah alat yang digunakan untuk bermain. Dalam pendekatan
2 permainan edukatif juga menggunakan permainan sebagai wahana pembelajaran untuk menyampaikan pelajaran atau materi kepada peserta didik dan permaianan yang bermakna yang menggambarkan pesan bagi anak dalam membuahkan pengalaman mengajar. Model games adalah model permainan yang dikembangkan berdasarkan atas pembelajaran menyenangkan dimana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan dalam konteks pembelajaran sering disebut structional games (Eleanor. L.Criswell, 1989: 20). Seorang guru bisa saja menyampaikan suatu materi kepada siswa dalam bentuk permainan, hal ini dimaksudkan agar pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa merasa santai dan rileks. Namun ada, beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika guru akan melakukan sebuah permaianan, yaitu bisa dimainkan oleh semua siswa, tidak menjurus pada kekerasan, menggunakan pemikiran dan ketrampilan. Andri saleh dalam Number sense belajar matematika selezat coklat menyatakan bermain kartu selalu didefinisikan dengan hal-hal negatife. Mulai dari perjudian hingga kegiatan yang membuang-buang waktu. Pendapat seperti ini tidak salah karena memang ada sebahagian orang yang melakukan perjudian atau membuang waktu dengan bermain kartu. Akan tetapi pendapat seperti itu juga tidak benar. Ditangan guru yang berkreativitas tinggi, bermain kartu bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran yang menarik. Menurut Fredrik (2005: 19) Bermain sambil belajar membuat siswa lebih rileks dalam menghadapi pembelajaran, dengan sendirinya materi pembelajaran akan cepat dikuasai siswa dan tujuan pembelajaran tercapai 7
3 sesuai dengan yang diharapkan. Omar Hamalik (2000: 13) juga menyatakan bahwa permainan akan memberikan kepuasan emosional yang diperoleh dari kehidupan berkelompok, berprestasi, pengakuan dari orang lain dan kebebasan materi pelajaran akan cepat dikuasai siswa bila suasana rileks dan menyenangkan. Salah satu unsur penting dalam game teaching adalah guru tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga membantu siswa untuk dapat membangun pengetahuan didalam otaknya. Berdasarkan hal diatas permainan yang mengandung nilai-nilai matematika dapat meningkatkan kemampuan menemukan, memecahkan masalah, meningkatkan ketrampilan, penanaman konsep, pemahaman dan pemantapan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut penulis menyimpulkan bahwa metode game teaching adalah suatu cara penyampaian sebuah ilmu pengetahuan kepada siswa yang dilakukan dengan cara bermain sambil belajar. Dengan tujuan membuat siswa lebih nyaman dengan sendirinya materi pembelajaranakan cepat dikuasai siswa dan tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 1.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Game Teaching Kelebihan dan kelemahan Game Teaching bagi guru dan siswa Menurut Karin goetz (2000: 12) adalah sebagai berikut: Kelebihan Game Teaching A. Kelebihan Game Teaching bagi Guru 8
4 1) Memberikan lingkungan yang mendukung bagi para guru untuk berpartisipasi dalam suatu pembelajaran. Mengingat selama ini guru hanya fokus dengan tugasnya sendiri, dengan Game Teaching guru mempunyai banyak kesempatan untuk bekerja sama dalam mengelola pembelajaran 2) memberikan pengetahuan tentang perkembangan pembelajaran terbaru. Dengan Game Teaching para guru dapat saling mengembangkan pengetahuan terbaru mereka terhadap suatu pembelajaran dengan saling bekerja sama 3) membantu mengatasi masalaah akademik yang terjadi dalam suatu pembelajaran 4) memberi kesempatan guru untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya. B. Kelebihan Game Teaching bagi Siswa Game Teaching adalah strategi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu guru mengajar di kelas. Para guru saling bekerja sama demi tercapainya suatu pembelajaran sehingga salah satu guru belum bisa memahamkan materi kepada siswa maka guru yang lain berkewajiban untuk memahamkan materi kepada siswa. Dengan demikian team teaching dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari suatu materi dan dapat memotivasi siswa 9
5 untukmenyampaikan pendapat karena kerjasama antar guru di kelas tidak pernah dijumpai bila dikelas di ajar oleh satu guru Kelemahan Game teaching A. Kelemahan Game Teaching bagi Guru Kendala pada waktu pelaksanaan pembelajaran bagi para guru adalah masalah waktu.karena pada setiap tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi harus didiskusikan terlebih dahulu. Dalam mendiskusikan tahap-tahap tersebut membutuhkan waktu yang lebih agar program yang direncanakan berhasil dengan baik dan membutuhkan waktu paling banyak adalah mendiskusikan tahap perencanaan, karena tahap ini penentu keberhasilan. Untuk tahap ini guru harus mengetahui segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar agar pelaksanaan Game Teaching berjalan dengan baik. B. Kelemahan Game Teaching bagi Siswa Potensi yang dimiliki setiap guru berbeda-beda maka memungkinkan adanya perbedaan pendapat antar guru dalam menjelaskan suatu materi kepada siswa. Untuk meminilasisasi kelemahan Game Teaching bagi guru maka dalam setiap mendiskusikan tahap, khususnya dalam tahap perencanaan para guru harus memanfaatkan waktu diskusi ini dengan sebaik-baiknya. Sedangkan untuk meminimalisasi kelemahan bagi para siswa maka sebaiknya guru tidak berdebat di dalam kelas jika terdapat 10
6 perbedaan pendapat terhadap suatu materi yang disampaikan, tetapi harus saling bekerja sama untuk menyamakan konsep yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sehingga siswa tidak mengalami kebingungan dalam memilih materi siapa yang benar. 1.3 Langkah-Langkah Metode Game Teaching Langkah-langkah metode Game Teaching menurut Curaan Komalasari (2010: 142) adalah sebagai berikut : a. Guru menyiapkan karu bilangan yang berisi beberapa konsep yang cocok untuk metode Game Teaching tersebut. b. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu. c. Setiap siswa memikirkan jawaban yang cocok. d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawabanya) e. Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas yang ditentukan. f. Setelah satu babak selesai, guru akan menunjuk siwa berikutnya untuk maju agar tiap siswa mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya. g. Demikian seterus nya. Pada metode game teaching tidak semua peserta didik baik yang berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan dan pemegang kartu jawaban mengetahui dan memahami secara pasti apakah kartu pertanyaan-jawaban yang mereka pasangkan cocok. Berdasarkan kondisi inilah guru 11
7 memfasilitasi diskusi kelompok agar untuk memberikan kesempatan kepada seluruh siswa mengofirmasikan hal-hal yang mereka lakukan yaitu memasang pertanyaan-jawaban (Suprijoni, 2011: 95:96) Berdasarkan pendapat para ahli di atas, langkah-langkah metode game teaching akan diterapkan pada pembelajaran matematika di kelas V SDN 1 Surabaya Kec. Kedaton Bandar lampung yaitu: a. Guru menjelaskan secara singkat tentang materi pembelajaraan matematika pada materi Mengubah Pecahaan Biasa Kedalam Persen dan Desimal. b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai perihal yang belum jelas. c. Guru menunjukkan alat peraga dengan metode game teaching untuk kartu bilangan yang terdiri dari bilangan pecahan biasa, persen dan desimal. d. Siswa dibagi 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang dengan mengambil 5 kartu yang didapat secara acak. e. Guru mulai melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan mengunakan kartu bilangan dengan metode game teaching. Pada saat guru menunjuk salah satu siswa kemudian siswa tersebut maju kedepan kemudian menunjukkan dan menyebutkan kartu bilangan yang dipegangnya. f. Siswa yang lain memperhatikan kartu bilangan tersebut kemudian mencocokan nya. 12
8 1.4 Pengertian Belajar Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau individu dalam upaya untuk mengetahui segala sesuatu yang belum diketahui. Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku, dan terjadi karena hasil pengalaman, sehingga dapat dikatakan terjadi proses belajar apabila seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda. Belajar adalah membentuk suatu perubahan perilaku yang didapat dari orang lain atau dari pengalaman seseorang tersebut baik didalam keluarga, lingkungan maupun dalam sekolahan. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok karena berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Slameto (1995: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai suatu hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian tentang pengetahuan, sikap, dan nilai serta keterampilan (Tim Bakti Guru, 1999: 11). Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pemahamannya, pengetahuannya, sikap dan tingkah lakunya, daya 13
9 penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada individu siswa (Sudjana, 2001: 28). Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu bentuk perubahan pada diri seseorang sebagai akibat dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang dialami orang tersebut yang tampak pada tingkah lakunya. 1.5 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan upaya yang dilakukan guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran siswa menjadi subjek dan pelaku kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Menurut R. Ibrahim dan Nana S. (2003: 35) menyatakan bahwa aktifitas atau tugas-tugas yang dikerjakan siswa hendaknya menarik minat siswa,dibutuhkan dalam perkembangannya dan bermanfaat bagi masa depannya. Aktivitas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan materi pelajaran yang disajikan. Omar Hamalik (2004: 15) mengatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Guru harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar dan beraktivitas menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Aktivitas belajar banyak sekali macamnya, para ahli mengklasifikasikan macam-macam aktivitas diantaranya Paul D. Dierich dalam S. Nasution (1995: 2) membagi aktifitas belajar menjadi 8 kelompok yaitu : 14
10 1. Visual Activities (kegiatan-kegiatan visual) misalnya: membaca, melihat/memperhatikan gambar-gambar, mengamati, eksperimen/percobaan, demonstrasi, pameran, mengamati pekerjaan orang lain dan sebagainya. 2. Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan). Misalnya dengan menyatakan/mengemukakan suatu fakta atau prinsip, merumuskan, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, dan mengadakan wawancara/interview, diskusi dan sebagainya 3. Listening activities (kegiatan-kegiatan mendengarkan) Misalnya mendengarkan uraian/pidato, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio/musik dan sebagainya. 4. Writing activities (kegiatan-kegiatan menulis) Misalnya menulis cerita, menyalin, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan test, mengisi angket dan sebagainya. 5. Drawing Aktivities (kegiatan-kegiatan menggambar) Misalnya membuat gambar, grafik, chart, diagram peta, pola, dll. 6. Metric aktivities (kegiatan-kegiatan pengukuran) 15
11 Misalnya melakukan percobaan, memilih alat-alat, membuat model Penyelenggaraan permainan (bermain), menari, memelihara hewan, berkebun dan sebagainya. 7. Mental aktivities (kegiatan-kegiatan mental) Misalnya merenungkan, menangkap, mengingat, memecahkan suatu masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan dan membuat/mengambil keputusan, dll. 8. Emotional aktivities (kegiatan-kegiatn emosional) Misalnya menarik minat, membedakan, merasa bosan, gembira dan berani, tenang gugup dan sebagainya. Dari pengertian aktivitas belajar yang telah ada penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik untuk mengubah perilakunya melalui pengalaman, yang diperoleh secara langsung dalam proses belajar dan pembelajaran. 1.6 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan akibat dari kegiatan belajar. Menurut Nana Sudjana (1990: 110) meyatakan bahwa penilaian hasil belajar yang dicapai siswa dengan kreteria tertentu. Penilaian hasil belajar oleh guru adalah mengetahui sejauh mana efektifitas proses belajar, ketepatan proses belajar dan strategi pembelajaran yang digunakan serta tingkat kemampuan kesiapan siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam 16
12 proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatankegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu: 1. Keterampilan dan kebiasaan. 2. Pengetahuan dan pengertian. 3. Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran.pengukuran hasil yang dicapai setelah proses pembelajaran adalah melalui evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang secara luas telah digunakan yaitu test hasil belajar. Nana Sudjana (2001: 111) menyatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa, serta menfasirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesenambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 17
13 1.7 Pengertian Matematika Matematika bersal dari bahasa latin Mathematika yang mulanya diambil dari bahsa Yunani Mathematika yang berarti mempelajari. Kata tersebut asalnya adalah Mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike artinya belajar (berfikir) (Suwangsih dan Tiurlina, 2006: 3). Jadi, berdasarkan asal katanya, matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari dengan berfikir (bernalar). Matematika adalah cara/metode berfikir dan bernalar. Matematika dapat digunakan untuk memutuskan apakah suatu ide itu benar atau salah, atau paling sedikit ada kemungkinan benar. Matematika adalah suatu medan eksplorasi dan penemuan, setiap hari ide-ide baru ditemukan. Ada yang mengatakan bahwa Matematika adalah bahasa simbol, bahasa numerik serta bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional. Matematika adalah suatu cara menemukan jawaban terhadap suatu masalah yang dihadapi manusia, menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep berhubungan lainnya (Ruseffendi, 1994: 40-43). Matematika adalah ilmu tentang pola, keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahanya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya. Kline Menurut Russeffendi (1994: 44) menyatakan, bahwa Matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat 18
14 sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu yang mencakup bilanga-bilangan, hubungan antarbilangan, dan prosedur operasional yang harus dipelajari dari sejak dini sebagai bekal kemampuan hidup manusia. Seseorang yang mempelajari matematika sejak dini akan terlatih dalam berpikir menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan matematika. 1.8 Pengertian Pembelajaran Matematika Pembelajran matematka adalah prosese pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajar. Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah pengunaan strategi pembelajran matematika, yang sesuai dengan: Topik yang sedang di bicarakan, Tingkat perkembangan intelektual peserta didik, Prinsip dan teori belajar, Keterlibatan aktif peserta didik, Keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari hari, dan Pengembangan dan pemahaman penalaran sistematis (Muhsetyo, 2008: 1.26). (Pitajeng, 2006: 38) mengemukakan pada pembelajaran matematika baik penguatan positif maupun ganjaran sangat diperlukan anak didik. Keduanya merupakan motivasi positif dalam belajar matematika. 19
15 Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana seperti latihan sehingga siswa akan memeperoleh kopetensi tentang konsep matematika yang di pelajari. 1.9 Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat dirumuskan penelitian tindakan kelas yaitu: Apabila dalam pembelajaran matematika menggunakan metode game teaching dengan langkah-langkah tepat, maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN I Surabaya Kec. Kedaton Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/
BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pelajaran matematika menurut peneliti merupakan suatu pelajaran pokok dari kehidupan ini. Dan pelajaran matematika dapat mendapatkan respon positif dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Inkuiri Inkuiri merupakan model pembelajaran yang membimbing siswa untuk memperoleh dan mendapatkan informasi serta mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar pada hakekatnya adalah sebuah bentuk rumusan prilaku sebagaimana yang tercantum dalam pembelajaran yaitu tentang penguasaan terhadap
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Keaktifan Belajar Sebelum penulis membahas tentang keaktifan belajar, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian belajar. Belajar adalah suatu proses
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler (dalam Winataputra,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA
Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu startegi pembelajaran yang paling tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Aktivitas Belajar Slameto (2001 : 36) berpendapat bahwa penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi difikirkan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Peraga Alat peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar. Pada siswa SD alat peraga sangat dibutuhkan,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E (LC 5E) Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada pebelajar (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran Biologi Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah cabang ilmu pengetahuan
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang
II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Aktivitas Belajar Siswa Menurut Sardiman (2011), pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL) CTL merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam
Lebih terperincicara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar Sanjaya (2009: 130) mengungkapkan bahwa aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik akan tetapi juga meliputi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan kemampuan akademik, tapi juga pengembangan emosional, interaksi sosial dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Banyak pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, salah satunya pengertian belajar menurut Syah (2007: 92). Belajar adalah tahapan perubahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Implementasi Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa sebagi akibat dari latihan dan pengalaman.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu antara
Lebih terperincijadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan proses interaksi kegiatan jasmani dan rohani, dibantu oleh faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan belajar yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Banyak pendapat yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah sepertì dalam teori
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada
Lebih terperinciBAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,
BAB.II. KAJIAN PUSTAKA A. Konsep belajar Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehinga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Talking Stick Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Saat proses pembelajaran dikelas, kemampuan yang dimiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.
II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Belajar 1. Hasil Belajar Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Dimyati (1994:3) menyatakan bahwa Hasil belajar merupakan hasil dan suatu interaksi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Metode Diskusi Dalam pembelajaran ada beberapa metode mengajar yang dapat digunakan salah satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Think-Pair-Share (TPS) adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matematika di Sekolah Dasar Matematika merupakan satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaknya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami seseorang menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar merupakan proses perubahan tingkah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran TTW TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari tindakan yang cermat mengenai kegiatan pemebelajaran yaitu lewat kegiatan berifikir
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parongpong yang lokasinya terletak di Jl. Cihanjuang Rahayu No.39, Bandung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat.
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan, dari kehidupan manusia, bahkan sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Pernyataan
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perubahan dari hasil interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan spiritual.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DALAM MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 2 RAWOH KECAMATAN KARANGRAYUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN PUSTAKA a. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SLB sampai SMP/MTS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar 1. Teori Belajar a. Teori Belajar Konstruktivisme Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran kooperatif Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Menurut Nurhadi (2004:112) model pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok 1. Metode Pembelajaran Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciBAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA
BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA A. Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Konsep 1. Model Pembelajaran Tujuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam
Lebih terperinciOleh Saryana PENDAHULUAN
PENDAHULUAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Laporan Hasil Penelitian Tindakan kelas) Oleh Saryana
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. LKS Word Square Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu media pembelajaran. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Pengertian prestasi yang disampaikan oleh para ahli sangatlah bermacammacam dan bervariasi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Konsep yang akan dijelaskan dalam kajian teori berikut meliputi karakteristik pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, pengertian hasil belajar, strategi dalam mencapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS Nurhayati, Nila Kurniasih, Dita Yuzianah Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciKata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS VIIB SMP PGRI KASIHAN Exa Jati Purwani Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW) Secara etimologi, Gallery Walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk. Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk memperkenalkan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK Oleh: Winarsih, Supriyono, Mujiyem Sapti Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya kegiatan/keaktifan. Kegiatan dapat berupa kegiatan fisik maupun psikis yang saling berhubungan. Sedangkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan g alam sekitar di sekelilingnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai alat bantu dalam kehiduan sehari-hari. Standar Kompetensi kelas V. pelajaran matematika SD/MI adalah :
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah banyak pendapat dikemukakan oleh berbagai pihak bahwa siswa masih mengalami kesulitan belajar matematika yang ditandai dengan rendahnya prestasi belajar mereka pada
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling ketergantungan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun 1981 dan diadopsi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT Rosmiati 1, Yusrizal 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peningkatan Pembelajaran Istilah peningkatan diambil dari kata dasar tingkat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990) makna kata peningkatan itu sendiri adalah proses,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Examples Non Examples Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga lima orang dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang. Penelitian
69 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Fokus penelitian ini adalah peningkatan aktivitas bermain melalui belajar kelompok pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Abadi Penawar Jaya Kecamatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Terbimbing Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering digunakan oleh para guru. Khususnya pembelajaran biologi, ini disebabkan karena kesesuaian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilanketerampilan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Desi Susanti 1, Pebriyenni 2, Hendrizal 1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Robert Karplus. Learning cycle merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan
BAB II KAJIAN TEORI A. Learning Cycle 5E ( LC 5E) 1. Sejarah Learning Cycle 5E Model pembelajaran Learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus. Learning cycle merupakan rangkaian dari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Aktivitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal dari kata kerja akademik aktif yang berarti giat, rajin, selalu berusaha
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match
1 II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Teori Vygotski Karya Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: (1) bahwa intelektual berkembang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. sama lain. Dalam uraian ini dapat berkenalan dengan beberapa perumusan
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang Belajar. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan
7 B A B II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas mengikuti proses pembelajaran meliputi mendengarkan keterangan guru, berpikir, berpendapat, berbuat, bertanya, dan berbagai aktifitas baik fisik
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, 2009:6). Menurut
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN I Surabaya Kec. Kedaton
I. METODE PENELITIAN 1.1 Perencanaan Penelitian a. Setting Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SDN I Surabaya Kec. Kedaton Bandar Lampung b. Subjek penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan olah seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Keterampilan Proses Sains Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada peran seorang guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Proses pembelajaran
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG Widia Ningsih 1, Niniwati 1, Fazri Zuzano 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat
10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Lebih terperinci