ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA"

Transkripsi

1 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA OLEH POPY ANGGASARI H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 2 RINGKASAN POPY ANGGASARI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia. (Dibimbing oleh SRI MULATSIH). Peningkatan pendapatan dan pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia menyebabkan semakin bertambah cepatnya permintaan pangan. Ratarata peningkatan GDP (Gross Domestic Product) Indonesia adalah sebesar 5,19 persen tiap tahunnya dan rata-rata pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 2,34 persen tiap tahunnya. Peningkatan permintaan pangan terjadi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kuantitas pangan yang diminta secara langsung akan mengalami peningkatan, sedangkan kualitas pangan yang diminta berubah dari produk-produk pangan penghasil energi menjadi produk-produk pangan penghasil protein. Melihat kandungan gizi yang dimiliki, kedelai mempunyai potensi yang besar sebagai sumber utama protein bagi masyarakat Indonesia. Permintaan kedelai relatif tinggi untuk berbagai kebutuhan domestik, seperti untuk konsumsi manusia, industri bahan olahan pangan maupun pakan ternak. Di sisi lain pertumbuhan produksi dalam negeri relatif rendah sehingga belum mampu untuk memenuhi pertumbuhan permintaan dalam negeri. Untuk memenuhi excess demand yang terjadi didalam negeri maka pemerintah melakukan impor. Indonesia memiliki ketergantungan impor kedelai yang cukup tinggi dikarenakan jumlah kedelai yang diimpor lebih banyak daripada produksi dalam negeri. Pada tahun 2006, 60 persen kebutuhan kedelai dalam negeri dipenuhi melalui impor. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia. Metode yang digunakan untuk menganalisis perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai adalah metode analisis deskriptif. Metode yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia adalah metode analisis linear berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) program eviews 4.1. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel produksi kedelai domestik, harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan dummy tarif impor sebesar 10 dan 5 persen terhadap volume impor kedelai ke Indonesia. Selama kurun waktu 1997 hingga 2006, secara umum produksi kedelai domestik cenderung mengalami penurunan dengan hasil yang relatif rendah. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh penurunan luas panen kedelai tiap tahunnya dan rendahnya nilai produktivitas. Sementara itu, pertumbuhan permintaan kedelai cukup pesat selama beberapa tahun terakhir dan relatif tinggi, terutama untuk kebutuhan konsumsi yang digunakan untuk keperluan rumah tangga dan bahan baku industri. Hal tersebut memaksa Indonesia untuk melakukan impor. Dari tahun ke tahun impor kedelai relatif tinggi, sekitar 60 persen kebutuhan dalam negeri dipenuhi dengan impor. Volume impor kedelai secara nyata dipengaruhi oleh harga kedelai

3 domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan dummy penetapan tarif impor sebesar 10 persen. Untuk meningkatkan produksi kedelai domestik agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada impor adalah melalui peningkatan luas areal panen kedelai dan peningkatan produktivitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa program, seperti mengeksplor dan membuka lahan baru yang cocok untuk ditanami kedelai, pembagian benih unggul dan penyuluhan teknis budidaya kedelai yang tepat dan sesuai. Setelah produksi kedelai domestik dapat ditingkatkan, maka pemerintah dapat mengatur besarnya tarif impor yang akan dikenakan agar harga kedelai domestik dapat dikontrol. Jika harga kedelai internasional tinggi, maka tarif impor dapat diturunkan dan jika harga kedelai internasional rendah, maka tarif impor dapat dinaikkan. Berdasarkan hasil penelitian, penetapan tarif impor sebesar 10 persen dapat mengurangi impor. Dengan ditetapkannya tarif sebesar 10 persen, harga kedelai impor akan meningkat, hal tersebut dapat memacu minat petani kedelai untuk kembali berproduksi sehingga volume impor dapat berkurang. 3

4 4 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA Oleh POPY ANGGASARI H SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

5 5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Popy Anggasari NRP : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing, Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc. Agr NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S NIP Tanggal kelulusan:

6 6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI, YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN Bogor, Agustus 2008 Popy Anggasari H

7 7 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Palembang pada tanggal 11 Desember 1986 sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Edison Rivai dan Ibu Zuhelmi. Penulis menempuh pendidikan dasar di SD TAMANSISWA I (tahun 1992 sampai tahun 1998), pendidikan menengah pertama di SLTP YKPP III Plaju (tahun 1998 sampai tahun 2001) dan pendidikan menengah atas di SMU YKPP I Plaju (tahun 2001 sampai 2004). Pada tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI di Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif sebagai anggota KOPMA dan HMI Komisariat FEM.

8 8 KATA PENGANTAR Pada kesempatan kali ini tiada kata yang paling indah untuk diucapkan selain puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada ayah dan ibu serta kedua saudaraku (Iin dan Iil) atas segala dukungan dan doa yang tidak putus-putusnya kepada penulis. Kepada Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc. Agr selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini. Kepada Ir. Idqan Fahmi, M.Ec selaku dosen penguji yang telah membirikan masukan, kritik dan ilmu yang bermanfaat dan Tony Irawan, SE, M.App.Ec selaku dosen penguji dari Komisi Pendidikan yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tata cara penulis dan tata bahasa untuk penyempurnaan skripsi ini. Kepada dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas ilmu dan bantuan yang diberikan. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman IE 41, khususnya kepada Dita, Fatin, Manda, Dyah, Dwi, Sinta, Veby, Ryan dan Wenda. Kepada temen-teman satu bimbingan, Erika, Adit dan Ulfa. Kepada teman-teman KKP dan Kostan New Arini. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Buluk atas perhatian dan motivasinya. Serta pihak-pihak yang tidak dapat diucapkan satu persatu. Akhir kata, segala sesuatu tidak akan pernah sempurna dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Agustus 2008 Popy Anggasari H

9 9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR LAMPIRAN...vii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian...6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Teori Komoditi Kedelai Teori Permintaan Teori Perdagangan Internasional Impor Tarif Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Hipotesis III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Analisis Deskriptif Analisis Regresi Berganda Asumsi-asumsi Linear Berganda...25

10 Koefisien Determinasi Pengujian Parameter Definisi Operasional IV. PERKEMBANGAN PRODUKSI, KONSUMSI DAN IMPOR KEDELAI Produksi Kedelai di Indonesia Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai di Indonesia Sistem Usahatani Kedelai Konsumsi Kedelai di Indonesia Preferensi Produsen terhadap Kedelai Impor dan Kedelai Lokal Impor Kedelai di Indonesia V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI KE INDONESIA Uji Statistik Uji Ekonometrika Uji Normalitas Interpretasi Ekonomi VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 52

11 11 DAFTAR TABEL No Halaman 1. GDP Indonesia Jumlah Penduduk Indonesia Perkembangan Konsumsi Kedelai di Indonesia Perkembangan Produksi Kedelai di Indonesia Perkembangan Impor Kedelai di Indonesia Selisih Kedelai Impor dan Produksi Kedelai Domestik Produksi Kedelai Indonesia Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Indonesia Pemakaian Kedelai di Indonesia Penggunaan Kedelai untuk Industri Volume Impor Kedelai Indonesia Negara Pengekspor Kedelai ke Indonesia Hasil Regresi...41

12 12 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Mekanisme Terjadinya Perdagangan Internasional Kurva Analisis Dampak Tarif Kerangka Pemikiran... 20

13 13 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Data yang Digunakan Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia ( ) Uji Autokorelasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia Uji Heteroskedastisitas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia Uji Multikolinearitas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia Uji Normalitas Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Kedelai Indonesia... 55

14 14 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan pendapatan dan pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia menyebabkan semakin bertambah cepatnya permintaan pangan. Gross Domestic Product (GDP) Indonesia tiap tahunnya mengalami peningkatan. GDP Indonesia pada tahun 2002 sebesar Rp ,4 milyar dan pada tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi Rp ,9 milyar. Rata-rata peningkatan GDP Indonesia adalah sebesar 5,19 persen. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 GDP Indonesia Tahun GDP (Milyar) Perubahan (%) , ,3 4, ,8 5, ,1 5, ,9 5,48 Rata-rata 5,19 Sumber: BPS, 2008 (diolah, atas dasar harga konstan tahun 2000) Jumlah penduduk Indonesia menempati urutan ke empat terbesar didunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2006, jumlah penduduk Indonesia sebesar jiwa. Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 2,34 persen tiap tahunnya. Lebih lengkapnya dapat di lihat pada Tabel 1.2.

15 15 Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Indonesia Tahun Penduduk Indonesia Perubahan (%) (jiwa) , , , ,52 Rata-rata 2,34 Sumber: BPS, 2008 (diolah) Peningkatan permintaan pangan terjadi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kuantitas pangan yang diminta secara langsung akan mengalami peningkatan, sedangkan kualitas pangan yang diminta berubah dari produkproduk pangan penghasil energi menjadi produk-produk pangan penghasil protein. Melihat kandungan gizi yang dimiliki, kedelai mempunyai potensi yang besar sebagai sumber utama protein bagi masyarakat Indonesia. Komponen kedelai terdiri dari sekitar 10 persen air, 38 persen protein, 18 persen lemak, 5 persen serat kasar, 5 persen abu, 12 persen karbohidrat larut dan 12 persen karbohidrat tidak larut (Amang, 1998). Komoditas kedelai memegang peranan penting dalam ekonomi rumah tangga petani, konsumsi pangan, kebutuhan dan perdagangan pangan nasional. Kedelai merupakan salah satu bahan baku pangan yang telah membudaya di masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa (Sudaryanto dalam Handayani, 2007). Permintaan kedelai relatif tinggi selama beberapa tahun terakhir. Permintaan tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk kebutuhan konsumsi manusia maupun untuk bahan baku berbagai industri seperti tahu,

16 16 tempe, tauco dan kecap, serta industri pakan ternak akibat berkembangnya industri perunggasan. Pada tahun 2000, konsumsi kedelai nasional sebesar 2,2 juta ton dan sebesar 1,9 juta ton pada tahun Secara lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Perkembangan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Konsumsi (Ton) Perubahan (%) , , , Sumber : Deptan, 2008 (diolah) Pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri dilakukan dengan cara produksi domestik dan impor. Produksi kedelai domestik hanya mampu memasok sekitar 30 persen dari kebutuhan nasional (Depdag, 2007). Serta dalam beberapa tahun terakhir, jumlah produksi kedelai di Indonesia relatif rendah. Produksi kedelai domestik tahun 2001 mencapai 0,8 juta ton dan tahun 2002 mengalami penurunan menjadi 0,6 juta ton atau turun sebesar 18,61 persen. Sedangkan produksi kedelai domestik pada tahun 2004 sebesar 0,7 juta ton dan tahun 2005 mencapai 0,8 juta ton atau meningkat sebesar 11,73 persen. Secara lebih jelas, dapat dilihat pada Tabel 1.4 Tabel 1.4 Perkembangan Produksi Kedelai Indonesia Tahun Produksi (Ton) Perubahan (%) , , , , ,51 Sumber : BPS, 2008 (diolah)

17 Perumusan Masalah Permintaan kedelai relatif tinggi untuk berbagai kebutuhan domestik, seperti untuk konsumsi manusia, industri bahan olahan pangan maupun pakan ternak. Agar permintaan dalam negeri dapat terpenuhi, pemenuhan kedelai dalam negeri dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan produksi domestik dan impor. Impor kedelai telah dimulai pada tahun 1928 dan 1929 berturut-turut sebanyak dan ton serta dalam tahun-tahun selanjutnya jumlah impor terus meningkat. Dengan demikian masalah penyediaan kedelai untuk mencukupi kebutuhan nasional telah timbul sejak dimulainya usaha tani subsistem dalam tahun 1920-an yang terus berlanjut hingga tahapan usaha tani semi komersil di akhir abad ke 20 (Blokhuis dan Von Libbenstein dalam Amang, 1998). Dalam beberapa tahun terakhir, untuk memenuhi excess demand yang terjadi di dalam negeri, impor dilakukan relatif tinggi dan cukup stabil. Pada tahun 2002 terjadi pergerakan yang cukup besar dibanding tahun sebelumnya yang berkisar 1,1 juta ton kg menjadi 1,3 juta ton atau meningkat sebesar 20,14 persen. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 1.5 Tabel 1.5 Perkembangan Impor Kedelai Indonesia Tahun Volume Impor (Ton) Perubahan (%) , ,70 20, ,99-12, ,78-6, ,44 1, ,51-0,38 Sumber : BPS, 2008 (diolah)

18 18 Tabel 1.6 Selisih Kedelai Impor dan Produksi Kedelai Domestik Tahun Impor (Ton) Produksi (Ton) Selisih (Ton) , , , , , , , , , , , ,51 Sumber : BPS, 2008 (diolah) Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk memenuhi permintaan kedelai dalam negeri, lebih banyak dengan melakukan impor. Hal ini berarti Indonesia memiliki ketergantungan impor kedelai yang cukup tinggi dikarenakan jumlah kedelai yang diimpor lebih banyak daripada produksi dalam negeri (Tabel 1.6). Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas mengenai: 1. Bagaimana perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai di Indonesia? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini secara umum adalah : 1. Menganalisis perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai di Indonesia. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia

19 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah : 1. Mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai di Indonesia. 2. Mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai ke Indonesia. 3. Sebagai bagian dari proses pembelajaran dan sarana untuk mendalami pengetahuan bagi penulis. 4. Bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan. 1.5.Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, kedelai yang dimaksud tidak dipisahkan jenisnya dari kedelai warna hitam, coklat, putih ataupun kuning, namun proporsi terbesar adalah kedelai kuning. Kebijakan pemerintah yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah penetapan tarif ad-valorem terhadap komoditas kedelai..

20 20 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Teori Komoditi Kedelai Sistematika tanaman kedelai adalah sebagai berikut: Familia Subfamilia Genus Species : Leguminosae : Papilionoidae : Glycine : Glycine max L Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Kedelai berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, kedelai dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Kedelai juga merupakan tanaman semak semusim, tingginya 20-60cm. Batang tanaman kacang-kacangan ini bersegi, berwarna hijau keputih-putihan. Daunnya segitiga majemuk, berbentuk bulat telur, ujung daun tumpul dan tepi daun rata. Bunganya majemuk, berbentuk tandan, berwarna ungu atau kuning keputihan. Buah kedelai berbentuk polong, seperti kacang, bertangkai pendek pipih. Buah mudanya berwarna hijau dan tuanya berwarna kuning. Tanaman ini tidak cocok ditanam pada lahan yang yang baru dibuka, karena pertumbuhannya dapat terkena racun dari kandungan alumunium terlarut. Tanaman ini banyak ditanam di sawah sehabis panen padi sebagai palawija yang dapat memperbaiki keadaan tanah.

21 21 Tanaman kedelai mempunyai dua periode tumbuh, yaitu periode vegetatif dan periode produktif. Tanaman kedelai tumbuh subur di daerah tropis, pada tempat terbuka dan tidak terlindung oleh tanaman liar, karena kedelai menghendaki hawa yang cukup panas. Kadar keasaman tanah yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman kedelai pada ph 5,0-7,0. Tanah dengan ph yang lebih besar dari 7,0 akan mengakibatkan klorosis, yaitu tanaman akan menjadi kerdil dan daunnya menguning. Pada tanah dengan ph kurang dari 5,0 akan mengakibatkan keracunan pada tanaman kedelai. Tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian m diatas permukaan laut dengan suhu optimal antara 25-27ºC dan rata-rata curah hujan tidak kurang dari 2000mm per tahun. Tanaman ini membutuhkan penyinaran yang penuh, minimal 10 jam perhari dengan kelembaban rata-rata 65 persen. Pertumbuhan kedelai optimal diperoleh pada penanaman musim kering, asalkan kelembaban tanah cukup terjamin. Tanaman kedelai ini sangat responsif terhadap pupuk, terutama pada tanah yang miskin unsur hara. Kedelai memerlukan pospat dalam jumlah banyak untuk merangsang perkembangan akar agar tanaman tahan terhadap kekeringan, mempercepat masa panen dan meningkatkan kandungan gizi kedelai. Di Indonesia, saat ini kedelai banyak ditanam di dataran rendah yang tidak banyak mengandung air, seperti di pesisir Utara Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Utara (Gorontalo), Lampung, Sumatera Selatan dan Bali (BPPP dalam Yuwanita, 2006)..

22 Teori Permintaan Ada tiga hal penting dalam konsep permintaan. Pertama, jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan (desired). Kedua, apa yang diinginkan tidak merupakan harapan kosong, tetapi merupakan permintaan efektif, artinya merupakan jumlah dimana orang bersedia membeli pada harga yang mereka harus bayar untuk komoditi itu. Ketiga, kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian yang kontinyu (Lipsey, 1995). Variabel-variabel yang mempengaruhi jumlah permintaan suatu komoditi antara lain: 1. Harga komoditi itu sendiri Berdasarkan hipotesis ekonomi dasar, bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif, dengan faktor lain tetap sama. Dengan kata lain, semakin rendah harga suatu komoditi maka jumlah yang akan diminta untuk komoditi itu akan semakin besar, dan semakin tinggi harga, semakin rendah jumlah yang diminta. 2. Rata-rata pendapatan rumah tangga Jika rumah tangga menerima rata-rata pendapatan yang lebih besar, maka mereka dapat diperkirakan akan membeli lebih banyak suatu komoditi, walaupun harga komoditi itu tetap sama. Kenaikan pendapatan rata-rata rumah tangga akan menggeser kurva permintaan kekanan yang menunjukkan peningkatan permintaan komoditi tersebut pada setiap tingkat harga yang mungkin. 3. Harga-harga lainnya Kenaikan harga barang substitusi komoditi tertentu akan menggeser kurva permintaan kekanan yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk komoditi

23 23 tersebut, lebih banyak yang akan dibeli pada setiap tingkat harga. Penurunan harga suatu komoditi komplementer akan menggeser kurva permintaan ke kanan yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk komoditi tersebut, lebih banyak yang akan dibeli pada setiap tingkat harga. 4. Selera Selera berpengaruh besar terhadap keinginan orang untuk membeli. Perubahan selera bisa berubah sangat lama atau sangat cepat. Perubahan selera terhadap suatu komoditi akan menggeser kurva permintaan kekanan yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk komoditi tersebut, lebih banyak yang akan dibeli pada tiap tingkat harga. 5. Distribusi pedapatan Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menggeser kurva permintaan kekanan yang menunjukkan peningkatan permintaan untuk komoditi yang dibeli oleh mereka yang memperoleh tambahan pendapatan tersebut. Dan akan menggeser kurva permintaan kekiri yang menunjukkan penurunan permintaan untuk komoditi yang dibeli oleh mereka yang berkurang pendapatannya. 6. Jumlah penduduk Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan kekanan yang menunjukkan peningkatan permintaan, lebih banyak komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga Teori Perdagangan Internasional Berdasarkan teori keunggulan absolut Adam Smith, perdagangan internasional hanya dapat terjadi pada negara yang memiliki keunggulan absolut.

24 24 Jika suatu negara lebih efisien daripada negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi, namun kurang efisien dibanding negara lain dalam memproduksi komoditi lainnya, maka kedua negara tersebut dapat memperoleh keuntungan dengan cara masing-masing melakukan spesialisasi dalam memproduksi komoditi yang memiliki keunggulan absolut dan menukarkannya dengan komoditi lain yang memiliki kerugian absolut. Melalui proses ini, sumber daya di kedua negara digunakan dalam cara yang paling efisien. Namun berdasarkan teori keunggulan komparatif David Ricardo, meskipun sebuah negara kurang efisien dibanding negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, masih terdapat keunggulan komparatif dalam melakukan perdagangan internasional. Apabila suatu negara tersebut melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak produktif (Salvatore, 1997). Salvatore (1997) merumuskan model sederhana terjadinya perdagangan internasional sebagai berikut: Sebelum terjadinya perdagangan internasional harga relatif komoditi X di negara A adalah sebesar P a, sedangkan harga relatif komoditi X dinegara B adalah P b. Pada harga-harga tersebut, baik dinegara A maupun negara B, terjadi keseimbangan produksi dan konsumsi. Setelah terjadi perdagangan internasional, harga relatif komoditi X akan terletak diantara P a dan P b jika kedua negara tersebut memiliki kekuatan ekonomi yang cukup besar. Jika harga yang berlaku di atas P a, maka negara A akan memproduksi komoditi X lebih banyak daripada tingkat permintaan (konsumsi) domestiknya.

25 25 Akibatnya, penawaran meningkat menjadi Q²A dan permintaan menurun menjadi Q¹A sehingga terjadi kelebihan penawaran sebesar Q¹AQ²A. Kelebihan penawaran tersebut selanjutnya akan diekspor ke negara B. Di lain pihak, jika harga yang berlaku lebih kecil dari P b maka negara B akan mengalami peningkatan permintaan sehingga tingkatnya lebih tinggi dari produksi domestiknya. Akibatnya, permintaan di negara B meningkat menjadi Q²B dan penawarannya turun menjadi Q¹B. Dengan demikian, terjadi kelebihan permintaan dinegara B sebesar Q¹BQ²B. Hal ini akan mendorong negara B untuk mengimpor kekurangan kebutuhannya atas komoditi X dari negara A. P P P S Ekspor S P e P b S P a Impor D D Q 1 A Q e A Q 2 A D Q Q e Q Q 1 B Q e B Q 2 B Q Negara A (pengekspor) Pasar Internasional Negara B (pengimpor) Gambar 2.1 Mekanisme Terjadinya Perdagangan Internasional Sumber: Salvatore, 1997

26 Impor Permintaan impor suatu negara merupakan selisih konsumsi domestik dikurangi produksi domestik dan dikurangi stok pada akhir tahun lalu. Secara matematik, impor dapat digambarkan sebagai berikut (Purwanti dalam Purnamasari, 2006): Mt = C t Q t S t (2.1) Dimana: M t C t Q t S t-1 = jumlah impor pada tahun ke-t = jumlah konsumsi domestik pada tahun ke-t = jumlah produksi domestik pada tahun ke-t = sisa stok pada tahun ke-t Selain faktor-faktor domestik di atas, fungsi impor suatu negara juga dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar negeri, yaitu nilai tukar atau exchange rate (ER t ) dan harga impor (P igt ). Dengan demikian, secara teoritis fungsi impor komoditas pertanian suatu negara dapat ditulis: Mt = f (Q t, C t, S t-1, ER t, P igt ) (2.2) Tarif Perdagangan internasional dapat memaksimalkan output dunia dan keuntungan bagi setiap negara yang terlibat didalamnya. Namun, hampir setiap negara masih menerapkan berbagai bentuk hambatan terhadap berlangsungnya perdagangan internasional. Bentuk hambatan perdagangan yang menonjol adalah tarif. Tarif adalah pajak atau cukai yang dikenakan untuk suatu komoditi yang diperdagangkan lintas batas teritorial dan digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintah.

27 27 Ditinjau dari aspek asal komoditi, ada dua macam tarif, yaitu tarif impor dan tarif ekspor. Tarif impor adalah pajak yang dikenakan untuk setiap komoditi yang diimpor dari negara lain dan tarif ekspor adalah pajak untuk suatu komoditi yang diekspor. Apabila ditinjau dari mekanisme penghitungannya, ada beberapa jenis tarif, yaitu tarif spesifik, tarif ad-valorem dan tarif gabungan. Tarif spesifik adalah tarif yang dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor (misalnya saja, pungutan Rp untuk setiap ton kedelai). Tarif ad-valorem adalah pajak yang dikenakan berdasarkan angka persentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor (misalnya, Indonesia memungut tarif 10 persen atas total nilai impor kedelai). Dan yang terakhir, tarif gabungan adalah gabungan dari tarif spesifik dan tarif ad-valorem, disamping mengenakan pungutan dalam jumlah tertentu, juga memungut sekian persen lagi. Analisis keseimbangan parsial merupakan instrumen analitis yang paling sesuai untuk mempelajari kasus pemberlakuan tarif oleh sebuah negara kecil, yaitu negara yang memiliki kemampuan yang terbatas sehingga tidak mampu mempengaruhi harga dunia dan menerima harga-harga yang berlaku di pasar internasional. Dampak yang ditimbulkan oleh pemberlakuan tarif terhadap keseimbangan parsial adalah sebagai berikut (Salvatore,1997):

28 28 P Sx P 0 P 2 P 1 O G E F A B C D Q 1 Q 2 Q 0 Q 3 Q 4 Dx Q Gambar 2.2 Kurva Analisis Dampak Tarif Sumber: Salvatore, 1997 Pada gambar di atas, Dx adalah kurva permintaan dan Sx adalah kurva penawaran disuatu negara. Apabila negara tersebut tertutup, yaitu tidak mempunyai hubungan dengan negara lain, posisi keseimbangan berada pada titik G, dengan konsumsi sebesar Q 0 dan harga sebesar Po. Jika negara tersebut mengadakan hubungan perdagangan internasional, harga akan berada di P 1, produksi domestik berada di OQ 1 dan konsumsi OQ 4, sehingga dibutuhkan impor sebesar Q 1 Q 4. Apabila negara tersebut memberlakukan tarif terhadap impor, maka harga akan meningkat menjadi P 2, konsumsi akan berkurang dari OQ 4 menjadi OQ 3, produksi dalam negeri akan meningkat dari OQ 1 menjadi OQ 2, sehingga impor akan berkurang menjadi Q 2 Q 3. Dengan dikenakannya tarif terhadap impor, pemerintah mendapat penerimaan sebesar BCEF, produsen mendapat surplus sebesar P 1 P 2 AE, sedangkan kerugian konsumen (Dead Weight Loss) akibat tarif adalah sebesar ABE dan CDF.

29 29 Dengan demikian, dampak dari adanya tarif akan menguntungkan produsen dan pemerintah, namun merugikan konsumen Penelitian Terdahulu Tidar Hadipurnomo (2000) dalam tesisnya yang berjudul Dampak Kebijakan Produksi dan Perdagangan terhadap Penawaran dan Permintaan Kedelai, meneliti tentang: 1. respon luas areal, produktivitas, impor, permintaan dan harga kedelai, 2. mengevaluasi dan meramal dampak kebijakan produksi dan perdagangan terhadap perilaku penawaran dan permintaan, 3. mengevaluasi dan meramal dampak kebijakan produksi dan pendapatan terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen. Penelitian tersebut menggunakan data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1969 sampai Model ekonometrik yang dirumuskan merupakan suatu sistem persamaan simultan dan semua persamaan struktural dalam model adalah overidentified. Metode pendugaan yang digunakan adalah Two Stage Least Square (2SLS). Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa respon luas areal panen lebih besar daripada respon produktivitas terhadap perubahan harga produsen, harga benih, harga pupuk, upah tenaga kerja dan harga pestisida. Baik luas areal panen maupun produktivitas bersifat responsif terhadap intensifikasi produksi. Impor hanya responsif dalam jangka panjang terhadap tarif impor, tetapi kurang responsif baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek terhadap harga pedagang besar, harga impor, niali tukar rupiah, GNP dan dalam jangka pendek

30 30 terhadap tarif impor. Permintaan kedelai untuk industri tahu, tempe dan kacang kurang responsif terhadap harga pedagang besar, harga kedelai impor, harga output dan upah tenaga kerja, kecuali permintaan kedelai untuk industri kecap responsif terhadap harga pedagang besar dalam jangka panjang. Kebutuhan produksi berdampak lebih besar pada perubahan luas areal panen, produktivitas, dan produksi terutama di wilayah potensial luar Pulau Jawa daripada di Pulau Jawa. Sedangkan kebijakan perdagangan berdampak pada perubahan volume impor, harga impor dan permintaan kedelai untuk industri kecap. Penghapusan subsidi pupuk atau subsidi benih dan kombinasi keduanya berdampak pada penurunan kesejahteraan petani (produsen kedelai) dan industri (konsumen kedelai). Penerapan intensifikasi produksi dan peningkatan harga dasar berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani dan industri. Peningkatan kuota impor berdampak pada peningkatan kesejahteraan industri, tetapi menurunkan kesejahteraan petani. Sebaliknya penetapan tarif impor berdampak pada penurunan kesejahteraan industri, tetapi meningkatkan kesejahteraan petani. Penghapusan tarif impor berdampak pada peningkatan kesejahteraan industri, tetapi menurunkan kesejahteraan petani, yang dapat diantisipasi dengan mengkombinasi penghapusan tarif impor dengan peningkatan harga dasar. Perubahan faktor ekonomi eksternal yaitu depresiasi Rupiah berdampak pada penurunan kesejahteraan petani dan industri. Demikian pula halnya dengan kombinasi peningkatan GNP dan upah industri berdampak pada penurunan kesejahteraan petani dan industri, kecuali kesejahteraan industri kecap.

31 31 Purnamasari (2006) dalam penelitiannya mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan impor kedelai di Indonesia. Penelitiannya menggunakan data sekunder dalam bentuk time series (data deret waktu) dengan periode waktu 30 tahun yaitu dari tahun 1975 sampai Dalam metode penelitian, model analisis data yang digunakan adalah persamaan simultan. Masing-masing persamaan penelitian ini diduga dengan menggunakan metode Two-Stage Least Square (2SLS). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah impor kedelai dipengaruhi secara nyata oleh harga kedelai internasional, jumlah populasi, jumlah produksi kedelai dan jumlah konsumsi kedelai. Jumlah impor kedelai responsif terhadap perubahan jumlah produksi dan konsumsi kedelai baik jangka pendek maupun jangka panjang. Surifanni (2004) dalam penelitiannya mengenai permintaan impor kedelai Indonesia dari Amerika Serikat dan aliran impor kedelai ke Indonesia. Penelitiannya menggunakan data sekunder dalam bentuk data time series dari tahun 1983 sampai 2002 dan data cross section tahun 2001, dengan menggunakan Model Permintaan Impor yang diestimasi dengan teknik Kuadrat Terkecil Biasa (OLS/ Ordinary Least Square). Pada model permintaan impor kedelai Indonesia dari Amerika Serikat, peubah yang berpengaruh nyata adalah harga impor dan nilai tukar. Sementara sisanya yaitu lag volume impor, pendapatan per kapita, penggunaan oleh industri, harga kedelai domestik dan kebijakan kredit ekspor GSM 102 tidak berpengaruh nyata terhadap model.

32 Kerangka Pemikiran Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein, yang digunakan untuk membuat bermacam-macam produk makanan, seperti tahu, tempe dan kecap. Kedelai juga merupakan bahan baku industri makanan ternak. Namun produksi kedelai domestik relatif rendah sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri. Excess demand yang terjadi dapat diatasi dengan mengimpor kedelai dari luar negeri. Oleh sebab itu, untuk mengatasi permasalahan yang terjadi maka diperlukan suatu upaya untuk mengetahui perkembangan produksi, konsumsi dan impor kedelai di Indonesia selama beberapa tahun terakhir dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi volume impor kedelai di Indonesia. Adapun kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.3.

33 33 Permintaan Kedelai di Indonesia Impor Produksi dalam negeri Faktor-faktor yang mempengaruhi impor kedelai - Produksi domestik - Harga kedelai domestik - Harga kedelai luar negeri - Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika - Dummy tarif impor 10 persen - Dummy tarif impor 5 persen Analisis data Hasil penelitian Kesimpulan dan saran Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

34 Hipotesis Dalam penelitian ini, hipotesis sementara yang digunakan dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi impor kedelai adalah: 1. Faktor produksi kedelai domestik mempunyai hubungan yang negatif terhadap volume impor kedelai. Kenaikan produksi akan menyebabkan penurunan volume impor kedelai. 2. Faktor harga kedelai domestik mempunyai hubungan yang positif terhadap volume impor kedelai. Kenaikan harga kedelai domestik akan menurunkan permintaan kedelai domestik sehingga menyebabkan peningkatan impor kedelai. 3. Faktor harga kedelai luar negeri mempunyai hubungan yang negatif terhadap volume impor kedelai. Kenaikan harga luar negeri akan menyebabkan penurunan volume impor kedelai. 4. Faktor nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika mempunyai hubungan yang negatif terhadap volume impor kedelai. Depresiasi Rupiah terhadap Dollar Amerika menyebabkan harga kedelai domestik lebih kompetitif dibanding dengan harga kedelai impor, sehingga menurunkan insentif untuk mengimpor kedelai. 5. Dummy tarif impor sebesar 10 persen mempunyai hubungan yang negatif terhadap volume impor kedelai. Penetapan tarif impor akan menyebabkan penurunan volume impor kedelai. 6. Dummy tarif impor sebesar 5 persen mempunyai hubungan yang negatif terhadap volume impor kedelai. Penetapan tarif impor akan menyebabkan penurunan volume impor kedelai.

35 35 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk time series (deret waktu) dengan periode waktu 21 tahun, yaitu dari tahun 1986 sampai tahun Data yang dikumpulkan berupa data volume beserta nilai impor kedelai, produksi kedelai domestik, harga kedelai domestik dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian dan instansi terkait lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini serta penelitian-penelitian terdahulu yang terkait. Referensi studi kepustakaan melalui jurnal, artikel, perpustakaan LSI- Institut Pertanian Bogor dan internet yang masih relevan dengan penelitian ini Metode Analisis Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu cara analisis langsung melalui penyajian tabel dan grafik dengan memanfaatkan data yang tersedia seperti persentase, rata-rata, dan ukuran statistik lainnya. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran umum tentang produksi, konsumsi serta perkembangan impor kedelai Indonesia selama beberapa tahun terakhir dan hasil olahan faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai ke Indonesia, seperti produksi domestik, harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dummy tarif impor sebesar 10 dan 5 persen selama periode 1986 sampai 2006.

36 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi merupakan studi dalam menjelaskan dan mengevaluasi hubungan antara suatu variabel bebas (independent variable) dengan satu variabel tak bebas (dependent variable) dengan tujuan untuk mengestimasi atau meramalkan nilai variabel tak bebas didasarkan pada nilai variabel bebas yang diketahui (Gujarati, 1999). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda dapat digunakan untuk melihat pengaruh beberapa variabel bebas terhadap satu variabel tak bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel produksi kedelai domestik, harga kedelai domestik, harga kedelai luar negeri, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan dummy tarif impor sebesar 10 dan 5 persen terhadap volume impor kedelai ke Indonesia. Metode ini digunakan karena terdapat data yang memiliki variabel yang banyak (multivariate) untuk mengukur karakteristik faktor-faktor yang mempengaruhi impor kedelai ke Indonesia termasuk variabel dummy yang dimasukkan dalam mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor kedelai Indonesia. Untuk menyatakan kuat tidaknya hubungan linier antara variabel bebas dan variabel tak bebas dapat diukur dari koefisisen korelasi (coefficient correlation) atau R, dan untuk melihat besarnya sumbangan (pengaruh) dari variabel bebas terhadap perubahan variabel tak bebas dapat dilihat dari koefisisen determinasi (coefficient of determination) atau R 2.

37 37 Variabel boneka (dummy) adalah variabel yang menjelaskan ada atau tidak adanya kualitas dengan membentuk variabel buatan yang mengambil nilai 1 atau 0. (Gujarati, 1999). Pengaruh variabel bebas terhadap volume impor kedelai dapat diketahui dari persamaan regresi berikut : Y i = â o + â 1 X 1i + â 2 X 2i + â 3 X 3i + â 4 X 4i + â 5 DT 1i + â 6 DT 2i Keterangan: Y i X 1i X 2i X 3i X 4i DT 1i = volume impor kedelai ( juta ton) = produksi kedelai domestik (juta ton) = harga kedelai domestik (Rp/ton) = harga kedelai luar negeri (US$/ton) = nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika (Rp/USD) = 1 untuk kondisi saat tarif impor ditetapkan sebesar 10 persen = 0 untuk kondisi saat tarif impor ditetapkan selain 10 persen dan saat tarif impor tidak ditetapkan DT 2i = 1 untuk kondisi saat tarif impor ditetapkan sebesar 5 persen = 0 untuk kondisi saat tarif impor ditetapkan selain 5 persen dan saat tarif impor tidak ditetapkan Parameter yang digunakan dalam model diatas dapat ditaksir dengan metode Ordinary Least Squares (OLS), dengan syarat asumsi-asumsi model regresi linear berganda ini terpenuhi (Gujarati, 1999).

38 Asumsi-Asumsi Regresi Linear Berganda Penggunaan metode kuadrat terkecil biasa (OLS) dapat dilakukan apabila asumsi regresi linear klasik terpenuhi. Beberapa asumsi yang yang harus dipenuhi oleh persamaan regresi linear berganda ini adalah sebagai berikut: 1. Normalitas, regresi linear klasik mengasumsikan bahwa tiap εi mengikuti distribusi normal 2 ε ~ N(0, σ ). i 2. Non autokorelasi antar sisaan, berarti cov ( ε, ε ) ( i j = 0, dimana i j 3. Homoskedastisitas, var ( ε i ) = σ 2 untuk setiap i, i = 1,2,,n yang artinya varians dari semua sisaan adalah konstan atau homoskedastik. 4. Tidak terjadi multikolinearitas, yang artinya tidak terdapat hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan model regresi. Untuk mengetahui apakah model persamaan yang digunakan sudah memenuhi asumsi-asumsi regresi tersebut maka perlu dilakukan pemeriksaan pada masing-masing asumsi. Pemeriksaan asumsi regresi linear klasik dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pemeriksaan asumsi kenormalan sisaan Pemeriksaan kenormalan sisaan bertujuan untuk melihat distribusi sisaan ( ε i ). Pemeriksaan kenormalan sisaan dilakukan dengan memeriksa apakah error term mendekati distribusi normal. Uji ini perlu dilakukan jika jumlah sampel yang digunakan kurang dari 30 (n < 30). Hipotesisi pengujiannya adalah : H 0 : α = 0, error term terdistribusi normal H 1 : α 0, error term tidak terdistribusi normal

39 39 Wilayah kritis penolakan H 0 adalah Jarque Bera (J-B) > X 2 df-2 atau probabilitas (p_value) < α, sedangkan daerah penerimaan adalah Jarque Bera (J-B) < X 2 df-2 atau probabilitas (p_value) > α. Jika H 0 ditolak maka disimpulkan error term tidak terdistribusi normal, sedangkan jika H 0 diterima maka disimpulkan bahwa error term terdistribusi normal. 2. Pemeriksaan asumsi non autokorelasi Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi sisaan yang satu ( ε i ) dengan sisaan lainnya ( ε j ). Biasanya autokorelasi sering terjadi pada data time series. Penyebab utama terjadinya autokorelasi adalah ada variabel penting yang tidak digunakan dalam model. Pendeteksian autokorelasi dapat dilakukan dengan melihat probabilitas Obs*R-squared dengan menggunakan statistik Breusch-Godfrey Serial Correlation LM. Hipotesis dalam uji ini adalah : H 0 : ρ = 0, tidak terdapat auto korelasi H 1 : ρ 0, terdapat autokorelasi Wilayah kritik penolakan H 0 adalah probabilitas Obs*R-squared < α sedangkan wilayah penerimaan H 0 adalah probabilitas Obs*R-squared >α. Jika H 0 ditolak maka terjadi auto korelasi (positif atau negatif) dalam model. Sebaliknya jika H 0 diterima maka tidak ada auto korelasi dalam model. 3. Pendeteksian asumsi homoskedastisitas Artinya pada nilai variabel bebas berapapun variannya konstan. Jika variannya berbeda-beda atau bervariasi, berarti terjadi heteroskedastisitas. Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dengan menguji White Heteroscedasity atau Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH). Hipotesis yang diuji adalah :

40 40 H 0 : γ = 0, tidak terdapat heteroskedastisitas H 1 : γ 0, terdapat heteroskedastisitas Wilayah kritik penolakan H 0 adalah probabilitas Obs*R-squared <α, sedangkan wilayah penerimaan H 0 adalah probabilitas Obs*R-squared >α. Jika H 0 ditolak maka varians dari error term untuk setiap pengamatan berbeda untuk setiap variabel bebas, sebaliknya jika H 0 diterima maka varians dari error term untuk setiap pengamatan sama untuk seluruh variabel bebas. 4. Pendeteksian asumsi non multikolinearitas Multikolinearitas adalah terjadinya hubungan linier yang sempurna atau pasti antara peubah-peubah bebas. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat koefisien korelasi antar variabel bebas (independent variable) yang terdapat pada matriks korelasi. Jika terdapat koefisien korelasi yang lebih besar dari 0.8 maka terdapat gejala multikolinearitas (Gujarati, 1999). Gujarati (1999) menyatakan bahwa apabila asumsi-asumsi regresi klasik tersebut terpenuhi menjadikan teknik analisis dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (OLS) menghasilkan penaksir tak bias linier terbaik (BLUE/ Best Linear Unbiased Estimator) Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan besaran yang lazim digunakan untuk mengukur kelayakan model (lack of fit test). Koefisien determinasi ini dikenal dengan besaran R 2. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui proporsi varians variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-

41 41 sama atau secara verbal R 2 mengukur proporsi (bagian) atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi (Gujarati, 1999). R 2 diperoleh dengan rumus : R 2 = = ESS TSS dengan ESS = variasi Y yang dapat dijelaskan oleh garis regresi (Explained Sum of Squares) TSS = keseluruhan variasi Y dari nilai rata-ratanya (Total Sum of Squares) R 2 terletak antara 0 dan 1.Jika R 2 = 1, berarti suatu kecocokan sempurna. Jika R 2 = 0, berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dan variabel bebas. Semakin besar nilai R 2 maka model semakin baik untuk digunakan. Jika regresi terdiri atas variabel bebas yang lebih dari dua, maka sebaiknya digunakan R 2 yang disesuaikan yang diperoleh dari :` 2 R a = 1 (1 R 2 ) ()Τϕ n 1 /Φ Τφ Τµ () ()Τϕ n k 1/Φ Τφ Τµ dengan k = banyaknya parameter penduga dalam model n = banyaknya percobaan Pengujian Parameter Pengujian penduga parameter memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat keberartian penduga parameter yang digunakan melalui pengujian hipotesis. Jika hipotesis ditolak maka dapat disimpulkan bahwa penduga parameter tersebut signifikan atau berarti.

42 42 1. Uji-F Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara keseluruhan. Pengujian Hipotesis : H 0 : β β =... = β 0, dengan k adalah peubah bebas 1 = 2 k = H 1 : minimal ada β 0 dengan i = 0,1,2,... i Statistik uji yang digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut :

43 43 2. Uji t Uji t dilakukan untuk apakah variabel bebas yang terdapat dalam model secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. Hipotesisnya adalah : H 0 : β = 0 (tidak ada pengaruh dari peubah Xi terhadap Y) i H a : β 0 (ada pengaruh dari peubah X i terhadap Y) i Statistik uji yang digunakan diformulasikan sebagai berikut : bi t hit= S b ) ( i Dimana : b i adalah koefisien regresi ke-i S(b i ) adalah standar error dari koefisien regresi ke-i. Keputusan yang diambil adalah : t t α, maka H 0 diterima hit / 2( n k 1) t α, maka H 0 ditolak hit > t / 2( n k 1) Keputusan yang diharapkan adalah tolak H 0 yang berarti ada pengaruh nyata variabel-variabel bebas secara individu terhadap variabel tidak bebas pada tingkat kepercayaan (1-α ) persen. Dalam eviews, selain menggunakan uji t untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara individu juga dapat dilihat dengan mempergunakan nilai probabilitasnya. Ada beberapa keunggulan menggunakan nilai probabilitas, antara lain: informasi yang diberikan lebih detail, lebih praktis karena tidak perlu melihat t tabel dan dapat mengetahui tingkat signifikansi variabel pada level tertentu.

44 Definisi Operasional 1. Volume impor kedelai Indonesia adalah jumlah seluruh kedelai impor yang tercatat oleh BPS, tidak termasuk impor illegal dan dinyatakan dalam satuan juta ton. 2. Produksi kedelai Indonesia adalah jumlah total produksi kedelai di Indonesia yang dinyatakan dalam satuan juta ton. 3. Harga kedelai domestik merupakan harga kedelai riil domestik yang dinyatakan dalam satuan Rupiah per ton. 4. Harga kedelai luar negeri adalah harga kedelai riil luar negeri yang merupakan harga CIF (Cost, Insurance and Freight), yaitu hasil bagi antara nilai dengan volume impor setelah dideflasi (2000=100) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dinyatakan dalam satuan US$ per ton. 5. Nilai tukar mata uang adalah perbandingan suatu mata uang terhadap mata uang negara lain yang dinyatakan dalam satuan Rupiah per US$. 6. Tarif impor kedelai adalah tarif yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap kedelai, yakni tarif ad-valorem sebesar 10 dan 5 persen.

45 45 IV. PERKEMBANGAN PRODUKSI, KONSUMSI DAN IMPOR KEDELAI 4.1. Produksi Kedelai di Indonesia Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Kedelai di Indonesia Produksi kedelai Indonesia selama periode 1997 hingga 2006 secara umum relatif rendah dan mengalami penurunan rata-rata sebesar 5,54 persen. Berdasarkan Tabel 4.1 produksi kedelai domestik pada tahun 1997 adalah sebesar ton, pada tahun 1998 menjadi ton atau turun sebesar 3,78 persen. Penurunan terbesar terjadi pada tahun Dibanding dengan produksi kedelai tahun 1999 yaitu sebesar ton, produksi kedelai tahun 2000 mengalami penurunan sebesar ton atau turun sekitar 26,41 persen menjadi sebesar ton. Tabel 4.1 Produksi Kedelai Indonesia Tahun Produksi (Ton) Perubahan (%) , , , , , , , , ,51 Rata-rata -5,54 Sumber : BPS, 2008 (diolah) Produksi kedelai di Indonesia yang cenderung turun tiap tahunnya ini disebabkan oleh penurunan luas panen kedelai. Luas panen kedelai pada tahun 1997 adalah ha dan pada tahun 2006 mengalami penurunan yang sangat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME IMPOR KEDELAI INDONESIA OLEH POPY ANGGASARI H14104040 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series dari tahun 1995 sampai tahun 2009. Data yang digunakan dalam model

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi dari

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT OLEH ERIKA H14104023 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan perbedaan objek dalam penelitian. Ini membantu penulis

Lebih terperinci

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA

PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA PROYEKSI PERMINTAAN KEDELAI DI KOTA SURAKARTA Tria Rosana Dewi dan Irma Wardani Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta Email : triardewi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Permintaan Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode tertentu (Pappas & Hirschey

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Ekses Likuiditas dan empat variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas ini mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Sampel, Sumber Data dan Pengumpulan Data Penelitian kali ini akan mempergunakan pendekatan teori dan penelitian secara empiris. Teori-teori yang dipergunakan diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

31 Universitas Indonesia

31 Universitas Indonesia BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Setelah memperhatikan karakteristik permintaan kedelai di Indonesia pada bab terdahulu maka sekarang tiba saatnya untuk memodelkan faktor faktor yang mempengaruhi permintaan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 34 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi harga komoditas kakao dunia tidak ditentukan. Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di provinsi Jawa Timur dengan menggunakan data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur. B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA)

ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) ANALISIS PERKEMBANGAN PASAR TENAGA KERJA INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DKI JAKARTA) DITA FIDIANI H14104050 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder 42 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang mempunyai sifat runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian 28 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah minimum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengangguran terhadap tingkat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan data sekunder. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder sehingga metode pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup ekspor mebel di Kota Surakarta, dengan mengambil studi kasus di Surakarta dalam periode tahun 1990-2014. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan 29 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa data panel, yaitu data yang terdiri dari dua bagian : (1)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder dalam runtun waktu (time Series) yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Dan yang menjadi objek penelitian adalah pengusaha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode 1993-2013 kurun waktu

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terbentuk dalam runtun waktu (time series) dan jurnal-jurnal ilmiah tentang upah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 73 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan Indonesia yang terjadi

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan rentang waktu dari tahun 2001 2012. Tipe data yang digunakan adalah data runtut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar 87 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar internasional berupa data time series periode 1988-007. Dalam penelitian ini variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito (3 Bulan) Dan Kredit Macet (NPL) Terhadap Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time 44 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time series periode 2001-2012 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang diperoleh dari beberapa lembaga dan instansi pemerintah,

Lebih terperinci

Bab IV. Metode dan Model Penelitian

Bab IV. Metode dan Model Penelitian Bab IV Metode dan Model Penelitian 4.1 Spesifikasi Model Sesuai dengan tinjauan literatur, hal yang akan diteliti adalah pengaruh real exchange rate, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Jepang,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi 48 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi karet di Indonesia periode 1990-2006. Adapun variabelnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Produksi Secara Umum Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukan) dipergunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005:01 2012:12 yang diperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, yang bertempat di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Dan waktu penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN 1993-2013 JURNAL PUBLIKASI OLEH : Nama : Futikha Kautsariyatun Rahmi Nomor Mahasiswa : 12313269 Jurusan : Ilmu Ekonomi FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang 52 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H14102011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang kemiskinan ini hanya terbatas pada kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam menganalisis

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Klasifikasi Metode Dependensi dan Interdependensi Analisis Multivariat

Gambar 2.1 Klasifikasi Metode Dependensi dan Interdependensi Analisis Multivariat Bab Landasan Teori.1 Analisis Multivariat Analisis statistik multivariat merupakan metode dalam melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variable secara bersamaan. Dengan menggunakan teknik analisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang didapat dari Bank Indonesia dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2000-2011. Data sekunder tersebut bersumber dari Lampung dalam Angka (BPS), Badan Penanaman Modal Daerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, dimana data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat 49 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data publikasi Bank Indonesia berupa Statistik Ekonomi Moneter, Laporan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. resmi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. resmi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berbentuk time series, yang merupakan data bulanan dari tahun 005 sampai 008, terdiri dari

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA Oleh : RIKA PURNAMASARI A14302053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Data tersebut didapat dari beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2001-2012.Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, dan Dinas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat.

I PENDAHULUAN. [3 Desember 2009] 1 Konsumsi Tempe dan Tahu akan Membuat Massa Lebih Sehat dan Kuat. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan strategis di Indonesia. Arti strategis tersebut salah satunya terlihat dari banyaknya kedelai yang diolah menjadi berbagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari www.bps.go.id dan www.bi.go.id. Data yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana konsumsi agregat masyarakat adalah sebagai variabel

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun 2000-2013 yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Konsentrasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8

METODE PENELITIAN. Setiabudi 8 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan berdasarkan data series bulan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur,

BAB III METODELOGI PENELTIAN. Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, BAB III METODELOGI PENELTIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah atau 33 provinsi yang ada di Indonesia, meliputi : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode 38 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Analisis Deskripsi Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari 46 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainya. Dari satu periode ke periode lainnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan

BAB III METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah ekspor industri tekstil dan produk tekstil. Fokus yang akan diteliti adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci