BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Profil Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. : RS Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Profil Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. : RS Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Profil Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta Nama Rumah Sakit Kelas Rumah Sakit Status Kepemilikan : RS Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta : A : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan status Badan Layanan Umum (BLU) Jumlah Tempat Tidur Alamat : 155 Tempat Tidur : Jl. Jenderal Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta Telepon : (0271) Website : rso_solo@rso.go.id 2. Sejarah Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta Sejarah berdirinya BBRSBD (Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta diawali dengan pertumbuhan Rehabilitasi Centrum "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta yang dalam hal ini tidak dapat dipisahkan dengan perjuangan bangsa Indonesia. Semasa Revolusi fisik banyak sekali rakyat terutama pemuda pejuang yang cacatdiakibatkan oleh pertempuran dalam melawan penjajah untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada tahun 1946

2 dimulailah percobaan-percobaan pembuatan kaki atau tangan tiruan (prothese) untuk pelayanan kepada para korban perang yang bertempat di garasi mobil Rumah Sakit Umum Surakarta oleh almarhum Prof. Dr. Soeharso dan almarhum Bapak R. Soeroto Reksopratono. Segala peralatan dan biaya berasal dari para dermawan. Pada pertengahan tahun 1948 pembuatan prothese mendapat perhatian dari Kementerian Kesehatan dengan mengeluarkan biaya untuk memindahkan ruangan pembuatan prothese dari garasi ke Rumah Sakit Darurat yang terletak di belakang Rumah Sakit tersebut. Sambil menunggu selesainya pembuatan prothese, kepada para penyandang cacat diberikan pelatihan berupa keterampilan kerja. Pada permulaan tahun 1950 almarhum Jenderal Gatot Subroto yang pada waktu itu menjabat sebagai Gubernur Militer Jawa Tengah memberi bantuan perbaikan dan pembangunan aula serta gedung olah raga Rumah Sakit Darurat yang kemudian dipergunakan sebagai "modal" berdirinya Rehabilitasi Centrum. Kementerian Sosial menyusul membangun Kantor, Gedung, Tempat latihan kerja dan Tenaga Pegawai.Pada tahun 1951 almarhum Jenderal Gatot Subroto menyerahkan bangunan itu kepada Dr. Soeharso dan pada tanggal 28 Agustus 1951 secara resmi berdirilah Balai Pembangunan Penderita Cacat (Rehabilitasi Centrum) yang pertama di Indonesia.

3 Pada tahun 1954, Departemen Kesehatan menempatkan aparatnya untuk melaksanakan tugas kerja melaksanakan pelayanan rehabilitasi medis, Departemen Tenaga Kerja melaksanakan penyaluran kerja sesuai dengn bidangnya masing-masing, dan Departemen Sosial menangani pekerjaan RC di bidang seleksi dan persiapan pengasramaan, pendidikan dan latihan kerja, serta pelayanan rehabilitasi sosial dengan nama Lembaga Rehabilitasi Penderita Cacat (LRPC). Departemen Kesehatan Republik Indonesia kemudian mendirikan Lembaga Prothese Surakarta yang menangani pekerjaan RC di bidang pelayanan medis. Pada tahun ini juga lembaga ini kemudian diubah namanya menjadi Lembaga Orthopedi dan Prothese (LOP) yang telah mempunyai rumah sakit orthopedi seta bengkel pembuatan alatalat orthopedi dan prothese. Pada tahun 1982 LRPC diubah menjadi Pusat Rehabilitasi Penderita Cacat Tubuh (PRPCT) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta. Pada tahun 1994 PRPCT "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta diubah menjadi Pusat Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (PRSBD) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta. Dengan terbitnya SK Menteri Sosial RI Nomor 55/HUK/2003, tanggal 23 Juli 2008 nama PRSBD "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta diubah menjadi Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta sampai sekarang. Seiring dengan laju perkembangan teknologi, Rumah Sakit Orthopedi dan Prothese pada tahun 1986 pindah ke Pabelan Solo, karena lokasi

4 Kampus PRPCT "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta tidak memungkinkan untuk pengembangan. Kemudian nama lembaga tersebut berubah menjadi Rumah Sakit Orthopedi "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta (RSO). Sampai dengan sekarang untuk pelayanan medis penerima manfaat BBRSBD "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta masih dirujuk ke RSO "Prof. Dr. Soeharso" Pabelan Surakarta. Selain lembaga-lembaga tersebut, Departemen HANKAM juga menempatkan Depot Subsistensi di Pusat Reabilitasi Sosial Bina Daksa "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta untuk mengurusi masalah-masalah khusus penderita cacat ABRI Veteran yang kemudian instansi ini berubah namanya menjadi Depo Rehabilitasi Centrum (DOREHAB CENTRUM) di bawah induk administrasi Angkatan Darat yang kemudian menjadi Depo Rehabilitasi Cacat 02 (DOREHABCAT 02), sekarang bernama (PUSREHABCAT DEPHAN) dan masih melatih para penyandang cacat ABRI di BBRSBD "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta. Departemen Tenaga Kerja yang dulu juga membuka perwakilannya di Komplek RC ini khususnya untuk mengurusi penyaluran kerja para penyandang cacat yang telah selesai direhabilitasi, tahun 1984 sudah kembali di kantor induknya namun kerjasamanya untuk penyaluran masih berlanjut sampai sekarang. Pada tahun 1957 Lembaga Orthopedi dan Prothese (LOP) "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta mendapat kepercayaan PBB untuk menyelenggarakan Seminar Rehabilitasi yang diikuti oleh 13 negara Asia dan Timur Jauh.

5 Sesuai dengan namanya, tugas maupun fungsinya, sejak tahun 1983 PRSBD "Prof. Dr. Soeharso" Surakarta dijadikan pusat pelatihan bagi tenaga kader rehabilitasi, baik tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial Republik Indonesia bekerjasama dengan UNDP/ILO maupun tingkat internasional, yaitu: "Traning on Rehabilitation for the Physically Handicaped Person's, Program TCDC (Technical Cooperation Among Development Countries). Sejarah berdirinya Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, yang selanjutnya disingkat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta diawali dari terbentuknya Rehabilitatie Centrum penyandang cacat tubuh pada tanggal 28 Agustus 1951, oleh Prof. Dr. R. Soeharso. Kegiatan Rehabilitatie Centrum meliputi pelayanan rehabilitasi medik, rehabilitasi sosial dan rehabilitasi karya. Pada tanggal 20 April 1955, Rehabilitatie Centrum dipecah menjadi dua lembaga di bawah dua departemen yaitu Lembaga Orthopedi dan Prothese (LOP) di bawah Departemen Kesehatan dan Pusat Rehabilitasi Penderita Cacat Tubuh (PRPCT) di bawah Departemen Sosial. Pada tanggal 28 April 1978, Lembaga Orthopaedi dan Prothese di ubah menjadi Rumah sakit Orthopaedi dan Prothese (RSOP). Terhitung tanggal 24 April 1987, RSOP berubah nama menjadi Rumah Sakit Orthopaedi dan Prothese Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta disertai pindah lokasi ke daerah Pabelan di bagian barat kota Surakarta. Berdasarkan SK

6 Menkes R.I. No. 511/Menkes/SK/VI/1994 tanggal 8 Juni 1994 RSOP Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta ditetapkan menjadi Rumah Sakit Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, sebagai Pusat Rujukan Nasional Pelayanan Orthopedi.Perkembangan pesat RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, diawali dari status lulus akreditasi rumah sakit untuk lima pelayanan pada tahun Disusul penetapan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai Rumah Sakit Pendidikan di bidang Ortopedi Traumatologi dan Rehabilitasi Medik dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No. 1465/MENKES- KESOS/SK/IX/2000 tertanggal 29 September Pada tahun 2006, RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta kembali menjalani penilaian/ akreditasi untuk lima belas bidang pelayanan dan telah dinyatakan lulus secara penuh tingkat lengkap sesuai Surat Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik No. HK tanggal 15 Agustus 2006 yang berlaku selama tiga tahun sampai dengan tanggal 15 Agustus Perkembangan Rumah Sakit dilengkapi dengan terjalinnya kerjasama dengan berbagai pihak dalam dan luar negeri. Hal ini tergambar salah satunya pada kontribusi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta saat penanganan akibat peristiwa bencana alam yang terjadi, seperti bencana gempa dan tsunami di Aceh tahun 2006 dan gempa di Yogyakarta Jawa Tengah di mana RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta ikut berperan

7 memberikan pelayanan kesehatan dan pemberian bantuan Ortotik Prostetik bekerjasama Handycap Internasional. Selanjutnya sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 756/Men.Kes/SK/IV/2007, tanggal 26 Juni 2007 RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit Pelaksanan Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) secara penuh. Selain menjadi RS PPK BLU pada tahun 2007 RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta juga memperoleh perubahan status rumah sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 256/Menkes/Per/III/2008 tanggal 11 April 2008 tentang perubahan PerMenkes RI No. 839/MenKes/Per/VII/2007 tanggal 20 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai Badan Layanan Umum dan Rumah Sakit Khusus Kelas A. Melalui kesepakatan bersama dengan penandatanganan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan Nasional dan Kolegium Pendidikan Ortopedi dan Traumatologi Indonesia pada tanggal 22 Juli 2008, RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dinobatkan sebagai RS. Pendidikan Kolegium Ilmu Bedah Ortopedi dan Traumatologi Indonesia. Pada tanggal 23 Juli 2010 RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mendapatkanpengakuan akreditasi lima belas pelayanan dengan status akreditasi Penuh Tingkat Lengkap

8 berdasarkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dari Kementerian Kesehatan RI No. YH.01.10/III/3789/ Falsafah Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta Mengabdi masyarakat melalui pelayanan dan pengembangan ortopedi. 4. Visi Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta Rumah Sakit Ortopedi yang profesional dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian berbasis teknologi informasi tahun Misi Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta a. Meningkatkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi terintegrasi paripurna. b. Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan sesuai kebutuhan pelayanan. kesehatan, kemajuan ilmu pengetahuan dan penapisan teknologi kedokteran ortopedi traumatologi. c. Meningkatkan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis yang sehat, terbuka, efisien, efektif dan akuntabel. d. Meningkatkan kapasitas dan kompetisi SDM sesuai kebutuhan pelayanan serta kemampuan rumah sakit. e. Mengembangkan infrastruktur yang ramah lingkungan berbasis teknologi informasi. 6. Tujuan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta Terselenggaranya pelayanan kesehatan bermutu, mudah, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

9 7. Motto Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta CEKATAN (Cepat, Akurat, Aman, dan Nyaman) 8. Struktur Organisasi Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta SK Menkes No. 839/Menkes/Per/VII/2007 tentang organisasi dan tata kerja menyebutkan bahwa sebagai rumah sakit kelas IIA, Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso dipimpin oleh seorang direktur utama dan dibantu oleh tiga direktur, yaitu direktur medik dan keperawatan, direktur keuangan dan direktur umum, SDM, dan pendidikan. Direktur medik dan keperawatan dibantu oleh dua orang kepala bidang (EselonII/b), yaitu kepala bidang pelayanan medik dan kepala bidang pelayanan keperawatan. Direktur keuangan dibantu oleh dua orang kepala bagian(eselonii/b), yaitu kepala bagian akutansi, dan kepala bagian perbendaharaan dan mobilisasi dana. Direktur umum, SDM, dan pendidikan dibantu oleh tiga orang kepala bagian (EselonII/b), yaitu kepala bagian pendidikan dan penelitian, kepala bagian umum dan kepala bagian sumber daya manusia.

10

11 9. Tugas Pokok dan Fungsi a. Direktur Utama Direktur Utama memiliki tugas: 1) Menyusun kebijakan penyusunan program jangka pendek, menengah, dan panjang sesuai kebijakan program kesehatan. 2) Menyusun peraturan pelaksanaan tugas seluruh aparat rumah sakit. 3) Mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang tersebut untuk merealisasikan rencana kegiatn secara efektif dan efisien. 4) Memimpin, mengarahkan, dan menggerakan seluruh sumber daya manusia yang tersedia sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. 5) Mengkoordinasi dan mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan kegiatan rumah sakit serta melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap seluruh unsur pelaksana. b. Direktorat Medik dan Keperawatan Direktorat Medik dan Keperawatan bertugas melaksanakan pengelolaan pelayanan medis dan pelayanan keperawatan. Direktorat Medik dan Keperawatan menyelenggarakan empat fungsi yaitu. 1) Penyusunan rencana penatalaksanaan pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan keperawatan, serta fasilitas medik, dan keperawatan.

12 2) Koordinasi pelaksanaan pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan keperawatan serta fasilitas medik dan keperawatan. 3) Pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan keperawatan, serta fasilitas medik dan keperawatan. 4) Perencanaan, koordinasi, monitoring, dan evaluasi pengelolaan instansi-instansi di bawah direktorat medik dan keperawatan. Direktorat Medik dan Keperawatan terdiri atas: 1) Bidang Pelayanan Medik Bertugas melaksanakan perencanaan, pengembangan, monitoring, dan evaluasi di bidang pelayanan medik. Bidang pelayanan medik menyelenggarakan dua fungsi, yaitu penyusunan rencana dan pengembangan program pelayanan medik serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan medik. Bidang pelayanan medik terdiri atas: a) Seksi Pelayanan Rawat Jalan Bertugas menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan, pengembangan, serta monitoring dan evaluasi pelayanan medis dan penunjang medis rawat jalan.

13 b) Seksi Pelayanan Rawat Inap Bertugas menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan serta monitoring dan evaluasi pelayanan medis dan penunjang medis di rawat inap. 2) Bidang Pelayanan keperawatan Bertugas melaksanakan perencanaan pengembangan, monitoring, dan evaluasi di bidang pelayanan keperawatan.bidang pelayanan keperawatan menyelenggarakan dua fungsi, yaitu penyusunan rencana dan pengembangan program pelayanan keperawatan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan keperawatan. Bagian pelayanan keperawatan terdiri atas: a) Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan Bertugas menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan serta monitoring dan evaluasi pelayanan keperawatan rawat jalan. b) Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap Bertugas menyiapkan bahan penyusunan rencana dan pengembangan, serta monitoring dan evaluasi kebutuhan pelayanan keperawatan rawat inap.

14 c. Direktorat Umum, SDM, dan Pendidikan Bertugas melakukan pengelolaan administrasi umum, pendidikan dan penelitian serta sumber daya manusia. Direktorat umum, SDM dan pendidikan menyelenggarakan lima fungsi yaitu: 1) Penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan tenaga kesehatan serta tenaga non kesehatan. 2) Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan rumah tangga serta pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit. 3) Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan perencanaan, evaluasi dan laporan rumah sakit 4) Koordinasi rencana dan pengembangan sumber daya manusia, pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan rumah sakit. 5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan rumah tangga pengelolaan sumber daya manusia, perencanaan program pelayanan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan rumah sakit. Direktorat Umum, SDM dan Pendidikan terdiri atas: 1) Bagian Umum Bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan serta perencanaan dan evaluasi. Bagian umum menyelenggarakan dua fungsi, yaitu

15 pelaksanaan kegiatan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan, pelaksanaan kegiatan perencanaan dan evaluasi. Bagian umum terdiri atas: a) Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga, yang bertugas melakukan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan. b) Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi, yang bertugas melakukan penyusunan program dan evaluasi. 2) Bagian SDM Bertugas melaksanakan pengelolaan kegiatan kepegawaian, hukum, organisasi, dan pemasaran.bagian SDM menyelenggarakan tiga fungsi, yaitu perencanaan, administrasi, dan pengembangan sumber daya manusia; pelaksanaan analisis jabatan, organisasi dan kepegawaian;dan pelaksanaan pemasaran pelayanan rumah sakit. Bagian SDM terdiri atas: a) Sub Bagian Kepegawaian, bertugas melakukan penyusunan secara administrasi dan pengembangan sumber data. b) Sub Bagian Hukum, Organisasi, dan Pemasaran, bertugas melakukan penyiapan bahan analisis jabatan, organisasi dan pelaksanaan serta pemasaran pelayanan rumah sakit.

16 3) Bagian Pendidikan dan Penelitian Bertugas melakukan pengelolaan kegiatan pendidikan dan penelitian kesehatan maupun non kesehatan.bagian pendidikan dan penelitian terdiri atas: a) Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Kesehatan, bertugas melakukan penyusunan rencana, pengembangan, monitoring, dan evaluasi kegiatan pendidikan dan penelitian kesehatan. b) Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Non Kesehatan, bertugas melakukan penyusunan rencana, pengembangan, monitoring dan evaluasi kegiatan pendidikan dan penelitian non kesehatan. d. Direktorat Keuangan Bertugas melaksanakan pengelolaan keuangan rumah sakit. Direktorat keuangan menyelenggarakan empat fungsi, yaitu: 1) Pelaksanaan penyusunan rencana dan anggaran. 2) Pelaksanaan perbendaharaan dan mobilisasi dana. 3) Pelaksanaan akuntansi dan verifikasi serta pembukuan. 4) Perencanaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan.

17 Direktorat keuangan terdiri atas: 1) Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana Bertugas melaksanakan penyusunan anggaran, perbendaharaan, dan mobilisasi dana. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana menyelenggarakan empat fungsi yaitu pelaksanaan kegiatan penyusunan anggaran, pelaksanaan kegiatan perbendaharaan, pelaksanaan kegiatan mobilisasi dana, dan evaluasi penyusunan laporan. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana terdiri atas: a) Sub Bagian Penyusunan Anggaran, bertugas melakukan penyiapan bahan penyusunan anggaran. b) Sub Bagian Perbendaharaan, bertugas melakukan penyiapan bahan perbendaharaan. c) Sub Bagian Mobilisasi Dana, bertugas melakukan penyiapan bahan mobilisasi. 2) Bagian Akuntansi Bagian akuntansi keuangan ada dua bagian yaitu bagian akuntansi keuangan dan bagian akuntansi manajemen. Bagian akuntansi menyelenggarakan tiga fungsi yaitu pelaksanaan akuntansi keuangan, pelaksanaan akuntansi manajemen, dan pelaksanaan verifikasi dan pembukuan. Bagian akuntansi terdiri atas:

18 a) Sub Bagian Akuntansi Keuangan, bertugas melakukan hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan rumah sakit. Membuat Buku Jurnal, Buku Besar, Catatan-catatan akuntansi lainnya, serta Laporan Keuangan. b) Sub Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi, bertugas melakukan akuntansi manajemen, verifikasi dan pembukuan. Bagian ini berfungsi memverifikasi data sebelum adanya proses akuntansi dari Bagian Akuntansi Keuangan. e. Satuan Pengawas Intern Bertugas melaksanakan pengawasan intern rumah sakit. 10. Pelayanan dan Fasilitas Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta Pelayanan dan fasilitas yang disediakan oleh Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta yaitu: a. Layanan reguler 1) Rawat jalan Instalasi rawat jalan di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta terdiri atas klinik ortopedi, klinik rehabilitasi, klinik neurologi, klinik tulang belakang, klinik CTEV (ortopedi pediatri), klinik onkologi ortopedi, klinik ilizarov, klinik psikiatri, klinik akupuntur, klinik osteoporosis

19 dan geriatri, klinik penyakit dalam, klinik bedah umum, klinik gigi dan mulut, dan klinik permasalahan perkembangan anak. 2) Rawat inap Instalasi rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta memiliki kapasitas 145 tempat tidur yang terdiri dari kelas VIP, I, II dan III, serta didukung oleh dokter spesialis yang handal dan ahli dibidangnya juga petugas lain yang berkompeten dan siap memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. 3) Rehabilitas medik Instalasi rehabilitas medik di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta terdiri dari fisioterapi, okupasi terapi, ortotik prostetik, psikologi, terapi wicara, dan pekerja sosial medis. 4) Instalasi penunjang Instalasi penunjang di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta terdiri dari instalasi radiologi, instalasi laboratorium, Instalasi Rawat Intensif (ICU), instalasi gizi dan instalasi farmasi. b. Layanan unggulan Layanan unggulan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah sebagai berikut:

20 1) Rekontruksi sendi, panggul, lutut dan pemanjangan tulang (illizarov). 2) Pengembangan pelayanan ortopedi, traumatologi, dan rehabilitas medik pada anak (rekontruksi kelainan kongenital dan pencegahan kecacatan). 3) Bedah tulang replantasi anggota gerak (jari tangan dan rekontruksi kecacatan pada tangan). 4) Pusat pelayanan tulang belakang. Operasi unggulan yang sudah dikembangkan di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah sebagai berikut: 1) Adult Recontruction and Total Joint Replacement a) Total Hip Replacement b) Total Knee Replacement c) Total Ellbow Replacement d) Total Shoulder Replacement 2) Hand Surgery 3) Micro Surgery 4) Arthroscopic Surgery 5) Pediatric Reconstrution 6) Limb Lengthening Procedure illizarov 7) Scoliosis Surgery

21 B. Analisis dan Pembahasan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah salah satu instansi pelayanan jasa kesehatan bagi masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai badan usaha yang bergerak di sektor publik. Meskipun berstatus Badan Layanan Umum (BLU), Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dituntut untuk melaksanakan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat dalam rangka memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat dengan tetap menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan keefektifan. Salah satu bentuk keleluasaan tersebut adalah pihak rumah sakit diperbolehkan untuk memberikan piutang bagi pasien dalam jumlah tertentu. Klasifikasi piutang pasien Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta meliputi piutang perseorangan, piutang askes, piutang jamkesda (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta/PKMS), dan piutang Ikatan Kerja Sama (IKS). Penulis akan membahas salah satu sistem akuntansi piutang di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, yaitu piutang pasien dengan PKMS. PKMS diberikan oleh Pemerintah Kota Surakarta sebagai bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh masyarakat Surakarta terutama bagi masyarakat miskin. Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah menerapkan sistem akuntansi piutang PKMS terutama untuk pasien instalasi rawat inap, meskipun pelaksanaannya belum optimal. Berikut

22 ini sistem akuntansi piutang pasien rawat inap dengan PKMS yang dimiliki Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. 1. Fungsi yang Terkait Fungsi yang terkait dalam sistem akutansi piutang PKMS pasien instalasi rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta antara lain: a. Fungsi Pendaftaran Pasien Fungsi ini dijalankan oleh Bagian Pendaftaran, yang bertanggung jawab terhadap proses pendaftaran pasien baik pasien umum maupun jaminan, dan memberikan informasi mengenai pelayanan rumah sakit beserta tarifnya. Bagian Pendaftaran akan mengecek kelengkapan persyaratan, khususnya bagi pasien jaminan. Bagian ini juga membuat Formulir Pendaftaran, Rekam Medik dan Kartu Berobat. b. Fungsi Pelayanan dan Pencatatan Medis Fungsi Pelayanan dan Pencatatan Medis dilakukan sekaligus oleh Bagian Pelayanan Medis, yaitu Instalasi Penunjang Medis dan Instalasi Rawat Inap. Kedua instalasi tersebut bertanggung jawab terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien PKMS khususnya pasien rawat inap dan mengisi berkas Rekam Medik sebagai data sumber untuk melakukan penghitungan biaya perawatan. c. Fungsi Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana Fungsi ini bertugas melakukan pengecekan antara data pada berkas Rekam Medik dengan tarif rumah sakit. Setelah semua cocok, Bagian

23 Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana akan menghitung total biaya pasien, memberitahukan total biaya yang ditanggung pasien berupa Ringkasan Biaya Perawatan, menginput besarnya uang muka ke billing, mencetak Kuitansi Uang Muka, serta membuat Surat Klaim atas piutang yang akan diberikan kepada pihak Dinas Kesehatan Kota Surakarta sebagai proses penagihan piutang. d. Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi dijalankan oleh Sub Bag Akuntansi Manajemen dan Verifikasi dan Sub Bag Akuntansi Keuangan. Sub Bag Akuntansi Manajemen dan Verifikasi bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi terhadap dokumen yang akan menjadi sumber pencatatan oleh Bagian Akuntansi Keuangan. Bagian Akuntansi Keuangan bertugas melakukan penjurnalan terhadap setiap transaksi pasien, terutama pada kasus ini yaitu transaksi pengelolaan piutang. Bagian Akuntansi Keuangan membuat dan memperbarui Kartu Piutang, mempersiapkan Laporan Piutang, serta mengarsip Kartu Piutang sesuai pihak instansi yang menjamin pasien. 2. Dokumen yang Digunakan Berikut beberapa dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta:

24 a. Dokumen persyaratan Dokumen ini berisi Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), rujukan puskesmas asli, fotokopi Penduduk, Kartu Kontrol, Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda dan Kartu PKMS silver atau gold. Dokumen ini berfungsi sebagai persyaratan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan melalui jaminan PKMS dan untuk verifikasi keanggotaan pasien jaminan PKMS. b. Formulir Pendaftaran Formulir Pendaftaran berisi data pasien dan checklist kelengkapan yang menjadi persyaratan pendaftaran pasien. c. Kartu Berobat Kartu Berobat disiapkan oleh Bagian Pendaftaran setelah melalui proses pengecekan kelengkapan data pasien jaminan PKMS. Kartu Berobat akan digunakan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. d. Rekam Medik Dokumen ini berisi rincian-rincian tindakan yang diberikan pihak rumah sakit terhadap pasien yang dibuat oleh Instalasi Penunjang Medis dan Instalasi Rawat Inap. Dokumen Rekam Medik digunakan untuk melakukan penghitungan biaya perawatan yang harus ditanggung oleh pasien.

25 e. Ringkasan Biaya Perawatan Ringkasan Biaya Perawatan dihasilkan oleh Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana dengan mengecek kesesuaian antara Rekam Medik dengan tarif Rumah Sakit. f. Kuitansi Uang Muka Kuitansi Uang Muka digunakan untuk mengetahui berapa uang muka yang dibayarkan pasien rawat inap kepada rumah sakit dan untuk menghitung besarnya kekurangan biaya yang akan ditanggung oleh pihak penjamin. Kuitansi ini dibuat rangkap tiga, lembar pertama untuk pasien, lembar kedua untuk Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, dan lembar ketiga untuk Bagian Akuntansi. g. KuitansiPembayaran Kuitansi ini dihasilkan oleh Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana untuk dilakukan cek silang dengan berkas Rekam Medik. Kuitansi ini akan diberikan kepada pasien untuk dilakukan proses pembayaran ke Bank Mandiri dan diserahkan ke Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana disertai Bukti Pembayaran. Kuitansi ini dibuat rangkap tiga, lembar pertama untuk pasien, lembar kedua untuk Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, dan lembar ketiga untuk Bagian Akuntansi.

26 h. Bukti Pembayaran Dokumen ini dihasilkan oleh Bank Mandiri sebagai bukti bahwa pasien telah melakukan pembayaran yang besarnya sesuai dengan tagihan yang ditanggung oleh pasien itu sendiri. i. Surat Perjanjian Piutang Dokumen ini digunakan sebagai bukti tertulis mengenai adanya perjanjian piutang antara pihak rumah sakit dengan pihak ketiga (pihak penjamin). j. Formulir Pengajuan Klaim Dokumen ini berisi rincian-rincian tindakan yang sebelumnya sudah dibuat oleh petugas pihak ketiga (penjamin) sebagai proses untuk pengajuan klaim ke pihak penjamin. 3. Catatan yang Digunakan Sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan catatan sebagai berikut: a. Kartu Piutang Kartu piutang merupakan pencatatan terhadap mutasi piutang pasien untuk mengetahui saldo akhir piutang setiap saat. Kartu Piutang akan selalu diperbarui oleh Bagian Akuntansi Keuangan jika ada transaksi yang mempengaruhi saldonya. Kartu piutang dijadikan dasar pembuatan daftar umur piutang.

27 b. Buku Jurnal Buku jurnal terdiri dari buku jurnal umum dan jurnal khusus. Buku jurnal digunakan sebagai berkas pencatatan atas transaksi rumah sakit terutama terkait pasien rawat inap. Buku jurnal dibuat oleh Bagian Akuntansi Keuangan berdasarkan dokumen (bukti) transaksi yang diperoleh dari bagian sebelumnya. c. Buku Besar Piutang Buku besar piutang digunakan untuk mengakumulasikan transaksi yang telah dicatat di jurnal yang melibatkan akun piutang. Buku besar melibatkan akun pendapatan setalah adanya pencairan dana piutang atas klaim. Buku besar melibatkan akun beban piutang tak tertagih jika ada pengakuan terhadap piutang yang tidak dapat ditagih. Buku besar dibuat oleh Bagian Akuntansi Keuangan setelah melakukan pencatatan jurnal. d. Laporan Piutang Laporan piutang merupakan keluaran dari sistem akuntansi piutang. Laporan piutang dibuat secara berkala untuk memberitahukan saldo piutang secara rinci pada periode tertentu dan berbentuk hasil cetak komputer. Data yang digunakan untuk membuat laporan piutang adalah kartu piutang yang disusun berdasarkan nama pasien (untuk pasien umum) atau pihak penjamin (untuk pasien jaminan), nomor rekam medik, dan nominal tagihan piutang. Laporan piutang yang dihasilkan akan digunakan oleh manajemen dalam mengambil

28 keputusan mengenai mutu pelayanan yang diperlukan oleh pasien jaminan PKMS. e. Buku Rekap Harian Buku ini berisi rekapan data pelayanan medis yang dilakukan selama satu hari oleh Bagian Pelayanan dan Pencatatan Medis. 4. Jaringan Prosedur Prosedur sistem akutansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Prosedur Pendaftaran Pasien Petugas Bagian Pendaftaran menerima pasien rawat inap dan memberikan informasi mengenai pelayanan rumah sakit beserta tarifnya. Petugas mengecek kelengkapan persyaratan untuk pasien jaminan, syarat-syarat jaminan dibuat rangkap tiga. Petugas mencatat data pasien rawat inap pada Formulir Pendaftaran dan mengisi lembar Rekam Medik. Setelah urusan pendaftaran selesai, petugas memberikan Kartu Berobat kepada pasien dan mengantar pasien serta membawa Rekam Medik menuju Bagian Pelayanan Medis. Petugas menyimpan Formulir Pendaftaran yang diarsip berdasar tanggal. b. Prosedur Pelayanan dan Pencatatan Medis Bagian Pelayanan dan Pencatatan Medis dibagi menjadi dua, yaitu Instalasi Penunjang Medis dan Instalasi Rawat Inap. Instalasi Penunjang Medis terdiri atas Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi

29 Radiologi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Farmasi, Instalasi Anestesi dan Reanimasi, serta Instalasi Bank Darah. Petugas Instalasi Penunjang Medis akan mengisi tindakan yang diberikan kepada pasien untuk kemudian dilaporkan kepada petugas Instalasi Rawat Inap. Petugas Instalasi Rawat Inap juga sebagai Bagian Pencatatan Medis melengkapi berkas Rekam Medik dengan mengisi seluruh tindakan yang diberikan kepada pasien terutama yang berhubungan dengan biaya perawatan. Bagian ini juga merekap pelayanan medis pada Buku Rekap Harian. c. Prosedur Pembuatan Tagihan Pasien Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana menerima dan memverifikasi berkas Rekam Medik dari bangsal. Petugas menginput nomor Rekam Medik di SIRS dan memverifikasi apakah berkas Rekam Medik sudah sesuai dengan billing SIRS. Petugas Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana mempersiapkan Ringkasan Biaya Perawatan untuk diisi dengan melakukan cek silang sesuai dengan tindakan yang tertera dalam berkas Rekam Medik. Ringkasan Biaya Perawatan dibuat rangkap lima yang akan didistribusikan sebagai berikut: 1) Lembar putih untuk pasien 2) Lembar biru untuk diarsipkan menurut tanggal 3) Lembar kuning untuk Bagian Akuntansi 4) Lembar hijau untuk Bank Mandiri

30 5) Lembar merah untuk poliklinik Jika sudah cocok, petugas memberikan Surat Keterangan Boleh Pulang kepada pasien. Kemudian, petugas Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana akan menghitung total biaya pasien, memberitahukan total biaya yang ditanggung pasien, dan menanyakan mengenai pembayaran uang muka ke pihak pasien. Petugas membuat Kuitansi Pembayaran ke Bank Mandiri dan menyerahkannya ke pihak pasien. Kuitansi Pembayaran dibuat rangkap tiga: 1) Lembar pertama diserahkan kepada pasien, 2) Lembar kedua diarsip oleh Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, 3) Lembar ketiga diserahkan kepada Bagian Akuntansi. Setelah pasien menyerahkan tanda bukti pembayaran dari Bank Mandiri dan berkas-berkas biaya ke petugas, petugas Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana akan menginput besarnya uang muka ke billing, mencetak Kuitansi Uang Muka, dan menandatangani serta menstempel kuitansi tersebut. Kuitansi dibuat rangkap tiga yang akan didistribusikan bersama kuitansi pembayaran sebagai berikut: (1) Lembar pertama diserahkan kepada pasien, (2) Lembar kedua diarsip oleh Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, (3) Lembar ketiga diserahkan kepada Bagian Akuntansi.

31 Petugas membuat Surat Penagihan ke I, II, III dengan selang waktu satu bulan. Pembayaran piutang pasien tersebut disetorkan melalui Rekening Bendahara Penerima. d. Prosedur Piutang PKMS Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana menyiapkan Ringkasan Biaya Perawatan, Kuitansi Uang Muka, serta Kuitansi Pembayaran pasien untuk diverifikasi dan dibuatkan Formulir Pengajuan Klaim. Kemudian Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana menerima balasan atas terkirimnya Formulir Pengajuan Klaim tersebut dan menunggu keputusan dari Dinas Kesehatan kota Surakarta atas tagihan piutang. Untuk piutang macet dari pihak penjamin, petugas Bagian Akuntansi Keuanganakan membuat laporan piutang macet ke Direktur Utama tiap semester. Direktur Utama melaporkan piutang macet ke Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik dan menyerahkan piutang tersebut ke KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Surakarta yang tembusannya disampaikan ke Direktorat Jenderal Bina Pelayanan. e. Prosedur Pencatatan Piutang Ringkasan Biaya Perawatan, Kuitansi Pembayaran, dan Kuitansi Uang Muka akan menjadi dokumen sumber bagi Bagian Akuntansi untuk melakukan penjurnalan ke dalam aplikasi software akuntansi. Namun sebelum dilakukan pembukuan, bukti transaksi tersebut diverifikasi

32 terlebih dahulu oleh Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi. Setelah melakukan penjurnalan, Bagian Akuntansi akan melakukan posting pada buku besar, membuat Kartu Piutang Pasien, Laporan Piutang, dan mengarsip Kartu Piutang berdasarkan pihak instansi yang menjamin. 5. Laporan kepada manajemen Produk suatu sistem informasi adalah keluaran yang berupa informasi yang bermutu dan dokumen untuk semua tingkat manajemen dan semua pemakai informasi, baik pemakai intern maupun pemakai luar organisasi. Keluaran sistem akuntansi piutang yang akan diberikan kepada pihak manajemen berupa kartu piutang dan laporan pernyataan piutang. Mutu yang harus melekat dalam keluaran sistem informasi adalah ketelitian, ketepatan waktu, dan relevansi.keluaran sistem akuntansi berupa hasil cetak mesin komputer. Informasi yang dihasilkan akan digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan mengenai mutu pelayanan yang diperlukan oleh pelanggan. Informasi yang diperlukan oleh manajemen adalah: 4. Saldo piutang pada saat periode tertentu yang di lihat pada laporan piutang. 5. Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap pasien.

33 6. Umur piutang dari pasien pada saat periode tertentu, untuk mengetahui batas pelunasan piutang tersebut agar tidak terjadi keterlambatan pelunasan piutang dari pihak penjamin. 6. Analisis Sistem Akutansi Piutang PKMS Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Dalam bagian ini akan dijelaskan tentang analisis sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Analisis sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tersebut akan di analisis untuk menemukan kelebihan dan kelemahan dari sistem akuntansi piutang yang diterapkan untuk menjadikan sistem tersebut menjadi lebih baik. Obyek-obyek dari system yang dianalisis meliputi fungsi yang terkait, dokumen dan catatan yang digunakan, jaringan prosedur, laporan kepada manajemen dan elemen sistempengendalian intern. a) Analisis terhadap fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi piutang adalah sebagai berikut. Sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakartamelibatkan empat fungsi, yaitu Fungsi Pendaftaran, Fungsi Pelayanan dan Pencatatan Medik, Fungsi Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, dan Fungsi Akuntansi. Fungsi-fungsi tersebut menjalankan lima prosedur yang berbeda. Fungsi-fungsi tersebut telah terkoordinasi dengan baik, sehingga

34 pengelolaan piutang serta pelayanan terhadap pasien dapat berjalan dengan baik. Bagian-bagian yang melaksanakan fungsi telah menggunakan sistem komputer sebagai alat bantu dalam mengelola data yang diperoleh. b) Analisis terhadap dokumen dan catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang adalah sebagai berikut. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah bernomor urut tercetak, dan di buat rangkap lebih dari satu, sehingga pengelolaan piutang dapat terkendali oleh beberapa fungsi yang terkait. Dokumen yang digunakan mudah dipahami karena bentuk dan keterangannya yang lengkap. Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah dibentuk dengan pola yang lengkap sehingga mudah dipahami oleh karyawan yang membuat dan pihak yang membutuhkan. Catatan akuntansi yang dibuat menggunakan sistem pencatatan komputer, sehingga kemungkinan kesalahan pencatatan dapat dihindari. c) Analisis terhadap prosedur sistem akuntansi piutang dalam adalah sebagai berikut. Keseluruhan prosedur yang dibentuk telah dapat memberikan pelayanan terhadap pasien secara optimal serta dapat memudahkan dalam mengelola dan mengatur pengendalian intern pada piutang.

35 Semua prosedur yang diterapkan telah terkoordinasi dengan baik, masing-masing bagian dapat memahami apa yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. d) Analisis terhadap laporan kepada pihak manajemen dalam sistem akuntansi piutang adalah sebagai berikut. Informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam sistem akuntansi piutang adalah: 1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap pasien. Saldo piutang pasien yang terdapat pada laporan piutang pasien jaminan PKMS diperoleh dari data yang ada pada kartu piutang. 2. Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap pasien. Riwayat pelunasan piutang pasien jaminan dibuat oleh bagian akuntansi keuangan dengan melakukan perhitungan rekonsiliasi bukti pembayaran dan dilakukan pencatatan dengan sistem komputerisasi. Pencatatan dilakukan setelah memperoleh pelunasan dari pihak penjamin. 3. Umur piutang kepada setiap pasien pada saat tertentu. Umur piutang pasien jaminan PKMS dari proses adanya piutang sampai pelunasan piutang berjangka waktu dari 30 sampai 60 hari. Umur piutang pasien tidak begitu diperhatikan dalam sistem akuntansi piutang di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, karena berdasarkan hasil wawancara dengan bagian akuntansi keuangan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

36 Surakarta, diketahui bahwa lama pembayaran piutang pasien cenderung melampaui kesepakatan lama pembayaran yang tertuang dalam kontrak kerjasama antara rumah sakit dengan pihak instansi yang menjamin dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Kurangnya sikap pro aktif dari Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana untuk melakukan penagihan kepada Dinas Kesehatan Kota Surakarta untuk pembayaran biaya perawatan pasien jaminan. Pembayaran piutang cenderung melampaui kesepakatan lama pembayaran yang tertuang dalam kontrak kerjasama antara rumah sakit dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang menjamin, bahkan ada beberapa piutang macet yang harus diserahkan penanganannya kepada KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Surakarta. Informasi yang diberikan kepada pihak manajemen telah cukup jelas dan rinci. Pembuatan kartu piutang dan laporan piutang yang dibuat urut berdasarkan data pasien dan nomor rekam medik, juga pemisahan laporan antara piutang pasien umum dengan piutang pasien jaminan khusus telah mempermudah pihak manajemen dalam menganalisa data piutang pasien. Hal ini akan mempermudah pihak manajemen dalam pengambilan keputusan terhadap pengelolaan sistem akuntansi piutang dan peningkatan mutu pelayanan pasien di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

37 e) Analisis terhadap elemen sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi piutang adalah sebagai berikut. Elemen pengendalian intern tersebut meliputi: 1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Pemisahan tanggung jawab fungsional dalam suatu organisasi harus ditetapkan secara tegas, hal ini berarti bahwa pelaksana fungsi tertentu dalam organisasi harus dilakukan oleh orang yang terpisah dan tidak ada rangkap fungsi atau jabatan yang dilakukan oleh satu orang. Sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakartamelibatkan empat fungsi, yaitu Fungsi Pendaftaran, Fungsi Pelayanan dan Pencatatan Medik, Fungsi Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, dan Fungsi Akuntansi. Keempat fungsi tersebut memiliki tugas yang berbeda dan tidak saling merangkap satu sama lain, sehingga setiap fungsi menjalankan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. Untuk urusan pendaftaran pasien sampai dengan pasien dinyatakan telah teregistrasi di rumah sakit menjadi kewenangan Fungsi Pendaftaran. Kegiatan pelayanan dilakukan oleh Fungsi Pelayanan Medis yang terdiri atas Instalasi Penunjang Medis dan Instalasi Rawat Inap. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, urusan administrasi pasien akan diselesaikan oleh Fungsi Perbendaharaan

38 dan Mobilisasi Dana. Kegiatan pencatatan transaksi piutang antara rumah sakit dengan pihak penjamin pasien PKMS (Dinas Kesehatan Kota Surakarta) ditangani oleh Fungsi Akuntansi mulai dari pembuatan jurnal hingga laporan keuangan. 2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang melindungi kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Sistem wewenang menunjukkan bahwa setiap kegiatan dalam organisasi dijalankan atas sepengetahuan pejabat yang diberikan wewenang khusus untuk menyetujui, mengesahkan, dan mengotorisasi. Pejabat yang berwenang akan dimintai tanggung jawab atas kegiatan yang menjadi lingkup wewenangnya, sehingga unit-unit yang berada di bawahnya harus mendapatkan otorisasi untuk setiap kegiatan yang dijalankan. Sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta juga menerapkan sistem otorisasi dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa prosedur seperti: (1) Bagian Pelayanan Medis tidak akan menangani pasien tanpa adanya pengesahan oleh Bagian Pendaftaran terkait dokumen pasien rawat inap yang menggunakan jaminan PKMS. Sebelum pasien teregistrasi, kelengkapan persyaratan harus dipenuhi terutama dokumen yang terkait dengan penjaminan piutang pasien seperti Kartu PKMS.

39 (2) Bagian Akuntansi Keuangan akan melakukan pencatatan transaksi pembayaran uang muka setelah Kuitaansi Pembayaran disahkan oleh Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana. (3) Bagian Akuntansi Keuangan melakukan perjurnalan terhadap transaksi yang mempengaruhi piutang pasien PKMS setelah dokumen sumber (bukti transaksi) diverifikasi oleh Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi. Pencatatan yang diterapkan dalam sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari: (1) Bagian Pelayanan dan Pencatatan Medis akan membuat Buku Rekap Harian untuk merekap pelayanan medis yang dilakukan selama satu hari. (2) Buku jurnal dan buku besar yang selalu dibuat oleh Bagian Akuntansi setiap ada transaksi terutama yang mempengaruhi saldo piutang PKMS pasien rawat inap. (3) Kartu piutang selalu diperbarui setiap ada transaksi yang mempengaruhi saldo piutang PKMS pasien rawat inap dan diarsip secara terpisah dari kartu piutang pasien umum untuk mempermudah pengecekan saldo piutang. (4) Secara berkala, Bagian Akuntansi akan membuat laporan piutang PKMS pasien rawat inap.

40 3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional, sistem wewenang, dan prosedur pencatatan dapat berjalan dengan baik jika ada cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya, diantaranya: (1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak. Setiap prosedur dalam sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap menggunakan formulir atau dokumen yang bernomor urut tercetak. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak ini sebagai bentuk pengendalian adanya penyalahgunaan formulir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. (2) Setiap transaksi tidak boleh dilakukan oleh satu orang atau fungsi organisasi dalam setiap tahapannya. Sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap meliputi lima prosedur, yaitu pendaftaran pasien, pelayanan dan pencatatan medis, pembuatan tagihan pasien, piutang PKMS dan pencatatan piutang. Lima prosedur terbut dijalankan oleh empat fungsi berbeda, yaitu Fungsi Pendaftaran, Fungsi Pelayanan dan Pencatatan Medik, Fungsi Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, dan Fungsi Akuntansi. Setiap fungsi memiliki kewenangan dan tanggung jawab sendiri. Pekerjaan mereka tidak saling tumpang tindih (overlap) karena pembagian tugasnya disesuaikan dengan

41 job description masing-masing yang tertera pada stuktur organisasi perusahaan. Pemisahan tugas dan tanggung jawab tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan untuk kepentingan pribadi dan menghindari adanya persekongkolan antar karyawan karena setiap pekerjaan yang selesai di satu unit kerja akan diteruskan dan berlanjut ke unit kerja yang lain, sehingga secara otomatis ada pengecekan oleh unit kerja setelahnya terhadap unit kerja sebelumnya. (3) Pemeriksaan mendadak (surprise audit) Kepala bagian yang terkait dengan sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap melaksanakan pemeriksaan mendadak ke ruang kerja masing-masing bagian tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada karyawan yang akan diperiksa dan jadwalnya tidak teratur. (4) Perputaran jabatan untuk menjaga independensi pejabat dan menghindari persekongkolan. Setiap fungsi yang ada di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta terutama yang terkait dengan sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap dijalankan oleh karyawan yang berusia kurang lebih dari 40 tahun dengan masa kerja rata-rata lebih dari 20 tahun. Karyawan tersebut menjabat pada fungsi yang sama dari awal bekerja hingga sekarang. Hal ini dikarenakan tidak adanya kebijakan rotasi karyawan secara

42 berkala yang diterapkan oleh Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. (5) Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek keefektifan unsur-unsur sistem pengendalian intern yang baik. Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta memiliki unit Satuan Pengawas Intern (SPI) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Unit ini tidak menjalankan kegiatan operasional, namun berfokus pada keefektifan unsurunsur sistem pengendalian intern sehingga kekayaan perusahaan terjamin keamanannya dan data akuntansi terjamin ketelitian dan keandalannya. 4) Karyawan yang kompeten sesuai dengan tanggung jawabnya. Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mensyaratkan bagi pegawai yang terlibat dalam sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap untuk mengetahui prosedur mulai dari pasien mendaftar sampai dengan pasien keluar dari rumah sakit dan penanganan apabila masih ada piutang terhadap rumah sakit. Pegawai juga diwajibkan mengikuti pelatihan guna meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang kerja masing-masing.

43 7. Flowchart Sistem Akuntansi Piutang PKMS Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Bagian Pendaftaran Mulai Menanyakan identitas pasien, memberikan informasi pelayanan rumah sakit beserta tarifnya, mengecek kelengkapan persyaratan pasien PKMS, serta menyiapkan dokumen RM FP KB Mengisi identitas pasien pada Formulir Pendaftaran, Rekam Medik dan Kartu Berobat, dan mengantar pasien ke poliklinik RM FP KB Pasien 1 FP KB RM : Formulir Pendaftaran : Kartu Berobat : Rekam Medik D

44 Bagian Pelayanan dan Pencatatan Medis 1 1 Rekam Medik Merekap pelayanan medis Memberikan pelayanan medis dan mengisi Rekam Rekam Medik Rekam Medik 2 Buku Rekap Harian 1

45 Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana 2 2 Rekam Medik RBP 2 Menginput nomor Rekam Medik Menghitung total biaya pasien dan mencetak Kuitansi Pembayaran Rekam Medik KP Kuitansi 3 KP Pembayaran 2 KP 1 RBP 2 Melakukan cek silang sesuai tindakan yang tertera di Rekam Medik 3 Pasien RBP 5 RBP 4 RBP 3 RBP 2 RBP 1 SKBP 3 Bank Mandiri Poliklinik 2 Pasien KP : Kuitansi Pembayaran RBP : Ringkasan Biaya Perawatan SKBP : Surat Keterangan Boleh Pulang

46 Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana Pasien 3 4 KP 3 KP 2 KP 1 RBP KUM 2 KP 2 Menginput besarnya uang muka ke billing Melakukan verifikasi data dan membuat FPK KUM 3 KUM 2 KUM 1 KP 3 KP 2 FPK Dinas Kesehatan Kota Surakarta KP 1 5 Pasien 4 KP : Kuitansi Pembayaran KUM : Kuitansi Uang Muka FPK : Formulir Pengajuan Klaim RBP : Ringkasan Biaya Perawatan

47 Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi 3 5 RBP KUM 3 KP 3 Memverifikasi data KUM 3 KP 3 RBP 6 KP : Kuitansi Pembayaran KUM : Kuitansi Uang Muka RBP : Ringkasan Biaya Perawatan

48 Bagian Akuntansi Keuangan 6 KUM 3 KP 3 RBP MS EXCEL Memasukkan data (penjurnalan) Buku Jurnal Buku Besar Piutang Kartu Piutang Laporan Piutang KP : Kuitansi Pembayaran KUM : Kuitansi Uang Muka Selesai RBP : Ringkasan Biaya Perawatan

49 C. Temuan Hasil analisis penulis terhadap sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut ini kelebihan dan kelemahan sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta: a. Kelebihan sistem akuntansi piutang yang diterapkan 1) Adanya pemisahan fungsi yang jelas dalam sistem akuntansi piutang pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Sistem sistem akuntansi piutang pasien rawat inap melibatkan empat fungsi yang memiliki tugas yang berbeda dan tidak saling merangkap satu sama lain, sehingga setiap fungsi menjalankan kewenangan dan tanggung jawab masing-masing. Pemisahan tugas dan tanggung jawab tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan untuk kepentingan pribadi dan menghindari adanya persekongkolan antarkaryawan karena setiap pekerjaan yang selesai di satu unit kerja akan diteruskan dan berlanjut ke unit kerja yang lain, sehingga secara otomatis ada pengecekan oleh unit kerja setelahnya terhadap unit kerja sebelumnya. 2) Sistem akuntansi piutang pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menerapkan sistem otorisasi yang cukup baik. Hal ini menjamin bahwa setiap

50 kegiatan yang dilaksanakan harus sepengetahuan pejabat yang berwenang untuk menyetujui, mengesahkan, dan mengotorisasi. Pejabat yang berwenang juga akan dimintai tanggung jawab atas kegiatan yang menjadi lingkup wewenangnya. 3) Pencatatan yang dilakukan oleh setiap fungsi yang terlibat dalam sistem akuntansi piutang pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dilakukan secara rinci dan teratur sehingga mempermudah pencarian informasi. 4) Setiap prosedur dalam sistem akuntansi piutang pasien rawat inap di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menggunakan formulir atau dokumen yang bernomor urut tercetak sebagai bentuk pengendalian adanya penyalahgunaan formulir oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 5) Kepala bagian yang terkait dengan sistem akuntansi piutang PKMS pasien rawat inap melaksanakan pemeriksaan mendadak terhadap satuan kerja di bawahnya. 6) Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mensyaratkan pegawai yang terlibat dalam sistem mengetahui prosedur pengadaan dan substansi pekerjaan yang dilakukan. Pegawai juga diwajibkan mengikuti pelatihan guna meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang kerja masing-masing. 7) Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah menerapkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada sistem

51 akuntansi piutang. SIRS memudahkan pengecekan dokumen oleh fungsi-fungsi yang terlibat dalam sistem. 8) Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta memiliki unit Satuan Pengawas Intern (SPI) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama terhadap pada keefektifan unsur-unsur sistem pengendalian intern. 9) Laporan kepada pihak manajemen yang cukup rinci dan jelas. Pembuatan kartu piutang dan laporan piutang yang dibuat urut berdasarkan data pasien dan nomor rekam medik, juga pemisahan laporan antara piutang pasien umum dengan piutang pasien jaminan khusus telah mempermudah pihak manajemen dalam menganalisa data piutang pasien. Hal ini akan mempermudah pihak manajemen dalam pengambilan keputusan terhadap pengelolaan sistem akuntansi piutang dan peningkatan mutu pelayanan pasien di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. b. Kelemahan sistem akuntansi piutang yang diterapkan 1) Proses perhitungan biaya pasien rawat inap dilakukan pada saat pasien akan meninggalkan rumah sakit, sehingga tidak efisien karena membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini berdampak pada proses pengajuan klaim yang juga harus menunggu proses perhitungan biaya selesai.

52 2) Tidak adanya pemberitahuan mengenai pengiriman uang klaim dari pihak penjamin dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Surakarta ke pihak Rumah Sakit Ortopedi. 3) Umur piutang pasien tidak begitu diperhatikan dalam sistem akuntansi piutang di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, karena diketahui bahwa lama pembayaran piutang pasien cenderung melampaui kesepakatan lama pembayaran yang tertuang dalam kontrak kerjasama antara rumah sakit dengan pihak instansi yang menjamin dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Surakarta. 4) Kurangnya sikap pro aktif dari Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana untuk melakukan penagihan kepada Dinas Kesehatan Kota Surakarta untuk pembayaran biaya perawatan pasien jaminan. Pembayaran piutang cenderung melampaui kesepakatan lama pembayaran yang tertuang dalam kontrak kerjasama antara rumah sakit dengan Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang menjamin, bahkan ada beberapa piutang macet yang harus diserahkan penanganannya kepada KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang) Surakarta. 5) Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tidak menerapkan kebijakan rotasi karyawan secara berkala.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Rumah Sakit Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. pertama pada tahun 1945 sampai 1971 (www.rso.go.id).

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Rumah Sakit Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. pertama pada tahun 1945 sampai 1971 (www.rso.go.id). BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Rumah Sakit Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Prof. Dr. R. Soeharso sebagai pendiri sekaligus menjadi Direktur pertama pada tahun 1945

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta 54 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Prof.Dr.R.Soeharso merupakan pendiri sekaligus menjadi Direktur pertama

Lebih terperinci

BAB III ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB III ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Prof.Dr.R.Soeharso sebagai pendiri sekaligus menjadi direktur pertama pada tahun 1945

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI 29 BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI A. Deskripsi Rumah Sakit Ortopedi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional Pelayanan Ortopedi dengan terakreditasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Rumah Sakit Bina Kasih Rumah Sakit Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005, yang sudah 8 tahun berdiri dan diresmikan oleh Dr. Hj. Linda Wardani.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. pertama (1945 s/d 1971) merintis dari tahun 1946 s/d 1971.

BAB IV HASIL. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. pertama (1945 s/d 1971) merintis dari tahun 1946 s/d 1971. BAB IV HASIL A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta Prof. Dr. R. Soeharso sebagai pendiri sekaligus menjadi Direktur pertama (1945 s/d 1971) merintis dari tahun 1946 s/d 1971.

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur. pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul:

BAB IV HASIL PENELITIAN. Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur. pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengeluaran Kas Berikut ini pembahasan dari penelitian penulis mengenai prosedur pengeluaran kas di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul: 1. Bagian yang terkait dan diskripsi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Perubahan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pertama pada tahun 1945 sampai dengan Dimulai dengan merintis pada

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pertama pada tahun 1945 sampai dengan Dimulai dengan merintis pada digilib.uns.ac.id BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Prof. Dr. R. Soeharso adalah pendiri yang pada saat itu menjadi direktur pertama pada tahun 1945

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN, SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT JIWA MENUR PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 6 TAHUN 1996 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 54 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA RUMAH SAKIT UMUM dr. SLAMET KABUPATEN

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PRATAMA

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan atau sering disingkat RSUPM beralamat di Jl. Prof. HM Yamin SH No. 47 Medan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2007 NOMOR 16 SERI D PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RSUD DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 103 TAHUN 2013 103 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. SOEKANDAR KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT PARU RESPIRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian penting dari suatu sistem kesehatan, karena rumah sakit menyediakan pelayanan kuratif komplek, pelayanan gawat darurat, berfungsi sebagai pusat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 1996 Seri D ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTAMADYA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Secara singkat perkembangan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru sejak tahun 1950 sampai dengan tahun 2010

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30. p TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

Uraian Tugas Rumah Sakit

Uraian Tugas Rumah Sakit Uraian Tugas Rumah Sakit Direktur (1) Direktur mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijaksanaan, membina, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas pelayanan rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan A. SEJARAH Rumah Sakit Daerah Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di wilayah Kabupaten Bandung yang berdiri pada tahun 1996

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013 PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penilaian sistem, dalam hal ini peneliti melakukan analisis terhadap interaksi yang terjadi pada input-proses-output yang terjadi untuk

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DIREKTUR, WAKIL DIREKTUR, BIDANG, BAGIAN, SEKSI DAN SUB BAGIAN Dl RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDONO MADIUN PROVINSI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. MOHAMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO Menimbang : Mengingat : 1.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT KUSTA

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT KUSTA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA RUMAH SAKIT KUSTA PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN,YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi

TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi EVALUASI PROSEDUR PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN ALAT KESEHATAN/BAHAN PAKAI HABIS MEDIS DI GUDANG FARMASI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagai

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI PADA

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia, sehingga mendorong untuk segera menyediakan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala. Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. ObyekPenelitian Nama :Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Slogan Perusahaan :Melayani dengan Ramah, Sabar, Kasih, Sayang Alamat :Jl.Dr. Sitanala No.99 Tangerang 15001 Telp :(021)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BESUKI TIPE D KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 );

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 ); PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB II RSUP H. ADAM MALIK MEDAN BAB II RSUP H. ADAM MALIK MEDAN A. Sejarah Singkat Rumah sakit Umum Pusat H. Adam Malik RSUP H. Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK. Menkes no.335/ Menkes / Sk / VII dan sebagai rumah

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA LHOKSEUMAWE

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR

PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 NOMOR 2 SERI E PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Menimbang Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum RSAB Harapan Kita 3.1.1 Sejarah RSAB Harapan Kita Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita pada awal berdirinya memiliki nama Rumah Sakit Anak

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT =========================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI BAB II RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI A. Sejarah Ringkas Rumah sakit Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1 di Kota Tebing Tinggi pada tahun 1958,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, a. Bahwa uraian tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN TIDAK MAMPU DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TONGAS KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANYABUNGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten 36 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan KPRI Guyub Rukun Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II PROSEDUR PEMBELIAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PEMAKAIAN OBAT/ALAT KESEHATAN

BAB II PROSEDUR PEMBELIAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PEMAKAIAN OBAT/ALAT KESEHATAN BAB II PROSEDUR PEMBELIAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PENYIMPANAN OBAT/ALAT KESEHATAN, PROSEDUR PEMAKAIAN OBAT/ALAT KESEHATAN Sebelum membahas tentang prosedur terlebih dahulu dibahas tentang Sistem

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG 1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAERAH (JAMKESMASDA) KABUPATEN SITUBONDO PROGRAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci