BAB I PENDAHULUAN. karena itu, proses penyusunan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan oleh pemangku kepentingan (pihak eksternal perusahaan) dalam menilai kinerja perusahaan. FASB (1978) menjelaskan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna bagi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan bisnis. Informasi mengenai kinerja managemen perusahaan tercermin melalui informasi laba yang terkandung dalam laporan laba rugi perusahaan. Oleh karena itu, proses penyusunan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang dapat menentukan kualitas laporan keuangan. Dechow dan Dichev (2002) menyatakan bahwa laba yang berkualitas tinggi harus memiliki tiga karakteristik penting, yaitu (1) mampu menunjukkan kinerja operasional perusahaan saat ini dengan akurat, (2) mampu memberikan informasi terkait indikator yang baik dalam menilai kinerja perusahaan di masa yang akan datang, dan (3) dapat dijadikan ukuran yang tepat dalam menilai kinerja perusahaan. Apabila kualitas laba mampu merepresentasikan ketiga karakteristik di atas, maka akan mengurangi adanya asimetri informasi antara managemen perusahaan dan pemegang saham. Informasi laba sebagai tolok ukur penilaian kinerja perusahaan menyebabkan manager seringkali menggunakan berbagai cara untuk 1

2 melakukan manipulasi laba agar kinerja perusahaan akan terlihat baik oleh pemangku kepentingan. Barth dkk., 1999; Barto dkk., 2002; Kasznik dan McNichols; 2002; Skinner dan Sloan, 2002; Brown dan Caylor, 2005; serta Rees dan Sivaramakrishnan (2007) menjelaskan bahwa pasar memberikan reward kepada perusahaan yang memenuhi atau mengalahkan benchmark laba. Akan tetapi, pasar akan memberikan punishment kepada perusahaan yang penghasilannya di bawah benchmark laba (Bernard., 1993; Skinner dan Sloan, 2002; Payne dan Thomas, 2010). Hal ini menyebabkan manager yang memiliki tugas utama sebagai pengelola perusahaan akan berusaha untuk menyajikan laba yang optimal sehingga akan menarik minat investor dalam melakukan investasi. Manipulasi laba yang dilakukan oleh managemen perusahaan akan berdampak pada informasi laba yang dilaporkan kepada pemangku kepentingan. Fenomena mengenai manipulasi laba merupakan fenomena umum yang sering terjadi pada perusahan-perusahaan yang dilakukan baik secara legal maupun tidak legal. Praktik managemen laba yang dilakukan secara legal artinya bahwa manager berusaha untuk mempengaruhi angka laba yang tidak bertentangan dengan aturan pelaporan keuangan dalam PABU (Standar Akuntansi), yaitu dengan cara memanfaatkan peluang dari standar yang ada untuk membuat estimasi akuntansi, melakukan perubahan metode akuntansi, dan menggeser periode pendapatan atau biaya. Sebaliknya, praktik managemen laba yang dilakukan secara ilegal yaitu ketika manager melaporkan transaksi secara fiktif dengan cara 2

3 menambah atau mengurangi nilai transaksi atau bahkan memiliki kemungkinan untuk perusahaan tidak melaporkan sejumlah transaksi, sehingga akan mempengaruhi angka laba tertentu yang dikehendaki oleh manager. Fenomena manipulasi laba secara legal maupun ilegal mengakibatkan pemangku kepentingan kurang percaya terhadap kredibilitas laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. Misalkan, berbagai kasus yang terjadi di Amerika Serikat seperti Enron Corporation, Worldcom, Tyco, dan Heal South (Ujiyantho dan Pamungkas, 2007). Sedangkan di Indonesia terjadi beberapa kasus seperti PT. Kimia Farma Tbk, PT. Indofarma Tbk, PT. Lippo Tbk, PT. Katarina Utama Tbk, PT.Bumi Resources Tbk, dan PT.Ades Alfindo Tbk (Vajriyanti dkk., 2015). Kasus-kasus ini menyebabkan penurunan kualitas laporan keuangan yang merupakan dampak utama dari adanya manipulasi laba sehingga menyebabkan bias dalam laporan keuangan yang dapat mengganggu pemangku kepentingan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa managemen perusahaan sebagai angka laba yang sebenarnya. Graham dkk. (2005) dan Roychowdhury (2006) menjelaskan bahwa manager lebih menyukai aktivitas managemen laba riil bila dibandingkan dengan managemen laba akrual. Hal ini disebabkan managemen laba riil cenderung tidak dapat dibedakan dari keputusan bisnis optimal dan lebih sulit dideteksi oleh regulator dan auditor, meskipun biaya-biaya yang digunakan untuk menunjang aktivitas bisnis 3

4 perusahaan secara ekonomis signifikan bagi perusahaan. Managemen laba riil dapat dilakukan melalui arus kas operasi, biaya produksi, dan biaya diskresioner (Roychowdhury, 2006). Ketiga ukuran managemen laba riil ini lebih berfokus pada income increasing untuk meningkatkan angka laba. Manager memiliki motivasi untuk melakukan managemen laba dengan tujuan pelaporan keuangan tertentu telah terpenuhi dalam operasi normal perusahaan. Akan tetapi, hal ini akan membawa dampak negatif bagi pemegang saham karena terjadi bias keputusan investasi. Bushman dan Smith (2001) menjelaskan bahwa informasi akuntansi akan menjadi semakin berkualitas jika informasi tersebut dapat membantu pemegang saham dalam membedakan managemen perusahaan yang baik dan kurang baik, sehingga akan mempengaruhi keputusan pemegang saham dalam melakukan investasi secara tepat. Penelitian-penelitian pengaruh kecakapan managerial yang mempengaruhi hasil laporan keuangan perusahaan telah banyak diteliti. Akan tetapi, hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan kesimpulan yang tidak konsisten. Demerjian dkk. (2012) menunjukkan bahwa kecakapan managerial berpengaruh negatif terhadap total managemen laba (manajemen laba akrual dan riil) dan managemen laba riil. Selain itu, Demerjian dkk. (2013) menunjukkan bahwa kecakapan managerial berpengaruh positif terhadap kualitas laba, sehingga manager yang cakap akan lebih menghindari adanya managemen laba. Aier dkk. (2005) menunjukkan bahwa CFO yang lebih memiliki keahlian akuntansi dapat 4

5 mengurangi adanya penyajian kembali laporan keuangan. Akan tetapi, hasil penelitian Isnugrahadi dan Kusuma (2009) menunjukkan bahwa kecakapan managerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba akrual. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Francis dkk. (2008) menunjukkan bahwa CEO yang bereputasi akan berhubungan dengan kualitas laba yang semakin rendah, sehingga CEO yang lebih bereputasi berhubungan positif dengan managemen laba. Ketidakkonsistenan antara penelitian yang dilakukan oleh Aier dkk. (2005) dan Demerjian dkk. (2013) dengan Francis dkk. (2008), Isnugrahadi dan Kusuma (2009), dan Demerjian dkk. (2012) menyebabkan peneliti berpikir untuk menguji kembali penelitian-penelitian tersebut jika dilihat dari sisi managemen laba riil. Selain itu, peneliti berpikir bahwa perlu adanya variabel pemoderasi agar pengaruh kecakapan managerial terhadap managemen laba semakin berkurang karena adanya tuntutan untuk menyajikan laporan keuangan yang berkualitas dan terhindar dari manipulasi laba. Penelitian ini menguji peran kepemilikan managerial terhadap hubungan kecakapan managerial dengan managemen laba riil. Berbeda dengan penelitian-penelitian di atas, penelitian ini menggunakan kepemilikan managerial sebagai variabel pemoderasi. Peneliti melibatkan variabel kepemilikan managerial sebagai variabel pemoderasi atas dasar pertimbangan bahwa manager yang cakap akan mampu mengelola laba dengan lebih baik karena mampu menggunakan sumber daya secara 5

6 efisien untuk mencapai laba yang optimal, sehingga laba yang dihasilkan semakin berkualitas karena tidak mengandung managemen laba apabila manager tersebut juga memiliki saham perusahaan dibandingkan manager yang tidak memiliki saham perusahaan. Penelitian ini penting dilakukan untuk menyediakan bukti bahwa informasi laba yang terkandung dalam laporan keuangan tidak bias karena tidak mengandung adanya managamen laba riil yang dilakukan oleh managemen perusahaan. Pada dasarnya peneliti percaya bahwa managemen perusahaan akan menggunakan kecakapannya untuk meningkatkan laba, sehingga laba perusahaan memiliki kualitas tinggi. Oleh karena itu, manager yang cakap akan menghindari adanya managemen laba (Demerjian dkk., 2013). Dengan demikian, pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemangku kepentingan akan tepat sesuai dengan informasi laba yang dilaporkan oleh managemen perusahaan. Penelitian ini mengikuti penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Aier dkk. (2005); Francis dkk. (2008); Isnugrahadi dan Kusuma (2009), Demerjian dkk. (2012); dan Demerjian dkk. (2013) yang mengukur kecakapan managerial dan informasi laba yang terkandung dalam laporan keuangan. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah asumsi linearitas yang didasarkan atas keyakinan bahwa manager yang memiliki kecakapan akan berusaha untuk mencapai laba yang berkualitas yang terhindar dari adanya manipulasi laba. Peneliti percaya bahwa laba yang berkualitas akan mempengaruhi pengambilan keputusan yang tepat yang 6

7 dapat membawa perusahaan untuk terus bertumbuh karena informasi laba mencerminkan informasi yang sesungguhnya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi dengan variabel independen adalah kecakapan managerial dan kepemilikan managerial serta managemen laba riil sebagai variabel dependen. Peneliti melakukan interaksi kecakapan managerial dan kepemilikan managerial sebagai variabel moderasi untuk menilai dampaknya terhadap variabel dependen. Selain itu, peneliti juga menggunakan variabel kontrol untuk mengontrol adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu ukuran perusahaan (Klein, 2002; Francis dan Wang, 2008, Isnugrahadi dan Kusuma, 2009) dan leverage (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009; Ardison dkk., 2012). Hasil penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah kecakapan managerial berpengaruh negatif terhadap managemen laba riil. Artinya, bahwa manager akan menggunakan kecakapannya untuk menggunakan sumber daya secara efektif dalam mencapai laba yang optimal daripada manager melakukan manajemen laba yang berdampak pada kinerja jangka panjang dan kehilangan kepercayaan publik. Peneliti juga berekspektasi bahwa manager yang cakap akan mampu mengelola laba dengan lebih baik sehingga laba yang dihasilkan semakin berkualitas karena tidak mengandung managemen laba apabila manager tersebut juga memiliki saham dalam perusahaan dibandingkan manager yang tidak memiliki saham perusahaan. 7

8 1.2 Rumusan Masalah Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan bisnis (FASB, 1978). Oleh karena itu, untuk menghasilkan informasi pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi diperlukan faktor-faktor yang dapat memitigasi terjadinya managemen laba yang dilakukan oleh para manager. Faktor yang menjadi perhatian peneliti adalah kecakapan managerial dan kepemilikan managerial. Semakin tinggi kecakapan managerial maka semakin rendah managemen laba riil karena manager mampu mengelola laba dengan lebih baik sehingga menghasilkan laba yang berkualitas tinggi. Selain itu, semakin tinggi kepemilikan managerial maka semakin rendah managemen laba riil karena manager bertindak sekaligus sebagai pemegang saham. Dengan demikian, Penelitian ini akan mempertimbangkan peran kepemilikan managerial terhadap hubungan antara kecakapan managerial dan managemen laba riil yang diimplementasikan dalam pertanyaan penelitian berikut ini. 1. Apakah kecakapan managerial berpengaruh negatif terhadap managemen laba riil? 2. Apakah kepemilikan managerial dapat memoderasi pengaruh kecakapan managerial terhadap managemen laba riil? 8

9 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kecakapan managerial berpengaruh positif terhadap manajemen laba akrual. Selain itu, penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa kecakapan managerial berpengaruh negatif terhadap total managemen laba (managemen laba akrual dan riil) dan managemen laba riil. Artinya bahwa semakin cakap manager maka manager akan mampu mengelola sumber daya secara efisien untuk menghasilkan laba yang optimal dan berkualitas karena tidak mengandung managemen laba. Dengan demikian, manager yang cakap diduga dapat memitigasi adanya perilaku manager dalam mengelola managemen laba riil. Selain itu, kepemilikan managerial diduga dapat memitigasi manager dalam melakukan managemen riil karena manager bertindak sekaligus sebagai pemegang saham. Sesuai dengan ulasan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk menguji dan mengevaluasi secara empiris pengaruh kecakapan managerial terhadap managemen laba riil? 2. Untuk menguji dan mengevaluasi secara empiris peran kepemilikan managerial terhadap hubungan kecakapan managerial dan managemen laba riil. 9

10 1.4 Kontribusi Penelitian Penelitian-penelitian yang menguji pengaruh kecakapan managerial terhadap managemen laba akrual telah cukup banyak dilakukan oleh para peneliti jika dibandingkan dengan managemen laba riil. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Kecakapan managerial masih menjadi perdebatan dalam penelitian literatur akuntansi. Sebagian peneliti berpendapat bahwa semakin cakap manager, maka semakin tinggi manager melakukan managemen laba. Sebagian peneliti lainnya berpendapat bahwa semakin cakap manager, maka laba yang dihasilkan semakin berkualitas karena manager mampu mengelola sumber daya secara efektif dan tidak mangandung managemen laba. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi akan dampak kecakapan managerial terhadap managemen laba riil dan keterlibatan saham manager dalam pengambilan keputusan manager yang berdampak pada managemen laba riil. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi literatur akuntansi dalam pengembangan ilmu akuntansi bagi peneliti-peneliti selanjutnya, khususnya 10

11 berkaitan dengan kecakapan managerial, kepemilikan managerial dan managemen laba riil. 2. Manfaat Praktis a. Bagi managemen perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan terkait keterlibatan manager yang cakap dalam memitigasi adanya managemen laba riil sehingga laba perusahaan menunjukkan laba yang berkualitas. b. Bagi akuntan dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan klien ketika perusahaan memiliki manager yang cakap yang memiliki implikasi terhadap pengambilan keputusan kebijakan akuntansi dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang tercermin melalui laba yang berkualitas tinggi. c. Bagi para pemangku kepentingan kususnya pemegang saham dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan ketika perusahaan memiliki manager yang cakap yang mampu memitigasi adanya managemen laba riil melalui kualitas laba yang tinggi sehingga perusahaan dapat memberikan sinyal positif kepada pemegang saham dalam pengambilan keputusan investasi. 11

12 1.5 Sistematika Penulisan Tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini berisi tentang kajian literatur terkait kecakapan manajerial, kepemilikan managerial, manajemen laba riil, serta beberapa konsep dan teori yang terkait sebagai dasar pengembangan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi serangkaian mekanisme untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam rangka mencapai tujuan penelitian yaitu, data dan sumber data, model penelitian, pengukuran variabel, serta teknik analisis data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang pembahasan dan diskusi hasil analisis statistik. BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya terkait beberapa hal penting yang belum bisa diakomodasikan dalam penelitian ini. 12