STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD SKRIPSI"

Transkripsi

1 STUDI ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari ah Jurusan Ahwal al-syakhsiyah Oleh: Purkon Nur Ramdhan FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

2 H. Tolkah, MA. Karonsih Baru Raya No.87 RT 3/XII Ngaliyan Semarang Ahmad Syifaul Anam, SHI, MH Perum Korpri No. 28 Jl. Tugurejo Timur RT 05/RW 05 Tugurejo Semarang PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks Hal : Naskah Skripsi An. Sdr. Purkon Nur Ramdhan Kepada Yth. Dekan Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Assalamu alaikum. Wr. Wb. Setelah saya mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara : Nama : Purkon Nur Ramdhan NIM : Judul Skripsi : Studi Analisis Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam kitab Irsyaad al-muriid Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqosyahkan. Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Pembimbing I Pembimbing II H. Tolkah MA Ahmad Syifaul Anam, SHI, MH NIP NIP ii

3 iii

4 M O T T O Dan dari mana saja kamu ke luar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram; sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Baqarah: 149) iv

5 PERSEMBAHAN Skripsi ini Saya persembahkan untuk : Kedua orangtuaku, Bapakku Nana, Ibuku Ani Susyani Adik-adikku tersayang Ira Hardianti, Afiatin Nur Saidah Keluarga Besar Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Daerah Garut Keluarga Besar Pondok Pesantren Daarun Najaah Tugu Semarang v

6 DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pemikiranpemikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, 12 Juni 2012 DEKLARATOR Purkon Nur Ramdhan NIM: vi

7 ABSTRAK Kitab Irsyâd al-murîd ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-falak 'alâ al-rashdi al-jadîd (Panduan Bagi Murid Tentang Ilmu Falak Dalam Tinjauan Baru), kitab karangan KH. Ahmad Ghozali ini merupakan kitab yang dikategorikan ke dalam hisab kontemporer. Kitab ini disusun sebagai penyempurnaan dari kitab-kitab sebelumnya, karena buku (kitab) hisab KH. Ahmad Ghozali yang terdahulu ternyata pada kenyataanya kurang presisi. Kitab-kitab tersebut masih menggunakan sistem hisab hakiki takribi dan hakiki tahkiki, seperti kitab Taqyidat al-jaliyah, Faidl al-karim, Bughyat al-rafiq, Anfa' al-wasilah, Tsamarat al- Fikar. Dalam penentuan arah kiblat, kitab tersebut menggunakan rumusan konsep yang berbeda. Padahal kitab ini termasuk metode hisab kontemporer yang menggunakan teori segitiga bola. Selain itu, hal yang menarik dari kitab ini adalah bisa menghitung dua kali kemungkinan rashdul kiblat, yakni kemungkinan pertama dan kemungkinan kedua. Kemungkinan pertama terjadi qabla zawal (sebelum zawal) dan kemungkinan kedua terjadi ba'da zawal (sesudah zawal). Sehingga timbul permasalahan sebetulnya bagaimana metode hisab arah kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam kitab Irsyâd al-murîd dan bagaimana tingkat keakurasiannya jika dikomparasikan dengan standar akurasi Ephemeris. Penelitian ini adalah Library Research. Sumber data primer diperoleh dari kitab Irsyâd al-murîd. Sedangkan data sekunder yaitu berupa buku-buku dan dokumen lainnya. Jenis analisis data menggunakan content analysis (analisis isi) melalui teknik deskriptif (menjelaskan) dan komparatif (membandingkan). Metode hisab arah kiblat dalam kitab Irsyâd al-murîd karangan KH. Ahmad Ghazali tergolong metode hisab kontemporer yang memiliki kesamaan dan perbedaan dengan metode kontemporer lainnya (ephemeris). Persamaannya adalah rumus yang digunakan dalam menghitung azimuth kiblat dan rashdul merupakan turunan dari teori dasar segitiga bola dan perhitungannya pun harus selalu menggunakan kalkulator. Sedangkan perbedaanya antara lain: a) Rashdul kiblat dalam perhitungan kitab Irsyâd al-murîd menggunakan nilai absolut dan bisa memperhitungkan dua kali kemungkinan terjadinya rashdul kiblat dalam sehari. Dan rashdul kiblat terjadi dua kali ini berlaku bagi daerah tertentu. b) Penggunaan data Matahari, baik itu deklinasi Matahari atau equation of time yang berbeda. c) Metode ini memiliki tingkat akurasi tinggi karena menggunakan data yang tidak jauh berbeda dengan data ephemris Kata kunci : (Irsyâd al-murîd, KH. Ahmad Ghozali, Arah Kiblat, Rashdul Kiblat dua kali dalam sehari). vii

8 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah sang raja manusia yang maha pengasih dan penyayang, bahwa atas taufiq dan hidayah-nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW kekasih Allah sang pemberi syafa at beserta seluruh keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Skripsi yang berjudul Studi Analisis Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-murîd, ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas Syari ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak mungkin terlaksana tanpa adanya bantuan baik moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang sedalamnya terutama kepada : 1. DR. Imam Yahya, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.dan memberikan fasilitas belajar dari awal hingga akhir. 2. Drs. H. Tolkah MA selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ahmad Syifaul Anam, SHI, MH., selaku Pembimbing II atas bimbingan dan pengarahan yang diberikan dengan sabar dan tulus ikhlas. 4. Ketua Jurusan dan sekretaris jurusan Ahwal Al-Syakhsiyah serta Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Syari ah IAIN Walisongo, yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi 5. Kepala Prodi Konsentrasi Ilmu Falak beserta para pengelola atas segala perhatian, motivasi untuk selalu semangat belajar. viii

9 6. Pimpinan Perpustakaan Institut yang telah memberikan izin dan layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Kedua orang tuaku beserta segenap keluarga, atas segala do a, perhatian, dukungan, kelembutan dan curahan kasih sayang yang tidak dapat penulis ungkapkan dalam untaian kata-kata. 8. Keluarga Besar Pondok Pesantren Daarun Najaah Jerakah Tugu Semarang Khususnya kepada KH. Sirodj Khudhori dan Dr. KH. Ahmad Izzuddin, M.Ag yang telah menularkan banyak ilmunya kepada penulis. 9. Keluarga Besar PP Pondok Pesantren Al-Mubarok Lanbulan Sampang Madura dan atas wawancaranya. 10. Semua teman-teman di Konsentrasi Ilmu Falak atas segala dukungan dan persaudaraan yang terjalin. 11. Keluarga "Together 2008". Sebuah inspirasi, tempat bercerita, tempat berbaur dalam suka-duka. Semua itu tak akan pernah terlupa, kalian adalah bagian besar dalam hidupku. Akan selalu merindukan kalian. 12. Keluarga kecil Asemrowo (Ramdhani "Ebon", Ade "abah", Lukman "anton", Alvian "kucrut", Zaenuddin "udin", Rifqi "maas", Tukin "Masukin", Ashud "Samueliov", Alif "mas alip", Hendra " Mahoo"). Entah kata apa yang pantas terucap, namun semua yang terjadi akan menjelma sebagai sebuah memori terindah. Harapan dan do a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasajasa dari semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini diterima Allah SWT. serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharap saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. ix

10 Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Semarang, 12 Juni 2012 Penulis Purkon Nur Ramdhan x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN MOTTO iv HALAMAN PERSEMBAHAN v HALAMAN DEKLARASI vi HALAMAN ABSTRAK vii HALAMAN KATA PENGANTAR ix HALAMAN DAFTAR ISI xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan B. Permasalahan C. Tujuan Penulisan D. Telaah Pustaka E. Metode Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II : FIQH HISAB RUKYAT ARAH KIBLAT A. Pengertian Kiblat dan Dasar Hukum Menghadap Kiblat B. Teori Perhitungan Arah Kiblat BAB III : HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD GHOZALI DALAM KITAB AL-IRSYÂD AL-MURÎD A. Gambaran Umum Tentang Kitab Irsyâd al-murîd Biografi Pengarang Kitab Irsyâd al-murîd Sistematika Kitab Irsyâd al-murîd B. Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali Dalam Kitab Irsyâd al-murîd Azimuth Kiblat xi

12 2. Jam Rashdul Kiblat BAB IV : STUDI ANALISIS TERHADAP HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD GHOZALI DALAM KITAB AL-IRSYÂD AL-MURÎD A. Analisis Metode Hisab awal Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam Kitab al-irsyâd al-murîd Teori Yang Dipakai Sumber Data Yang Digunakan Analisis Metode Hisab Arah Kiblat Dalam Kitab Irsyâd al- Murîd Analisis Jam Rashdul Kiblat Dua Kali Dalam Sehari B. Tingkat Akurasi Hasil Hisab Kitab Irsyâd al-murîd BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidaklah ada perbedaan paham antara kaum muslim, bahwa menghadap kiblat itu wajib untuk sahnya shalat 1, maka shalat itu harus terarah dan waktunya tertentu. Seluruh kaum muslim shalat menghadap Mekah, kota kuno yang menjadi tempat bangunan suci umat Islam, yakni Ka'bah. Hampir di seluruh masjid di dunia terdapat mihrab, atau ruang shalat, yang menjadi petunjuk arah bagi semua jamaah untuk menghadap ke Ka'bah atau Kiblat. Orientasi ini terlihat dalam pembangunan struktur masjid 2. Banyak orang berselisih paham tentang arah kiblat masjid-masjid di Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa sebagian besar masjid di Indonesia telah melenceng kiblatnya dari Ka'bah, karena itu, melaksanakan shalat di masjid tersebut tidak sah. Banyak kalangan yang resah terutama pejabat Kementrian Agama, tokoh masyarakat, para takmir masjid dan mushola 3, bahkan ada yang mengusulkan untuk 1 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam (Hukum Fiqh Lengkap), cet ke-37, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004, hal Howard R. Turner, Sains in Mediaeval Islam, An Illustrated Introduction (University of Texas Press, Austin, 1997), diterjemahkan oleh Zulfahmi Andri dengan judul Sains Islam yang Mengagumkan: Sebuah catatan terhadap abad pertengahan,, Bandung: Nuansa, hal Ahmad Izzuddin, "Makalah Menyoal Fatwa MUI Tentang Arah Kiblat", disampaikan pada Seminar Nasional Menggugat Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010, pada tanggal 27 Mei M yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Falak Fakultas Syari'ah IAIN Walisongo Semarang. Hal. 1 1

14 2 menghancurkan masjid-masjid tersebut dan selanjutnya dibangun kembali dengan kondisi baru menghadap ke bangunan Ka'bah secara tepat 4. Untuk mendapatkan keyakinan dan kemantapan amal ibadah, terutama dalam ibadah shalat, dengan ainul yaqin atau paling tidak yang mendekatinya atau bahkan sampai pada haqqul yaqin, perlu adanya usaha agar arah kiblat yang kita pergunakan mendekati persis ke Baitullah. Jika arah tersebut telah kita temukan berdasarkan hasil ilmu pengetahuan misalnya, maka wajib menggunakan arah tersebut selama belum memperoleh hasil yang lebih teliti lagi 5. Hal ini relevan dengan firman Allah surat az-zumar ayat 17-18: Artinya: "dan orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya 6 dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba- Ku(17), yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya 7. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal(18) 8. 4 Ali Mustafa Yaqub, Kiblat Antara Bangunan dan Arah Ka'bah, Jakarta: Pustaka Darus Sunnah, 2010, hal.14 5 Ahmad Izzuddin, Menentukan Arah Kiblat Praktis, Semarang: walisongo Press, 2010, hal Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t. 7 Maksudnya ialah mereka yang mendengarkan ajaran-ajaran Al Quran dan ajaran-ajaran yang lain, tetapi yang diikutinya ialah ajaran-ajaran Al Quran karena ia adalah yang paling baik. 8 Yayasan Penyelengggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur'an Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009, hal.460

15 3 Persoalan arah kiblat erat kaitannya dengan letak geografis suatu tempat, yakni berapa jarak suatu tempat dari khatulistiwa yang lebih dikenal dengan istilah lintang dan berapa derajat letak suatu tempat dari garis bujur kota Mekah 9. Oleh karena itu, dalam penentuan hisab arah kiblat, salah satu teori yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan ilmu ukur segitiga (Spherical Trigonometri) 10. Demi ketelitian hasil perhitungan yang dilakukan, maka sebaiknya perhitungan yang dilakukan dibantu dengan mesin hitung atau kalkulator 11. Adapun rumus dalam mencari Azimuth Kiblat tersebut adalah 12 : Tan Q = tan LM x cos LT x cosec C - sin LT x cotan C Ket : ` Q = Azimuth Kiblat LM = Lintang Mekah 21 o 25'21,17" LT = Lintang Tempat C = Selisih antara bujur Mekah dan bujur tempat Disamping itu, suatu saat posisi Matahari berada di atas Ka'bah, dan itu terjadi pada deklinasi Matahari sebesar lintang tempat Ka'bah (21 o 25'25"LU) serta ketika Matahari berada pada titik kulminasi atas dilihat dari Ka'bah (39 o 40'39"BT). Hal demikian terjadi pada setiap tanggal 28 mei (jam11:57:16 LMT atau 09:17:56 GMT) dan pada tanggal 16 juli jam 16:26:43 WIB, semua bayangan benda yang berdiri tegak lurus 9 A. Jamil, Ilmu Falak (Teori dan Aplikasi Arah Kiblat, Awal Waktu Sholat dan Awal Tahun Hisab Kontemporer), Jakarta: Amzah, hal Ahmad Izzuddin, op. cit, hal Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka. hal Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyah Praktis dan Solusi Permasalahannya), Semarang: Komala Grafika, 2006, Hal.37

16 4 di permukaan bumi menunjukkan arah kiblat,karena ia berimpit dengan jalur menuju Ka'bah, sehingga pada waktu itu baik sekali untuk mengecek atau menentukan arah kiblat. Sedangkan Matahari yang berada di jalur Ka'bah setiap hari bisa diperhitungkan kapan akan terjadinya 13. Rumus dalam mencari rashdul kiblat yaitu 14 : Rumus I : Cot A = sin LT x cot Q Rumus II : cos B = tan Deklinasi x cot LT X cos A = + A Ket : B = jam rashdul Kiblat Irsyâd al-murîd Ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-falak 'Alâ AL-Rashdi al- Jadîd (Panduan Bagi Murid Tentang Ilmu Falak Dalam Tinjauan Baru), kitab karangan KH. Ahmad Ghozali ini merupakan kitab yang dikategorikan ke dalam hisab kontemporer. Sebuah sistem atau metode hisab dapat dikategorikan kedalam hisab kontemporer jika memenuhi beberapa indikasi sebagai berikut 15 : (1) Perhitungan dilakukan dengan sangat cermat dan banyak proses yang harus dilalui. (2) Rumus-rumus yang digunakan lebih banyak menggunakan rumus segitiga bola. (3) menggunakan media komputerisasi dan peralatan canggih. (4) Sistem koreksi lebih teliti dan kompleks. 13 Ibid. hal Ibid, hal diakses pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 7:43 WIB

17 5 Dalam perkembangan ilmu falak di Indonesia, sistem hisab dapat digolongkan menjadi beberapa generasi: Hisab Hakiki Takribi. Termasuk dalam generasi ini kitab Sullam al- Nayyirain karya Mansur bin Abdul Hamid bin Muhammad Damiri el- Betawi dan Kitab Fathu al-rauf al-mannan karya Abu Hamdan Abdul Jalil. 2. Hisab Hakiki Tahkiki. Termasuk dalam kelompok ini, seperti kitab al- Khulâshat al-wafiyah karya KH. Zubaer Umar al-jaelani Salatiga, kitab Badi at al-mitsal karya K.H Ma shum Jombang, dan Hisab Hakiki karya KRT Wardan Diponingrat Hisab Hakiki Kontemporer. Termasuk dalam generasi ketiga ini, seperti The New Comb, Astronomical Almanac, 18 Islamic Calendar karya Muhammad Ilyas, dan Mawaqit karya Dr. Ing. Khafid 19 dan kawan-kawan. Irsyâd al-murîd Ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-falaki 'Alâ al-rashdi al- Jadîd adalah salah satu kitab karya KH. Ahmad Ghozali Muhammad 16 Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, cet I, Yogyakarta: Buana Pustaka, 2005, hal Muhammad Wardan adalah tokoh muslim Indonesia yang oleh banyak kalangan disebut-sebut sebagai penggagas awal munculnya konsep wujudul hilal. Lihat dalam Susiknan Azhari, Hisab & Rukyah Wacana Untuk Membangun Kebersamaan di Tengah Perbedaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, hal Nautical Almanac adalah sejenis buku yang memuat daftar posisi Matahari, Bulan, planit dan bintang-bintang penting pada saat-saat tertentu tiap hari dan malam sepanjang tahun. Maksudnya ialah mempermudah posisi-posisi kapal. Dalam buku tersebut dimua pula, pukul berapa G.M.T benda-benda langit itu mencapai Kulminasi atas, bagi setiap meridian bumi. Deklinasi dan Ascension Recta benda-benda langit, perata waktu, koreksi sextant kearena pembiasan sinar dank arena pengukuran kehorizon kodrat itu dimuat pula. Lihat P. Simamora, Ilmu Falak (Kosmografi) Teori, Perhitungan, Keterangan, dan Lukisan, cet XXX (Jakarta: C.V Pedjuang Bangsa, 1985), hal Dr. Ing. Khafidz adalah seorang ahli geodesi yang sekarang aktif di BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional).

18 6 Fathullah yang disusun sebagai penyempurnaan dari kitab-kitab sebelumnya. Karena buku (kitab) hisab KH. Ahmad Ghozali yang terdahulu ternyata pada kenyataanya kurang presisi. Kitab-kitab tersebut masih menggunakan sistem hisab hakiki takribi dan hakiki tahkiki, seperti kitab Taqyidat al-jaliyah, Faidl al-karim, Bughyat al-rafiq, Anfa' al- Wasilah, Tsamarat al-fikar. 20 Disamping itu KH. Ahmad Ghozali juga mengungkapkan bahwa penyusunan kitab Irsyâd al-murîd ini juga berdasarkan keinginannya untuk ikut memasyarakatkan ilmu falak di kalangan umat Islam pada umumnya dan para santri pada khususnya. Oleh karena itu kitab Irsyâd al- Murîd disusun dengan bahasa yang sederhana dan singkat sehingga mudah dipahami serta dapat dikerjakan dengan alat hitung modern. 21 Dalam penentuan arah kiblat, kitab tersebut menggunakan rumusan konsep yang berbeda. Kitab ini termasuk metode hisab kontemporer. Kitab Irsyâd al-murîd telah memenuhi kriteria diatas sehingga dapat digolongkan kedalam hisab kontemporer 22. Rumus dalam menghitung azimuth kiblat adalah dengan menggunakan rumus 23 : A sin h cos AQ = BM + BT = sin LT x sin LM + cos LT x cos LM x cos A = (sin LM - sin LT x sin h)/cos LT/cos h 20 Kitri Sulastri, Skrisis, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah Dalam Kitab Irsyâd al-murîd, Semarang: IAIN Walisongo, 2010, hal Ibid 22 Ibid. hal Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Irsyâd al-murîd Ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-falaki 'alâ al-rashdi al-jadîd, Jember: Yayasan An-Nuriyah, 2005, hal. 20

19 7 Sedangkan dalam rumus rasdhul kiblat menggunakan 24 : a = 90-deklinasi b = 90- LT Pa = cos b x tan AQ P = tan -1 (1/(cos b x tan AQ)) Ca = Cos -1 (1/tan a x tan b x cos P) Kemungkinan pertama : C = Ca - P Ba = 12 + C/15 Kemungkinan Kedua : C = Ca + p Ba = 12 + C/15 Ada dua kemungkinan rashdul kiblat yang bisa diperhitungkan dalam kitab tersebut, yakni kemungkinan pertama dan kemungkinan kedua. Kemungkinan pertama terjadi qabla zawal (sebelum zawal 25 ) dan kemungkinan kedua terjadi ba'da zawal (sesudah zawal) mengikuti pemahaman dari KH. Ahmad Ghozali sebagai berikut 26 : "Ketika Simtu Kiblat (azimuth kiblat) sama dengan Simtu 'Irtifa' as-syamsi (azimuth Matahari), maka kedudukan Matahari berada dalam arah menuju kiblat. Dan jika selisih antara azimuth kiblat dan azimuth Matahari itu sebesar 180 o, maka bayangan Matahari pada waktu tersebut menunjukkan arah kiblat.azimuth Kiblat dihitung dari titik utara sejati searah dengan jarum jam. Untuk titik utara sebesar itu besarnya sekitar 0 o o, titik timur besarnya 90 o, titik selatan besarnya 180 o, dan titik barat besarnya 270 o.jika Azimuth Ketinggian Matahari besarnya sekitar 0 o o, maka Matahari berada di sebelah timur, bisa disebut dengan Qabla Zawal, dan jika azimuth ketinggian Matahari besarnya sekitar 180 o o, maka Matahari berada di barat, dan disebut dengan Ba'da Zawal." Didalam kitab Irsyâd al-murîd, dalam menghitung jam rashdul kiblat untuk kota Surabaya dengan posisi -7 o 15' LS dan 112 o 45' BT pada tanggal 14 Oktober 2004, bisa dilihat rashdul kiblatnya pada kemungkinan pertama yakni pada jam 11:4:51.67 WIB (Qabla Zawal), dan 24 Ibid. Hal Waktu kulminasi dalam bahasa inggris dikenal dengan Midday. Lihat Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, Hal Ahmad Ghazali Muhammad Fathulloh, op. cit., Hal. 21

20 8 kemungkinan kedua pada jam 1:31:23.66 WIB (Qabla Zawal) 27. Namun untuk kemungkinan kedua tersebut tidaklah mungkin untuk bisa dilihat jam rashdul kiblatnya karena Matahari berada di bawah ufuk. Sedangkan kota Casablanca pada tangal 27 Mei 2004 dengan posisi 39 o 39' LU dan 7 o 35' BT, jam rashdul kiblatnya bisa dilihat dua kali pada kemungkinan pertama pada Qobla Zawal yakni jam 9:17:15.32 WD (Waktu Daerah) dan kemungkinan kedua pada Ba'da Zawal jam 16: WD. 28 Berangkat dari latar belakang yang telah penulis bahas sebelumnya, maka penulis dengan kemampuan yang ada tertarik untuk mengetahui dan menganalisa metode kitab Irsyâd al-murîd dalam menghisab arah kiblat. Studi tersebut penulis angkat dalam skripsi dengan judul: Studi Analisis Metode Hisab Arah Kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-murîd. B. Permasalahan Rumusan masalah penelitian yang dilaporkan dalam bentuk skripsi ini adalah sebagai berikut: a) Bagaimana metode hisab arah kiblat yang dikemukakan oleh KH.Ahmad Ghozali dalam kitab Irsyâd al-murîd? b) Bagaimana tingkat akurasi metode hisab arah kiblat KH. Ahmad Ghozali dalam kitab Irsyâd al-murîd? 27 Ibid, Hal Ibid, Hal. 27

21 9 C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) untuk mengetahui metode hisab arah kiblat yang digunakan oleh KH. Ahmad Ghozali dalam menentukan arah kiblat. 2) untuk mengetahui tingkat akurasi penentuan metode hisab arah kiblat KH. Ahmad Ghozali yang dibandingkan dengan metode segitiga bola dan rashdul kiblat yang dianggap paling akurat disaat ini dalam konteks perkembangan ilmu falak di Indonesia. D. Telaah Pustaka Sejauh penelusuran penulis, ditemukan tulisan yang membahas kitab Irsyâd al-murîd karya KH. Ahmad Ghazali yaitu skripsi Kitri Sulastri dengan judul, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah Dalam Kitab al-irsyaad al-muriid 29, namun fokusnya hanya pada seputar hisab awal bulan kamariah saja bukan seputar hisab arah kiblat. Meski demikian, penulis tetap menjadikannya sebagai salah satu telaah pustaka karena skripsi itu juga meneliti objek yang sama namun berbeda dalam fokus permasalahannya. Penulis juga menemukan disertasi Ahmad Izzuddin dengan judul Kajian Terhadap Metode-metode Penentuan Arah Kiblat Dan Akurasinya 30. Disertasi tersebut meneliti tentang beberapa metode 29 Kitri Sulastri, Skripsi, Studi Analisis Hisab Awal Bulan Kamariah Dalam Kitab Irsyâd al-murîd, Semarang: IAIN Walisongo, Ahmad Izzuddin, Disertasi, Kajian Terhadap Metode-metode Penentuan Arah Kiblat Dan Akurasinya, Semarang: IAIN Walisongo, 2011.

22 10 penentuan arah kiblat yang ada di masa sekarang. Hasil dari penelitiannya itu belum ada rumusan baku tentang definisi menghadap arah kiblat pada masa para ulama madzhab. Selain itu aplikasi teori perhitungan arah yang sesuai dengan definisi arah dalam penentuan arah menghadap kiblat adalah arah yang memiliki acuan pada lingkaran besar (great circle) yang dipakai dalam teori trigonometri bola dan teori geodesi, karena yang dikehendaki dalam arah menghadap kiblat adalah arah menghadap, bukan arah perjalanan bergerak menuju Mekah sebagaimana yang dihasilkan oleh teori navigasi. Hasil terakhirnya adalah kerangka teoritik yang tepat dan akurat dalam metode penentuan arah kiblat ialah teori geodesi karena mempertimbangkan bentuk bumi yang sebenarnya dan teori trigonometri bola dengan koreksi dari lintang geografik ke geosentris. Skripsi Siti Muslifah 31 yang berjudul Sejarah Metode Penentuan Arah Kiblat Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso Jawa Timur yang membahas sejarah metode pengukuran arah kiblat Masjid Agung At Taqwa Bondowoso dan akurasinya. Skripsi Mahya Laila 32 yang berjudul "Studi Komparasi Hisab Arah Kiblat Syekh Muhammad Thahir Jalaluddin al-minangkabawi dalam Kitab Pati Kiraan Pada Menentukan Waktu Yang Lima dan Hala Kiblat dengan Logaritma dan K.H Zubair Umar al-jailani dalam Kitab al-khulasah al-wafiyyah", yang membahas tentang 31 Siti Muslifah, Skripsi, Sejarah Metode Penentuan Arah Kiblat Masjid Agung At Taqwa Bondowoso Jawa Timur, Semarang: IAIN Walisongo, Mahya Laila, Skripsi, Studi Komparasi Hisab Arah Kiblat Syekh Muhammad Thahir Jalaluddin al-minangkabawi dalam Kitab Pati Kiraan Pada Menentukan Waktu Yang Lima dan Hala Kiblat dengan Logaritma dan K.H Zubair Umar al-jailani dalam Kitab al-khulasah al- Wafiyyah, Semarang: IAIN Walisongo, 2010.

23 11 perbandingan metode hisab arah kiblat dari kitab Pati Kiraan dan kitab alkhulashoh al-wafiyah. Juga skripsi Ismail Khudhori (2005) S. 1 Fakultas Syari ah IAIN Walisongo Semarang yang berjudul Studi Tentang Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Surakarta. 33 Berbagai kepustakaan di atas menunjukkan bahwa penelitianpenelitian terdahulu berbeda namun dalam ranah yang sama dengan permasalahan yang akan diangkat penulis. E. Metode Penelitian Metode yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh adalah memakai metode penelitian yang bersifat Library Research, karena teknis penekanannya lebih mengutamakan pada kajian kepustakaan. 2. Jenis Data Dalam hal ini sumber data primer 34 diperoleh dari kitab Irsyâd al-murîd 35. Sedangkan data sekunder 36 yaitu berupa buku- 33 Ismail Khudhori, Skripsi: Studi Tentang Pengecekan Arah Kiblat Masjid Agung Surakarta, Semarang: IAIN Walisongo, Data yang langsung dikumpukan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Lihat Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Ed.1 Cet.9, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, hal Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Loc.Cit.

24 12 buku diantaranya buku "Menentukan Arah Kiblat Praktis" karya Ahmad Izzuddin 37, "Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek" karya Muhyiddin Khazin 38, yang memuat data tentang rumusan perhitungan menentukan arah kiblat serta data-data berupa lintang, bujur, deklinasi Matahari, dan perata waktu yang diperlukan dalam menganalisis perhitungan. Skripsi Kitri Sulastri 39 mengenai sistematika kitab Irsyâd al-murîd biografi pengarangnya serta hasil wawancara terstruktur kepada informan yaitu bpk. Ismail Selaku santri terdekat KH. Ahmad Ghozali yang juga menjabat sebagai ketua Lajnah Falakiyah Al-Mubarok PP. Lanbulan. Buku "Astronomi Geodesi" karya K.J. Villanueva 40, mengenai teori dasar segitiga bola. Kamus yang berkaitan dengan kitab Irsyâd al- Murîd, seperti kamus Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia karya Ahmad Warson Munawir 41, "Kamus Ilmu Falak" karya Muhyiddin Khazin 42, "Ensiklopedi Hisab Rukyah" karya Susiknan Azhari, dan lain sebagainya. 36 Data sekunder biasanya tersusun dalam bentuk dokumen. Dalam hal ini peneliti tidak banyak berbuat untuk menjamin mutunya. Dalam banyak hal peneliti akan harus menerima menurut apa adanya. Lihat Sumadi Suryabata, op. cit.,hal Ahmad Izzuddin, Menentukan Arah Kiblat Praktis 38 Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktek, Loc. Cit 39 Kitri Sulastri, Skripsi, Loc. Cit. 40 K.J. Villanueva, Astronomi Geodesi, Bandung: Departemen Geodesi Fakultas Tekhnik Sipil dan Perencanaan ITB. 41 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, hlm Muhyidin Khazin, Kamus Ilmu Falak, cet I

25 13 3. Metode Pengumpulan Data. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka metode yang penulis pergunakan adalah metode dokumentasi dan wawancara. Dokumentasi 43, yakni pengumpulan data dan informasi pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian, terutama sumber utama yaitu kitab Irsyâd al-murîd sebagai data primer. Sedangkan data sekundernya adalah Interview (wawancara) kepada informan yaitu Bpk. Islmail selaku santri terdekat KH. Ahmad Ghazali dan ketua Lajnah Falakiyah Al- Mubarok PP. Lanbulan. Hal terssebut dilakukan dalam rangka pengumpulan data dan informasi yang berkitan dengan penelitian ini.data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini baik melalui studi kepustakaan (buku-buku dan karya ilmiah lainnya), melalui penelusuran yang ada di situs-situs internet, maupun hasil-hasil pertemuan-pertemuan ilmiah. 4. Metode Analisis Data. Analisis yang digunakan penulis adalah content analysis (analisis isi) melalui teknik deskriptif (menjelaskan) dan komparatif (membandingkan). Deskripsi, yaitu gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai metode data primer serta fenomena 43 Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung pada subjek penelitian namun melalui dokumen. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Cet I Bogor: Ghalia Indonesia, 2002, hal. 87.

26 14 atau hubungan antar fenomena yang diselidiki 44. Dengan rujukan utama yaitu kitab Irsyâd al-murîd. Selanjutnya, dilihat dengan model analisis comparative study. Melakukan studi komparatif adalah membandingkan metode hisab arah kiblat dalam kitab Irsyâd al-murîd dengan metode kontemporer yang dianggap metode paling akurat dan banyak digunakan oleh kalangan ahli falak dalam menghitung dan menetapkan arah kiblat yakni metode ephemeris yang menggunakan landasan teori trigonometri bola. F. Sistematika Penulisan Secara garis besar, penulisan penelitian ini disusun per bab, yang terdiri atas lima bab. Di dalam setiap babnya terdapat sub-sub pembahasan. BAB I : PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah penelitian ini dilakukan. Kemudian mengemukakan Tujuan Penelitian, dan Manfaat. Berikutnya dibahas tentang Permasalahan Penelitian yang berisi pembatasan masalah dan rumusan masalah. Selanjutnya dikemukakan Tinjauan Pustaka. Metode penelitian juga dikemukakan dalam bab ini, di mana dalam Metode Penelitian ini 44 Pelaksanaan metode-metode deskriptif dalam pengertian lain tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu, lalu mengambil bentuk studi komparatif, menetapkan hubungan dan kedudukan (status) dengan unsur yang lain. Lihat Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metoda, dan Teknik (Bandung: Tarsito, 1985), Edisi ke-7, hal Lihat juga Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Cet. II Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya, 2003, hal

27 15 dijelaskan bagaimana teknis/cara dan analisis yang dilakukan dalam penelitian. Terakhir, dikemukakan tentang Sistematika Penulisan. BAB II : FIQH HISAB RUKYAT ARAH KIBLAT. Bab ini memaparkan kerangka teori landasan keilmuan, dengan judul utama Fiqh Hisab Arah Kiblat yang didalamnya membahas tentang Pengertian dan dasar hukum menghadap kiblat, pendapat para ulama tentang menghadap kiblat serta konsep dan metode umum perhitungan azimuth dan rashdul kiblat. BAB III : METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. Bab ini menerangkan metode hisab arah kiblat berupa teori azimuth kiblat dan rahsdul kiblat dalam kitab Irsyâd al-murîd. Dalam bab ini juga kami singgung beberapa kajian yang berkaitan dengan KH. Ahmad Ghozali yang terangkum dalam Sosio-Biografinya dan dan juga memaparkan gambaran sistematika dari magnum opusnya kitab Irsyâd al-murîd. BAB IV : ANALISIS METODE HISAB ARAH KIBLAT KH. AHMAD GHOZALI TENTANG METODE AZIMUTH DAN RASHDUL KIBLAT DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. Bab ini merupakan pokok dari pembahasan penulisan penelitian yang dilakukan, yakni meliputi analisis terhadap metode hisab teori azimuth kiblat dan rashdul kiblat dan bagaimana tingkat keakurasiannya dibandingkan dengan metode kontemporer, yakni segitiga bola (spherical trigonometri).

28 16 BAB V : PENUTUP. Bab ini meliputi Kesimpulan dan Saran serta kata penutup

29 BAB II FIQH HISAB RUKYAT ARAH KIBLAT A. Pengertian Kiblat dan Dasar Hukum Menghadap Kiblat 1. Pengertian Kiblat. قبهة Secara etimologi, kata "kiblat" berasal dari bahasa Arab yaitu Kata ini adalah salah satu bentuk masdar dari قبم يقبم قبهة yang berarti menghadap. 1 Secara terminologi, ada beberapa pendapat mengenai kata "kiblat" tersebut. Susiknan Azhari memahami "kiblat" sebagai arah yang menghadap oleh muslim ketika melaksanakan shalat, yakni arah menuju ke Ka'bah di Mekah 2. Muhyiddin Khazin, yang dimaksud dengan arah kiblat adalah arah atau jarak terdekat sepanjang lingkaran besar yang melewati kota Mekah (Ka'bah) dengan tempat kota yang bersangkutan 3. Sedangakan Kementrian Agama mengartikan kiblat sebagai suatu arah tertentu bagi kaum muslimin untuk mengarahkan wajahnya dalam melakukan shalat 4. Slamet Hambali mendefinisikan arah kiblat sebagai arah menuju Ka'bah (Mekah) melalui lingkaran besar (great circle) bola bumi. 1 Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, hlm Susiknan Azhari, Ensiklopedia Hisab Rukyat,Yogyakarta: Pusataka Pelajar,2008,Cet II, Hal Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Buana Pustaka,cet IV, 2008, hal.48 4 Departemen Agama RI, Diretorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Peningkatan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Ensiklopedi Islam, Jakarta: CV. Anda Utama, 1993, hal

30 18 Lingkaran besar bola bumi yang dilalui arah kiblat dinamakan lingkaran arah kiblat. Lingkaran arah kiblat dapat didefinisikan sebagai lingkaran besar bola bumi yang melalui sumbu kiblat. Sedangkan sumbu kiblat adalah sumbu bola bumi yang melalui/menghubungkan titik pusat Ka'bah dengan titik kebalikan Ka'bah 5. Sedangkan Ahmad Izzuddin, mengartikan kiblat adalah Ka'bah atau paling tidak masjidil haram dengan mempertimbangkan posisi lintang dan bujur Ka'bah 6. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kiblat adalah letak atau posisi Ka'bah yang dalam bentuk ain-nya itu berada (kota Mekah), sedangkan arah kiblat menunjukkan posisi Ka'bah dilihat dari arah mana kita berada. Dengan kata lain, Ka'bah disebut sebagai kiblat karena ia menjadi arah yang kepadanya orang harus menghadap dalam mengerjakan shalat Dasar Hukum Menghadap Kiblat Semua muslim di dunia sudah mengetahui bahwa menghadap ke arah kiblat merupakan syarat syahnya shalat 8, sebab Jumhur ulama sudah sepakat bahwa mengahadap kiblat merupakan salah satu syarat syahnya 5 Slamet Hambali, "makalah Arah Kiblat Dalam Perspektif Nahdlatul Ulama," disampaikan pada seminar nasional Menggugat Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Arah Kiblat, Semarang, 27 Mei 2010, hal.2 6 Ahmad Izzuddin, Menentukan Arah Kiblat Praktis, Semarang: Walisongo Press, 2010, hal. 4 7 Al-Fairuzabadi, Al-Qamus al-muhit, Beirut: Mu'assasad ar-risalah, t.t. hal Lihat juga Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman Hisab Muhammadiyah, Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah,Cet. Ke-II. hal.26 8 Ahmad Ghazali Muhammad Fathullah, Irsyâd al-murîd ilâ Ma'rifati 'Ilmi al-falaki 'alâ al-rashdi al-jadîd, Jember: Yayasan An-Nuriyah, 1997, hal. 10

31 19 shalat 9. Muhammadiyah, sebagaimana ulama lain, berpandangan bahwa menghadap kiblat adalah merupakan syarat syahnya shalat 10, kecuali shalat yang dilakukan pada dua kondisi, pertama; ketika shalat syiddat al-khauf (perang berkecamuk) dan kedua; shalat sunnah saat dalam perjalanan 11. Sehingga jika dikaitkan dengan berbagai definisi mengenai kiblat diatas, mengindikasikan bahwa jika seseorang melenceng dari arah kiblat ketika shalat maka shalatnya menjadi tidak syah 12. Sebagimana kaidah ushul fiqh yang menyebutkan "Mâ lâ yatimmu al-wajibu illa bihi fa huwa wâjib (Suatu perkara yang tidak sempurna tanpa terpenuhinya syarat maka syarat itu menjadi wajib) 13. Dalam konteks ini maka makna menghadap kiblat merupakan suatu perantara untuk dapat mendirikan shalat. Karena mendirikan shalat hukumnya wajib, maka segala hal yang merupakan perantara untuk bisa melaksanakan shalat hukumnya wajib untuk dikerjakan 14. Banyak dasar hukum berupa nash al-qur'an ataupun Hadist yang menegaskan tentang perintah menghadap ke arah kiblat, diantaranya: a) Dasar hukum dalam Al-Quran tentang menghadap kiblat 1) QS. Al-Baqarah: Ahmad Musonnif, Ilmu Falak (Metode Hisab Awal Waktu Shalat, Arah Kiblat, Hisab Urfi dan Hisab Hakiki Awal Bulan,Yogyakarta: Teras, 2011, Hal Ki Ageng AF. Wibisono, "makalah Arah Kiblat Dalam Perspektif Muhammadiyah", disampaikan pada seminar nasional Menggugat Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Arah Kiblat, Semarang, 27 mei 2010, hal Ali Mustafa Yaqub, Kiblat (Antara Bangunan dan Arah Ka'bah), Jakarta: Pustaka Darus-sunnah, 2010, hal Ahmad Izzuddin, loc. cit. 13 Ibnu Abu Bakar As-Suyuti, Abdurrahman, Al-Asybah Wa an-nazair, Indonesia: Daar Ihya' al-kutub al-arabiyah, t.t, hal Ibid.

32 20 Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 144) 15 2) QS. Al-Baqarah: 149 Dan dari mana saja kamu ke luar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram; sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 149) 16 3) QS. Al-Baqarah: 150 "Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang- 15 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al Quran, Al-qur'an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit Jumanatul Ali-Art (J-ART), 2005, hlm Ibid, hlm. 23

33 21 orang yang lalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-ku. Dan agar Kusempurnakan nikmat-ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 150) 17 b) Adapun dasar hukum dalam Hadits tentang menghadap kiblat: 1) Hadis dari Anas bin Malik RA. riwayat Bukhari Muslim 18 : ) Bercerita Abu Bakar bin Abi Syaibah, bercerita Affan, bercerita Hammad bin Salamah, dari Tsabit dari Anas: Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW (pada suatu hari) sedang shalat dengan menghadap Baitul Maqdis, kemudian turunlah ayat Sesungguhnya Aku melihat mukamu sering menengadah ke langit, maka sungguh kami palingkan mukamu ke kiblat yang kamu kehendaki. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Kemudian ada seseorang dari Bani Salamah bepergian, menjumpai sekelompok sahabat sedang ruku pada shalat fajar. Lalu ia menyeru, Sesungguhnya kiblat telah berubah. Lalu mereka berpaling seperti kelompok nabi yakni ke arah kiblat. (HR. Muslim) 2) Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: 19 ( 17 Ibid 18 Maktabah Syamilah versi 2.11, Muslim Bin Hajjaj Abu Hasan Qusyairi An Naisabury, Shahih Muslim, Mesir : Mauqi u Wazaratul Auqaf, t.t juz 3 hlm Maktabah Syamilah versi 2.11, Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughirah Al Bukhari, Shahih Bukhari, Mesir : Mauqi u Wazaratul Auqaf, t.t juz 2 hlm. 193

34 22 Bercerita Muslim, bercerita Hisyam, bercerita Yahya bin Abi Katsir dari Muhammad bin Abdurrahman dari Jabir berkata: Ketika Rasulullah SAW shalat di atas kendaraan (tunggangannya) beliau menghadap ke arah sekehendak tunggangannya, dan ketika beliau hendak melakukan shalat fardhu beliau turun kemudian menghadap kiblat. (HR. Bukhari). Dari ayat-ayat dan hadits di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Para ulama sepakat, bahwa menghadap ke Baitullah hukumnya wajib bagi orang yang melakukan shalat 20. Menghadap kiblat merupakan suatu keharusan bagi orang yang melaksanakan shalat, sehingga para ahli fiqh (Hukum Islam) bersepakat mengatakan bahwa menghadap kiblat merupakan syarat syahnya shalat. Oleh karena itu tidak sah seseorang tanpa menghadap kiblat 21 b. Bila dalam keadaan bingung sehingga tidak mengetahui arah kiblat, cukup menghadap kemana saja yang diyakini bahwa arah yang demikian itu adalah arah kiblat 22. c. Seharusnyalah kita mencari arah kiblat yang sebenarnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat memungkinkan untuk menemukan arah kiblat dengan hasil yang lebih akurat. Karena itu sebagai bagian dari berijtihad dalam agama, 20 Dalam Fiqh dinyatakan bahwa menghadap kiblat merupakan syarat syahnya shalat yang tidak dapat ditawar-tawar, kecuali dalam beberapa hal. Selengkapnya baca Ibn Rusyd, Bidâyat al-mujtahid wa Nihâyat al-muqtâsid, Beirut: Daar al-fikr,t.t, hal.80, Lihat juga Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah,op. cit., hal Muhyiddin Khazin,op. cit. Hal Ibid

35 23 mempelajari sistem perhitungan dan pengukuran arah kiblat serta berusaha untuk menerapkannya barangkali merupakan salh satu bagian darinya Pendapat Ulama tentang Menghadap Kiblat Semua ulama madzhab sepakat bahwa Ka'bah itu adalah kiblat bagi orang yang dekat dan dapat melihatnya. Tetapi mereka berbeda pendapat tentang kiblat bagi orang-orang yang jauh dan tidak dapat meilhatnya. Hanafi, Hanbali, Maliki dan sebagian kelompok dari Imamiyah, berpendapat bahwa Kiblatnya orang yang jauh adalah arah dimana letaknya Ka'bah berada, bukan Ka'bah itu sendiri 24. Menurut mereka yang wajib adalah (cukup) jihhatul Ka'bah, jadi bagi orang yang dapat menyaksikan Ka'bah secara langsung maka harus menghadap pada ainul Ka'bah, jika ia berada jauh dari Mekah maka cukup dengan menghadap ke arahnya saja (tidak mesti persis), jadi cukup menurut persangkaannya (dzan) 25 bahwa di sanalah kiblat, maka dia menghadap ke arah tersebut (tidak mesti persis). فىل وجهك شطر انمسجد انحراو Hal di atas didasarkan pada firman Allah bukan شطر انكعبة, sehingga jika ada orang yang melaksanakan shalat dengan menghadap ke salah satu sisi bangunan Masjidil Haram maka ia 23 Ahmad Musonnif,op. cit. hal Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Madzhab : Ja'fari, Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali,Jakarta: Lentera,Cet Ke-6,2007, Hal Seseorang yang berada jauh dari Ka'bah yaitu berada diluar Masjidil Haram atau di sekitar tanah suci Mekkah sehingga tidak dapat melihat bangunan Ka'bah, mereka wajib menghadap ke arah Masjidil Haram sebagai maksud menghadap ke arah Kiblat secara dzan atau kiraan atau disebut sebagai Jihatul Ka'bah.

36 24 telah memenuhi perintah dalam ayat tersebut, baik menghadapnya dapat mengenai ke bangunan atau ainul Ka'bah atau tidak. 26 Mereka juga mendasarkan pada surat Al-Baqarah ayat 144, yang artinya Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Kata arah syatrah dalam ayat ini ditafsirkan dengan arah Ka'bah. Jadi tidak harus persis menghadap ke Ka'bah, namun cukup menghadap ke arahnya. Mereka juga menggunakan dalil hadits nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Tirmidzi, yang artinya Arah antara timur dan barat adalah kiblat. 27 Adapun perhitungan (perkiraan) menghadap ke jihatul Ka'bah yaitu menghadap salah satu bagian dari adanya arah yang berhadapan dengan Ka'bah/kiblat. 28 Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa mereka memiliki dalil dan dasar, dan kesemuanya dapat dijadikan pedoman, hanya saja dalam hal penafsiran mereka berbeda. Hal ini terjadi karena dasar yang digunakan tidak sama. Yang perlu diingat bahwa kewajiban menghadap kiblat bagi orang yang akan melaksanakan shalat berlaku selamanya, seseorang harus berijtihad untuk mencari kiblat. Hal ini perlu diperhatikan karena kiblat sebagai lambang persatuan dan kesatuan arah bagi umat Islam, maka kesatuan itu harus diusahakan setepat-tepatnya Muhammad Ali As-Shabuni, Tafsir Ayat Ahkam As-Shabuni, Surabaya: Bina Ilmu, 1983, hlm Ibid 28 Ibid 29 Syamsul Arifin, Ilmu Falak, Ponorogo: Lembaga Penerbitan dan Pengembangan Ilmiyah STAIN Ponorogo, t.t, hlm. 19

37 25 Syafi'i dan sebagian kelompok dari Imamiyah, berpendapat bahwa Wajib menghadap Ka'bah itu sendiri, baik bagi orang yang dekat maupun bagi orang yang jauh. Kalau dapat mengetahui arah Ka'bah itu sendiri secara pasti (tepat), maka ia harus menghadapinya ke arah tersebut. Tapi bila tidak, maka cukup dengan perkiaraan saja, yang jelas bahwa orang yang jauh pasti tidak dapat membuktikan kebenaran pendapat ini dengan tepat, karena ia merupakan perintah yang mustahil untuk dilakukannya selama bentuk bumi ini bulat. Maka dari itu, kiblat bagi orang yang jauh harus menghadap ke arahnya, bukan kepada Ka'bah itu sendiri. Menurut mereka, yang wajib adalah menghadap ke ainul Ka'bah. Dalam artian bagi orang yang dapat menyaksikan Ka'bah secara langsung maka baginya wajib menghadap Ka'bah. Jika tidak dapat melihat secara langsung, baik karena faktor jarak yang jauh atau faktor geografis yang menjadikannya tidak dapat melihat Ka'bah langsung, maka ia harus menyengaja menghadap ke arah di mana Ka'bah berada walaupun pada hakikatnya ia hanya menghadap jihat-nya saja (jurusan Ka'bah). فىل وجهك شطر انمسجد Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT, maksud dari kata syathral Masjidil Haram dalam potongan ayat di انحراو atas adalah arah dimana orang yang shalat menghadapnya dengan posisi tubuh menghadap ke arah tersebut, yaitu arah Ka'bah. Maka seseorang yang akan melaksanakan shalat harus menghadap tepat ke arah Ka'bah Muhammad Ali As-Shabuni,op. cit, hlm. 81

38 26 Hal ini dikuatkan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Usamah bin Zaid di atas bahwasannya Nabi SAW هذه bersabda, melaksanakan shalat dua raka at di depan Ka'bah, lalu beliau inilah kiblat, dalam pernyataan tersebut menunjukkan batasan انقبهة (ketentuan) kiblat. Sehingga yang dinamakan kiblat adalah ain Ka'bah itu sendiri, sebagaimana yang ditunjuk langsung oleh nabi seperti yang diriwayatkan dalam hadits tersebut. Maka mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan surat Al-Baqarah di atas adalah perintah menghadap tepat ke arah Ka'bah, tidak boleh menghadap ke arah lainnya. 31 Demikianlah Allah menjadikan rumah suci itu untuk persatuan dan kesatuan tempat menghadap bagi umat Islam. Seperti yang diungkap Imam Syafi i dalam kitab Al-Um bahwa yang dimaksud masjid suci adalah Ka'bah (Baitullah) dan wajib bagi setiap manusia untuk menghadap rumah tersebut ketika mengerjakan shalat fardhu, sunnah, jenazah, dan setiap orang yang sujud syukur dan tilawah. Maka, arah kiblat daerah di Indonesia adalah arah barat dan bergeser 24 derajat ke utara, maka kita harus menghadap ke arah tersebut. Tidak boleh miring ke arah kanan atau kiri dari arah kiblat tersebut. 32 Dari beberapa pendapat di atas, penulis lebih condong kepada pendapat yang pertama. Hal ini karena pada zaman sekarang, teknologi yang berkembang sudah demikian canggih, dan hal tersebut memudahkan umat Islam dalam menentukan arah kiblat yang lebih akurat dengan 31 Ibid 32 Abi Abdullah Muhammad bin Idris Asy Syafi i, Al-Um, t.t hlm. 224

39 27 bantuan teknologi yang ada. Demikian juga pengetahuan mengenai ilmu hitungnya, cara perhitungan yang digunakan telah menggunakan prinsip ilmu hitung bola (spherical trigonometry) dengan tidak mengabaikan bentuk permukaan bumi yang bulat seperti bola. Juga alat hitungnya dimana saat ini sudah dapat diperoleh dari sistem komputerisasi. Maka apabila seseorang dapat menghadap kiblat dengan tepat, mengapa hal tersebut tidak dipilih untuk meningkatkan keyakinan bahwa telah menghadap kiblat dengan tepat. B. Teori Perhitungan Arah Kiblat 1. Teori Penentuan Arah Kiblat Cara atau metode penentuan arah kiblat mengalami perkembangan yang cukup signfikan. Perkembangan penentuan arah kiblat itu dapat dilihat dari alat-alat yang dipergunakan untuk mengukurnya, seperti tongkat istiwa, rubu' mujayyab, kompas, dan theodolite. Selain itu, sistem perhitungan yang digunakan juga mengalami perkembangan, baik mengenai data koordinat maupun sistem ilmu ukurnya yang sangat terbantu dengan alat perhitungan seperti kalkulator, kalkulator scientific maupun alat bantu pencarian data koordinat yang semakin canggih seperti GPS (Global Positioning System) 33. Masalah kiblat adalah masalah mengenai arah. Arah yang dimaksud adalah arah Ka'bah di Mekah. Arah ini dapat ditentukan dari setiap titik atau tempat di permukaan bumi. Penentuan arah ini dapat 33 Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab-Rukyah Praktis dan Solusi Permasalahannya), Semarang: Komala Grafika, 2006, hal.27

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Al-Fairuzabadi, al-qamus al-muhit, Beirut: Mu'assasad ar-risalah, t.t.

DAFTAR PUSTAKA. Al-Fairuzabadi, al-qamus al-muhit, Beirut: Mu'assasad ar-risalah, t.t. DAFTAR PUSTAKA Al-Fairuzabadi, al-qamus al-muhit, Beirut: Mu'assasad ar-risalah, t.t. Arifin, Syamsul, Ilmu Falak, Ponorogo: Lembaga Penerbitan dan Pengembangan Ilmiyah STAIN Ponorogo, t.t As-Shabuni,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang

BAB I PENDAHULUAN. mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dalam berbagai kitab fiqh, para ulama telah bersepakat bahwa mengahadap kiblat adalah salah satu syarat sah shalat. Kiblat yang dimaksud dalam hal ini adalah Kakbah

Lebih terperinci

HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN SKRIPSI

HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN SKRIPSI HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID BAITUSSALAM DUKUH GIRIKUSUMA DESA BANYUMENENG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK. Skripsi

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID BAITUSSALAM DUKUH GIRIKUSUMA DESA BANYUMENENG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK. Skripsi STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID BAITUSSALAM DUKUH GIRIKUSUMA DESA BANYUMENENG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kearah mana seorang melakukan sholat? Setiap muslim pasti tahu jawabannya, yakni menghadap kiblat. Seberapa akuratkah dia mengahadap kiblat? Secara matematis atau astronomis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Falak merupakan salah satu khazanah keilmuan dalam Islam yang mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing. Dengan tujuan agar dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB IV STUDI ANALISIS TERHADAP HISAB ARAH KIBLAT KH AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD

BAB IV STUDI ANALISIS TERHADAP HISAB ARAH KIBLAT KH AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD BAB IV STUDI ANALISIS TERHADAP HISAB ARAH KIBLAT KH AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD A. Analisis Metode Hisab Arah Kiblat Dalam Kitab Irsyâd al-murîd 1. Teori Yang Dipakai Perhitungan posisi Bulan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI

STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI STUDI ANALISIS PENDAPAT MADZHAB SYIAH IMAMIYYAH TENTANG DUA ORANG SAKSI SEBAGAI SYARAT SAH JATUHNYA TALAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD SKRIPSI

STUDI ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD SKRIPSI STUDI ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari ah Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam Kitab Ṡamarāt al-fikar 1. Hisab Waktu Salat Kitab

Lebih terperinci

HISAB ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN RUBU MUJAYYAB (Studi Pemikiran Muh. Ma sum Bin Ali Dalam Kitab Ad-Durus Al-Falakiyyah) SKRIPSI

HISAB ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN RUBU MUJAYYAB (Studi Pemikiran Muh. Ma sum Bin Ali Dalam Kitab Ad-Durus Al-Falakiyyah) SKRIPSI HISAB ARAH KIBLAT MENGGUNAKAN RUBU MUJAYYAB (Studi Pemikiran Muh. Ma sum Bin Ali Dalam Kitab Ad-Durus Al-Falakiyyah) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode Pengukuran Arah Kiblat Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan shalat, umat muslim harus menghadapkan wajah dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena umat Islam sepakat

Lebih terperinci

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya: Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit[96],

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai penentuan arah kiblat, khususnya di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu. Dapat dilihat dari alat-alat, metode dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten Dalam sejarah Masjid Agung Banten, baik mengenai kapan berdirinya, tokoh utama pendiri

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT

PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT PENINGKATAN PEMAHAMAN TAKMIR MASJID DI WILAYAH MALANG TERHADAP PENENTUAN AKURASI ARAH KIBLAT Sarif M Staf Pengajar. 1 Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi

Lebih terperinci

ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI

ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI ANALISIS KONSEP MAT}LA DALAM KITAB BUGHYAH AL-MUSTARSYIDIN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari ah Jurusan Ilmu Falak Oleh: M. MUFARRIJIL

Lebih terperinci

SISTEM PERMODALAN BANK SYARIAH DI PT. BPRS BEN SALAMAH ABADI PURWODADI

SISTEM PERMODALAN BANK SYARIAH DI PT. BPRS BEN SALAMAH ABADI PURWODADI SISTEM PERMODALAN BANK SYARIAH DI PT. BPRS BEN SALAMAH ABADI PURWODADI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syariah Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awal perkembangan Islam, penentuan arah kiblat tidak banyak menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan beliau sendiri yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR 86 BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR Dalam setiap metode dan alat-alat yang digunakan dalam menentukan arah kiblat memiliki kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IBNU HAZM TENTANG TALAK BID I

ANALISIS PENDAPAT IBNU HAZM TENTANG TALAK BID I ANALISIS PENDAPAT IBNU HAZM TENTANG TALAK BID I Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Salah SatuSyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Disusun Oleh: Marfuin 092111048 JURUSAN AHWAL Al-SYAKHSHIYYAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ARAH KIBLAT A. Definisi Arah Kiblat Arah kiblat tak bisa dilepaskan dari kosakata kiblat. Ibnu Mansyur dalam kitabnya yang terkenal Lisanul Arab menyebutkan, makna asal kiblat

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

STUDI ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat STUDI ANALISIS PENDAPAT MUHAIMIN IQBAL TENTANG DINAR DAN DIRHAM SEBAGAI MATA UANG Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Mmperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah Oleh : MOCH

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT Dalam tahap uji akurasi ini, analisis yang hendak penulis

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN WAKTU SALAT DALAM KITAB AD-DURUS AL-FALAKIYYAH KARYA MA SUM BIN ALI

STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN WAKTU SALAT DALAM KITAB AD-DURUS AL-FALAKIYYAH KARYA MA SUM BIN ALI STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN WAKTU SALAT DALAM KITAB AD-DURUS AL-FALAKIYYAH KARYA MA SUM BIN ALI S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013 A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Theodolit Dalam Buku Ephemeris Hisab Rukyat 2013 Konsep penentuan

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 STUDI ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH DI BMT ARTHA MANDIRI REMBANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Mu amalah Siti Rokhaniah

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS FATWA MUI TENTANG DIHARAMKANNYA DOA BERSAMA MUSLIM DAN NON MUSLIM

STUDI ANALISIS FATWA MUI TENTANG DIHARAMKANNYA DOA BERSAMA MUSLIM DAN NON MUSLIM STUDI ANALISIS FATWA MUI TENTANG DIHARAMKANNYA DOA BERSAMA MUSLIM DAN NON MUSLIM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah Oleh:

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I TENTANG HIBAH DAPAT DIPERHITUNGKAN SEBAGAI WARISAN

ANALISIS PENDAPAT MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I TENTANG HIBAH DAPAT DIPERHITUNGKAN SEBAGAI WARISAN ANALISIS PENDAPAT MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I TENTANG HIBAH DAPAT DIPERHITUNGKAN SEBAGAI WARISAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata1

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam 82 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Program Mawaaqit Mawaaqit merupakan salah satu contoh

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERMA NO.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM PERKARA PERCERAIAN. (STUDI DI PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG)

IMPLEMENTASI PERMA NO.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM PERKARA PERCERAIAN. (STUDI DI PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG) IMPLEMENTASI PERMA NO.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM PERKARA PERCERAIAN. (STUDI DI PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KONSEP PENDIDIKAN KECERDASAN MORAL MENURUT MICHELE BORBA DAN ALIAH B. PURWAKANIA HASAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI

STUDI KOMPARASI KONSEP PENDIDIKAN KECERDASAN MORAL MENURUT MICHELE BORBA DAN ALIAH B. PURWAKANIA HASAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI STUDI KOMPARASI KONSEP PENDIDIKAN KECERDASAN MORAL MENURUT MICHELE BORBA DAN ALIAH B. PURWAKANIA HASAN DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB NATIJAT AL MIQĀT KARYA AHMAD DAHLAN Al-TARMASI A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam Kitab Natijat al-miqāt Manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penentuan awal bulan kamariah 1 merupakan persoalan yang lebih. digunakan atau metode perhitungan yang dipakai.

BAB I PENDAHULUAN. penentuan awal bulan kamariah 1 merupakan persoalan yang lebih. digunakan atau metode perhitungan yang dipakai. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah realitas yang tak bisa dipungkiri bahwa secara tehnis penentuan awal bulan kamariah 1 merupakan persoalan yang lebih berpotensi terjadi perbedaan (Ikhtilaf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wajib benar benar menghadap Ka'bah itu ( 'ain Ka'bah) tetapi orang yang jauh

BAB I PENDAHULUAN. wajib benar benar menghadap Ka'bah itu ( 'ain Ka'bah) tetapi orang yang jauh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap muslim mendirikan shalat fardlu lima kali sehari. Pada saat mendirikan shalat itu pertama kali ia harus tahu kapan waktu shalat telah tiba dan kapan

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah. Oleh :

Skripsi. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Syari ah. Oleh : STUDI ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG NO.103/Pdt.G/2012/PTA.Smg TENTANG PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KLATEN NO. 1130/Pdt.G/2011/PA.Klt KARENA GUGATAN KABUR (OBSCUUR LIBEL) Skripsi

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL SANTRI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

Oleh Muhamad Mannan Ma nawi ( NIM: )

Oleh Muhamad Mannan Ma nawi ( NIM: ) STUDI ANALISIS METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MAQBARAH BHRD KABUPATEN REMBANG Skripsi Diajukan Juga Memenuni Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S. 1) Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. klasik dan buku-buku ilmu falak karya ahli falak masa kini. Beberapa. kitab klasik yang menjelaskan tentang penentuan arah kiblat yang

PENDAHULUAN. klasik dan buku-buku ilmu falak karya ahli falak masa kini. Beberapa. kitab klasik yang menjelaskan tentang penentuan arah kiblat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cara penentuan arah kiblat banyak ditawarkan dalam kitab-kitab klasik dan buku-buku ilmu falak karya ahli falak masa kini. Beberapa kitab klasik yang menjelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam Pembuatan Pedoman Waktu Shalat Sepanjang Masa Saādoe ddin

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR. A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat

BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR. A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat 64 BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat Asar Beberapa Tempat di Kabupaten Semarang Penentuan salat lima waktu memerlukan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG AHLI WARIS BEDA AGAMA (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 16K/AG/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu falak khususnya di Indonesia sudah berkembang pesat terbukti dengan adanya para pakar baru yang bermunculan dalam bidang ilmu falak ini, perhitungan

Lebih terperinci

SOLUSI AL-QUR AN TERHADAP PENYAKIT DIABETES

SOLUSI AL-QUR AN TERHADAP PENYAKIT DIABETES SOLUSI AL-QUR AN TERHADAP PENYAKIT DIABETES Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits SKRIPSI Oleh: DIAN KRISMAWATI AROFAH NIM:

Lebih terperinci

PENERAPAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG SKRIPSI

PENERAPAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG SKRIPSI PENERAPAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memeperoleh Gelar Sarjana Strata 1 ( S.1 ) Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PEMIKIRAN AL-RAMLI TENTANG KETETAPAN SYAHADAH DALAM RUKYATUL HILAL DALAM KITAB NIHAYAH AL-MUHTAJ ILA SYARAH AL-MINHAJ SKRIPSI

STUDI ANALISIS PEMIKIRAN AL-RAMLI TENTANG KETETAPAN SYAHADAH DALAM RUKYATUL HILAL DALAM KITAB NIHAYAH AL-MUHTAJ ILA SYARAH AL-MINHAJ SKRIPSI STUDI ANALISIS PEMIKIRAN AL-RAMLI TENTANG KETETAPAN SYAHADAH DALAM RUKYATUL HILAL DALAM KITAB NIHAYAH AL-MUHTAJ ILA SYARAH AL-MINHAJ SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG HAPUSNYA HAK MENUNTUT PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM PASAL 78 KUHP

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG HAPUSNYA HAK MENUNTUT PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM PASAL 78 KUHP ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG HAPUSNYA HAK MENUNTUT PIDANA KARENA DALUWARSA DALAM PASAL 78 KUHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Lebih terperinci

TAKHRIJ HADITS NOMOR 2018 TENTANG TALAK DALAM KITAB SUNAN IBNU MAJAH

TAKHRIJ HADITS NOMOR 2018 TENTANG TALAK DALAM KITAB SUNAN IBNU MAJAH TAKHRIJ HADITS NOMOR 2018 TENTANG TALAK DALAM KITAB SUNAN IBNU MAJAH SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sasrjana Program Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syariah Disusun Oleh :

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBUKAAN SAMPAI DENGAN PENUTUPAN DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA TABUNGAN HARIAN MUDHARABAH DI BPRS PNM BINAMA SEMARANG

PROSEDUR PEMBUKAAN SAMPAI DENGAN PENUTUPAN DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA TABUNGAN HARIAN MUDHARABAH DI BPRS PNM BINAMA SEMARANG PROSEDUR PEMBUKAAN SAMPAI DENGAN PENUTUPAN DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA TABUNGAN HARIAN MUDHARABAH DI BPRS PNM BINAMA SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI SKRIPSI

PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI SKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010 ANALISIS TENTANG TIDAK ADANYA PELAPORAN PENGELOLAAN WAKAF OLEH NADZIR KEPADA KANTOR URUSAN AGAMA RELEVANSINYA DENGAN KOMPILASI HUKUM ISLAM PASAL 220 AYAT 2 ( Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan

Lebih terperinci

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S. Sy)

Lebih terperinci

STUDI ARAH KIBLAT MASJID-MASJID KUNO. (Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Tiban At-Taqwa Ketapang

STUDI ARAH KIBLAT MASJID-MASJID KUNO. (Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Tiban At-Taqwa Ketapang STUDI ARAH KIBLAT MASJID-MASJID KUNO (Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Tiban At-Taqwa Ketapang dan Masjid Karomah Hasan Munadi di Kabupaten Semarang) S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO

SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syariah Oleh: Uli Nisa Muhibah NIM : 102503093

Lebih terperinci

STUDI MANAJEMEN MUTU PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ROUDLOTUL ATHFAL/MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN BATANG

STUDI MANAJEMEN MUTU PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ROUDLOTUL ATHFAL/MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN BATANG STUDI MANAJEMEN MUTU PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ROUDLOTUL ATHFAL/MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN BATANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT (Studi Lapangan pada PT. Asuransi Purna Artanugraha Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN USHULIYAH TERHADAP STATUS ANAK LUAR KAWIN. (Studi Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010)

TINJAUAN USHULIYAH TERHADAP STATUS ANAK LUAR KAWIN. (Studi Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010) TINJAUAN USHULIYAH TERHADAP STATUS ANAK LUAR KAWIN (Studi Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1) dalam

Lebih terperinci

PENGARUH NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN TERHADAP VOLUME PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH. (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri Tahun )

PENGARUH NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN TERHADAP VOLUME PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH. (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri Tahun ) PENGARUH NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN TERHADAP VOLUME PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri Tahun 2009-20011) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG ZAKAT MADU

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG ZAKAT MADU ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG ZAKAT MADU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (SI) Dalam Ilmu Syariah Oleh : ISTIQOMAH 062311028 MUAMALAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR A. Analisis metode hisab arah kiblat KH. Noor Ahmad SS dalam kitab Syawaariqul Anwaar. Rasa keingintahuan manusia

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi Islam

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Ekonomi Islam ANALISIS PERUBAHAN HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (Periode Tahun 2000-2012) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO DAN RETURN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX DAN LQ 45 PERIODE JANUARI FEBRUARI 2013 SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO DAN RETURN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX DAN LQ 45 PERIODE JANUARI FEBRUARI 2013 SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO DAN RETURN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX DAN LQ 45 PERIODE JANUARI 2012 - FEBRUARI 2013 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS ALGORITMA WAKTU SHOLAT DALAM APLIKASI ANDROID DIGITAL FALAK KARYA AHMAD THOLHAH MA RUF

STUDI ANALISIS ALGORITMA WAKTU SHOLAT DALAM APLIKASI ANDROID DIGITAL FALAK KARYA AHMAD THOLHAH MA RUF STUDI ANALISIS ALGORITMA WAKTU SHOLAT DALAM APLIKASI ANDROID DIGITAL FALAK KARYA AHMAD THOLHAH MA RUF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata

Lebih terperinci

ANALISIS MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM UNTUK MENANAMKAN AKHLAK ANAK DI KELOMPOK BERMAIN AISIYAH AR-ROSYID BALEHARJO WONOSARI GUNUNGKIDUL

ANALISIS MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM UNTUK MENANAMKAN AKHLAK ANAK DI KELOMPOK BERMAIN AISIYAH AR-ROSYID BALEHARJO WONOSARI GUNUNGKIDUL ANALISIS MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM UNTUK MENANAMKAN AKHLAK ANAK DI KELOMPOK BERMAIN AISIYAH AR-ROSYID BALEHARJO WONOSARI GUNUNGKIDUL SKRIPSI Oleh: WAHIDA ASRONI NPM: 20070720131 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK UNTUK KEADILAN SOSIAL

PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK UNTUK KEADILAN SOSIAL PENYATUAN ZAKAT DAN PAJAK UNTUK KEADILAN SOSIAL (Studi Pemikiran Masdar Farid Mas udi) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo.

POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo. POLIGAMI TANPA PERSETUJUAN ISTRI (Studi Komparasi Metode Ijtihad antara Hasbullah Bakri dengan Pasal 5 UU NO.1/1974 Jo. Pasal 58 KHI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS UANG MUKA DALAM PERJANJIAN PESANAN CATERING YANG DIBATALKAN (Studi Kasus di Saras Catering Semarang) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS UANG MUKA DALAM PERJANJIAN PESANAN CATERING YANG DIBATALKAN (Studi Kasus di Saras Catering Semarang) SKRIPSI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS UANG MUKA DALAM PERJANJIAN PESANAN CATERING YANG DIBATALKAN (Studi Kasus di Saras Catering Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna

Lebih terperinci

M. YAKUB MUBAROK NIM :

M. YAKUB MUBAROK NIM : PEMROGRAMAN DATA EPHEMERIS MATAHARI DAN BULAN BERDASARKAN PERHITUNGAN JEAN MEEUS MENGGUNAKAN BAHASA PROGRAM PHP (PERSONAL HOMEPAGE HYPERTEXT PREPROCESSOR) DAN MySQL (MY STRUCTURE QUERY LANGUAGE) SKRIPSI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN METODE KETELADAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20010/2011 SKRIPSI

PELAKSANAAN METODE KETELADAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20010/2011 SKRIPSI PELAKSANAAN METODE KETELADAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20010/2011 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

MEKANISME PEMBIAYAAN RAHN SEBAGAI PRODUK JASA DI BMT MARHAMAH WONOSOBO

MEKANISME PEMBIAYAAN RAHN SEBAGAI PRODUK JASA DI BMT MARHAMAH WONOSOBO MEKANISME PEMBIAYAAN RAHN SEBAGAI PRODUK JASA DI BMT MARHAMAH WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari ah Oleh: SITI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek Sebagian ahli Falak menyatakan bahwa arah kiblat adalah jarak terdekat, berupa garis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam Kitab Irsyâd al-murîd 1. Metode hisab awal waktu salat

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK UNTUK KONSUMSI (Studi Kasus di Kota Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri Ka bah (Kisah Nyata Kiblat Dunia Sejak Nabi Ibrahim hingga Sekarang), Jakarta: Zaman, 2010.

DAFTAR PUSTAKA. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri Ka bah (Kisah Nyata Kiblat Dunia Sejak Nabi Ibrahim hingga Sekarang), Jakarta: Zaman, 2010. DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku Al-Bukhory, Abu Abdillah Muhammad bin Isma il bin Ibrahim ibn al-mughiroh bin Bardazbah Shahih al-bukhori, Jilid 1, Kairo: Dar al-hadits, 2004. Abd al-mu thi, Fathi Fawzi Misteri

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA

ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA ANALISIS PENDAPAT SITI MUSDAH MULIA TENTANG PERNIKAHAN BEDA AGAMA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Dalam Ilmu Syari ah Oleh: AHMAD RIFQI 082111046

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) MANAJEMEN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERSPEKTIF DAKWAH (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Muamalah Primadana Kuwu Kec Kradenan Kab Grobogan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI SYARIAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI SYARIAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MINAT NASABAH DALAM MEMILIH ASURANSI SYARIAH (Studi pada Nasabah AJB Bumiputera 1912 Cabang Syariah Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH KOMPETENSI DASAR MEMPRAKTIKKAN SHALAT TARAWIH DAN WITIR SISWA KELAS III SEMESTER II DI MI NU 01 ROWOBRANTEN KECAMATAN RINGINARUM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB ARAH KIBLAT DR. ING KHAFID DALAM PROGRAM MAWĀQIT 2001 A. Analisis Software Program Mawāqit Software yang biasa disebut dengan perangkat lunak (sering disingkat dengan s/w)

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah PENGARUH ATMOSFER TERHADAP VISIBILITAS HILAL (Analisis Klimatologi Observatorium Bosscha dan CASA As- Salam dalam Pengaruhnya Terhadap Visibilitas Hilal) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia. sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan tentang pelayaran sudah dikenal oleh masyarakat dunia sejak lama. Ekspedisi-ekspedisi besar pernah dilakukan hingga ditemukannya peradaban serta dunia baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya dengan penentuan awal bulan kamariah 1. Bahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya dengan penentuan awal bulan kamariah 1. Bahkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penentuann awal bulan kamariah merupakan hal yang sangat penting bagi segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dengan penentuan awal

Lebih terperinci

METODE DAKWAH DI KALANGAN REMAJA PERKOTAAN (Studi Kasus Aktifitas Dakwah Forum Komunikasi Remaja ROMANSA di Kel. Tambakaji Ngaliyan Semarang)

METODE DAKWAH DI KALANGAN REMAJA PERKOTAAN (Studi Kasus Aktifitas Dakwah Forum Komunikasi Remaja ROMANSA di Kel. Tambakaji Ngaliyan Semarang) METODE DAKWAH DI KALANGAN REMAJA PERKOTAAN (Studi Kasus Aktifitas Dakwah Forum Komunikasi Remaja ROMANSA di Kel. Tambakaji Ngaliyan Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adib, Munawir A Fatah, Al-Bisri, Surabaya: Pustaka Progresif, 1999, hlm. 583.

DAFTAR PUSTAKA. Adib, Munawir A Fatah, Al-Bisri, Surabaya: Pustaka Progresif, 1999, hlm. 583. DAFTAR PUSTAKA Adib, Munawir A Fatah, Al-Bisri, Surabaya: Pustaka Progresif, 1999, hlm. 583. Al-Bukhari, Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Bin Mughirah, Sahih Bukhari, Mesir: Mauqi u Wazaratul Auqaf, t.t.

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG WAKAFYANG DIWARISKAN SETELAH WAKIF MENINGGAL DUNIA SKRIPSI DiajukanuntukMemenuhiTugasdanMelengkapiSyarat GunaMemperolehGelarSarjana Program Strata 1 (S1) Program

Lebih terperinci

ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN ANALISIS ETOS KERJA PEDAGANG MUSLIM DI SEKITAR MAKAM KADILANGU (SUNAN KALIJAGA) DEMAK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Agung Cahyono NIM. G

Agung Cahyono NIM. G HUBUNGAN KEMAMPUAN HAFALAN AL-QUR'AN DENGAN PRESTASI PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS I MTs AL IRSYAD TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV NAVIGASI MAPALSA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. begitu saji di terapkan di peta karena adanya variasi magnet bumi, yaitu yang disebut

BAB IV NAVIGASI MAPALSA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. begitu saji di terapkan di peta karena adanya variasi magnet bumi, yaitu yang disebut BAB IV NAVIGASI MAPALSA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Menghitung Deklinasi Kompas Dalam melakukan navigasi memahami peta dan kompas sangatlah penting, dikarenakan penggunakan kompas tidaklah tinggal

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA DEPOSITO INVESTASI MUDHARABAH DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN

PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA DEPOSITO INVESTASI MUDHARABAH DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA DEPOSITO INVESTASI MUDHARABAH DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD A. Komparasi Metode Hisab Arah Kiblat dalam Kitab Anfa al-wasîlah dan Irsyâd al-murîd

Lebih terperinci