INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1978 TENTANG BADAN USAHA UNIT DESA/KOPERASI UNIT DESA ( BUUD/KUD ) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi

1 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1978 TENTANG BADAN USAHA UNIT DESA/KOPERASI UNIT DESA ( BUUD/KUD ) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan program pembangunan nasional untuk peningkatan produksi, penciptaan kesempatan kerja, dan pembagian pendapatan yang adil dan merata, perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan peranan dan tanggungjawab masyarakat pedesaan agar mampu mengurusi diri sendiri dan berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan desa atas dasar swadaya gotong-royong serta dapat memetik dan menikmati hasil pembangunan guna peningkatan taraf hidupnya. b. bahwa untuk mencapai tujuan tersebut dalam huruf a Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit desa secara terus-menerus perlu diperkokoh, diperkembangkan, dan dimampukan, sehingga BUUD/KUD tersebut benar-benar dapat menjadi wadah utama kegiatan ekonomi pedesaan yang dimiliki dan diatur oleh seluruh warga desa sendiri untuk keperluan mereka dan pembangunan pedesaan. c. bahwa untuk dapat mencapai hal-hal tersebut dalam huruf a dan b, perlu dikeluarkan Instruksi Presiden guna mengembangkan dan momperkokoh peranan BUUD/ KUD. Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 33 ayat (1) Undang-undang Dasar Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik indonesia Nomor IV/MPR/1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. 3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2832). 4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037). MENGINSTRUKSIKAN Kepada : 1. Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi. 2. Menteri Dalam Negeri. 3. Menteri Pertanian. 4. Menteri Perindustrian.

2 5. Menteri Perdagangan. 6. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. 7. Menteri Keuangan. 8. Gubernur Bank Indonesia. 9. Kepala Badan Urusan Logistik. 10. Para Gubernur Kepala Daerah. Untuk : PERTAMA : Mengembangkan dan membina Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa di seluruh wilayah Republik Indonesia, dengan menggunakan ketentuan-ketentuan seperti tercantum dalam Lampiran Instruksi Presiden ini, yakni : (1) Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi menyelenggarakan : a. pembinaan, bimbingan, organisasi dan manajemen serta pengawasan. b. bantuan hukum bagi pengembangan organisasi. c. pendidikan dan latihan bagi para manager. d. bimbingan usaha. (2) Menteri Dalam Negeri mengambil langkah-langkah yang dapat memperlancar terlaksananya Instruksi. Presiden ini. (3) Menteri Pertanian : a. memberikan bimbingan dan dorongan (motivasi) pada petani produsen agar secara bersama-sama/berkelompok melaksanakan usaha taninya secara koperatif dan mendorong agar secara aktif berpartisipasi di dalam kegiatan/usaha KUD sebagai anggota/pengurus. b. memberikan bimbingan tehnis pada unit-unit usaha tani dari KUD dalam bidang pertanian agar mampu melaksanakan usaha tani secara lebih produktif dan efisien guna meningkatkan pendapatannya. c. memberikan bahan-bahan informasi tentang perkembangan teknologi dan teknik-teknik usaha tani yang lebih menguntungkan untuk dimanfaatkan oleh unit-unit usaha dari KUD. d. memberikan pelayanan serta fasilitas untuk membantu KUD dalam mendapatkan sarana produksi ataupun perlengkapan/peralatan pertanian yang diperlukan. e. Memberikan peranan yang lebih besar kepada KUD dalam penyediaan dan penyaluran sarana produksi yang diperlukan oleh petani (pupuk, pestisida, benih, dan alat-alat pertanian) serta pemasaran hasil pertanian sesuai dengan kemampuan KUD. (4) Menteri Perindustrian memberikan pelayanan kepada KUD dalam bentuk : a. bantuan Pendidikan dan Latihan. b. bantuan survai, penelitian, dan pengembangan. c. bantuan bimbingan dan penyuluhan. d. bantuan nasehat teknis dan manajemen.

3 e. bantuan desain, percontohan, dan pengawasan Mutu. f. bantuan promosi, informasi, dan peragaan hasil industri kecil. g. bantuan lain yang dapat menunjang pengembangan KUD sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (5) Menteri Perdagangan dalam pengembangan KUD memberikan pelayanan khusus kepada KUD di dalam bidang perdagangan. (6) Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat bimbingan, penyuluhan, pendidikan, dan latihan di bidang teknis pembinaan prasarana fisik dan industri konstruksi pada umumnya yang merupakan kegiatan usaha KUD. (7) Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia mengambil langkah-langkah untuk memperlancar pengembangan usaha KUD di bidang keuangan dan perkreditan. (8) Kepala Badan Urusan Logistik secara selektif dan bertahap membantu mengembangkan kemampuan usaha KUD di dalam pengadaan dan distribusi bahan pokok. (9) Para Gubernur Kepala Daerah : a. memberikan bantuan serta perlindungan terhadap koperasi. b. memberikan petunjuk-petunjuk/saran-saran langsung atau tidak langsung kepada Kepala Kantor Koperasi dalam rangka usaha mengembangkan kemampuan Koperasi. c. memberikan bantuan kepada Koperasi yang langsung dapat dirasakan dan digunakan oleh Koperasi yang bersangkutan. KEDUA : Pola pengembangan dan pembinaan BUUD/KUD menurut Lampiran Instruksi Presiden ini sudah harus dilaksanakan di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam PELITA III. KETIGA : Dengan berlakunya Instruksi Presiden ini, maka Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1973 beserta Lampirannya dinyatakan tidak berlaku lagi, kecuali ketentuan-ketentuan tentang pemberian catur sarana yang pelaksanaannya secara bertahap disesuaikan dengan pelaksanaan pola dan pengembangan BUUD/KUD sebagaimana tercantum dalam Instruksi Presiden ini. KEEMPAT : Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 6 Pebruari 1978.

4 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd S O E H A R T O LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1978 TANGGAL 6 Pebruari 1978 BADAN USAHA UNIT DESA/KOPERASI UNIT DESA ( BUUD / KUD ) Pasal 1 Pengembangan Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa ialah untuk menumbuhkan dan meningkatkan peranan dan tanggungjawab masyarakat pedesaan agar mampu mengurusi diri sendiri secara nyata serta mampu memetik dan menikmati hasil pembangunan guna peningkatan taraf hidupnya. Pasal 2 (1) Desa-desa yang meliputi pemukiman dengan wilayah kerjanya dikelompokkan dalam kesatuan yang merupakan kesatuan ekonomi terkecil dari kerangka pembangunan pedesaan, yang merupakan satu wadah organisasi dan pengembangan bagi berbagai kegiatan ekonomi di wilayah yang bersangkutan melalui suatu badan usaha yang bentuk hukumnya koperasi, yang dinamakan Koperasi Unit Desa. (2) Pembentukan KUD dilakukan oleh warga desa sendiri yang diatur berdasarkan prosedur pembentukan dan pengesahan koperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan perkoperasian yang berlaku. (3) KUD mempunyai kelengkapan organisasi dan manajemen koperasi seperti Rapat Anggota yang memegang kekuasaan tertinggi. Badan Pemeriksa yang mengawasi kegiatan organisasi, Pengurus yang menjalankan keputusankeputusan Rapat Anggota, yang sehari-hari dilaksanakan oleh Manajer. Pasal 3

5 (1) Wilayah suatu BUUD/KUD ditentukan oleh potensi ekonomi wilayah bersangkutan, yang terdiri dari beberapa desa dalam satu Kecamatan. (2) Apabila potensi ekonomi suatu Kecamatan memungkinkannya, dalam Kecamatan tersebut dapat dibentuk lebih dari satu BUUD/KUD. (3) Penetapan wilayah BUUD/KUD diatur lebih lanjut oleh Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi bersama-sama dengan Menteri Dalam Negeri. Pasal 4 KUD sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian pedesaan memiliki fungsi-fungsi a. Perkreditan. b. Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi, barang-barang keperluan sehari-hari dan jasa-jasa lainnya. c. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi. d. Kegiatan perekonomian lainnya. Pasal 5 (1) Untuk membimbing, mendorong, mempelopori pengembangan dan membina KUD, dibentuk Badan Usaha Unit Desa beserta pengurusnya, yang anggotaanggotanya terdiri dari unsur-unsur pemuka masyarakat seperti : camat, pamong desa, guru, ulama, dan sebagainya. (2) Pengaturan tentang pengangkatan anggota pengurus BUUD dan Wewenang, tugas, serta tanggungjawabnya ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi. Pasal 6 (1) Pengurus KUD dipilih oleh dan bertanggungjawab kepada Rapat Anggota, (2) Pengurus menetapkan perumusan kebijaksanaan usaha KUD berdasarkan keputusan Rapat Anggota. Pasal 7 (1) Pelaksanaan sehari-hari kebijaksanaan usaha KUD dilaksanakan oleh manajer yang mempunyai kemampuan pengelolaan perusahaan yang mencurahkan waktu sepenuhnya pada pekerjaannya. (2) Manajer diangkat dan digaji oleh Pengurus KUD, bertanggungjawab kepada Pengurus KUD, dan dapat dibantu oleh para pelaksana/karyawan sesuai dengan kebutuhan.

6 Pasal 8 (1) Untuk dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada warga desa yang bersangkutan, KUD mendirikan sarana-sarana pelayanan di seluruh wilayahnya. (2) Tiap warga desa yang mendapatkan pelayanan dari KUD menjadi anggota KUD. (3) Untuk memperoleh dayaguna dan hasilguna sebesar-besarnya, para anggota KUD dikelompokkan berdasarkan kegiatan ekonomi di dalam kelompokkelompok usaha tani industri/kerajinan, perdagangan, dan sebagainya. (4) Anggota KUD dapat masuk dalam lebih dari satu kelompok kegiatan ekonomi. Pasal 9 (1) Untuk pelaksanaan bimbingan dan pembinaan yang terpadu, penyuluhan teknis oleh penyuluh-penyuluh lapangan dari dinas-dinas tehnis di bidang usaha tani, industri/kerajinan, pekerjaan umum dan tenaga listrik, perkreditan, dan sebagainya yang ada di wilayah BUUD/KUD, dilakukan melalui kelompokkelompok anggota seperti yang tercantum Pasal 8 ayat (3). (2) Khusus di bidang teknis perkreditan, bimbingan, dan pembinaan, termasuk pengawasan dan pemeriksaan, dilakukan oleh Bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia, yang pengaturannya lebih lanjut ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, dengan memperhatikan peraturan perurudang-undangan perkoperasian dan perbankan. Pasal 10 Petugas-petugas Kantor Direktorat Jenderal Koperasi di Kecamatan memberikan pembinaan organisasi dan pembinaan umum kepada BUUD/KUD. Pasal 11 (1) Badan-badan atau kelompok-kelompok kegiatan usaha produktif masyarakat yang ada di pedesaan disesuaikan dengan maksud dan tujuan Instruksi Presiden ini. (2) Pelaksanaan ketentuan tersebut dalam ayat (1) diatur oleh Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi bersama-sama dengan Menteri-Menteri bidang teknis Yang bersangkutan.

7 Pasal 12 Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi membina dan rnengembangkan BUUD/KUD berdasarkan pola pembinaan dan pengembangan BUUD/KUD menurut ketentuan-ketentuan yang digariskan dalam Instruksi Presiden ini.

8