Bab V. Penutup. Pada bagian penutup akan disajikan tiga hal. Pertama, manfaat dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab V. Penutup. Pada bagian penutup akan disajikan tiga hal. Pertama, manfaat dari"

Transkripsi

1 138 Bab V Penutup Pada bagian penutup akan disajikan tiga hal. Pertama, manfaat dari koordinasi antar pemangku kepentingan yang solid, sinergis dan dalam kesatuan visi diplomasi pertahanan akan memperkokoh peran serta Indonesia dalam pengiriman pasukan pemeliharaan perdamaian sehingga meningkatkan kepercayaan dunia internasional dan apresiasi yang sangat positif bagi citra Indonesia di mata dunia internasional. Kedua, berupa rekomendasi bagi penyiapan pengiriman TNI pada tugas pemeliharaan perdamaian yang memampukan TNI tampil profesional, sanggup bekerja sama dalam yang lebih luas dan berskala internasional sehingga mampu meningkatkan citra TNI di mata dunia. 5.1 Manfaat Koordinasi dalam Kesatuan Visi Diplomasi Pertahanan Pertama, koordinasi para pemangku kepentingan utama dalam pemerintahan RI mulai dari Presiden, Kemenlu, PTRI, Kemenhan, Mabes TNI, dan PMPP TNI melaksanakan strategi diplomasi pertahanan sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing. Pelibatan pengiriman pasukan pemeliharaan perdamaian ke Lebanon ( ) telah menjadi pembuka jalan bagi kebijakan politik luar negeri dalam rangka upaya perdamaian dunia sekaligus mewaspadai terjadinya perang akibat dinamika kekuatan yang bergeser dalam struktur internasional. Sikap pemerintah Indonesia sudah cukup

2 139 jeli dalam mengembangkan kebijakan luar negeri dan strategi pertahanannya ke arah yang lebih emansipatoris, tetapi juga humanis. Letak emansipatoris pada akhirnya adalah perjuangan untuk memampukan TNI sebagai pelaksana taktis sebagai bagian dari rakyat dan komponen inti pertahanan negara untuk ikut serta bermain dalam tatanan regional dan internasional demi kepentingan nasional. Maka disamping menggelar kekuatan soft power yang tampak dari kemajuan penampilan TNI yang semakin profesional dalam tugas misi perdamaian yang bersifat multidimensi, kiranya pelaksanaan pengiriman pasukan pemeliharaan perdamaian itu dilanjutkan dengan penyiapan tahap bina damai (peace building) yang dilaksanakan pula oleh kompenen bangsa yang lain seperti oleh Polri dan kalangan sipil. Terbukanya jalur-jalur diplomasi total secara signifkan dan ekskalatif dengan melibatkan kekuatan ekonomi nasional tanpa hambatan yang berisfat birokratis karena koordinasi antar pemangku kepentingan yang semakin solid tentunya akan menciptakan peluang baru yang lebih luas untuk menempatkan kepentingan bangsa Indonesia terhormat di mata pergaulan dengan masyarakat internasional. Jadi, meskipun sebagai negara berkembang Indonesia tidak bisa menjadi pemain utama dalam struktur internasional, Indonesia tidak belaku inferior dan tetap tampil prima bahkan memukau dalam forum regional sebagai kekuatan penyeimbang di kawasan Asia Timur, termasuk keterwakilannya sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan negara yang berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. Maka pemerintah Indonesia

3 140 sudah saatnya mengakomodasi aspek pertahanan ke dalam diplomasi luar negerinya dalam bentuk diplomasi pertahanan. Kedua, diplomasi pertahanan yang mengemuka semenjak UU No. 37 Tahun 1999 membuka kesempatan bagi Presiden untuk memperhatikan saran Menlu. Kredibilitas Menlu yang dilaksanakan oleh staf di bawah Menlu dalam hal pengiriman pasukan pemeliharaan perdamaian haruslah kredibel dan tidak semata hanya melihat dari satu aspek pandangan politik saja, melainkan juga mesti mendapat masukan pihak Panglima/Mabes TNI mengenai kemampuan tentara serta konfigurasi pasukan yang akan ditugaskan di suatu wilayah konflik sesuai dengan kriteria DPKO. Direktorat KIPS di bawah Kemlu segera mempersiapkan Tim Kerja yang mengsinergikan koordinasi antar pemangku kepentingan dan pekerjaan tersebtu dapat diselesaikan dalam masa 6 tahun ( ) sejak Presiden menginstruksikan embrionalnya. Tim inilah (TKMPP) yang menjadi perangkat pembantu Menlu sehingga Menlu mampu memberikan saran kepada Presiden secara komprehensif apabila ada tawaran DPKO terhadap permintaan personel atau pasukan di daerah konflik. Ketiga, keberhasilan Indonesia ikut serta dalam misi PBB untuk menggelar operasi pemeliharaan perdamaian sangat ditentukan oleh keberhasilan lobby yang dilakukan Penmil di PTRI New York. Dengan adanya mekanisme dan koordinasi yang cepat dan tepat untuk menjawab permintaan UNDPKO akan membuka peluang bagi realisasi penyiapan pasukan Indonesia melaksanakan tugas misi ke daerah konflik.

4 141 Sebaliknya, jika permintaan UN DPKO dijawab tetapi implementasinya penyiapan pasukan memakan waktu yang lama akan sangat cemarlah nama Indonesia di muka dunia internasional. Manfaat Penmil sebagai ujung tombak diplomasi pertahanan di tingkat internasional juga menjadi negosiator bagi negara atau kelompok faksi yang bertikai untuk bersedia menerima Indonesia sebagai salah satu mediator sebagai peaacekeepers. Oleh karena itu aktor yang mengawaki Penmil perlu digarap secara seksama dengan pola rekruitmen yang handal agar semakin meningkat kemampuannya dalam melakukan lobby dan terobosan yang meyakinkan pada pihak PBB, negara yang bertikai dan pihak pemangku kepentingan di Indonesia sendiri dengan kemampuan dan penguasaan diplomasi pertahanan secara komprehensif. Penmil sungguh memainkan peran penting dalam berdiplomasi dengan unsur-unsur pimpinan DPKO dan wakil negara-negara sahabat di PBB sambil melaksanakan koordinasi ke dalam dengan Kemlu, Kemhan dan Mabes TNI dan melaksanakan up date data atas kesiapan kondisi dan kemampuan personel TNI sehingga sesuai dengan kriteria mandat yang diminta PBB. Keberhasilan Penmil melaksanakan diplomasi pertahanan secara cepat dan akurat yang direspon PBB membutuhkan kesungguhan kerja koordinasi di tingkat pelaksana penyiapan pasukan secara cepat pula sehingga mampu memberi keuntungan politis bagi kepentingan Indonesia di mata dunia. Keempat, Kemampuan perencanaan penyiapan pengiriman pasukan dan kerjasama internasional di Kemhan. Kemhan memegang peran kendali

5 142 pada urusan logistik, penyiapan anggaran, pengadaan peralatan serta alutsista yang diperlukan guna menunjang dan menjadi sarana bantu pengiriman pasukan pemeliharaan perdamaian. Peran paling pokok Kemhan adalah penyiapan alokasi tempat dan anggaran bagi pendidikan dan pelatihan pasukan pemeliharaan perdamaian. Penyiapan personel dan pasukan yang mengemban tugas multi dimensi ini membutuhkan kerjasama yang sinergis bersama dengan pemangku kepentingan lainnya yang sederajat seperti Mabes TNI, Kemenkopolkam, Kemkeu maupun DPR untuk merealisasikan kesiapan sarana tempat bagi penyiapan pasukan. Kerja sama antar pemangku kepentingan dapat terjadi secara sinkron karena proses penyelesaian konflik mulai dari pencegahan, pemeliharaan perdamaian sampai pada bina damai untuk mencegah timbulnya konflik kembali membutuhkan proses panjang yang tidak sekali jadi. Pelibatan pasukan pemeliharaan perdamaian Indonesia tetaplah merupakan salah satu dari keseluruhan mata rantai tahap penyelesaian konflik yang juga membutuhkan pelibatan unsur-unsur lain selain pemangku kepentingan pelibatan peace keeping atau pelibatan peace enforcement. Unsur lainnya seperti kepolisian maupun personel sipil tetap menjadi bagian dari proses pengiriman duta damai ke wilayah (pasca) konflik untuk melaksanakan kegiatan bina damai. Pengelolaan manajemen yang berbeda tetapi tetap ada dalam satu kaitan yang sinergis perlu dijaga kesatuannya. Oleh karena itu pelaksanaan program penyediaan sarana bagi pendidian dan pelatihan yang ditempatkan di Sentul, Bogor, Jawa Barat dapat menjadi sarana

6 143 di bawah Kemhan untuk menggelar kerjasama internasional yang bersifat bilateral maupun multilateral untuk melakukan kegiatan multi fungsi sekaligus menekan biaya anggaran belanja penyiapan. Penetapan Sentul menjadi tempat dikembangkannya pusat pelatihan bagi 7 in 1 (seven in one), yakni: PKC, Standby Force, Counter Terorism Training Ground, Humanitarian Assistant and Disaster Relief, Indonesian Defense University (IDU), Language Center dan Military Game Committee secara bertahap menunjukkan sinergitas bagi penyiapan pasukan pemeliharan perdamaian Indonesia yang bersifat multi dimensi dan bertaraf internasional. Penyiapan pasukan pemeliharan perdamaian Indonesia menjadi semacam gerbong bagi lajunya usaha-usaha baru dalam pengembangan infrastruktur pertahanan yang bersifat masif, terstruktur dan sistemik. Kelima, Panglima/Mabes TNI sebagai pembantu pelaksana kegiatan penyelenggaraan pengiriman pasukan pemeliharaan perdamaian pada tingkat taktis. Sinergitas koordinasi di tingkat Panglima/Mabes TNI sangat kentara dari prestasi kecepatan penyiapan pasukan sebagai bagian dari pengorganisasian yang sistemik dan merupakan kunci keberhasilan dan optimalitas pengiriman pasukan Indonesia melaksanakan misi perdamaian. Sebagai induk pembina membina dan menyiapkan personel dan pasukan di ketiga matra (TNI AD, TNI AL dan TNI AU) Mabes sangat berperan untuk memberi perhatian bagi jenjang promosi, penempatan personel sesuai dengan prestasi, kompetensi dan karier bagi personel dan kesatuan yang terlibat dalam misi perdamaian PBB. Dengan penerapan merit sistem secara

7 144 terukur dan berjenjang, penyiapan personel lintas angkatan yang diusahakan di tiap dinas personel ketiga matra, maka akan didapatkan penyiapan personel mulai dari tingkat pama, pamen sampai pati yang memiliki kualitas handal sesuai hasil penilaian dan catatan keberhasilan melaksanakan tugas misi perdamaian PBB. Cara ini tentunya menanggalkan cara-cara lama yang masih mengandung unsur pada mengandalkan kedekatan kolegial, sistem urut kacang hubungan senior-yunior yang belum didasarkan pada kemampuan kompetensi individu. Perubahan pola kerja secara sistemik berdasarkan merit sistem pada tingkat Mabes TNI akan memberikan hasil pada peningkatan kemampuan dan pembinaan karier personel secara berkelanjutan, sehingga memudahkan Mabes TNI menyiapkan standby force yang suatu saat dapat digerakkan secara cepat bagi kepentingan misi pemeliharaan perdamaian dunia. Dengan cara seperti ini tentunya tiap-tiap personel memiliki kesempatan untuk dipromosikan dalam meniti karier dan mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik lagi serta memacu motivasi untuk mengabdi sebesar-besarnya bagi kepentingan negara. Keenam, terbentuknya PMPP TNI sebagai perpanjangan tangan Mabes TNI dalam menangani penyiapan, pendidikan dan latihan personel dan pasukan pemeliharaan perdamaian Indonesia membuka akses kerjasama dan koordinasi yang lebih luas di tingkat pelaksana dan kegiatan teknis. Terbukanya akses kerja sama dengan pihak lain yang difasilitasi sarana prasarana PKC di Sentul akan meneguhkan keseriusan Indonesia untuk

8 145 membuka peliang sekaligus belajar dengan cepat dengan adanya lesson learned yang berasal dari hasil kajian dan evaluasi Indonesia, sebagaimana yang didapat dari lesson learned misi pemeliharaan perdamaian KONGA XXIII A E / UNIFIL selama Hasil temuan di lapangan bermanfaat bagi peningkatan serta perhatian khusus pada penyiapan sumber daya manusia. Proses rekruitmen personel yang disiapkan dengan baik di tingkat dinas personel trimatra Mabes TNI akan menghasilkan kemampuan prajurit sampai pada komandan di level strategis yang dipersiapkan menjabat sebagai sebagai Force Commander, yakni pemimpin pasukan multinasional dalam penugasan PBB di wilayah konflik. Peningkatan kemampuan personel TNI terutama agar dapat memenuhi standar personel yang disyaratkan PBB menyangkut element mendasar seperti kesamptaan jasmani, kesehatan dan perilaku serta personel yang memiliki ketrampilan bersama-sama bangsa lain di negara yang dilanda konflik, sampai dengan kemampuan melaksanakan mediasi, penguasaan bahasa asing, pembentukan mentalitas prajurit dari perubahan psikologi dari budaya militer sebagai prajurit perang menjadi militer yang memiliki pendekatan kemanusiaan (humantarian intervention) dengan implikasi sosial, perilaku, filosofi yang perlu diperhatikan dan dilatih, sehingga membentuk doktrin militer yang baru. Ketujuh, hasil rapat koordinasi, evaluasi dan kajian pemangku kepentingan yang diwadahi oleh Kemlu atas pengiriman pasukan pemeliharaan perdamaian Indonesia selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 telah menyiapkan embrio yang menjadi wadah efektif bagi koordinasi antar

9 146 pemangku kepentingan, yakni TKMPP. Kriteria penilaian atas peningkatan kemampuan pasukan dapat dilihat dari penyiapan pengiriman pasukan dari di tahun 2006 sampai tahun 2010 yang ternyata belum mencapai target yang diharapkan yakni menjadi 10 besar TCC. Hasil ini akan ditindak lanjuti bagi penyiapan pengiriman pasukan secara masif, teroganisir dan sistemik dalam jangka 5 tahun ke depan ( ). Kedelapan, platform dari kegiatan penyiapan tahun-tahun sebelumnya telah mengalami banyak perkembangan yang membanggakan seperti tersedianya fasilitas penyiapan pelatihan peace keeping kelas dunia dan telah diresmikan kebesejak tahun 2006, pembenahan akan efektifitas pengorganisasian yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Masuknya Indonesia yang terpilih sebagai anggota Dewan Keamanan PBB periode adalah salah satu faktor keberhasilan koordinasi antar pemangku kepentingan. 1 Terpilihnya Mayor Jenderal TNI Imam Edy Mulyono, mantan Komandan PMPP ( ) sebagai Komandan Pasukan PBB(Force Commander) di Sahara Barat pada bulan Agustus 2013 yang didukung penuh dan disambut baik oleh seluruh anggota Dewan Keamanan PBB. Karena selama ini tentara Indonesia yang pernah menduduki jabatan tertinggi sebagai komandan lapangan baru terjadi pada tahun yang diterima oleh Mayjen TNI Rais Abin sebagai FC UNEF di Mesir. Penunjukan Pati TNI 1 Ary Raharjo dan Shohib Masykur, Wajah Diplomasi Multilateral Indonesia, dalam Buletin Diplomasi Multilateral, Buletin Direktorat Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri RI, Volume II No. 2 Tahun 2013, hlm. 2.

10 147 sebagai Force Commander oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon merupakan yang kedua kali merupakan prestasi atas usaha koordinasi kerja yang semakin meningkat, bertahap dan berlanjut antar pemangku kepentingan. Kesembilan, keberhasilan yang dicapai TNI menyematkan jatidiri sebagai prajurit profesional. Profesionalitas prajurit TNI ini ditandai dengan: (1) menyiapkan basis pendidikan dan pelatihan penyiapan pra tugas personel dalam rangka menghadapi penugasan pasukan pemeliharaan perdamaian yang bersifat multidimensi di kawasan latihan PMPP TNI di Sentul (2) kemampuan yang teruji pada saat melaksanakan penugasan, dan (3) adanya pengakuan dunia internasional telah mengukuhkan integritas TNI dalam melaksanakan profesionalitasnya. Kehadiran TNI dalam pergaulan internasional telah semakin memampukan TNI memainkan peranan memberikan pengaruh tak langsung untuk memberi opini sebagai agen diplomasi pertahanan dan warna budaya multikultur yang terkandung dalam setiap nilai-nilai kejuangan TNI yang secara intrinsik dan ekstrinsik bersumber dari nilai-nilai 45 yang menjadi etos pengabdian prajurit TNI sesuai jatidiri bangsa Indonesia. Kesepuluh, dengan membuat penelitian tentang koordinasi antar pemangku kepentingan dalam penerimaan pasukan pemeliharaan perdamaian Indonesia pada pelaksanaan tugas operasi KONGA XXIII A-E / UNIFIL penulis memiliki keyakinan bahwa dengan adanya koordinasi para pemangku kepentingan yang bersifat strategis dan adanya kemauan politik pemerintah, maka pelaksanaan kerja menjadi jelas, sinergis serta memudahkan struktur orgnanisasi bekerja sesuai tugas dan perannya masing-masing. Hasil akhir dari

11 148 kinerja yang solid adalah tercapainya kepentingan nasional yang membawa masyarakat dan bangsa Indonesia memiliki martabat bersama dengan rasa hormat terhadap martabat bangsa yang lain. 5.2 Rekomendasi Dari fakta yang disajikan dalam penelitian ini ada catatan-catatan penting yang dapat dijadikan pembelajaran bagi perjalanan selanjutnya bagi penyiapan pengiriman pasukan pemeliharan perdamaian KONGA di wilayahwilayah yang sedang berkonflik Pada Tataran Strategis Pertama, koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan tidak mungkin dapat berhasil mencapai target jika tidak disertai dengan adanya suatu strategi ke depan dan adanya tuntunan dari pusat. Dalam hal ini Presiden RI selaku simpul koordinator berperan sangat besar untuk memberikan kesatuan intepretasi yang visiabel bagi negosiasi tingkat internasional dan regional, sehingga mampu meyakinkan dan menggerakkan usaha bersama institusi internasional (PBB) dan negara-negara sahabat bekerja menyelesaikan isu perdamaian dunia dan menciptakan upaya-upaya perdamaian saat pecah konflik bersenjata (peace making) demi menjaga stabilitas keamanan internasionl.

12 Kedua, mampu memberikan arahan strategis sebagai tuntunan adanya kemauan politik untuk ambil bagian dalam upaya-upaya memelihara perdamaian (peace keeping), secara teratur, bertahap, terstruktur, sistemik, masif dan komprehensif dalam kesatuan mandat komando bersama negara-negara sahabat yang bergabung dalam PBB dengan mengintensifkan koordinasi dengan stakeholder (Kemlu, Kemhan, Mabes TNI, dan instansi terkait) dalam kesatuan koordinasi yang sinergis sesuai tujuan mempertahankan serta menjaga kedaulatan negara, memajukan kesejahteraan umum, memajukan kehidupan bangsa dan ikut serta menjaga ketertiban duna berdasar nilai universalitas manusia, peri keadilan demi kesejahteraan bersama Ketiga, para stakeholder mampu menterjemahkan arahan strategis Presiden sebagai simpul koordinator dalam rumusan kebijakan yang dapat dipedomani dalam mempersiapkan keputusan-keputusan taktis di tingkat perencanaan lapangan. Kemampuan dan peranan para stakeholder melaksanakan koordinasi sekaligus negosiasi dilandasi dengan prinsipprinsip diplomasi pertahanan yang mengandung tujuan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan nasional.

13 Keempat, dengan keikutsertaan Indonesia dalam misi perdamaian dunia berarti turut memperlancar terlaksana reformasi internal TNI dalam kerangka pergeseran paradigma lama ke paradigma baru TNI yakni TNI tidak lagi tampil di depan dengan menggunakan kekuatan bersenjata saja, tetapi lebih menampilkan jatidiri TNI yang makin profesional, karena dididik dan dilatih untuk memiliki kemampuan menangani ancaman multdidimensi, dilengkapi persenjataannya secara modern, menerima keserjahteraan yang lebih baik, tunduk pada hukum, serta mampu memperjuangkan nilainilai kemanusiaan sambil memperhatikan peran sipil menampilkan diri unuk bersama bekerja sama sebagai komponen bangsa Kelima, kehadiran pasukan TNI di wilayah konflik ternyata memberikan warna positif, baik bagi kedua negara yang sedang berkonflik (host country), maupun penilaian masyarakat internasional lewat forum PBB bahwa personel/pasukan TNI memiliki ciri khas ramah, membawa suasana damai (friendly), mudah beradaptasi, toleran, terbiasa hidup bersama dengan rukun dalam perbedaan, murah hati dan mudah menolong (helpful), manunggal dengan

14 151 kehidupan masyarakat sekitar, sekaligus juga profesional, imparsial dan tangguh. Kehadiran TNI dan Satgas KONGA telah mematri kekuatan lunak (soft power) bagi diplomasi pertahanan bangsa dengan cara yang sangat khas Keenam, apresiasi dunia internasional terhadap peran Indonesia, ditandai dengan semakin meningkatnya permintaan negara yang sedang dilanda konflik kepada PBB untuk menerima Indonesia ikut berperan serta menjaga perdamaian dan dianggap sebagai negara yang netral sekaligus diterima dengan baik sebagai penengah konflik yang terjadi yang disampaikan secara formal lewat organsiasi dunia PBB. Kepercayaan ini dengan sendirinya mengangkat citra Indonesia di mata dunia internasional Pada Tataran Taktis Meskipun belum mencapai target personel per tahun yang direncanakan, namun kenaikan jumlah personel pasukan yang mampu digelar cepat dengan kemampuan koordinasi antar pemangku kepentingan sesuai standar PBB semakin besar. Posisi Indonesia pun merangkak terus mendekati 10 besar dari negara TCC hanya dalam kurun waktu waktu 7 tahun sesudah PMPP TNI terbentuk (2007). Peningkatan jumlah pasukan TNI

15 152 tugas misi perdamaian selanjutnya akan berpengaruh pada diplomasi pertahanan RI yang sangat mendorong kegiatankegiatan lain yang menyertainya, seperti devisa dan perdagangan jasa yang sangat menguntungkan kepentingan nasional bangsa Di tingkat taktis ini pula hubungan erat Mabes TNI dan PMPP senantiasa berkoordinasi secara solid dalam menyiapkan deployment pasukan bagi misi pemeliharaan perdamaian secara cepat dengan mengutamakan standardisasi rekruitmen personel sesuai kriteria PBB. Semua persiapan, penugasan dan pengakhiran tugas dapat dimonitor dengan baik, di evaluasi dan dijadikan lesson learned bagi penyiapan tugas selanjutnya PMPP TNI menjadi pusat kerjasama internasional dengan para peacekeepers negara-negara sahabat baik regional maupun internasional. Lewat sarana prasarana Peace Keeping Center yang bertaraf internasional, di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Namun, pemanfaatannya membutuhkan jejaring kerjasama dengan para peace keepers negara-negara lain untuk menyelenggarakan pelatihan bersama yang mempercepat akses tukar menukar informasi, pembaharuan lesson learn untuk dapat diaplikasikan pada kegiatan pendidikan dan latihan pada

16 153 persiapan pengiriman pasukan pemeliharaan perdamaian. Pembangunan fasilitas yang mendukung kelangsungan kerjasama antar peace keepers dunia akan membentuk kesatuan visi dalam membentuk kesatuan gerak Kesempatan untuk melaksanakan misi pemeliharaan perdamaian bagi personel TNI menjadi ajang unjuk meningkatkan profesionalitas, sekaligus mengasah kemampuan dan kualitas yang menunjang pembinaan karier berjenjang serta penyiapan kader-kader peace keepers Indonesia untuk berkiprah dalam forum yang lebih luas di tingkat regional maupun internasional Selanjutnya pada tataran teknis tetap membutuhkan pengembangan doktrin yang direvisi, diperbaharui sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis akan memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi peningkatan profesionalitas prajurit TNI dalam kesiapan mengemban misi pemeliharaan perdamaian yang bersifat internasional dan memerlukan pendekatan yang multidimensional. Di samping itu, keberadaan doktrin sebagai peace keepers sangat menunjang bagi perubahan mindset setiap personel TNI, untuk masuk dalam bentuk OMSP yang lebih mengutamakan aspek

17 154 kemanusiaan dan ketidakberpihakan (imparsialitas) di medan operasi. Penerapan doktrin ini tentunya akan memberikan perubahan mentalitas prajurit TNI yang sangat berpengaruh pada percepatan perubahan reformasi kultural yang sangat membantu meningkatkan citra TNI baik dalam tugas maupun perannya Penelitian Selanjutnya Dalam kehidupan masyarakat demokratis yang lebih maju, berkeadilan menuju perdamaian abadi, TNI tidaklah bergerak sendiri dalam melaksanakan diplomasi pertahanan, namun melaksanakan diplomasi pertahanan bersama dengan komponen bangsa lain, seperti kekuatan Polri, kekuatan sipil dan kekuatan seluruh kekuatan bangsa Indonesia sehingga memperkuat kedudukan institusi fungsional dan kemampuan masyarakat baik sipil maupun komponen bangsa lainnya. Dengan mengambil peran seperti ini TNI mampu tampil dalam kewibawaan dan kemandirian yang dapat ditularkan pada bangsa-bangsa lainnya dalam memajukan kehidapan masyarakat yang demokratis. Siapa yang melakukan upaya tersebut, apa perannya dan bagaimana upayanya, serta dimana kendalanya, akan sangat berguna untuk diketahui dan dikaji secara lebih mendalam.

18 Dengan mengikutsertakan TNI sebagai pasukan penjaga perdamaian, perlahan akan membantu memberikan suasana batin, pemikiran dan doktrin tentang pendekatan konflik lewat cara damai yang bersifat multidimensi dan suasana seperti ini akan semakin dominan. Sedangkan kehadiran militer yang arogan akan dianggap sebagi penghambat jalan menuju perdamaian abadi dengan belajar dari pengalaman sejarah konflik bahwa kekuatan militer tidak mampu menjadi solusi penyelesaian konflik dan justru sebaliknya. Untuk peran TNI mendatang menjadi sangat penting meneliti tentang profesionalitas TNI yang memiliki kemampuan to win the inner heart and mind of the people sebagai bagian dari reformasi mental dan budaya baru yang memperbaharui semangat TNI dalam sejarah perjuangan bangsa sebagai tentara rakyat, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat mendapat peran barunya dalam perubahan lingkungan strategis pada dunia yang lebih demokratis, mengedepankan martabat dan hak asasi manusia dan berorientasi pada perbaikan lingkungan hidup dengan lebih menekankan pendekatan persuasif.

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PRASETYA PERWIRA TENTARA NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria

2016, No Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementeria BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.398, 2016 KEMHAN. Pasukan. Misi Perdamaian Dunia. Pengiriman. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGIRIMAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.175, 2015 Pertahanan. Misi Pemeliharaan Perdamaian. Pengiriman. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2015 TENTANG PENGIRIMAN MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN 1. Umum. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 2012, No.362 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 1. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda adalah

BAB V PENUTUP. diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda adalah BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tugas pokok TNI tidak hanya sebagai pasukan perang, tetapi juga menjadi pasukan pemelihara perdamaian dalam menjalani

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.200, 2015 PERTAHANAN. Pertahanan Negara. 2015-2019 Kebijakan Umum. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEAMANAN NASIONAL Jakarta, 16 Oktober 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara merupakan salah satu fungsi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru

BAB I PENGANTAR. Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi membawa banyak perubahan pada hampir segala bidang di Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru menyebabkan arus informasi

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Tgl 17 Agustus 2010 Final RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD.

BAB I PENGANTAR. samapta dalam rangka proses regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI AD. 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan bagi meningkatkan prajurit TNI AD bertujuan untuk kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan jasmani yang samapta dalam rangka proses regenerasi

Lebih terperinci

MISI GLOBAL TNI Oleh Herry Darwanto. Tabel 1. Misi Perdamaian PBB (2014)

MISI GLOBAL TNI Oleh Herry Darwanto. Tabel 1. Misi Perdamaian PBB (2014) MISI GLOBAL TNI Oleh Herry Darwanto Para Pendiri (Founding Fathers) Negara kita telah dengan bijaksana mencantumkan kewajiban Negara RI untuk ikut serta menjaga ketertiban dunia dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009 Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, 05-10-09 Senin, 05 Oktober 2009 Â AMANAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN TNI KE-64 DI MABES TNI, CILANGKAP, JAKARTA

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.423, 2016 KEMHAN. Telekomunikasi Khusus. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 86, 2012 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kebijakan. Sistem Informasi. Pertahanan Negara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Te

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Te BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 KEMHAN. Pelibatan TNI. Pencarian dan Pertolongan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELIBATAN TENTARA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN TUGAS BANTUAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BENCANA ALAM, PENGUNGSIAN DAN BANTUAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA TENTANG KEGIATAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG TIM KOORDINASI MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk ikut

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.696, 2015 KEMENHAN. TNI. Penanggulangan Bencana. Pelibatan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELIBATAN TNI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA 2012, No.86 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA 1. Latar Belakang.

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH -1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5343 PERTAHANAN. Industri. Kelembagaan. Penyelenggaraan. Pengelolaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 183) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1538,2014 KEMENHAN. Penelitian. Pengembangan. Pertahanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang

Lebih terperinci

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH RAKOTER TNI TAHUN 2009 Tema Melalui Rapat Koordinasi Teritorial Tahun 2009 Kita Tingkatkan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di Jajaran Komando Kewilayahan TNI CERAMAH KETUA TIM TEKNIS KETAHANAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1847, 2015 KEMENHAN. Pegawai. Diklat. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P No.379, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Penanganan Konflik Sosial. Penggunaan dan Pengerahan. Kekuatan TNI. Bantuan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Pengembangan Integratif Terwujudnya postur TNI yang siap melaksanakan tugas pokok dan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdamaian dunia merupakan isu penting dalam upaya pencapaian keamanan dan ketentraman manusia dalam suatu negara. Pada tanggal 24 Oktober 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD Angkatan Darat merupakan bagian dari sistem pertahanan darat yang dimiliki TNI dan mengambil peran yang tetap di wilayah pertahanan darat, oleh sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang berambisi untuk menjajah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR : 7 TAHUN 2008 TANGGAL : 26 JANUARI 2008 KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA A. UMUM. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan usaha untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.403, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Pengamanan. Wilayah Perbatasan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAMANAN WILAYAH

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima : 24 September 2014; disetujui : 13 Oktober 2014

Lebih terperinci

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global. BAB V PENUTUP Kebangkitan Cina di awal abad ke-21tidak dapat dipisahkan dari reformasi ekonomi dan modernisasi yang ia jalankan. Reformasi telah mengantarkan Cina menemukan momentum kebangkitan ekonominya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK FILIPINA TENTANG KEGIATAN KERJASAMA DI BIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

BAB XI PEMBANGUNAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN

BAB XI PEMBANGUNAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN BAB XI PEMBANGUNAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN A. UMUM Berbagai kebijakan dan program yang diuraikan dalam bab ini adalah dalam rangka mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang pertama, yaitu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Teknologi. Industri. Pengguna. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Teknologi. Industri. Pengguna. Pembinaan. No.227, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Teknologi. Industri. Pengguna. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEMBINAAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG KONTINGEN GARUDA SATUAN TUGAS HELIKOPTER MI-17 TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN PERSERIKATAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG KONTINGEN GARUDA DALAM MISI PERDAMAIAN DI LEBANON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG KONTINGEN GARUDA DALAM MISI PERDAMAIAN DI LEBANON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG KONTINGEN GARUDA DALAM MISI PERDAMAIAN DI LEBANON PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka ikut melaksanakan ketertiban

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2

PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN Ignatius Mulyono 2 PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN ARAH KEBIJAKAN PROLEGNAS TAHUN 2010 2014 1 Ignatius Mulyono 2 1. Misi mewujudkan Indonesia Aman dan Damai didasarkan pada permasalahan bahwa Indonesia masih rawan dengan konflik.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.183, 2012 PERTAHANAN. Industri. Kelembagaan. Penyelenggaraan. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5343) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.87, 2012 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Penelitian. Pengembangan. Pertahanan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699,2012 PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG STANDARDISASI PELAYANAN ADMINISTRASI PERMOHONAN GELAR, TANDA JASA, DAN TANDA KEHORMATAN

Lebih terperinci

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (

2016, No untuk Mengikuti Pendidikan Akademi Militer di Luar Negeri; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ( No.1256, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Taruna/Taruni Akademi TNI. Beasiswa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG BEASISWA KEPADA TARUNA/TARUNI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peran Koramil dalam proses pemberdayaan wilayah pertahanan sangat strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara Indonesia yang menganut

Lebih terperinci

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap BAB V PENUTUP Sejak reformasi nasional tahun 1998 dan dilanjutkan dengan reformasi pertahanan pada tahun 2000 sistem pertahanan Indonesia mengalami transformasi yang cukup substansial, TNI sebagai kekuatan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 9.1. Kesimpulan Pada bagian ini akan diuraikan beberapa butir kesimpulan berdasarkan temuan dan analisis data (yang tercermin dalam uraian tentang implikasi teoritis

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.265, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAHANAN. Kontingen Garuda. Zeni TNI. Misi Perdamaian. Afrika Tengah. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 128 TAHUN 2014 TENTANG KONTINGEN GARUDA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

Total Diplomacy dan Total History Peran Sejarawan Militer dalam Pasukan Perdamaian Indonesia

Total Diplomacy dan Total History Peran Sejarawan Militer dalam Pasukan Perdamaian Indonesia PUSAT SEJARAH TENTARA NASIONAL INDONESIA PUSAT SEJARAH 1 Total Diplomacy dan Total History Peran Sejarawan Militer dalam Pasukan Perdamaian Indonesia Letkol Caj Dr. Kusuma Pusjarah TNI www.sejarah-tni.mil.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR- LESTE TENTANG AKTIFITAS KERJA SAMA DIBIDANG PERTAHANAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INSTALASI STRATEGIS NASIONAL KEMENTERIAN PERTAHANAN NOMOR 08 TAHUN 2016

PERATURAN KEPALA BADAN INSTALASI STRATEGIS NASIONAL KEMENTERIAN PERTAHANAN NOMOR 08 TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTAHANAN RI BADAN INSTALASI STRATEGIS NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN INSTALASI STRATEGIS NASIONAL KEMENTERIAN PERTAHANAN NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN KAWASAN INSTALASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2015 PERATURAN BERSAMA. Pendidikan Indonesia. Luar Negeri. Penyelenggaraan. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN BERSAMA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN

Lebih terperinci

KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan.

KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan. No.1085, 2014 KEMENHAN. Pembina Administrasi. Veteran. Dukungan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG DUKUNGAN KEPADA PEMBINA ADMINISTRASI VETERAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA I. UMUM Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PENGAMANAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, MANTAN PRESIDEN DAN MANTAN WAKIL PRESIDEN BESERTA KELUARGANYA SERTA TAMU NEGARA SETINGKAT KEPALA

Lebih terperinci

SEKRETARIAT JENDERAL

SEKRETARIAT JENDERAL KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT JENDERAL Keberadaan Sekretariat Jenderal selanjutnya disebut Setjen adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri. Setjen

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013 TENTANG PENGAMANAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, MANTAN PRESIDEN DAN MANTAN WAKIL PRESIDEN BESERTA KELUARGANYA SERTA TAMU NEGARA SETINGKAT KEPALA

Lebih terperinci

PENGIRIMAN PASUKAN PEMELIHARAAN PERDAMAIAN INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL Oleh: Yeni Handayani *

PENGIRIMAN PASUKAN PEMELIHARAAN PERDAMAIAN INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL Oleh: Yeni Handayani * PENGIRIMAN PASUKAN PEMELIHARAAN PERDAMAIAN INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL Oleh: Yeni Handayani * Dalam pergaulan internasional setiap negara mencoba menunjukkan eksistensinya melalui berbagai diplomasi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perubahan yang terjadi di Indonesia selama setengah abad ini sesungguhnya telah membawa masyarakat ke arah yang penuh dengan fragmentasi dan kohesi sekaligus (Abdullah,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk terwujudnya tujuan nasional negara

Lebih terperinci

Penganugerahan Warga Kehormatan Korps Brimob Polri kepada Presiden RI, 15 Nov 2013 di Mako Brimob Jumat, 15 November 2013

Penganugerahan Warga Kehormatan Korps Brimob Polri kepada Presiden RI, 15 Nov 2013 di Mako Brimob Jumat, 15 November 2013 Penganugerahan Warga Kehormatan Korps Brimob Polri kepada Presiden RI, 15 Nov 2013 di Mako Brimob Jumat, 15 November 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENGANUGERAHAN WARGA KEHORMATAN

Lebih terperinci

-1- QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

-1- QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG -1- QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh prajurit

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG

MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG Oleh: Mayjen TNI Drs. Burhan Dahlan, S.H.,M.H. 1. Pengantar Dalam bulan Juli 2004 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 56 Tahun 2004, telah dilaksanakan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN GERAKAN ACEH MERDEKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh prajurit Tentara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Manusia mendambakan hidup damai dan sejahtera, tetapi perjalanan

BAB I. Pendahuluan. Manusia mendambakan hidup damai dan sejahtera, tetapi perjalanan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia mendambakan hidup damai dan sejahtera, tetapi perjalanan sejarah peradaban manusia tidaklah semulus harapan. Pertikaian dan konflik terus menerus terjadi hingga

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Rapat Koordinasi Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012

Pengantar Presiden RI pada Rapat Koordinasi Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012 Pengantar Presiden RI pada Rapat Koordinasi Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT KOORDINASI BIDANG PERTAHANAN DI MABES

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 46 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa terorisme merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2109, 2014 KEMENHAN. Prajurit Tentara Nasional Indonesia. Tenaga Profesi. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA PROFESI

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Rapat KKIP, tgl 12 Maret 2014, di Mako Armatim TNI-AL, Surabaya Rabu, 12 Maret 2014

Sambutan Presiden RI Pd Rapat KKIP, tgl 12 Maret 2014, di Mako Armatim TNI-AL, Surabaya Rabu, 12 Maret 2014 Sambutan Presiden RI Pd Rapat KKIP, tgl 12 Maret 2014, di Mako Armatim TNI-AL, Surabaya Rabu, 12 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA RAPAT KOMITE KEBIJAKAN INDUSTRI PERTAHANAN (KKIP) DI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid POLITIK LUAR NEGERI By design Drs. Muid Tujuan Pembelajaran Menjelaskan arti politik luar negeri yang bebas dan aktif Menunjukkan Dasar hukum politik luar negeri dengan Tidak bergantung pada orang lain

Lebih terperinci

Inpres No. 1 Tahun 2002 Tentang Peningkatan Langkah Komprehensif Dalam Rangka Percepatan Penyelesaian Masalah Aceh

Inpres No. 1 Tahun 2002 Tentang Peningkatan Langkah Komprehensif Dalam Rangka Percepatan Penyelesaian Masalah Aceh Inpres No. 1 Tahun 2002 Tentang Peningkatan Langkah Komprehensif Dalam Rangka Percepatan Penyelesaian Masalah Aceh Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa saat ini masih terdapat dua permasalahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015-2019 ditetapkan melalui Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 6 Tahun 2015 tentang

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA FAREWELL PRESIDEN DENGAN PERWIRA

Lebih terperinci