BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian Metode Kata metode berasal dari bahasa yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan proses pembelajaran maka metode menyangkut masalah cara penyampaian pembelajaran untuk dapat dipahami oleh peserta didik. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad dalam Suryobroto (1985:3) metode pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada muridmurid disekolah. Nana Sudjana dan M.Sobri Sutikno dalam, http : //hipni.blogspot. com/2011/ 09/pengertian-definisi-metodepembelajaran.html pada tanggal 8 desember 2011, Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan diatas penulis menyimpulkan metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran Manfaat Metode Pembelajaran Proses pembelajaran adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam dunia pendidikan. Dalam proses pembelajaran ada beberapa faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pembelajaran itu sendiri,diantaranya adalah Metode pembelajaran. 6

2 7 Dalam dunia pendidikan di sekolah harus disadari akan pentingnya metode dan model pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran sangat bergantung pada metode-metode yang digunakan guru dalam penyampaian materi. Dalam hal ini seorang guru diharapkan mampu memilih suatu metode yang tepat untuk menyampaikan materi agar materi tersebut mudah dipahami oleh peserta didik. Peran seorang guru adalah untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang mampu membuat peserta didik aktif,kreatif,dan paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. oleh karena itu seorang guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai metode pembelajaran. Menurut Soekidjo (2003 : 59) dalam, http : //www. Google.co.id/#sclient = 1 &oq=%22manfaat+metode+pembelajaran+%22+pdf pada tanggal 8 desember 2011, dalam proses penyampaian materi pendidikan kepada sasaran pendidikan, disamping kurikulum maka metode dan alat pendidikan turut memegang peranan penting. Sebab bagaimanapun pandainya seorang pendidik dalam usahanya mengubah tingkah laku, tidak terlepas dari metode dan alat bantu pendidikan yang digunakan. Metode dan alat bantu pendidikan yang baik akan mempermudah proses belajar dan mengajar Pendekatan Inquiri Pendekatan inquiri adalah dimana siswa melakukan penemuan sendiri terhadap suatu masalah dengan bimbingan dari guru. Nana Sudjana (1989:154), pendekatan inquiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan pengembangan cara berfikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam pemecahan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan pada subyek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inquiri adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri. tugas berikutnya dari guru adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Pendekatan inquiri dalam

3 8 mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Amien (1987) dalam http : //www. Google.co.id /#scient=psy-ab&hl=id&source=hp&q= manfaat+metode+pembelajaran+ +pdf pada tanggal 8 desember 2011, mengatakan bahwa inquiri adalah suatu perluasan dari discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. tambahan dari prosese discovery, inquiri mengandung proses mental yang lebih tinngi tingkatanya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya. Piaget (Sund dan Trowbridge,1973) inquiri adalah pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri;dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi,ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain membandingkan apa yang ditemukan dan apa yang ditemukan orang lain. Menurut Moedjiono dan Moh. Dimyati (1991: ), Ahli yang menyusun model latihan inquiri adalah Ricard Suchman. Ia berpendapat bahwa tiap individu memiliki keinginan meneliti secara alamiah. Keingintahuan yang ada pada individu tidak terarah, oleh karena itu diperlukan latihan meneliti. Model latihan inquiri dirancang untuk memperbesar keberanian meneliti secara terarah. Latihan bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan disiplin berfikir dalam meneliti secara bebas. Model ini mengutamakan penguasaan proses meneliti dan kesadaran tentang pentingnya penelitian. Model latihan inquiri adalah pola belajar-mengajar yang dirancang untuk melatih siswa melakukan proses penelitian. Penelitian itu dapat terjadi bila siswa dihadapkan pada masalah yang mengandung tantangan intelektual secara bebas, terarah ke dalam kegiatan meneliti untuk memperoleh pengetahuan. Makmun (2005:233) dalam http : //skripsi-tesis-karyailmiah.blogspot.com /2012/04/implementasi-pendekatan-inquiry-sebagai.html pada 7 januari 2012, mengatakan pendekatan inquiri merupakan salah satu bentuk pendekatan yang bertumpu pada aktivitas siswa, yang pada mulanya dikembangkan oleh bruner.

4 9 Pengertian pendekatan inquiri adalah pendekatan yang ditetapkan oleh penemuan dan pencarian jawaban sendiri terhadap permasalahan yang dihadapi secara aktif, sehingga dapat mengembangkan potensi intelektual siswa dan menggunakan pola pikir kritis dan sistematis yang pada akhirnya akan mendapatkan suatu penemuan yang bener-benar bernakna dan memberikan suatu hasil yang baik untuk siswa (suryobroto,2007:89). Dari beberapa pendapat tentang pengertian pendekatan inquiri peneliti menyimpulkan pendekatan inquiri adalah kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada pesera didik, sehingga peserta didik dapat berfikir aktif dan kreatif untuk mencari jawaban sendiri terhadap masalah yang sedang dihadapi melalui percobaan-percobaan di dalam penelitian Metode Discovery Dalam proses pembelajaran seorang guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat, karena keaktifan anak dalam proses pembelajaran sanggat bergantung dengan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran tersebut. Pembelajaran IPA misalnya,pada pelajaran ini peserta didik melakukan percobaan-percobaan. Percobaan-percobaan tersebut dapat dilakukan dengan metode discovery dan metode eksperimen dimana peserta didik bisa menemukan sendiri hasil dari percobaan-percobaan tersebut. Roestiyah (2001:20) menjelaskan tentang pengertian metode discovery bahwa metode discovery adalah metode pembelajaran menggunakan teknik penemuan. Rohani (2004:39) menjelaskan bahwa,metode discovery adalah metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek disamping sebagai obyek pembelajaran. Kemudian Mulyasa (2005:110) menjelaskan bahwa metode penemuan merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Menurut SUND dalam suryobroto (1985:42) discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya : mengamati, menggolong-golongkan,membuat dugaan,menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.

5 10 Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode discovery adalah metode pembelajaran yang menggunakan teknik penemuan sendiri,selain siswa sebagai subyek tetapi juga sebagai obyek pembelajaran. Menurut suryobroto (2002:200) dalam Nilaika langkah-langkah metode discovery adalah : a. Mengidentifikasi kebutuhan siswa b. Memilih pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep yang akan dipelajari c. Memilih bahan, dan masalah d. Membantu memperjelas masalah yang akan dipelajari siswa e. Mempersiapkan alat-alat yang akan dipergunakan dalam proses penemuan f. Memeriksa pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa g. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan penemuan h. Membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan oleh siswa i. Memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses j. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa k. Memuji dan membesarkan siswa yang aktif dalam proses penemuan l. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya. Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu: a. Dapat membantu siswa mengembangkan ketrampilan dan proses kognitif siswa. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu b. Pengetahuan diperoleh dari strategi ini dan sifatnya sangat pribadi, merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh.

6 11 c. Strategi penemuan membuat siswa semakin bersemangat dalam melakukan percobaan, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan d. Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri e. Metode ini membuat siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus f. Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. g. Metode ini berpusat pada siswa, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru hanya sebagai pembimbing dalam proses penemuan yang jawaban nya belum diketahui oleh siswa sebelumnya Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:200) adalah: a. Diharuskan adanya persiapan mental dalam metode ini atau untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain b. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.

7 12 c. Harapan yang diinginkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional d. Terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikandiprrolehnya sikap dan ketrampilan. dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. e. Fasilitas yang digunakan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada f. Strategi ini mungkin tidak akan member kesempatan siswa untuk berfikir aktif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah disampaikan terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti Metode Eksperimen Moedjiono dan Moh. Dimyati (1991:77) ilmu-ilmu pengetahuan alam telah lama mengembangkan metode eksperimen dengan hasil yang memuaskan (husen,1998:128). Sebagai suatu metode pengembangan ilmu, metode eksperimen patut diterapkan di sekolah-sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan agar para siswa sekolah dasar sejak dini mengenal dan mampu melaksanakan ekspeimen sederhana. Mengingat betapa pentingnya metode eksperimen untuk mengembangkan ilmu, sudah sepantasnya guru menggunakanya dalam proses belajar-mengajar. Pemakaian metode eksperimen dalam kegiatan belajarmengajar, akan memberikan pengalaman kepada guru tentang adanya potensi yang dapat dikembangkan pada diri siswa. Untuk dapat menggunakan metode eksperimen dengan efektif, maka seorang guru harus dapat menjawab apa dan bagaimana metode eksperimen dalam kegiatan belajar-mengajar. Moedjiono dan Moh. Dimyati (1991:77) mengemukakan bahwa metode eksperimen merupakan format interaksi belajar-mengajar yang melibatkan logika induksi untuk menyimpulkan pengamatan terhapat proses dan hasil percobaan yang dilakukan. Eksperimen yang dilakukan dalam metode eksperimen dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok.

8 13 Dalam pada tanggal 7 januari 2012, eksperimen adalah suatu metode mengajar yang dilakukan murid untuk melakukan percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu. Menurut Richard Scuhman dalam Suryobroto (1985:48) langkah-langkah metode penemuan adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi kebutuhan siswa. 2. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari. 3. Seleksi bahan, dan problem/tugas-tugas. 4. Membantu memperjelas tugas/ problem yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa. 5. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan. 6. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa. 7. Member kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan. 8. Membantu siswa dengan informasi /data, jika diperklukan oleh siswa. 9. Memimpin analisa sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses. 10. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa. 11. Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan. 12. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuan. Menurut suryobroto (1985:48) metode penemuan mempunyai kebaikan dan kelemahan. 1. Kebaikan metode penemuan : a. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kogniktif siswa.

9 14 b. Pengetahuan yang diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari pengetahuan,retensi dan transfer. c. Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikanya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan. d. Metode ini member kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuanya sendiri. e. Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus. f. Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan. g. Strategi ini berpusat pada anak, misalnya member kesempatan pada mereka dan guru berprestasi sebagai sesame dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang jawaban -nya belum diketahui sebelumnya. h. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak. 2. Kelemahan metode penemuan : a. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. b. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan bentuk katakata tertentu. c. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.

10 15 d. Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan pada anak. e. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada. f. Strategi ini mungkin tidak akan member kesempatan untuk berfikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian proses-proses dibawah pembinaanya. 2.2 Hakekat Hasil Belajar Pengertian Hasil Belajar Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari materi pelajaran atau pondok pesantren dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. (Muhibbin Syah 1997:65). Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan ketrampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam http : //aaddesanjaya.blogspot.com/2011/03/ pengertian-definisi-hasil-belajar.html pada tanggal 8 januari 2012, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dari pengajar (guru) seperti yang dikemukakan oleh sudjana. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman mengajarnya (sudjana, 2004:22). Menurut, Poerwodarminto, (2001: 895) Hasil belajar adalah hasil yang harus dicapai /dilakukan. Wawan-junaidi-blogspot.com/2011/02/hasil-belajar.html pada tanggal 8 januari 2012, hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang

11 16 telah diajarkan. Menurut dimyati dan mudjiono (2006:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi/hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yang dapat diukur dengan tes tertentu. Yang diungkap dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas IV di SD N Sambongwangan 01 dan SD N Plosorejo 02 Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. 2.3 Kajian Penelitian Yang Relevan Widiyastuti (2003:75) dalam penelitian yang berjudul Eksperimentasi Pengajaran Metetatika dengan Metode Penemuan Melalui Tanya Jawab pada pokok bahasan teorema phytagoras Ditinjau dari Aktifitas Belajar Anak. Menyimpulkan bahwa (1) Ada dampak yang berarti antara metode mengajar guru terhadap prestasi hasil belajar matematika, (2) Ada dampak yang berarti antara aktifitas belajar anak terhadap prestasi belajar matematika, (3) Tidak ada dampak yang berarti antara metode mengajar guru dengan aktifitas belajar dalam mempengaruhi prestasi belajar matematika. Penelitian Ernawati (2005 :96) yang berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Discovery Melalui Media Gambar, menyimpulkan (1) Ada peningkatan motivasi anak dalam proses pembelajaran matematika. Sebelum diadakan penelitian hanya 11 anak (33,33%). Peningkatan prosentase dari putaran I dan putaran II mencapai 12,5 % dan pada akhir penelitian peningkatanya mencapai 27,75%. Ada peningkatan keaktifan anak dalam proses pembelajaran matematika. Sebelum diadakan penelitian hanya tiga anak (9,09%), peningkatan prosentase dari putaran I dan II mencapai 5,2% dan pada akhir penelitian peningkatanya mencapai 16,66%. (3) Ada peningkatan kreatifitas anak paada percobaan yang dilakukan dalam proses pembelajaran matematika. Sebelum diadakan penelitian hanya delapan anak (24,4%). Peningkatan prosentase dari putaran I dan II mencapai (16,87%) dan pada akhir penelitian peningkatanya mencapai 23,63%. (4) Ada peningkatan kemampuan

12 17 matematika anak selama proses pembelajaran matematika. Sebelun diadakan penelitian hanya tujuh anak (21,21%). Peningkatan prosentase pada putaran I dan II mencapai 13,33% dan pada akhir penelitian peningkatanya mencapai 36,05%. Minarsih, Siti. (2010) yang berjudul Efektivitas Penggunaan Metode Discovery Terhadap Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Pada Siswa Kelas IV SDN Tanggel 01 dan SDN Tanggel 02 Gugus Patimurra Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010. Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana. Menyimpulkan bahwa hasil analisis pada kelas eksperimen perhitungan menunjukan bahwa nilai T hitung sebesar dan T tabel sebesar , jadi T hitung > T tabel (43.924> ), dan nilai probabilitas (0,000<0,05) maka Ho ditolak, jadi ada perbedaan penggunaan metode discovery dengan pembelajaran tanpa menggunakan metode discovery artinya metode discovery berpengaruh dalam pembelajaran terhadap prestasi belajar IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas IV SDN Tanggel 01 dan SDN Tanggel 02 Gugus Patimura Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran Atik,KASRIYATI.(2010) yang berjudul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Melalui Latihan Berulang dan Eksperimen secara Kerja Kelompok bagi Siswa Kelas III SD Negeri Kalangrejo Kwc. Kunduran Tahun Pelajaran 2009/2010. Program Pendidikan Jarak Jauh Program Studi SI PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana. Menyimpulkan dengan menerapkan metode latihan berulang dan eksperimen secara kerja kelompok prestasi belajar IPA siswa kelas III mengalami peningkatan dari kondisi awal KKM sekolah hanya 7 siswa yang tuntas (41,17%) pada siklus I menjadi 12 siswa (70,58%) dan pada siklus II menjadi 17 siswa (100%). Pembelajaran IPA melalui latihan berulang dan eksperimen secara kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SSD N Kalangrejo Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2009/2010. Berdasarkan penelitaian-penelitian sebelumnya yang meneliti tentang upaya peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode discovery dan metode eksperimen, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

13 18 perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan inquiri dengan menggunakan metode discovery dan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini hanya sebatas untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan inquiri dengan menggunakan metode discovery dan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di SD Negeri Sambongwangan 01 dengan SD Negeri Plosorejo 02 Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. 2.4 Kerangka Pikir Kondisi awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam kondisi seimbang hasil belajarnya. Kelompok eksperimen diberi pre-test kemudian diberi pembelajaran dengan menggunakan metode discovery selanjutnya diberi post-test. Kelompok kontrol diberi pre-test kemudian melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dan diberi post-test. Membandingkan hasil belajar peserta didik antara yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode discovery dan yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pengaruh penggunaan metode discovery dengan metode eksperimen pada pelajaran IPA. Jika peserta didik yang diberi pembelajaran menggunakan metode discovery mendapatkan hasil yang baik maka metode discovery lebih efektif digunakan dalam pembelajaran IPA. Jika peserta didik yang diberi pembelajaran dengan metode eksperimen mendapat hasil yang lebih baik daripada yang menggunakan metode discovery maka metode eksperimen lebih efektif digunakan untuk pembelajaran IPA.

14 19 Kondisi Awal Kelompok Eksperimen Perlakuan dengan metode Discovery Hasil Belajar Kelompok Kontrol Perlakuan dengan metode eksperimen Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir Bagan pada gambar 2.1 merupakan gambaran mengenai kondisi awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang mempunyai kondisi hasil belajar yang sama. Kelompok eksperimen diajar menggunakan metode discovery sedangkan kelompok kontrol diajar menggunakan metode eksperimen, kemudian diadakan post-test untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari hasil post-test dapat dibandingkan adanya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah: a. Ho: Tidak ada perbedaan pengaruh yang positif dan signifikan antara pendekatan inquiri dengan menggunakan metode discovery dan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N Sambongwangan 01 dengan SD N Plosorejo 02 Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora. b. Ha: Terdapat perbedaan pengaruh yang positif dan signifikan antara pendekatan inquiri dengan menggunakan metode discovery dan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N Sambongwangan 01 dengan SD N Plosorejo 02 Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora.

15. Metode Discovery

15. Metode Discovery 15. Metode Discovery Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini: (a) Merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Inkuiri Menurut Sund, yang dikutip oleh Suryasubroto (1993), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry atau inquiry merupakan perluasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Model Guided Discovery Learning a. Pengertian Guided Discovery Learning Menurut Newhall J (dalam Eggen P, 2012, h.177) model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dari dua SD di Gugus Muhammad Syafi i yaitu SD Negeri Sambongwangan 1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian efektivitas pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian efektivitas pembelajaran BAB II KAJIAN TEORI A. Efektivitas Pembelajaran 1. Pengertian efektivitas pembelajaran Efektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) diartikan sebagai dapat membawa hasil, berhasil guna. Suatu usaha

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH Suid AB 1), M.Nasir Yusuf 2), Nurhayati 3) 1) (Dosen Program Studi Pendidikan Guru

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif mengungkapkan gagasan dan ide-ide secara individual maupun kelompok.

II. TINJAUAN PUSTAKA. aktif mengungkapkan gagasan dan ide-ide secara individual maupun kelompok. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas pembelajaran Efetivitas pembelajaran dapat dicapai apabila siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak hanya aktif mendengarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dalam Konteks Pembelajaran Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik secara umum maupun secara khusus. Penafsiran tersebut berbeda satu

Lebih terperinci

Belajar adalah perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tentang. pengertian belajar itu sendiri sudah banyak dikemukaan oleh para ahli

Belajar adalah perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tentang. pengertian belajar itu sendiri sudah banyak dikemukaan oleh para ahli 7 II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Belajar adalah perubahan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tentang pengertian belajar itu sendiri sudah banyak dikemukaan oleh para ahli psikologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Penemuan (Discovery Method) Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek dan eksperimentasi oleh siswa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakekat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perubahan Penampakan Benda Langit

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakekat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perubahan Penampakan Benda Langit 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakekat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perubahan Penampakan Benda Langit 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Belajar dalam arti luas adalah semua persentuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental II. TINJAUAN PUSTAKA A. Berpikir Kritis Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Metode Penemuan (Discovery) Penemuan (Discovery) adalah suatu metode / strategi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Metode Penemuan (Discovery) Penemuan (Discovery) adalah suatu metode / strategi yang 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Penemuan (Discovery) 1. Pengertian Metode Penemuan (Discovery) Penemuan (Discovery) adalah suatu metode / strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori

Bab II Landasan Teori Bab II Landasan Teori 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang dilakukan seseorang untuk memperolah perubahan tingkah laku

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang dilakukan seseorang untuk memperolah perubahan tingkah laku 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep belajar Menurut Daryanto (2010: 2), belajar adalah suatu proses perubahan yaitu yang dilakukan seseorang untuk memperolah perubahan tingkah laku perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendekatan Discovery Learning Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Metode Penemuan Terbimbing a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing Menurut Suryosubroto (2009 : 178) Metode Penemuan Terbimbing diartikan sebagai suatu prosedur

Lebih terperinci

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : Puji Harmisih NIM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu alam atau dalam bahasa Inggris disebut natural science atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kosong dari sebagian besar pendidikan, terutama pada akhir abad ke-19

II. TINJAUAN PUSTAKA. kosong dari sebagian besar pendidikan, terutama pada akhir abad ke-19 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Discovery Metode penemuan atau discovery telah berkembang dari berbagai gerakan pendidikan dan pemikiran yang mutakhir, salah satunya dari gerakan pendidikan progresif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sains berasal dari natural science atau science saja yang sering disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sains berasal dari natural science atau science saja yang sering disebut 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Generik Sains Sains berasal dari natural science atau science saja yang sering disebut dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sains meliputi Kimia, Biologi, Fisika, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dikemukakan oleh Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2006:443)

Lebih terperinci

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu : A. Pengertian Metode Inkuiri Inquiri berasal dari bahasa inggris inquiry, yang secara harafiah berarti penyelidikan. Piaget, dalam (E. Mulyasa, 2007 : 108) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sekolah guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sekolah guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di sekolah guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap terciptanya proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau

II. KAJIAN PUSTAKA. Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau 9 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pembelajaran Inkuiri Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Trowbridge & Bybee (1986) mengemukakan Inquiry

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Pembelajaran IPA Menurut Gagne dalam Slameto, (2010:13) memberikan dua definisi belajar, yakni: (1) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN STRATEGI PROGRAM EFFECTIVE LEARNING TEACHING (SPELT) DAN STRATEGI INQUIRI PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN STRATEGI PROGRAM EFFECTIVE LEARNING TEACHING (SPELT) DAN STRATEGI INQUIRI PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN STRATEGI PROGRAM EFFECTIVE LEARNING TEACHING (SPELT) DAN STRATEGI INQUIRI PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarki dengan penalaran yang bersifat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan langkah - langkah kerja yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri dari jenis dan desain penelitian. variabel penelitian,subjek penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satuan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk dipenuhi. Mutu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segala macam kegaitan yang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segala macam kegaitan yang dilakukan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan segala betuk kegiatan yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sardiman (2008:100) menyatakan

Lebih terperinci

Menurut Jean Piaget (dalam Ratnawulan, 2008:23) mengemukakan bahwa

Menurut Jean Piaget (dalam Ratnawulan, 2008:23) mengemukakan bahwa 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik dalam

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA SD Binti Muakhirin SD Negeri Cibuk Lor Seyegan Abstrak Artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan pendekatan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD Firosalia Kristin firosalia.kristin@gmail.com Dwi Rahayu dwi_rahayu@gmail.com Program Studi PGSD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu begitu pesat, sehingga berdampak kepada jalannya proses penerapan pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan 6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjaun Pustaka 1. Keterampilan Eksperimen Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan merancanakan percobaan merupakan kegiatan mengidenfikasi berapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan yang penting. Bahkan di era globalisasi saat ini penerapan ilmu pasti seperti IPA sangat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang mungkin menggunakan salah satu dari arti kata tersebut sesuai dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang mungkin menggunakan salah satu dari arti kata tersebut sesuai dengan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas merupakan serapan dari bahasa asing yang berasal dari kata effective yang berarti manjur, ampuh, berlaku, mujarab, berpengaruh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN 2354-614X Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu diadakan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan bergantung dari kualitas seorang guru.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) PENGARUH METODE PENEMUAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR PANCAINDRA DENGAN FUNGSINYA PADA SISWA KELAS IV SDN MRICAN KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan untuk menampilkan suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Kerjasama dalam proses pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu proses pembelajaran. Kerjasama dalam belajar

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN ISSN 5-73X PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN Ratni Sirait Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dalam belajar matematika, yang merupakan masalah bukanlah soal yang biasa dikerjakan oleh siswa atau biasa

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA oleh: Yopi Nisa Febianti, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Pada hakekat belajar diartikan sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang dialaminya sehingga terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas dan peran guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangatlah kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas,

Lebih terperinci

PENGARUH METODE DISCOVERY INQUIRY DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMIRI 04 KEBAKKRAMAT

PENGARUH METODE DISCOVERY INQUIRY DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMIRI 04 KEBAKKRAMAT PENGARUH METODE DISCOVERY INQUIRY DENGAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMIRI 04 KEBAKKRAMAT NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : RITA YUNI NURKHAYATI A 510 070 213

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Stategi Problem Solving Strategi problem solving adalah strategi yang mengajarkan kepada siswa bagaimana cara memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Hasil Belajar 2.1.1.1 Definisi Hasil Belajar Secara umum hasil adalah segala sesuatu yang diperoleh setelah melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini di buktikan dengan peringkat ranking Indonesia yang berada di urutan 69 tingkat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI METODE DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

A. Lingkungan Sekitar Sekolah sebagai Sumber Pembelajaran. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan

A. Lingkungan Sekitar Sekolah sebagai Sumber Pembelajaran. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Sekitar Sekolah sebagai Sumber Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut Depdiknas (2006: 151) Ilmu pengetahuan alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA. Hal-hal tersebut terjabar dalam penjelasan berikut. 2.1.1. Belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 1.Pengertian IPA Kata-kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam. Kata-kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar Mata Pelajaran IPS bertujuan agar siswa mampu menguasai saling keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat IPA IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu proses yang diarahkan untuk mengembangkan potensi manusia agar mempunyai dan memiliki kemampuan nyata dalam perilaku kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk

Lebih terperinci

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN METODE BERBASIS INKUIRI Lulus Yuliastuti 23 Abstrak. Pembelajaran PKn

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kunci: Metode pembelajaran Discovery learning dan prestasi belajar matematika.

ABSTRAK. Kunci: Metode pembelajaran Discovery learning dan prestasi belajar matematika. ABSTRAK Yuliana A.D, siska. 013. PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII PADA MATERI BILANGAN BULAT DI SMP NEGERI BALONG. Skripsi. Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada hakikatnya adalah perubahan prilaku yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor melalui pengalaman. Sebab itu pembelajaran haruslah berpusat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Inkuiri Discovery 1. Hakikat Metode Pembelajaran Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia karena merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidupnya. Pendidikan menjadi sarana untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Sejalan dengan itu, R. Gagne dalam Susanto (2013:1)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR. bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual

BAB II MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR. bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual 1 BAB II MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR A. Model Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan dalam segala aspek

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka

BAB II. Kajian Pustaka 5 BAB II Kajian Pustaka 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat PKn Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan bertanggung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. konstruktivis (constructivist theorist of learning). Konstruktivisme merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. konstruktivis (constructivist theorist of learning). Konstruktivisme merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Konstruktivisme Teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theorist of learning). Konstruktivisme merupakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan kegiatan pokok keseluruhan dari proses pendidikan yang dilakukan di sekolah. Keberhasilan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berlangsung di mana-mana,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO Hasrida Halimung MTsN Model Palopo Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Hasil Belajar Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada beberapa dekade sekarang ini, kegiatan pembelajaran tradisional yang didominasi pada guru (pembelajaran yang berpusat pada guru) cenderung menjadi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang begitu penting, dengan mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci