PRESIDEN REPUBLIK IDONESIA

Transkripsi

1 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1979 TENTANG PROGRAM BANTUAN KREDIT KONSTRUKSI PEMBANGUNAN DAN PEMUGARAN PUSAT PERTOKOAN/PERBELANJAAN/ PERDAGANGAN DAN/ATAU PERTOKOAN PRESIDEN REPUBLIK IDONESIA Menimbang a. bahwa kegiatan perdagangan yang seimbang dengan laju pertumbuhan pembangunan perlu diciptakan, sehingga kontinuitas pengadaan dan penyaluran barang-barang di dalam negeri dapat menjamin kestabilan harga yang menunjang pelaksanaan pembangunan, maka seluruh lembaga pasar dalam bentuk atau sikap apapun perlu dibina sebaikbaiknya oleh Pemerintah ; b. bahwa eksistensi pedagang golongan ekonomi lemah pada pusat pertokoan/ perbelanjaan/ perdogangan dan/atau pertokoan perlu dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga penguasaan tempat-tempat strategis berada pada pedagang ekonomi lemah c. bahwa untuk menyediakan tempat berdagang/berusaha bagi pedagang golongan ekonomi lemah dengan harga serendah mungkin, sehingga peranan dan partisipasi pedagang golongan ekonomi lemah menjadi semakin lebih nyata, dipandang perlu untuk melakukan pembangunan dan pemugaran pusat pertokoan/parbelanjaan/perdagangan dan/atau pertokoan ; d. bahwa agar hal-hal tersebut di atas dapat terlaksana secara sebaikbaiknya, dipandang perlu untuk mengeluarkan Instruksi Presiden tentang Program Bantuan Kredit Konstruksi Pembangunan dan Pemugaran Pusat Pertokoan/Perbelanjaan/Perdagangan dan/atau Pertokoan. Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Daser 1945 ; 2. Ketetapan Majelis Permusyawanatan Rakyat Nomor IV/MPR/1978 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara ; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lenbaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037) ; 4. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1979 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1979/1980 (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3131) 5. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1979 tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun Ketiga (REPELITA III) 1979/ /84 ; 6. Keputusan Presiden Nomor 59/M Tahun 1978 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan III ;

2 7. Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1979 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ; Kepada. 1. Menteri Perdagangan dan Koperasi ; 2. Menteri Dalam Negeri ; 3. Gubenur Bank Indonesia ; Untuk : M E N G I N S T R U K S I K A N ; PERTAMA ; Menggunakan ketentuan-ketentuan seperti tercantum dalam Lampiran Instruksi Presiden ini dalam pelaksaan Pemugaran Bantuan Kredit Konstruksi Perbangunan dan Pemugaran Pusat Pertokoan/Perbelanjaan/Perdagangan dan/atau Pertokoan ; KEDUA: Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 11 Mei 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd. S O E H A R T O.

3 LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1979 TANGGAL 11 Mei 1979 PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN KREDIT KONSTRUKSI PEMBANGUNAN DAN PEMUGARAN PUSAT PERTOKOAN/PERBELANJAAN/ PERDAGANGAN DAN/ATAU PERTOKOAN BAB I UMUM Pasal 1 Yang dimaksud dalam Pedoman Pelaksanaan Instruksi Presiden ini dengan ; 1. Bantuan Kredit Konstruksi Pembangunan dan Pemugaran Pusat Pertokoan/ Perbelanjaan/ Perdagangan dan atau Pertokoan adalah bantuan kredit konstruksi kepada Pemerintah Daerah yang mengajukan permohonan untuk memperoleh kredit konstruksi untuk keperluan pembangunan dan pemugaran pusat pertokoan / perbelanjaan / perdagangan dan/atau pertokoan di daerahnya masing-masing. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten/Kotamadya dan Daerah Tingkat I Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Kredit Konstruksi adalah kredit yang diberikan oleh Bank Pelaksana (Bank Pemerintah) kepada Pemerintah Daerah setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I serta dari Menteri Dalam Negeri dengan syarat-syarat khusus. Pasal 2 Bantuan Kredit Konstruksi Pembangunan dan Pemugaran Pusat Pertokoan/ Perbelanjaan /Perdagangan dan/atau Pertokoan diberikan dengan tujuan untuk membantu Pemerintah Daerah yang memerlukannya untuk membangun dan memugar Pusat Pertokoan/Perbelanjaan/ Perdagangan dan/atau Pertokoan di daerahnya, agar pedagang golongan ekonomi lemah memiliki tempat berusaha/berdagang yang layak dengan harga serendah mungkin, sehingga benar-benar dapat dimanfaatkan dan peranan serta partisipasi pedagang golongan ekonomi lemah menjadi semakin lebih nyata. BAB II PENYEDIAAN DAN PENYALURAN DANA BANTUAN KREDIT Pasal 3 Untuk pelaksanaan Program Bantuan Kredit Konstruksi Pembangunan dan Pemugaran Pusat Pertokoan/Perbelanjaan/Perdagangan dan/atau Pertokoan

4 disediakan dana Bantuan Kredit Konstruksi oleh Bank Pemerintah sebagai Bank Pelaksana dalam batas-batas kewajaran dan kelayakan yang disesuaikan dengan kemampuan mengembalikan kredit dari Pemerintah Daerah. Pasal 4 Bank Pelaksana menyalurkan dana Bantuan Kredit Konstruksi kepada Pemerintah Daerah yang memohon dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I serta Menteri Dalam Negeri. Pasal 5 Dana Bantuan Kredit Konstrusi merupakan pinjaman kepada Pemerintah Daerah dari Bank Pelaksana dengan syarat-syarat pinjaman yang telah ditetapkan oleh Bank Pelaksana. Pasal 6 Penentuan besarnya jumlah dana Bantuan Kredit Konstruksi bagi masing-masing Pemerintah Daerah dilakukan bersama-sama oleh Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Dalam Negeri, dan Gubernur Bank Indonesia. BAB III PELAKSANAAN PINJAMAN Pasal 7 Pelaksanaan pinjaman dari Bank Pelaksana dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah setelah ada persetujuan dari Menteri Dalam Negeri untuk menerima kredit konstruksi. BAB IV KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH DAERAH Pasal 8 (1) Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I bertanggungjawab atas pembinaan, pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pembangunan dan pemugaran Pusat Pertokoan/ Perbelanjaan/ Perdagangan dan/atau Pertokoan. (2) Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dan Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I Daerah Khusus Ibukota Jakarta bertanggungjawab atas : a. perencanaan serta pelaksanaan pembangunan dan pemugaran Pusat Pertokoan/ Perbelanjaan/Perdagangan dan/atau Pertokoan ; b. penjualan ruangan toko/kios/stand kepada para pedagang/pengusaha disesuaikan dengan maksud dan tujuan Program Bantuan Kredit Konstruksi Pembangunan dan Pemugaran Pusat Pertokoan/ Perbelanjaan/Perdagangan dan/atau Pertokoan ; c. pengelolaan Pusat Pertokoan/Perbelanjaan/Perdagangan dan/atau Pertokoan yang dibangun dan dipugar dengan dana bantuan Kredit

5 Konstruksi selama harganya belum lunas termasuk hal-hal yang bernuhungan dengan pemeliharaan kebersihan dan Keamanan ; d. pembayaran kembali jumlah pinjaman kepada Bank Pelaksana sesuai dengan syarat-syarat pinjaman yaug telah ditetapkan oleh Bank Pelaksana. Pasal 9 bentuk dan konstruksi bangunan, tata Ietak dan penentuan ruang dalam Pusat Portokoan/Perbelanjaan/Perdagangan dan/atau Pertokoan yang dibangun dan dipugar, direncanakan sedemikian rupa sehingga jumlah harga untuk masingmasing tempat berusaha/berdagang dapat ditetapkan serendah mungkin, sehingga pedagang golongan ekonomi lemah dapat memiliki tempat berusaha/berdagang yang layak. Pasal 10 Pengaturan penjualan tempat-tempat berusaha/berdagang dalam Pusat-pusat Pertokoan/ Perbelanjaan/Perdagangan dan/atau Pertokoan ditetapkan sekurang-kurangnya 60% (enam puluh persen) dari jumlah tempat berdagang/berusaha untuk pedagang golongan ekonomi lemah dengan harga serendah mungkin sehingga tujuan membantu pedagang goloagan ekonomi lemah benar-benar tercapai. BAB V LAIN-LAIN Pasal 11 Penyediaan dana Bantuan Kredit Konstruksi pada Pedoman Pelaksanaan ini tidak meniadakan dan/atau mengurangi kewajiban Pemerintah Daerah untuk membangun dan memugar lembaga-lembaga perpasaran lainnya yang belum tercakup dalam Program Bantuan ini dengan ketentuan tidak dibenarkan menggunakan dana/permodalan dari pihak swasta (investor). Pasal 12 Hal-hal yang belum diatur dalam Pedoman Pelaksanaan ini akan diatur lebih lanjut baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri oleh Menteri-Menteri yang bersangkutan dan oleh Gubernur Bank Indonesia.