BAB V BENTUK RUANG DISKURSUS DAN PERAN AKTOR DALAM JARINGAN LITERASI MEDIA MELALUI RAPOTIVI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V BENTUK RUANG DISKURSUS DAN PERAN AKTOR DALAM JARINGAN LITERASI MEDIA MELALUI RAPOTIVI"

Transkripsi

1 BAB V BENTUK RUANG DISKURSUS DAN PERAN AKTOR DALAM JARINGAN LITERASI MEDIA MELALUI RAPOTIVI Pada bab ini peneliti akan memaparkan jaringan jariangan yang terbentuk dari proses komunikasi aktor aktor media Rapotivi. Secara spesifik mengarah pada proses komunikasi masyarakat pemirsa, pengguna Rapotivi, staff Rapotivi, dan KPI sebagai lembaga milik Negara. Pada dasarnya penulis menggambarkan bahwa proses pemahaman melek media masyarakat dengan memanfaatkan Rapotivi sebagai wadah diskursus mengambil 5 substansi besar sebagai aktor aktor utama Gambar 5 Proses Literasi Media melalui Rapotivi Kelima aktor subtansi tersebut adalah Teknologi, Rapotivi, KPI, Televisi, dan Masyarakat(pemirsa). Teknologi berperan dalam proses literasi media ini. Tidak dapat dikatakan bahwa aktor human berperan lebih penting, akan tetapi setiap aktor baik human dan non human saling mempengaruhi. Pada era perkembangan teknologi ini, banyak orang harus beradaptasi dengan teknologi itu untuk dapat memanfaatkannya. Terjadinya perkawinan antara beberapa jenis media dan teknologi mengasilkan berbagai bentuk baru yang memiliki kemampuan yang berlipat ganda (Zamroni, 2009:203). Dalam penelitian ini

2 teknologi juga disebut sebagai aktor sesuai dengan pengertian aktor dalam ANT yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Televisi mampu menyuguhkan sajian tayangan kepada pemirsa sesuai dengan apa yang mereka inginkan(1) dengan bantuan teknologi yang dimiliki oleh keduanya (2). Pemirsa dirumah harus memiliki perangkat keras televisi sebagai media penerima audio dan visual yang didistribusi dari tekhnologi pada stasiun televisi(2). Setelah melihat tayangan televisi yang disajikan, pemirsa dapat memberikan kritik terhadap tayangan tersebut melalui media rapotivi (3). Proses ini membutuhkan juga adanya peran tekhnologi (4) dimana pemirsa harus memiliki perangkat komputer ataupun gadget yang mampu mengakses internet (4) sehingga terhubung dengan perangkat komputer pada Staff Rapotivi(4). Proses selanjutnya dari Rapotivi akan mengirimkan hasil kompilasi kritik kepada KPI sebagai regulator (5) juga dengan bantuan tekhnologi didalamnya (6). Tim Rapotivi harus memiliki perangkat komputer dan terakses internet untuk dapat mengirimkannya melalui website untuk dapat dibuka pada perangkat komputer staff KPI (6). Tugas KPI adalah menindaklanjuti segala pelanggran yang dilakukan oleh televisi. Oleh sebab itu dalam hal ini KPI memiliki peran sebagai kontrol terhdap media televisi(7). Begitu pula kritik yang masuk dari Rapotivi akan diproses oleh KPI untuk kemudian ditindaklanjuti hingga memberikan sanksi pada stasiun televisi (7). Segala pemberian saksi kepada stasiun televisi akan senantiasa di update oleh KPI melalui website KPI yang dapat di akses oleh pemirsa dan masyarakat luas dengan bantuan teknologi internet(9). Sebaliknya pemirsa televisi juga dapat memantau kinerja KPI melalui website KPI yang menggunakan teknologi dan internet (9). Sama halnya dengan KPI yang mengontrol tayangan pada stasiun stasiun televisi, demikian juga Rapotivi, lembaga ini merekam 24 jam isi tayangan yang disiarkan oleh beberapa stasiun televisi(10). Selanjutnya penulis akan membedah lebih detail proses yang terjadi pada aktor-aktor substansi besar tersebut secara lebih rinci untuk menemukan aktor aktor lain yang juga berperan dalam literasi media ini. Ulasan yang pertama penulis mulai dari proses terbentuknya dan distribusi laporan tayangan televisi. 31

3 Proses ini dialami atau dilakukan secara umum oleh Pemirsa sehingga membentuk sebuah jaringan yang dipengaruhi oleh aktor aktor lain sebagai berikut: 5.1. Jaringan I Pada Sub bab ini, penulis akan menjabarkan jaringan yang terbentuk dengan berfokus pada Pemirsa sebagai salah satu dari kelima aktor besar. Kemudian akan dijelaskan pula peran para aktor yang berada di dalam jejaring Jaringan I - Proses Laporan Tayangan dari Pemirsa dengan Memanfaatkan Tekhnologi Gambar 6 Jaringan Proses Laporan Tayangan dari Pemirsa dengan Memanfaatkan Tekhnologi Hubungan antar jaringan : Pada Jaringan ini penulis berfokus pada proses yang dialami oleh pemirsa dalam hal ini adalah masyarakat Indonesia. Pemirsa memiliki beberapa media yang melekat (dekat) dengan dirinya, seperti halnya televisi, gadget, komputer, dan juga internet. Media media ini membantu manusia (pemirsa) dalam mempermudah beberapa hal. Kedekatan pemirsa dengan tekhnologi pertelevisian (1) memungkinkan mereka memiliki banyak waktu atau meluangkan waktu mereka untuk menikmati tayangan televisi (3). Tayangan yang disajikan merupakan hasil dari kemajuan teknologi pertelevisian 32

4 Indonesia yang semakin berkembang(2). Televisi pada umumnya memiliki 4 fungsi utama yakni edukasi, informasi, persuasi dan juga hiburan kepada pemirsa(4). Dalam perkembangannya televisi dinilai seringkali memiliki penyimpangan dari keempat fungsi tersebut yang berakibat pada adanya indikasi pelanggaran Dari setiap tayangan televisi yang disajikan(5). Selain memiliki kedekatan dengan teknologi televisi, dalam perkembangan jaman ini, pemirsa juga mengenal adanya new media yang merupakan sumbangsih dari kemajuan teknologi (6). Bentuk new media yang sangat dekat dengan masyarakat saat ini ialah gadget (9) dan komputer (10). Kedua media ini memungkinkan adanya akses terhadap internet yang seringkali sangat membantu manusia dalam mempermudah hidupnya. Banyak hal baru yang dapat ditemukan dengan adanya internet dan teknologi ini. Baik teknologi televisi, maupun teknologi media baru, keduanya sama-sama digunakan manusia untuk memberikan kemudahan bagi hidupnya. Dahulu, ada pandangan yang mengatakan bahwa pemirsa televisi adalah penonton yang pasif, yakni semata mata hanya menjadi menikmat televisi itu saja. Namun, dengan berkembangnya media baru, para peneliti tak lagi menilai pemirsa sebagai obyek pasif namun justru menyebut pemirsa sebagai penonton aktif. Hal ini dibuktikan dengan adanya banyak pemikiran kritis masyarakat (29) terhadap tayangan televisi (27). Beberapa orang menuangkan pemikiran kritisnya pada akun akun sosial media mereka dengan memanfaatkan teknologi yang mereka kendalikan(30,31) seperti halnya yang dilakukan oleh Christa (narasumber2). Pemikiran kritis masyarakat atau pemirsa terhadap tayangan televisi ini pada dasarnya merupakan penilaian akan tayangan televisi yang baik, dan yang kurang baik. Tanpa disadari sebenarnya penilaian mereka ini adalah sebuah pengetahuan pribadi mereka terhadap aturan negara yang berkaitan dengan penyiaran yang 33

5 baik dan benar (23,28). Pemikiran ini pada akhirnya akan membandingkan antara aturan negara yang mereka ketahui dengan adanya potensi pelanggaran tayangan televisi yang mereka lihat(25). Sebuah media diperkenalkan tahun 2015 lalu bernama Rapotivi yang merupakan sebuah wadah pemberian kritik terhadap tayangan televisi. Media ini memanfaatkan teknologi yang berdekatan dengan masyarakat untuk menghadirkan formulir aduan pelanggaran tayangan televisi dengan bantuan internet (12,14). Bentuk formulir ini telah dijelaskan pada bab sebelumnya, namun secara umum formulir ini berisi tentang daftar aturan negara tentang pelanggaran tayangan televisi(20). Sehingga formulir ini pada akhirnya dapat dimanfaatkan pemirsa untuk menyampaikan pemikiran kritisnya (18). Para pengguna media Rapotivi yang mengisi formulir ini secara tidak langusng akan terhubung dengan staff Rapotivi di Jakarta (17). Paparan di atas merupakan penjabaran tentang proses penyampaian pendapat masyarakat tentang potensi pelanggaran tayangan televisi melalui Rapotivi. Namun pada kenyataannya tak hanya proses tersebut yang berlaku. Seperti pada kasus narasumber ketiga Novita, proses ini justru terjadi secara kebalikan. Novita terlebih dahulu mengetahui keberadaan media Rapotivi. Pada saat yang bersamaan, ia mengetahui bentuk formulir aduan media ini(16) yang di distribusi melalui gadget dan komputer (13,15) beakses internet yang merupakan hasil perkembangan teknologi media baru (8,11). Setelah itu ia baru memahami apa apa saja aturan negara yang berlaku, sesuai yang tercantum pada formulir tersebut (21). Sehingga pada akhirnya formulir ini dapat menggugah (22) dan mengakomodir pemikiran kritis Novita(19) terhadap adanya potensi pelanggaran tayangan televisi(26). 34

6 Aktor dan Aktan dalam jaringan I Proses Laporan Memanfaatkan Teknologi Pada bab sebelumnya telah dipaparkan bahwa dalam ANT, dikenal istilah aktor dan juga aktan. Aktor merupakan pelaku aksi yang dapat terdiri dari aktor human atau aktor non human. Dalam jariangan pertama ini penulis mendapatkan setidaknya ada 13 aktor. Aktor aktor tersebut saling berhubungan untuk dapat menjalankan aksinya masing masing. Ketigabelas aktor tersebut adalah: (1)Pemirsa (2)Teknologi (3)Televisi(barang elektronik) (4)Konten tayangan(hasil dari statiun televisi) (5)Pelanggaran tayangan(potensi) (6)Aturan Negara(yang berkaitan) (7)Pemikiran Kritis (8)Gadget berakses internet (9)Komputer berakses internet (10)Formulir aduan(terpadu online) (11)Rapotivi(lembaga). Dari aktor-aktor tersebut terdapat aktan yang merupakan aktor berpotensi untuk mengatur jaringan dan mengendalikan aktor lain. Dalam jaringan pertama ini yang bertindak sebagai aktan adalah pemirsa. Pemirsa merupakan aktor human yang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan alat disekelilingnya (teknologi, gadget, komputer, internet, webiste, aplikasi, formuliar aduan) untuk menjalankan pemikiran kritisnya terhadap tayangan televisi yang dilihat tidak sesuai dengan keyakinannya terhadap pengetahuan tentang aturan negara yang terkait dengan ketentuan tayangan televisi. Selain pemirsa, Rapotivi juga dapat menjadi aktan dalam jaringan ini, pasalnya ia mampu memanfaatkan internet, komputer dan 35

7 sebagainya untuk membuat dan mendistribusikan formulir aduan yang dapat digunakan pemirsa. 36

8 5.2. Jaringan II Pada sub bab berikut ini penulis kembali menggambarkan jaringan yang terbentuk dari proses yang berpusat pada Rapotivi. Dijelaskan pula peran aktor pada jejaring ini Jaringan II Isi Laporan dan Indikasi Pelanggaran Televisi Gambar 7 Jaringan Isi Laporan dan Indikasi Pelanggaran Televisi Hubungan antar jaringan : Staff Rapotivi yang beralamat di Jakarta pada jaringan kedua ini bertugas sebagai penerima. Dengan bantuan teknologi komputer terakses internet (1a), Staff menerima formulir aduan (1b) yang telah diisi oleh pemirsa(1c). Formulir aduan pelanggaran yang masuk berisikan beberapa hal seperti nama stasiun televisi(2), judul tayangan(3), waktu penayangan(4), jenis program(5) dan jenis pelanggaran(6). Berikut penulis akan mengulas satu persatu kelima pokok formulir aduan. Sebagai salah satu item yang wajib diisi, kolom nama stasiun TV pada formulir ini sudah dilengkapi dengan pilihan 12 stasiun Televisi yakni TVRI, RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV, Trans TV, Trans 7, Metro TV, TV One, ANTV, dan Global TV. Hingga saat ini 37

9 Rapotivi baru menyediakan keduabelas pilihan stasuin televisi tersebut, pasalnya keduabelas stasiun televisi inilah yang tayangannya secara 24 jam direkam oleh Rapotivi dengan bantuan teknologi (12). Kedepannya rapotivi sedang berusaha untuk meningkatkan jumlah stasiun televisi yang terekam. Item kedua dalam formulir aduan adalah kolom judul tayangan yang juga menjadi salah satu kolom yang wajib diisi oleh pengguna. Pada kolom ini tidak disediakan pilihan, sehingga pengguna Rapotivi harus menulis sendiri judul tayangan yang mereka laporkan. Item ketiga adalah waktu penayangan. Kolom ini berisikan tanggal dan jam tayang yang sudah dilengkapi dengan teknologi pengaturan jam dan tanggal sehingga memudahkan pengguna untuk mengisi sesuai standart baku yang digunakan. Item ke emapat adalah kolom jenis program yang merupakan klasifikasi program tayangan yang akan dilaporkan. Pada kolom ini juga telah disediakan pilihan pilihan jenis program yang telah dibuat Rapotivi sebagai berikut. Berita : Berita / Dokumenter / Dialog ; Non Berita : Sinetron / Film Televisi/FTV / Kartun / Kuis & Game Show / Reality Show / Variety Show / Infotainment / Komedi Kemudian kolom terakhir yang tak kalah pentingnya adalah kolom jenis pelanggaran. Pada kolom ini tersedia pilihan pilihan pelanggaran tayangan televisi yang disesuaikan dengan aturan negara yang berlaku(20,26) tentang penyiaran yakni Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang ditetapkan oleh KPI. Terdapat beberapa pilihan dan klasifikasi pilihan yang telah dipersingkat dari P3SPS sebagi berikut : Kekerasan - Menampilkan darah secara vulgar - Menampilkan detail peristiwa kekerasan (tawuran, penyiksaan, penyembelihan, terorisme, pengerusakan barang secara kasar) - Menampilkan tindakan sadis terhadap manusia atau hewan 38

10 - Menampilkan adegan yang berbahaya (sulap, olah raga ekstrem, dsb) - Memuat seruan kebencian terhadap kelompok tertentu - Pembenaran terhadap bullying Pelecehan - Pelecehan seksual secara verbal & non verbal - Pelecehan atas agama - Pelecehan atas intuisi pendidikan - Pelecehan atas simbol negara - Pelecehan atas profesi - Pelecehan terhadap suku tertentu - Pelecehan terhadap kelompok masyarakat tertentu (masyarakat adat, orientasi seks tertentu, lansia, duda, janda, dsb) - Pembenaran terhadap pemerkosaan Kesusilaan & kesopanan - Menampilakn adegan menjijikan (misal:proses makan tak lazim) - Menampilakan kata kata kasar & cabul - Menampilkan adegan dan/atau suara yang menggamabrkan hubungan seks antar binatang secara vulgar - Menampilkan fisik yang mengidap penyakit/luka yang tidak membuat nyaman - Menjadikan hal hal sensitif sebagai bahan lelucon (misal kematian seseorang, korban bencana, dll) Eksploitasi seksual - Kamera fokus pada bagian tubuh tertentu seperti bokong, paha, dan dada - Menampilkan percakapan tentang rangkaian aktivitas seks di luar konteks pembicaraan kesehatan atau semacamnya - Menampilkan gerakan tubuh dan/atau tarian erotis - Pembenaran terhadap seks bebas Privasi 39

11 - Menjadikan detail urusan pribadi yang tidak memiliki kepentingan publik sebagai materi utama tayangan - Menyiarkan perekaman dari kamera tersembunyi yang tiak memiliki kepentingan publik atau pembuktian sesuatu Malpraktik Jurnalisme - Berita tidak akurat - Berita tidak berimbang - Berita tidak menampilkan sumber yang jelas - Berita tidak memburamkan wajah pelaku kriminal yang belum diputuskan bersalah - Berita memuat wajah dan identitas keluarga pelaku tindak kriminal - Menampilkan langkah tindak kriminal secara detail - Tidak berempati pada korban bencana/tindak kriminal - Menampilkan anak dan/atau remaja sebagai narasumber Klasifikasi tayangan - Tidak menampilkan klasifikasi tayangan di sepanjang acara - Klasifikasi tayangan tidak sesuai dengan muatan tayangan Politik - Menyiarkan iklan partai politik diluar jadwal kampanye - Indikasi kampanye politik terselubung memalui kuis, sinetron, penggalangan dana sumbangan bencana, dan lain lain. Lainnya - Menampilkan tayangan mistik/supranaturan/kesurupan tanpa mempertimbangkan norma norma tertentu dalam masyarakat - Indikasi penipuan pada kuis - Menampilkan wujud rokok - Iklan atau tayangan yang disponsori oleh perusahaan rokok di bawah pukul waktu setempat - Lain lain 40

12 Klasifikasi dan keterangan klasifikasi ini muncul pada kolom jenis pelanggaran sehingga memudahkan penilaian pengguna rapotivi terhadap indikasi pelanggaran tayangan televisi. (diperoleh dari tampilan Rapotivi pada aplikasi). Karena mengeluarkan format formulir aduan yang demikian, maka Rapotivi bertanggung jawab untuk memiliki data rekaman tayangan keduabelas stasiun televisi dengan item item yang sama pula yakni nama televisi penyiar(13), judul tayangan(14), waktu tayang(15), dan juga jenis program(16). Di sisi lain Setiap stasiun televisi memiliki wewenang untuk mnegatur tayangan pada medianya selama 24 jam(7). Televisi senantiasa memberikan tayangan tayangan serta program program yang beragam. Tayangan yang dihasilkan juga memiliki item-item yang sama dengan isi formulir serta rekaman yang dimiliki Rapotivi yakni memiliki judul tayangan(8), waktu penayangan(9), jenis program(10), dan tentu saja pada setiap tayangan memiliki potensi pelanggaran(11). Dari jaringan di atas, penulis menyimpulkan setidaknya ada 3 hal utama yang menjadi pedoman Staff Rapotivi dalam menjalankan tugasnya. Pertama adalah formulir aduan yang mereka keluarkan (1a,1b,1c), kedua rekaman 12 stasiun televisi(1a,12). Kedua hal ini dilakukan dengan memanfaatkan adanya teknologi. Selain kedua hal tersebut, Staff Rapotivi juga menjadikan aturan negara sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya(17). Dari sekian banyak aturan negara, Rapotivi menggunakan aturan negara yang telah disahkan dan dilegalkan oleh badan hukum Indonesia yakni Undang-Undang penyiaran(18). Didalam UU penyiaran ini mengatur pula fungsi dan tugas KPI sebagai lembaga independen. Oleh sebab itu dalam menjalankan tugasnya Rapotivi juga berpedoman pada P3SPS yang dikeluarkan KPI sebagai indikator tayangan yang baik dan sehat (18). 41

13 Oleh sebab itu P3SPS ini digunakan oleh rapotivi sebagai pilihan pelanggaran tayangan televisi pada formulir aduan mereka untuk mengindikasi adanya pelanggran tayangan televisi(20,21). Namun tak berhenti sampai disana, Rapotivi juga menjadikan Undang undang lain yang berlaku sebagai pedoman(19). Misalnya saja UU pemilihan umum yang digunakan untuk menevaluasi tayangan televisi penyiar kampanye partai(20,22). Pada akhirnya, Rapotivi hanya bekerja sebagai penghubung kepada KPI. Segala jenis pelanggaran yang telah diindikasi oleh Rapotivi pada akhirnya belum dapat dikatakan resmi melanggar. Selanjutnya adalah tugas dan wewenang KPI sebagai regulator untuk mengevaluasi ulang indikasi pelanggran yang ada(23). Menjadi tugas dan wewenang KPI juga setelah itu untuk membrrikan sanksi yang sesuai(24) kepada televisi penyiar baik itu kepada stasiun televisi secara umum atau kepada program tayangannya saja(25) Aktor dan Aktan pada Jaringan II Isi Laporan dan Indikasi Pelanggaran Televisi Seperti pada jaringan pertama, jaringan kedua ini dapat terbentuk karena adanya aktor aktor yang menjalankan aksinya masing masing. Adapun pada jaringan kedua ini penulis menemukan setidaknya 14 aktor yakni: (1) Rapotivi (staff / tim) (2) Teknologi (3)Formulir Aduan (terpadu online) (4) Stasiun TV (Nama stasiun dan substansi) (5) Tayangan Televisi (6) Judul Tayangan (7) Waktu Tayangan (8) Jeis Program (9) Jenis Pelanggran Televisi (Potensi) 42

14 (10) Aturan Negara Indonesia (Universal) (11) UU Penyiaran (dan aturan lain yang berkaitan dengan penyiaran RI) (12) KPI (substansi) (13) Sanksi (14) Pemirsa Keempatbelas aktor tersebut terdiri dari aktor human dan non human yang bekerja melakukan aksi sehingga terbentuk jaringan seperti digambarkan sebelumnya. Jaringan ini juga dipengaruhi oleh adanya aktan atau aktor pengendali yang mampu mengendalikan jaringan yakni staff Rapotivi. Staff rapotivi dalam hal ini dimaksukan adalah aktor human yang bekerja pada lembaga ini. Tim Rapotivi merupakan pengendali utama aplikasi dan juga website Rapotivi sehingga mereka sangat dimungkinkan untuk mengendalikan produk formulir aduan yang mereka keluarkan dan distribusikan. Staff Rapotivi menguasai juga rekaman data tayangan televisi (12 stasiun televisi) selama 24 jam. Selain itu staff Rapotivi juga memiliki kendali untuk menferivikasi aduan yang masuk untuk disejajarkan dengan aturan negara. Kemudian proses terakhir Staff Rapotivi juga berpotensi untuk mengendalikan KPI sebagai lembaga subtansial untuk melakukan sanksi. Dalam poin yang terakhir ini, KPI juga berperan sebagai aktan dimana dia memiliki kuasa untuk menjatuhkan sanki yang sifatnya memaksa pada stasiun televisi bermasalah. Disisi lain, Stasiun TV secara substansial juga dapat menjadi aktan, pasalnya ia memiliki wewenang penuh terhadap isi siaran yang dihasilkan baik itu dari judul tayangan, waktu penayangan, jenis program, hingga pada konten tayangan. 43

15 5.3. Jaringan III Setelah melihat 2 jaringan yang terbentuk sebelumnya, berikut jaringan ketiga yang dibentuk dengan berfokus pada KPI sebagai regulator. Senjutnya akan dijelaskan juga peran para aktor dalam jaringan ini Jaringan III KPI sebagai Regulator Hubungan antar jaringan Gambar 8 Jaringan KPI sebagai Regulator Pada jaringan ini penulis memfokuskan pada proses yang dialami oleh KPI. KPI disini merupakan substansi yang dijalankan oleh staff-staff KPI. Dalam menjalankan tugasnya KPI sangat dekat dengan teknologi(1), hal ini dibuktikan dengan adanya website KPI. Website ini dibuat, dikeluarkan oleh KPI(3), dan juga sebagai input bagi KPI itu sendiri(2). Website ini berisikan banyak hal mengenai kinerja KPI, secara global penulis mengkasifikasikan pada 3 bagian, yakni berisi tindaklanjut tayangan bermasalah(4), Aturan negara(5), dan formulir aduan tayangan bermasalah(6). 44

16 Tindaklanjut tayangan bermasalah ini merupakan wadah yang disediakan olek KPI untuk memperbaharui setiap tindaklanjut mereka terhadap tayangan televisi (dan siaran radio) yang telah mereka jatuhi sanksi(20,21,22). Halaman ini dapat diakses secara luas oleh masyarakat baik itu pemirsa(11) maupun staff Rapotivi(23) melalui webiste KPI (13,10). Sejauh ini pantauan yang dilakukan oleh Rapotivi terhadap laporan mereka(14) yang telah dikirim ke KPI(9) hanya melalui website ini untuk kemudian staff Rapotivi juga memperbaharui status aduan pada media mereka. Selain senantiasa memperbaharui tindaklanjut, webiste KPI juga memberikan halaman formulir aduan layaknya formulir aduan pada Rapotivi(6) yang nantinya akan menghasilkan kumpulan indikasi tayangan bermasalah(15) untuk diproses KPI (9). Sedikit berbeda karena pada halaman formulir KPI ini pemirsa tidak harus mendaftar pada awal membuka, namun identitas penulis perlu dicantumkan setiap kali memberikan laporan. Selain itu tidak disediakan pengaturan waktu secara otomatis dan juga tidak ada pilihan pelanggaran seperti yang diberikan oleh Rapotivi. Pemirsa diwajibkan menuliskan secara rinci pelanggaran yang ada seperti berikut : 45

17 Gambar 9 Formulir aduan KPI 46

18 Formulir ini dibuat oleh KPI dengan tujuan untuk diisi para pemirsa yang memiliki kritik atau keluhan terhadap indikasi pelanggaran tayangan televisi(7,8). Ketika pemirsa telah mengisi, secara otomatis formulir aduan ini akan dikembalikan pada KPI untuk diproses lebih lanjut (19). Karena tidak disediakan pilihan pelanggaran, maka KPI menempatkan pilihan pelanggaran pada halaman lain yakni dengan merincikan aturan negara(5) dalam hal ini yang berhubungan dengan penyiaran. Aturan negara ini menjadi acuan pemirsa ketika akan menulis formulir aduan pada website KPI (17). Selanjutnya akan dipakai juga oleh KPI (16) untuk meninjau dan memberikan tindak lanjut tayangan yang bermasalah (18) Aktor dan Aktan pada Jaringan III KPI sebagai Regulator Aktor dalam jaringan ini dirumuskan penulis sebagai berikut: (1) KPI secara substansial dan juga Staff KPI (2) Teknologi (3) Website KPI (4) Indikasi tayangan bermasalah (5) Tindak lanjut tayangan bermasalah (6) Aturan Negara (7) Formulir Aduan KPI Sedangkan aktan pada jaringan ini adalah KPI, karena disini KPI dapat mengelola website KPI, mengelola setiap laporan indikasi pelanggaran yang masuk baik dari pemirsa melalui website KPI dan juga Rapotivi, untuk kemudian memberikan sanksi kepada televisi bersangkutaan. 47

19 5.4. Jaringan IV Jaringan keempat yang terbentuk berfokus pada stasiun televisi sebagai berikut : Jaringan IV Televisi Hubungan antar jaringan : Gambar 10 Jaringan Televisi Stasiun televisi merupakan sebuah industri yang senantiasa menghasilkan tayangan tayangan televisi(1). Keberagaman bentuk dan jenis tayangan yang dihasilkan merupakan hasil pemikiran orang orang yang bekerja didalamnya. Tayangan televisi ini dilihat oleh pemirsa secara luas (2) sehingga tak jarang orang orang televisi memproduksi tayangan yang sekiranya disukai oleh masyarakat itu sindiri(10). Pada kenyataanya banyak pemirsa yang mersasa tayanganan televisi kurang berkualitas (3). Kemudian mereka memanfaatkan media media yang berada dekat dengannya untuk dapat menyampaikan kritik tersebut(4). Jika penyampaian disampaikan melalui media yang tepat, maka kritik ini akan sampai kepada pihak yang memiliki wewenang untuk mengawasi televisi yakni KPI(5). Apabila memang krtikik pemirsa tersebut terbukti tidak sesuai dengan 48

20 ketentuan yang berlaku, maka KPI sebagai regulator akan menjatuhkan sanksi kepada Stasiun televisi dan sifat sanksi ini adalah memaksa Aktor dan Aktan pada Jaringan IV - Televisi Aktor dalam jarian ini adalah (1) Stasiun Televisi (2) Tayangan televisi (3) Pemirsa (4) Kritik tayangan (5) Media oenyampai kritik (6) KPI (7) Sanksi Pada jaringan ini terdapat 3 aktan yakni Stasiun Televisi, Pemirsa, dan KPI. Stasiun televisi mampu mengendalikan tayangan yang mereka hasilkan. Pemirsa, mampu mempengaruhi stasiun televisi untuk mnghasilkan tayangan yang disukai, selain itu juga dapat memberikan kritik terhadap tayangan yang mereka lihat serta memanfaatkan media media disekeliling mereka untuk menyampaikannya. Terakhir, KPI menjadi regulator yang dapat memaksa stasiun televisi untuk menerima sanksi yang diberikan Refleksi Pemaparan penulis diatas merupakan bukti bahwa dalam proses literasi media, tidak hanya dibutuhkan peran dari aktor human saja, lebih dari pada itu aktor non human juga sama pentingnya dalam proses ini. Kedua jenis aktor ini berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk jejaring. ANT membantu membuktikan adanya peran kemajuan teknologi yang membuat proses literasi media ini menjadi mungkin. Pada dasarnya literasi media merupakan sebuah proses komunikasi dimana terdapat komunikator, pesan, media serta komunikan. Effendi (1984) 49

21 mengemukakan pendapat Laswell tentang penjabaran unsur dalam proses komunikasi yang sering kita kenal dengan S-M-C-R atau source, message, chanel, dan receiver yang senada juga dikemukakan oleh Daryanto (2010:19) bahwa proses komunikasi memiliki 4 unsur utama penyampai pesan, isi pesan, medium penghantar pesan, dan penerima pesan, dimana semua unsur berkaitan satu dengan yang lainnya. Literasi media merupakan satu dari proses tersebut dimana dalam penelitian ini difokuskan kepada Rapotivi yang berperan sebagai medium penghantar pesan. Penulis kemudian menarik sebuah kesimpulan bahwa ANT ternyata selaras dan berlaku dalam proses komunikasi yang dijabarkan Laswell. Dari pemaparan bab V ini, kita dapat melihat 2 hal penting, pertama yakni bahwa semua unsur/aktor dalam proses literasi media pada dasarnya saling terhubung sehingga kita dapat melihat jaringan yang terbentuk. Kedua, semua unsur/aktor memiliki peran masing-masing baik itu pengirim pesan, pesan itu sendiri, media penghantar, dan juga penerima pesan. Setelah semua unsur ini terhubung satu dengan yang lain dan dapat menjalankan peran mereka masing-masing dengan tepat, barulah proses komunikasi dan literasi media itu dapat terlaksana. Sehingga baik source, message, chanel, maupun receiver, dalam ANT semuanya memiliki kesetaraan dan sama pentingnya. Literasi media dapat tercapai jika semua unsur/aktor ini ada dan memerankan peranannya masing-masing. Teknologi sebagai aktor non human yang berperan juga sebagai channel memiliki kesetaraan dengan aktor lainnya. Teknologi dalam perkembangan arus produksi, konsumi, dan distribusi informasi memegang peranan penting. Urgensi peranan teknologi dalam proses massifikasi informasi terjadi ketika hasil teknologi membantu mengubah pola komunikasi yang dibatasi oleh ruang dan waktu menajdi pola komunikasi informasi yang tanpa batas (Eka, 2004 :132). Oleh karena itu di era berbasis teknologi ini, literasi media menjadi sangat mungkin untuk dilakukan. 50

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah karya dari peradaban manusia yang sangat bermanfaat. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA RAPOTIVI

BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA RAPOTIVI BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA RAPOTIVI 4.1 Media Rapotivi Rapotivi merupakan sebuah aplikasi android yang dikelola oleh Remotivi. Berkantor pusat di Jakarta Timur, Remotivi merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri penyiaran di Indonesia saat ini sangat berkembang dengan pesat. Sampai detik ini, terdapat banyak stasiun televisi nasional yang ada di Indonesia seperti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas sehingga dapat diproduksi, didistribusikan, dan direproduksi dalam jumlah besar

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN PELANGGARAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN

KECENDERUNGAN PELANGGARAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN KECENDERUNGAN PELANGGARAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN (Studi Analisis Isi Pada Kasus Pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program Siaran Media Televisi Yang Dimuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia Broadcasting (penyiaran) adalah dunia yang selalu menarik perhatian bagi masyarakat khususnya di Indonesia. Televisi memiliki keunggulan yang menyebabkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya saat ini. Mengakibatkan program tayangan di stasiun stasiun televisi mendapatkan tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban baru yang mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Semakin berkembangnya media massa, masyarakat dapat semakin mudah untuk menjangkau informasi dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu dalam kehidupan. Bahasa pada dasarnya dapat digunakan untuk menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran kita.

Lebih terperinci

Lembar Fakta. Diskusi tentang Antara Perlindungan dan Pembatasan: Pengawasan Isi Siaran Bermuatan Seksualitas dan Perempuan Jakarta, 18 Desember 2013

Lembar Fakta. Diskusi tentang Antara Perlindungan dan Pembatasan: Pengawasan Isi Siaran Bermuatan Seksualitas dan Perempuan Jakarta, 18 Desember 2013 Lembar Fakta Diskusi tentang Antara Perlindungan dan Pembatasan: Pengawasan Isi Siaran Bermuatan Seksualitas dan Perempuan Jakarta, 18 Desember 2013 Seksualitas dalam Sanksi Administratif KPI Tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari berbagai belahan dunia dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Media yang digunakan pun bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Era sekarang sering disebut sebagai era informasi, dimana manusiasangat memprioritaskan informasi. Manusia selalu merasa haus akan informasi. Informasi sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dikatakan sebagai makhluk yang memiliki derajat yang paling tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal budi yang tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini manusia tidak lagi hanya berkomunikasi melalui bahasa verbal dan non verbal tetapi banyak melakukan komunikasi melalui media, baik komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, salah satu media massa yang sangat mudah di akses dan paling berpengaruh adalah televisi. Televisi ibarat kotak ajaib yang tanpa kita sadari mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siaran televisi saat ini telah menjadi suatu kekuatan yang sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri

Lebih terperinci

HUKUM & ETIKA PENYIARAN : MENGAPA PERLU DISENSOR DAN DIAWASI

HUKUM & ETIKA PENYIARAN : MENGAPA PERLU DISENSOR DAN DIAWASI 1 LSF Melindungi masyarakat dari pengaruh negatif film, diantaranya adanya dorongan kekerasan, perjudian, penyalagunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, serta penonjolan pornografi, penistaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Acara televisi saat ini didominasi oleh program acara hiburan yang hanya mengejar rating dan share yang berorientasi kepada keuntungan saja. Begitu banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

Tanggapan KPI terhadap aduan warga yang keberatan dengan sinetron Tukang Bubur Naik Haji (RCTI) dan

Tanggapan KPI terhadap aduan warga yang keberatan dengan sinetron Tukang Bubur Naik Haji (RCTI) dan Nina Mutmainnah Armando, Komisioner KPI Bidang Isi Siaran Berbeda dengan era sebelumnya, era reformasi memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada media penyiaran untuk menayangkan tayagannya. Saking bebasnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada potensi penerimaan negara khususnya pajak. Karena di dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. pada potensi penerimaan negara khususnya pajak. Karena di dunia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri media di Indonesia sekarang ini telah berkembang dengan pesat. Dengan keberadaan industri media tersebut tentunya akan berdampak pada potensi penerimaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan kita sehari hari. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication, berasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Program Urban Street Food merupakan program feature yang sudah ada di televisi saat ini. Program Urban Street Food merupakan program food & travel yang dikemas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan distribusi yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan tanpa batas. Sebagai makhluk sosial, manusia harus berkomunikasi dan selalu ingin bertukar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan mitra tuturnya baik dari segi makna ataupun maksud tuturannya. Manusia berbicara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam komunikasi, tentu kita mengenal tentang komunikasi massa. Dalam hal ini faktor keserempakan merupakan ciri utama dalam komunikasi massa. Adapun hal

Lebih terperinci

TV 96% Radio 38% Koran 8% Online 40% Internet

TV 96% Radio 38% Koran 8% Online 40% Internet TV 96% Internet Online 40% Radio 38% Koran 8% Ideologi Media Orientasi Media Produk Media Agenda Media Agenda Pengelola Media Agenda Publik Isi Media UU Lain yang beririsan UU Pers, KEJ UU Perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada jaman sekarang ini Televisi merupakan media massa elektronik yang mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kotak kecil yang dapat memunculkan gambar dan suara ini kerap disebut

BAB I PENDAHULUAN. Kotak kecil yang dapat memunculkan gambar dan suara ini kerap disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kotak kecil yang dapat memunculkan gambar dan suara ini kerap disebut masyarakat dengan televisi. Ia telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Bahkan, tidak jarang

Lebih terperinci

AZAS DAN TUJUAN PENYIARAN Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Penyiaran

AZAS DAN TUJUAN PENYIARAN Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Penyiaran AZAS DAN TUJUAN PENYIARAN Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Penyiaran Penyiaran diselenggarakan berdasarkan...asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman, kemitraan, etika, kemandirian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada masa sekarang ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan dalam berbagai hal terjadi begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini informasi menjadi hal utama yang sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat. Semakin berkembangnya media komunikasi, masyarakat dapat semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media

BAB 1 PENDAHULUAN. waktunya untuk menonton acara yang beragam ditelevisi. Televisi sebagai media 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pertelevisian adalah dunia yang selalu menarik perhatian banyak masyarakat. Hampir setiap hari dan setiap waktu, banyak orang menghabiskan waktunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Di samping kebutuhan mereka akan sandang, pangan, dan papan,

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Seperti kita ketahui, media adalah suatu alat yang menghubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan sulit mengetahui apa yang terjadi di sekeliling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media massa memiliki peranan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media massa memiliki peranan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peranan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memberikan berbagai informasi dan hiburan. Media massa yang memiliki ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi dan teknologi, dua kata yang erat kaitannya. Komunikasi sebagai suatu hal yang dibutuhkan oleh setiap manusia, sedangkan teknologi pun turut merubah peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan akan terus bertambah. Ilmu pengetahuan juga melahirkan pemikiran-pemikiran baru untuk menciptakan inovasi-inovasi mutakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang pada dasarnya tidak dapat hidup hanya bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain. Umumnya manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

ANALISIS GENRE PROGRAM QUIZ SHOW BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 PADA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS GENRE PROGRAM QUIZ SHOW BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 PADA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS GENRE PROGRAM QUIZ SHOW BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 PADA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Strata 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Televisi menjadi media yang paling sering digunakan karena televisi adalah salah satu media massa yang paling mudah untuk diperoleh, selain itu setiap orang dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Audio visual merupakan sarana yang diberikan televisi,audio visual juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Audio visual merupakan sarana yang diberikan televisi,audio visual juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan media massa di Indonesia saat ini masih di dominasi oleh televisi karena selain menyajikan tayangan yang real dan nyata, televisi juga selalu

Lebih terperinci

HASIL SURVEY INDEKS KUALITAS PROGRAM SIARAN TV Periode Maret-April 2015

HASIL SURVEY INDEKS KUALITAS PROGRAM SIARAN TV Periode Maret-April 2015 HASIL SURVEY INDEKS KUALITAS PROGRAM SIARAN TV Periode Maret-April 2015 PENDAHULUAN: MENGAPA KPI MEMBUAT INDEKS KUALITAS PROGRAM ACARA TELEVISI? Salah satu tugas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah

Lebih terperinci

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, & Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS)

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, & Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) KOMISI PENYIARAN INDONESIA Lembaga Negara Independen Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, & Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) Bimo Nugroho Sekundatmo Semarang, 14-15 Oktober

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar umat manusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang setiap hari manusia lakukan dalam kehidupannya. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

Lebih terperinci

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Obyek penelitian ini terdiri dari 15 program berita sore

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa yang paling populer dan tersebar di seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di zaman sekarang ini. Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi saat ini sedang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Umatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Umatera Utara. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi selama satu dekade terakhir telah bertransformasi begitu pesat. Dampak perkembangan tersebut dirasakan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi adalah salah satu alat media penyiaran yang ditampilkan secara audivisual. Dengan tampilan yang audiovisual membantu dengan mudah untuk para penonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah komunikasi massa. Komunikasi massa dapat di artikan dengan interaksi sosial melalui pesan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin cepat berubah dalam dua dasarwasa terakhir perkembangan teknologi sudah sangat pesatnya memberikan dampak yang menyentuh dalam kehidupan aspek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Pesbukers di ANTV merupakan program variety show yang banyak digemari oleh masyarakat. Pada awalnya Pesbukers tayang hanya selama bulan puasa, yang hanya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa elektronik modern yang sangat efektif karena memiliki kandungan informasi yang jauh lebih besar dari pada media lain nya, baik itu media

Lebih terperinci

No TGL PROGRAM PELANGGARAN TV SANKSI 1 20 Sept Menyiarkan Konvensi Partai Demokrat (15 September 2013) UU Penyiaran: Pasal 14 (1), Pasal 36 (4)

No TGL PROGRAM PELANGGARAN TV SANKSI 1 20 Sept Menyiarkan Konvensi Partai Demokrat (15 September 2013) UU Penyiaran: Pasal 14 (1), Pasal 36 (4) REKAP SANKSI KPI KEPADA LEMBAGA PENYIARAN (TV) TERKAIT PELANGGARAN PROGRAM DI MASA PEMILU 2014 (20 Sept 2013 9 Jul No TGL PROGRAM PELANGGARAN TV SANKSI 1 20 Sept Menyiarkan Konvensi Partai Demokrat (15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. konteks-konteks lainnya, yaitu organisasi, publik, kelompok, dan interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses komunikasi antar manusia relatif rumit. Tingkat kerumitan ini seiring dengan masing-masing konteks, dimana dengan cirinya menunjukkan bahwa kerumitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan nilai-nilai dan penelitian normativ yang dibaurkan dengan berita dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi seperti media elektronik dan cetak kian mendekatkan kita dengan arus informasi serta globalisasi yang kian deras. Media menyuguhkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian berdasarkan uraian-uraian dan penjelasan pada bab sebelumnya, khususnya pada bab IV tentang pembahasan dan hasil analisis penelitian data. Ditemukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kurangnya 51 tahun. Sampai detik ini, terdapat banyak stasiun televisi nasional yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kurangnya 51 tahun. Sampai detik ini, terdapat banyak stasiun televisi nasional yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penyiaran di Indonesia melalui televisi dimulai sejak lama lebih kurangnya 51 tahun. Sampai detik ini, terdapat banyak stasiun televisi nasional yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ditengah perkembangan teknologi komunikasi massa dewasa ini, masyarakat baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat membutuhkan

Lebih terperinci

Komisi Penyiaran Indonesia Pusat

Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Komisi Penyiaran Indonesia Pusat 1 2 3 PENDAHULUAN: MENGAPA KPI MEMBUAT INDEKS KUALITAS PROGRAM ACARA TELEVISI? Salah satu tugas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) adalah melakukan pengawasan agar program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diiringi dengan semakin besarnya kesadaran manusia tentang betapa pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Diiringi dengan semakin besarnya kesadaran manusia tentang betapa pentingnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, media informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Diiringi dengan semakin besarnya kesadaran manusia tentang betapa pentingnya media informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan tanpa awal dan akhir merupakan bagian dari kehidupan, secara terminologis atau menurut asal katanya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat dunia semakin hari semakin dekat saja. Meskipun arus informasi yang mengalir tersebut akan mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi atau melakukan tindak tutur jika sedang berinteraksi dengan sesamanya. Searle mengatakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, media massa menjadi sangat penting. Berbagai fungsi dan berbagai macam jenis-jenis

Lebih terperinci

Hukum dan Pers. Oleh Ade Armando. Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006

Hukum dan Pers. Oleh Ade Armando. Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006 Hukum dan Pers Oleh Ade Armando Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006 1 Bukan Kebebasan Tanpa Batas Kemerdekaan media tidak pernah berarti kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri lagi, televisi saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri lagi, televisi saat ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi

Lebih terperinci