Laporan Perencanaan Kegiatan Penyuluh Sosial Tentang Kenakalan Remaja di Pekalongan. Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Gasal 2016/2017

Transkripsi

1 Laporan Perencanaan Kegiatan Penyuluh Sosial Tentang Kenakalan Remaja di Pekalongan Guna Memenuhi Ujian Akhir Semester Gasal 2016/2017 Mata Kuliah: Ilmu Penyuluhan Dosen Pengampu : Sulistio, S.Ag., M.Si Yang disusun oleh : Laili Ristiani ( ) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016

2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja sering dikenal dengan istilah pemberontakan. Pada masa ini, anak baru mengalami perkembangan menuju kedewasaan yang belum matang. Sehingga hal ini banyak mengakibatkan anak remaja menampilkan beragam gejolak emosi hingga dapat mengakibatkan banyak permasalahan baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan juga lingkungan masyarakat. Dari berbagai masalah yang timbul akan mengakibatkan penurunan moral pada diri anak tersebut. Hingga secara tidak langsung moral bangsa juga mengalami penurunan. Remaja yang seharusnya jadi penurus bangsa namun kenyataanya justru menjadikan kemunduran pada bangsa. Sebagai penerus bangsa remaja harusnya menjaga nama baik bangsa, peduli terhadap bangsa dan selalu menjunjung tinggi bangsa supaya tidak terjadi kemunduran bangsa dalam berbagai hal. Semakin berkembangnya zaman dan berkembangnya globalisasi moral remaja sudah tidak terkendali lagi. Banyak remaja yang melakukan penyimpangan social maupun agama. Apalagi kebudayaan barat yang semakin mudah memasuki kebudayaan bangsa kita. Kebudayaan barat ini dapat mempengaruhi tingkahlaku para remaja dan apabila remaja tidak melakukan filterisasi terhadap budaya tersebut banyak hal negatif yang kemudian dicontoh oleh remaja di bangsa ini. Hal ini mengakibatkan para remaja tidak memperhatikan nilai dan norma dalam masyarakat seperti halnya budaya barat yang berkembang dengan kebebasan nilai. Semakin berkembangnya ilmu teknologi di Indonesia, semakin mudah pula para remaja mengakses dan menyebarluaskan kenakalankenakalan yang dilakukannya melalui teknologi tersebut. Misalnya internet seringkali para remja menggunakan internet untuk melihat pornografi dan hal-hal buruk lainnya. Internet dapat menjangkau luas hingga ke plosok-plosok kota hingga para remaja di desa pun dapat dengan mudah mengetahui. Seperti di Pekalongan salah satu kota kecil di Jawa

3 Tengah yang dapat dilihat banyak terjadi kenakalan remaja di kota tersebut. Pekalongan yang biasa disebut kota santri namun kota ini tidak beda dengan kota-kota lainnya. Di kota ini juga banyak terjadi kenakalankenakalan remaja. Seperti balap liar yang sering terjadi di Kajen dan di daerah pesisir. Selain itu banyak pula kenakalan lain misalnya sex bebas yang mengakibatkan remaja sudah hamil di luar nikah dan melakukan pernikahan dini setelah mengandung. Selain sex bebas di Pekalongan juga banyak terdapat anak-anak jalanan di sekitar pusat kota. Serta banyak juga anak-anak yang masih bersekolah melakukan kenakalan seperti bolos sekolah, berkelahin dengan teman sekolah, merokok di sekolah dan minum-minuman keras di sekolah. Hal tersebut tidak selayaknya terjadi pada anak-anak remaja. Hingga dari argument tersebut dapat disimpulkan bahwa peranan seorang penyuluh terhadap masalah kenakalan yang terjadi pada remaja sangatlah penting, agar meminimalisir terjadinya kerugian pada anak, masyarakat dan bangsa. Dalam hal ini penyuluh akan melaksanakan rencana kegiatan penyuluhan sosial di Pekalongan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja dan hal apa sajakah yang menyebabkannya? 2. Bagaimanakah perencanaan penyuluhan terhadap kenakalan remaja di Pekalongan? 3. Bagaimana solusi mengenai masalah kenakalan remaja di Pekalongan menurut perspektif ilmu penyuluhan dan ilmu agama?

4 BAB II PEMBAHASAN A. Kenakalan remaja dan hal yang menyebabkan kenakalan pada remaja 1. Definisi kenakal remaja Kenakalan remaja merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh remaja secara individu maupun kelompok yang tidak sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat. 2. Penyebab kenakalan pada remaja Di daerah Pekalongan kenakalan remaja terjadi akibat beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor intern dan eksteren. Sebab intern merupakan faktor yang terdapat dalam diri si anak. Faktor ini antara lain yaitu : a) Faktor Intelegensia (kecerdasan) Banyak remaja di Pekalongan yang mempunyai tingkat kecerdasan yang kurang sering melakukan dan bahkan masuk dalam kelompok kenakalan remaja. b) Faktor jenis kelamin Remaja di Pekalongan yang melakukan kenakalan lebih banyak dilakukan oleh laki-laki dari pada wanita, namun tidak jarang wanita melakukan kenakalan juga. Sebab extern merupakan faktor yang bersumber dari luar diri remaja, faktor ini antara lain yaitu: a) Faktor keadaan rumah tangga orang tua Keadaaan rumah tangga yang broken akan lebih cenderung mendorong remaja membenci dan melakukan kenakalan-kenakalan guna melampiaskannya akibat orang tua yang sudah bercerai ataupun akibat lainya. b) Faktor ekonomi Daerah Pekalongan dijumpai banyak remaja yang melakukan kenakalan berasal dari keluarga yang ekonominya kurang. c) Faktor pendidikan Pendidikan sangat penting bagi remaja untuk meningkatkan moral para remaja namun akibat pendidikan yang minim para remaja memiliki

5 moral yang kurang sehingga banyak remaja di Pekalongan yang mempunyai pendidikan rendah yang sering melakukan kenakalan. d) Faktor pergaulan Teman sebaya yang dijadikan tempat bermain bersama, tempat bergaul dan lainnya lebih cenderung mempunyai pengaruh yang lebih tinggi dalam membentuk sikap dan kepribadian si anak tersebut. Sehingga banyak anak remaja yang mempunyai teman yang sering melakukan penyimpangan ataupun kenakalan-kenakalan sehingga akan terpengaruh dan terdorong melakukan kenakalan seperti halnya dilakukan teman sebayanya. e) Faktor media massa Media masa juga menjadi faktor pemicu terjadinya kenakalan-kenakalan remaja. Sebab remaja banyak menggunakan media masa ataupun internet ke hal-hal yang negative. Informasi dari internet sangatlah banyak, namun remaja yang tidak dapat menyaring informasi tersebut sehingga hal negative dari informasi itu akan mempengaruhi remaja untuk melakukan hal negative juga. B. Perencanaan penyuluhan terhadap kenakalan remaja di Pekalongan Dari latar belakang di atas, berdasarkan pengamatan penulis yang dilakukan di Pekalongan dimana kenakalan remaja marak terjadi sehingga penyuluh akan melakukan kegiatan perencanaan penyuluhan di Pekalongan, kegiatan ini diantaranya yaitu : 1. Tujuan dari kegiatan penyuluhan sosial Dari kegiatan penyuluhan pastilah mempunyai tujuan yang sangat penting. Dari masalah kenakalan remaja kegiatan perencanaan penyuluhan sosial ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: a) Untuk meminimalisir kenakalan remaja di daerah Pekalongan. b) Untuk menyadarkan remaja betapa pentingnya peran mereka terhadap bangsa dan Negara.

6 c) Untuk melakukan pengendalian preventif terhadap remaja yang belum terjerumus dalam penyimpangan maupun kenakalan yang berdampak negative. d) Untuk melakukan pengendalian represif terhadap remaja yang sudah melakukan kenalan-kenakalan, supaya kenakalan remaja tersebut dapat dihentikan dan remaja dapat melakukan kegiatan yang lebih positive. e) Untuk menyadarkan akan pentingnya peran orang tua dan guru serta pihak lain dalam melindungi, melakukan pengawasan terhadap anak remaja agar tidak terjerumus dalam kenakalan dan penyimpangan yang merugikan. 2. Sasaran serta ragam penerima manfaat dalam penyuluhan Dalam masalah kenakalan remaja ini sasaran yang dituju pastilah remaja yang bertempat tinggal di Pekalongan. Remaja yang menjadi sasaran dalam penyuluhan ini adalah remaja perempuan dan remaja lakilaki yang lagi bersekolah maupun yang sudah tidak bersekolah. Remaja dalam sasaran penyuluhan ini berusia sekitar tahun. Dalam hal ini remaja yang menerima manfaat penyuluhan mayoritas beragama islam. Remaja yang menjadi sasaran berasal dari status ekonomi rendah, adapula yang berstatus ekonomi sedang dan adapula yang berstatus ekonomi tinggi. Namun mayoritas remaja yang menerima manfaat dalam penyuluhan ini berstatus ekonomi rendah. Selain karakteristik sasaran penyuluhan yang sudah disebutkan tadi ada pula karakteristik yang terdapat di masyarakat yaitu karakteristik seseorang yang menjadi perintis, pelopor, pengamat diri, pengamat lambat, dan tidak mau berubah. Dalam masyarakat antara satu individu dengan individu lain pastilah memiliki karakter yang berbedabeda. Seperti masyarakat yang berkedudukan sebagai perintis ialah masyarakat yang ingin merintiskan suatu hal kebaikan dalam lingkungan masyarakat contohnya seorang penyuluh itu sendiri. Dan kemudian pelopor, yang menjadi pelor dalam kegiatan perencanaan penyuluhan ini ialah orang-orang yang memiliki kedudukan penting di

7 masyarakat seperti lurah, guru, kiyai dan anak remaja yang mempunyai pendidikan dan berakhlak baik. Adapula masyarakat yang menjadi pengamat diri, seorang masyarakat yang mempunyai karakter sebagai pengamat diri akan terlebih dahulu mengamati semua kegiatan penyuluhan dan akan ikut kedalam kegiatan tersebut apabila teman-temannya ikut. Biasanya karakter ini dimiliki oleh seorang siswa yang takut untuk berubah dan tidak berani mencoba apabila yang lainnya tidak mencoba, selain itu juga dimiliki oleh remaja yang pergaulannya kurang, serta pengetahuan yang kurang. Selain itu adapula karakter sebagai pengamat lambat. Remaja yang mengamati kegiatan punyuluh namun memiliki daya piker yang lambat sehingga raguragu untuk ikut bergabung. Namun apabila semua temannya ikut bergabung barulah remaja yang memiliki karakter seperti ini akan ikut gabung. Namun adapula remaja yang memiliki sikap keras dan acuh hingga tidak pernah peduli dan tidk pernah mau diajak untuk bergabung dalam kegiatan penyuluhan hingga anak ini terus melakukan kenakalan-kenakalan seenaknya sendiri. Begitulah karakter-karakter yang dimiliki remaja dalam penyuluhan kenakalan remaja di Pekalongan. Sehingga dalam perencanaan penyuluhan sosial tentang kenakalan remaja ini yang menjadi pelaku utama ialah remaja baik laki-laki maupun perempuan. Remaja berperan sebagai penerima manfaat dari kegiatan penyuluhan. Selain remaja adapula peran lain yaitu seperti penentu kebijakan, penentu kebijakan dalam kegiatan penyuluhan di desa-desa yang ada di Pekalongan antara lain yaitu lurah, kepala RT, kepala RW dan lain-lain. Biasanya dalam kegiatan penyuluhan seorang penyuluh akan meminta izin apabila ingin mengadakan kegiatan penyuluhan. Bila kegiatan penyuluhan ini dilakukan di desa maka penyuluh harus meminta izin lurah ataupun yang lainnya demi kelancaran kegiatan tersebut. Apabila jangkauannya lebih luas maka penentu kebijakan yang akan mengizinkan kegiatan tersebut juga kedudukannya lebih tinggi seperti pemerintahan.

8 Selain penentu kebijakan, adapula peran lain yaitu pemangku kepentingan. Dalam perencanaan penyuluhan ini yang berperan sebagai pemangku kepentingan ialah, tokoh agama seperti kiyai dan tokoh masyarakat lainnya, serta organisasi yang terdapat di desa-desa seperti IPNU & IPPNU ataupun organisasi lain yang dapat mendorong kelancaran kegiatan penyuluhan yang dilakukan di desadesa yang ada di Pekalongan. 3. Metode dan teknik penyuluhan Metode merupakan suatu cara teratur dan sistematis yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki. Dalam kegiatan penyuluhan tentang kenakalan remaja yang dilakukan di Pekalongan, metode yang digunakan diantaranya yaitu: a. Berdasarkan sasaran Dalam metode berdasarkan sasaran penyuluh lebih menekankan pada metode pendekatan perseorangan dan kelompok. Dalam pendekatan perseorangan penyuluh melakukan anjangsana kepada para remaja-remaja di Pekalongan. Selain itu penyuluh juga melakukannya dengan metode pendekatan kelompok yang dilakukan dengan mengumpulkan semua remaja dari desa satu ke desa lainnya, dari daerah satu ke daerah lainnya yang ada di Pekalongan di datangi satu persatu dan dikumpulkan para remajanya lalu mengadakan kegiatan seperti diskusi, serta ceramah ataupun pemberian materi tentang meruginya melakukan kenakalan remaja. Dari materi tersebut remaja dikenalkan dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dari pada melakukan kenakalan yang merugikan. b. Berdasarkan teknik komunikasi Metode berdasarkan teknik komunikasi ini penyuluh dapat menggunakan teknik komunikasi secara langsung dan dapat juga dilakukan secara tidak langsung untuk kegiatan penyuluhan terhadap kenakalan remaja di Pekalongan. Teknik secara langsung sudah disebutkan tadi seperti diskusi, ceramah dan pemberian materi yang dilakukan langsung dengan tatap muka namun kalau

9 secara tidak langsung di berikan melalui perantara seperti media massa. c. Berdasarkan indra penerima Berdasarkan teknik ini dapat dilakukan dengan mencetak poster atau pamphlet yang berisikan tentang bahayanya dan meruginya melakukan kenakalan remaja. Dapat juga dilakukan melalui siaran tv ataupun radio, lalu surat kabar, majalah juga dapat menjadi alternative untuk menyamoaikan informasi tersebut kepada para remaja di Pekalongan. Apalagi di pekalongan terdapat cenel tv daerah sendiri yaitu batik tv. Selain metode penyuluhan, adapula teknik yang dapat dilakukan dalam kegiatan penyuluhan dalam mengatasi masalah kenakalan remaja di Pekalongan. Teknik-teknik ini diantaranya yaitu : a. Teknik komunikasi informatif dengan memberitahu/menjelaskan materi mengenai faktor penyebab, dampak, dan hal-hal yang berkaitan dengan kenakalan remaja. b. Teknik komunikasi persuasif dengan mengajak/membujuk para remaja agar lebih memperhatikan norma dan nilai sosial agar tidak melakukan kenakalan. c. Teknik komunikasi koersif, teknik ini bersifat paksaan jika para remaja terus melakukan tindakan yang menyimpang. Contohnya seperti diberi sanksi. 4. Kondisi yang mempengaruhi efektivitas penyuluhan Penyuluhan merupakan proses belajar mengajar yang berkaitan dengan kondisi interaktif antara penyuluh dan sasaran, efektivitas penyuluh dapat diukur dari tingkatan perubahan seperti perubahan pada sikap, keyakinan, pengetahuan, persaan dan kemajuan sasaran yang ingin bertindak kearah yang lebih baik. Apabila tidak terjadi perubahan maka tindakan penyuluhan terhadap sasaran belum efektive.

10 Ada beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi efektivitas penyuluh, diantaranya yaitu : a) Pribadi Sasaran Sasaran penyuluh merupakan orang yang memiliki kebutuhan, keinginan, harapan, serta perasaan. Sikap individu sangatlah mempengaruhi efektivitas penyuluh seperti motivasi. Seorang remaja yang mempunyai motivasi yang sangat tinggi untuk berubah dapat mendorong kegiatan penyuluhan namun sikap individu yang tidak mau berubah dapat menghambat efektivitas penyuluh. b) Lingkungan Fisik Lingkungan fisik yang mempengaruhi efektivitas penyuluhan. Lingkungan fisik ini berkaitan dengan keadaan geografi dan teknologi. Seperti di Pekalongan keadaan antara kota dengan desa berbeda. Berkembangan kenakalan remaja di kota memang sangat tinggi namun untuk mengatasi dengan kegiatan penyuluhan jauh lebih mudah di kota, sebab masyarakat di kota lebih memahami informasi dan lebih mempunyai pendidikan yang tinggi. Bila di bandingan di desa yang fasilitas informasi dan pendidikan yang minim. c) Sosial dan Budaya Masyarakat Dalam sosial budaya berkaitan erat dengan tradisi yang mengikat dalam masyarakat. Seperti prilaku yang dipegang teguh secara turun temurun dan opini publik. Seperti di kota Pekalongan bahwa d) Kelembagaan Kelembagaan berkaitan dengan kelembagaan sosial. Seperti halnya di Pekalongan bahwa kegiatan penyuluhan di Pekalongan akan berjalan efektive apabila program tersebut mendapatkan dukungan dari lembaga-lembaga masyarakat di Pekolongan maupun tokoh masyarakat yang berperan penting di kota tersebut. C. Solusi mengenai masalah kenakalan remaja di Pekalongan menurut perspektif ilmu penyuluhan dan ilmu agama

11 1. perspektif ilmu penyuluhan Ilmu penyuluhan merupakan ilmu sosial yang memberikan penerangan kepada masyarakat tentang suatu yang belum diketahui untuk meningkatkan hasil yang dicapai melalui kegiatan yang dapat mengembangkan ketrampilan individu agar menuju kearah yang lebih baik. Dalam masalah kenakalan remaja, ilmu penyuluhan dapat memberikan penerangan kepada para remaja supaya remaja lebih memperhatikan nilai dan norma yang ada. Kegiatan penyuluhan ini diharapkan menghasilkan dampak yang positive bagi para remaja. Sehingga kenakalan remaja dapat teratasi dengan baik, dan dapat diminimalisir dampak negative yang ditimbulkan. Solusi yang dapat dilakukan seperti mengenalkan hal-hal yang lebih positif bagi bagi remaja. 2. perspektif ilmu agama Dalam agama kenakalan remaja dapat di atasi dengan pendekatan keagamaan, seperti halnya remaja sangatlah bergantung pada keluarga, sehingga pendekatan keagamaan dapat di kenalkan melalui keluarga. Seperti dalam firman Allah dalam surat at-tahrim ayat 6 yang berbunyi : ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آ م ن وا ق وا أ ن ف س ك م و أ ه ل يك م ن ار ا و ق ود ه ا الن اس و ال ح ج ار ة Artinya : Hai orang-orang yang beriman, periharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu Dari firman Allah diatas menjelaskan bahwa dalam suatu keluarga harus saling menjaga satu sama lain agar tidak berbuat hal-hal yang melanggar agama, seperti halnya remaja yang melakukan kenakalan. Orang tua harus menjaga agar anaknya tidak melakukan kenakalan. Remaja yang sering mengonsumsi miras dan narkoba juga melanggar hukum dalam islam. ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آ م ن وا إ ن م ا ال خ م ر و ال م ي س ر و ا ل ن ص اب و ا ل ز ل م ر ج س م ن ع م ل الش ي ط ان ف اج ت ن ب وه ل ع ل ك م ت ف ل ح ون Artinya: sesuungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al-Maidah: 90)

12 Dari ayat tersebut bahwa Allah melarang hal-hal yang membuat mabuk sebab berdampak negative bagi diri sendiri dan bagi orang-orang sekitar sehingga bagi para remaja yang melakukan kenakalan remaja akan mendapatkan dosa. Sehingga penyuluh dapat menjelaskan kepada remaja bahwa semua kenakalan yang dilakukan akan mendapatkan dosa.

13 BAB III KESIMPULAN Kenakalan remaja merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh remaja secara individu maupun kelompok yang tidak sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat. Ada beberapa faktor penyebab diantaranya yaitu faktor internal dan eksternal. Dari masalah kenalan remaja ini peran penyuluh sangat diperlukan sehingga penyuluh akan melakukan kegiatan perencanaan penyuluhan di Pekalongan, kegiatan tersebut meliputi : tujuan kegiatan, sasaran penerima manfaat, metode dan teknik dalam penyuluhan, serta kondisi yang mempengaruhi efektivitas penyuluh. Dari kegiatan perencanaan penyuluhan terhadap kenakalan remaja di Pekalongan dilakukan agar masalah kenakalan dapat di selsaikan dan diminimalisir sehingga dampak negative yang ditimbulkan akan semakin berkurang. Sehingga hal ini perlu adaya solusi yang dilakukan dalam kegiatan perencanaan penyuluhan. Penulis member solusi dari perspektif ilmu penyuluhan dan perspektif ilmu agama.

14 BAB IV PENUTUP Demikian laporan sederhana ini kami susun. Terimakasih atas antusiasme dari pembaca yang berkenan menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini Saran dan kritik konstruktif tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian dan terimakasih.