BAB I PENDAHULUAN. memimpin kesatuan dan persatuan Negara Republik Indonesia. Undang Undang
|
|
- Handoko Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan harapan baru untuk mewujudkan cita-cita bangsa, sebagai sumber daya manusia yang berkualitas bagi pembangunan nasional, dan mampu memimpin kesatuan dan persatuan Negara Republik Indonesia. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat (2) menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Di jaman yang modern ini berbagai permasalahan yang berkaitan dengan anak semakin marak, sangat disayangkan memang karena anak seharusnya dilindungi dari tindakan yang mengancam pertumbuhannya dan kelangsungan hidupnya. Perlindungan hukum bagi anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan hukum terhadap berbagai kebebasan dan hak asasi anak (fundamental rights and freedoms of children) serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan anak. 1 Undang Undang No. 4 Tahun 1979 Pasal 2 ayat (3) dan (4) tentang Kesejahteraan anak berbunyi Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun sesudah melahirkan. Anak berhak atas perlindungan perlindungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar. Selanjutnya Pasal 11 ayat (2) terhadap suatu 1 Arief Barda Nawawi, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Dan Pengembangan Hukum Pidana, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1998, h.155.
2 2 rumusan yang mengatakan bahwa yang mengusahakan kesejahteraan anak (Perlindungan anak) adalah Pemerintah dan atau Masyarakat. Jadi dari kalimat diatas ditegaskan, bahwa yang harus mengusahakan perlindungan anak adalah setiap anggota masyarakat sesuai dengan kemampuannya dengan berbagai macam usaha dalam situasi dan kondisi tertentu. Dapat dikatakan setiap warganegara, anggota masyarakat ikut serta bertanggungjawab terhadap dilaksanakannya perlindungan anak demi kesejahteraan anak, orangtua, masyarakat dan bangsa. 2 Perlindungan anak bermanfaat bagi anak, orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan Negara. Koordinasi kerjasama kegiatan perlindungan anak perlu dilakukan dalam rangka mencegah ketidakseimbangan kegiatan perlindungan anak secara keseluruhan. 3 Anak wajib dilindungi agar tidak menjadi korban tindakan kebijaksanaan siapa saja (individu atau kelompok, organisasi swasta maupun Pemerintah) baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang dimaksud menjadi korban adalah menjadi korban, menderita kerugian (mental, fisik, sosial) oleh sebab tindakan yang aktif atau pasif orang lain atau kelompok (swasta atau Pemerintah), baik secara langsung maupun tidak langsung. 4 Pasal 1 angka 2 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlidungan anak menentukan bahwa perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak - haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 2 Shanty Dellyana, Wanita dan anak dimata hukum, Yogykarta, Liberty, 1988, h Dr. Maidin Gultom, SH, M.hum.Perlindungan Hukum terhadap anak: dalam sistem peradilan pidana anak di Indonesia.Bandung, Refika aditama, 2010, h Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Jakarta, Akademi Pressindo, 1985, h 35.
3 3 Berdasarkan hasil seminar perlindungan anak/remaja oleh Prayuana Pusat tanggal 30 Mei 1977, terdapat dua perumusan tentang perlindungan anak yaitu: 5 a) segala daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah dan swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan, pemenuhan kesejahteraan fisik, mental dan sosial anak dan remaja yang sesuai dengan kepentingan dan hak asasinya. b) segala daya upaya bersama yang dilakukan secara sadar oleh perorangan, keluarga, masyarakat, badan-badan pemerintahan dan swasta untuk pengamanan, pengadaan, dan pemenuhan kesejahteraan rohaniah dan dan jasmaniah anak berusia 0-21 tahun, tidak dan belum pernah nikah, sesuai dengan hak asasi dan kepentingannya agar dapar mengembangkan dirinya seoptimal mungkin. Hak asasi anak adalah hak asasi manusia plus dalam arti kata harus mendapatkan perhatian khusus dalam memberikan perlindungan, agar anak yang baru lahir, tumbuh dan berkembang mendapat hak asasi manusia secara utuh. 6 Ini berarti anak harus diberikan hak perlindungan yang lebih dan tidak cukup hanya sama dengan orang dewasa. Yang dimaksud dengan hak asasi anak adalah pernyataan tentang Hak hak anak anak menurut Deklarasi PBB. Beberapa diantaranya adalah: 1. Seorang anak harus menikmati perlindungan yang khas, harus diberi kesempatan dan kemungkinan baik oleh hukum atau dengan cara lain agar ia dapat memperkembangkan jasmaninya, rohani, budi pekerti, kecerdasan, dan keadaan sosial dengan cara yang sehat dan biasa, dalam alam kemerdekaan dan kehormatan. Dalam menjalankan hukum ini kepentingan utama dari seseorang anak harus didahulukan. 5 Irma Setyowati Sumitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Jakarta, Bumi Aksara, 1990, h Prof. Dr, H, R, Abdussalam, SIK, SH, MH dan Andri Desasfuryanto, SH, MH, Hukum Perlindungan Anak PTIK, Jakarta, 2014, h 11.
4 4 2. Seorang anak memerlukan kasih sayang dan pengertian untuk kepentingan untuk kepentingan perkembangannya dengan penuh dan wajar. Seberapa mungkin seorang anak harus dibesarkan di bawah perlindungan dan perhatian orang tuanya, sekurang kurangya dalam suasana kasih sayang dan jaminan sosial dan moral; seorang anak yang masih muda tidak boleh kecuali bila keadaan memerlukan, dipisahkan dari ibunya.masyarakat dan penjabat penjabat Negara berkewajiban untuk mencurahkan perhatian yang khas terhadap anak anak yang tidak berkeluarga, atau yang tidak cukup mendapatkan bantuan penghidupan. Bantuan keuangan dari Negara maupun bantuan yang berupa lain supaya dianjurkan bagi pemeliharaan anak anak dari keluarga yang besar. 3. Seorang anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang bebas dan wajib, sekurang kurangnya dalam tahun permulaan. 4. Seorang anak dalam segala keadaan harus pertama tama mendapat perlindungan dan bantuan. 5. Seorang anak harus dilindungi terhadap tindakan yang membangkitkan diskriminasi sosial, agama, dan lainnya. 7 Dalam Undang Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, juga menyebutkan setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dan Negara (Pasal 52 ayat (1)). Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepetingannya hak anak itu harus diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan (Pasal 52 ayat (2)). Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya (Pasal 53 ayat (1)). Masalah yang sering terjadi terhadap perlindungan anak adalah seringnya terjadi cedera pada anak didik dan kejahatan di dalam lingkungan sekolah. Anak harus dilindungi baik di luar maupun di dalam lingkungan sekolah. Sejatinya sekolah adalah tempat dimana seorang anak dapat menuntut ilmu dengan keadaan aman dan 7 Kusumah, Mulyana W, Hukum dan Hak-Hak Anak, Jakarta, CV Rajawali, 1986, h 40-41
5 5 nyaman. Orang tua mempercayakan anaknya kepada pihak sekolah untuk dibimbing dalam segi keilmuan termasuk juga ilmu agama maupun budi pekerti. Selain dalam segi keilmuan orang tua percaya bahwa pada saat anaknya berada di dalam lingkungan sekolah anak mendapat pengawasan dari guru dan pihak sekolah, sehingga selama dalam sekolah orangtua merasa aman dan tidak perlu khawatir anaknya mengalami tindakan yang tidak diinginkan. Apalagi ketika orang tua mendaftarkan anaknya disekolah yang berlebel plus tentu orang tua akan sangat percaya menyekolahkan anaknya di tempat yang mempunyai sarana dan prasana lebih daripada sekolah lainnya, keamanan dan kenyaman anak juga lebih meyakinkan karena biaya yang harus dikeluarkan juga tidak murah. Seperti yang dialami Dr. Yudha Nurdian, M.Kes, ketika menyekolahkan anaknya di Pelita Hati National Plus School ia berfikir bahwa anaknya akan mendapat pelayanan yang baik, nyaman, dan aman. Bukan aman yang diperoleh tetapi justru anaknya mengalami cedera berkali kali. Zsa Zsa (4 tahun) anak kedua beliau mengalami kecelakaan yang menyebabkan kesakitan, bibir pecah serta terdapat darah kering di baju seragamnya. Wali kelas anak tersebut berjanji agar lebih memperhatikan anak didiknya lagi. Namun hal serupa terjadi kembali kepada anak tersebut, 3 jarinya bengkak dan lecet. Bahkan yang lebih parahnya kakak dari Zsa Zsa, yakni Pilar Menara Falah (10 tahun) mengalami cedera parah yakni berupa luka memar dan luka robek dengan jaringan kulit hilang di dahi, pelipis kiri, kelopak mata dan hidung. Cedera tersebut terjadi saat jam istirahat, ketika Pilar Menara Falah bermain dengan kedua temannya sesame anak didik. Karena sudah terlalu sering
6 6 anaknya mengalami cedera pada jam sekolah dan pihak sekolah dirasa tidak secara optimal melindungi anaknya, Dr. Yudha Nurdian, M.Kes menggugat Taruna Bumi Foundation selaku Badan Hukum yang memiliki Pelita Hati National Plus School ke Pengadilan Negeri Jember. 8 Namun, amar putusan hakim menolak gugatan tersebut. Kemudian Dr. Yudha Nurdian, M.Kes melakukan kasasi ke MA, amar putusan tetap sama yakni menolak dengan pertimbangan majelis hakim bahwa tanggung jawab materiil pendidikan ada pada sekolah termasuk materi pelajaran dan budi pekerti dalam lingkungan sekolah, dan sedangkan yang ada pada murid secara fisik menjadi tanggung jawab orang tua murid termasuk perkembangan dan pertumbuhan fisik, termasuk juga kecelakaan disekolah yang mengakibatkan cedera fisik. Penulis berpendapat bahwa pertimbangan hakim dalam putusan Nomor 3131 K/Pdt/2013 tidaklah tepat, mengingat bahwa Kitab Undang Undang Perdata Pasal 1367 menentukan bahwa Guru sekolah bertanggungjawab selama anak berada di bawah pengawasannya. Penulis tidak setuju terhadap putusan tersebut dalam hal anak didik berada dalam sekolah bukan hanya orang tua yang bertanggungjawab melainkan sekolah juga mengusahakan perlindungan anak tersebut. Orang tua berpikiran bahwa ketika anak berada di lingkungan sekolah kewajiban untuk melindungi anak tersebut menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Sebenarnya perlindungan anak harus diusahakan dan dilakukan oleh siapa saja baik itu orang tua, masyarakat maupun pemerintah. Dalam Undang Undang No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan Undang - Undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 54 8 Putusan MA Nomor 3131 K/Pdt/2013
7 7 ayat (1) menyebutkan Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seks, dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain. Kemudian pada ayat (2) dijelaskan yang melakukan perlindungan adalah pendidik, tenaga kependidikan, aparat pemerintahan, dan/atau masyarakat. Anak tumbuh dan pertumbuhannya itu sangat bergantung dari kedua orang tua. Sampai ia mandiri dan membentuk dirinya sendiri. Setiap anak itu dilahirkan menurut fitrah, kejadian asli yang suci. Kedua orangtuanyalah yang menjadikan ia golongan Yahudi, Nasrani, atau Majusi (hadis). Itulah sabda Nabi tentang tanggung jawab orang tua mendidik anak. Selanjutnya tentang pendidikan, Nabi bersabda : Ajarlah anakmu, sesungguhnya ia dijadikan untuk zaman yang bukan zamanmu. 9 Jadi, orang tua berperan penting dalam perlindungan anak, selama anak belum dewasa anak mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan baik di dalam maupun di luar sekolah. Menurut Hukum Adat seseorang dikatakan belum dewasa bilamana seseorang itu belum menikah dan berdiri sendiri belum terlepas dari tanggung jawab orang tua. 10 Dalam Undang Undang Perlindungan Anak Pasal 20 menentukan bahwa Negara, Pemerintah, Masyarakat, Keluarga, dan Orang tua berkewajiban dan bertanggungjawab terhadap penyelanggarakan perlindungan anak. Tanggung jawab orang tua diperjelas dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( KUHPerdata ) 9 opcit, hlm Hilman Hadikusuma, Hukum Adat dalam Yurisprudensi, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1993, h 11.
8 8 pasal 1367 ayat (2) mengatur bahwa Orangtua dan wali bertanggungjawab atas kerugian yang disebabkan oleh anak-anak yang belum dewasa, yang tinggal pada mereka dan terhadap siapa mereka melakukan kekuasaan orangtua atau wali. Disisi lain perlu diketahui bahwa mengenai tanggung jawab anak saat berada dalam lingkungan dan jam sekolah, anak didik tersebut berada di bawah pengawasan guru sekolahnya. Dalam pasal 1367 ayat (4) mengatur bahwa Guru sekolah atau kepala tukang bertanggungjawab atas kerugian yang disebabkan oleh muridmuridnya atau tukang-tukangnya selama waktu orang-orang itu berada di bawah pengawasannya. Dalam hal tanggung jawab terhadap anak didik yang mengalami baik kecelakaan maupun kajahatan di dalam lingkungan sekolah siapakah yang sebenarnya harus bertanggungjawab. Dengan melihat latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik meneliti lebih lanjut tentang tanggung jawab terhadap anak didik dalam perspektif hukum perlindungan anak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis merumuskan masalah yang ada, sebagai berikut: 1. Siapakah yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan perlindungan anak selama dalam lingkungan sekolah?
9 9 2. Mengapa mereka harus bertanggungjawab terhadap anak didik selama dalam lingkungan sekolah? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pertanggung jawaban terhadap perlindungan anak selama dalam lingkungan sekolah 2. Untuk mengetahui latar belakang pemikiran mengapa mereka harus bertanggungjawab terhadap anak didik dalam lingkungan sekolah D. Manfaat Penelitian a. Memberikan bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka memberi solusi pertanggung jawaban terhadap anak didik di lingkungan sekolah b. Memberikan wawasan bagi para anak didik dan orang tuanya apabila anak didik mengalami baik kekerasan maupun kecelakaan pada jam sekolah dan berada di lingkungan sekolah sehingga dapat diambil sikap tegas sesuai dengan aturan yang berlaku. E. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pertimbangan bahwa penelitian analisis terhadap perundang-undangan yang berkaitan dengan
10 10 penyelenggaraan tanggung jawab terhadap anak didik dalam perspektif hukum perlindungan anak. Penelitian hukum pada hakikatnya merupakan kegiatan argumentasi dengan mengacu pada bahan bahan hukum. 11 Namun demikian, penelitian kepustakaan dalam skripsi ini tidak saja terhadap bahan perundang undangan tetapi juga menggunakan deklarasi dan konvensi yang mengatur hak hak anak. 2. Metode pendekatan Penelitian tentang tanggung jawab terhadap anak didik dalam perspektif hukum perlindungan anak termasuk jenis penelitian hukum, maka pendekataan yang dilakukan adalah pendekataan perundang-undangan (statute aprroach). Menurut Johnny Ibrahim, penelitian hukum menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach) akan lebih akurat bila dibantu oleh satu atau lebih pendekatan lain, guna memperkaya pertimbangan-pertimbangan hukum yang tepat untuk menghadapi problem yang dihadapi. 12 Maka selain pendekatan perundang-undangan (statute aprroach), skripsi ini juga menggunakan pendekatan konsep (conceptual approach). 3. Sumber Data Bahan bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undang dan putusan-putusan hakim 11 Titon Slamet Kurnia, Sri Harini Dwiyatmi dan Dyah Hapsari P, Pendidikan Hukum, Ilmu Hukum & Penelitian Hukum di Indonesia Sebuah Reorienasi, Salatiga, Fakultas Hukum Universitas Satya Wacana, 2009, h Dr. Johnny Ibrahim, SH, Mhum, Teori&Metiodologi penelitian Hukum Normatif, Malang, Bayumedia Publishing, 2006, h 305.
11 11 sedangkan bahan-bahan sekunder merupakan bahan-bahan publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. 13 a. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari : 1) Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) 2) Undang-undang di Luar KUHPerdata dalam hal ini : - Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28B dan 31 ayat (1) - Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak - Undang Undang No. 39 Tahun1999 tentang Hak Asasi Manusia - Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen - Undang - Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 3) Peraturan Pemerintah dan aturan lain dibawah undang-undang : - Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Rights of the Child (Konvensi tentang Hak-Hak Anak) 13 Prof. Dr. Peter Mahmud Marzuki, SH, MS, LLM, Penelitian Hukum, Jakarta, Kencana, 2005, h 141.
12 12 - Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan - Kode Etik Guru Indonesia b. Bahan bahan hukum sekunder terdiri dari : 1) Hasil Hasil penelitian yang berkaitan dalam bidang pendidikan 2) Hasil karya ilmiah yang berhubungan dengan judul skripsi 3) Hasil hasil pertemuan ilmiah seperti : seminar, diskusi dan sebagainya yang berkaitan dengan judul skripsi c. Bahan - bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder dan terdiri dari : 1) Kamus Hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia 4. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian, pada umumnya dikenal tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara atau interview.teknik pengumpulan data yang digunakan pada skripsi ini adalah bahan pustaka dan studi dokumen.
13 13 5. Penyajian data dan Analisa Dalam skripsi ini penulis menggunakan analisis kualitatif dilakukan secara normatif. Data dalam skripsi ini diperoleh dari studi kepustakaan, aturan perundang undangan dan hasil hasil karya ilmiah.kemudian penulis menguraikan dan menghubungkan sedemikian rupa, sehingga disajikan dalam penulisan yang lebih sistematis guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. 6. Unit Amatan a) Undang Undang Dasar 1945 Pasal 28B dan 31 ayat (1) b) Kitab Undang Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) c) Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak d) Undang Undang No. 39 Tahun1999 tentang Hak Asasi Manusia e) Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 f) Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen g) Undang - Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak h) Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Rights of the Child (Konvensi tentang Hak-Hak Anak) i) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
14 14 j) Kode Etik Guru Indonesia 7. Unit Analisa Dalam skripsi ini yang menjadi unit analisa penulis adalah pihak yang bertanggungjawab terhadap terhadap perlindungan anak didik dan mengapa pihak tersebut bertanggungjawab.
SKRIPSI. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana FIKE CAHYANING TIGAS MURWOKO NIM :
TANGGUNG GUGAT SEKOLAH ATAS KERUGIAN YANG DIDERITA MURID KARENA KELALAIAN / KURANG KEHATI-HATIAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN (STUDI KASUS PUTUSAN MA NO 3131K/PDT/2013) SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK ANAK YANG DIPAKSA BEKERJA SEBAGAI BENTUK KEKERASAN ANAK
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK ANAK YANG DIPAKSA BEKERJA SEBAGAI BENTUK KEKERASAN ANAK Agustin Widjiastuti, Anthonius Adhi Soedibyo 1 E-mail: agustin_natsuko@yahoo.com, anthoniusadhi@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Untuk menjaga harkat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa perlu dilindungi harga diri dan martabatnya serta dijamin hak hidupnya untuk tumbuh dan berkembang sesuai fitrah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Dalam rangka mewujudkan sumber
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum tentang Anak dan Perlindungan Hukum Bagi Anak
15 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum tentang Anak dan Perlindungan Hukum Bagi Anak 1. Pengertian Anak Anak adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang harus dijaga karena dalam dirinya melekat harkat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Demikian bunyi Pasal 28B ayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika sebagai bentuk tindakan yang melanggar hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak negatif bagi generasi penerus bangsa. terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah Negara Hukum yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, sehingga sudah seharusnya setiap manusia baik dewasa maupun anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi merupakan isu pesat berkembang pada akhir abad ke-20 dan pada permulaan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hak Asasi merupakan isu pesat berkembang pada akhir abad ke-20 dan pada permulaan abad ke-21 ini, baik secara nasional maupun internasional. Hak Asasi Manusia telah
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Gambar 1 Alur berfikir. Kasus. Pelita Hati National Plus School
52 BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian 1. Alur berfikir dalam Penelitian Gambar 1 Alur berfikir Kasus Pelita Hati National Plus School Teori keadilan menurut John Rawl dan teori Badan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002
SKRIPSI PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 Oleh ALDINO PUTRA 04 140 021 Program Kekhususan: SISTEM PERADILAN PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi dan kemajuan teknologi yang terjadi dewasa ini telah menimbulkan dampak yang luas terhadap berbagai bidang kehidupan, khususnya di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting yang dialami dua insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari karunia Tuhan Yang Maha Esa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) telah menjadi agenda bersama dalam beberapa dekade terakhir. Fakta menunjukkan bahwa KDRT memberikan efek negatif yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, untuk selanjutnya disebut UUP memberikan definisi perkawinan sebagai ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan pada saat ini banyak terjadi di lingkungan sekitar kita yang tentunya harus ada perhatian dari segala komponen masyarakat untuk peduli mencegah kekerasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. patut di junjung tinggi serta harus mendapatkan hak-haknya tanpa harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan amanah sekaligus anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu setiap anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelanggaran hak asasi manusia yang berat, korban diperlakukan seolah. barang dagangan yang dapat dibeli dan dijual kembali.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah yang Maha Kuasa karena itu anak harus mendapatkan apa yang menjadi hak- hak mereka terutama yang namanya perlindungan baik orang tua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah bagian generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari aspek yuridis maka pengertian anak dalam hukum positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/ minderjaring, 1 orang yang di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus dijaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak hak sebagai manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Globalisasi dan seiring dengan perkembangan zaman, tindak pidana kekerasan dapat terjadi dimana saja dan kepada siapa saja tanpa terkecuali anak-anak. Padahal
Lebih terperinciBAB III KONSEP PENGASUHAN ANAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
BAB III KONSEP PENGASUHAN ANAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK A. Gambaran Umum Undang-undang perlindungan anak dibentuk dalam rangka melindungi hakhak dan kewajiban anak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan tetapi merupakan masalah lama yang baru banyak muncul pada saat sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak negatif bagi pihak-pihak tertentu. adalah Yayasan Lembaga Pengkajian Sosial (YLPS) Humana Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) merupakan suatu wadah yang dibentuk dan digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan suatu aspirasi ataupun gagasan di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak mampu bertanggung jawab
Lebih terperinciKekuatan Keterangan Saksi Anak Dibawah Umur dalam Pembuktian Perkara Pidana
1 Kekuatan Keterangan Saksi Anak Dibawah Umur dalam Pembuktian Perkara Pidana Novelina MS Hutapea Staf Pengajar Kopertis Wilayah I Dpk Fakultas Hukum USI Pematangsiantar Abstrak Adakalanya dalam pembuktian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1. merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan sebagai makhluk yang bersifat individual dan juga bersifat sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing yang tentu
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat berlomba lomba untuk mendapatkan kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan infraksturktur dan sumber daya manusia untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, baik materiil maupun spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Di tangan mereka peran-peran strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembicaraan tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa yang dipersiapkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, konsep Negara hukum tersebut memberikan kewajiban bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konstitusi yang berbunyi Putusan Mahkamah Konstitusi memperoleh kekuatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 47 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang berbunyi Putusan Mahkamah Konstitusi memperoleh kekuatan hukum tetap sejak selesai diucapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok masyarakat, rumah tangga juga merupakan sendi dasar dalam membina dan terwujudnya suatu negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Di tangan mereka peranperan strategis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
28 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif
Lebih terperinciKONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)
KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK) Konvensi Hak Anak (KHA) Perjanjian yang mengikat secara yuridis dan politis antara berbagai negara yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan Hak Anak Istilah yang perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masyarakat modern, banyak menimbulkan dampak positif dan juga dampak negatif bagi pembangunan nasional dan sumber daya manusia. Sesuai mengikuti
Lebih terperinciPENGANGKATAN ANAK SECARA LANGSUNG DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN ANAK
PENGANGKATAN ANAK SECARA LANGSUNG DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN ANAK Muhammad Heriawan heriyawan67@gmail.com Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Tadulako Abstract Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka bumi ini dan merupakan tindakan yang bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, dan telah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan hukum yang diterapkan di Indonesia saat ini kurang memperhatikan kepentingan korban yang sangat membutuhkan perlindungan hukum. Bisa dilihat dari banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan amanah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia yang seutuhnya. Anak merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sanksi pidana terhadap pelaku kejahatan merupakan cara terbaik dalam menegakan keadilan. Kejahatan yang menimbulkan penderitaan terhadap korban, yang berakibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menghindari adanya kemajuan dan perkembangan di bidang kedokteran khususnya dan bidang teknologi pada umumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, melaksanakan pembangunan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang berkembang, melaksanakan pembangunan di berbagai bidang. Salah satunya dalam aspek pembangunan di bidang hukum, yang sangat diharapkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perhatian terhadap diri dan hakikat anak sudah dimulai pada akhir abad ke- 19, dimana anak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pembahasan mengenai anak adalah sangat penting karena anak merupakan potensi nasib manusia hari mendatang, dialah yang ikut berperan menentukan sejarah sekaligus cermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kasus bullying (tindak kekerasan) di sekolah-sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa demi peristiwa bullying masih terus terjadi di wilayah sekolah. Kasus kekerasan ini telah lama terjadi di Indonesia, namun luput dari perhatian. Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena itu setiap anak seharusnya mendapatkan haknya untuk bermain, belajar dan bersosialisasi. Tetapi keadaannnya akan menjadi
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN DALAM KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN DALAM KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR) Oleh Maya Septia Budi Ayu Ningtias I Dewa Made Suartha I Ketut
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode
32 III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan hal yang ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu dengan jalan menganalisisnya. Metode penelitian hukum merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga, maupun masyarakat sekitarnya. Perlindungan yang diberikan pada anak merupakan untuk
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB TERHADAP ANAK DIDIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN ANAK
TANGGUNG JAWAB TERHADAP ANAK DIDIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN ANAK SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga. Maka rumah tangga
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rumah adalah tempat untuk membangun keluarga yang bahagia, harmonis dan sejahtera. Tempat pengayom bagi seluruh penghuninya dan juga sebagai tempat berlindung
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana atau delik berasal dari bahasa Latin delicta atau delictum yang di
16 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tindak Pidana Tindak pidana atau delik berasal dari bahasa Latin delicta atau delictum yang di kenal dengan istilah strafbar feit dan dalam KUHP (Kitab Undang Undang Hukum Pidana)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam kandungan. Anak sebagai sumber daya manusia dan bagian dari generasi muda, sudah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah seorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak sebagai sumber daya manusia dan bagian dari generasi muda,
Lebih terperinci1 Kompilasi Hukum Islam, Instruksi Presiden No. 154 Tahun Kompilasi Hukum Islam. Instruksi Presiden No. 154 Tahun 1991.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT menciptakan manusia laki-laki dan perempuan yang diciptakan berpasang-pasangan. Maka dengan berpasangan itulah manusia mengembangbiakan banyak laki-laki dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak adalah bagian dari penerus generasi muda yang merupakan faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita perjuangan bangsa
Lebih terperinciBAB II TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH ANAK. keadaan di bawah umur (minderjaringheid atau inferionity) atau kerap juga
BAB II TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH ANAK A. Tinjauan Tentang Anak 1. Pengertian Anak Ditinjau dari aspek yuridis, maka pengertian anak di mata hukum positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup berkembang di kalangan masyarakat. Konsumen minuman keras tidak hanya orang dewasa melainkan juga
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
41 III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran, secara sistematis, metodologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Pidana di Indonesia merupakan pedoman yang sangat penting dalam mewujudkan suatu keadilan. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) adalah dasar yang kuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Acara Pidana adalah memberi perlindungan kepada Hak-hak Asasi Manusia dalam keseimbangannya dengan kepentingan umum, maka dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa yang memiliki peran strategis
Lebih terperinciPOLITIK HUKUM PENGANGKATAN ANAK DALAM RANGKA PERLINDUNGAN ANAK DI INDONESIA
POLITIK HUKUM PENGANGKATAN ANAK DALAM RANGKA PERLINDUNGAN ANAK DI INDONESIA Oleh: Sabrina Vanissa Rizki Hilaihi 110620170040 Dosen: Prof. Dr. H. Rukmana Amanwinata, S.H., M.H. Dr. Hernandi Affandi, S.H.,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. kesimpulan sebagai jawaban permasalahan sebagai berikut : a. Aspek Yuridis, dengan memberikan fasilitas dengan lawyer baik dalam
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban permasalahan sebagai berikut : 1. Banyaknya persoalan-persoalan ataupun permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komanditer atau sering disebut dengan CV (Commanditaire. pelepas uang (Geldschieter), dan diatur dalam Kitab Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian di Indonesia semakin berkembang dari waktu ke waktu, banyak masyarakat yang mencoba peruntungannya dalam dunia usaha, salah satunya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan upaya untuk mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan upaya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciInstitute for Criminal Justice Reform
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia. Perbudakan adalah kondisi seseorang di bawah kepemilikan orang lain. Praktek serupa perbudakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 menjelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 menjelaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip Negara hukum adalah menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, karena kesehatan sebagai kebutuhan yang sangat
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, karena kesehatan sebagai kebutuhan yang sangat mendasar dan dibutuhkan oleh
Lebih terperinciJURNAL REALISASI PEMENUHAN HAK ANAK YANG DIATUR DALAM KONSTITUSI TERHADAP ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DALAM PROSES PEMIDANAAN.
JURNAL REALISASI PEMENUHAN HAK ANAK YANG DIATUR DALAM KONSTITUSI TERHADAP ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DALAM PROSES PEMIDANAAN Diajukan oleh: PAULUS MARULI TAMBA NPM : 120511025 Program Studi : Ilmu
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajuan permohonan perkara praperadilan tentang tidak sahnya penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam sidang praperadilan sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United Nations Convention on the Right of the Child), Indonesia terikat secara yuridis dan politis
Lebih terperinciLex Privatum, Vol. III/No. 2/Apr-Jun/2015
KAJIAN YURIDIS PELANGGARAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA AUTENTIK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 JO. UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2014 1 Oleh : Cicilia R. S. L. Tirajoh 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materiil (materiile
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Apeldoom. L.J. Van, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, 1993.
DAFTAR PUSTAKA BUKU Apeldoom. L.J. Van, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, 1993. Arief, Barda Nawawi, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan. 2007. Jakarta: Kencana.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara pada umumnya. Sebuah keluarga dibentuk oleh suatu. tuanya dan menjadi generasi penerus bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat di suatu negara. Keluarga yang baik, harmonis, penuh cinta kasih, akan dapat memberi pengaruh yang baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan tentang Perlindungan Hukum Pada prinsipnya perlindungan hukum tidak membedakan terhadap kaum pria maupun wanita, Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan pancasila haruslah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan menimbulkan korban. Korban/saksi dapat berupa pelaku tindak pidana yaitu: seorang Korban/saksi
Lebih terperinciPENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)
PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan) Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sebagai anggota keluarga warga negara yang sangat rentan terhadap pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah SWT yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Metode penelitian normatif disebut juga sebagai penelitian doktrinal (doctrinal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip prinsip hukum, maupun doktrin doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang sedang dihadapi. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam fakta kejahatan atau kekekerasan seksual harus menjadi isu bersama. Semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa bulan terakhir ini, kasus kekerasan seksual terhadap anak marak terjadi di Indonesia. Kekerasan seksual terhadap anak merupakan bentuk yang merendahkan martabat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan untuk tesis ini adalah penelitian hukum normatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan untuk tesis ini adalah penelitian hukum normatif (normative legal research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut Direktur World Development Report (WDR), Norman Loayza
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada 2013, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 249,9 juta orang. 1 Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan. memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada setiap orang tua yang harus dijaga, dilindungi dan diberi kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum diciptakan dengan tujuan untuk mengatur tatanan masyarakat, dan memberikan perlindungan bagi setiap komponen yang berada dalam masyarakat. Dalam konsideran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan karunia berharga dari Allah Subhanahu wa Ta ala yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia berharga dari Allah Subhanahu wa Ta ala yang diamanahkan kepada orang tua untuk dicintai dan dirawat dengan sepenuh hati. Anak adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat
Lebih terperinciBAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perdagangan terhadap orang di Indonesia dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat dan sudah mencapai taraf memprihatinkan. Bertambah maraknya
Lebih terperinciTindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Tindak Pidana 1. Pengertian Tindak Pidana Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan hukum, yang patut dipidana
Lebih terperinciRatifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak
Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak Novelina MS Hutapea* * Dosen Fakultas Hukum Universitas Simalungun Abstrak
Lebih terperinci