BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Herman Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Data Komunikasi data merupakan transmisi data elektronik melalui sebuah media. Media tersebut dapat berupa kabel tembaga, fiber optik, radio frequency dan microwave (gelombang mikro) dan sebagainya. Sistem yang memungkinkan terjadinya transmisi data seringkali disebut jaringan komunikasi data. Perbedaan mendasar antara jaringan komputer dan komunikasi data adalah komunikasi data lebih cenderung pada kehandalan dan efisiensi transfer sejumlah bitbit dari satu titik ke tujuannya sementara jaringan komputer menggunakan teknik komunikasi data namun lebih mementingkan arti dari tiap bit dalam proses pengiriman hingga diterima di tujuannya seperti di tunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Diagram umum komunikasi data 7
2 8 Media transmisi digunakan pada beberapa peralatan elektronika untuk menghubungkan antara pengirim dan penerima agar dapat melakukan pertukaran data. Sebagai contohnya yaitu pesawat telepon, media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan dua buah telepon adalah kabel. Setiap peralatan elektronika memiliki media transmisi yang berbeda-beda dalam pengiriman datanya. Jenis media transmisi dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Guided Transmission Media : Guided Transmission Media atau media transmisi jaringan mengunakan sistem kabel. Contohnya : twisted pair cable, coaxial cable and fiber optic. 2. Unguided Transmission Media : Media transmisi mengunakan sistem gelombang dengan medianya adalah udara. Contohnya : satelit, bluetooth, dan inframerah. 2.2 Fiber Optik Optical Fiber (Serat Optik) merupakan salah satu Guided Transmission Media yang telah banyak digunakan saat ini. Serat Optik adalah media kabel terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan mode transmisi yang digunakan serat optik terdiri atas Multimode Step Index, Multimode Graded Index dan Single mode Step Index. Keuntungan serat optik adalah bentuknya lebih ramping, kapasitas transmisi yang lebih besar, sedikit sinyal yang hilang, data diubah menjadi sinyal cahaya sehingga lebih cepat, tidak berkarat dan tidak mudah terbakar. Kelemahan serat optik antara lain biaya yang mahal untuk peralatannya, memerlukan konversi data listrik ke
3 9 cahaya dan sebaliknya yang rumit, memerlukan peralatan khusus dalam prosedur pemakaian dan pemasangannya serta untuk perbaikan yang kompleks membutuhkan tenaga yang ahli di bidang ini. Secara garis besar kabel serat optik terdiri dari 2 bagian utama, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari inti (core). Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi. Dalam aplikasinya serat optik biasanya diselubungi oleh lapisan resin yang disebut dengan jacket (coating), biasanya berbahan plastik. Lapisan ini dapat menambah kekuatan untuk kabel serat optik, walaupun tidak memberikan peningkatan terhadap sifat gelombang pandu optik pada kabel tersebut. Namun lapisan resin ini dapat menyerap cahaya dan mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran cahaya yang keluar dari selubung inti. Serta hal ini dapat juga mengurangi cross talk yaitu gangguan/interferensi pada suatu kabel, yang timbul karena ada satu atau lebih kabel yang saling berdekatan. Berikut ini adalah Struktur dari Serat Optik yang di tunjukkan pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Struktur Kabel Serat Optik
4 Pelemahan Fiber Optic Pelemahan (Attenuation) cahaya sangat penting diketahui terutama dalam merancang sistem telekomunikasi serat optik itu sendiri. Pelemahan cahaya dalam serat optik adalah adanya penurunan rata-rata daya optik pada kabel serat optik, biasanya diekspresikan dalam decibel (db) tanpa tanda negatif. Berikut ini beberapa hal yangmenyebabkan pelemahan cahaya pada serat optik : a. Penyerapan (Absorption) yaitu kehilangan cahaya yang disebabkan adanya penyerapan dari luar dan penyerapan dari dalam. Untuk penyerapan dari luar terjadi karena imputy dalam fiber optik seperti: besi, cobalt dan ion OH. Sedangkan penyerapan dari dalam disebabkan bahan pembuat fiber itu sendiri. b. Penyebaran (Scattering) yaitu gangguan yang disebabkan karena tidak homogennya struktur fiber optik, kerapatan (density) yang tidak merata dan komposisi yang tidak fluktuasi dari bahan fiber glass sehingga ada energi cahaya yang keluar dari fiber optik. c. Kehilangan Radiasi (Radiative Losses) yaitu gangguan yang disebabkan karena bending (tekukan) dan coupling (sambungan). Tingkat kehandalan serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate) yaitu jumlah kesalahan bit selama penyaluran informasi persatuan waktu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan nilai BER.
5 Jenis- jenis Fiber Optik Single Mode Step index Serat Optik ini berarti hanya satu berkas cahaya saja yang bisa dilewatkannya. Oleh karena satu berkas cahaya, maka tidak ada perubahan index bias terhadap perjalanan cahaya dan tidak terjadi dispersi. Dengan demikian serat optik Step Index Singlemode ini memiliki lebar pita frekuensi yang lebih lebar. Sehingga serat optik Step Index Singlemode sering dipergunakan pada sistem komunikasi jarak jauh, karena mampu menyalurkan data dengan kecepatan yang tinggi. Idealnya cahaya merambat hanya melalui satu ragam saja, yang sejajar dengan sumbu serat. Serat optik Step Index Singlemode mempunyai lebar pita frekuensi 50 GHz dan mempunyai diameter secara keseluruhan 125 µm dan diameter inti berkisar > 9 µm seperti yang di tunjukkan pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Single Mode Step Index Susunan tipe dari serat kaca Single Mode Step Index : 1. Diameter Inti (core) : 2-10 µm 2. Diameter Selimut (Cladding) : µm 3. Diameter Coating/Jaket : µm 4. Numerical Aperture : (standar 0.1) 5. Redaman : 1-5 db/km
6 12 Keuntungan Single Mode Step Index adalah pengaruh dispersi sangat kecil dan kapasitas lebar pita frekuensi sangat besar, sedangkan kelemahannya adalah harga yang sangat mahal Multi Mode Step Index Sesuai dengan namanya, kabel jenis ini memiliki beberapa serat optik yang dibundel secara bersama. Berdasarkan susuan indeksnya, serat optik Step Index Multimode mempunyai dua bentuk yaitu serat optik yang indeks biasnya sama (Step Index) dan indeks biasnya Continue (Graded Index). Keuntungan dari kabel ini adalah inti yang besar sehingga penyambungannya mudah dilakukan. Sedangkan kerugian dari kabel ini adalah terjadinya Dispersi. Oleh karena itu serat optik ini digunakan untuk jarak pendek. Serat optik ini mempunyai lebar pita frekuensi antara MHz dengan diameter inti 50 µm dan diameter secara keseluruhan 125 µm seperti yang di tunjukkan pada Gambar 2.4. Indeks Bias Gambar 2.4 Multi Mode Step Index Susunan tipe dari fiber optic Multimode Step Index: 1. Diameter Inti (Core) : µm 2. Diameter Selimut (Cladding) : µm
7 13 3. Diameter Coating/Jaket : µm 4. Numerical Aperture : Redaman : 4-20 db/km Tipe kedua dari serat optik Multimode adalah serat optik yang indeks biasnya Continue (Graded Index). Kabel ini terdiri dari inti yang mempunyai indeks bias berkurang sedikit demi sedikit secara bertahap (Step by Step), mulai dari pusat inti sampai batas antara inti dan selubung dengan diameter inti 50 µm dan diameter keseluruhan 125 µm, bentuk Graded Index di tunjukkan pada Gambar 2.5. Indeks Gambar 2.5 Graded Index Multimode Berkas cahaya yang merambat melalui kabel ini dibelokkan sampai arah rambatnya sejajar dengan sumbu serat. Gelombang cahaya yang merambat melalui lapisan bagian luar berjalan lebih jauh dari pada cahaya yang melalui lapisan bagian dalam. Tetapi indeks bias lapisan luar lebih kecil, berarti kecepatan cahaya bagian luar lebih cepat dari bagian dalam. Serat optik ini mempunyai lebar pita frekuensi 1 GHz. Susunan tipe dan fiber optik Multimode Graded Index yaitu : 1. Diameter Inti (core) : µm
8 14 (standar 50 µm) 2. Diameter Selimut (cladding) : µm (standar 125 µm) 3. Diameter Coating/Jaket : µm 4. Numerical Aperture : Redaman : 2-10 db/km 2.3 Modulasi Modulasi adalah penumpangan sinyal informasi kedalam sinyal pembawa untuk menyaluran informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem. Ada dua jenis modulasi yaitu : 1. Modulasi Analog 2. Modulasi Digital Modulasi Analog Teknik umum yang dipakai dalam modulasi analog adalah: 1. Modulasi Fase (Phase Modulation - PM)
9 15 Modulasi fase adalah modulasi dimana sinyal informasi mengikuti variasi fase dari sinyal pembawa. Sinyal Input Sinyal Output Gambar 2.6 Phase Modulation 2. Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation - FM) Modulasi frekuensi adalah suatu bentuk modulasi dimana frekuensi sinyal pembawa divariasikan secara proposional berdasarkan amplitudo sinyal input. Gambar 2.7 Frequency Modulation
10 16 3. Modulasi Amplitudo (Amplitudo Modulation - AM) Modulasi amplitudo adalah salah satu bentuk modulasi dimana amplitudo sinyal pembawa divariasikan secara proposional berdasarkan sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Gambar 2.8 Amplitudo Modulation Modulasi Digital Teknik yang umum dipakai dalam modulasi digital adalah : 1. Phase Shift Keying (PSK) PSK adalah modulasi digital yang mengubah tiap bit data digital (logik 0 & 1) ke dalam sinyal analog yang sepadan. 2. Frekuensi Shift Keying (FSK) FSK adalah modulasi digital yang mengubah frekuensi dari gelombang pembawa sesuai dengan sinyal informasi digital. 3. Amplitudo Shift Keying (ASK) ASK adalah modulasi digital yang mengubah amplitudo dari gelombang pembawa sesuai dengan sinyal informasi digital.
11 17 Gambar 2.9 Modulasi Digital 2.4 Synchronous Digital Hirarki (SDH) PDH menciptakan angka-angka saluran yang lebih besar dengan standarisasi 30 kanal (PCM 30) yang digunakan di Eropa dan 24 kanal (PCM 24) yang digunakan di Amerika. Solusi ini bekerja hanya sesaat karena masih terdapat banyak kelemahan sehingga diciptakan SDH. Hal-hal yang menjadikan teknologi SDH lebih digunakan daripada teknologi PDH : 1. Bersifat synchronous artinya dalam multiplexing bit-bit informasi disinkronisasikan secara serentak menggunakan bit sinkronisasi. 2. Kapasitas SDH yang lebih besar dari PDH. 3. Penyaluran infomasi pada SDH lebih cepat dibandingkan PDH. SDH telah menjadi standart transmisi yang utama dikebanyakan jaringan telekomunikasi. SDH dikembangkan dari besarnya E1 yaitu sebesar Mbps
12 18 supaya tercipta SDH yang lebih besar yang dikenal dengan Synchronous Transport Modules (STM). STM-1 memiliki kecepatan sebesar 155,52 Mbit/S. SDH dapat disamakan dengan Ethernet, PPP dan ATM dan kapasitas SDH terdiri dari STM-1, STM-4, STM-16 dan STM 64. Jaringan SDH berfungsi untuk menyalurkan sinyal informasi dengan menggunakan serat optik dengan kecepatan yang tinggi. Serat optik menggunakan pulsa cahaya untuk memindahkan data dan memang prosesnya sangat cepat. Penyaluran sinyal informasi menggunakan serat optik menghasilkan Wavelength Division Multiplexing (WDM) atau penyaluran sinyal informasi dengan jarak yang jauh dimana sinyal disalurkan dengan panjang gelombang yang berbeda. Prinsip elemen dasar pada teknologi SDH (Synchronous Digital hierarchy) antara lain: 1. Container (C) 2. Virtual Container (VC) 3. Administrative Unit (AU) 4. Administrative Unit Group (AUG) 5. Tributary Unit (TU) 6. Tributary Unit Group (TUG) Proses kerja multiplexing E-1 (2Mb/s) menjadi STM-1 ditunjukan pada Gambar 2.3 Struktur STM-1/A-4/VC-4/TU-3/TUG-2/TUG-12 dan Gambar 2.4 Hierarki SDH (synchronous Digital Herarchy).
13 19 Gambar 2.10 Hierarki SDH ( Synchronous Digital Herarchy ) Di dalam sistem SDH dikenal tiga tahapan proses multiplexing yang tergantung dari sinyal masukan yang dikirim. Proses tersebut terdiri dari: 1. Mapping Mapping adalah proses pemetaan sinyal-sinyal PDH yang akan dibawa melalui jaringan SDH. Pertama sinyal-sinyal PDH dimasukan ke dalam Container tesebut (C-n) multiplexing sesuai dengan laju bit masing-masing. Kemudian C-n ditambahkan POH untuk membentuk Virtual Container (VC-n). Proses inilah yang disebut dengan mapping. POH berfungsi untuk memantau kualitas dan mengidentifikasi tipe dari Container. VC merupakan elemen dasar yang akan di kontrol dan diatur dalam sistem SDH. Ada beberapa janis VC yaitu VC-11, VC-12, VC-2 disebut dengan VC orde rendah dan VC-3 dan VC-4 disebut sebagai VC orde tinggi. 2. Multiplexing Orde Rendah Multiplexing orde rendah adalah membentuk VC orde tinggi dengan memultiplexing VC orde rendah. Untuk VC orde rendah pertama kali
14 20 dilakukan adalah dengan menambahkan pointer untuk membentuk TU (Tributary Unit) sesuai dengan VC-nya yang disebut dengan aligning. TU tesebut digabungkan untuk membentuk TUG (Tributary Unit Group). Kemudian menambahkan POH pada TUG sehingga terbentuk VC orde tinggi. 3. Multiplexing Orde Tinggi Multiplexing Orde Tinggi diperoleh dengan memultiplexing AU orde tinggi (AU-4) untuk membentuk frame STM-n. AU-4 bisa didapat dari multiplexing orde rendah atau langsung melalui pemetaan Container C-3 dan C-4, Seperti halnya multiplexing orde rendah, VC orde tinggi tesebut ditambahkan pointer untuk membentuk AU (Administrative Unit) sesuai dengan VC-nya (aligning). Selanjutnya AU tersebut digabungkan untuk membentuk AUG (Administative Unit Goup). Frame STM-n dibentuk dengan memultiplexing AUG. 2.5 Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) merupakan teknologi terbaru dalam telekomunikasi dengan media kabel serat optik yang merupakan perkembangan dari teknologi SDH. Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) merupakan suatu metode penggabungan sinyal-sinyal optik dengan panjang gelombang operasi yang berbeda-beda yang ditransmisikan kedalam sebuah serat optik tunggal dengan memperkecil spasi antar kanal sehingga terjadi peningkatan jumlah kanal yang mampu dimultiplexing. Inti dari DWDM ini terdapat
15 21 pada infrastruktur yang digunakan, seperti jenis laser dan penguat. Perbaikan teknologi ini dipicu dengan adanya perkembangan teknologi fotonik, seperti penemuan EDFA (Erbium Doped Fiber Amplifier) sebagai penguat optik dan laser dengan presisi yang lebih tinggi. Penemuan EDFA memungkinkan DWDM beroperasi pada daerah 1550 nm yang memiliki attenuasi rendah. Secara sederhana sebuah jaringan yang menggunakan DWDM dapat digambarkan pada Gambar 2.9 Jaringan DWDM. Gambar 2.11 Jaringan DWDM Dalam komunikasi serat optik, Wavelength Division Multiplexing (WDM) adalah teknologi yang memultiplexing sejumlah sinyal carrier optik ke sebuah serat optik tunggal dengan menggunakan panjang gelombang yang berbeda. Teknik WDM memungkinkan komunikasi dua arah lebih dari satu serat optik serta penggandaan kapasitas. Sebuah sistem WDM menggunakan multiplexer disisi pengirim untuk menggabungkan beberapa sinyal informasi kedalam satu kanal informasi dan demultiplexer disisi penerima untuk memisahkan beberapa sinyal informasi dari satu kanal.
16 Sejarah Perkembangan DWDM Konsep ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1970 dan 1978 sistem WDM sedang direalisasikan di laboratorium. Sistem WDM pertama hanya menggabungkan dua sinyal. Sistem modern dapat menangani hingga 160 sinyal dengan kecepatan hingga 10 Gbps didalam satu fiber optik. Sistem WDM populer dengan perusahaan telekomunikasi karena memungkinkan untuk memperluas kapasitas jaringan tanpa menggunakan lebih banyak serat optik. Kapasitas link yang diberikan dapat diperluas dengan hanya meningkatkan multiplexer dan demultiplexer. Sistem umum WDM beroperasi pada kabel serat optik mode tunggal, yang memiliki diameter inti 9 um. WDM juga dapat digunakan dalam kabel serat optik multi-mode yang memiliki diameter inti 50 atau 62,5 um. Sistem WDM dibagi menjadi 2 CDWM dan DWDM. CWDM menyediakan hingga 8 kanal di jendela transmisi (C-Band) dari serat optik dengan panjang gelombang 1550 nm. Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) menggunakan jendela transmisi yang sama dengan 40 saluran pada jarak 100 GHz atau 80 saluran dengan jarak 50 GHz. EDFA memberikan aplikasi pita lebar yang efisien untuk C-band dan aplikasi raman menambahkan mekanisme untuk amplifikasi pada pita-l. Sebelum standarisasi ITU, makna umum untuk WDM berarti menggabungkan dua (atau mungkin lebih) sinyal informasi ke sebuah serat tunggal, dimana satu sinyal dengan panjang gelombang nm dan sinyal informasi lainnya pada panjang gelombang Pada tahun 2002 ITU standar saluran jarak grid untuk digunakan dengan CWDM (ITU-T G.694.2), dengan menggunakan panjang gelombang dari 1270 nm sampai 1610 nm dengan saluran jarak 20 nm.
17 23 DWDM awalnya memultiplexing sinyal optik dalam band 1550 nm dan untuk meningkatkan kemampuan penguatan sinyal digunakan erbium doped fiber amplifier (EDFAs) untuk panjang gelombang antara kira-kira nm (C band), atau nm (L band). EDFAs awalnya dikembangkan untuk menggantikan SONET / SDH optik-listrik-optik (OEO) regenerator Konsep DWDM Masukan sistem DWDM berupa traffik yang memiliki format data dan laju bit yang berbeda dihubungkan dengan laser DWDM. Laser tersebut akan mengubah masing-masing sinyal informasi dan memancarkan dalam panjang gelombang yang berbeda-beda λ 1, λ 2, λ 3,, λn. Kemudian masing-masing panjang gelombang tersebut dimasukkan kedalam MUX (multiplexer) dan keluaran dimasukkan ke dalam sebuah serat optik. Selanjutnya keluaran MUX ini akan ditransmisikan sepanjang jaringan serat optik. Untuk mengantisipasi pelemahan sinyal, maka diperlukan penguatan sinyal sepanjang jalur transmisi. Sebelum ditransmisikan sinyal ini diperkuat terlebih dahulu dengan menggunakan penguat akhir (post amplifier) untuk mencapai tingkat daya sinyal yang cukup. ILA (in line amplifier) digunakan untuk menguatkan sinyal sepanjang saluran transmisi. Sedangkan penguat awal (pre-amplifier) digunakan untuk menguatkan sinyal sebelum dideteksi. DEMUX (demultiplexer) digunakan pada ujung penerima untuk memisahkan antar panjang gelombang yang selanjutnya akan dideteksi menggunakan photo detector. Multiplexing serentak kanal masukan dan demultiplexing kanal keluaran dapat dilakukan oleh komponen yang sama, yaitu multiplexer/demultiplexer.
18 Konfigurasi DWDM Menurut konfigurasinya sistem DWDM dibagi menjadi 2 : 1. Sistem DWDM satu arah (one way transmission), pada sistem ini dalam satu serat optik dapat terjadi beberapa transmisi dengan satu arah. Sistem DWDM satu arah ditunjukkan pada Gambar 2.10 Sistem DWDM satu arah (one way transmission). Gambar 2.12 Sistem DWDM satu arah (one way transmission) 2. Sistem DWDM dua arah (two way transmission), dimana dalam sebuah serat terjadi dua dimana pada serat terjadi pengiriman informasi dari DWDM 1 ke DWDM 2 dengan panjang gelombang λ 1 dan pada saat yang bersamaan ditransmisikan informasi dari DWDM2 ke DWDM 1 dengan panjang gelombang λ 2. Sistem DWDM dua arah ditunjukkan pada Gambar 2.11 Sistem DWDM dua arah ( two way transmission ).
19 25 Gambar 2.13 Sistem DWDM dua arah ( two way transmission) Spasi Kanal Spasi kanal merupakan jarak minimum antar panjang gelombang agar tidak terjadi interferensi. Standarisasi spasi kanal perlu dilakukan agar sistem DWDM dari berbagai vendor yang berbeda dapat saling berkomunikasi. Jika panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi, hubungan bedanya dikenal dalam panjang gelombang masing- masing sinyal. Faktor yang mengendalikan besar spasi kanal adalah bandwitdh pada penguat optic dan kemampuan penerima mengindetifikasi dua set panjang gelombang yang melewati penguat. Saat ini terdapat dua pilihan untuk melakukan standarisai kanal, yaitu menggunakan spasi lamda atau spasi frekuensi. Hubungan antara spasi lamda dan spasi frekuensi adalah : Δ f -c/λ 2 Δλ Keterangan : Δf = spasi frekuensi (GHz) Δλ = spasi lamda (nm)
20 26 λ = panjang gelombang daerah operasi (nm) c = 3 x 108 m/s. Konversi spasi lamda ke spasi frekuensi (dan sebaliknya ) akan menghasilkan nilai yang kurang presisi, sehingga sistem DWDM dengan satuan yang berbeda akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. ITU-T kemudian mengunakan spasi frekuensi sebagai spasi kanal. Tabel 2.1 Konversi spasi lamda ke spasi frekuensi standar ITU-T Spasi Lamda (nm) Spasi Frekuensi (GHz) 0,4 50 0, , Arsitektur Jaringan DWDM Dalam perancangan suatu link fiber optik menggunakan DWDM maka perlu diperhatikan arsitektur jaringannya. Arsitektur suatu jaringan komunikasi data adalah gambaran umum konfigurasi dari link yang dipakai yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Arsitektur jaringan DWDM terdiri dari 2 jenis yaitu Point to Point dan Point to Multipoint. Untuk Point to Multipoint sendiri memiliki 3 jenis topologi diantaranya adalah Topologi Ring, Topologi Linear dan Topologi Mesh.
21 Point to Point Untuk konfigurasi Point to Point dapat digunakan sebagai Line Terminal yang letaknya di titik ujung point to point dan digunakan untuk Multiplexer dan Demultiplexer sinyal tributary. Konfigurasi Point to Point ini juga dapat digunakan sebagai Line Repeater yang berfungsi untuk memperkuat sinyal optik tanpa memerlukan konversi dari cahaya ke listrik. Seperti di tunjukkan pada Gambar Gambar 2.14 Topologi Point to Point Point to Multipoint Pada konfigurasi Point to Multipoint dapat pula digunakan sebagai Line Terminal seperti konfigurasi Point to Point yang terletak pada titik ujung Point to Point dan digunakan untuk Multiplexer dan Demultiplexer sinyal tributary. Konfigurasi ini juga bisa digunakan sebagai Line Repeater dengan fungsinya memperkuat sinyal optik tanpa memerlukan konversi dari cahaya ke listrik. OADM yang digunakan pada konfigurasi ini berfungsi untuk menambah atau mengurangi bagian dari trafik. Kemudian untuk Back to Back Terminal digunakan untuk menambah atau mengurangi kecepatan sinyal. Topologi topologi yang digunakan dalam konfigurasi Point to Multipoint yaitu : Topologi Linear
22 28 Topologi Linear merupakan topologi yang paling sederhana dan digunakan untuk menghubungkan satu buah titik pada satu jaringan. Seperti ditunjukkan pada Gambar Gambar 2.15 DWDM sebagai Topologi Linear Topologi Ring Topologi Ring adalah topologi jaringan dimana setiap titik terkoneksi ke dua titik lainnya, membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan. Jaringan ring mengantisipasi kelemahan dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam secara bersamaan agar ketika terjadi kerusakan link maka komunikasi tidak terganggu. Berikut tampilan topologi ring ditunjukkan pada Gambar Gambar 2.16 DWDM sebagai Topologi Ring
23 Kinerja DWDM Huawei BWS 1600 Untuk area Jakarta adalah area central yang tingkat trafiknya padat juga memiliki Node Backbone kabel laut penghubung antar pulau atau penguhubung antara DWDM Jasutra dan Kalimatan dengan DWDM Jakarta dan Java Backbone maka perlu dipergunakan perangkat yang memiliki tingkat kehandalan bukan hanya dari sisi kualitas tetapi juga kuantitas. Dengan DWDM HUAWEI BWS1600 maka kebutuhan akan kapasitas untuk saat ini maupun beberapa tahun kedepan akan teratasi. Kapasitas yang ditawarkan dengan menggunakan DWDM maksimal mencapai 96λ. Satuan E1 digunakan karena merupakan standar yang dipakai Indonesia. Serta Sistem DWDM BWS 1600 memiliki jumlah kanal yang dapat dicapai hingga kanal. Dengan penerapan teknologi DWDM pada jaringan backbone dapat ditingkatkan hingga 96 kali dari teknologi SDH. Dan dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa teknologi DWDM merupakan teknologi yang handal untuk masa depan karena bisa menampung traffic yang semakin bertambah terus nantinya. Alasan lain adalah karena DWDM HUAWEI BWS1600 memiliki sistem proteksi Automatically Switched Optical Network (ASON) sehingga apabila terjadi kerusakan maupun gangguan pada pelayanan telekomunikasi akan dapat diatasi dengan sendirinya. Tidak seperti SDH, kekurangan dari sistem SDH adalah sistem proteksi harus dibuat secara manual dan tidak dapat mencari jalur sendiri jika Working Link putus. Teknologi ASON dibuat untuk mengatasi kekurangan ini. ASON merupakan protokol yang diintegrasikan di NE pada jaringan DWDM.
24 30 Sehingga hubungan setiap NE membentuk suatu jaringan cerdas yang dapat menentukan jalur sendiri jika Working Link putus. Kemudian apabila dilihat dari segi geografis, titik central di Jakarta memiliki tingkat traffic yang tinggi dan padat, maka DWDM merupakan media penyaluran informasi berkapasitas besar dan cepat yang tepat untuk digunakan masa kini dan masa depan.
Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)
Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Bahan fiber optics (serat optik) Serat optik terbuat dari bahan dielektrik berbentuk seperti kaca (glass). Di dalam serat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG
BAB IV ANALISA KINERJA DWDM HUAWEI BWS1600 PADA LINK KEBAGUSAN JAMPANG Seiring perkembangan zaman, sistem telekomunikasi membutuhkan kapasitas jaringan yang lebih besar dan kecepatan lebih cepat, sehingga
Lebih terperinciDense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) sebagai Solusi Krisis Kapasitas Banwidth pada Transmisi Data
Endah Sudarmilah, DWDM sebagai Solusi Krisis Kapasitas Bandwidth pada Transmisi Data Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) sebagai Solusi Krisis Kapasitas Banwidth pada Transmisi Data Endah Sudarmilah
Lebih terperinciBAB II WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (WDM) Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang
BAB II WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (WDM) 2.1 Umum Pada mulanya, teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang merupakan cikal bakal lahirnya Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM),
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T
Multiplexing Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu (banyak) informasi melalui satu saluran. Tujuan utamanya adalah untuk menghemat jumlah saluran fisik misalnya kabel, pemancar &
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi terbaru menunjukkan bahwa jaringan multimedia dan highcapacity Wavelength Division Multiplexing (WDM) membutuhkan bandwidth yang tinggi. Serat optik adalah
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK. Perkembangan teknologi telekomunikasi memungkinkan penyediaan
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Umum Perkembangan teknologi telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana telekomunikasi dengan biaya relatif rendah, mutu pelayanan tinggi, cepat, aman, dan juga
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Topik Pembahasan Chapter 1 Overview SKSO Pertemuan Ke -2 SKSO dan Teori
Lebih terperinci11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding
TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi
Lebih terperinciFaktor Rate data. Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver
Version 1.1.0 Faktor Rate data Bandwidth Ganguan transmisi(transmission impairments) Interferensi Jumlah receiver Kecepatan Transmisi Bit : Binary Digit Dalam transmisi bit merupakan pulsa listrik negatif
Lebih terperinciBAB II. SDH (Synchronous Digital Hierarchy)
BAB II SDH (Synchronous Digital Hierarchy) 2.1 Tinjauan Umum SDH Dalam sistem transmisi, dikenal teknik multiplex. Multiplex adalah penggabungan beberapa sinyal informasi menjadi satu dan ditransmisikan
Lebih terperinciTRANSMISI DATA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) Abstraksi
TRANSMISI DATA MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING (DWDM) Surawan Adi Putra 1, Dwi Astharini 1, Syarifuddin Salmani 2 1 Departemen Teknik Elektro, Universitas Al Azhar Indonesia,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem komunikasi optik adalah suatu sistem komunikasi yang media transmisinya menggunakan serat optik. Pada prinsipnya sistem komunikasi serat
Lebih terperinciBAB II SISTEM TRANSIMISI KABEL SERAT OPTIK. telekomunikasi yang cepat maka kemampuan sistem transmisi dengan menggunakan
BAB II SISTEM TRANSIMISI KABEL SERAT OPTIK 2.1 Pendahuluan Perkembangan teknologi telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana telekomunikasi dalam biaya relatif rendah, mutu pelayanan tinggi, cepat,
Lebih terperinciTRANSMISI & MEDIA TRANSMISI
TRANSMISI & MEDIA TRANSMISI Pengertian Media Transmisi Jenis-jenis Media Transmisi Tipe-Tipe Transmisi Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email : rizahilmi@gmail.com Pengertian Media Transmisi Media
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI DWDM PADA JARINGAN BACKBONE JAWA BARAT SKRIPSI TEGAR SATRIO DWIPUTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI DWDM PADA JARINGAN BACKBONE JAWA BARAT SKRIPSI TEGAR SATRIO DWIPUTRO 0806331292 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JULI 2012 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan layanan transmisi data dengan kecepatan tinggi dan kapasitas besar semakin meningkat pada sistem komunikasi serat optik. Kondisi ini semakin didukung lagi
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG. Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara : Berikut adalah gambar perambatan cahaya dalam medium yang ditunjukkan
BAB III TEORI PENUNJANG Bab tiga berisi tentang tentang teori penunjang kerja praktek yang telah dikerjakan. 3.1. Propagasi cahaya dalam serat optik Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara :
Lebih terperinciTeknologi Jaringan Komunikasi data dan Media Transmisi
Teknologi Jaringan Komunikasi data dan Media Transmisi Setelah kita mempelari tentang teori dasar kominukasi data dan telah juga mempelajari tranmisi dan media tranmisi, sekarang kita akan membahas soal
Lebih terperinciANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA
ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA Yovi Hamdani, Ir. M. Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciPengertian Multiplexing
Pengertian Multiplexing Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer
Lebih terperinciBAB III TEORI PENDUDUKUNG
BAB III TEORI PENDUDUKUNG Dalam Laporan kerja praktek ini didukung dengan beberapa teori diantaranya yaituteori tentang SDH (Syncronous digital Hierarchy). Pada bab ini menjelaskan tentang arsitektur dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan kecepatan dan bandwidth untuk komunikasi semakin meningkat secara signifikan. Salah satu teknologi yang menjadi solusi adalah sistem transmisi berbasis cahaya
Lebih terperinciAnalisis Penguat EDFA dan SOA pada Sistem Transmisi DWDM dengan Optisystem 14
Analisis Penguat EDFA dan SOA pada Sistem Transmisi DWDM dengan Optisystem 14 Dewiani Djamaluddin #1, Andani Achmad #2, Fiqri Hidayat *3, Dhanang Bramatyo *4 #1,2 Departemen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tugas Akhir ini akan diselesaikan melalui beberapa tahapan yaitu mengidentifikasi masalah, pemodelan sistem, simulasi dan analisa hasil. Pemodelan dan simulasi jaringan di-design
Lebih terperinciDENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING ( DWDM )
DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING ( DWDM ) Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email : andreas_ardian@yahoo.com INTISARI WDM (Wavelength Division
Lebih terperinciMEDIA TRANSMISI KOMUNIKASI DATA
Hal. 1 MEDIA TRANSMISI KOMUNIKASI DATA Beberapa media beberapa media transmisi dapat digunakan sebagai channel (jalur) transmisi atau carrier dari data yang dikirimkan. Secara fisik, media transmisi dapat
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Teknologi serat optik merupakan suatu teknologi komunikasi yang sangat bagus pada zaman modern saat ini. Pada teknologi ini terjadi perubahan informasi yang biasanya berbentuk
Lebih terperinciBAB II WIDE AREA NETWORK
BAB II WIDE AREA NETWORK Wide Area Network adalah sebuah jaringan komunikasi data yang mencakup daerah geographi yang cukup besar dan menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi.
Lebih terperinciMedia Transmisi Jaringan
Media Transmisi Jaringan Medium Transmisi pada Telekomunikasi Medium transmisi digunakan untuk mengirimkan informasi, baik voice maupun data dari pengirim ke penerima atau dari TX ke RX. Pada dasarnya
Lebih terperinciLayer ini berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak terstruktur melalui medium fisik; berhubungan
三日月光 OSI LAYER u/ Menentukan layanan-layanan yang ditampilkan oleh setiap lapisan Physical layer Layer ini berhubungan dengan transmisi dari aliran bit yang tidak terstruktur melalui medium fisik; berhubungan
Lebih terperinciSISTEM TRANSMISI DWDM PADA JARINGAN SDH (Studi Kasus : Penerapan Sistem DWDM dan SDH pada Jaringan Transmisi PT. XL Axiata tbk.)
SISTEM TRANSMISI DWDM PADA JARINGAN SDH (Studi Kasus : Penerapan Sistem DWDM dan SDH pada Jaringan Transmisi PT. XL Axiata tbk.) Oleh : Medi Kartika Putri NIM : 612005020 Tugas Akhir Untuk melengkapi syarat-syarat
Lebih terperinciULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL
ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL a. Pilihan Ganda 1. Protokol TCP/IP berhubungan dengan pengguna aplikasi yang berguna untuk terminal maya jarak jauh a. HTTP b. FTP c. SMTP d. TELNET e. UDP 2. Proses pencampuran
Lebih terperinciMEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom
Jaringan Komputer I 1 MEDIA TRANSMISI Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Spektrum Elektromagnetik Jaringan
Lebih terperinciTopologi Jaringan Transport Optik
KARYA ILMIAH Topologi Jaringan Transport Optik OLEH : NAEMAH MUBARAKAH, ST UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK 2007 Topologi Jaringan Transport Optik A. Pendahuluan Perkembangan dan trend trafik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dengan adanya telekomunikasi, orang bisa saling bertukar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telekomunikasi adalah salah satu bidang yang memiliki peranan penting pada abad ini. Dengan adanya telekomunikasi, orang bisa saling bertukar informasi satu dengan
Lebih terperinci± voice bandwidth)
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Kebutuhan user akan mutu, kualitas, dan jenis layanan telekomunikasi yang lebih baik serta perkembangan teknologi yang pesat memberikan dampak terhadap pemilihan media
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perkembangan dalam bidang komunikasi dan pengaruh globalisasi serta arus informasi, masyarakat modern memerlukan adanya sarana Telekomunikasi yang lebih canggih. Kebutuhan
Lebih terperinciMedia Transmisi. Klasifikasi Media Transmisi. Dibagi 2 jenis Guided - wire Unguided wireless
Dibagi 2 jenis Guided - wire Unguided wireless Media Transmisi Karakteristik dan kualitas ditentukan oleh medium dan sinyal Untuk guided, adalah koneksi dengan kabel atau kawat Untuk unguided, tanpa kabel
Lebih terperinciLAPISAN FISIK. Pengertian Dasar. Sinyal Data
LAPISAN FISIK Pengertian Dasar Lapisan Fisik (physical layer) adalah lapisan terbawah dari model referensi OSI, lapisan ini berfungsi untuk menentukan karekteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan
Lebih terperinciPERANGKAT DWDM ZTE PADA JARINGAN BACKBONE
Makalah Seminar Kerja Praktek POWER KALKULASI PERANGKAT DWDM ZTE PADA JARINGAN BACKBONE RUAS SEMARANG-SOLO Dudik Hermanto (L2F 008 027) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRAK
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER Chandra Hermawan, M.Kom
JARINGAN KOMPUTER Chandra Hermawan, M.Kom Materi Sesi IV MEDIA TRANSMISI Media Transmisi Guided Transmission (Wired): Terdapat saluran fisik yang menghubungkan perangkat satu dengan perangkat lainnya.
Lebih terperinciZTE ZXWM M900 SEBAGAI PERANGKAT DWDM BACKBONE
Makalah Seminar Kerja Praktek ZTE ZXWM M900 SEBAGAI PERANGKAT DWDM BACKBONE Frans Bertua YS (L2F 008 124) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRAK Pada 30 tahun belakangan
Lebih terperinciBAB II. SDH (Synchronous Digital Hierarchy)
BAB II SDH (Synchronous Digital Hierarchy) 2.1 Tinjauan Umum SDH Dalam sistem transmisi, dikenal teknik multiplex. Multiplex adalah penggabungan beberapa sinyal informasi menjadi satu dan ditransmisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perangkat yang berfungsi sebagai transmitter dan receiver melalui suatu sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga data dan informasi dapat disebarkan ke seluruh dunia dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini berarti
Lebih terperinciBAB III MEKANISME KERJA
BAB III MEKANISME KERJA 3.1 Jaringan Fiber Optik MSC Taman Rasuna PT. Bakrie Telecom sebagai salah satu operator penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia telah menggunakan jaringan fiber optic untuk
Lebih terperinci1. Percakapan antar individu(manusia) 2. Mengirim dan atau menerima surat 3. Percakapan melalui telepon 3. Menonton Televisi 4. Mendengarkan radio
Komunikasi dan Informasi Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan umat manusia, karena kita selalu terlibat dalam salah satu bentuk dari komunikasi tersebut, misalnya: 1. Percakapan antar individu(manusia)
Lebih terperinciTeknik Telekomunikasi
Teknik Telekomunikasi Konsep Dasar Telekomunikasi Jenis-jenis Telekomunikasi Sinyal Modulasi Pengkodean Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email : rizahilmi@gmail.com Konsep Dasar Telekomunikasi
Lebih terperinciAplikasi Multiplexer -8-
Sistem Digital Aplikasi Multiplexer -8- Missa Lamsani Hal 1 Multiplexer Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Dimana perangkat yang melakukan
Lebih terperinciKontingensi Kabel Optik non-homogen Tipe G.652 dan G.655 Abstrak Kata Kunci PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan
Makalah Seminar Kerja Praktek Kontingensi Kabel Optik non-homogen Tipe G652 dan G655 Oleh : Frans Scifo (L2F008125) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Pada 30 tahun belakangan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori Ethernet Over SDH SDH (Synchronous Digital Hierarchy) menjelaskan tentang transfer data dengan kapasitas yang besar menggunakan media transmisi serat opti, sistem detakan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. menggunakan media gelombang mikro, serat optik, hingga ke model wireless.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Jaringan Komputer Kecepatan perkembangan teknologi menjadikan proses transformasi informasi sebagai kebutuhan utama manusia yang akan semakin mudah didapatkan dengan cakupan
Lebih terperinciSistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 8 Pengantar Serat Optik
TKE 8329W Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 8 Pengantar Serat Optik Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas
Lebih terperinciTEKNOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: TEKNOLOGI KOMUNIKASI Media Transmisi Dengan Kabel Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Kabel Koaksial Kabel koaksial ditemukan oleh
Lebih terperinciDAHLAN ABDULLAH
DAHLAN ABDULLAH dahlan.unimal@gmail.com http://www.dahlan.web.id Ada dua hal yang harus dipenuhi supaya mendapatkan akses komunikasi. 1. Kesamaan dalam pemahaman antara pemancar dan penerima. Bagian pemancar
Lebih terperinciSOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER
SOAL-SOAL UTS JARINGAN KOMPUTER Soal No.1 a. Rancang sebuah MAN dengan criteria sebagai berikut : - Topologi jaringan yang digunakan - Protokol yang dipakai - Alamat IP tiap host dan server - Operating
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek POWER KALKULASI PERANGKAT DWDM ZTE PADA JARINGAN BACKBONE JAWA LINK PURWOKERTO - YOGYAKARTA
Makalah Seminar Kerja Praktek POWER KALKULASI PERANGKAT DWDM ZTE PADA JARINGAN BACKBONE JAWA LINK PURWOKERTO - YOGYAKARTA Widya Ningtiyas (21060111120024), Sukiswo, ST. MT. (196907141997021001) Jurusan
Lebih terperinciPEMBAGIAN SERAT OPTIK
FIBER OPTIC CABLE Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN FIBER OPTIK
Abstrak Kemajuan teknologi sekarang ini semakin pesat sehingga kebutuhan akan komunikasi data antara dua komputer atau lebih dibutuhkan alat agar dapat terhubung. Komunikasi data itu dapat terhubung dengan
Lebih terperinciMEDIA TRANSMISI. Materi Ke-5 Sistem Telekomunikasi Politeknik Telkom
MEDIA TRANSMISI Materi Ke-5 Sistem Telekomunikasi Politeknik Telkom OVERVIEW Medium transmisi digunakan untuk mengirimkan informasi, baik voice maupun data dari pengirim ke penerima atau dari TX ke RX.
Lebih terperinciMode Transmisi. Transmisi Data
Transmisi Data Mode Transmisi Transmisi Data Pengiriman data yang dilakukan oleh dua perangkat (komputer atau non-komputer) atau lebih dengan menggunakan suatu media komunikasi tertentu. Klasifikasi Transmisi
Lebih terperinciBAB II TEORI PENDUDUKUNG
BAB II TEORI PENDUDUKUNG Dalam penelitiannya tugas akhir ini didukung dengan beberapa teori teori diantaranya yaitu teori teori tentang SDH (Syncronous digital Hierarchy). Pada bab ini menjelaskan tentang
Lebih terperinciTUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :
TUGAS NAMA MATA KULIAH DOSEN : Sistem Komunikasi Serat Optik : Fitrilina, M.T OLEH: NAMA MAHASISWA : Fadilla Zennifa NO. INDUK MAHASISWA : 0910951006 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek OPTIX BWS 1600G Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java
Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX BWS 1600G Sebagai Perangkat Transmisi di PT Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java Oleh : Hanitya Triantono WP (L2F008129) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciKabel Serat Optik. Agiska Bayudin /TTL S1 Ekstensi. Jurusan Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik Universitas Jederal Ahmad Yani
Kabel Serat Optik Agiska Bayudin 2212122114/TTL S1 Ekstensi Jurusan Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik Universitas Jederal Ahmad Yani Jl. Ters. Jend. Sudirman PO. BOX 148 Cimahi, Jabar, Indonesia. Telp.
Lebih terperinciSistem Transmisi Modulasi & Multiplexing
Sistem Transmisi Modulasi & Multiplexing Konsep Sinyal Sinyal informasi tidak dapat bergerak sendiri pada jarak yang jauh. Misalkan anda bicara, apa sinyal suara anda bisa sampai ke jakarta dengan sendirinya?
Lebih terperinciSynchronous Optical Networking SONET
Synchronous Optical Networking SONET Pendahuluan Synchronous Optical Networking (SONET) dan Synchronous Digital Hierarchy (SDH) adalah protokol standar yang mentransfer beberapa bit stream digital melalui
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR SERAT OPTIIK DAN DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING. Teknologi serat optik adalah suatu teknologi komunikasi yang
BAB II KONSEP DASAR SERAT OPTIIK DAN DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING 2.1 Umum Teknologi serat optik adalah suatu teknologi komunikasi yang menggunakan media cahaya sebagai penyalur informasi. Pada
Lebih terperinciBAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1
BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1 3.4 Jaringan Akses STO Jatinegara PT TELKOM Indonesia sebagai salah satu penyelenggara telekomunikasi terbesar
Lebih terperinciBAB II DASAR SYSTEM JARINGAN TRANSMISI METRO WDM
BAB II DASAR SYSTEM JARINGAN TRANSMISI METRO WDM 2.1 Dasar Transmisi Serat Optik Pada komunikasi serat optik sinyal yang digunakan dalam bentuk sinyal digital, sedangkan penyaluran sinyal melalui serat
Lebih terperinciBAB II ISI MAKALAH A. PENGIRIM OPTIK
BAB II ISI MAKALAH A. PENGIRIM OPTIK Pada prinsipnya fiber optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat di dalamnya. Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun
Lebih terperinciMULTIPLEXING DE MULTIPLEXING
MULTIPLEXING DE MULTIPLEXING Adri Priadana ilkomadri.com MULTIPLEXING DAN DEMULTIPLEXING MULTIPLEXING Adalah teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara bersamaan pada suatu kanal transmisi.
Lebih terperinciadalah pengiriman data melalui sistem transmisi elektronik dengan komputer adalah hubungan dua atau lebih alat yang membentuk sistem komunikasi.
Sistem Informasi Akuntansi Data Communication adalah pengiriman data melalui sistem transmisi elektronik dengan komputer Jaringan kerja atau (network) adalah hubungan dua atau lebih alat yang membentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Arrayed Waveguide Grating (AWG) merupakan teknik multiplexer dan demultiplexer dengan jumlah kanal yang sangat besar dan rugi-rugi yang relatif kecil. AWG
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PENGUKURAN REDAMAN PADA KABEL SERAT OPTIK DENGAN OTDR Rini Indah S. 1, Sukiswo,ST, MT. 2 ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB III. Perencanaan Upgrade Kapasitas. dengan Tuas (Singapura ) memiliki kapasitas trafik sebesar 8 X 2.5 Gbps yang
BAB III Perencanaan Upgrade Kapasitas 3.1 Konfigurasi Awal Sistem Skkl Sea-Me-We 3 Segmen 3 yang menghubungkan Jakarta (Indonesia) dengan Tuas (Singapura ) memiliki kapasitas trafik sebesar 8 X 2.5 Gbps
Lebih terperinciANALISIS JARINGAN TRANSPORT BACKBONE LINK MEDAN SUBULUSALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SDH DENGAN SERAT OPTIK
ANALISIS JARINGAN TRANSPORT BACKBONE LINK MEDAN SUBULUSALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SDH DENGAN SERAT OPTIK Reni Risca T,Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN PENAMBAHAN AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK (ASON) PLANNING ADDITION AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK(ASON)
PERENCANAAN PENAMBAHAN AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK (ASON) PLANNING ADDITION AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK(ASON) Novita Dwi Susanti, Samsu Ismail Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serat Optik 2.1.1 Definisi Serat Optik Serat optik adalah suatu dielektrik waveguide yang beroperasi pada frekuensi optik atau cahaya. Serat optik berbentuk silinder dan menyalurkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAR TEORI
BAB III LANDASAR TEORI 3.1 Sistem Transmisi PDH Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH) adalah teknologi yang digunakan dalam jaringan telekomunikasi untuk mengangkut data dalam jumlah besar melalui peralatan
Lebih terperinciSistem Telekomunikasi
Sistem Telekomunikasi Pertemuan ke,5 Media transmisi Taufal hidayat MT. email :taufal.hidayat@itp.ac.id ; blog : catatansangpendidik.wordpress.com 1 10/12/2015 Skema umum telekomunikasi Informasi encoder
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan sangat cepat. Ini diakibatkan adanya permintaan dan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi sekarang ini mengalami kemajuan sangat cepat. Ini diakibatkan adanya permintaan dan peningkatan kebutuhan akan informasi, yang
Lebih terperinciDASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI
DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Pendahuluan Telekomunikasi = Tele -- komunikasi Tele = jauh Komunikasi = proses pertukaran informasi Telekomunikasi = Proses pertukaran
Lebih terperinciJenis media transmisi
Media Transmisi Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data), karena jarak yang jauh, maka data terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat
Lebih terperinciJARINGAN KOMPUTER MODEL ANALISIS EL Oleh : Darmansyah Deva Sani of 6 ABSTRAK
JARINGAN KOMPUTER MODEL ANALISIS EL - 670 Oleh : Darmansyah Deva Sani 232 98 502 1 of 6 ABSTRAK Sistem komunikasi fiber optik telah berkembang pesat akhir-akhir ini, berupa komunikasi suara, vidio dan
Lebih terperinciMEDIA TRANSMISI. Budhi Irawan, S.Si, M.T
MEDIA TRANSMISI Budhi Irawan, S.Si, M.T Transmisi Data Keberhasilan Transmisi Data tergantung pada : 1.Kualitas signal yang ditransmisikan 2.Karakteristik media transmisi MEDIA TRANSMISI DATA Wire (Kabel)
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java
Makalah Seminar Kerja Praktek OPTIX OSN 9500 Sebagai Perangkat Transmisi di PT. Telekomunikasi Seluler (TELKOMSEL) Regional Central Java Oleh : Fandi Yusuf Nugroho (L2F008121) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciEndi Dwi Kristianto
Fiber Optik Atas Tanah (Part 1) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi
Lebih terperinciMedium Transmisi. Guided Media
Medium Transmisi Dalam jaringan komputer, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu hal yang memegang peranan penting selain hardware dan software adalah medium transmisi. Jika digolongkan berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecepatan pengiriman dan bandwidth untuk jarak jauh dalam komunikasi sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Masalah ini dapat diatasi dengan sebuah teknologi dengan
Lebih terperinciMULTIPLEXING. Frequency-division Multiplexing (FDM)
MULTIPLEXING Multiplexing merupakan rangkaian yang memiliki banyak input tetapi hanya 1 output dan dengan menggunakan sinyal-sinyal kendali, kita dapat mengatur penyaluran input tertentu kepada outputnya,
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA
TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA JARINGAN SERAT OPTIK PADA RING 1 DI ARNET JATINEGARA DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM STRATA SATU (S1) PADA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciPENGANTAR PENGKABELAN (WIRING)
PENGANTAR PENGKABELAN (WIRING) Pengertian Kabel adalah media transmisi yang berguna dalam penyaluran data dalam proses pembuatan jaringan. Pengkabelan atau wiring adalah proses penyusunan jaringan dengan
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN DAN SIMULASI
BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI Pada bab ini pembahasan yang akan dijelaskan meliputi simulasi pemodelan jaringan yang di-design menggunakan software optisystem. Langkah ini dilakukan dengan tujuan agar
Lebih terperinciASSESMENT CLO 3 - RMG PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI
ASSESMENT CLO 3 - RMG PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI A. SOAL PILIHAN : 1. Proses untuk mengubah sinyal baseband menjadi sinyal bandpass dinamakan a. Converter b. Modulasi c. Conversi d. Modulator 2.
Lebih terperinciSistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)
Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) 1. Pendahuluan Gagasan untuk menggunakan serat optik untuk menghubungkan perangkat premise pelanggan dengan fasilitas penyedia telah
Lebih terperinci9/6/2014. Medium Transmisi. Sesi 3. Guided Media, yakni medium yang menggunakan kabel sebagai medium transmisinya. Ada tiga tipe kabel:
Sesi 3 Medium Transmisi Danny Kriestanto 2 Medium Transmisi Guided Media Unguided Media Kode MK : MI Revisi Terakhir : 3 Memperkenalkan tipe-tipe medium transmisi pada jaringan komputer 4 Guided Media,
Lebih terperinciKOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi. Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng
KOMUNIKASI DATA Data, Sinyal & Media Transmisi Oleh: Fahrudin Mukti Wibowo, S.Kom., M.Eng Data 10110111 sinyal Untuk dapat ditransmisikan, data harus ditransformasikan ke dalam bentuk gelombang elektromagnetik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana
Lebih terperinci